MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MATERI MENJAGA KEUTUHAN NKRI MELALUI METODE BERMAIN PERAN MODEL COOPERATIVE LEARNING KELAS V SEKOLAH DASAR Soewito SDN Mejuwet II Kec. Sumberrejo Kab. Bojonegoro Email :
[email protected]
Abstrak : Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan prestasi siswa dalam belajar, khususnya pada pelajaran PKn kelas V semester I materi Menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berbentuk Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi/pengamatan dan refleksi. Pengumpulan data menggunakan metode observasi dan angket. Dilaksanakan di SD Negeri Mejuwet II Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro Tahun Pelajaran 2012/2013. Subjek penelitian siswa kelas V semester I sejumlah siswa 20 anak. Hasil penelitian yang dilakukan diperoleh data peningkatan keberhasilan belajar siswa. Peneliti mengamati pada pra siklus ketuntasan belajar siswa hanya mencapai 45%, dengan nilai rata-rata 65,6. Setelah dilakukan perbaikan siklus I hasil ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 70%, dengan nilai rata-rata mencapai 72,6. Dari hasil siklus I, peneliti merasa belum mencapai target. Peneliti melakukan perbaikan kelanjutan pada siklus II. Ketuntasan belajar pada siklus II mengalami peningkatan cukup signifikan yakni sebesar 95% atau sekitar 19 dari 20 siswa, dengan nilai rata-rata mencapai 82,1. Dari hasil penelitian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa dengan menerapkan metode bermain peran model cooperative learning, dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V Semester I SD Negeri Mejuwet II Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro Tahun Pelajaran 2012/2013 pada Pelajaran PKn materi Menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kata Kunci : Hasil Belajar, Metode Bermain Peran, Pembelajaran Cooperative Learning Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) diberikan sejak SD sampai SLTA. Dengan PKn seseorang akan memiliki kemampuan untuk mengenal dan memahami karakter dan budaya bangsa. Melalui PKn setiap warga negara dapat mawas diri dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini yang memberi dampak positif dan negatif. PKn juga bermanfaat untuk membekali peserta didik agar memiliki kemampuan untuk mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif. Kenyataannya, PKn dianggap ilmu yang sukar dan sulit dipahami. PKn adalah pelajaran formal yang berupa sejarah masa lampau, perkembangan sosial budaya, perkembangan teknologi, tata cara hidup bersosial, serta peraturan kenegaraan. Begitu luasnya materi PKn menyebabkab anak sulit untuk diajak berfikir kritis dan kreatif dalam
menyikapi masalah yang berbeda. Sementara anak usia sekolah dasar tahap berfikir mereka masih belum formal, karena mereka baru berada pada tahap operasional konkrit (Peaget, 1920). Temuan penulis, sebagian besar siswa kurang aktif dan berfikir kritis dalam materi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Apabila anak menghadapi masalah kontekstual baru yang berbeda dengan yang dicontohkan, anak belum mampu berfikir kritis dan menemukan solusi dengan benar sehingga banyak anak yang menjawab salah, dan dengan alasan soalnya sulit. Karena itu wajar setiap kali diadakan tes, nilai pelajaran PKn selalu rendah dengan rata-rata kurang dari KKM. Setiap ulangan PKn nilai rata-rata anak di bawah 65. Termasuk pada materi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Nilai rata-rata formatif hanya 65,6. Dari 20 siswa hanya 9 siswa (45%) yang memperoleh nilai 77
78 | Jurnal Karya Pendidikan Volume 2, Nomor 1, Desember 2015 hlm 77 - 84
65 ke atas. Sedangkan 11 siswa yang lain mendapat nilai dibawah 65 (55%). Kenyataan ini membuat penulis tertarik mendalami dan melakukan tindakan perbaikan pembelajaran PKn, khususnya materi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melalui Penelitian Tindakan Kelas. Perbaikan yang penulis lakukan mengenai penerapan metode bermain peran pada materi pengambilan keputusan bersama. Hipotesis yang penulis lakukan adalah dalam bentuk laporan Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar PKn pada Materi Menjaga Keutuhan NKRI Melalui Metode Bermain Peran Model Pembelajaran Cooperative Learning Kelas V SD Negeri Mejuwet II Sumberrejo Tahun Pelajaran 2012/2013”. Terdapat beberapa masalah dalam pembelajaran sebagai berikut: 1. Siswa kurang memahami konsep pengambilan keputusan bersama 2. Siswa kurang aktif dalam berdiskusi 3. Siswa kurang terampil dalam berkomunikasi dengan teman sebaya 4. Hasil belajar siswa rendah PKn merupakan mata pelajaran di sekolah yang perlu menyesuaikan diri sejalan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang sedang berubah. Hal ini merupakan fungsi PKn sebagai pembangun karakter bangsa (Nasional Character Building) yang sejak proklamasi kemerdekaan RI telah mendapat prioritas, yang perlu direvitalisasi agar sesuai dengan arah dan pesan konstitusi Negara RI. Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang relatif menetap dalam diri seseorang sebagai akibat dari interaksi seseorang dengan lingkungannya (Hamzah, 2007:213). Dalam penelitian ini hasil belajar pada pelajaran PKn materi Negara Kesatua Republik Indonesia yang diukur melalui tes formatif dengan KKM 65. Bagi siswa yang nilainya kurang dari 65 diberi soal perbaikan dan bagi siswa yang nilainya 65 ke atas diberi soal pengayaan dalam bentuk pekerjaan rumah.
Menurut Joyce dan Weil (1971) dalam Mulyani Sumantri, model mengajar adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar. Bermain peran adalah salah satu bentuk permainan pendidikan yang di gunakan untuk menjelaskan perasaan, sikap, tingkah laku, dan nilai, dengan tujuan untuk menghayati perasaan, sudut pandang dan cara berfikir orang lain (Depdikbud, 1964:171). Dengan menggunakan metode bermain peran dalam proses belajar, diharapkan siswa mampu menghayati tokoh yang dikehendaki. Keberhasilan siswa dalam menghayati peran itu akan menentukan apakah proses pemahaman, penghargaan dan identifikasi diri terhadap nilai berkembang (Hasan, 1996:266). SUBJEK, TEMPAT PENELITIAN
DAN
WAKTU
Tempat pelaksanaan perbaikan pembelajaran di SD Negeri Mejuwet II, Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro. Subjek penelitian adalah siswa Kelas V Semester I pada Mata Pelajaran PKn materi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jumlah siswa kelas V ada 20 siswa terdiri dari 13 laki-laki dan 7 perempuan. Dari 20 siswa peserta didik pada awal pembelajaran (Pra Siklus) hanya 9 siswa (45%) yang telah mencapai KKM 65 dengan nilai rata-rata 65,6. Sedangkan 11 siswa yang lain (55%) belum mencapai nilai KKM 65. Waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan dua tahap: a. Pra siklus pada hari Kamis, 8 Nopember 2012 b. Siklus I pada hari Kamis, 15 Nopember 2012 c. Siklus II pada hari Kamis, 22 Nopember 2012
Soewito,Meningkatkan Hasil Belajar PKn Materi Menjaga Keutuhan NKRI melalui Metode Bermain Peran Model Cooperative Learning Kelas V Sekolah Dasar | 79
DESAIN PROSEDUR PEMBELAJARAN
PERBAIKAN
Pelaksanaan pembelajaran diawali dengan melakukan pembelajaran awal. Pelaksanaannya dilakukan tiga kali yaitu pembelajaran awal (pra siklus), siklus I, dan siklus II. Masing-masing terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pembelajaran Awal (Pra Silkus) Perencanaan Perencanaan pembelajaran awal dilakukan dengan cara pembelajaran yang biasa saja tanpa ada persiapan khusus, dan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Materi Menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia mata pelajaran PKn Kelas V Semester I. Rangkaian kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan: 1) Guru menyusun RPP dengan materi Menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia 2) Guru menyiapkan sumber bahan dan media pembelajaran 3) Menyusun lembar kerja 4) Memilih metode diskusi kelompok 5) Membuat lembar observasi aktifitas guru dan siswa beserta indikatornya Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran awal dilakukan selama 70 menit (2 Jam Pelajaran) dalam proses pembelajaran. Instrument penelitian untuk pengamatan terhadap tingkah laku siswa dalam menyampaikan materi melalui metode diskusi kelompok. Tahap pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan seperti langkah-langkah di bawah ini: 1) Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab tentang tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia 2) Guru menyampaikan motivasi dan tujuan pembelajaran 3) Guru menjelaskan pengertian Negara Kesatuan Republik Indonesia 4) Siswa mengerjakan lembar kerja siswa dari guru secara berkelompok
5) Perwakilan siswa maju membacakan hasil kerja kelompok 6) Siswa menanggapi hasil kerja tiap kelompok dengan dipandu oleh guru 7) Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran 8) Siswa mengerjakan tes formatif 9) Guru mengoreksi hasil tes formatif 10) Guru memberikan tindak lanjut berupa soal perbaikan dan pengayaan dalam bentuk pekerjaan rumah 11) Guru menyampaikan pesan agar siswa lebih giat belajar kembali Pengamatan Pengamatan dilakukan oleh peneliti, menggunakan lembar observasi yang berisi kegiatan peserta didik, dan interaksi pembelajaran beserta indikator-indikatornya. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh siswa. Sehingga dapat menjadi masukan dalam kegiatan berikutnya. Pengamatan didasarkan juga pada bentuk soal yaitu isian 5 soal, dan uraian 5 soal. Refleksi Setelah melihat hasil observasi dan catatan selama pelaksanaan pembelajaran awal, peneliti mengadakan refleksi untuk mengetahui kekurangan, kendala, hambatan, dan kelebihan saat berlangsungnya proses pembelajaran. Karena dirasa masih banyak kekurangan dan hambatan yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah, maka peneliti mengadakan perbaikan pembelajaran ke siklus I. Siklus I Perencanaan Perbaikan pembelajaran siklus I dilakukan berdasarkan hasil refleksi Berdasarkan pengamatan, hasil evaluasi dari analisis nilai ditemukan bahwa dari 20 siswa hanya 9 siswa yang memperoleh nilai 65 ke atas (45%) dengan nilai rata-rata 65,6. Sedangkan 11 siswa yang lain mendapat nilai dibawah 65 (55%).
80 | Jurnal Karya Pendidikan Volume 2, Nomor 1, Desember 2015 hlm 77 - 84
Perencanaan seperti menyiapkan sumber bahan dan media, menyusun rencana perbaikan pembelajaran, menyusun lembar kerja siswa, menyusun alat evaluasi, menyusun lembar observasi kegiatan siswa. Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilakukan 70 menit (2 Jam Pelajaran) dalam proses pembelajaran. Dengan menggunakan instrument penelitian, peneliti melakukan pengamatan terhadap tingkah laku siswa dalam menerima materi melalui metode bermain peran. Tahap pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan seperti melakukan apersepsi melalui tanya jawab, menyampaikan motifasi dan tujuan pembelajaran, melakukan kegiatan mengambil keputusan bersama/ musyawarah bersama kelompok dalam pemilihan ketua kelas, mengerjakan lembar kerja secara kelompok, membacakan hasil kerja kelompok, menanggapi hasil kerja tiap kelompok, menyimpulkan materi pelajaran, mengerjakan tes formatif dan memberikan tindak lanjut berupa soal perbaikan dan pengayaan dalam bentuk pekerjaan rumah
Siklus II Perencanaan Perbaikan pembelajaran siklus II dilakukan berdasarkan hasil refleksi terhadap perbaikan pembelajaran siklus I mata pelajaran PKn di kelas V materi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berdasarkan pengamatan, guru belum puas pada hasil evaluasi. Dari analisis nilai ditemukan bahwa dari 20 siswa yang mendapat nilai 65 atau lebih hanya 14 siswa (70%) sedangkan yang 6 siswa masih mendapat nilai di bawah 65 (30%). Rangkaian kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaannya seperti menyiapkan sumber bahan dan media dan sebagainya yang dikhususkan untuk kegiatan siklus II. Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran awal dilakukan selama 70 menit (2 Jam Pelajaran) dalam proses pembelajaran. Dengan menggunakan instrument penelitian, peneliti melakukan pengamatan terhadap tingkah laku siswa dalam menyampaikan materi melalui metode bermain peran.
Pengamatan
Pengamatan
Pengamatan menggunakan lembar observasi yang berisi kegiatan peserta didik dan interaksi pem-belajaran beserta indikatorindikatornya. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar.
Dengan menggunakan lembar observasi yang diisi kegiatan siswa dan interaksi pembelajaran beserta indikator-indikatornya. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan siswa dalam kegiatan belajar, yakni adakah peningkatan dibandingkan siklus I, sehingga dapat menjadi masukan dalam melakukan kegiatan belajar mengajar berikutnya. Perlu tidakkah diadakan siklus III. Pengamatan didasarkan juga pada bentuk soal yaitu pilihan ganda 10 soal, isian 5 soal, dan uraian 5 soal.
Refleksi Melihat hasil observasi dan catatan selama pelaksanaan pembelajaran siklus I, diketahui kekurangan, kendala, hambatan, dan kelebihan saat berlangsungnya proses pembelajaran. Ternyata hasil belajar siswa masih belum memuaskan walaupun sudah ada peningkatan sedikit dan dirasa masih ada kekurangan dan hambatan yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah maka guru mengadakan perbaikan pembelajaran pada siklus II.
Refleksi Setelah melihat hasil observasi dan catatan selama pelaksanaan pembelajaran siklus II, guru tersebut mengadakan refleksi untuk mengetahui kekurangan, kendala, hambatan, dan kelebihan saat berlangsungnya proses pembelajaran. Ternyata hasil belajar
Soewito,Meningkatkan Hasil Belajar PKn Materi Menjaga Keutuhan NKRI melalui Metode Bermain Peran Model Cooperative Learning Kelas V Sekolah Dasar | 81
siswa sudah cukup memuaskan yaitu ada 19 siswa telah memperoleh nilai 65 atau lebih (95%).
No
Nama Siswa
Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
A. David Jabril Ibrahim Aldi Kurniawan Alima Nur Hidaya Azza Nur Laila Bagus Ardianto Gilang Avit Tyo Habibana Romadhoni Ilham Sidiq Indra Setiawan Martha Aprilia P M. Bagas Fahrudin M. Afandi Setiawan Novi Putri A. Nur Laili Ramadhan Putri Dwi Septiana Rafi Ardian Saputra Riko Wisnu W Helmi Maulana Feby Setyowati Erro Dela Setyawan
60 72 76 72 64 52 72 72 56 80 76 68 64 56 68 64 56 60 64 60
TEKNIK ANALISIS DATA Hasil Data Kualitatif Pengamat memberikan tanda cek (√) pada kolom kemunculan sesuai indikator tersebut. Pengamatan yang dilakukan oleh pengamat (Observer) adalah tentang keefektifan metode bermain peran dalam meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran PKn khususnya tentang materi pokok Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk mendapatkan data yang lebih tepat, maka fokus pengamatan ditekankan pada : a. Kegiatan guru dalam menerapkan metode bermain peran b. Aktifitas anak dalam pelaksanaan pembelajaran c. Keaktifan siswa dalam pelaksanaan bermain peran d. Indikator yang diamati pada lembar observasi guru terlampir. Hasil Data Kuantitatif Data kuantitatif diperoleh dari hasil nilai tes formatif. Dari hasil tersebut dapat untuk mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran. Dari hasil nilai tes formatif tersebut dapat diketahui tingkat keberhasilan penggunaan metode bermain peran dapat meningkatkan motivasi siswa. Data kuantitatif tersebut dibuat sesuai dengan pedoman penilaian yang telah dibuat oleh guru. Setelah guru memberikan penilaian lalu menganalisis perbutir soal. Hasil analisis siswa terlampir. HASIL PENELITIAN Pra Siklus Pembelajaran pra siklus dilaksanakan pada hari Kamis, 8 Nopember 2012, hasilnya masih belum memuaskan seperti dalam tabel 4.1 sebagai berikut: Tabel 4.1 Hasil Evaluasi Pra Siklus Mata Pelajaran PKn
Jumlah Rata-Rata Presentase
1312 65,6 65,6%
Ketuntasa n Belu Tu m nta Tunt s as √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9 72, 9 45, 0%
11 59,6 55,0 %
Dari tabel dapat kita lihat siswa yang mendapat nilai diatas 65 sebanyak 9 siswa, atau 45% sedangkan nilai kurang dari 65 sebanyak 11 siswa atau 55% dari 20 siswa. Untuk mengetahui presentasi rentang nilai maka diadakan analisis yang disajikan pada tabel 4.2 dibawah ini: Tabel 4.2 Analisis Hasil Tes Formatif Pra Siklus Mata Pelajaran PKn
No 1 2 3 4 5 6
Rentang 41 -50 51 – 60 61 – 70 71 – 80 81 -90 91 -100
Frekuensi 7 6 7 -
Jumlah
20
82 | Jurnal Karya Pendidikan Volume 2, Nomor 1, Desember 2015 hlm 77 - 84
Berdasarkan tabel 4.2 diatas, penguasaan materi pembelajarn pra siklus bahwa dari 20 siswa tidak ada yang mendapat nilai di bawah 50, yang mendapat nilai 51 sampai 60 sebanyak 7 siswa, nilai 61 sampai 70 sebanyak 6 siswa, nilai 71 sampai 80 sebanyak 7 siswa, dan tidak ada siswa yang mendapat nilai diatas 80.
Presentase
70%
30%
Siswa yang mendapat nilai diatas 75 sebanyak 16 siswa, sedangkan nilai kurang dari 75 sebanyak 7 siswa dari jumlah 23 siswa. Untuk mengetahui presentasi rentang nilai maka diadakan analisis yang disajikan pada tabel 4.4 di bawah ini: Tabel 4.4 Analisis Hasil Tes Formatif Siklus I
Siklus I Perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 15 Nopember 2012. Skenario pembelajaran berlangsung dengan baik. Peneliti melaksanakan sesuai rencana. Pada akhir pembelajaran peneliti mengadakan evaluasi hasil belajar untuk mengetahui tingkat keberhasilan. Hasil perbaikan pembelajaran siklus I disajikan dalam tabel 4.3 sebagai berikut. Tabel 4.3 Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus I Ketuntasan Belu No Nama Siswa Nilai Tunt m as Tunt as 1 A. David Jabril I 64 √ 2 Aldi Kurniawan 76 √ 3 Alima Nur Hidaya 82 √ 4 Azza Nur Laila 82 √ 5 Bagus Ardianto 64 √ 6 Gilang Avit Tyo 64 √ 7 Habibana R 82 √ 8 Ilham Sidiq 76 √ 9 Indra Setiawan 60 √ 10 Martha Aprilia P 82 √ 11 M. Bagas Fahrudin 76 √ 12 M. Afandi Setiawan 76 √ 13 Novi Putri A. 72 √ 14 Nur Laili Ramadhan 64 √ 15 Putri Dwi Septiana 76 √ 16 Rafi Ardian Saputra 72 √ 17 Riko Wisnu W 64 √ 18 Helmi Maulana 76 √ 19 Feby Setyowati 76 √ 20 Erro Dela Setyawan 68 √ Jumlah Rata-Rata
72,6 %
1452 72,6
14 76,6
6 63,3
No 1 2 3 4 5 6
Rentang 41 -50 51 – 60 61 – 70 71 – 80 81 -90 91 -100 Jumlah
Frekuensi 1 6 9 4 20
Penguasaan materi setelah perbaikan pembelajaran diperoleh bahwa dari 20 siswa, tidak ada siswa yang mendapat nilai 41 sampai 50, nilai 51 sampai 60 sebanyak 1 siswa, nilai 61 sampai 70 sebanyak 6 siswa, nilai 71 sampai 80 sebanyak 9 siswa, nilai 81 sampai 90 sebanyak 5 siswa dan tidak ada yang mendapat nilai diatas 91. Siklus II Perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 22 Nopember.Pada akhir pembelajaran peneliti mengadakan evaluasi hasil belajar untuk mengetahui tingkat keber-hasilan yang dicapai siswa. Hasil perbaikan pembelajaran siklus II disajikan dalam tabel 4.5 sebagai berikut: Tabel 4.5 Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus II
No
1 2 3
Nama Siswa
A. David Jabril I Aldi Kurniawan Alima Nur Hidaya
Ketuntasan Bel um Nila Tun Tu i tas nta s 72 √ 76 √ 92 √
Soewito,Meningkatkan Hasil Belajar PKn Materi Menjaga Keutuhan NKRI melalui Metode Bermain Peran Model Cooperative Learning Kelas V Sekolah Dasar | 83
88 √ 72 √ 72 √ 96 √ 96 √ 64 √ 96 √ 92 √ 88 √ 82 √ 72 √ 82 √ 76 √ 68 √ 82 √ 88 √ 88 √ 1642 19 1 82,1 83,1 64 82,1 95% 5 % % Dari tabel siswa yang mendapat nilai diatas 65 sebanyak 19 siswa (95%), sedangkan nilai kurang dari 65 sebanyak 1 siswa (5%) dari jumlah keseluruhan 20 siswa. Presentasi rentang nilai disajikan pada tabel 4.6 dibawah ini:
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Azza Nur Laila Bagus Ardianto Gilang Avit Tyo Habibana R Ilham Sidiq Indra Setiawan Martha Aprilia P M. Bagas Fahrudin M. Afandi Setiawan Novi Putri A. Nur Laili Ramadhan Putri Dwi Septiana Rafi Ardian Saputra Riko Wisnu W Helmi Maulana Feby Setyowati Erro Dela Setyawan Jumlah Rata-Rata Presentasi
Tabel 4.6 Analisis Hasil Tes Formatif Siklus II
No 1 2 3 4 5 6
Rentang Frekuensi 41 -50 51 – 60 61 – 70 2 71 – 80 6 81 - 90 7 91 -100 5 Jumlah 20 Berdasarkan tabel 4.6 di atas, penguasaan materi sebelum per-baikan pembelajaran bahwa dari jumlah keseluruhan 20 siswa tidak ada yang mendapat nilai di bawah 60, nilai 61 sampai 70 sebanyak 2 siswa, nilai 71 sampai 80 sebanyak 6 siswa, nilai 81 sampai 90 sebanyak 7 siswa dan yang mendapat nilai diatas 91 sebanyak 5 siswa.
Dari tabel pembelajaran awal sampai perbaikan pembelajaran siklus II dapat disajikan pada tabel 4.7 berikut: Tabel 4.7 Hasil Belajar dan Peningkatan Nilai Rata – Rata N o
Ketuntasan
Pra Siklus ∑
1 2 3
Tuntas Belum Tuntas Nilai rata rata
9 11
% 4 5 5 5
65,6
Siklus I ∑ 14 6
% 7 0 3 0
72,6
Siklus II ∑ 1 9
%
1
5
95
82,1
Berdasarkan table 4.7 dapat kita lihat bahwa pada Pra Siklus hanya 45% siswa yang meraih ketuntasan, 70% pada siklus I dan pada Siklus II meningkat menjadi 95. Pada nilai rata-rata juga mengalami peningkatan yang signifikan, nilai rata-rata pada pembelajaran awal 65,6, pada siklus I mengalami peningkatan yaitu 72,6 dan pada perbaikan pembelajaran siklus II menjadi 82,1. Perbaikan pembelajaran cukup pada siklus II tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya karena tuntas dari 20 siswa ada 19 siswa atau 95% hanya 1 siswa atau 5% yang belum tuntas termasuk siswa yang lamban belajarnya. Interprestasi Data Berdasarkan data-data yang diperoleh dari hasil evaluasi pembelajaran mulai awal hingga perbaikan pembelajaran siklus II Mata Pelajaran PKn Kelas V semester I materi Menjaga Keutuhan NKRI di SD Negeri Mejuwet II Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro, diperoleh data mengenai hasil ketuntasan belajar siswa. Adapun data tersebut disajikan dalam bentuk grafik 4.1 berikut ini: Grafik 4.1 Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar pada Tiap Siklus
84 | Jurnal Karya Pendidikan Volume 2, Nomor 1, Desember 2015 hlm 77 - 84
100%
100
95%
80% 60% 40%
82.1
80 70% 60 45%
65.6
72.6
40
20%
20
0% Pra Siklus
Siklus I
0
Siklus II
Pra Siklus
Peningkatan nilai rata-rata Mata Pelajaran PKn dengan materi Menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia bahwa sebelum per-baikan pembelajaran ketuntasan siswa hanya 45%. Pada perbaikan siklus I, Ketuntasan siswa meningkat menjadi 70%. Kemudian pada siklus Ii meningkat lagi menjadi 95%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menerapkan metode bermain peran dapat meningkatkan prestasi belajar. Adapun peningkatan nilai rata-rata siswa mulai dari pra siklus hingga perbaikan siklus II, dapat dilihat dalam grafik 4.2 sebagi berikut: Grafik 4.1 Peningkatan Nilai Rata-Rata pada Tiap Siklus
Siklus I
Siklus II
Berdasarkan data pada grafik di atas, diketahui bahwa terjadi peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai rata-rata siswa pada pra siklus hingga siklus II. Dengan demikian tindakan perbaikan pembelajaran PKn dengan materi pokok Menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia Kelas V Semester I SD Negeri Mejuwet II Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro melalui pembelajaran dengan metode bermain peran model cooperative learning telah berhasil dengan baik. Hal ini terbukti adanya peningkatan hasil belajar atau hasil evaluasi nilai rata-rata sudah diatas KKM yaitu 82,1 dengan tingkat ketuntasan 95%.
DAFTAR PUSTAKA Anni, Chatarina Tri. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK Universitas Negeri Semarang Cogan, John, J. 1998. Citizenship for the 21st Century: An International Perspective on Education. London: Cogan Page Hasan, Hamid. 1996. Pendidikan Ilmu Sosial. Malang: Universitas Negeri Malang Kurikulum SD. (1964). Garis-garis Besar Program Pengajaran. Jakarta : Derpartemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Sumantri, Mulyani & Permana, Johar. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Maulana Sumantri, Numan. 2001. Menggagas Pembaharuan IPS. Bandung: PT. Remadja Rosda Karya Uno, Hamzah. 2007. Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara