BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan sejatinya bukan hanya sekedar proses transfer pengetahuan saja, atau melainkan juga
mengembangkan aspek intelektual, tapi juga
merupakan proses transformasi nilai dan pembentukan karakter atau kepribadian dengan segala aspeknya. Juga dalam bahasa lain, pendidikan adalah membangun budaya, membangun peradaban, bahkan membangun masa depan. Pendidikan adalah proses untuk mendapatkan pengetahuan atau wawasan, mengembangkan sikap–sikap dan keterampilan, serta peningkatan kualitas hidup menuju kesuksesan (Kartono, 1992). Pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam proses pembangunan nasional. Oleh karena itu upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah merupakan upaya strategis dalam meningkatkan sumber daya manusia. Sejalan dengan perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta dinamika global yang begitu cepat, menuntut agar setiap sekolah mampu menyesuaikan diri. Salah satu program yang dilaksanakan pemerintah agar perubahan dan perkembangan tersebut dapat direspon dengan cepat adalah dengan meningkatkan kualitas atau mutu sekolah dengan mengembangkan Sekolah Bertaraf Internasional (Septikasari, 2009).
1
2
Selain untuk meningkatkan kualitas atau mutu sekolah, penyelenggaraan program pendidikan bertaraf internasional, baik untuk sekolah negeri maupun swasta juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas efisiensi, relevansi dan peningkatan daya saing secara nasional sekaligus internasional pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 50 ayat 3 dan Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 61 ayat 1, yang menyatakan bahwa pemerintah dan/atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitasSumber DayaManusia (SDM).Peningkatan kemampuan SDM melalui peningkatan mutu pendidikan bertujuan agar SDM Indonesia memiliki daya saing yang seimbang dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang komplek dan dinamis, yang akan selalu berubah seiring dengan perubahan jaman, oleh karena itu memerlukan upaya perbaikan dan peningkatan kualitas secara terus-menerus. Sekolah sebagai institusi pendidikan, yang merupakan wadah proses pendidikan berlangsung, memerlukan sebuah pengelolaan yang bermutu agar dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas dan diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan bangsa dan Negara. Sekolah sebagai aktor dalam
3
dunia pendidikan perlu melakukan perbaikan secara berkelanjutan untuk lebih meningkatkan mutu sesuai dengan tuntutan dan perubahan jaman. Secara umum, harus diakui bahwa kondisi pendidikan di tanah air belum dapat memenuhi apa yang menjadi harapan semua pemangku kepentingan pendidikan (stakeholders). Terlihat dari kinerja sistem pendidikan di Indonesia yang belum dapat dibanggakan, walaupun itu hanya pada skala ukuran Asia. Hasil survei lembaga Political and Economic Risk Consultancy (PERC) menempatkan posisi sistem pendidikan di Indonesia adalah terburuk di kawasan Asia. Dari 12 negara yang disurvei oleh PERC, ternyata Korea Selatan dinilai memiliki sistem pendidikan yang terbaik, disusul Singapura, Jepang, Taiwan, India, Cina, serta Malaysia, sedangkan Indonesia berada pada urutan ke-12, setingkat di bawah Vietnam. Selain itu, ditemukan berbagai fenomena permasalahan pendidikan yaitu: rendahnya mutu dan relevansi antara output pendidikan dengan kebutuhan pasar tenaga kerja (baik pada bidang industri, perbankan, telekomunikasi dan teknologi informasi), serta rendahnya daya saing dan keunggulan mutu lulusan pendidikan nasional di pasar kerja global. Padahal diharapkan penyelenggaraan pendidikan di tanah air dapat menjawab berbagai kebutuhan dan kepentingan bangsa Indonesia pada saat ini dan ke depan. Penyelenggaraan pendidikan pun diharapkan dapat menciptakan keunggulan dan daya saing bangsa dalam menghadapi globalisasi.
4
Oleh karena itu, melihat dari kondisi tersebut peran sekolah seyogyanya menjadi wahana strategis untuk mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu dimana terjadi pengembangan segenap potensi individu, termasuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan bagi peserta didik. Mutu pendidikan dapat tercermin dari mutu sumber daya manusia dan mutu sekolah. Sebagai upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan, daya saing sekolah, dan pengembangan SDM, pemerintah mengambil kebijakan untuk mendirikan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). Kegiatan atau program RSBI adalah penyelenggaraan program pendidikan skala nasional dengan mutu internasional.Pasal 50 ayat (3) Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan, Pemerintah dan/atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional. Sebagai acuan sistem penjaminan mutu pendidikan, pemerintah melalui kementerian pendidikan nasional mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 63 tahun 2009 tentang sistem penjamin mutu pendidikan, dimana sistem penjaminan yang dilakukan lebih menekankan pada pemenuhan delapan standar pendidikan nasional. Salah satu bentuk dari pelaksanaan ini adalah diimplementasikannya sistem manajemen mutu berbasis ISO 9001 di manajemen sekolah. ISO 9001 adalah sebuah Standar Internasional untuk Sistem Manajemen Mutu yang diakui secara Internasional. Dengan menerapkan standar ISO 9001
5
maka suatu sekolah diharapkan memiliki konsistensi di dalam mengelola sekolah sesuai dengan peraturan yang berlaku, visi dan misi sekolah serta programprogram sekolah yang telah dicanangkan dan disebarluaskan kepada masyarakat. Disamping itu diharapkan ada suatu proses penyempurnaan berkelanjutan (Continous Improvement) terhadap kinerja sekolah sehiongga kualitas dan output sekolah sebagai sebuah institusi pendidikan selalu menjadi lebih baik dan sempurna dari waktu ke waktu. Dalam Permendiknas nomor 78 tahun 2009 tentang penyelenggaraan sekolah bertaraf internasional pada jenjang pendidikan dasar dan menengah pada pasal 11 menyebutkan bahwa pengelolaan SBI harus menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001 dan ISO 14000 versi terakhir. Sampai dengan tahun 2011, sekolah tingkat menengah atas sebagai sekolah terbanyak dalam proses rintisan menuju sekolah bertaraf internasional, ada sebanyak 357 sekolah (sumber: Direktorat pembinaan SMA). Total pendanaan yang harus dikeluarkan oleh pemerintah untuk sekolah RSBI sebesar Rp. 289 milyar pada tahun 2011, dan untuk tahun 2012 diproyeksikan sebesar Rp 242 milyar, sedangkan alokasi anggaran untuk sekolah standar nasional sebesar Rp250 Milyar pada tahun 2011, dan diproyeksikan Rp 108 miliar pada tahun 2012. Di sisi lain, sumber dana RSBI juga menuai kontroversi di kalangan masyarakat. Ada empat sumber dana RSBI, yaitu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), APB Propinsi, APB Daerah, dan sumbangan orang tua. Dibanding ketiga sumber dana lainnya, sumbangan orang tua memiliki porsi yang paling besar dalm tiap
6
jenjang sekolah RSBI. Oleh karena itu munculah respon masyarakat dimana RSBI dinilai sebagai sekolah dengan biaya yang mahal, akan tetapi kinerjanya masih dipertanyakan. Gambar 1.1 Sumber Dana RSBI Pada Tiap Jenjang Pendidikan
Sumber: Zamjani, 2011 Menurut Mulyasa (2003), efisiensi merupakan aspek yang sangat penting dalam manajemen mutu sekolah dan secara langsung berpengaruh pada kegiatan proses belajar mengajar. Efisiensi berarti perbandingan antara input dengan output. Suatu kegiatan dikatakan efisien jika tujuan dapat dicapai secara optimal dengan penggunaan sumber daya yang minimal. Sedangkan menurut Subash C.Ray (1991) suatu sekolah dikatakan efisien jika ditemukan cara untuk
7
menghasilkan tingkat prestasi siswa yang maksimal dar sejumlah sumber daya yang ada untuk digunakan. Tingkat prestasi tinggi suatu sekolah kemungkinan efektif namun tidak efisien, jika dalam menggunakan input-input sekolah secara berlebihan. Pada
penelitian
sebelumnya,
Mancebon
(2008)
telah
meneliti
perbandingan kinerja sekolah negeri dan swasta di Spanyol. Sik Sumaedi dan I Gde M.Yuda (2011) melakukan peneltian perbandingan sekolah ISO dan sekolah Non ISO di Indonesia. Dalam penelitian ini, akan dilakukan analisis kualitas kinerja RSBI berbasis ISO 9001 studi kasus pada SMA Negeri 1 Jepara, beserta faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sekolah. 1.2. Ruang Lingkup Masalah Untuk membatasi masalah agar tidak terlalu melebar, maka dalam penelitian ini ruang lingkup masalah adalah sebagai berikut: 1. Standar Pengelolaan Pendidikan 2. Standar Kurikulum 3. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) 4. Standar Proses Pembelajaran 5. Standar Penilaian 6. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan 7. Standar Sarana dan Prasarana 8. Standar Pembiayaan
8
1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah kualitas kinerja Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional berbasis ISO 9001 di SMA Negeri 1 Jepara? 1.4. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah: untuk mengetahui kinerja Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional berbasis ISO 9001 di SMA Negeri 1 Jepara. 1.5. Manfaat Penelitian Peneliti berharap hasil penelitian ini bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis. 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan pengembangan keilmuan untuk peneliti selanjutnya, terutama dalam bidang ilmu administrasi dan manajemen pendidikan, khususnya yang berkaitan dengan kualitas kinerja sekolah. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi untuk menjadi pertimbangan dalam peningkatan dan pengembangan sekolah yang lebih optimal khususnya SMA Negeri 1 Jepara.
9
1.6. Sistematika Penulisan Sistematika dalam penulisan ini meliputi komposisi sebagai berikut: Bab I
Pendahuluan Berisi tentang latar belakang, ruang lingkup masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II
Tinjauan Pustaka Berisi tentang landasan teori yaitu mengenai konsep kualitas, konsep kinerja, konsep kualitas kinerja sekolah, konsep RSBI, konsep ISO 9001: 2008, hasil penelitian terdahulu dan perumusan hipotesis penelitian
Bab III Metode Penelitian Berisi tentang variabel penelitian dan definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, informan, metode pengumpulan data, metode pengolahan data penelitian, dan metode analisis data. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Berisi tentang gambaran umum obyek penelitian, analisis data dan pembahasan. Bab V
Penutup Berisi tentang kesimpulan dan rekomendasi
.Bagian Akhir berisi tentang daftar pustaka dan lampiran-lampiran