MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DAN MIND MAPPING Novitana Sundora, Teti Rostikawati, Triasianingrum Afrikani Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Pakuan Bogor 2012
ABSTRACT This research aims to determine the skills of cooperative learning so that students will directly impact on improving learning outcomes. The method used is to implement a model of teaching Student Team Achievement Divisions (STAD) and Mind Mapping. The research process was conducted in two cycles. In every cycle there are 4 stages, such as: Action Planning, Implementation Measures, Observations and Reflections. At the end of each cycle of tests carried out with instruments that have been tested validity and reliability. The average value of class VIII A prior to the study was 68.6 at the end of the first cycle is the second cycle are 68.7 and 72.12. The average value of students has reached a predetermined KKM is 70. Students who achieve KKM 21 persons (84%). Based on the results achieved can be concluded that the implementation of cooperative learning model Student Team Achievement Divisions (STAD) and Mind Mapping to improve the biology learning outcomes of students in eighth grade junior high school KURNIA Bogor. Keywords: Learning model, Student Team Achievement Divisions (STAD), Mind Mapping, Learning outcomes.
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan kooperatif belajar siswa sehingga secara langsung akan berdampak pada peningkatan hasil belajar. Metode yang digunakan adalah dengan menerapkan model pembelajaran Student Team Achievement Divisions (STAD) dan Mind Mapping. Proses penelitian dilakukan dalam dua siklus. Dalam setiap siklus terdapat 4 tahapan, antara lain: Perencanaan Tindakan, Pelaksanaan Tindakan, Pengamatan, dan Refleksi. Di akhir setiap siklus dilaksanakan tes dengan instrument yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Nilai rata-rata kelas VIII A sebelum dilakukan penelitian adalah 68.6, pada akhir siklus pertama adalah 68.7 dan siklus kedua adalah 72.12. Nilai rata-rata siswa telah mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu 70. Siswa yang mencapai KKM sebanyak 21 orang (84%). Berdasarkan hasil yang dicapai dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif dengan model Student Team Achievement
1
Divisions (STAD) dan Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa di kelas VIII SMP KURNIA Bogor. Kata kunci: Model pembelajaran, Student Team Achievement Divisions (STAD), Mind Mapping, Hasil belajar. (KKM) yaitu sebesar 70. Siswa yang mencapai KKM ini hanya berkisar 11 orang siswa dari 25 orang siswa. Ini disebabkan pembelajaran yang kurang variatif, efektif dan efisien yang menyebabkan motivasi/semangat belajar siswa menurun, guru menyampaikan materi dengan metode ceramah, pembelajaran terpusat pada guru, sehingga menyebabkan siswa cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran, akibatnya hasil belajar belum mencapai KKM. Upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) merupakan suatu model pembelajaran kooperatif yang efektif (Slavin, 2008). Siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang beranggotakan 4-5 siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, rendah, terdiri dari laki-laki dan perempuan, dan apabila memungkinkan berasal dari suku, agam dan etnis yang berbeda. Model Student Team Achievement Divisions (STAD) ini dapat memudahkan siswa dalam proses pembelajaran yang lebih baik. Selain itu, model Student Team Achievement Divisions (STAD) juga
A. Pendahuluan Seorang guru biologi diharapkan menguasai materi yang memadai dan dapat melaksanakan penyajian materi yang sesuai untuk mencapai suatu tujuan pengajaran. Agar guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik, guru harus memiliki pengetahuan yang memadai. Jika seorang guru biologi memahami teori belajar dengan baik, maka dalam melaksanakan pengajaran biologi dapat direncanakan sesuai dengan materi yang diajarkan dan sesuai dengan kondisi anak didik. Sebagai pendidik yang langsung berhadapan dengan siswa, guru harus berusaha memilih model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa, materi ajar, sehingga minat belajar siswa semakin meningkat. Dalam proses pembelajaran, guru diharapkan bisa menciptakan suasana pembelajaran yang baik dan kondusif agar materi dapat tersampaikan dengan baik serta siswapun termotivasi mengikuti pelajaran tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan permasalahan yang dihadapi pada kelas VIII di SMP KURNIA Bogor dalam pembelajaran biologi yaitu masih rendahnya pencapaian hasil belajar serta kurang aktifnya siswa pada kegiatan pembelajaran berlangsung. Hal ini dapat terlihat dari hasil belajar siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
2
mengajarkan siswa untuk berdiskusi dalam kelompoknya dan berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga pembelajaran itu tidak berpusat pada guru melainkan siswa yang aktif. Dipadukan dengan Mind Map agar siswa dapat lebih efektif dalam membuat catatan. Mind map merupakan cara yang paling kreatif dan efektif dalam membuat catatan. Kata lain dari Mind Map merupakan peta pikiran (memetakan pikiran anda). Model ini mengajarkan kepada siswa untuk mencatat pelajaran secara singkat dan yang dianggap penting (Bernard, 2008). Selain itu Mind map merupakan cara mencatat yang menyenangkan, cara mudah menyerap dan mengeluarkan informasi dan ide baru dalam otak. Mind map adalah cara mudah memasukkan dan mengeluarkan informasi dalam otak, Mind map menggunakan warna, simbol, kata, garis lengkung dan gambar yang sesuai dengan cara kerja otak (Buzan, 2004). Kedua model tersebut menuntut siswa menjadi lebih aktif, berani mempersentasikan materi kedepan kelas dan dapat menghafal dengan mudah dalam pembuatan mind mapping dengan menulis materimateri yang dibuat dalam bentuk peta pikiran, siswa cenderung dapat lebih mengingat, memahami dan menerapkan dalam kehidupan seharihari. Berdasarkan uraian permasalahan tersebut dengan menerapkan model Student Team Achievement Divisions (STAD) dan Mind Maping pada proses pembelajaran diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII di SMP KURNIA Bogor.
B. Metode Penelitian Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di SMP KURNIA BOGOR. Kelas yang digunakan untuk penelitian adalah kelas VIII A yang berjumlah sebanyak 25 orang siswa dengan karakteristik berbeda baik dilihat dari segi kemampuan, prestasi, serta ekonominya. Dalam penelitian ini melibatkan peneliti, observer (pengamat). Guru bertindak sebagai pelaksana strategi dan siswa sebagai subjek serta objek yang diteliti. Adapun strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah model STAD (Student Team Achievement Division) dan Mind Mapping. Penelitian ini dilakukan pada pertengahan semester I tahun ajaran 2012/2013 yaitu pada bulan Agustus 2012. Faktor yang diteliti dalam penelitian ini terkait dengan model Student Team Achievement Divisions (STAD) dan Mind Mapping yang akan digunakan apakah dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan baik, serta apakah guru dapat membangun suasana kelas dengan baik agar tercipta motivasi siswa dalam suasana pembelajaran dan apakah siswa termotivasi dalam pembelajaran sehingga siswa selama mengikuti proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar. Proses penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus. Dalam setiap siklus terdapat 4 tahapan, antara lain: Perencanaan Tindakan, Pelaksanaan Tindakan, Pengamatan, dan Refleksi. Di akhir setiap siklus dilaksanakan tes dengan instrument
3
yang telah diuji reliabilitasnya.
validitas
dan
2. Hasil Pengamatan Antusias Siswa 100.00%
C. Temuan Penelitian 1. Hasil Belajar Siswa
80.00% 60.00%
40.00%
74
72.12
20.00%
Nilai rata-rata
72 70 68.6 68
68.7
79%
82.75% 77%
61.50% 38.50% 21%
Siklus 1 23% 17.25% Siklus 2
0.00%
Pra Siklus
On Off On Off Task Task Task Task
Siklus 1
66
Siklus 2 Pra Siklus 1Siklus 2 Siklus 1. Rata-Rata Hasil Belajar Gambar
Gambar 2. Grafik Hasil Pengamatan antusias Siswa (On Task Off Task) Berdasarkan gambar 2 di atas terlihat aktivitas siswa mengalami peningkatan pada siklus I pertemuan I, on task mencapai 61.50% dan off task mencapai 38.50%, pada pertemuan II aktivitas On task siswa 79% dan off task 21%, sedangkan pada siklus II pertemuan I on task yang mencapai 77% dan off task 23%, kemudian pada pertemuan II on task siswa mencapai 82.75% dan off task 17.25%. Nilai on task dan off task siswa, didukung pula oleh aktivitas siswa secara individu dan aktivitas kelompok setiap tindakan yang memperoleh peningkatan lebih baik.
Berdasarkan gambar 1 di atas, sebelum dilakukan penelitian nilai hasil belajar siswa (pra siklus) adalah sebesar 68.6. Terlihat jelas bahwa hasil belajar siswa terus mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II, bahkan pada siklus II rata-rata nilai siswa sudah melewati nilai KKM yang telah ditentukan yaitu sebesar 70. Pada siklus I, nilai rata-rata siswa adalah 68.7. Pada siklus II hasil belajar siswa telah mencapai nilai rata-rata 72.12. Nilai rata-rata siswa ini telah melewati nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 70. Siswa yang mendapat nilai lebih dari 70 mengalami kenaikan, yaitu dicapai oleh 21 orang dan 4 orang lainnya mendapat nilai kurang dari 70. Dengan hasil tersebut, maka kriteria keberhasilan nilai hasil belajar telah tercapai dan sudah tercapai KKM yang ditentukan.
4
Pada siklus II hasil belajar siswa telah mencapai nilai rata-rata 70 atau 84% telah mecapai KKM. Nilai ratarata siswa ini telah melewati nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 70. Siswa yang mendapat nilai lebih dari 70 atau setara nilai KKM mengalami kenaikan, yaitu dicapai oleh 21 orang dan 4 orang lainnya mendapat nilai kurang dari 70. Dengan adanya respon siswa yang telah baik dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Student Team Achievement Divisions (STAD) dan Mind mapping menimbulkan peran aktif siswa dalam kegiatan diskusi kelompok dan peningkatan hasil belajar yang sesuai dengan kriteria keberhasilan. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Syamsudin (2004) bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku atau tingkah laku. Seseorang akan berubah atau bertambah perilakunya, baik yang berupa pengetahuan, keterampilan motorik atau penguasaan nilai-nilai (sikap). Perubahan perilaku sebagai hasil belajar ialah perubahan yang dihasilkan dari pengalaman (interaksi dengan lingkungan), dimana proses mental dan emosional terjadi. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar dikelompokan ke dalam tiga ranah (kawasan) yaitu pengetahuan (kognitif), keterampilan motorik (psikomotorik) dan penguasaan nilainilai atau sikap (afektif). Keunggulan model pembelajaran Student Team Achievement Divisions (STAD) dan Mind Mapping merupakan model pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk memiliki kemampuan
3. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru 75% 66.70% 65.30% 60.00% 58.30% 80.00%
40.00% 20.00%
pertemuan 1 pertemuan 2
0.00%
Siklus I Siklus II
Gambar 3. Grafik Aktivitas Guru Siklus 1 dan Siklus 2 Berdasarkan gambar 3 di atas, dapat terlihat bahwa aktifitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1 pertemuan ke-1 mencapai rata-rata 58.30% dan siklus 1 pertemuan ke-2 66.70%. Dan pada siklus 2 pertemuan ke-1 mencapai rata-rata 65% dan Siklus 2 Pertemuan 2 Rata-rata 75%. Dalam kegiatan belajar mengajar guru memperlihatkan perubahan sudah sangat baik. D. Pembahasan Pada siklus I, nilai rata-rata siswa adalah 68.68 atau sekitar 52% yang telah mencapai KKM. Nilai ratarata siswa tersebut belum mencapai KKM yaitu sebesar 70 sehingga dilakukan pembelajaran kembali. Hal ini disebabkan oleh peran guru yang masih kurang memberikan motivasi, bimbingan, arahan, serta penjelasan yang menyeluruh pada saat pembelajaran berlangsung dan berdampak pada lemahnya tingkat percaya diri siswa untuk mengemukakan ide, pendapat, serta memotivasi diri dan teman-teman sekelompoknya.
5
mempersentasikan ide/gagasan kepada rekan/teman sebaya. Mind Mapping memudahkan siswa untuk mengingat dan menghafal materi-materi pelajaran yang menurut siswa sukar menjadi lebih mudah diingat dan dihafal dalam proses belajar mengajar. Tercipta suasana belajar yang efisien dan komunikatif baik antar sesama siswa ataupun antar siswa dan guru. Pencapaian hasil belajar juga didukung oleh hasil on task dan off task, dimana pada setiap siklus tersebut terjadi peningkatan on task yaitu pada siklus I pertemuan I, on task mencapai 61.50% dan off task mencapai 38.50%, pada pertemuan II aktivitas on task siswa 79% dan off task 21%, sedangkan pada siklus II pertemuan I mengalami peningkatan pada on task yang mencapai 77% dan off task 23%, kemudian meningkat lagi pada pertemuan II on task siswa mencapai 82.75% dan off task 17.25% dan aktivitas guru juga mengalami peningkatan yang signifikan. Hal tersebut sesuai pendapat Johnson dan Johnson (1994) bahwa tujuan pokok belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok. Karena siswa bekerja dalam satu tim, maka dengan sendirinya dapat memperbaiki hubungan diantara para siswa dari berbagai latar belakang etnis dan kemampuan, mengembangkan keterampilan-keterampilan proses kelompok dan pemecahan masalah (Trianto 2009).
E. Kesimpulan Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) dan Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Kurnia Kota Bogor tentang materi struktur tumbuhan dan gerak pada tumbuhan. Hal tersebut dapat terlihat dari hasil penelitian pada siklus I, ratarata hasil belajar siswa mencapai 68.7 dan pada siklus II mencapai 72.12. Hal tersebut menunjukkan bahwa kriteria keberhasilan sudah tercapai yaitu 84%. Dengan demikian model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) dan Mind Mapping memberikan alternative yang positif untuk meningkatkan hasil belajar siswa, karena dengan model tersebut proses pembelajaran lebih variatif. Model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) dan Mind Mapping mempunyai kelebihan yaitu LKS yang diberikan berupa Mind Mapping dan setiap kelompok berkesempatan memaparkan hasil diskusinya di depan kela, sehingga dengan begitu membuat siswa lebih aktif, kreatif, tidak jenuh ataupun bosan sehingga lebih memudahkan siswa dalam belajar dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan teman kelompoknya. F. Daftar pustaka Bernard. 2008. Kreatif Mind Mapping. PT Elex Media Komputindo: Jakarta. Johnson and Johnson. 1994. Leading the Cooperative School. Edina,
6
MN: Interactian Book Company. Slavin, Robert, E. 2008. Cooperative Learning. PT. Nusa Media: Bandung Tony, Buzan. 2004. Mind Map Untuk Meningkatkan Kreativitas. Gramedia: Jakarta. Trianto. 2009. Mendesain model pembelajaran inovatif progresif. Kencana prenada media group: Jakarta. Udin S. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka: Jakarta. G. Biodata Penulis Penulis bernama Novitana Sundora lahir di Bogor 25 November 1989 lulusan S1 Program Studi Biologi Universitas Pakuan Bogor Tahun 2012.
7
8