Roslina dan Murni, Meningkatkan Kualitas Berfikir... Meningkatkan Kualitas Berfikir Kritis Calon Guru Sekolah Dasar pada Pembelajaran Soal Cerita Matematika dengan Pendekatan Metakognitif Roslina1 dan Murni2
Abstrak
Meningkatkan kualitas berfikir kritis Calon Guru SD (mahasiswa PGSD) adalah penting. Untuk itu perlu ditingkatkan tarap berfikir kritis Calon Guru SD melalui suatu pendekatan pembelajaran untuk mengembang kognitifnya. Maka menjadi suatu keharusan adanya suatu pembelajaran matematika yang pada intinya mengharuskan keterlibatan mahasiswa PGSD dalam proses pembelajaran itu sendiri. Oleh karena itu perlu adanya bimbingan yang mendalam bagi calon guru SD mengenai keterlibatan secara aktif yang menanamkan kesadaran metakognitif, dapat dikembangkan dengan memperkaya pengalaman yang bermakna melalui persoalan penyelesaian masalah yang diawali dari pemecahan masaalah. Sampelnya dari penelitan ini adalah mahasiswa PGSD di Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh yang merupakan level awal dalam mengaplikasikan Kurikulum Nasional khususnya dalam mempelajari Soal Cerita Matematika. Pengembangan penelitian ini dilakukan mengikuti 5 (lima) tahapan pengembangan Plomp yang dimodifikasi dengan memadu tahapan pengembangan material (produk) oleh Nieveen dengan memperhatikan 3 aspek kualitas, yakni aspek kevalidan, aspek kepraktisan, dan aspek keefektifan (Metode). Pada tahun pertama dilakukan uji caba pada dua kali pertemuan Pada Buku I untuk mendapat gambaran yang lebih meyakinkan peneliti tentang kualitas kemampuan Berfikir Kritis Mahasiswa PGSD USM (calon guru yang ada pada Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh). Tahun Kedua: Buku 1, di ujicobakan kembali pada tahun kedua ini dan diteruskan Buku 2, Buku, 3 dan Buku 4. Berdasar analisis topik ditetapkan banyak waktu yang tersedia untuk mengajarkan kompetensi yang berkenaan dengan Soal Cerita Matematika 6 kali pertemuan. Kata kunci: Metakognitif, Soal Cerita Matematika SD, PGSD, Pembelajaran Matematika
1 2
Roslina, Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh Murni, Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh. Email:
[email protected] ISSN 2086 – 1397
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |184
Roslina dan Murni, Meningkatkan Kualitas Berfikir... diatas maka perlu dikembangkan suatu model
PENDAHULUAN
pengembangan pembelajaran yang menitik
1. Latarbelakang Tujuan mencerdaskan
pendidikan
adalah
kehidupan
bangsa
usaha
beratkan pada aktivitas untuk meningkatkan
dan
berfikir kritis mahasiswa PGSD; Model yang
meningkatkan kualitas manusia Indonesia
akan
yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia
menanamkan kesadaran
mahasiswa PGSD
serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi,
bagaimana
memonitor,
dan seni untuk mewujudkan masyarakat yang
mengontrol tentang apa yang mereka ketahui;
maju, adil, makmur dan beradap berdasarkan
apa yang diperlukan untuk mengerjakan dan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
bagaimana melakukannya serta membantu
(UU
mahasiwa
No.
20
Tahun
2003).
Menyadari
pentingnya suatu strategi dan pendekatan
dikembangkan
didesain
merancang,
PGSD
untuk
untuk
serta
mengembangkan
konsep dirinya.
pembelajaran untuk mengembangkan kualitas
2. Keutamaan Penelitian
kemampuan berfikir mahasiswa, maka mutlak
Untuk
menjadi
guru
profesional,
diperlukan adanya pembelajaran matematika
seorang guru mesti memiliki lima hal, yaitu: a)
yang lebih banyak melibatkan mahasiswa
memiliki komitmen kepada profesinya; b)
secara aktif dan proses pembelajaran itu
secara mendalam menguasai bahan ajar dan
sendiri. Hal ini terwujud melalui suatu bentuk
cara mengajarnya; c) bertanggung jawab
pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa
memantau
mencerminkan keterlibatan mahasiswa secara
didiknya melalui berbagai metode penilaian;
aktif
kesadaran
d) mampu berpikir sistematis tentang apa yang
proses
dilakukanya dan belajar dari pengalamannya;
berpikir
kritis
dan e) menjadi anggota dari masyarakat
Dasar
harus
belajar dalam lingkungan profesinya (Dedi,
memperkaya
1998; Syafruddin, 2005). Untuk itu perlu
yang
menanamkan
metakognitif. pembelajaran, calon
Dalam
suatu
kemampuan
Guru
dikembangkan
Sekolah dengan
kemampuan
dilakukan
pemecahan masalah
pendidikan dengan memperhatikan konsep
menjadi
suatu
diteruskan
penyelesaian
masalah.
belajar
dan
melalui
peserta
pengalaman yang bermakna melalui persoalan kemudian
perbaikan
belajar
pembelajaran,
reformasi
bagaimana
Pernyataan tersebut sesui dengan apa yang
seharusnya mahasiswa PGSD belajar dan
dikemukakan oleh Tyler (Mayadiana, 2005)
membantu mahasiswa PGSD mempersiapkan
pengalaman yang memberikan kesempatan
diri menjadi calon guru professional serta
kepada peserta didik
bagaimana
untuk memperoleh
seharusnya
guru
melakukan
keterampilan-keterampilan dalam pemecahan
aktivitas pengajaran (Brook & Brook, 1993;
masalah, sehingga kemampuan berpikirnya
Wina, 2008). Reformasi pendidikan berarti
dapat dikembangkan dan diharapkan nantinya
usaha
dapat mengaplikasikannya pada saat sudah
berfokus pada peningkatan kualitas pengajaran
menjadi Guru Sekolah Dasar.
dan
ISSN 2086 – 1397
Dari uraian
penciptaan
pembelajaran,
program-program
sehingga
yang
kegiatan
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |185
Roslina dan Murni, Meningkatkan Kualitas Berfikir... pengajaran persis sebagai aktivitas untuk
tujuan pembelajaran yang diharapkan (Nana
menyelesaikan kegagalan mahasiswa dalam
Sudjana, 2005: 40). Pembelajaran yang efektif
belajar (Podhorsky & Moore, 2006). Untuk
adalah
itu, Calon guru SD mesti diberi pengalaman
kesempatan kepada mahasiswa PGSD untuk
yang mantap dalam menjalankan tugas untuk
belajar mandiri, sehingga dengan melakukan
menunjang
memiliki
aktivitas belajarnya, mahasiswa PGSD mampu
minimal empat efisiensi dasar, yaitu: (1)
memperoleh pengetahuan dan pemahaman
Efisiensi
sendiri..
hal
tersebut
pedagogi;
harus
(2)
.
Efisiensi
pembelajaran
yang
menyediakan
Dalam kegiatan pembelajaran,
kepribadian; (3) Efisiensi profesional; (4)
aktivitas dan hasil belajar mahasiswa PGSD
Efisiensi sosial. Eempat efisiensi tersebut
merupakan faktor yang penting dan dapat
diharapkan Calon Guru Sekolah Dasar dapat
dijadikan
meningkatkan
serta
pembelajaran. Pada penelitian ini keaktifan
secara
mahasiswa dapat dilihat dari tingkah laku yang
berkelanjutan sesuai perkembangan zaman.
muncul selama pembelajaran. Pembelajaran
Untuk itu diperlukan adanya guru yang ingin
matematika berkualitas dalam penelitian ini
selalu
maksudnya
kemampuan
mengembangkan
dirinya
pendidikan
meningkatkatkan
kualitas
tolok
ukur
adalah
kualitas
suatu
pembelajaran
yang
pengajarannya yang dapat melakukan kegiatan
meningkatkan aktivitas mahasiswa selama
pengajaran dan pembelajaran yang dapat
kegiatan
meningkatkan kesadaran siswa terkait dengan
meningkatkan
materi yang sedang dipelajarinya. Untuk
mahasiswa PGSD.
meningkatkan
kesadaran
siswa
tersebut
pembelajaran
dengan
hasil
matematika belajar
dan
matematika
2. Berpikir Kritis
dengan materi yang sedang dipelajari dapat dilakukan melalui
pembelajaran
Dalam
beberapa
tahun
terakhir
berpikir kritis telah menjadi suatu istilah yang
pendekatan metakognitif.
sangat popular dalam dunia pendidikan.
TINJAUAN PUSTAKA
Karena banyak alasan, para pendidik menjadi
1. Kualitas Pembelajaran Matematika Radno (2007:
9)
Harsanto proses
mengemukakan
pembelajaran
yang
lebih tertarik untuk mengajarkan keterampilan berpikir dengan berbagai corak. Berpikir kritis memungkinkan
peserta
didik
untuk
berkualitas adalah proses pembelajaran yang
menemukan kebenaran di tengah banjir
memberi perubahan atas input menuju output
kejadian dan informasi yang mengelilingi
atau hasil belajar yang lebih baik dari
mereka setiap hari. Berpikir kritis adalah
sebelumnya. Hasil belajar dikatakan baik jika
sebuah proses sistematis yang memungkinkan
bahan pelajaran 60% atau 70% dikuasai
peserta
peserta didik (Syaiful Bahri & Aswan Zain,
mengevaluasi keyakinan dan pendapat mereka
2002: 122). Kualitas pembelajaran adalah
sendiri. Krulik dan Rudnick (NCTM, 2000)
tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses
mengemukakan bahwa yang termasuk berpikir
belajar mengajar dalam upaya untuk mencapai
kritis dalam matematika adalah berpikir yang
ISSN 2086 – 1397
didik
untuk
merumuskan
dan
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |186
Roslina dan Murni, Meningkatkan Kualitas Berfikir... menguji, mempertanyakan, menghubungkan,
untuk digunakan dalam kegiatan pengajaran
mengevaluasi semua aspek yang ada dalam
dan pembelajaran tertentu (Mohamad, 2000;
suatu situasi ataupun suatu masalah. Sebagai
Asri, 2005). Kesuksesan seseorang dalam
contoh, ketika seseorang sedang membaca
memecahkan
suatu
bagaimana
naskah
matematika
ataupun
masalah ia
begantung
mampu
kepada
mengendalikan
mendengarkan suatu ungkapan atau penjelasan
kemampuan berpikirnya dalam menyelesaikan
tentang
masalah.
matematika
seyogianya
ia
akan
Kemampuan
tersebut
adalah
berusaha memahami dan coba menemukan
Metakognisi. Pemaknaan soal cerita yang
atau mendeteksi adanya hal-hal yang istimewa
berupa kalimat sehari-hari ke dalam model
dan
penting.
matematika terkait dengan simbol, operasi dan
Demikian juga dari suatu data ataupun
relasi (winarno, 2003). Sedangkan strategi
informasi ia akan dapat membuat kesimpulan
penyelesaiannya terkait dengan penalaran dan
yang tepat dan benar sekaligus melihat adanya
prosedur matematika yang sesuai dengan
kontradiksi ataupun ada tidaknya konsistensi
model matematika yang terbentuk. Agar
atau kejanggalan dalam informasi itu. Jadi
mahasiswa tidak mengalami kesulitan dalam
dalam berpikir kritis itu orang menganalisis
memahami simbol, operasi dan relasi yang
dan merefleksikan hasil berpikirnya. Tentu
sesuai untuk memecahkan dan menyelesaikan
diperlukan adanya suatu observasi yang jelas
soal cerita matematika. maka guru perlu
serta aktivitas eksplorasi, dan inkuiri agar
mendiskusikan “ kata-kata kunci “ dalam soal
terkumpul
cerita yang sesuai sewaktu proses penanaman
yang
perlu
ataupun
informasi
yang
yang
akurat
yang
membantu membuatnya mudah melihat ada
konsep-konsep
atau tidak ada suatu keteraturan ataupun
a)
sesuatu yang mencolok. Singkatnya, seorang
kunci
yang berpikir kritis selalu akan peka terhadap
dikumpulkan, jumlah dari; b)
informasi
pengurangan.Simbol : - Kata kunci : dikurangi,
atau
situasi
yang
sedang
dihadapinya, dan cenderung bereaksi. 3. Peran Metakognitif dan Soal Cerita
matematika.
Contoh
:
Operasi : penjumlahan. Simbol : + Kata :
ditambah,
digabung,
diberi,
Operasi :
diambil, diberikan, hilang, rusak; c) Opeasi : perkalian. Simbol : x Kata kunci : kelipatan,
matematika
digandakan,
Pengetahuan meta-kognisi dikatakan
d) Opeasi : pembagian. Simbol : : Kata kunci
juga sebagai pengetahuan tentang kognisi
: dibagikan, dikelompokan, dipisahkan. Relasi
secara umum, seperti kesadaran diri dan
biasanya menyangkut hubungan sama dengan
pengetahuan tentang kognisi (Anderson &
( = ) , lebih dari ( > ) dan kurang dari ( < ).
Krathwohl, 2001). Sedangkan pengetahuan
Perlu
tentang kognitif terdiri dari informasi dan
ungkapan-ungkapan verbal ( word phrases ) ke
pemahaman yang dimiliki seorang peserta
simbol
didik tentang proses berpikirnya sendiri selain
variabel untuk menyatakan kuantitas yang
pengetahuan tentang berbagai strategi belajar
belum diketahui.
ISSN 2086 – 1397
bagi
diperbesar,
kita
matematika
untuk
dengan
diperbanyak;
menerjemahkan
menggunakan
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |187
Roslina dan Murni, Meningkatkan Kualitas Berfikir... Contoh : Tabel 1. Contoh : Menerjemahkan Ungkapan-Ungkapan Verbal ke Simbul Matematika Ungkapan
Simbol Matematika
Empat lebihnya dari suatu bilangan Setengah dari suatu bilangan Umur seseorang lima tahun yang lalu Delapan kali umur seseorang lima tahun yang lalu
y +4 ½ y y–5 8(y–5)
Metakognitif adalah suatu bentuk kemampuan untuk melihat pada diri sendiri
dicapai melalui pembelajaran Soal Ceria Matematika.
sehingga apa yang dia lakukan dapat terkontrol
3. Tahap Perancangan (Desain)
secara optimal. Dengan kemampuan seperti ini seseorang kemampuan
dimungkinkan tinggi
dalam
Kegiatan
yang
dilakukan
dalam
memiliki
perancangan instrumen ini adalah memilih
memecahkan
format yang akan dipergunakan. Langkah
masalah, sebab dalam setiap langkah yang dia
selanjutnya adalah:
kerjakan senantiasa muncul pertanyaan : “Apa
1)
yang saya kerjakan ?”; “Mengapa saya
perkuliahan Soal Cerita Matematika Dasar dari
mengerjakan ini?”; “Hal apa yang membantu
penyusunan
saya untuk menyelesaikan masalah ini?”.
komponen-komponen model (sintaks, sistem
METODE PENELITIAN
sosial, prinsip reaksi, sistem pendukung, dan
1. Pengembangan Cerita
Instrumen
Matematika
Soal dengan
Penyusunan
silabus
rencana
dan
kontrak
pembelajaran
adalah
dampak instruksional dan dampak pengiring), analisis
tugas
dan
analisis
topik
yang
Metakognitif.
dijabarkan berdasarkan materi pembelajaran
Pengembangan dilakukan mengikuti 5
untuk mencapai sub-sub kompetensi yang
(lima) tahapan pengembangan Plomp yang
ditetapkan; 2) Pemilihan media Lembar Kerja
dimodifikasi
tahapan
Mahasiswa (LKM) Kegiatan pemilihan media
pengembangan material (produk) oleh Nieveen
ini dilakukan untuk menentukan media yang
dengan memperhatikan 3 aspek kualitas, yakni
tepat dalam penyajian materi pembelajaran,
aspek kevalidan, aspek kepraktisan, dan aspek
dan kompetensi dari hasil pemecahan masalah
keefektifan.
menunjukkan manfaat mempelajari Soal Cerita
dengan
memandu
2. Tahap Investigasi Awal Untuk tahap ini dilakukan identifikasi
Matematika
untuk
Pemilihan
Matematika SD, analisis kondisi mahasiswa
Metakognitif .
dan penetapan kriteria kinerja yang akan ISSN 2086 – 1397
mahasiswa
maupun untuk pengembangan lebih lanjut; 3)
dan kajian terhadap materi Soal Cerita
PGSD USM, analisis konsep, analisis tugas
kehidupan
format
Pemilihan
instrumen
format
Pendekatan
instrumen
Pendekatan Metakognitif untuk mata kuliah Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |188
Roslina dan Murni, Meningkatkan Kualitas Berfikir... Pendidikan
Matematika
(soal
cerita
7. Indikator Capaian
matematika) ini diadopsi dari model perangkat Life Science (Daniel, L., Ortleb, E. P., Biggs, 1995). Pemilihan ini menyangkut desain isi,
Untuk mengukur keberhasilan yang dicapai. 1) Penggunaan Pendekatan Metakognitif
pemilihan strategi pembelajaran, dan sumber belajar.
yang valid, praktis, dan efektif. 2) Mahasiswa
Hasil-hasil konstruksi diteliti kembali kecukupan
teori-teori
PGSD
memberi
tanggapan positif terhadap proses
4. Tahap Realisasi (Konstruksi)
apakah
S-1
belajar mengajar yang dilakukan oleh
pendukung
model telah dipenuhi dan diterapkan dengan
dosen pada saat uji coba lapangan. 8. Pelaksanaan
Pembelajaran
Soal
baik pada setiap komponen-komponen model
Cerita
sehingga siap diuji kevalidannya oleh para ahli
Menggunakan Instrumen Dengan
dan praktisi dari sudut rasional teoritis dan
Pendekatan Metakognitif
kekonsistenan konstruksinya. Tahapan
Pelaksanaan
sebagai
lanjutan
pembelajaran
ini
dilakukan bertujuan untuk melihat sejauh
dihasilkan
mana kepraktisan dan keefektifan penggunaan
prototipe 1 (awal) sebagai realisasi hasil
instrumen dalam pembelajaran. Berdasarkan
perancangan sebelumnya.
hasil ujicoba lapangan dan analisis data hasil
Pada
tahap
pada
dengan
tahap
perancangan.
kegiatan
ini
Matematika
ini
5. Tahap Tes dan Evaluasi, dan Revisi Kegiatan yang dilakukan pada waktu memvalidasi
yang dilakukan adalah (1) melakukan analisis
Pendekatan
terhadap data hasil pelaksanaan pembelajaran,
Metakognitif untuk mata kuliah pendidikan
dan (2) melakukan perbaikan instrumen
matematika khususnya Soal Cerita Matematika
berdasarkan
adalah sebagai berikut: (1) Untuk kegiatan ini
pelaksanaan.
diperlukan instrumen berupa lembar validasi
HASIL
yang ahli
instrumen
ujicoba dilakukan revisi. Adapun kegiatan
diserahkan kepada validator (2) Para dan
praktisi
matematika
diminta
hasil
analisis
data
hasil
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ujicoba adalah : (1) melakukan ujicoba Satuan
kesimpulannya tentang kelayakan Pendekatan
Acara
Metakognitif (khususnya cerita matematika
Mahaiswa, (2) melakukan analisis dan evaluasi
pada prototipe1) yang telah direalisasikan; (3)
terhadap data hasil ujicoba untuk menentukan
Melakukan analisis terhadap hasil validasi dari
tingkat
validator
pembelajaran, (3) melakukan revisi Satuan
6. Lokasi Penelitian
Perkuliahan
dan
keterlaksanaan
Lembar
dan
Kerja
keefektifan
Acara Perkuliahan Pelaksanaan Pembelajaran
Lokasi untuk penelitian adalah Universitas
dan Lembar Kerja Mahasiswa, dan instrumen
Serambi Mekkah Banda Aceh pada jurusan S-
berdasar hasil analisis dan evaluasi ujicoba.
1 PGSD.
Sebelum
ujicoba
dilaksanakan
di
kelas,
terlebih dahulu peneliti memberikan gambaran ISSN 2086 – 1397
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |189
Roslina dan Murni, Meningkatkan Kualitas Berfikir... umum pelaksanaan pembelajaran di kelas
Mahasiswa; 4) Mahasiswa melakukan diskusi
kepada dosen model, 2 orang pengamat
hasil-hasil
aktivitas siswa dan dosen, 2 orang pengamat
Mahasiswa serta membahas soal soal terapan
kemampuan dosen mengelola pembelajaran,
(aplikasi) portofolio asessment; 5) Dosen
dan 2 orang pengamat keterlaksanaan model
memfasilitasi mahasiswa untuk merangkum
pembelajaran. Dengan demikian, diharapkan
pembelajaran
agar dosen model, dan pengamat mempunyai
rumah.
persepsi yang sama dalam memahami model pembelajaran
serta
indikator
dan
Lembar
memberikan
Kerja
pekerjaan
1. Keefektifan Model Pembelajaran
aspek-aspek
pengamatan.
pengerjaan
Keefektifan perangkat
model
pembelajaran
menggunakan
yang
disediakan
Hasil analisis data untuk masing-masing
ditinjau dari 4 aspek pengukuran, yaitu (1)
ujicoba beserta keterangan revisi yang telah
hasil belajar mahasiswa, (2) ketercapaian
dilakukan pada buku model dan perangkat
prosentase waktu ideal aktifitas siswa dan
pembelajaran dijelaskan berikut.
guru,
Proses pelaksanaan ujicoba, dijelaskan berikut ini: 1) Pada tahap awal, dosen memberikan
apersepsi
(pengantar),
mengorganisasi
mahasiswa
ke
(3)
kemampuan
guru
mengelola
pembelajaran, dan (4) respon siswa terhadap komponen dan kegiatan pembelajaran. Berdasarkan kriteria Nieveen, aspek
dalam
keefektifan model juga harus memperhatikan
kelompok masing-masing, dan memberikan
penilaian atau persepsi pakar bahwa model
Lembar Kerja Mahasiswa; 2) Mahasiswa
pembelajaran akan efektif di lapangan. Hasil
mengerjakan Lembar Kerja Mahasiswa secara
penilaian pakar disajikan dalam Lampiran.
kelompok; 3) Perolehan konsep Soal cerita
Rangkumannya disajikan dalam tabel berikut.
matemaka, melalui bantuan Lembar Kerja Tabel 4.2 Rerata Nilai Persepsi Pakar Untuk Keterlaksanaan Pembelajaran No
Aspek yang Dinilai
I II III
Hasil Belajar Siswa Aktivitas Siswa dan Guru Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Respon Siswa dan Guru Terhadap Komponen dan Proses Pembelajaran
IV
Rerata
Rerata Nilai Indikator untuk Setiap Aspek oleh Validator I II III IV V 4,00 3,80 4,15 4,00 4,20 4,38 4,00 4,00 4,00 4,33 4,00 4,15 4,10 4,00 4,15
Nilai Aspek 4,03 4.14 4,08
4,00
4,10
4,20
4,00
4,20
4,04
4,09
4,02
4,11
4,00
4,22
4,07
Nilai Va atau Nilai Rerata Total
ISSN 2086 – 1397
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |190
Roslina dan Murni, Meningkatkan Kualitas Berfikir... Jika dilihat dari hasil penilaian pakar,
2. Hasil
Belajar
maka tingkat keefektifan model berada pada
Pembelajaran
kategori baik. Secara teoritis, pengembangan
matematika
pembelajaran
Metakognitif
metakognitif
dalam
Mahasiswa
dalam
Soal
cerita
dengan
Pendekatan
pembelajaran soal cerita matematika yang
Tabel 4.10 Hasil Belajar Mahasiswa Dalam
berkenaan dengan materi pecahan, KPK, FPB
Pembelajaran Soal Cerita
dan
Kopetensi “pecahan, KPK, FPB dan Bangun
Bangun
Datar
dikembangkan
aspek
keefektifan.
mencapai
4
demikian,
hasil
tersebut
dapat Namun
Datar)
dikombinasikan
melalui
Matematika
pembelajaran
Metakognitif
dengan hasil pengamatan di lapangan.
No. Abse n 1
NAMA MAHASISWA
NILAI
No. Absen
NAMA MAHASISWA
NILAI
Rika Andriati
80
11
Maulida
85
2
Rahmad Suhendra
84
12
Irma Safitri
80
3
Lia Wulandari
85
13
Nurmasyitah
78
4
Ismi Fitria Ulfa
94
14
Meli Sridayati
80
5
Desi Indah Pratika
90
15
Rahilun
79
6
Ismi Fitria Ulfa
90
16
Hendon Yani
86
7
Cut Desi Rahmiliza
90
17
Rika Adriati
75
8
Reni Mulida
90
18
Erma Susanti
85
9
Al Hanif
90
10
Riska Yustini
90
Berdasarkan hasil analisis data pada
tahun pertama dilakukan uji caba pada dua kali
Tabel 4.10 di atas diperoleh gambaran bahwa,
pertemuan untuk mendapat gambaran yang
secara
cerita
lebih meyakinkan peneliti tentang kualitas
matematika (pecahan, KPK, FPB dan Bangun
kemampuan Berfikir Kritis Mahasiswa PGSD
Datar) melalui pembelajaran Metakognitif
USM (calon guru yang
dalam Prestasi mahasiswa dalam kategori baik.
Serambi Mekkah Banda Aceh). Buku 1, di
KESIMPULAN
ujicobakan kembali pada tahun kedua ini dan
umum
pembelajaran
soal
Berdasarkan temuan-temuan dan hasil analisis data berdasarkan enam
kali tatap
muka (enam kali pertemuan) kedua
pada Universitas
diteruskan Buku 2, Buku, 3 dan Buku 4; (2) Tahun
Kedua
berdasar
analisis
topik
dapat
ditetapkan banyak waktu yang tersedia untuk
disimpulkan hal-hal sebagai berikut: (1) Pada
mengajarkan Soal Cerita Matematika 6 kali
ISSN 2086 – 1397
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |191
Roslina dan Murni, Meningkatkan Kualitas Berfikir... pertemuan; (3) Berdasarkan data persepsi dan
yang
pengalaman pakar enam kali pertemuan dapat
pembelajaran pendukung. Materi Soal Cerita
disimpulkan bahwa model pengembangan
matematika
pembelajaran
pertemuan
Metakognitif
dalam
disediakan.
Dihasilkan
perangkat
dapat disimpulkan enam kali memenuhi
kevalidan,
keefektifan.
Perangkat
pembelajaran soal cerita matematika dapat
kepraktisan,
diterapkan secara praktis dan efektif dalam
pembelajaran
pembelajaran matematika mahasiswa Calon
Perkuliahan (SAP), Lembar Kerja ahasiswa
Guru SD (PGSD) dan Guru SD
(LKM),
di kelas
dengan menggunakan perangkat pembelajaran
ISSN 2086 – 1397
dan
kriteria
terdiri
dari
Satuan
Acara
Buku Panduan Guru (BPG), Buku
Panduan Mahasiswa (BPM).
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |192
Roslina dan Murni, Meningkatkan Kualitas Berfikir... DAFTAR PUSTAKA Anderson, Lorin dan Krathwohl, David R. 2001. A Taxonomy for Learning Teaching, and Assessing. A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. Addison Wesley Longman. Asri, B ( 2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Brooks, J.G. & Brooks, M.G. (1993). In Search of Understanding: The Case for Constructivist Costa, A.L.,(1985). Development Mind: A Resource Book for Teaching Thinking. Flavell, J. (1999). Cognitive development: children‟s knowledge about the mind, Annual review of psychology (online). Available: http:// www.findarticles.com/cf_dls/m0961/1999_Annual/54442292/p1/article.ht ml. Ibrahim B.(2004). Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar. Jakarta:
Bumi Aksara.
Mayadiana, D. (2005). Pembelajaran dengan Pendekatan Diskursif untuk Mengembangkan Kemampuan Berfikir Kritis Mahasiswa Calon Guru SD. Tesis pada PPs Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak diterbitkan. Mohamad Nur. (2004). Classroom Instruction and Management Chapter 6 Learning and Study Strategies (Richard I. Arends. Terjemahan). Surabaya: UNESA Press. Buku asli diterbitkan tahun 1997. Nana Sudjana. (2005). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo . Mohd Uzi, D & Sam, L.C. (2009). Penerapan Nilai Pendidikan Matematik dalam Pengajaran Matematik di Sekolah Menengah. Jurnal Sains dan Matematik Vol.1 No.2: 29-40 Mohd. Uzi, D. (2006). Pengajaran dan Pembelajaran Matematik melalui Penyelesaian Masalah. Dewan Bahasan dan Pustaka Kuala Lumpur. Dewan Bahasa dan Pustaka. Muhibbin Syah.2010.Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru.Bandung: PT Remaja Rosdakarya Murni; (2013). Open- Ended Aproach In Learning to Improve Students Thinking (pp. Skills In Banda Aceh. International Jaurnal of Independent Recearch and Studies-IJIRS (pp. 95-101) Malaysia Murni; Muhammad Uzi; Noorsyah Saad;. (2014). Context-Besed Mathematics Learning. Innovation and Development in Teaching and Learning (pp. 97-103). Kuala Lumpur: Sultan Idris Education University. National Council of Teachers of Mathematics (2000). Principles and standards for school mathematics.Reston, VA: NCTM. Nieveen, Nienke, 1999, Prototyping to Reach Product Quality. In Jan Van den K. Gustafson, N. Nieveen, & Tj. Plomp. Design Approaches and and Training. Dordrecht, The Netherlands: Kluwer Academic
Akker, R.M Branch, Tools in Education Publisher.
Podhorsky, C.& Moore, V. (2006). Issues in Curriculum: Improving instructional Practice Through Lesson Study. http://www.lessonstudy.net Retrieved 2 Nopember 2010.
ISSN 2086 – 1397
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |193
Roslina dan Murni, Meningkatkan Kualitas Berfikir... Plomp, T. 1997. Educational and Training System Design. Enschede, Netherlands: Twente University. Plomp, Tjeerd. 2001. Development Research in/on Educational Development. Makalah, disampaikan untuk seminar nasional “Pendidikan Matematika Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Wina S. (2008). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Winarno, M.Sc. 2003. Strategi Sukses Menyelesaikan Soal Cerita Matematika.
ISSN 2086 – 1397
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |194