ANNA ISABELLA | MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN ISI DAN SAMPIRAN PANTUN DENGAN ...
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN ISI DAN SAMPIRAN PANTUN DENGAN MENGGUNAKAN METODE INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS VII MTsN BANJAR SELATAN 1 KOTA BANJARMASIN Anna Isabella Pengajar MTsN Banjar Selatan I Kota Banjarmasin
Abstrak: Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri atas dua siklus dengan tiga kali pertemuan. Setiap siklus meliputi tahapan-tahapan yang saling berkaitan dan berkesinambungan, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII MTs Banjar Selatan 1 Kota Banjarmasin Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan jumlah murid 24. Hasil penelitian ini menunjukkan penerapan metode Index card match dapat: 1) meningkatkan kemampuan menentukan isi dan sampiran pantun siswa kelas VII MTsN Banjar Selatan 1 Kota Banjarmasin, dinyatakan berhasil. Siklus I nilai rata-rata 76 meningkat 88 dan 71 dan 87 dengan ketuntasan klasikal dan individual. 2) aktivitas guru mengalami peningkatan yaitu pada siklus I mencapai rata-rata 62%, meningkat menjadi 75% dan mencapai 100%. Aktivitas siswa mengalami peningkatan rata-rata 58%, 74% dan 84%. Kegiatan kerja kelompok pada pembelajaran pertama termasuk kategori cukup meningkat menjadi kategori baik dan 3) Respon siswa terhadap pembelajaran dengan metode Index card match adalah siswa merasa senang, memiliki pengalaman baru dan sangat membantu dalam belajar, memiliki keberanian untuk menjawab pertanyaan atau membuat aktif dan kreatif sehingga mudah memahami materi menentukan isi dan sampiran pantun dikarenakan LKS dan buku-buku sumber yang digunakan. Kata kunci: pantun and metode Index Card Match Abstract: This research is a classroom action research (PTK) consisting of two cycles of the three meetings. Each cycle includes stages that are interconnected and continuous, namely planning, action, observation and reflection. The subjects were students of class VII MTs South Banjar 1 Banjarmasin in the school year 2013/2014 the number of students 24. These results demonstrate the applicability of the method Index card can match and improve the ability to determine the content of and rhymes of Sampiran class VII MTsN South Banjar 1 City Banjarmasin. It is declared a success. The first cycle of the average value of 76 increased by 88 and 71 and 87 with classical completeness and individually. The activity of teachers has risen in the first cycle reaches an average of 62%, increasing to 75% and reaches 100%. Activities of students has increased an average of 58%, 74% and 84%. The activity group work on learning the first category increased enough into either category. The response of students to the learning method index card match is that students feel happy, to have new experiences and very helpful in learning, have the courage to answer any questions or make an active and creative in order to understand the material by determining the content. Keywords: rhyme and method of Index Card Match
693
JURNAL VIDYA KARYA I JILID 27 N0 7, OKTOBER 2015
PENDAHULUAN Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah MTsN Banjar Selatan 1 Kota Banjarmasin menetapkan keterampilan yang menuntut penguasaan oleh siswa. Keterampilan yang dimaksud adalah mendengarkan/menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Dalam kegiatan belajar bahasa Indonesia keempat keterampilan ini saling berkaitan satu sama lain, tak ada satupun keterampilan yang dapat berdiri sendiri. Dalam proses belajar mengajar misalnya diawali dengan kegiatan oleh siswa. Siswa lain mendengarkan dan menyimaknya, hasil simakan dapat dituangkan dalam kegiatan berbicara oleh siswa di depan kelas, ataupun ditulis oleh siswa. Hal seperti ini terjadi pula dalam pengembangan keterampilan lain. Berdasarkan informasi dari guru bahasa Indonesia kelas VII MTsN Banjar Selatan 1 Kota Banjarmasin, pembelajaran bahasa Indonesia masih terpusat pada guru hingga saat ini sehingga masih menemukan beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut dapat dilihat pada saat berlangsungnya proses pembelajaran di kelas, interaksi aktif antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa jarang terjadi. Siswa kurang terampil menjawab pertanyaan atau bertanya tentang konsep yang diajarkan. Siswa kurang bisa bekerja dalam kelompok diskusi dan pemecahan masalah yang diberikan. Mereka cenderung belajar sendiri-sendiri. Pengetahuan yang didapat bukan dibangun sendiri secara bertahap oleh siswa atas dasar pemahaman sendiri. Keadaan semacam ini bila dibiarkan, maka akan mengakibatkan hasil belajar siswa tidak dapat ditingkatkan atau di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) dan akan berdampak pada rendahnya kualitas pembelajaran bahasa Indonesia yang berdampak pada rendahnya mutu sekolah. Jumlah siswa ketika pembelajaran bahasa Indonesia materi pantun dengan pokok bahasan membuat pantun dengan tema menentukan isi dan sampiran pantun adalah 24 siswa, dengan rata-rata nilai perolehan siswa adalah 65. Dari 24 siswa yang tuntas mendapatkan nilai e” 70 adalah 5 orang atau 25% yang telah berhasil mencapai batas ketuntasan, selebihnya belum berhasil. Hal ini mengindetifikasikan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia pada materi pantun perlu perbaikan.
694
Rendahnya hasil belajar siswa pada materi pantun dengan pokok bahasan membuat pantun dengan tema menentukan isi dan sampiran pantun disebabkan pembelajaran bahasa Indonesia hanya berpusat pada guru dengan tidak melibatkan kegiatan siswa secara aktif padahal dalam pembelajaran yang aktif dan kreatif seharusnya diperlukan komunikasi dua arah sehingga membuat aktivitas siswa lebih meningkat. Keadaan ini menyebabkan pembelajaran kurang dimengerti oleh siswa sehingga siswa menjadi jenuh dan bosan, gelisah, tidak konsentrasi dalam belajar, keluar masuk kelas, bermain dan bercanda mengakibatkan proses dalam pembelajaran bahasa Indonesia terabaikan. Usaha untuk meningkatkan keterampilan berbicara pada pelajaran bahasa Indonesia di sekolah merupakan kegiatan yang berkelanjutan dan melibatkan semua unsur-unsur yang ada di sekolah, baik guru, siswa, sumber belajar dan berbagai komponen lainnya atau ditingkatkan dengan menggunakan metode Index card match atau mencari pasangan. Atas dasar inilah perlu dilaksanakan penelitian tentang Meningkatkan Kemampuan Menentukan Isi dan Sampiran Pantun Dengan Menggunakan Metode Index card match Pada Siswa Kelas VII MTsN Banjar Selatan 1 Kota Banjarmasin.
METODE PENELITIAN Pendekatan dan Jenis Penelitian Jenis penilitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara garis besar terdapat empat tahapan yaitu: (1) perencanaan tindakan yaitu pengembangan rencana tindakan yang menjadi permasalahan kegiatan pembelajaran sebagai upaya peningkatan proses dan hasil belajar, (2) penerapan tindakan yaitu tindakan untuk melaksanakan rencana tersebut dalam KBM yang bertahap dan berkesinambungan, (3) observasi atau pengamatan proses dan hasil tindakan yaitu pengamatan efek tindakan tersebut dalam konteks penelitian berupa kegiatan belajar siswa dan guru dan (4) refleksi yaitu merefleksikan efek ini sebagai dasar bagi perencanaan lanjutan setelah perbaikan dilaksanakan.
ANNA ISABELLA | MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN ISI DAN SAMPIRAN PANTUN DENGAN ...
Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas VII MTsN Banjar Selatan 1 Kota Banjarmasin tahun pelajaran 2013/2014 dengan jumlah murid 24 orang terdiri dari 11 orang laki-laki dan 13 orang perempuan. Objek peneliti ini adalah pembelajaraan bahasa Indonesia dengan menggunakan atau menerapkan metode Index card match pada materi pantun dengan pokok bahasa menentukan sampiran dan isi pantun.
Banyaknya siswa yang mengalami keberhasilan dalam peningkatan kemampuan menentukan isi dan sampiran pantun menggunakan kategori : 1. Kurang apabila < 40 2. Cukup apabila 40-59 3. Baik apabila 60-79 4. Baik sekali apabila 80-100
Indikator Keberhasilan
Pengambilan Data
Penelitian ini dikatakan berhasil optimal dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Data kualitatif, yaitu diperoleh dari lembar observasi pengelolaan pembelajaran, aktivitas guru dan murid dalam KBM, keterampilan guru dan murid melaksanakan kegiatan pembelajaran, respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran.
a. Siswa mencapai ketuntasan individual (skor e” 65% ) dan ketuntasan klasikal jika e” 85 % dari seluruh siswa mencapai ketuntasan individual ( skor e” 65% )
2. Data kuantitatif, yaitu data tentang nilai hasil belajar diperoleh dari tes hasil belajar melalui tes tertulis dalam menentukan isi dan sampiran pantun.
b. Hasil selama proses pembelajaran tergolong baik, berdasarkan kategore anas sudjiono (2000), dengan format penilaian :
Teknik Analisis Data Data yang dianalisis berasal dari observasi dan tes terhadap murid kelas VII MTsN Banjar Selatan 1 yang berjumlah 24 orang. Hasil analisis data observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas murid selama kegiatan belajar mengajar berlangsung yang menggunakan metode Index Card Match. Sedangkan hasil analisis data tes digunakan untuk mengetahui tentang peningkatan kemampuan murid dalam menentukan isi dan sampiran pantun. Salah satu teknik persentasi yang digunakan dalam menganalisa data adalah teknik distribusi frekuensi menurut Anas Sudjiono (2000), yaitu: P = x 100 % Keterangan : P : Persentasi F : Frekuensi N : Jumlah siswa/peserta tes 100 : Nilai tetap/baku
Keterangan : 1. Kurang apabila < 40 2. Cukup apabila 40-59 3. Baik apabila 60-79 4. Baik sekali apabila 80-100 Kriteria Penilaian :
P = x 100%
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Setting Penelitian Penelitian ini dilakukun di kelas VII MTsN Banjar Selatan 1 Kota Banjarmasin, dengan jumlah siswa sebanyak 24 orang, terdiri dari 11 orang laki-laki dan 13 orang perempuan tahun pelajaran 2013/2014 dengan latar belakang pekerjaan orang tua siswa mayoritas petani dan peladang yaitu 90% dan sisanya yang 10% ada yang sebagai PNS serta pedagang.
695
JURNAL VIDYA KARYA I JILID 27 N0 7, OKTOBER 2015
Kegiatan pembelajaran pada tahun ajaran 2013/2014 di kelas VII MTsN Banjar Selatan 1 Kota Banjarmasin menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) atau materi dan bahan berdasarkan KTSP, begitu pula dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) secara KTSP, dengan jumlah jam belajar untuk pelajaran bahasa Indonesia sebanyak 6 jam perminggu dengan alokasi waktu 2 x 35 menit.
Pelaksanaan Tindakan Siklus II 1) Siklus II pertemuan 1 (2 x 35 menit) dengan kegiatan belajar yaitu: Pelaksanaan siklus II ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 21 April 2014 jam ke 1 dan 2, dengan proses pembelanjaan sebagai berikut: a). Kegiatan Awal (15 menit) Langkah yang dilakukan guru pada kegiatan awal adalah menyampaikan apersepsi mengenai pantun, lazimnya pantun terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), bersajak akhir dengan pola a-b-a-b dan a-a-a-a (tidak boleh a-a-b-b, atau a-b-b-a). Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis. Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: isi dan sampiran. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencarikan budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut. Kemudian langkah terakhir yang dilakukan guru adalah menyampaikan tujuan pembelajaran yang seharusnya dilakukan siwa yaitu menyangkut standar kompetensi dan kompetensi dasarnya, yaitu menulis, mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan, pengumuman, dan pantun anak dan membuat pantun anak yang menarik tentang berbagai tema (persahabatan, ketekunan, kepatuhan, dll.) sesuai dengan ciri-ciri pantun. Adapun tujuan khusus siswa dapat menjelaskan pengertian pantun dengan isi dan sampiran pantun, siswa mampu menyembutkan pengertian pantun, isi 696
dan sampiran pantun, siswa dapat memahami prngertian pantun dan ciri-cirinya dalam menentukan isi dan sampiran pantun, serta menunjukkan kemampuan dalam menentukan isi dan sampiran pantun melalui materi menulis pantun. b). Kegiatan Inti (35 Menit) Guru membimbing siswa memahami bentuk soal atau jawaban dalam kartu-kartu yang berisi isi atau sampiran pantun untuk permainan mencari pasangan, dengan cara menjelaskan mengenai pantun dan ciri-cirinya, sepeti pantun terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), bersajak akhir dengan pola a-b-a-b dan a-a-a-a (tidak boleh a-a-b-b, atau a-b-b-a). Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapatkan kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya. Kemudian siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang kartu yang cocok. Langkah guru selanjutnya adalah mengawasi setiap siswa. c) Kegiatan Akhir (20 menit) Dalam kegiatan akhir setelah siswa menemukan pasangannya masing-masing maka siswa akan menuliskan pantun yang telah disatukan antara isi atau sampiran pantunnya sebagai tes akhir siklus II. Kemudian guru memberikan kesimpulan secara umum mengenai menentukan isi da sampiran pantun melalui materi menulis pantun. Lalu guru menutup pelajaran dengan diakhiri salam.
Observasi (Pengamatan) dan Evaluasi 1) Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Berdasarkan hasil dari observasi oleh pengamat pada pembelajaran bahasa Indonesia aspek keterampilan menulis pada siklus II ini diketahui melalui hasil pengamatan pada pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan, seperti kegiatan pembelajaran aktivitas guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa kelas VII MTsN Banjar Selatan 1 Kota Banjarmasin baik individual maupun secara klasikal adalah:
ANNA ISABELLA | MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN ISI DAN SAMPIRAN PANTUN DENGAN ...
Pengamatan guru Hasil pengamatan terhadap kegiatan guru selama pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia pada siklus II yang dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 21 April 2014 jam ke 1 dan 2, Menunjukkan bahwa beberapa aspek atau tahapantahapan dalam pembelajaran yang dilakukan guru yaitu pada kategori ya atau tidak, dimana 100% untuk ya dan dilaksanakan dengan baik serta 0% untuk tidak dilaksanakan, dengan demikian maka beberapa aspek atau tahapan-tahapan dalam pembelajaran yang dilakukan guru sangat maksimal, karena beberapa tahapan dalam pembelajaran yang dilakukan guru tergolong sudah baik seperti persiapan secara keseluruhan, memotivasi siswa, mengaitkan pembelajaran dengan mengatahui awal siswa, membimbing siswa berdiskusi antara kelompok, mengawasi setiap kelompok/siswa secara bergiliran dan memberikan umpan balik dan tes. Sedangkan langkah guru dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, mempersiapkan materi pokok pembelajaran mengenai menentukan isi dan sampiran pantun, menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban, membimbing siswa memahami bentuk soal atau jawaban dalam kartu-kartu yang berisi isi atau sampiran pantun untuk permainain mencari pasangan, mengawasi setiap kelompok/siswa secara bergiliran dan membimbing siswa menemukan pasangannya termasuk kategori baik. Pengelolaan waktu, berpusat pada siswa, siswa antusias dan guru antusias, membimbing siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran, memberikan penghargaan/penguatan atas hasil kerja siswa, melaksanakan penilaian selama proses pembelajaran dan melaksanakan penilaian pada akhir pembelajaran sudah mencapai baik dan keaktifan guru sudah mencapai 100% yang termasuk kategori aktif. Dengan demikian kegiatan pembelajaran belum sepenuhnya sesuai dengan yang telah direncanakan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Pengamatan dan Observasi Siswa
pada siklus II yang dilaksanakan pada hari Senin Tanggal 21 April 2014 jam ke 1 dan 2, menunjukkan bahwa selama pembelajaran berlangsung pada siklus II rata-rata siswa sangat berkonsentrasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran terutama motivasi belajar, siswa mampu mengaitkan pembelajaran dengan pengetahuan awal, meskipun sudah baik dalam perhatian terhadap penjelasan guru/siswa lain, dan tergolong cukup dalam membaca LKS atau buku-buku yang relevan, cukup mampu mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin, berdiskusi antara siswa/ kelompok/guru, dan sudah ada satu dua orang siswa yang mau bertanya kepada siswa lain kepada guru mengenai topik pembelajara yang disampaikan guru, menyusun/melaporkan dan menyajikan hasil kerja kelompok, membuat/menulis rangkuman pelajaran, dan sudah ada satu dua orang siswa yang mau menyampaikan tanggapan terhadap pembelajaran yang baru dilaksanakan, sehingga dengan rata-rata 84% dari hasil pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran termasuk kategori baik atau aktif. Hal tersebut disebabkan siswa juga pernah belajar dengan menggunakan metode khususnya Index Card Match. Hal ini diketahui peneliti setelah mengadakan pembicaraan dengan guru bahasa Indonesia yang bersangkutan dari hasil observasi (lihat lampiran 13). Adapun kegiatan kerja kelompok siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia metode Index card match bahwa kelompok I dalam melaksanakan pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan metode Index card match pada materi menentukan isi dan sampiran pantun dalam aspek kerja sama menemukan kartu dan kartu soalnya, keaktifan dalam menemukan kartu jawaban dan kartu soalnya, ketepatan dalam berbalas pantun mendapat kategori baik. Sedangkan kelompak I, II, III dan V dalam melaksanakan pembelajaran bahasa Indonesia melalui metode Index card match dalam aspek kerjasama menemukan kartu jawaban dan kartu soalnya, keaktifan dalam menemukan kartu jawaban dan kartu soalnya, ketepatan dalam berbalas pantun mendapat kategori baik pula (lihat lampiran 16).
Hasil pengamatan terhadap kegiatan siswa selama pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
697
JURNAL VIDYA KARYA I JILID 27 N0 7, OKTOBER 2015
Tes Hasil Belajar Tes hasil belajar yang diberikan pada siklus II yang dilaksanakan pada hari Senin Tanggal 21
April 2014 jam ke 1 dan ke 2, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.4. Tes Akhir Siklus II
Berdasarkan data nilai tes hasil belajar siklus II yang sekaligus tes akhir siklus II dan tertera pada tabel di atas, dapat dijabarkan bahwa ratarata nilai hasil evaluasi adalah 87. Dari 24 siswa dari 24 siswa peserta tes 100% (24 siswa) dinya698
takan tuntas sesuai dengan indikator KKM 70 yang ditetapkan dalam kurikulum bahasa Indonesia. Lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
ANNA ISABELLA | MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN ISI DAN SAMPIRAN PANTUN DENGAN ...
Pembahasan Hal-hal yang dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai pengaruh positif yang didapat dalam pembelajaran dengan menggunakan metode index card match pada setiap siklus pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi dapat ditemukan beberapa hal yaitu: Grafik 4.4. Pencapaian Ketuntasan Hasil Belajar Pada Tes Akhir Siklus II Materi Menentukan Isi dan SampiranPantun
Aktivitas Guru dan Siswa
Melihat dari nilai hasil belajar dalam kemampuan menentukan isi dan sampiran pantun mencapai ketuntasan 100% secara individual. Berdasarkan tabel 4.4 dan grafik 4.4 di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia pada materi menentukan isi dan sampiran pantun melalui metode Index card match pada siklus II sangat berhasil serta mencapai ketuntasan 100% tuntas secara individual dan klasikal.
Hasil observasi aktivitas guru bila dibandingkan dengan siklus I, di siklus II mengalami peningkatan yaitu pada siklus I pertemuan pertama aktivitas guru hanya mencapai rata-rata 62%, kemudian pada pertemuan kedua meningkat menjadi 75% dan pada siklus II meningkat lagi mencapai 100%.
Refleksi Tindakan Kelas Siklus II Berdasarkan hasil paparan data dan pembahasan temuan dari beberapa observasi kegiatan pembelajaran seperti aktivitas dan keterampilan siswa dan hasil tes belajar siswa, maka: 1) Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru masih belum sepenuhnya dikatakan efektif atau 100%, hal ini dapat dilihat dari tahapan-tahapan yang tertung dalam RPP sudah dilaksanakan sebagaimana mestinya. 2) Kegiatan siswa dalam proses pembelajaran belum sepenuhnya dilaksanakan siswa 3) Sebagian besar kelompok dan anggota kelompok yang ada sudah terlihat aktif dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode Index Card Match 4) Hasil belajar siswa sudah di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70 yang ditetapkan sekolah, yaitu 87 dengan ketuntasan 100% secara individual. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia akan terus menerapkan metode index card match khususnya untuk meningkatkan kemampuan dan hasil belajar siswa pada materi menentukan isi dan sampiran pantun.
Aktivitas Guru
Hal tersebut disebabkan guru lebih menguasai langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode index card match dibandingkan pada siklus I, walaupun masih ada kekurangan-kekurangan pada guru namun komponen penilaian yang diberikan observer sudah memenuhi kriteria penilaian pada metode index card match sesuai dengan apa yang diharapkan.
Respon Siswa Untuk mengetahui respon siswa, maka peneliti melaksanakan sistem angket yang pelaksanaannya diberikan secara terpisah yaitu pada hari Selasa tanggal 22 April 2014. Respon siswa tersebut dapat dilihat pada lampiran 18. Berdasarkan hasil angket tersebut bahwa 75% siswa menyatakan pembelajaran bahasa Indonesia yang menggunakan metode index card match merupakan hal baru dan sangat membantu siswa dalam belajar. Adapun kegiatan yang dilakukan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung, maka 25% siswa menyatakan bahwa mereka dapat menyatakan pendapatnya untuk menjawab pertanyaan, 50% menyatakan dapat menemukan pasangannya dan 25% menyatakan berminat sekali untuk mengikuti kegiatan belajar menggunakan metode index card match ini. Dengan demikian, 75% siswa menyatakan bahwa dapat dengan mudah memahami materi menentukan isi dan sampiran pan-
699
JURNAL VIDYA KARYA I JILID 27 N0 7, OKTOBER 2015
tun dikarenakan LKS dan buku-buku sumber yang digunakan. Sedangkan mengenai pendapat siswa perihal susunan kalimat, gambar atau tabel dalam LKS atau buku-buku sumber yang digunakan dalam pembelajaran menggunakan metode index card match adalah cukup baik juga sebanyak 50% siswa yang termasuk kategori cukup pula.
Hasil Belajar Siswa Sedangkan untuk hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan yang berarti dimana siklus I pertemuan pertama, siswa memperoleh nilai rata-rata 76 dengan kategori 60% tuntas secara klasikal dan pada pertemuan kedua meningkat dengan memperoleh nilai rata-rata 88 dengan kategori 100% tuntas secara klasikal dan hasil belajar pada tes akhir siklus I memperoleh nilai rata-rata 71 dengan 55% tuntas secara individual. Kemudian pada siklus II memperoleh nilai 87 dengan ketuntasan klasikal dan individual. Dengan demikian pembelajaran bahasa Indonesia akan terus meneruskan metode index card match khususnya untuk meningkat kemampuan dan hasil belajar siswa pada materi menentukan isi dan sampiran pantun. Untuk lebih jelasnya mengenai peningkatan hasil belajar dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut: Tabel 4.5. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Materi Menentukan Isi dan Sampiran Pantun Melalui Metode Index card match Siklus I dan II
Kenyataan di atas sangat sesuai dengan pendapat para ahli bahwa salah satu keunggulan Index card match adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Pada metode ini dapat memupuk kerja sama siswa dalam 700
menjawab pertanyaan dengan mencocokkan kartu yang ada ditangan mereka, proses pembelajaran lebih menarik dan nampak sebagian besar siswa lebih antusias mengikuti proses pembelajaran, dan keaktifan siswa tampak sekali pada saat siswa mencari pasangan kartunya masing-masing. Dengan demikian, hasil belajar siswa khususnya kemampuan menentukan isi dan sampiran pantun sudah mencapai hasil yang memuaskan seperti apa yang diharapkan sehingga hipotesis yang berbunyi” jika diterapkan metode Index card match maka kemampuan menentukan isi dan sampiran pantun pada murid kelas VII MTsN Banjar Selatan 1 Kota Banjarmasin akan meningkat” dinyatakan diterima.
PENUTUP Simpulan 1) Penerapan metode Index card match dapat meningkatkan kemampuan dalam menentukan isi dan sampiran pantun siswa kelas VII, dinyatakan berhasil. Dimana pada siklus I pertemuan pertama siswa memperoleh nilai ratarata 76 dengan kategori 60% tuntas secara klasikal dan pada pertemuan kedua meningkat dengan memperoleh nilai rata-rata 88 dengan kategori 100% tuntas secara klasikal dan hasil belajar pada tes akhir siklus I siswa memperoleh nilai rata-rata 71 dengan 55% tuntas secara individual. Kemudian pada siklus II memperoleh nilai rata-rata 87 dengan ketuntasan secara klasikal dan individual. 2) Aktivitas guru mengalami peningkatan yaitu pada siklus I pertemuan pertama aktivitas guru hanya mencapai rata-rata 62%, kemudian pada pertemuan kedua meningkat menjadi 75% dan pada siklus II meningkat lagi mencapai 100%. Aktivitas siswa mengalami peningkatan yaitu pada siklus I pertemuan pertama aktivitas siswa hanya mencapai ratarata 58%, kemudian pada pertemuan kedua meningkat menjadi 74% dan pada siklus II meningkat lagi mencapai 84%. Sedangkan observasi kegiatan kerja kelompok siswa dimana kelima kelompok pada siklus I pertemuan pertama termasuk kategori cukup dalam aspek kerja sama, keaktifan maupun ketepatan sedangkan pada pertemuan kedua meningkat men-
ANNA ISABELLA | MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN ISI DAN SAMPIRAN PANTUN DENGAN ...
jadi kategori baik dan pada siklus II juga mencapai kategori baik. 3) Respon siswa terhadap pembelajaran dengan metode Index card match adalah siswa merasa senang, memiliki pengalaman baru dan sangat membantu dalam belajar, memiliki keberanian untuk menjawab pertanyaan atau membuat aktif dan kreatifsehingga mudah memahami materi menetukan isi dan sampiran pantun dikarenakan LKS dan buku-buku sumber yang digunakan.
DAFTAR RUJUKAN Artati, Budi. 2006. PR Bahasa Indonesia Kelas VII Semester I. Bandung: Intan Pariwara. A.S, Nadjua. Buku PintarPuisi dan Pantun. Triana Media. Bissastra.a2009.Ciriadana Cara A Menulisa Pantun.a (Online), (Http://bissastra.blogspot.com/ 2009/04/ciri-dan-cara-menulis-pantun. html).aDiakses 22 Januari 2014 Pukul 16:21) Suprihadi. 2009. Trik Termudah Menguasai Bahasa Indonesia. Surabaya: Mitra Jaya. Tim Penyusun. 2013. Pedoman Penulisan Skripsi. Banjarmasin: STKIP PGRI Banjarmasin. Widya, Wendy. 2008. Bedah Puisi Lama. Klaten: Intan Pariwara. Zaini, Hisyam, dkk. Strategi Pembelajaran Aktif. 2008. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
701