Meningkatkan Hasil Belajar PKn Siswa Kelas XI Ak1 SMK Panti Pamardi Siwi 1 Kecamatan Ngrambe-Ngawi Melalui Penerapan Model Problem Based Learning Oleh : Dra. DWI WAHYUNIYANTI Guru SMK Panti Pamardi Siwi Ngrambe ABSTRAK
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara yang baik, yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945, karena mata pelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa, maka pembelajaran harus dibuat dalam suatu kondisi yang menyenangkan sehingga siswa akan terus termotivasi dari awal sampai akhir kegiatan belajar mengajar (KBM). Dalam hal ini pembelajaran dengan Problem Based Learning merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan guru di sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PKn. Penelitian ini berdasarkan permasalahan Apakah Pembelajaran Model Problen Based Learning dapat Meningkatkan Hasil Belajar PKn Siswa Kelas XI Ak1 SMK Panti Pamardi Siwi 1 Ngrambe? Sedangkan Tujuan Penelititan ini adalah Pembelajaran model Problen Based Learning dapat meningkatkan Hasil Belajar PKn Siswa kelas XI Ak1 SMK Panti Pamardi Siwi 1 Ngrambe. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari 4 tahap, yaitu : rancangan, kegiatan, penga matan, dan refleksi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas XI Ak1 SMK Panti Pamardi Siwi 1 Ngrambe tahun pelajaran 2012/2013. Data yang diperoleh berupa hasil evaluasi, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analisis didapatkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I 66,67 %, pada siklus kedua menjadi 85,71 %, dan pada siklus ketiga 95,24% . Simpulan dari penelitian ini adalah metode pembelajaran berbasis masalah dapat berepengaruh positif terhadap hasil belajar siswa kelas XI Ak1 SMK Panti Pamardi Siwi 1 Ngrambe, serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran PKn Kata Kunci
: hasil belajar PKn, model Problem Based Learning
PENDAHULUAN
a di bidang pendidikan, sehingga perlu
gat strategis dalam upaya mewujudkant
ang bermartabat dan profesional. Guru
Guru mempunyai peran yang san
ujuan pembangunan nasional, khususny
dikembangkan sebagai tenaga profesi y profesional akan menghasilkan proses d
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
121
an hasil pendidikan yang berkualitas da
prinsip demokrasi. Kehidupan yang
esia yang cerdas dan kompetitif, sebaga
hari di lingkungan keluarga, sekolah,
lam rangka mewujudkan manusia Indon demokratis didalam kehidupan sehariimana diamanatkan
oleh Undang
– masyarakat,
pemerintahan,
dan
undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang organisasi-organisasi non pemeritahan sistem pendidikan Nasional
perlu dikenal, dipahami, diinternalisasi,
Oleh karena itu Pendidikan di dan
diterapkan
demi
terwujudnya
Indonesia diharapkan kecuali dikelola pelaksanaan prinsip-prinsip demokrasi oleh tenaga professional juga
dapat serta
demi
peningkatan
mempersiapkan peserta didik menjadi kemanusian,
martabat
kesejahteraan,
warga Negara yang memiliki komitmen kebahagiaan, kecerdasan dan keadilan. kuat
dan
mempertahankan
konsisten
untuk
Negara
Mata
Pelajaran
Kesatuan Kewarganegaraan
Pendidikan
merupakan
mata
Republik Indonesia. Komitmen yang pelajaran yang memfokuskan pada kuat dan konsisten terhadap prinsip dan pembentukan
warganegara
yang
bermasyarakat,
kewajibannya
untuk
semangat kebangsaan dalam kehidupan memahami dan mampu melaksanakan berbangsa
dan hak-hak
dan
bernegara yang berdasarkan Pancasila menjadi warga Negara yang baik, yang
dan UUD 1945, perlu ditingkatkan cerdas, terampil, dan berkarakter yang terus
menerus
untuk
memberikan diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
pemahaman yang mendalam tentang 1945.Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia. (Citizenship
Kewarganegaraan
Education)
merupakan
Konstitusi Negara Republik Indonesia mata pelajaran yang memfokuskan perlu
ditanamkan
komponen khususnya
kepada
bangsa
generasi
generasi penerus.
seluruh pada pembentukan diri yang beragam
Indonesia, dari segi agama, sosio-kultural, bahasa,
muda
sebagai usia, dan suku bangsa. Secara rinci
tujuan pendidikan PKN di sekolah
Indonesia harus menghindari sistem adalah
pemerintahan yang memasung hak-hak rasional,
(1)
Berpikir
dan
secara
kreatif
kritis,
dalam
asasi manusia, hak-hak warganegara menangggapi isu kewarganegaraan, (2) untuk
dapat
menjalankan
prinsip- Berpartisipasi
secara
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
bermutu
dan
122
bertanggung secara
jawab,
cerdas
bermasyarakat, bernegara, positif
(3)
dan
membentuk
diri
dan
bertindak luar
dalam
berbangsa,
siswa,
kegiatan Pembina
Berkembang demokratis
berdasarkan
seperti;
kegiatan
guru
belajar,
sebagai startegi
dan pembelajaran, sarana dan prasarana,
secara kurikulum dan lingkungan. untuk
Dari
pada dikemukakan
masalah-masalah diatas,
yang
perlu
dicari
secara
aktif.
karakter-karakter masyarakat Indonesia strategi baru dalam pembelajaran yang agar dapat hidup bersama dengan melibatkan bangsa-bangsa
lain,
dan
(4) Pembelajaran
siswa
yang
mengutamakan
Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain penguasaan kompetensi harus berpusat dalam percaturan dunia secara langsung pada siswa (Focus dengan
memanfaatkan
informasi dan komunikasi
teknologi memberikan
on
Learners),
pembelajaran
dan
pengalaman belajar yang relevan dan
Berdasarkan hasil pengamatan kontekstual dalam kehidupan nyata
dan pengalaman selama ini, siswa (provide relevant and contextualized kurang aktif dalam kegiatan belajar- subject matter) dan mengembangkan mengajar. Anak cenderung tidak begitu mental yang kaya dan kuat pada siswa. tertarik dengan pelajaran PKn karena
Disinilah guru dituntut untuk
selama ini pelajaran PKn dianggap merancang kegiatan pembelajaran yang sebagai
pelajaran
yang
hanya mampu mengembangkan kompetensi,
mementingkan hafalan semata, kurang baik dalam ranah kognitif, ranah afektif menekankan aspek penalaran sehingga maupun psikomotorik siswa. Strategi menyebabkan rendahnya minat belajar pembelajaran yang berpusat pada siswa PKn siswa di sekolah.
dan peciptaan suasana yang menye
Banyak faktor yang menyebabkan nangkan
sangat
diperlukan
untuk
hasil belajar PKn siswa rendah yaitu meningkatkan hasil belajar siswa dalam
faktor internal dan eksternal dari siswa. mata pelajaran PKn. Dalam hal ini Faktor internal antara lain: motivasi penulis memilih model “pembelajaran belajar, intelegensi, kebiasan dan rasa berbasis percaya
diri.
Sedangkan
masalah
(Problem
Based
faktor Learning) dalam meningkatkan kemam
eksternal adalah faktor yang terdapat di puan memecahkan masalah Mengenal Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
123
kekurangan dan kelebihan diri sendiri PKn. dalam mata pelajaran PKn.
Berdasarkan uraian di atas maka
Pembelajaran berbasis masalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini,
adalah suatu proses belajar mengajar dirancang untuk mengkaji penerapan
didalam kelas dimana siswa terlebih pembelajaran model “Problem Based dahulu diminta mengobservasi suatu Learning” dalam meningkatkan hasil fenomena. Kemudian siswa diminta belajar siswa dalam mata pelajaran PKn
untuk mencatat permasalahan-perma di kelas XI Ak1 SMK Panti Pamardi salahan yang muncul, setelah itu tugas Siwi 1 Ngrambe tahun pelajaran 2012/
guru adalah merangsang untuk berfikir 2013. Berdasarkan uraian tersebut, kritis dalam memecahkan masalah yang maka
dapat
dirumuskan
ada. Tugas guru mengarahkan siswa penelitiannya adalah
masalah
Apakah pembel
untuk bertanya, membuktikan asumsi, ajaran model Problen Based Learning dan mendengarkan persfektif berbeda diantara mereka.
yang dapat Meningkatkan Hasil Belajar PKn Siswa kelas XI Ak1 SMK Panti
Menurut E. Mulyana Pembelaja Pamardi Siwi 1 Kecamatan Ngrambe?
ran aktif dengan menciptakan suatu Sedangkan tujuannya adalah Pembel
kondisi dimana siswa dapat berperan ajaran model Problen Based Learning aktif,
sedangkan
dibuat
dalam
guru
bertindak dapat Meningkatkan Hasil Belajar PKn
sebagai fasilitator. Pembelajaran harus Siswa kelas XI Ak1 SMK Panti suatu
kondisi
yang Pamardi Siwi 1 Ngrambe.
menyenangkan sehingga siswa akan terus termotivasi dari awal sampai akhir kegiatan
belajar
mengajar
(KBM).
Dalam hal ini pembelajaran dengan
Problem Based Learning sebagai salah satu bagian dari pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning)
merupakan salah satu alternatif yang
dapat digunakan guru di sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
KAJIAN TEORI
Pengertian belajar Belajar
perubahan
yang
merupakan terjadi
proses
pada
diri
seseorang melalui penguatan (reinforce ment), sehingga terjadi perubahan yang bersifat permanen dan persisten pada dirinya
sebagai
hasil
pengalaman
(Learning is a change of behaviour as a
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
124
result
of
experience),
demikian
ing, Maintening, Designing, Organiz
ahli pendidikan Amerika Serikat dari
sesuatu dalam potensi yang kongkret
pendapat John Dewey, salah seorang aliran Behavioural Approach.
Perubahan yang dihasilkan oleh
proses belajar bersifat progresif dan
akumulatif, megarah kepada kesempur naan, misalnya dari tidak mampu menjadi mampu, dari tidak mengerti menjadi
mengerti,
baik
ing. Belajar dengan melaku kan tidak hanya terbatas pada kemam
puan mekanistis, melainkan juga meliputi
kemampuan
berkomuni
kasi, bekerjasama dengan orang lain serta
koflik
mengelola
dan
mengatasi
mencakup c. Learning to live together adalah
aspek pengetahuan (cognitive domain),
membekali kemampuan untuk hidup
aspek
berbeda dengan penuh toleransi,
aspek afektif (afektive domain) maupun psikomotorik
(psychomotoric
domain). Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu
untuk
memperoleh
bersama dengan orang lain yang saling
pengertian
prasangka.
dan
tanpa
suatu d. Learning to be adalah keberhasilan
perubahan tingkah laku yang baru
pembelajaran yang untuk mencapai
pengalaman individu itu sendiri dalam
keberhasilan dari pilar pertama,
secara
keseluruhan
sebagai
interaksi dengan lingkungan Ada
empat
pilar
belajar
hasil
yang
dikemukakan oleh UNESCO, yaitu :
a. Learning to Know, yaitu suatu
proses pembelajaran yang memung
kinkan siswa menguasai tekhnik menemukan pengetahuan dan bukan semata-mata
pengetahuan.
hanya
memperoleh
b. Learning to do adalah pembelajaran
untuk mencapai kemampuan untuk melaksanakan Controlling, Monitor
tingkatan ini diperlukan dukungan
kedua dan ketiga. Tiga pilar tersebut
ditujukan bagi lahirnya siswa yang mampu
mencari
informasi
dan
menemukan ilmu pengetahua yang mampu
memecahkan
masalah,
bekerjasama, bertenggang rasa, dan
toleransi terhadap perbedaan. Bila
ketiganya behasil dengan memuas kan akan menumbuhkan percaya diri pada
siswa
sehingga
menjadi
manusia yang mampu mengenal dirinya, berkepribadian mantap dan
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
125
mandiri,
memiliki
kemantapan didik. Pengembangan karakter bangsa
emosional dan intelektual, yang merupakan
proses
pengembangan
dapat mengendalikan dirinya dengan warganegara yang cerdas dan berdaya konsisten, yang disebut emotional nalar tinggi. PKn memusatkan perhati intelegence (kecerdasan emosi).
annya pada pengembangan kecer dasan warga
(civic
intelegence)
Pendidikan sebagai landasan pengembangan nilai
Pengertian
dan perilaku demokrasi.
Kewarganegaraan Pendidikan
kewarganegaraan Ketiga :
adalah sebagai wahana untuk mengem bangkan
negara
kemampuan,
watak
PKn
dan pencerdasan,
sebagai
maka
suatu
proses
pendekatan
karakter warganegara yang demokratis pembelajaran yang digunakan adalah dan bertanggung jawab. Ada
beberapa
diperhatikan
hal
dalam
yang
pelajaran
yang lebih inspiratif dan partisipatif
perlu dengan menekankan pelatihan penggu PKn naan
logika
dan
pealaran.
Untuk
dalam rangka “nation and character menfasilitasi pembelajaran PKn yang building” :
efektif dikembangkan bahan pembel
Pertama :
ajaran yang interaktif yang dikemas
PKn merupakan bidang kajian dalam berbagai paket seperti bahan
kewarganegaraan
yang
ditopang belajar
tercetak,
terekam,
tersiar,
berbagai disiplin ilmu yang releven, elektronik, dan bahan belajar yang yaitu: ilmu politik, hukum, sosiologi, digali
dari
ligkungan
masyarakat
antropologi, psokoliogi dan disiplin sebagai pengalaman langsung (hand of ilmu lainnya yang digunakan sebagai experience). landasan
untuk
melakukan
kajian- Keempat:
kajian terhadap proses pengembangan
Kelas PKn sebagai laboratorium
konsep, nilai dan perilaku demokrasi demokrasi. Melalui PKn, pemahaman warganegara. Kedua :
PKn
sikap dan perilaku demokratis dikem
mengembangkan
bangkan bukan semata-mata melalui
daya ‘mengajar demokrasi” (teaching demo
nalar (state of mind) bagi para peserta cracy), tetapi melalui model pembel Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
126
ajaran yang secara langsung menerap inkuiri kan cara hidup secara demokrasi (doing
Belajar Berdasarkan Masalah
democracy). Penilaian bukan semata- atau Problem Based Learning adalah mata dimaksudkan sebagai alat kedali Suatu
proses
pembelajaran
yang
mutu tetapi juga sebagai alat untuk diawali dari masalah-masalah yang memberikan bantuan belajar bagi siswa ditemukan dalam suatu lingkungan
sehingga lebih dapat berhasil dimasa pekerjaan. Problem Based Learning depan.
Evaluasi
dilakukan
secara (PBL) adalah lingkungan belajar yang
menyeluruh termasuk portofolio siswa di dalamnya menggunakan masalah
dan evaluasi diri yang lebih berbasis untuk belajar. Yaitu, sebelum pebelajar kelas.
Pembelajaran
mempelajari
Base diharuskan
Problem
Learning
Kehidupan
suatu
hal,
mengidentifikasi
mereka
suatu
masalah, baik yang dihadapi secara
adalah
identik nyata maupun telaah kasus. Masalah
dengan menghadapi masalah. Model diajukan sedemikian rupa sehingga para pembelajaran
mengembangkan
ini
melatih
kemampuan
dan pebelajar
menemukan
kebutuhan
untuk belajar yang diperlukan agar mereka
menyelesaikan masalah yang berorien dapat memecahkan masalah tersebut. tasi pada masalah otentik dari kehidup
Bahan pembelajaran ini akan
an aktual siswa, untuk merangsang memandu kemamuan
berpikir
tingkat
para
pengguna/pebelajar
tinggi. mulai dari memahami konsep PBL,
Kondisi yang tetap harus dipelihara langkah-langkah
PBL,
sampai
negosiasi, demokratis, suasana nyaman work
kerja.
Penerapan
adalah
suasana
kondusif,
terbuka, menerapkan metode PBL dalam team di
tempat
dan menyenangkan agar siswa dapat metode PBL ini merupakan suatu berpikir optimal. ini
bentuk implementasi team learning dan
Indikator model pembelajaran personal
adalah
(analisis),
identifikasi,
metakognitif, interpretasi,
investigasi,
mastery
elaborasi organisasi pembelajar
menuju
suatu
induksi, Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
eksplorasi, merupakan metode pembelajaran yang
konjektur, sintesis, generalisasi, dan
menggunakan masalah sebagai langkah
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
127
awal
dalam
mengumpulkan
dan
PBM
adalah
mengintegrasikan pengetahuan baru. pembelajaran
yang
Seperti halnya CL, metode ini juga pembelajaran berfokus pada keaktifan peserta didik dalam
titik
berdasarkan
kehidupan
nyata
proses awal
masalah
lalu
dari
dalam kegiatan pembelajaran. Peserta masalah ini siswa dirangsang untuk didik tidak lagi diberikan materi belajar mempelajari
masalah
berdasarkan
secara satu arah seperti pada metode pengetahuan dan pengalaman yang pembelajaran konvensional. Dengan telah mereka punyai sebelumnya (prior metode ini, diharapkan peserta didik knowledge) dapat
mengembangkan
pengetahuan knowledge
sehingga
ini
akan
dari
prior
terbentuk
mereka secara mandiri. PBL juga pengetahuan dan pengalaman baru. memberi kesempatan peserta didik Diskusi untuk
mempelajari
teori
dengan
menggunakan
melalui kelompok kecil merupakan poin utama
praktek. Peserta didik bukan hanya dalam penerapan PBL. perlu mencari konklusi tetapi juga perlu menganalisis data.
Tidak selamanya proses belajar
dengan metode PBM berjalan dengan
Boud dan Felleti (1991, dalam lancar. Ada beberapa hambatan yang
Suyatno, 2009) menyatakan bahwa dapat muncul. Yang paling sering “Problem Based Learning is a way of terjadi
adalah
kurang
terbiasanya
constructing and teaching course using peserta didik dan pengajar dengan problem as a stimulus and focus on metode ini. Peserta didik dan pengajar student activity”. PBM adalah sebuah masih
terbawa
kebiasaan
metode
metode pembelajaran yang didasarkan konvensional, pemberian materi terjadi pada prinsip bahwa masalah (problem) secara satu arah. Faktor penghambat
dapat digunakan sebagai titik awal lain adalah kurangnya waktu. Proses untuk
mendapatkan
mengintegrasikan
ilmu
atau PBM terkadang membutuhkan waktu
(knowledge) yang lebih
banyak.
Peserta
didik
baru. Dengan demikian, masalah yang terkadang memerlukan waktu untuk ada digunakan sebagai sarana agar anak menghadapi persoalan yang diberikan. didik dapat belajar sesuatu yang dapat menyokong keilmuannya.
Sementara, waktu pelaksanaan PBM harus disesuaikan dengan beban
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
128
kurikulum.
(9)
Kebanyakan
pembelajaran
Dengan menggunakan pendekatan dilaksanakan dalam kelompok kecil.
PBM ini, siswa akan bekerja secara kooperatif
dalam
kumpulan
Berikut langkah-langkah PBM.
untuk Guru memulai sesi awal PBM dengan
menyelesaikan masalah sebenarnya dan presentasi permasalahan yang akan yang
paling
penting
membina dihadapi oleh siswa. Siswa terstimulus
kemahiran untuk menjadi siswa yang untuk berusaha menyelesaikan permasa belajar secara sendiri Siswa akan lahan di lapangan. Siswa mengorgani membina kemampuan berpikir secara sasikan apa yang telah mereka pahami kritis secara kontinu berkaitan dengan tentang permasalahan dan mencoba
ide yang dihasilkan serta yang akan mengidentifikasi hal-hal terkait. Siswa dilakukan. Dalam melaksanakan proses berdiskusi dengan mengajukan perta pembelajaran PBM ini,
nyaan tentang
hal-hal
yang tidak
Beberapa ciri-ciri utama PBL mereka pahami. Guru mendampingi
adalah (1) Pembelajaran berpusat deng siswa untuk fokus terhadap pertanyaan an masalah, (2) Masalah yang diguna yang dianggap penting. Setelah periode
kan merupakan masalah dunia sebenar self-study, sesi kedua dilakukan. Pada nya yang mungkin akan dihadapi oleh awal sesi ini siswa diharapkan dapat siswa dalam kerja profesional mereka membagi di masa depan, (3) Pengetahuan yang mereka
pengetahuan
peroleh.
baru
Siswa
yang
menguji
diharapkan dicapai oleh siswa saat validitas dari pendekatan awal dan
proses pembelajaran disusun berdasar menyaringnya. Siswa berlatih mentran kan masalah, (4) Para siswa bertang sfer pengetahuan dalam konteks nyata gung jawab terhadap proses pembel melalui pelaporan di kelas. ajaran mereka sendiri, (5) Siswa aktif
PBM berbeda dengan metode
dengan proses bersama, (6) Pengeta konvensional.
Metode
huan menyokong pengetahuan yang berupa ceramah
konvensional
yang memusatkan
baru, (7) Pengetahuan diperoleh dalam perhatian siswa sepenuhnya kepada konteks yang bermakna, (8) Siswa guru sehingga yang aktif di sini hanya berpeluang untuk meningkatkan serta guru, sedangkan siswa hanya tunduk mengorganisasikan pengetahuan, dan mendengarkan
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
penjelasan
yang 129
dipaparkan. Partisipasi siswa rendah Kerangka Berfikir
karena hanya diberi kebebasan untuk Meningkatkan hasil belajar PKn melalui model Problem Based bertanya mengenai materi yang telah Learning dijelaskan oleh guru sehingga metode Hasil belajar adalah segala konvensional masih kurang menggugah kemampuan yang dapat dicapai siswa daya
pemikiran
metode
PBM
siswa. Sedangkan, melalui proses belajar yang berupa adalah
metode pemahaman dan penerapan pengeta
pembelajaran yang berbasis kepada huan dan keterampilan yang berguna partisipasi
para
siswa.
Pada
jam bagi siswa dalam kehidupannya sehari-
pertama pembelajaran, metode yang hari serta sikap dan cara berpikir kritis diterapkan
adalah
diskusi.
Guru dan kreatif dalam rangka mewujudkan
memberikan pertanyaan kepada siswa manusia yang berkualitas, bertanggung yang ditunjuk secara acak. Pertanyaan jawab bagi diri sendir, masyarakat, yang
diajukan
bersifat
menggali bangsa dan negara serta bertanggung
pendapat dan mengembangkan kemam jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa. puan analisis siswa. Kemudian, pada
Hasil belajar PKn adalah hasil
satu jam terakhir, guru memberikan belajar yang dicapai siswa setelah rangkuman dan inti dari diskusi pada mengikuti proses pembelajara PKn
hari itu disertai dengan inti dari konteks berupa seperangkat pengetahuan, sikap,
materi dihubungkan dengan implemen dan keterampilan dasar yang berguna tasi di lapangan.
bagi siswa untuk kehidupan sosialnya
Perlu diingat, PBM bukanlah baik untuk masa kini maupun masa
satu-satunya metode yang baik. Masih yang akan datang
yang
meliputi:
banyak metode pembelajaran yang baik keragaman suku bangsa dan budaya pula. Untuk itu, guru perlu berpikir Indonesia,
keragaman
keyakinan
divergen dalam menggunakan metode (agama dan golongan) serta keragaman
pembelajaran sehingga tidak selalu tingkat kemampuan intelektual dan mengagungkan sebuah metode pembel emosional. Hasil belajar didapat baik
ajaran karena metode pembelajaran dari hasil tes (formatif, subsumatif dan adakalanya buruk jika tidak dapat sumatif), unjuk kerja (performance), mencapai tujuan.
penugasan
(Proyek),
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
hasil
kerja
130
(produk),
portofolio,
penilaian diri. Untuk
sikap
meningkatkan
serta mencatat permasalahan yang muncul,
serta mendiskusikan permasalahan dan
hasil mencari
pemecahan
masalah
dari
belajar PKn, dalam pembelajarannya permasalahan tersebut. Setelah itu, harus
menarik
sehingga
siswa tugas guru adalah merangsang untuk
model pembelajara interaktif
dimana memecahkan masalah yang ada serta
termotivasi untuk belajar. Diperlukan berpikir
kritis
dan
kreatif
dalam
guru lebih banyak memberikan peran mengarahkan siswa untuk bertanya,
kepada siswa sebagai subjek belajar, membuktikan asumsi, dan mendengar guru mengutamakan proses daripada kan perspektif yang berbeda diantara hasil. Guru merancang proses belajar mereka. mengajar yang melibatkan siswa secara
Dari uraian diatas dapat diduga
integratif dan komprehensif pada aspek bahwa pembelajaran dengan model kognitif,
afektif
dan
psikomotorik Problem
Based
Learning
dapat
sehingga tercapai hasil belajar. Agar meningkatkan hasil belajar PKn siswa hasil belajar PKn meningkat diperlukan dibandingkan
dengan
pendekatan
situasi, cara dan strategi pembelajaran tradisional (metode ceramah). yang tepat untuk melibatkan siswa secara aktif baik pikiran, pendengaran,
penglihatan, dan psikomotor dalam proses
belajar
pembelajaran
mengajar.
yang
tepat
Adapun untuk
melibatkan siswa secara totalitas adalah pembelajaran dengan Problem Based
Learning. Pembelajaran dengan model Problem Based Learning adalah suatu
model pembelajaran dimana sebelum
proses belajar mengajar didalam kelas
dimulai, siswa terlebih dahulu diminta mengobservasi Kemudian
siswa
suatu
fenomena.
diminta
untuk
Pendekatan dan penerapan model Problem Based Learning dalam mata pelajaran PKn Based
Pembelajaran model Problem Learning berlangung secara
alamiah dalam bentuk kegiatan siswa
bekerja dan mengalami, menemukan dan
mendiskusikan
masalah
serta
mencari pemecahan masalah, bukan
transfer pengetahuan dari guru ke siswa.
Siswa
megerti
apa
makna
belajar, apa manfaatya, dalam status apa mereka, dan bagaimana mencapai
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
131
nya. Mereka sadar bahwa yang mereka kasus) yang dikerja kan siswa pada saat pelajari berguna bagi hidupnya nanti. melakukan
proses
pembelajaran
Siswa terbiasa memecahkan masalah, (diskusi kelompok dan diskusi kelas) menemukan sesuatu yang bergua bagi dirinya dan bergumul dengan ide-ide. Dalam
pembelajaran
model
Problem Based Learning tugas guru mengatur strategi belajar, membantu menghubungkan dengan
pengetahuan
pngetahuan
baru,
lama
dan
memfasilitasi belajar. Anak harus tahu makna
belajar
dan
menggunakan
untuk
memecahkan
pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya
masalah dalam kehidupannya.
Dari pembahasan di atas dapat
diduga bahwa pembelajaran dengan
model Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar efektif dan kreatif, diaman siswa
dapat membangun sendiri pengetahuan nya,
menemukan pengetahuan dan
keterampilannya sendiri melalui proses
bertanya, kerja kelompok, belajar dari
model yang sebenarnya, bisa mereflek sikan apa yang diperolehnya antara harapan dengan kenyataan sehingga
peningkat an hasil belajar yang didapat
bkan hanya sekedar hasil menghapal materi
kegiatan
belaka,
nyata
tetapi
lebih
(pemecahan
pada
kasus-
METODE PENELITIAN Perencanan Penelitian Penelitian
ini
merupakan
pengembangan metode dan strategi
pembelajaran. Metode dalam penelitian
ini adalah metode penelitian tindakan kelas (Class Action Research) yaitu
suatu penelitian yang dikembangkan bersama-sama
untuk
peneliti
dan
decision maker tentang variable yang dimanipulasikan dan dapat digunakan untuk
melakukan
perbaikan.
Alat
pengumpul data yang dipakai dalam
penelitian ini antara lain : catatan guru,
catatan siswa, wawancara, angket, hasil tes, dan berbagai dokumen yang terkait dengan terdiri
siswa. dari
perencanaan, observasi,
dan
Prosedur
penelitian
melakukan
tindakan,
4
tahap,
Refleksi
yakni
(evaluasi).
Refleksi dalam tahap siklus dan akan
berulang kembali pada siklus-siklus berikutnya. Aspek yang diamati dalam
setiap siklusnya adalah kegiatan atau
aktivitas siswa saat mata pelajaran PKn
dengan pendekatan Problem Based Learning
(pembelajaran
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
berbasis
132
masalah)
untuk
melihat perubahan dimulai
pada
tingkah laku siswa, untuk mengetahui Oktober
pertengahan
sampai
dengan
bulan
bulan
tingkat kemajuan belajarnya yang akan November 2012. Pada wal penelitian berpengaruh
terhadap
hasil
belajar peneliti mempersiapkan data penunjang
dengan alat pengumpul data yang sudah untuk
kelancaran
penelitian.
Data
disebutkan di atas. Data yang diambil penunjang tersebut berupa silabus, adalah data kuantitatif dari hasil tes, rencana
pelaksanaan
pembelajaran,
presensi, nilai tugas serta data kualitatif lembar tes. yang menggambarkan keaktifan siswa, antusias siswa, partisipasi dan kerja
sama dalam diskusi, kemampuan atau keberanian siswa dalam melaporkan
hasil.Instrument yang dipakai berben tuk : soal tes, observasi, catatan lapangan.
Data
yang
terkumpul
dianalisis untuk mengukur indikator keberhasilan yang sudah dirumuskan.
Prosedur Penelitian Siklus I
1. Perencanaan
a. Identifikasi
masalah
dan
penetapan alternative pemecah an masalah.
b. Merencanakan
pembelajaran
yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar.
Tempat dan Waktu Penelitian
c. Menetapkan standar kompetensi
Panti Pamardi Siwi 1 Ngrambe-Ngawi
d. Memilih bahan pelajaran yang
jumlah siswa 30 orang, yang terdiri dari
e. Menentukan scenario pembel
Penelitian ini dilakukan di SMK
pada siswa kelas XI Ak 1 , dengan 3
orang
perempuan.
laki-laki
dan
Penelitian
27
orang
dilaksanakan
pada saat mata pelajaran pendidikan
dan kompetensi dasar. sesuai ajaran
dengan
pendekatan
kontekstual dan pembelajaran berbasis masalah. (PBL).
kewarganegaraan berlangsung dengan
f. Mempersiapkan sumber, bahan
sama dan perjanjian internasional yang
g. Menyusun lembar kerja siswa
Kompetensi Dasar Menghargai kerja
bermanfaat bagi Indonesia. Penelitian direncanakan selama 2 (dua) bulan
dan alat Bantu yang dibutuhkan.
h. Mengembangkan evaluasi
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
format
133
i. Mengembangkan
format
observasi pembelajaran.
2. Tindakan
a. Menerapkan mengacu
pembelajaran.
tindakan
pada
a.
b. Siswa membaca materi yang
waktu b.
terdapat pada buku sumber.
c. Siswa mendengarkan penjelasan guru
tentang
materi
terdapat pada buku sumber.
yang
tentang
dipelajari.
e. Siswa
materi
berdiskusi
yang
membahas
masalah (kasus) yang sudah dipersiapkan oleh guru.
f. Masing-masing
c.
g. Siswa
mengerjakan
kerja siswa (LKS).
lembar
3. Pengamatan a.
Melakukan observasi dengan
memakai format observasi yang sudah disiapkan yaitu dengan
b.
Melakukan
setiap
macam
pertemuan
untuk
membahas hasil evalusi tentang pembelajaran
lembar kerja siswa. Memperbaiki
dan
pelaksanaan
tindakan sesuai hasil evaluasi,
untuk digunakan pada siklus berikutnya.
Siklus II
1. Perencanaan a.
kelompok
melaporkan hasil diskusi.
tindakan.
dari
scenario
d. Siswa mendengarkan penjelasan guru
yang telah dilakukan meliputi evaluasai mutu, jumlah dan
yang
skenario
Melakukan evaluasi tindakan
Identifikasi
masalah
muncul pada siklus I dan belum teratasi
b. c.
yang
dan
penetapan
alternative pemecahan masalah. Menentukan
indikator
Pengembangan
program
pencapaian hasil belajar. tindakan II.
2. Tindakan
Pelaksanaan
program
alat perekam, catatan anekdot
tindakan II yang mengacu pada
Menlai hasil tindakan dengan
pada
untuk mengumpulkan data. menggunakan
format
kerja siswa (LKS).
4. Refleksi
lembar
identifikasi masalah yang muncul siklus
I,
sesuai
dengan
alternative pemecahan maslah yang sudah
melalui:
ditentukan,
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
antara
lain
134
a. Guru melakukan appersepsi
b. Siswa yang diperkenalkan dengan
4. Refleksi a.
materi yang akan dibahas dan pembelajaran.
c. Siswa mengamati gambar-gambar
b.
/ foto-foto yang sesuai dengan
terkumpul.
Membahas
siklus
data
hasil
II
yang
evaluasi
tentang scenario pembelajaran Indikator
d. Siswa bertanya jawab tentang
keberhasilan
yang
dicapai pada siklus ini diharap
gambar / foto.
kan
e. Siswa menceritakan unsure-usur
f. Siswa mengumpulkan bacaaan
pada
pada siklus II.
materi.
pada gambar.
tindakan
berdasarkan
tujuan yang ingin dicapai dalam
Hak Asasi Manusia yang ada
Melakukan evaluasi terhadap
mengalami
kemajuan
minimal 10% dari siklus I.
Siklus III (bila diperlukan).
Kriteria keberhasilan penelitian ini
dari berbagai sumber, melakukan dari sisi proses dan hasil. Sisi proses diskusi
kelompok
belajar, yaitu
dengan
memahami materi dan menulis memecahkan hasil diskusi untuk dilaporkan.
g. Presentasi hasil diskusi.
Pembelajaran
berhasilnya
masalah
berbasis
siswa
melalui
masalah
”
”
dengan mengadakan diskusi kelompok
h. Siswa menyelesaikan tugas pada belajar, dimana para siswa dilatih untuk berani mengeluarkan pendapat dan /
lembar kerja siswa.
3. Pengamatan (Observasi) a.
Melakukan dengan
observasi
format
yang
atau berbeda pendapat tentang masalah
sesuai Mengenal Pentingnya harga Diri. Belajar
sudah
PKn
serasa
lebih
disiapkan dan mencatat semua menyenagkan, meningkatkan motivasi / hal-hal yang diperlukan yang minat siswa, kerjasama dan partisipasi terjadi selama pelaksanaan b.
tindakan berlangsung.
siswa semakin meningkat. Hal ini dapat diketahui melalui hasil pengamatan
Menilai hasil tindakan sesuai yang terekam dalam catatan anekdot dengan
format
dikembangkan.
yang
sudah dan
jurnal
wawancara
harian,
tentang
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
serta
sikap
melalui
siswa 135
terhadap PKn. Bila 70% siswa telah dilakukan dalam tiga siklus.Pada setiap berhasil,
permasalahan
melalui
model
kasus-kasus siklus,
data
yang
diambil
adalah
bentuk-bentuk pentingnya harga diri aktivitas dan nilai evalusi pada akhir Learning,
maka
Problem
tindakan
diasumsikan sudah berhasil.
Based siklus. Data aktivitas siswa dibedakan
tersebut menjadi
dua
yaitu
pertama
Data
aktivitas siswa yang relevan dengan
Kriteria hasil penelitian tentang pembelajaran menyangkut tentang (1)
penguasaan materi ”Menghargai Kerja keberanian siswa dalam bertanya dan
Sama dan Perjanjian Internasional yang mengemukakan pendapat, (2) motivasi Bermanfaat Bagi Indonesia” dan aktiv dan itas siswa ditetapkan sebagai berikut : Tabel 1. Kriteria nilai penguasaan
No 1 2 3 4
NIlai
materi
< 5,9
6,0 - 7,50
7,51 - 8,99 9,00 – 10
Kriteria Kurang Sedang Baik
Baik Sekali
Tabel 2. Kriteria aktivitas siswa yang relevan No
NIlai
Kriteria
2
60 – 69
Sedang
1 3 4
< 50
70 – 89
90 – 100
HASIL PENELITIAN
Kurang Baik
Baik Sekali
kegaiarahan
dalam
mengikuti
pembelajaran ( meyelesaikan tugas
mandiri atau tugas kelompok ), (3) Interaksi siswa dalam mengikuti diskusi
kelompok, (4) Hubungan siswa dengan guru selama kegiatan pembelajaran, (5)
Hubungan siswa dengan siswa lain selama pembelajaran ( Dalam kerja
kelompok), dan (6) Partisipasi siswa dalam pembelajaran (memperhatikan), ikut melakukan kegiatan kelompok, selalu mengikuti petunjuk guru). Kedua
data aktivitas siswa yang tidak relevan dengan pembelajaran tentang
(1)
Tidak
menyangkut
memperhatikan
penjelasan guru, (2) Mengobrol dengan teman, dan (3) Mengerjakan tugas lain. Data
hasil
evaluasi
siswa
diambil dari hasil evaluasi yang telah diikuti
siswa
selama
pelaksanaan
Pembelajaran PKn di kelas XI penelitian berlangsung yaitu siklus Ak1 SMK Panti Pamardi Siwi 1 ini pertama sampai dengan siklus ketiga. Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
136
Sedangkan hasil aktivitas siswa selama pertama sampai siklus ketiga, hasilnya penelitian dan hasil evaluasi selama dapat dijelaskan sebagai berikut: pelaksanaan penelitian mulai dari siklus
Tabel 3. Data aktivitas siswa yang relevan dengan pembelajaran.
No
Indikator
Siklus II 69,44%
Siklus III 70,35%
63,82%
83,35%
85,46%
72,25%
88,32%
90,15%
Hubungan siswa dengan siswa lain selama pembelajaran ( Dalam kerja kelompok)
77,65%
86,11%
88,35%
Partisipasi siswa dalam pembelajaran (memperhatikan), ikut melakukan kegiatan kelompok, selalu mengikuti petunjuk guru).
80,55%
94,45%
95,20%
Rata -Rata
70,33%
85,55%
87,00%
1
Keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat
2
Motivasi dan kegairahan dalam mengikuti pembelajaran ( meyelesaikan tugas mandiri atau tugas kelompok ) Interaksi siswa dalam mengikuti diskusi kelompok
5 6
3 4
bertanya
dan
Hubungan siswa dengan guru selama kegiatan pembelajaran
Siklus I 52,75%
Ketercapaian
75,00%
91,66%
92,50%
Berdasarkan tabel 3 di atas, sebesar 12,42%, siklus 3 dibandingkan
terlihat bahwa aktivitas siswa yang siklus 2 sebesar 1,45 relevan dengan kegiatan pembelajaran
pada siklus 2 mengalami peningkatan yang
Selanjutnya data aktivitas siswa kurang
relevan
dengan
dibandingkan dengan siklus1 yaitu pembelajaran terlihat pada table 4. No
Tabel 4. Data Aktivitas Siswa yang kurang relevan dengan pembelajaran. Indikator
Siklus I 1 Tidak memperhatikan penjelasan 27,75% guru 2 Mengobrol dengan teman 19,44% 3 Mengerjakan tugas lain Rata - rata
16,60%
21,26%
Ketercapaian Siklus II 13,88%
Siklus III 3,15%
8,33%
2,35%
9,25%
2,45%
5,50%
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
1,85%
137
Berdasarkan
tabel
relevan
dengan
4
diatas dibandingkan siklus 2 sebesar 6,80%.
terlihat bahwa aktivitas siswa yang Data kurang
pemahaman
Siswa
tentang
kegiatan masalah Mengenal pentingnya harga
pembelajaran pada siklus 2 mengalami diri dan ketuntasan belajar dari siklus ke penurunan dibandingkan dengan siklus siklus dapat dilihat pada tabel 5 sebagai 1 yaitu sebesar 12,01%, siklus 3 berikut.
No
Aspek yang diamati
1
Nilai Rata-rata
3
Siswa yang belum tuntas
2
.
Tabel 5. Data Nilai Evaluasi Siswa dan Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I
Ketercapaian
7,09
Siswa yang telah tuntas
Siklus II
Siklus III
85,71%
95,24%
7,57
66,67% 33,33%
8,57
14,29%
4,76%
Berdasarkan tabel 5 di atas, nilai telah disediakan oleh guru. Tiap-tiap
rata-rata pemahaman siswa tentang kelompok melakukan pembahas an Menghargai Kerja Sama Dan Perjanjian dengan
Internasional Yang Bermanfaat Bagi pegangan
mengacu
bimbingan
kepada
guru.
buku
Hasil
Indonesia mengalami peningkatan dari pengamatan guru menunjukan pada siklus 1 ke siklus 2, siklus 2 ke siklus 3, pembahasan siklus pertama dengan
begitu juga prosentase siswa yang judul pentingnya harga diri, terlihat
mencapai ketuntasan belajar meningkat para siswa sangat antusias dalam dari siklus 1 (66,67%) ke siklus 2 mengajukan (85,71%), ke siklus 3 (95,24%). PEMBAHASAN Siklus
pertama
memberikan argumentasi.
enam
dilaksanakan
masing-masing
kelompok
dan
Berdasarkan tabel 3 di atas
dalam 1 kali pertemuan. Siswa dibagi menjadi
pertanyaan
dengan
kelompok
beranggotakan 5 orang. Setiap anggota
kelompok diberi lembaran kasus yang
terlihat keberanian siswa bertanya dan mengemukakan
pendapat,
rata-rata
perolehan skor pada siklus pertama 52,75 % kedua 69,44 %, dan ketiga 70,35% setiap siklusnya mengalami
kenaikan. Begitupun dalam indikator
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
138
motivasi
dan
kegairahan
dalam sesuai dengan konsep creatif learning
mengikuti pembelajaran pada siklus yaitu melalui discovery dan invention
pertama rata-rata 63,82 %, pada siklus serta creativity and diversity sangat
kedua 83,35 %, dan pada siklus ketiga menonjol dalam model pembelajaran 85,46% mengalami kenaikan. Dalam ini. Dengan model problem based indikator
interaksi
mengikuti
diskusi
siswa
kelompok
selama learning
guru
hanya
mengarahkan
pada strategi yang efektif dan efisien yaitu
siklus pertama 72,25 %, pada siklus belajar
kedua 88,32 % dan pada siklus 3 (learning
bagaimana how
to
cara
belajar
learn).
Dalam
90,15% mengalami kenaikan. Dalam learning how to learn guru hanya indikator hubungan siswa dengan guru sebagai guide (pemberi arah/petunjuk) selama kegiatan pembelajaran, pada untuk
membantu
siswa
jika
siklus pertama 75 %,pada siklus kedua menemukan kesulitan dalam mempel 91,66 %, dan pada siklus ketiga 92,50% ajari
dan
menyelesaikan
masalah.
mengalami kenaikan. Dalam indikator Melalui learning how to learn siswa
hubungan siswa dengan siswa, pada dapat mengeksplorasi dan mengkaji siklus pertama 77,65 % sedangkan pada setiap persoalan. siklus kedua 86,11 %, dan siklus ketiga
Dalam model Problem Based
88,35% mengalami kenaikan. Dalam Learning melalui diskusi kelompok indikator
partisipasi
siswa
dalam guru dapat mengamati karakteristik
pembelajaraan terlihata pada siklkus atau gaya belajar masing-masing siswa.
pertama 80,55 %, sedangkan pada Ada kelompok siswa yang lebih suka silklus kedua 94,45 %, dan siklus ketiga membaca daripada dibacakan kasusnya 95,20% juga mengalam kenaikan setiap oleh orang lain. Siswa yang lebih suka siklus nya.
membacakan kasus dalam hal ini
Melalui model Problem Based tergolong kepada siswa yang memiliki
Learning ini terlihat hubungan siswa potensi atau modalitas visual (gaya
dengan guru sangat signifikan karena belajar visual). Sedangkan siswa yang guru
tidak
dianggap
sosok
yang lebih suka berdialog, saling mngajukan
menakutkan tetapi sebagai fasilitator argumentasi dengan cara mendengar dan mitra untuk berbagi pengalaman kan
siswa
yang
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
lain
sewaktu 139
menyampaikan
pendapatnya
baru belajar
mata
pelajaran
Pendidikan
kemudian menyampaikan pendapatnya Kewarganegaraan pada siswa kelas XI tergolong kepada siswa yang memiliki Ak1 SMK Panti Pamardi Siwi 1 potensi atau modalitas Auditorial (gaya Ngrambe -Ngawi. Sedangkan pada belajar Auditorial). Dan siswa yang waktu pembelajaran berlangsung siswa
dengan lugas, lincah dan fleksibel, aktif dalam mengikuti pembelajaran selain melihat, mendengar uraian dari sehingga siswa terlihat antusias dan siswa
yang
lain,
dia
juga senang dalam mengikuti pembelajaran
mengakomodir semua permasalahan, yang telah dilakukan. mampu membuktikan teori kedalam
praktek, mampu memecahkan masalah secara
rasional,
kelompok
belajar
tergolong yang
kepada
memiliki
potensi atau modalitas Kinestetik (gaya belajar
Kinestetik).
Kelompok
kinestetik ini tergolong kepada tipe belajar
konvergen
dimana
siswa
memiliki kekuartan otak kiri lebih dominan dengan
dan
cenderung
menggunakan
“How” (bagaimana). Berdasarkan
bertanya
kata
hasil
tanya
Penelitian
Tindakan Kelas di atas prosentasi ketercapaian
pada
siklus
pertama
mengalami peningkatan yang signifikan baik pada siklus kedua dan siklus ketiga, maka dapat disimpulkan bahwa temuan
pada
penelitian
menjawab
hipotesis yang dirumuskan pada bab II bahwa melalui model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, ada
beberapa
temuan
dalam
tindakan kelas ini yaitu:
penelitian
a. Skor rata-rata aktivitas siswa yang relevan
dengan
pembelajaran
mengalami peningkatan dari siklus pertama sampai siklus ketiga. Pada
siklus pertama keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan
pendapat meningkat dari 70.33 %
menjadi 85,55 % dan siklus ketiga menjadi
87,00%
berarti
siklus mengalami kenaikan
setiap
b. Skor rata- rata aktivitas siswa yang kurang relevan dengan pembelajar
an mengalami penurunan dari siklus pertama sampai siklus kedua. Pada
siklus pertama rerata skor aktivitas siswa yang tidak relevan sebesar 21,26 %, sedangkan pada siklus
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
140
kedua sebesar 9,25 % dan pada Ngrambe-Ngawi sangat efektif dan siklus ketiga 2,45%, berarti setiap siklus mengalami penurunan.
c. Skor rata-rata nilai evaluasi siswa tentang Menghargai Kerja Sama
Dan Perjanjian Internasional Yang Bermanfaat Bagi Indonesia, pada siklus pertama sebesar 7,09, pada
siklus kedua 7,57, dan pada siklus ketiga
8,57,
tergolong
baik
demikian juga tentang penuntasan
belajar pada siklus pertama 66,67 %,
pada siklus kedua menjadi
85,71 %, dan pada siklus ketiga 95,24%
Berdasarkan
temuan
hasil
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa model Problem Based Learning dapat meningkatkan
hasil
belajar
mata
pelajaran Pendidikan Kewarganega
raan pada siswa kelas XI Ak1 SMK Panti Pamardi Siwi 1 Ngrambe-Ngawi. Dengan
dilaksanakan
pembelajaran
model Problem Based Learn ing
kegairahan siswa dalam mengikuti pembelajaran Kerja
Sama
tentang
Dan
Menghargai
Perjanjian
Internasional Yang Bermanfaat Bagi
Indonesia dalam pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan pada siswa kelas XI Ak1 SMK Panti Pamardi Siwi 1
menyenangkan. SARAN
Berdasarkan temuan-temuan di
atas, dapat diasarankan agar:
a. Pembelajaran Pendidikan Kewarga negaraan pada khususnya dapat menggunakan
model
Problem
Based Learning sebagai salah satu alternatif dalam proses penyam paian pembelajaran di Sekolah.
b. Melalui
Problem
pembelajaran
Based
model
Learning,
guru
dapat dengan mudah merespon potensi atau modalitas siswa dalam
setiap kelompok belajar, apakah
tergolong kepada kelompok Visual, atau
kelompok
kelompok demikian
Auditorial
Kinestetik.
seorang
guru
atau
Dengan
yang
profesional dapat elbih efektif dapat
melakuakn kegiatan proses belajar mengajar,
serta
dengan
mudah
dapat merespon perbedaan potensi yang dimiliki peserta didiknya
c. Bersyukurlah
kita
senantiasa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
berbanggalah menjadi seorang guru
yang dapat andil untuk membentuk karakter anak bangsa yang lebih
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
141
baik. Berbuat lebih baik lagi, agar Budimansyah, Dasim, 2002, Model Pembelajaran dan Penelian kita dapat menuntut yang lebih Portofolio, Bandung, PT. Genesindo baik. Bekerjalah hari ini lebih baik daripada hari kemarin, dan besok
Depdiknas, 2006, Standar Kompetensi Kurikulum Pendidikan Kewarga negaraan tahun 2006, Jakarta, Dengan demikian, maka kita Depdiknas termasuk orang-orang yang sukses. Kaelan, MS, 2004, Pendidikan d. Penelitian ini hanya terbatas pada Pancasila, Jogjakarta, Edisi reformasi, penerbit Paradigma kompetensi dasar Menghargai Kerja harus lebih baik daripada hari ini.
Sama dan Perjanjian Internasional yang Bermanfaat Bagi Indonesia
yang dilaksankan di kelas XI Ak1
Lemhanas, 2001, Pendidikan Kewarganegaraan., Jakarta, Gramedia Pustaka Umum
1 LP2IP, 2010. Buku modul PKn kelas XI, Yogyakarta Ngrambe-Ngawi, maka masih perlu SMK
Panti
Pamardi
Siwi
Sobirin dan Marzuki pengembangan penelitian yang lain Malian, Suparman, 2003, Pendidikan untuk mengetahui konsistensi pada Kewarganegaraan dan Hak Asasi Manusia, Jogjakarta, UII Press komptensi dasar yang lain Suyatno, 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif, DAFTAR PUSTAKA Masmedia, Sidoarjo Affan Gaffar, 2002, Politik Indonesia, Sekjen MPR RI. 2010, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Transisi menuju Demokrasi, Tahun 1945 Jogjakarta, Pustaka Pelajar Alfian, 1980, Politik, Kebudayaan dan Manusia Indonesia, Jakarta, LP3ES ............, 2006, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, Jakarta Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi, 2006, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Bina Aksara Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
142