perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GULING DEPAN MELALUI MEDIA BIDANG MIRING KELAS II SD NEGERI 1 BANCAR KECAMATAN PURBALINGGA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh : SITI NGAZIZAH X 4710103
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JUNI 2012
i
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: SITI NGAZIZAH
NIM
: X4710103
Jurusan/Program Studi : Pendidikan Olahraga dan Kesehatan/Penjaskesrek Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GULING DEPAN MELALUI MEDIA BIDANG MIRING KELAS II SD NEGERI 1BANCAR KECAMATAN PURBALINGGA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka. Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, Saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juli 2012 Yang membuat pernyataan
Siti Ngazizah
ii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GULING DEPAN MELALUI MEDIA BIDANG MIRING KELAS II SD NEGERI 1 BANCAR KECAMATAN PURBALINGGA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh : SITI NGAZIZAH X 4710103
SKRIPSI Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JUNI 2012
iii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
iv
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
v
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Siti Ngazizah. “MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GULING DEPAN MELALUI MEDIA BIDANG MIRING KELAS II SD NEGERI 1 BANCAR KECAMATAN PURBALINGGA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 2011/2012”. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tujuanpenelitian iniadalahuntuk meningkatkan hasil belajar guling depan melalui media bidang miring pada SD Negeri 1 Bancar Kecamatan Purbalingga Kabupaten Purbalingga. Tahun Pelajaran 2011/2012. Ditandai dengan sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran dan peningkatan hasil tes unjuk kerja atau nilai pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, penelitian ini terdiri dari dua siklus. Pertemuan dalam tiap siklus berjumlah dua kali dan setiap siklus menunjukkan tahapan perkembangan proses pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi guling depan. Subjek penelitian ini adalah siswa SD Negeri 1 Bancar Kecamatan Purbalingga Kabupaten Purbalingga kelas II Semester II tahun ajaran 2011/2012 berjumlah 26 siswa, yang terdiri dari 12 siswa putra dan 14 siswa putri. Instrument yang digunakan untuk pengambilan data pada penelitian ini adalah lembar pengamat, dan tes unjuk kerja siswa. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Data penelitianini berupa hasil belajar siswa yang meliputi ranah afektif, kognitif, dan psikomotor. Dengan hasil siswa dari siklus ke siklus menunjukkan hasil sebagai berikut: Meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar guling depan pada kondisi awal pra siklus (71,3%), siklus I (74,8%) dan pada siklus II menjadi (77,3%). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan media bidang miring dalam pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi guling depan dapat meningkatkan semangat siswa, antusias siswa, menciptakan suasana kelas serta dapat memunculkan keberanian siswa dan menunjukan adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa. Kata kunci :pembelajaran, gulingdepan, media bidang miring.
vi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
v Allah meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (Depag RI, 1989:421) v Pendidikan
merupakan
perlengkapan
tua.(Aristoteles)
vii
commit to user
paling
baik
untuk
hari
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN Karya yang sederhana ini dipersembahkan kepada : 1. SD Negeri 1 Bancar Kecamatan Purbalingga Kabupaten Purbalingga 2. Keluargaku tercinta yang telah memberikan dorongan moril 3. Dosen-dosen pembimbing yang telah member arahan kepada penulis. 4. Rekan-rekan mahasiswa PPKHB Gelombang II Universitas Sebelas Maret 5. FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, almamater tercinta kampus tempat kutimba ilmu untuk kiprah di dunia pendidikan yang penuh edukasi 6. Pembaca yang budiman.
viii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Puji sukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang member kenikmatan dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GULING DEPAN MELALUI MEDIA BIDANG MIRING KELAS II SD NEGERI 1 BANCAR KECAMATAN PURBALINGGA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 2011/2012”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret. Selama pembuatan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ucapkan terimakasih kepada : 1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd delaku Dekan FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta 2. Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Sc. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah member ijin penulisan skripsi. 3. Drs.Tri Aprilijanto Utomo, M.Kes., selaku pembimbing I yang dengan sabar telah memberikan bimbingan, arahan dan dorongan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan dengan lancar 4. Waluyo, S.Pd., M.Or., selaku Ketua Prodi Penjaskesrek JPOK FKIP Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan persetujuan skripsi. 5. Tri WinartiRahayu. S.Pd., M.Or., selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan dan dorongan kepada penulis. 6. Bapak dan Ibu dosen JPOK FKIP Universitas Sebelas Maret yang secara tulus memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis. 7. Bapak Kepala SD Negeri 1 Bancar yang telah memberikan ijin penelitian. 8. Keluargaku tecinta yang selalu memberikan semangat.
ix
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9. Rekan-rekan PPKHB FKIP angkatan II yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan memberikan warna selama menjadi mahasiswa dan dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran, dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna untuk kemajuan Pendidikan di Indonesia pada umumnya, dan Pendidikan Jasmani pada khususnya.
Surakarta,
Juli 2012
Penulis
x
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL ........................................................................................ i HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. ii HALAMAN PENGAJUAN SKRIPSI .................................................................. iii HALAMAN PERSETUJUANPEMBIMBING ..................................................... iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI .............................................................. v HALAMAN ABSTRAK...................................................................................... vi HALAMAN MOTTO.......................................................................................... vii HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... viii KATA PENGANTAR ......................................................................................... ix DAFTAR ISI....................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah............................................................................ 1 B. Rumusan Masalah .................................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian...................................................................................... 4 D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 4 BAB II. KAJIAN PUSTAKA.............................................................................. 6 A. Kajian Pustaka ......................................................................................... 6 1. Senam.................................................................................................... 6 a. Pengertian Senam Secara Umum ........................................................ 6 b. Aktifitas Dasar Dalam Senam............................................................. 7 c. Pembagian Senam.............................................................................. 9 d. Senam Lantai..................................................................................... 10 e. Guling Depan Melalui Bidang Miring ................................................ 11 2. Pembelajaran........................................................................................... 17 a. Konsep Pembelajar ............................................................................ 17 b. Hakekat Pembelajaran........................................................................ 17
xi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Media Pembelajaran ............................................................................... 18 a. Pengertian Media Pembelajaran.......................................................... 18 b. Perandan Kegunaan Media ................................................................ 19 4. Alat Bantu Pembelajaran ........................................................................ 19 a. Pengertian Alat Bantu Pembelajaran ................................................... 19 b. Syarat Alat Bantu yang Baik.............................................................. 20 B. KerangkaBerfikir...................................................................................... 21 BAB III. METODE PENELITIAN..................................................................... 23 A. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................... 23 B. Subyek Penelitian ..................................................................................... 24 C. Tehnik Pengumpulan Data ........................................................................ 24 D. Uji Validitas Data ..................................................................................... 25 E. Analisis Data ............................................................................................ 25 F. Indikator Kinerja Penelitian ...................................................................... 26 G. Prosedur Penelitian ................................................................................... 26 1. Rancangan Siklus I .............................................................................. 25 2. Rancangan Siklus II ............................................................................ 26 BAB IV. HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN ......................................... 29 A. Deskripsi Pra Tindakan ............................................................................. 31 B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus........................................................ 31 1. Siklus 1................................................................................................ 31 2. Siklus 2................................................................................................ 36 C. Pembahasan Hasil Penelitian..................................................................... 39 BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN .............................................. 41 A. Simpulan .................................................................................................. 41 B. Implikasi .................................................................................................. 41 C. Saran........................................................................................................ 42 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 43 LAMPIRAN – LAMPIRAN ............................................................................... 47
xii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.Hasil Observasi Pra siklus ....................................................................... 44 Tabel 2.Hasil Observasi Siklus I........................................................................... 45 Tabel 3.Hasil Observasi Siklus II ......................................................................... 46
xiii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.Posisi awal guling depan ...................................................................... 12 Gambar 2.Variasi guling depan ............................................................................ 13 Gambar 3.Kegiatan orientasi guling depan...................... ....................................... 15 Gambar 4. Skema kerangka berfikir ..................................................................... 22 Gambar 5. Skema siklus PTK............................................................................... 27 Gambar 6. Diagram hasil ketuntasan Pra Siklus .................................................... 39 Gambar 7. Diagram hasil ketuntasan Siklus I, II ................................................... 39 Gambar 8. Diagram hasil ketuntasan dari Pra siklus dan Siklus I,II ....................... 40
xiv
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Silabus ............................................................................................. 48 Lampiran 2. Lembar Observasi ............................................................................ 50 Lampiran 3. RPP Siklus I..................................................................................... 51 Lampiran 4. RPP Siklus II.................................................................................... 81 Lampiran 5. Daftar Hadir Siswa ........................................................................... 91 Lampiran 6. Hasil Evaluasi Siklus I ..................................................................... 93 Lampiran 7. Hasil Evaluasi Siklus II.................................................................... 94 Lampiran 8. Foto Pelaksanaan Siklus I ................................................................. 95 Lampiran 9. Foto Pelaksanaan Siklus II ................................................................ 97 Lampiran 10.Surat Ijin Penelitian ......................................................................... 100
xv
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam UU NO 20 tahun 2003 tentang sisdiknas diamanatkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan adalah merupakan bagian penting dari proses pembangunan nasional yang ikut menentukan perubahan suatu negara yang nantinya digunakan sebagai landasan investasi dalam pembangunan sumber daya manusia. Sebagai faktor penentu keberhasilan pembangunan, kualitas sumber daya manusialah yang ditingkatkan melalui berbagai program pendidikan yang dilaksanakan secara sistematis dan terarah berdasarkan kepentingan yang mengacu pada kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi yang dilandasi oleh keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam rangka pengembangan potensi peserta didik secara maksimal diperlukan suatu metode pembelajaran yang berlandaskan pada karakteristik masing-masing siswa. Pembelajaran disekolah dasar mencakup berbagai macam mata pelajaran yang ditetapkan dalam kurikulum. Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan disekolah dasar yang memiliki peranan sangat penting dalam menghasilkan manusia-manusia yang cerdas, trampil,sehat jasmani dan rohaninya sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, ketrampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, ketrampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani dan olahraga. Didalam intensifikasi penyelanggaraan pendidikan sebagai proses suatu pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, peranan pendidikan jasmani adalah sangat penting, yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain dan olahraga yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat. Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan ketrampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial) dan pembiasaan pola hidup sehat dan memiliki pengetahuan serta pemahaman terhadap gerak manusia. Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru diharapkan mengajarkan berbagai ketrampilan gerak dasar-dasar, tehnik dan strategi permainan dan olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur, kerjasama,dan lain-lain) serta pembiasaan pola hidup sehat. Pelaksanaanya bukan melalui pengajaran konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun melibatkan unsur fisik, mental, intelektual, emosi dan sosial. Aktifitas yang diberikan dalam pengajaran harus mendapatkan sentuhan didaktik metodik, sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran. Untuk mewujudkan semua itu diperlukan suatu pemikiran dan pemilihan yang tepat dalam memilih metode mengajar bagi guru penjas dalam melakukan kegiatan pembelajaran disekolah. Beberapa metode mengajar yang dikenal dalam penjas antara lain, metode ceramah, demontrasi, dan penugasan. Sedangkan dalam penyampaian suatu materi dikenal beberapa metode menurut ketrampilan guru, tidak terkecuali pendidikan penjas . Setiap cabang olahraga memerlukan keterampilan, keberanian, kesenangan dan percaya diri dalam melakukan agar hasilnya bisa maksimal. Seperti : atletik, bola voli, sepak bola, dan cabang olahraga yang lain memerlukan hal tersebut. Demikian juga halnya dengan cabang olahraga senam lantai, agar hasilnya optimal perlu memiliki keberanian, kesenangan, dan percaya diri dalam melakukannya. Apabila sudah didasari dengan rasa senang pasti segala sesuatu akan dilakukan dengan percaya diri, berjalan dengan lancar, dan hasil yang memuaskan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
Namun
kenyataannya
tidak
semua
murid
memiliki
keberanian,
kesenangan, dan percaya diri dalam melakukan gerakan dalam proses pembelajaran penjas untuk materi senam lantai, khususnya guling depan, seperti yang penulis amati ketika mengajar senam lantai guling depan dikelas II SD Negeri 1 Bancar. Dalam hasil evalasi belajar siswa menunjukkan bahwa 48 % dari total 26 siswa yang tuntas, belum tuntas 52% untuk mencapai KKM yaitu 73. Apakah penyebabnya? Apakah mereka tidak menyukai pelajaran penjas, khususnya senam lantai? Ataukah mereka merasa pelajaran senam lantai itu tidak menarik? Ataupun juga mereka merasa jenuh dengan metode yang itu-itu saja, yang harus dilakukan sehingga mereka merasa cepat lelah dan enggan melakukan perintah guru dengan optimal. Semua pertanyaan-pertanyaan diatas bisa jadi merupakan masalah yang menjadi kendala bagi siswa kelas II yang notabene mereka adalah anak-anak yang masih mempunyai karakteristik kebiasaan bermain karena bermain adalah merupakan bagian dari kehidupan anak. Hal ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran penjas untuk materi senam lantai khususnya guling depan mengalami masalah yang harus dicari solusinya, melihat karakteristik siswa kelas II yang masih menyukai bermain. Untuk itu sebagai seorang guru kita harus dapat memahami karakteristik siswa didik kita, karena mereka masih menyukai bermain, maka alangkah baiknya pembelajaran guling depan melalui media bidang miring pada senam lantai harus diajarkan secara pendekatan bermain dengan tidak mengesampingkan inti dari materi senam lantai pada guling depan tersebut. B.Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, dan pembatasan masalah maka permasalahan yang menjadi pokok penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : “ Bagaimanakah penerapan media pembelajaran bidang miring dapat meningkatkan kemampuan dasar gerak guling depan pada kelas II SD Negeri 1 Bancar ? Rumusan masalah pada penelitian ini dapat disajikan melalui definisi operasional veriabel :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
1. Pembelajaran
adalah proses
interaksi antara peserta didik
dengan
lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. 2. Kegiatan pembelajaran guling depan melalui penerapan media bidang miring dapat disajikan dengan cara menempatkan matras pada posisi lebih tinggi dengan sudut kemiringan 40ºsebagai awalan guling depan agar mempermudah siswa dalam melakukan gerak dasar mengguling.Diharapkan dengan penerapan pendekatan tersebut akan meningkatkan rasa percaya diri siswa serta meningkatkan kemampuansiswa dalam belajar gerak. 3. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas II SD Negeri 1Bancar.
C.Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar guling depanmelalui media pembelajaran bidang miringpada siswa kelas II SD Negeri 1 Bancar.
D. Manfaat Penelitian. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan penerapanmedia pembelajaran bidang miring dalam meningkatkan kemampuan dasar guling depanpada siswa SD Negeri 1 Bancar . Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yaitu bagi siswa, peneliti dan sekolah yang bersangkutan yaitu SD Negeri 1Bancar.. 1. Siswa / peserta didik. Meningkatkan keberanian dan percaya diri, menumbuhkembangkan minat belajarpeserta didik dalam pembelajaran penjas senam lantai guling depan melalui
media bidang miringserta untuk menciptakan suasana
pembelajaran yang lebih menyenangkan dan memacu peserta didik berperan secara aktif dalam pembelajaran guling depan sehingga menghasilkan pembelajaran yang optimal dan mendukung peningkatan prestasi yang diharapkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
2. Guru pendidikan jasmani. Untuk meningkatkan kreatifitas guru di sekolah dalam membuat dan mengembangkan model pembelajaran penjas yang inovatif . Untuk memacu kinerja guru penjas dalam menjalankan tugasnya secara profesional terutama dalam mengembangkan kreatifitas penggunaan dan pemanfaatan media pembelajaran penjas secara efektif dan efisien.. 3. Sekolah. Sebagai bahan masukan untuk mengembangkan strategi belajar mengajar yang tepat dalam rangka untuk meningkatkan kualitas proses dan kualitas belajar siswa yang menuju pada mutu lembaga pendidikan yang lebih baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Senam a. Pengertian Senam secara Umum Senam yang dikenal dalam bahasa Indonesia sebagai salah satu cabang olahraga, merupakan terjemahan langsung dari bahasa Inggris gymnastics,atau Belanda Gymnastiek. Gymnastics sendiri dalam bahasa aslinya, merupakan serapan kata dari bahasa Yunani gymnos, yang berarti telanjang, Menurut Hidayat (1995),kata gymnastiek tersebut dipakai untuk menunjukan kegiatan-kegiatan fisik yang memerlukan keleluasaan gerak sehingga perlu dilakukan dengan telanjang atau setengah telanjang. Hal ini bisa terjadi karena tehnologi pembuatan bahan pakaianbelum semaju sekarang, sehingga belum memungkinkan membuat pakaian yang bersifat lentur mengikuti gerak pemakainya. Dalam bahasa Yunani sendiri, gymnastics diturunkan dari kata kerja gymnazein,yang artinya berlatih atau melatih diri. Latihan-latihan ini diperlukan bagi para pemuda Yunani kuno (sekitar tahun 1000 SM hingga kira-kira tahun 476) untuk menjadi warga negara yang baik sesuai cita-cita negara serta untuk menjadikan penduduknya sebagai manusia harmonis. Para filosof seperti Sokrates, Plato, dan Aristotelesmendukung program-program latihan fisik ini, yang dimaksudkan untuk meningkatkan keindahan dan kecantikan, kekuatan, serta efisiensi gerak. Dari zaman pulalah, tanda-tanda berkembangnya senam medis, massage dan kebugaran dapat ditelusur ulang. Pada jaman kekaisaran Romawi, kegiatan-kegiatan sejenis dapat pula ditemukan. Pada waktu itu, masyarakat amat mendukung kegiatan-kegiatan fisik untuk memudahkan latitahan-latihan militer untuk kaum prianya. Sebagai hasilnya, para pemuda Romawi telah dikenal sebagai pemuda yang kuat, berani,serta pejuang tangguh.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
Lalu apakah definisi senam ? Tidak mudah mendefisinikan istilah tersebut, karena dalam kekhususan yang dikandungnya terdapat keluasaan makna yang ingin dicakup, sesuai dengan perkembangan berbagai aliran dan jenis senam yang terjadi dewasa ini. Imam Hidayat(1995) mencoba mendefinisikan senam sebagai: suatu latihan tubuh yang dipilih dan dikonstruk dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana, disusun secara sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai mental dan spiritual. Jadi fokusnya adalah tubuh, bukan alatnya, bukan pula pola-pola geraknya, karena gerak apapun yang digunakan, tujuan utamanya adalah peningkatan kualitas fisik serta penguasaan pengontrolannya. Mengingat begitu luasnya cakupan arti senam serta berbagai karakteristik gerakannya, Imam Hidayat (1996) memberikan pedoman untuk memperjelas pengertian senam: Tumbling Akrobatik
=SENAM
Calesthenic Maksudnya adalah, jika suatu kegiatan fisik mengandung salah satu atau gabungan dari ketiga unsur diatas, kegiatan itu bisa dikelompokan sebagai senam. b. Aktifitas Dasar Dalam Senam. Kita sadar bahwa perkembangan seorang anak tidak dapat dipisahkan dengan gerak dan lingkungannya. Spontanitas dan kreatifitas si anak berkembang bersama perkembangan lingkungannya. Mereka belajar melalui lingkungan sekitarnya, mereka mencontoh dan meniru apa yang dilihat disekitarnya. Ada tupai melompat mereka tiru ada kuda berlari mereka tiru.melalui lingkungannya sianak akan merasakan serta mengalami apa yang dilakukan dan akibat yang diterimanya. Dengan demikian sekaligus mereka akan belajar tentang sebab dan akibat. Semakin banyak mereka bergerak dan semakin sering mereka melakukan tindakan yang sama, mereka akan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
merasakan adanya sesuatu model atas bentuk gerakan yang telah menjadi miliknya. Model gerakan ini memang masih terbatas pada gerakan motorik seharihari, yaitukegiatan yang bersifat mendorong, membungkuk dan meluruskan badan mengangkat atau memutar kepala dan lain-lain. Model ini akan berkembang sesuai
dengan
perkembangan
fisik
maupun
pengamatannya,
seperti
berjalan,berlari, berguling, menarik, memanjat, meluncur, mengayun, melempar, menggantung dan sebagainya . semua bentuk gerakan tersebut dikenal dengan kegiatan dasar. Kegiatan dasar akan memberikan suatu gambaran bahwa si anak memiliki kesiapan beradaptasi dengan lingkungannya yang akan membantu dan memberikan kemudahan bagi si anak untuk
selalu siap
menghadapi
lingkungannya. Kita sadar tidak semua anak semua anak memiliki bakat atau kemampuan yang sama untuk berguling, memanjat pohon, tetapi secara sadar pula kita mengetahui bahwa mereka memiliki hak yang sama untuk mengguling dan hak sama untuk berbuat. Disisi lain kita tahu bahwa semakin modern kehidupan kita,semakin cepat perkembangan kota yang kita diami. Banyak lahan yang diperuntukan bagi sejumlah bangunan. Tidak hanya itu saja, ruangan ataulapangan olahragapun telah banyak beralih fungsi dan menjadi korban kebutuhan lainnya. Akibatnya akan semakin berkurang pula kesempatan mereka untuk bermain dan bergerak secara leluasa. Pada hal semua orang selalu menyatakann bahwa kegiatan olahraga maupun jasmani merupakan sarana untuk membentuk karakter bangsa. Lapangan rumput atau apa saja yang dapat dijadikan tempat bermain dan belajar, pepohonan yang dapat digunakanuntuk bergabung memanjat,berayun dan sebagainya. Apabila kita kelompokkan semua gerakan tersebut diatas, maka gerakan atau keterampilan mereka dapat dikategorikan kedalam tiga kelompok (Gabbard.C, Leblanc,E, dan LowyS:1987)yaitu: 1) Lokomotor, yaitu gerakan atau tindakan dengan maksud memindahkan posisi seluruh tubuh ke tempat lain, apakah itu kedepan, kebelakang ke samping, ke atas maupunke bawah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
2) Non lokomotor, yaitu suatu gerakan atau tindakan dengan maksud menggerakkan bagian tubuh tanpa harus memindahkan seluruh tubuh/ tetap di tempat seperti mengayunkan kedua lengan, memutar leher, membungkuk, menegakkan badan ke semua arah. 3) Manipulatif, yaitu suatu gerakan atau tindakan dengan maksud memanipulasi gerakan atau posisi suatu benda seperti menggelindingkan bola, menangkap bola, melempar, menggiring bola dan sebagainya. Secara teoritis semua gerakan tersebut merupakan gerakan terpisah, namun demikian pada bentuk tingkah laku yang lebih komplek, gerakan ketiga kegiatan dasar tersebut dapat saja menjadi gerakan gabungan antara satu dengan lainnya atau merupakan gabungan gerak secara keseluruhan. Seperti melakukan rolling atau menggulingkan badan ke depan termasuk dalam kategori lokomotor, namun disisi lain mengayunkan kedua lengan merupakan gerakan gerakan non lokomotor. c.Pembagian Senam. Seperti yang dijelaskan pada kegiatan belajar bahwa arti senam sebenarnya lebih menekankan kepada latihan jasmani yang disesuaikan dengan keadaan pada saat itu. Bila kita mengambil pembagian menurut FIG diatas, tentu saja pendidikan senam dalam kaitan di sini kurang begitu tepat, karena senam berdasarkan pembagian tersebut lebih banyak dilakukan di luar sekolah atau didalam klub-klub olahraga. Senam menurut FIG(Federation International de Gymnastique)terbagi dalam 4 kelompok, tiga jenis seperti yang sudah disebutkan diatas merupakan senam yang sudah dipertandingkan sampai tingkat internasional yaitu: 1) Senam Artistik (Artistic Gymportienastics) 2) Senam Ritmik Sportif (Rhythmic Sportive Gymnastics) 3) Sports Aerobics (Aerobik pertandingan) 4) Senam Umum (General Gymnastics) Peralatan yang dipakai dalam perlombaan senam adalah sebagai berikut sesuai dengan urutannya: 1). Senam Artistik putra :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
a) Lantai (Floor) b) Kuda Pelana (Pommeled Horse) c) Gelang-gelang (Rings) d) Kuda Lompat (Voulting Horse) e) Palang sejajar (Parallel Bar) f) Palang Tunggal (Horizontal Bar atau High Bar) 2).Senam Artistik Puteri : a) Kuda Lompat (Voultind Horse) b) Palang Bertingkat (Assymetric Bars) c) Balok Keseimbangan (Balance Beam) d) Lantai (Floor) d. Senam Lantai Senam lantai (flour exercise) adalah latihan senam yang dilakukan diatas matras atau permadai dengan unsur-unsur gerakannya terdiri dari mengguling, melompat, meloncat, berputar di udara, menumpu dengan tangan atau kaki untuk mempertahankan sikap seimbang atau pada saat meloncat ke depan atau ke belakang (Agus Margono,2009:79). Pesenam tidak boleh menggunakan alat atau suatu benda. Senam lantai menggunakan area yang berukuran 12x12 meter, dan area 1 meter untuk menjaga keamanan. Para guru pendidikan jasmani harus mengetahui perkembangan anak dan memanfaatkan sifat-sifat yang sosial psikologi dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani. Menurut (Suharno HP, 1993: 12) tujuan dari pada latihan gerak dasar diantaranya adalah: 1) Menumbuhkan rasa senang berolahraga, oleh karena itu latihan olahraga jenis apapun jangan dilarang. Apabila anak telah senang dengan senam lantai, maka anak-anak akan mengisi waktu senggangnya dengan melakukan senam lantai. 2) Memberikan pengayaan dan pengalaman gerak yang bermacam-macam, apapun yang disenangi yang menunjang perkembangan geraknya. Dengan banyaknya pengalaman gerak dan banyaknya macam gerak yang dimiliki anak, akan mempermudah baginya untuk mempelajari gerakan-gerakan senam lantai.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
3) Meningkatkan kondisi umum meliputi kekuatan, kecepatan daya tahan cardio respiratori dan daya tahan aerobik, kelenturan atau fleksibelitas dan koordinasi. Untuk anak kelas II SD, mereka belum mampu menerima latihan dengan beban berat, yang dapat mengganggu pertumbuhan fisiknya menjadi tidak normal. 4) Pengembangan daya fikir/kecerdasan melalui latihan-latihan perkembangan motorik. 5) Menanamkan cara hidup sehat, melalui latihan, istirahat dan makan yang teratur. e. Guling Depan Melalui Bidang Miring Menurut (Hermawan, Arif Setiawan : 2005:1) Guling depan ialah gerakan berguling ke depan atas bagian belakang badan (tengkuk, punggung, pinggang dan panggul bagian belakang). Pengembangan Gerak Roll( guling depan ) melalui bidang miring menurut Drs. Sayuti Suhara M.kes bahwa gerakan ini merupakan gerakan yang paling banyak dikenal dalam kegiatan si anak, mudah dipahami serta dilakukan oleh siswa. Pembelajaran gerakan ini relatif mudah dibandingkan dengan gerakan lainnya. Disini guru hanya diminta untuk mengembangkan berbagai macam gerakan yang memungkinkan untuk diberikan 1). Variasi Guling Depan Ketrampilan guling depan dapat divariasikan dengan mencari cara yang berbeda dalam ketiga fase gerak guling, yaitu pada posisi awal, posisi ketika melakukan gulingan, dan posisi akhir. Ø Posisi awal jongkok, posisi mengguling jongkok, dan posisi akhir jongkok.
Gambar.1 Posisi jongkok guling depan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
Ø Posisi awal menyudut, posisi mengguling kaki lurus, posisi akhir menyudutkangkang.
Gambar.2 Posisi menyudut. Ø Posisi awal sikap pesawat terbang, posisi berguling satu kaki lurus satu kaki bengkok, dan posisi akhir mendarat satu kaki dan sikap pesawat
Gambar.3 Posisi awal pesawat terbang. o Beberapa variasi mengguling kedepan . Posisi awal jongkok
Gerakan mengguling
Menyudut
Lurus jongkok
Keseimbanga
Jongkok berlutut
commit to user
Posisi akhir jongkok
Kaki rapat kaki kangkang
Satu tungkai lurus
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
Kangkang
Roll putar 180
Kaki terbuka.
Rol depan ¼ putaran
- huruf V
Bertumpu depan
·
- telentang
·
- huruf L
Roll lengan buka
- duduk L - Tumpu jongkok
Berlutut
Jongkok putar 180
Putaran jongkok 360
Duduk pada lutut kedalam kaki keluar
Gambar.4 Kombinasi sikap awal,gerakan, sikap akhir. Kemampuan untuk memahami dan menerapkan metode yang diperlukan untuk mengajar pendidikan jasmani, merupakan kemampuan integritas dari berbagai pengetahuan dan pengalaman ( Agus Kristiyanto. 2010:169 ) Dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
masalah yang dihadapi oleh peneliti saat ini, maka peneliti berusaha untuk mencari solusinya. Maka peneliti mencoba untuk menerapkan pendekatan melalui modifikasi media bidang miring pada siswa, karena senam lantai memerlukan kelentukan tubuh. Dalam pembelajaran senam lantai awalnya sikap awal jongkok. Mulailah dengan jongkok, tangan diangkat lurus keatas sehingga lurus dari pinggul hingga ujung jari tangan. Angkatlah pinggul dan pindahkan berat badan ke depan,letakkan kedua tangan pada matras. Sentuhkan dagu ke dada, letakkan bahu diatas matras sambil berguling. Jagalah agar badan tetap menekuk dengan kedua lutut tetap di dada dan diakhiri dengan sikap jongkok dengan kedua tangan lurus keatas.
2). Kegiatan Orientasi
Gambar.5 Mengguling badan bulat
Gambar.6 Posisi sikap lilin guling depan.
Gambar.7 Melihat kaki, guling depam.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
Gambar.8 Guling depan melalui bidang miring
Gambar.9 Gerobak dorong guling depan. 3). Bantuan Pada umumnya
bantuan yang utama harus dijalankan adalah
menyelamatkan benturan belakang kepala atau leher pada alas/matras.Apabila guru melihat ada anak yang kurang kekuatan lengannya dan mendapat kesulitan menempatkan tengkuknya dilantai, maka guru dapat membantu dengan memegang salah satu pergelangan lenganya dan paha belakang atau lututnya untuk membantu mengangkat. Rata-rata siswa yang perlu mendapatkan bantuan disebabkan oleh beberapa kekurangan, misalnya : - Siswa merasa takut / malu melakukan gerakan - Otot leher yang kurang kuat, gerak yang lamban - Badan terlalu gemuk, serta gerakan yang tidak terkoordinasi dengan baik. 2. Pembelajaran a. Konsep Pembelajaran Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Istilah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
pembelajaran sama artinya dengan instruction atau pengajaran. Menurut Purwadarminta 1976 yang dikutip H.J Gino Suwarni, Suripto, Maryanto dan Sutijan (1998: 30) bahwa pengajaran mempunyai arti cara (perbuatan) mengajar atau mengajarkan . Proses belajar dapat terjadi di kelas, lingkungan sekolah dan dalam kehidupan bermasyarakat, termasuk dalam bentuk interaksi sosial kultural melalui media masa. Proses pengajaran juga harus mempunyai tujuan yang jelas, oleh karena itu sebagai seorang guru penjas harus memiliki kemampuan untuk menyampaikan tugas ajar yang cocok dan pas untuk mencapai tujuan yang dimaksud. Peran guru bukan semata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan dan memberi fasilitas belajar agar proses belajar lebih memadai dan mudah diterima oleh siswa. b. Hakekat Pembelajaran. Hakekat
pembelajaran
adalah
tujuan
pembelajaran
yang
lebih
menekankan pada perolehan pengetahuan dan kemampuan tentang efektif tidaknya kegiatan pembelajaran. Misalnya siswa mengetahui efektifitas gerak dasar guling depan yang dipelajarinya. Siswa dapat mengetahui dan menemukan pada posisibagaimana sehingga ia dapat melakukan gerak mengguling secara tepat dan konsisten. Tujuan pembelajaran guling depan pada contoh tersebut antara lain : siswa dapat mengetahui dan dapat melakukan berbagai gerak dasar mengguling dengan baik. Kegiatan belajar mengajar dalam pelajaran pendidikan jasmani amat berbeda pelaksanaanya dari pembelajaran mata pelajaran lain. Pendidikan jasmani adalah “pendidikan melalui aktifitas jasmani”. Dengan berpartisipasi dengan aktifitas
fisik,
siswa
dapat
menguasai
ketrampilan
dan
pengetahuan,
mengembangkan apresiasi estetis, mengembangkan ketrampilan generik serta nilai dan sikap yang positif, dan memperbaiki kondisi fisik untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani. Kegiatan mengajar selalu terkait langsung dengan tujuan yang jelas. Ini berarti, proses mengajar itu tidak begitu bermakna jika tujuannya tidak jelas. Jika tujuan tidak jelas maka isi pengajaran berikut metode mengajar juga tidak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
mengandung apa-apa. Oleh karena itu, seorang guru harus memahami benar keterkaitan antara tujuan, pengalaman belajar, metode dan bahkan cara mengukur perubahan atau kemajuan yang akan dicapai. Dalam guling depan, gerak angularterjadi disekitar sumbu transfersal . Untuk mendapatkan percepatan putaran, siswa harus melakukan sikap yang berbeda dalam radius putaran awal ( panjangnya tubuh ) karena ekstensi panggul keradius fase ke ekselerasi ( fleksi panggul ). Guling depan
adalah suatu
ketrampilan berpindah tempat, sehingga proses pemindahan berat kedepan sangat penting,terutama pada awal gerakan dimana bahubergerak keatas puncak titik tumpu.
3. Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran Media atau bentuk jamak dari kata medium, merupakan kata yang berasal dari bahasa latin medius, yang secara harfiah berarti “tengah”, “perantara” atau “pengantar” (Benny A. Pribadi, 2009: 46). Oleh karena itu media dapat diartikan sebagai sarana pembelajaran yang dapat digunakan untuk memfasilitasi aktivitas belajar. Media dapat berupa sesuatu bahan atau alat. Sedangkan menurut Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Banyak batasan tentang media memberikan pengertian tentang media sebagai salah satu bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan dan informasi. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Dalam dunia pendidikan, sering kali istilah alat bantu atau media komunikasi digunakan secara bergantian atau sebagai pengganti istilah media pendidikan. Seperti yang dikemukakan Hamalik (1994) “dengan penggunaan alat bantu berupa media komunikasi, hubungan komunikasi akan berjalan dengan lancar dan hasil yang maksimal”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
b. Peran dan Kegunaan Media Media dalam pembelajaran adalah sebuah perantara yang digunakan dalam pembelajaran untuk mengoptimalkan pesan yang disampaikan guru, sehingga siswa dapat memahami materi yang diajarkan. Media dapat digunakan dalam proses belajar mengajar dengan dua arah yaitu sebagai alat bantu mengajar dan sebagai media belajar yang dapat digunakan sendiri oleh siswa. Media yang dipakai sebagai alat bantu mengajar disebut dependent media. Sebagai alat bantu efektifitas media sangat tergantung pada cara dan kemampuan guru dalam menggunakan alat bantu tersebut, tetapi kalau guru kurang kreatif atau tak banyak memanfaatkannya siswa tak akan banyak belajar dari media itu. Jadi guru harus dituntut untuk lebih pandai dan kreatif dalam menggunakan media pembelajaran. Media belajar yang dapat digunakan oleh siswa dalam kegiatan belajar mandiri disebut independent media. Dalam sistem belajar ini media digunakan untuk menggantikan sebagian dari fungsi guru, yaitu fungsi dalam memberikan informasi atau isi pelajaran.
4. Alat Bantu Pembelajaran a. Pengertian Alat Bantu Pembelajaran Alat bantu merupakan alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan pembelajaran. Alat bantu ini sering disebut sebagai alat peraga karena berfungsi untuk membantu sesuatu dalam proses pendidikan pengajaran. Manfaat alat bantu menurut Sukidjo (2003) secara sebagai berikut : 1) Menimbulkan minat sasaran pendidikan. 2) Mencapai sasaran yang lebih banyak. 3) Membantu mengatasi hambatan bahasa. 4) Merangsang sasaran pendidikan untuk melaksanakan pesan-pesan kesehatan. 5) Membantu sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak. 6) Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang diterima oleh orang lain. 7) Mempermudah penyampaian bahan pendidikan. 8) Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
b. Syarat Alat Bantu yang Baik Suatu alat pembelajaran dikatakan baik, apabila mempunyai tujuan pendidikan untuk mengubah pengetahuan, pengertian, pendapat dan konsepkonsep, mengubah sikap dan persepsi, menanamkan tingkah laku / kebiasaan yang baru. Selain itu alat bantu harus efisien dalam penggunaannya, dalam waktu yang singkat dapat mencakup yang luas dan tempat yang diperlukan tidak terlalu luas. Penempatan alat bantu perlu diperhatikan ketepatannya agar dapat diamati dengan baik oleh siswa. Efektif artinya memberikan hasil guna yang tinggi ditinjau dari segi pesannya dan kepentingan siswa yang sedang belajar, sedangkan yang dimaksud dengan komunikatif adalah media tersebut mudah untuk dimengerti maksudnya, sehingga membuat siswa dapat lebih mudah dalam menerima pembelajaran dari guru. Guru dapat menambah atau mengurangi tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara memodifikasi peralatan yang digunakan untuk kegiatanpembelajaran gerak dasar pendidikan jasmani. Misalnya memodifikasi berat ringannya, besar kecilnya maupun menggantinya dengan peralatan lain sehingga dapat digunakan untuk pembelajaran gerak dasar pendidikan jasmani. B. Kerangka Berpikir Melalui media bidang miring, siswa dapat mengikuti pembelajaran guling depan dengan hati yang senang karena mereka tidak merasa takut( menumbuhkan rasa percaya diri dan keberanian siswa).Penggunaan media bidang miring ini diharapkan dapat mengoptimalkan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. siswa dapat mengikuti pembelajaran guling depan dan dapat dengan teman bersaing,berlomba, menunjukkan kemampuan masing-masing didalam melakukan gerakan guling depan secara benar. Dengan demikian diharapkan pembelajaran guling depan akan berhasil. Untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar guling depan dengan menggunakan media bidang miring, dalam penelitian ini peneliti membuat langkah-langkah penelitian menggunakan 2 siklus:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
1) Siswa melakukan kemampuan gerak dasar untuk gerakan awalan guling depan dengan posisi yang benar. 2) Siswa melakukan rangkaian gerak guling depan saat mengguling dan sikap akhir guling depan. Agar supaya kerangka berpikir ini lebih mudah dipahami, peneliti membuat skema kerangka berpikir sebagai berikut. Gambar. 10 Skema kerangka berfikir
Kondisi Awal
Perlakuan Penelitian l
Kondisi Akhir
Guru belun menerapkan pembelajaran kemampuan gerak dasar guling depan
Penerapan metode media bidang miring dalam pembelajaran guling depan
Melalui modifikasi media bidang miring hasil belajar guling depan meningkat
commit to user
Hasil belajar guling depan siswa masih rendah Siklus I - Cara melakukan guling depan - Menggunakan bidang miring dengan kemiringan 40%
Siklus II - Melakukan guling depan dengan baik - Menggunakan bidang datar
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1Bancar, alamat : Jl. Pucung Rumbak No. 1 Kecamatan Purbalingga, Kabupaten Purbalingga.
2. Waktu Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dari bulan Februari-Mei 2012 Tabel. 1 Rincian Kegiatan dan Waktu Pelaksanaan Penelitian No
Rincian Kegiatan
1.
Persiapan a. Koordinasi peneliti dengan kepala sekolah dan guru mitra b. Diskusi dengan guru untuk mengidentifikasi masalah pembelajaran dan merancang tindakan c. Menyusun proposal penelitian
2.
d. Menyiapkan perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian ( lembar observasi ) e. Mengadakan simulasi pelaksanaan tindakan Pelaksanaan Tindakan a. Siklus I pertemuan I
Waktu Pelaksanaan
21 April 2012 24 April 2012
24 April s/d 11 Mei 2012 11 Mei 2012 12 Mei 2012
1) Perncanaan
1 Juni 2012
2) Pelaksanaan Tindakaan
14 Juni 2012
3) Observasi
14 Juni 2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
4) Refleksi b. Siklus I Pertemuan 2 1) Perencanaan 2) Pelaksanaan Tindakan 3) Observasi 4) Refleksi
3
15 Juni 2012 15 Juni 2012 21 Juni 2012 21 Juni 2012 22 Juni 2012
c. Siklus II pertemuan 1 1) Perencanaan 2) Pelaksanaan Tindakan 3) Observasi 4) Refleksi
23 Juni 2012 28 Juni 2012 28 Juni 2012 28 Juni 2012
d. Siklus II Pertemuan 2 1) Perencanaan 2) Pelaksanaan Tindakan 3) Observasi 4) Refleksi
28 Juni 2012 5 Juni 2012 5 Juni 2012 5 Juni 2012
Analisis Data dan Pelaporan a. Analisis data (hasil tindakan 2 siklus) b. Menyusun laporan/skripsi
6 Juli 2012 6 Juli 2012
B. Subjek Penelitian. Subjek penelitian adalah siswa kelas II SD Negeri 1 Bancar Kecamatan Purbalingga Kabupaten PurbalinggaTahun Pelajaran 2011/2012 keseluruhan siswa sebanyak 26 orangperempuan 14 laki-laki 12 orang.
C. Data dan Sumber Data Sumber data dari penelitian ini adalah; 1. Hasil belajar guling depan diperoleh dari siswa kelas II SD Negeri 1 Bancar Kecamatan Purbalingga Kabupaten PurbalinggaTahun Pelajaran 2011/2012. 2. Keaktivan siswa’ 3. Aktivitas Guru 4. Minat siswa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
Sumber data diperoleh saat proses kegiatan belajar mengajar. D. Tehnik Pengumpulan Data. Sebagai sumber data dalam PTK ini adalah hasil praktek selama proses pembelajaran siswa dan juga dilakukan dengan tes. Untuk mengumpulkan semua data yang diperlukan digunakan evaluasi yang berupa lembar observasi kelas. Intrumen ini untuk menggali data selama proses pembelajaran penjasorkes berlangsung. Sedangkan alat pengumpulan data yang dipergunakan untuk penelitian adalah seperti terlampir. Tabel 2. Tehnik dan alat pengumpulan data. N o 1
Sumber Data Hasil gerakan Siswa guling depan
2
Keaktivan siswa Siswa
Praktek dan unjuk kerja.
Melalui lembar observasi
3
Aktivitas guru
Guru
Observasi
Lembar observasi
4
Minat siswa
Siswa
Pengamatan/observasi
Lembar pengamatan/obser vasi
Jenis Data
Teknik Pengumpulan
Instrument
Pengamatan/Observasi Lembar Pengamatan/ Observasi
D. Uji Validitas Data Validitas data dalam penelitian ini diuji melalui triangulasi, yaitu: 1. Hasil gerakan guling depan divalidasi dengan trianggulasi sumber data, yakni data yang diperoleh dari peneliti, observer dan siswa, Guru dan observer masing masing menilai hasil gerakan guling depan yang dilakukan oleh siswa. 2. Keaktifan siswa, tiga sumber data, yakni diperoleh dari peneliti, observer, siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
E. Analisis Data Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus PTK untuk data kualtitatif dianalisis secara analisis kritis sedangkan data kuantitatif dianalisis secara statistik deskriptif komparatif. Data yang dianalisis adalah sebagai berikut: 1. Hasilguling depan: dianalisis dengan menghitung persentase capaian siklus I dan siklus II. 2. Keaktifan siswa, dianalisis tentang kelemahan dan kelebihan siswa ketika berlangsungnya KBM.
F. Indikator Kinerja Penelitian. Target yang akan dicapai dalam penelitian tindakan kelas adalah 80% baik nilai hasil belajar maupun nilai ketuntasan belajar guling depan. Apabila target tersebut sudah tercapai maka penelitian dapat dihentikan dan apabila belum tercapai maka penelitian dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya G. Prosedur Penelitian Langkah paling awal adalah menentukan metode yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas. Langkah selanjutnya menentukan banyaknya tindakan yang akandilakukan dalam siklus. Dalam penelitian tindakan kelas ini akan melakukan tindakan-tindakan akan dilaksanakan dalam siklus yang peneliti berikan pada siswa yang peneliti jadikan subyek penelitian. Adapun langkah-langkah pelaksanaan penelitian tindakan kelas secara prosedurnya adalah dilaksanakan parsitipasif atau kolaborasi, bekerja sama, mulai dari tahap orientasi dilanjutkan penyusunan rencana tindakan dilanjutkan pelaksanaan tindakan dalam siklus pertama. Diskusi antara peneliti dan kolaborator tentang kegiatan siklus pertama, kemudian
merencanakan
modifikasi,
koreksi
atau
pembetulan
atau
penyempurnaan pada siklus kedua dan seterusnya.Secara sederhana prosedur
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
tindakan atau langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas dapat digambarkan seperti skema berikut: Gambar 11. Skema siklus PTK TAHAPAN PTK Penetapan Fokus Masalah
Perencanaan
Refleksi
Pelaksanaan SIKLUS 1
Observasi
TINDAKAN LANJUTAN
Perencanaan
Refleksi Observasi
SIKLUS 2
HASIL
Pelaksanaan
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatkan hasil belajar gerakan guling depan pada pembelajaran senam lantai di SD Negeri 1Bancar. Sedangkan setiap tindakan untuk pencapaian tujuan tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap satu siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya. Penelitian ini direncanakan dalam dua siklus. 1. Rancangan Siklus I a. Perencanaan ( planning ) yang meliputi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
Pada tahap ini peneliti dan kolaborator menyusun skenario pembelajaran yang terdiri dari : 1) Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan pada siswa dalam pembelajaran penjas. 2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan yang diterapkan dalam PTK, yaitu pembelajaran gerakan guling depan . 3) Menyusun instrumen yang digunakan dalam siklus PTK penelitian guling depan. 4) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran . 5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran. b. Tindakan ( action ) dilakukan dengan teori dan praktek. Pada tindakan kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan proses pembelajaran dilapangan dengan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut: 1) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar guling depan pada pembelajaran senam lantai. 2) Melakukan pemanasan. 3) Melakukan kegiatan guling depan dengan media bidang miring. 4) Menarik kesimpulan. 5) Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. 6) Melaksanakan pendinginan. c. Observasi. Pengamatan dilakukan terhadap: 1) Hasil gerakan guling depan. 2) Aktivitas dan semangat siswa selama mengikuti pembelajaran. d. Refleksi. Refleksi adalah merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi siklus tindakan berikutnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
Tabel 6. Prosentase Target Capaian. Aspek yang diukur.
Prosentase Target capaian Kondisi Awal Siklus I
Cara
Siklus II
Mengukur Diamati
Hasil guling depan
48 %
65,3%
-
saat
proses pembelajaran Guling depan
2. Rancangan Siklus II Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran pendidikan jasmani. Termasuk juga perwujudan tahap pelaksanaan, observasi dan refleksi yang juga mengacu pada siklus sebelumnya. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Perencanaan (planning) yang meliputi. Pada tahap ini peneliti dan kolaborator menyusun skenario pembelajaran yang terdiri dari : 1) Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan pada siswa dalam pembelajaran penjas. 2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan yang diterapkan dalam PTK, yaitu pembelajaran gerakan guling depan . 3) Menyusun instrumen yang digunakan dalam siklus PTK penelitian guling depan. 4) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran . 5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran. b. Tindakan (action) dilakukan dengan teori dan praktek. Pada tindakan kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan proses pembelajaran dilapangan dengan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
1) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar guling depan pada pembelajaran senam lantai. 2) Melakukan pemanasan. 3) Melakukan kegiatan guling depan dengan media bidang miring. 4) Menarik kesimpulan. 5) Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. 6) Melaksanakan pendinginan. c. Observasi. Pengamatan tindakan tahap (1) tingkat minat siswa dalam pembelajaran senam lantai dengan media bidang miring (2) kemampuan melakukan gerakan guling depan (3) aktivitas siswa selama pembeljaran berlangsung. d. Refleksi (Reflection) Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi siklus tindakan berikutnya. Masalah yang akan dipecahkan oleh peneliti adalah peningkatan kemampuan guling depan siswa kelas II SD Negeri 1 Bancar Kecamatan Purbalingga Kabupaten Purbalingga. Tujuan yang yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah terjadinya proses perbaikan dengan terjadinya peningkatan kemampuan guling depan. Target pada siklus II adalah 80%, dari siswa yang melakukann guling depan dengan baik ditandai dengan nilai hasil tes pengukuran untuk tindakan ada siklus II.
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. DeskripsiPra Tindakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
Sebelum melakukan
proses penelitian,
terlebih dahulu peneliti
melakukan survey awal untuk mengetahui keadaan nyata yang ada dilapangan. Hasil dari kegiatan survey awal tersebut adalah sebagai berikut : 1. Guru kurang kreatif dalam memanfaatkan alat untuk pembelajaran penjas. Hal tersebut dapat dilihat bahwa selama ini pembelajaran penjas dilakukan guru hanya dengan alat seadanya tanpa berusaha menggunakan media yang ada secara optimal guna mencapai tujuan pembelajaran. 2. Guru masih menggunakan cara lama Setiap kegiatan pembelajaran masih terfokus pada pencapaian hasil belajar atau prestasi melalui penerapan teknik semata tanpa mempertimbangkan kebutuhan siswa. siswa menunjukkan sikap yang kurang berminat dan antusias. Siswa merasa bosan dan tidak menaruh perhatian sepenuhnya pada pelajaran karena model pembelajaran yang disajikan monoton.
B. DeskripsiHasil Tindakan Tiap Siklus Observasi dan tes awal yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk mengetahui data kondisi awal (Pra Siklus) hasil tes kemampuan belajar gerak dasar guling depan serta membantu peneliti dalam mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil pembelajaran guling depan melalui penerapan media bidang miring dalam setiap siklusnya.
1. Siklus I Penelitian tindakan kelas ini tidak berdasarkan jumlah pertemuan atau tatap muka dalam pembelajaran, tetapi lebih mengutamakan perkembangan dan kemajuan siswa setelah mendapatkan tindakan, dalam hal ini pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi pembelajaran guling depan dengan media bidang miring. Pembelajaran guling depan dengan
media bidang miring ini
sistematikanya secara umum terdiri dari pendahuluan meliputi membariskan siswa, apersepsi, menyampaikan materi dan memimpin pemanasan. Berikutnya adalah kegiatan inti , kegiatan inti dalam penelitian ini terdiri dari sikap awal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
waktu guling dan sikap akhir. Terakhir adalah penutup, terdiri dari membariskan siswa, evaluasi pembelajaran, doa dan pembubaran. Penyampaian materi pembelajaran guling depan dengan media bidang miring dengan cara guru menyampaikan atau menjelaskan materi sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran, siswa mendengarkan, memahami dan kemudian mempraktekan. Koreksi atas kesalahan siswa dilaksanakan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pemberian materi dilakukan oleh peneliti , guru bertugas sebagai pengamat (observer) pembelajaran dan dibantu oleh kolaborator. Data observasi digunakan sebagai evaluasi kegiatan belajar mengajar antara peneliti, guru dan teman yang tidak berkepentingan dengan penelitian. Kekurangan di siklus pertama akan lebih dicermati sehingga tidak akan muncul lagi. a.Tahap Perencanaan. Perencanaan ini diawali dengan berkonsultasi guru kelas . Konsultasi ini meliputi
penentuan
waktu
tindakan
kelas
yang
digunakan
untuk
penelitianperencanaan tindakan (games dan materi) dan pembuatan RPP. Penentuan waktu tindakan ini kaitanya dengan pelaksanaan tindakan diperoleh kesepakatan pelaksanaan tindakan dilaksanakan pada hari kamis 14 Juni2012. Langkah selanjutnya menentukan kelas yang diberi tindakan, diperoleh kesepakatan dengan guru, kelas yang digunakan kelas II . Langkah selanjutnya adalah penentuan materi pembelajaran. Pemilihan materi disesuaikan dengan alat dan fasilitas sekolah. Penentuan materi bersumber pada buku referensi. Setelah itu pembuatan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran),yang memuat perencanaan yang akan dilaksanakan. Persiapan yang terakhir mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan dalam pembelajaran, menyiapkan matras dan bola. b. Tahap Tindakan (2 x pertemuan). Pertemuan I (Kamis, 14 Juni 2012) Pertemuan II (Kamis, 21 Juni 2012) 1). Pendahuluan (10 menit)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
Siswa dibariskan dengan formasi 3 bersaf, guru memimpin berdoa setelah itu dilakukan presensi dengan dipanggil satu persatu dari siswa yang berjumlah 26 siswa ternyata semua dapat mengikuti pembelajaran. Setelah presensi guru menjelaskan guling depan yang berawal dari sikap awal mau mengguling. Siswa mendengarkan penjelasan guru tetapi ada juga siswa yang berbicara sendiri tidak memperhatikan penjelasan dari guru. Kegiatan berikutnya adalah pemanasan yang dipimpin oleh guru dalam pemanasan ini guru menyuruh lari kemudian dilanjutkan dengan permainan menggunakan bola. Dalam permainan siswa membuat 2 regu siswa paling depan memegang bola dan memberikan lewat atas kepala anak kedua memberikan lewat kedua kaki depan kaki dibuka. Untuk permainan kedua bola dipegang paling depan dan memberikan lewat samping kanan diterima siswa kedua tetapi memberikannya lewat samping kiri begitu seterusnya. Untuk permainan ketiga permainan bola masuk terowongan, siswa dalam posisi menungging siswa yang memegang bola memasukan bola lewat bawah anak-anak yang menungging, semua ini dilakukan untuk penguluran. Siswa memperhatikan dan melakukan apa yang dicontohkan oleh guru. Pemanasan ini berupa gerakanpermainan dengan menggunakan bola dan gerakan penguatan otot. Waktu yang digunakan dari membariskan siswa sampai pemanasan kurang lebih 10 menit. 2). Kegiatan Inti (50 menit) Setelah selesai melakukan pemanasan kemudian memasuki kegiatan inti selama 50 menit. Kegiatan inti terdiri dari pengenalan alat yang mau dipakai (matras) dengan media bidang miring. Guru menjelaskan sikap awal untuk gerakan guling depan. Gerakan awal berdiri jongkok didekat matras kedua tangan diletakan diatas matras selebar bahu pandangan melihat perut dengan tujuan agar badan membentuk bulat agar mudah untuk mengguling. Setelah posisi awalan dilakukan dengan betul dilanjutkan dengan menggulingkan badan dengan menyentuhkan tengkuk diatas matras bukan kepala yang menyentuh matras lebih dahulu kemudian badan mengguling. Setelah mengguling ke depan, ketika panggul menyentuh matras, peganglah tulang kering dengan kedua tangan menuju posisi jongkok. Guru memanggil salah satu anak untuk memberikan contoh guling
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
depan dengan awalan jongkok.Anak melakukan satu persatu tetapi ada juga siswa yang masih kaku untuk melakukan sikap awalan mereka masih punya perasaan takut. Tetapi banyak juga siswa yang melakukan dengan berani. Guru mengamati setiap siswa yang melakukan gerakan guling depan . Ada siswa yang sama sekali tidak mau melakukan dia merasa takut. Ada juga setelah mengguling tetapi masih ada yang miring ke kanan ada juga mengguling ke kiri tidak lurus. 3). Kegiatan Penutup (10 menit) Pendinginan. Siswa berkumpul menjadi 3 bersaf bersama-sama duduk selunjur siswa mencium lultut. Siswa selanjutnya melakukan pelemasan bersama-sama yang dipimpin guru. Setelah guru mengamati siswa satu persatu banyak gerakan yang belum betul.Guru mengoreksi kesalahan-kesalahan kenapa ada siswa yang melakukan gerakan masih mengguling dengan miring pada posisi akhir, serta memuji siswa yang melakukan guling depan dengan betul, bertanya pada siswa tentang guling depan dan diakhiri dengan berdoa dan pembubaran. c. Tahap pengamatan (Observation) Hasil dari observasi dan interprestasi siklus 1 dalam pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung, siswa dalam mengikuti pembelajaran guling depan cukup antusias, memahami caramelakukan gerakan guling depan melakukan awalan dengan betul mengguling dengan posisi badan dengan baik serta posisi pada akhir guling depan. Siswa dengan semangat melakukan tugas yang diberikan oleh guru. Secara umum suasana siswa aktif, ini terlihat antusias dalam mengikuti pembelajaran , dari pemanasan sampai dengan gerakan guling depan. Siswa melaksanakan apa yang diperintahkan oleh guru. Pengisian lembar observasi dilakukan oleh guru, pengisian lembar observasi berdasarkan pengamatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Pengisian lembar observasi kaitannya dengan sikap siswa selama mengikuti pembelajaran, keadaan alat dan fasilitas digunakan selama pembelajaran. Selama pelaksanaan siklus 1 peneliti melakukan pengambilan data, observasi serta tes
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
kemampuan guling depan. Adapun data peningkatan kemampuan gerakan guling depan dan nilai ketuntasan hasil belajar dengan menggunakan media bidang miring siswa kelas II SD Negeri 1Bancar Kecamatan Purbalingga tahun pelajaran 2011 / 2012 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 1 : Kemampuan guling depan dan nilai ketuntasan hasil belajar anakKelas II SD Negeri 1 Bancar Kecamatan Purbalingga Kabupaten Purbalingga tahun pelajaran 2011/ 2012 pada pra siklus. Presentase Aspek Yang Dinilai
Hasil Belajar Guling Depan
Kondisi
Siklus
Siklus
Awal
I
II
Cara Mengukur
Diamati 48 %
65.3%
-
Saat
pembelajaran
prose guling
depan
Dari data pra siklus nilai siswa dengan KKM 73 masih banyak siswa yang dibawah nilai tuntas. Setelah siklus 1 dilanjutkan pada tanggal 21Juni 2012, siswa semakin antusias untuk mengikuti pembelajaran guling depan. Tetapi belum maksimal semua siswa masih ada yang belum benar melakukanya. Siswa ada yang masih bercanda waktu guru menjelaskan kesalahan-kesalahan gerakan guling depan. Ada yang masih miring ada juga waktu mengguling masih bertumpu pada kepala. Meskipun dalam siklus 1 ini juga meningkat dari nilai pra siklus pada pembelajaranguling depan dan nilai ketuntasan hasil belajar menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan guling depan yaitu 65.3%yang sebelumnya hanya 48% sedangkan nilai ketuntasan pada kelas II untuk materi guling depan 73. Namun masih ada 9 siswa yang belum menguasai materi senam lantai guling depan. Adapun jumlah siswa yang ada pada kriteria tuntas adalah sebanyak 17 siswa, untuk itu peneliti melanjutkannya pada siklus 2 d. Tahap Refleksi (reflection)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
Langkah selanjutnya setelah dilakukan observasi adalah melakukanrefleksi dari tindakan yang dilakukan. Hambatan-hambatan atau kendala yang ditemukan dalam proses pembelajaran guling depan yang banyak dialami oleh siswa adalah kesalahan pada saat mengguling dan sikap akhir waktu mengguling. Hambatanhambatan tersebut diatasi oleh guru selama proses pembelajaran berlangsung. Yaitu dengan cara melakukan koreksi terhadap siswa yang kesulitan dalam melakukan latihan atau gerakan. Sedangkan untuk siswa yang kurang tertib guru selalu memberikan teguran dan bimbingan. Untuk mengurangi hambatan-hambatan yang muncul pada saat tindakan pertama, peneliti merencanakan tindakan kedua diutamakan pada tehnik awalan dan saat mengguling dengan benar. Pendalaman pada tehnik awalan ditegaskan sehingga gerakan akan benar. Untuk tehnik mengguling sudah paham, namun masih ada yang melakukan kesalahan, jadi pada siklus kedua masih akan diulang
2. Siklus II ( Kamis, 28Juni 2012 dan Kamis, 5 Juli 2012 ). a. Tahap Perencanaan. Perencanaan pada siklus kedua ini diawali dengankonsultasidenganguru pamong mengenai materi yang akan dilaksanakan. Materi yang akan dilaksanakan ini kaitannya dengan tehnik yang akan dilakukan. Dari refleksi di siklus pertama diketahui bahwa guru guru kurang menekankan pada posisi awalan, jadi pada siklus kedua ini lebih ditekankan supaya tehnik yang dilaksanakan lebih bermanfaat disiklus kedua ini. Kaitannya dengan materi, pada teknik awalan masih ada kesulitan, jadi silkus kedua ini masih mengulang . b. Tahap Tindakan ( action ). 1). Pendahuluan ( 10 menit ). Pembelajaran dimulai pada pukul 07.00 WIB. Setelah diruangan siswa langsung dibariskan menjadi 3 bersaf. Guru memimpin berdoa sebelum pembelajaran dimulai kemudian guru memanggil anak satu persatu untuk presensi.dan ternyata siswa bisa mengikuti pembelajaran semuanya. Setelah itu siswa melakukan pemanasan. Guru memimpin pemanasan dan memberikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
contoh gerakan pemanasan dan siswa melakukan gerakan pemanasan yang diberikan oleh guru. 2). Kegiatan Inti ( 50 menit ) Setelah melakukan pemanasan selama 10 menit, guru memberikan penjelasan kegiatan inti. Sebelum dimulai guru mengulang tentang pelajaran yang kemarin. Setelah guru memberikan penjelasan tentang guling depan dan siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru iswa mengulangi gerakan guling depan dan memanggilan siswa yang gerakanya sudah betul untuk memberikan contoh pada siswa yang lainnya. Siswa satu persatu mengulang gerakan guling depan yang masih menggunakan media bidang miring, guru memperhatikan setiap siswa melakukan dan memberikan pertolongan apa bila terjadi siswa takut untuk melakukan gerakan guling depan. Ada siswa yang masih saja melakukan gerakan guling depan pada sikap akhir mengguling miring. Guru langsung menegur
siswa dan
menjelaskan
kesalahan
gerakannya dan
membetulkannya.Setelah siswa melakukan satu persatu dan guru memperhatikan dan menjelaskan serta membetulkan kesalahan-kesalahan semua siswa mengikuti dengan senang dan tidak ada rasa takut lagi. Setelah itu dilanjutkan dengan penjelasan guru untuk guling depan menggunakan matras yang datar. Siswa melakukan satu persatu guling depan dengan awalan, mengguling dan sikap akhir jongkok dengan benar. Guru mengambil nilai siswa dan memperhatikan gerakannya. Dalam penilaian ini siswa diberikan kesempatan dua kali untuk melakukan guling depan. Guru memanggil satu persatu siswa menurut absen mulai dari nomor urut yang paling kecil untuk melakukan guling depan sesuai apa yang diajarkan oleh guru. Nilai yang diberikan sebagai nilai akhir yaitu nilai yang terbaik dari dua kali kesempatan yang diberikan. Hasil pada penilaian tersebut tertera pada tabel berikut: Tabel: Hasil penilaian guling depan siswa kelas IISD N 1Bancar. Nilai Tertinggi Terendah Rata-rata
Hasil Penilaian Guling depan 85 65 71.7
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
3). Kegiatan Penutup ( 10 menit ) Setelah penilaian selesai kemudian guru membariskan siswa, menghitung dilanjutkan berdoa dan pembubaran. Pembelajaran berakhir pada pukul 08.10 WIB. c). Tahap Pengamatan ( Obsevation ) Observasi siklus 2 dilakukan selama siklus 2 berlangsung, Peneliti dan kolabolator melakukan observasi siklus I, adapun pelaksanaan silkus I yaitu: Sebelum pembelajaran berlangsung peneliti dan kolaborator bersangkutan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) sebagai pedoman atau acuan dalam proses pembelajaran. Sebelum silklus II dilaksanakan peneliti dan kolaborator mengobservasi hasil belajar dan tes kemampuan gerak guling depan sebagaimana acuan dalam membandingkan hasil observasi kondisi awal dengan observasi pada akhir siklus II. Peneliti melakukan proses pembelajaran guling depan, dalam hal ini
peneliti mengacu pada alur pembelajaran pada model
pembelajaran , yakni adanya penjelasan materi, demontrasi, serta pelaksanaan intruksi secara langsung oleh siswa. Peneliti mengamati proses pembelajaran guling depan dengan menggunakan metode media bidang miring pada siswa kelas II SD Negeri 1Bancar.. Selama pelaksanaan siklus II peneliti melakukan pengambilan data, observasi serta tes kemampuan gerak dasar guling depan. Adapun data peningkatan kemampuan guling depan dan nilai ketuntasan hasil belajar dengan menggunakan modifikasi media bidang miring pada siswa kelas II SD Negeri 1Bancar Kecamatan Purbalingga Kabupaten Purbalingga tahun pelajaran 2011/2012 disajikan dalam bentuk tabel Sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
Tabel 2 : Kemampuan dasar gerak guling depan dan nilai hasil belajar Siswa Kelas II SD Negeri 1 BancarKecamatan Purbalingga Kabupaten Purbalingga tahun pelajaran 2011/2012 Aspek Yang diukur Hasil belajar guling depan
Kondisi awal 48 %
Prosentase Siklus I
Cara Mengukur Siklus II
65.3%
88.4%
Diamati saat proses pembelajaran guling depan
d.Tahap Refleksi ( reflection ) Berdasarkan observasi siklus II tersebut, peneliti dan kolaborator melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut: jumlah anak dan frekuensi pertemuan pada siklus II telah menunjukan hasil yang sesuai, pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang dibuat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP)siklus II Observasi siklus 1 untuk mengetahui kemampuan siswa pada siklus 1 untuk mengetahui kemampuan siswa setelah mendapatkan siklus. Data akhir pada silkus II menunjukan bahwa semua siswa sudah mampu menguasai materi guling depan dan sudah sesuai dengan target yang telah ditetapkan oleh peneliti.
B. Pembahasan Hasil Penelitian. Berdasarkan hasil pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas II SD Negeri 1 Bancar Kecamatan Purbalingga Kabupaten Purbalingga tahun pelajaran 2011 / 2012 dapat dipaparkan pembahasan hasil penelitian sebagai berikut: 1. Perbandingan Peningkatan Kemampuan gerak dasar guling depan dari kondisi awal ke siklus I.
.
Perbandingan peningkatan kemampuan gerak dasar guling depan dan hasil belajar siswa kelas II SD Negeri 1Bancar Kecamatan Purbalingga Kabupaten Purbalingga tahun pelajaran 2011 / 2012 dari kondisi awal ke siklus I
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
Rata-rata Hasil Belajar Kondisi awal
Rata-rata Hasil Belajar Siklus 1
Peningkatan Hasil Belajar
48 %
65.4%
17.4 %
Berdasarkan tabel tersebut menunjukan bahwa kemampuan guling depan siswa kelas II SD Negeri 1Bancar Kecamatan Purbalingga Kabupaten Purbalingga tahun pelajaran 2011 / 2012 dari kondisi awal ke siklus I mengalami peningkatan sebesar 17.4 % Lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa kelas II SD Negeri 1Bancar Kecamatan Purbalingga Kabupaten Purbalingga tahun pelajaran 2011/ 2012 dari kondisi awal ke siklus I. Grafik 1: Peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa Kelas II SD Negeri 1Bancar Kecamatan Purbalingga Kabupaten Purbalingga tahun pelajaran 2011 / 2012 dari kondisi awal ke siklus 1.
80 70 60 50 Rata-rata
40
Tuntas
30
Tidak Tuntas
20 10 0 Kondisi Awal
Siklus 1
2.Perbandingan peningkatan Hasil Belajar guling depan dari siklus I ke siklus II Perbandingan
peningkatan
kemampuan
guling
depan
dan
hasil
belajarsiswa SD Negeri 1 Bancar Kecamatan Purbalingga Kabupaten
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
Purbalingga tahun pelajaran 2011 / 2012 dari siklus I ke siklus II disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel: Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa kelas II SD Negeri 1Bancar Kecamatan Purbalingga Kabupaten Purbalingga tahun pelajaran 2011 / 2012 dari siklus I ke siklus II Rata-rata Hasil Belajar Siklus I
Rata-rata hasil Belajar Siklus II
Peningkatan Hasil Belajar
74.8 %
77,3 %
2,5 %
Berdasarkan tabel tersebut menunjukan bahwa kemampuan guling depan siswa kelas II SD Negeri 1Bancar Kecamatan Purbalingga Kabupaten Purbalingga tahun pelajaran 2011 / 2012 dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan 2,5 % . Lebih jelasnya ini disajikan grafik peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa kelas II SD Negeri 1Bancar Kecamatan Purbalingga Kabupaten Purbalingga tahun pelajaran 2011/ 2012 dari siklus I ke siklus II Grafik 2: Peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa kelas I1 SD Negeri 1BancarKecamatan Purbalingga Kabupaten Purbalingga tahun pelajaran 2011 / 2012 dari siklus I ke siklus II 100 80 60
Rata-rata
40
Tuntas Tidak tuntas
20 0 Siklus I
Siklus II
Adapun peningkatan hasil belajar dari kondisi awal hingga selesai tahap siklus II dapat digambarkan dalam grafik dibawah ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
Grafik 3: Peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa kelas II SD Negeri 1Bancar Kecamatan Purbalingga Kabupaten Purbalingga tahunpelajaran 2011 / 2012 dari kondisi awal sampai siklus II. 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Tuntas Rata-rata Tidak Tuntas
Kondisi Awal
Siklus 1
commit to user
Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Hasil dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran guling depan tehnik modifikasi media bidang miring yang diberikan dapat meningkatkan antusiasme siswa, semangat siswa, keaktifan siswa, suasana kelas menjadi menyenangkan dan peningkatan nilai siswa atau hasilnya menjadi lebih baik.Rata-rata Hasil BelajarKondisi awal71.3%, Rata-rata Hasil Belajar Siklus I74.8%, Rata-rata hasil Belajar Siklus II77,3%. B. Implikasi Penelitian Tindakan Kelas yang diperoleh siswa kelas II SD Negeri 1Bancar
mempunyai implikasi bagi perkembangan pengajaran pendidikan
jasmani di sekolah-sekolah pada umunya dan khususnya di SD N 1Bancar. Guru pendidikan jasmani dapat menerapkan pembelajaran senam lantai dan olah raga lainnya, sebagai variasi dari pembelajaran dan daya tarik terhadap materi sehingga siswa tidak jenuh atau malas dengan pembelajaran senam lantai. Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan proses pembelajaran tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut berasal dari pihak guru maupun siswa serta alat/media pembelajaran yang digunakan. Kemampuan guru dalam mengembangkan materi, menyampaikan materi, mengelola kelas, metode yang digunakan dalam proses pembelajaran, serta tehnik yang digunakan guru sebagai sarana untuk menyampaikan materi. Faktor dari siswa yaitu, minat dan motivasi dalam mengikuti proses pembelajaran, ketersediaanya alat/mesia pembelajaran yang menarik dapat membantu siswa dalam mengikuti pembelajaran, sehingga akan memperoleh hasil yang optimal sesuai yang diharapkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
C. Saran Berikut saran-saran yang dapat digunakan untuk meningkatkan pembelajaran pendidikan jasmani khususnya guru serta pihak SD Negeri 1 Bancar dalam hal ini untuk cabang senam lantai, antaralain: 1. Bagi Sekolah Alat dan fasilitas yang digunakan untuk pembelajaran dilengkapi, sehingga guru dalam hal ini dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik dan siswa dapat menerima materi dengan optimal sesuai dengan tujuan pembelajaran. 2. Bagi Guru Guru pendidikan jasmani sebaiknya terus berusaha untuk meningkatkan kemampuan dalam mengembangkan materi, menyampaikan materi, serta dalam mengelola kelas, sehingga kualitas pembelajaran yang dilakukan dapat terus meningkat seiring dengan peningkatan kemampuan yang dimilikinya. Selain itu guru hendaknya mau membuka diri untuk menerima berbagai bentuk masukan, saran, dan kritikan agar dapat meningkatkan kualitas dalam mengajar. 3. Bagi Siswa. Bersikap aktif dalam mengikuti pembelajaran, sehingga pembelajaran yang akan diikuti lebih bermanfaat.
commit to user