PENINGKATAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN PERPADUAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE DAN TALKING STICK PADA SISWA KELAS VIII
Umi Nuriyatun Khasanah Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email:
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan kemandirian belajar matematika menggunakan perpaduan model pembelajaran Think-Talk-Write dan Talking Stick pada siswa kelas VIII-I semester II SMP N 1 Prembun tahun pelajaran 2013/2014 sejumlah 32 siswa. Instrumen penelitian berupa lembar observasi kemandirian belajar siswa dan soal tes berupa tes uraian. Teknis analisis data yang dilakukan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemandirian belajar matematika menggunakan perpaduan model pembelajaran Think-Talk-Write dan Talking Stick pada siswa kelas VIII-I SMP Negeri 1 Prembun tahun pelajaran 2013/2014.
Kata kunci: kemandirian belajar, Think-Talk-Write , Talking Stick PENDAHULUAN Mutu pendidikan sangat erat hubungannya dengan mutu siswa, karena siswa merupakan titik pusat proses pembelajaran. Oleh Karena itu, dalam meningkatkan mutu pendidikan harus diikuti dengan peningkatan mutu siswa. Peningkatan mutu siswa dapat dilihat pada tingginya tingkat prestasi belajar siswa, sedangkan tingginya tingkat prestasi belajar siswa salah satunya dipengaruhi oleh kemandirian belajar siswa itu sendiri. Oleh karena itu dibutuhkan kemandirian siswa dalam belajar baik sendiri maupun bersama teman-temannya untuk mengembangkan potensinya masing-masing dalam belajar matematika. Dari hasil wawancara dengan guru matematika SMP Negeri 1 Prembun menunjukkan bahwa SMP N 1 Prembun mengalami masalah yaitu rendahnya hasil belajar matematika siswa, khususnya siswa kelas VIII-I. Hasil ujian tengah semester 2, tahun pelajaran 2013/2014 yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM)
Ekuivalen: Peningkatan Kemandirian Belajar Matematika Menggunakan Perpaduan Model Pembelajaran Think-Talk-Write dan Talking Stick Pada siswa kelas VIII
57
sebanyak 19 siswa atau sebanyak 59,4%. dan yang mencapai KKM sebanyak 13 siswa atau 40,6%. Berdasarkan hasil observasi, kurangnya kemandirian siswa juga ditemukan pada kelas VIII-I SMP N 1 Prembun. Hal ini ditunjukkan bahwa dalam pembelajaran matematika siswa kelas
VIII-I siswa tidak memiliki inisiatif maju ke depan kelas
mengerjakan soal tanpa ditunjuk terlebih dahulu oleh guru. Hal ini tampak ketika ada seorang siswa kurang tepat dalam mengerjakan soal di depan kelas, siswa lain tidak berani menyampaikan tanggapan atau ide yang berbeda dan hanya menunggu guru menjelaskan jawaban yang tepat. Siswa tidak berusaha mempelajari materi dari sumber lain selain penjelasan guru. Jika guru tidak meminta siswa untuk membuka dan membaca sumber belajar seperti buku dan LKS, siswa tidak memiliki inisiatif untuk membaca dan mempelajarinya. Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa kemandirian belajar matematika siswa di SMP N 1 Prembun khususnya kelas VIII-I masih kurang. Model pembelajaran yang diimplementasikan oleh guru selama ini juga kurang dapat mendukung peningkatan kemandirian belajar siswa. Perpaduan model pembelajaran Think-Talk-Write dan Talking Stick dapat menjadi salah satu alternatif dalam pengembangan kemandirian belajar. “Belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh motif untuk menguasai sesuatu kompetensi dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang telah dimiliki” (Mudjiman, Haris, 2011:1). Aspek - Aspek kemandirian belajar menurut Song dan Hill (2007: 31) yaitu: 1) atribut pribadi merupakan aspek yang berkenaan dengan motivasi dari pebelajar, penggunaan sumber belajar dan penggunaan strategi belajar, 2) proses merupakan aspek yang berkenaan dengan otonomi proses pembelajaran yang dilakukan oleh pebelajar meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran, 3) konteks pembelajaran adalah faktor lingkungan dan bagaimana faktor tersebut mempengaruhi tingkat kemandirian pebelajar. Alur kemajuan perpaduan model TTW dan Talking Stick dimulai dari keterlibatan siswa dalam berfikir melalui
proses
membaca
masalah,
selanjutnya
berbicara
yaitu
bagaimana
mengkomunikasikan hasil pemikirannya dalam presentasi atau diskusi dan membagi ide dengan temannya kemudian membuat catatan sendiri dari hasil presentasi. Siswa yang mendapatkan tongkat tersebut harus menjawab pertanyaan dari guru. Setiap
58
Ekuivalen: Peningkatan Kemandirian Belajar Matematika Menggunakan Perpaduan Model Pembelajaran Think-Talk-Write dan Talking Stick Pada siswa kelas VIII
siswa dituntut mampu menyampaikan pendapatnya dan bisa mempertanggungjawabkan pendapatnya sehingga diharapkan dapat meningkatkan kemandirian belajar matematika siswa. Hal yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah: “ kemandirian belajar matematika siswa masih rendah dan masih bergantung pada guru, siswa juga tidak berinisiatif mempelajari materi yang akan diajarkan sehingga kesulitan dalam mengikuti pelajaran yang mengakibatkan hasil belajar siswa kurang maksimal”. Berdasarkan latar belakang dan permasalahan tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan kemandirian belajar matematika menggunakan perpaduan model pembelajaran Think-Talk-Write dan Talking Stick pada siswa kelas VIII-I semester II SMP N 1 Prembun tahun pelajaran 2013/2014. Ocky Juwita Sari (2010) memperoleh hasil penelitian bahwa kemandirian belajar siswa kelas VII A SMP Negeri 3 Depok Sleman Yogyakarta dengan strategi Think-Talk-Write dalam pembelajaran matematika mengalami peningkatan.
METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian berlangsung dalam 2 siklus, dan setiap siklus dilakukan tiga kali pertemuan. Setiap siklus terdiri dari langkah-langkah berikut: (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) pengamatan, (4) refleksi terhadap tindakan pembelajaran yang telah dilakukan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-I SMP N 1 Prembun tahun pelajaran 2013/2014. Dengan jumlah siswa 32 siswa. Penelitian siklus I dimulai pada tanggal 10 Mei 2014 dan pada siklus II pada tanggal 23 Mei 2014. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tiga cara, yaitu metode observasi, metode tes dan metode dokumentasi. Metode observasi digunakan untuk mengetahui kemandirian belajar siswa, metode tes digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa dan metode dokumentasi digunakan untuk mencatat data tentang nama dan nilai siswa sebagai acuan penelitian. Instrumen penelitian berupa lembar observasi kemandirian belajar siswa dan tes evaluasi setiap akhir siklus berupa soal essay. Teknis
Ekuivalen: Peningkatan Kemandirian Belajar Matematika Menggunakan Perpaduan Model Pembelajaran Think-Talk-Write dan Talking Stick Pada siswa kelas VIII
59
analisis data yang dilakukan setelah data diperoleh adalah deskriptif kualitatif dengan persentase.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berikut disajikan data dari setiap siklus dan pembahasannya. Siklus I Data tentang kemandirian dan hasil belajar siswa dapat disajikan pada tabel I berikut.
Pengukuran
Kemandirian Belajar
Hasil Belajar
Tabel 1 Data Kemandirian dan Hasil Belajar Siswa Siklus I Banyak Persentase Indikator Pernyataan yang Simpulan Keberhasilan dan Soal Diperoleh Kriteria cukup dan belum 10 76% atau lebih 69,4% mencapai indikator keberhasilan Kriteria cukup dan belum 8 75% atau lebih 62,5% mencapai indikator keberhasilan
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa kemandirian dan hasil belajar siswa belum mencapai indikator keberhasilan. Ini berarti
tindakan pembelajaran pada siklus I perlu
diperbaharui. Peneliti selanjutnya mengadakan pengamatan dan refleksi. Di dalam siklus I teridentifikasi permasalahan yang menjadi kendala dalam pembelajaran, yaitu: (1) siswa
masih bingung dalam menuliskan ide dalam catatan kecil, (2) ketika menuliskan ide kemungkinan jawaban, siswa masih berdiskusi ataupun bertanya pada temannya, (3)
keberanian siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas masih kurang, (4) cara siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka dengan menulis
dipapan tulis sama seperti jawaban yang ditulis di LKS kemudian membacakan apa yang tertulis di papan tulis sehingga kurang natural. Dari hasil refleksi siklus I, peneliti melakukan perbaikan-perbaikan antara lain: (1) guru menjelaskan materi secara singkat sebelum dilaksanakan tahap think pada siklus II, (2) guru memberi arahan secara lebih tegas kepada siswa ketika menuliskan ide jawaban pada tahap think siklus II, siswa tidak diperbolehkan berdiskusi atau bertanya kepada temannya, (3) pada
proses pembelajaran, saat stick dilemparkan maka siswa yang mendapatkannya harus mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, (4) ketika presentasi siswa tidak boleh
60
Ekuivalen: Peningkatan Kemandirian Belajar Matematika Menggunakan Perpaduan Model Pembelajaran Think-Talk-Write dan Talking Stick Pada siswa kelas VIII
membawa LKS atau catatan hasil diskusinya, tetapi siswa diperbolehkan untuk membawa catatan kecil miliknya. Siklus II Data hasil pengamatan kemandirian dan hasil belajar siswa pada siklus II sebagai berikut.
Pengukuran Kemandirian Belajar Hasil Belajar
Tabel 2 Data Kemandirian dan Hasil Belajar Siswa Siklus II Banyak Persentase Indikator Pernyataan yang Simpulan Keberhasilan dan Soal Diperoleh Kriteria baik dan indikator 10 76% atau lebih 84,7% keberhasilan tercapai Kriteria baik dan indikator 4 75% atau lebih 78,1% keberhasilan tercapai
Berdasarkan data di atas, maka diketahui bahwa target penelitian mengenai kemandirian dan hasil belajar siswa berhasil tercapai. Oleh sebab itu, peneliti tidak melanjutkan pembelajaran pada siklus berikutnya. Peningkatan ini karena dilakukan perbaikan dari siklus I ke siklus II, yaitu ketika pada siklus I pada tahap think siswa langsung menuliskan ide kemungkinan jawaban pada catatan kecil sedangkan perubahan pada siklus II sebelum siswa menuliskan ide pada catatan kecil, guru memberi umpan dengan menjelaskan sedikit materi yang akan dipelajari kepada siswa agar siswa bisa menuliskan kemungkinan jawaban dalam bentuk catatan kecil. Metode presentasi di dalam kelas pada siklus I, kelompok yang mendapatkan stick tersebut harus mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, sehingga mereka saling melemparkan tugas untuk membacakan hasil dari diskusi mereka dengan membawa LKS atau catatan hasil diskusi. Sedangkan pada siklus II, saat stick dilemparkan kepada siswa, siswa yang mendapat sticklah yang mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas dan tidak diperbolehkan membawa LKS atau catatan hasil diskusi tetapi boleh membawa catatan kecil miliknya. Dengan perlakuan tersebut jumlah siswa
yang mencapai KKM pada siklus I sebanyak 20 siswa atau ketuntasan 62,5% dan meningkat pada siklus II menjadi 25 siswa yang mencapai KKM atau dengan ketuntasan 78,1%. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan kemandirian belajar matematika siswa menggunakan perpaduan model pembelajaran Think-Talk-Write dan Talking Stick pada siswa kelas Ekuivalen: Peningkatan Kemandirian Belajar Matematika Menggunakan Perpaduan Model Pembelajaran Think-Talk-Write dan Talking Stick Pada siswa kelas VIII
61
VIII-I SMP N 1 Prembun tahun pelajaran 2013/2014. Hal ini ditunjukkan oleh adanya peningkatan persentase kemandirian belajar siswa dari 69,4% pada siklus I menjadi 84,7% pada siklus II dan hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan, yaitu jumlah siswa yang mencapai KKM pada siklus I sebanyak 20 siswa dengan persentase 62,5% meningkat menjadi 25 siswa pada siklus II persentasenya yaitu 78,1%. Dari simpulan yang diperoleh peneliti di atas, maka penulis memberikan saran bagi guru matematika untuk menerapkan perpaduan model pembelajaran Think-Talk-Write dan Talking Stick sebagai variasi dalam pembelajaran matematika. DAFTAR PUSTAKA Huda, Miftahul.2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Song an Hill.2007. A Conceptual Model for Understanding Self-Directed Learning in Online Envirounment Journal of Interactive Online Learning, Volume 6, Number 1. http:www.ncolr.org / jiol/ Journal of Interactive Online Learning. Diakses pada tanggal 5 Maret 2014. Sari, Ocky Juwita.2010. Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa SMP Negeri 3 Depok Dalam Pembelajaran Matematika Menggunakan Strategi Pembelajaran ThinkTalk-Write (TTW). eprints.uny.ac.id/2112/1/skripsi.docx diakses pada tanggal 3 Januari 2014.
62
Ekuivalen: Peningkatan Kemandirian Belajar Matematika Menggunakan Perpaduan Model Pembelajaran Think-Talk-Write dan Talking Stick Pada siswa kelas VIII