Jurnal EducatiO Vol. 8 No. 2, Desember 2013, hal. 169-184
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA DENGAN METODE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER
Burhanuddin STKIP Hamzanwadi Selong, email:
[email protected]
ABSTRAK Metode pembelajaran merupakan faktor penting bagi guru untuk menyajikan bahan pembelajaran dengan memperhatikan keseluruhan situasi belajar. Giving Question And Getting Answer adalah suatu metode yang dikembangkan untuk melatih siswa untuk memiliki kemampuan dan keterampilan bertanya dan menjawab pertanyaan dengan mengaktifkan peran siswa dalam pembelajaran.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana metode Giving Question And Getting Answer dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SDN 04 Dasan Toya tahun 2011/2012. Jenis penelitian ini adalah penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subyek dalam penelitian ini adalah kelas V SDN 04 Dasan Toya. Instrumen yang digunakan lembar observasi, angket, dan tes hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai pada siklus I mencapai 59,26% dengan nilai rata-rata 67,40. Siklus II mencapai 88.89% dengan nilai rata-rata 76,67 rata-rata (76,67 > 67,40) ini berarti bahwa penggunaan metode pembelajaran dengan menerapkan metode giving question and getting answer dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan tokoh-tokoh sejarah Hindu-Budha dan Islan di Indonesia pada siswa kelas V SDN 1 Kalijaga Selatan tahun pembelajaran 2012/2013. Kata Kunci: Metode Giving Question And Getting Answer, Hasil Belajar, Ilmu Pengetahuan Sosial. 169
Burhanuddin
ABSTRACT The learning method is an important factor for teachers to present learning materials by observing the overall situation of learning. Giving Question And Getting Answers is a method developed to train students to have the ability and skills to ask and answer questions by activating the role of students in pembelajaran.Tujuan this study was to determine how methods Giving And Getting Question Answer IPS can improve learning outcomes of students in grade V Elementary School 04 Dasan Toya years 2011/2012. Type of research is a class action. The subjects in this study were grade V Elementary School 04 Dasan Toya. Instruments used sheet observations, questionnaires, and tests student learning outcomes. Based on the analysis of data obtained in the first cycle value reached 59.26% with an average value of 67.40. Cycle II reached 88.89% with an average value of 76.67 on average. This means that the value of completeness obtained after the second cycle is greater than the specified value, namely KKM (76.67> 67.40). Thus, the use of learning methods giving the question and getting the answer to improving student learning outcomes on the subject of historical figures of Islamic and Hindu-Buddhist in Indonesia in V grade students of Elementary School 04 Dasan Toya year 2011/2012. Keywords: Method of Giving Question And Getting Answers, Learning Outcomes, Social Sciences.
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan usaha sadar agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk 170
Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa dengan Metode Giving Question ...
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Sisdiknas, 2011: 8). Dinamika pendidikan di Indonesia seringkali dihadapkan pada kualitas sumber daya manusia (SDM) menyadari hal tersebut pemerintah senantiasa berupaya meningkatkan kualitas pengelolaan lembaga pendidikan baik yang menyangkut institusi maupun proses yang paling berperan yakni proses belajarmengajar di dalam kelas. Peningkatan sumber daya manusia ini akan tercapai apabila mutu pendidikan jenjang dan jenis dapat ditingkatkan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan serta kualitas SDM, banyak permasalahan yang harus diatasi dan bersipat produktif dalam dunia pendidikan. Diantara upaya tersebut adalah menyelaraskan sistem pendidikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan disertai sarana dan prasarana pendidikan dan pengadaan tenaga pengajar (Tirtarahardja dan Sulo, 2005: 300). Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan cara memperbaiki proses pembelajaran. Pembelajaran pada dasarnya adalah interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam situasi pendidikan. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan salah satu standar yang harus dikembangkan adalah standar proses. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan. Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien (Permendiknas, 2007: 6). Proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologisnya. Dalam proses pembelajaran guru dituntut untuk melakukan evaluasi, evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran. 171
Burhanuddin
Oleh karena itu, dalam mengajar guru dituntut untuk memiliki kesabaran, keuletan dan sikap terbuka disamping kemampuan dalam situasi belajar mengajar yang lebih aktif (Permendiknas, 2007: 19). Guru memegang peranan penting dan tanggung jawab yang besar terhadap dunia pendidikan. Oleh karena itu banyak hal yang akan dilakukan untuk mengembangkan desain pembelajaran sebagai suatu proses yang sistematis mengidentifikasikan, mengembangkan, dan mengevaluasi sistem pembelajaran yang diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang dapat mengikuti perkembangan zaman, tentunya diperlukan berbagai macam langkah terutama yang berkaitan dengan pendidikan seperti penggunaan metode mengajar yang tepat dan sesuai, yang dapat membantu siswa dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi (Syaiful Sagala, 2007: 135). Kenyataan di lapangan dalam dunia nyata pendidikan, terkadang sering terjadi ketidak sesuaian antara apa yang diharapkan dalam tujuan pendidikan Nasional. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik itu faktor internal siswa, lingkungan sekolah, guru, maupun pemilihan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Hal ini juga terjadi di SDN 04 Dasan Toya. Berdasarkan hasil observasi peneliti di SDN 04 Dasan Toya khususnya kelas V terlihat bahwa aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar masing kurang. Hal ini tampak dari kurangnya aktivitas siswa dalam bertanya, menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, dan mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan guru. Selain itu, motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran IPS juga terlihat sangat rendah, sehingga hasil belajarnya juga menjadi rendah karena kemauan siswa untuk belajar sangat rendah. Hal tersebut dapat terlihat pada saat proses pembelajaran di dalam kelas. Siswa banyak yang terdiam dan pasif, tidak punya motivasi untuk belajar. Berdasarkan uraian di atas, dapat dilihat beberapa permasalahan secara umum yang terjadi di SDN 04 Dasan Toya antara lain: 1) kurang aktifnya siswa untuk bertanya saat proses pembelajaran, 2) kurangnya motivasi belajar siswa, 3) siswa kesulitan dalam memahami konsep IPS karena cendrung diarahkan untuk menghapal, 4) pembelajaran cenderung didominasi oleh guru 6) guru tidak menggunakan metode yang 172
Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa dengan Metode Giving Question ...
bervariasi dalam proses pembelajaran. Untuk mengatasi persoalan tersebut di atas, diperlukan suatu metode pembelajaran dengan melakukan tindakan yang dapat melibatkan siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Salah satu metode pembelajaran yang diharapkan dapat mengoptimalkan hasil belajar IPS siswa adalah dengan menerapkan metode Giving Question And Getting Answe (GQGA). Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah “Untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa dengan menerapkan metode giving question and getting answer pada proses pembelajaran”. selain itu juga untuk meningkatkan kreativitas guru dalam memilih dan menerapkan metode yang bervariasi dalam proses pembelajaran. Belajar pada hakikatnya suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat diindikasi dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, kecakapan, keterampilan dan kemampuan, serta perubahan aspek-aspek yang lain yang ada pada individu yang belajar (Trianto, 2009: 9). Menurut Winkel (Riyanto, 2010: 5), “Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuanpemahaman, keterampilan, dan nilai-sikap”. Sementara itu George J. Mouly (Trianto, 2010: 9), menyatakan bahwa belajar pada dasarnya adalah proses perubahan tingkah laku seseorang berkat adanya pengalaman. Sedangkan, Gairy dan Kingsley dalam Trianto (2010: 9), menyatakan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang orisinal melalui pengalaman dan latihan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku karena adanya suatu pengalaman. Perubahan tingkah laku tersebut dapat berupa perubahan keterampilan, kebiasaan sikap, pengetahuan, pemahaman dan apresiasi. Adapun pengalaman dalam proses belajar ialah bentuk interaksi antara individu dengan lingkungan sebagai bentuk dari hasil belajar, sebagaimana diungkapkan Bloom (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 7), prestasi belajar merupakan hasil perubahan tingkah laku yang meliputi tiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
173
Burhanuddin
Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil intraksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhada faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali dalam rangka membantu siswa dalam mencapai prestasi belajar yang sebaikbaiknya (Ahmadi dan Widodo, 2008: 138). Menurut Ahmadi (2008: 138), ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yakni: 1. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa, yang terdiri dari: a. Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, yang meliputi penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya. b. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, terdiri atas: 1) Faktor intelektif yang meliputi: a) Faktor potensi yaitu kecerdasan dan bakat b) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki. 2)
Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyusaian diri.
2. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa, yang terdiri dari: a. Faktor sosial seperti lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan lingkungan kelompok. b. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian. c. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, dan iklim. Istilah ilmu pengetahuan sosial (IPS) yang secara resmi dipergunakan di Indonesia sejak tahun 1975 adalah istilah Indonesia untuk pengertian social Studies seperti di Amerika Serikat. Sesuai sebutannya sebagai ilmu, ilmu sosial itu tekanannya kepada keilmuan yang berkenaan dengan kehidupan masyarakarat atau kehidupan sosial. Menurut Norma Mackenzie (Ischak (2002: 131), mengemukakan bahwa ilmu sosial adalah semua bidang ilmu yang berkenaan dengan manusia dalam konteks sosialnya atau dengan kata lain adalah semua bidang ilmu yang mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat. Sedangkan, fungsi dari pelajaran IPS menurut 174
Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa dengan Metode Giving Question ...
Zainal Aqib (2007: 102), adalah mengembangkan pengetahuan sikap dan keterampilan dasar untuk memahami kenyataan sosial siswa dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian IPS sebagai bidang studi memiliki garapan yang cukup luas. Bidang garapannya itu meliputi gejala-gejala dan masalah kehidupan manusia di masyarakat. Dengan demikian dapat ditarik pengertian IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, dan menganalisis gej ala dan masalah sosial di masyarakat ditinjau dari berbagai aspek kehidupan atau suatu perpaduan (Ischak, 2002: 136). Metode pembelajaran giving questions and getting answer merupakan implementasi dari strategi pembelajaran kontrukstivistik yang menempatkan siswa sebagai subyek dalam pembelajaran. Ini artinya, siswa diharapkan mampu merekonstruksi pengetahuannya sendiri sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran. Metode giving questions and getting answer ini dikembangkan untuk melatih siswa memiliki kemampuan dan keterampilan bertanya dan menjawab pertanyaan. Hal ini karena pada dasarnya metode tersebut merupakan modifikasi dari metode tanya jawab dan metode ceramah yang merupakan kolaborasi dengan menggunakan potongan-potongan kertas sebagai medianya. Kegiatan bertanya dan menjawab merupakan hal yang sangat esensial dalam pola interaksi antara guru dan siswa. Kegiatan bertanya dan menjawab yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam proses belajar mengajar mampu menumbuhkan pengetahuan baru pada diri siswa (Suprijono, 2011: 107). Metode giving questions and getting answer dilakukan bersamaan antara metode tanya jawab dengan metode ceramah, agar siswa tidak dalam keadaan blank mind. Metode ceramah sebagai dasar agar siswa mendapatkan pengetahuan dasar (prior knowledge). Dengan demikian siswa akan menjadi aktif dalam proses belajar mengajar dan mampu merekonstruksi pengetahuan yang dimilikinya, sedangkan guru hanya bertindak sebagai fasilitator. Adapun yang lebih jelasnya langkah-langkah penerapan metode giving question and getting answer adalah sebagai berikut: 1. Bagikan dua potong kertas kepada tiap siswa, kertas satu merupakan kartu untuk bertanya dan kertas kedua kartu untuk menjawab.
175
Burhanuddin
2. Kartu bertanya digunakan untuk ketika mengajukan pertanyaan, sebaliknya kartu menjawab digunakan untuk menjawab pertanyaan. 3. Mintalah semua siswa untuk menulis nama lengkap beserta nomor absen si dibalik kartu-kartu tersebut. 4. Guru bisa mengawali penjelasan materi dengan menggunakan metode ceramah dan menyisakan waktu untuk dibuka sesi tanya jawab. 5. Pada sesi tanya jawab siswa dituntut untuk menghabiskan kartu-kartunya, dan apabila ada diantara mereka yang kartunya masih utuh dapat dikenakan hukuman. Terakhir guru membuat kesimpulan atas sesi tanyajawab tersebut
Penerapan metode giving questions and getting answer dalam suatu proses pembelajaran bertujuan untuk: 1. Mengecek pemahaman para siswa sebagai dasar perbaikan proses pembelajaran 2. Membimbing usaha para siswa untuk memperoleh suatu keterampilan kognitif maupun sosial 3. Memberikan rasa senang pada siswa 4. Merangsang dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa 5. Memotivasi siswa agar terlibat dalam interaksi 6. Melatih kemampuan mengutarakan pendapat 7. Mencapai tujuan belajar
Adapun kelebihan dari penerapan metode giving questions and getting answer adalah: 1. Suasana lebih menjadi aktif 2. Siswa mendapat kesempatan baik secara individu maupun kelompok untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti 3. Guru dapat mengetahui penguasaan siswa terhadap materi yang disampaikan 4. Mendorong siswa untuk berani mengajukan pendapatnya
Adapun beberapa kelemahan penerapan metode giving questions and getting answer adalah: 1. Pertanyaan pada hakekatnya sifatnya hanya hafalan 176
Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa dengan Metode Giving Question ...
2. Proses tanya jawab yang berlangsung secara terus menerus akan menyimpang dari pokok bahasan yang sedang dipelajari 3. Guru tidak mengetahui secara pasti apakah siswa yang tidak mengajukan pertanyaan ataupun menjawab telah memahami dan menguasai materi yang telah diberikan.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan guru atau peneliti di dalam kelas atau di sekolah tempat mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam pembelajaran (Susilo, 2007: 16). Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus. Setiap siklus akan melewati tahapan kegiatan yang meliputi kegiatan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan Observasi, yaitu pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera (Suharsimi Arikunto, 2006: 156). Observasi dapat dilakukan dengan cara yaitu pengamat dalam mengobservasi mengikuti secara langsung kegiatan proses pembelajaran (obyek yang diselidiki) disebut dengan observasi partisipan, sedangkan pengamat dalam mengobservasi tidak mengikuti secara langsung kegiatan proses pembelajaran (obyek yang diselidiki) disebut
observasi
nonpartisipan. Selain itu juga digunakan tes hasil belajar siswa dan angket. Tehnik analisis data ini dilakukan dengan menggunakan beberapa tahapan sebagaimana dikemukakan Miles dan Huberman (Sugiyono, 2009: 247), aktivitas dalam menganalisis data terdiri dari tiga tahap sebagai berikut: 1. Reduksi Data (Data Reduction) Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan, keluasan, dan kedalaman wawasan yang tinggi. Peneliti dalam melakukan reduksi data
177
Burhanuddin
dapat mendiskusikan pada guru atau orang yang dipandang ahli. Melalui diskusi wawasan peneliti akan berkembang, sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan. 2. Penyajian Data (Data display) Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplay data. Dalam penelitian kuantitatif penyajian data biasanya dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, phie chard, pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut data akan terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan sehingga akan mudah untuk dipahami. Dengan mengajukan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya, berdasarkan apa yang telah dipahami. Ketuntasan dalam belajar secara perorangan atau individu setiap siswa dalam proses pembelajaran dinyatakan tuntas secara individu terhadap materi pelajaran apabila siswa mampu memperoleh nilai ≥ 65. 1) Data Hasil Belajar Siswa (a) Untuk mengetahui nilai (hasil belajar) dari masing-masing siswa dengan menggunakan rumus:
Keterangan: N = Nilai siswa JS = Jumlah skor yang diperoleh SM = Total skor maksimal (Noehi Nasution dan Adi Suryanto, 2007: 4.19)
(b) Ketuntasan Belajar Secara Klasikal Ketuntasan belajar secara klasik tercapai apabila 85 % dari jumlah siswa mencapai nilai ≥ 65 dapat dihitung dengan rumus:
178
Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa dengan Metode Giving Question ...
Keterangan: KK = Ketuntasan klasikal X = -XPlaO siLwaLyVZgDLJDQJrL1lJO Pilai ≥R65 Z = Jumlah siswa yang ikut tes (Suharsimi Arikunto, 2006: 176)
(c) Menghitung Nilai Rata-rata Siswa dengan rumus:
Keterangan: = rata-rata (mean) nilai siswa X = jumlah seluruh skor siswa N = banyak siswa (Nana Sudjana, 2008: 109) 2) Data Aktivitas Belajar Siswa a. Untuk menentukan skor yang diperoleh guru dan siswa adalah tergantung beberapa banyak prilaku yang dilakukan dari sekian prilaku yang diamati pada setiap individu. Skor 5 diberikan jika semua deskriptor nampak, skor 4 diberikan jika 3 deskriptor nampak, skor 3 diberikan jika 2 deskriptor nampak, skor 2 diberikan jika 1 deskriptor nampak, dan skor 1 diberikan jika tidak ada deskriptor yang nampak pada diri siswa dan guru. b. Menghitung skor aktivitas siswa dan guru dengan rumus:
Keterangan: A = Nilai aktivitas belajar siswa ∑x = Jumlah skor aktivitas belajar siswa i = Banyak indikator (Nasution dan Adi Suryanto, 2007: 4.27). Langkah selanjunya yang dilakukan adalah menentukan Mi dan SDi, yaitu dengan langkah sebagai berikut: Mi = 1/2 (skor tertinggi + skor terendah) SDi = 1/6 (skor tertinggi - skor terendah)
179
Burhanuddin
Tabel 1. Indikator Kategori Aktivitas Belajar Siswa Interval
Kriteria Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif Sangat Kurang Aktif
Mi + 1,5 SDi < A Mi + 0,5 SDi
(Wayan Nurkencana dan Sumartana, 1986: 98)S Keterangan: A = Aktivitas Siswa Mi = Mean Ideal SDi = Standar Deviasi Ideal 3. Kesimpulan dan Verifikasi (Conclusion Drawing/Verification) Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman (Sugiyono, 2009: 252), adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Verifikasi dilakukan dengan meninjau kembali catatan hasil pengamatan dan tes siswa yang dan bertukar fikiran dengan teman sejawat (guru lain). Selain itu, verifikasi dilakukan dengan membandingkan hasil proses dan hasil produk tindakan pembelajaran dari setiap siklus.
HASIL DAN PEMBAHASAN Data awal hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS sebelum pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dilakukan di SDN 04 Dasan Toyapada siswa kelas V masih terbilang sangat rendah, dari 27 orang siswa, hanya 9 siswa yang memperoleh nilai standar ketuntasan yaitu 65 dan 18 siswa masih memperoleh nilai di bawah standar ketuntasan, dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 2. Ringkasan Data Hasil Belajar Siswa Sebelum Pelaksanaan PTK Jumlah Siswa 27
Total Nilai Nilai Rata-rata 1535
56,85
180
Banyak Siswa Yang Tuntas 9
Persentase Ketuntasan 33,33 %
Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa dengan Metode Giving Question ...
Berdasarkan data pada tabel di atas, menunjukkan bahwa hasil siswa sebelum pelaksanaan Penelitian Tindaka Kelas dengan menerapkan metode giving guestion and getting answer belum mencapai KKM yang telah ditentukan, sehingga presentase ketuntasan hasil belajar siswa masih sebesar 33,33 %. Berdasarkan hasil perhitungan tentang data aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran metode giving guestion and getting answer pada siklus I, tergolong cukup aktif karena skor aktivitas siswa sebesar 3.3 pada interval 2,5 < A ≤ 3,5. Maka aktivitas siswa pada siklus berikutnya perlu ditingkatkan, untuk lebih jelasnya hasil rata-rata aktivitas siswa dilihat pada lampiran. Tabel 3. Ringkasan Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Jumlah siswa
Jumlah Nilai
Rata-rata
27
89,5
3,3
Kategori Cukup Aktif
Dari kriteria penggolongan aktivitas belajar siswa yang telah ditetapkan ini berarti bahwa kriteria aktivitas belajar siswa pada siklus I tergolong cukup aktif, karena itu aktivitas siswa pada siklus berikutnya perlu ditingkatkan.
Tabel 4. Ringkasan Data Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus I Jumlah Siswa 27
Total Nilai Nilai Rata-rata 1820
67,40
Banyak Siswa Yang Tuntas 16
Persentase Ketuntasan 59,26 %
Berdasarkan data tabel di atas, dapat terlihat perolehan hasil tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa belum tercapai karena ketuntasan belajar klasikal masih kurang dari 85%.
181
Burhanuddin
Tabel 5. Ringkasan Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Jumlah siswa
Jumlah Nilai
Rata-rata
Kategori
27
103,2
3,8
Aktif
Berdasarkan hasil observasi yang terlihat pada tebel 4 tersebut, terlihat bahwa terjadi peningkatan aktivitas siswa pada setiap aspek. Hal ini terlihat dari hasil penskoran aktivitas siswa. Data lengkap tentang prestasi belajar siswa pada siklus II yang menunjukkan bahwa hasil evaluasi belajar siswa adalah 88,89%, dimana dari 27 siswa, terdapat 24 siswa yang tuntas belajar dengan nilai rata-rata 76,67, data ringkasan hasil evaluasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 6. Ringkasan Data Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus II Jml Siswa Total Nilai 27
2070
Nilai Ratarata 76,67
Tuntas 24
Tidak tuntas 3
Persentase Ketuntasan 88,89 %
Berdasarkan syarat ketuntasan belajar yang telah ditetapkan kurikulum adalah minimal 85% yang memperoleh nilai hasil evaluasi rata-rata adalah 76,67. Jadi berdasarkan tabel ringkasan hasil evaluasi belajar siswa siklus II di atas menunjukkan bahwa telah tercapai target ketuntasan belajar yang telah ditetapkan oleh sekolah berdasarkan KKM.
SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diperoleh kesimpulan antara lain: Dalam upaya meningkatkan motivasi belajar IPS siswa dengan menerapkan metode pembelajaran giving guestion and getting answer pada pokok bahasan tokoh-tokoh sejarah Hindu -Budha dan Islam di Indonesia dapat meningkatakan hasil
182
Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa dengan Metode Giving Question ...
belajar siswa kelas V SDN 04 Dasan ToyaTahun Pembelajaran 2011/2012. Hal ini dibuktikan dengan hasil ketuntasan belajar siswa pada siklus I mencapai 59,26% dengan nilai rata-rata 67,40 sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan dengan nilai ketuntasan belajar siswa mencapai 88,89% dengan nilai rata-rata 76,67. Dengan menerapkan metode giving guestion and getting answer dalam pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas belajar IPS siswa kelas V SDN 1 Kalijaga Selatan. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata aktivitas siswa dan guru dari siklus ke siklus mengalami peningkatan dengan skor rata-rata presentase aktivitas siswa pada siklus 1 tergolong cukup aktif karena skor aktivitas siswa sebesar 3,3 pada interval 2,5 < A ≤ 3,5. Selanjutnya pada persentase aktivitas belajar siswa pada siklus II berdasarkan hasil observasi skor aktivitas siswa sebesar 3,8 berada pada interval 3,5 < A ≤ 4,5 tergolong aktif. Adapun saran-saran dari hasil penelitian ini adalah: 1. Bagi guru, dalam proses pembelajaran hendaknya mencoba berbagai metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi yang akan disampaikan salahsatunya yaitu metode Giving Question and Getting Answer ini. 2. Bagi pihak sekolah sebaiknya lebih intens memberikan kesempatan kepada para guru untuk mengikuti berbagai pelatihan terutama tentang penerapan metode pembelajaran. 3. Bagi peneliti lain yang ingin mengkaji penerapan metode ini bisa mencobanya pada materi pembelajaran yang lain agar lebih bisa dikembangkan.
DAFTAR PUSTAKAN Susilo. (2007). Penlitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher. Dimyati dan Mujiono. (2006). Belajar Dan Pembelajaran (Cet Ke-3). Jakarta: PT Renika Cipta. Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif (Cet Ke-3). Jakarta: Kencana Prenada Group. Abu Ahmadi, dan Widodo Supriyono. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
183
Burhanuddin
Ischak SU, dkk. (2002). Pendidikan IPS di SD (cet. ke-4). Jakarta: Universitas Terbuka. Zainal Aqib. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: YramaWidya. Agus Suprijono. (2011). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar
184