MOTIVASI MAHASISWA MEMILIH JURUSAN BKI
Winengan Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Mataram. Abstrak Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam merupakan jurusan terbaru yang ada di lingkungan Fakultas dakwah IAIN Mataram. Meskipun berada di lingkungan fakultas yang selama ini langka peminat, namun di luar dugaan, jurusan ini mendapatkan respon yang cukup baik dari masyarakat. Hal ini terlihat dari jumlah peminatnya yang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Sedangkan menurut hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 2013 mengungkapkan, bahwa para peminat jurusan ini lebih banyak didapatkan informasi dari teman-teman sekolahnya dibandingkan dengan media sosial/pola sosialisasi lainnya. Adapun motivasi mahasiswa memilih jurusan ini cukup idealis, karena datang dari dalam diri mereka sendiri (instrinsik), yaitu ingin mengkaji ilmu bimbingan dan konseling Islam.
Kata Kunci: Mahasiswa, Motivasi, Jurusan BKI
31
Jurnal al-Tazkiah, Vol.4 No.1, 2014: 31-45
A. Pendahuluan Salah satu unsur terpenting dalam proses pembangunan adalah sumber daya manusia. Dialah yang memikirkan, merencanakan, melaksanakan, merasakan suka duka, manis pahit, dan yang menikmati hasil dari pembangunan itu. Hal ini berarti bahwa untuk mencapai keberhasilan pembangunan, maka kualitas manusia sangat menjadi andalan utama. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas manusia sebagai kader pembangunan adalah melalui sektor pendidikan, karena pendidikan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, berkepribadian, mandiri, cerdas, kreatif, terampil, disiplin, bertanggung jawab, beretos kerja profesional, produktif, serta sehat jasmani dan rohani. Telah menjadi komitmen seluruh komponen bangsa bahwa percepatan peningkatan pendidikan di Indonesia merupakan hal serius dan mendesak untuk dilakukan. Kegagalan mengelola pendidikan jelas berakibat pada semakin buruknya kondisi bangsa. Ketertinggalan Indonesia dalam bidang sumber daya manusia di antara negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara menuntut semua pihak untuk memberikan perhatian lebih terhadap dunia pendidikan terutama pendidikan tinggi. Perhatian terhadap kualitas pendidikan tidak hanya tanggung jawab pemerintah pusat tetapi juga pemerintah daerah. Berangkat dari keinginan ini, pemerintah daerah Nusa Tenggara Barat bersama semua unsur masyarakat NTB telah berhasil menanamkan saham berupa investasi pendidikan terutama pendidikan tinggi. Salah satu investasi nyata itu adalah terbentuknya Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram. IAIN Mataram yang merupakan perubahan status dari STAIN Mataram yang disahkan melalui Surat Keputusan Presiden RI Nomor 91 Tahun 2004. Keberhasilan IAIN mataram mengembangkan kelembagaannya ini tidak terlepas dari hasil perjuangan dari masyaraktat NTB, mulai dari civitas akademika STAIN Mataram, gubernur, DPRD Propinsi NTB, tokoh masyarakat, tokoh agama hingga organisasi-organisasi sosial keagamaan. 32
Motivasi Mahasiswa memilih Jurusan BKI (Winengan)
Adanya dukungan (support) dari semua lapisan masyarakat itu menunjukkan bahwa keberadaan Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) sesungguhnya mendapat respon positif dari masyarakat. Respon positif dari masyarakat Nusa Tenggara (NTB & NTT) sebetulnya sudah ada sejak IAIN Mataram berstatus STAIN. Salah satu bukti dukungan masyarakat tersebut terlihat dengan jelas melalui tingginya animo masyarakat yang menguliahkan putra putrinya untuk menimba ilmu (kuliah) ke IAIN Mataram, hanya saja respon positif masyarakat ini ternyata tidak merata ke semua fakultas yang ada di lingkungan IAIN Mataram. Memang, sudah menjadi rahasia umum, bahwa di antara fakultas-fakultas atau jurusan-jurusan yang ada di lingkungan Perguruan Tinggi Islam Negeri/Swasta (PTAIN) seperti UIN, IAIN, STAIN, dan beberapa PTAIS. Fakultas dakwah merupakan fakultas atau jurusan yang kurang diminati oleh calon mahasiswa. Kondisi yang tidak jauh berbeda juga dialami oleh Fakultas Adab dan Ushuluddin. Jika dilihat dari peringkat jumlah peminat, fakultasfakultas tersebut biasanya berada pada urutan buncit. Hal ini berbeda dengan Tarbiyah yang kualahan menerima calon mahasiswa. Rendahnya animo calon mahasiswa masuk ke fakultas ini berakibat pada tidak adanya proses seleksi masuk secara maksimal. Tidak jarang sejumlah cemoohan pun muncul setiap kali masa penerimaan mahasiswa baru, seperti cemoohan yang menyatakan “jumlah mahasiswa yang diterima lebih besar dari jumlah pendaftar.” Sedangkan beberapa alasan mengapa Fakultas Dakwah dan Komunkasi kurang diminati oleh calon pendaftar; pertama, adanya imej di kalangan masyarakat luas bahwa lulusan yang bakal laku dan terserap di pasar kerja adalah Fakultas Tarbiyah (Fakultas Pendidikan) sehingga banyak orang tua yang menetapkan pilihan pertama bagi putra-putrinya ke Fakultas Pendidikan ini. Jika pilihan pertama ini gagal, biasanya orang tua mengarahkan putraputrinya ke Fakultas Syariah sebagai pilihan kedua. Sementara Fakultas Dakwah adalah pilihan terakhir. Akibatnya jelas, bahwa Fakultas Dakwah hanya memperoleh mahasiswa limpahan (remaining student) yang tentu saja dari segi 33
Jurnal al-Tazkiah, Vol.4 No.1, 2014: 31-45
kemampuan akademik berada di bawah mereka yang terserap di kedua fakultas lainnya. Kedua, kurangnya sosialisasi secara khusus tentang keberadaan Fakultas Dakwah kepada masyarakat. Kurang tersosialisasikannya fakultas ini berakibat pada ketidaktahuan masyarakat terhadap Fakultas Dakwah. Opini yang berkembang adalah bahwa fakultas ini hanya dipahami sebatas institusi pendidikan yang hanya mencetak da’i konvensional atau “tukang ceramah”. Lapangan kerja yang tersedia untuk lulusan fakultas ini seolah-olah hanya sebatas khotib, da’I, dan imam shalat. Akibatnya, berkembang pemikiran di masyarakat bahwa kalau orang tua menginginkan anaknya menjadi da’i, maka tak perlu mengirim anaknya ke Fakultas Dakwah, tetapi cukuplah di pesantren. Padahal, melalui dua jurusan yang ada, yakni Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) dan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI), fakultas ini diharapkan mampu menghasilkan out put sekaligus out comes yang tidak saja mampu menjadi da’i dalam pengertian konvensional (tukang ceramah, memimpin do’a, dan sejenisnya) tetapi juga akan dapat dimanfaatkan oleh banyak departemen dan instansi swasta lainnya untuk berbagai profesi. Menyikapi problematika minimnya jumlah pendaftar atau peminat pada Fakultas Dakwah ini, pihak pengelola fakultas melakukan suatu terobosan strategis dengan mencoba menambah atau membuka jurusan lain. Salah satu tambahan jurusan baru yang telah dibuka dan mendapatkan izin operasional dari Dirjen Pendidikan Tinggi Islam adalah
Bimbingan dan Konseling Islam,
sehingga sekarang ini Fakultas Dakwah IAIN Mataram terdiri dari tiga jurusan, KPI, PMI, dan BKI. Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam (BKI) yang secara resmi mendapatkan izin operasional pertama kali berdasarkan SK Dirjen Pendidikan Islam SK Nomor Dj. I/52/2011 yang mengawali penerimaan mahasiswa perdananya pada Tahun Akademik 2011/2012.1 Dalam menyosialisasikan jurusan ini, beberapa upaya yang telah dilakukan pengelola Jurusan BKI untuk menarik minat calon mahasiswa barunya adalah dengan gencar melakukan
1
34
Jurusan BKI, Dokumen, 2013.
Motivasi Mahasiswa memilih Jurusan BKI (Winengan)
sosialisasi, baik melalui media, roadshow ke sekolah atau madrasah, sosialisasi melalui mahasiswa, maupun sosialisasi oleh pegawai dan dosen di lingkungan Fakultas dakwah IAIN Mataram. Sedangkan beberapa bentuk informasi sebagai materi sosialisasi yang ditawarkan adalah deskripsi tentang prosfek kerja lulusan, tenaga pengajar, dan konsentrasi yang ditawarkan yang meliputi konsentrasi keluarga dan madrasah dengan iming-iming dapat menjadi guru Bimbingan dan Konseling.2 Sebagai jurusan termuda di Fakultas Dakwah bahkan di lingkungan IAIN Mataram, pada awalnya, para pengelola jurusan ini sempat pesimistis terhadap jumlah peminat jurusan ini, karena di samping baru beroperasi, Jurusan BKI ini juga berada di bawah naungan Fakultas Dakwah yang selama ini kurang dilirik (diminati) oleh calon mahasiswa IAIN Mataram, jika dibandingkan dengan fakultas Syari’ah (terutama Jurusan Ekonomi Islam), apalagi Tarbiyah. Namun fakta berkata lain, di luar dugaan Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah IAIN Mataram ternyata mendapatkan respon yang sangat baik dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan tingginya animo masyarakat (calon mahasiswa) yang memilih jurusan Bimbingan dan Konseling Islam ini dalam setiap pendaftaran mahasiswa baru di IAIN Mataram. Bahkan
peminatnya
mampu mengalahkan jumlah peminat dari dua jurusan lain yang telah ada sebelumnya di Fakultas Dakwah, yaitu KPI dan PMI dan dua jurusan di Fakultas Syari’ah, yaitu Muamalah dan AS. Berdasarkan data Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru IAIN Mataram tahun akademik 2011/2012, perbandingannya adalah sebagai berikut:3 Jurusan Mu’amalah
AS
KPI
PMI
BKI
On-line*
28
18
23
13
50
Mandiri**
85
59
135
84
208
Jalur
Keterangan: * Jumlah yang melakukan daftar ulang ** Jumlah rekapitulasi dari pilihan I dan II 2 3
FDK, Brosur Penerimaan Mahasiswa Baru, 2012. Panitia SPMB IAIN Mataram, Dokumen, 2012.
35
Jurnal al-Tazkiah, Vol.4 No.1, 2014: 31-45
Kecenderungan penyebab tingginya jumlah mahasiswa yang memilih jurusan BKI yang bernaung di bawah Fakultas Dakwah IAIN Mataram ini tentu ada hubungannya dengan motivasi yang mereka miliki. Motivasi-motivasi tersebut secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi minat belajar mahasiswa. Mahasiswa yang mempunyai motivasi dari dalam diri sendiri (intrinsik) karena mengejar suatu kebutuhan atau harapan tertentu, tentu akan lebih baik daripada mahasiswa yang memilih jurusan Bimbingan dan Konseling Islam karena pengaruh dari luar (ektrinsik); baik itu pengaruh lingkungan, karena diajak teman, ikut–ikutan, dorongan orang tua, dan lain sebagainya. Memperhatikan tren peningkatan jumlah peminat Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam di atas, penelitian ini menemukan urgensinya untuk dilakukan sebagai bahan pijakan pengambilan sikap dan kebijakan pengembangan Prodi Bimbingan dan Konseling Islam, baik oleh pengelola Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam (pengelola Fakultas Dakwah), maupun pengelola IAIN Mataram, agar respon baik dan kepercayaan masyarakat terhadap Prodi ini tetap terjaga, sehingga diharapkan dalam setiap tahun akademik, peminat terhadap Prodi Bimbingan dan Konseling Islam ini terus mengalami peningkatan. B. Metodologi Penelitian Penentuan rancangan atau desain suatu penelitian sangat ditentukan oleh tujuan dari penelitian tersebut. Oleh karena itu, berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan, desain penelitian tentang “Motivasi Mahasiswa memilih Jurusan BKI Fakultas dakwah IAIN Mataram” ini adalah deskriptif-kuantitatif, yaitu metode penelitian
yang menekankan analisisnya pada data numerikal (angka) yang
diolah dengan metode statistika. Penelitian kuantitatif banyak dituntut menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut serta penampilan dari hasilnya. Demikian juga mengenai pemahaman akan kesimpulan penelitian, akan lebih baik apabila disertai dengan tabel, grafik, bagan, gambar atau tampilan lain.4
4
36
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), 10.
Motivasi Mahasiswa memilih Jurusan BKI (Winengan)
Sedangkan salah satu karakteristik penelitian kuantitatif adalah penentuan jumlah sampel dari populasi yang diteliti. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.5 Sedangkan populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa BKI angkatan 2011/2012 dan 2012/2013 yang jumlah keseluruhannya 210 orang dan terbagi menjadi 7 kelas. Sedangkan sampel adalah satu bagian dari populasi yang dipilih untuk mewakili populasi.6 Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampelnya menggunakan Simple Random Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel secara acak, di mana setiap populasi diberikan kesempatan yang sama untuk dipilih. 7 Karena jumlah populasinya sudah diketahui sebanyak 210 orang, dengan tingkat presisi yang ditetapkan 5 %, jumlah dalam penelitian ini ditetapkan sebanyak 34 orang. Selanjutnya, dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan tehnik angket. Penyebaran angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi sejumlah kuisioner (pertanyaan tertulis) yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden terkait dengan laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.8 Model angket yang diterapkan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, yaitu alternatif-alternatif jawaban pertanyaan sudah disediakan oleh peneliti, sehingga responden memberikan jawaban dari setiap pertanyaan berdasarkan jawaban yang telah disediakan.9 Sedangkan dalam melakukan analisis data, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif kategori distribusi frekuensi, yaitu analisis yang digunakan untuk menggambarkan peristiwa, perilaku atau obyek lainnya dengan membuat tabel frekuensi dari masing-masing jawaban atas
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: CV. Alfabeta, 2008), 57. Permanik, Hubungan Antara Minat Belajar Gaya Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa Rumpun Perdagangan SMEA Negeri Kediri (Malang: Program Sarjana IKIP Malang, 1991), 88. 7 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metode Penelitian Sosial (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), 45. 8 Arikunto, Prosedur Penelitian..., 151. 9 Akbar, Metode Penelitian..., 62. 5 6
37
Jurnal al-Tazkiah, Vol.4 No.1, 2014: 31-45
pertanyaan yang diajukan..10
Teknik analisis data yang digunakan adalah
analisis kuantitatif dengan langkah-langkahnya yaitu: 1) klasifikasi distribusi data sesuai dengan aspek yang mewakilinya; 2) melakukan tabulasi dengan tabel yang telah tersedia untuk perhitungan nilai frekwensi distribusi dan prosentase. dan 3) data kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis statistik yang merupakan hasil dari cros tabulasi.11 C. Temuan Penelitian Melakukan upaya-upaya yang dapat menarik minat masyarakat untuk memilih jurusan baru, apalagi berada pada fakultas yang kurang diminati, merupakan tanggung jawab berat dan menjadi konsekwensi yang harus dihadapi oleh para pengelolanya. Hal ini terlihat pada Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah IAIN Mataram sebagai jurusan terbaru di lingkungan IAIN Mataram yang mulai beroperasi sejak tahun akademik 2011/2012, 12 Beberapa upaya menarik simpati masyarakat yang telah dilakukan sejak mendapatkan izin operasional adalah pihak pengelola melakukan sosialisasi program studi ini ke seluruh lapisan masyarakat, baik melalui pondok pesantren, tokoh agama dan masyarakat, lembaga pemerintahan, dan lembaga-lembaga pendidikan tingkat SLTA (SMU, SMK, MA) yang ada di wilayah Nusa Tenggara Barat, baik yang statusnya negeri maupun swasta. Hal ini dimaksudkan agar prodi BKI dapat tersosialisasi kepada seluruh siswa yang tersebar di berbagai sekolah atau madrasah, karena sumber masukan prodi BKI adalah para lulusan pendidikan formal di tingkat SLTA, sehingga calon mahasiswa prodi BKI benar-benar direkrut melalui proses seleksi untuk mendapatkan masukan yang bermutu. Meskipun Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah IAIN Mataram ini merupakan jurusan baru, namun peminat jurusan ini cukup tinggi, bahkan lebih unggul dengan beberapa jurusan yang sudah lama beroperasi di lingkungan IAIN Mataram.
Selain itu, hasil survey mengungkapkan bahwa
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), 94. 11 Arikunto, Prosedur Penelitian..., 209. 12 Winengan, Laporan Penelitian, 2013. 10
38
Motivasi Mahasiswa memilih Jurusan BKI (Winengan)
jumlah responden yang pernah mendapatkan informasi tentang Jurusan BKI sebelum memilih Jurusan BKI Fakultas Dakwah IAIN Mataram adalah sebagai berikut; 30,56 % responden mengatakan
pernah dan mendetail, 52,78 %
responden mengatakan pernah tetapi sekilas, dan 16,67 % responden mengatakan tidak pernah sama sekali. Berdasarkan data ini, pada umumnya mahasiswa Jurusan BKI ini belum menerima informasi secara utuh tentang Jurusan BKI ketika menentukan pilihannya. Adapun isi informasi yang menarik tentang Jurusan BKI yang menjadi pendorong mahasiswa memilih Jurusan BKI Fakultas Dakwah IAIN Mataram adalah sebagai berikut; 88,23 % responden mengatakan peluang kerjanya lebih menjanjikan, 2,9 % responden mengatakan karena fasilitasnya, dan 8,8 % responden mengatakan karena dosen-dosennya. Data ini menunjukkan, bahwa mahasiswa tertarik untuk memilih Jurusan BKI karena menurut mereka lulusan Jurusan BKI ini memiliki peluang kerja yang menjanjikan.13 Beberapa media yang selama ini menjadi sumber informasi mahasiswa dalam mengenal keberadaan Jurusan BKI Fakultas Dakwah IAIN Mataram adalah sebanyak 44,44% responden menjawab brosur, 52,78 % responden menjawab teman, dan 2,78 % responden menjawab internet. Berdasarkan data ini, bahwa media yang lebih efektif untuk mensosialisasikan keberadaan dari Jurusan BKI ini adalah melalui teman-teman mereka. Awal mahasiswa mengenal Jurusan BKI Fakultas Dakwah IAIN Mataram sebelum menentukan pilihan pada jurusan ini adalah 27,78 % responden mengatakan ketika masih sekolah, 36,11 % responden mengatakan setelah lulus sekolah, dan 36,11 responden mengatakan ketika mendaftar ujian masuk di IAIN Mataram.14 Ketika mahasiswa menentukan pilihan pada Jurusan BKI Fakultas Dakwah IAIN Mataram, orang yang telah menyuruh mereka memilih jurusan ini adalah 97,22 % responden menjawab kemauan sendiri, 2,78 % responden menjawab disuruh orang tuanya, dan 0 % responden yang menjawab teman. Data ini menunjukkan bahwa ada keseriusan dan keinginan yang kuat bagi mahasiswa 13 14
Ibid. Ibid.
39
Jurnal al-Tazkiah, Vol.4 No.1, 2014: 31-45
untuk menekuni studi di Jurusan BKI ini. Adapun yang menjadi alasan mereka memilih Jurusan BKI ini sebagai tempat mereka kuliah adalah 0 % responden mengatakan biayanya murah, 30,56 % mengatakan karena statusnya negeri, dan 69,44 % responden mengatakan karena peluang kerjanya banyak.15 Tujuan mahasiswa memilih Jurusan BKI Fakultas Dakwah IAIN Mataram ini sebagai tempat mareka kuliah, 88,89 % responden mengatakan ingin memperdalam ilmu tentang BKI, 8,33 % responden mengatakan ingin cepat mendapatkan pekerjaan, dan 2,78 % responden mengatakan tidak ada secara pasti atau ain-lain. Ketika mereka sekarang ini telah diterima dan mengikuti proses perkuliahan di Jurusan BKI Fakultas Dakwah IAIN Mataram, perasaan mereka adalah, 86,11 % responden mengatakan merasa senang, 13,89 % responden mengatakan biasa-biasa, dan tidak ada seorang pun dari responden yang ingin pindah ke jurusan lain. Sedangkan ketika ditanya tentang peluang kerja bagi lulusan Jurusan BKI Fakultas Dakwah IAIN Mataram ini, 80,56 % responden mengatakan banyak, 13,89 % responden mengatakan kurang menjanjikan, dan 5,56 % responden mengatakan tidak jelas. Sebagai bentuk simpati mahasiswa terhadap Jurusan BKI Fakultas Dakwah IAIN Mataram; jika ada orang lain yang ingin memilih jurusan BKI; saran mereka adalah, 80,56 % responden mengatakan menganjurkan mereka; 13,89 % responden mengatakan tidak ikut campur atau membiarkan dan tidak memberikan saran apa-apa;
5,56 % responden
mengatakan akan melarang.16 Setelah mahasiswa BKI menyelesaikan studi di Jurusan BKI ini; jenis pekerjaan yang ingin mereka geluti adalah; 55,56 % responden mengatakan ingin menjadi tenaga konseling; 38,89 % responden mengatakan ingin menjadi tenaga pengajar; 5,56 % responden mengatakan lain-lain, namun tidak disebutkan apa jenis pekerjaan lain-lain tersebut. Sedangkan status pekerjaan yang mereka idamidamkan adalah; 86,11 % responden mengatakan sebagai PNS; 8,33 % responden mengatakan sebagai swasta; 5,56 % responden mengatakan lain-lain, namun tidak disebutkan seperti apa status pekerjaan yang lain-lain tersebut. 15 16
40
Ibid. Ibid.
Motivasi Mahasiswa memilih Jurusan BKI (Winengan)
Berdasarkan data tersebut, menjadi PNS masih merupakan cita-cita idaman bagi seluruh mahasiswa tentang status pekerjaan yang mereka harapkan untuk masa depannya.17 D. Pembahasan Hasil Penelitian Pembahasan hasil penelitian ini mempresentasikan dua faktor motivasi mahasiswa Jurusan BKI Fakultas Dakwah IAIN Mataram dalam memilih program studi BKI yaitu faktor intrinsik adalah faktor yang berasal dari dalam diri mahasiswa itu sendiri dan faktor ekstrinsik yaitu faktor pendorong yang berasal dari luar atau karena pengaruh rangsangan dari luar. 1.
Faktor Intrinsik Analisis faktor intrinsik akan memaparkan motivasi mahasiswa Jurusan
BKI Fakultas Dakwah IAIN Mataram yang berasal dari dalam diri mahasiswa itu sendiri ketika memilih program studi BKI. Berdasarkan hasil tabulasi jawaban responden, secara umum motivasi terbesar mahasiswa Jurusan BKI ketika memilih jurusan BKI adalah ketertarikan untuk mengkaji keilmuan BKI itu sendiri. Oleh karena itu, ketika mereka sekarang sudah diterima dan menjalani proses perkuliahan di Jurusan BKI, mereka merasa senang tetap kuliah di jurusan ini, dan tidak ada keinginan mereka untuk pindah ke jurusan lain. Ketertarikan untuk mengkaji keilmuan BKI ini juga didukung dengan adanya kecenderungan mereka untuk tetap menekuni kajian keilmuan BKI ini setelah mereka selesai menjalani proses perkuliahan, karena para responden pada umumnya tertarik untuk menjadi konselor sebagai jenis pekerjaan yang ingin mereka tekuni. Selain tertarik atau suka dengan keilmuan BKI dengan memilih Jurusan BKI, mahasiswa berharap mempunyai masa depan yang bagus yaitu menjadi Pegawai Negeri Sipil atau PNS pada umumnya. Menurut mereka, lulusan Jurusan BKI ini memiliki peluang kerja yang banyak dan sangat menjanjikan. Jadi, menurut mereka pilihan untuk kuliah di Jurusan BKI Fakultas dakwah IAIN Mataram adalah pilihan yang tepat untuk masa depan mereka.
17
Ibid.
41
Jurnal al-Tazkiah, Vol.4 No.1, 2014: 31-45
Selain motivasi diatas, responden dalam menentukan pilihan program studi BKI merupakan keinginan yang datang dari diri sendiri tanpa paksaan dari pihak lain terlepas nanti akan menjadi tenaga konselor, tenaga pengajar, atau apapun, tapi pilihan yang mereka tentukan benar–benar murni atas kesadaran mereka sendiri. Motivasi ini tentu dapat membantu mahasiswa dalam upaya mempercepat penyelesaian masa studinya. Namun yang perlu mendapat perhatian, bahwa mahasiswa masih banyak yang belum mendapatkan informasi secara utuh tentang jurusan BKI sebelum memilih, dan mereka kebanyakan mengetahui keberadaan jurusan ini dari teman-temannya, buka melalui mediamedia sosialisasi, seperti spanduk atau brosur, sehingga umumnya mereka banyak mengetahui keberadaan jurusan ini ketika mendaftar masuk di IAIN Mataram. Kurangnya informasi yang dimiliki responden, setidaknya menjadi pelajaran responden lain yang akan menentukan pilihan program studi supaya mereka tidak salah mengambil keputusan, bahkan menyesal atas keputusan yang diambilnya. Jadi jauh hari sebelumnya memang harus mencari informasi sebanyak mungkin, agar mereka tahu program studi yang tepat, dan arah kerja mereka setelah mereka nantinya selesai kuliah. Selain hal tersebut pihak-pihaak yang berkaitan seperti sekolah, perguruan tinggi ataupun orang terdekat seperti orang tua, keluarga hendaknya memberi informasi atau sosialisasi yang selengkap mungkin sehingga responden dapat memilih program studi yang tepat sesuai dengan keinginan dan skill yang dimilikinya serta prospek kerja di masa yang akan datang. 2.
Faktor Ekstrinsik Analisis faktor ekstinsik akan memaparkan motivasi mahasiswa Jurusan
BKI Fakultas Dakwah IAIN Mataram dalam memilih jurusan yang berasal dari luar diri responden. Faktor-faktor tersebut antara lain dari orang tua, teman, lingkungan, dan sebagainya. Dari hasil penelitian yang diperoleh di lapangan, faktor ekstrinsik yang mendorong responden untuk memilih Jurusan studi BKI adalah faktor dorongan 42
Motivasi Mahasiswa memilih Jurusan BKI (Winengan)
dari orang tua. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa peran orang tua juga dapat menjadi penentu dalam pengambil keputusan terutama di bidang pendidikan bagi seorang anak, meskipun dalam hal ini tidak terlalu besar, karena banyak di antara responden sebenarnya memilih jurusan ini karena kemauannya sendiri, karena ingin menjadi tenaga konselor, guru, dan lainnya dengan status PNS, swasta, atau lainnya. Tetapi terlepas dari cita-cita atau keinginan apapun mereka yang sebenarnya, sekali lagi peran orang tua masih menentukan, bahkan terkadang mampu menyingkirkan keinginan atau cita-cita yang sesungguhnya, dalam hal ini responden atau anak mereka. Faktor kedua yang mempunyai peranan cukup besar adalah faktor teman. Tidak sedikit dari responden yang memilih prodi BKI karena mendapatkan informasi tentang jurusan ini dari teman mereka, meskipun mereka tidak disarakan secara langsung untuk memilih jurusan BKI. Dalam menentukan pilihan jurusan, terkadang tidak semua orang tua responden mengerti tentang perkuliahan di bangku perguruan tinggi; bahkan prodi apa, kuliah di mana, mereka ada yang tidak mengerti tentang hal itu. Oleh karena itu, dalam hal ini keberadaan teman dari responden cukup penting untuk memberikan informasi tentang perguruan tinggi sebagai tujuan untuk melanjutkan studi. Faktor selanjutnya yang menjadi bahan pertimbangan responden memilih jurusan BKI adalah karena menganggap peluang kerja dari lulusan ini yang cukup banyak atau menjanjikan. Namun ada juga di antara responden memilih jurusan BKI ini karena statusnya sebagai negeri, dan keinginan untuk menjadi PNS masih kuat sebagai status pekerjaan yang ingin mereka dapatkan setelah menyelesaikan studi di Jurusan BKI Fakultas Dakwah IAIN Mataram. E. Penutup Motivasi memang dapat menggerakkan seseorang untuk melakukan suatu tindaan tertentu, termasuk tindakan dalam memilih tempat mencari ilmu. Secara umum motivasi terbesar mahasiswa Jurusan BKI ketika memilih jurusan BKI adalah datang dari dalam diri mereka sendiri (instrinsik), yaitu ketertarikan untuk mengkaji keilmuan BKI itu sendiri. Selain tertarik atau suka dengan 43
Jurnal al-Tazkiah, Vol.4 No.1, 2014: 31-45
keilmuan BKI dengan memilih Jurusan BKI, mahasiswa memiliki persepsi bahwa Jurusan BKI akan dapat memudahkan mereka menggapai cita-cita menjadi tenaga konselor dalam rangka mengaktualisasaikan potensi yang ada dalam diri mereka sendiri. Namun ada juga faktor yang datang dari luar diri (ekstrinsik) mahasiswa yang mendorong mereka memilih Prodi BKI, di antaranya adalah orang tua dan teman-teman mereka yang lebih dahulu menjadi mahasiswa di Prodi BKI.
44
Motivasi Mahasiswa memilih Jurusan BKI (Winengan)
DAFTAR PUSTAKA
Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta S. H. Lubis. 2007. Total Motivation. Yogyakarta: Pro-You Media. Permanik. 1991.
Hubungan Antara Minat Belajar Gaya Belajar Dengan
Prestasi Belajar SiswaRumpun Perdagangan SMEA Negeri Kediri. Malang: Program Sarjana IKIP Malang. A. Prastowo. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. E. Prayitno. 1989. Motivasi Dalam Belajar. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. A.M. Sardiman. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:Grafindo. S. P. Siagian. 2004. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: PT Asdi Mahasatya. Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta. Sumadi Suryabrata. 1991. Proses Belajar Mengajar Di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Andioffset. H. B. Uno. 2008. Teori Motivasi & Pengukuranya. Jartaka: PT Bumi Aksara. Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar. 2000. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara. Rachmat Kriyantono. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
45