Berkarya untuk dunia dengan nilai-nilai baru.
EDISI 21 I 2015 I 16 HALAMAN TabloidVerbeek
Informasi, Interaksi, Inspirasi
Dipublikasikan oleh Divisi Komunikasi PT Vale Indonesia Tbk
- Tidak Diperjualbelikan -
WAWASAN > HAL 9 KREASI > HAL 12
Daur Ulang Botol Plastik
@TabloidVerbeek
SOSOK > HAL 7
Agrowisata, Bisnis Alternatif Pengembangan Pertanian
Rano Arna Odenjar: Menggali Kreativitas untuk Kemajuan Bersama
PMDM Bidang Ekonomi
Mengembangkan Usaha Kecil
Laporan Utama > Hal 4
Dukungan bagi Pendidikan Anak Usia Dini
Safety > Hal 11
Hindari Bahan Berbahaya pada Jajanan Dokter Menjawab > Hal 10
Etika Batuk dan Bersin Pembangunan Pujasera Magani, Kecamatan Nuha, menjadi salah satu kegiatan PMDM sektor ekonomi yang mewadahi pedagang kuliner skala kecil. Kegiatan yang direncanakan lintas tahun anggaran itu diselaraskan dengan penataan kawasan Kelurahan Magani yang merupakan gerbang masuk kota Sorowako.
2
EDITORIAL Verbeek edisi 21 | 2015
Pembaca yang budiman. Pelan tapi pasti, PMDM telah membuahkan inisiatif-inisiatif baru di luar program-program yang telah disepakati bersama. Inisiatif-inisiatif baru itu juga dipandang sangat penting untuk diwujudkan. Maka patut disyukuri bahwa semangat pelaksanaan PMDM telah dihayati oleh masyarakat. Di Desa Wawondula misalnya. Dalam musyawarah desa, awalnya hanya tercetus usulan kegiatan pemberian makanan tambahan (PMT) berupa susu bagi para Lansia. Tapi setelah Komite Desa, pemerintah, dan masyarakat berdiskusi lebih jauh, kegiatan itu dirasa perlu dikembangkan lebih jauh. Maka digagaslah kegiatan yang mengarah pada perubahan perilaku. Contoh lain, Desa Ledu-ledu. Di desa ini ada dua TK yang menjadi sasaran PMDM, yakni TK Kalvari yang mendapat bantuan berupa mobiler dan alat permainan. Kedua, TK Darmawanita. Awalnya di TK Darmawanita disepakati untuk memenuhi pengadaan alat permainan. Namun setelah dipertimbangkan kembali, keselamatan anak-anak menjadi prioritas. Maka TK yang belum punya pagar sekolah ini berfokus pada pembuatan pagar dan pemasangan instalasi listrik untuk menunjang kegiatan belajar. “Kalau jalanan sudah ramai, saya biasanya jadi pagar buat anak-anak. Saya pasang badan supaya mereka tidak berhamburan lari ke jalan. Tapi, kan, tidak bisa begitu terus. Harus dicari solusinya,” kata Wasiati Manangke, Kepala Sekolah TK Darmawanita. Pembaca, selain Laporan Utama, patut disimak rubrik-rubrik lain, misalnya rubrik Wawasan yang menampilkan tulisan seputar agrowisata dan manfaat pangan organik. Dua hal tersebut menjadi tren di berbagai daerah di Indonesia, bahkan di dunia, sehingga ada baiknya petani dan pelaku usaha di Luwu Timur melihat keduanya sebagai peluang bisnis yang menarik sekaligus ramah lingkungan. Akhirnya, Redaksi tak bosan menyampaikan rasa terima kasih kepada Anda semua, pembaca Verbeek yang setia. Selamat membaca.
SURAT PEMBACA PELATIHAN MENULIS
Halo tabloid Verbeek, Saya senang membaca tulisan-tulisan di Verbeek. Tulisannya bagus, foto-fotonya juga enak dilihat. Saya ingin sekali belajar menulis. Siapa tahu tulisan saya nanti bisa dimuat di Verbeek. Bisakah Verbeek mengadakan pelatihan menulis untuk Komite Desa dan KPMD seperti saya ini? Kalau ada, saya senang sekali. Pelatihan menulis juga membantu kami dalam membuat laporan kegiatan PMDM dan pasti banyak manfaat lainnya. Semoga bisa menjadi pertimbangan bagi teman-teman redaksi tabloid Verbeek. Milda Abdin, Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) Nikkel, Kecamatan Nuha Halo Milda, Pelatihan jurnalistik dan fotografi bagi fasilitator PMDM dan KPMD sudah pernah dilakukan di Sorowako pada Desember 2014. Pelatihan itu bertujuan memberikan keterampilan kepada pelaku program dalam penulisan laporan dan mendokumentasikan aktivitas PMDM. Usulan Milda, Kami pertimbangkan.
DIBAHAS PER KECAMATAN
Bisakah tabloid Verbeek membahas kegiatankegiatan PMDM yang dibagi menurut kecamatan? Menurut saya, kalau dibagi jadi lebih mudah membacanya. Lagi pula kita bisa lihat perbandingannya di tiap kecamatan. Misalnya ada kecamatan yang lebih maju di program kesehatan. Atau ada yang program ekonominya masih kurang, juga bisa kelihatan. Sukri Nur, Ketua Komite Desa Sorowako, Kecamatan Nuha
Kami membahas kegiatan PMDM di rubrik “Laporan Utama”. Pembahasan bukan berdasarkan lokasi, melainkan kelompok kegiatan, yaitu kesehatan, ekonomi, dan pendidikan. Dan biasanya kegiatan yang diulas merupakan kegiatan unggulan atau mengandung unsur pembelajaran. Dengan membagi berdasarkan kelompok, diharapkan pembaca bisa mendapat cerita utuh dari pelaksanaan sebuah kegiatan, serta mendapatkan gambaran yang lebih besar tentang PMDM.
Zaenal, warga Desa Sorowako, merupakan salah satu pembaca setia Tabloid Verbeek.
Tabloid ini diterbitkan sebagai upaya mengampanyekan transparansi dari pelaksanaan Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM) PT Vale. Juga sebagai media alternatif masyarakat dalam memperoleh informasi dan wawasan. Kirimkan kritik dan saran Anda untuk tabloid Verbeek melalui email
[email protected] atau surat ke alamat redaksi. 08114056715
570946F9
Tabloid Verbeek
TabloidVerbeek
@TabloidVerbeek
Tabloid Verbeek
Pelindung: Dewan Direksi PT Vale | Penasihat: Basrie Kamba (Direktur Komunikasi & Urusan Luar), Busman Dahlan Shirat (Manajer Senior Program Pengembangan Sosial) | Penanggungjawab & Redaktur Pelaksana: Sihanto B. Bela, | Editor: Bayu Aji Suparam (Manajer Senior Perencanaan Strategis), La Ode M. Ichman, Aswaddin, Iskandar Ismail, Andi Zulkarnain, Baso Haris, Misdar | Redaksi: Rohman Hidayat Yuliawan, Nala Dipa Alamsyah, Nuki Adiati, Maman Ashari, Wahyudi | Fotografer: Doni Setiadi | Desain & Tata Letak: Azwar Marzuki | Alamat Redaksi: Kantor Departemen Komunikasi & Urusan Luar, Jl. Ternate No. 44 Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan - 92984.
LAPORAN UTAMA Verbeek edisi 21 | 2015
3
PMDM Bidang Kesehatan
Mendorong Promosi Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Di tahun anggaran baru, program ini didominasi kegiatan edukasi, perbaikan sanitasi, dan optimalisasi Posyandu.
P
rogram Mitra Desa Mandiri (PMDM) tahun anggaran baru telah bergulir. Setelah melewati tahap persiapan dan perencanaan, PMDM memasuki fase pelaksanaan kegiatan tahap pertama. Berbeda dengan tahun sebelumnya, di mana PMDM berjalan hampir serentak di 38 desa, tahun ini beberapa desa memulai kegiatan jauh lebih awal. Hal itu bergantung pada kesiapan Komite Desa, pemerintah desa, dan semangat masyarakat untuk melaksanakan kegiatan-kegiatannya dalam PMDM. Desa Wawondula, Kecamatan Towuti, misalnya. Komite Desa, Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD), pemerintah setempat, dan masyarakat, berhasil menyelesaikan seluruh pelaksanaan kegiatan tahap pertama sepanjang Juli 2015. Dalam suasana Ramadan, kegiatan demi kegiatan diselesaikan dalam waktu singkat. Kegiatan PMDM bidang kesehatan yang dilakukan di Desa Wawondula menarik untuk dilihat lebih jauh. Dalam musyawarah desa, tercetus usulan kegiatan pemberian makanan tambahan (PMT) berupa susu bagi para Lansia di Desa Wawondula. “Tapi setelah kami–Komite Desa, pemerintah, dan masyarakat–berdiskusi lebih jauh, kami merasa kegiatan itu perlu dikembangkan sehingga lebih dari sekadar PMT. Kami lalu menggagas kegiatan yang mengarah ke perubahan perilaku,” kata Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) Wawondula, Denny Patandung. Akhirnya musyawarah desa memutuskan untuk mengadakan seminar bertema “Perilaku Hidup Sehat untuk Lansia”. Ditargetkan 50 peserta, ternyata seminar yang diadakan pada awal Juli 2015 itu dihadiri 127 orang Lansia. “Belum pernah ada kegiatan seperti ini di Wawondula. Awalnya hanya istri saya yang dapat undangan, tapi karena acara ini sepertinya menarik, jadi saya ikut datang. Senang dapat banyak ilmu baru tentang kesehatan,” kata Idris Laenus, salah satu peserta seminar. Materi seminar seputar pola hidup, penyakit degeneratif, dan kebutuhan gizi Lansia dibawakan oleh dr Risnawati dari Puskesmas Wawondula. Acara dirangkaikan dengan bakti sosial bersih lingkungan, yang dilakukan oleh Kepala Dusun, Ketua RT, staf BPD, anggota Komite Desa, dan para Kader Posyandu. Camat Towuti Aswan Azis juga tampak di antara pegawai pemerintahan dan masyarakat yang melakukan bakti sosial. Usai seminar, peserta mendapat sekan-
Seminar “Perilaku Hidup Sehat bagi Lansia” yang digelar di Desa Wawondula, Juli 2015. Seminar dirangkaikan dengan kegiatan bakti sosial bersih lingkungan dan pemberian makanan tambahan bagi 127 orang Lansia yang hadir.
tong bingkisan, yang salah satu isinya adalah susu khusus Lansia. Secara keseluruhan, seminar dan bakti sosial tersebut menyerap dana Rp35,5 juta. Prinsip keberlanjutan juga sudah dipikirkan. Sebagai tindak lanjut dari tindakan promotif dan preventif kesehatan Lansia, pada pelaksanaan PMDM tahap ke-2, Desa Wawondula menyepakati penyediaan alat kesehatan, seperti alat pengukur kadar kolesterol dan gula darah, yang diberikan kepada Posyandu Kuncup dan Posyandu Mekar. Bantuan alat kesehatan tersebut menghidupkan kegiatan Posyandu Lansia di Desa Wawondula.
Sanitasi lingkungan
Upaya kesehatan dikelompokkan dalam kategori edukasi dan pemberdayaan masyarakat (promotif), pencegahan atau minimalisasi potensi resiko (preventif), pengobatan (kuratif), pemulihan atau optimalisasi fungsi (rehabilitatif). Kegiatan PMDM menitikberatkan pada upaya promotif dan preventif, salah satunya melalui penguatan Posyandu. Di Desa Sorowako, renovasi Posyandu Melati dilakukan menjadi salah satu kegiatan PMDM, yang selesai di tahap pertama dengan dana Rp6,86 juta. Di tahap kedua, Desa Sorowako menyalurkan bantuan bagi Posyandu Usia Lanjut (Usila). Sementara di Desa Magani, Kecamatan Nuha, penguatan Posyandu dilakukan melalui pengadaan prasarana senam ibu hamil, prasarana Posyandu Usila, dan pemberian makanan tambahan bagi bayi dan Balita.
Pada siklus pertama PMDM, pembangunan jamban keluarga merupakan kegiatan bidang kesehatan yang banyak dilakukan. Di siklus kedua, kegiatan serupa masih berlanjut di beberapa desa. Di Desa Baruga, Kecamatan Malili, dilakukan pembangunan 17 jamban baru dan renovasi 10 jamban keluarga. Seluruh pembangunan jamban di desa tersebut selesai di tahap 1 dengan total dana Rp83 juta. Selain membangun dan merenovasi jamban, kegiatan terkait sanitasi lingkungan juga dilakukan di Desa Sorowako, Kecamatan Nuha, melalui perbaikan drainase. Saluran pembuangan air di Jl. Andi Panguriseng tersebut sudah sejak lama rusak dan tertimbun puing-puing
sisa kebakaran yang melanda rumahrumah warga Desa Sorowako beberapa waktu lalu. “Kalau hujan, air langsung tergenang sehingga menimbulkan bau dan jadi sarang nyamuk. Kalau dibiarkan, lingkungan semakin tidak sehat. Selain itu, ada potensi air buangan merembes ke rumah warga, karena lokasi drainase yang berbatasan langsung dengan rumah,” kata Yunus Arhing, anggota Tim Penyusun Usulan Kegiatan dan Monitoring Desa (TPUMD) Sorowako. Pembangunan drainase sepanjang 50 meter itu dikerjakan selama dua minggu pada Juni 2015. Dana sebesar Rp34,3 juta digunakan untuk menyelesaikan kegiatan tersebut.[]
Kegiatan pemeriksaan bayi dan Balita di Posyandu Melati, Desa Sorowako, Kecamatan Nuha, setiap taggal 18. Posyandu ini mendapat bantuan dana untuk renovasi bangunan dari PMDM.
4
LAPORAN UTAMA Verbeek edisi 21 | 2015
PMDM Bidang Pendidikan
Dukungan bagi Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan merupakan bidang pengembangan baru. Hasil kegiatannya langsung dirasakan oleh masyarakat desa.
D
i siklus kedua, PMDM menambahkan satu bidang pengembangan masyarakat, yaitu bidang pendidikan. Sesuai panduan teknis operasional (PTO), PMDM memberi dukungan pada kegiatan pendidikan anak usia dini (PAUD), yaitu TK, kelompok bermain, dan lembaga pendidikan sederajat. Berbagai pelaksanaan kegiatan di bidang pendidikan, mulai dari pembangunan ruang kelas, penambahan fasilitas, hingga pelatihan guru mulai terlihat di desa-desa. Di Desa Ledu-ledu, Kecamatan Wasuponda, misalnya. Ada dua lokasi PAUD yang menjadi sasaran PMDM tahap 1. TK Kalvari mendapat bantuan berupa mobiler dan alat permainan, sementara TK Darmawanita fokus pada pembuatan pagar dan pemasangan instalasi listrik untuk menunjang kegiatan belajar. “Awalnya di musyawarah disepakati pengadaan alat permainan untuk TK Darmawanita. Namun setelah kami pertimbangkan kembali, keselamatan anak-anak menjadi prioritas, sehingga pembangunan pagar kami rasa lebih perlu untuk TK tersebut. Setelah kami buat RAB-nya, ternyata masih ada sisa dana, yang lalu kami gunakan untuk pemasangan listrik dan pengadaan permainan dalam ruangan,” kata Ketua Komite Desa Ledu-ledu Baso Aldin. Pembangunan pagar selesai pada awal Agustus.
Mencari solusi
Perubahan kegiatan di TK Darmawanita, dari semula pengadaan alat permainan menjadi pembangunan pagar, dilandasi latar belakang yang jelas. TK Darmawanita berada di Jl. Sangke, yang merupakan jalan utama bagi warga Kecamatan Wasuponda untuk pergi ke pasar. Jalan itu menjadi sangat ramai ketika tiba hari pasar, yaitu Kamis, sehingga membahayakan keselamatan 60 siswa yang berangkat dan pulang sekolah. “Kalau jalanan sudah ramai, saya biasanya jadi pagar buat anak-anak. Saya pasang badan supaya mereka tidak berhamburan lari ke jalan. Tapi, kan, tidak bisa begitu terus. Harus dicari solusinya,” kata Wasiati Manangke, Kepala Sekolah TK Darmawanita. Dia menambahkan, banyak orangtua yang urung menyekolahkan anaknya di TK binaannya karena ketiadaan pagar yang sangat penting untuk mencegah kecelakaan. Selain itu, halaman sekolah yang terbuka membuat siapapun, termasuk oknum yang tidak bertanggung jawab, bisa mengakses ruangan-ruangan di dalam. “Bangku, meja, dan dinding sekolah kami rusak dicoret-coret. Biarpun sudah digembok, tetap saja dicongkel lalu mereka
Kegiatan belajar siswa TK Kalvari, Desa Ledu-ledu, Kecamatan Wasuponda. Bantuan PMDM berupa mobiler dan alat permainan senlai Rp38,8 juta merupakan bagian dari kegiatan PMDM sektor pendidikan di desa tersebut.
masuk,” kata Wasiati. Setelah pagar selesai dibangun dengan dana Rp38,8 juta, diharapkan siswa dan guru bisa melakukan kegiatan belajar dengan lebih aman dan nyaman. Pembangunan pagar juga dilakukan di TK Al-Misfalah di Desa Baruga, Kecamatan Malili dengan dana sebesar Rp36,4 juta. Lebih dari 80 siswa di sekolah tersebut menjadi sasaran perbaikan prasarana. Sementara untuk pengadaan mobiler dan alat permainan dalam ruangan bagi TK Kalvari, kegiatan dengan pendanaan Rp38,8 juta itu telah selesai pada akhir Juli sehingga saat ini siswa dan guru sudah bisa merasakan manfaat dari bantuan tersebut. “Kami baru pertama kali mendapat bantuan dari pihak ketiga. Jumlahnya besar pula. Ini benar-benar tidak disangka, dan kami sangat berterima kasih,” kata Maria Tandiabang, Kepala Sekolah TK Kalvari yang sudah menjabat selama 23 tahun. Selama ini, TK Kalvari yang berdiri 1984 menjalankan kegiatan operasional murni dari iuran 100 siswa sebesar Rp50 ribu per bulan.
untuk pembangunan dinding dan atap, sementara pembuatan pondasi sudah dilakukan lebih awal oleh yayasan mereka,” kata Paul, Ketua Komite Desa Wawondula. TK Bina Kasih yang semua hanya membuka dua kelas, TK A dan TK B dengan jumlah siswa sebanyak 157 anak, kini telah menerima murid kelompok bermain. Penerimaan siswa baru untuk usia kelompok bermain dimulai pada tahun ajaran 2015-2016. Sementara bantuan untuk TK Babul Jannah akan dilaksanakan pada tahap ke-2, yang dimulai pada Agustus 2015. Selain pembangunan infrastruktur, pelatihan untuk meningkatkan kompetensi guru juga merupakan kegiatan PMDM bidang pendidikan. Di Desa Sorowako, Kecamatan Nuha, masyarakat menggagas pelatihan bagi 30 guru Taman Pendidikan Alquran (TPA), orangtua, serta beberapa
santri. “Guru-guru TPA sehari-hari menghadapi anak-anak, bahkan Balita. Kami butuh upaya khusus supaya anak tidak bosan di kelas dan enjoy belajar mengaji,” kata Rahmayanti, Ketua TPA Al-Hikmah yang menjadi penanggung jawab kegiatan. Pelatihan yang berlangsung satu hari pada 8 Juli tersebut menghadirkan dua ustazah dari warga lokal sebagai pemateri. Materi tentang mendidik anak mencintai Alquran dan tips sukses membuat anak bahagia dengan Alquran menjadi inti pelatihan bertema “Bahagia Mendidik Alquran” itu. “Setelah pelatihan, peserta dibagikan CD berisi lagu-lagu yang memudahkan anak untuk menghafal berbagai macam doa. Dengan metode belajar yang fun, anak-anak diharapkan bisa lebih mencintai Alquran,” kata Rahmayanti.[]
Menambah fasilitas
Di Desa Wawondula, Kecamatan Towuti, anggaran pendidikan sebesar Rp80 juta dialokasikan untuk dua fasilitas PAUD, yakni TK Bina Kasih dan TK Babul Jannah. Di tahap pertama, PMDM mendukung pembangunan dua ruang kelas di TK Bina Kasih dengan anggaran Rp46 juta. “TK Bina Kasih memang sudah ada rencana untuk membangun dua ruang kelas. Rencana itu mendapat dukungan dari PMDM
Pelatihan kompetensi pendidikan Alquran bagi 30 guru TPA di Desa Sorowako, Kecamatan Nuha, Juli 2015. Pelatihan yang didukung oleh PMDM itu membekali guru TPA dengan teknik mengajar yang menyenangkan.
LAPORAN UTAMA Verbeek edisi 21 | 2015
5
Proyek Pujasera Magani, Kecamatan Nuha, memasuki tahap pembangunan kios usaha dan renovasi fasilitas utama. Pujasera yang dibangun dengan konsep ruang terbuka itu diharap dapat menggerakkan ekonomi, mempercantik kawasan.
PMDM Bidang Ekonomi
Mengembangkan Usaha Kecil Dari penataan kawasan perdagangan hingga bantuan untuk pelaku UMKM, program di bidang ekonomi menunjukkan keberpihakan bagi usaha kecil.
W
arga Sorowako sudah tidak asing dengan tempat jajan di area terminal kendaraan kecil tak jauh dari Pasar Magani. Tempat jajan yang terletak di wilayah Kelurahan Magani itu seolah merupakan “gerbang masuk” ke Sorowako, karena di sanalah armada angkutan menurunkan penumpang yang berasal dari kota-kota lain di sekitar Sorowako, seperti Towuti, Malili, hingga Palopo. Namun sayang, “gerbang masuk” yang seharusnya bisa menjadi ikon itu kondisinya tak banyak berubah sejak pertama kali berdiri awal 1990-an. Tenda-tenda non-permanen beratap terpal menjadi dapur, sekaligus tempat makan dan lingkungan sekitar yang kurang bersih. Sudah sejak lama warga Kelurahan Magani menginginkan sebuah taman jajan dengan tampilan dan fasilitas penunjang yang bisa dibanggakan. Harapan itu perlahan terwujud melalui PMDM. Di tahun anggaran 2014, masyarakat mengusulkan kegiatan penataan taman jajan alias Pujasera Magani. Untuk tahap pertama, dana PMDM sebesar Rp108 juta digunakan untuk pembangunan kios-kios pedagang kuliner dan merenovasi fasilitas utama, seperti toilet dan tempat pembuangan sampah. Agar dapat berfungsi secara maksimal, dana yang diperlukan untuk pembangunan Pujasera Magani diperkirakan sekitar Rp300 juta. “Karena itu, kegiatan ini kami proyeksikan berjalan lintas tahun anggaran atau multiyear,” kata Lurah Magani Chaeruddin. Agar semakin cantik, taman jajan dirancang dengan konsep ruang terbuka.
“Selain bagus dilihat, konsep open space juga menumbuhkan kebersamaan di antara pedagang. Kalau area makan diberi sekat, mereka akan memikirkan kiosnya sendiri. Tapi kalau kita bikin open space, mereka bekerja sama membersihkan dan merapikan tempat makan,” kata Rano Arna Odenjar, Ketua Komite Kelurahan Magani. Pujasera Magani disiapkan untuk 20 pedagang kuliner, 11 di antaranya adalah pedagang yang sudah berjualan saat ini. “Kios sisanya kami siapkan untuk pedagang-pedagang baru dengan prioritas warga yang miskin dan rentan. Kami selaraskan dengan prinsip PMDM,” kata Chaeruddin. Pembangunan Pujasera dibarengi dengan penataan PKL di samping Koperasi Karyawan, yang sering disebut warga dengan lokasi ex-Pelangi, yang juga dikerjasamakan dengan PT Vale melalui Departemen General Facilities & Services (GFS). “Tujuan akhirnya adalah penataan kawasan di Kelurahan Magani, yang merupakan gerbang masuk kota Sorowako. Penataan kawasan tersebut diharapkan dapat menggerakkan UMKM,” kata Rano.
Bantuan untuk pedagang
Masih di Kecamatan Nuha, yaitu di Desa Sorowako, dana PMDM tahun anggaran 2014 bidang ekonomi disalurkan kepada 52 peternak, pemilik kebun, dan pengusaha skala rumah tangga yang bergerak di bidang perbengkelan, jahit-menjahit, dan usaha kuliner. Tiap orang menerima bantuan senilai Rp2,5 juta, yang
diserahkan dalam bentuk barang mau- yang lebih luas. pun ternak. Fasilitator Kecamatan Nuha Ideham Bantuan senilai Rp2,5 juta tidak banyak menyampaikan kepada penerima manfaat tapi bermanfaat bagi pengusaha kecil. “Se- bahwa penyerahan bantuan bukan akhir belumnya saya masih kerja sama orang. dari siklus PMDM. “Bantuan ini harus diSetelah mendapat bantuan alat pres ban pelihara dan dimanfaatkan semaksimal dan lain-lain ini, saya mau buka bengkel mungkin. Akan ada monitoring, evaluasi, sendiri. Saya berniat dan bersemangat se- dan audit dari PT Vale maupun pemerinkali,” kata Alimuddin, warga Rusunawa. tah. Jadi program ini tidak hanya memHal senada juga disampaikan oleh Yus- beri bantuan lalu lepas tangan,” kata Idetina, penjual coto di Pasar Sorowako yang ham dalam acara serah terima bantuan, mendapat bantuan peralatan memasak akhir Juni 2015. dan makan. “Saya sudah empat tahun berSementara di Desa Wawondula, Kejualan, dan rasanya camatan Towusudah saatnya meti, dana PMDM bingembangkan usa- " K i o s d i P u j a s e r a M a g a n i dang ekonomi diha. Saya mau teri- d i s i a p k a n u n t u k p e d a g a n g salurkan kepada ma pesanan juga. p e d a g a n g m a k a n a n d e n g a n pengusaha depot Jadi bantuan alat- p r i o r i t a s w a r g a y a n g m i s k i n air minum Theo alat begini sangat d a n r e n t a n . K a m i s e l a r a s k a n Forbes dan bantusaya perlukan,” an prasarana bagi dengan prinsip PMDM." kata Yustina. pedagang di Pasar Di sisi lain, tidak Lurah Magani, Chaeruddin. Wawondula. Banmenutup kemungtuan senilai Rp4 kinan bahwa banjuta berupa galon tuan berupa pengair kepada depot adaan barang bagi individu penerima air isi ulang di Dusun Wawomeusa itu manfaat bisa dimaknai sebagai bentuk dapat meningkatkan penjualan hingga lain dari mekanisme "bagi-bagi uang" dua kali lipat. yang kerap mendapat kritik dari masyaDi Desa Ledu-ledu, Kecamatan Wasurakat pada pelaksanaan program sosial ponda, bantuan diberikan kepada 31 pePT Vale di tahun-tahun sebelumnya. Di tani sawah dan kebun. Setiap petani mensiklus mendatang, kualitas usulan yang dapatkan sekitar 100 karung pupuk sedihasilkan dari musyawarah di tingkat nilai Rp3 juta. Bantuan tersebut diharap desa diharap sudah meningkat. Dengan bisa meringankan biaya produksi yang demikian masyarakat dapat memanfaat- dikeluarkan oleh petani mengingat perkan dana PMDM untuk alokasi kegiatan tanian merupakan sektor andalan yang yang memerhatikan prinsip keberlan- menggerakkan perekonomian warga Desa jutan, tepat sasaran, memberi manfaat Ledu-ledu.[]
6
SOSOK Verbeek edisi 21 | 2015
Ketua Komite Kelurahan Magani, Rano Arna Odenjar
Menggali Kreativitas untuk Kemajuan Bersama Menjalankan usaha di bidang event organizing menuntut Rano Arna Odenjar untuk selalu menghasilkan ide-ide kreatif. Semangat yang sama dia bawa ketika terpilih menjadi Ketua Komite Kelurahan Magani dalam Program Mitra Desa Mandiri (PMDM).
“P
emuda harus kreatif. Dari kreativitas itulah kita gali potensi menarik untuk memajukan daerah. Supaya kampung kita lebih keren,” kata Rano kepada tabloid Verbeek dengan gaya bicara khas anak muda. Pria yang pernah mengikuti seleksi dalam kompetisi Master Chef Indonesia itu begitu bangga akan kota kelahirannya, Sorowako. Berbekal kebanggaan, semangat muda, dan kreativitas yang tinggi, dia bertekad untuk terlibat langsung dalam pembangunan daerah.
Anda, kan, punya banyak kesibukan, mengapa masih tertarik menjadi Ketua Komite Kelurahan?
Saya ini anak Sorowako asli, tepatnya anak Kelurahan Magani. Saya cinta sekali dengan daerah saya. Semua berangkat dari kecintaan itu. Kalau tidak punya rasa cinta, tidak mungkin kita bisa berikan yang terbaik untuk kemajuan daerah. Dan karena rasa cinta itu juga, saya mau melaksanakan tanggung jawab saya di Komite Kelurahan Magani untuk PMDM 2014. Selain itu, saya juga merasa bahwa pembangunan daerah menjadi tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah atau pihak tertentu. Ada tanggung jawab warga juga di dalamnya. Dan sebagai pemuda, saya merasa miris kalau daerah saya tidak berkembang. Saya mau terlibat langsung dalam pembangunan daerah, salah satunya dengan terlibat dalam PMDM.
diperuntukkan bagi PKL. Penataan seperti itu, kan, tujuannya baik, mengubah yang kurang rapi menjadi rapi, yang kurang bersih menjadi jauh lebih bersih, dan terutama mengubah yang biasa menjadi keren. Tapi karena beberapa pedagang mungkin sudah merasa nyaman, maka perlu waktu untuk memberi pemahaman dan mengubah pola pikir mereka.
Lalu apa yang Anda dan teman-teman di Komite lakukan untuk merangkul para pedagang?
Kami berdiskusi dengan mereka bersama pemerintah kelurahan dan tokoh masyarakat. Diskusi itu kami lakukan di Aula Kantor Lurah Magani. Dan setelah diberi penjelasan, mereka menerima gagasan penataan lahan tersebut dengan baik. Sebenarnya, segala sesuatu asal dikomunikasikan dengan benar pasti ada jalan tengahnya.
Tujuan utama PTPM-PMDM adalah mendorong kemandirian masyarakat. Apakah kelak Pujasera Magani bisa berjalan secara mandiri?
Apa tantangan terbesar menjadi pelaku PMDM?
Saya, teman-teman di Komite, dan Pemerintah Kelurahan sedang membahas mekanisme pengelolaan Pujasera. Ke depannya pasti ada semacam iuran dari pedagang untuk kebersihan dan perawatan fasilitas. Itu akan kami jalankan. Dengan begitu, fasilitas ini bisa beroperasi secara mandiri.
PTPM atau PMDM. Tapi itu jumlahnya kecil sekali dan bagi kami di Komite sama sekali tidak menjadi rintangan. Kalaupun ada tantangan, mungkin ketika fase-fase awal memulai kegiatan. Mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat, kan, butuh waktu, tidak bisa instan.
Saya, dan teman-teman di Komite, paling enjoy ketika bisa menyumbangkan ide-ide kreatif untuk masyarakat dan ide itu diterima. Bahkan sekelompok warga bilang, “Wah, kenapa tidak dari dulu dibuat begini?” Kalau sudah begitu saya senang sekali.
Kami ini, masyarakat dan Komite Kelurahan Magani, punya visi yang sama, yaitu ingin wilayah kami lebih bersih, rapi, dan maju. Untuk itu, kami perlu melakukan penataan ruang. Penataan itu tentunya melibatkan perubahan dan penyesuaian, misalnya pedagang kaki lima yang sudah punya zona nyaman dengan berjualan di area parkir, perlu kami relokasi ke area yang memang
Misalnya membuat area khusus di sentra PKL atau di Pujasera Magani yang bisa digunakan oleh anak-anak muda di sini untuk nge-band. Kreativitas anak muda tersalur dengan cara yang positif, masyarakat juga punya hiburan yang asyik, yaitu mendengarkan musik sambil makan malam. Dan ternyata kalau diajak diskusi masyarakat juga punya ide kreatif lho. Misalnya membangun Pujasera dengan konsep open space, itu luar biasa. Senang sekali mendengarnya.
Apa yang paling membuat Anda senang Menurut saya nyaris tidak ada. Hanya sebagian ke- dalam menjalankan tugas sebagai Ketua cil warga yang agak keberatan dengan pelaksanaan Komite?
Mengubah pola pikir yang seperti apa?
Ide kreatif yang seperti apa misalnya?
Apa itu artinya PMDM menggali kreativitas warga karena program ini berbasis usulan masyarakat?
Rano Arna bersama Lurah Magani Cheruddin M. Arfah dan penyedia layanan PMDM mengamati proses pembangunan Pujasera. Rano terpilih menjadi Ketua Komite Kelurahan melalui musyawarah desa yang dilakukan pada Desember 2014.
Jelas. Saya sangat setuju dengan PMDM. Program Comdev yang dulu ada bagusnya
Nama
: Rano Arna Odenjar
Tempat, tanggal lahir : Sorowako, 1 September 1980 Pendidikan
: D3 Akademi Pariwisata Makassar jurusan F&B Product, S1 Komunikasi Universitas Hasanuddin Makassar
Pekerjaan
: Wirausaha
Hobi
: Memasak
juga. Namun tidak bisa dipungkiri, PTPM/PMDM ini jauh lebih baik. Selain menggali usulan melalui musyawarah warga, program ini juga lebih tepat sasaran. Perusahaan juga tidak memberi bantuan lalu ditinggalkan begitu saja, melainkan ada pengawasan.
Apa harapan Anda untuk Kelurahan Magani?
Saya ingin sekali melihat kampung saya menjadi kawasan sentral di Sorowako yang layak dicontoh oleh kampung-kampung lain. Untuk menjadi percontohan, Magani harus menjadi kampung yang harmonis, bersih, rapi, dan maju. Kami harus memberikan citra yang baik tentang Sorowako. Potensinya sudah ada. Di Magani ada pejabat dan staf pemerintah yang baik, ada PT Vale yang peduli terhadap masyarakat. Semua potensi itu harus kita jemput untuk memajukan daerah ini.
Apa potensi terbesar dalam diri masyarakat Magani menurut Anda?
Kami ini punya rasa menghargai yang besar. Para orang tua tidak segan-segan meminta pendapat dari anak muda. Mereka mau mendengarkan masukan dari orang yang usianya jauh di bawahnya. Itu sesuatu yang unik. Dan kami anak-anak muda juga menghormati orang tua. Kami tidak pernah bilang mereka kuno atau apa. Justru kami sangat hormat dan sebisa mungkin membuat mereka nyaman. Rasa saling menghargai mungkin sudah punah di banyak tempat, tapi di Magani masih kami pegang terus. Semoga semangat ini bisa kami jaga.
WAWASAN Verbeek edisi 21 | 2015
7
Benarkah yang Organik Lebih Baik? Petani dan kosumen semakin melirik produk-produk organik. Meskipun harganya lebih mahal, mengonsumsi pangan organik punya sederet manfaat.
S
etiap pagi dan sore, ibu-ibu yang tinggal di Sorowako dan sekitarnya mendatangi Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Model di Kecamatan Nuha. Setelah 30 menit berkeliling, mereka pulang dengan membawa kantong plastik berisi aneka sayuran yang dipetik langsung dari pohonnya. Semuanya organik, tanpa pupuk dan pestisida kimia. Beras organik juga mulai dinikmati oleh masyarakat Luwu Timur setelah demplot-dempot padi organik memasuki masa panen jelang akhir tahun 2015. Apa yang membuat orang tertarik mengonsumsi makanan organik? “Saya agak khawatir dengan beras yang terlalu putih, terlalu mulus, atau terlalu wangi. Janganjangan pakai bahan kimia berlebihan. Karena itu, supaya perasaan ini agak tenang saya mulai rutin konsumsi beras organik,” kata Ari Rustadewi, seorang warga Sorowako yang mengonsumsi beras organik sejak Oktober 2015. Alasan lain adalah soal citarasa dan keawetan makanan. Buah dan sayur organik memiliki rasa yang lebih enak dan renyah. Beberapa orang dengan indera perasa yang sensitif mengatakan bahwa sayur berpestisida masih mengandung rasa pahit bahkan setelah dicuci, sementara sayur organik terasa lebih manis. Guru Besar Keamanan Pangan Dan Gizi Institut Pertanian Bogor Ahmad Sulaeman mengatakan bahwa pangan organik umumnya lebih tahan lama. “Hal ini mungkin disebabkan karena sayur dan buah organik, sempurna matangnya. Selain itu, tanpa campur tangan manusia, tanaman organik memiliki pertahanan alami sendiri baik terhadap hama maupun cuaca sehingga tidak mudah busuk,” kata Ahmad dikutip dari nationalgeographic.co.id.
Lebih aman dikonsumsi
Penulis studi Charles Benbrook yang juga profesor di Center for Sustaining Agriculture and Natural Resources di Washington State University mengatakan, bahan makanan organik mengandung peningkatan nutrisi yang signifikan. Dalam studi yang dipublikasi dalam British Journal of Nutrition edisi Juli 2014, para peneliti menyimpulkan bahwa kadar antioksidan meningkat 17% pada pangan organik. Antioksidan dapat melindungi sel tubuh dari kerusakan karena merokok, stres, dan konsumsi daging olahan yang berisiko tinggi mengandung elemen-elemen berbahaya bagi tubuh. Kendati demikian, hasil studi tersebut masih menjadi kontroversi. Sebuah ulasan sistematik tahunan yang dikeluarkan oleh Food Standard Agency (FSA) di Inggris
pada 2009 dan dilakukan oleh London School of Hygiene & Tropical Medicine berdasarkan bukti yang dikumpulkan selama 50 tahun menyimpulkan bahwa belum ada bukti ilmiah yang menyebutkan bahwa bahan pangan organik bermanfaat bagi kesehatan terkait kandungan nutrisinya. Artinya, zat gizi dalam pangan organik tidak berbeda dengan nutrisi yang terkandung dalam pangan konvensional. Lalu apakah hal itu berarti mengonsumsi buah, sayur, dan beras organik menjadi percuma? Tidak juga. Tanaman yang dibudidayakan secara konvensional mengandalkan pupuk dan pestisida kimia untuk melindungi serangan hama, penyakit, serta meningkatkan produktivitas. Ketika petani menyemprotkan zat kimia, residu menetap di dalam tanaman. Paparan berlebihan pada pestisida dapat menyebabkan gangguan kesehatan dan keracunan. Sebuah studi skala besar oleh Consumers Union, organisasi konsumen terbesar di Amerika Serikat, yang melibatkan 94.000 sampel makanan organik menyimpulkan bahwa pangan yang dibudidayakan secara alami mengandung residu pestisida hanya sepertiga dibandingkan pangan konvensional. Dari hal itu disimpulkan bahwa tanaman organik menyehatkan konsumen karena lebih aman disantap, meskipun perbedaan kandungan nutrisi masih menjadi perdebatan. Membatasi kadar zat kimia yang masuk ke dalam tubuh menjadi alasan kuat untuk mengonsumsi sayur dan buah organik.
Menyehatkan lingkungan
Ketika Anda sudah memilih makanan organik untuk dikonsumsi, imbangi dengan cara pengolahan dan penyajian yang tepat untuk mendapatkan manfaat maksimal. Sangat disayangkan jika sayur organik ditumis dengan margarin dalam jumlah besar. Margarin mengandung lemak trans yang dapat meningkatkan kolesterol darah dan risiko penyakit jantung. Selain itu, coba selaraskan konsumsi makanan organik dengan mengurangi asupan gula dan garam sehingga risiko berbagai penyakit bisa ditekan. Bagi Anda yang peduli terhadap kelestarian lingkungan, konsumsi pangan organik menjadi semakin masuk akal. Praktik pertanian organik dirancang untuk memberi manfaat kepada lingkungan
dengan cara mengurangi polusi, menghemat air, dan menjaga kualitas tanah. Seorang pakar serangga dari Cornell University, David Pimentel, pernah menuliskan bahwa hanya sekitar 0,1% pestisida yang disemprotkan dapat menjangkau hama tanaman. Sementara selebihnya yaitu 99,9% meninggalkan jejak berbahaya bagi lingkungan. Di balik penampilan “buruk” sayuran organik karena berlubang dimakan ulat, ada misi lingkungan yang sedang dijalankan. Mikroorganisme tanah, serangga, katak, burung, menjalankan perannya masing-masing dalam ekosistem yang komplet dan sehat. Dengan dukungan lingkungan yang sehat, tubuh dan mental kita menjadi lebih sehat.
8
WAWASAN Verbeek edisi 21 | 2015
Perbaiki Mutu Kakao Melalui Fermentasi Penanganan pasca-panen yang mendongkrak kualitas kakao Indonesia.
K
akao merupakan salah satu hasil perkebunan Indonesia yang potensial menyumbang devisa negara, terbesar ketiga setelah kelapa sawit dan karet. Di tingkat dunia, ekspor kakao Indonesia menempati posisi ketiga setelah Pantai Gading dan Ghana. Luas area perkebunan kakao negara kita sekitar 1,85 juta hektar dengan rata-rata produktivitas 1 ton per ha per tahun. Sulawesi Selatan merupakan salah satu sentra kakao Indonesia. Mutu biji kakao Indonesia, khususnya kakao rakyat, umumnya masih rendah. Bahkan industri cokelat dalam negeri pun masih kesulitan mendapat biji berkualitas baik, sehingga harus mengimpor dari luar. Salah satu upaya yang sangat dianjurkan untuk meningkatkan mutu biji kakao adalah melalui proses fermentasi sebelum diolah oleh industri.
Fermentasi merupakan proses yang sangat menentukan kualitas biji kakao yang dihasilkan karena terjadi pembentukan rasa dan aroma. Pada saat fermentasi, terjadi perubahan kimia dan biologi biji kakao yang mengakibatkan lendir (pulp) hancur dan terbentuk enzim-enzim yang mengurangi rasa pahit dan sepat. Pada saat fermentasi juga terjadi perubahan warna pada keping biji, yang semula berwarna ungu atau putih menjadi cokelat. Selain itu, biji kakao fermentasi juga tahan terhadap jamur dan pembusukan. Biji kakao fermentasi bisa disimpan hingga 3 bulan sementara biji kakao non-fermentasi hanya tahan selama 1 bulan.
Teknik fermentasi
Proses fermentasi sangat menentukan mutu biji kakao yang dihasilkan terutama dalam hal warna, aroma, rasa, dan kon-
sistensi. Pertama, buah kakao yang baru dipanen dipisahkan antara yang baik dan yang rusak. Buah yang baik dikeluarkan dengan alat pemukul dan biji kakao dimasukkan ke dalam peti fermentasi. Peti terbuat dari kayu, dinding dan alasnya diberi lubang-lubang dengan jarak 10cm dan diameter sekitar 1 cm. Lubang berfungsi untuk memastikan sirkulasi udara lancar serta mengeluarkan pulp yang sudah hancur dan terlepas dari keping biji. Agar aliran udara semakin lancar, peti disimpan di ruang setengah terbuka. Lalu tutup peti dengan karung goni untuk menghambat panas yang keluar pada saat fermentasi. Aduk biji kakao dalam peti setiap hari untuk mendapatkan proses fermentasi yang merata. Proses fermentasi berlangsung selama 4-7 hari. Fermentasi sudah dianggap cukup jika pulp mudah terlepas dari kulit biji, berwarna cokelat, dan beraroma khas. Jika pulp masih berwarna putih, kulit biji belum berwarna cokelat, dan tercium bau alkohol, maka proses fermentasi masih perlu dilanjutkan.
Perlu dukungan
Fermentasi kakao memang masih menjadi permasalahan yang krusial bagi para petani. Meski pemerintah mewajibkan petani agar memfermentasi kakao, kenyataannya masih banyak yang belum menerapkan. Setidaknya ada dua faktor yang membuat petani enggan memfermentasi biji kakao. Pertama, proses fermentasi yang memakan waktu. Kedua, tidak ada perbedaan harga signifikan antara biji fermentasi dan non-fermentasi. Proses menjadikan biji kakao fermentasi memang memerlukan waktu setidaknya hingga 7 hari. Waktu tersebut bagi
petani sangat panjang karena menghambat penghasilan. Di sisi lain, petani berharap biji kakao fermentasi harganya agak jauh di atas kakao yang tidak difermentasi. Namun perbedaan harga antara biji fermentasi dan non-fermentasi hanya berkisar Rp2.000 per kilogram. Asosiasi Kakao Fermentasi Indonesia (AKFI) menyatakan bahwa petani sebenarnya tidak keberatan melakukan proses fermentasi. Namun karena kakao non-fermentasi masih ada yang membeli, baik itu pengumpul maupun pabrikan, petani menjadi malas melakukan fermentasi. Dari 700.000 ton produksi kakao yang dihasilkan Indonesia, baru 30% yang difermentasi. Selain membuat kualitas kakao Indonesia kalah bersaing, biji mentah non-fermentasi yang diekspor Indonesia juga terkena bea jika masuk ke pasar Eropa. Padahal jika biji kakao sudah difermentasi, eksportir akan mendapat insentif. Untuk mendorong petani meningkatkan mutu kakao, perlu dukungan berupa teknologi yang dapat mempersingkat waktu fermentasi. Saat ini Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Kementerian Pertanian sedang melakukan penelitian terkait masalah tersebut. Dukungan kedua adalah penetapan harga kakao fermentasi yang seharusnya lebih tinggi signifikan dibandingkan biji yang belum difermentasi. Semoga dua instrumen yang mendukung petani kakao itu sudah terlaksana sebelum Kementerian Pertanian mewajibkan penjualan kakao fermentasi ke industri pengolahan pada Mei 2016. Tujuan akhirnya sangat baik: meningkatkan kesejahteraan petani dan mutu kakao Indonesia di pasar dunia.[]
WAWASAN Verbeek edisi 21 | 2015
9
Agrowisata, Bisnis Alternatif Pengembangan Pertanian Melihat geliat agrowisata di Jawa Barat. Bagaimana cara memulainya?
“B
ack to kampung. Sawah, kerbau, sungai, gamelan, dan tarian. Di sini Anda bisa merasakan hidup ala masyarakat kampung, karena kebiasaan dan adat istiadat masyarakat di desa ini masih tetap terpelihara.” Begitulah bunyi pariwara Kampoeng Wisata Cinangneng di Bogor, Jawa Barat, di salah satu portal wisata di internet. Cinangneng merupakan destinasi agrowisata yang berada di Kabupaten Bogor. Seperti mottonya, tempat ini didesain agar pengunjungnya merasakan pengalaman pedesaan. Dikelilingi petak-petak sawah, kerbau-kerbau yang berkeliaran di kubangan, kolam ikan, hingga kebun sayuran yang tubuh subur. Kegiatan untuk pengunjungnya pun diarahkan agar berinteraksi dengan alam. Menanam padi di sawah, memandikan kerbau, memancing ikan hingga memanen sayuran. Tak jauh dari sana, tepatnya di kawasan Cisarua, Puncak Bogor. Ada pula Taman Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas. Tempat wisata ini memberikan pengalaman kepada pengunjungnya menjelajah dan melihat kebun dan proses pembuatan teh. Tiket masuknya dibanderol Rp10.000 per orang. Di sana, pengunjung dapat memetik daun teh, meramu teh, berkuda atau sekadar jalan-jalan sambil berfoto ria. Tempat ini, tidak hanya digandrungi wisatawan asal Jakarta yang datang ketika akhir pekan atau musim liburan. Namun juga dari seluruh Nusantara hingga turis mancanegara. Tak heran jumlah pengunjungnya bisa mencapai 265-340 ribu turis per tahun. Dua tempat di atas merupakan salah satu sampel bisnis agrowisata di Indonesia yang masih bertahan, bahkan kian berkembang dan diminati masyarakat sampat saat ini. Bisnis agrowisata bukanlah hal yang baru di Indonesia. Telah booming sejak tahun 2006 lantaran mendapat dukungan dari pemerintah. Ketika itu, Pemerintah punya Program Revitalisasi Pertanian yang melirik agrowisata sebagai salah satu strategi pengembangan pertanian dan perkebunan di Indonesia. Alhasil, Menteri Pertanian bersama Menteri Pariwisata mengeluarkan surat keputusan dua menteri yang menyebutkan agrowisata merupakan termasuk kegiatan pariwisata yang perlu mendapatkan perhatian dan dukungan. Pasca itu, daerah-daerah yang selama ini dikenal sebagai areal pertanian dan perkebunan berkembang menjadi agrowisata. Jawa Barat merupakan salah satu provinsi (selain Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Sumatera Utara) yang dikenal pertumbuhan agrowisatanya paling signifikan dalam beberapa tahun belakangan. Pengembangan agrowisata di Jawa Barat terbagi dalam berbagai sektor seperti;
Tea walk atau kegiatan berjalan menyusuri perkebunan sambil melihat keseharian para pemetik teh menjadi atraksi andalan di lokasi Agrowisata Gunung Mas, Bogor, Jawa Barat.
pertanian, suaka alam, dan pertamanan. Dengan potensi lahan pertanian dan perkebunan mencapai 498.000 hektar, 30 jenis komoditas yang dikembangkan dan keindahan alam yang menakjubkan, Jawa Barat tampil menjadi tempat pengembangan agrowisata yang ideal. Karakter dan potensi tersebut mendorong munculnya strategi pengembangan dan pemasaran agrowisata yang unik dari para pelaku bisnisnya. Di Jawa Barat, pengembangan agrowisata yang paling pesat berada di tiga kabupaten; Bogor, Subang, dan Purwakarta. Sedikitnya terdapat 18 spot destinasi agrowisata di daerah ini. Obyeknya seputar kebun teh, kebun kopi, dan tanaman hortikultura lainnya dengan mengincar pengunjung dari kelompok keluarga, turis domestik dan mancanegara, hingga grup korporasi untuk kegiatan pertemuan atau liburan. Tempat-tempat tersebut juga ditopang dengan jaringan transportasi dan jalan yang memadai. Serta dilengkapi penginapan, restoran, tempat pertemuan, parkir kendaraan, toko suvenir, wahana permainan anak hingga kolam renang. Sedangkan tiket bagi pengunjung ratarata cukup rasional. Kampung Wisata Cinangneng, misalnya, salah satu paket wisatanya dibanderol Rp115.000 per orang. Dengan harga tersebut, pengunjung bisa menanam padi, observasi tanaman hortikultura, belajar berkebun, belajar angklung dan lagu Sunda, membuat topi caping, hingga blusukan ke kampung. Harga itu juga sudah termasuk makan siang dan asuransi. Bagi tamu rombongan seperti keluarga atau perusahaan, tempat ini juga menyiapkan wahana outbond sekaligus pemandunya.
Merintis bisnis
Lalu, bagaimana dengan Luwu Timur yang memiliki potensi pertanian dan per-
kebunan seluas 71.000 hektar dan pesat- yang potensial dapat dibentuk bila stranya budidaya beberapa komoditas, apa- tegi dan penyiapan bisnis ditopong fasikah berpeluang mengembangkan bisnis litas, sarana, dan pemasaran yang baik. agrowisata? Sebelum jauh ke sana, mari Untuk mencapai hal itu, agrobisnis mekita lihat beberapa hal mendasar dalam merlukan dukungan sumber daya manupengembangan bisnis agrowisata. sia. Merealisasikan hal ini sebenarnya tiAgrowisata pada dasarnya adalah bis- dak susah, apalagi bagi masyarakat desa nis yang memadukan potensi pertanian/ dan petani yang kental dengan semangat perkebunan dengan kreativitas dan rekre- gotong-royongnya. Semakin banyak yang asi sebagai objeknya. Tak jarang agrowi- terlibat, semakin banyak yang mendusata juga disebut ecotourism karena pe- kung dan memudahkan dalam merintis ngunjungnya diajak menikmati alam dan usaha tersebut. diperkenalkan tentang potensi pertanian/ Pelibatan masyarakat di sekitar lokasi perkebunan. Agrowisata juga merupakan juga kelak memunculkan sumber-sumcara paling efektif bagi petani pemilik ke- ber penopang aktivitas agrowisata lainbun untuk mengembangkan usaha sekali- nya, misalnya munculnya penyedia jasa gus menambah pendapatan. Petani tidak transportasi, pedagang kuliner, dan sehanya mengerjakan hal rutin menanam bagainya. Hal ini juga sejalan dengan sedan memanen hasil, namun juga ditantang mangat agrowisata yakni pemberdayaan untuk mengelola bisnis yang sesungguh- masyarakat berbasis pariwisata (communya. Namun untuk memulai hal itu perlu nity based tourism). Sifat gotong-royong dukungan dan kapasitas. Baik itu sumber pada masyarakat desa itu nantinya jusdaya manusia, kemampuan mengelola or- tru dapat menjadi “jualan” agrowisata ganisasi bisnis, termasuk melihat potensi tersebut. pasar wisata dan mengembangkannya. Yang perlu diingat adalah agrowisata Jadi langkah awal apa yang dapat dila- tidak cuma usaha jasa yang hanya menjukukan petani yang ingin merintis bisnis al jasa rekreasi bagi para pengunjungnya. agrowisata? Pertama, tentu adalah keter- Namun juga dapat dimanfaatkan sebagai sediaan lahan dan komoditas. Karena dua media pendidikan masyarakat tentang hal ini adalah obyek utama dalam agro- pertanian dan ekologi. Termasuk memwisata. Dari komoditas tersebut dapat di- buka peluang diversifikasi produk pertapikirkan aktivitas-aktivitas bagi pengun- nian dan pertumbuhan kawasan baru.{} jung. Misalnya untuk kelompok tani yang fokus dalam budidaya hortikultura, pengembangan kegiatannya, sederhananya, seputar seluk-beluk hortikultura. Perlu diingat, tidak selamanya bisnis dirintis berdasarkan keberadaan pasar. Justru pasar Kampung wisata Cinangneng, Bogor, sebagai tempat rekreasi sekaligus wadah pembelajaran pertanian bagi siswa sekolah.
10
DOKTER MENJAWAB Verbeek edisi 21 | 2015
Etika Batuk dan Bersin
Oleh: dr. Kristiawan Basuki, Mkes, occupational health specialist RS PT Inco
B
erlainan dengan anggapan umum, batuk dan bersin bukanlah suatu penyakit. Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh atau reaksi tubuh terhadap iritasi pada saluran pernafasan karena adanya lendir, makanan, debu, asap atau substansi lainnya. Sedangkan bersin berfungsi membersihkan rongga antara hidung, mulut, dan tenggorakan dari kuman atau bakteri dengan udara bertekanan tinggi yang dipompakan dari paru-paru. Walaupun bukan penyakit, batuk dan bersin dapat diboncengi berbagai jenis virus, bakteri, kuman, dan spora yang potensial menularkan penyakit dari seseorang ke orang lain. Di sisi lain, batuk dan bersin di muka umum secara sembarangan dinilai kurang sopan. Oleh sebab itu, batuk dan bersin pun ada etikanya. Batuk menyebabkan kelelahan fisik, gangguan tidur, perubahan pola hidup, nyeri otot, radang tenggorokan, dan gangguan pernafasan. Sedangkan bersin akan menimbulkan masalah jika ditahan. Kecepatan udara yang dipompa dari paru-paru saat seseorang bersin adalah 161km/ jam, jauh lebih kencang dibandingkan kecepatan rata-rata kendaraan bermotor. Jika kita menahan bersin, misalnya dengan memencet hidung, maka muncul risiko rusaknya fungsi organ tubuh dan
kuman/bakteri yang seharusnya dikeluarkan dari tubuh kembali mengendap dalam tubuh kita. Dengan mempratikkan etika batuk dan bersin, kita telah menjaga kesehatan pribadi dan orang-orang di sekitar kita. Tujuan adanya etika batuk dan bersin, selain alasan kesopanan, adalah untuk mencegah penyebaran suatu penyakit secara luas melalui udara dan menjaga kenyamanan orang di sekitarnya. Salah satu etika umum saat batuk dan bersin adalah dengan menutup hidung dan mulut dengan tisu, saputangan, atau lengan baju.
Etika lainnya sebagai berikut:
1. Saat batuk atau bersin, berpalinglah dari orang yang ada di sekitar Anda. Tutup hidung dan mulut Anda dengan tisu, saputangan, atau lengan dalam baju Anda. 2. Membuang tisu yang sudah dipakai ke dalam tempat sampah. 3. Mencuci tangan setelah digunakan untuk menutup mulut atau hidung saat batuk dan bersin. Cucilah tangan dengan air dan sabun atau gel pembersih tangan berbasis alkohol. 4. Jangan membuang ludah di sembarang tempat. 5. Menggunakan masker saat menderita batuk atau flu.
Fakta-fakta batuk dan bersin
Pemicu batuk dan bersin antara lain: 1. Infeksi 2. Produksi dahak yang sangat banyak karena infeksi saluran pernapasan. Misal: flu, bronchitis, dan penyakit yang cukup serius seperti pneumonia, tuberculosis (TB), atau kanker paru-paru. 3. Alergi 4. Masuknya benda asing secara tidak sengaja ke dalam saluran pernapasan, seperti debu, asap, makanan dan cairan. 5. Mengalirnya cairan hidung ke arah tenggorokan dan masuk ke saluran pernapasan. Misalnya rhinitis alergi, batuk pilek. 6. Penyempitan pada saluran pernapasan. Misal: asma.
Risiko yang bisa ditimbulkan apabila menahan bersin 1. Patah tulang rawan hidung
Bersin biasanya terjadi berulang-ulang, jika menahannya terlalu sering tulang rawan pada hidung berisiko patah.
2. Mimisan
Bakteri atau kuman tertahan dalam hidung jika tidak dikeluarkan lewat bersin dan berpotensi menyebabkan mimisan.
3. Pecah gendang telinga dan gangguan pendengaran.
Menahan bersin bisa memicu infeksi gendang telinga, bahkan pecah.
4. Vertigo
Sakit akibat tertahannya bakteri dan kuman yang seharusnya keluar bersamaan dengan bersin.
5. Emfisema
Kondisi terbatasnya pasokan udara yang ditandai pembengkakan pada leher.
SAFETY Verbeek edisi 21 | 2015
11
Hindari Bahan Berbahaya pada Jajanan Yang menawan belum tentu sehat.
A
nak-anak umumnya suka jajan, baik di kantin sekolah, di penjual kaki lima yang sudah menunggu di gerbang sekolah, atau di warung dekat rumah. Padahal kebanyakan jajanan pinggir jalan tidak tergolong dalam makanan sehat. Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), 40-44% jajanan anak sekolah mengandung bahan berbahaya atau bahan pangan tambahan yang kadarnya melebihi batas. BPOM mendata bahwa sepanjang 2014 terjadi 540 kasus keracunan makanan dan 515 keracunan minuman. Salah satu faktor penyebabnya adalah penggunaan bahan berbahaya. Bahan berbahaya adalah bahan kimia yang dapat membahayakan kesehatan dan lingkungan hidup. Bahan kimia berbahaya yang sering disalahgunakan pada pangan, antara lain, boraks, formalin, rhodamin B, dan kuning metanil. Boraks merupakan racun bagi semua sel tubuh. Bila tertelan, senyawa ini dapat menyebabkan efek negatif pada susunan saraf pusat, ginjal, dan hati. Formalin mengakibatkan luka pada saluran pencernaan dan jika dikonsumsi terus-menerus akan merusak susunan saraf pusat hingga menyebabkan koma dan menghentikan fungsi sel. Sementara paparan zat pewarna seperti rhodamin B dan metanil dapat merusak fungsi hati dan memicu pertumbuhan sel kanker. Bahan kimia yang mudah diperoleh di pasaran dengan harga relatif murah serta membuat makanan menjadi memikat memancing produsen nakal untuk menggunakan bahan berbahaya tersebut. Karena itu, konsumen sebaiknya berhati-hati dalam memilih produk pangan antara lain dengan mengenal ciriciri produk pangan yang mengandung bahan berbahaya.
Kenali bahan berbahaya
Bukan hanya orang dewasa yang perlu jeli, anak-anak juga bisa diajari untuk berhati-hati dalam memilih jajanan. Misalnya, jajanan yang mengandung formalin mempunyai bentuk fisik yang terlampau keras, kenyal namun tidak padat, bau agak menyengat yang keluar dari formalin, terasa pahit saat dimakan, dan tidak
rusak sampai tiga hari pada suhu ruang. Zat berbahaya lainnya adalah boraks. Makanan yang disusupi zat itu biasanya menjadi sangat kenyal, renyah, getir di lidah, dan terkadang menimbulkan rasa gatal di kulit setelah dikonsumsi. Sementara rhodamin B merupakan pewarna sintetik yang lazim digunakan pada industri tekstil dan kertas, sebagai pewarna kain, kosmetika, produk pembersih mulut, dan sabun. Ciri-ciri pangan yang mengandung zat ini, antara lain, warnanya cerah mengilap dan lebih mencolok, terkadang warna terlihat tidak rata, ada gumpalan warna pada produk, dan bila dikonsumsi rasanya sedikit lebih pahit. Biasanya produk pangan yang mengandung zat ini tidak mencantumkan kode, label, merek, atau identitas lengkap lainnya. Methanil yellow merupakan bahan pewarna sintetik berwarna kuning kecoklatan yang fungsi aslinya adalah pewarna tekstil, kertas, tinta, dan cat. Ciri-ciri pangan yang mengandung zat methanil kuning adalah produk pangan berwarna kuning mencolok dan berpendar. Selain itu, terdapat titik-titik warna akibat pewarna tidak tercampur rata.
Pencegahan
Untuk pencegahan terbaik, sebisa mungkin hindari jajanan. Pastikan si kecil sarapan sebelum pergi ke sekolah agar dia merasa kenyang dan menekan rasa ingin jajan. Selain itu, bawakan bekal untuk makan siang jika jam sekolah anak melewati waktu makan siang. Selalu sediakan makanan yang bersih dan bergizi di rumah. Buat sendiri kudapan sehat sebagai makanan selingan. Anda juga dapat mencari informasi tentang makanan sehat atau bahan berbahaya dari berbagai media, seperti televisi, internet, koran, buklet, atau poster. Informasi seputar makanan sehat juga bisa diperoleh melalui konsultasi ke tenaga kesehatan atau mengikuti penyuluhan dan seminar. Jika memang tidak bisa menghindari jajanan 100%, latih diri Anda dan anak untuk mengenali jajanan yang aman. Ajari anak untuk selalu membeli makanan di tempat yang bersih, terhindar dari sinar matahari, debu, hujan, dan angin, dan jauh dari tumpukan sampah. Selain itu, pilih makanan dari penjual yang tampak sehat dan bersih, tidak ada luka terbuka, kuku dan tangan bersih, dan memakai pera-
Pelatihan membuat bekal makan yang praktis dan bergizi diadakan bagi ibu-ibu anggiota Tim Penggerak PKK Desa Baruga, Kecamatan Towuti. Pelatihan yang diadakan awal November 2015 itu mendapat bantuan pendanaan dari Program Mitra Desa Mandiri (PMDM).
latan yang bersih. Makanan yang sudah dimasak matang dan disajikan selagi panas lebih direkomendasikan. Gunakan sendok atau penjepit saat mengambil makanan. Pangan yang sudah pernah dipegang oleh orang lain jangan dibeli. Hindari minuman yang dibuat menggunakan air mentah atau dicampur es yang kotor. Baca label kemasan dengan seksama. Informasi yang perlu dilihat pada label, antara lain nama dan alamat produsen, bahan yang digunakan, nomor pendaftaran pangan, dan tanggal kedaluwarsa. Selain membeli pangan yang aman dari bahaya biologis dan kimia, pilih pangan yang aman dari bahaya benda lain se-
perti rambut, pecahan kaca, dan kerikil. Juga hindari pangan yang kemasannya distapler. Ada baiknya Anda sering berkunjung ke sekolah anak untuk melihat sendiri kondisi kantin dan tempat jajan. Dengan demikian, Anda bisa mengajarkan jajanan mana yang layak untuk dikonsumsi. Edukasi media juga tak kalah penting untuk menghindarkan anak membeli jajanan yang tidak sehat. Ada kecenderungan keinginan jajan dipengaruhi oleh iklan makanan dan minuman televisi. Karena itu, orangtua perlu mendampingi anak saat menonton televisi dan beri pengertian bahwa yang terlihat enak belum tentu baik untuk kesehatan.[]
12
KREASI Verbeek edisi 21 | 2015
Daur Ulang Botol Plastik Setelah air dalam kemasan habis diminum, Anda bisa mendaur ulang botol bekas menjadi benda cantik yang punya nilai guna.
S
esegar apa pun minuman dalam kemasan yang Anda konsumsi, Anda masih harus berhadapan dengan botol plastik yang punya potensi mencemari lingkungan. Sudah banyak sumber yang menyebutkan bahwa tanah dan mikroorganisme di dalamnya butuh ratusan tahun untuk mengurai sampah plastik. Alangkah bijak dan menyenangkan, jika Anda sekeluarga bisa mengolah botol bekas menjadi aneka kreasi yang memperpanjang usia pakai si barang plastik. Mari kita coba satu per satu tiap akhir pekan.
Taman vertikal
Lampu plastik
Wadah susun perhiasan
Tirai tutup botol
Cocok bagi Anda yang memiliki rumah tanpa halaman yang luas atau ingin memanfaatkan tembok kosong di pekarangan. Gunakan botol ukuran besar 1,5 liter, lubangi bagian tengah dan isi dengan media tanam. Setelah itu, Anda bisa menggunakan botol bekas sebagai pot gantung yang akan mempercantik tampilan luar rumah.
Kumpulkan botol dengan ukuran berbeda, mulai dari botol besar hingga kecil. Potong bagian pangkal hingga menyerupai mangkok dan lubangi bagian tengahnya. Gunakan besi ulir untuk menghubungkan “mangkok” dan pasang mur beserta ring sebagai pengunci. Berkat wadah sederhana kreasi sendiri, kini Anda tidak lagi kesulitan mencari aksesoris kesayangan.
Gunakan botol ukuran besar sebagai dasar lampu. Lalu manfaatkan sendok plastik yang Anda gunakan untuk menjamu tamu-tamu kecil di ulang tahun anak beberapa bulan yang lalu. Rekatkan kepala sendok ke botol plastik menggunakan lem tembak atau lem lilin. Lampu gantung hasil kreasi daur ulang siap menghiasi ruang keluarga Anda.
Tutup botol plastik juga bisa “disulap” menjadi benda cantik yang menghiasi kamar anak. Kumpulkan sebanyak mungkin tutup botol plastik, lubangi bagian atas dan bawah, lalu buat rangkaian menggunakan tali nilon. Ikat ujung tali pada sebilah kayu lalu gantung di kusen pintu atau jendela. Agar semakin cantik, Anda bisa mewarnai tutup botol sesuai selera. Selamat mencoba!
INSPIRASI Verbeek edisi 21 | 2015
13
Inovasi dari Desa Terbaik se-Indonesia Sebuah desa di Yogyakarta punya sejumlah inovasi di bidang tata kelola pemerintahan, kesehatan, pendidikan, hingga pariwisata.
J
ika Anda punya kesempatan berlibur ke Yogyakarta, coba sempatkan untuk mengunjungi Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul. Kemungkinan besar Anda akan mendapat banyak inspirasi dari peraih Juara I dalam Lomba Desa Terbaik Tingkat Nasional tahun 2014 itu. Mulai dari tata kelola pemerintahan, inovasi di bidang pendidikan dan kesehatan, upaya pelestarian budaya, hingga sistem informasi desa yang unik. Dan yang paling menarik untuk dicermati adalah upaya pemerintah desa dan masyarakat untuk memunculkan potensi lokalnya.
Prestasi Desa Panggungharjo, Kabupaten Bantul:
1. Dalam menjalankan tugas, Pemerintah Desa memiliki catatan yang dapat dipertanggung jawabkan (akuntabel) dan transparan. 2. ADD sebesar Rp150 juta dikelola dengan baik sehingga menghasilkan Pendapatan Asli Desa Rp1,5 miliar. 3. Pemerintah Desa bekerja sama dengan Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin untuk memastikan warga desa mendapat pemeriksaan kesehatan, cek kehamilan, hingga imunisasi bayi dan Balita secara gratis. 4. Program “Satu Rumah Satu Sarjana” memberi asuransi pendidikan bagi masyarakat miskin. 5. Warga desa juga berinovasi. Anggota PKK mendirikan Kelompok Bermain yang SPP-nya berupa sampah. 6. Sampah rumah tangga dikelola oleh BUMDes yang asetnya saat ini mencapai Rp350 juta. 7. Salah satu dusun yang dikembangkan sebagai kampung mainan menjadi proyek percontohan Desa Ramah Anak 2013 .
Dari sisi tata kelola, Kepala Desa Wahyudi Nugroho Hadi membuat gebrakan birokrasi dengan menggandeng Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mewujudkan akuntabilitas dan transparasi di bidang pemerintahan. Prinsip transparansi juga diwujudkan melalui penerbitan koran desa yang diberi nama Koran Tempel. Sesuai namanya, koran ini ditempelkan di tempat-tempat strategis di 118 RT dan dipublikasikan sebulan sekali. Isinya memuat seluruh kebijakan yang diterbitkan pemerintah desa. Selain transparan, Pemerintah Desa Panggungharjo juga kreatif. Kreativitas telah menghasilkan inovasi di berbagai sektor. Di sektor kesehatan, misalnya, pemerintah desa menjalin kerja sama dengan Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin Laras Hati untuk menerbitkan Kartu Kartu Insentif Anak (KIA). Pemegang Kartu KIA berhak atas berbagai layanan, mulai dari pemeriksaan kehamilan, persalinan normal, hingga paket imunisasi lengkap secara gratis. Sementara bagi ibu hamil yang memerlukan tindakan rujukan, Desa Panggungharjo bekerja sama dengan perusahaan transportasi dalam penyediaan ambulans gratis yang siap sedia 24 jam penuh. Tak heran jika desa tersebut menyabet Juara I dalam Lomba Bina Keluarga Balita (BKB) Tingkat Nasional 2013.
Sampah untuk bayar sekolah
Pemerintah desa berkeyakinan bahwa jalan untuk memutus rantai kemiskinan adalah melalui pendidikan. Maka mulai 2013, Badan Pelaksana Jaring Pengaman Sosial (Bapel JPS) Desa Panggungharjo, badan desa yang didirikan untuk melindungi kelompok rentan, menginisiasi program “Satu Rumah Satu Sarjana” dengan memberikan dukungan pembiayaan melalui skema asuransi pendidikan
bagi anak-anak dari keluarga miskin. Program tersebut memanfaatkan dana CSR dari Asuransi Bumiputera. Hingga akhir 2013 program ini telah mengampu 11 anak dari keluarga miskin. Sepak terjang Pemerintah Desa Panggungharjo yang penuh inovasi diikuti oleh warganya. Satu contoh prakarsa masyarakat dilakukan oleh PKK Pedukuhan Pandes. Sejak 2011, PKK mendirikan Kelompok Bermain (KB) Amongsiwi menggunakan hasil pengelolaan sampah rumah tangga sebagai pengganti iuran SPP. Sampah rumah tangga kemudian diolah oleh Kelompok Usaha Pengelola Sampah (KUPAS), yang merupakan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Pelanggan KUPAS bukan hanya rumah tangga, tetapi juga rumah makan di wilayah Desa Panggungharjo. Dalam sebulan, pemasukan dari pengelolaan sampah mencapai Rp15-20 juta. Saat ini, total aset yang dikelola oleh KUPAS mencapai Rp350 juta. Lingkungan menjadi bersih, orangtua siswa tidak perlu membayar uang sekolah secara tunai, dan sampah menjadi pemasukan bagi kas desa. Semua pihak diuntungkan. BUMDes sendiri didirikan oleh Pemerintah Desa sejak 2013 dengan modal Rp25 juta, dan kini telah memberi manfaat langsung dan tidak langsung bagi 1.500 KK.
Melestarikan tradisi
Potensi lain yang juga dimiliki oleh Panggungharjo adalah tradisi membuat mainan anak. Jeli melihat hal itu, salah satu dusun di desa yang menjadi proyek percontohan Desa Ramah Anak 2013 tersebut dikembangkan menjadi Kampoeng Dolanan (kampung mainan). Dusun Pandes menjadi ikon baru Kabupaten Bantul setelah menjadi sentra mainan tradisional. Di samping mainan anak, desa berpenduduk sekitar 25.000 jiwa itu juga me-
Koran Tempel, me dia publikasi yang diterbitkanPemeri ntah Desa Panggungh arjo untuk memyosialiasikan kebijakan pemerinta h.
ngembangkan usaha kecil berupa batik eceng gondok, konveksi dari kain bekas, serta makanan khas desa yang mendukung sektor pariwisata Kampoeng Dolanan. Kampoeng Dolanan pun masuk dalam 5 besar nominator penerima Eagle Awards 2014, kompetisi film dokumenter tahunan yang diadakan Metro TV. Tata kelola pemerintah yang baik dan kreativitas telah berhasil “menyulap” Alokasi Dana Desa (ADD) yang hanya sekitar Rp150 juta menjadi Pendapatan Asli Desa yang mencapai Rp1,5 miliar. Undang-Undang Nomor 06/2014 tentang Desa yang bakal diberlakukan dalam waktu dekat menuntut kesiapan Pemdes dan masyarakat untuk mengelola anggaran yang jumlahnya lebih dari Rp1 miliar per desa. Di situlah kelebihan Desa Panggungharjo. Mereka punya kemampuan yang baik dalam mengelola pendanaan dan menjadi catatan penting dalam penilaian Lomba Desa Terbaik karena berhasil memasukkan perspektif pelaksanaan UU Desa.
14
GALERI Verbeek edisi 21 | 2015
G a leri Foto Mo
men yang tert kamera sepanja angkap n Program Terpa g pelaksanaan du Pengemban g Masyarakat (P TPM). Jika And an a memiliki fotofo to dengan pelaksa yang terkait n silakan kirim k aan PTPM, e Redaksi Tablo Verbeek melalu id i email tabloid . verbeek@gma il.c foto minimal 5 om (ukuran 00 dimuat akan m KB). Foto yang e suvenir menari ndapatkan k.
i Bantuan renovas a ini direnovasi. yang belum lam h terimakan m era riu dis ato ng or ya n lab di idika suponda belajar PM bidang Pend Siswi SMP 1 Wa kan program PT atorium merupa . 15 bangunan labor 20 kolah pada Juni kepada pihak se
Peserta dan Ko mite Desa Waw ondula berfoto Lansia”. Semin ar yang diikuti bersama usai seminar “Perila leb yang pernah di ku Hidup Seha adakan di Desa ih dari 100 peserta itu mer t untuk upakan kegiata Wawondula. n pertama untu k Lansia
up Sehat untuk eri seminar “Perilaku Hid ondula memberikan mat ebut memberi ters Waw inar mas kes Sem 5. Pus i 201 dar ti Juli l awa Dr. Risnawa utuhan gizi ula, Kecamatan Towuti, keb ond dan Waw f, a rati Des ene ga deg war it i penyak Lansia” bag at, memperkecil risiko seh up hid pola r uta wawasan sep Lansia.
Program guru magang di TK Sorowako merupa kan salah satu program Program tersebut diikuti PTPM bidang Pendidikan oleh lebih dari 300 gur . u TK di empat wilayah yang berlangsung Septem terdampak operasi PT ber 2015 hingga Februa Vale ri 2016.
2015. Dalam field atan Nuha pada September kole ke BP3K Model-Kecam Sing man organik yang YPS tana SD a a anek sisw l an gena jung Kun a dan men ri teknik budidaya sederhan elaja mem a sisw , ebut ters trip ada di fasilitas tersebut.
EVENT Verbeek edisi 21 | 2015
15
"Mudik", Ajang Belajar Para Guru Sesama guru saling belajar secara singkat, praktis, dan konkret.
P
ertengahan September 2015 lalu, 60 guru dari berbagai desa di Kecamatan Nuha mengikuti kegiatan Mudik. Tapi Mudik kali ini bukan pulang kampung menjelang Lebaran melainkan singkatan dari Temu Pendidik, sebuah ajang yang mempertemukan guru dalam suasana tidak formal dan memberi kesempatan guru untuk saling bertukar pengalaman. Dari kegiatan Mudik itulah guru bisa belajar dari guru-guru lainnya. Mudik digagas oleh lembaga pengembangan guru di Jakarta, Lifelong Learner School of Education, dengan Bukik Setiawan sebagai salah satu tokohnya. Bukik adalah praktisi pendidikan, perintis bisnis sosial Indonesia Bercerita dan aplikasi pendidikan Takita, serta penulis buku Anak Bukan Kertas Kosong. Kegiatan Mudik baru dilakukan di dua kota di Indonesia, yaitu di Jakarta dan di Sorowako. Selain memperkenalkan dan memandu Temu Pendidik, Bukik Setiawan juga menjadi narasumber dalam seminar bertema “Menumbuhkan Kegemaran Belajar”
di Kecamatan Wasuponda. Seminar tersebut diikuti oleh 300 guru TK se-Wasuponda, orangtua murid, kepala desa, dan undangan dari luar wilayah terdampak operasi PT Vale. Seminar yang digagas oleh Ikatan Guru TK Indonesia (IGTKI) Wasuponda dan IGTKI Kabupaten Luwu Timur itu didukung penuh oleh Program Mitra Desa Mandiri (PMDM) Kecamatan Wasuponda. Bukik mengulas tentang apa sebenarnya yang perlu dipelajari Balita di TK, menumbuhkan kegemaran belajar, hingga salah kaprah baca-tulis-berhitung (Calistung).
Sesama guru saling menginspirasi
Tiga guru berbagi kisah dalam Temu Pendidik yang diadakan di aula SD YPS Sorowako. Emanuel Randa, guru SMA YPS Sorowako, menceritakan pengalaman menariknya saat mengajar di sebuah SMA di Jakarta. Dia memiliki siswa yang tergolong “sulit” tapi punya keinginan kuat untuk mewujudkan cita-cita. Kini siswa tersebut
telah sukses mendirikan bakery ternama berkat kegigihannya dan dukungan guru. Inspirator kedua adalah Fadli Herman, guru SMP YPS yang bekerja keras membangun kepercayaan diri anak. Sementara inspirator ketiga Rahman Patiwi, trainer dan penulis buku Metamorfosa, punya pengalaman melontarkan stimulus agar siswa menjadi lebih santai dalam belajar. Setelah ketiga guru berbagi kisah menarik, Mudik berlanjut ke sesi inspirasi. Pada sesi ini, guru dibagi menjadi menjadi delapan kelompok dan berdiskusi tentang inspirasi yang didapatkan dari tiga inspirator, tantangan yang dihadapi di kelas mengajar, dan rencana aksi yang akan dilakukan. Dalam diskusi kelompok itu, guru saling belajar secara singkat, praktis, dan konkret. Itulah inti dari Temu Pendidik. Usai berdiskusi, masing-masing guru menuliskan rencana aksi mereka. “Saya akan menjadi sahabat bagi murid-murid saya,” tulis Ayu Rezky Pratiwi, guru SMP YPS Sorowako yang terinspirasi kisah Emanuel Randa yang memberi dukungan besar kepada siswanya yang “bermasalah”. Sementara Hernius Sakede dari SDN 255 Bonepute rela berkendara selama tiga jam dari lokasi sekolahnya menuju Sorowako untuk mengikuti kegiatan Mudik. “Saya senang sekali mendengar cerita dari teman-teman guru, terutama Pak Fadli Herman yang menyebutkan bahwa belajar itu harus menantang, menyenangkan, dan berhasil.”
Sukarela dan gotong royong
Bukik Setiawan, penulis buku Anak Bukan Kertas Kosong dan salah satu penggagas lembaga pengembangan guru Lifelong Learner School of Education.
Selama ini, kegiatan peningkatan kualitas guru melulu diadakan oleh pemerintah. Seolah guru hanya berpangku tangan menunggu datangnya “kesempatan belajar” datang dari pemerintah. Padahal, tulis Bukik di situs pribadinya bukik.
com, ada atau tidak ada dukungan dari pemerintah, belajar tetaplah jadi kebutuhan alami seorang guru. Bukan lantas memaksakan diri untuk mengikuti pelatihan yang mahal, tapi mencari cara yang mudah dan bisa dilakukan. Temu Pendidik menjawab kebutuhan tersebut. Sekelompok guru menggagas Komunitas Guru Belajar Sorowako dan menginisiasi ajang Mudik. Guru bisa belajar dari pendidik lain tanpa perlu banyak biaya karena semua dilakukan secara sukarela dan gotong royong. “Temu Pendidik tidak perlu ruangan khusus. Kita bisa pakai ruang kelas. Tidak perlu perangkat canggih karena intinya kita sharing ringan tapi bermanfaat,” kata Hesti Wulandari, salah satu penggagas Komunitas Guru Belajar Sorowako. “Saya sering mendengar atau menemui guru-guru yang luar biasa. Sayangnya banyak praktik bagus yang tidak tersebar luas. Selama ini yang sering diadakan adalah kegiatan peningkatan kapasitas guru yang satu arah. Guru hanya sebagai pendengar padahal mereka punya banyak pengalaman. Dalam Temu Pendidik guru-guru diberi kesempatan untuk bicara, untuk berbagi dengan rekan sesama guru. Apalagi Indonesia kaya budaya tutur, terbiasa kongko-kongko (ngobrol, red). Ini sama konsepnya. Dengan kongko, kita saling belajar,” kata Bukik yang langsung menuliskan pengalamannya bertemu para pendidik di Sorowako dalam bukik.com dengan judul “Sorowako, Semangat Guru Belajar yang Berkobar”. Rencananya, Mudik akan dilakukan setiap dua bulan sekali atas inisiatif Komunitas Guru Belajar Sorowako. Silakan bergabung di grup Facebook Komunitas Guru Belajar untuk mendiskusikan gagasan, rencana, dan ide mengenai Temu Pendidik.[]
EVENT
16
Verbeek edisi 21 | 2015
Belajar Pertanian Berkelanjutan di BP3K Model Siswa Sekolah Dasar mengunjungi fasilitas yang digagas oleh PTPM PT Vale.
M
engenal seluk-beluk pertanian bisa dimulai sejak usia dini. Anak-anak yang haus eksplorasi tentu sangat senang ketika diberi kesempatan untuk memelajari teknik budidaya sederhana dan mengenal aneka jenis tanaman. Seperti yang dilakukan oleh 129 siswa kelas 2 SD YPS Singkole pada akhir September lalu. Para siswa berkunjung ke Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Model di Kecamatan Nuha untuk belajar cara menanam sayuran dari Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). Pembangunan BP3K Model-Kecamatan Nuha merupakan bagian dari Program Pertanian Berkelanjutan yang digagas oleh Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM). Siswa yang dibagi ke dalam dua kelompok secara bergantian menyemai biji sayuran, berkeliling kompleks BP3K Model untuk mencatat jenis-jenis tanaman yang ada, hingga memelajari budidaya
Sebagai wadah pembelajaran pertanian berkelanjutan, BP3K Model-Kecamatan Nuha menerima kunjungan siswa sekolah. SD YPS Singkole yang berkesempatan melakukan kunjungan lapangan dan mengeksplorasi dunia pertanian pada September 2015.
lebah madu Trigona dan melihat kolam ikan air tawar. Di sela-sela pembelajaran, para PPL menyelipkan kuis yang hanya bisa dijawab jika anak-anak mendengarkan penjelasan dari penyuluh. Hadiahnya adalah kesempatan untuk mencicipi madu Trigona yang langsung dipanen dari sarang-sarang lebah yang tergan-
tung di bagian atas rumah lebah madu. “Siswa dari semua sekolah boleh belajar di sini. Salah satu fungsi BP3K Model memang sebagai pusat edukasi pertanian. Bukan hanya petani atau penyuluh yang bisa belajar, tapi masyarakat, termasuk siswa sekolah, juga bisa,” kata Novemrawati, PPL di BP3K Model Kecamatan
Nuha. Jika Anda tertarik mengajak siswa untuk belajar bertani, kirimkan surat ke Kantor BP3K Model Kecamatan Nuha, Jl. Soemantri Brojonegoro, Sorowako. Surat permohonan diterima paling lambat satu minggu sebelum tanggal kunjungan yang direncanakan. Mari belajar![]
Kuis kali ini berupa pilihan ganda dengan topik lingkungan. Pilihlah jawaban yang benar dari pilihan yang ada. Sepuluh pengirim kuis yang beruntung dan bisa menjawab semua pertanyaan dengan benar akan mendapat suvenir menarik dari PT Vale. 1. Perkiraan kondisi udara dan temperatur pada suatu daerah dalam waktu singkat disebut……..
6. Benda yang memerlukan ratusan bahkan 1000 tahun untuk bisa diurai oleh tanah adalah…
2. Berikut adalah cara sederhana untuk menghemat pemakaian air kecuali….
7. Yang bukan penyebab banjir…..
A. Cuaca B. Hujan C. Kemarau D. Mendung
s i u K Kirimkan jawaban melalui email
[email protected] atau melalui surat ke alamat redaksi tabloid Verbeek, Kantor Communications & External Affairs PT Vale, Jl. Ternate 44, Pontada, Kec. Nuha, Kab. Luwu Timur, 92984. Sepuluh pengirim yang beruntung akan mendapatkan suvenir dari redaksi. Nama-nama pemenang kuis diumumkan melalui Facebook Tabloid Verbeek.
A. Mematikan keran air saat menggosok gigi B. Memerbaiki keran yang rusak agar air tidak terus mengalir percuma C. Mandi dengan durasi lama dan menggunakan air berlebihan D. Menggunakan air bekas mencuci sayur dan buah untuk menyiram tanaman
3. Berikut adalah konsekuensi dari buang sampah sembarangan kecuali……..
A. Mendegradasi lingkungan alami, membunuh hewan dan tanaman B. Merusak kualitas air tanah C. Menumbuhkan kuman, bakteri, dan virus D. Menjaga lingkungan tetap lestari
A. Kulit buah B. Batang kayu C. Kantong plastik D. Kertas
A. Penebangan hutan B. Hujan terus-menerus C. Kurangnya intensitas matahari D. Buang sampah di aliran sungai
8. Cara untuk menghemat penggunaan listrik………..
A. Menggunakan lampu hemat energi B. Mencabut kabel kontak peralatan listrik dari terminal bila tidak digunakan C. Mematikan lampu bila tidak digunakan D. Semua benar
4. Indonesia berada di daerah beriklim…….
9. Aktivitas-aktivitas yang baik untuk kelestarian lingkungan, kecuali……………
5. Upaya memperpanjang usia pakai barang dapat dilakukan dengan, kecuali:
10. Ragam pencemaran lingkungan….
A. Sub Tropis B. Khatulistiwa C. Tropis D. Artik
A. Reuse; digunakan kembali B. Recycle; didaur ulang C. Reduce; mengurangi pemakaian suatu bahan D. Repackage; melakukan pengemasan ulang
A. Membuang sampah pada tempatnya B. Menghemat pemakaian listrik dan BBM C. Membuka lahan dengan membakar hutan D. Tidak membuang sampah di aliran sungai
A. Polusi udara dari kendaraan bermotor B. Kabut asap dari kebakaran hutan C. Pencemaran air oleh limbah berbahaya D. Semua benar