MENGGGUNAKAN PESTISIDA ORGANIK EKSTRAK SERAI WANGI

Fahruddin Arfianto, Pengendalian Hama Kutu Daun Coklat pada Tanaman Cabe…

menjadi bahan kebutuhan pokok masyarakat PENGENDALIAN HAMA KUTU DAUN COKLAT PADA TANAMAN CABE sebagai bumbu dapur bahan masakan sehariMENGGGUNAKAN PESTISIDA ORGANIK EKSTRAK SERAI WANGI hari, bahkan seperti menjelang hari raya harga (The Control of Brown Leaves Insects’ Pests (Toxoprera citricidus Kirk) on Chili (Capsicum annum L.) cabe bisa meningkat hingga beberapa kali lipat. by Using Organic Pesticide Citronella Extract (Cymbopogon nardus L.)) Usaha tani tanaman cabe memerlukan FAHRUDDIN ARFIANTO modal besar dan keterampilan yang cukup. Tidak Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Kehutanan jarang petani cabe merugi karena gagal Universitas Muhammadiyah Palangkaraya memperhitungkan Jl. RTA Milono Km.1,5 Palangka Raya, Kalimantan Tengahfaktor 73111 cuaca, fluktuasi harga,

serangan hama, dan adanya serangan penyakit.

Email : [email protected]

Oleh karena itu, segala resiko dalam budidaya tanaman cabe harus dipertimbangkan secara ABSTRACT baik. Salah satu resiko budidaya tanaman cabe

Cultivation of chili is a farming activity promising an interesting profits and the market demand for the chili is high. Many chili farmers in controlling pests use chemical pesticides because consideredhama more efficient fast, actually adalah it is serangan dan and penyakit yang the chemical pesticides do not kill insects’ pests, but it creates a new form of defense for insects’ pests. In another effort merupakan resiko yang cukup besar to find alternative pesticides are expected to be more lenient, then developingfaktor the manufacture of pesticides madedalam from natural materials exist around the neighborhood, known by name "botanical pesticide" or "organic pesticide", because budidaya cabe karena selain harus lebih almost all the ingredients derived from plants. The purpose of this study was to control brown leaves insects’ pests on chilli by using citronella The yang time mengenal jenis-jenis hama dan extract. penyakit in doing this study was as long as from October to November 2016. The study was done on Jl. Meranti IV Panarung sering menyerang tanaman cabe juga harus Village, District Pahandut, the city of Palangka Raya. From the results of the experiment of several concentration of extract of citronella 25 ml, 50 ml and 75 ml and memiliki upaya pengendalian yang tepat dan 100 ml mixed with clean water for pest control of brown leaves insect on the chili, factually, by using concentration of citronella extract of 75 ml and 100 ml mixed with clean water, it can be reducing brown leaves insects’ pest. terpadu. Keywords: brown leaves insects, citronella, citronella extract

Petani

dalam

mengendalian

hama

serangga tanaman cabe seringnya menggunakan ABSTRAK pestisida kimiawi karena dinilai lebih efisien dan padahal pestisida kimiawi sebenarnya tidak Budidaya tanaman cabe merupakan kegiatan usaha cepat, tani yang menjanjikan keuntungan menarik karena permintaan pasar yang tinggi. Petani cabe mengendalian hama banyaknya menggunakan pestisida kimiawi karena membasmi serangga hama tetapi malah dinilai efesien dan cepat. Pestisida kimiawi sebenarnya tidak membasmi serangga hama, tetapi menciptakan bentuk pertahanan baru bagi hama serangga. Upaya mencari alternatif pestisidabentuk yang diharapkan maka menciptakan pertahananlebih barulunak, bagi hama berkembang pembuatan pestisida dari bahan-bahan alami yang ada di sekitar lingkungan yang dikenal dengan nama serangga. Selain itu, dari pestisida kimiawi juga “pestisida nabati” atau “pestisida organik” karena hampir seluruh bahannya berasal tanaman (bahan-bahan organik). mempercepat terjadinya pembuahan pada telur Tujuan penelitian ini adalah untuk mengendalikan hama kutu daun cokelat pada tanaman cabe dengan menggunakan ekstrak serai wangi. Waktu yang dilakukan dalam penelitian ini selama 2 (dua) bulan pada Oktober– serangga hama. Dampak negatif pestisida kimiawi November 2016 di lahan cabe Jl. Meranti IV Kelurahan Panarung, Kecamatan Pahandut, Kota Palangka Raya. tersebut besar Hasil percobaan beberapa konsentrasi ekstrak serai wangi 25 ml, 50 akhirnya ml dan 75 mlcukup dan ditambah 100 mlbagi air bersih untuk pengendalian hama kutu daun cokelat pada tanaman cabe, ternyata dengan konsentrasi ekstrak serai keseimbangan ekosistem. Jika kita menyemprot 75 ml ditambah 100 ml air bersih dapat mengurangi hama kutu daun cokelat pada tanaman cabe. Kata kunci : kutu daun cokelat, serai wangi, ekstrak serai wangi

insektisida, ternyata bukan hanya hama serangga yang akan terpapar, tetapi juga tanaman tempat

PENDAHULUAN Budidaya

tanaman

(Capsicum

pada metabolism tubuh hama dan juga pada

annuum L.) merupakan kegiatan usaha tani yang

tubuh tanaman. Insektisida tersebut selain diserap

menjanjikan

karena

langsung oleh organ hama serangga, juga secara

permintaan pasar yang tinggi. Cabe sudah

langsung diserap oleh organ tanaman baik lewat

keuntungan

cabe

hama itu berada. Dampaknya akhirnya terjadi

menarik

57

Anterior Jurnal, Volume 16 Nomor 1, Desember 2016, Hal 57 – 66

akar,

batang

maupun

daun

ISSN 1412-1395 (cetak) 2355-3529 (elektronik)

kemudian

pestisida organik, maka dibutuhkan upaya yang

ditransportasikan mengikuti aliran cairan tubuh

tetap memiliki kemampuan yang baik dalam

tanaman ke bagian tanaman lainnya.

mengendalikan hama tetapi tetap juga menjaga

Upaya mencari alternatif pestisida yang diharapkan

mendukung

ekosistem,

berkembang

pembuatan pestisida

lingkungan dengan baik. Oleh karena itu, tujuan

maka

penelitian ini adalah untuk mengendalikan hama

dari bahan-

kutu daun cokelat pada tanaman cabe dengan

bahan alami yang ada di sekitar lingkungan yang

menggunakan ekstrak serai wangi.

dikenal dengan nama “pestisida nabati” atau “pestisida

organik”

karena

hampir

TINJAUAN PUSTAKA

seluruh

bahannya berasal dari tanaman (bahan-bahan Kutu Daun Coklat

organik). Pestisida organik ini diharapkan sesuai untuk

mengendalikan

hama

pada

tanaman

Kutu daun coklat adalah salah satu hama serangga dengan nama umum Myzus persicae

budidaya. Teknologi

pengendalian

organisme

Sulzer dengan klasifikasi sebagai berikut :

penganggu tanaman (OPT) telah ditemukan

Kingdom

:

Animalia

antara lain varietas yang tahan, musuh alami dan

Filum

:

Arthropoda

beberapa jenis pestisida nabati yang aman bagi

Kelas

:

Insecta

lingkungan dan konsumen. Teknologi alternatif

Ordo

:

Hemiptera

yang aman sebagai pengganti pestisida kimiawi

Subordo

:

Sternorrhyncha

adalah pemanfaatan minyak atsiri sebagai bahan

Superfamili :

Aphidoidea

pembuatan pestisida organik. Salah satu tanaman

Famili

:

Aphididae

yang mengandung minyak atsiri dan berpotensi

Genus

:

Toxoprera

sebagai bahan pembuatan pestisida organik

Spesies

:

Toxoprera citricidus Kirk.

adalah serai wangi (Cymbopogon nardus L.). Berdasarkan

informasi

menunjukkan

bahwa

umum

kutu

daun

berukuran kecil, antara 1-6 mm, tubuhnya lunak,

yang

berbentuk seperti buah pir, mobilitasnya rendah

dikandung oleh serai wangi berpotensi dan

dan biasanya hidup secara berkoloni. Satu

mampu

bahkan

generasi kutu ini berlangsung selama 6 - 8 hari

membunuh OPT. Hama pada tanaman cabe

pada kondisi lingkungan dengan suhu sekitar

adalah salah satunya berupa hama kutu daun

25 C. Perbedaan antara T. citricidus dan T.

cokelat

yang

aurantii terlihat pada pembuluh sayap bagian

dengan

depan, dimana pada T. aurantii tidak bercabang,

penyemprotan pestisida organik berbahan baku

sedangkan pada T. citricidus bercabang. Kutu

ekstrak tanaman serai wangi.

daun ini berbeda dengan serangga lainnya dalam

(Toxoprera

diharapkan

mampu

penelitian

secara

yang

menghambat

hasil

Morfologi

minyak

atsiri

perkembangan

citricidus Kirk.) dikendalikan

Berdasarkan upaya pengendalian hama

o

berkembang

biak,

yaitu

dengan

melahirkan

pada tanaman cabe tersebut dan adanya potensi

anaknya, dan termasuk serangga yang vivipar

pemanfaatan

partenogenesis

58

tanaman

sebagai

bahan

baku

atau

baik

jantan

maupun


betinanya melahirkan anak, demikian juga imago

merah besar, cabai merah keriting, cabai rawit

kutu

tidak

dan paprika. Tanaman cabai merupakan tanaman

menyebabkan

yang berbentuk perdu, berdiri tegak dan bertajuk

kerusakan yang berarti pada tanaman, tetapi

lebar. Tanaman ini juga memiliki banyak cabang

perannya sebagai vektor virus Tristeza jauh lebih

dan setiap cabang akan muncul bunga yang pada

berbahaya

akhirnya berkembang menjadi buah. Oleh karena

daun

bersayap.

kerugian

dapat Kutu

bersayap daun

karena

virus

ekonomis

yang

maupun

tidak

ini

menyebabkan

tinggi.

Pada

saat

itu cabai merah memiliki tajuk lebar, maka harus

tanaman sedang bertunas, perkembangbiakan

diberikan ajir sebagai penyangga agar tanaman

kutu mencapai optimum (Direktorat Perlindungan

hidup berdiri tegak.

Hortikultura, 2016).

Batang cabai tumbuh tegak, berwarna hijau

Tanaman Cabe

tua dan berkayu. Pada ketinggian batang tertentu

Tanaman cabe menurut klasifikasi dalam

akan membentuk percabangan seperti huruf “Y”.

tata nama (sistem tumbuhan) termasuk ke dalam :

Batangnya

Divisi

:

Spermatophyta

diameter kecil dengan tajuk daun lebar dan buah

Sub Divisi

:

Angiospermae

cabai yang lebat. Daun cabai berbentuk lonjong

Kelas

:

Dicotyledoneae

yang berukuran panjang 8-12 cm, lebar 3-5 cm

Ordo

:

Solanales

dan di bagian pangkal ujung daun meruncing.

Famili

:

Solanaceae

Pada permukaan daun bagian atas berwarna

Genus

:

Capsicum

hijau tua, sedangkan dibagian bawah berwarna

Spesies

:

Capsicum annum L.

hijau muda. Panjang tangkai daunnya berkisar 2-4

Cabai (cabe) atau lombok termasuk dalam suku

terong-terongan

(Solanaceae)

dan

berbentuk

silindris,

berukuran

cm yang melekat pada percabangan, sedangkan tulang

daunnya

berbentuk

menyirip.

Akar

merupakan tanaman yang mudah ditanam di

tanaman cabai tumbuh menyebar dalam tanah

dataran

tinggi.

terutama akar cabang dan akar rambut. Bagian

Tanaman cabe banyak mengandung vitamin A

ujung akarnya hanya mampu menembus tanah

dan vitamin C serta mengandung minyak atsiri

sampai kedalaman 25-30 cm. Oleh karena itu

capsaicin, yang menyebabkan rasa pedas dan

penggemburan tanah harus dilakukan supaya

memberikan kehangatan panas bila digunakan

perkembangan akar sempurna.

rendah

ataupun

di

dataran

untuk rempah rempah (bumbu dapur). Cabe

Bunga cabai termasuk berkelamin ganda,

dapat ditanam dengan mudah sehingga bisa

karena pada satu bunga terdapat kepala sari dan

dipakai untuk kebutuhan sehari-hari tanpa harus

kepala putik. Bunga cabai tersusun dari tangkai

membelinya di pasar (Harpenas, 2010).

bunga yang berukuran panjang berkisar 1-2 cm,

Menurut Samadi (1997), tanaman cabai

kelopak bunga, mahkota bunga dan alat kelamin

merupakan salah satu komoditi hortikultura yang

yang meliputi kepala sari dan kepala putik.

tergolong tanaman semusim. Tanaman cabai

Mahkota

dibedakan dalam beberapa golongan dan tiap

mengalami rontok bila buah mulai terbentuk.

golongan memiliki berbagai jenis yaitu cabai

Jumlah mahkota bunga bervariasi antara 5-6

bunganya

berwarna

putih

dan

59



kelopak bunga. Kepala putik barwarna kuning

Divisi

:

Spermatophyta

kehijauan dan tangkai kepala putiknya berwarna

Sub Divisi

:

Angiospermae

putih, panjangnya berkisar 0,5 cm. Sedangkan

Kelas

:

Monocotyledoneae

kepala sari yang telah masak berwarna biru

Ordo

:

Poales

sampai ungu. Tangkai sarinya berwarna putih

Famili

:

Poaceae

dengan panjang 0,5 cm. Letak bunganya berada

Genus

:

Cymbopogan

pada posisi menggantung, berukuran panjang

Spesies

:

Cymbopogan nardus L.

antara 1-1,5 cm, lebarnya berkisar 0,5 cm dan warna bunganya menarik.

Tanaman serai wangi merupakan tanaman dengan habitus terna perennial. Serai wangi

berbentuk

merupakan tanaman dari suku poaceae yang

memanjang yang berukuran panjang dan lebar

sering disebut deangan suku rumput-rumputan

sangat bervariasi, tergantung varietasnya. Buah

(Tora, 2013). Akar tanaman serai wangi memiliki

cabai biasanya muncul dari percabangan atau

akar yang besar, akarnya merupakan jenis akar

ketiak daun dengan posisi buah menggantung.

serabut yang berimpang pendek (Arzani dan

Buah cabai yang masih muda berwarna hijau,

Riyanto, 1992).

Buah

cabai

berangsur-angsur

kebanyakan

berubah

menjadi

merah

menyala setelah buahnya tua.

dan berumbi, serta lunak dan berongga. Isi

Tanaman Serai Wangi Tanaman

dan berwarna putih kekuningan. Namun ada juga

batang dan daunnya mengandung zat-zat seperti

yang berwarna putih keunguan atau kemerahan.

geraniol, metil heptenon, terpen-terpen, terpen-

Selain itu, batang tanaman serai wangi juga

alkohol,

terutama

bersifat kaku dan mudah patah. Batang tanaman

sebagai

ini tumbuh tegak lurus di atas tanah (Arzani dan

asam-asam yang

bisa

wangi

batangnya merupakan pelepah umbi untuk pucuk pada

sitronelal

serai

Batang tanaman serai wangi bergerombol

organik

terutama

dan

dimanfaatkan

penghalau nyamuk (Balittro, 2010).

Riyanto, 1992).

Penelitian tentang manfaat tanaman serai

Daun tanaman serai wangi berwarna hijau

wangi terus dilakukan dan dikembangkan seiring

dan tidak bertangkai. Daunnya kesat, panjang,

membangun kesadaran masyarakat untuk beralih

runcing dan daun tanaman ini memiliki bentuk

natural. Khoirotunnisa (2008) menyatakan bahwa

seperti pita yang makin ke ujung makin runcing

serai wangi adalah salah satu tanaman obat

dan berbau citrus ketika daunnya diremas.

tradisional yang mengandung minyak atsiri yang

Daunnya juga memiliki tepi yang kasar dan tajam.

dapat digunakan sebagai anti jamur utamanya

Tulang daun tanaman serai tersusun sejajar.

terhadap

(jamur

Letak daun pada batang tersebar. Panjang

penyebab penyakit kulit yang disebut dengan

daunnya sekitar 50-100 cm, sedangkan lebarnya

“panu”) secara invitro dan sebagai penghalau

kira-kira 2 cm. Daging daun tipis, serta pada

nyamuk Aedes. Klasifikasi tanaman serai wangi

permukaan dan bagian bawah daunnya berbulu

yaitu:

halus (Arzani dan Riyanto, 1992).

60

jamur

Malassezia

furfur


Keuntungan menggunakan ekstrak serai

ukuran 2,5 l, timbangan analitik, gelas ukur,

adalah: 1). merupakan bahan alami yang mudah

saringan,

handsprayer,

terurai sehingga aman terhadap lingkungan dan

kalkulator,

dan

produk pertanian, 2). memiliki harga yang relatif

adalah tanaman cabe dan hama kutu daun

lebih murah dibanding dengan bahan pestisida

cokelat. Sedangkan bahan yang diperlukan untuk

sintetik, 3). aplikasi yang relatif mudah sehingga

pembuatan pestisida organik adalah batang serai

dapat dilakukan oleh setiap orang. Fungsi atau

wangi dan air bersih,

manfaat

yang

diperoleh

dari

penggunaan

pestisida organik serai (buatan sendiri) berkat adanya

kandungan

senyawa

aktif

dari

kamera,

komputer.

alat

Bahan

tulis,

percobaan

Pembuatan Pestisida Organik Pembuatan pestisida organik berbahan baku batang serai wangi adalah dengan langkah

keseluruhan bagian tanaman serai dalam bentuk

sebagai berikut:

ekstrak/minyak atsiri. Zat-zat atau senyawa aktif

a. Siapkan batang serai wangi segar yang sudah

terdiri dari dipentena, farnesol, geraniol, mirsena,

dibersihkan dari daun, kemudian ditimbang

metal

sebanyak 100 g.

heptenol,

sitronella,

nerol

dan

sitral.

Kandungan senyawa aktif tanaman serai dapat

b. Batang

serai

wangi

segar

lalu

dibasuh

mengendalikan hama tanaman termasuk: kepik

menggunakan air mengalir dengan tujuan

cokelat, kutu tanaman dan beberapa serangga

untuk membersihkan kotoran yang ada di

Tribolium sp, Sitophilus sp, Callosobruchus sp,

batang serai wangi tersebut.

Nematoda

(Meloidogyne

sp),

dan

jamur

(Pseudomonas sp).

c. Batang serai wangi yang segar dan bersih tersebut kemudian ditumbuk. d. Siapkan panci kemudian diisi air

METODOLOGI

bersih

sebanyak 2.000 ml dan dimasukkan batang serai wangi yang segar, bersih dan sudah

Waktu dan Tempat Penelitian

selama

e. Rebus serai wangi tersebut hingga mendidih

2 (dua) bulan pada bulan Oktober–November

(40 menit), dan dalam proses perebusan

2016. Aplikasi pestisida organik pada atanaman

dilakukan aduk-aduk serai wangi tersebut

cabe dilakukan selama 3 (tiga) minggu mulai

sampai serai wangi mengeluarkan minyak

tanggal

atsirinya.

16

ini

ditumbuk tersebut.

Oktober

dilaksanakan

2016

sampai

tanggal

7 November 2016. Penelitian ini dilaksanakan di

f. Dinginkan

serai

wangi

tersebut

lalu

lahan tanaman cabe yang berlokasi di Jl. Meranti

dimasukkan air rebusan serai wangi beserta

IV Kelurahan Panarung, Kecamatan Pahandut,

serainya ke dalam jerigen air (Gambar 1).

Kota Palangka Raya.

g. Dilakukan inkubasi air rebusan batang serai

Alat dan Bahan

wangi tersebut selama 24 jam sebagai ekstrak

Alat yang di gunakan untuk pembuatan pestisida

organik

adalah

pisau,

penumbuk

serai wangi dan disebut dengan pestisida organik (Gambar 1).

(mortar), panci ukuran 3 l, kompor, jerigen air

61


Aplikasi Pestisida Organik


bersih 100 ml) ternyata belum menunjukkan

Pengaplikasian pestisida organik ekstrak

pengaruh dan kondisi hama kutu daun cokelat

serai wangi untuk mengendalikan hama kutu daun

masih

cokelat pada tanaman cabe dilakukan sebagai

membuktikan bahwa konsentrasi ekstrak serai

berikut:

wangi

a. Mengambil

ekstrak

serai

wangi

sebagai

ada

yang

pada

tanaman

diberikan

pada daun tanaman cabe.

disaring dari jerigen dan diukur menggunakan

Penyemprotan minggu

b. Membuat sebanyak 3 (tiga) jenis konsentrasi larutan pestisida organik, yaitu: PO1

= konsentrasi 25 ml ekstrak

serai


serai

wangi ditambah air bersih 100 ml. PO3


serai

wangi ditambah air bersih 100 ml. c. Menyemprotkan serai

wangi

pestisida

organik

ekstrak

seminggu

sekali

sesuai

konsentrasi masing-masing selama 3 (tiga) minggu

berturut-turut

ini

berpengaruh

kedua,

menunjukkan

ekstrak

serai

berdasarkan

bahwa

wangi

Tabel

penyemprotan

2,

di

juga

pestisida

organik ekstrak serai wangi perlakuan PO2 (50 ml

wangi ditambah air bersih 100 ml. PO2

belum

Hal

terhadap hama kutu daun cokelat yang menempel

pestisida organik dengan cara larutan ekstrak

gelas ukur.

cabe.

menggunakan

hand

ditambah air bersih 100 ml) ternyata sudah menunjukkan adanya pengaruh dan kondisi hama kutu daun cokelat sudah sedikit berkurang pada tanaman cabe. Hal ini membuktikan bahwa konsentrasi

ekstrak

serai

50

mulai

efektif

berpengaruh terhadap hama kutu daun cokelat yang

menempel

pada

maksimal menghilangkan

daun

tetapi

belum

kutu daun cokelat

secara keseluruhan di tanaman cabe. Pengendalian minggu ketiga pada Tabel 3,

sprayer yang dilakukan pada pagi hari pukul

nampaknya

08.00 WIB.

penyemprotan pestisida organik ekstrak serai

memperlihatkan

bahwa

wangi perlakuan PO3 (75 ml ditambah air bersih HASIL DAN PEMBAHASAN

100 ml) ternyata memberikan pengaruh sangat baik dan lebih efektif mengendalikan hama karena

Hasil Pengamatan

kondisi

kutu

daun

cokelat

cukup

banyak

Hasil pengamatan aplikasi penyemprotan

berkurang pada tanaman cabe meskipun belum

pestisida organik ekstrak serai wangi dalam

mampu menghilangkan kutu daun cokelat secara

mengendalikan hama kutu daun cokelat pada

keseluruhan yang menempel pada daun tanaman

tanaman cabe di setiap minggu penyemprotan

cabe (Gambar 2 dan 3). Hal ini membuktikan

disajikan pada Tabel 1, 2 dan 3.

bahwa konsentrasi ekstrak serai 75 ml ditambah

Pembahasan

air bersih 100 ml yang disemprotkan pada minggu

Berdasarkan hasil pengamatan penelitian

ketiga ternyata lebih efektif mengendalikan karena

pada Tabel 1 menunjukkan bahwa pada minggu

berpengaruh terhadap hama kutu daun cokelat

pertama dengan penyemprotan pestisida organik

pada tanaman cabe.

ekstrak serai perlakuan PO1 (25 ml ditambah air

62


Tabel 1. Kondisi pengendalian hama kutu daun cokelat pada tanaman cabe akibat penyemprotan pestisida organik ekstrak serai wangi pada minggu pertama Perlakuan Konsentrasi Ekstrak Serai Wangi PO1 (25 ml ekstrak +100 ml air)

Kondisi Pengendalian Minggu ke-1 Pengaruh Serangan Hama tidak ada pengaruh kutu daun cokelat masih ada

Tabel 2. Kondisi pengendalian hama kutu daun cokelat pada tanaman cabe akibat penyemprotan pestisida organik ekstrak serai wangi pada minggu kedua Perlakuan Konsentrasi Ekstrak Serai Wangi PO2 (50 ml ekstrak +100 ml air)

Kondisi Pengendalian Minggu ke-2 Pengaruh Serangan Hama ada pengaruh kutu daun cokelat sedikit berkurang

Tabel 3. Kondisi pengendalian hama kutu daun cokelat pada tanaman cabe akibat penyemprotan pestisida organik ekstrak serai wangi pada minggu ketiga Perlakuan Konsentrasi Ekstrak Serai Wangi PO3 (75 ml ekstrak +100 ml air)

Kondisi Pengendalian Minggu ke-3 Pengaruh Serangan Hama ada pengaruh kutu daun cokelat cukup banyak berkurang

Gambar 1. Ekstrak serai wangi selesai diproses yang dituang dimasukkan ke dalam jerigen Berdasarkan hasil percobaan beberapa

banyak. Hal ini karena dengan konsentrasi PO 3

konsentrasi ekstrak serai wangi mulai 25 ml, 50

tersebut menunjukkan bahwa kandungan minyak

ml dan 75 ml dan dicampur air bersih 100 ml

atsiri yang dikandungnya lebih banyak sehingga

untuk pengendalian hama kutu daun cokelat pada

lebih efektif mengendalikan. Hal ini sesuai dengan

tanaman yang diberikan cabe selama 3 minggu,

yang dijelaskan Rizal (2009) bahwa salah satu

ternyata dengan konsentrasi ekstrak serai wangi

minyak

75 ml ditambah air bersih 100 ml (PO3) dapat

Citronella Oil yang dapat digunakan sebagai

mengurangi

insektisida, fungisida, bakterisida, moluskasida

hama

kutu

daun cokelat lebih

atsiri

dengan

nama

dagang

Java

63



Gambar 2. Ekstrak serai wangi yang diinkubasi di jerigen siap disemprotkan sebagai pestisida organik

Gambar 7. Hama kutu daun cokelat pada tanaman cabai

Gambar 8. Kondisi hama kutu daun cokelat yang sudah disemprotkan pestisida organik dari ekstrak serai wangi

64


dan

bersifat

penolak

(reppelent)

hama

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

ternyata adalah berasal dari tanaman serai wangi. Kondisi ini juga sependapat dengan

Hasil

penelitian

pendapat sebelumnya menurut Hubagyo dan

kesimpulan, bahwa :

Losowinarto (1995) bahwa ekstrak serai wangi

a. Aplikasi

penyemprotan

ini

menghasilkan

pestisida

organik

mengandung minyak atsiri senyawa aldehid yang

ekstrak serai wangi konsentrasi 25 – 75 ml

diduga

ditambah air bersih 100 ml berpengaruh mulai

mempunyai

sifat

repellent

terhadap

serangga.

minggu kedua terhadap hama kutu daun

Efektifnya ekstrak serai wangi menjadi pestisida organik ternyata dikarenakan ekstrak serai

wangi

memiliki

b. Penyemprotan pestisida organik ekstrak serai

senyawa

wangi konsentrasi 75 ml ditambah air bersih

citronella yang tidak disukai oleh hama serangga,

100 ml lebih berpengaruh dan efektif pada

termasuk

minggu ketiga terhadap pengendalian hama

hama

kutu

kandungan

cokelat pada tanaman cabe.

daun

cokelat

pada

tanaman cabe. Citronella merupakan minyak

kutu daun cokelat pada tanaman cabe.

esensial bersifat insect repellent yang didapat

Saran

dari daun dan batang spesies Cymbopogan.

Hasil penelitian ini sebaiknya dilanjutkan

Kandungan serai wangi menurut Setiawati dkk

dalam bentuk penelitian lanjutan yang bisa

(2010) yaitu terdapat citronella (35,97%), nerol

menemukan berapa kosentrasi, dosis dan waktu

(17,28%), sitronelol (10,03%), geranyle acetat

pemberian yang tepat untuk pengendalian hama

(4,44%), elemol (4,38%), limonene (3,98%) dan

kutu daun cokelat pada tanaman cabe sehingga

citronnellyle acetate (3,51%). Senyawa citronella

efektif dan maksimal.

mempunyai

sifat

sebegai

racun

dehidrasi

bagi hama serangga. Racun tersebut merupakan racun

kontak

yang

dapat

mengakibatkan

kematian karena serangga akan mengalami kekurangan zat

citronella

cairan. yang

DAFTAR PUSTAKA

Mekanismenya, terkandung

yaitu

berfungsi

Apriyantono. 2009. Lampiran Keputusan Menteri Pertanian No. 2084/ Kpts/SR.120/5/2009. http://www.scribd.com/doc /48769668/ budiya-cabepdf diakses tanggal 21 Maret 2011.

sebagai racun kontak bagi serangga, selain itu bau dari oleum citronella juga tidak disukai oleh indera penciuman hama serangga (Gambar 3). Oleh sebab itulah serangga jenis kutu daun cokelat tidak menyukai bau dari ekstrak serai wangi.

Direktoral Perlindungan Hortikultura Kementerian Pertanian, 2016. http://ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/index .php?option=com_content&view=article&id =66&Itemid=184 diakses tanggal 1 Desember 2016 Harpenas, A dan R. Dermawan. 2010. Budidaya Cabai Unggul (Cabai Besar, Cabai Keriting, Cabai Rawit, dan Paprika). Penebar Swadaya, Jakarta, 108 hlm.

65


Litbang. 2015. Pemanfaatan Minyak Sereh Wangi Untuk Pengendalian Hama Pada Tanaman Hortikultura. http://balitbu.litbang.pertanian.go.id/ind/inde x.php/component/content/article/16penelitia npengkajian2/349-pemanfaatan-minyaksereh-wangi-untuk-pengendalianhamapada-tanaman-hortikultura. diakses pada tanggal 18 Oktober 2016. Musnamar, E.I. 2003. Pupuk Organik (Cair, Padat, Pembuatan da Aplikasi). Penebar Swadaya. Bogor. 71 hlm. Rizal., Molide. 2009. Pemanfaatan Tanaman Atsiri Sebagai Pestisida Nabati. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik. Bogor Setiawati, R. Murtiningsih, N. Gunaeni, dan T. Rubiati. 2008. Tumbuhan Bahan Pestisida Nabati dan Cara Pembuatannya untuk Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT). Balai Penelitian Tanaman Sayuran.

66


MENGGGUNAKAN PESTISIDA ORGANIK EKSTRAK SERAI WANGI

Recommend Documents