MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V-B SD NEGERI NOMOR 101774 SAMPALI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAITIN TARIGAN* DAN SUHARNINGSIH** *Dosen Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED ** Mahasiswa Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED Email :
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kemampuan berbicara V-B SD Negeri No. 101774 Sampali Tahun Pelajaran 2011/2012. Berdasarkan analisis data hasil penelitian pada saat sebelum diberikan tindakan diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 38,33 dan hanya 6 orang siswa yang tuntas (18,75%) dari 32 orang siswa yang mampu berbicara. Setelah diberikan tindakan pada siklus I dengan menggunkan model Pembelajaran Koopertif Tipe STAD diperoleh nilai rata-rata siswa sebsar 63,01 dan sebanyak 13 (40,63%) orang mengalami peningkatan keterampilan berbicara dengan berbahasa yang santun, sedangkan 19 (59,38%) orang lainnya belum berhasil. Setelah diberikan. Pada siklus kedua yang merupakan perbaikan pembelajaran yang diberikan pada siklus pertama. Diperoleh nilai rata-rata sebesar 80,34 dengan rincian 28 (87,50%) sudah memperoleh nilai ≥ 68, hal ini menunjukkan bahwa 28 orang tersebut mencapai nilai KKM. Sedangkan lainnya hanya 4 (12,50%) orang lagi yang belum mencapai tingkat keberhasilan yaitu dibawah nilai KKM. Kata Kunci : Kemampuan Berbicara, Model Kooperatif Tipe STAD
PENDAHULUAN Berbicara merupakan aktivitas komunikasi yang sering dilakukan orang dalam kehidupannya sehari-hari baik di lingkungan keluarga, lingkungan kerja, lingkungan sekolah, maupun lingkungan masyarakat budaya di mana seseorang itu tinggal. Berbicara sangat mudah dilakukan oleh setiap orang terutama dalam keadaan santai dengan teman, atau keluarga. Walaupun aktivitas komunikasi setiap hari dilakukan, namun berbicara untuk menyampaikan ide atau gagasan bukan hal yang mudah dilakukan bagi yang belum terlatih dan terbiasa berbicara di depan khalayak ramai dan dalam keadaan resmi. Karena hal
ini membutuhkan keberanian diri dan ketahanan mental. . Keterampilan berbicara yang dimiliki siswa akan membentuk dirinya menjadi generasi penerus bangsa yang kreatif, mampu berbicara dengan tuturan yang komunikatif, jelas, runtut, dan mudah difahami. Tanggap dan kritis terhadap masalah-masalah yang dihadapi, mampu mengajukan beberapa alternatif dalam memberikan tindakan yang tepat secara sistematis dalam berbagai situasi, dan menjadi manusia bagian dari peradaban moderen yang mampu menguasai ilmu dan teknologi dan sekaligus mampu mengomunikasikannya secara baik
145
Tapi kenyataannya siswa kelas V-B semester II SD No. 101774 Sampali tahun pelajaran 2011/2012 belum memiliki kemampuan berbicara dengan kalimat yang mudah difahami orang. Rendahnya keterampilan berbicara siswa dapat dilihat dari hasil ulangan harian pada semester I untuk empat aspek pembelajaran bahasa Indonesia. Perolehan nilai ini masih memerlukan pembenahanpembenahan ke depan terhadap komponen-komponen pembelajaran yang dituangkan dalam model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan dari kompetensi yang diharapkan. Salah satu komponen pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan daya keaktifan siswa dan mengembangkan kompetensi berbicara siswa adalah memilih model pembelajaran yang tepat. Kenyataannya orientasi guru dalam pembelajaran hanya mengacu kepada tingkat kebahasaan atau materi ajar, belum sampai pada cara menggunakan keterampilan berbahasa yang sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran masih menekankan pada ranah kognitif saja. Berdasarkan hasil refleksi dan perbincangan antara peneliti dengan teman sejawat terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di kelas V-B selama ini, bahwa proses pembelajaran bahasa Indonesia kurang dirancang dan didesain
dengan model yang tepat dengan tujuan pembelajaran. Salah satu upaya yang dianggap efektif untuk memperbaiki proses dan hasil belajar yang selama ini dilaksanakan dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa adalah melalui penerapan model pembelajaran Kooferatif learning tipe STAD (Student Team Achievement Divisions). Penerapan model pembelajaran Kooperatif merupakan model pembelajaran yang relevan dalam mengajar dan melatih keterampilan berbicara siswa. Dalam pembelajaran berbicara para siswa mengambil peranannya sebagai pembicara, sementara teman yang lain menjadi pendengar yang bertugas mengoreksi bagian-bagian yang salah, mengisi bagian materi yang belum ada, serta mencari solusi dalam memecahkan masalah. Mereka berbicara dalam menyampaikan penjelasan tidak hanya belajar dan menerima materi yang disajikan dari guru, tetapi dapat belajar dari siswa lainnya dan memiliki kesempatan untuk memberikan pembelajaran melalui tugas sebagai tutor sebaya dalam kelompok. Mengingat pentingnya peranan berbicara dalam kehidupan manusia sehari-hari, maka pengajaran berbicara harus mendapat perhatian yang khusus. Berdasarkan uraian di atas salah satu upaya untuk melakukan tindakan memperbaiki proses pengajaran berbicara baik oleh guru, maupun oleh siswa perlu
146
diadakan penelitian tindakan kelas. Tujuannya adalah untuk membuktikan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Maka penelitian ini diberi judul “Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V-B semester II SD Negeri 101774 Sampali Tahun Pelajaran 2011/2012 Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD” METODE PENELITIAN Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Negeri 101774 yang beralamat di jalan Irian Barat Sampali Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Penelitian akan dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2011/2012, penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah yaitu bulan Maret sampai dengan April 2012 Subjek penelitian adalah siswa kelas V-B yang terdiri dari 32 orang dengan komposisi 11 orang siswa laki-laki dan 22 orang siswa perempuan. Penelitian ini dilakukan oleh peneliti sebagai pelaku utama dan dibantu oleh satu orang guru kelas sebagai kolaborator yang akan menjadi observer yaitu guru kelas VI-B. Objek dari penelitian ini adalah : 1) keterampilan berbicara siswa dengan pemilihan kata yang tepat, santun berbahasa, dan ekspresi yang tepat, 2) kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran
menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD, 3) aktifitas siswa selama pembelajaran berlangsung a) Tahap Perencanaan Pada tahap perencanaan ini yang dilakukan adalah merencanakan tindakan yang akan dilakukan yaitu berupa skenario pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan siklus I adalah sebagai berikut : 1. Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah. 2. Merencanakan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sesuai dengan jadwal pelajaran 3. Menyiapkan tema belajar yang sesuai dengan kompetensi dasar untuk pemersatu kegiatan berbahasa 4. Mengembangkan silabus 5. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan tahap pembelajaran kooperatif tipe STAD dan silabus 6. Menyiapkan sumber belajar dan sarana pembelajaran. 7. Menyiapkan instrumen penilaian proses, hasil belajar, dan tugastugas belajar siswa 8. Menyusun instrumen observasi penelitian b) Tahap Pelaksanaan Tindakan Setelah tahap perencanaan disusun, maka tahap selanjutnya
147
adalah melaksanakan rencana pembelajaran yang telah direncanakan RPP. Pelaksanaan tindakan tersebut yaitu : 1. Menjelaskan tentang pembelajaran kooperatif dan prosedur pelaksanaannya. 2. Menjelaskan metode dan prosedur penilaian yang akan dipakai. 3. Menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD 4. Menentukan skor awal berdasarkan nilai ulangan sebelumnya 5. Mengorganisir siswa dalam kelompok kooperatif sesuai dengan tingkat prestasi akademik 6. Mengarahkan siswa belajar 7. Memberikan tes berdasarkan materi yang dipelajari 8. Memberikan penghargaan kepada kelompok super c) Tahap Observasi Observasi dilakukan untuk mengetahui kesesuaian tindakan dengan rencana yang telah ditetapkan sekaligus mengetahui sejauh mana tindakan dapat menghasilkan perubahan yang sesuai dengan yang dikehendaki. Peneliti juga dapat melihat kesulitankesulitan yang dialami siswa sewaktu pembelajaran berlangsung. 1. Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung 2. Guru dan observer menyimak dan menilai hasil identifikasi gambar serta komentar yang diberikan siswa secara individual
d) Tahap Refleksi Tahap refleksi dilakukan dengan mempertimbangkan pedoman mengajar yang dilakukan serta melihat kesesuaian yang dicapai dengan yang diinginkan dalam pembelajaran yang pada akhirnya di temukan kelebihan dan kekurangan, dimana jika ditemukan kekurangan maka akan dilakukan tindakan perbaikan pada siklus II. Setelah siklus I dijalankan dan hasil yang dicapai belum sesuai dengan yang diharapkan, maka dilakukan kembali tahap-tahap diatas untuk dilakukan pada siklus II dan siklus selanjutnya sampai hasil belajar yang diharapkan tercapai. Pelaksanaan siklus II dilaksanakan setelah melakukan perbaikanperbaikan pada rencana pembelajaran dan tindakan yang akan dilakukan dengan urutan-urutan seperti yang dilaksanakan pada siklus I. 1. Mengevaluasi kegiatan tindakan yang telah dilakukan dalam pembelajaran 2. Mengaji hal yang seharusnya terjadi dan seharusnya dilakukan pada proes pembelajaran 3. Memperbaiki pelaksanaan tindakan berdasarkan hasil evaluasi, untuk menjadi dasar penyusunan perencanaan pada siklus selanjutnya. Teknik Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, alat pengukur data yang digunakan adalah sebagai berikut.
148
1. Tes Penilaian keterampilan berbicara dilakukan dengan penilaian kinerja/performance. Penilaian ini berupa penilaian terhadap kemampuan siswa dalam berbicara atau mengungkapkan pikirannya secara lisan. Untuk memperoleh data hasil belajar dari KD 6.1 2. Observasi Observasi digunakan untuk mengetahui seberapa pelaksanaan pembelajaran kooperatif yang telah disusun, seberapa proses yang telah terjadi dapat diharapkan menuju sasaran yang diharapkan. Dengan observasi diharapkan gejala ketidakberhasilan atau kesalahan dalam rencana tindakan dapat diketahui secepatnya sehingga dapat segera diperbaiki untuk tindakan selanjutnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 101774 Sampali Tahun Ajaran 2011/2012. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, dimana setiap siklus berisikan tindakan berupa pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kerja lapangan, inkuiri dan diskusi yang disesuaikan dengan materi pelajaran. Hasil penelitian pada saat tes awal sebelum siswa diberikan tindakan diperoleh nilai rata-rata sebesar 56,49 dan terdapat hanya orang dari 32 (18,75%) siswa yang berhasil dalam berbicara dengan baik. Sedangkan 25 orang (78, 13%) lainnya belum berhasil.
Setelah diberikan tindakan pada siklus pertama diperoleh nilai rata-rata sebesar 63,01 dan terdapat sebanyak 13 (40,63%) orang dari 32 siswa mengalami peningkatan keterampilan berbicara dengan berbahasa yang santun, sedangkan 19 (59,38%) orang lainnya belum berhasil. Dari hasil analisis sementara siklus pertama diperoleh kesimpulan sementara yaitu bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD dengan media gambar yang berbeda pada masingmasing siswa masih kurang dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa, sehingga perlu perbaikan dan pengembangan pembelajaran pada siklus kedua. Pada siklus kedua yang merupakan perbaikan pembelajaran yang diberikan pada siklus pertama. Tindakan masih menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD dengan media teks disertai gambar yang sama untuk seluruh siswa. Diperoleh nilai rata-rata sebesar 80,34 dengan rincian 28 (87,50%) orang dari 32 siswa sudah memperoleh nilai ≥ 68, hal ini menunjukkan bahwa 28 orang tersebut mencapai nilai KKM. Sedangkan lainnya hanya 4 (12,50%) orang lagi yang belum mencapai tingkat keberhasilan yaitu dibawah nilai KKM. Hal ini berarti bahwa model pembelajaran Kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas V-B SDN No. 101774 Sampali.
149
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hal itu maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunkan atau menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD yang disajikan melalui kegiatan pembelajaran keterampilan berbicara dapat meningkatkan keaktifan dan kemampuan berbicara siswa. Hal ini dapat terjadi karena dalam pembelajaran Kooperatif siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil. Setiap kelompok terdiri dari 56 orang siswa yang berlatar belakang dan tingkat akademik yang berbeda. Siswa saling membelajarkan sesama teman atau disebuut dengan tutor sebaya. Saran 1. Kepada guru-guru lain disarankan selalu berupaya untuk mengembangkan kemampuan dirinya dalam melaksanakan tugas pembelaajran melalui kegiatan-kegiatan ; penambahan wawasan, keilmuan baik melalui pelatihan, seminar, membaca buku, dan bila memungkinkan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tungg lagi. 2. Mengingat tujuan akhir dari pembalajaran bahasa adalah mampu berkomunikasi baik secara lisaan atau tulisan, maka kepada guru bahasa Indonesia khususnya, dan guru kelas umumnya agar dapat memahami dan menguasai metode dan
model pembelajaran yang bervariasi agar guru dapat menyesuaikan metode dan model pembelajaran dengan materi ajar. 3. Kepada guru yang mengajarkan pembelajaran bahasa, agar melatih keterampilan berbahasa siswa secara terintegrasi dari keempat aspek berbahasa dengan banyak berlatih, bukan banyak mengajar kebahasaan saja. 4. Kepada seluruh guru-guru agar selalu melakukan penelitian tindakan kelas gurna meningkatkan mutu pembelajaran dan melakukan inovasi dalam mengajar. Sehingga nantinya dapat meningkatkan profesionalisme guru dan membudayakan penelitian di lingkungan sekolah. 5. Diharapkan pihak sekolah secara konkrit dapat meningkatkan kualitas proses belajar bagi siswa-siswanya melalui penelitian. Karena dengan malakukan penelitian segala permasalahan pembelaajran dapat dikaji, diteliti, dan dituntaskan sehingga melalui penelitian kualitas sekolah juga akan menjadi lebih baik. RUJUKAN Abbas, Saleh. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Efektif di Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Arikunto, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
150
Alwasilah, & Azies Furqanul. 1996. Pengajaran Bahasa Komunikatif teori dan Praktek. Bandung: Rosdakarya. Brown, H. Douglas, 2007. Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa Terjemahan oleh Noor Cholis & Y. A. Pareanom. Jakarta: Pearson Education. Darisman, 2007. Ayo Belajar Berbahasa Indonesia kelas 4 A. Bogor: Yudhistira. Budiningsih, C.Asri. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: RinekaCipta. Dahnizar, 2008. Meningkatkan Keterampilan Berbicara Pada Siswa Kelas V SDN 050778 Pulau Kampai P. Susu Dengan Model Pembelajaran Cooperative Learning. PTK tidak diterbitkan. Djiwandono, Soenardi. 2008. Tes Bahasa Sebagai Pegangan Bagi Pengajar Bahasa. Jakarta: Indeks. Fauziah. 2010. Upaya Peningkatan kemampuan Keterampilan Berbicara Bahasa Inggeris Melalui Model Pembelajaran Cooperatif learning Pada Siswa SMA Negeri 2 Lubuk Pakam (Classroom Action Reseach). Tesis tidak diterbitkan. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
H. 2009. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antara Peserta Didik. Jogjakarta: Pustaka Pelajar. Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi, Jakarta: Rajawali Pres. Lie, Anita, 2008. Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo. Nurchalis, & Mafrukhi. Saya Senang Berbahasa Indonesia (Sasebi) jilid 4, Jakarta: Erlangga. Subiyakto, & Nababan. 1993. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta: Gramedia. Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya. Slavin, Robert. E. 2005. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik Terjemahan oleh Narulita Yusron. Bandung: Nusa Media. Sumadi. 2010. Penilaian Hasil Pembelajaran kemahiran Berbahasa Indonesia dengan pendekatan Komunikatif. Cakrawala Pendidikan. (online) jilid XXIX, No. 2. (www.sumadi.um.ac.id, diakses 20 Februari 2011) Semi, Atar. 1990. Rancangan Pengajaran Bahasa Isjoni,
151
Indonesia. Bandung: Angkasa. Tarigan, H.G. 2007. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan, Bandung : Angkasa Trianto, 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif– Progresif, Jakarta: Kencana. Yuanita, 2010. Sukses Berbicara dan Berkomunikasi di Segala Situasi, Jogjakarta: Genius.
152