KEMANDIRIAN BELAJAR DAN KECERDASAN INTERPERSONAL DENGAN HASIL BELAJAR IPS PESERTA DIDIK KELAS V SDN DI WILAYAH BINAAN IV PULOGADUNGJAKARTA TIMUR
Elah Nurelah Guru SD Negeri 11 Pisangan Pulogadung Jakarta Timur
[email protected]
Abstract The aim of the research is to determine the relationship among Independence of learning and interpersonal intelligence and Social Studies learning outcomes of Grade 5 students in the State Elementary School of Area IV Pulogadung, East Jakarta, the amount of students are 60 students. The method used in writing is a quantitative method. The technique used to analyze the data is the statistical techniques of correlation and regression. The research result showed that there was a correlation between: (1) Independence of learning and Social Studies learning outcomes; (2) Interpersonal intelligence and Social Studies learning outcomes; (3) Independence of learning, Interpersonal intelligence and Social Studies learning outcomes. From the results of the research, it can be concluded there is relationship among learning independence and interpersonal intelligence together and Social Studies learning outcomes. Keywords: Independence of learning, interpersonal intelligence, social studies learning outcomes. Abstrak : Penulisan ini bertujuan utuk mengetahui hubungan kemandirian belajar dan kecerdasan interpersonal dengan hasil belajar IPS Peserta didik Kelas V Sekolah Dasar Negeri di Wilayah Binaan IV Pulogadung, Jakarta Timur. Responden peserta didik yang diteliti sebanyak 60 orang peserta didik. Metode yang digunakan dalam penulisan adalah metode kuantitatif. Teknik yang digunakan untuk menganalisis data adalah teknik statistik korelasi dan regresi. Hasil penulisan menunjukkan bahwa ada korelasi antara: (1) Kemandirian belajar dengan Hasil Belajar IPS; (2) Kecerdasan interpersonal dengan Hasil Belajar IPS; (3) Kemandirian belajar dan kecerdasan interpersonal dengan hasil belajar IPS. Dari hasil penulisan tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kemandirian belajar dan kecerdasan interpersonal secara bersama–sama dengan hasil belajar IPS. Kata Kunci : kemandirian belajar, kecerdasan interpersonal, hasil belajar ilmu pengetahuan sosial
13
Kemandirian Belajar Dan Kecerdasan Interpersonal Dengan Hasil Belajar IPS Elah Nurelah Dunia pendidikan sedang diguncang oleh
motivasi
berbagai perubahan dengan tuntutan dan
Kecerdasan
kebutuhan masyarakat, serta ditantang untuk
diartikan
dapat menjawab bebagai permasalahan lokal
berlangsung antar dua pribadi, mencirikan
dan dan perubahan global yang begitu pesat,
proses–proses yang timbul sebagai suatu
seperti perkembangan ilmu pengetahuan,
hasil dari interaksi individu dengan individu
teknologi dan informasi, seni, dan budaya.
lainnya. Adanya Sifat dan karakter masing–
Dengan dibarengi
perkembangan dengan
perasaan
orang
lain.
juga
dapat
sesuatu
yang
interpersonal
sebagai
segala
tersebut
harus
masing peserta didik yang berbeda–beda
perkembangan
dunia
dalam peroses belajar, maka kemandirian
proses
belajar dan kecerdasan interpersonal yang
pendidikan yaitu dalam suatu pembelajaran.
dimiliki
Pembelajaran
yang efektif dan
20
Tahun
mereka dalam
akan
pencapaian
sangat hasil
belajarnya.
pendidikan Indonesia yang tertuang dalam No.
oleh
berpengaruh
efisien merujuk pada Fungsi dan tujuan Undang-Undang
dan
Sekolah
2003
Dasar
(SD)
merupakan
lembaga pendidikan dasar yang memiliki
(Sidiknas, Pasal 3) yang berbunyi pendidikan
tugas
nasional
mengembangkan
mempersiapkan peserta didik agar dapat
kemampuan dan membentuk watak serta
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
peradaban bangsa yang bermartabat dalam
lebih tinggi. Kelas merupakan salah satu
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
sarana dan tempat yang cocok bagi peserta
bertujuan
potensi
didik untuk mendapatkan pengalaman proses
peserta didik agar menjadi manusia yang
pembelajaran yang efektif, sehingga akan
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
mencapai hasil belajar yang maksimal.
berfungsi
untuk
berkembangan
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
sangat
berat
dalam
upaya
Ada delapan mata pelajaran dalam
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
proses
Negara yang demokratis.
menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan
Kemandirian belajar adalah aktivitas
pembelajaran
di
SD
yang
Pendidikan (KTSP). Agar lebih fokus dalam
belajar yang didorong oleh kemauan sendiri,
upaya
pilihan sendiri dan tanggung jawab sendiri
kemandirian
tanpa bantuan orang lain serta mampu
interpersonal dengan hasil belajar, artikel ini
mempertanggung
tindakannya.
dibatasi hanya dalam pembelajaran IPS yang
Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan
mana peserta didik dipilh kelas V SD Negeri
untuk mengamati dan mengerti maksud,
dalam Wilayah Binaan IV Pulo Gadung
jawabkan
14
mengetahui belajar
hubungan dan
antara
kecerdasan
JURNAL MPENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 1 Mei 2016
Jakrta
Timur.
Hal
pembelajaran
IPS
pembelajaran
yang
ini
dipilih
dianggap
karena
pembelajaran IPS yang diberikan kepada
sebagai
keseluruhan
peserta didik tidak membosankan.
isinya
Hasil belajar bukan hanya perolehan
bermuatan materi semata sehingga kurang
nilai dari ranah kognitif semata tetapi
mendapat perhatian oleh peserta didik dalam
mencakup juga perolehan nilai ranah afektif
mempelajarinya dan pada kenyataannya
(sikap)
mulai dari jenjang SD sampai sekolah tingkat
(keterampilan) yang dialami ketika proses
atas, peserta didik mayoritas nilai mereka
pembelajaran berlangsung di kelas. Selama
rendah pada mata pelajaran IPS. Secara
ini, guru hanya menekankan kepada ranah
umum kompetensi peserta didik dapat dilihat
kognitif
dari hasil belajar seluruh mata pelajaran
melakukan transfer pengetahuan kepada
termasuk mata pelajaran IPS.
peserta didik dengan cara yang monoton
dan
nilai
saja.
ranah
Guru,
pada
psikomotor
umumnya,
Menurut teori perkembangan kognitif
yaitu ceramah, sehingga proses pembelajaran
Piaget bahwa peserta didik di kelas V SD
hanya berlangsung secara satu arah dan pasif
berada pada tahap perkembangan operasional
dan dampaknya terlihat pada hasil belajar
kongkret
IPS.
yang
perkembangan
menuju
kepada
operasional
tahap formal.
Kemandirian
belajar
seharusnya
Berdasarkan hal tersebut pembelajaran IPS
sudah dapat terlihat ketika peserta didik
di SD harus diberikan kepada peserta didik
memasuki jenjang kelas tinggi di SD. Ketika
sesuai
rasa ingin tahu dikelola dengan baik oleh
dengan
perkembangannya,
yaitu
harus diberikan dari hal–hal yang bersifat
dirinya
kongkret menuju ke hal–hal yang bersifat
lingkungan sekitarnya dengan hal–hal yang
abstrak dan dapat diterapkan.
positif
Umumnya
peserta
didik
SD
sendiri akan
dan
didukung
memunculkan
oleh
kemandirian
dalam belajar.
mempunyai karakter senang bermain, senang
Selain kemandirian ada faktor lain
berkelompok dan senang mencoba sehingga
yang sangat berpengaruh dalam proses
pembelajaran IPS di SD juga harus diberikan
belajar dari dalam diri adalah kecerdasan.
kepada peserta didik dengan metode atau
Kecerdasan mempunyai peranan penting
teknik yang mendorong peserta didik aktif
dalam mencapai keberhasilan belajar. Peserta
untuk bereksplorasi, kreatif, efektif dan
didik
menyenangkan dan guru pun dituntut harus
mencapai kompetensi mata pelajaran adalah
mempunyai inovasi yang tinggi sehingga
peserta
yang didik
intelektual 15
dianggap yang
(kognitif)
berhasil memperoleh
tinggi.
dalam nilai
Seharusnya
Kemandirian Belajar Dan Kecerdasan Interpersonal Dengan Hasil Belajar IPS Elah Nurelah peserta didik yang dianggap berhasil tidak
menghambat peserta didik dalam mencapai
hanya
hasil belajarnya.
dapat
dilihat
dari
kecerdasan
intelektual, tetapi juga kecerdasan emosi,
Keberhasilan peserta didik dalam
kecerdasan musikal, kecerdasan matematik,
belajar IPS dapat dilihat dari sikap peserta
kecerdasan bahasa, kecerdasan gerak badan,
didik dalam mengatur dirinya sendiri (self
kecerdasan
regulation). Peserta didik dalam melakukan
intrapersonal,
kecerdasan
interpersonal (sosial) dan kecerdasan ruang. Ada
faktor
yang
proses pembelajaran IPS di kelas harus aktif
mempengaruhi
dan mandiri dalam mempelajari, memahami
proses pembelajaran. Salah satunya adalah
suatu
yang berasal dari luar diri peserta didik
generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial
diantaranya adalah perhatian orang tua
dimulai dari pengaturan diri sendiri dan
(keluarga),
lingkungannya.
lingkungan
bermain,
sarana
peristiwa,
fakta,
konsep
dan
prasarana dan keadaan sosial keluarganya.
Pengaturan diri yang baik akan
Faktor eksternal juga sangat mempengaruhi
membangun kemandirian belajar (autonomys
hasil belajar peserta didik. Lingkungan
learning) peserta didik dan kecerdasan yang
bermain merupakan salah satu faktor luar
dimilikinya.
yang mempengaruhi hasil belajar peserta
dijadikan sebagai alat ukur dalam melihat
didik. Lingkungan bermain yang mendidik
hasil belajar peserta didik. Pada umumnya,
sangat membantu dalam tumbuh kembang
peserta didik yang mandiri adalah peserta
peserta didik sehingga hasil belajar yang
didik yang dapat mengatur dirinya sendiri
dicapainya
Sementara
tanpa harus tergantung kepada guru. Peserta
lingkungan belajar yang buruk akan sangat
didik yang mempunyai kemandirian belajar
mempengaruhi iklim belajar sehingga hasil
tinggi akan mempunyai hasil belajar lebih
yang dicapai akan menurun.
baik dari peserta didik yang hanya belajar di
meningkat.
Kemandirian
belajar
dapat
Sarana dan prasarana juga menjadi
kelas dengan bantuan guru saja. Kemandirian
faktor dalam keberhasilan belajar peserta
belajar bagi peserta didik dapat terlihat
didik. Guru yang menggunakan sarana
ketika peserta didik sudah mempunyai sikap
prasarana secara optimal akan membantu
dan keyakinan dalam dirinya serta tampak
tumbuh kembang peserta didik sehingga
dari hasil belajar yang diperoleh dengan hasil
proses
usahanya dan akan bermanfaat untuk masa
pembelajaran
di
kelas
menjadi
optimal. Berbeda dengan guru yang tidak
depannya.
menggunakan media pembelajaran dengan
Begitu
baik atau keterbatasan sarana prasarana akan
juga
dengan
kecerdasan
peserta didik. Kecerdasan merupakan salah 16
JURNAL MPENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 1 Mei 2016
satu yang menjadi penentu hasil belajar
tidak bisa bekerja sama dengan teman
selain
Kecerdasan
sebayanya, tidak dapat berdiskusi, kurang
merupakan faktor pendorong peserta didik
komunikatif baik terhadap guru maupun
agar
temannya.
kemandirian dapat
belajar.
berkembang
perkembangannya.
sesuai
Kecerdasan
dengan bukan
Namun
pada
kenyataannya,
di
merupakan faktor genetik, karena kecerdasan
sekolah dasar negeri khususnya di wilayah
dapat dikembangkan dengan self regulation.
binaan IV Pisangan timur terutama SDN.
Setiap peserta didik mempunyai kecerdasan
Pisangan Timur 11 Pagi, guru kurang
dan kecerdasan setiap manusia berbeda–beda
mempunyai
satu dengan yang lainnya.
mengenai kecerdasan interpersonal sehingga
Setiap
mata pelajaran dianggap selesai jika materi
mendapatkan
pelajaran sudah diberikan kepada peserta
pemahaman mengenai pengaturan diri yang
didik seluruhnya (transfer of knowledge)
akan membentuk sikap kemandirian belajar
tanpa melihat kemampuan peserta didik dari
dan
kecerdasan
IPS
didik
mendalam
dalam
pembelajaran
peserta
pemahaman
akan
pengembangan kecerdasan dalam hal
interpersonalnya.
Dampak
kecerdasan sosial seperti memahami orang
ketidakpahaman guru dalam kecerdasan
lain, lingkungan sosial sekitar dan isu-isu
interpersonal
sosial. Kecerdasan yang dimaksud ini adalah
pembelajaran yang searah (teacher center).
kecerdasan interpersonal atau
Peserta didik tidak diberikan fasilitas dan
kecerdasan
sosial.
dapat
dilihat
dari
proses
atau media dalam menumbuhkembangkan Kecerdasan interpersonal merupakan
kecerdasan interpersonalnya. Selain itu juga
kecerdasan yang ada dalam diri setiap
terlihat dari pemberian tugas–tugas yang
individu untuk dapat bersosialisasi dengan
kurang dikontrol/diawasi. Pembelajaran IPS
individu lain di sekitarnya. Kecerdasan ini
yang ditemukan di lapangan terbukti kurang
harus dikembangkan dengan baik agar setiap
mendapat
individu dapat memahami dan bekerja sama
pencapaian hasil belajar. Apabila hal seperti
dengan
ini
individu
interpersonal pembelajaran kolaboratif. intelektualnya
dapat
lain. dilihat
yang Peserta
Kecerdasan dari
dilakukan didik
belum
yang tentu
perhatian
dibiarkan
dan
dan
mempengaruhi
terus
berlanjut,
proses
dikhawatirkan akan menimbulkan dampak
secara
negatif dalam kegiatan belajar mengajar
cerdas
maupun pencapaian hasil belajar peserta
cerdas
didik.
interpersonalnya. Terlihat masih banyak
Berdasarkan penjelasan yang telah
peserta didik yang malu untuk bertanya,
diuraikan di muka, kemandirian belajar, 17
Kemandirian Belajar Dan Kecerdasan Interpersonal Dengan Hasil Belajar IPS Elah Nurelah kecerdasan
interpersonal
peserta
didik
Adapun
pengambilan
diduga mempunyai hubungan yang erat
dilakukan
dengan
dalam mencapai hasil belajar IPS peserta
cluster random sampling.
sampel
penelitian
menggunakan
teknik
didik. Untuk itu perlu dibuatkan arah dan
Penilaian hasil belajar IPS dalam
ditetapkan tujuan yang akan dicapai dan
bentuk soal tes pilihan ganda dengan 21 butir
kendala yang dihadapi cepat ditemukan
soal. Penilaian kemandirian belajar dalam
pemecahan permasalahannya oleh guru dan
bentuk
diharapkan akan terbentuk sikap positif
pernyataan.
peserta didik terhadap mata pelajaran secara
interpersonal dalam bentuk kuesioner dengan
umum dan khususnya pelajaran IPS.
28 butir pernyataan.
kuesioner
sebanyak
Penilaian
28
butir
kecerdasan
Deskripsi data yang akan disajikan
METODE Penelitian pendekatan
ini
menggunakan
kuantitatif,
dengan metode
dari hasil penelitian ini adalah untuk memberikan
gambaran
secara
umum
survey dan teknik korelasional. Metode ini
mengenai penyebaran data yang diperoleh.
dilakukan dengan cara mendeskripsikan
Data yang disajikan berupa data mentah yang
hubungan keterkaitan antar variabel tanpa
diolah
memberikan
manipulasi
deskripsi. Adapun dalam deskripsi data ini
terhadap variabel penelitian. Kekuatan dari
yang disajikan dengan bentuk distribusi
metode korelasi dapat dilihat dari koefisien
frekuensi dari skor jawaban peserta didik,
korelasi yang dihasilkan antara bariabel
total nilai, nilai rata-rata, simpangan baku,
terikat yaitu hasil belajar Ilmu Pengetahuan
modus, median, nilai maksimum dan nilai
Sosial (IPS) dengan variabel bebasnya yaitu
minimum yang disertai histogram.
perlakuan
kemandirian
belajar
atau
dan
kecerdasan
dengan
menggunakan
teknik
Pengujian hubungan dua variabel
interpersonal. Variabel terikat adalah hasil
dilakukan
belajar IPS (Y) dan variabel bebasnya adalah
sederhana yang meliputi: (1) menentukan
kemandirian belajar (X1) dan kecerdasan
persamaan regresi variabel hasil belajar (Y)
interpersonal (X2).
atas kemandirian belajar (X1) dan persamaan
Sampel
yang
menggunakan
regresi
dalam
regresi variabel hasil belajar (Y) atas
penelitian ini adalah peserta didik kelas V
kecerdasan interpersonal (X2); (2) melakukan
SDN Pisangan Timur 11 Pagi dan SDN
uji signifikansi dan linearitas regresi dengan
Pisangan
Kecamatan
uji F; (3) Menghitung koefisien korelasi
tahun ajaran
variabel X dan Y dan uji signifikansi
Timur
12
digunakan
dengan
Pagi
Pulogadung Jakarta Timur 2014-2015
yang
berjumlah
60
orang.
koefisien korelasi dengan melakukan uji t; 18
JURNAL MPENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 1 Mei 2016
(4) Menghitung koefisien determinasi dari
skor minimum 62, rentang empirik antara 62
variabel hasil belajar (Y) dan kemandirian
- 95, rata-rata 79,42, median (me) 79,5 ,
belajar (X1) atau kecerdasan interpersonal
modus (mo) 79,625 , simpangan baku (SD)
(X2).
7,934, dan varians 62,95.
Teknik
korelasi
sederhana
yang
digunakan adalah Product Pearson Moment.
Sebanyak 15 orang (25%) reponden
Pengujian hubungan dua variabel secara
berada pada kelompok rata-rata, sebanyak 24
bersamaan ke variabel terikat dilakukan
orang (40%) reponden berada di atas rata-
dengan regresi ganda.
rata,
dan
sebanyak
21
orang
(35%)
responden berada di bawah rata-rata. HASIL
Data kemandirian belajar diperoleh
Data hasil belajar Ilmu Pengetahuan
melalui lembar pertanyaan yang diisi oleh
Sosial (IPS) diperoleh melalui tes tertulis
responden (kuisioner) dengan 28 butir
dengan 21 butir pertanyaan valid yang
pernyataan valid yang diujikan kepada 60
diujikan kepada 60 peserta didik kelas V.
peserta didik kelas V. Setiap butir pernyataan
Setiap butir pertanyaan yang dijawab dengan
mempunyai lima
benar diberi skor 1 dan yang salah diberi skor
0.
Skor
penilaian
skala penilaian yaitu:
“Sangat Setuju”, “Setuju”, “Ragu-ragu”,
menggunakan
“Tidak Setuju” dan “Sangat Tidak Setuju”.
perhitungan skor betul dari butir soal dibagi
Untuk penskoran yang diperoleh peserta
skor total dikalikan seratus sehingga skor
didik dari 28 butir soal rentangnya antara 28
yang diperoleh oleh peserta didik dari 21
(Jika jawaban semua mempunyai nilai 1)
butir soal rentangnya antara 0 sampai dengan
sampai dengan 140 (Jika jawaban semua
100.
mempunyai nilai 5. Dari data observasi yang terkumpul
Berdasarkan data hasil penelitian
dari 60 responden kelas V diperoleh jumlah
yang
total hasil belajar dalam rentang skor nilai
diperoleh
dari
60
responden
kemandirian belajar melalui non tes dalam
sebanyak 4.861 dengan skor maksimum 95
bentuk kuesioner sebanyak 28 butir soal
dan skor minimum 62.
valid dengan menggunakan rumus Sturgess
Berdasarkan data hasil penelitian
diperoleh jumlah total 6.357 dengan skor
tentang hasil belajar IPS pada 60 orang
maksimum 136 dan skor minimum 60,
peserta didik kelas V diperoleh melalui tes
rentang empirik antara 60 - 136, rata-rata
dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 21
105,33, median (me) 106,43 , modus (mo)
butir soal valid dengan menggunakan rumus
106,25 , simpangan baku (SD) 17,12, dan
Sturgess diperoleh skor maksimum 95 dan
varians 293,09. 19
Kemandirian Belajar Dan Kecerdasan Interpersonal Dengan Hasil Belajar IPS Elah Nurelah Nilai rata–rata kemandirian belajar
dinyatakan oleh persamaan regresi Ŷ = -
kelas V sebesar 105,39, median sebesar
46,3 + 0,328 X1. Persamaan ini menunjukan
106,43, dan modus juga sebesar 106,25
bahwa
terdapat pada kelas ke 5 dengan data interval
belajar dengan hasil belajar IPS kelas V di
104 – 114.
SDN Wilayah Binaan IV Pulogadung,
Data
Kecerdasan
terdapat
hubungan
kemandirian
Interpersonal
Jakarta Timur. Persamaan regresi tersebut
diperoleh melalui kuesioner dengan 28 butir
mengandung arti jika X1 bernilai nol, maka
pernyataan
60
Y bernilai sebesar 46,3 dan setiap kenaikan
responden. Pemberian skor dilakukan dengan
satu satuan X1 akan diikuti dengan kenaikan
skala Likert, menggunakan 5 alternatif
Y sebesar 0,328 pada konstanta 46,3.
yang
dikumpulkan
dari
jawaban, yaitu: Sangat Setuju, Setuju, Ragu-
Hasil analisis korelasi sederhana
ragu, Tidak setuju, dan Sangat Tidak Setuju.
antara kemandirian belajar dengan hasil
Rentang skor teoritik berada antara 28
belajar IPS peserta didik kelas V di SDN
sampai dengan 140.
Wilayah Binaan IV Pulogadung, Jakarta
Dengan
menggunakan
rumus
Timur, diperoleh
rx₁y sebesar 0,696. Dari
Sturgess diperoleh jumlah total 6.308 dengan
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
skor maksimum 128 dan skor minimum 80,
kedua variabel tersebut kuat dan searah.
rentang empirik antara 80 - 128, rata-rata
Sedangkan
105,05, median (me) 104,49, modus (mo)
determinasi antara variabel X1 dan Y sebesar
103,125 , simpangan baku (SD) 12,147, dan
0,485 atau 48,5%. Hal ini menunjukkan
varians 147,54.
terdapat hubungan dari kemandirian belajar
hasil
analisis
koefisien
Sebanyak 14 orang (23%) reponden
peserta didik dengan hasil belajar IPS
berada pada kelompok rata-rata, sebanyak 24
peserta didik kelas V di SDN Wilayah
orang (40%) reponden berada di atas rata-
Binaan IV Pulogadung, Jakarta Timur,
rata,
sebesar 48,5% sedangkan sisanya
dan
sebanyak
22
orang
(37%)
responden berada di bawah rata-rata.
51,5%
merupakan faktor lain. Hipotesis kedua yang
Hipotesis pertama yang diajukan
diajukan dalam penelitian ini menyatakan
dalam penelitian ini menyatakan bahwa
bahwa terdapat hubungan yang signifikan
terdapat hubungan yang signifikan antara
antara kecerdasan interpersonal dan hasil
kemandirian belajar dan hasil belajar IPS hal
belajar IPS. Hal ini ditunjukan dengan
ini ditunjukan dengan thitung= 7,386 > ttabel
thitung= 3,832 > ttabel = 1,672 pada taraf
1,672 pada taraf signifikan =0,05. Pola
signifikan α=0,05. Pola hubungan antara
hubungan
kedua
antara
kedua
variabel
ini 20
variabel
ini
dinyatakan
oleh
JURNAL MPENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 1 Mei 2016
persamaan regresi Ŷ = 41,644 + 0,374 X2.
positif kemandirian belajar dan kecerdasan
Persamaan regresi tersebut mengandung arti
interpersonal dengan hasil belajar IPS kelas
jika X2 bernilai nol, maka Y bernilai sebesar
V di SDN Wilayah Binaan IV Pulogadung,
41,644 dan setiap kenaikan satu satuan X2
Jakarta Timur secara bersamaan.
akan diikuti dengan kenaikan Y sebesar
Hasil analisis korelasi ganda antara
0,374 pada konstanta 41,644.
kemandirian
belajar
dan
kecerdasan
Hasil analisis korelasi sederhana
interpersonal dengan hasil belajar IPS
antara kecerdasan interpersonal dengan hasil
peserta didik kelas V di SDN Wilayah
belajar IPS peserta didik kelas V di SDN
Binaan IV Pulogadung, Jakarta Timur
Wilayah Binaan IV Pulogadung, Jakarta
diperoleh Ry₁₂= 0,818. Dari hasil tersebut
Timur, diperoleh
rx₂y sebesar 0,553. Dari
dapat disimpulkan bahwa kedua variabel
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
tersebut kuat dan searah. Sedangkan hasil
kedua variabel tersebut kuat dan searah.
analisis koefisien determinasi antara variabel
Sedangkan
koefisien
X₁ dan
X2 dengan Y maka determinasi
determinasi antara variabel X2 dan Y sebesar
sebesar
0,669
0,306 atau 30,6%. Hal ini menunjukan
menunjukan
adanya
hubungan
terdapat
kemandirian
belajar
dan
hasil
analisis
hubungan
dari
kecerdasan
atau
66,9%.
Hal
ini dari
kecerdasan
interpersonal peserta didik dengan hasil
interpersonal dengan hasil belajar IPS
belajar IPS kelas V di SDN Wilayah Binaan
peserta didik kelas V di SDN Wilayah
IV Pulogadung, Jakarta Timur, sebesar
Binaan IV Pulogadung, Jakarta Timur
30,6% sedangkan sisanya 69,4% merupakan
sebesar 66,9% sedangkan sisanya 33,1 %
faktor lain.
merupakan faktor lain.
Hipotesis ketiga yang diajukan dalam PEMBAHASAN
penelitian ini menyatakan bahwa terdapat hubungan kemandirian
yang
signifikan
belajar
dan
Hasil belajar (UU Sisdiknas, 2003)
antara
merupakan sasaran yang diharapkan akan
kecerdasan
dicapai oleh peserta didik setelah mengalami
interpersonal dengan hasil belajar IPS hal ini
proses pembelajaran di kelas. Kemudian,
ditunjukan dengan Fhitung= 57,573 > Ftabel=
menurut Hamalik (Omar Hamalik, 2006)
3,159 pada taraf signifikan = 0,05. Pola hubungan
antara
kedua
variabel
dinyatakan oleh persamaan regresi
hasil belajar adalah “bila seseorang telah
ini
belajar akan terjadi perubahan tingkah laku
Ŷ =
pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu
19,32 + 0,289 X1 + 0,296 X2. Persamaan ini menunjukan
bahwa
terdapat
hubungan 21
Kemandirian Belajar Dan Kecerdasan Interpersonal Dengan Hasil Belajar IPS Elah Nurelah menjadi tahu, dan dari tidak mengerti
decision for the public good as citizens of a
menjadi mengerti.”
culturally diverse, democratic society in an
Bloom
(Aunurrahman,
2010)
interdependent world.
mengklasifikasi hasil belajar menjadi tiga
Materi IPS merupakan gabungan dari
ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan
beberapa disiplin ilmu, bukan hanya ilmu
ranah psikomotor. Hasil belajar digunakan
sosial
oleh guru untuk dijadikan ukuran atau
matematika, ilmu alam bahkan ilmu agama.
penilaian dalam mencapai suatu tujuan
Semua ilmu ini diberikan kepada peserta
pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila
didik sejak dari TK sampai ke tingkat SLTA
peserta didik sudah mengalami belajar
dengan tujuan agar peserta didik dapat
dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku
mengembangkan potensinya menjadi warga
yang lebih baik lagi. Sementara itu, Kingsley
negara
(Nana Sujana, 2009) membagi tiga macam
masyarakat yang demokratis.
hasil belajar, yaitu 1) Keterampilan dan
melainkan
yang
juga
baik
humanitis,
dalam
kehidupan
Rachlin (Howard S. Friedman, 2009)
kebiasaan, 2) Pengetahuan dan pengertian, 3)
menyebutkan
Sikap dan cita-cita.
education is to produce people who are
Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial
capable
of
bahwa
“if
educating
one
goal
themselves,
of then
menurut The National Council for Social
students must learn to manage their own
Studies (NCSS)
(Sapriya, 2014) adalah
lives, set their own goals, and provide their
sebagai berikut: “Social studies is the
own reinforcement.” Hal ini bermakna
integrated study of the social science and
bahwa untuk mencapai salah satu tujuan
humanities to promote civic competence.
pendidikan yaitu menciptakan manusia yang
Within the school program, social studies
berkompeten di bidangnya dan peserta didik
provide
harus
coordinated,
drawing
upon
anthropology,
systematic
such
study
disciplines
archeology,
as
dapat
mengatur
dirinya
sendiri
(mandiri). Erikson (Anita Woolfolk, 2007)
economics,
memasukkan
kemandirian
(autonomy)
geography, history, law philosophy, political
sebagai salah satu tahap dari delapan tahap
science, psychology, religion, and sociology,
perkembangan
as all as appropriate content from the
kemandirian ditandai dengan pengontrolan
humanities,
diri (self control) dan kepercayaan diri (self
mathematics,
and
natural
sciences. The primary purpose of social
psikologi.
Menurutnya,
confidence).
studies is to help young people develop the
Holec
ability to make informed and reasoned
(TESL
Journal,
2014)
mengatakan bahwa autonomy is the ability to 22
JURNAL MPENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 1 Mei 2016
take charge of one‟s own learning. Dam
Kecerdasan interpersonal (T. Safaria,
(Dam L, 1995) mengungkapkan bahwa
2005) mempunyai tiga dimensi utama yaitu:
learner autonomy as „a capacity and
1) social sensitivity, 2) social insight, 3)
willingness to act independently and in
social communication. Kemudian, Smith
cooperation with others, as a social,
Mengungkapkan bahwa: (Journal JOLT,
responsible person.
2015) Interpersonal intelligence is the ability
Kecerdasan
(Jarot
to “read” people and understand their
Wijanarko, 2011) menunjukkan kemampuan
motivations or desires. People with high
seseorang untuk peka terhadap perasaan
interpersonal intelligence will be able to
orang lain. Peserta didik yang memiliki
work successfully in groups, and nearly any
kecerdasan ini cenderung memahami dan
profession that has any sort of interaction
berinteraksi dengan orang lain, sehingga
with other people will require a certain
mudah bersosialisasi dengan lingkungan
degree
sekitarnya. Kecerdasan
juga sering
Educators, salespeople, and political leaders
Selain
all
disebut
kecerdasan
interpersonal
ini
sosial.
itu,
of
need
interpersonal to
develop
intelligence. interpersonal
kecerdasan interpersonal menurut Effendi
intelligence. The last of Gardner‟s original
(Effendi, 2005)
adalah kecerdasan dalam
domains is intrapersonal intelligence, and it
mencatat dan membedakan individu-individu
can be represented by the capacity to
dan
(moods),
understand oneself and appreciate one‟s
temperamen, motivasi, dan maksud-maksud
feelings. People with accurate views of
mereka; kecerdasan yang ditunjukan dengan
themselves will have a high intrapersonal
kemampuan
intelligence--it may not manifest itself in any
khususnya
suasana
dalam
memahami
dan
berinteraksi dengan orang lain.
one specific job description but can be found
Kecerdasan interpersonal (Gardner,
with anyone with an understanding of who
2003) menunjukkan kemampuan seseorang
they are on the inside.
untuk peka terhadap perasaan orang lain.
Peserta didik yang telah memiliki
Peserta didik yang memiliki kecerdasan ini
kemandirian belajar mereka akan mampu
cenderung
berfikir secara kritis, kreatif dan inovatif,
dengan
memahami
orang
berinteraksi mudah
tidak mudah terpengaruh oleh pendapat
bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.
orang lain, tidak lari atau menghindari
Kecerdasan
masalah,
memecahkan
berfikir
secara
ini
lain,
dan
juga
sehingga sering
disebut
kecerdasan sosial.
masalah
mendalam,
dengan apabila
menjumpai masalah dipecahkan sendiri tanpa 23
Kemandirian Belajar Dan Kecerdasan Interpersonal Dengan Hasil Belajar IPS Elah Nurelah meminta
bantuan
tidak
diperoleh peserta didik. Sebaliknya semakin
merasa rendah diri apabila berbeda dengan
rendah kemandirian belajar maka semakin
orang lain, berusaha bekerja dengan penuh
rendah pula hasil belajar yang diperoleh
ketekunan dan kedisiplinan dan bertanggung
peserta
jawab atas tindakannya.
kecerdasan
Selain
itu
orang
lain,
interpersonal
juga
dengan
yang
positif
memberikan gambaran adanya kecerdasan
intrapersonal,
sosial yang tinggi dalam mencapai hasil
mereka mempunyai ciri–ciri antar lain
belajar maksimal. Sebaliknya, kecerdasan
1) Mengenal dirinya dengan baik termasuk
interpersonal
kelebihan dan kekurangnnya, 2) Mampu
menimbulkan rasa malu dan tidak percaya
merasakan
atau
diri yang pada akhirnya menjadi minder
perubahan yang ditimbulkan oleh orang lain,
dengan orang lain. Dengan demikian dapat
3) Mudah menerima input bahkan kritikan
dijelaskan bahwa hasil belajar peserta didik
terhadap dirinya dan 4) Mengetahui dengan
salah satu faktor yang dapat ditentukan
jelas tentang sesutau yang ingin dicapainya.
melalui kemandirian belajar dan kecerdasan
kecerdasan
dan
didik
Demikian
yang
mempunyai
peserta
didik.
mengamati
reaksi
Kemandirian belajar dan kecerdasan interpersonal hubungan
bersama-sama
positif
dengan
hasil
Berdasarkan paparan temuan di atas, maka disimpulkan bahwa hipotesis pertama diterima yaitu terdapat hubungan yang positif variabel kemandirian belajar (X₁) dan
dua faktor yang harus diperhatikan untuk
hasil belajar IPS (Y) pada peserta didik kelas
meningkatkan hasil belajar IPS. Berdasarkan
V SDN Wilayah Binaan IV Pulogadung,
hasil pengujian statistik yang telah dibahas di
Jakarta Timur. Hipotesis kedua diterima
muka, menunjukan terdapat hubungan positif dengan
hasil
kecerdasan
kemandirian
belajar
interpersonal
dan
akan
SIMPULAN
belajar
variabel kecerdasan interpersonal merupakan
antara
tentu
memiliki
demikian, variabel kemandirian belajar dan
searah
rendah
interpersonal.
khususnya pada pembelajaran IPS. Dengan
dan
yang
yaitu
belajar
variabel kecerdasan interpersonal (X₂) dan
hubungan
dengan
terdapat hubungan yang positif
variabel hasil belajar IPS (Y) pada peserta
hasil
didik kelas V SDN Wilayah Binaan IV
belajar. Kedua faktor tersebut memberikan
Pulogadung, Jakarta Timur. Hipotesis ketiga
konstribusi yang cukup signifikan terhadap
diterima
hasil belajar khususnya pembelajaran IPS.
yaitu
menunjukkan
terdapat
hubungan positif antara variabel kemandirian
Semakin tinggi kemandirian belajar
belajar
semakin tinggi pula hasil belajar yang 24
(X₁)
dan
variabel
kecerdasan
JURNAL MPENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 1 Mei 2016
interpersonal
(X₂) secara
hari. Guru perlu memotivasi peserta didik
bersama-sama
dengan variabel hasil belajar IPS (Y) pada
dengan
adanya
kelompok–kelompok
peserta didik kelas V SDN Wilayah Binaan
dalam belajar di kelas.
IV Pulogadung, Jakarta Timur. Sesuai dengan
temuan
penelitian,
DAFTAR RUJUKAN
peneliti
Aunurrahman. Belajar dan Pembelajaran.
merekomendasikan beberapa hal–hal sbb: 1. Kemandirian
belajar
peserta
Bandung: Alfabeta, 2010.
didik
Dam L, Learner Autonomy 3: From Theory
hendaknya dikembangkan kearah positif dengan
cara
melakukan
to
berbagai
di
luar
sekolah.
belajar
peserta
Dublin:
Effendi, Agus. Revolusi Kecerdasan Abad
Guru
21. Bandung: Alfabeta. 2005.
bertanggung jawab atas perkembangan kemandirian
Practice.
Authentik. 1995.
kegiatan yang bermanfaat baik di sekolah maupun
Classroom
Friedman,
didik
Howard
S
&
Miriam.
sehingga sebaiknya memberikan tugas–
Kepribadian_Teori Klasik dan Riset
tugas baik di sekolah maupun di luar
Modern. Jakarta: Erlangga. 2009. Gardner, Howard. Multiple Intelegences.
sekolah yang dapat mengembangkan kemandirian
belajarnya
Batam: Interaksara. 2003.
sehingga
Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar.
terbentuk pembiasaan/habituasi di dalam
Bandung: Bumi Aksara, 2006.
dirinya. 2. Dalam hasil belajar IPS , banyak hal
Jerome O, Ayeni. “Autonomy of Learning
yang harus guru kembangkan dalam
and the Challenge of Existentialism:
membantu meningkatkan hasil belajar
The Nigerian Experience” (Journal
peserta didiknya. Diantaranya dengan
of Emerging Trends in Educational
menggunakan metode atau teknik yang
Research
aktif,
(JETERAPS) 2 (6): 508-513 ©
inovatif,
kreatif,
efektif
dan
and
menyenangkan. Dengan teknik tersebut,
Scholarlink
peserta didik menjadi termotivasi dalam
Journals, 2011.
merubah
tingkah
lakunya
Policy
Research
Studies Institute
Sapriya, Pendidikan IPS. Bandung: Remaja
sehingga
Rosdakarya. 2014.
terbentuk ke arah yang positif. hal
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses
bersosialisasi dengan teman, guru, dan
Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
orang yang lebih tua, harus terus
Rosdakarya. 2008.
3. Kecerdasan
interpersonal
dalam
diaplikasikan dalam kehidupan sehari25
Kemandirian Belajar Dan Kecerdasan Interpersonal Dengan Hasil Belajar IPS Elah Nurelah T.
Safaria,
Interpersonal
Intelligence.
Yogyakarta: Amara Books. 2005. Thanasoulas, Dimitrios. “What is Learner Autonomy and How Can It Be Fostered?” Journal),
(The
Internet
TESL
Diunduh pada tanggal 2
Desember 2014. Wijanarko,
Jarot.
Multiple
Intelligences_Anak Cerdas, Ceria, Berakhlak.
Jakarta:
Happy
Holy
Kids. 2011. Woolfolk, Anita. Educational Psychology. USA: Pearson Education. 2007.
26