Ambar Wati | 68
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PERMAINAN ULAR TANGGA Oleh : Ambar Wati SDN Kabupaten Ngawi Email :
[email protected]
ABSTRAK Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan aktivitas pembelajaran oleh guru dalam upaya meningkatkan kemampuan berbicara dengan menggunakan media permainan ular tangga. Mendeskripsikan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran menggunakan media permainan ular tangga. Mendeskripsikan hasil belajar siswa dalam kemampuan berbicara setelah digunakan media permainan ular tangga Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Ditinjau dari segi jenisnya, penelitian ini adalah studi kasus yang secara ilmiah menjelaskan kasus, dan berguna untuk menyempurnakan teori dan merekomendasikan aspek-aspek tertentu untuk penelitian berikutnya serta merupakan refleksi pengalaman manusia. Subjek penelitian ini adalah siswa dan guru kelas 4 SDN Sambirejo I Kabupaten Ngawi. Teknik pengumpulan data dengan Observasi, wawancara dan tes. Hasil penelitian adalah sebagai berikut : (1) Aktivitas Guru; Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa selama proses pembelajaran guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik, terbukti pada sebelum dan sesudah terjadi kenaikan dari nilai total 92 menjadi 98 atau rata-rata 3,83 menjadi 4,08. (2) Aktivitas Siswa; aktivitas siswa dalam pembelajaran kemampuan berbicara dengan media permainan ular tangga ini telah mencapai hasil yang maksimal. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan nilai rata-rata siswa dari 21 pada sebelum menggunakan media permainan ular tangga meningkat menjadi total 27 sesudah menggunakan media permainan ular tangga, atau dari rata-rata 3,0 menjadi 3,9. (3) Hasil Belajar Siswa; hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari total nilai 142 sebelum menggunakan media permainan ular tangga menjadi 176 sesudah menggunakan media permainan ular tangga. Atau dari rata-rata 5.92 menjadi rata-rata 8,0. Adanya peningkatan aktivitas siswa dan guru mampu memberikan motivasi dan percaya diri siswa sehingga kemampuan berbicara siswa meningkat.
Kata Kunci : Kemampuan Berbicara dan Media Permainan Ular Tangga
69 | e-jurnalmitrapendidikan, Vol. 1, No. 1, Maret 2017
PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) dewasa ini masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini nampak terasa pada hasil belajar peserta didik yang kurang maksimal. Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaraan yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu (belajar untuk belajar) bahwa proses pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi peserta didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dan proses berpikirnya. Di pihak lain secara empiris, berdasarkan hasil analisis penelitian terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik, hal tersebut disebabkan proses pembelajaran yang didominasi oleh pembelajaran tradisional. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher-centered sehingga siswa menjadi pasif. Meskipun demikian guru masih lebih suka menerapkan model tersebut, sebab tidak memerlukan alat dan bahan praktek, hanya cukup menjelaskan konsep-konsep yang ada pada materi ajar atau referensi lain. Dalam hal ini siswa tidak diajarkan metode belajar yang dapat memahami bagaimana belajar, berfikir dan memotivasi diri sendiri. Masalah ini banyak dijumpai dalam kegiatan proses belajar mengajar di kelas, oleh karena itu sangatlah perlu untuk diterapkan suatu metode belajar yang dapat membantu siswa untuk memahami materi ajar dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Media permainan ular tangga merupakan alternatif yang bisa digunakan oleh guru sebagai sarana mendidik siswa dalam kemampuan berbicara. Dalam permainan ular tangga, akan banyak komunikasi yang terjadi. Komunikasi tersebut tanpa sadar dilontarkan siswa karena terbuai dalam alur permainan yang menyenangkan Meia permainan ular tangga merupakan metode dan materi yang dapat diintegrasikan dengan dasar keterampilan yang lain, yakni keterampilan berbicara, membaca, menulis, dan menyimak. Melalui penerapan metode ini dalam proses pembelajaran kemampuan anak lebih terstimulasi secara efektif pada saat guru melakukan semacam tes pada siswa untuk bercerita tentang permainan maka disini anak belajar berbicara, menuangkan pengalaman dalam bermainan ular tangga dengan gaya bahasa anak sendiri. Permainan ular tangga adalah suatu permainan dengan media tertentu, yaitu ular tangga dengan bermacam bentuk angka, huruf dan gambar. Perlu bimbingan guru dalam menjelaskan model atau cara bermain ular tangga. Oleh karena itu seorang guru harus aktif dalam proses pembelajaran menggunakan media ini. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) bertujuan meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi secara efektif, baik lisan maupun tertulis. Pengajaran Bahasa Indonesia di SD yang bertumpu pada kemampuan dasar membaca dan menulis juga perlu diarahkan pada tercapainya kemahirwacanaan. Keterampilan membaca dan menulis harus segera dikuasai oleh para siswa di SD karena keterampilan ini secara langsung berkaitan dengan seluruh proses belajar siswa di SD.
Ambar Wati | 70
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Meningkatkan kemampuan berbicara dengan menggunakan media permainan ular tangga pada siswa kelas 4 SDN Sambirejo I Kabupaten Ngawi Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana aktivitas pembelajaran oleh guru kelas 4 SDN Sambirejo I dalam upaya meningkatkan kemampuan berbicara dengan menggunakan media permainan ular tangga ? 2. Bagaimana aktivitas siswa kelas 4 SDN Sambirejo I dalam proses pembelajaran menggunakan media permainan ular tangga ? 3. Bagaimana hasil belajar siswa kelas 4 SDN Sambirejo I dalam kemampuan berbicara dengan media permainan ular tangga ? Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan, maka tujuan penelitian adalah: 1. Mendeskripsikan aktivitas pembelajaran oleh guru kelas 4 SDN Sambirejo I dalam upaya meningkatkan kemampuan berbicara dengan menggunakan media permainan ular tangga 2. Mendeskripsikan aktivitas siswa kelas 4 SDN Sambirejo I dalam proses pembelajaran menggunakan media permainan ular tangga 3. Mendeskripsikan hasil belajar siswa kelas 4 SDN Sambirejo I dalam kemampuan berbicara dengan media permainan ular tangga Manfaat Penelitian Setiap penelitian ilmiah diharapkan dapat memberikan manfaat, baik bagi siswa maupun bagi guru. Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Bagi Siswa a. Membangkitkan minat dalam belajar. b. Memusatkan perhatian terhadap suatu pokok bahasan. c. Mengembangkan cara belajar siswa aktif d. Mengembangkan kreativitas. e. Mengembangkan kemampuan dalam menemukan, mengorganisasikan dan menilai informasi yang didapat. 2. Bagi Guru a. Untuk meningkatkan kemampuan mengajar guru. b. Untuk meningkatkan prestasi siswa dalam kemampuan berbicara c. Untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan d. Untuk meningkatkan wawasan, pengetahuan bagi guru dalam meningkatkan profesionalismenya e. Sebagai kontribusi yang positif bagi rekan guru yang lain dalam mengembangkan pembelajaran.
71 | e-jurnalmitrapendidikan, Vol. 1, No. 1, Maret 2017
Kajian Pustaka Pengertian Media Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pen gantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Gerlach & Ely (Arsyad Azhar: 2004:3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secra garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu meperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus pengertian media dalam proses belajar mengajar cendrung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Menurut AECT (dalam Azhar, 2004: 3) “media adalah s egala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi”. Se dangkan pengertian media menurut Djamarah (1995 : 136) adalah “media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai Tujuan pembelajaran” Menurut AECT (dalam Azhar, 2004: 3) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. APE (Alat Permainan Edukatif) Suatu kegiatan yang sangat disenangi oleh anak usia dini adalah kegiatan bermain. Mereka membutuhkan waktu yang cukup untuk melakukannya, oleh karena itu orang tua atau guru harus menyediakan waktu dan tempat serta memfasilitasi mereka agar kebutuhan mereka terpenuhi dengan baik. Dalam bermain anak dapat menggunakan alat permainan ataupun tanpa menggunakan alat tergantung dari jenis permainan yang mereka mainkan. Tapi kebanyakan kegiatan bermain mereka menggunakan alat permainan. Ular Tangga Ular tangga adalah permainan papan untuk anak - anak yang dimainkan oleh 2 (dua) orang atau lebih. Permainan ini masuk kedalam kategori “ board games ” seiring dengan munculnya monopoli, halma, ludo dan sebagainya. Bisa dilihat bahwa permainan ular tangga tradisional ini ringan ( mudah dimengerti ), sederhana peraturannya, mendidik dan menghibur anak-anak dengan cara yang positif dan sangat interaktif. Papan permainan dibagi dalam kotak-kotak kecil dan di beberapa kotak digambar sejumlah "tangga" atau "ular" yang menghubungkannya dengan kotak lain. Ular Tangga adalah jenis permainan di mana pemain menggerakkan karakternya sesuai dengan nilai dadu. Apabila karakter menyentuh tangga bagian bawah maka karakter akan bergerak ke atas sampai ujung bagian atas tangga. Apabila karakter menyentuh kepala ular maka karakter akan turun sampai ekor ular (Ahmad Haris, 2010) Berbicara Kegiatan berbicara dilakukan setiap orang mulai dari bangun tidur sampai dengan tidur kembali. Dari empat keterampilan berbahasa, berbicara memiliki
Ambar Wati | 72
frekuensi yang lebih sering kita lakukan dalam pengertian yang paling sederhana yaitu bahwa berbicara memiliki arti sama dengan bercakap-cakap atau melakukan pembicaraan, seperti bercerita, melawak menyampaikan informasi kepada anggota keluarga dan sebagainya. Tetapi dalam pengertian berbicara yang komplek, bertujuan dan terstruktur dalam kegiatan ilmiah, maka berbicara masih sangat jarang dilakukan. Sehingga mendefinisikan berbicara muncul banyak pendapat. Tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikas. Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, maka seyogyanyalah sang pembicara memahami makna segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan. Tujuan berbicara adalah untuk memberitahukan, melaporkan, menghibur, membujuk, dan meyakinkan seseorang. (Nurbiana . 2008: 3.6). Keterampilan Berbicara Keterampilan merupakan kecakapan, kecekatan atau kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik dan cermat (Poerwodarminto, 2004:1088). Keterampilan berbicara termasuk salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai anak atau siswa dalam pembelajaran keterampilan berbahasa. Selain keterampilan menyimak, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Keterampilan berbiara juga merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dianggap sebagai alat kontrol sosial bagi manusia. (Tarigan, 2001:15) mengatakan bahwa berbicara merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, neorologis, semantis dan linguistik yang sangat intensif. Pembelajaran Berbicara di SD Tujuan utama pembelajaran berbicara di SD adalah melatih siswa dapat berbicara dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. Untuk mencapai tujuan tersebut, guru dapat menggunakan bahan pembelajaran membaca atau menulis, kosakata dan sastra sebagai bahan pembelajaran berbicara. Misalnya menceritakan pengalaman yang mengesankan, menceritakan kembali cerita yang pernah didengar ataupun menyampaikan tanggapan terhadap persoalan faktual yang dilihat, didengar dan dibacanya. Sebagai pendukung upaya guru dalam membelajarkan pembelajaran berbicara beberapa bahan pelajaran yang digunakan disesuaikan dengan metode pembelajaran yang digunakan. Kesesuaian itu diperlukan karna antara media/bahan pembelajaran dengan metode saling terkait. Bahan pembelajaran tersedia apbila tidak didukung oleh metode yang tepat maka pembelajaran menjadi tidak bermakna. Demikian pula jika metode pembelajaran dengan prosedur yang teratur dan baik tetapi tidak dilengkapi dengan media ataau bahan ajar yang baik maka proses pembelajaran menjadi tidak baik pula. Beberapa bahan atau media yang layak dipertimbangkan dalam membelajarkan berbicara kepada siswa SD adalah : 1. Media bacaan sederhana baik fiksi maupun non fiksi yang dibaca habis oleh siswa yang diramu dengan metode tanya jawab diskusi dan bermain peran
73 | e-jurnalmitrapendidikan, Vol. 1, No. 1, Maret 2017
2. Media audio visual yang disajikan oleh guru yang diramu dengan metode diskusi, tanya jawab dan bermain peran. Melalui tema yang disajikan pada media tersebut guru memancing siswa agar dapat berbicara. 3. Cerita rekaan guru berdasarkan kejadian yang bersifat fiktif ataupun fakta, yang diakhiri dengan kegiatan diskusi yang memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk berpendapat dan setiap pendapat adalah baik dan mendapat reward dari guru. 4. Bahan dibawa sendiri oleh siswa melalui metode penugasan dimana siswa ditugaskan untuk menceritakan pengalamannya sendiri berdasarkan suatu tema yang selanjutnya disajikan oleh siswa dalam bentuk tulisan untuk mempermudah guru dalam mengevaluasi. Dengan kegiatan ini akan didapatkan manfaat berganda selain siswa dibelajarkan tentang berbicara selebihnya mereka akan mendapat pembelajaran menulis pula. 5. Kegiatan membahas puisi yang disajikan oleh siswa untuk kemudian di paraprase. Kegiatan diskusi dapat mengikutinya sehingga terjadi interaksi lebih baik antara siswa dan guru. Penelitian Terdahulu Peneltian oleh Quratul (2010) mengenai kemampuan siswa dalam melafalkan huruf, mengetahui kemampuan siswa dalam berintronasi dalam berbicara dan Mengetahui kelancaran siswa dalam berbicara dengan menggunakan media kartu kata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam melafalkan huruf, mengetahui kemampuan siswa dalam berintronasi dalam berbicara dan Mengetahui kelancaran siswa dalam berbicara. Hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa Pengajaran berbicara dengan menggunakan dan memanfaatkan kartu kata sebagai media dapat merangsang siswa untuk meningkatkan motivasi, minat dan kemampuan siswa dalam membaca. Kesimpulan penelitian bahwa penggunaan dan pemanfaatan kartu kata sebagai media pengajaran dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas 4 di MI Nurul Huda 01 Kepatihan Gresik, hal ini ditunjukkan dengan : Semakin meningkatnya minat belajar, Semakin mampu dalam intonasi suara, Semakin aktif dalam proses belajar mengajar, Sikap membaca semakin meningkat, Pengucapan bunyi vokal semakin meningkat, Pengucapan bunyi konsonan semakin meningkat, Meningkatnya kelancaran berbicara, Semakin meningkatnya penguasaan kosakata dan Pemahaman terhadap bacaan juga semakin meningkat. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Sesuai dengan sifat dan karakter permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini, maka metode penelitian yang akan digunakan adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif sebagai metode ilmiah sering digunakan oleh sekelompok peneliti dalam bidang sosial, seperti: sosiologi, antropologi dan sejumlah penelitian perilaku lainnya,termasuk dalam ilmu pendidikan. Ciri-ciri penelitian kualitatif menurut Bambang budiyono dkk (2006, 74- 76) adalah : (1). sumber data diperoleh dari situasi yang wajar atau naturalistik; (2). Mencari makna merupakan bagian esensial dalam proses penelitian; (3). Peneliti
Ambar Wati | 74
merupakan instrument penelitian; (4). mementingkan proses dan produk; (5) bersifat deskriptif; (6). Mengutamakan data langsung; (7). Menggunakan sample yang purposif; (8). Mengutamakan perspektif emic; (9). Menempatkan subjek terteliti memiliki kedudukan sama dengan peneliti; (10). Menonjolkan rincian kontekstual; (11). Bersifat holistic; (12). Menggunakan trianggulasi; (13). Menggunakan audit trail; (14). Mengadakan verifikasi data; (15). Mengadakan analisis selama proses sampai akhir penelitian; (16). Menggunakan desain tentatif Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN Sambirejo I Kabupaten Ngawi. Subjek penelitian ini adalah siswa dan guru kelas 4 SDN Sambirejo I Kabupaten Ngawi. Jumlah siswa yang diteliti sebanyak 22 orang. Sumber Data Sumber data dalam penelitian meliputi : 1) Tempat dan peristiwa, yakni kegiatan pembelajaran. 2) Informan adalah guru dan siswa ; dan 3) Dokumen yang berupa gambar dan artikel media masa, foto kegiatan pembelajaran menulis narasi, hasil tes siswa, buku pelajaran, dan silabus. Teknik dan Instrumen Pengumpulan data Untuk memperoleh data penelitian, maka teknik yang tepat digunakan adalah Observasi, Wawancara dan Tes. Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan dalam pengumpulan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah dalam pengolahannya. Dalam penelitian ini instrument yang di gunakan adalah : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Observasi, Lembar Wawancara, Lembar Penilaian Belajar Siswa. Arikunto (2006 : 160) Penganalisaan Data 1. Analisis Data Aktivitas Guru Teknik analisis data guru menggunakan teknik analisis data deskriptif dengan mendiskripsikan aktivitas guru dalam proses pembelajaran sebelum dan sesudah menggunakan media permainan ular tangga, melalui kriteria : Tabel 1 Analisis Data Aktivitas Guru Rata-rata PAN Kriteria 4 ≤ rata-rata PAN < 5 Sangat Baik 3 ≤ rata-rata PAN < 4 Baik 2 ≤ rata-rata PAN < 3 Kurang Baik 1 ≤ rata-rata PAN < 2 Tidak Baik Sumber : Bambang Budiono 2006
75 | e-jurnalmitrapendidikan, Vol. 1, No. 1, Maret 2017
2. Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa Teknik analisis data siswa menggunakan teknik analisis data deskriptif dengan mendiskripsikan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sebelum dan sesudah menggunakan media permainan ular tangga: Tabel 2 Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa Rata-rata Aktivitas Belajar Siswa ( x ) Kriteria 4 ≤ rata-rata PAN < 5 Sangat Baik 3 ≤ rata-rata PAN < 4 Baik 2 ≤ rata-rata PAN < 3 Kurang Baik 1 ≤ rata-rata PAN < 2 Tidak Baik Sumber : Bambang Budiono 2006 3. Analisis Data Hasil Belajar Siswa Teknik analisis data hasil belajar siswa menggunakan teknik analisis data deskriptif yaitu mendiskripsikan tingkat kemampuan siswa dengan melihat hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan media permainan ular tangga, melalui kriteria : Tabel 3 Analisis Data Hasil Belajar Siswa Rata-rata Nilai Belajar ( x ) 80 ≤ x < 100 65 ≤ x < 80 40 ≤ x < 65 x < 40 Sumber : Bambang Budiono 2006
Kriteria Sangat baik Baik Kurang baik Tidak baik
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Siklus I Aktivitas Pembelajaran Oleh Guru Hasil pengamatan yang dilakukan terhadap aktivitas guru pada siklus I Berdasarkan tabel di atas di ketahui bahwa ada beberapa aktivitas guru yang belum mendapat nilai dengan kriteria kurang baik antara lain menyampaikan materi dengan jelas sesuai dengan hirarki belajar dan karakteristik siswa, melaksanakan pembelajaran secara runtut, menggunakan media pembelajaran secara efektif dan efesien, melibatkan siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran, menggunakan bahasa lisan secara jelas, baik dan benar, melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa. Keenam aktivitas tersebut merupakan kelemahan dan akan dijadikan sebagai bahan perbaikan untuk refleksi yang akan dilaksanakan berikutnya dengan media pembelajaran ular tangga. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Ambar Wati | 76
Tabel 4 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I No Aspek yang Diamati 1 Mempersiapkan siswa untuk belajar 2 Melakukan kegiatan apersepsi 3 Menunjukkan penguasaan materi pelajaran 4 Mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan 5 Menyampaikan materi dengan jelas,sesuai dengan hirarki belajar dan karakteristik siswa 6 Mengkaitkam materi dengan realitas kehidupan 7 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan karakteristik siswa 8 Melaksanakan pembelajaran secara runtut 9 Menguasai kelas 10 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 11 Melaksanakan pembelajaran yang membangkitkan tumbuhnya kebiasaan positif (naturant effect) 12 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan 13 Menggunakan media pembelajaran secara efektif dan efesien 14 Menghasilkan pesan yang menarik 15 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran 16 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 17 Menumbuhkan sikap terbuka terhadap respon siswa 18 Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar 19 Memantau kemajuan belajar 20 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) 21 Menggunakan bahasa lisan secara jelas, baik dan benar 22 Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 23 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa 24 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan atau kegiatan atau tugas sebagai bagian remisi/pengayaan Skor total Rata-rata skor (%) Sumber : Data Primer 2016 (diolah)
Skor 5 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 5 4 4 3 4 3 4 92 3,83
Aktivitas Siswa Pengamatan aktivitas siswa diperoleh dari hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa di kelas 4 selama pembelajaran berlangsung. Data diambil berdasarkan lembar observasi yang telah disediakan. aktivitas siswa dalam
77 | e-jurnalmitrapendidikan, Vol. 1, No. 1, Maret 2017
pembelajaran kemampuan berbicara menggunakan media ular tangga mendapatkan perhatian yang baik, terbukti dari nilai yang tinggi dari siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel berikut : Tabel 5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I No Aspek yang Diamati Skor 1 Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru 2 Diskusi antar siswa/antar siswa dengan guru 3 Menyajikan hasil pembelajaran 4 Mengajukan/ menanggapi pertanyaan / ide 5 Kondisi atau situasi kelas 6 Merefleksi hasil pembelajaran 7 Mengerjakan tes formatif / latihan Skor total Rata-rata skor (%) Sumber : Data Primer 2016 (diolah)
4 3 2 3 3 4 2 21 3,0
Berdasarkan tabel diatas tampak masih ada beberapa item yang perlu ditingkatkan yaitu diskusi antar siswa serta diskusi siswa dan guru, mengajukan atau menanggapi pertanyaan, kondisi kelas, menyajikan hasil belajar serta mengerjakan tes formatif untuk latihan. Hasil Belajar Siswa Data hasil belajar dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 6 Hasil Observasi Belajar Siswa Siklus I No Nilai No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
4 7 6 6 7 7 7 4 8 7 7 Jumlah Rata-Rata Sumber : Data Primer 2016 (diolah)
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Nilai 6 8 7 6 7 7 5 7 7 6 6 142 5.92
Ambar Wati | 78
Berdasarkan tabel diatas tampak bahwa nilai rata-rata siswa masih kurang. Kekurangan ini dijadikan dasar pembenahan dalam proses berikutnya. Hasil belajar siswa dapat uji dari penghitungan dengan memberikan tes pada siswa yang telah mengikuti pembelajaran berbicara dengan media permainan ular tangga. Siswa diberi permainan ular tangga secara berkelompok. Siswa melakukan permainan, dalam permainan tersebut siswa melakukan pembicaraan antar teman serta dengan guru. Kemudian guru melakukan penilaian menggunakan beberapa indikator yaitu kejelasan vokal, kekuatan vokal, kelancaran pengujaran, kefasihan pengucapan dan intonasi. 2. Siklus II Aktivitas Pembelajaran Oleh Guru Terdapat 21 aspek aktivitas guru telah menunjukkan kemajuan yang signifikan terhadap proses pembelajaran. Namun bisa ditarik kesimpulan bahwa selama proses pembelajaran siklus I dan siklus II menggunakan media permainan ular tangga guru mampu mempertahankan dan memperbaiki kondisi dan situasi.terbukti tidak ada satupun faktor yang mengalami kemunduran dengan kenaikan dari nilai total 92 menjadi 98 atau rata-rata 3,83 menjadi 4,08. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penerapan media ular tangga dalam meningkatkan kemampuan berbiacara efektif diterapkan oleh guru. Aktivitas guru yang menjadi kelemahan dalam menggunakan media ular tangga yaitu menyampaikan materi dengan jelas sesuai dengan hirarki belajar dan karakteristik siswa, melaksanakan pembelajaran secara runtut, menggunakan media pembelajaran secara efektif dan efesien, melibatkan siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran, menggunakan bahasa lisan secara jelas, baik dan benar, melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa dapat ditingkatkan meski masih ada 2 (dua) kegiatan yang dalam kategori kurang yaitu melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual dan menumbuhkan sikap terbuka terhadap respon siswa. Namun secara umum ada peningkatan signifikan pada aktivitas guru dalam pembelajaran kemampuan berbicara menggunakan media ular tangga. Hasil pengamatan yang dilakukan terhadap aktivitas guru ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 7 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Skor No Aspek yang Diamati 1 2 3 4 5 6
Mempersiapkan siswa untuk belajar Melakukan kegiatan apersepsi Menunjukkan penguasaan materi pelajaran Mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan Menyampaikan materi dengan jelas,sesuai dengan hirarki belajar dan karakteristik siswa Mengkaitkam materi dengan realitas kehidupan
5 5 5 4 4 4
79 | e-jurnalmitrapendidikan, Vol. 1, No. 1, Maret 2017
Lanjutan Tabel 7 : Hasil Observasi Aktivitas Guru No 7
Aspek yang Diamati
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan karakteristik siswa 8 Melaksanakan pembelajaran secara runtut 9 Menguasai kelas 10 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 11 Melaksanakan pembelajaran yang membangkitkan tumbuhnya kebiasaan positif (naturant effect) 12 Melasksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan 13 Menggunakan media pembelajaran secara efektif dan efesien 14 Menghasilkan pesan yang menarik 15 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran 16 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 17 Menumbuhkan sikap terbuka terhadap respon siswa 18 Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar 19 Memantau kemajuan belajar 20 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) 21 Menggunakan bahasa lisan secara jelas, baik dan benar 22 Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 23 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa 24 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan atau kegiatan atau tugas sebagai bagian remisi/pengayaan Skor total Rata-rata skor Sumber : Data Primer 2016 (diolah)
Skor 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 98 4,08
Aktivitas Siswa Pengamatan aktivitas siswa diperoleh dari hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Data diambil berdasarkan lembar observasi yang telah disediakan. Aktivitas siswa dalam pembelajaran peningkatan kemampuan berbicara melalui penerapan alat peraga permainan ular tangga ini telah mencapai hasil yang maksimal, hal ini menunjukkan bahwa dengan penggunaan metode ular tangga sebagai media lebih memotivasi siswa dalam meningkatkan pembelajaran khususnya dalam materi kemampuan berbicara. Dari hasil pengamatan diperoleh data sebagai berikut :
Ambar Wati | 80
No
Tabel 8 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II Aspek yang Diamati
Skor
1 Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru 2 Diskusi antar siswa/antar siswa dengan guru 3 Menyajikan hasil pembelajaran 4 Mengajukan/ menanggapi pertanyaan / ide 5 Kondisi atau situasi kelas 6 Merefleksi hasil pembelajaran 7 Mengerjakan tes formatif / latihan Skor total Rata-rata skor Sumber : Data Primer 2016 (diolah)
4 4 4 4 4 4 3 27 3.9
Dari tabel diatas masing-masing indikator dalam aktivitas siswa mengalami peningkatan. Skor rata-rata meningkat dari rata-rata 3 menjadi 3.9 sehingga dapat dikatakan pada penggunaan media permainan ular tangga ini aktivitas siswa dalam kategori baik. Hasil Belajar Siswa Data hasil belajar dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 9 Observasi Hasil Belajar Siswa Siklus II No Nilai No 1 6 12 2 8 13 3 7 14 4 7 15 5 8 16 6 8 17 7 9 18 8 6 19 9 9 20 10 9 21 11 9 22 Jumlah Rata-Rata Sumber : Data Primer 2016 (diolah)
Nilai 8 9 9 7 9 9 6 8 9 8 8 176 80
Hasil belajar siswa di kelas 4 dapat diuji dengan memberikan tes pada siswa yang telah mengikuti pembelajaran berbicara melalui media permainan ular tangga. Seperti yang dilakukan dalam tes siswa siklus I dalam menggunakan
81 | e-jurnalmitrapendidikan, Vol. 1, No. 1, Maret 2017
media permainan ular tangga maka sesudah menggunakan media permainan ular tangga ini indikator yang dinilai untuk mengetahui kemampuan siswa dalam belajar menggunakan media ular tangga antara lain adalah kejelasan vokal, kekuatan vokal, kelancaran pengujaran, kefasihan pengucapan dan intonasi. Dari tes tersebut guru memberikan penilaian pada hasil belajar siswa. Berdasarkan data 9 dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata kelas IV siklus I dan siklus II dalam menggunakan media permainan ular tangga telah mengalami peningkatan nilai rata-rata dari 5.92 menjadi 8,0. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa kemampuan berbicara siswa melalui permainan ular tangga meningkat dan sangat tepat untuk digunakan sebagai salah satu tehnik dalam mengajar. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan media permainan ular tangga dapat meningkatkan kemampuan berbicara pada siswa kelas 4 di Sekolah Dasar Negeri Sambirejo I Kabupaten Ngawi. Secara khusus, hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Aktivitas Guru Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa selama proses pembelajaran guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik, terbukti pada siklus I dan siklus II terjadi kenaikan dari nilai total 92 menjadi 98 atau rata-rata 3,83 menjadi 4,08. 2. Aktivitas Siswa Berdasarkan pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran peningkatan kemampuan berbicara dengan media permainan ular tangga ini telah mencapai hasil yang maksimal. 3. Hasil Belajar Guru Berdasarkan data yang diperoleh dari pengamatan terhadap hasil belajar siswa dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan. Saran Berdasarkan hasil temuan yang didapat dari hasil penelitian, saran yang dapat disampaikan adalah : 1. Media permainan ular tangga terbukti bisa meningkatkan kemampuan berbicara siswa di SDN Sambirejo 1 Kabupaten Ngawi, akan tetapi masih perlu adanya upaya peningkatan oleh guru dalam aktivitas pembelajaran karena disamping metode pembelajaran, guru merupakan sentral dalam proses belajar mengajar. Kemampuan memamahi psykologi siswa kelas 4 sangat diperlukan serta kemampuan mengkondisikan siswa dalam proses pembelajaran menggunakan media ular tangga ini. Disamping itu guru juga harus jeli mengamati perkembangan kemampuan anak didiknya baik secara umum maupun secara personal sehingga siswa yang ketinggalan kemampuannya dalam berbicara dapat dicari solusi dalam pengembangan kemampuannya.
Ambar Wati | 82
2. Media permainan ular tangga ini merupakan metode yang sangat simpel, oleh karena itu media ini bisa juga digunakan untuk pembelajaran lainnya, misalnya matematika sederhana. 3. Siswa dalam penelitian ini sangat menikmati metode yang disajikan, untuk itu pihak sekolah hendaknya memperhatikan perkembangan siswa dalam pembelajaran secara aktif antara guru dan siswa sehingga tercapai hasil yang optimal. DAFTAR PUSTAKA Arsyad, Azhar. 2004. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Depdiknas. 2006. KTSP. Jakarta: Media Makmur Mandiri. BSNP. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Model Silabus Kelas III Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Cahyani, Isah dan Hodijah. 2007. Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press Hermawan, Ruswandi, dkk. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press Novi, Resmini., Yayah, Churiyah,. Nenden, Sundori. 2006. Membaca dan Menulis di SD: Teori dan Pengajarannya. Bandung: UPI Press Resmini, Novi., Hartati, Tatat., Cahyani, Isah. 2009. Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: UPI Press Kusmayadi Ismail, dkk. 2008. Belajar Bahasa Indonesia Itu Menyenangkan. Pusat perbukuan BSE. Tidak Dipublikasikan Winataputra, U, dkk. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: universitas terbuka Wiratmadja, Rochiati. 2008. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Remaja Rosdakarya.