MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PAIKEM KELAS IV DI SDN PONDOK KOPI 04 PAGI JAKARTA TIMUR Dewi Hartanti Yaya Suryadi ABSTRAK; Tujuan penelitian ini diharapkan mendapatkan data empiris tentang meningkatkan hasil belajar IPS siswa dalam materi kenampakan alam di kelas IV SDN Pondok Kopi 04 Pagi Jakarta Timur. Berdasarkan tujuan penelitian yang dilakukan oleh peneliti maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (action research). Berdasarkan hasil pengamatan rekan sejawat didapat tingkat keberhasilan siswa yaitu pada siklus I nilai hasil tes belajar siswa hanya mencapai 58,82%, dan pada siklus II meningkat mencapai 79,41%. Sedangkan hasil pengamatan tindakan guru pada siklus I hanya mencapai 55% dan tindakan siswa hanya 51% dengan menggunakan PAIKEM dan pada siklus II tindakan guru meningkat menjadi 85% begitu juga dengan tindakan siswa mencapai 83%. Dengan melihat tingkat keberhasilan siswa dapat dapat diambil kesimpulan bahwa dengan menggunakan PAIKEM hasil belajar IPS pada siswa dapat meningkat. Kata Kunci : PAIKEM, Pembelajaran IPS SD. pengetahuan
PENDAHULUAN. Budaya belajar dan pembelajaran yang berkembang
sekarang
yang
diperoleh
siswa
melalui pengalaman langsung secara efektif.
hanya
Jika hal ini dibiarkan berlarut-larut bisa
mengefektifkan belajar di dalam kelas yang
menimbulkan siswa akan malas untuk belajar.
lebih memberdayakan guru sebagai learning
Agar
center atau guru sebagai patokan dan acuan
dengan mudah dipahami oleh siswa diperlukan
dalam
sebuah
memberikan
ini
baru
informasi
pelajaran.
pembelajaran
bermakna
pendekatan
dalam
dapat
pembelajaran.
Dengan kata lain tidak adanya perubahan
Pendekatan
pendekatan
dimana proses pembelajaran yang digunakan
pembelajaran
untuk
lebih
adalah
secara
seorang murid. Pengembangan kurikulum di
menyenangkan bagi siswa. Pendekatan ini
sekolah dasar 2006 atau Kurikulum Tingkat
mendasarkan bahwa siswa terlibat di dalam
Satuan
berbagai
merupakan
tantangan
inovatif,
kegiatan
kretif,
pendekatan
memberdayakan kemampuan dan kreativitas
Pendidikan
aktif,
PAIKEM
dan
yang
efektif
dan
mengembangkan
untuk mengantisipasi agar dapat memberikan
pemahaman dan kemampuan mereka dengan
dasar-dasar pengetahuan, ketrampilan, dan
penekanan belajar melalui berbuat. Dengan
pengalaman belajar dengan pendekatan yang
mengembangkan
berpusat pada kemampuan awal yang dimilki
kemampuan mereka diharapkan pembelajaran
siswa. Hal ini dilaksanakan dengan cara
akan lebih bermakna.
memandirikan peserta didik untuk belajar,
Guru
harus
pemahaman
dapat
dan
menciptakan
berkolaborasi, membantu teman mengadakan
suasana pembelajaran yang kondusif untuk
pengamatan dan penilaian diri. Dari hal-hal
memenuhi hal tersebut diatas guru dituntut
yang
mampu mengelola proses belajar mengajar
30
demikian
itu
maka
akan
dapat
Jurnal Ilmiah PGSD Vol.VI No.2 Oktober 2014
yang memberikan rangsangan kepada siswa
seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan
sehingga siswalah
mau
belajar
subyek
karena
memang
generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial.
dalam
kegiatan
Hal ini dimaksudkan bahwa Ilmu Pengetahuan
utama
pembelajaran. Akhirnya, penulis tertarik untuk
Sosial
meneliti tentang “Meningkatkan hasil belajar
dirancang
siswa tentang Kenampakkan alam melalui
merefleksikan
PAIKEM
untuk
kehidupan
dalam
mengalami perubahan dan perkembangan
sebagai
meningkatkan
upaya
keaktifan
siswa
merupakan untuk
mata
pelajaran
yang
membangun
dan
kemampuan
siswa
dalam
bermasyarakat
yang
selalu
pembelajaran IPS di Kelas IV SDN Pondok
sesuai
dengan
Kopi 04 Pagi Jakarta Timur”.
menerus. Ilmu
zamannya
secara
terus
Pengetahuan Sosial yang
Agar penelitian ini lebih efektif, efisien,
diajarkan ditingkat pendidikan dasar mencakup
terarah dan dapat dikaji lebih mendalam maka
bahan kajian geografi, sejarah, pemerintahan,
diperlukan
dan ekonomi.
pembatasan
masalah.
Fokus
permasalahan dalam penelitian ini adalah
Pada hakekatnya Ilmu Pengetahuan
kurangnya keaktifan siswa dalam kegiatan
Sosial adalah suatu mata pelajaran yang
belajar mengajar IPS. Peran aktif siswa dapat
menjadi wahana dan alat untuk menjawab
ditingkatkan
pengimplementasian
pertanyaan-pertanyaan
rangkaian
kegiatan
saya?, pada masyarakat apa saya berada?,
penyampaian mata pelajaran yang membawa
persyaratan-persyaratan apa yang diperlukan
siswa ke arah tujuan pembelajaran/kompetensi
saya untuk menjadi anggota suatu kelompok
yang harus dikuasai dengan menggunakan
masyarakat dan bangsa?. Semua pertanyaan-
metode, pendekatan, dan tenik pengajaran
pertanyaan itu perlu mendapatkan jawabannya
yang bervariasi sehingga dapat menumbuhkan
dari
keaktifan dan kreativitas baik guru maupun
pertanyaan itu dapat diperoleh para siswa
siswa dalam suasana yang menyenangkan
dengan mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial
dan tidak membosankan Keaktifan siswa
secara sistematis dan komprehensif.
PAIKEM
melalui
yaitu
suatu
dalam proses belajar mengajar dikhususkan pada
keberanian
Jawaban
dari
diri
setiap
Ilmu Pengetahuan Sosial adalah sebuah program pendidikan dan bukan sub
keberanian siswa untuk menjawab pertanyaan
disiplin ilmu. Menurut National Council for
dan
Social Studies, Social Studies didefinisikan
siswa
untuk
siswa.
siapa
bertanya,
keaktifan
siswa
para
seperti,
untuk
mengerjakan
latihan-latihan soal yang diberikan.
sebagai berikut :
Rumusan masalah yang di angkat adalah “Bagaimanakah meningkatkan hasil belajar IPS melalui PAIKEM Kelas IV di SDN Pondok Kopi 04 Pagi Jakarta Timur?“. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Hasil Belajar IPS Berdasarkan Kurikulum Sekolah Dasar 2004
(KBK)
Ilmu
Pengetahuan
Sosial
Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities to promote civic competence, Within the school program, social studies provides coordinated, systematic study drawing upon such disciplines as anthropology, archaeology, economics, geography, hystory, law, philosophy, political science, psychology, religion and socilogy, as well as appropriate content from the humanities, mathematics, and natural sciences.
merupakan mata pelajaran yang mengkaji 30
Jurnal Ilmiah PGSD Vol.VI No.2 Oktober 2014
Hal ini berarti Ilmu Pengetahuan Sosial
para siswa, baik keterampilan fisiknya maupun
merupakan pelajaran yang terintegrasi antara
keterampilan berpikirnya dalam mengkaji dan
ilmu-ilmu
mencari jalan keluar dari masalah sosial yang
sosial
perkembangan
dan
humaniora,
kewarganegaraan
serta dengan
dialaminya.
Agar
pembelajaran
Ilmu
program sekolah, dimana Ilmu Pengetahuan
Pengetahuan Sosial dapat lebih bermakna
Sosial
menetapkan
bagi
pelajaran
yang
pengkoordinasian
sistematik
atas
berbagai
siswa,
maka
seyogyanyalah
pembelajaran itu dapat membekali siswa
disiplin ilmu seperti antropologi, arkeologi,
dengan
ekonomi, geografi, sejarah, hukum, filosofi,
menganalisa,
ilmu
pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam
politik,
psikologi,
keagamaan,
dan
sosiologi, dimana semua itu sesuai dengan isi yang
dikandung
matematika,
alternatif
Dari beberapa definisi di atas dapat dikemukakan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial
Pengetahuan Sosial yang diajarkan di sekolah-
adalah bidang pengetahuan yang berinduk
sekolah di Indonesia pada prinsipnya identik
pada ilmu sosial yang mempelajari kehidupan
dengan studi sosial (social studies) yang
manusia di masyarakat berkenaan dengan
diajarkan di sekolah-sekolah di luar negeri,
tingkah
terutama di Amerika Serikat, tetapi isinya
pemenuhan kebutuhan.
disesuaikan
alam.
menyusun
kehidupan di masyarakat.
humaniora,
ilmu-ilmu
dan
mengidentifikasi,
Ilmu
(content)
dan
dalam
kemampuan
dengan
bahan
kajian
sosial,
dan
B. Hasil Belajar Proses pembelajaran di kelas tentu
diajarkan di tingkat pendidikan dasar terdiri dua
hubungan
kondisi
Indonesia. Ilmu Pengetahuan Sosial yang
atas
laku,
pokok
ilmu
memiliki tujuan yang harus dicapai pada setiap
pengetahuan sosial dan sejarah, bahan kajian
akhir
sejarah
bangsa
pembelajaran dikatakan tercapai apabila siswa
Indonesia sejak masa lampau hingga masa
memperoleh hasil belajar yang diharapkan
kini,
setelah siswa mengikuti proses pembelajaran.
meliputi
perkembangan
sedangkan
pengetahuan
bahan
sosial
kajian
mencakup
ilmu
lingkungan
Hasil
proses
belajar
pembelajaran.
menurut
Tujuan
Gagne
adalah
sosial, ilmu bumi, ekonomi, dan pemerintahan.
kemampuan siswa dari hasil belajar yang
Dari beberapa definisi di atas dapat
meliputi: (1) informasi verbal, (2) kemahiran
dikemukakan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial
intelektual, (3) strategi kognitif, (4) sikap, dan
adalah bidang pengetahuan yang berinduk
(5)
pada ilmu sosial yang mempelajari kehidupan
informasi
manusia di masyarakat berkenaan dengan
menyimpan
tingkah
Kemahiran intelektual merupakan kemampuan
laku,
hubungan
sosial,
dan
keterampilan verbal
motorik.
Kemampuan
adalah
kemampuan
informasi
ingatan.
Masalah-masalah
untuk
untuk
menelaah
berinteraksi, mengorganisir, dan membentuk
pengalaman, peristiwa, dan gejala sosial yang
arti. Strategi kognitif adalah kemampuan untuk
secara nyata terjadi di masyarakat. Melalui
mengatur dan mengontrol proses berpikir
upaya ini, mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
dalam
Sosial diberikan untuk melatih keterampilan
merupakan
pemenuhan sosial
yang
kebutuhan. bertujuan
menggunakan
dalam
diri
sendiri. suatu
mempengaruhi 30
simbol
dalam
Hasil
belajar
sikap
kondisi
mental
yang
prilaku
siswa,
sedangkan
Jurnal Ilmiah PGSD Vol.VI No.2 Oktober 2014
keterampilan motorik merupakan kemahiran
tubuh, yang meliputi: a) gerakan reflek, b)
dalam melakukan gerak tubuh.
gerakan dasar, c) kemampuan perseptual, d)
Hasil belajar merupakan pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari
kemampuan
jasmani,
e)
gerakan-gerakan
terlatih, dan f) komunikasi nondiskursif.
metode, pendekatan, atau strategi alternatif
Hasil
belajar
adalah
perubahan
yang dipilih dalam kondisi yang berbeda. Ada
tingkah laku yang terlihat dari beberapa aspek,
hasil
antara
nyata
yang
diinginkan,
yaitu
hasil
lain:
pengetahuan,
kehidupan nyata dalam menggunakan metode
pengertian,
dan pendekatan pembelajaran yang spesifik,
jasmani, keterampilan, budi pekerti, apresiasi
sedangkan
adalah
dan sikap. Hasil belajar yang dimaksud adalah
umumnya
perubahan tingkah laku yang dapat dilihat
tujuan.
hasil
Tujuan
yang (goals)
diinginkan yang
berpengaruh pada pemilihan
suatu metode.
Ini berarti hasil belajar sangat erat kaitannya
secara
hubungan
emosional,
nyata
dan
sosial,
umum
kebiasaan,
dari
aspek
pengetahuan, sikap dan keterampilan.
dengan metode, pendekatan, atau strategi
Hasil belajar merupakan puncak dari
pembelajaran yang digunakan pada suatu
tingkat perkembangan mental secara utuh
kondisi tertentu sehingga hasil belajar akan
atau tingkat kemandirian, tingkat bertanggung
semakin baik. Menurut Gagne secara spesifik
jawab, dan tingkat kedewasaan yang dinilai
hasil
dengan
belajar
suatu
kinerja
diindikasikan
sebagai
sekolah, dan tingkat nasional. Atas dasar
suatu kemampuan (kapabilitas) yang telah
pengertian tersebut, struktur kognitif bahan
diperoleh, yang biasanya dinyatakan dalam
pelajaran
bentuk tujuan-tujuan (khusus) atau perilaku
tingkat kesukaran yang logis dan berdasarkan
(unjuk kerja).
atas pengalaman-pengalaman belajar yang
(performance)
adalah yang
Berkaitan
dengan
harus
guru,
disusun
tingkatan
menurut
urutan
belajar,
terdahulu. Selanjutnya pengertian hasil belajar
dalam sistem pendidikan nasional rumusan
adalah kemampuan yang diperoleh anak
tujuan pendidikannya menggunakan klasifikasi
setelah
hasil belajar Benyamin S. Bloom, yang secara
Kemampuan
garis besar membaginya kedalam tiga ranah
kemampuan siswa dalam berbagai aspek yang
yaitu; ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
tampak
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar
pembelajaran. Adanya interaksi yang harmonis
dalam kemampuan intelektual yang terdiri dari
dalam proses pembelajaran antara siswa dan
enam aspek, yaitu : a) mengingat, b) mengerti,
guru yang disertai dengan kebebasan yang
c)
terarah dapat memotivasi siswa untuk terlibat
menggunakan,
d)
hasil
ukuran-ukuran
menganalisis,
e)
mengikuti yang
setelah
dimaksud
adalah
mengikuti
proses
secara
afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri
pengalaman belajarnya secara alami, serta
dari lima aspek, yaitu: a) kesadaran, b)
memperoleh hasil yang maksimal. Berkaitan dengan hasil belajar, Bloom
pengornanisasian nilai, dan e) karakterisasi
mengklasifikasikan hasil belajar kedalam tiga
diri.
ranah, yaitu: (1) ranah kognitif, (2) ranah
Sedangkan
berkenaan
penghayatan
pada
dengan
ranah
nilai,
mengembangkan
d)
30
c)
dalam
belajar.
mengevaluasi, dan f) mencipta. Pada ranah
partisipasi,
aktif
siswa
kegiatan
psikomotor
keterampilan
anggota
afektif, dan (3) ranah psikomotor. Di dalam Jurnal Ilmiah PGSD Vol.VI No.2 Oktober 2014
ranah
kognitif
meliputi
kemampuan
yang
faktor di atas, kemampuan kecerdasan siswa
berhubungan dengan intelektual. Kemampuan
dan
ini
dengan panca indera, juga dapat berpengaruh
terdiri
atas:
mengingat
(remember),
kondisi
mengerti (understand), menggunakan (apply),
terhadap
menganalisis
Sosial siswa.
(analyze),
mengevaluasi
(evaluate), dan mencipta (create). Hasil
belajar
hasil
yang
belajar
Faktor
Ilmu
bahan
berhubungan
Pengetahuan
ajar
sangat
adanya
berhubungan dengan keadaan siswa secara
perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai
objektif, dalam hal ini pengalaman dan tingkat
akibat dari pengalaman. Perubahan tingkah
intelegensi. Tersedianya bahan ajar yang
laku dapat terjadi pada aspek kognitif, afektif,
memberi
dan
perubahan
mempelajarinya, sehingga mendapatkan hasil
tingkah laku yang disebabkan karena bukan
belajar yang lebih baik. Minat belajar siswa
pengalaman, tetapi karena sebab-sebab yang
sangat berpengaruh terhadap hasil belajar
lainnya seperti pertumbuhan, kematangan,
Ilmu
kelelahan, atau penyakit, maka perubahan itu
merupakan dorongan instrinsik yang sangat
tidak dapat dikatakan sebagai hasil dari proses
besar
belajar. Belajar pada diri manusia merupakan
Dengan minat dan rasa ingin tahu yang besar
suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung
terhadap Ilmu Pengetahuan Sosial, maka
dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang
keinginan
menghasilkan perubahan-perubahan bersifat
memahami Ilmu Pengetahuan Sosial dapat
relatif konstan dan berbekas.
terlihat dengan jelas. Kesiapan belajar adalah
psikomotorik.
Bila
Berdasarkan
adalah
fisiknya
terjadi
beberapa
pengertian
kemudahan
Pengetahuan
untuk
wujud
bagi
Sosial,
melakukan
untuk
siswa
belajar
penyerapan
untuk
karena
suatu
dan
minat
kegiatan.
berusaha
pengetahuan
dan
hasil belajar yang telah dikemukakan di atas,
pengalaman belajar yang berlangsung pada
maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
fungsi kognitif. Faktor ini sangat berhubungan
pada penelitian ini adalah perubahan tingkah
dengan
laku siswa kelas V Sekolah Dasar sebagai
kognitif. Dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan
akibat dari adanya pengalaman belajar, yang
Sosial, jika materi dianggap terlalu rumit dan
meliputi aspek pengetahuan yang dapat diukur
abstrak,
dan diamati, dimana perubahan yang terjadi
metode yang dipilih untuk kegiatan belajar
bersifat relatif konstan.
siswa tidak cukup menunjang kejelasan pada
Hasil
belajar
Ilmu
tahapan
serta
perkembangan
strategi,
secara
pendekatan,
dan
Pengetahuan
diri siswa, maka hasil belajar yang diharapkan
Sosial siswa ditentukan oleh berbagai faktor
tidak akan tercapai dengan baik. Oleh karena
yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang
itu materi yang dianggap rumit dan abstrak
mempengaruhi hasil belajar Ilmu Pengetahuan
harus disajikan dengan media belajar yang
Sosial dapat berupa faktor internal, seperti
tepat sehingga dapat mengurangi atau bahkan
minat dan kesiapan belajar, serta faktor
menghilangkan sifat abstrak pada materi ajar
eksternal seperti bahan ajar dan gaya belajar
tersebut.
(learning style). Pada dasarnya faktor-faktor
pendekatan, dan metode harus disesuaikan
yang mempengaruhi hasil belajar semua sama
dengan
untuk setiap mata pelajaran. Selain faktor-
keragaman dan tingkat kesukaran bahan ajar.
30
Jurnal Ilmiah PGSD Vol.VI No.2 Oktober 2014
Demikian
tingkat
pula
dengan
pemahaman
strategi,
siswa
serta
Dengan
demikian
hasil
belajar
yang
diharapkan akan tercapai.
adalah
Sosial
dalam
perubahan
dan
orang
lain.
Kreatif
juga
dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan
Dengan demikian hasil belajar Ilmu Pengetahuan
dirinya
penelitian
tingkah
ini
laku
dan
belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai
tingkat
Menyenangkan
kemampuan
adalah
siswa.
suasana
belajar
kemampuan berpikir siswa dalam mempelajari
mengajar yang menyenangkan sehingga siswa
kehidupan
yang
memusatkan perhatiannya secara penuh pada
berkenaan dengan tingkah laku, hubungan
belajar sehingga waktu curah perhatiannya
sosial, serta pemenuhan kebutuhan yang
tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya
disebabkan
waktu
belajar,
manusia
di
karena
sehingga
masyarakat
adanya
pengalaman
terjadilah
curah
terbukti
meningkatkan
hasil
perubahan
belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan
kemampuan siswa dalam memecahkan setiap
tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak
permasalahan sosial yang dihadapinya dalam
efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang
kehidupan sehari-hari, yang berpengaruh pada
harus
peningkatan hasil belajar siswa di sekolah.
pembelajaran
C. Pembelajaran PAIKEM a. Hakikat PaIkem PAIKEM
singkatan
dari
dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa proses
menciptakan sehingga
pembelajaran suasana
siswa
mempertanyakan,
guru
harus
sedemikian
rupa
aktif dan
bertanya,
mengemukakan
gagasan. Belajar memang merupakan suatu proses
aktif
dari
si
pembelajar
dalam
membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Sehingga, jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Konsep inovatif adalah guru mencoba membuat hal-hal baru dalam proses kegiatan pembelajaran di kelas sehingga menjadi
siswa
yang
tertantang
dalam
pembelajaran IPS. Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi
yang
menghasilkan 30
siswa
setelah
berlangsung,
pembelajaran
memiliki
pembelajaran
yang
sebab
sejumlah
harus
proses
tujuan
dicapai.
Jika
pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan adalah
Pembelajaran Aktif, inovatif, Kreatif, Efektif,
dalam
dikuasai
kreatif,
sesuatu
yang
untuk
mampu
tetapi
tidak
efektif,
maka
pembelajaran
tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa. Secara garis besar, gambaran PAIKEM adalah sebagai berikut: a) Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat. b) Guru menggunakan berbagai alat bantu dan
cara
termasuk
membangkitkan
semangat,
menggunakan
lingkungan
sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran
menarik,
menyenangkan,
dan cocok bagi siswa. c) Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan “pojok baca” d) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok. e) Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu
kepentingan Jurnal Ilmiah PGSD Vol.VI No.2 Oktober 2014
masalah,
untuk
mengungkapkan
gagasannya, dan melibatkam siswa dalam
kesulitan
sehingga
belajar
anak
tersebut
menjadi optimal.
menciptakan lingkungan sekolahnya. 3)
Memanfaatkan
b. Apa yang harus diperhatikan dalam
perilaku
anak
dalam
pengorganisasian belajar
melaksanakan PAIKEM
Sebagai makhluk sosial, anak sejak
1) Memahami sifat yang dimiliki anak
kecil secara alami bermain berpasangan atau
Pada dasarnya anak memiliki sifat:
berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat
rasa ingin tahu dan berimajinasi. Anak desa,
dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar.
anak kota, anak orang kaya, anak orang
Dalam melakukan tugas atau membahas
miskin, anak Indonesia, atau anak bukan
sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan
Indonesia–selama
atau
mereka
normal-terlahir
dalam
kelompok.
Berdasarkan
memiliki kedua sifat itu. Kedua sifat tersebut
pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas
merupakan modal dasar bagi berkembangnya
dengan baik bila mereka duduk berkelompok.
sikap/berpikir
Kegiatan
Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk
pembelajaran merupakan salah satu lahan
berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun
yang harus kita olah sehingga subur bagi
demikian, anak perlu juga menyelesaikan
berkembangnya kedua sifat, anugerah Tuhan,
tugas
tersebut. Suasana pembelajaran dimana guru
individunya berkembang.
kritis
dan
kreatif.
secara
perorangan
agar
bakat
memuji anak karena hasil karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang menantang, dan
4) Mengembangkan kemampuan berpikir
guru yang mendorong anak untuk melakukan
kritis,
percobaan,
memecahkan masalah
misalnya,
pembelajaran
yang
merupakan
subur
seperti
kreatif,
Pada
yang
dan
dasarnya
kemampuan
hidup
ini
adalah
memecahkan masalah. Hal ini memerlukan
dimaksud.
kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis 2) Mengenal anak secara perorangan
untuk menganalisis masalah; dan kreatif untuk
Para siswa berasal dari lingkungan keluarga
yang
memiliki
Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif,
kemampuan yang berbeda. Dalam PAIKEM
berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang
(Pembelajaran Aktif, Inovatif, Menyenangkan,
keduanya ada pada diri anak sejak lahir. Oleh
dan
karena
Efektif)
diperhatikan
bervariasi
perbedaan dan
dan
melahirkan alternatif pemecahan masalah.
individual
harus
tercermin
perlu dalam
itu,
tugas
mengembangkannya,
guru
antara
lain
adalah dengan
kegiatan pembelajaran. Semua anak dalam
sering-sering
kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang
mengajukan
sama, melainkan berbeda sesuai dengan
Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata
kecepatan
yang
“Apa yang terjadi jika …” lebih baik daripada
memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan
yang dimulai dengan kata-kata “Apa, berapa,
untuk membantu temannya yang lemah (tutor
kapan”, yang umumnya tertutup (jawaban
sebaya). Dengan mengenal kemampuan anak,
betul hanya satu).
kita 30
dapat
belajarnya.
Anak-anak
membantunya
bila
memberikan pertanyaan
tugas yang
atau terbuka.
mendapat Jurnal Ilmiah PGSD Vol.VI No.2 Oktober 2014
5) Mengembangkan ruang kelas sebagai
7) Memberikan umpan balik yang baik
lingkungan belajar yang menarik.
untuk meningkatkan kegiatan belajar
Ruang kelas yang menarik merupakan
Mutu hasil belajar akan meningkat bila
hal yang sangat disarankan dalam PAIKEM.
terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian
Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan
umpan
untuk memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain
merupakan salah satu bentuk interaksi antara
itu,
dipajangkan
guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih
diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja
mengungkap kekuatan daripada kelemahan
lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi
siswa. Selain itu, cara memberikan umpan
siswa lain. Yang dipajangkan dapat berupa
balik pun harus secara santun. Hal ini
hasil kerja perorangan, berpasangan, atau
dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri
kelompok. Pajangan dapat berupa gambar,
dalam
peta, diagram, model, benda asli, puisi,
selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa
karangan, dan sebagainya. Ruang kelas yang
hasil
penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa,
komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan
dan ditata dengan baik, dapat membantu guru
dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi
dalam pembelaajaran karena dapat dijadikan
pengembangan diri siswa daripada hanya
rujukan ketika membahas suatu masalah.
sekedar angka.
6)
hasil
pekerjaan
Memanfaatkan
yang
lingkungan
sebagai
sumber belajar.
anak.
Lingkungan
dapat
berperan sebagai media belajar, tetapi juga sebagai
objek
Penggunaan
kajian
(sumber
lingkungan
sebagai
belajar). sumber
belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar. Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan
lingkungan
dapat
men-
gembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan mengklasifikasi,
guru
menghadapi
pekerjaan
kepada
siswa
tugas-tugas
siswa
dan
belajar
memberikan
mental.
merupakan sumber yang sangat kaya untuk belajar
dari
8) Membedakan antara aktif fisik dan aktif
Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya)
bahan
balik
pertanyaan, membuat
membuat gambar/diagram.
berhipotesis, tulisan,
dan
Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk saling
berhadapan.
Keadaan
tersebut
bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAIKEM. Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik.
Sering
bertanya,
mempertanyakan
gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya
perasaan
tidak
takut:
takut
ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang datang dari guru itu sendiri
maupun
Berkembangnya
dari rasa
takut
temannya. sangat
bertentangan dengan “PAIKEM”. 30
Jurnal Ilmiah PGSD Vol.VI No.2 Oktober 2014
c. Bagaimana Pelaksanaan PAIKEM Gambaran
PAIKEM
PEMBELAJARAN. Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut.
Guru mengaitkan Pembelajaran dengan pengalaman 30
1. Metode Penelitian Berdasarkan
tujuan
penelitian
yang
dilakukan oleh peneliti maka metode yang
Guru
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasannya sendiri secara lisan atau tulisan. Guru menyesuaikan bahan dan kegiatan belajar dengan kemampuan siswa.
Menilai pembelajaran dan kemajuan belajar siswa secara terus menerus.
METODE PENELITIAN
Tabel 1: Beberapa Contoh Kegiatan Pembelajaran dan Kemampuan Guru Kemampuan Pembelajaran
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan.
Siswa menerapkan hal yang dipelajari dalam kegiatan sehari-hari Guru memantau kerja siswa Guru memberikan umpan balik
diperlihatkan
dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama
Guru menggunakan alat bantu dan sumber belajar yang beragam.
siswa sehari-hari.
Sesuai mata pelajaran, guru menggunakan, misal: Alat yang tersedia atau yang dibuat sendiri Gambar Studi kasus Nara sumber Lingkungan Siswa: Melakukan percobaan, pengamatan, atau wawancara Mengumpulkan data/jawaban dan mengolahnya sendiri Menarik kesimpulan Memecahkan masalah, mencari rumus sendiri Menulis laporan/hasil karya lain dengan kata-kata sendiri Melalui: Diskusi Lebih banyak pertanyaan terbuka Hasil karya yang merupakan pemikiran anak sendiri Siswa dikelompokkan sesuai dengan kemampuan (untuk kegiatan tertentu) Bahan pelajaran disesuaikan dengan kemampuan kelompok tersebut. Tugas perbaikan atau pengayaan diberikan Siswa menceritakan atau memanfaatkan pengalamannya sendiri.
digunakan
dalam
penelitian
ini
adalah
Penelitian Tindakan Kelas (action research). Penelitian
Tindakan
Kelas
adalah
suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan
terjadi
dalam
sebuah
kelas
secara
bersama. Tindakan tersebut diberikan guru atau dengan arahan guru yang kemudian dilakukan oleh siswa. Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan masalah nyata yag terjadi di dalam kelas, kegiatan ini untuk meningkatkan kualitas dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru. 2. Desain Interventasi Tindakan Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Model proses yang digunakan adalah model proses siklus (Putaran/Spiral) yang mengacu pada model PTK Kemmis S, and Mc. Tagget. R. Model siklus ini meliputi tahap-tahap sebagai berikut: (1) perencanaan (planning),
(2)
pengamatan
pelaksanaan
(observasi),
dan
(action), (4)
(3)
refleksi
(reflection). Kemudian dilanjutkan dari dari siklus ke siklus berikutnya, dengan target agar kualitas
pembelajaran
mengenai
kenampakan
penyelesaiannya alam
pada
mata
pelajaran IPS di sekolah dasar semakin baik, sehingga
kualitas
pembelajaran
semakin
tinggi.
Jurnal Ilmiah PGSD Vol.VI No.2 Oktober 2014
mengalami peningkatan sebesar 85% dan
PEMBAHASAN. Analisis data pada penelitian tindakan
tindakan
siswa
dengan
menggunakan
kelas berarti mengidentifikasi dan menyetujui
pendekatan PAIKEM juga meningkat sebesar
kriteria yang digunakan untuk menjelaskan
83%. Peningkatan juga terjadi pada nilai hasil
apa yang telah terjadi. Dalam penelitian
belajar yang mencapai 79,41% dan penilaian
tindakan kelas ini analisa dilakukan melalui
kelompok juga mengalami peningkatan diatas
paparan
70%.
data
dan
penyimpulan
hasil
penelitian. 2. Kesimpulan Data Hasil Penelitian
1. Paparan Data
Peningkatan
Pada siklus I kegiatan pembelajaran melalui pendekatan PAIKEM masih belum efektif
dan
maksimal.
belum Dalam
pembelajaran
mencapai
hasil
melaksanakan
di
kelas
yang
kegiatan
peneliti
belum
mengoptimalkan pendekatan PAIKEM dalam proses belajar mengajar. Hal ini terlihat dari hasil pernyataan pemantau tindakan guru yag hanya mencapai 55% dan tindakan siswa yang hanya
mencapai
hasil
51%.
Skor
yang
diperoleh dari pengolahan data dalam tes hasil belajar IPS tentang kenampakan alam pada siklus I juga belum mencapai hasil yang maksimal. Perolehan hasil belajar pada siklus I hanya mencapai 58,82% dan untuk penilaian kelompok rata-rata hanya dibawah 60%. Berdasarkan hasil analisis data pada tindakan siklus I dapat disimpulkan bahwa pencapaian hasil belajar dan penggunaan pendekatan PAIKEM belum optimal. Hasil yang diperoleh belum mencapai target KKM yang ditentukan yaitu sebesar 70%, maka dengan demikian peneliti kembali melakukan penelitian
tindakan
untuk
memperbaiki
kekurangan hingga standar yang diinginkan tercapai. Berdasarkan hasil analisis pada siklus II dapat
diambil
kesimpulan
bahwa
ada
peningkatan yang terjadi. Pada siklus II hasil penilaian pemantau tindakan guru dengan menggunakan 30
pendekatan
PAIKEM
hasil
anallisis
data
penelitian dengan menggunakan pendekatan PAIKEM pada setiap siklus dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut ini: Tabel 2: Hasil analisis data penelitian dengan menggunakan PAIKEM siklus I dan siklus II Persentase hasil pengamatan No Siklus Target Tindakan Tindakan Guru Siswa 1
Siklus I
2
Siklus II
55%
51%
85%
83%
70%
Dari tabel tersebut menunjukkan adanya peningkatan dan perubahan yang terjadi pada tiap siklus. Hal ini dapat terjadi karena proses kegiatan
belajar
mengajar
tersebut
dipengaruhi oleh perubahan proses belajar mengajar
yang dilakukan oleh guru dengan
mengaplikasikan pendekatan PAIKEM dalam proses kegiatan. Peningkatan dan perubahan yang terjadi pada siklus I dan siklus II. Hal ini dapat terjadi karena proses kegiatan belajar tersebut dipengaruhi oleh perubahan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dengan mengaplikasikan pendekatan PAIKEM dalam proses kegiatan.
Setiap
komponen yang terdapat dalam pendekatan PAIKEM
ini
sangat
dipengaruhi
aktivitas
belajar siswa dan hasil belajarnya. Berikut ini merupakan tabel peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II. Jurnal Ilmiah PGSD Vol.VI No.2 Oktober 2014
Tabel 3: Hasil Belajar IPS pada Setiap Siklus Persentase Tar hasil get No Siklus pengamatan 1
Siklus I
58,82%
2
Siklus II
79,41%
70 %
siklus I dan siklus II yaitu: sebesar 20,59%. Peningkatan aktivitas
juga
terjadi
guru
pada
dengan
tindakan
menggunakan
pendekatan PAIKEM yang hanya mencapai 55% kemudian meningkat sebesar 85%, dan untuk aktivitas siswa juga meningkat dari 51%
Dari tabel tersebut data hasil belajar IPS
menjadi 83%. Hasil ini sudah memenuhi
tentang kenampakan alam siswa di siklus I
standar yang diharapkan yaitu sebesar 70%.
hanya memperoleh 58,82% ditemukan dari
Berdasarkan interpretasi dari hasil analisis
hasil tes siswa yang mendapat nilai > 70
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hasil
adalah 20 siswa dari 34 siswa secara
belajar IPS tentang kenampakan alam dengan
keseluruhan, sedangkan siklus II hasil belajar
menggunakan
IPS siswa meningkat menjadi 79,41% dan
meningkat.
jumlah siswa yang mendapat nilai > 70 adalah
Berdasarkan
Interpretasi
Hasil
Analisis
dan
Hasil analisis yang telah dilakukan terhadap data tes awal dari siklus I sampai siklus II menunjukkan meningkatnya hasil Ilmu Pengetahuan
kenampakan
alam
Sosial tentang
dengan
menggunakan
pendekatan PAIKEM. Berdasarkan
perolehan
skor
peningkatan hasil belajar IPS siswa yang telah diolah datanya dan melalui pengamatan yang dilakukan oleh observer dengan menggunakan pedoman lembar pemantau tindakan aktivitas guru dan tindakan siswa indikator keberhasilan yang diinginkan telah tercapai. Data-data yang diperoleh menunjukkan meningkatnya hasil belajar IPS dan pennggunaan pendekatan
data
yang
diperoleh
dari
dengan
kegiatan
menggunakan
hanya
mencapai
51%
dari
butir
lembar
pengamatan yang sudah muncul sedangkan hasil belajar siswa mencapai 58,82% maka diperlukan
lagi
siklus
berikutnya
mengadakan
perbaikan.
pembelajaran
sesuai
Untuk
dengan
untuk rencana
buku
IPS
pegangan guru dengan struktur pembelajaran melalui pendekatan PAIKEM pada kegiatan awal
dalam
memotivasi
siswa
agar
berpatisipasi aktif hal ini dikarenakan siswa belum
terlibat
secara
keseluruhan.
Pada
kegiatan inti siswa masih banyak diam dan malu untuk bertanya atau mengemukakan pendapat. Sesuai dengan perencanaan tindakan,
Hasil belajar pada siklus I yang hanya mencapai 58,82% pada siklus II meningkat sebesar 79,41%. Berdasarkan hasil belajar tiap
analisis
hasil
tindakan guru hanya 55% dan tindakan siswa
PAIKEM.
pada
terus
pendekatan PAIKEM pada siklus I untuk
1. Interpretasi Hasil Analisis
belajar
penelitian
pembelajaran
Pembahasan.
PAIKEM
2. Pembahasan
27 siswa. D.
pendekatan
siklus
ini
dapat
diketahui
meningkatnya skor rata-rata hasil belajar dari
penelitian dilanjutkan pada siklus II. Pada siklus
II
tindakan
yang
dilakukan
lebih
ditekankan pada perbaikan cara mengajar guru dan memberikan bimbingan agar siswa lebih
aktif
dan
kreatif
dalam
kegiatan
pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis data 30
Jurnal Ilmiah PGSD Vol.VI No.2 Oktober 2014
pada siklus II dengan nilai hasil belajar IPS
tersebut,
tentang kenampakan alam sebesar 79,41%
kesalahan mengenai apa yang mereka
dan hasil pengamatan pemantau tindakan
harus
guru
menyelesaikan permasalahan tersebut.
dengan
menggunakan
pendekatan
PAIKEM 85% dan tindakan siswa sebesar
siswa
perbuat
3. Waktu
takut
dan
mengalami
bagaimana
pelaksanaan
cara
penelitian
83%. Dengan demikian dapat disimpulkan
tindakan kelas cukup singkat sehingga
bahwa meningkatnya hasil belajar siswa dan
hanya dapat menghasilkan dua siklus
hasil tindakan dengan pendekatan PAIKEM
saja.
pada siklus II. Pada pelaksanaan tindakan siklus II ini siswa lebih terlihat aktif, rajin bertanya, mau mengemukakan pendapatnya, bekerjasama, terlihat kompak dengan kelompoknya dan memberikan hasl yang cukup memuaskan karena dalam kegiatan pembelajaran sswa lebih aktif dibandingkan guru. Disini guru hanya
berperan
sebagai
fasilitator
dan
motivator. Oleh karena itu hasil yang diperoleh juga sudah maksimal dan sesuai dengan yang
PENUTUP. A. Kesimpulan Pendekatan PAIKEM merupakan suatu pendekatan menggali
yang dan
sangat
efektif
mengembangkan
pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa. Penggunaan
pendekatan
PAIKEM
kenampakan alam dapat memudahkan siswa dalam mendefiniskan konsep kenampakan
dalam bentuk lain yaitu
bentuk gambar dan bentuk peta kenampakan
E. Keterbatasan Penelitian Berdasarkan hasil pengamatan yang
alam. Dengan demikian siswa lebih memahami
dilakukan peneliti dan tim monitoring yang
konsep
terjadi selama penelitian berlangsung terdapat
pemahaman yang tumpang tindih.
beberapa keterbatasan yang ditemui, antara
secara
Selain memahami
lain:
luas
dan
memudahkan konsep,
tidak
siswa
pendekatan
terjadi
dalam PAIKEM
Penelitian ini hanya dilakukan terhadap
dapat merangsang daya fikir siswa ke dalam
kelas IV SDN. Pondok Kopi 04 Pagi
bentuk
Jakarta Timur, sehingga tidak dapat
menggunakan
digeneralisasikan pada sekolah lain yang
Penggunaan pendekatan PAIKEM membuat
memiliki
siswa lebih tampak gembira dan sangat
karakteristik
sama
dengan
Penggunaan pembelajaran siswa,
PAIKEM masih
sehingga
kesulitan
disebabkan secara diberikan
siswa
guru.
belum
pembelajaran
media
yang
dengan tersedia.
yang
dilaksanakan
di
mengalami
sedang belajar, tetapi seakan bermain dengan dengan dunia yang ada di sekitarnya.
dimiliki,
Berdasarkan hasil pengamatan rekan
menerima
sejawat didapat tingkat keberhasilan siswa
yang
yaitu pada siklus I nilai hasil tes belajar siswa
keterbatasan
hanya mencapai 58,82%, dan pada siklus II
pengetahuan Dengan
mengajar
sekolah. Mereka seolah-olah tidak merasakan
telah
terbiasa
belajar
dipahami
mengkonstruksi
yang
instant
dalam
siswa
untuk
pengetahuan
kegiatan
antusias dalam mengikuti proses kegiatan
subyek penelitian.
30
dalam
pembelajaran IPS terutama mengenai konsep
kenampakan alam
2.
kembali
alam secara verbal dan menerapkan konsep
diharapkan.
1.
untuk
Jurnal Ilmiah PGSD Vol.VI No.2 Oktober 2014
meningkat mencapai 79,41%. Sedangkan hasil
menggunakan pendekatan PAIKEM agar
pengamatan tindakan guru pada siklus I hanya
kegiatan
mencapai 55% dan tindakan siswa hanya 51%
menyenangkan
dengan menggunakan PAIKEM dan pada
pembelajaran di sekolah menjadi lebih baik
siklus II tindakan guru meningkat menjadi 85%
dan tujuan kurikulum dapat tercapai.
pembelajaran
bermakna
sehingga
dan
kualitas
begitu juga dengan tindakan siswa mencapai 83%. Dengan melihat tingkat keberhasilan siswa dapat dapat diambil kesimpulan bahwa dengan menggunakan pendekatan PAIKEM hasil belajar IPS pada siswa dapat meningkat. B. Saran Berdasarkan kesimpulan dan implikasi dari hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tentang meningkatan hasil belajar IPS tentang kenampakan alam melalui PAIKEM SDN Pondok Kopi 04 Pagi Jakarta Timur maka dalam hal ini peneliti memberikan beberapa saran yaitu : 1. Pengelola satuan pendidikan hendaknya dapat meningkatkan mutu pembelajaran sekolah dengan menggunakan pendekatan yang bersifat konkret dan menyenangkan bagi
siswa.
Salah
satunya
dengan
menggunakan pendekatan PAIKEM. 2. Guru hendaknya bisa mengembangkan pembelajaran yang menarik minat dan menyenangkan
dengan
tidak
menghilangkan aspek kebermaknaan bagi siswa. Dengan demikian siswa akan lebih tertarik
untuk
mengikuti
kegiatan
pembelajaran di sekolah. 3.
Untuk
mendukung
peningkatan sekolah
kualitas
guru
kemajuan pembelajaran
sebaiknya
dan di
melakukan
kerjasama dengan masyarakat luar sekolah terutama orang tua siswa. Hal ini dilakukan agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai
dengan optimal. 4. Kepada peneliti selanjutnya agar bisa lebih mengembangkan 30
pembelajaran
dengan Jurnal Ilmiah PGSD Vol.VI No.2 Oktober 2014
DAFTAR PUSTAKA Arief Achmad, Qua vadis Pendidikan IPS di Indonesia? (http://artikel.us/mangkoesg-04-04.html). Depdiknas, Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPS, (Jakarta: Depdiknas, 2004), h. 46. Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Depdikbud, 1994), h. 293. Kurikulum KBK 2004, Materi IPS (Jakarta : Departemen Pendidikan nasional, 2003), h.2 Muhhamad Numan Somantri, Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2004), h.74. Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta,2003), h. 37. Nursid Sumaatmadja, Metodologi Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (Badung Alumni, 1984), h.10 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Bumi Aksara, 2003), h. 30. Suprayekti, Interaksi Belajar Mengajar (Jakarta: Depdiknas, 2003), h. 5. Suharsimi Arikunto dkk, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2005), h. 33. Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2005), h. 12. W.S.Winkel, Psikologi Pengajaran (Jakarta : PT.Gramedia, 1991), h.36 Daftar Riwayat Hidup Penulis: Dra. Dewi Hartanti, MA., adalah Dosen PGSD FIP UNJ. Yaya Suryadi. S.Pd., adalah Guru SDN Pondok Kopi 04 Pagi Jakarta Timur.
30
Jurnal Ilmiah PGSD Vol.VI No.2 Oktober 2014
30
Jurnal Ilmiah PGSD Vol.VI No.2 Oktober 2014