Meningkatkan Minat Belajar PKn Materi Hak Asasi Manusia Menggunakan Model Pembelajaran Talking Stick Pada Siswa Kelas X.A SMA Negeri 11 Banjarmasin. Skripsi Oleh : Noryana Dosen Pembimbing I : Prof. Dr. H. Wahyu, M.S Dosen Pembimbing II : H. Dian Agus Ruchliyadi, M.Pd
ABSTRACT Noryana, 2013. Increasing Interest in Studying Materials Human Rights Defence Using the Learning Model of the Talking Stick in Students of Class X. A SMA Negeri 11 Banjarmasin. Thesis Citizenship of Education Study Program, Department of Social Sciences FKIP University of Lambung Mangkurat Banjarmasin. Counselors (I) Wahyu, Counselors (II) Dian Agus Ruchliyadi. Key words: model the Talking Stick, interest in learning Citizenship of Education. Based on the observations of researchers in the of students of class X. A SMA Negeri 11 Banjarmasin in learning Citizenship of Education is still low, which have an impact on the achievement of learning outcomes of students who did not. It can be proven from data the value of learning achievement of students of class X. A SMA Negeri 11 Banjarmasin on the matter of human rights only reached an average of 6.0 under ketuntasan learning 7.5 as the set curriculum. Direction of researchers are : (1) to enhance the learning interest of students and student learning response by using the model of the Talking Stick, (2) to researchers are class from cycle to cycle. Data collection techniques observation, and using test student. Based on the observations of researchers are : (1) Using the learning model of the Talking Stick in students Studying materials human rights Defence interest in learning Citizenship of Education from cycle I and cycle II increase from 45% to 87,5% (2) activity of students in KBM from cycle from cycle I to cycle II took place decrease of 6.7% to 0.7%, and the activity of the teacher from cycle to cycle I II increase from 2.2 to 3.9 (3) results of response/perception of students toward learning presented the teacher pointed out that students liked and
highly motivated with the model of the Talking Stick, this can be seen from the students ' enthusiasm in following a study carried out by the teacher. With an increase in student learning activities with student learning outcomes, the researcher recommends that the application learning model not only in Civic Education learning, but also on other subjects. Learning and innovation it should continue to be made by teachers in order to improve the increasing interest in studying I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dalam pelaksanaan pembelajaran PKn di kelas X.A SMA Negeri 11 Banjarmasin, metode yang digunakan guru saat mengajar masih didominasi dengan ceramah, dimana guru menjelaskan materi pelajaran kepada siswa. Sehingga suasana kelas terfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, siswa kurang dilibatkan secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Akibatnya proses belajar mengajar cenderung membosankan dan berdampak pada minat dan hasil belajar siswa yang rendah Nilai rata-rata ulangan harian yang dicapai siswa kelas X.A di SMA Negeri 11 Banjarmasin yaitu 7,5 hanya 11 siswa atau 25,75% yang dapat tuntas sesuai ketuntasan minimal, 29 siswa atau 74,25% yang belum dapat tuntas sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM). Hal ini belum mencapai KKM yang telah ditetapkan dan belum tuntas secara klasikal minimal 85 %. Kriteria ketuntasan minimum (KKM) sekolah ini untuk mata pelajaran PKn bernilai 75. Ini membuktikan bahwa nilai mata pelajaran PKn di SMA Negeri 11 Banjarmasin ini masih ada di bawah standar.
II. KAJIAN PUSTAKA 1. Minat a. Pengertian minat Menurut Dewa Ketut Supardi (1994:61), “minat merupakan suatu kesukaan, gambaran atau kesenangan akan sesuatu. Di dalam suatu infentori minat akan mengidentifikasikan preferensi anda terhadap orang, benda atau aktivitas lainnya. b. Cara Menentukan Minat Seseorang Menurut Dewa Ketut Sukardi (1994:64) cara menentukan minat seseorang yaitu: 1)
Minat yang diekspresikan (Expresed interest) Seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata tertentu. Misalnya, seseorang mengatakan bahwa dia tertarik dengan pembelajaran PKN.
2)
Minat yang diwujudkan (Manifest interest) Seseorang dapat mengekspresikanminat bukan melalui kata-kata tetapi melalui tindakan atau perbuatan, ikut serta berperan aktif dalam suatu aktivitas tertentu.
3)
Minat yang diinventarisasikan (Inventoried interest) Seseorang dalam menilai minatnya dapat diukur dengan menjawab terhadap sejumlah pertanyaan tertentu atau urutan pilihannya untuk kelompok aktivitas tertentu.
c.
Unsur-unsur Minat Seseorang dikatakan berminat terhadap sesuatu bila individu itu memiliki beberapa unsur antara lain: (Sukardi, 1994: 65) 1) Perhatian Seseorang dikatakan berminat apabila individu disertai adanya perhatian, yaitu kretifitas jiwa yang tinggi yang sematamata tertuju pada suatu objek. Jadi seseorang yang berminat terhadap sesuatu objek yang pasti perhatiannya akan memusat terhadap sesuatu obyek tersebut. 2) Kesenangan Perasaan senang terhadap sesuatu obyek baik orang atau benda akan menimbulkan minat pada diri seseorang. Orang merasa tertarik kemudian pada gilirannya timbul keinginan yang dikehendaki agar obyek tersebut menjadi miliknya. Dengan demikian
individu
yang
bersangkutan
berusaha
untuk
mempertahankan obyek tersebut. 3) Ketertarikan Ketertarikan yang dimaksud adalah dorongan yang terarah pada tujuan yang dikehendaki oleh akal pikiran. Dorongan ini akan melahirkan timbulnya suatu perhatian terhadap suatu obyek. Sehingga dengan demikian akan memunculkan minat individu yang bersangkutan.
d.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Menurut Totok Santoso (2006:18) faktor yang mempengaruhi tumbuh kembangnya minat adalah: 1) Motivasi dan Cita-cita Adanya cita-cita dan dukungan oleh motivasi yang kuat dalam diri seseorang maka akan dapat membesarkan minat orang itu terhadap suatu obyeknya. 2) Sikap Terhadap Suatu Obyek Sikap senang terhadap suatu obyek dapat membesarkan minat seseorang terhadap obyek tersebut. 3) Keluarga Keadaan keluarga terutama keadaan sosial ekonomi dan pendidikan keluarga dapat mempengaruhi minat seseorang terhadap obyek tersebut. 4) Fasilitas Tersedianya fasilitas yang mendukung akan menjadikan minat seseorang terhadap suatu obyek lebih besar. 5) Teman pergaulan Teman pergaulan yang mendukung misalnya diajak kompromi terhadap suatu hal yang menarik perhatiannya maka teman tersebut dapat lebih meningkatkan minatnya, tetapi teman
yang tidak mendukung mungkin akan menurunkan minat seseorang. 2. Model Pembelajaran Talking Stick
Talking stick termasuk salah satu model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini dilakukan dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari
materi
pokoknya.
Selain
untuk
melatih
berbicara,
pembelajaran ini akan menciptakan suasana yang menyenangkan dan membuat siswa aktif.
III.
METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SMA Negeri 11 Banjarmasin. SMA Negeri 11 Banjarmasin terletak di Jalan AMD Sei Andai No.8, Kelurahan Sei Andai, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin, Telp. (0511) 4314626. 2. Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah siswa kelas X.A yang berjumlah 40 orang terdiri dari 17 orang laki-laki dan 23 orang perempuan. 3. Waktu Penelitian Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan observasi awal pada bulan Oktober 2011.
Setelah dosen pembimbing
memberikan persetujuan, peneliti meminta surat ijin penelitian dari universitas yang ditujukan kepada kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin dan Sekolah SMA Negeri 11 Banjarmasin, dengan demikian peneliti melanjutkan penelitian, dan dilakukan pada bulan November dari tanggal 16 Oktober sampai dengan 17 Desember 2012. B. Prosedur Penelitian Penelitian ini menggunakan rencana Penilitian Tindakan Kelas yang terdiri dari dua siklus atau lebih. Masing-masing siklus mempunyai tahapantahapan, yaitu: (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan tindakan (acting), (3) pengamatan (observasi), (4) refleksi (reflecting). Diagram siklus spiral ditunjukan pada Gambar 3.1 berikut : Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan Gambar 3.1 : Spiral Penelitian Tindakan Kelas (Menurut Suharsimi, 1999) 1.
Persiapan Tindakan Dalam persiapan tindakan, peneliti bersama dengan guru bidang studi merancang persiapan pelaksanaan tindakan yang akan diterapkan dalam setiap siklus. Persiapan ini meliputi: a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
b. Menyiapkan alat bantu mengajar. c. Menyusun intrumen penelitian (soal tes, lembar observasi, dan angket). d. Menetapkan waktu pelaksanaan tindakan kelas sebagai berikut : 1) Siklus I pertemuan I pada hari Jum’at tanggal 02 November 2012 dan pertemuan II pada hari Jum’at tanggal 09 November 2012. 2) Siklus II pertemuan I pada hari Jum’at tanggal 23 November 2012 dan pertemuan II pada hari Jum’at tanggal 30 November 2012. e. Menetapkan pihak pelaksana tindakan dan observer sebagai berikut: 1) Noor Baytie, S.H (Pengajar/Pelaksana) 2) Noryana (Peneliti/Observer I) 3) Muhammad Taus’a, S.Pd (Observer II) 2. Pelaksanaan Tindakan a. Tindakan Siklus I Yaitu dilaksanakan pembelajaran tentang materi Hak Asasi Manusia kegiatan pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Talking Stick. b. Tindakan Siklus II Siklus II merupakan tindak lanjut dari siklus I dengan memperhatikan hasil observasi, hasil diskusi dengan pengajar selaku pelaksana tindakan serta prestasi belajar siswa yang dilihat dari ketuntasan belajar siswa secara individu maupun klasikal. Apabila
minat belajar siswa sudah memenuhi atau mencapai indikator keberhasilan dari penelitian maka siklus III tidak dilaksanakan 3. Pemantauan dan Evaluasi Pada tahap ini dilakukan observasi sebagai upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Hal ini dilakukan dengan menggunakan lembar observasi aktifitas siswa dan guru dalam proses belajar mengajar. 4. Analisis dan Refleksi Tahap ini merupakan tahapan untuk memproses data yang didapat pada saat dilakukan pengamatan. Refleksi juga merupakan upaya untuk mengkaji apa yang telah dihasilkan atau yang belum berhasil dituntaskan dengan pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan. Hasil yang telah diperoleh pada tahap pengamatan dikumpulkan dan dianalisis. Dari hasil tersebut guru akan merefleksikan diri dengan melihat data hasil observasi apakah kegiatan yang dilakukan sudah dapat meningkatkan prestasi belajar siswa untuk materi yang telah disajikan. Berdasarkan hasil observasi dari observer dan hasil evaluasi di akhir siklus maka akan dijadikan pertimbangan memasuki siklus berikutnya. C. Data dan Cara Pengumpulannya Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah:
1. Tes Teknik ini dilakukan dengan memberikan tes hasil belajar kepada siswa sebagai evaluasi disetiap awal dan akhir siklus. 2. Observasi Teknik ini digunakan untuk memperoleh data mengenai aktivitas siswa dalam belajar dan aktivitas pembelajaran guru selaku pelaksana tindakan dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Talking Stick dan dilaksanakan oleh pengamat atau observer. 3. Angket Teknik ini digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran PKn dengan menggunakan Model Pembelajaran Talking Stick. 4. Dokumentasi Teknik ini dilaksanakan untuk mengumpulkan data dalam pelaksanaan pembelajaran PKn dengan Model Pembelajaran Talking Stick. D. Analisis Data dan Interprestasi Data 1. Analisis data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Penilaian hasil belajar siswa Untuk memberikan penilaian hasil belajar siswa digunakan rumus dari Setiawati (2001) yaitu dengan rumus:
skor perolehan 100 skor maksimal
N
b. Perhitungan persentase minat belajar dan respon siswa Pada perhitungan persentase minat belajar dan respon siswa digunakan rumus persentase dari Sudijono (2003) yaitu: P
f 100 % N
2. Interprestasi Data a. Data pembelajaran guru, diambil melalui observasi tahapan-tahapan mengajar di kelas sesuai rencana pembelajaran yang telah ditetapkan b. Data aktivitas siswa, diambil melalui observasi kegiatan siswa. c. Data hasil belajar siswa diperoleh dari hasil tes pada awal dan akhir proses pembelajaran.
E.
Indikator Keberhasilan 1. Indikator Aktivitas Siswa. Indikator yang dijadikan ukuran yang seharusnya tidak dilakukan siswa selama pembelajaran berlangsung yaitu dengan menggunakan batas maksimal 5. 2. Indikator pembelajaran Guru. Indikator yang dijadikan ukuran untuk aktivitas guru adalah berupa ukuran kualifikasi seperti pada tabel di bawah ini: Tabel 3.1 Kualifikasi Observasi Guru Skor 1 2 3 4 5
Kualifikasi Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi
3. Hasil belajar Ukuran yang dijadikan indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah apabila ketuntasan individu ≥ 75, dan secara klasikal minimal 85%. IV.
HASIL PENELITIAN A. Hasil Siklus I Berdasarkan data nilai pretest dan post test dan hasil observasi aktivitas siswa dan guru pada materi Hak Asasi Manusia dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick masih banyak terdapat masalah-masalah yang ditemui guru, sebagai acuan refleksi diri untuk perbaikan pada siklus ke II. Semua permasalahan tersebut dapat diidentifikasikan berikut : 1. Hasil observasi terhadap kegiatan pembelajaran guru yang telah direncanakan masih belum efektif. Hal ini terlihat dari adanya tahapan-tahapan yang masih belum dilaksanakan dengan baik, misalnya tahapan pembelajaran yang bersifat tidak menggunakan media secara efektif dan efesien, masih belum menggunakan bahasa lisan dan tulisan secara baik dan benar. Sehingga dalam menyampaikan materi guru terlalu monoton dan terlalu fokus untuk menghabiskan materi yang diajarkan, sehingga proses pembelajaran tidak begitu dapat menarik minat dan perhatian siswa. Guru diharapkan lebih menvariasikan cara mengajarnya, dan lebih memerhatikan situasi dan kondisi kelas, khususnya yang
menyangkut dengan aktifitas siswa. Misalnya dengan cara menegurnya, ataupun memberikan pertanyaan kepada siswa yang kurang memperhatikan pelajaran. 2. Hasil observasi aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung dapat direfleksikan sebagai berikut : a. Siswa yang melamun atau tidak fokus pada pelajaran masih tinggi, hal ini berarti minat siswa untuk belajar masih kurang. b. Siswa yang melakukan pekerjaan lain pada saat pembelajaran berlangsung juga masih terlihat banyak, hal ini berarti siswa kurang atau bahkan tidak memperhatikan penjelasan yang disampaikan guru di depan kelas. 3. Penilaian hasil belajar melalui post test dengan Talking Stick pada sebelumnya dilakukan pretest sebesar 67,25 setelah dilaksanakan pembelajaran lalu kemudian diberikan post test naik menjadi 71,86 yang berarti pada kegiatan pretest data persentasi ketuntasan secara klasikal 32,5% lalu diberikan pembelajaran dengan Talking Stick naik menjadi 45% pada kegiatan post test, hal ini masih berada di bawah ketuntasan minimal sekitar 30%. B. Hasil Siklus II 1. Hasil observasi terhadap kegiatan pembelajaran guru yang telah direncanakan berjalan baik dan sesuai dengan tahapan-tahapan mengajar.
2. Hasil observasi aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung terjadi perubahan secara signifikan, siswa terlihat lebih antusias dalam belajar. 3. Penilaian hasil belajar melalui postest dengan Talking Stick pada sebelumnya dilakukan pretest sebesar 74 setelah dilaksanakan pembelajaran lalu kemudian diberikan post test naik menjadi 77,88 yang berarti pada kegiatan pretest data persentasi ketuntasan secara klasikal 72,5% lalu diberikan pembelajaran dengan Talking Stick naik menjadi 87,5% pada kegiatan post test. Dari hasil refleksi pada aktivitas pembelajaran guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa dari pretes dan postest yang dilakukan pada siklus II ini maka telah diketahui bahwa guru telah berhasil mengunakan model pembelajaran Talking Stick dalam proses pembelajaran PKn dan aktivitas belajar siswa sudak aktif dan siswa telah mempunyai minat untuk belajar. Maka peneliti sepakat bahwa penerapan pembelajaran Talking Stick ini sudah dapat meningkatkan minat belajar siswa, dengan rata-rata 87,5% dari 40 siswa. V.
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Minat
belajar
siswa
dengan
menggunakan
model
pembelajaran Talking Stick. Pada hasil pelaksanaan tindakan kelas menggunakan model pembelajaran Talking Stick selama dua siklus di kelas X.A dapat
diketahui bahwa selama proses pembelajaran berlangsung terjadi adanya perubahan dalam proses pembelajaran, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa ini dapat dilihat dari perubahan yang terjadi bahwa untuk mendapatkan hasil yang maksimal membutuhkan waktu dan beberapa kali pelaksanaan tindakan kelas sehingga menghasilkan perubahan yang berarti. Menurut Sudjana (1996), hasil belajar siswa bisa berasal dari siswa, guru, minat dan motivasi siswa, kinerja guru, sarana dan prasarana yang memadai, serta adanya kesesuaian antara kemampuan siswa dengan cara penyajian materi sehingga materi pelajaran mudah untuk dipahami siswa. Oleh karena itu, guru dituntut untuk selalu mengadakan inovasi dan berkreasi dalam melaksanakan pembelajaran sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa lebih memuaskan. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan maka pantaslah jika kelas X.A dikatakan hasil belajar siswa berhasil dalam
pembelajaran
tentang
Hak
Asasi
Manusia
dengan
menggunakan model pembelajaran Talking Stick, karena terlihat adanya peningkatan seperti dalam hal dimana siswa lebih aktif. Selain itu dengan melaksanakan penerapan model pembelajaran Talking Stick, juga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa hal ini dilihat pada setiap siklusnya dimana terjadi peningkatan hasil belajar dari siklus pertama dengan ketuntasan minimal yang
dicapai 45% meningkat pada siklus terakhir menjadi 87,5%, hal ini terbukti adanya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Sebaliknya kegiatan pembelajaran dinyatakan berhasil jika setiap siswa telah mencapai nilai 75 ke atas.Berdasarkan perolehan data hasil pembelajaran diatas, maka dapat dibuat grafik sebagai berikut: Gambar 5.1 Grafik Hasil Belajar Siswa Persentasi ketuntasan belajar 100%
87,5%
80% 72,5%
60% 45% 40%
32,5%
20% 0% Siklus I
Pretest Post test
Siklus II
Hasil Belajar
(Sumber: diolah berdasarkan data lapangan) Menurut
Liang Gie (1995), bahwa penerapan model
pembelajaran dapat terlaksana dengan baik jika: a. Minat untuk mengikuti kegiatan belajar ditumbuhkan kepada peserta didik disertai adanya perhatian. b. Motivasi yang kuat dalam diri seseorang, maka akan dapat membesarkan minat orang itu terhadap suatu obyek. Jadi,
model
pembelajaran
meningkatkan minat belajar siswa.
Talking
Stick
dapat
2. Respon siswa dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick Pada akhir pembelajaran siklus II dilakukan tanggapan balik siswa akan kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dalam bentuk
angket
sebagi
respon
terhadap
penerapan
model
pembelajaran Talking Stick. Hasil perhitungan dari jawaban angket diketahui bahwa 95,5% menyatakan model pembelajaran Talking Stick sesuai untuk diterapkan dalam pembelajaran PKn. Menurut Muhibbin Syah (2005), model Talking Stick dapat mejadikan siswa lebih aktif, lebih berani berbicara didepan kelas, rangsangan
untuk
mengingat
pelajaran
lebih,
memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapatnya, sehingga guru dapat lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa. Dari hasil penelitian tindakan kelas, alasan siswa antara lain selama ini guru menyampaikan materi pelajaran hanya dengan menggunakan media papan tulis sehingga cenderung merasa bosan. Untuk itu siswa memberikan respon agar sebaiknya guru agar lebih kreatif dan inovatif, sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi pelajaran yang disajikan oleh guru dengan menggunakan model pembelajaran.
VI.
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Penerapan model pembelajaran Talking Stick dapat meningkatkan minat belajar siswa. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada pencapaian ketuntasan klasikal minimal pada siklus I dengan persentasi 45% dan siklus ke II 87,5%. 2. Respon siswa terhadap pembelajaran Pkn dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick termasuk dalam kualifikasi baik. perhitungan
dari
jawaban
angket
diketahui
bahwa
95,5%
menyatakan model pembelajaran Talking Stick sesuai untuk diterapkan dalam pembelajaran PKn. B. Saran 1. Hendaknya para guru mta pelajaran PKn khususnya dan guru pada umumnya dapat menggunakan model pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran, karena agar tidak menimbulkan kebosanan bagi siswa, sehingga dapat meningkatkan minat belajar siswa dan siswa dapat memperoleh hasil belajar yang memuaskan. 2. Perlu dlakukan kajian yang lebih mendalam tentatng pengembangan model pembelajaran agar didapat hasil yang lebih baik.
Daftar Pustaka
Andrian, Rahmad, 2010. Penerapan model Pembelajaran Talking Stick untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Amuntai. Banjarmasin: skripsi (Tidak dipublikasikan). Arikunto, Suharsimi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. hhtp://.garduguru.blogspot.com, diakses : 23-10-2011 / 10:05 http://bugishq.blogspot.com/2008/07/media-pembelajaran-.html, diakses : 23-102011 / 10:25 http://franciscusti.blogspot.com/2008/06/pembelajaran-merupakan-proses.html, diakses : 23-10-2011 / 10:30 http://lintasberita.com/Lifestyle/Pendidikan/definisi-pendidikankewarganegaraan-pkn, diakses : 23-10-2011 / 10:45 Muhibbinsyah. 2005. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Nur dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Unesa Univercity Press. Rusmilawati, 2009. Keefektifan Implementasi Model Pembelajaran Talking Stick terhadap Minat Belajar Matematika Materi Pokok Kubus dan Balok pada Siswa Kelas VIII Semester II SMP Negeri 5 Pelaihari. Banjarmasin: skripsi (Tidak dipublikasikan). Santoso. 2006. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta, Jakarta. Sardiman, A.M. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. RajaGrafindo. Sudjana, 1986. Cara Belajar Siswa Aktif Dalam proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo. Sukardi, Dewa. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta : Jakarta
Suyitno. 2004. Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Semarang: FMIPA UNNES. Wahyu, et.al, 2011. Pendoman Penulisan Karya Ilmiah
Program Studi
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) Program Sarjana (S1). Banjarmasin: Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN)FKIP Unlam. Wiriatmadja, Drs. 2007. Pengembangan Model Pembelajaran yang Efektif. Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.