BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat penelitian. Obyek penelitian adalah data yang dibutuhkan untuk menjawab masalah penelitian/menguji hipotesis penelitian. Dalam penelitian ini obyek penelitiannya adalah Gaya Kepemimpinan Dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan PT. Dinus Cipta Mandiri Di Jakarta Dalam penyusunan sikripsi ini, penulis akan mengadakan penelitian pada PT.Dinus Cipta Mandiri yang beralokasi di Jl. Pantai Indah kapuk Selatan 1 Blok D No.A7, Jakarta Utara. 3.1.1 Sejarah singkat perusahaan PT. Dinus Cipta Mandiri PT. Dinus Cipta Mandiri adalah perusahaan makanan yang bergerak dibidang consumer goods yang memproduksi selai roti bermerek “ Budy Jam “, yang berdiri sejak tahun 1995 dan menjadi perusahaan yang sudah berkembang. Kini Budy Jam adalah produsen selai roti yang mengembangkan pemasaranya di indonesia. Seluruh elemen organisasi perusahaan, perosedur, dan proses kerja yang dilaksanakan, serta sumber daya yang dimilki PT. Dinus Cipta Mandiri diarahkan sepenuhnya untuk mencapai standar kualitas tinggi pada makananya. Dibidang
37
38
mesin-mesin, produksi berteknologi modern dan pengembangan yang solid, budy jam telah mengembangkan dan memproduksi beragam rasa selai roti yang mempunyai 6 rasa. Komitmen perusahaan
Menjaga produk-produk berkualitas terbaik, aman, dan halal dalam kepuasaan pelanggan
Meningkatkan produktifitas dan daya saing melalui pengembangan produk dan teknologi
Mengembangkan manajemen dan sumber daya manusia untuk mengantisipasi perubahan global
3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan Visi : menjadi yang terbaik dibidang consumer goods Misi : 1. Meningkatkan daya saing disegala bidang terutama disegi kualitas, efisiensi dan teknologi 2. Mempertahankan konsitensi dalam meningktakan prestasi 3. Memperkuat brand budy jam dengan jaringan distribusi yang merata dalam skala nasional
39
3.2 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan yaitu penelitian kausal (regresi) adalah penelitian yang mengetahui besarnya pengaruh antara satu atau beberapa variabel dengan variabel lain dengan menghitung kofiesien regresi berganda, tujuan penelitian kausal dalam hal ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan PT. Dinus Cipta Mandiri Di Jakarta. 3.3 Variabel dan Skala pengukuran 3.3.1 Variabel penelitian Variabel penelitian menurut sugiyono (2009:58) adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu: 1. Variabel bebas (independent variable) Merupakan variabel bebas yang mempengaruhi dan akan menjadi sebab perubahannya. Variabel X dalam penelitian ini ada dua, yaitu;
Gaya Kepemimpinan (X1)
Motivasi (X2)
40
2. Variabel terikat (Dependent variable) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi yang menjadi akibat, dikarenakan adanya variabel bebas. Variabel Y dalam penelitian ini adalah :
Kinerja Karyawan (Y)
3.3.2 Skala Pengukuran Variabel Skala pengukuran ordinal, Skala ordinal adalah untuk mengurutkan data dari tingkat yang paling tinggi atau sebaliknya dengan interval yang tidak harus sama. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap pendapat dan presepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian
indikator tesebut dijadikan titik tolak menyusun item-item
instrument yang berupa pertanyaan. Sugiyono (2009:132) Skala likert menggunakan lima tingkatan jawaban yaitu :
41
Tabel 3.1 Skala Likert Jawaban Sangat setuju (SS) Setuju (S) Tidak Tahu (TT) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (STS) Sumber : Sugiyono (2009:133)
Skor 5 4 3 2 1
3.4 Definisi dan operasionalisasi variabel Variabel tersebut terdiri dari variabel independent dan variabel dependent dimana variabel independent adalah gaya kepemimpinan (X1), motivasi (X2) terhadap kinerja karyawan PT. Dinus Cipta Mandiri Di Jakarta (Y). Seperti kita ketahui bahwa dalam setiap penelitian harus diperhatikan terlebih dahulu variabel-variabel yang akan diteliti, yang merupakan penjelasan dari teoritis variabel untuk diamati dan diukur, definisi variabel yang digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan analisa pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja karyawan.
42
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Gaya Kepemimpinan Variabel
Dimensi 1. Gaya Kepemimpinan persuasif 2. Gaya Kepemimpinan Refresif
Gaya Kepemimpinan (x1)
3. Gaya Kepemimpinan Partisipatif
4. Gaya Kepemimpinan Inovatif
5. Gaya Kepemimpinan Investigatif
6. Gaya Kepemimpinan Inspektif
Indikator
Skala
1. Gaya kepemimpinan dengan menggunakan pendekatan yang menggugah perasaan, pikiran atau dengan kata lain melakukan ajakan atau bujukan. 2. Gaya kepemimpinan dengan cara memberikan tekanan-tekanan, ancamanancaman, sehingga bawahan merasa ketakutan. 3. Gaya Kepemimpinan dengan cara memimpin memberikan kesempatan kepada bawahan untuk secara aktif baik mental, spiritual, fisik maupun material dalam kiprahnya organisasi. 4. Gaya kepemimpinan yang selalu berusaha dengan keras untuk memwujudkan usahausaha pembaruan didalam segala bidang, baik bidang politik, ekonomi, soisial, budaya atau setiap produk terkait dengan kebutuhan manusia. Ordinal 5. Gaya kepemimpinan yang selalu melakukan penelitian yang disertai dengan rasa penuh kecurigaan terhadap bawahannya sehingga menimbulkan yang menyebabkan kreativitas, inovasi serta insiatif dari bawahan kurang berkembang, karena bawahan takut melakukan kesalahan-kesalahan. 6. Gaya kepemimpinan yang suka melakukan acara-acara yang sifatnya protokoler, kepemimpinan dengan gaya inspektif menuntut penghormatan bawahan, atau pemimpin yang senang apabila dihormati.
43
Lanjutan Definisi Operasional Variabel Gaya Kepemimpinan 7. Gaya Kepemimpinan Motivatif 8. Gaya Kepemimpinan Naratif
9. Gaya Kepemimpinan Edukatif
10. Gaya Kepemimpinan Retrogresif
7. Gaya kepemimpinan yang dapat menyampaikan informasi mengenai ideidenya, program-program dan kebijakankebijkaan kepada bawahan dengan baik. 8. Gaya kepemimpinan yang bergaya naratif merupakan pemimpin yang banyak bicara namun tidak disesuaikan dengan apa yang ia kerjakan, atau dengan kata lain pemimpin yang banyak bicara sedikit bekerja 9. Gaya kepemimpinan yang suka melakukan pengembangan bawahan dengan cara memberikan pendidikan dan keterampilan kepada bawahan, sehingga bawahan menjadi memiliki wawasan dan pengalaman yang lebih baik dari hari ke hari. 10. Gaya kepemimpinan tidak suka melihat bawahanya maju, apalagi melebihi dirinya.
Sumber : Edy Sutrisno (2009) Manajemen Sumber Daya Manusia.
44
Tabel 3.3 Definisi Operasional Variabel Motivasi Variabel
Motivasi (x2)
Dimensi 1. Tanggungjawab 2. Pretsasi kerja 3. Pengakuan Orang Lain 4. Pekerjaan itu sendiri 5. Kemungkinan Pengembangan 6. Kemajuan 7. Gaji 8. Kemanan 9. KondisiKerja
Indikator 1. TanggungJawab Pekerjaan yang diberikan 2. Prestasi kerja yang diraih 3. Pengakuan yang diberikan
Skala
4. Pekerjaan memberikansemangat 5. Pengembangan yang diberikan pimpinan 6. Peluang untuk maju yang diberikan pimpinan 7. Gaji atau upah yang adil 8. Keamanan dan keselamatan 9. Kondisi kerja yang nyaman, aman dan tenang 10. Hubungan yang harmonis 11. Keadilan
10. Hubungan kerja 11. Prosedur Perusahaan 12. Status 12. Kedudukan dan jabatan Sumber : Hasibuan (2009 : 146), Manajemen Sumber Daya Manusia.
Ordinal
45
Tabel 3.4 Definisi Operasional Variabel Kinerja Karyawan Variabel
Dimensi
Indikator
1. Kualitas Kerja.
1. Akuransi, ketelitian, dan bisa diterima atas pekerjaannya. 2. kuantitas dan efisiensi kerja yang
2. Produktivitas.
Skala
dihasilkan dalam periode tertentu. Kinerja Karyawan (y)
3. Pengetahuan pekerjaan. 4. Bisa diandalkan
3. Keterampilan dan informasi praktis teknis yang digunakan pada Ordinal pekerjaan. 4. Sejauh mana karyawan bisa diandalkan atas penyelesaian tugas
5. Kehadiran
5. Tepat waktu, displin, catatan kehadiran secara keseluruhan. 6. Kemandirian 6. Sejauh mana pekerjaan yang dilakukan tanpa pengawasan. Sumber : Gary Dessler (2009), Manajemen Sumber Daya Manusia 3.5 Metode pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan untuk memudahkan penyusunan sikripsi ini teknik pengumpulan data dengan cara menggunakan kuesioner. Kuesioner yaitu metode mencari data dengan cara mengajukan pertanyaan kepada responden, kuesioner disebarkan kepada karyawan pada bagian marketing, adminstrasi, finance, staf gudang tentang gaya kepemimpinan dan motiva terhadap kinerja karyawan PT. Dinus Cipta Mandiri Di Jakarta. Sedangkan jenis pengumpulan data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, yakni Penelitan Lapangan (field research) yang datanya diambil langsung
46
sesuai dengan kenyataan yang ada di PT. Dinus Cipta Mandiri dan Penelitan Kepustakaan (library research) yang sumber datanya diambil berbagai literatur, buku, dan bahan-bahan yang berhubungan dengan penelitian ini 3.6 Jenis Data Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data primer yang diambil dari individu atau perorangan seperti hasil kuesioner. Data primer adalah data yang diperoleh seacara langsung dari sumber pertama sedangkan kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan para karyawan akan memberikan respon terhadap daftar pertanyaan tersebut. 3.7 Populasi dan Sampel Penelitian 3.7.1 Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (sugiyono, 2009). Jumlah populasi yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 60 orang karyawan PT. Dinus Cipta Mandiri.
47
3.7.2 Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (sugiyono, 2009). Jumlah sampel yang diambil adalah 38 orang dari 60 orang karyawan PT. Dinus Cipta Mandiri, hal ini berdasarkan Rule Tumb yang dikemukakan oleh Roscoe (1975) (dalam Sekaran, 2006). Roscoe menyatakan bahwa sejumlah sampel sejumlah 30-500 adalah cukup bagi kebanyakan penelitian yang dilakukan. Penarikan sampel di dalam sikripsi ini didasarkan pada pendapat slovin (Husein,2008). Adapun rumus tersebut adalah sebagai berikut :
= =
1+
60 1 + 60(0,10) = 37,5
= 38 Responden
Di mana : n
= Ukuran sampel
N
= Ukuran populasi
e
= persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih dapat di tolerir atau diinginkan, misalnya 10%.
48
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu menggunakan metode covenience sampling, dimana sampel diambil berdasarkan atas ketersediaan elemen dan kemudahan untuk mendapatkannya (Husein Umar, 2003). Dengan kata lain, sampel diambil karena sampel tersebut ada atau tersedia pada tempat dan waktu yang tepat ketika peneliti menyebarkan kuesioner di tempat penelitian. Hal ini dilakukan mengingat keterbatasan dan biaya yang dimliki peneliti dan perlunya kemudahan dalam melakasanakan penelitian. 3.8 Metode analisis Data Dalam penelitian ini ditentukan metode yang digunakan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja karyawan PT. Dinus Cipta Mandiri Di Jakarta diperoleh hasil jawaban kuesioner yang diisi serta dirangking dan diurut berdasarkan peringkat terbesar sampai terkecil menggunakan skala likert. Dalam melalukan analisa, penulis menggunakan perhitungan statistik sabagai alat hitung yaitu : 3.8.1 Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan dan kuesioner mampu mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali 2006). Uji validitas menggunakan analisi kolerasi pearson, keputusan mengetahui valid atau tidaknya
49
butir instrumen. Jika pada tingkat signifikan 5% nilai r hitng > r tabel maka dapat disimpulkan bahwa instrumen valid. 3.8.2 Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari suatu variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban pertanyaan
adalah
konsisten
atau
stabil dari waktu
ke
waktu
(Ghozali, 2006) Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara one shot atau pengukuran sekali saja. Disni pengukuran hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur reabilitas dengan uji statistik cronbach’s alpha (a). Suatu variabel dikatakan reliabel jika nilai cronbach’s alpha (a) > 0,6. 3.8.4 Uji asumsi klasik Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah data mengalami penyimpangan atau tidak. Uji ini dilakukan sebelum analisa regresi. Uji asumsi klasik terdiri dari : a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, kedua variabel (bebas maupun terikat) mempunyai distribusi normal atau setidaknya
50
mendekati normal (Ghozali, 2011). Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah residual yang diteliti normal atau tidak. Metode yang digunakan untuk menguji normalitas adalah menggunakan uji Kolmogorov-smirnov. Jika nilai Kolmogorov-smirnov > 0,05, maka terdistribusi normal dan sebaliknya terdistribusi tidak normal. b. Uji Multikolineritas Uji Multikolineritas adalah untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Apabila terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas (Ghozali, 2011). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam model regresi sebagai berikut. Multikolineritas dilihat dari : 1) Nilai tolerance dan lawanya 2) Variance Inflation Factor (VIF) Kedua ukuran itu menunjukan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF= 1/ Tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
51
multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF >10 (Ghozali, 2011). c. Uji Heteroskedasitisitas Uji heteroskedasitisitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke satu pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedasitas dan jika varians berbeda disebut heteroskedasitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedasitas atau tidak terjadi heteroskedasitas (Ghozali, 2011). Cara mengetahui ada tidaknya heteroskedasitas adalah dengan melhat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPRED dengan residualnya SPRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedasitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu adalah Y yang telah dipredeksi, dan sumbu x adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di studentized. Dasar analisisnya adalah: 1. Apabila terdapat pola tertentu , seperti titk-titik yang ada membentuk pola tertentu (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedasitas. 2. Apabila tidak terdapat pola jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedasitas.
52
3.8.5 Analisis Regresi Berganda Analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa kuat pengaruh
variabel-variabel
independen
terhadap
dependennya. Y = a + b1x1 + b2x 2 + ε Dimana : Y = Kinerja Karyawan. a = Bilangan konstan yang menunjukkan perpotongan antara garis regresi dengan sumbu y b1 =
Koefisien regresi dari faktor x1 (Gaya Kepemimpinan).
b2 =
Koefisien regresi dari faktor x2 ( Motivasi).
ε =
Tingkat kesalahan yang ditolerir.
3.7.5 Uji Hipotesis Uji hipotesis dengan model regresi linier berganda (miltiple linearregretion) digunakan dalam penelitian ini, karena jumlah variable independen (X) lebih dari satu dan bersifat kuantitatif (metrik), sedangkan jumlah variable independen (Y) terdiri satu dan juga bersifat kuantitatif (metrik). Tahapan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
53
a. Uji F (uji simultan) Uji simultan dengan F-test ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama variable independent terhadap variable dependent. Hasil F-test ini pada output SPSS dapat dilihat pada tabel ANOVA. Hasil F-test ini berpengaruh secara bersama-sama variable independent terhadap variable dependent jika nilai signifikan F (P-value) pada kolom sig. lebih besar dari level of significant yang ditentukan, ata F hitung (pada kolom F) lebih besar dari F tabel. Dimana F tabel dihitungkan dengan cara df1 = k - 1, dan
df2 = n – k, dimana k adalah jawaban
variabel dependen dan independen. b. Uji t ( uji parsial) Test ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen. Hasil uji ini pada output SPSS dapat dilihat pada tabel Coefficient. Nilai dari uji t-test dapat dilihat dari P-value < level of significant yang ditentukan, atau t hitung (pada kolom t) lebih besar dari t tabel (dihitung dari two tailed α = 5% dengan df = n – k, dimana k merupakan jumlah variabel independen, maka dapat disimpulkan bahwa hasil yang diperoleh signifikan dan terdapat pengaruh antara masing-masing variabel independen dan dependen.