PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI
ARTIKEL PENELITIAN
OLEH FIRDIANSYAH NIM F34211138
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2013
PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI Firdiansyah, Kaswari, Sugiono PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak email:
[email protected] Abstract:Based on observation on learning writing fiction for fifth grade students of SDN 15 South Pontianak, obtained information that students has not achieved the standard score. The average score of the students is 67,22 where the standard score is 70. From this observation, research problem is carried out, that is the use of picture media improves students’ ability in writing fiction for fifth grade students of SDN 15 South Pontianak. The purpose of this research is to describe the improvement of students’ ability in writing fiction for fifth grade students of SDN 15 South Pontianak. This research uses classroom action research, a descriptive method of qualitative research, and has a collaborative characteristic. The data is gained from teacher’s skill in teaching from the base line to second cycle. The indicator for base line to second cycle is compatibility between title and content (63,9%; 81,9%; 73,6%), content or ideas (84,7%; 80,5%; 98,61%), correct spelling and punctuation (54,2%; 58,3%; 66,7%), word choice or diction (59,7%; 69,4%; 76,4%), organization (73,6%; 80,5%; 88,9%). Students’ learning outcomes from base line to second cycle is 67,22: 73,88: 80,55. From the data above, it can be concluded that there is an improvement in each cycle. Thus, the research of the use of picture media improves students’ ability in writing fiction. Abstrak: Berdasarkan hasil refleksi guru pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi jual beli di kelas III Sekolah Dasar Negeri 7 Merpak Kabupaten Melawi ditemukan bahwa hasil belajar siswa belum mencapai ketuntasan dengan rata-rata nilai 48 yang memiliki Kriteria Ketuntasan Minimal 60. Dari refleksi tersebut, maka dirumuskan masalah penelitian yaitu apakah dengan penerapan metode bermain peran dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil bealajar siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 7 Merpak Kabupaten Melawi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan metode bermain peran dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 7 Merpak Kabupaten Melawi. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, metode deskriptif, bentuk penelitian tindakan kelas, dan bersifat kolaboratif. Teknik dan alat pengumpul data yaitu teknik observasi langsung dan pengukuran. Data yang terkumpul adalah data hasil observasi dan hasil tes. Sumber data penelitian adalah guru dan siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar
siswa dari obervasi awal, siklus I, hingga ke siklus III. Rata-rata pada observasi awal yaitu 48% meningkat pada siklus I menjadi 60,45%, meningkat lagi pada siklus II menjadi 74,09% dan kembali meningkat pada siklus III menjadi 83,63%. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan metode bermain peran dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kata Kunci: Pembelajaran IPS, Metode Bermain Peran dan Hasil Belajar. Sebagai guru di kelas III Sekolah Dasar, peneliti mendapatkan tugas mengajarkan beberapa mata pelajaran sesuai yang tercantum pada Kurikulum Tingakat Satuan pendidikan SD/MI salah satunya yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Selama melaksanakan pengajaran, peneliti dituntut untuk bersikap dan berprilaku dengan professional. Berdasarkan hasil refleksi pembelajaran pada semester genap tahun ajaran 2011/2012 yang lalu, tergambar peneliti belum dapat mendesain strategi pembelajaran secara maksimal. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang mendapatkan nilai kurang memuaskan dengan nilai rata – rata 48. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa masih dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan yaitu 60. Pada pelaksanaan pembelajaran tersebut, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca materi yang ada pada buku pelajaran selanjutnya guru menjelaskan materi tersebut secara lisan hanya menggunakan metode ceramah. Namun selama beberapa menit pembelajaran berlangsung, tidak banyak diantara mereka yang mendengarkan materi yang disampaikan guru. Mereka lebih asyik bermain sendiri mengobrol dengan teman sebangkunya serta ada yang sibuk mengganggu temannya yang berada didekatnya. Akibatnya pembelajaran berlangsung kurang efektif. Menindak lanjuti hal tersebut, pada kesempatan ini peneliti melakukan penelitian tindakan kelas pada pembelajaran IPS materi jual beli semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini merupakan suatu upaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di semester genap tahun ajaran 2011/2012 lalu yang dianggap peneliti mengalami kegagalan. Pada penelitian ini peneliti melakukan penerapan metode bermain peran sebagai alternatif pemecahan masalah. Hal ini peneliti lakukan berdasarkan ungkapan dari Hamzah (2009:26) yang menyatakan bahwa, “Proses bermain peran dapat memberikan contoh kehidupan perilaku manusia berguna sebagai sarana bagi siswa untuk: (1) menggali perasaan, (2) memperoleh inspirsi dan pemahaman yang berpengaruh terhadap sikap, nilai, dan persepsinya, (3) mengembangkan sikap dan keterampilan dalam memecahkan masalah, (4) mendalami mata peajaran dengan berbagai macam cara.” Sejalan dengan itu menurut Aunurrahman (2011:155) menyatakan, “Metode bermain peran bertujuan membantu individu untuk menemukan makna pribadi dalam dunia sosial dan berupaya memecahkan dilemadilema sosial dengan bantuan kelompok.” Dari pendapat yang telah dikemukakan metode bermain peran ini memiliki tujuan dalam membantu siswa memahami dan memecahkan masalah dalam kehidupan sosial melalui berbagai macam cara dan pengembangan keterampilan dengan bantuan kelompok.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana perencanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas III dengan menerapkan metode bermain peran, bagaimana pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas III dengan menerapkan metode bermain peran dan bagaimana hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas III Sekolah Dasar Negeri 7 Merapak Kabupaten Melawi dengan menerapkan metode bermain peran. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perencanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menerapkan metode bermain peran, mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menerapkan metode bermain peran dan mendeskripsikan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas III Sekolah Dasar Negeri 7 Merpak Kabupaten Melawi. Manfaat teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu alternatif bagi peningkatan hasil belajar siswa kelas III Sekolah Dasar khususnya pada materi kegiatan jual beli melalui penerapan metode bermain peran. Sedangkan manfaat praktis bagi siswa dapat membangkitkan semangat, peran aktif dan daya tarik siswa dalam proses pembelajaran IPS pada materi jual beli, membantu siswa dalam memahami materi jual beli kedalam situasi yang lebih nyata melalui penerapan metode bermain peran dan memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa. Bagi guru sebagai masukan untuk dapat menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, menambah wawasan bagi dalam melakukan inovasi pembelajaran. Bagi sekolah Bermanfaat sebagai masukan dalam membina, membantu dan membimbing guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran IPS di sekolah tersebut sehingga dapat meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di sekolah. Desi Anwar (2003:516) menyatakan, “Penerapan adalah pengenaan perihal atau mempraktekkan.” Penerapan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan memperaktekkan suatu metode pembelajaran yaitu metode bermain peran dalam pembelajaran IPS. Acep Yonny dan Sri Rahayu (2011:111) menyatakan, “Metode bermain peran adalah suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui pengembangan imajinatif, daya ekspresi, dan penghayatan. Dalam penelitian ini yang dimaksud metode bermain peran adalah suatu cara /jalan yang digunakan untuk penguasaan bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi, ekspresi dan penghayatan siswa terhadap peran yang dimainkannya dalam menghadapi masalah yang di berikan. Pembelajaran menurut Djam’an Satori, dkk ( 2007:3.39) mengungkapkan, “Proses pembelajaran adalah proses membantu siswa belajar, yang ditandai dengan perubahan perilaku baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik”. Menurut Surdjiyo, dkk (2008:1.26) “IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalis gejala dan masalah sosial di masyarakat dengan meninjau berbagai aspek kehidupan atau suatu perpaduan.” Pembelajaran IPS dalam penelitian ini merupakan proses membantu siswa untuk mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan sosial dimasyarakat dengan ditandainya perubahan prilaku baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Menurut Sudjana (dalam Asep Jihad dan Abdul Haris, 2009:15) berpendapat, “Hasil belajar
adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.” Yang dimaksud hasil belajar dalam penelitian ini adalah tingkat kemampuan penguasaan materi berupa tes formatif. METODE Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, metode deskriptif dan dalam bentuk penelitian tindakan kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di kelas III Sekolah Dasar Negeri 7 Merpak Kabupaten Melawi untuk mata pelajaran IPS pada materi jual beli dan dilaksanakan pada bulan Januari sampai bulan Maret 2013. Subyek penelitian ini guru dan siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 7 Merpak Kabupaten Melawi dengan jumlah siswa 11 orang yang terdiri dari laki – laki 6 orang dan perempuan 5 orang. Prosedur penelitian adalah langkah-langkah operasional, baik yang terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, observasi/evaluasi, maupun refleksi. Prosedur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ditujukan untuk memandu kegiatan penelitian agar bisa berjalan secara sistematis menuju tujuan yang telah direncanakan dengan baik. Pada tahap perencanaan ini peneliti merancang rencana pembelajaran berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), termasuk rancangan persiapan bermain peran, soal tes sesuai materi yang diajarkan dan lembar observasi. Setelah tahap perencanaan dipersiapkan, selanjutnya tahap pelaksanaan rencana pembelajaran yang sudah dirancang sebagai tindakan awal dari penelitian tindakan kelas. Tahap pelaksanaan dilakukan dengan beberapa siklus. Siklus pertama merupakan implementasi serangkaian kegiatan pembelajaran seperti yang telah direncanakan untuk mengatasi masalah yang ditemukan. Pada siklus kedua dan ketiga berupa implementasi serangkaian kegiatan pembelajaran yang telah direvisi untuk mengatasi maslaah pada siklus sebelumnya. Tahap Pengamatan dilakukan untuk mengamati tindakan selama proses pembelajaran yang berkenaan dengan kegiatan siswa selama proses pembelajaran dengan menerapkan metode bermain peran. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi dan catatan lapangan dibantu oleh kolaborator dan menggunakan tes untuk melihat tingkat keberhasilan penerapan metode bermain peran dalam pembelajaran IPS terhadap hasil belajar siswa. Pada tahap refleksi peneliti dan kolaborator berdiskusi untuk melihat kekurangan dan kelebihan pada pembelajaran siklus 1, dan kekurangan yang akan diperbaiki pada siklus selanjutnya. Berdasarkan kekurangan tersebut, peneliti merevisi scenario pembelajaran untuk siklus selanjutnya dengan harapan pada akhir siklus selanjutnya memperoleh hasil sesuai harapan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi langsung dan teknik pengukuran. Tes sebagai alat pengumpul data pada teknik pengukuran menggunakan butir soal/instrument soal untuk mengukur hasil belajar siswa. Sedangkan lembar observasi sebagai alat pengumpulan data pada teknik observasi langsung digunakan lembar observasi kemampuan guru, catatan lapangan, dan lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran. Dalam penelitian ini, pengolahan, analisis, dan interpretasi data sebagai jawaban atas submasalah yang dikemukakan untuk pembahasan dan menarik
kesimpulan dilakukan untuk menjawab submasalah 1, menggunakan atau menyadur lembar Instrumen Penilaian Kinerja Guru. Untuk menjawab submasalah 2, dilihat dari lembar pengamatan/observasi yang berisikan catatancatatan selama proses pembelajaran berlangsung. Untuk menjawab submasalah 3, dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa yang dilakukan dengan mengumpulkan nilai semua siswa. Data nilai dianalisis dengan membuat tabulasi dan persentase. rumus yang digunakan untuk menganalisis nilai rata-rata siswa menurut Awalluddin Tjalla, dkk (2009:2–5) sebagai berikut. Jumlah seluruh nilai Nilai rata-rata = N (jumlah siswa) Rumus yang digunakan untuk menganalisis indikator kinerja yang kemudian akan digunakan sebagai base line dan untuk mengukur indikator kinerja selama penelitian menurut M. Ngalim Purwanto(2010: 102) sebagai berikut. R NP = × 100 SM Keterangan: NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan R = skor mentah yang diperoleh siswa SM = skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan 100 = bilangan tetap HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Deskripsi pada masing-masing siklus mencakup tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi/pengamatan, dan refleksi. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan oleh peneliti sebagai guru kelas III Sekolah Dasar Negeri 7 Merpak Kabupaten Melawi sedangkan pengamatan dilakukan oleh guru kolaborator yaitu Lilik, A. Ma. Adapun pelaksanaan dari hasil Penelitian Tindakan Kelas pada siklus I dapat dipaparkan sebagai berikut Penyajian Data Siklus I Tahap Perencanaan Hal-hal yang dilakukan dalam perencanaan pada siklus 1 adalah peneliti bersama kolaborator menyepakati bahwa pelaksanaan pembelajaran tentang kegiatan jual beli dilakukan dengan menerapkan metode bermain peran dalam proses pembelajarannya, peneliti memberikan gambaran kepada kolaborator tentang cara-cara melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan metode bermain peran dalam proses pembelajarannya, dan peneliti bersama kolaborator mendiskusikan RPP, alat-alat yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, lembar observasi untuk siswa dan lembar observasi untuk guru serta soal evaluasi untuk pelaksanaan siklus pertama.
Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus I dilaksanakan pada tanggal 11 Februari 2013. Siswa yang hadir berjumlah 11 orang. Adapun prosedur pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode bermain peran adalah persiapan, pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada tahap persiapan peneliti membuat RPP, mempersiapkan alat yang akan digunakan dalam pembelajaran dan soal evalusai. Tahap pendahuluan dimulai dari salam, doa, mengecek kehadiran siswa dan appersepsi. Pelaksanaan appersepsi dilakukan dengan melakukan tannya jawab tentang kegiatan jual beli yang pernah dialami oleh siswa. Dilanjutkan dengan kegiatan inti yang terdiri dari 9 langkah metode bermain peran yaitu pemanasan (warming up), memilih pemain (partisipan), menata panggung, guru menunjuk beberapa siswa menjadi pengamat, memulai permainan peran, diskusi dan evaluasi, memainkan peran ulang, diskusi dan evaluasi ulang, berbagi pengalaman dan kesimpulan. Selanjutnya pada kegiatan penutup Siswa bersama guru membuat rangkuman tentang materi kegiatan jual beli, guru memberi soal penilaian hasil pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi, guru memberikan tindak lanjut dan diakhiri dengan salam penutup. Kemudian dilanjutkan dengan pengamatan/observasi pada siklus 1. Pada penelitian siklus 1, pengamatan dilakukan oleh kolaborator kepada peneliti yang melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan metode bermain peran dalam proses pembelajarannya berdasarkan RPP yang telah dirancang dan mengamati hasil belajar siswa setelah diberikan soal evaluasi. Hasil pengamatan kemampuan peneliti dalam melaksanakan pembelajaran pada siklus 1 dipaparkan sebagai berikut. Tahap Observasi Hasil observasi terhadap kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran/ kemampuan guru mengajar dapat disajikan dalam tabel berikut ini. Hasil Observasi Kemampuan Guru Mengajar Siklus I No 1 2 3 4 5 6 7 8
Aspek yang diamati Memeriksa kesiapan siswa, ruangan, dan media pembelajaran Melakukan apersepsi Menyampaikan tujuan yang akan dicapai Memberikan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan Menunjukkan alat bantu bermain peran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran Membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar Memberikan kesempatan bertanya kepada siswa Membimbing siswa dalam diskusi untuk mempersiapkan bermain peran
Skor 2 3 3 3 4 4 2 3
9 10 11 12 13 14 15 16
Menunjuk kelompok untuk mempresentasikan bermain peran di depan kelas Menunjuk kelompok yang akan mengamati proses bermain peran dari kelompok lain Membahas hasil bermain peran Membimbing siswa menyimpulkan materi Menguasai kelas Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
4 3 3 3 3 3 3 2
Melaksanakan pembelajaran secara runtut 3 Jumlah 51 Rata-rata 3 Pembahasan: Dari hasil observasi tersebut, diperoleh data hasil kemampuan guru dalam mengajar menggunakan metode bermain peran pada pembelajaran IPS materi jual beli dengan skor rata-rata 3. 17
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Frekuensi No Aspek yang dinilai Presentase siswa 1 Memperhatikan penjelasan dari guru 8 orang 72,72% 2 Mengajukan pertanyaan 5 orang 45,45% 3 Menjawab pertanyaan guru maupun 36,36% siswa lain 4 orang 4 Menanggapi respon dari guru 6 orang 54,54% maupun siswa lain 5 Diskusi kelompok 11 orang 100% 6 Melaksanakan kegiatan bermain 63,63% peran sesuai aturan 7 orang 7 Bekerja sama dengan teman lainnya 9 orang 81,81% 8 Melaksanakan tugas sesuai petunjuk 7 orang 63,63% guru Rata-rata 64,76% Pembahasan: Dari hasil observasi aktivitas siswa pada siklus 1, aktivitas siswa masih belum maksimal, hal ini ditunjukan dengan rata-rata presentase sebesar 64,76%. Dengan presentase memperhatikan penjelasan dari guru 72,72% frekuensi siswa 8 orang, mengajukan pertanyaan 45,45% frekuensi siswa 5 orang, menjawab pertanyaan 36% frekuensi siswa 4 orang, menanggapi respon dari guru maupun siswa lain 54,54% frekuensi 6 orang, diskusi kelompok 100% dengan frekuensi siswa 11orang, melaksanakan kegiatan bermain peran sesuai aturan 63,63% frekuensi siswa 7 orang, bekerja sama dengan temanlainnya 81,81%
frekuensi siswa 9 orang, dan melaksanakan tugas sesuai petunjuk guru presentase 63,63% frekuensi siswa 7 orang. Hasil Belajar Siswa Secara Individu pada Siklus I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Nama Siswa Aris Kristian Desiyani Evi Eka Susanti Fera F Jeki Kristiandi Joni Iskandar Nurpita Sari Olipia Riski Kristian Sarah Uki Krismandi Jumlah Rata-rata Persentase
Nilai Siswa 60 40 55 70 45 60 50 85 70 40 90 665 60,45 60,45%
Keterangan Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas -
Pembahasan:Dari hasil belajar siswa pada siklus 1 dapat dilihat bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada siklus 1 adalah 60,45. Dari 11 siswa kelas III, 6 orang yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sedangkan 5 orang lainnya belum mencapai KKM yang telah ditentukan. Tahap Refleksi Hasil refleksi dari siklus I yaitu, Adapun pelaksanaan dari hasil penelitian tindakan kelas siklus 1 masih terdapat beberapa kekurangan yaitu terdapat beberapa aspek kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran yang masih perlu diperbaiki, selain itu juga hanya beberapa siswa yang aktif dalam pembel;aajaran serta rata-rata hasil belajar siswa yang masih rendah pada siklus pertama ini. Namun dalam pelaksanaan siklus ke 1 ini pembelajaran sudah berjalan dengan baik, hal ini ditandai dengan antusias siswa selama kegiatan pembelajaran. Dari beberapa kekurangan yang ditemukan pada siklus 1 ini, maka guru bersama kolaborator sepakat untuk memperbaiki kekurangan yang ada dengan melaksanakan siklus 2.
Penyajian Data Siklus II Tahap Perencanaan Hal-hal yang dilakukan dalam tahap perencanaan yaitu, Peneliti bersama kolaborator menyepakati bahwa pelaksanaan pembelajaran pada siklus ke 2 tentang kegiatan jual beli di toko dan supermarket dilakukan dengan menerapkan metode bermain peran dalam proses pembelajarannya, peneliti memberikan gambaran kepada kolaborator tentang pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode bermain peran dalam proses pembelajarannya, peneliti bersama kolaborator mendiskusikan RPP, alat-alat yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, lembar observasi untuk siswa dan lembar observasi untuk guru serta soal evaluasi untuk pelaksanaan siklus kedua. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan siklus II dilaksanakan pada tanggal 18 Februari 2013. Siswa yang hadir berjumlah 11 orang. Adapun prosedur pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode bermain peran adalah persiapan, pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada tahap persiapan peneliti membuat RPP, mempersiapkan alat yang akan digunakan dalam pembelajaran dan soal evalusai. Tahap pendahuluan dimulai dari salam, doa, mengecek kehadiran siswa dan appersepsi. Pelaksanaan appersepsi dilakukan dengan melakukan tannya jawab tentang kegiatan jual beli yang pernah dialami oleh siswa. Dilanjutkan dengan kegiatan inti yang terdiri dari 9 langkah metode bermain peran yaitu pemanasan (warming up), memilih pemain (partisipan), menata panggung, guru menunjuk beberapa siswa menjadi pengamat, memulai permainan peran, diskusi dan evaluasi, memainkan peran ulang, diskusi dan evaluasi ulang, berbagi pengalaman dan kesimpulan. Selanjutnya pada kegiatan penutup Siswa bersama guru membuat rangkuman tentang materi kegiatan jual beli, guru memberi soal penilaian hasil pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi, guru memberikan tindak lanjut dan diakhiri dengan salam penutup. Kemudian dilanjutkan dengan pengamatan/observasi pada siklus 2. Pada penelitian siklus 2, pengamatan dilakukan oleh kolaborator kepada peneliti yang melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan metode bermain peran dalam proses pembelajarannya berdasarkan RPP yang telah dirancang dan mengamati hasil belajar siswa setelah diberikan soal evaluasi. Hasil pengamatan kemampuan peneliti dalam melaksanakan pembelajaran pada siklus 2 dipaparkan sebagai berikut. Tahap Observasi Hasil observasi terhadap kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran/ kemampuan guru mengajar dapat disajikan dalam tabel berikut ini.
Hasil Observasi Kemampuan Guru Mengajar Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Aspek yang diamati Memeriksa kesiapan siswa, ruangan, dan media pembelajaran Melakukan apersepsi Menyampaikan tujuan yang akan dicapai Memberikan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan Menunjukkan alat bantu bermain peran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran Membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar Memberikan kesempatan bertanya kepada siswa Membimbing siswa dalam diskusi untuk mempersiapkan bermain peran Menunjuk kelompok untuk mempresentasikan bermain peran di depan kelas Menunjuk kelompok yang akan mengamati proses bermain peran dari kelompok lain Membahas hasil bermain peran Membimbing siswa menyimpulkan materi Menguasai kelas Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
Skor
Melaksanakan pembelajaran secara runtut Jumlah Rata-rata
3 55 3,23
3 4 3 3 4 4 2 3 4 3 3 3 3 4 3 3
Pembahasan: Dari hasil observasi tersebut, diperoleh data hasil kemampuan guru dalam mengajar menggunakan metode bermain peran pada pembelajaran IPS materi jual beli dengan skor rata-rata 3,23. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II No 1 2 3 4
Aspek yang dinilai Memperhatikan penjelasan dari guru Mengajukan pertanyaan Menjawab pertanyaan guru maupun siswa lain Menanggapi respon dari guru
Frekuensi siswa 9 orang 6 orang 6 orang 6 orang
Presentase 81,81% 54,54% 54,54% 54,54%
5 6 7 8
maupun siswa lain Diskusi kelompok Melaksanakan kegiatan bermain peran sesuai aturan Bekerja sama dengan teman lainnya Melaksanakan tugas sesuai petunjuk guru Rata-rata
11 orang
100%
9 orang
81,81%
10 orang
90,90%
8 orang
72,72% 73,86%
Pembahasan: Dari hasil observasi aktivitas siswa pada siklus 2 dapat dilihat ratarata presentase sebesar 73,86%. Dengan presentase memperhatikan penjelasan dari guru 81,81% frekuensi siswa 9 orang, mengajukan pertanyaan 54,54% frekuensi siswa 6 orang, menjawab pertanyaan 54,54% frekuensi siswa 6 orang, menanggapi respon dari guru maupun siswa lain 54,54% frekuensi 6 orang, diskusi kelompok 100% dengan frekuensi siswa 11orang, melaksanakan kegiatan bermain peran sesuai aturan 81,81% frekuensi siswa 9 orang, bekerja sama dengan temanlainnya 90,90% frekuensi siswa 10 orang, dan melaksanakan tugas sesuai petunjuk guru presentase 72,72% frekuensi siswa 8orang. Dari hasil persentase tersebut, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan persentase dari observasi awal dengan selisih peningkatan 9,1%. Hasil Belajar Siswa Secara Individu pada Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Nama Siswa Aris Kristian Desiyani Evi Eka Susanti Fera F Jeki Kristiandi Joni Iskandar Nurpita Sari Olipia Riski Kristian Sarah Uki Krismandi Jumlah Rata-rata Persentase
Nilai Siswa 90 50 80 70 55 65 75 100 85 45 100 815 74,09 74,09 %
Keterangan Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas -
Pembahasan: Dari hasil belajar siswa pada siklus 2 dapat dilihat bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada siklus 2 adalah 74,09. Dari 11 siswa kelas III, 8 orang yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sedangkan 3 orang lainnya belum mencapai KKM yang telah ditentukan. Dari rata-rata hasil belajar siswa
tersebut, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan dari observasi awal dengan selisih peningkatan sebesar 13,64. Tahap Refleksi Hasil refleksi dari siklus II yaitu, pengamatan terhadap keterampilan guru, aktifitas dan hasil belajar siswa sudah baik, namun masih belum optimal, sebab masih ada beberapa siswa yang tidak menyimak permainan peran yang dimainkan oleh kelompok yang lain dan hanya beberapa siswa yang berani untuk bertanya. Pemahaman siswa tentang materi yang disampaikan sudah semakin baik, hal ini dapat terlihat dari kemampuan siswa dalam menyimplkan materi sudah baik serta pada hasil belajar siswa, hampir semua siswa mendapatkan nilai di atas standar KKM. Untuk memperbaiki langkah-langkah pembelajaran pada siklus 2 serta untuk meningkatkan hasil belajar siswa agar lebih optimal, maka peneliti bersama guru kolaborator membuat kesepakatan untuk melaksanakan kegiatan tindakan siklus 3. Penyajian Data Siklus III Tahap Perencanaan Hal-hal yang dilakukan dalam tahap perencanaan yaitu, Peneliti bersama kolaborator menyepakati bahwa pelaksanaan pembelajaran pada siklus ke 3 tentang kegiatan jual beli di lingkungan sekolah dilakukan dengan menerapkan metode bermain peran dalam proses pembelajarannyam, peneliti memberikan gambaran kepada kolaborator tentang cara-cara melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan metode bermain peran dalam proses pembelajarannya, peneliti bersama kolaborator mendiskusikan RPP, alat-alat yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, lembar observasi untuk siswa dan lembar observasi untuk guru serta soal evaluasi untuk pelaksanaan siklus ketiga. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan siklus III dilaksanakan pada tanggal 25 Februari 2013 pukul 09.00 -10.10. Siswa yang hadir berjumlah 11 orang. Adapun prosedur pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode bermain peran adalah persiapan, pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada tahap persiapan peneliti membuat RPP, mempersiapkan alat yang akan digunakan dalam pembelajaran dan soal evalusai. Tahap pendahuluan dimulai dari salam, doa, mengecek kehadiran siswa dan appersepsi. Pelaksanaan appersepsi dilakukan dengan melakukan tannya jawab tentang kegiatan jual beli yang pernah dialami oleh siswa. Dilanjutkan dengan kegiatan inti yang terdiri dari 9 langkah metode bermain peran yaitu pemanasan (warming up), memilih pemain (partisipan), menata panggung, guru menunjuk beberapa siswa menjadi pengamat, memulai permainan peran, diskusi dan evaluasi, memainkan peran ulang, diskusi dan evaluasi ulang, berbagi pengalaman dan kesimpulan. Selanjutnya pada kegiatan penutup Siswa bersama guru membuat rangkuman tentang materi kegiatan jual beli, guru memberi soal penilaian hasil pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi, guru memberikan tindak lanjut dan diakhiri dengan salam penutup. Kemudian dilanjutkan dengan pengamatan/observasi pada siklus 3. Pada penelitian siklus 3, pengamatan dilakukan oleh kolaborator kepada peneliti yang
melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan metode bermain peran dalam proses pembelajarannya berdasarkan RPP yang telah dirancang dan mengamati hasil belajar siswa setelah diberikan soal evaluasi. Hasil pengamatan kemampuan peneliti dalam melaksanakan pembelajaran pada siklus 3 dipaparkan sebagai berikut. Tahap Observasi Hasil observasi terhadap kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran/ kemampuan guru mengajar dapat disajikan dalam tabel berikut ini. Hasil Observasi Kemampuan Guru Mengajar Siklus III No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Aspek yang diamati Memeriksa kesiapan siswa, ruangan, dan media pembelajaran Melakukan apersepsi Menyampaikan tujuan yang akan dicapai Memberikan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan Menunjukkan alat bantu bermain peran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran Membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar Memberikan kesempatan bertanya kepada siswa Membimbing siswa dalam diskusi untuk mempersiapkan bermain peran Menunjuk kelompok untuk mempresentasikan bermain peran di depan kelas Menunjuk kelompok yang akan mengamati proses bermain peran dari kelompok lain Membahas hasil bermain peran Membimbing siswa menyimpulkan materi Menguasai kelas Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
Skor
Melaksanakan pembelajaran secara runtut Jumlah Rata-rata
3 62 3,65
3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4
Pembahasan: Dari hasil observasi tersebut, diperoleh data hasil kemampuan guru dalam mengajar menggunakan metode bermain peran pada pembelajaran IPS materi jual beli dengan skor rata-rata 3,65.
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III
No 1 2 3 4 5 6 7 8
Aspek yang dinilai Memperhatikan penjelasan dari guru Mengajukan pertanyaan Menjawab pertanyaan guru maupun siswa lain Menanggapi respon dari guru maupun siswa lain Diskusi kelompok Melaksanakan kegiatan bermain peran sesuai aturan Bekerja sama dengan teman lainnya Melaksanakan tugas sesuai petunjuk guru Rata-rata
Frekuensi siswa 10 orang 7 orang
Presentase 90,90% 63,63%
7 orang
63,63%
7 orang
63,63%
11 orang
100%
10 orang
90,90%
10 orang
90,90%
9 orang
81,81% 80,67%
Pembahasan: Dari hasil observasi aktivitas siswa pada siklus 2 dapat dilihat ratarata presentase sebesar 80,67%. Dengan presentase memperhatikan penjelasan dari guru 90,90% frekuensi siswa 10 orang, mengajukan pertanyaan 63,63% frekuensi siswa 7 orang, menjawab pertanyaan 63,63% frekuensi siswa 7 orang, menanggapi respon dari guru maupun siswa lain 63,63% frekuensi 7 orang, diskusi kelompok 100% dengan frekuensi siswa 11orang, melaksanakan kegiatan bermain peran sesuai aturan 90,90% frekuensi siswa 10 orang, bekerja sama dengan temanlainnya 90,90% frekuensi siswa 10 orang, dan melaksanakan tugas sesuai petunjuk guru presentase 81,81% frekuensi siswa 9 orang. Dari hasil persentase tersebut, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan persentase dari observasi kedua dengan selisih peningkatan 6,81%. Hasil Belajar Siswa Secara Individu pada Siklus III No
Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Aris Kristian Desiyani Evi Eka Susanti Fera F Jeki Kristiandi Joni Iskandar Nurpita Sari Olipia Riski Kristian Sarah
Nilai Siswa
Keterangan
75 65 80 75 80 90 100 100 100 55
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas
11
Uki Krismandi Jumlah Rata-rata Persentase
100 920 83,63 83,63 %
Tuntas -
Pembahasan: Dari hasil belajar siswa pada siklus 2 dapat dilihat bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada siklus 2 adalah 74,09. Dari 11 siswa kelas III, 10 orang yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sedangkan 1 orang lainnya belum mencapai KKM yang telah ditentukan. Dari rata-rata hasil belajar siswa tersebut, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan dari observasi kedua dengan selisih peningkatan sebesar 9,54. Tahap Refleksi Hasil refleksi dari siklus III yaitu, proses pembelajaran pada siklus ini sudah semakain baik, hal ini dapat dilihat dari kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran semakin meningkat, aktivitas belajar siswa semakin baik dan hasil belajar siswa disetiap tindakan yang dilakukan semakin meningkat.hal ini dapat dilihat dari siklus 1 rata-rata hasil belajar siswa adalah sebesar 60,45. Siklus 2 rata-rata hasil belajar siswa 74,69 dan siklus 3 rata-rata hasil belajar siswa adalah 83,63. PENUTUP Simpulan Perencanaan metode bermain peran dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas III Sekolah Dasar Negeri 7 Merapak Kabupaten Melawi telah direncanakan dengan maksimal, yaitu dengan mempersiapkan lembar observasi guru dan siswa, pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sekaligus memuat soal evaluasi untuk mengukur hasil belajar siswa serta mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam bermain peran. Pelaksanaan metode bermain peran dalam pembelajaran IPS di kelas III Sekolah Dasar Negeri 7 Merapak Kabupaten Melawi dapat meningkatkan hasil belajar siswa, yang ditandai dengan peningkatan yang ditunjukkan dari siklus 1, siklus 2 hingga siklus 3. Peningkatan tersebut tampak pada hasil observasi kemampuan guru dalam mengajar, persentase pada indikator kinerja untuk siswa, dan nilai dari hasil belajar siswa yang menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dengan adanya penerapan metode bermain peran dalam pembelajaran IPS di kelas III Sekolah Dasar Negeri 7 Merapak Kabupaten Melawi. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh nilai rata-rata siswa adalah 60,45 dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 74,09. Dilanjutkan dengan peningkatan hasil belajar pada siklus III dengan nilai rata-rata yaitu 83,63. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar siswa sebesar 23,18%, mulai dari siklus 1 hingga siklus 3 setelah diterapkannya metode bermain peran dalam pembelajaran IPS di kelas III. Peningkatan ini cukup signifikan karena nilai rata-rata siswa telah mencapai KKM yang ditentukan dengan rata-rata yang cukup tinggi yaitu 83,63
Saran Adapun saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian adalah dalam menerapkan metode bermain peran ini disarankan guru untuk lebih sering membimbing dan mengawasi siswa dalam proses pembelajaran agar seluruh siswa dapat melaksanakan proses pembelajaran dan memahami materi yang diberikan kepada mereka. Dalam melaksanakan pembelajaran disarankan agar guru dapat mengkondisikan siswa sebelum proses pembelajaran dimulai. Agar siswa sudah berada dalam kondisi yang benar-benar sudah siap untuk memulai pelajaran. Serta disarankan dalam penerapan metode bermain peran, alat bantu yang digunakan dalam bermain peran lebih bervariasi agar siswa lebih termotivasi dalam pelaksanaan pembelajaran. DAFTAR RUJUKAN Acep Yonny dan Sri Rahayu Yunus. (2011). Begini Menjadi Guru Inspiratif & Disenangi Siswa. (Cetakan ke-1). Yogyakarta: Pustaka Widyatama. Aunurrahman. (2011). Belajar dan Pembelajaran. (Cetakan ke-5). Bandung: Alfabeta. Awalluddin Tjalla, dkk. (2009). Statistik Pendidikan. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Desy Anwar. (2003). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. (Cetakan ke-3). Surabaya: Amelia Surabaya. Djam’an Satori, dkk. (2007). Profesi Keguruan. Jakarta: Universitas Terbuka. Hamzah. (2009). Model Pembelajaran. (Cetakan ke-5). Jakarta: Bumi Aksara. M. Ngalim Purwanto. (2010). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. (Cetakan ke-3). Bandung: Remaja Rosdakarya Offset. Surdjiyo, dkk. (2008). Pendidikan IPS di SD. (Cetakan ke-4). Jakarta: Universitas Terbuka. Sudjana. (2005). Metoda & Teknik Pembelajaran Partisipatif. (Cetakan ke-4). Bandung: Falah Production.