Menikah Muda(H)? #CINCIN 1
“Jika Anda menikah, Anda akan menyesal. Tetapi jika Anda tidak menikah, Anda akan lebih menyesal lagi.” – Socrates
2 ~ MENIKAH ITU MUDAH
Lensa Cinta – Sudahkah Bertanggung Jawab?
“CINTA. Satu kata yang membuatmu tak cukup hanya menggaruk kepala untuk menemukan definisinya. Satu kata yang selalu membuatmu terpaksa menitikkan air mata. Bukan karena lidahmu yang kelu untuk menjabarkannya, ataukah naifnya dirimu untuk mengakuinya. Hanya saja kau terlalu takut akan hati dan pikiranmu sendiri, yang mungkin telah sering menggerus niat yang semestinya lurus. Menyimpangkan segalanya dari yang paling Cinta. Ah, cinta, kami pun tak mendapat ringkasannya secara jelas, pun narasinya yang tak tereja. Bukan sekadar ia yang abstrak dan membuatmu bergolak, ia yang samar seiring kencangnya dadamu berdebar, ia yang tersohor picisan namun merayapimu perlahan. Yang kami tahu, ia itu semakin berharga ketika kita tak bisa mendefinisikannya. Ia bukan hanya perhitungan seberapa kau memberi dan menerima, namun menjunjung
Mengguncang Arsy Dengan Mudah, Murah, dan Berkah ~
3
keseimbangan di antara keduanya. Ia bukan antara aku, kamu, atau kita, tapi ia jauh lebih mulia menghadirkan yang Maha Mulia.” – Fu dan Canun Ce-I-eN-Te-A. Apa itu Cinta? Siapa sih yang tidak butuh cinta? Sinetron percintaan saja sudah tak aneh menghiasi layar kaca. Lagu-lagu tentang cinta pun menjamur sekali diciptakan para musisi kita. Buku dan novel tentang cinta pun begitu laris dan menjadi best seller di pasaran. Bahkan, hingga gombal-gombalan pun sekarang telah jadi bumbu humor yang luar biasa. Wajarlah, itu tandanya karena semua orang memang membutuhkan cinta. Tentunya, kamu pun butuh cinta kan? Cinta sejati yang betul-betul sejati, bukan hanya cinta satu malam yang bikin hamil duluan sudah tiga bulan. Hehehe. Nah, terkait cinta ini, izinkan kami bercerita kembali mengenai sebuah kisah. Let’s check it out! Konon, ada seorang pemuda, sebut saja namanya Joko. Suat hari ia janjian bertemu dengan seorang pemudi, Mawar namanya. Mereka bertemu di sebuah taman kota yang begitu indah, damai, dan sejuk. Selidik punya selidik, ternyata Joko ingin mengutarakan cintanya pada Mawar. Parfum, hair wax, kemeja rapi, serta sekuntum bunga pun telah Joko siapkan. Spesial for the beloved one, sang Mawar yang telah mencuri hatinya. Singkat cerita, bertemulah mereka berdua. Ketika Mawar telah berada di hadapan Joko, tak terpungkiri begitu berdegupnya jantung Joko seperti genderang mau perang. Setelah
4 ~ MENIKAH ITU MUDAH
mencoba menarik napas menenangkan dirinya, Joko memulai berbicara pada Mawar. “Mawar... ma, makasih sudah mau menerima undanganku,” kata Joko dengan tergagap-gagap. “Kok tumben sih kamu rapi amat Jok? Nggak kayak biasanya. Ada apa sih?” jawab Mawar. “Aku butuh bantuanmu Mawar, pliiis banget. Bantuin ya!” balas Joko dengan nada memohon. “Emang, aku bisa bantu apa sih?” “Bantu aku untuk membuka pintu kebahagiaanku. Tidak tahu mengapa kuncinya ada padamu. Maukah kau menjadi mawar di hatiku?” Gubrak!!! “Emang apa sih yang kamu suka dariku?” balas Mawar datar. “Matamu begitu indah, rambutmu begitu menarik perhatianku, Mawar.” Setelah mendengar jawaban dari Joko, tanpa pikir panjang lagi Mawar mengeluarkan gunting dari balik tasnya, kemudian dicukurlah rambut panjangnya yang indah itu. Spontan Joko pun terkaget-kaget akan tingkah sang pujaan hatinya itu. “Ini rambutku, Jok. Apa perlu kucongkel mataku untuk kuberikan padamu?” tegas Mawar. Tentu cerita di atas hanya fiktif, bila ada kesamaan karakter tokoh, maklumi saja ya! Tentunya seram sekali ya bila ada orang yang betul-betul berani seperti ini. Namun intinya hikmah yang dapat diambil dari kisah di Mengguncang Arsy Dengan Mudah, Murah, dan Berkah ~
5
atas salah satunya bahwa sering kali kita mengungkapkan itu sebagai rasa cinta, padahal boleh jadi itu hanyalah obsesi untuk memiliki. Padahal sudah kita pahami sendiri bahwa segala sesuatu di dunia ini hanyalah titipan, oleh karena itu kita tidak boleh merasa memiliki bahkan diri sendiri. Diri sendiri saja punya Allah, masa kita berani ingin memiliki makhluk Allah yang lain? Di sinilah perlu pelurusan makna akan cinta. Alih-alih mengatasnamakan cinta, namun malah seperti kisah di atas, hanyalah rasa ingin memiliki. Sehingga sebenarnya yang melacurkan cinta adalah diri kita sendiri. Fenomena pemahaman cinta yang keliru di zaman sekarang ini memang sudah begitu beragam. Bahkan seramnya, berbagai penyakit kelamin hingga HIV-AIDS pun tersebar karena mengatasnamakan cinta. Fenomena free sex, unwanted pregnancy, married FG by accident, Allah Swt berfi rman, “Mereka juga aborsi yang yang saling mencintai karena kejadiannya terus keagungan-Ku mempunyai meningkat ini mimbar-mimbar dari cahaya disebabkan dengan yang diinginkan oleh para mengatasnamakan Nabi dan syuhada.” (HR Tircinta. Yah, midzi dari Mu’adz bin Jabal) tentunya kamu ED bisa menilai sendiri apakah itu cinta yang sebenarnya ataukah cinta-cintaan. Cinta yang seharusnya menguatkan itu malah melemahkan sistem
6 ~ MENIKAH ITU MUDAH
imun, menimbulkan kemudharatan, bahkan berbuah dosa besar. Faktanya, kita telah sama-sama dibingungkan dengan hal ini. Amat disayangkan keperawanan ditukar dengan sebuket bunga dan kata-kata indah. Amat disayangkam bahwa yang dicintai hanyalah ‘organ tubuhnya’ bukan secara utuh menyeluruh ‘orangnya’. Sering kali kita lihat cinta itu datang karena kecantikan, dan cantik itu diidentikkan dengan keputihan kulitnya. Padahal perlu kamu tahu, bahwa kulit kita hanya setebal 4 milimeter saja. Bila cinta itu hanya karena keelokan kulit, maka bila lapisan 4 milimeter itu terbakar, hanguskah pula cinta itu? Bila kulit itu keriput, keriput pulakah cinta itu? Yah, tentunya kamu mampu menilai sendiri mengenai hal tersebut. Bukan cinta seperti itu kan yang kamu inginkan? Layaknya kisah-kisah romantis, kamu pun tentunya menginginkan cinta yang abadi. Tentunya kamu ingin pasanganmu mencintai dirimu seutuhnya. Bukan mencintai harta dan tubuhmu. Tentunya kamu ingin menjadi sempurna dengan pasanganmu. Oleh karena itu, pastinya kamu setuju bahwa yang kita inginkan adalah cinta yang bertanggung jawab. Cinta yang membuat kita semestinya semakin dekat dengan Yang Maha Mencintai. “Aku tidak pernah mengerti apa yang seharusnya aku lakukan saat aku mencintai insan Tuhan. Pernah suatu kali aku menitipkan hal itu pada ilalang yang bergerak lembut membelai tubuhku, namun ternyata ia menyampaikannya pada semilir angin yang saat itu terasa hangat dengan kepuraMengguncang Arsy Dengan Mudah, Murah, dan Berkah ~
7
puraannya. Lalu suatu kali aku pernah berpikir bahwa cinta itu seperti mawar merekah yang begitu memesona, namun aku hanya menelan kekecewaan karena tak berapa lama setelah itu ia menjadi layu dan membusuk hingga tak ada yang mau menjamahnya. Kemudian suatu kali lagi aku pernah berangan bahwa cinta itu adalah pohon yang akan selalu membawa buah kebahagiaan yang selalu tumbuh dan tidak akan pernah mati, namun ternyata kemurkaan Tuhanlah yang kudapat sebab keterlenaanku karenanya. Setelah semua itu, aku tak pernah berandai-andai dan menduga-duga lagi, karena senyum dan air mata yang Tuhan beri lebih berarti bagiku.” – Fu Nah, kalau sudah seperti ini mungkin kita bisa renungkan bagaimana dengan aktivitas percintaaan kita saat ini: y
Apakah ‘membeli’ ciuman pasangan melalui bunga dan bermacam traktiran yang uangnya bersumber dari orang tuamu itu disebut bertanggung jawab?
y
Bayangkan apa yang kamu rasakan saat kamu melihat ibumu atau saudara perempuanmu dicium oleh pria lain atau bahkan lebih dari itu?
y
Bagi yang telah menghasilkan uang, apalah arti penghamburan uang yang dikeluarkan untuk berfoya-foya dibanding sebuah ikatan suci di hadapan Ilahi?
y
Apalah artinya berduaan dan bermesraan tanpa adanya ridha Tuhan?
8 ~ MENIKAH ITU MUDAH
Tentunya, sayang sekali apabila cinta kita berkarat akibat bermacam keinginan yang begitu merendahkan. Mari menjaga cinta, karena tentunya tak pantas disebut cinta apabila tidak mendekatkan kita kepada Yang Maha Mencinta. “Ada dua jenis kerinduan. Kerinduan pertama tersebab kita pernah merasakan sesuatu dan kita menginginkannya kembali. Kerinduan kedua tersebab kita tak pernah mengalaminya dan benar-benar ingin merasakannya, setia menunggu dalam penantian yang lugu.” (Kau yang Mengutuhkan Aku – Revolvere Project-Fahd Djibran) Lalu seperti apakah bentuk cinta yang seharusnya? Ia itu pernikahan. Itulah bentuk cinta yang bertanggung jawab. Cinta yang tidak hanya melibatkan ‘aku dan kamu’ saja, melainkan orang tua, keluarga, dan Tuhan kita. Tentunya kita perlu ‘nembak’ orang tuanya dulu untuk menikah dengan seseorang, yang kami yakin untuk mengumpulkan keberanian melakukan hal itu tidak semudah Joko yang menunggu Mawar di taman kota. Pernikahan, itulah bentuk cinta yang bertanggung jawab. Melalui pernikahan, uang yang dikeluarkan untuk mentraktir, mengajak nonton, membelikan barang, dan sebagainya pun sudah jelas dan halal dipergunakan, karena dia adalah orang yang telah terikat melalui ikatan yang tercatat oleh orang tua, negara, para malaikat, serta Tuhan Yang Maha Mencinta. Sekarang, apa yang kamu perlu lakukan? Tentu saja, tanpa buang waktu lagi, ganti konsep CINTA-mu ya! Mengguncang Arsy Dengan Mudah, Murah, dan Berkah ~
9
“Aku ingin dicintai olehmu dengan sempurna. Tanpa banyak kata yang membalut kebohongan belaka. Cukuplah rayuan dan candaan ringan untuk menghiasi pernikahan kita. Tak perlu kau pandai merangkai kata romantis untuk selalu menyenangkanku, cukup kau tahu bagaimana memposisikan kedudukanku. Aku bukan berada di atas kepala hingga selalu haus akan sanjung puja, bukan pula berada di bawah kaki untuk diinjak dan dihina. Aku adalah tulang rusuk kirimu, dekat di hatimu untuk selalu kau cinta.” – Fu “Aku tidak berani berjanji untuk mencintaimu sepenuhnya, namun aku berani berjanji untuk selalu belajar mencintaimu sepenuhnya. Cinta sejati yang membuat kita semakin mencintai-Nya.” – Canun
10 ~ MENIKAH ITU MUDAH