MENGELOLA INPUT FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI IAIN MATARAM MELALUI PENDEKATAN SURVEY Ahyar1 ABSTRAK Keberadaan Fakultas Dan Komunikasi (FDK) IAIN Mataram di tengahtengah masyarakat kian diperhitungkan, seiring dengan jumlah peminat meningkat setiap tahun. Kendati demikian, FDK saat ini tidak latah dengan kepercayaan masyarakat yang semakin meningkat, namun terus berbenah diri dengan berbagai upaya. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menelusuri sumber-sumber in put yang menjadi mahasiswa FDK. Sumber input yang
dimaksud adalah dengan jalan menjaring persepsi
siswa tentang keberadaan FDK selama ini. Hal yang menarik dari kajian ini adalah sampai saat ini sebagian besar responden mengatakan bahwa keberadaan FDK dipandang sebagai lembaga yang masih terus mencetak para da’i, tukang ceramah bukan sebagai apa yang disebut sebagai lulusan yang memiliki kualifikasi akademik dakwah dan komunikasi yang memadai seperti, kemampuan dalam mengartikulasi makna dakwah dan komunikasi dalam beragam konteks kehidupan dan kelembagaan yang ada. Kata Kunci: mengelola, input, persepsi
A. Pendahuluan Tujuan pendidikan tinggi yaitu menyiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. Mengembangkan dan atau menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian serta mengupayakan untuk meningkatkan tafsir kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. Islam adalah agama dakwah yang menganjurkan umatnya untuk melakukan dan mengembangkan dakwah Islam secara metodologis, dakwah Islam dapat dikembangkan berdasarkan situasi dan kondisi di mana dakwah tersebut berlangsung. Kecenderungan, kebutuhan dan kondisi masyarakat kontemporer 1
Ketua Jurusan KPI dan Dosen tetap pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Mataram
138
harus dapat direspon oleh partisipan dakwah dengan merancang strategi dakwah yang tepat. Perguruan Tinggi adalah salah satu tempat pendidikan para muballig-muballig kontemporer untuk melanjutkan misi dan risalah dakwah (dalam arti yang luas), dengan SDM dan fasilitas yang dimilikinya. PT diharapkan mampu menjadi sumber inspirasi dan “pabrik” yang mampu memproduksi suatu model dakwah tepat untuk merespon tuntutan dan perkembangan zaman. Selain sebagai wujud tanggung jawab sosialnya, tugas seperti ini merupakan bagian dan aktualisasi Tridharma Perguruan Tinggi, karena dakwah yang profesional adalah dakwah yang melibatkan pendidikan (proses pengkaderan da’i), penelitian (mengkaji dan menganalisis masalah dakwah) dan pengabdian masyarakat (melaksanakan dakwah). IAIN Mataram merupakan satu-satunya Perguruan Tinggi Islam Negeri yang ada di NTB merasa bertanggung jawab untuk mewujudkan cita-cita masyarakat civil yang mandiri, rasional, bertanggung jawab, berkeadaban dan demokrasi serta cerdas. Jumlah mahasiswa IAIN kurang lebih 8700-an, merupakan komponen penting dalam mensosialisasikan nilai-nilai Islam (dakwah) yang strategis bagi terealisasinya
masyarakat
yang
beradab
dan
berakhlak
karimah
serta
mengaktualisasikan nilai-nilai ajaran Islam dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sebagian besar mahasiswa IAIN Mataram merupakan lulusan pesantren dan madrasah dengan ciri sosialnya dekat dengan masyarakat. Faktor sosial tersebut mempermudah mereka menjadi transformator, mediator, dan artikulator akan gagasan modernis yang konstruktif, inovatif yang demokrasi selama ini diperankan oleh IAIN Mataram. FDK merupakan salah satu fakultas termuda di lingkungan IAIN Mataram yang memiliki tiga jurusan yaitu jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) konsentrasi Jurnalistik dan jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) konsentrasi pekerja sosial, dan Bimbingan Kosenling Islam (BKI), melalui tiga jurusan ini FDK mampu menghasilkan output sekaligus out come yang tidak saja mampu menjadi da'i dalam pengertian konvensional (tukang ceramah, pemimpin do'a dan sejenisnya), tetapi diharapkan mampu juga bekerja di instansi-instansi
139
pemerintah maupun swasta. Dengan kata lain, FDK sebenarnya lebih prospektif dalam hal peluang kerja dibandingkan fakultas lainnya. FDK dinilai strategis untuk mensinkronkan antara mini dakwah dengan tugasnya melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi. Untuk mewujudkan tugas tersebut, FDK harus berbenah dengan merancang sistem dan model pendidikan (kurikulum) yang mengkolaborasikan antara unsur teoritis dan praktek. Namun ada beberapa asumsi mengapa FDK kurang diminati oleh siswa (pendaftar), pertama : adanya imej di kalangan siswa (masyarakat), yang akan terserap di pasar tenaga kerja adalah fakultas keguruan (Tarbiyah), sehingga banyak orang tua menetapkan pilihan dan memasukkan putera puterinya ke fakultas keguruan (Tarbiyah) yang mencetak anak-anaknya menjadi guru. Kedua : belum maskimalnya sosialisasi secara khusus tentang keberdaan FDK kepada siswa, yang berdampak langsung kepada ketidaktahuan siswa, terhadap FDK tersebut. Ketiga : kurangnya perhatian pemerintah daerah terhadap FDK, sehingga outputnya sering diragukan dan bahkan dipermasalahkan. Alasan lain adalah rendah atau kecilnya input berakibat pada tidak adanya peluang melakukan seleksi atas input yang ada secara lebih baik. Terkait dengan persepsi dalam beberapa literatur dipahami sebagai tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu atau proses seseorang mengetahui beberapa hal meliputi pancainderanya. Sedangkan dalam buku English-Indonesia Dictionary; perception (persepsi) diartikan dengan perasaan; daya tangkap yang tajam, kesadaran atau pengetahuan2. Dalam pandangan ilmu psikologi berbagai pakar mendefinisikan persepsi dengan berbagai ragam pendapatnya, seperti : Prof. Dr. Baharuddin,M.Ag.,3 beliau mendefinisikan persepsi sebagai pengumpulan penginderaan yang diorganisasikan secara tertentu yang dikaitkan dengan masa lalu, dan diberi makna tertentu sehingga bisa mengenal sesuatu obyek. Persepsi juga diartikan sebagai
Salim, English-Indonesia Dictionary, 2001, 69. Prof. Dr. Baharuddin,M.Ag., Paradigma Psikologi Islami:Studi tentang Elemen Psikologi dari Alquran, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007, 143. 2 3
140
kemampuan untuk membedakan, mengelompokkan, memfokuskan dan sebagainya disebut sebagai kemampuan untuk mengorganisasikan pengamatan4. Itulah beberapa alasan yang mendasari perlunya dilakukan kegiatan penelitian yang sistematis tentang persepsi siswa terhadap FDK IAIN Mataram. Dengan mengetahui persepsi siswa akan berguna dan bermanfaat bagi penentuan kebijakan dan penyusunan langkah strategis pengembangan di masa depan. Untuk itu, rumusan yang dikaji dalam penelitian meliputi: Bagaimana persepsi siswa terhadap FDK? Faktor-faktor apa yang menyebabkan siswa kurang berminat memilih FDK sebagai pilihannya? Upaya-upaya apa saja yang harus dilakukan untuk menarik minat siswa memilih FDK ke depan ? Adapun manfaat yang diharapkan dari kegiatan survey ini antara lain: Kegunaan yang bersifat teoritis: penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk menambah khazanah keilmuan terutama terkait dengan persepsi siswa terhadap FDK, dan yang bersifat praktis: penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumbangsih pemikiran bagi FDK IAIN Mataram, sekaligus sebagai acuan dan bahkan pertimbangan bagi penyusunan program pengembangan FDK ke depan. B. Alat Analisis Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang mengkaji tentang persepsi siswa terhadap keberadaan FDK IAIN Mataram melalui metode survei. Dalam pandangan Singarimbun5, penelitian survey yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok. Karena penelitian ini adalah penelitian survey maka yang dijadikan wilayah survey adalah MA Ponpes Islahuddiny Kediri, MA Darul Muhajirin Praya, dan MA NW Pancor. Ketiga madrasah ini dijadikan sampel penelitian dengan masing-masing jumlah responden setiap madrasah sebanyak 40 responden sehingga jumlah responden sebanyak 120 responden. Sampel diambil dari siswa siswi kelas tiga Madrasah Aliyah di tiga lokasi Ponpes tersebut. Metode pengumpulan data yang penulis gunakan adalah metode angket, observasi dan wawancara tertutup. Metode angket digunakan untuk menjaring tentang persepsi siswa tentang keberadaan FDK. Angket berisi instrument tentang persepsi siswa. 4 5
Fauzi, Ahmad. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia, 1997, 38. Singarimbun, Metode Penelitian Survey, 1987, 25.
141
Kisi-kisi yang dijadikan instrument meliputi, pendapat siswa tentang keberadaan FDK, tanggapan atau pandangan siswa tentang peran, fungsi FDK, faktor-faktor yang membuat tertarik dan tidak tertatrik masuk FDK, alasan memilih dan tidak memilih FDK. Hasil data ini
yang dijadikan alat analisis untuk mengetahui
sejauhmana persepsi siswa tentang keberadaan FDK. Metode wawancara meyangkut tentang harapan-harapan responden terhadap keberadaan FDK, faktor-faktor yang mempengaruhi minat mereka masuk FDK, dan upaya-upaya yang seharusnya dilakukan oleh FDK.
Adapun teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan prosentase atau dengan menggunakan analisis deskriptif. Prosentase dari setiap variabel yang dijadikan alat ukur survey
seperti
ingin mengetahui persepsi siswa tentang
keberadaan FDK, persepsi tentang faktor-faktor yang membuat tertarik dan tidak tertarik masuk ke FDK, dan upaya-upaya yang seharusnya dilakukan oleh FDK IAIN Mataram. C. Deskripsi Hasil Temuan 1. Pendapat siswa tentang keberadaan FDK di IAIN Mataram
Berdasarkan hasil survey
persepsi siswa tentang keberadaan FDK IAIN
Mataram, 61 % mengatakan asing, 29 % mengatakan tidak asing dan 10 % mengatakan asing sekali. Berdasarkan persepsi responden ini menunjukkan bahwa semakin mempertegas posisi FDK di mata masyarakat yang memandang FDK sebagai Fakultas yang belum banyak dikenal. Persepsi ini diperkuat oleh adanya persepsi bahwa Dakwah lebih identik dengan apa yang sering kali mereka dengar di masyarakat seperti ahli pidato atau ceramah namun dakwah sebagai lembaga belum banyak mereka kenal. Kendati demikian, sebenarnya menurut persepsi responden FDK memiliki potensi untuk dikenal dan berkembang karena 29 % 142
responden mengatakan tidak asing.
Ini artinya ada peluang dan kemampuan
untuk cukup dikenal di tengah-tengah masyarakat
jika antara FDK dengan
masyarakat membangun komunikasi yang intens melalui berbagai media. Prosentase ini bisa bertambah jika lembaga terus bersinergi dengan masyarakat dalam setiap moment dan kesempatan. Membuka ruang komunikasi melalui berbagai agenda seperti dialog publik, Focus Group Discussion (FGD) atau dengan membuka layanan SMS. Adapun responden yang asing sekali dengan keberadaan FDK hanya mencapai 10 %. Ini artinya, FDK memiliki prospek untuk berkembang dan diminati oleh masyarakat atau memiliki posisi tawar di mata masyarakat jika dibandingkan dengan Fakultas lain. 2. Media atau sumber informasi tentang keberadaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Mengenai sumber informasi atau media apa yang paling efekif
yang
memberikan informasi tentang keberadaan FDK ke tengah-tengah masyarakat. Berdasarkan hasil survey, 38 % responden mengatakan mereka memperoleh informasi dari sekolah/madrasah dan 25 % dari orang tua/teman mereka. Berdasarkan persepsi responden tersebut menunjukkan bahwa sekolah menjadi media yang cukup efektif sebagai media sosialisasi. Selanjutnya, jika dikalkulasi seluruhnya, lebih dari separuh responden mengatakan memperoleh informasi dari sekolah dan orang tua serta teman, sementara selebihnya dari brosur, leaflet dan tidak tahu.
Ini artinya perlu sosialisasi dengan berorientasi pada penguatan
informasi di tingkat sekolah dan orang tua/masyarakat. Tidak hanya sosialisasi tidak langsung namun juga sosialisasi langsung.
143
Sementara sosialisasi lewat brosur mencapai 22 %, hal ini menurut persepsi mereka mengindikasikan bahwa media masih dianggap penting untuk menjadi media atau alat sosialisasi, hanya saja kemasan media tersebut perlu dimodifikasi dengan melihat kecenderungan
trend kemauan atau intrest
masyarakat yang semakin maju. Sedangkan sosialisasi melalui dosen dan pegawai IAIN Mataram hanya memberikan kontribusi sekitar 6 %. Ini artinya, menurut persepsi responden belum sepenuhnya dosen dan pegawai IAIN Mataram memanfaatkan setiap moment untuk meneguhkan keberadaan FDK ke masyarakat. Hal ini bisa jadi dipengaruhi oleh posisi tawar Fakultas Keguruan dan Kependidikan kepada masyarakat yang demikian besar sementara posisi tawar FDK kepada masyarakat dominan lemah. Adapun yang mengatakan tidak tahu sekitar 9 %. Hasil ini menunjukkan sebenarnya jika dikalkulasi sosialisasi FDK dapat dikatakan sudah berjalan dengan berbagai perangkat yang digunakan, hanya saja masalahnya terletak pada posisi tawar alumni FDK yang demikian kurang di sektor public maupun non publik. 3. Tanggapan atau pandangan siswa tentang peran, fungsi FDK IAIN Mataram
Mengenai peran dan fungsi FDK menurut persepsi responden, sekitar 46 % responden mengatakan
tidak tahu peran dan fungsi FDK,
31 % responden
mengetahui peran dan fungsi FDK hanya sebagai pencetak dai, dan 23 % responden mengetahui tidak hanya mencetak dai namun mencetak sarjana. Prosentase yang tidak tahu tentang peran dan fungsi FDK ini menunjukkan arah yang cukup signifikan. Menurut persepsi responden, ketidaktahuan responden karena dipengaruhi oleh nama yang demikian identik 144
dengan dakwah, karena kata-kata dakwah selalu diasosiasikan oleh masyarakat sebagai ahli atau tukang ceramah, tukang khutbah dan profesi ini dilakukan oleh Tuan Guru, Kiyai atau Ustaz yang
selalu dekat dengan mereka. Hal ini diperkuat
oleh peran da’i yang mengganggap mereka sebagai jamaah. Adapun responden yang mengetahui peran dan fungsi FDK mencapai 23 %. Berarti FDK sebenarnya tidak terlalu menunjukkan penilaian buruk berdasarkan pandangan responden atau dengan kata lain masih ada peluang untuk berkembang. Namun disadari jika dikalkulasi prosentase yang tahu dengan yang tidak tahu memang jauh lebih besar prosentase yang tidak tahu. 4. Minat siswa melanjutkan studi ke FDK IAIN Mataram
Untuk mengetahui minat siswa melanjutkan studi ke FDK, berdasarkan hasil survey menunjukkan bahwa, prosentase responden yang mengatakan tertarik hanya 21 % dan sebesar 23 % mengatakan tidak tertarik serta yang mengatakan tidak tahu sebesar 56 %.
Hal ini menunjukkan bahwa masih rendahnya minat
mereka masuk ke FDK. Hal ini dipertegas oleh pernyataan mereka seperti yang dipaparkan dalam angket tertutup dengan mengatakan FDK kurang memiliki posisi tawar/nilai jual ke sektor pasar kerja, dipengaruhi oleh emage masyarakat dan dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Sebenarnya jika kita lihat prosentase yang mengatakan tidak tahu cukup besar. Ini menunjukkan adanya peluang FDK untuk bergerak melakukan pendekatan yang lebih intensif kepada masyarakat. Tidak tahu bukan berarti tidak tertarik bisa jadi ketidaktahuan mereka diakibatkan oleh faktor masyarakat atau faktor dari Fakultas sendiri. Faktor dari masyarakat misalnya, minimnya informasi yang mereka peroleh tentang FDK, jarang mereka bertemu dengan civitas akademik FDK secara langsung. Sedangkan faktor dari 145
lembaga sendiri misalnya, model sosialisasi yang konvensional (brosur, leaflet dan stiker) hanya disebarkan, belum banyak
melakukan terobosan yang
dapat
menarik simpati masyarakat sehingga mereka mengenal Fakultas secara lebih dekat, dan
faktor kebijakan pemerintah yang masih berpihak kepada guru
sehingga Perguruan Tinggi yang melahirkan non keguruan cenderung dilupakan dan diabaikan oleh masyarakat. Adapun responden yang tidak tertarik sebesar 23 % karena mereka lebih didorong oleh posisi tawar FDK yang kurang menjanjikan. 5. Hal-hal yang membuat tertarik masuk ke FDK IAIN Mataram
Sekalipun responden yang mengatakan tertarik masuk ke FDK tergolong minim, namun peneliti ingin mengetahui faktor apa saja yang membuat mereka tertarik. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada komponen ini menunjukkan bahwa responden yang mengatakan tertarik karena namanya hanya sebesar 6 %, responden yang memilih bahwa FDK menjanjikan sebesar 17 % dan yang mengatakan tidak tahu sebesar 77 %. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin mempertegas keberadaan nama FDK yang masih idenktik dengan Fakultas yang melahirkan ahli ceramah dan pidato bukan melahirkan sarjana yang ahli di bidang konseptor dan praktisi dibidang penyiaran dan pengembangan masyarakat. Responden yang mengatakan FDK menjanjikan hanya sebesar 17 %, ini artinya lebih didorong oleh tingkat pemahaman dan kesadaran mereka sudah mulai tumbuh tentang keberadaan FDK. Ini terbukti jumlah mahasiswa FDK setiap tahun semakin menunjukkan angka peningkatan yang signifikan.
146
6. Hal-hal yang membuat tidak tertarik masuk ke FDK IAIN Mataram
Sebaliknya, peneliti mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang membuat tidak tertarik masuk ke Fakultas Dakwah,
sebesar 3 % responden yang
mengatakan tidak tertarik karena namanya, 41 % responden yang mengatakan kurang menjanjikan dan responden yang mengatakan tidak tahu sebesar 56 %. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin meneguhkan FDK belum memiliki posisi yang kuat di pasar kerja dan hal ini diperkuat oleh sikap masyarakat
yang
masih pragmatis, artinya pasar kerja yang menjadi tolak ukur mereka. Sementara yang mengatakan tidak tahu prosentasenya cukup besar yakni 56 % melebihi separuh dari responden yang ada. Prosentase ini juga hampir sama dengan prosentase yang membuat mereka tertarik masuk ke FDK.
Mengapa
prosentasenya cukup besar, setelah ditelusuri berdasarkan hasil angket tertutup sebagian besar responden
mengatakan secara lembaga FDK belum banyak
menjelaskan posisi dan orientasi atau arah ke mana lulusannya. Misalnya, kalau jadi penyuluh di lembaga mana saja, kalau jadi pengembang masyarakat di lembaga mana saja, dan kalau jadi praktisi seperti penyiar, reporter dll di mana pula. Fakta lain diantara mereka ada yang tidak mengenal IAIN namun yang mereka kenal STAIN nya. Apalagi jika ditanya soal Fakultas yang ada sekarang. 7. Apa yang harus dilakukan oleh FDK IAIN Mataram
147
Untuk
mengetahui persepsi responden tentang apa yang
seharusnya dilakukan oleh FDK dengan menawarkan beberapa opsi yang diduga dapat memperteguh dan memperkuat posisi FDK. Hasil survey pada komponen ini menunjukkan bahwa, prosentase responden yang mengatakan harus lebih sering turun ke lapangan alias kunjungan mencapai 20 %, prosentase yang mengatakan buat program ke sekolah sebesar 16 %, 9 % responden
yang mengatakan lewat media (brosur,
leaflet), sementara prosentase yang mengatakan semuanya mencapai 55 %. Hasil survey ini menggambarkan bahwa media yang dipakai selama ini sebagai media atau alat sosialisasi FDK ke masyarakat belum efektif betul sekalipun telah memberikan kontribusi terhadap upaya-upaya tersebut, hanya saja perlu ada upaya-upaya lain. Responden menghendaki adanya sinergisitas dari media-media tersebut artinya jangan sampai berjalan sendiri-sendiri. Misalnya, brosur tidak hanya sekedar dilepas namun perlu menjelaskan isinya sebagai konsekwensi dari lembaga yang ingin dikenal oleh masyarakat. 8. Perubahan nama FDK menjadi nama lain
Faktor lain juga yang diduga mempengaruhi rendahnya minat masyarakat masuk FDK adalah soal namanya. Berdasarkan hasil survey pada komponen ini menunjukkan, responden yang mengatakan sangat setuju sebesar 31 %, setuju 23 %, tidak setuju 19 % dan yang tidak tahu mencapai 27 %. Ini artinya, responden lebih dari separuh menghendaki FDK diganti dengan nama lain. Seperti yang dipersepsikan sebelumnya
148
yakni sebelum survey ini dilakukan bahwa yang menjadi berbincangan serius di kalangan dosen, pegawai, staf ini FDK adalah soal trend nama karena
namanya
menomorduakan
ikut
mempengaruhi
persepsi
masyarakat
yang
FDK. Oleh karena itu, persepsi responden yang
menghendaki pergantian nama perlu ditidaklanjuti dan direspon secara arif. 9. Pilihan utama masuk ke IAIN Mataram
Selanjutnya, pernyataan yang diajukan kepada responden mengenai pilihan utama masuk ke IAIN Mataram. Lebih dari separuh responden yang mengatakan pilihannya ke Fakultas Tarbiyah yakni mencapai 60 %, yang mengatakan pilihannya kepada FDK 23 mencapai 17 %.
% , sementara yang memilih Fakultas Syariah
Seperti yang diduga semula, Fakultas Tarbiyah merupakan
Fakultas yang paling diminati oleh masyarakat, namun yang menarik dari jawaban responden dari tiga pilihan ini adalah FDK berada pada urutan ke dua di atas Fakultas Syariah. Berdasarkan persepsi ini berarti ada trend dan peluang FDK peminatnya meningkat. Hal ini juga dipertegaskan oleh pernyataan responden pada angket tertutup yang sebagian besar responden mengharapkan FDK melakukan terobosan yang memberikan peluang kerja bagi lulusannya. Berarti tidak mustahil pada masa yang akan datang FDK menjadi pilihan utama masyarakat. 10. Alasan tertarik masuk ke FDK
149
Untuk mengetahui prosentase alasan responden tertarik masuk FDK diperoleh hasil 26 % responden mengatakan sesuai dengan bakat, 30 % ikut teman, dorongan keluarga sebesar 5 % dan 39 % responden mengatakan tidak tahu. Berdasarkan hasil analisis ini, hanya sepertiga responden yang mengatakan sesuai dengan bakat dan minat mereka dan selebihnya berdasarkan ikut teman, dorongan keluarga dan tidak tahu. Sepertiga dari mereka yang masuk FDK berdasarkan bakat dan minat, berarti hal ini masih tergolong minim jika dibandingkan dengan Fakultas lain. Berdasarkan persepsi responden menunjukkan bahwa FDK sebenarnya tidak amat rendah animo masyarakat masuk FDK. Untuk itu, berdasarkan harapan responden melalui angket tertutup, setidak-tidaknya FDK terus meningkatkan peran dan fungsinya baik secara institusi maupun sosial di tengah-tengah masyarakat sehingga mereka semakin simpatik masuk ke FDK IAIN Mataram. 11. Alasan tertarik masuk ke Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam
Sebagai referensi dengan
mengajukan pertanyaan yang sama
sekaligus perbandingan ke Fakultas lain seperti Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam dan Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Alasan tertarik masuk Fakultas Syariah
responden
24 % responden mengatakan sesuai
dengan bakat, 31 % ikut teman, dorongan keluarga sebesar 9 % dan 36 % responden mengatakan tidak tahu. Berdasarkan hasil analisis ini, kurang dari sepertiga responden yang mengatakan sesuai dengan bakat dan minat mereka dan selebihnya berdasarkan ikut teman, dorongan keluarga dan tidak tahu. Jika kita bandingkan dengan FDK, maka FDK sedikit lebih baik dengan Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam. Sementara untuk Fakultas 150
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
berdasarkan hasil survey menunjukkan
angkanya yang cukup signifikan dengan hasil 47 % responden mengatakan sesuai dengan bakat, 15 % ikut teman, dorongan keluarga sebesar 8 % dan 30 % responden mengatakan tidak tahu. 12. Alasan tertarik masuk ke Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
D. Refleksi Hasil Temuan Berdasarkan hasil survey tentang persepsi siswa mengenai keberadaan FDK menunjukkan arah yang memberikan gambaran bahwa FDK selama ini masih dipersepsikan oleh responden sebagai Fakultas yang identik dengan menghasilkan ahli pidato, ahli ceramah atau sebagai da,i. Kondisi ini diperlemah oleh pencitraan mereka yang memberikan justifikasi bahwa FDK adalah milik orang-orang yang bakat pidato atau memilik potensi untuk berdakwah sebaliknya mereka yang tidak memiliki bakat pidato atau bakat berdakwah nampaknya meraka kurang berminat masuk ke FDK. Persoalan lain yang dihadapi oleh FDK berdasarkan hasil survey adalah masalah out put FDK yang belum banyak diterima di sektor pasar kerja. Ukuran mereka adalah sejauhmana lulusannya dapat diserap pasar kerja, maka tidak heran responden mengatakan FDK kurang menjanjikan dalam lapangan kerja mencapai 43 %. Selanjutnya, responden yang mengetahui peran dan fungsi FDK jauh lebih sedikit prosentasenya dari prosentase responden yang tidak mengetahui. Ini artinya, FDK memiliki tugas berat untuk lebih berperan membangun komunikasi dengan masyarakat. Tugas berat yang dimaksud tidak hanya persoalan kualitas 151
pendidikan yang ada didalamnya namun juga pada persoalan emage, peran dan fungsi di tengah-tengah
masyarakat. Jika peran dan fungsi ini dikelola dan
dikembangkan dengan baik,
maka tidak mustahil akan semakin mempertegas
posisi, peran dan fungsi FDK di mata masyarakat akan semakin kuat. Persepsi responden tentang faktor-faktor yang membuat tertarik masuk ke FDK. Sebagian kecil responden mengatakan karena menjanjikan dan sebagian besar responden mengatakan tidak tahu. Ini artinya, program yang ditawarkan selama ini menurut pandangan mereka belum memiliki posisi tawar (bargaining) yang kuat ke berbagai pasar kerja khususnya di sektor publik. Hal ini dipertegas oleh harapan responden seperti yang tertulis dalam angket tertutup bahwa FDK harus memainkan peran penting ke berbagai sektor, sehingga FDK memiliki peran strategis di tengah-tengah masyarakat. Sebaliknya, persepsi responden tentang faktor-faktor
yang membuat tidak tertarik masuk ke FDK IAIN Mataram,
sebagian besar responden mengatakan FDK kurang menjanjikan selebihnya mengatakan menjanjikan. Berdasarkan persepsi responden ini, maka posisi FDK saat ini jika dibandingkan dengan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan khsususnya kurang memiliki prospek yang menjanjikan. Hal ini diakui oleh civitas akademik FDK selama ini, rendahnya minat masyarakat masuk ke FDK disebabkan oleh faktor prospek kerja. Dalam konteks inilah, Malayu S.P. Hasibuan6 mengatakan bahwa, orang ingin bekerja karena ingin hidup, posisi, kekuasaan dan pengakuan (the desire to life, to position, to fower and recognization). Maka tidak heran setiap tahun FDK terus berikhtiar melakukan berbagai pendekatan-pendekatan kepada masyarakat maupun berbagai instansi pemerintah dalam rangka membuka ruang dan peluang kerja bagi alumninya. Pendapat responden tentang apa yang seharusnya dilakukan oleh FDK saat ini, sebagian besar responden menghendaki model-model sosialisasi yang partisipatif seperti kunjungan ke sekolah-sekolah terus dilakukan tidak hanya waktu saat penerimaan mahasiswa baru namun perlu dijadwalkan secara berkala, informasi lewat media massa dan
elektorik perlu diperbanyak, dan membuat
program pemberdayaan ke sekolah maupun ke masyarakat perlu ditingkatkan. Adapun pilihan utama responden masuk ke IAIN Mataram, sebagian besar 6
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara, 2001, 20.
152
responden memilih Fakultas Tarbiyah dan selebihnya memilih FDK dan Syariah. Ini berarti masyarakat masih dominan menghendaki menjadi guru sedangkan profesi yang lain kurang dilirik sehingga kondisi ini semakin memperkuat kesan masyarakat bahwa FDK belum menjadi pilihan utama masyarakat namun hanya sebagai pilihan alternatif. E. Punutup Berdasarkan hasil survey tentang perpepsi siswa terhadap keberadaan FDK dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: pertama, persepsi responden tentang keberadaan FDK, sebagian besar responden mengatakan asing dan selebihnya mengatakan tidak asing. Hal ini berarti keberadaan FDK belum merata tersosialisasi ke semua lapisan masyarakat. Sedangkan persepsi responden tentang peran dan fungsi FDK IAIN Mataram, sebagian besar responden mengatakan belum mengetahui peran dan fungsi FDK IAIN Mataram dan selebihnya mengatakan mengetahui. Artinya, peran dan fungsi yang selama ini berjalan, belum banyak dikenal oleh masyarakat luas, khususnya ke lembaga-lembaga pendidikan. Kedua; persepsi responden tentang faktor-faktor yang membuat tertarik masuk ke FDK. Sebagian kecil responden mengatakan karena menjanjikan dan sebagian besar responden mengatakan tidak tahu. Ini artinya, program yang ditawarkan selama ini kurang memiliki posisi tawar (bargaining) dalam dunia kerja. Sebaliknya, persepsi responden tentang faktor-faktor yang membuat tidak tertarik masuk ke FDK IAIN Mataram. Sebagian besar responden mengatakan FDK kurang menjanjikan selebihnya mengatakan menjanjikan. Berdasarkan persepsi responden ini, maka posisi FDK saat jika dibandingkan dengan Fakultas lain kurang memiliki prospek yang menjanjikan. Ketiga; pendapat responden apa yang harus dilakukan oleh FDK saat ini, sebagian besar responden menghendaki sosialisasi diperkuat melalui kunjungan ke sekolah-sekolah, informasi lewat media massa dan elektorik, dan membuat program pemberdayaan ke sekolah maupun ke masyarakat serta perubahan nama Fakultas Dakwah. Keempat; pilihan utama responden masuk ke IAIN Mataram, sebagian besar responden memilih Fakultas Tarbiyah dan selebihnya memilih FDK dan Syariah. Ini berarti semakin memperkuat kesan masyarakat bahwa FDK belum menjadi pilihan utama masyarakat namun hanya sebagai pilihan alternatif. 153
Berdasarkan hasil temuan tersebut, maka disarankan pertama; FDK perlu memperkuat sistem manajemen sosialisasi kepada masyarakat yang selama ini masih berjalan secara konvensional (brosur, leaflet) namun perlu terus memperkuat melalui model-model inkonvensional seperti kunjungan-kunjungan tidak resmi dengan penguatan program-program yang relevan antara FDK dengan masyarakat. Kedua; FDK terus membuka komunikasi ke lembaga terkait melalui upaya-upaya kemitraan yang saling menguntungkan. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktis). Penerbit PT Rineka Cipta, 2006. Bjorklund, D.V. Children's Thinking: Developmental Function and individual Differences. 3rd Ed. Belmont, CA : Wadsworth Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Persepsi"Kategori: Psikologi | Kognisi, 2000. Bogdan dan Biklen, Qualitative Research For Education An Introduction to Theory and Methods. Boston Allyn dan Bacon Inc, 1982. Bradley Steffens, Ibn al-Haytham, First Scientist, Morgan Reynolds Publishing, 2006. Damajanti, Irma, Psikologi Seni, Penerbit Kiblat, Bandung, 2006. Danah Zohar dan Ian Marshall terj. SQ – Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam Berpikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Hidup, Penerbit Mizan, Bandung, 2000. Depdiknas, Kamus Besar Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka, 2002. Dirjen Binbaga Islam, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Tentang Perguruan Tinggi, Jakarta, 1991. Fauzi, Ahmad. Psikologi Umum. Bandung Pustaka Setia, 1997. Jalaluddin Rakhmat dalam Danah Zohar, SQ – Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam Berpikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Hidup, Mizan, Jakarta, 2000. Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001. Miles, Matthew B. dan Hubermen, Michael A. Qualitative Data Analogis. Beverly Hills California, 1992. 154
Moleong, Lexy, J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006. Sobur, Alex, Psikologi Umum, Bandung: Pustaka Setia, 2003. Tukiran dkk., Sumber Daya Manusia Tantangan Masa Depan, PSKK UGM, 2007.
155