MENINGKATKAN KETERAMPILAN SALAT FARDLU MELALUI JAMA’AH SALAT DZUHUR DAN SALAT ASHAR PADA SISWA KELAS II SDIT NIDAUL HIKMAH SALATIGA SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh : KHIKAYAH 114 07 180
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2010
DEPARTEMEN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
DEKLARASI
Bismillahirrahmanirrahim Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan. Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosyah skripsi. Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, Maret 2010 Peneliti
KHIKAYAH NIM. 114 07 180
ii
Ari Setiawan, S.Pd, MM Dosen STAIN Salatiga
NOTA PEMBIMBING Lamp.
: 3 eksemplar
Hal
: Naskah Skripsi
Salatiga, Februari 2010
Kepada Yth.
Sdr. Khikayah
Ketua STAIN Salatiga di SALATIGA
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi, dan perbaikan seperlunya, maka skripsi Saudari : Nama
: Khikayah
NIM.
: 114 07 180
Jurusan
: Tarbiyah
Progdi
: PAI
Judul
: MENINGKATKAN KETERAMPILAN SALAT FARDLU MELALUI JAMA’AH SALAT DZUHUR DAN SALAT ASHAR PADA SISWA KELAS II SDIT NIDAUL HIKMAH SALATIGA
Sudah dapat diajukan dalam sidang munaqasah. Demikian surat ini, harap menjadikan perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Pembimbing
Ari Setiawan, S.Pd, MM. NIP. 1975 1004 200312 1 002
iii
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA Jl. Stadion No. 2 Salatiga (0298) 323706
PENGESAHAN KELULUSAN SKRIPSI
Saudari
:
Khikayah
dengan
Nomor
Induk
Mahasiswa
:
114 07 180 yang berjudul MENINGKATKAN KETERAMPILAN SALAT FARDLU MELALUI JAMA’AH SALAT DZUHUR DAN SALAT ASHAR PADA SISWA KELAS II SDIT NIDAUL HIKMAH SALATIGA telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari Sabtu , 28 Agustus 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Pendidikan Islam (S.Pd.I). Salatiga, 18 Ramadlan 1431H
Panitia Ujian Ketua Sidang
Sekretaris
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP. 19580827119831002
Dr. Rahmad Hariadi, M.Pd. NIP. 19701121199201005
Penguji I
Penguji II
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP. 19580827119831002
Dr. Rahmad Hariadi, M.Pd. NIP. 19701121199201005 Pembimbing
iv
MOTTO
Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa (Qs Al Maidah : 2) Tidak ada kearifan pada diri orang yang bodoh, gegabah dan yang suka tergesagesa (Imam Ibnu Qoyyim Al Jauziyah) Orang mukmin itu sedikit bicaranya dan banyak bekerja dan orang munafik itu banyak berbicara dan sedikit kerja (Imam Al Auza’irahimahullah)
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk :
1. Suami tercinta Heru Prastyo yang tak henti-hentinya mendukung umi dalam belajar
2. Dua buah hati tercinta Hamasa Afra Ghaida Amatillah dan Nayla Himma Tsurayya yang telah terkorbankan waktu bersama demi lancarnya umi dalam menuntut ilmu
3. Ibunda tercinta yang telah berpulang keharibaan semoga engkau mulia disisiNya 4. Ayah tercinta yang telah bercucuran keringat mencari sesuap nasi untuk keluarga
5. Ibu mertua, Adik ipar yang telah membantu segala tenaganya demi lancarnya tugas ini
6. Bapak Ahmad Rachim selaku kepala sekolah SDIT Nidaul Hikmah yang telah mengizinkan kami dalam melaksanakan penelitian
7. Rekan-rekan SDIT Nidaul Hikmah baik guru, karyawan yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu rasa terima kasih kami haturkan yang telah memberikan segala dukungannya
8. Bapak Yuli beserta keluarga yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas skripsi ini vi
KATA PENGANTAR
Diringi rasa syukur ke hadirat Ilahi Rabb al ‘alamin yang telah mengangkat manusia sebagai makhluk yang istimewa karena kemampuan dan kecerdasannya. Berkat kemurahan rahmat dan hidayah-Nya pula penulis mempunyai kemampuan dan kemauan untuk menyelesaikan tugas akademik yakni penulisan skripsi di STAIN Salatiga, semua ini karena penulis mempunyai keyakinan bahwa menuntut ilmu merupakan sunatullah yang harus dijalani dengan kesadaran dan keinsyafan, tanpa batasan waktu dan tempat. Sebagai insan yang diciptakan Allah SWT. dalam keadaan dhoif, maka penulis sadar bahwa penulisan skripsi ini merupakan tugas yang tidak ringan, yang tidak terealisasikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang berkompeten, yang penulis tidak mampu menyebutkan satu per satu. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Drs. Imam Sutomo, M.Ag, selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Drs.Djoko Sutopo, selaku Ketua Prigdi Ekstensi STAIN Salatiga 3. Bapak Ari Setiawan, S.Pd, M.M selaku pembimbing yang telah mencurahkan waktu dan perhatiannya kepada penulis. 4. Para bapak dan ibu dosen yang membantu sejak awal hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini. 5. Suami, anak tersayang serta seluruh keluarga, yang telah memberi do’a restu dan motivasi, sehingga terselesaikannya penulisan skripsi ini.
vii
6. Semua pihak yang ikut serta memberikan andil dalam penulisan skripsi ini. Akhirnya penulis hanya bisa berdoa, semoga semua amal dan kebajikan semua pihak dapat diterima disisi Allah SWT. sebagai amal sholeh dan mendapatkan balasan sebaik-baiknya. Dan penulis tidak lupa berdoa semoga skripsi ini mempunyai nilai guna dan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. Terakhir kalinya penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kebaikan penulis dan skripsi ini. Salatiga, Maret 2010
Penulis
viii
ABSTRAK
Khikayah, 2010 Meningkatkan Keterampilan Salat Fardlu Melalui Jama’ah Salat Dzuhur dan Salat Ashar pada Siswa Kelas II SDIT Nidaul Hikmah Salatiga. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Ari Setiawan, MM. Kata Kunci: Keterampilan dan salat Jamaah Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan keterampilan salat fardlu bagi siswa SDIT Nidaul Hikmah Salatiga. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) bagaimana cara yang digunakan untuk meningkatkan kesadaran siswa dalam melaksanakan salat fardlu.? (2) bagaimana cara yang digunakan untuk meningkatkan kedisiplinan siswa dalam melaksanakan salat fardlu.? (3) bagaimana cara yang digunakan untuk meningkatkan kesadaran siswa dalam melaksanakan salat fardlu.? Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif tindakan kelas Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa Pertama jama’ah shalat Dhuhur dan Ashar dapat meningkatkan Keterampilan Salat Fardlu Siswa Kelas II SDIT Nidaul Hikmah Salatiga, hal ini tercemin dari tes akhir yang mencapai 100% tuntas. Kedua jama’ah salat Dhuhur dan Ashar dapat meningkatkan keaktifan, perhatian, dan kedisiplinan siswa, hal ini ditandai: a) Penurunan jumlah siswa tidak mengikuti jama’ah shalat Dhuhur dan Ashar. b) Siswa bersemangat mengikuti jama’ah shalat Dhuhur dan Ashar. c) Nilai siswa meningkat Berdasarkan temuan dan penelitian dapat disimpulkan saran-saran sebagai berikut : Pertama guru harus memilih metode yang tepat untuk mengatasi permasalahan di kelas dalam meningkatkan keterampilan salat fardlu, Kedua guru harus memilih waktu yang tepat dalam meningkatkan salat fardlu, Ketiga tempat yang relevan memudahkan guru dalam meningkatkan salat fardlu
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ......................................................
ii
NOTA PEMBIMBING ....................................................................................
iii
PENGESAHAN KELULUSAN ......................................................................
iv
MOTTO ..........................................................................................................
v
PERSEMBAHAN ...........................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................
vii
ABSTRAKS ....................................................................................................
ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................
x
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
xiii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .........................................................
1
B. Rumusan Masalah ...................................................................
2
C. Tujuan Penelitian ....................................................................
3
D. Manfaat Penelitian ..................................................................
3
E. Hipotesis Tindakan..................................................................
3
F. Definisi Istilah ........................................................................
4
G. Metode Penelitian....................................................................
5
H. Setting Penelitian ....................................................................
6
I. Subyek Penelitian ....................................................................
8
J. Instrumen Penelitian................................................................
8
x
BAB II
BAB III
BAB IV
K. Langkah Kegiatan Dalam Setiap Tahap Penelitian .................
8
L. Tekhnik Pengumpulan Data ....................................................
9
M. Analisis Data ...........................................................................
9
N. Sistematika Penulisan .............................................................
9
LANDASAN TEORI A. Pengertian Salat ......................................................................
11
B. Hikmah Salat ..........................................................................
11
C. Waktu Salat .............................................................................
13
D. Syarat dan Rukun Shalat .........................................................
15
E. Pembelajaran yang Efektif ......................................................
16
F. Bermain Peran .........................................................................
21
G. Pembiasaan sebagai Metode ...................................................
22
H. Prinsip-Prinsip Mengajar ........................................................
26
PELAKSANAAN PENELITIAN A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ...............................................
32
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ..............................................
35
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ......................................................................
40
B. Pembahasan .............................................................................
42
BAB V .PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................
53
B. Saran-saran .............................................................................
54
xi
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
TABEL 1.1
JADWAL KEGIATAN ...........................................................
6
TABEL 4.1
NILAI PRAKTEK SALAT PRA TES .....................................
40
TABEL 4.2
NILAI PRAKTEK SALAT PASCA TES ................................
41
TABEL 4.3
PERHITUNGAN
PROSENTASE
SEBELUM
DILAKSANAKAN SALAT DHUHUR DAN ASHAR BERJAMAAH.......................................................................... TABEL4.4
PERHITUNGAN
PROSENTASE
43
SESUDAH
DILAKSANAKAN SALAT DHUHUR DAN ASHAR BERJAMAAH.......................................................................... TABEL 4.5
HASIL KOESIONER SISWA PADA PRAKTEK SALAT PADA SIKLUS1 ......................................................................
TABEL 4.6
44
45
HASIL KOESIONER SISWA PADA PRAKTEK SALAT PADA SIKLUS 2 .....................................................................
46
TABEL4.7
HASIL PENGAMATAN SALAT PADA SIKLUS 1 .............
46
TABEL4.8
HASIL PENGAMATAN SALAT PADA SIKLUS 2 .............
47
TABEL 4.9
NILAI
SALAT
SDIT
NIDAUL
HIKMAH
TAHUN
PELAJARAN 2009/2010 SEBELUM PENELITIAN ............. TABEL 4.10 NILAI
SALAT
SDIT
NIDAUL
HIKMAH
TAHUN
PELAJARAN 2009/2010 SESUDAH PENELITIAN .............
xiii
48
49
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Tujuan
pendidikan
Agama
Islam
adalah
untuk
menumbuh
kembangkan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan peserta didik tentang Agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah S.W.T. disamping itu juga untuk mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, disiplin, toleransi, menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya Islam dalam komunitas sekolah. Untuk mewujudkan tujuan tersebut guru harus bekerja secara profesional. Pengalaman di lapangan banyak kita temui siswa kelas II SD, belum melaksanakan salat fardlu secara teratur dan genap lima waktu. Setiap guru menanyakan kepada siswa tentang pelaksanaan salat fardlu lima waktu, dari siswa yang berjumlah 25 orang, baru sekitar 6 sampai 10 orang yang sudah melaksanakan salat secara teratur dan genap 5 waktu. Adapun lainnya baru 4, 3, 2, 1 dan bahkan ada yang belum sama sekali. Padahal cara dan bacaan salat sudah diajarkan. Berdasarkan fakta tersebut peneliti berusaha memecahkan dengan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Meningkatkan Keterampilan Salat
1
2
Fardlu Melalui Jama’ah Salat Dzuhur dan Salat Ashar pada Siswa Kelas II SDIT Nidaul Hikmah Salatiga”. Harapan dari guru, semua siswa kelas II sudah terampil melaksanakan salat fardlu secara tertib tetapi kenyataannya belum sesuai yang diharapkan. Hal ini disebabkan: 1. Sebagian siswa kelas II berasal dari keluarga kantor & swasta. Mereka pada umumnya pasrah begitu saja kepada sekolah. 2. Lingkungan masyarakat dalam hal ini sosial, budaya, adat istiadat masyarakat Salatiga banyak ragamnya sehingga sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. 3. Kebanyakan siswa hanya mau belajar kalau di sekolah saja, di rumah mereka malas mengulangi pelajarannya. Oleh sebab itu guru mencoba membuat kiat supaya siswa SD sudah terbiasa melaksanakan salat 5 waktu serta tertib dengan cara berjama‟ah salat Dzuhur dan salat Ashar yang diikuti oleh semua siswa dan gurunya. Hal ini dapat dilaksanakan berkat dukungan: Kepala Sekolah, Semua Guru, Wali Siswa dan tersedianya Masjid.
B. Rumusan Masalah 1. Apakah penerapan strategi jama‟ah salat Dzuhur dan salat Ashar dapat meningkatkan kesadaran siswa dalam salat fardlu? 2. Apakah penerapan strategi jama‟ah salat Dzuhur dan salat Ashar dapat meningkatkan kedisiplinan salat fardlu siswa?
3
3. Apakah penerapan strategi jama‟ah salat Dzuhur dan salat Ashar dapat meningkatkan keterampilan salat fardlu siswa?
C. Tujuan Penelitian Tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui bahwa strategi jama‟ah salat Dzuhur dan salat Ashar dapat meningkatkan kesadaran siswa dalam salat fardlu. 2. Untuk mengetahui bahwa strategi jama‟ah salat Dzuhur dan salat Ashar dapat meningkatkan kedisiplinan siswa dalam salat fardlu.
D. Manfaat Penelitian Bagi peneliti dapat Memberikan pengalaman langsung terhadap permasalahan yang ada di sekolah. Sedangkan manfaatnya bagi guru adalah dapat d ipakai sebagi metode yang tepat dalam pembelajaran dan juga dapat memberi contoh pada guru yang lain dalam menangani kasus yang sama. Selain itu manfaat penelitian bagi lembaga apabila terbukti sistem jama‟ah salat Dzuhur dan salat Ashar dapat meningkatkan kedisiplinan anak dalam salat fardlu, maka dapat dimanfaatkan penggunaan sistem jama‟ah salat Dzuhur dan salat Ashar pada pengamalan salat dan lainnya di SDIT Nidaul Hikmah Salatiga. Secara praktis temuan penelitian ini dapat dijadikan pola pengembangan strategi dan pengelolaan pembelajaran di SDIT Nidaul Hikmah Salatiga.
4
E. Hipotesis Tindakan 1. Strategi pembelajaran kebiasaan jama‟ah salat Dzuhur dan salat Ashar dapat meningkatkan perhatian siswa dalam mata pelajaran salat fardlu. 2. Strategi pembelajaran kebiasaan jama‟ah salat Dzuhur dan salat Ashar dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam salat fardlu. 3. Strategi pembelajaran kebiasaan jama‟ah salat Dzuhur dan salat Ashar dapat meningkatkan kedisiplinan siswa dalam salat fardlu.
F. Definisi Istilah Agar terdapat kejelasan judul tersebut, maka diperlukan definisidefinisi istilah sebagai berikut. Yang dimaksud dengan keterampilan adalah cakap dan cekatan mengerjakan sesuatu. Sedangkan salat fardlu adalah salat lima waktu sehari semalam. Salat jama‟ah ialah salat bersama-sama yang terdiri dari imam dan makmum.
G. Kerangka Berfikir Pendidikan pembiasaan salat menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami syarat atau rukun salat. Oleh karena itu pendidikan salat diarahkan pada bagaimana siswa dibantu untuk mencari tahu dan melaksanakan sesuatu dalam rangka memahami manfaat salat. Untuk mencapai arahan tersebut diatas perlu diterapkan berbagai strategi pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran salat di SD. Salah
5
satu strategi pembelajaran yang diasumsikan relevan adalah jama‟ah salat Dzuhur dan salat Ashar. Dalam sistem jama‟ah salat Dzuhur dan salat Ashar siswa mempraktekkan bersama-sama untuk belajar dan bertanggungjawab atas pembelajaran yang dilakukan. Proses belajar mengajar diorientasikan pada tujuan dan keberhasilan berjama‟ah, semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh keberhasilan. Bagi siswa yang selalu aktif dalam kegiatan ini
diberikan penghargaan dalam rangka memotivasi
dan
memberikan semangat. Pada satu sisi, pembelajaran dengan sistem jama‟ah salat Dzuhur dan salat Ashar menuntut kesiapan dan keaktifan guru untuk selalu terlibat dalam jama‟ah salat, jika keaktifan jam‟ah salat Dzuhur dan salat Ashar secara rutin dilakukan dapat diasumsikan terjadi peningkatan kedisiplinan salat fardlu pada siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Faktor-faktor yang mendukung pelaksanaan Salat Fardlu Keterampilan Salat Fardlu dengan
berjama‟ah dengan prinsip-prinsip mengajar :
pelaksanaan Salat Dzuhur dan Salat
Perhatian
Ashar secara berjama‟ah
Aktifitas
Disiplin
Disiplin Salat Fardlu lima waktu Variabel yang diteliti Variabel yang tidak diteliti
Gambar 1.1 Bagan Kerangka Berfikir
6
G. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan disetting dalam praktek di luar proses kegiatan Belajar Mengajar. Selanjutnya di dalam pedoman pelaksanaan penelitian atau pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh peneliti 1 guru di dalam kelas, yang pada hakikatnya digunakan dalam rangka memecahkan masalah pembelajaran di dalam kelas. Penelitian tindakan ini berupaya mencari pertanyaan yang benar,
yang
sesuai
dengan
situasinya,
maupun
jawabannya
untuk
meningkatkan keterampilan salat fardlu siswa. Penelitian tindakan ini merupakan penelitian sistemik, yang hasilnya terbuka untuk diketahui oleh masyarakat. Validitas pendekatannya tergantung keterampilan penelitinya, lebih bersifat pribadi dan antar pribadi, tidak terletak pada metodenya. I.Setting Penelitian Sasaran penelitian ini adalah di Sekolah Dasar Islam Terpadu Nidaul Hikmah Salatiga, Jawa Tengah Tahun Pelajaran 2009/2010. Jadwal waktu pelaksanaan penelitian tindakan kelas Tabel 1.1 Jadwal kegiatan No.
Kegiatan
Bulan Juni
Juli
1.
Persiapan
2.
Pelaksanaan siklus I
X
3.
Praktek salat
X
4.
Pelaksanaan siklus II
Agustus
X
Keterangan : - Di mulai 20 Juni 2009 berakhir 20 Agustus 2009.
X X
7
-
Pelaksanaan praktek tiap hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis dan Jumat
Jadwal pelajaran kelas II SDIT Nidaul Hikmah Salatiga 2009/2010 Selasa
Rabu
Kamis
Jum‟at
No.
Waktu
Senin
1.
07.25-07.50
UP
2.
07.50-09.00
Diary
3.
09.00-09.30
4.
09.30-10.40
Tematik
Tematik
Qiroati
Tematik
Tematik
5.
10.40-11.50
Qiroati
Qiroati
Tematik
B. Ing
Tematik
6.
11.50-12.50
7.
12.50-13.50
Tematik
Tematik
Tematik
Tematik
8.
13.50-14.30
B. Arab
B. Ing
Pandu
Tematik
9.
14.30-15.00
Sabtu
APEL PAGI, TAHFIDZ OR
Tematik
Qiroati
Qiroati
Ekstra
ISTIRAHAT, SALAT DHUHA
ISTIRAHAT, SALAT DZUHUR, MAKAN SIANG
MENTORING, SALAT ASHAR
8
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dalam siklus dapat digambarkan pada bagan di bawah ini. Perencanaan
Refleksi
Siklus I
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
Siklus II
Pengamatan
?
Gambar 1.2 Bagan Siklus
Pelaksanaan
9
H. Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah siswa kelas II SDIT Nidaul Hikmah Salatiga, Jawa Tengah Tahun Pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 25 orang siswa, sebagaimana digambarkan dalam tabel.
I. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang dipakai untuk mendapatkan data adalah sebagai berikut : 1. Lembar Mutaba‟ah untuk diisi oleh siswa 2. Lembar pengamatan untuk mengamati kegiatan siswa
J. Langkah Kegiatan Dalam Setiap Tahapan Penelitian 1. Penjelasan langkah kegiatan 2. Melakukan kegiatan yang telah ditentukan 3. Uji coba keterampilan kegiatan 4. Refleksi dan Tindak lanjut Tahapan langkah kegiatan dalam penelitian di atas berlaku untuk semua siklus. Proses pembelajaran untuk penelitian tindakan kelas ini adalah melakukan suatu kegiatan yang membuat siswa meningkat perhatian, keaktifan, dan kedisiplinannya.
K. Teknik Pengumpulan Data Pengumpilan data dilakukan dengan cara :
10
1. Mengadakan tes atau evaluasi terhadap hasil belajar siswa melalui pretes dan postes. 2. Melakukan observasi atau pengamatan terhadap aktivitas siswa.
L. Analisis Data Data hasil penelitian dianalisis dengan cara sebagai berikut : 1. Hasil belajar dianalis dengan analis deskriptif, komperatif yaitu, membandingkan nilai tes antar siklus. 2. Observasi maupun wawancara dengan analisis deskriptif berdasarkan hasil observasi dan refleksi.
M. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi hasil penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 3 bagian yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Cakupan bagian awal meliputi halaman sampul, lembar logo, halaman judul, lembar persetujuan yang terdiri (lembar persetujuan pembimbing dan lembar persetujuan dan pengesahan), pernyataan keaslian tulisan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran. Bagian inti terdiri dari pendahuluan, kajian pustaka, pelaksanaan penelitian, hasil penelitian dan dan pembahasan, dan penutup. Bab pertama tentang pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, kegunaan penelitian, definisi istilah, kerangka perpikir, metode penelitian (rancangan penelitian,
11
subyek penelitian, langkah-langkah siklus penelitian, instruman penelitian, pengumpulan data dan analisa data), dan sistematika penulisan. Bab kedua tentang kajian pustaka, pada bab ini akan dipaparkan tentang bahan kajian, teori-teori pendukung dan metode serta pendekatan yang sesuai permasalahan yang diteliti. Bab ketiga tentang pelaksanaan penelitian meliputi deskripsi pelaksanaan siklus I (rencana, pelaksanaan, pengamatan atau pengumpulan data, dan refleksi) dan deskripsi pelaksanaan siklus II (rencana, pelaksanaan, pengamatan atau pengumpulan data, dan refleksi). Bab keempat berupa hasil penelitian dan pembahasan, pada bab ini akan dipaparkan tentang deskripsi per siklus (data hasil pengamatan atau wawancara, refleksi keberhasilan dan kegagalan). Bab kelima tentang penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran. Bagian akhir berisi tentang daftar pustaka dan lampiran-lampiran dan riwayat hidup penulis.
12
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.
Pengertian Salat Salat menurut bahasa berarti do‟a adapun menurut istilah yaitu beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbirotul ihram dan diakhiri dengan salam dengan beberapa syarat yang telah ditentukan. Pengertian
Salatsebagaimana
tersebut
diatas
menggambarkan
Salatsecara lahiriah yang dapat dilihat dan didengar, sedangkan perbuatan hati waktu melakukan Salatialah menghadapkan hati kepada Allah yang mendatangkan takut kepada – Nya serta menumbuhkan di dalam jiwa, rasa, keagungan, kebesaran – Nya dan kesempurnaan kekuasaan – Nya.
B.
Hikmah Salat Suatu ibadah yang telah diwajibkan oleh Allah pasti mendatangkan keutamaan atau keberuntungan bagi yang melaksanakannya. Salat 5 waktu adalah salah satu ibadah yang diwajibkan oleh Allah, maka sudah pasti banyak keutamaannya.
Keutamaan Salat 5 waktu tersebut dapat
dikemukakan sebagai berikut : 1.
Orang yang Salat akan mendapatkan keberuntungan dan akan mendapatkan surga firdaus, sebagaimana firman Allah dalam Al Qur‟an surat Al Mu‟minun ayat 9-11 yang artinya, “ Dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya mereka itulah orang-orang yang akan
13
mewarisi, (yaitu yang akan mewarisi surga firdaus, mereka kekal didalamnya) 2.
Salat dapat menghilangkan keluh kesah dan kikir sebagaimana firman Allah dalam Al – Qur‟an surat Ma‟arij ayat 19 – 23 yang artinya, “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir, apabila ia ditimpa kesusahan Ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang – orang yang mengerjakan salat, yang mereka itu tetap mengerjakan salatnya”.
3.
Salat dapat mencegah perbuatan yang keji dan mungkar, sebagaimana firman Allah dalam Al Qur‟an surat Al Ankabut ayat 45 yang artinya, “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu yaitu Al kitab (Al Qur‟an) dan dirikanlah salat, sesungguhnya Salatitu dapat mencegah dari perbuatan – perbuatan keji dan mungkar.
Dan sesungguhnya
mengingat Allah (shsalat) adalah lebih besar keutamaannya dari ibadah – ibadah yang lain dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. 4.
Salat dan sabar dapat menghasilkan maksud yang baik dan mewujudkan kebajikan yang dinginkan sebagaimana firman Allah dalam Al Qur‟an surat Al Baqoroh ayat 153 yang artinya, “Hai orang – orang yang beriman jadikanlah Salat dan sabar sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang – orang yang sabar”.
5.
Salat merupakan tiang agama, sebagaimana hadist nabi yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi dari Umar r.a yang artinya, “Salat itu tiang agama, barang siapa mendirikan Salat sungguh ia telah
14
mendirikan agama dan barang siapa yang meninggalkan Salat sungguh ia telah meruntuhkan agama”. 6.
Salat merupakan permulaan amal ibadah yang dihisab di alam akhirat. Sebagaimana hadist nabi yang diriwayatkan Tabrani yang artinya, “Dari Anas r.a sesungguhya Rasulullah saw bersabda amalan yang mula – mula dihisab dari seseorang hamba pada hari kiamat ialah salatnya, jika salatnya diterima, maka diterima pula amalan – amalan yang lain, dan jika salatnya ditolak maka ditolak pulalah amalan – amalannya yang lain.
7.
Salat merupakan amal ibadah yang paling dapat mendekatkan diri kepada Allah sebagaimana hadist Nabi yang diriwayatkan ImamMuslim yang artinya “Dari Abu Hurairah r.a ia berkata Rasulullah
SAW
bersabda Sedekat-dekat hamba kepada Tuhannya ialah ketika hamba itu sedang sujud, maka banyaklah doa ketika sujud itu.
C.
Waktu Salat Adapun Salat yang diwajibkan ada lima, yaitu: 1.
Dzuhur, waktunya dari tergelincirnya matahari sampai bayangan suatu benda sampai panjang (Mughniyyah, 2007 : 73) Sabda Rasulullah SAW:
ََقت صالة انطٍر اذاز انت انشمس: قال رسُل اهلل صهى اهلل عهيً َسهم )(رَاي مسهم “Waktu Dzuhur apabila tergelincir matahari ke sebelah barat selama sebelum datang waktu Ashar” (Riwayat Muslim) (Razaq, 1991:335)
15
2.
Ashar, waktunya dari bertambah panjang bayangan suatu benda sampai terbenam matahari.(Mughniyyah, 2007:74) Sabda Rasulullah SAW:
َقت انعصر مانم تصفر انشمس: قال رسُل اهلل صهي اهلل عهيً َسهم )َيسقطقر وٍا االَل (رَاي مسهم “Ashar waktu sampai menguning matahari dan mulai terbenam” (Riwayat Muslim).(Razaq, 1991:335) 3.
Maghrib, waktunya terbenamnya matahari sampai hilangnya mega merah. (Mughniyyah, 2007:74) Sabda Rasulullah SAW:
َقت انمغرب اذا غابت انشمس مانم: قال رسُل اهلل صهي اهلل عهيً َسهم )يسقط انشفق (رَاي مسهم “Maghrib waktunya apabila terbenam matahari hingga hilang mega merah” (Riwayat Muslim).( Razaq, 1991:335)
4.
Isya‟, waktunya dari hilangnya teja merah sampai sepertiga malam atau sampai fajar shodiq. (Mughniyyah, 2007:75)
Sabda Rasulullah SAW :
ََ قت صالة انعشاء انى وصف: قال رسُل اهلل صهي اهلل عهيً َسهم )انهيم (رَاي مسهم “Dan waktu Salat isya’ itu sampai pertengahan malam” (Riwayat Muslim) ( Razaq, 1991:335-336)
16
5.
Subuh,
waktunya
dari
terbit
fajar
sodiq
sampai
terbit
matahari(Mughniyyah, 2007:75)
Sabda Rasulullah SAW :
ََقت صالة انفجر مانم يطهع قرن: قال رسُل اهلل صهي اهلل عهيً َسهم )انشمس االَل (رَاي مسهم “Waktu sembahyang subuh itu selagi matahari belum terbit” (Riwayat Muslim). ( Razaq, 1991:336)
Adapun batas dan waktu dalam Salat lima waktu adalah sebagai berikut :
عه عبد اهلل به عمرَ ان انىبي صهى اهلل عهيً َسهم قال اذا صهيتم انفجر فاوً َقت انى ان يطهع قرن انشمس اال َل ثم اذ اصهيتم انظٍر فاوً َقت انى ان يحضر انعصر فاذ اصهيتم انمغرب فاوً َقت انى ان يسقط انشفق فاذا صهيتم انعشاء فاوً َقت انى وصىى انهيم “Dari Abdullah bin Amr, katanya : Bersabda Raasulullah SAW : Apabila kamu akan sembahyang subuh, maka batas waktunya ialah mula – mula terbit matahari, apabila kamu akan sembahyang Dhuhur, maka batas waktunya ialah masuknya waktu ashar, apabila kamu akan sembahyang ashar, maka batas waktunya ialah menguningnya matahari, apabila kamu akan sembahyang maghrib, maka batas waktunya ialah hilangnya mega merah, dan apabila kamu akan sembahyang isya’, maka batas waktunya pertengahan malam”. (Razaq, 1991:336)
17
D.
Syarat dan Rukun Salat 1.
Syarat wajib salat, ada tiga yaitu : 1. Islam 2. Baligh 3. Berakal
2.
Syarat sebelum salat, ada lima yaitu : 1. Suci anggota badan dari najis dan hadast 2. Menutup aurot 3. Berdiri pada tempat suci 4. Mengetahui waktu salat 5. Menghadap kiblat
3.
Rukun Salat, ada delapan belas yaitu : 1. Niat 2. Takbiratul ihram 3. Berdiri bila mampu 4. Membaca Al Fatikhah 5. Ruku‟ 6. Sujud 7. Tahiyyat 8. Mengucapkan Salam 9. Tertib 10. Berturut – turut (Mughniyyah, 2007:102-116)
18
E.
Pembelajaran yang efektif 1. Pengertian Pembiasaan Secara etimologi, pembiasaan berasal dari kata “biasa”. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, “biasa” adalah 1) Lazim atau umum, 2) Seperti sedia kala, 3) Sudah merupakan hal yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari – hari. Dengan adanya prefiks “pe” dan sufiks “an” menunjukan arti proses, sehingga pembiasaan dapat diartikan dengan proses membuat sesuatu / seseorang menjadi terbiasa. Dalam kaitannya metode pengajaran dalam pendidikan islam, dapat dikatakan bahwa pembiasaan adalah sebuah cara yang dapat dilakukan untuk membiarkan anak didik berfikir, bersikap, dan bertindak sesuai dengan tuntunan ajaran agama islam. Pembiasaan dinilai sangat efektif jika penerapannya dilakukan peserta didik yang berusia kecil, karena memiliki “rekaman” ingatan yang kuat dan kondisi kepribadian yang belum matang, sehingga mereka mudah terlarut dengan kebiasaan – kebiasaan yang mereka lakukan sehari – hari. Oleh karena itu, sebagai awal dalam proses pendidikan, pembiasaan, merupakan cara yang sangat efektif dalam menanamkan nilai – nilai yang tertanam dalam dirinya ini kemudian akan termanifestasikan dalam kehidupannya semenjak ia mulai melangkah ke usia remaja dan dewasa. 2. Landasan teori metode pembiasaan
19
Dalam teori perkembangan anak didik, dikenal dengan teori konvergensi, dimana pribadi dapat dibentuk oleh lingkungannya dan dengan mengembangkan potensi dasar yang ada pada dirinya. Potensi dasar ini dapat menjadi penentu tingkah laku (melalui proses). Oleh karena itu potensi dapat diarahkan agar tujuan pendidikan dapat tercapai dengan
baik.
Salah
satu
cara
yang
dapat
dilakukan
untuk
mengembangkan potensi dasar tersebut adalah melalui kebiasaan yang baik. Oleh karena itu, pendekatan pembiasaan sesungguhnya 3. Syarat – syarat pendekatan metode pembiasaan Ditijau dari segi ilmu psikologi kebiasaan seseorang erat kaitannya dengan figur yang menjadi panutan dalam perilakunya. Seorang anak terbiasa Salatkarena orang tua menjadi figurnya selalu mengajak dan memberi contoh kepada anak tersebut tentang salat. Demikian pula kebiasaan-kebiasaan lainnya. Oleh karena itu, apa syarat-syarat yang harus dilakukan dalam mengaplikasikan pendekatan pembiasaan dalam pendidikan. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, berikut ini akan dijelaskan, yaitu antara lain: a.
Mulailah pembiasaan itu sebelum terlambat. Usia sejak bayi dinilai waktu yang sangat tepat untuk mengaplikasikan pendekatan ini, karena setiap anak mempunyai rekaman yang cukup kuat dalam menerima pengaruh lilngkungan sekitarnya dan secara langsung akan dapat membentuknya.
20
b.
Pembiasaan hendaknya dilakukan secara kontiniu, teratur, dan terprogram. Sehigga pada akhirnya akan terbentuk sebuah kebiasaan yang utuh, permanent, dan konsisten. Oleh kerena itu, faktor pengawasan sangat menentukan dalam pencapaian keberhasilan dari proses ini.
c.
Pembiasaan hendaknya diawasi secara ketat, konsisten, dan tegas. Jangan memberi kesempatan yang luas kepada anak didik untuk melanggar kebiasaan yang telah ditanamkan.
d.
Pembiasaan yang pada mulanya hanya bersifat makanistik, hendaknya secara berangsur-angsur dirubah menjadi kebiasaan yang tidak verbalistik dan menjadi kebiasaan yang disertai dengan kata hati anak didik itu sendiri.
4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembiasaan Sebagaimana pendekatan-pendekatan yang lainnya di dalam proses pendidikan, pendekatan pembiasaan tidak bisa terlepas dari dua aspek yang saling bertentangnan, yaitu: kelebihan dan kekurangan. Sebab tidak satupun dari hasil pemikiran menusia yang sempurna dan bebas dari kelemahan.
21
1.
Kelebihan Kelebihan pendekatan ini antara lain: 1) Dapat menghemat tenaga dan waktu dengan baik 2) Pembiasaan tidak hanya berkaitan dengan aspek lahiriyah tetapi juga berhubungan dengan aspek batiniyah. 3) Pembiasaan dalam sejarah tercatat sebagai metode yang paling berhasil dalam pembentukan kepribadian anak didik.
2.
Kekurangan Kelemahan metode ini adalah membuahkan tenaga pendidik yang benar-benar dapat dijadikan sebagai contoh tauladan di dalam menanamkan sebuah nilai kepada anak didik. Oleh karena itu, pendidik yang dibutuhkan dalam mengaplikasikan pendekatan ini adalah pendidik pilihan yang mampu menyelaraskan antara perkataan dan perbuatan, sehingga tidak ada kesan bahwa pendidik hanya mampu memberikan nilai tetapi tidak mampu mengamalkan nilai yang disampaikannya terhadap anak didik. Setiap penyajian secara lisan baik yang formal dan berlangsung selama 45 menit maupun yang informal hanya memakan waktu 5 menit dapat disebut ceramah. Ceramah sebagai metode mengajar sudah lama digunakan para pengajar, baik disekolah maupun di perguruan tinggi.
Ini tidak berarti bahwa
ceramah merupakan metode yang usang, dalam arti tidak dapat digunakan lagi. Ceramah tidak dapat dinilai baik atau buruk.
22
Memang ceramah mengandung beberapa kelemahan, antara lain yang mencolok adalah tidak dapat memberikan kesempatan kepada pelajar untuk menunjukan perilaku yang relevan selain mencatat, karena berupa komukasi satu arah. Dengan demikian, pelajar merupakan pihak yang pasif. Meskipun demikian, ceramah masih bermanfaat untuk menyampaikan ide kepada pelajar. Dengan ceramah, suatu topik yang sederhana dapat dibuat menarik.
F.
Bermain Peran Metode bermain peran (the Role Playing Model).
Model ini
memberikan kesempatan kepada siswa – siswi untuk praktek menempatkan diri mereka di dalam peran – peran dan situasi – situasi yang akan meningkatkan kesadaran mereka terhadap nilai – nilai dan keyakinan – keyakinan mereka sendiri dan orang lain. Langkah – langkah pokok dalam bermain peran: 1. Memilih situasi bermain peran 2. Mempersiapkan kegiatan bermain peran 3. Memilih peserta / pemain peran 4. Mempersiapkan penonton 5. Memainkan peran (melaksanakan bermain peran) 6. Mendiskusikan dan mengevaluasi kegiatan bermain peran Langkah – langkah yang harus dilakukan guru adalah: 1. Menyajikan atau membantu siswa memilih situasi bermain yang tepat.
23
2. Membangun suasana yang mendukung, yang mendorong sisa untuk bertindak “Seolah – olah” tanpa perasaan malu. 3. Mengelola situasi bermain peran dengan cara yang sebaik – baiknya untuk mendorong spontanitas dan belajar. 4. Mengajarkan ketrampilan mengobservasi dan mendengarkan secara efektif dan kemudian menafsirkan dengan tepat apa yang mereka lihat dan dengarkan.
G.
Pembiasaan sebagai Metode Bahwa setiap anak diciptakan dengan fitrah tauhid yang mempunyai agama yang lurus dan iman kepada Allah. Firman Allah dalam surat Ar Ruum ayat 30
Artinya : Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Fitrah Allah; maksudnya ciptaan Allah, manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama yaitu agama tauhid kalau ada manusia tidak beragama tauhid, maka hal itu tidaklah wajar, mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah lantaran pengaruh lingkungan (Ulwan, 1994:170) Sabda nabi Muhammad SAW:
كم مُنُديُ نمد عهى انفطرة
24
Setiap yang dilahirkan adalah dilahirkan dalam keadaan fitrah. Yaitu bahwa ia dilahirkan dengan naluri tauhid dan iman kepada Allah. (Ulwan, 1994:171)
Dari sini peranan pembiasaan, pengajaran, dan pendidikan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak menemukan tauhid yang nurani, keutamaan – keutamaan budi pekerti, spiritual, dan etika agama yang lurus. Hendaknya bersama seorang anak kecil dalam pergaulan sehari – hari, karena anak – anak kecil yang berbudi pekerti baik, beradat kebiasaan terpuji, dan karena anak kecil dengan anak kecil lebih membekas pengaruhnya, satu sama lain akan saling meniru terhadap apa yang mereka lihat dan perhatikan (Ibnu Sina). (Ulwan, 1994:163) Anak adalah amanah bagi kedua orang tuanya. Hatinya yang suci adalah permata yang sangat mahal harganya. Jika dibiasakan pada kejahatan dan dibiarkan seperti dibiarkannya binatang, ia akan celaka dan binasa, sedang pemeliharaannya adalah dengan upaya pendidikan dan mengajari akhlak yang baik (Al Ghozali) ). (Ulwan, 1994:163) Adapun metode – metode islam dalam memperbaiki anak – anak, adalah berdasarkan 2 pokok : 1. Pengajaran Pengajaran adalah upaya teoritis dalam perbaikan dan pendidikan. 2. Pembiasaan Pembiasaan adalah upaya praktis dalam pembentukan dan persiapan.
25
Anak-anak adalah amanah bagi kedua orang tuanya, dan hatinya yang suci adalah permata yang sanagat mahal harganya, maka itu akan tumbuh pada kebaikan tersebut, dan akan berbahagialah di dunia dan di akhirat (Imam Ghozali). (Ulwan, 1994:171) Hadist riwayat Hakim dan Ibnu Abbas ra dari Rasulullah saw:
افتحُا عهى صبياوكم اَل كهمت بال انً اال اهلل “Bukalah dari anak-anak kalian kata-kata pertama dengan La ilaha illallah”. (Ulwan, 1994:166) Hadist riwayat Al Hikam dan Abu Dawud Ibnu Amr bin „Ash ra dari Rasul:
، َاضربُ ٌم عهيٍا ٌَم ابىاء عشر،مرَ انُ الدكم بانصالة ٌَم ابىاء سبع سىيه َفر قُ ابيىٍم فى انمضاجع “Suruhlah anak-anakmu mengerjakan salat, ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka jika enggan ketika mereka berusia sepuluh tahun, dan pisahkanlah mereka ketika mereka tidur”. (Ulwan, 1994:167)
Pendidikan dengan mengajarkan dan membiasakan adalah pilar terkuat pendidikan, dan metode paling efektif dalam membentuk iman anak dan meluruskan akhlaknya. Tidak diragukan bahwa mendidik dan membiasakan anak sejak kecil adalah paling menjamin untuk mendatangkan hasil. Sedangkan mendidik dan melatih setelah dewasa sangat sukar untuk mendekati kesempurnaan.
26
Ada hal-hal penting yang harus diketahui pendidik dalam hal mengajarkan kebaikan kepada anak-anak dan membiasakan mereka berbudi luhur, yaitu metode pemberian dorongan dengan kata-kata yang baik, memberikan hadiah, pengenalan untuk dibenci (tarhib), menghukum untuk meluruskan. Islam mempergunakan kebiasaan itu sebagai salah satu teknik pendidikan. Lalu ia mengubah seluruh sifat-sifat baik menjadi kebiasaan, sehingga jiwa dapat menunaikan kebiasaan itu tanpa terluka, payah, tanpa kehilangan banyak tenaga, dan tanpa menemukan banyak kesulitan. Pembiasaan dapat diartikan dengan proses membuat sesuatu satu seseorang menjadi terbiasa. Dalam kaitannya dengan metose pengajaran dalam pendidikan Islam, dapat dikatakan bahwa pembiasaan adalah sebuah cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan anak didik berpikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntutan agama Islam. Pembiasaan sangat efektif jika penerapannya dilakukan terhadap peserta didik yang berusia kecil, karena memiliki “rekaman”ingatan yang kuat dan kondisi kepribadian yang belum matang, sehingga mereka mudah terlarut dalam kebiasaan-kebiasaan yang sering mereka lakukan. Oleh kerena itu sebagai awal dalam proses pendidikan, pembiasaan merupakan cara yang sangat efektif dalam menanamkan nilai-nilai moral ke dalam jiwa anak. Nilai-nilai yang tertanam dalam dirinya ini kemudian akan terwujud dalam kehidupannya semenjak ia mulai melangkah ke usia remaja dan dewasa.
27
Dalam pribadi anak dapat dibentuk oleh lingkungannya dan dengan mengembangkan potensi dasar yang ada padanya. Potensi dasar ini dapat menjadi penentu tingkah laku (melalui proses). Oleh karena itu, potensi dasar harus selalu diarahkan agar tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik. Salah satu cara dapat dilakukan untuk mengembangkan potensi dasar tersebut adalah melalui kebiasaan yang baik. Dengan berulang – ulangnya suatu tindakan dapat dipastikan anak makin terpancing perhatiannya terhadap tindakan tersebut dan semakin senang melakukan aktifitas serta tanpa dirasakan berat tindakan tersebut telah menjadi bagian dari kehidupannya atau disiplin.
H. Prinsip-Prinsip Mengajar 1. Perhatian Di dalam mengajar guru harus dapat membangkitkan perhatian siswa kepada pelajaran yang diberikan oleh guru. Perhatian akan lebih besar bila siswa ada minat dan bakat. Bakat telah dibawa siswa sejak lahir, namun dapat berkembang karena pengaruh pendidikan dan lingkungan. Perhatian dapat timbul secara langsung, karena pada siswa sudah ada kesadaran akan tujuan dan kegunaan mata pelajaran yang diperolehnya. Pehatian tidak langsung baru timbul bila dirangsang oleh guru dengan penyajian pelajaran yang menarik, juga dengan menggunakan media yang merangsang siswa berpikir maupun menghubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa, bila perhatian terhadap pelajaran
28
itu ada pada siswa, maka pelajaran yang diterimanya akan dihayati, diolah di dalam pikiran, sehingga timbul pengetahuan. Usaha ini mengakibatkan siswa dapat membanding-bandingkan, membedakan dan menyimpulkan pengetahuan yang diterimanya.(Slameto, 2000:36) Perhatian menurut Ghozali adalah keaktifan jiwa ynag dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju pada suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan obyek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Jika bahan pelajaran tidak mendapat perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, usahakanlah bahan pelajaran selalu menarik perhatian dengan cara mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan hobi atau bakatnya. Perhatian adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dalam hubungannya
dengan
pemikiran
rangsangan
yang
datang
dari
lingkungannya. Jika seseorang sedang berjalan di jalan besar, ia sadar akan adanya lalu lintas di sekelilingnya, akan kendaraan-kendaraan dan orangorang yang lewat, akan took-toko yang ada di pinggir jalan. Dalam keadaan seperti ini kita tidak mengatakan bahwa ia menaruh perhatian atau perhatiannya tertarik akan hal-hal disekelilingnya. Tetapi jika kemudian kita lihat ia bertemu dengan seseorang yang dikenalnya dan kemudian bercakap-cakap dengannya, maka ia dapat mengatakan bahwa orang tersebut berada dalam keadaan sedang memperhatikan, yakin ia mengarahkan indera atau sistem persepsinya untuk menerima informasi
29
tentang ssuatu, dalam hal ini tentang orang yang dikenalnya itu, dalam tingkat yang lebih terinci. Tingkat yang lebih tinggi dari menaruh perhatian adalah menarik minat. Orang tidak lagi hanya bersedia untuk mendengarkan sesuatu, misalnya, tetapi ia juga bersedia untuk memberi tanggapan mengenai apa yang didengarnya. Salah satu masalah yang harus dihadapi oleh seorang guru dalam kelas adalah menarik perhatian siswa dan kemudian menjaga agar perhatian itu tetap ada. .(Slameto, 2000:106)
2. Aktifitas Dalam proses belajar mengajar, guru perlu menimbulkan aktifitas siswa dalam berfikir maupun berbuat. Penerimaan pelajaran jika dengan aktifitas siswa sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk berbeda. Atau siswa akan bertanya mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru. Dalam berbuat siswa dapat menjalankan perintah, melaksanakan tugas, membuat grafik, diagram, intisari dari pelajaran yang disajikan oleh guru. Bila siswa menjadi partisipasi yang aktif, maka ia memiliki ilmu / pengetahuan itu dengan baik. .(Slameto, 2000:36)
3. Disiplin
30
Kedisiplinan seolah erat hubungannnya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam melaksanakan tata tertib, kedisiplinan pegawai / karyawan dalam pekerjaan administrasi dan kebersihan / keteraturan kelas, gedung sekolah, halaman dan lain – lain, kedisiplinan kepala sekolah dalam mengelola seluruh staf beserta siswa –siswanya dan kedisiplinan tim BP dalam pelayanannya kepada siswa. Seluruh staf sekolah yang mengikuti tata tertib dan bekerja dengan disiplin pula, selain itu juga memberi pengaruh yang positif terhadap belajarnya.
Banyak sekolah yang dalam pelaksanaan disiplin kurang,
sehingga mempengaruhi sikap siswa dalam belajar, kurang bertanggung jawab karena bila tidak melaksanakan tugas tidak ada sangsi. Hal mana dalam proses belajar, siswa perlu disiplin, untuk mengembangkan motivasi yang tepat. Dengan demikian agar siswa belajar lebih maju, siswa harus disiplin dalam belajar baik di sekolah, di rumah dan di perpustakaan. Agar siswa disiplin haruslah guru beserta staf yang lain disiplin dalam belajar. (Slameto, 2000:67) Asas yang lain dalam cara belajar yang baik ialah disiplin, dengan jalan berdisiplin untuk melaksanakan pedoman – pedoman yang baik di dalam usaha belajar, barulah seorang mahasiswa mempunyai cara belajar yang baik. Sifat bermalas – malasan, keinginan mencari gampangnya saja, keseganan untuk bersusah payah memusatkan pikiran, kebiasaan untuk
31
melamun dan gangguan – gangguan lainnya selalu menghinggapi kebanyakan mahasiswa. Gangguan ini hanya bisa diatasi kalau seorang mahasiswa mempunyai disiplin. Belajar setiap hari secara teratur hanya mungkin dijalankan kalau seorang mahasiswa mempunyai disiplin untuk mentaati rencana kerja yang tertentu. Godaan – godaan yang bermaksud menagguhkan usaha belajar sampai sudah dekat ujian, hanya dapat dihalaunya kalau ia mendisiplinkan dirinya sendiri.
Disiplin akan
menciptakan kemauan untuk bekerja secara teratur. Berdisiplin selain akan membuat seorang mahasiswa memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik, juga merupakan suatu proses kearah pembentukan watak yang baik. Watak yang baik dalam diri seseorang akan menciptakan suatu pribadi yang luhur.
Karena kelak
setelah menjadi sarjana, mereka pada umumnya akan memegang pimpinan dalam masyarkat atau Negara.
Hanya dengan menggabungkan
pengetahuan yang sempurna dan watak yang baik dalam dirinya, barulah seseorang mahasiswa kelak dapat menjadi warga yang banyak berguna bagi masyarakat dan Negara. Cara belajar yang baik bukanlah bakat yang lahir segolongan orang saja. Cara belajar yang baik adalah suatu kecakapan yang dapat dimiliki oleh setiap mahasiswa dengan jalan latihan, tetapi keteraturan dan disiplin harus tertanam dan dikembangkan dengan penuh kemauan dan kesungguhan barulah dapat dimiliki oleh seorang mahasiswa. Membaca atau mempelajari pengetahuan mengenai cara belajar yang baik tidak
32
sukar. Tetapi mengusahakan agar kecakapan ini benar – benar dimiliki, hal ini meminta kesungguhan. Kecakapan ini harus dipergunakan sehari – hari oleh seorang mahasiswa dalam usaha belajarnya, hingga menjadi kebiasaan yang melekat pada dirinya, kalau cara belajar yang baik telah menjadi kebiasaan, maka tidak ada lagi resep – resep yang harus selalu diperhatikan sewaktu belajar.
Demikian pula unsure keteraturan dan
disiplin tidak akan terasa lagi sebagai beban yang berat. Dengan memiliki kebiasaan yang baik, nanti akan membuktikan bahwa setiap usaha belajar selalu memberikan hasil yang sangat memuaskan. Ilmu yang sedang dituntut dapat dimengerti dan dikuasai dengan sempurna. Ujian – ujian dapat dilalui dengan berhasil. Usaha yang berbuah itu akan menimbulkan kegembiraan dan kepuasan di dalam hati. Kalau seorang mahasiswa setiap kali menempuh ujian selalu lulus dan dari tahun ke tahun selalu naik tingkat, maka jerih payah dari usaha belajar itu tidak lagi akan dirasakannya. Tidak ada lagi perasaan tertekan di dalam jiwanya, karena setiap hari harus bekerja keras menghafal pelajaran – pelajaran.
Bahkan di dalam hatinya akan berkobar
kegembiraan untuk belajar semakin giat. Kelak setelah meninggalkan bangku sekolah, maka kebiasaan baik yang telah dimiliki akan tetap memberikan faedah kepada semua usahanya dalam masyarakat. Dalam usaha apapun juga, keteraturan dan disiplin akan tetap merupakan kunci untuk memperoleh hasil yang baik.(Gie, 1977:52)
33
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I 1. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan siklus I ini dilakukan pada hari Kamis, 30 Juli 2009, semester I Tahun Pelajaran 2009/2010, selama kurang lebih 45 menit. Pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program pembiasaan yang dilakukan di SDIT. Dilaksanakan pada siang dan sore hari atau waktu Dzuhur dan Asar sehingga tidak menganggu kegiatan belajar mengajar. Dipilihnya waktu siang dan sore atau Dzuhur dan Asar karena sangat mendukung dengan obyek yang teliti. Tindakan dilaksanakan di kelas hal ini dilakukan agar pelaksanaan Salat lebih tertib, terarah dan lebih mudah dipantau dari sisi kebenaran bacaan dan gerakan salat mengingat yang diteliti masih kelas II. Tujuan pemilihan tempat ini kami sesuaikan dengan materi yang diteliti yaitu “Meningkatkan Keterampilan Salat Fardlu Melalui Jama‟ah Salat Dzuhur dan Salat Asar Pada Siswa Kelas II SDIT Nidaul Hikmah Salatiga Tahun Pelajaran 2009/2010” Siswa yang menjadi bahan penelitian adalah siswa kelas II dengan jumlah 25 anak. Rata-rata usia siswa tersebut antara 7 sampai 8 tahun terdiri dari siswa putra dan putrid dengan latar belakang lingkungan keluarga yang bermacam-macam. Ada siswa yang berasal dari latar
34
belakang lingkungan yang selalu menekankan nilai agama tapi ada juga dari orang tua yang menyerahkan masalah agama pada sekolah. Peneliti adalah guru kelas di kelas tersebut di mana mata pelajaran pendidikan agama Islam diampu oleh guru kelas, dengan demikian peneliti mengetahui langsung tentang kemampuan keterampilan Salat fardlu siswa dalam melaksanakan salat. Dengan demikian kelebihan dan kekurangan sehingga dapat diperoleh bahan informasi yang perlu segara disampaikan siswa guna meningkatkan kegiatan selanjutnya. Mengingat
penelitian
ini
mengkaji
tentang
peningkatan
keterampilan Salat fardlu, maka tekanan penelitian adalah perhatian siswa terhadap salat, keaktifan siswa terhadap salat, dan kedisiplinan siswa terhadap salat, juga kemampuan siswa tentang salat. Adapun yang menjadi subyek penelitian adalah : a. Siswa kelas II SDIT Nidaul Hikmah Salatiga yang berjumlah 25 siswa Rata-rata usia siswa tersebut antara 7 sampai 8 tahun terdiri dari siswa putra dan putri dengan latar belakang lingkungan keluarga yang bermacam-macam. Ada siswa yang berasal dari latar belakang lingkungan yang selalu menekankan nilai agama tapi ada juga dari orang tua yang menyerahkan masalah agama pada sekolah. b. Guru kelas (selaku peneliti) yaitu dengan mengamati diri sendiri tentang kemampuan dan keterampilan guru dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran , terutama dalam melakukan salat.
35
Sebagai instrument penelitian yang dipakai untuk mendapatkan data penelitian adalah sebagai berikut: a. Buku evaluasi atau mutabaah siswa b. Lembar pengamatan Pelaksanaan tindakan siklus ini dilakukan dalam 4 tahapan, dengan alur Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan dan Refleksi, secara garis besar pelaksanaan dapat dideskripsikan sebagai berikut : a. Tahap Perencanaan / Planning, antara lain: Guna memperlancar pelaksanaan penelitian kelas yang akan dilakukan, dalam siklus, ini terlebih dahulu dilakukan persiapan, persiapan yang berhubungan dengan kegiatan yang akan dilakukan antara siswa dan peneliti. Persiapan itu antara lain, Buku evaluasi atau mutaba‟ah salat, lembar pengamatan serta sarana dan prasarana. b. Tahap Acting / Tindakan 1) Penjelasan langkah-langkah Penjelasan langkah kegiatan yang akan dilakukan dalam pengisian mutaba‟ah salat fardlu dan lembar pengamat harus diisi dengan sejujurnya. 2) Melakukan gerakan salat dengan benar Pada saat siswa melakukan salat peneliti melakukan bimbingan kepada siswa yang sedang melakukan gerakan salat, agar waspada pada setiap gerakan salat. Tidak boleh tergesa-gesa. 3) Uji coba melakukan gerakan salat fardlu
36
Setelah waktu selesai dan semua siswa telah melakukan gerakan, peneliti menunjuk salah seorang siswa untuk melakukan gerakan salat tanpa bimbingan peneliti. 4) Refleksi dan Tindak lanjut c. Pengamatan Pelaksanaan observasi dilakukan oleh peneliti. Siswa juga dilibatkan dalam kegiatan observasi. Secara tidak langsung dengan mengisi Mutaba‟ah salat fardlu dan lembar pengamatan perpaduan beberapa hasil pengamatan akan sangat bermanfaat, bagi proses tindakan selanjutnya. d. Refleksi Pada tahap ini dilakukan evaluasi kegiatan dan proses, dalam setiap tindakan menemukan kekurangan, kelemahan, kelebihan, dan kekuatan berdasarkan hasil pengamatan dari peneliti. Pada siklus ini pelaksanaan salat fardlu yang dilaksanakan oleh siswa belum sesuai yang diharapkan oleh peneliti. Hal ini disebabkan kurangnya kesadaran siswa dalam melaksanakan salat lima waktu serta kurangnya control dari orang tua atau wali murid.
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II 1. Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan siklus II ini dilakukan pada hari Kamis, 20 Agustus 2009 semester I Tahun Pelajaran 2009/2010 selama kurang lebih
37
45 menit. Pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program pembiasaan yang dilakukan di SDIT. Dilaksanakan pada siang dan sore hari atau waktu Dzuhur dan Asar sehingga tidak menganggu kegiatan belajar mengajar. Dipilihnya waktu siang dan sore atau Dzuhur dan Asar karena sangat mendukung dengan obyek yang teliti. Tindakan dilaksanakan di kelas hal ini dilakukan agar pelaksanaan Salat lebih tertib, terarah dan lebih mudah dipantau dari sisi kebenaran bacaan dan gerakan Salat mengingat yang diteliti masih kelas II. Tujuan pemilihan tempat ini kami sesuaikan dengan materi yang diteliti yaitu “Meningkatkan Keterampilan Salat Fardlu Melalui Jama‟ah Salat Dzuhur dan Salat Asar Pada Siswa Kelas II SDIT Nidaul Hikmah Salatiga Tahun Pelajaran 2009/2010”. Peneliti adalah guru kelas dikelas tersebut dimana mata pelajaran pendidikan agama Islam diampu oleh guru kelas, dengan demikian peneliti mengetahui langsung tentang kemampuan keterampilan salat fardlu siswa dalam melaksanakan salat. Dengan demikian kelebihan dan kekurangan sehingga dapat diperoleh bahan informasi yang perlu segera disampaikan siswa guna meningkatkan kegiatan selanjutnya. Mengingat
penelitian
ini
mengkaji
tentang
peningkatan
keterampilan Salat fardlu, maka tekanan penelitian adalah perhatian siswa terhadap salat, keaktifan siswa terhadap salat, dan kedisiplinan siswa terhadap salat, juga kemampuan siswa tentang salat. Adapun yang menjadi subyek penelitian adalah:
38
a. Siswa kelas II SDIT Nidaul Hikmah Salatiga yang berjumlah 25 siswa yaitu mengamati tentang kemampuan, perhatian, keaktifan, dan kedisiplinan siswa dalam praktek salat. b. Guru kelas (selaku peneliti) yaitu dengan mengamati diri sendiri tentang kemampuan dan keterampilan guru dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran, terutama dalam melatih dan mengembangkan keterampilan siswa dalam melakukan Salat sebagai bahan guru sendiri dalam menerapkan suatu metode c. Proses pembelajaran yaitu guru kelas sebagai peneliti mengamati proses pembelajaran berlangsung. Sebagai instrument penelitian yang dipakai untuk mendapatkan data penelitian adalah sebagai berikut: 1) Buku evaluasi atau mutaba‟ah siswa 2) Lembar pengamatan Pelaksanaan tindakan siklus ini dilakukan dalam 4 tahapan, dengan alur Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan dan Refleksi, secara garis besar pelaksanaan dapat dideskripsikan sebagai berikut : a. Tahap Perencanaan/Planning Rencana kegiatan ke 2 tidak jauh berbeda dengan rencana tindakan 1, hanya macam rencana kegiatannya yang diubah sesuai dengan yang telah disiapkan. Persiapannya antara lain, lembar pengamatan, peralatan salat, kegiatan ini dilakukan di kelas. Selain itu
39
peneliti lebih menekankan tentang kewajiban salat fardlu serta hikmahnya b. Tahap Acting/Tindakan 1) Penjelasan langkah-langkah Penjelasan langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan dalam melaksanakan rukun-rukun salat, haruslah dilakukan dengan benar. 2) Melakukan rukun-rukun salat Pada saat siswa melakukan rukun-rukun salat, peneliti melakukan pembimbingan kepada siapa-siapa yang sedang melakukan rukun-rukun salat supaya rukun-rukun salat dilakukan dengan benar. 3) Uji coba keterampilan melakukan rukun-rukun salat Sehabis salat jama‟ah, peneliti melakukan uji coba keterampilan melakukan rukun-rukun salat kepada siswa dengan menunjuk beberapa siswa untuk melakukan rukun-rukun salat. 4) Refleksi dan tindak lanjut Peneliti dan siswa melakukan refleksi secara bersama dan diakhiri siswa secara individu. c. Pengamatan Pelaksanaan observasi hampir sama dengan yang dilakukan pada tindakan 1. kegiatan ini dilakukan oleh peneliti sebagai
40
pengamat. Perpaduan beberapa hasil pengamatan akan sangat bermanfaat bagi proses tindakan selanjutnya. d. Refleksi Pada tahap ini dilakukan evaluasi kegiatan dan proses dalam setiap tindakan untuk menemukan kekurangan, kelemahan, dan kekuatan berdasarkan hasil pengamatan. Hasil siklus II dalam pembiasaan salat lima waktu menunjukkan adanya kemajuan dari siklus I. Dalam siklus ini pelaksanaan salat lima waktu yang dilaksanakan oleh siswa sudah sesuai yang diharapkan, artinya siswa sudah salat lima waktu secara penuh meskipun ada beberapa anak yang belum melaksanakan secara penuh. Hal ini dibuktikan dengan pengisian siswa dalam buku evaluasi atau mutaba‟ah
41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Pelaksanaan penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli 2009 di SDIT Nidaul Hikmah Salatiga. Peneliti mengambil siswa kelas II yang berjumlah 25 siswa. Setiap peneliti memberikan lembar mutaba’ah yang harus diisi siswa tentang kegiatan Salat fardlu selama liburan. Dari jumlah sekian yang sudah mengamalkan baru sekitar 15%. Untuk menyelidiki itu
peneliti
menjelaskan kembali tentang pengisian buku mutaba’ah yang telah ada setelah benar keadaanya peneliti mengadakan Salat jamaah Dzuhur dan Asar sebagaimana yang telah menjadi program pembiasaan di SDIT. Prosentase perbandingan siswa antara sebelum diadakan jamaah Salat dzuhur dan ashar, dan sesudah diadakan Salat dzuhur dan ashar berjamaah bisa kita lihat pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2. Tabel 4.1 Nilai praktek salat Perhitungan perolehan nilai saat pra tes No
Rentang nilai
Frekuensi
Prosentase
1
6-10
0
0
2
10-20
0
0
3
20-30
0
0
4
30-40
0
0
5
40-50
0
0
6
50-60
8
32
7
60-70
10
40
42
No
Rentang nilai
Frekuensi
Prosentase
8
70-80
5
20
9
80-90
2
8
10
90-100
0
0
Jumlah
25
100 %
Tabel 4.2 Nilai praktek salat Perhitungan perolehan nilai saat pasca tes No
Rentang nilai
Frekuensi
Prosentase
1
6-10
0
0
2
10-20
0
0
3
20-30
0
0
4
30-40
0
0
5
40-50
0
0
6
50-60
4
16
7
60-70
6
24
8
70-80
3
12
9
80-90
10
40
10
90-100
2
8
Jumlah
25
100 %
Setelah pembagian angket pertama dan diisi oleh siswa kemudian peneliti menelitinya yang ternyata hasilnya sebagai berikut. Siswa yang sudah aktif/disiplin Salat Dzuhur 76%, Asar 56%, Maghrib 89%, Isya‟ 56% dan Subuh 67% Selanjutnya peneliti mengajak siswa untuk melaksanakan jama‟ah salat Dhuhur dan Ashar bersama-sama di sekolah mulai 27 Juli 2009 yaitu pada hari senin, selasa, rabu, kamis dan jum‟at. Kegiatan ini berlangsung selama
43
proses kegiatan belajar mengajar di SDIT berlangsung. Pada bulan terakhir penelitian peneliti memberi lembar evaluasi yang kedua yang hasilnya adalah siswa yang sudah aktif Salat dzuhur 100 persen, ashar 100 persen, maghrib 100 persen, isya 80 persen dan subuh 90 persen. Dalam kegiatan tersebut peneliti selalu mengikuti dan mengawasi. Setiap kali kegiatan memakan waktu kurang lebih 45 menit dengan rincian.
Berwudlu
Berpakaian
Adzan
Salat Pada hasil ujian praktek Salat fardlu semua siswa tuntas. Hal ini
menunjukkan perhatian, aktifitas dan kedisiplinan melaksanakan salat fardlu meningkat sebab mustahil siswa tanpa perhatian, aktifitas dan kedisiplinan akan dapat melaksanakan Salat secara tertib. B. Pembahasan Setelah peneliti menganalisis data yang diperoleh bahwa sebelum dilaksanakan jamaah salat dzuhur dan ashar diperoleh data yaitu salat dzuhur 76%, ashar 56%, maghrib 89%, isya‟ 56% dan subuh 67%. Hal ini dapat dilihat dari tabel 4.2
44
Tabel 4.3 Perhitungan Prosentase Sebelum dilaksanakan salat dzuhur dan ashar berjamaah. No
Nama
Salat Dzuhur
Ashar
Maghrib
Isya’
Subuh
1
Ade Irma Nurul Hanifah
√
√
√
√
√
2
Aditya Ahmad Albar
√
-
√
√
√
3
Agus Wildan Mahmud
√
√
√
√
√
4
Al Gifar Van Arya
√
√
√
√
√
5
Alel Tegar Wijaya
-
-
-
-
-
6
Alif Yuwastika
√
√
√
√
-
7
Alma Zannuba Khofsoh
-
-
-
-
-
8
Alvin Ghozali
-
-
-
-
-
9
Amalia Prasetyaningtyas
√
-
√
√
√
10
Amsa Luthfi
√
√
√
-
√
11
Anis Muwakhidah
√
√
√
√
-
12
Annisa Nur Fatimah
√
-
√
-
√
13
Atika Salsabila
√
√
√
√
√
14
Bagas Eka Pradana
√
√
√
√
√
15
Dinda Setya Sukma
√
√
√
√
√
16
Hafidz Yoga
√
-
-
-
√
17
Kurnia Isnan
-
-
√
-
-
18
M. Farhat Hamas
√
√
√
√
√
19
M. Haidar Ar Rasyid
√
√
√
-
√
20
M Risang Ayatullah
√
√
√
√
√
21
Riza Maulana
-
-
√
-
-
22
Rizqon Fikri
√
-
√
√
-
23
Salma Naura
√
√
√
-
√
24
Sevira Amanda
-
-
√
-
-
25
Syilwa
√
√
√
√
√
76%
56%
86%
56%
67%
Prosentase
45
Sedangkan sesudah dilaksanakan salat dzuhur dan ashar secara berjamaah diperoleh hasil salat dzuhur meningkat dari 76% menjadi 100%, salat ashar meningkat dari 56% menjadi 100%, Salat maghrib meningkat dari 89% menjadi 100%, salat isya‟ meningkat dari 56% menjadi 80% dan salat subuh meningkat dari 67% menjadi 90%. Tabel 4.4 Perhitungan Prosentase Sesudah Dilaksanakan Salat Dhuhur dan Asar No
Nama
Salat Dzuhur Ashar Maghrib
Isya’
Subuh
1
Ade Irma Nurul Hanifah
√
√
√
√
√
2
Aditya Ahmad Albar
√
√
√
√
√
3
Agus Wildan Mahmud
√
√
√
√
√
4
Al Gifar Van Arya
√
√
√
√
√
5
Alel Tegar Wijaya
√
√
√
-
-
6
Alif Yuwastika
√
√
√
√
√
7
Alma Zannuba Khofsoh
√
√
√
-
√
8
Alvin Ghozali
√
√
√
-
-
9
Amalia Prasetyaningtyas
√
√
√
√
√
10
Amsa Luthfi
√
√
√
√
√
11
Anis Muwakhidah
√
√
√
√
√
12
Annisa Nur Fatimah
√
√
√
√
√
13
Atika Salsabila
√
√
√
√
√
14
Bagas Eka Pradana
√
√
√
√
√
15
Dinda Setya Sukma
√
√
√
√
√
16
Hafidz Yoga
√
√
√
√
√
17
Kurnia Isnan
√
√
√
-
√
18
M. Farhat Hamas
√
√
√
√
√
46
19
M. Haidar Ar Rasyid
√
√
√
√
√
20
M Risang Ayatullah
√
√
√
√
√
21
Riza Maulana
√
√
√
√
√
22
Rizqon Fikri
√
√
√
√
√
23
Salma Naura
√
√
√
√
√
24
Sevira Amanda
√
√
√
√
-
25
Syilwa
√
√
√
√
√
100%
100%
100%
80%
90%
Prosentase
Hal ini menunjukkan bahwa penelitian sudah sesuai dengan apa yang diharapkan yaitu peningkatan pengamalan salat fardlu. Dari Lembar pengamatan yang kami berikan menunjukkan bahwa aktifitas salat pada siswa sebelum dilaksanakan salat jama‟ah dapat dilihat pada tabel 4.5 dan sesudah dilaksanakan salat jama‟ah dapat dilihat pada tabel 4.6 Tabel 4.5 Hasil Kuesioner Siswa Pada Praktek Salat Pada Siklus 1 No.
Pertanyaan
1.
Jawaban siswa Sudah
Belum
Apakah kamu sudah terbiasa salat Dzuhur ?
19
6
2.
Apakah kamu sudah terbiasa salat Ashar?
14
11
3.
Apakah kamu sudah terbiasa salat Maghrib?
22
3
4.
Apakah kamu sudah terbiasa salat Isya‟?
14
11
5.
Apakah kamu sudah terbiasa salat Subuh?
16
9
47
Tabel 4.6 Hasil Kuesioner Siswa Pada Praktek Salat Pada Siklus 2 No.
Pertanyaan
Jawaban siswa Sudah
Belum
1.
Apakah kamu sudah terbiasa salat Dzuhur ?
25
0
2.
Apakah kamu sudah terbiasa salat Ashar?
25
0
3.
Apakah kamu sudah terbiasa salat Maghrib?
25
0
4.
Apakah kamu sudah terbiasa salat Isya‟?
22
3
5.
Apakah kamu sudah terbiasa salat Subuh?
22
3
Dari data diatas dapat kita lihat bahwa jumlah siswa dalam melaksanakan salat fardlu mengalami peningkatan.
Hal ini menunjukkan
bahwa penelitian sudah sesuai dengan apa yang diharapkan yaitu peningkatan kedisiplinan dalam melaksanakan salat fardlu. Dari pengamatan yang telah kami lakukan bahwa keterampilan anak dalam meningkatkan salat fardlu mengalami perbaikan. Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Praktek Salat Pada Siklus 1 No.
Aspek pengamatan
Hasil
1.
Kesiapan siswa dalam praktek salat
Sedang
2.
Kemampuan siswa dalam praktek salat
Sedang
3.
Kemampuan siswa dalam melakukan gerakan salat
Sedang
4.
Kemampuan siswa dalam melakukan ruku
Kurang
5.
Kemampuan siswa dalam melakukan I‟tidal
Sedang
6.
Kemampuan siswa dalam melakukan sujud
Kurang
48
7.
Kemampuan siswa dalam melakukan duduk iftirasy
Sedang
8.
Kemampuan siswa dalam melakukan duduk tawaruk
Sedang
9.
Kemampuan siswa dalam melakukan salam
Sedang
Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Salat Pada Siklus 2 No.
Aspek pengamatan
Hasil
1.
Kesiapan siswa dalam praktek salat
Baik
2.
Kemampuan siswa dalam praktek salat
3.
Kemampuan siswa dalam melakukan gerakan salat
4.
Kemampuan siswa dalam melakukan ruku
5.
Kemampuan siswa dalam melakukan I‟tidal
Baik
6.
Kemampuan siswa dalam melakukan sujud
Sedang
7.
Kemampuan siswa dalam melakukan duduk iftirasy
Baik
8.
Kemampuan siswa dalam melakukan duduk tawaruk
Sedang
9.
Kemampuan siswa dalam melakukan salam
Sedang Baik Sedang
Baik
Dari data diatas menunjukkan bahwa penelitian sudah sesuai dengan apa yang diharapkan yaitu peningkatan keterampilan dalam melaksanakan salat fardlu. Hasil ujian praktek salat fardlu dapat kita lihat pada tabel berikut, yaitu pada tabel 4.9 dibawah ini.
49
Tabel 4.9 Nilai Salat SDIT Nidaul Hikmah Salatiga Tahun Pelajaran 2009/2010 Sebelum Penelitian. No
Nama
Nilai
1
Ade Irma Nurul Hanifah
65
2
Aditya Ahmad Albar
64
3
Agus Wildan Mahmud
67
4
Al Gifar Van Arya
65
5
Alel Tegar Wijaya
60
6
Alif Yuwastika
65
7
Alma Zannuba Khofsoh
60
8
Alvin Ghozali
60
9
Amalia Prasetyaningtyas
69
10
Amsa Luthfi
65
11
Anis Muwakhidah
68
12
Annisa Nur Fatimah
68
13
Atika Salsabila
65
14
Bagas Eka Pradana
70
15
Dinda Setya Sukma
70
16
Hafidz Yoga
70
17
Kurnia Isnan
63
18
M. Farhat Hamas
70
19
M. Haidar Ar Rasyid
70
20
M Risang Ayatullah
70
21
Riza Maulana
66
22
Rizqon Fikri
60
23
Salma Naura
69
24
Sevira Amanda
68
25
Syilwa
70 Rata-rata
Sumber: data penulis 2009
66,28
50
Tabel 4.10 Nilai praktek Salat SDIT Nidaul Hikmah Salatiga Tahun Pelajaran 2009/2010 sesudah diadakan penelitian. No
Nama
Nilai
1
Ade Irma Nurul Hanifah
85
2
Aditya Ahmad Albar
86
3
Agus Wildan Mahm
90
4
Al Gifar Van Arya
85
5
Alel Tegar Wijaya
80
6
Alif Yuwastika
85
7
Alma Zannuba Khofsoh
80
8
Alvin Ghozali
80
9
Amalia Prasetyaningtyas
86
10
Amsa Luthfi
87
11
Anis Muwakhidah
87
12
Annisa Nur Fatimah
88
13
Atika Salsabila
88
14
Bagas Eka Pradana
90
15
Dinda Setya Sukma
95
16
Hafidz Yoga
89
17
Kurnia Isnan
85
18
M. Farhat Hamas
95
19
M. Haidar Ar Rasyid
95
20
M Risang Ayatullah
95
21
Riza Maulana
90
22
Rizqon Fikri
85
23
Salma Naura
90
24
Sevira Amanda
85
25
Syilwa
95 Rata – rata
87,84
51
Dari penilaian salat yang telah kami lakukan juga mengalmi peningkatan dari 66,28 menjadi 87,84. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian sudah sesuai dengan apa yang diharapkan yaitu peningkatan kedisiplinan dalam melaksanakan salat fardlu. Pendidikan Agama Islam yang harus dilaksanakan oleh setiap orang, sebagai amalan harian tidak cukup diberikan kepada siswa hanya secara teori saja. Amalan –amalan ibadah seperti salat perlu adanya pembiasaan sejak dini. Siswa tidak semuanya berdomisili di lingkungan yang mendukung untuk mengerjakan Salat.
Siswa yang tinggal di lingkungan islami dan
mempunyai orang tua yang selalu mendorong anaknya untuk mengerjakan salat sudah tidak ada beban berat bagi guru di sekolah. Tetapi bagaimana amalan Salat bagi siswa yang berdomisili di lingkungan yang tidak islami dan orang tua yang selalu sibuk bekerja sehingga tidak dapat memantau anak secara penuh? Ini merupakan beban bagi seorang guru. Adanya pola pembiasaan sejak dini adalah cara yang efektif dilakukan agar siswa mempunyai tanggung jawab atas dirinya dengan kesadaranya sendiri. Terkait dengan prinsip mengajar, diantaranya adalah yang pertama perhatian; adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju pada suatu obyek atau sekumpulan obyek. Perhatian dapat timbul secara langsung karena pada siswa sudah ada kesadaran akan tujuan dan kegunaan pelajaran yang diperolehnya.
Selain itu ada perhatian tiodak
langsung ia baru timbul bila dirangsang oleh guru dengan penyajian pelajaran
52
yang menarik juga dengan menggunakan media yang merangsang siswa berfikir maupun dengan menghubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Dengan kegiatan jamaah salat dzuhur dan ashar siswa terangsang jiwanya untuk melakukan Salat fardlu. Hal ini bisa dilihat dari pengisian lembar evaluasi Salat lima waktu yang meningkat yaitu salat dzuhur meningkat dari 76% menjadi 100%, Salat ashar meningkat dari 56% menjadi 100%, salat maghrib meningkat dari 89% menjadi 99%, salat isya‟ meningkat dari 56% menjadi 80% dan salat subuh meningkat dari 67% menjadi 90%. Dengan peningkatan ini membuktikan peningkatan kedisiplinan dan keterampilan siswa terhadap Salat fardlu. Yang kedua yaitu keaktifan; penerimaan pelajaran bila dengan aktifitas siswa sendiri kesan itu tidak akan berlalu begitu saja tetapi dipkirkan, diolah kemudin dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda. Jamaah salat dzuhur dan ashar yang dilaksanakan terus menerus mendorong jiwa siswa untuk melaksanakan keaktifan. Keaktifan siswa ini meningkat sesudah siswa melihat, menghayati dan melaksanakan jamaah salat dzuhur dan ashar secara langsung. Sedangkan yang ketiga yaitu kedisiplinan, salah satu asas belajar adalah disiplin belajar, belajar setiap hari secara teratur hanya mungkin dijalankan kalau seseorang mempunyai disiplin untuk mentaati rencana kerja yang tertentu. Disiplin akan menciptakan kemauan untuk bekerja secara teratur. Keteraturan dan disiplin harus ditanam dan dikembangkan dengan
53
penuh dan kesungguhan barulah dapat diambil oleh seseorang. Kegiatan jamaah salat dzuhur dan ashar yang dilakukan dengan penuh kesungguhan telah membangkitkan siswa buntuk meningkatkan kedisiplinan Salat fardlu.
54
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dari penelitian yang berjudul “Meningkatkan Keterampilan Salat Fardlu Melalui Jama‟ah Salat Dzuhur dan Ashar Pada Siswa Kelas II SDIT Nidaul Hikmah Salatiga Tahun Pelajaran 2009/2010” diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Jama‟ah salat Dzuhur dan Ashar dapat meningkatkan kesadaran siswa dalam salat fardlu. Hal ini terbukti dengan peningkatan pelaksanaan salat fardlu yang terlihat dalam analisis antara lain nilai siswa yang selalu meningkat dan bersemangat mengikuti jama‟ah salat Dzuhur. 2. Jama‟ah salat Dzuhur dan Ashar dapat meningkatkan kedisiplinan siswa dalam salat fardlu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhatian siswa berangsur-angsur meningkat dari siklus 1 dan 2 dengan prosentase dari 65,7% meningkat menjadi 92,2%. 3. Jama‟ah salat Dzuhur dan Ashar dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam salat fardlu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam melaksanakan praktek jama‟ah salat Dzuhur dan Ashar menjadi lebih baik.
55
B. Saran Penelitian ini dapat dijadikan sebagai rekomendasi bagi para guru, terutama dalam hal pembiasaan salat lima waktu. Rekomendasi tersebut atau saran tersebut antara lain hendaknya seorang guru selalu mendorong siswa atau memotivasi siswa untuk membiasakan salat fardlu. Agar pelaksanaan salat fardlu sesuai dengan syariat maka guru selalu membimbing siswa dalam pelaksanaan salat fardlu tersebut. Selanjutnya agar pelaksanaan salat fardlu terevaluasi secara rutin maka guru juga harus memonitor pelaksanaan salat fardlu anak.
56
DAFTAR PUSTAKA
Al Qur’an dan terjemahannya, Depag RI Harun, Salman. Sitem Pendidikan Islam, PT. Al Ma‟srif : Bandung Hawwa,Sa‟id. 2005. Tazkiyatun Nafs, Pena Pundi Aksara : Jakarta Jawad Mughniyah, Muhammad, 2007. Fiqh Lima Mazhab, Lentera : Jakarta Nashih Ulwan, Abdullah. Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam, Asy – Syifa : Semarang Rais, H.A. Razak dan H. Rais Lathief (terjemahan), 1991, Shahih Muslim, Pustaka Al Husna : Jakarta Slameto. _______ Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta Sumantri, Mulyani, 1999. Strategi Belajar Mengajar. Depdikbud : Jakarta The Liang Gie, 1977. Cara Belajar Yang Efisien. Gajah Mada University Press Yogyakarta
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Khikayah
Tempat/Tanggal Lahir
: Kab. Semarang, 27 November 1980
Alamat
: Dukuh Krajan RT 05 RW 01 Sidomukti Salatiga
Pendidikan
: - RA Raudhotul Atfal kecandran lulus tahun 1987 - SD Sidorejo Lor Saltiga lulus tahun 1993 - MTsN Salatiga lulus tahun 1996 - MAN I Salatiga lulus tahun 1999 - STAIN Salatiga Jurusan PGK Progdi PAI lulus tahun 2002
