Khotbah Jangkep Minggu, 3 Juli 2011 Pekan Biasa Ke Empat Belas (Hijau)
MENCINTAI DAN MENAATI HUKUM TUHAN Bacaan I: Zakharia 9:9-12, Tanggapan: Mazmur 145:8-14 Bacaan II: Roma 7:15-25a, Bacaan III: Injil Matius 11:16-19, 25-30 Tujuan : Dapat mengerti dan memahami bahwa mencintai sekaligus menaati hukum Tuhan tidaklah mengekang dan mengikat kemerdekaan manusia, tetapi bahkan menjadikan manusia merdeka dari belenggu keinginan dosa.
Dasar Pemikiran Mencintai sekaligus menaati hukum Tuhan dirasa berat untuk dilakukan manusia. Dalih yang disampaikan antara lain sulit, tidak sesuai jaman (ora njamani), dan membelenggu kemerdekaan manusia. Yang sebenarnya ialah dengan mencintai dan menaati hukum Tuhan justru menjadikan manusia merdeka.
Keterangan Tiap Bacaan Zakharia 9:9-12 Kitab Zakharia ditulis dalam konteks bangsa Israel dalam penguasaan bangsa Persia. Bangsa Israel dapat dikuasai dan dijajah oleh bangsa lain karena ketidaktaatan kepada hukum-hukum Tuhan. Dalam situasi terjajah dan dikuasai oleh bangsa lain masih ada harapan akan datangnya Raja Mesias di Sion yang akan memulihkan dan memerdekakan umat. Mazmur 145:8-14 Merupakan ungkapan pemazmur akan kebaikan Tuhan. Tuhan adalah pengasih dan penyayang, panjang sabar, penuh kasih setia, penuh rahmat, dan semua yang baik dan benar. Memahami Tuhan yang penuh dengan kasih dan rahmat itu membawa pengertian bahwa hukum-hukum-Nya bertujuan untuk kebaikan manusia. Khotbah Jangkep Juli 2011
Roma 7:15-25a Manusia yang ada dalam dosa hidup dalam hukum dosa. Hal itu menyebabkan sulit untuk hidup dalam hukum Tuhan. Kesulitan terjadi karena hukum dosa telah lama menguasai hidup manusia. Namun bukan hal yang mustahil untuk hidup dalam hukum Tuhan, karena Tuhan sendiri dalam Yesus Kristus telah membebaskan manusia dari belenggu hukum dosa. Melalui karya Yesus Kristus manusia dapat hidup dalam hukum Tuhan. Injil Matius 11:16-19, 25-30 Hukum Tuhan bukan tentang kejasmanian manusia saja, melainkan tentang keutuhan kebenaran Tuhan. Untuk dapat memahaminya kita harus mau datang dan belajar pada Yesus yang adalah Tuhan yang menyapa manusia dalam kemanusiaan. Hanya dengan melakukan itu kita memperoleh kelegaan karena dapat mengerti kehendak-Nya dan tidak lagi berbeban dalam melakukan hukum Tuhan, karena “Kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan”. Catatan: Kuk dalam tradisi rabbinis Yahudi mempunyai hubungan dengan hukum. Kuk adalah benda yang dipasangkan/dipikulkan di tengkuk (hewan) untuk menekan supaya taat dan terkendali. Yesus memandang kuk bukan sekadar hukum yang menekan tetapi juga ungkapan iman, sehingga kuk yang dipasang Yesus terasa ringan. Keterhubungan bacaan Hidup dalam kebebasan manusiawi, dalam arti bebas untuk tidak taat pada hukum Tuhan, membawa manusia dalam belenggu penindasan dan kuasa pihak lain (umat Israel dikuasai bangsa lain, manusia dikuasai dosa). Dalam situasi terbelenggu dan tertindas, Tuhan berjanji hadir secara utuh berikut dengan hukum-Nya yang membebaskan manusia. Karena itu yang perlu dilakukan adalah datang dan belajar kepada Tuhan yang menyapa manusia dalam diri Yesus.
Khotbah Jangkep Juli 2011
Khotbah Jangkep Jemaat yang dikasihi Tuhan, ungkin dalam persekutuan-persekutuan doa yang kita lakukan di wilayah, blok, atau pepanthan pernah mengalami waktu mulainya molor atau jumlah yang datang berkurang. Ketika dicari penyebabnya ternyata karena pas waktunya dengan sinetron stripping (setiap hari tayang) yang menarik sehingga kalau tidak mengikuti setiap episode merasa ada yang hilang. Anggota persekutuan datang setelah sinetron itu berakhir atau bahkan tidak datang sama sekali. Dengan menonton sinetron atau tayangan televisi kita memang bisa terhibur dan lega setelah mengalami kepenatan kerja dan kegiatan rumah tangga. Namun lamakelamaan kalau tidak hati-hati kita bisa terikat, terbelenggu oleh apa yang kita tonton dan mengesampingkan hal-hal lain yang sebenarnya lebih penting, lebih bermanfaat, dan berarti dalam hidup ini. Contoh lain. Seorang ibu menetapkan jam belajar bagi anaknya mulai jam 19.00 sampai jam 21.00. Selama waktu belajar televisi dimatikan. Mula-mula itu terasa berat bagi si anak, karena pada jam-jam tersebut acara televisi paling menarik (prime time). Namun setelah hal itu dilakukan dan menjadi kebiasaan, prestasi di sekolahnya meningkat dan tidak memiliki ketergantungan terhadap televisi.
M
Jemaat yang dikasihi Tuhan, Dua cerita di atas merupakan gambaran untuk mempermudah memahami relasi kita dengan hukum dosa dan hukum Tuhan. Melakukan yang (kelihatan) menyenangkan secara jasmani, secara duniawi merupakan hal yang gampang kita lakukan dan itu menyenangkan. Tanpa disadari kita bisa terikat dan terbelenggu, kemudian sering tidak dapat kita lepaskan. Pepatah jawa kricikan dadi grojogan menggambarkan hal itu. Hal yang menyenangkan kemanusian kita bisa membawa kehancuran. Contohnya, pemakaian Napza (Narkoba, penenang, zat adiktif) membawa efek menyenangkan bagi pemakai tetapi selanjutnya dapat membawa kematian. Melakukan hal-hal yang baik pada awalnya memang terasa berat. Namun jika kita setia melakukannya, hal itu akan menjadi sesuatu yang membahagiakan. Contohnya mengasihi dan memberi. Mengasihi merupakan hal yang berat, terlebih mengasihi orang yang membenci kita. Memberi merupakan hal yang berat ketika kita tidak berkelimpahan. Namun jika setia melakukannya, kita akan mendapatkan hal-hal yang
Khotbah Jangkep Juli 2011
luar biasa, kasih yang terasa memenuhi hidup, dan selalu tercukupkan oleh berkat Tuhan. Jemaat yang dikasihi Tuhan, Bacaan Injil dalam ibadah hari ini mewartakan undangan Tuhan Yesus bagi setiap orang yang berbeban berat karena terikat oleh ‘kuk-kuk’ duniawi yang menekan hidup. Hal itu terjadi karena hukum dosa menguasai hidup kita. Ketika hukum dosa menguasai hidup kita jangan sampai “kedlarung”. Dengarlah suara-Nya, ”Marilah kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu”. Mari kita tinggalkan dosa dan hukum-hukum dosa yang menguasai hidup kita, datang kepada Yesus, dan bersedia untuk belajar kepada-Nya karena Ia bersabda, ”Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan, sebab kuk yang Kupasang itu enak dan bebanKupun ringan” Jemaat yang dikasihi Tuhan, Mari kita lepaskan kuk hukum-hukum dosa yang menguasai hidup. Datanglah kepada Yesus dan biarkan Yesus memasang kuk-Nya dalam hidup kita. Kuk itu terasa ringan karena dengan mata iman kita memandang Kristus dengan penuh kasih memasangkan kuk-Nya. Tuhan memberkati, Amin.
Rancangan Bacaan Alkitab: Berita Anugerah Petunjuk Hidup Baru Nats Persembahan
: Mazmur 19 : 8-12 : Amsal 3 : 11-12 : Amsal 3 : 9-10
Rancangan Nyanyian Pujian: Pujian Pembuka Pujian Penyesalan Pujian Kesanggupan Pujian Persembahan Pujian Penutup
: : : : :
KJ KJ KJ KJ KJ
Khotbah Jangkep Juli 2011
21:1,4 26:1,3 370:1,4 302:1400:1,3
Khotbah Jangkep Minggu, 3 Juli 2011 Pekan Biasa Kaping Sekawan Welas (Ijo)
NRESNANI LAN NGUGEMI DHAWUHIPUN GUSTI Waosan I: Zakharia 9:9-12, Tanggapan: Jabur 145: 8-14, Waosan II:Rum 7:15-25a, Waosan III: Injil Mateus 11:16-19,25-30 Tujuwan: Pasamuwan saged nyumerepi bilih nresnani lan ngugemi dhawuhipun Gusti boten ateges kacencang kamardikanipun manungsa, malah dhawuhipun Gusti ndadosaken manungsa gesang mardika saking sedaya pepenginaning dosa.
Khotbah Jangkep Pasamuwan ingkang dipun tresnani Gusti, ok menawi sampun nate kalampahan ing pakempalan pandonga, pakempalan panyuraos Kitab Suci, ing blok/wilayah/pepanthan, ingkang rawuh sami telat (molor) utawi boten sami rawuh, dipun padosi punapa ingkang dados jalaranipun, pranyata amargi sami kepranan kaliyan sinetron ‘stripping’ ingkang mranani (saben dinten tayang), satemah sami ngrampungaken anggenipun mirsani rumiyin, nembe tindak kempalan, malah menawi kepeksa (amargi endahing cariyosipun) lajeng milih boten tindak kempalan. Pawadanipun bilih sinetronipun nengsemaken lan kedah dipun jinglengi saben episode, menawi boten mekaten, mangke boten mangretos lampahing cariyosipun. Pancen ningali sinetron utawi tayangan televisi kita saged kalipur, ngraosaken bingah, sasampunipun ngraosaken kesel saking nyambut damel punapa malih bebahan ing brayat, menawi boten waspada kita saged kapilut malah kacencang dening ingkang kita tinggali, kita lajeng boten saged uwal saking tontonan punika, satemah nglirwakaken prakawis ingkang langkung wigati katimbang ningali televisi. Conto sanes ingkang beda, satunggaling ibu netepaken wekdal sinau kangge anak-anakipun kawiwitan tabuh 7 (19.00) ngantos tabuh 9 dalu (21.00), salaminipun wekdal punika tivi kedah dipun pejahi. Wiwitanipun karaos awrat kangge para lare, amargi ing wekdal
B
Khotbah Jangkep Juli 2011
pukul 7-9 dalu acara tv punika paling sae (prime time), ananging sasampunipun kalampah sawetawis wekdal, asilipun ngedab-edabi: prestasi ing sekolah sangsaya sae, lan boten nggadhahi raos gumantung dhateng tontonon tivi. Para sadherek ingkang dipun tresnani Gusti, Kekalihing cariyos ing ngajeng wau saged dados cara kangge nggambaraken sesambetan (relasi) kaliyan angger-anggering donya/dosa lan anggerangger/dhawuhipun Gusti. Nindakaken ingkang ketingalipun ngremenaken sacara kajasmanen (duniawi) mujudaken prakawis ingkang gampil kita tindakaken, lan pancen nyata ngremenaken. Ananging kita kedah waspada amargi ingkang ngremenaken sacara kadonyan asring saged njiret gesang kita, matemah kita lajeng boten saged uwal saking jiret punika. Wonten unen-unen ing basa Jawi “Kricikan dadi grojogan”, kangge nggambaraken punapa ingkang kita tindakaken, karemenan dhateng pepnginaning kadonyan ingkang dipun uja badhe ndhatengaken kacilakan ing pungkasanipun. Contonipun: Narkoba, ingkang ing semu mbingahaken lan damel semangat, nanging ing pungkasanipun saged damel sikep gumantung lan saged mbekta dhateng pepejah Ing sisih sanes nindakaken prakawis ingkang sae, miturut dhawuhipun Gusti, mujudaken prakawis ingkang awrat ing wiwitanipun, nanging menawi kita setya nindakaken lajeng dados prakawis ing entheng yang mbingahaken. Contonipun: nindakaken katresnan, nresnani mujudaken prakawis ingkang awrat, punapa malih menawi kedah nresnani tiyang ingkang sampun damel goreh manah kita. Nanging menawi kita setya nindakaken badhe karaos entheng, lan kita kanthi bingah saged nresnani sedaya tiyang kalebet ingkang sengit dhateng kita, lan punika dados sumbering kabingahan ingkang sejati ing gesang kita .(Saged kaparingan conto ingkang trep kaliyan pasamuwan ing papan ngriki) Para sadherek ingkang kinasih, Ing waosan Injil ing pangibadah wekdal punika, kita nampi timbalanipun Gusti Yesus, dhateng sedaya tiyang ingkang ngraosaken awrating gesang, amargi kajiret ing angger-anggering dosa, kawengku ing “pasangan” gesang ingkang awrat amargi dosa, samya marek dhateng Gusti Yesus, sampun ngantos kedlarung-dlarung ing panguwaosing dosa amargi badhe tumuju dhateng katiwasan. Para sadherek, punika timbalan Gusti Yesus, sampun ngantos kedlarung, sumangga sami sowan lan sinau dhateng Gusti Yesus, sami mirengaken timbalanipun: ”He, para wong kang kasayahan lan kamomotan, padha mrenea, aku bakal gawe ayemmu”. Sumangga kita tilar dosa miwah angger-anggeripun si dosa ingkang jiret gesang kita, sami sowana dhateng Gusti lan mirengaken pangandikanipun: ”PasanganKu padha tampanana ing pundhakmu lan Khotbah Jangkep Juli 2011
padha nggegurua marang Aku, awit Aku iki alus ing budi, temahan kowe bakal padha oleh ayeming nyawamu, amarga pasanganKu iku kepenak lan momotanKu iku entheng”. Pasamuwan ingkang kinasih Sumangga kita bucal pasanganing dosa dalah sadaya angger-anggeripun ingkang nguwaosi gesang kita, sumangga sowan dhateng Gusti Yesus lan nyuwun supados Gusti karsa masangaken pasanganipun dhateng kita. Pasanganipun Gusti badhe karaos entheng amargi kanthi mripating iman kapitadosan, kita ningali agenging katresnanipun Gusti dhateng kita. Gusti mberkahi, Amin
Rancangan Waosan Kitab Suci: Pawartos Sih Rahmat : Jabur 19 : 8-12 Pitedah Gesang Enggal : Wulang Bebasan 3 : 11-12 Pangatag Pisusung : Wulang Bebasan 3 : 9-10
Rancangan Kidung Pamuji: Kidung Pambuka Kidung Panelangsa Kidung Kasanggeman Kidung Pisungsung Kidung Panampi sabda Kidung Panutup
: KPK BMGJ 34:1,4 : KPK BMGJ 51:1,3 : KPK BMGJ 82:1,3 : KPK BMGJ 150:1: KPK BMGJ 81:1,4 : KPK BMGJ 343:1
Khotbah Jangkep Juli 2011
Khotbah Jangkep Minggu, 10 Juli 2011 Pekan Biasa Ke Lima Belas (Hijau)
FIRMAN TUHAN TAK HILANG PERCUMA Bacaan I: Yesaya 55:10-13, Tanggapan: Mazmur 65:1-8, 9-14 Bacaan II: Roma 8:1-11, Bacaan III: Injil Matius 13:1-9, 18-23 Tujuan Melalui pembacaan bacaan leksionari dan pewartaannya, jemaat mampu menghayati dan mempunyai keyakinan bahwa firman Tuhan yang diterimanya selalu berarti dan memiliki makna dalam kehidupan. Firman Tuhan tidak pernah sia-sia.
Dasar pemikiran Firman Tuhan sering dirasa tidak relevan dengan kehidupan riil sehingga sulit dipahami dan seakan tidak berkuasa dalam hidup. Padahal Firman Tuhan selalu menyapa bagi siapapun, dalam konteks apapun. Bahkan kita pun memiliki Firman Hidup, yaitu Yesus, yang menjadi pegangan dalam menghasilkan buah-buah kehidupan.
Keterangan Tiap Bacaan Yesaya 55:10-13 Sesuai tema besar deutero Yesaya (Yesaya 40-55), Yesaya 55 berisi janji yang meneguhkan umat bahwa Tuhan dan firman-Nya akan berkarya menolong, melepaskan, dan membebaskan mereka dari pembuangan, serta mengembalikan mereka ke tanah mereka. Karya Tuhan (dan Firman-Nya) selalu berhasil meskipun kadang harus melalui proses. Mazmur 65:1-8, 9-13 Mazmur 65 merupakan ungkapan syukur yang muncul karena pemahaman bahwa karya pemeliharaan Tuhan bagi setiap makhluk adalah nyata, memenuhi seluruh aspek kehidupan, terlebih pengampunan dan pengembalian manusia menjadi umat Tuhan, Khotbah Jangkep Juli 2011
yang diperkenan mendekat dan diam bersama Tuhan (ayat 4,5). Memahami hal itu menyebabkan pemazmur menjalani tahun-tahun hidupnya dalam sukacita ilahi (ayat 12) Roma 8:1-11 Roma 8:1-11 menekankan karya Tuhan melalui Yesus bagi manusia, yaitu karya yang memerdekakan manusia. Kemerdekaan yang diberikan adalah kemerdekaan dari dosa (hukum dosa dan maut), yang berarti juga memampukan manusia mengalahkan keinginan dosa/daging. Hal itu tidak mudah, tetapi jika hidup dalam Roh, kemampuan itu ada. Matius 13:1-9, 18-23 Bacaan Injil ini merupakan perumpamaan dan artinya. Benih yang ditabur merupakan firman Tuhan, kondisi tanah tempat benih jatuh adalah hati manusia. Kondisi tanah/hati itulah yang menentukan penerimaan, sikap, dan tanggapan seseorang terhadap Firman Tuhan. Termasuk di dalamnya Firman yang hidup, yaitu Yesus. Kondisi tanah/hati juga menentukan tumbuh tidaknya dan berbuah tidaknya benih/Firman Tuhan yang ditabur itu. Keterhubungan bacaan Firman Tuhan selalu menyapa manusia dalam kondisi apapun dan memberikan pengharapan baru. Hal itu semakin nyata dengan hadirnya Tuhan sebagai manusia Yesus yang memerdekakan dari hukum dosa. Menanggapi hal ini seharusnya manusia hidup dalam Roh yang memampukannya hidup setia pada Firman Tuhan dan berbuah.
Khotbah Jangkep Jemaat yang dikasihi Tuhan, agi yang akrab dengan dunia pertanian tentu mudah memahami perumpamaan Tuhan Yesus dalam bacaan Injil pada ibadah Minggu ini. Kita juga dapat mengerti bahwa memang ada tanah yang menjadi jalan untuk menuju tanah garapan, ada tanah yang dipenuhi oleh semak karena tidak terawat, ada tanah yang bercampur bebatuan, serta ada tanah yang memang telah disiapkan dengan baik. Kita tentu juga dapat mengerti, karena itu memang bisa terjadi, benih yang kita bawa ’kecer’ (jatuh secara tidak disengaja dan tidak diketahui). Benih yang kecer itu dapat di jalan, yang juga dilewati oleh unggas yang kemudian memakannya, di tanah
B
Khotbah Jangkep Juli 2011
yang berbatu, di semak dan akhirnya ditabur di tanah yang digarap dengan baik. Dan kita tahu bahwa benih yang tumbuh di tanah yang telah dipersiapkan dengan baik, akan menghasilkan panen yang baik. Dengan dasar pemahaman yang dekat dengan hidup, kita melihat dua faktor dalam perumpamaan yaitu benih dan tanah. Pertama, benih yang tertabur di tanah yang berbatu dan bersemak duri tetap dapat tumbuh. Hal itu berarti benih yang ditabur itu adalah benih yang berkualitas baik, yang mampu tumbuh dalam kondisi apapun. Yesus menyatakan bahwa benih itu adalah firman Tuhan. Kita yakin bahwa dalam setiap firman Tuhan selalu ada kehendak baik dari Tuhan bagi kita, saudara dan saya. Itulah benih yang berkualitas baik dan dapat tumbuh dalam segala kondisi tadi. Dalam kitab Yesaya dan Mazmur kita membaca kehendak baik Tuhan bagi umat-Nya. (dapat dibacakan dari Yesaya 55:11,12 dan Mazmur 65:12). Kedua, macam-macam tanah menggambarkan kondisi hati dan hidup kita. Hati dan hidup kita bisa seperti jalan tanah. Firman Tuhan yang kita terima dengan cepat hilang, bak ungkapan ’masuk telinga kiri keluar telinga kanan’, tidak ada kesediaan untuk mengerti, menghayati dan melakukannya. Hati dan hidup kita bisa seperti tanah yang tipis di atas batu. Kita bersukacita menerima firman Tuhan, tetapi tidak tahan uji ketika diperhadapkan dengan kondisi riil kehidupan yang menghimpit kita. Hati dan hidup kita juga bisa seperti tanah yang dipenuhi semak duri, dipenuhi ambisi dan keegoisan karena kekuatiran hidup, sehingga kita hanya melihat kepentingan kita dan melalaikan firman yang mengajar kita untuk berlaku sebaliknya. Namun kita juga bisa seperti tanah yang baik, yang dapat membuat benih tumbuh dengan baik dan menghasilkan buah, yang dapat terjadi apabila kita setia menjadi pendengar dan pelaku firman. Benih yang baik akan tumbuh di segala kondisi tanah, tetapi untuk menghasilkan buah atau panen yang baik ia harus tumbuh di tanah yang baik pula. Jemaat yang dikasihi Tuhan, Kalau kita ditanya, hati dan hidup kita ingin seperti tanah yang macam apa, tentu kita semua akan menjawab menjadi seperti tanah yang baik. Namun jika ditanyakan macam tanah yang mana yang sesuai dengan hati dan hidup kita saat ini, kita akan memberi jawaban yang bermacam-macam. Bisa jadi kita seperti tanah yang menjadi jalan, seperti tanah yang berbatu, tanah yang penuh semak, atau, puji Tuhan, kalau sudah seperti tanah yang baik. Roma 8:1-11, menyatakan bahwa kita telah dimerdekakan oleh Yesus Kristus dari kuasa hukum dosa dan maut. Namun kita harus tetap berjuang bersama Kristus untuk melawan dan mengalahkan kuasa dosa. Bacaan Injil membuat kita bersemangat. ”Kalau saat ini hati dan hidup saya masih seperti jalan tanah, masih seperti tanah yang berbatu, Khotbah Jangkep Juli 2011
seperti tanah yang dipenuhi semak, saya berjuang, mengolah, dan mengubahnya untuk menjadi tanah yang baik, yang mampu menghasilkan buah yang baik bagi kemuliaan Tuhan dan bagi sesama.” Selamat mengolah hati dan hidup, selamat berbuah. Amin.
Rancangan Bacaan Alkitab: Berita anugerah Petunjuk hidup baru Persembahan
: Yohanes 1:14,16 : Yakobus 1:22 : Galatia 6:2
Rancangan Nyanyian Pujian: Pujian Pembuka Pujian Penyesalan Pujian Kesanggupan Pujian Persembahan Pujian Setelah sabda Pujian Penutup
: : : : : :
KJ 2:1,4 KJ 467:1,3 KJ 376:1,4 KJ 289:1KJ 369a:1-3 KJ 432:1,2
Khotbah Jangkep Juli 2011
Khotbah Jangkep Minggu, 10 Juli 2011 Pekan Biasa Kaping Gangsal Welas (Ijo)
PANGANDIKANE ORA NATE NGLAHA Waosan I: Yesaya 55 : 10-13, Tanggapan: Jabur 65: 1-8,9-14, Waosan II: Rum 8:1-11, Waosan III: Injil Mateus 13 : 1-9, 18-23 Tujuan: Kanthi waosan leksionari lan pawartosing sabda, warganing pasamuwan saged ngraosaken lan nggadhahi kapitadosan bilih sabdanipun Gusti, ingkang katampi, mesthi wonten werdinipun tumrap gesang, nggadhahi makna ing gesang. Pangandikanipun Gusti boten nate muspra.
Khotbah Jangkep Pasamuwan ingkang dipun tresnani Gusti Yesus Kristus,
K
ita ingkang sampun kulina kaliyan jagading tetanen, kanthi gampil saged mangertos bab pasemon ingkang dipun paringaken dening Gusti Yesus, kados kacetha ing waosan Injil. Pancen kasinggihan menawi kita badhe nyebar wiji saged kapanggihaken wonten wiji ingkang dhawah ing margi tumuju dhateng pasiten garapan, saged kecer ing siti ingkang kathah selanipun, saged kecer ing siti ingkang kebak taneman ingkang ngganggu/gulma, lan lajeng wonten ingkang kasebar ing leleran ingkang sampun dipun cawisaken. Boten mokal menawi wiji ingkang kecer ing margi tumuju ing pasiten garapan lajeng dipun tedha dening ayam, punapa sato kewan sanesipun. Wiji ingkang dhawah ing siti ingkang kebak sela inggih saged thukul, ananging gampil pejah amargi oyotipun lajeng boten kiyat bebles dhateng sela, ingkang dhawah ing siti ingkang kebak grumbulan tetaneman ingkang ngganggu, sanadyan saged thukul, ananging amargi kinupeng dening taneman ingkang ngrebat sarining tetedhan kangge wiji punika, mila sanadyan saged gesang nanging boten saged ngwedalaken woh. Wiji ingkang kasebar ing pasiten leleran ingkang pancen sampun dipun cawisaken, wiji punika saged thukul, ngrembaka lan ngwedalaken woh ingkang saged dipun panen. Khotbah Jangkep Juli 2011
Kanthi pangertosan ingkang celak kaliyan gesang, kita saged miji kalih bab wonten ing pasemon ing waosan Injil punika. Sepisan, bilih wiji ingkang dipun sebar mujudaken wiji ingkang kanthi tembung ing donyaning tetanen ’winih ingkang nggadhahi kualitas nomer setunggal’, buktinipun wiji punika tetep saged thukul ing pasiten ingkang boten sae kawontenanipun. Gusti Yesus paring seserepan bilih wiji punika pangandikanipun Allah, tegesipun, pangandikanipun mesthi prayogi sanget kangge gesang kita, mesthi wonten karsanipun Allah ingkang endah kangge kita. Saking kitab Yesaya lan Mazmur ingkang dados perangan waosan leksionari, nedahaken bab karsanipun Allah ingkang endah kangge manungsa (saged kawaosaken saking Yesaya 55 : 11,12 dan Mazmur 65 : 12). Kaping kalih, warni-warnining pasiten, nggambaraken kawontenan manah lan gesang kita. Manah saha gesang kita saged kadosdene margi utawi siti, ing pundi pangandikanipun Gusti kita tampeni kanthi cepet lajeng ical, kados paribasan ’mlebu kuping kiwa metu kuping tengen’, tegesipun boten wonten ingkang dipun gatosaken, boten wonten pepinginan kangge ngegilut punapa malih ngestokaken. Manah lan gesang kita ugi saged kados dene siti ingkang kebak selanipun, manah kita bingah nampi pangandikanipun Gusti, nanging boten tahan uji, nalika aben-ajeng kaliyan kasunyataning gesang, ingkang ngajrih-ajrihi. Manah lan gesang kita ugi saged kadosdene siti ingkang kebak eri, ingkang kebak raos was sumelang matemah lajeng nengenaken kapentinganing pribadi, kesupen nresnani Gusti lan sesami. Manah lan gesang kita, saged kados siti ingkang subur, punika saged kalampahan menawi kita purun mirengaken, lan nampi pangandikanipun Gusti lan nindakaken (Yakobus 1:22). Para sadherek, wiji ingkang sae pancen badhe saged tuwuh ing paundi panggenan, ananging kangge ngasilaken woh ingkang sae inggih namung yen katanem ing pasiten ingkang sae. Pasamuwan ingkang kinasih, Manawi wonten pitakenan, lajeng manah lan gesang kita kepengin kados pasiten ingkang pundi? Temtu wangsulan kita, pasiten ingkang sae. Ananging menawi wonten pitakenan: ”Manah lan gesang ingkang trep kaliyan kawontenan nyata ing wekdal samangke, punika saged kagambaraken pasiten ingkang pundi?” Kita badhe wangsulan, bok menawi kados margi tumuju ing pasiten garapan, kados siti ingkang kebak selanipun, kados siti ingkang kinupeng taneman ingkang nganggu, lan puji Gusti menawi sampun kadosdene siti ingkang sae. Pasamuwan ingkang kinasih, Waosan ing serat Rum 8:1-11, nandhesaken bilih kita sampun nampi kamardikan saking blengguning dosa amargi pakaryanipun Gusti Yesus Kristus. Nanging kita tetep Khotbah Jangkep Juli 2011
kedah waspada, tetep sesarengan Sang Kristus kangge nglawan panguwaosing dosa ingkang tansah ngengridhu gesang. Waosan Inji damel kita ngadhahi semangat: Yen ati lan uripku isih kaya dalan lemah, isih kaya lemah kang kebak watu, isih kaya lemah kang kakupeng tetanduran kang ngganggu, aku bakal mbudidaya kanthi pitulungan pangandikaning Gustiku, ngowahi dadi lemah kang apik, kang metokake woh, kagem kamulyaning Gusti lan karaharjaning tumitah”. Sugeng mbudidaya ngolah manah lan gesang, sugeng ngwedalaken woh. Amin.
Rancangan Waosan Kitab Suci: Pawartos Sih Rahmat : Yokanan 1:14,16 Petunjuk Gesang Enggal : Yakobus 1:22 Pangatag Pisungsung : Galatia 6:2
Rancangan Kidung Pamuji: Kidung Pambuka Kidung Panelangsa Kidung Kasanggeman Kidung Pisungsung Kidung Panampi sabda Kidung Panutup
: : : : : :
KPK BMGJ 25:1,2 KPK BMGJ 51:1,3 KPK BMGJ 81:1,4 KPK BMGJ 70:1KPK BMGJ 69:1-3 KPK BMGJ 167:1,2
Khotbah Jangkep Juli 2011
Khotbah Jangkep Minggu, 17 Juli 2011 Pekan Biasa Ke Enam Belas (Hijau)
KETEKUNAN MENDATANGKAN PANENAN Bacaan I: Yesaya 44 : 6 – 8 ; Tanggapan : Mazmur 86 : 11 – 17; Bacaan II: Roma 8 : 12 – 25 ; Bacaan III: Injil Matius 13 : 24 – 30; 36 – 43 Tujuan: Setelah mengikuti kebaktian/ibadah ini jemaat meyakini bahwa ketekunan dan kesetiaan kepada Allah pasti akan menghasilkan dan merasakan buah yang manis dalam hidup hari lepas hari.
Dasar Pemikiran Sering kita mendengar pernyataan bahwa hidup ini semakin berat. Dimanakah beratnya hidup ini ? Apakah dengan semakin beratnya hidup ini kita tidak akan mendapatkan hasil/buah ? apakah beratnya hidup ini akan menjadikan kita tidak setia pada Tuhan ? masih banyak lagi pertanyaan yang dapat kita ajukan. Namun yang jelas adalah kita harus semakin setia dan tekun kepada Allah di tengah ancaman dan tantangan yang semakin berat, maka kita akan memetik buahnya. Tetaplah percaya bahwa dibalik kesulitan tetap ada berkat yang menunggu.
Keterangan Tiap Bacaan Yesaya 44:6-8: Kitab Yesaya masuk dalam golongan Kitab Nabi-nabi Besar. Disebut besar bukan karena Yesaya adalah seorang yang tinggi besar atau mempunyai jabatan yang tinggi atau salah satu pembesar Kerajaan. Bukan itu tetapi karena Kitab Yesaya termasuk Kitab Nabi-nabi yang Kitabnya besar ( jumlah pasalnya cukup banyak , ada 66 pasal ). Kitab ini dibagi menjadi tiga bagian besar, yakni: Proto Yesaya (Yesaya Pertama) ps.1–39– bagian ini memuat nubuat-nubuat Nabi Yesaya ( Yesaya bin Amos ) dan sikap Nabi Yesaya yang menentang politik luar negeri Yehuda yang lebih mengandalkan bantuan asing dari pada berharap kepada Khotbah Jangkep Juli 2011
Tuhan. Penderitaan umat Allah disebabkan karena umat tidak setia kepada Allah. Nabi Yesaya I ini hidup dan melayani Tuhan di Yerusalem pada tahun 740 – 700 SM. Deutero Yesaya ( Yesaya Kedua ) ps. 40-55- ini dialamatkan kepada orang-orang buangan di Babel. Nabi Yesaya II ini hidup dan melayani Tuhan pada sekitar tahun 586 SM. Jadi Nabi Yesaya II (Nabi Deutero Yesaya) ini bukanlah Nabi Yesaya I (Yesaya bin Amos). Siapa namanya? Tidak diketahui! Israel (Umat Allah) dibuang ke Babel karena Israel adalah negara teocentris (negara yang berpusat dan bergantung kepada Allah), namun dalam perjalanannya Israel lebih mengandalkan bantuan asing. Israel dibawah Babel berusaha melepaskan diri dengan jalan memberontak yang dibantu oleh kekuatan asing, namun dua kali usaha itu gagal yang berakibat Raja Babel marah, Israel dihancurkan dan diangkut ke Babel sebagai tawanan. Sendi-sendi kehidupan beragama dan budaya dihancurkan termasuk didalamnya Bait Allah buatan Salomo. Inilah yang disebut pembuangan. Trito Yesaya ( Yesaya Ketiga ) ps. 56-66- umumnya membawa Firman Allah kepada umat yang telah pulang dari pembuangan Babel, namun masih harus hidup dibawah kekuasaan Persia (Koresy - 538 SM). Berbagai macam tradisi kenabian dihidupkan kembali secara baru, yang tentu untuk zamannya waktu itu. Khusus Deutero Yesaya (Yesaya Kedua) yang dialamatkan kepada umat Allah yang dibuang di Babel menekankan bahwa hanya ada satu Allah sebagai yang awal dan yang kemudian, yang kekuasaannya mengatasi langit di atas dan bumi di bawah. Mengapa ini ditekankan? Umat Allah yang dibuang di Babel ini tidak ditempatkan didalam penjara, melainkan disuatu tempat yang dekat dengan Babel. Mereka boleh mendirikan rumah, berdagang, bercocok tanam, memelihara adat-istiadatnya sendiri, dan juga tetap boleh memeluk agamanya. Namun mereka harus tetap patuh kepada perintah raja dan melakukan kerja paksa (rodi), serta patuh pada penguasa-penguasa Babel. Kondisi yang demikian ini menjadikan umat Allah (Israel) di Babel dapat berinteraksi secara bebas dan leluasa dengan penduduk asli Babel yang tentu juga dengan agama serta adatistiadanya. Nah,.... ada kemungkinan mereka bisa ikut terseret untuk percaya kepada ilah-ilah orang Babel. Yesaya II, khususnya Yesaya 44:6-8 mengingatkan dengan sungguh bahwa Israel adalah umat Allah yang tidak akan dilupakan Tuhan, malah tetap akan menjadi saksi Tuhan. ”kamu adalah saksi-saksiKu !” Allah Israel adalah Pembebas dan Penebus, Gunung Batu yang kokoh kuat dan tidak akan ada yang menandingi. Karena itulah umat Allah jangan takut dan jangan kehilangan pengharapan.
Khotbah Jangkep Juli 2011
Mazmur 86 : 11 – 17 Mazmur 86 ini masih Mazmur Doa. Doa minta pertolongan. Mazmur ini merupakan permohonan perseorangan. Bila dibandingkan dengan Mazmur perseorangan yang lain, Mazmur 86 ini mempunyai kekhasan tersendiri, yakni lukisan penderitaannya yang singkat, malah boleh dikatakan bersifat umum. Mazmur 86 secara garis besar dibagi menjadi empat bagian, yakni : Ay. 1 – 5 : Permohonan dengan motivasi (dorongan semangat) Ay. 6 – 10 :Seruan dan pernyataan kepercayaan Ay. 11 – 13: Permohonan dan janji. Permohonan ini secara jelas dinyatakan dalam ayat 11. Bahwa orang yang saleh, jujur, dan penuh percaya kepada Tuhan bukanlah orang yang tidak berdosa. Juga bukanlah orang yang tidak membutuhkan bimbingan Tuhan. Tetapi sebaliknya bahwa semua orang berdosa dan membutuhkan bimbingan Tuhan. Karena itu Pemazmur menaikan doa :”Tunjukanlah kepadaku jalan-Mu, ya Tuhan !” Disisi lain Pemazmur berjanji akan senantiasa bersyukur dan memuliakan Tuhan. Karena Tuhan itu setia. Ay. 14-17: Lukisan penderitaan, pernyataan kepercayaan, dan permohonan. Penderitaan itu terjadi karena musuh-musuh, orang-orang sombong dan angkuh, dan pelaku-pelaku kekerasan. Pemazmur yakin bahwa Tuhan adalah pengasih, penyayang, dan panjang sabar serta penuh/ berlimpah kasih setia (ay.15). Karena itu pemazmur mengajukan permohonan terakhir seperti pada ayat 16-17. Roma 8:12–25 Surat Roma ditulis Rasul Paulus kira-kira tahun 56-57 di Korintus. Ketika menulis Surat ini Paulus belum pernah sampai ke Roma. Adapun tujuan Paulus menulis Surat Roma adalah: Berkenalan dengan Jemaat Roma, jemaat yang tidak didirikan oleh Paulus Paulus meminta dukungan doa dan dana untuk rencana Pekabaran Injil ke Eropa, khususnya ke Spanyol (Ps. 15 ; 24). Meminta dukungan doa syafaat sehubungan dengan konfrontasi Paulus denganh orang-orang Yahudi di Yerusalem (Ps. 15: 30 – 31) Meminta dukungan doa syafaat dari jemaat Roma sehubungan dengan ketidakpastian sikap jemaat Kristen Yerusalem terhadap bantuan yang dibawa Rasul Paulus dari jemaat-jemaat di Makedonia dan Akhaya (Ps.15 :30-31). Meredakan perselisihan yang sedang terjadi di tengah jemaat Roma (Ps. 14 :115:13).
Khotbah Jangkep Juli 2011
Paulus menyadari sepenuhnya bahwa ia dipanggil menjadi rasul untuk memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi, juga kepada bangsa Spanyol. Namun usaha Paulus ini berhadapan dengan tiga ancaman, yakni : Orang-orang Yahudi: mereka semua menolak Paulus yang dianggap murtad. Oleh karena Paulus banyak orang bukan Yahudi yang masuk agama Yahudi akhirnya keluar dan menganut agama Kristen. Orang-orang Kristen asal Yahudi: golongan ini menolak Paulus karena Paulus menentang sikap dan pandangan yang menempatkan orang Kristen Yahudi lebih unggul dan baik. Golongan ini ditentang Paulus karena masih memelihara tradisi Yudaisme dan Hukum Taurat. Orang-orang Kristen bukan Yahudi: bagi golongan ini Israel sudah tidak lagi masuk hitungan. Melalui ajaran Paulus hendak ditunjukkan bagaimana hubungan PL dan PB. Ajaran Paulus yang seperti ini ditolak oleh golongan ini. Khusus Roma 8:12-25 hendak menunjukkan kepada kita bahwa perubahan makna yang sangat mendasar tentang sebutan ”anak Allah”. Dalam masa Perjanjian Lama yang boleh menyebut Bapa dan disebut warga Kerajaan Sorga adalah mereka yang tergabung pada bangsa Yahudi/Israel.bgai orang diluar Israel yang bergabung menjadi penganut agama Yahudi disebut Proselit, yang ditandai dengan penerimaan Sunat. Tetapi sekarang dalam Perjanjian Baru ikatan itu bukan lagi ikatan bangsa, tetapi ikatan dalam Roh. Roma 8:14 menyebutkan: ”semua yang dipimpin Roh Allah adalah anak Allah”. Hal yang demikian ini berarti siapa saja, bangsa manapun, dan dari golongan apa saja, asal yang menerima Tuhan Yesus dan yang dipimpin oleh Roh Kudus adalah anak Allah. Anak-anak Allah ini mempunyai pengharapan yang khas, yakni sudah nyata dan pasti yaitu Keselamatan didalam Kristus Yesus, kehidupan di sorga, karena itulah saatnya kita menanti dengan tekun dan setia. Matius 13 : 24 – 30; 36 – 43 Bagian ini memuat perumpamaan Lalang diantara Gandum beserta dengan penjelasannya.Seorang Tuan Pemilik ladang menabur biji Gandum. Namun tengah malam ketika sedang tidur datang musuhnya menaburkan biji Ilalang. Akhirnya baik biji Gandum maupun biji Ilalang tumbuh bersama. Salah satu pegawainya mengajukan usul supaya diperkenankan mencabuti Ilalang itu, namun Sang pemilik tidak mengijinkan karena jika Ilalang dicabut, maka Gandumnya pun akan ikut tercabut. Sang pemilik membiarkan sampai panen barulah kemudian dipisahkan ilalang dari Gandum itu. Perumpamaan itu dapat kita runut demikian : Pemilik Ladang adalah Tuhan Yesus Ladang adalah dunia ini Khotbah Jangkep Juli 2011
Gandum adalah umat Allah yang telah menerima Injil (Yesus Kristus) Ilalang adalah orang-orang jahat yang lebih berpihak kepada Iblis Musuh adalah si jahat yakni Iblis. Masa Panen adalah masa penghakiman, masa Tuhan Yesus datang kedua kali (kiamat). Catatan kecil : Ilalang bukanlah rumput ilalang (alang-alang) seperti yang kita kenal disini, tetapi Ilalang adalah tumbuhan semacam gandum, namun yang membedakan adalah buahnya (bulirnya). Secara sepintas bulirnya dapat dengan mudah dibedakan dengan bulir gandum. Bahkan bulir ilalang ini beracun, sehingga bila ikut kemakan akan menyebabkan pusing-pusing, bahkan sampai pada kematian. Perumpamaan itu hendak berbicara bahwa didunia manusia jahat bercampur hidup dengan umat Allah. Perbedaan keduanya sangat jelas. Pada saat panen (akhir jaman/ jaman penghakiman) akan disaring mana yang umat Allah dan mana yang bukan. Kalau toh Tuhan Yesus membiarkan orang-orang jahat hidup lebih lama, juga dengan maksud ada kesempatan bagi mereka untuk bertobat. Renungan Setiap anggota Gereja tentu sebagai umat Allah. Dalam kehidupannya sehari-hari umat masih harus berhadapan dengan realitas/kenyataan dunia. Di dunia ini sangat beragam kondisi dan situasinya. Ada yang mau berpihak dan memuji kepada kita, tetapi juga ada yang menolak dan mencerca kita. Sebagai umat Allah yang masih harus hidup didunia ini keadaan itu masih akan tetap terus kita hadapi. Suka atau tidak, siap atau tidak, dan mau atau tidak pasti kita berhadapan dengan realitas itu. Dari kenyataan itu, berarti kita sebagai umat Allah tidak bisa menghindar atau lari dari realitas hidup ini. Namun sebaliknya umat Allah harus menghada pi serta mensikapi secara positip. Hal yang demikian itu berarti: menerima dunia nyata ini dengan segala keberadaannya sebagai berkat yang harus kita syukuri dimana dunia menjadi medan/tempat untuk berjuang dan menjalani hidup. Disini berarti kita dituntut untuk senantiasa meyakini akan penyertaan Allah dalam setiap kehidupan kita. Hal mana dalam hati dan jiwa kita tumbuh keyakinan akan keberhasilan menjalani hidup ini, sebagaimana Tuhan berfirman: ”Jika Allah dipihak kita, siapa yang akan mengalahkan kita?” Kepasrahan dan keberserahan diri kepada Allah dalam menjalani hidup didunia yang nyata inilah yang akan menjadikan kita berhasil dan memetik buah dari jerih payah kita. Ingat kata Rasul paulus kepada jemaat di Korintus: ”Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.” (I Korintus 15 : 58) Khotbah Jangkep Juli 2011
Harus dengan tekun dan setia menjalaninya, sehingga kita tidak mudah mengeluh dan putus asa. Tuhan berfirman: ”Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna." (Matius 5: 48). Melalui ayat ini mungkin kalau kita diminta sempurna nampaknya sulit, bahkan tidak mungkin bisa. Tetapi ada hal yang masih bisa kita lakukan, yakni jika kita mau setia. Karena itu haruslah kamu setia sama seperti Bapamu yang disorga adalah setia. Inilah yang harus kita lakukan. Melalui kesetiaan yang kita bangun ini akan tumbuh ketekunan dan ketekunan akan menghasilkan semangat yang tak kunjung padam dimana menjadikan kita lebih tahan uji. Jika demikian yang terjadi, maka dalam diri akan tumbuh kesadaran yang menjadikan kita tidak akan mudah putus asa, tetapi sebaliknya malah lebih bersemangat untuk berkarya. Kesungguhan dan keseriusan kiat inilah yang menjadikan memanen buah perjuangan ini. Rasul Paulus dalam Roma 8:24-25 ”Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan pengharapan lagi; sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya? Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun.” Harus mau mengembangkan ide-ide dan kreatifitas, sehingga kita mendapatkan hal-hal yang baru sebagai jawab atas tantangan yang sedang kita hadapi disini dan kini, sehingga mendapatkan hasil panenan yang maksimal. Hal yang demikian nampak dalam keputusan Tuhan Yesus untuk membiarkan Gandum dan ilalang tumbuh bersama. Ketika keduanya bertumbuh, maka gandum akan terganggu dan cara yang sudah lazim digunakan untuk membasmi ilalang pada waktu itu adalah dengan mencabuti ilalang yang sedang ikut mulai bertumbuh dengan gandum itu. Akibatnya ada banyak tanaman gandum yang ikut tercerabut. Tuhan Yesus memberikan jalan keluar yang lain, yakni membiarkan keduanya bertumbuh dan setelah semua mengeluarkan bulir/buah, maka akan dapat dengan mudah dipisahkan. Memang dengan cara inipun akan ada kerugian yang didapat, yakni gandum tidak bisa tumbuh maksimal, namun dibandingkan cara mencabuti, maka cara yang diberikan Tuhan Yesus ini masih jauh lebih menguntungkan. Apa yang disampaikan Tuhan Yesus ini merupakan ide dan cara yang baru, demikian juga bagi kita hari ini, jika kita mau mencari terobosan-terobosan baru, ide-ide yang baru, dan kreatifitas yang baru, maka kita akan mendapatkan hasil yang maksimal. Kita harus senantiasa menggembleng diri untuk terus mengasah kemampuan kita, sehingga kita tidak akan terlibas oleh kemajuan jaman ataupun hiruk pikuknya dunia ini. Mazmur 86 : 17 mengatakan : ”Lakukanlah kepadaku suatu tanda kebaikan, supaya orang-orang yang membenci aku melihat dengan malu, bahwa Engkau, ya TUHAN, telah menolong dan menghiburkan aku.” untuk bisa melakukan kebaikan tentu dibutuhkan latihan dan terus mengasah diri yang panjang dan berkelanjutan, karena itulah bagi kita Khotbah Jangkep Juli 2011
supaya dapat mengalahkan jaman ini, maka kita juga harus terus menerus mengasah diri, melatih diri, dan menggembleng diri dengan baik dan berkelanjutan. Mensikapi hal-hal tersebut diatas, maka kita sebagai umat Allah perlu terus merenungkan Firman Tuhan itu. Untuik membantu memahami dan merenungkan Firman itu ada beberapa pertanyaan yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan, sebagai berikut: a. Dalam kehidupan berjemaat apakah ada ”ilalang” yang bertumbuh bersama dengan ”gandum”? Berikan penjelasan dan contoh-contoh yang nyata! b. Bagaimana perwujudan sikap dan tindakan Tuhan Yesus yang membiarkan ilalang dan gandum tumbuh bersama? Bandingkan dengan Mazmur 86:17 c. Panenan apakah yang kita harapkan dari kesetian dan kesungguhan yang kita bangun dalam kehidupan berjemaat?
Harmonisasi Bacaan Melalui Yesaya 44:6-8 kita ditunjukkan bahwa Allah yang kta percayai adalah yang yang tiada duanya. Manusia yang menjadi kepunyaanNya merasakan bahwa Allah adalah Allah yang awal dan yang akhir, yang tiada lagi tandingan-Nya. Manusia yang percaya kepada-Nya tidak perlu merasakan ketakutan, terlebih dalam menghadapi gelombang hidup hari ini, karena Tuhanlah perlindungan kita dan kota benteng kita. Kita harus mau mewartakan semua itu kepada dunia dan kepada seluruh umat manusia. Pemazmur ( Daud ) begitu meyakini bahwa Allah yang dia percayai adalah Allah yang luar biasa, yang tidak ada yang menyamai (Mazmur 86:8). Dalam Mazmur 8 :11-17, Pemazmur juga yakin bahwa jalan Tuhan itu jalan yang penuh dengan damai sejahtera dan sukacita, sehingga Pemazmur berdoa: ”Tunjukkanlah kepadaku jalan-Mu ya Tuhan supaya aku hidup menurut kebenaran-Mu” Bagi Pemazmur tidak ada Tuhan selain Allah yang jalan-Nya menjadi tujuan hidup Pemazmur. Disisi lain Pemazmur juga meyakini bahwa Allah yang dia percayai adalah Allah yang setia, yang penuh dengan kasih sayang dan berlimpah kasih setia. Karena itulah Pemazmur berjanji akan senantiasa bersyukur dan memuliakan nama-Nya. Kate Pemazmur : ”Aku hendak bersyukur kepada-Mu dan memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya.” Pada saat ini Allah yang maha luarbiasa itu kita kenal melalui karya-Nya yang menyelamatkan manusia didalam Tuhan Yesus Kristus. Roma 8:12-25 Rasul Paulus dengan tegas menyatakan bahwa kita yang dipimpin oleh Roh Kudus, yakni Roh Kristus adalah anak-anak Allah. Roh itu menjadikan kita bebas dari segala perbudakan, dimana oleh Roh itu kita dapat berseru ”ya Abba, ya Bapa”, jika demikian, maka siapa yang dipimpin oleh Roh Kudus dia adalah ahli waris Kerajaan Sorga, karena dia adalah anak-anak Allah. Melalui keyakinan yang seperti itu, Khotbah Jangkep Juli 2011
kita yang masih menjalani hidup didunia dengan segala pergumulannya senantiasa yakin bahwa kita pasti disertai oleh Allah serta senantiasa mempunyai pengharapan yang penuh akan masa kini maupun yang akan datang. Tuhan Allah menjamin hidup kita hari ini sampai di sorga kelak. Posisi kita sebagai Ahli waris Kerajaan Sorga maupun sebagai anak-anak Allah tidak menghilangkan kenyataan hidup hari lepas hari. Artinya selama kita masih hidup di dunia ini, maka segala kenyataan yang ada di dunia ini akan kita hadapi. Hal yang demikian dinyatakan oleh Tuhan Yesus dalam Matius 13:24-30; 36-43 dimana dalam perumpamaan itu ilalang dibiarkan hidup diantara gandum. Ilalang adalah kejahatan dan gandum adalah anak-anak Allah. Itu berarti anak-anak Allah akan tetap berhadapan dengan kejahatan. Disinilah anak-anak Allah diuji iman dan kesetiaannya kepada Allah. Apakah akan tetap hidup dalam pengharapan kepada Tuhan ataukah ikut arus dunia yang lebih banyak memilih Iblis ( kejahatan). Namun demikian kesetiaan dan ketekunan kita kepada Allah tidak akan sia-sia, sehingga pada saatnya kita akan memanen buahnya. Ingat kata Rasul Paulus bahwa jerih payah kita didalam Tuhan Yesus Kristus tidak akan sia-sia. Pokok dan Arah Pewartaan Melalui Firman Tuhan yang kita baca diatas, jemaat diajak untuk dengan setia dan tekun menjalani hidup dengan dasar Firman Tuhan, ditengah hambatan dan tantangan jaman sekarang ini dan disini, maka akan mendapatkan buah yang berlimpah.
Khotbah Jangkep
Saudara yang dikasihi Tuhan, elalui tayangan televisi ataupun berita dalam Surat Kabar kita menyaksikan ada banyak saudara-saudara kita yang hidup dibawah garis kemiskinan, bahkan hidup dalam kemiskinan yang amat sangat. Untuk makan sehari sekali saja sangat sulit. Juga kita mendengar, membaca, dan melihat tayangan televisi banyak orang mengalami keprustrasian yang amat sangat, sehingga memilih mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri, menabrak Kerata Api, gantung diri, atau minum racun serangga. Juga ada yang mengkonsumsi obat-obatan terlarang yang sering disebut Narkoba sampai teler. Mengapa bisa sampai demikian? Ada banyak faktor penyebab, antara lain : a. Banyak masyarakat yang pendidikannya rendah dan tidak mempunyai ketrampilan yang memadai, sehingga ketika dihadapkan pada tantangan jaman ini mereka tidak
M
Khotbah Jangkep Juli 2011
b.
c.
bisa berbuat apa-apa, kecuali hanya pasrah dan menerima apa adanya yang akhirnya membuat mereka menjadi penonton, bahkan tersisih Laju pertumbuhan lapangan pekerjaan yang tidak lagi sebanding dengan laju pertumbuhan tenaga kerja, sehingga antara kebutuhan tenaga kerja ( lowongan pekerjaan ) dengan yang membutuhan pekerjaan lebih banyak yang membutuhkan, maka ada banyak pengangguran yang bisa berakibat kepada tingginya angka kriminalitas. Banyak yang merasa putus asa dan kehilangan harapan karena tidak mampu mengikuti laju arus kemajuan jaman dan teknologi yang semakin menawarkan kewewahan dan kesenangan dunia yang begitu menggiurkan. Akibatnya merasa bahwa hidup ini hampa dan sia-sia belaka, hingga akhirnya mengambil jalan pintas.
Saudara yang dikasihi Tuhan, Bagaimana dengan kita orang percaya ini? Bagaimana dengan kita yang menjadi anak-anak Allah yang mempunyai hak waris di Kerajaan Sorga? Bagaimana dengan kita yang mempunyai Tuhan Yesus Kristus yang mempunyai hari esok? tentu tidak demikian. Hidup ini memang sulit dan berat, itu kenyataan yang tidak bisa kita hindari. Perubahanperubahan dunia yang begitu cepat yang mondial dan mengglobal (maksudnya adalah yang pasti melanda seluruh lapisan masyarakat dan dialami/dihadapi oleh semua orang tanpa terkecuali). Semakin tingginya tindak kejahatan ditengah masyarakat. Itu semua mengingatkan kita kepada Firman Tuhan yang kita baca saat ini. Artinya Firman Tuhan yang kita baca saat ini sungguh menjadi jawab atas segala pergumulan hidup ini, saat ini dan disini. Tuhan Yesus menggambarkan dengan jelas bagaimana umat Allah harus berjuang menghadapi kenyatan hidup. Umat Allah yang baru bertumbuh pun harus berhadapan penggodaan dan pencobaan (ingat Gandum yang harus tumbuh bersaing dengan ilalang), namun pada akhirnya buahnya yang membedakan mereka. Apakah mereka umat Allah ataukah umat setan/iblis? Hal yang sama juga dihadapi oleh umat Allah yang waktu dibuang ke Babel. Tekanan yang dihadapi bahkan lebih berat lagi, namun umat Allah di Babel tetap harus berpengharapan di dalam Tuhan, tidak mudah putus asa, dan senantiasa bergantung kepada Tuhan.
Khotbah Jangkep Juli 2011
Saudara yang dikasihi Tuhan, Melalui bacaan kita di atas, kita dapat mengambil pelajaran sebagai berikut:
1. Bahwa Umat Allah akan berhadapan dengan realitas hidup Tuhan Yesus tidak pernah menjanjikan kepada umat-Nya, bahwa jika sudah menjadi orang Kristen akan terlepas dari segala persoalan hidup. Tuhan Yesus mengingatkan bahwa setiap umat Allah akan tetap menjalani hidup seperti sesama manusia yang lain. Artinya kondisi dan situasi dunia ini akan tetap dihadapi oleh umat Allah. Hal yang demikian tampak dalam Perumpamaan Lalang dan Gandum. Setiap umat Allah akan berhadapan dengan berbagai macam pergumulan hidup, adakalanya berhadapan dengan kesenangan, adakalanya berhadapan dengan kebimbangan, dan adakalanya berhadapan dengan kesedihan, namun itu semua akan dipakai oleh Tuhan untuk kebaikan kita. Ingat akan Roma 8:28– “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Melalui ayat ini kita diingatkan bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kita, artinya ketika kita berhadapan dengan kesedihan Tuhan Allah turut bekerja didalamnya supaya kita kuat menghadapinya. Ketika kita sedang berhadapan dengan kebahagiaan, Allah turut bekerja didalam kebahagiaan itu, sehingga sukacita semakin bertambah-tambah dan kita tidak akan salah arah, dsb. Contoh : Ketika penulis sedang dalam perjalan pulang dari Purbalingga, waktu itu suasana hujan, Kurang lebih tujuh kilometer setelah kota Wonosobo penulis mengalami pecah ban. Rasa anyel, kesal, dan berjuta rasa yang lain ada, sudah hujan lagi. Setelah satu jam penulis berhasil mengganti ban dan kemudian melanjutkan perjalan. Beberapa saat kemudian penulis begitu mengucap syukur dan mohon ampun kepada Tuhan karena ada sebuah truck besar yang ternyata tidak kuat menanjak yang kemudian mlorot dan melindas kendaraan dibelakangnya, yang mana mobil yang terlindas itu tadinya persis berada didepan penulis. Seandainya penulis tidak mengalami pecah ban, maka penulis akan ikut terlindas truck tersebut. Disinilah penulis pahami bahwa Allah turut bekerja ketika penulis mengalami pecah ban untuk menyelamatkan penulis dari lindasan truck. Marilah kita menjalani realitas hidup ini dengan sikap dan tindakan yang positip, yang kita yakin Tuhan Allah pasti memakai semua itu untuk kebaikan kita.
Khotbah Jangkep Juli 2011
2. Bahwa Umat Allah harus tetap berpengharapan. Tuhan tidak pernah lupa dengan janji-Nya. Kita harus yakin akan hal ini. Di tengah derasnya arus dunia, bahkan pencobaan dan penggodaan, umat Allah tidak akan kehilangan pengharapan. Hal yang demikian haruslah nampak dalam kehidupan seharihari. Umat Allah dihadapkan kenyataan bahwa jika pencobaan itu datang dari dalam, maka akan menjadikan umat Allah hancur. Namun sebaliknya jika pencobaan itu datang dari luar, maka akan menjadikan umat Allah semakin kuat dan bertumbuh. Demikian juga bagi kita saat ini. Kita memang harus berhadapan dengan ilalang, bahkan kita juga harus menerima kenyataan sering kita harus sendirian sebagai umat Allah yang harus hidup ditengah masyarakat yang mayoritas bukan Kristen. Sekalipun demikian kita tidak akan putus asa dan mudah menyerah dengan keadaan yang ada, tetapi sebaliknya bahwa kita diyakinkan Tuhan Yesus tidak tidur, Tuhan Yesus pasti mengerti pergumulan setiap umat-Nya, dan karena kita akan tetap menaruh pengharapan masa depan kita didalam Tuhan Yesus Kristus. Ada contoh dari sepenggal kisah kehidupan. Seorang gadis bernama Dalinah, lulusan SMK, dari keluarga miskin. Dalinah memilih SMK dengan harapan setelah lulus bisa cepat bekerja. Untuk Sekolah di sebuah SMK Dalinah harus menjadi buruh setrika dan mencuci. Dalinah tetap setia berjemaat, bahkan pernah menjadi Ketua Komisi Pemuda dan Ketua Komisi Sekolah Minggu ( Sekarang Komisi Anak ). Setelah melamar kesana kemari ternyata Dalinah tidak mendapatkan pekerjaan yang diinginkan, namun Dalinah tidak putus asa. Dalam doanya Dalinah yakin bahwa pada saatnya Tuhan Yesus pasti menjawab doanya. Akhirnya ia nekat pergi dari rumah dan kembali menekuni pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga secara penuh, namun dengan syarat majikannya harus mengijinkan ia berjemaat dan mengajar Sekolah Minggu. Singkat cerita setelah berganti-ganti majikan akhirnya ada juga majikan yang mau mengerti syarat yang diajukan Dalinah. Tuhan menjawab doa, kesetiaan, dan pengharapan Dalinah lewat seorang anggota jemaat Dalinah bisa bekerja disebuah perusahaan swasta, kemudian disekolahkan perusahaan dan hari ini Dalinah menjadi seorang bendahara perusahaan itu. Dalinah sekarang dikaruniai suami yang setia dan dengan dua putri yang cantik, dan tetap setia menjadi Guru Sekolah Minggu, bahkan satu mobilnya tetap setia melayani anak-anak Sekolah Minggu berkegiatan. 3. Kesetian dan Ketekunan Kita tidak akan sia-sia. Melalui surat Roma Rasul Paulus mengatakan bahwa: “Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.” (Roma 8:14). Hari ini kitalah anak-anak Allah itu, karena kita yakin bahwa kita dipimpin oleh Roh Allah. Juga kita diangkat menjadi ahli waris Kerajaan Sorga, dengan demikian jika kita adalah anak-anak Allah yang menjadi ahli waris Kerajaan Sorga, maka kita dituntut oleh Tuhan untuk hidup secara benar dan Khotbah Jangkep Juli 2011
setia sesuai dengan Firman Tuhan. Tuhan Yesus telah memberi jaminan akan keberhasilan setiap usaha dan perjuangan kita. Hal yang demikian nyata dalam Yohanes 15:16b – “….Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam namaKu, diberikan-Nya kepadamu.” Namun saudara, persoalan yang mendasar adalah apakah kita sebagai umat Allah ini telah setia dan tekun melakukan kehendak Bapa yang di sorga ? Tuhan Yesus dalam Matius 5:48 mengatakan: “….. haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna." Bagaimana sebenarnya wujud ketekunan dan kesetiaan itu? Sederhana saja dan bukan hal yang sulit, missal: Setia dan tekun berjemaat tidak menjadi kutu loncat yang dengan mudah berpindah-pindah tempat kebaktian hanya karena hal-hal yang kecil, dan tidak mudah mutungan Setia dan tekun bersyukur dengan perpuluhan (persembahan bulanan), persembahan pembangunan, dsb. Setia dan tekun membaca Kitab Suci dan berdoa Setia dan tekun bersekutu : Pemahaman Alkitab dan Persekutuan Doa Dan masih banyak lagi wujudnya. Akhirnya saudara-saudara kita diingatkan akan Firman Tuhan dalam I Korintus 15:58 yang mengatakan :”Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.” Apakah kita sebagai anak-anak Allah sudah setia dan tekun? Saudara yang bisa, jawab, Amin!
Rancangan Bacaan Alkitab: Berita Anugerah Petunjuk Hidup Baru Nats Persembahan
: Yohanes 15 : 15 – 16 : Galatia 6 : 7 – 10 : II Korintus 9 : 7 – 8
Rancangan Nyanyian Pujian: Nyanyian Pembukaan Nyanyian Penyesalan Nyanyian Kesanggupan Nyanyian Persembahan Nyanyian Penutup
: KJ. 242 : 1 – 3 : KJ. 64 : 1 – 2 : KJ. 30A : 1 + 3 : KJ. 393 : 1 – : KJ. 138 : 1 – 2
Khotbah Jangkep Juli 2011
Khotbah Jangkep Minggu, 17 Juli 2011 Pekan Biasa Kaping Nembelas (Ijo)
TEKUN PUNIKA NGASILAKEN WOH Waosan I: Yesaya 44 : 6 – 8 ; Tanggapan : Jabur 86 : 11 – 17; Waosan II: Rum 8 : 12 – 25 ; Waosan III: Injil Mateus 13 : 24 – 30; 36 – 43 Tujuan: Sasampunipun ndherek mangibadah pasamuwan saged yakin lan pitados bilih kasetyan lan katekunan dhateng Gusti Allah temtu ndhatengaken woh ingkang manis saha endah wonten ing salebeting gesang padintenan.
Khotbah Jangkep Pasamuwanipun Gusti ingkang kinasih, umantar tayangan televisi punapa dene pawartos ingkang kaserat wonten koran punapa Majalah, kita saget mangertos bilih taksih kathah sedherek kita ingkang gesang wonten ing salebeting kekirangan, mila nalika aben ajeng kaliyan kawontenan gesang ingkang awrat lajeng furstrasi (ngraosaken raos kuciwa ingkang sanget), semplah, lan ical pengajeng-ajeng. Tundhanipun kathah tiyang ingkang sami ngendhat, bunuh dhiri, lan ngginakaken pil koplo. Punapa sebabipun kathah sedherek ingkang ngantos dumugi semanten? Mawerni-werni sebabipun, ing antawisipun kadasta: a. Taksih ktahah masyarakat ingkang tingkat pendidikanipun andhap, temah mboten anggadhahi ketrampilan ingkang cundhuk kaliyan kemajengan jaman, ugi mboten anggadhahi ketrampilan ingkang dipun betahaken kangge nyambut damel. Mila nalika wonten lapangan pekerjaan ingkang mbetahaken ketrampilan ingkang inggil kathah masyarakat ingkang mboten saged mlebet tundhanipun namung saged pasrah lan nampi kawontenan punapa wontenipun b. Pendamelan ingkang wonten menawi katandhing kaliyan ingkang mbetahaken taksih langkung kathah ingkang membetahaken, mila lajeng kathah tiyang ingkang nganggur.
L
Khotbah Jangkep Juli 2011
c.
Kathah tiyang ingkang kecalan pengajeng-ajeng lan frustrasi, awit mboten saged mengikuti perkembangan jaman, tundhanipun rumaos bilih gasangipun punika mboten wonten aosipun lajeng sami tumindak nekat.
Pasamuwanipun Gusti ingkang kinasih, Kadospundi kaliyan kita para tiyang pitados, inggih para putraning Allah ingkang kinasih? Kita ingkang kasebat bangsa ingkang pinilih wonten Gusti Yesus Kristus temtu mboten badhe tumindak kados tiyang-tiyang ingkang kasebut inggil punika. Gesang ing dinten punika panci awrat lan angel, nanging mboten badhe ndadosaken kita kecalan pengajeng-ajeng. Pangandikanipun Gusti bab pasemon alang-alang ingkang tuwuh wonten ing satengahing gandum nedahaken dhateng kita bilih gesangipun manungsa punika kedah aben-ajeng kaliyan kawontenan ingkang wor suh. Bab mekaten punika ugi kaadhepi kaliyan para tiyang pitados ingkang nembe kabucal wonten ing Babel. Tekanan lan kawontenan gesang ingkang dipun adhepi dening para kagunganipun Gusti ing Babel punika langkung awrat, ananging sedaya punika mboten badhe ndadosaken semplah ugi putus-asa (kecalan pengajeng-ajeng), malah kosok wangsulipun ndadosaken pambereg ingkang endah kangge ngadhepi gesang lan langkung majeng malih. Pasamuwan kagunganipun Gusti, Lumantar waosan kita ing nginggil, kita saged mendhet piwulang, ing antawisipun: a. Bilih Para kagunganipun Gusti tetap aben-ajeng kaliyan kasunyatan ing Gesang. Gusti Yesus mboten nate aprajanji dhateng para muridipun punapa dene dhateng pasamuwanipun ing pundi kemawon bilih sasampunipun dados tiyang pitados (tiyang Kristen) lajeng badhe uwal saking ruwet-rentenging gesang lan sadaya prekawis gesang padintenan. Kita para kagunganipun ugi tetep badhe aben-ajeng kaliyan kasunyataning gesang lan anglampahi gesang kados dene sedherek-sedherek sanesipun. Prekawis ingkang punika katingal saking piwulang Bap Pasemon alang-alang ingkang tuwuh wonten satengahing gandum. Saben kita para kagunganipun Gusti ugi bandhe ngadhepi raos bingah, raos sisah, raos mangu-mangu, ajrih lan sapiturutipun. Namung sadaya kawontenan punika Gusti Allah saged ngagem murih saenipun gesangipun manungsa. Kacetha ing Kitab Rum 8;28 – ”Saiki kita padha sumurup, yen Gusti Allah uga makarya ana ing samubarang kabeh, njalari becike wong kang padha tresna marang Panjenengane, yaiku para kang tinimbalan miturut ing pepesthening Allah.” Lumantar Pangandika punika kita tansah dipun emutaken dening Gusti Allah bilih Gusti Allah tansah paring pambopong dhateng manungsa, Gusti Allah ugi tansah makarya wonten satenging gesangipun manungsa murih sae lan rahayunipun manungsa, malah wonten prekawis punapa kemawon, kalebet wonten satengahing kasisahan lan pacoben Gusti Khotbah Jangkep Juli 2011
Allah tansah makarya amrih sae lan kawilujenganipun manungsa. Nalika manunghsa nembe aben ajeng kaliyan kasukan, Gusti Allah tansah makarya murih mboten salah arah, wonten salebeting manungsa nembe kabidhung sisah, Gusti Allah ugi makarya murih kiyat lan teteging manah lan ing tundhanipun mboten selak kaliyan Gusti Allah. Conto: nalika penulis nembe wangsul saking Purbalingga. Wekdal semanten dumugi dhusun kertek lan ngepasi jawah deres sanget dumadakan ban wingking kempes. Penulis kemutan bilih wonten sisih ngajeng wonten truk ageng kawratan kaliyayan momotan. Ing sisih wingking wonten mobil pethak, krana kula kempes ban mobil pethak punika nglanggar kula. Raos anyel, sedih, lan jengkel campur adhuk dados satunggal. Wetawis meh satunggal jam rampung gantos ban saged nglajengaken lampah. Margi katingal nanjak lan wonten mobil ngalami kecelakaan. Sanalika punika penulis minggir lan mandek saperlu nata ati awit ingkang kecelakaan punika truk ingkang ageng lan kawratan momotan mboten kiyat minggah ngunduri mobil pethak wau. Penulis lajeng mangertos bilih menawi mboten kempes ban temtu ugi ndherek dados korban. Wonten ing ngriki kita memahami bilih wonten satengahing kempes ban punika Gusti Allah makarya kangge kita uwal saking kecelakaan, awit saking punika para kinasih sumangga kita anglampahi gesang kanthi sikap positip lan sareh temah kita saged ngadhepi sedaya kasunyataning gesang kanthi sae. b. Para Kagunganipun Gusti kedah tetap anggadhahi Pengajeng-ajeng. Gusti Allah mboten nate kesupen kaliyan prasetyanipun. Awit saking punika kita kedah yakin pitados estu. Wonten satengahing kiyating arus jaman lan pacoben ingkang matubi-tubi, para kagunganipun Gusti mboten badhe kecalan pengajeng-ajeng. Pengajeng-ajeng ingkang kados punika kedah katingal wonten ing salebeting gesang padintenan. Kita pitados bilih pacoben punika dhatengipun saking nglebeting dhiri kita, badhe andadosaken kita remek, ananging menawi pacoben punika dhatengipun saking sajawining diri kita malah badhe ndadosaken iman lan kapitadosan kita langkung kiyat. Mekaten ugi kaliyan kita ing dinten punika, menawi kita kedah aben-ajeng kaliyan alangalang, malah ugi asring kita dados korban anarkisme, kita mboten badhe semplah lan kecalan pengajeng-ajeng. Kita pitados bilih Gusti Allah mboten negakaken kita piyambakan. Wonten sepenggal kisah lare remaja putri, Dalinah naminipun. Kalahiraken saking brayat miskin, malah kangge sekolah kedah dados buruh cuci lan setrika. Nanging Dalinah mboten mindher, mboten semplah, lan mboten kecalan pengajeng-ajeng. Dalinah tetap berjuang, mbudidaya murih saged kasil gesangipun. Ing sisih sanes Dalinah ugi sregep peladosan wonten satengahing pasamuwan. Dalinah sregep mucal Sekolah Minggu, pengurus Komisi Anak, Komisi Remaja, ugi nate dados pengurus Komisi Pemuda. Lulus saking SMK Dalinah dhateng kitha saperlu ngupaya nasib ingkang Khotbah Jangkep Juli 2011
langkung sae. Ing kitha Dalinah nglebetaken lamaran dhateng pundi-pundi, nanging dereng wonten ingkang purun nampi. Ing kitha Dalinah ugi tetep purun masamuwan lan tetep purun mucal Sekolah Minggu. Gusti Allah kepareng nampi pandonganipun Dalinah, lumantar mucal Sekolah Minggu Dalinah kepareng tetepungan kaliyan satunggaling warga pasamuwan. Lumantar punika Gusti Allah kepareng paring pedamelan. Lan ing dinten punika Dalinah nampi kalenggahan bendahara salah satunggaling perusahaan. Dalinah sampun kasil gesangipun, sampun ugi emah-emah lan kaparingan momongan, lan Dalinah tetap setya lelados, malah satunggal mobilipun kepareng kangge peladosan kegiatan Sekolah Minggu. Para Kinasih, cetha sanget tumrap kita bilih para kagunganipun Gusti mboten pareng putus-asa, nanging tetep pitados bilih Gusti Allah tansah paring panuntun lan berkah dhateng para kagunganipun ingkang setya lan tekun ndherek Gusti. c. Kasetyan lan Ketekunan Kita mboten badhe Muspra. Rasul Paulus lumantar serat ingkang katujokaken dhateng pasamuwan ing kitha Rum nyebutaken bilih: ”Kabeh wong kang katuntun dening Rohing Gusti Allah, iku dadi putrane Gusti Allah.” (Rum 8 : 14). Ing dinten punika kita punika ingkang pinangka putrane Gusti Allah, awit kita pitados bilih kita katuntun dening Rohing Gusti Allah. Menawi mekaten cetha sanget bilih kita punika minangka ahli waris Keratoning Swarga. Menawi kita dados putrane Gusti Allah lan ahli waris Keratoning Swarga, kita katuntut dening Gusti Allah supados gesang kita tansah miturut Pangandikanipun. Ateges ugi kita kedah setya lan tekun nindakaken dhawuhipun Gusti. Gusti Allah wonten ing Sang Kristus sampun paring jaminan masa depan kita bilih kita mesti saged kasil anggen kita nglampahi gesang. Pangandikanipun Gusti: ”.... sarta Aku wus netepake, supaya kowe padha lunga lan metokake woh lan wohmu iku lestaria, dimen kowe padha kajurungana apa kang kok suwun marang Sang Rama atas saka jeneng-Ku.” (Yokanan 15 : 16b). Ananging para kinasih, punapa kita ugi sampun setya lan tekun temah kita saged ngedalaken woh ingkang sae? Punapa kita ugi sampun nindakaken dhawuhipun Gusti? Gusti Yesus lumantar Matius 5:48 paring dhawuh: ”Mulane kowe padha sampurnaa, kaya dene Ramamu ing swarga iya sampurna.” Menawi murih sampurna temtu angel, lan Gusti Allah inggih pirsa menawi kita mboten saged sampurna. Nanging kita saged setya lan tekun. Kadospundi wujuding kasetyan lan ketekunan punika? Gampil bab punika, kados ta: Tekun lan setya masamuwan, mboten dados kutu loncat (sekedhik-sekedhik lajeng masamuwan dhateng greja sanes), mboten gampil ceklek, mboten gampil ngethek ireng (mutungan) Tekun lan Setya ngaturaken panuwun-perpuluhan (pisusung wulanan), pembangunan, lsp. Khotbah Jangkep Juli 2011
Tekun lan setya maos Kitab Suci Tekun lan setya ndherek pakempalan pandonga lan panyuraos Kitab Suci Tekun lan setya lsp. Pungkasanipun kita dipun emutaken kaliyan pangandikanipun Gusti wonten I Korinta 15:58 – ”Mulane para sedulurku kang kinasih, kowe padha dibakuh, ditanpa gingsir, lan tansah sregep anggonmu nglakoni ayahane Gusti ! awit kowe padha sumurup, yen ana ing patunggalaning Gusti, kangelanmu mesthi ora muspra.” Kados pundi punapa kita minangka para putrane Allah ingkang setya lan tekun? Panjenengan ingkang saged paring wangsulan , Amin !!!
Rancangan Waosan Kitab Suci: Pawartos Sih Rahmat Pitedah Gesang Anyar Nats Pisungsung
: Yokanan 15 : 15 – 16 : Galatia 6 : 7 – 10 : II Korinta 9 : 7 – 8
Rancangan Kidung Pamuji: Kidung Pambuka Kidung Panelangsa Kidung Kesanggeman Kidung Pisungsung Kidung Panutup
: KPK-BMGJ no. : KPK-BMGJ no. : KPK-BMGJ no. : KPK-BMGJ no. : KPK-BMGJ no.
14 : 1 – 2 31 : 1 + 3 54 : 1 + 3 188 : 1 – 4 132 : 1, 3
Khotbah Jangkep Juli 2011
Khotbah Jangkep Minggu, 24 Juli 2011 Pekan Biasa Ke Tujuh Belas (Hijau)
BERIKANLAH KAMI HATI YANG BIJAKSANA Bacaan I : I Raja-raja 3 : 5 – 12 ; Tanggapan : Mazmur 119 : 129 – 136 Bacaan II: Roma 8 : 26 – 39 ; Bacaan III: Injil Matius 13 : 31 – 33; 44 – 52
Dasar Pemikiran Kasih Tuhan itu besar dan luar biasa, demikian juga janji Tuhan kepada umat pilihan-Nya pasti digenapi, karena janji Tuhan itu ya dan amin. Tuhan tidak pernah ingkar janji, senantiasa memberikan apa yang sudah diucapkan-Nya. Karena itu siapapun kita yang dipilih oleh Tuhan tentu Tuhan pasti menepati janji-Nya dan memperlengkapi seseorang itu sehingga seseorang itu dapat melakukan panggilan-Nya. Hal yang demikian itu juga berlaku bagi kita sebagai umat pilihan Tuhan. Sebagai umat pilihan Tuhan, tentu bukan sesuatu yang kebetulan, namun Tuhan memilih pasti dengan tugas dan rencana tertentu yang harus dijalani moleh setiap umat pilihan-Nya itu. Tuhan juga mempersilakan kita untuk meminta sesuatu kepada-Nya, oleh karena marilah kita sebagai jemaat dan umat pilihan Tuhan yang dipersilakan untuk meminta sesuatu kepada Tuhan meminta kepada-Nya sesuatu yang kita butuhkan untuk melakukan panggilan Tuhan itu. Kita juga yakin bahwa Tuhan pasti memberikan berkat yang kita butuhkan, sekalipun itu tidak kita minta. Tuhan tahu apa yang kita butuhkan. Sikap, tindakan dan keyakinan seperti itu adalah wujud dari hati yang bijaksana. Karena itu marilah kita berdoa memohon kepada Tuhan, Tuhan berikanlah kami hati yang bijaksana !.
Keterangan Tiap Bacaan I Raja-raja 3: 5-12 (Berikanlah Hati Yang Bijaksana) I Raja-raja 3:5-12 mengisahkan perjumpaan Salomo dengan Tuhan. Dalam suatu mimpi disuatu malam. Salomo ketika menjadi raja masih sangat muda, belum mempunyai banyak pengalaman, bahkan mungkin Salomo tidak mengira kalau ia harus Khotbah Jangkep Juli 2011
menjadi raja Israel menggantikan Daud, ayahnya. Karena masih ada anak laki-laki yang dari isteri pertama Daud. Tetapi oleh kehendak Tuhan Salomolah yang dipilih untuk menggantikan Daud. Setiap kali Tuhan memilih seseorang untuk suatu tugas, tentu Tuhan memperlengkapi dengan bekal ketrampilan atau yang lain yang menunjang pelaksanaan tugas itu, hal yang demikian juga terjadi dalam diri Salomo.dalam mimpi itu Tuhan bertanya kepada Salomo, ”mintalah apa yang hendak Kuberikan kepadamu.” Melalui percakapan dalam mimpi itu, kita dapat mengerti bahwa : Salomo yakin benar bahwa kasih setia Tuhan kepada Daud akan terus terwujud dan sekarang kasih setia Tuhan yang besar itu telah dinyatakan dalam dirinya sebagai pengganti Daud untuk menjadi raja di Israel. Salomo yakin benar bahwa Tuhanlah yang mengangkat dirinya menjadi raja Israel. Salomo dengan rendah hati mengakui akan keberadaan dirinya yang masih muda yang harus memikul tanggungjawab yang besar dengan menjadi raja bagi bangsa yang besar, yakni Israel. Salomo meminta hal yang terpenting dalam tugasnya selaku raja, yakni dapat menimbang hal yang baik dan buruk dan dapat bertindak secara arif dan bijaksana. ”Berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara......”. Ketika Tuhan mendengar permintaan Salomo yang seperti tersebut diatas, maka Tuhan melihat bahwa apa yang diminta itu sangat baik dan mendasar, maka Tuhanpun mengabulkan bahkan menambah dengan berkat-berkat yang lain dan yang besar. Mazmur 119:129-136 (Teguhkanlah Langkahku) Adalah sebuah iman yang besar dari Pemazmur bahwa Pemazmur mengakui dan meyakini bahwa hukum, ketetapan, dan peraturan Tuhan itu ajaib. Setiap orang yang setia terhadap itu semua akan menerima berkat tersendiri, bahkan melakukan kehendak itu menjadikan pemazmur hidup dan berpengharapan. Melalui bagian ini pemazmur mengajak kita semua sebagai umat Allah untuk setia pada Firman, ketetapan, hukum dan peraturan Tuhan, sebab dengan hal yang demikian akan dijauhkan dari kita segala tindakan yang jahat. Adalah suatu kesedihan jika orang tidak mau melakukan kehendak Tuhan itu. Roma 8:26-39 Allah Turut bekerja Dalam Segala sesuatu Surat Roma ditulis Rasul Paulus kira-kira tahun 56-57 di Korintus. Ketika menulis Surat ini Paulus belum pernah sampai ke Roma. Adapun tujuan Paulus menulis Surat Roma adalah: Berkenalan dengan Jemaat Roma, jemaat yang tidak didirikan oleh Paulus Khotbah Jangkep Juli 2011
Paulus meminta dukungan doa dan dana untuk rencana Pekabaran Injil ke Eropa khususnya ke Spanyol (Ps. 15;24). Meminta dukungan doa syafaat sehubungan dengan konfrontasi Paulus denganh orang-orang Yahudi di Yerusalem (Ps. 15: 30-31) Meminta dukungan doa syafaat dari jemaat Roma sehubungan dengan ketidakpastian sikap jemaat Kristen Yerusalem terhadap bantuan yang dibawa Rasul Paulus dari jemaat-jemaat di Makedonia dan Akhaya (Ps. 15: 30-31). Meredakan perselisihan yang sedang terjadi di tengah jemaat Roma (Ps. 14: 1-15: 13). Paulus menyadari sepenuhnya bahwa ia dipanggil menjadi rasul untuk memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi, juga kepada bangsa Spanyol. Namun usaha Paulus ini berhadapan dengan tiga ancaman, yakni: 1. Orang-orang Yahudi: mereka semua menolak Paulus yang dianggap murtad. Oleh karena Paulus banyak orang bukan Yahudi yang masuk agama Yahudi akhirnya keluar dan menganut agama Kristen. 2. Orang-orang Kristen asal Yahudi: golongan ini menolak Paulus karena Paulus menentang sikap dan pandangan yang menempatkan orang Kristen Yahudi lebih unggul dan baik. Golongan ini ditentang Paulus karena masih memelihara tradisi Yudaisme dan Hukum Taurat. 3. Orang-orang Kristen bukan Yahudi: bagi golongan ini Israel sudah tidak lagi masuk hitungan. Melalui ajaran Paulus hendak ditunjukkan bagaimana hubungan PL dan PB. Ajaran Paulus yang seperti ini ditolak oleh golongan ini. Khusus Roma 8:26-39 hendak menunjukkan kepada kita bahwa kondisi dan keberadaan kita sebagai manusia itu lemah. Roh itu berkehendak, namun daging itu lemah. Inilah ungkapan dari salah Firman Tuhan yang begitu indah bagaimana menunnjukkan kepada kita akan kelemahan yang dihadapi manusia. Disisi lain Firman ini hendak menunjukkan kepada manusia bagaimana kasih dan penyertaan Tuhan Allah dalam hidup kita. Dalam segala hal Allah tidak pernah jauh dan meninggalkan kita, namun sebaliknya Allah hadir dalam segala hal untuk mendatangkan kebaikan dan keselamatan kita. Melalui bacaan ini kita dapat mengerti bahwa : Roh Kudus senantiasa memberikan pertolongan kepada manusia sehingga bisa berdoa menurut kehendak Tuhan dan bisa memohon yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Tuhan senantiasa menyertai manusia dalam segala keadaan untuk kebaikan bagi kita yang mangasihi-Nya. Khotbah Jangkep Juli 2011
Manusia didalam Tuhan Yesus sudah diangkat menjadi anak-anak Allah yang menjadi ahli waris Kerajaan Sorga. Tidak akan ada kekuatan apapun yang dapat memisahkan manusia dari Tuhan Yesus selama manusia itu berada dalam kasih dan penyertaan Tuhan. Injil Matius 13:31-33+44-52 (Biji Sesawi, harta terpendam dan Mutiara yang berharga). Injil Matius ditulis di Siria antara th 72-85, untuk Jemaat di Siria yang berlatarbelakang Yahudi dan yang mengerti bahasa Siria serta Yunani. Injil ini tidak secara jelas menyebut siapa penulisnya, namun tradisi yang sangat tua menyebut penulisnya adalah Matius, si pemungut cukai. Tetapi bila direnungkan, nampaknya penulis Injil Matius bukanlah Matius Rasul Tuhan Yesus, hanya saja Injil ini bersumber pada pengajaran dan catatan-catatan yang dibuat oleh Matius Rasul Yesus. Injil Matius memberikan keterangan kepada orang-orang Yahudi atau mereka yang percaya kepada Taurat bahwa nubuatan tentang Mesias yang dijanjikan itu telah digenapi dalam diri Tuhan Yesus Kristus. Tuhan Yesus hadir dengan memberikan pengajaran akan Kerajaan Sorga dengan berbagai macam aspek dan keberadaannya. Tuhan Yesus menggambarkan dan mengajarkan tentang Kerajaan Sorga adalah seumpama: Biji Sesawi yang kecil, namun setelah bertumbuh menghasilkan sayur yang lebih besar dari jenis sayuran yang lain, bahkan bisa berpohon dimana burung dapat membuat sarang. Ragi adalah hal yang kecil namun bisa mengubah hal yang besar. Ragi itu bisa membuat perubahan yang luar biasa. Harta yang terpendam adalah yang nampak tidak kelihatan dan biasa-biasa saja bahkan cenderung tidak berharga, namun setelah digali ternyata menghasilkan berkat yang luar biasa. Pedagang yang mencari mutiara adalah hal yang sangat berharga dan sulit dicari serta keindahannya untuk selamanya sampai selamanya. Pukat yang dilabuhkan adalah alat yang indah yang dipakai untuk menjaring ikan dan memberikan pengharapan yang terus menerus. Dari perumpamaan yang dipakai Tuhan Yesus untuk mejelaskan tentang Kerajaan Sorga, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa Kerajaan Sorga adalah: 1. Hal yang nampaknya tidak kelihatan berharga, namun setelah digali dan dirawat mempunyai kekuatan dan harga yang besar dan luar biasa. 2. Hal yang mempunyai kekuatan untuk mengadakan perubahan menuju ke hal yang lebih baik. 3. Hal yang hanya dapat dilihat oleh hati yang bijaksana dan jernih. Khotbah Jangkep Juli 2011
4. Hal yang keindahannya baka atau kekal sepanjang masa yang tidak lekang oleh waktu dan cuaca. 5. Dari pengajaran Tuhan Yesus itu Matius mengajak umat Allah untuk bertindak bijaksana dan hidup memilih Tuhan Yesus Kristus. Harmonisasi Bacaan Kerajaan Sorga adalah hal yang sederhana, mempunyai kekuatan yang besar, dan menjadikan orang berpengharapan. Hal yang demikian itu dapat kita pahami bila kita dengan rendah hati mengakui bahwa hanya Allah saja yang bisa menjelaskan secara benar dan gamblang. Kita yang menjadi umat pilihan-Nya dapat memlihat dan menerima Kerajaan Sorga bila kita dengan rendah hati melakukan dan percaya bahwa ketetapan, peraturan, dan Hukum Tuhan itu ya dan amin. Salomo yang dipanggil dan dipilih oleh Tuhan untuk menjadi raja Israel menggantikan Daud ayahnya juga menyadari bahwa sebenarnya yang utama adalah mengemban amanat Kerajaan Sorga. Salomo meyakini bahwa Israel dipilih supaya bangsa-bangsa lain mendapat berkat, sebagai wujud kehadiran yang nyata dari Kerajaan Sorga. Oleh karena itu ketika panggilan untuk menjadi raja bagi Israel datang dipahami oleh Salomo bahwa pekerjaan dan pelayanannya, bahkan kehadiran Israel harus dengan sungguh menjadi kehadiran Kerajaan Sorga. Keyakinan ini nyata ketika Salomo hanya meminta roh dan hati yang bijaksana untuk menimbang segala perkara. Hal yang demikian juga nampak dalam keyakinan Rasul Paulus bahwa Tuhan yang telah memilih Israel tidak akan pernah ingkar janji dan meninggalkan, namun sebaliknya akan terus menyertai dan mewujudkan janji itu. Paulus memahami segala perkara yang dialami, termasuk juga yang dialami oleh umat Israel, didalamnya Allah turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan, bahkan juga Tuhan Allah akan senantiasa menjadi pembela bagi umat pilihan-Nya. Jika kita menyadari hal yang demikian ini, maka kita akan memilih yang terbaik dan yang utama dalam menjalani hidup ini, yakni memilih Kerajaan Sorga dan untuk sekarang ini Kerajaan Sorga nyata hadir dalam diri Tuhan Yesus Kristus. Keputusan akan pilihan yang demikian inilah keputusan dari Hati yang bijakasana. Pokok dan Arah Pewartaan Melalui bacaan kita ini jemaat diajak mempercayai dan melihat hal-hal sebagai berikut: Bahwa Kerajaan Allah adalah hal yang sederhana, hanya dapat diterima dengan bimbingan Roh Kudus, dan dapat melakukan perubahan yang besar.
Khotbah Jangkep Juli 2011
Bahwa jemaat harus yakin bahwa Allah senantiasa merancang indah kehidupan kita dan terus bekerja melalui segala hal yang terjadi dalam hidup kita untuk mendatangkan kebaikan bagi kita umat pilihan-Nya. Bahwa jemaat harus dengan rendah hati berserah kepada Tuhan dan dengan sungguh-sungguh melakukan ketetapan, peraturan, dan hukum Tuhan. Bahwa jemaat dengan senantiasa mau dan mempersilakan Roh Kudus memimpin hidupnya, sehingga senantiasa merasakan kehadiran berkat Tuhan. Bahwa jemaat dalam segala pergumulan yang dihadapi haruslah dapat memilih dan menempatkan Tuhan Yesus sebagai yang utama, sehingga kehidupan jemaat Tuhan senantiasa menampakkan kehadiran Kerajaan Sorga.
Khotbah Jangkep Saudara yang dikasihi Tuhan, etiap umat kepunyaan Allah senantiasa meyakini bahwa kasih dan penyertaan Allah terhadap umat-Nya sungguh luar biasa. Pemazmur dengan rendah hati menerima panggilannya dan memohon kepada Tuhan kiranya diberi kemampuan untuk melakukan semua kehendak Tuhan, baik itu hukum, peraturan, maupun ketetapan-Nya. Kita juga yakin bahwa Allah merancang indah hidup kita ini, karena itulah dalam segala hal Allah pasti turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi kita yang mengasihi-Nya. Bagi kita hari ini akan bijaksana kalau kita mau berjalan bersama dengan Tuhan Yesus. Pengakuan dan tindakan kita yang mau terus berjalan bersama Tuhan Yesus, serta dengan rendah hati mau dipimpin oleh kuasa Roh Kudus adalah perwujudan dari hati yang bijaksana, sebagai sebuah wujud nyata kehadiran Kerajaan Sorga didunia ini. Kita sebagai jemaat harus meyakini bahwa Tuhan berkenan memakai kita untuk kehadiran Kerajaan Sorga. Mengapa demikian? Kita yakin bahwa kehadiran dan kedatangan Tuhan Yesus adalah kehadiran Kerajaan Sorga, maka jika kita hari ini dipanggil dan dipilih untuk menjadi anggota Kerajaan Sorga didalam Kristus Yesus, itu berarti melalui segala pergumulan dan kenyataan hidup kita berusaha menampakkan tanda-tanda kehadiran Kerajaan Sorga.
S
Khotbah Jangkep Juli 2011
Saudara yang dikasihi Tuhan, Jika pada hari ini kita mengambil judul dan tema ”Berikanlah Kami Hati yang Bijaksana”, itu berarti: 1. Kita Mengakui dan Percaya, bahwa Allah adalah Pembela kita. Dimana Roh Allah bekerja disitu roh setan juga bekerja. Artinya bila Roh Allah bekerja untuk melindungi dan memampukan umat melakukan yang terbaik, maka roh setan akan bekerja sebaliknya bahkan jika mungkin setan akan menjauhkan kita dari Allah, sehingga kita malah berpihak dan lebih percaya kepada setan. Di sisi lain kita sebagai umat Allah akan juga berhadapan dengan ancaman dan pencobaan baik yang datang dari dalam diri kita sendiri karena kelemahan-kelemahan kita maupun yang datang dari luar. Pemazmur dengan jelas memberikan contoh bahwa semua itu akan bisa dihadapi dan pemazmur akan keluar sebagai pemenang bila pemazmur senantiasa berserah kepada Allah. Bahkan pemazmur menghayati Allah adalah pembelanya. Hal yang sama juga diyakini oleh Rasul Paulus, bahwa dalam segala pergumulan yang dihadapi Paulus senantiasa meyakini akan kehadiran Tuhan. Disini berarti Allah akan senantiasa menjadi pembela dan sumber kekuatan serta berkat dalam segala pelayanan yang dilakukan. Demikian juga kita sebagai umat pilihan Allah juga meyakini bahwa Allah adalah pembela kita. Ingat akan apa yang dikatakan Tuhan: Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? (Roma 8:31b). Ketika kita sedang berhadapan dengan pencobaan hidup ataupun berbagai macam pergumulan yang berat, ingatlah bahwa Allah ada dipihak kita. Tuhan Allah tidak akan membiarkan kita jatuh dan hancur. Marilah kita sebagai umat yang setia, kita senantiasa berserah kepada Tuhan karena Tuhan adalah pembela yang agung bagi kita, keyakinan dan kepercayaan akan Allah yang bertindak sebagai pembela dan Penebus akan terus terwujud dalam segala pelayanan dan pekerjaan kita. Itu berarti dalam segala hal kita: Tidak akan takut dan kawatir menjalani hidup ini dengan segala pergumulannya, karena kita yakin Tuhan Allah menjadi pembela kita. Jika Allah itu pembela berarti masa depan kita juga dijamin kepastiannya. Kita akan terus berjalan sesuai dengan kehendak Tuhan yang mengedepankan kebenaran dan keadilan. Akan senantiasa berjuang dengan mengedepankan kejujuran, kesetiaan, dan integritas yang kokoh. Tetap bertahan pada iman percaya kita kepada Allah didalam Tuhan Yesus Kristus. Dengan melihat kenyataan di atas, maka kita yang sudah menjadi milik Tuhan Yesus dan menjadi anggota Kerajaan Sorga, kita percaya bahwa Tuhan Allah senantiasa berkenan memakai kita untuk menjadi garam dan ragi yang bentuk dan wujudnya kecil Khotbah Jangkep Juli 2011
serta sederhana, tetapi dapat membuat semua menjadi enak sehingga bisa menumbuhkan perubahan yang besar menuju kesempurnaan tubuh Kristus. Dalam segala perkara kita tidak akan kehilangan kasih Tuhan Yesus Kristus. 2. Dalam kerendahan hati kita menjawab panggilan Tuhan. Seperti halnya Salomo yang masih sangat muda ketika diteguhkan menjadi raja, ternyata ia tidak bertindak yang adigang-adigung, juga tidak bertindak aji-mumpung, dan salomo juga tidak bertindak merasa bisa, tetapi dengan rendah hati mengakui segala kelemahannya, bahkan mengakui kemudaannya itu sebagai hal yang bisa menyebabkan tindakan yang salah. Karena itulah ketika Tuhan menyapa Salomo dalam mimpi dan mempersilakan Salomo untuk meminta apa saja yang diinginkan, Salomo tidak menggunakan kesempatan itu untuk kepentingan pribadinya dengan minta yang ini dan yang itu, atau minta kekayaan, ataupun meminta yang lain, tetapi justru meminta yang paling mendasar dan pokok untuk bisa menjalankan tugas sebagai raja. Sikap dan tindakan Salomo seperti itu merupakan sikap dan tindakan Salomo yang dengan rendah hati menjawab ya atas panggilan Tuhan itu. Hal yang demikian kiranya juga terjadi dalam kehidupan kita saat ini. Kita umat Allah dipanggil untuk menjadi saksi Tuhan dimana pun kita ditempatkan, baik itu di tengah masyarakat maupun di tengah pekerjaan kita. Jika kita ditempatkan Tuhan di suatu tempat ataupun kita menerima pekerjaan haruslah itu kita pahami bahwa itu semua adalah berkat Tuhan yang besar, karena itu marilah dengan rendah hati kita menerima dan menjalaninya, sehingga kita terhindar dari perbuatan-perbuatan yang melawan Tuhan. Bahkan juga kalau kita dengan rendah hati menerima panggilan Tuhan itu, maka aka nada banyak orang yang bersukacita karena merasa mendapat berkat karena kita. Di sisi lain kita juga yakin bahwa Tuhan pasti memberikan berkat yang khusus dan khas. Kerendahan hati yang kita lakukan akan menghindarkan kita dari perbuatan aji mumpung, sehingga kita terhindar dari perbuatan yang mencuri. Kerendahan hati juga akan menghindarkan kita dari sikap dan perbuatan yang sok kuasa, sehingga kita tidak akan merampas hak orang lain. Kerendahan hati juga menghindarkan kita dari perbuatan sok berada/kaya, sehingga menghindarkan dari tindakan yang menyingkirkan orang lain karena suap. Kerendahan hati juga merupakan tindakan yang berserah kepada Tuhan, sehingga setia dalam pekerjaan dan perbuatan yang kita lakukan, kita mempersilakan Tuhan untuk memimpin dan memerintah. Kerendahan hati adalah sikap yang mau bersyukur terhadap segala sesuatu yang kita terima, sehingga kita melakukan karya dan pelayanan dengan sukacita dan memuliakan Tuhan.
Khotbah Jangkep Juli 2011
3. Hati yang bijaksana adalah hati yang mau dipimpin oleh Roh Kudus Perjumpaan Salomo dengan Tuhan dalam sebuah mimpi, tentu harus dipahami sebagai sebuah perjumpaan dalam Roh. Perjumpaan itu juga menunjukkan kepada kita bahwa Allah senantiasa menyertai, melindungi, dan menjamin keberhasilan umat yang menjadi pilihan-Nya Bahkan Rasul Paulus dengan sangat indah memahami penyertaan Allah itu sebagai hal yang menjadi sebuah kemestian, bahkan dalam segala situasi yang sedang terjadi dalam hidup manusia pun Allah turut hadir untuk menunjukkan kuasa dan kebaikan-Nya serta umat merasakan sukacita Allah. “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” (Roma 8: 28 ). Untuk bisa memahami dan mengerti maksud kehadiran Allah seperti pada Roma 8:28 diperlukan hati yang bijaksana dan hati yang bijaksana adalah hati yang dipimpin oleh Roh Kudus. Jadi penyertaan dan pimpinan Roh Kudus akan memampukan seseorang untuk memahami dan mengerti maksud dan tujuan Allah dalam kehidupan seseorang. Di sisi lain hati yang dipimpin oleh Roh Kudus adalah hati yang memilih Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Keputusan ini merupakan keputusan hati yang bijaksana, yang memilih Tuhan Yesus. Itu berarti memilih Kerajaan Sorga. Saudara yang dikasihi Tuhan. Tuhan Yesus memberikan sebuah penggambaran/perumpamaan tentang Kerajaan Sorga dengan hal-hal sebagai berikut : Bagai biji sesawi-Kerajaan Sorga sering nampak kecil dan tidak berarti, bahkan nampak lemah dan tak berdaya, namun mempunyai daya hidup yang luar biasa dan bahkan bisa menjadi pohon yang luar biasa pula. Bagai ragi-yang nampak kecil dan sederhana ternyata mempunyai kekuatan untuk mengubah sesuatu hal yang sangat luar biasa. Bagai harta yang terpendam-sering juga harta yang terpendam itu tidak nampak keindahan dan keelokannya, sehingga tidak banyak orang yang mengetahui bahwa itu sangat berharga, padahal sebenarnya harta itu mempunyai nilai dan harga yang tak terhingga. Bagai mutiara yang indah-itu berarti Kerajaan Sorga adalah harta yang sulit dicari dan mempunyai nilai serta keindahan yang tiada tara. Bagai pukat/jala-yang dapat untuk mencari ikan di laut yang dapat menjaring yang banyak. Hal yang sama juga terjadi dalam hidup kita, bila kita menjadi anggota Kerajaan Sorga, maka hidup kita akan berdaya hidup yang besar, sehingga bisa berfungsi bagi banyak orang Khotbah Jangkep Juli 2011
Mempunyai kekuatan untuk mengubah dari hal yang negative menjadi hal positif. Sangat berharga dan berdaya guna yang besar. Mempunyai keindahan yang tidak ternilai. Menjadi alat yang dapat menghasilkan hal yang besar. Semua hal itu akan bisa terjadi apabila kita mau dipimpin oleh Roh Kudus. Marilah kita sebagai umat tebusan Tuhan Yesus senantiasa mau dipimpin oleh Roh Kudus, sehingga kita dimampukan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang besar. Amin!
Rancangan Bacaan Alkitab: Berita Anugerah Petunjuk Hidup Baru Nats Persembahan
: Amos 5 : 4 – 6a : Amsal 30 : 5 – 9 : Mazmur 116 : 12 – 14
Rancangan Nyanyian Pujian : Nyanyian Pembuka Nyanyian Penyesalan Nyanyian Kesanggupan Nyanyian Persembahan Nyanyian Penutup
: KJ. 397 : 1 – 2 : KJ. 397 : 3 – 4 : KJ. 33 : 1 + 3 – 4 : KJ. 393 : 1 – : KJ. 396 : 1 + 3
Khotbah Jangkep Juli 2011
khotbah Jangkep Minggu, 24 Juli 2011 Pekan Biasa Kaping Pitulas (Ijo)
KAWULA MUGI KAPARINGANA MANAH INGKANG WICAKSANA Waosan I : I Para Raja 3:5-12 ; Tanggapan: Jabur 119:129–136; Waosan II: Rum 8:26–39 ; Waosan III: Injil Mateus 13:31–33; 44–52
Khotbah Jangkep Para sedherek ingkang kinasih, aben tiyang para kagunganipun Gusti Allah sami ngakeni tuwin pitados bilih pangreksanipun Gusti Allah dhateng para kagunganipun punika ageng saha ngedab-edhabi. Juru Mazmur kanthi manah ingkang andhap asor nyenyuwun wonten ngarsanipun Gusti supados dipun paringi manah saha kekiyatan kangge nindakaken sedaya angger-anggeripun, pranatanipun Gusti. Makaten ugi kita, kita ugi tansah pitados bilih kita kabereg lan kaparingan kekiyatan kangge nindakaken sadaya karsanipun Gusti. Kita ugi pitados bilih Gusti Allah angrancang endah dhateng sadaya gesang kita, awit saking punika wonten ing sadaya prakawis Gusti Allah tansah nunggil kaliyan kita murih sae lan endahing gesang kita. Krana punika ugi langkung endah bilih menawi kita purun sami tansah mlampah miturut sihipun Gusti Yesus, sarta kanthi andhap asor kita sami purun kapimpin dening Sang Roh Suci. Lah punika minangka wujuding manah ingkang wicaksana lan wujuding rawuhipun Kratoning Swarga wonten ing jagad. Kita minangka pasamuwanipun Gusti ugi kedah pitados bilih Gusti Allah sampun kepareng ngagem kita kangge wujuding Kratoning Swarga wonten jagad punika. Kenging punapa makaten? kita pitados bilih rawuhipun Gusti Yesus wonten ing jagad punika minangka rawuhing Kratoning Swarga wonten jagad, mila menawi ing dinten punika kita tinimbalan lan pinilih dados putraning Allah wonten Gusti Yesus Kristus, ateges wonten ing sadaya kawon tenan gesang kita kedah ngatingalaken tanda-tanda rawuhing Kratoning Swarga. Para sedherek ingkang kinasih, Menawi ing dinten punika kita sami mendhet jejer/tema: KAWULA MUGI KAPARINGANA MANAH INGKANG WICAKSANA, punika ateges:
S
Khotbah Jangkep Juli 2011
Kita sami tansah pitados bilih Gusti Allah punika ingkang mbelani kita. Kita sami mangertos bilih ing pundi Roh Suci makarya paring panuntun dhateng manungsa ing ngriku kita sami mangertos bilih roh pepeteng ugi makarya kangge nasaraken manungsa. Tegesipun menawi Roh Suci makarya saperlu paring kekiyatan dhateng manungsa kangge tumindak ingkang sae saha leres, mila roh pepeteng ugi makarya kangge ndhatengaken prakawis ingkang awon malah ugi saged nebihaken kita saking Gusti Allah, satemah kita sami tumindak ingkang berpihak dhateng roh pepeteng/setan punika. Ing sisih sanes kita minangka para kagunganipun Gusti Allah ugi badhe aben ajeng kaliyan pacoben sae ingkang saking nglebet diri kita piyambah minangka karingkihan lan kasekengan kita lan ugi ingkang dhatengipun saking pihak luar. Pemazmur/Juru Mazmur kanthi cetha paring katerangan lan paseksen bilih punika badhe saged dipun adhepi lan pemazmur badhe tansah mimpang. Kawontenan ingkang makaten punika ugi tansah dipun pitadosi dening Rasul Paulus bilih wonten ing sadaya prakawis Rasul Paulus tansah kinanthenan dening Gusti Allah. Ing ngriki ateges Gusti Allah tumindak minangka pangayom saking sadaya peladosanipun. Punika kacetha wonten ing II Korinta 4:8 - 9 - ”Mungguhing samubarang aku iki padha katindhes, nanging ora kejepit; aku padha kentekan akal, nanging ora kelangan pengarep-arep; aku padha dikuya-kuya, nanging ora ditinggal mijen; aku padha kabanting, nanging ora nemu bilai.” Makaten ugi kangge kita ing dinten punika. Kita asring ngalami lan aben ajeng kados dene Rasul Paulus, nanging kita pitados bilih Gusti Allah boten badhe negakaken kita, malah Gusti Allah sampun karsa dados pembela kita. Ruma 8:31 ”...... menawa Gusti Allah ana ing pihak kita, sapa kang bakal nglawan kita?” Menawi kita nembe aben ajeng kaliyan mawerni-werni pacoben saha awrating gesang, sumangga kita sami kemutan lan pitados bilih Gusti Allah tansah dados pembela kita, lan Gusti Allah tansah wonten ing pihak kita. Gusti boten badhe negakaken kita piyambakan temah dados pejah, mila sumangga kita minangka umat kagunganipun Gusti ingkang setya punika, kita tansah pasrah sumarah wonten ngarsanipun Gusti ingkang Maha agung saha maha asih. Sikap pasrah punika katingal wonten ing satengahing peladosan saha pedamel kita, kadas ta: Boten badhe ajrih lan kuwatos nglampahi gesang padintenan punika awit kita pitados bilih Gusti Allah wonten ing Sang Kristus tansah tumindak minangka pihak ingkang mbelani kita. ”... Menawa Gusti Allah ana ing pihak kita, sapa kang bakal nglawan kita?” Kita badhe tansah lumampah kanthi sikep ingkang nengenaken kejujuran, kaadilan, lan kasetyan. Kita tetep kukuh ing kapitadosan kita bilih Gusti Yesus punika Juruwilujeng kita lan kita boten badhe selak/nilar Gusti Yesus Kristus. Khotbah Jangkep Juli 2011
Kanthi kawontenan ing ngajeng punika kita ingkang sampun dados brayatipun Gusti Allah inggih ugi brayat Kratoning Swarga pitados bilih: Gusti Allah karsa ngagem kita saperlu dados sarem lan ragi ingkang wujudipun alit ananging ingkang saged ndadosaken sadaya sami eca temah nuwuhaken ewahewahan ingkang ageng tumuju dhateng kasampurnaning sariranipun Sang Kristus. Wonten sadaya prakawis kita boten badhe kapedhotan katresnan saking Gusti kita Yesus Kristus. Kanthi manah ingkang andhap-asor, kita ngaturaken wangsulan dhateng timbalanipun Gusti. Kados dene Sang Prabu Soleman ingkang taksih nem sanget nalika katetepaken minangka raja ing Israel, kasunyatanipun Sang Prabu Soleman boten tumindak adigang lan adigung, sapa sira. lan sapa ingsung. Soleman boten ngginakaken aji mumpung, ananging kanthi manah ingkang kebak andhap asor ngakeni sadaya karingkihan lan kasekenganipun, malah ngakeni bilih krana taksih nem punika ingkang asring njalari Soleman tumindak lepat. Krana punika nalika Gusti Allah ndangu dhateng Soleman wonten ing pangimpen, Soleman boten ngginakan wewengan punika kangge nguja hawa nepsunipun kanthi nyuwun ingkang aneh-aneh, malah kosok wangsulipun Soleman nyuwun ingkang prasaja, inggih punika manah ingkang wicaksana, ingkang saged nimbang sadaya prakawis, temah Soleman saged nindakaken timbalan minangka raja ing Israel. Sikap lan tindakan Soleman ingkang makaten punika minangka wujuding manah ingkang andhap asor nampi timbalan minangka raja. Prakawis ingkang makaten punika wau ugi saged kedadosan wonten ing gesang kita. Kita minangka umat ingkang katimbalan dados seksinipun Gusti Allah, wonten ing pundi kemawon kita kapapanaken. Menawi kita kapapanaken Gusti wonten satengahing masyarakat utawi sampun kepareng nampi pedamelan, punika minangka wujuding berkah ingkang ageng. Kita sami nampeni kanthi manah ingkang andhap asor. Para sedherek, Menawi kita kanthi andhap asor nampi timbalanipun Gusti, mila lajeng kathah tiyang ingkang saged ngraosaken berkahipun Gusti awit saking peladosan kita punika. Kathah tiyang ingkang sami ngraosaken kabingahan awit saking peladosan kita. Sikap lan tindakan andhap asor badhe ndadosaken kita langkung setya lan jujur, temah kita kalis saking tumindak ingkang aji mumpung, kumawasa, lan gumunggung. Para kinasih, punapa ta wujuding kita kanthi andhap asor kangge nampi timbalanipun Gusti Allah? Prasaja kemawon, inggih punika kita boten badhe tumindak ingkang aneh-aneh, temah ndadosaken kucem asmanipun Gusti. Kanthi manah ingkang tinarbuka nampi panuntuning Sang Roh Suci lan kanthi makaten ugi kita purun nampi sedaya pepenget, pameleh, lan pitedah saking sok sintena kemawon.Badhe tansah setya Khotbah Jangkep Juli 2011
nindakaken sadaya pakaryan kanthi jujur lan pasrah wonten ing ngarsanipun Gusti. Kanthi manah ingkang kebak raos sokur lan suka bingah nglampahi sadaya pedamelan lan peladosan minangka wujuding berkahing Gusti. Kita sami sumadya kapimpin dening Roh Suci. Para kinasih, pepanggihanipun Sang Prabu Soleman kaliyan Gusti Allah wonten ing salebeting pangimpen temtu kedah kita tampeni bilih pepanggihan punika minangka pepanggihan wonten ing Roh. Pepanggihan punika ugi nedahaken dhateng kita bilih Gusti Allah tansah paring pitulungan, paring pangayoman, lan paring panuntun dhateng kita temah sadaya ingkang kita tindakaken punika badhe kasil. Malah Rasul Paulus kanthi andhap asor ngraosaken lan nampeni sadaya punika minangka satunggaling bab ingkang boten saged dipun selaki, temah Rasul Paulus pitados bilih wonten ing sadaya prakawis Gusti Allah tansah nunggil kaliyan gesangipun manungsa. Punika kacetha saking: ”saiki kita padha sumurup yen Gusti Allah uga makarya ana ing samubarang kabeh, njalari becike wong kang padha tresna marang Panjenengane, yaiku para kang tinimbalan miturut ing pepesthening Allah.” ( Rum 8:28). Kangge mangertosi kanthi yektos tujuwan nunggilipun Gusti Allah wonten ing sadaya prakawis gesang kita, kita kedah anggadhahi manah ingkang wicaksana. Lan manah ingkang wicaksana punika saged kita tampeni menawi kita purun kanthi andhap asor katuntun dening Sang Roh Suci. Dados panunggiling Sang Roh Suci wonten ing gesangipun manungsa punika ingkang nyagedaken kita para manungsa kangge mangertosi punapa ta karsanipun Gusti Allah wonten ing salebeting gesangipun manungsa. Ing sisih sanes kita katuntun murih tansah miji lan milih Gusti Yesus minangka Juruwilujeng kita ingkang sejatos. Keputusan ndherek Gusti Yesus minangka keputusan ingkang wicaksana, minangka keputusan ingkang katuntun lan kapimpin dening Sang Roh Suci. Ateges ugi kita sampun kadadosaken brayating Kratoning Swarga. Para sedherek ingkang kinasih, Menawi kita punika minangka brayat Kratoning Swarga, kados pundi patrapipun wonten gesang kita padintenan punika? Prasaja kemawon, menawi kita kadosdene wiji sawi, katingal alit lan boten wonten aosipun, malah katingal ringkih lan boten anggadhahi daya, ananging saged ngedalaken wong ingkang ageng saha ngedab-edabi. Ragi, alit lan prasaja nanging anggadhahi kekiyatan ingkang ageng kangge ngawontenaken ewah-ewahan. Raja brana ingkang kapendhem, ingkang katingal awon lan boten wonten ajinipun ananging estunipun anggadhahi aji ingkang inggil sanget. Mutyara ingkang endah, ateges kita kedah ngatingalaken kaendahan lan peladosan ingkang beda kaliyan sanesipun lan ugi tansah langgeng, Krakad (jaring ingkang ageng), ateges kita minangka piranti ingkang saged kangge njaring lan ngedalaken woh ingkang kathah. Ing samangke sumangga kita sami Khotbah Jangkep Juli 2011
nilingaken sadaya punika. Punapa kita ugi sampun wujudaken brayat Kratoning Swarga ingkang tansah katuntun dening Sang Roh Suci? Menawi inggih mila kita badhe anggadhahi daya lan semangat ingkang ageng, temah kita migunani kangge tiyang kathah. Anggadhahi kekiyatan lan semangat kangge ngwontenaken ewah-ewahan tumrap prakawis-prakawis ingkang awon dados ingkang prayogi lan sae. Anggadhahi makna, pangaji, lan kaendahan ingkang tansah sumorot temah saged ngedalaken woh ingkang langgeng. Para kinasih, Sadaya punika badhe saged kalampahan menawi kita purun katuntun dening sang Roh Suci. Sumangga kita sami sumadya tansah katuntun dening Sang Roh Suci, Amin!
Rancangan Waosan Kitab Suci: Pawartos Sih Rahmat Pitedah Gesang Anyar Nats Pisungsung
: Amos 5 : 4 – 6a : Wulang bebasan 30 : 5 – 9 : Jabur 116 : 12 – 14
Rancangan Kidung Pamuji : Kidung Pambuka Kidung Panelangsa Kidung Kesanggeman Kidung Pisungsung Kidung Penutup
: KJ. no. : KJ. no. : KJ. no. : KJ. no. : KJ. no.
Khotbah Jangkep Juli 2011
29 : 1 + 4 38 : 1 – 3 43 : 1 – 3 132 : 1 – 3 61 : 1 – 2
Khotbah Jangkep Minggu, 31 Juli 2011 Pekan Biasa Ke Dua Puluh Delapan
KAMU HARUS MEMBERI MEREKA MAKAN Bacaan I: Yesaya 55:1-5; Tanggapan: Mazmur 145:8-9, 14 -21; Bacaan II: Roma 9:1-5; Bacaan III: Injil Matius 14 : 13 – 21
Dasar Pemikiran Suka atau tidak, sekarang ini banyak orang yang berpendapat bahwa hidup ini dari hari kehari semakin terasa sulit. Pernyataan banyak orang itu seakan menjadi pembenaran akan sikap dan perbuatan kita yang terkadang sangat perhitungan untuk melakukan sikap dan tindakan yang mau berbagi kepada mereka yang membutuhkan, bahkan kepada mereka yang tersingkir dan terbuang. Bukan sekedar perhitungan, tetapi tindakan yang tidak mau bahkan menutup mata untuk tidak mau berbagi dengan sesama yang membutuhkan. Melalui Firman Tuhan ini kembali kita diingatkan akan tanggungjawab kita sebagai umat yang sudah ditebus untuk mau berbagi kasih kepada mereka yang membutuhkan.
Keterangan Tiap Bacaan Yesaya 55 : 1 – 5 Kitab Yesaya masuk dalam golongan Kitab Nabi-nabi Besar. Disebut besar bukan karena Yesaya adalah seorang yang tinggi besar atau mempunyai jabatan yang tinggi atau salah satu pembesar Kerajaan. Bukan itu tetapi karena Kitab Yesaya termasuk Kitab Nabi-nabi yang Kitabnya besar (jumlah pasalnya cukup banyak , ada 66 pasal). Kitab ini dibagi menjadi tiga bagian besar, yakni: Proto Yesaya ( Yesaya Pertama ) ps.1 – 39 – bagian ini memuat nubuat-nubuat Nabi Yesaya ( Yesaya bin Amos ) dan sikap Nabi Yesaya yang menentang politik luar negeri Yehuda yang lebih mengandalkan bantuan asing dari pada berharap kepada Tuhan. Penderitaan umat Allah disebabkan karena umat tidak setia kepada Allah. Nabi Yesaya I ini hidup dan melayani Tuhan di Yerusalem pada tahun 740 – 700 SM. Deutero Yesaya (Yesaya Kedua) ps. 40 – 55 – ini dialamatkan kepada orang-orang buangan di Babel. Nabi Yesaya II ini hidup dan melayani Tuhan pada sekitar tahun 586 SM. Jadi Nabi Yesaya II (Nabi Deutero Yesaya) ini Khotbah Jangkep Juli 2011
bukanlah Nabi Yesaya I (Yesaya bin Amos). Siapa namanya ? tidak diketahui! Israel (Umat Allah) dibuang ke Babel karena Israel adalah negara teocentris (negara yang berpusat dan bergantung kepada Allah), namun dalam perjalanannya Israel lebih mengandalkan bantuan asing. Israel dibawah Babel berusaha melepaskan diri dengan jalan memberontak yang dibantu oleh kekuatan asing, namun dua kali usaha itu gagal yang berakibat Raja Babel marah, Israel dihancurkan dan diangkut ke Babel sebagai tawanan. Sendi- sendi kehidupan beragama dan budaya dihancurkan termasuk didalamnya Bait Allah buatan Salomo. Inilah yang disebut pembuangan. Trito Yesaya (Yesaya Ketiga) ps. 56 – 66 – umumnya membawa Firman Allah kepada umat yang telah pulang dari pembuangan Babel, namun masih harus hidup dibawah kekuasaan Persia (Koresy - 538 SM). Berbagai macam tradisi kenabian dihidupkan kembali secara baru, yang tentu untuk zamannya waktu itu. Khusus Deutero Yesaya (Yesaya Kedua) yang dialamatkan kepada umat Allah yang dibuang di Babel menekankan bahwa hanya ada satu Allah sebagai yang awal dan yang kemudian, yang kekuasaannya mengatasi langit di atas dan bumi di bawah. Mengapa ini ditekankan? Umat Allah yang dibuang di Babel ini tidak ditempatkan didalam penjara, melainkan disuatu tempat yang dekat dengan Babel. Mereka boleh mendirikan rumah, berdagang, bercocok tanam, memelihara adat-istiadatnya sendiri, dan juga tetap boleh memeluk agamanya. Namun mereka harus tetap patuh kepada perintah raja dan melakukan kerja paksa (rodi), serta patuh pada penguasa-penguasa Babel. Kondisi yang demikian ini menjadikan umat Allah (Israel) di Babel dapat berinteraksi secara bebas dan leluasa dengan penduduk asli Babel yang tentu juga dengan agama serta adatistiadanya. Nah,.... ada kemungkinan mereka bisa ikut terseret untuk percaya kepada ilah-ilah orang Babel. Yesaya II, khususnya Yesaya 55:1-5 mengingatkan dengan sungguh bahwa Israel adalah umat Allah yang sangat dikasihi Tuhan dan umat yang menjadi tebusan-Nya karena itulah masa depan umat Allah (Israel) itu bergantung kepada hubungannya dengan Tuhan. Israel setia kepada Tuhan dengan hidup tak bercela dihadapan-Nya, maka kehidupan Israel akan menjadi harmonis dan penuh sukcita, namun jika hubungan dengan Tuhan itu renggang dimana Israel berlaku tidak setia, maka Israel juga akan mengalami hari-hari yang sulit, bahkan harus mengalami penghukuman dari Tuhan. Sekecil apapun kesalahan umat Allah akan tetap mendapat penghukuman dari Tuhan. Allah yang penuh kasih yang memanggil Israel itu kembali menegaskan bahwa Allah tidak bosan-bosannya mengingatkan cara hidup Israel yang sia-sia. ”Mengapakah kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti dan upah jerihmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan ? Disini jelas bagi kita bahwa Israel sering berbuat sesuatu yang sia-sia. Karena itulah Allah dengan tegas memanggil Israel Khotbah Jangkep Juli 2011
supaya mau kembali mendengarkan suara Tuhan. Kembali kepada suara Tuhan berarti kembali pada jalur kehidupan yang betul-betul hidup. Mazmur 145:8-9, 14-21 Pemazmur meyakini dan mengakui bahwa Allah adalah Allah yang sangat penyayang dan mengasihi semua orang terlebih juga kepada umat kepunyaan-Nya. Semua yang diciptakan senantiasa dipelihara dan diberi berkat. Bukan hanya itu saja, mereka yang terjatuh pun tetap disayang Tuhan, bahkan mereka yang tersingkir dan lesu oleh ketidakadilan. Bagi mereka yang baik dan disayang Tuhan juga terus diberkati dengan Tuhan tetap mendengar dan mengabulkan doa mereka yang memohon. Pemazmur juga mengajak semua umat kepunyaan Tuhan untuk senantiasa memuji dan memuliakan nama-Nya. Roma 9:1-5 Surat Roma ditulis Rasul Paulus kira-kira tahun 56-57 di Korontus. Ketika menulis Surat ini Paulus belum pernah sampai ke Roma. Adapun tujuan Paulus menulis Surat Roma adalah: Berkenalan dengan Jemaat Roma, jemaat yang tidak didirikan oleh Paulus Paulus meminta dukungan doa dan dana untuk rencana Pekabaran Injil ke Eropa, khususnya ke Spanyol (Ps. 15 ; 24). Meminta dukungan doa syafaat sehubungan dengan konfrontasi Paulus denganh orang-orang Yahudi di Yerusalem (Ps. 15:30-31) Meminta dukungan doa syafaat dari jemaat Roma sehubungan dengan ketidakpastian sikap jemaat Kristen Yerusalem terhadap bantuan yang dibawa Rasul Paulus dari jemaat-jemaat di Makedonia dan Akhaya (Ps.15: 30-31). Meredakan perselisihan yang sedang terjadi di tengah jemaat Roma (Ps. 14 :115:13). Paulus menyadari sepenuhnya bahwa ia dipanggil menjadi rasul untuk memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi, juga kepada bangsa Spanyol. Namun usaha Paulus ini berhadapan dengan tiga ancaman, yakni: Orang-orang Yahudi: mereka semua menolak Paulus yang dianggap murtad. Oleh karena Paulus banyak orang bukan Yahudi yang masuk agama Yahudi akhirnya keluar dan menganut agama Kristen. Orang-orang Kristen asal Yahudi: golongan ini menolak Paulus karena Paulus menentang sikap dan pandangan yang menempatkan orang Kristen Yahudi lebih unggul dan baik. Golongan ini ditentang Paulus karena masih memelihara tradisi Yudaisme dan Hukum Taurat. Khotbah Jangkep Juli 2011
Orang-orang Kristen bukan Yahudi : bagi golongan ini Israel sudah tidak lagi masuk hitungan. Melalui ajaran Paulus hendak ditunjukkan bagaimana hubungan PL dan PB. Ajaran Paulus yang seperti ini ditolak oleh golongan ini. Khusus Roma 9:1– 5 adalah ungkapan Rasul Paulus akan keprihatinannya terhadap umat Israel yang menolak Tuhan Yesus sekaligus juga rasa kasih yang sangat dalam dari Paulus kepada umat sebangsanya. Bahkan ia mengungkapkannya rasa sayang dan kasih yang sangat dalam itu dengan ungkapan yang luar biasa. “Bahkan, aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani.” Inilah ungkapan Paulus itu luar biasa, karena Paulus sadar Israel adalah umat pilihan. Matius 14 : 13 – 21 Injil Matius ditulis di Siria antara tahun 72-85, untuk Jemaat di Siria yang berlatarbelakang Yahudi dan yang mengerti bahasa Siria serta Yunani. Injil ini tidak secara jelas menyebut siapa penulisnya, namun tradisi yang sangat tua menyebut penulisnya adalah Matius, si pemungut cukai. Tetapi bila direnungkan, nampaknya penulis Injil Matius bukanlah Matius Rasul Tuhan Yesus, hanya saja Injil ini bersumber pada pengajaran dan catatan-catatan yang dibuat oleh Matius Rasul Yesus. Melihat secara keseluruhan Injil Matius, maka Injil Matius ditulis dengan tiga tujuan, yakni: a. Sebagai sebuah Apologetis ( pembelaan diri ) terhadap orang-orang Yahudi yang tidak menerima Tuhan Yesus dengan mengatakan bahwa semua nubuatan dalam Kitab Perjanjian Lama tentang Mesias telah digenapi dalam diri Tuhan Yesus. b. Sebagai sebuak Kateketis (pengajaran) yakni untuk memberikan pengjaran tentrang pokok-pokok iman Kristen secara sistematis dan teratur c. Sebagai sebuah Paranetis (teguran dan nasihat), melalui Injil Matius penulis hendak menegur dan menasihati Jemaat bahwa untuk selamat tidaklah cukup dengan masuk agama Kristen saja, tetapi harus dengan sungguh percaya kepada Kristus, bila tidak maka jemaat bisa ditolak oleh Tuhan Yesus. Disini Injil ini menegur jemaat yang hidupnya suam-suam dan dingin saja, karena itu jemaat perlu bersemangat dan terus percaya kepada Kristus. Khusus Injil Matius 14: 13-21 hendak menunjukkan kepada kita bahwa para murid tidak boleh lepas dari tanggungjawabnya sebagai saksi Kristus, sebagai pewarta damai, dan sebagai penyalur berkat Tuhan. Tuhan Yesus dan para murid tahu betul bahwa sebenarnya orang banyak tidak menuntut disediakan makanan, karena mereka semua boleh bertemu dan menerima pengajaran dari Tuhan Yesus itu sudah cukup. Namun demikian Tuhan Yesus tidak ingin para murid terjatuh dalam kesombongan iman yang akhirnya membawa para murid jauh dari Tuhan bahkan akhirnya tidak punya iman. Tuhan Yesus menginginkan sebaliknya para murid harus lebih beriman dan berserah serta percaya penuh kepada Allah dan Kristus sebagai Tuhan dan gurunya. Mujijat Khotbah Jangkep Juli 2011
Tuhan Yesus memberi makan kepada lima ribu orang adalah mengajar para murid bahwa yang mempunyai berkat itu Tuhan karena itu mintalah kepada yang punya berkat maka semua kesulitan akan bisa diatasi. Harmonisasi Bacaan Tuhan Allah yang memanggil Israel sebagai umat pilihan-Nya adalah setia dan penuh berkat. Tuhan Allah juga Allah yang penuh kasih dan pengampunan karena itulah Tuhan Allah yang setia senantiasa memanggil umat-Nya untuk tetap setia mendengar suara Tuhan supaya mempunyai hidup dengan segala kelimpahan. Tuhan Allah yang setia itu adalah Tuhan Allah yang adil dan tegas, sehingga kepada setiap umat yang berbuat salah kepadanya tetap mendapat penghukuman dari Tuhan. Kepada kita sebagai umat kepunyaan Allah senantiasa dipanggil untuk mengasihi sesama dan membawa sesama kepada Kristus, sehingga yang menikmati keselamatan bukan hanya kita tetapi juga sesama kita. Tuhan Allah juga meminta kita supaya dalam mengasihi bukan hanya dalam wujud atau hal-hal yang rohani saja tetapi juga hal-hal yang bersifat jasmani. Dengan kata lain kasih kita kepada sesama itu secara menyeluruh ( holistik ), supaya semua itu bisa kita lakukan, maka kita harus lebih percaya dan berserah kepada Tuhan. Mintalah kepada yang punya berkat. Pokok dan Arah Pewartaan Melalui Firman yang kita baca dan renungkan ini jemaat diajak untuk memahami bahwa: Tuhan Allah adalah pencipta dan sumber segala berkat. Tuhan senantiasa bertindak adil dan penuh rahmat pengampunan Umat diajak untuk senantiasa mengasihi sesama dengan sungguh dan tulus Setiap kali berhadapan dengan kesulitan hidup hendaklah senantiasa berserah kepada Tuhan dan mintalah kepada yang punya berkat ( Tuhan Yesus ) , maka semua kesulitan akan dapat di atasi.
Khotbah Jangkep Juli 2011
Khotbah Jangkep Saudara yang dikasihi Tuhan, ujijat Tuhan Yesus memberi makan lima ribu orang lebih mengingatkan kita akan pengenmbaraan bangsa Israel di Padang Gurun yang mana Israel tidak bisa bekerja, namun toh Tuhan memeliharanya dengan roti ( mana ) dan lauk Pauk ( burung puyuh ) dari sorga, sehingga Israel tidak lagi kelaparan namun tercukupkan. Hal yang sama juga mengingatkan kita pada Yesaya 55: 1-5, dimana akan ada masa orang akan mendapatkan kelimpahan oleh karena kuasa Tuhan. Umat harus lebih percaya kepada karya dan kuasa Tuhan
M
Saudara yang dikasihi Tuhan, Melalui bacaan kita di atas, kita dapat mengambil pelajaran sebagai berikut : a. Dalam Melayani, Jemaat Tuhan harus secara menyeluruh dan mendasar. Melihat waktu sudah menjelang malam, bahkan boleh dikatakan sudah malam, saat dimana orang waktunya makan malam, para murid mengajukan usul kepada Tuhan Yesus, Gurunya, ”Suruhlah orang banyak untuk pergi ke desa-desa sekitar untuk bisa mendapatkan makanan”. Sepintas usul itu sangatlah bagus dan masuk akal. Mengapa ? Karena: Yang ada pada murid hanyalah lima roti dan dua ikan Para murid terlepas dari segala persoalan karena jelas 12 orang tidak mungkin melayani lima ribu orang lebih Rombongan Tuhan Yesus, termasuk didalamnya para murid sudah sangat lelah. Namun ketika Tuhan Yesus mendengar usul itu, dengan cepat Tuhan Yesus menolak usul itu dengan mengatakan: ”Kamu harus memberi mereka makan”. Mengapa Tuhan Yesus memberi perintah yang demikian ? apakah Tuhan Yesus tidak tahu apa yang ada pada para murid? tentu Tuhan Yesus tahu betul mengenai situasi yang ada pada para murid. Kalau Tuhan Yesus memberi perintah demikian karena Tuhan Yesus mempunyai tujuan supaya para murid dalam melayani harus secara menyeluruh dan mendasar. Artinya setelah orang banyak mendapat pengajaran secara rohani maupun kelepasan dari segala beban penyakit, orang banyak harus juga mendapat kelepasan dari rasa lapar. Disini baik kebutuhan rohani maupun jasmani harus terpenuhi juga hubungan antara hal yang rohani dan jasmani dapat diketahui oleh orang banyak. Jika Tuhan Yesus menerima usul para murid, maka orang banyak hanya tahu bahwa Tuhanh Yesus hanya bisa melakukan urusan yang rohani saja, tetapi kalau para murid memberi mereka makan, maka kita teringat sabda Tuhan Yesus: Manusia hidup bukan hanya Khotbah Jangkep Juli 2011
dengan roti saja, tetapi juga dari setiap Firman yang keluar dari ulut Allah. Ayat ini pasti terpenuhi, artinya dengan Sabda Tuhan Yesus melayani secara rohani dan dengan Sabda pula Tuhan Yesus melayani kebutuhan jasmani, dengan demikian pelayanan itu secara menyeluruh dan mendasar dari kebutuhan manusia. Apa yang dilakuakn oleh Tuhan Yesus ini juga menjadi model dan teladan bagi Jemaat Tuhan, bahwa jika Jemaat Tuhan melayani, maka harus secara mendasar dan menyeluruh, tidak secara seporadis maupun sepenggal-sepenggal saja. Iman seseorang tidak akan bisa bertumbuh secara baik dan dewasa jika kebutuhan jasmaninya tidak terpenuhi, demikian juga kehidupan seseorang tidak akan sehat bila hanya mementingkan kebutuhan jasmani saja sementara kebutuhan rohani terabaikan. b. Jemaat Tuhan harus siap melayani Pelayanan Gereja (Jemaat Tuhan) yang mendasar dan menyeluruh itu harus sekaligus pelayanan bersama dengan seluruh anggota jemaat Tuhan, artinya bukan hanya pelayanan secara kelembagaan saja, tetapi seluruh anggota jemaat Tuhan harus terlbat secara aktif. Disinilah tempatnya jemaat Tuhan harus terus siap untuk melayani. Itu berarti juga melalui Gereja orang harus mendapat makanan, orang harus dikenyangkan. Disinilah pentingnya bahwa jemaat Tuhan harus kembali pada kuasa Firman Tuhan. Sering yang kita lakukan adalah mengambil enaknya sendiri saja dengan mengalihkan permasalahan yang kita hadapi kepada orang lain. Sebenarnya para murid sadar bahwa orang banyak itu membutuhkan makan juga, tetapi para murid tidak siap untuk melayani orang banyak itu dengan makanan karena itulah para murid usul kepada Gurunya supaya menyuruh orang banyak pergi ke desa-desa terdekat guna mendapatkan makanan. Melalui cara yang demikian, maka persoalan yang dihadapi para murid akan selesai karena dipikul oleh orang banyak itu. Namun Guru mereka melarang sikap yang demikian. Bagi kita hari ini perintah Tuhan Yesus ”kamu harus memberi mereka makan” berarti setiap kita sebagai jemaat Tuhan harus siap melayani setiap saat, bahkan harus lebih setia melayani.
c.
Dalam Pelayanan, Jemaat Tuhan harus menyertakan Tuhan Yesus.
Mengapa para murid tidak yakin dengan apa yang dipunyai ? sehingga ketika Tuhan Yesus meminta supaya orang banyak ini disediakan makanan para murid malah meminta Tuhan Yesus untuk menyuruh orang banyak itu pergi kampung-kampung disekitar supaya orang banyak itu dapat mencari makanan. Tetapi Tuhan Yesus tetap meminta supaya para murid tetap memberi makan kepada orang banyak itu. Hal yang demikian bisa terjadi karena para murid tidak menyertakan Tuhan Yesus dalam mengambil keputusan, sehingga ketika para murid melayani orang banyak itu sekalipun disitu ada Tuhan Yesus, tetapi hati, tindakan, dan jiwa para murid tidak menyertakan Khotbah Jangkep Juli 2011
Tuhan Yesus dalam pelayanannya, bahkan para murid kurang sadar bahwa Yesus itu yang punya kuasa dan berkat dan makanan. Hal yang sama juga sering kita hadapi dan kita rasakan. Ketika dalam pelayanan kita merasakan kesulitan dan kebingungan yang lebih dulu berbicara adalah kemampuan kita, sehingga kita tidak berjalan bersama Tuhan Yesus. Akibatnya kegagalan, ketakutan, dan kekuwatiran yang kita rasakan. Karena itulah supaya kita bisa berhasil dalam pelayanan, marilah kita menyertakan Tuhan Yesus, bahkan Tuhan Yesus harus menjadi pandu kita yang utama. Pada hakekatnya yang kita layani adalah Tuhan Yesus karena itu dalam pelayanan kita haruslah bersama dengan Tuhan Yesus, maka keberhasil an akan kita dapatkan. Perintah Tuhan Yesus kamu harus memberi mereka makan adalah juga sebuah perintah kepada bahwa kita harus lebih percaya kepada Tuhan Yesus. Perintah untuk memberi makan itu adalah juga perintah kepada kita untuk lebih mengandalkan Tuhan Yesus. Perintah kamu harus memberi mereka makan adalah juga merupakan perintah yang tertuang dalam Kitab Yesaya dengarkanlah Aku, sendengkalah telingamu dan datanglah kepadaKu, maka kamu akan hidup. Marilah kita lebih mengandalkan dan berserah dan percaya kepada Tuhan Yesus yang empunya kita ini, sehingga kita akan hidup dan berpengharapan. d. Bahwa Tuhan berkenan memakai kita dalam Pekerjaan-Nya. Apakah Tuhan Yesus dengan kuasa-Nya itu tidak bisa memberi makan kepada orang banyak itu ? jawabnya tentu dapat, tetapi mengapa Tuhan Yesus menyuruh kepada murid untuk memberi mereka makan? Perintah-Nya jelas dan tegas: ”Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan.” mengapa demikian? Disini menjadi jelas bagi kita bahwa bukan persoalan Tuhan Yesus tidak mampu melakukan, tetapi Tuhan Yesus berkenan memakai kita untuk pekerjaan dan pelayanan-Nya. Hal yang sama juga menjadi panggilan kita semua bahwa kita harus menyadari sepenuhnya bahwa kita ini dipakai dan difungsikan oleh Tuhan Yesus untuk pekerjaan dan pelayanan-Nya. Ketika kita dengan sadar dan rendah hati bahwa kita ini dipakai dan difungsikan Tuhan dalam pekerjaan dan pelyanan-Nya, maka kita akan menyaksikan dengan terheran-heran, betapa berkat Tuhan dicurahkan kepada kita maupun kepada yang kita layani. Juga kepada diuperlukan sebuah pengakuan yang jujur dan rendah hati akan keberadaan kita yang sesungguhnya. Ketika perintah kamu harus memberi mereka makan diberikan kepada para murid, maka diperlukan jawab yang jujur dan rendah hati dan para murid mau melakukan itu. Para murid menjawab : ”yang ada pada kami hanya lima roti dan dua ikan”. Jawaban inilah yang diperlukan Tuhan Yesus. Rendah hati dan jujur perlu ada pada kita seperti yang dilakukan oleh para murid itu. Siapapun kita jika ingin dan bersedia difungsikan oleh Allah dalam pekerjaan dan pelayanan-Nya, maka
Khotbah Jangkep Juli 2011
sikap dan tindakan yang rendah hati dan jujur ini sangat diperlukan. Akhirnya kita diingatkan akan adanya syair sebuah pujian (dalam penggalan): Maukah kau jadi anggur yang tercurah bagiKu? Maukah kau jadi roti yang yang terpecah bagiKu? Maukah kau jadi saksi yang melayani bagiKu? Melayani mengasihi lebih sungguh! Apakah kita sudah dengan sungguh menyadari bahwa Allah memanggil kita untuk ikut ambil bagian dalam pekerjkaan dan pelayanan-Nya ? apapun jawaban kita marilah kita lebih mengasihi dan melayani karena Tuhan telah berkenan memakai kita dalam pekerjaan dan pelayanan-Nya, Amin !!!
Rancangan Bacaan Alkitab: Berita Anugerah Petunjuk Hidup Baru Nats Persembahan
: Yohanes 3:16-18 : II Timotius 4:1-5 : Kejadian 28:20-22
Rancangan Nyanyian Pujian: Nyanyian Pembuka Nyanyian Penyesalan Nyanyian Kesanggupan Nyanyian Persembahan Nyanyian Penutup
: PKJ. 13 : 1 + 3 : PKJ. 14 : PKJ. 46 : 1 – 3 : PKJ. 182 : 1 – 5 : PKJ. 146 : 1 – 3
Khotbah Jangkep Juli 2011
Khotbah Jangkep Minggu, 31 Juli 2011 Pekan Biasa Kaping Wolu Likur
KOWE BAE WENEHANA MANGAN Waosan I: Yesaya 55:1-5; Tanggapan: Jabur 145:8-9, 14 -21; Waosan II: Rum 9:1-5; Waosan III: Injil Mateus 14 : 13 – 21
Khotbah Jangkep Pasamuwan ingkang kinasih, ukjijatipun Gusti Yesus paring tedha dhateng 5000 tiyang, ngemutaken dhateng kita bilih nalika bangsa Israel taksih wonten ing ara-ara samun 40 taun dangunipun, bangsa Israel boten nyambut damel, ananging dene tetep saged nedha, awit Gusti Allah tansah paring pangrimat lumantar/awujud roti saking suwarga inggih punika Manna. Ugi kaparingan lawuh inggih punika peksi puyuh. Satemah bangsa Israel boten nate keluwen nanging tansah kacekapan. Punika ugi ngemutaken kita kaliyan Yesaya 55:1-5 ing pundi Gusti paring dhawuh bilih manungsa saged gesang kanthi kacekapan krana panguwaosipun Gusti Allah malah Gusti Yesus ugi paring pangandika, bilih manungsa gesang boten namung saking roti kemawon, ananging saking pangandika ingkang medal saking lesanipun Gusti Allah. Ing ngriki para kagunganipun kedah langkung pitados dhateng panguwaosipun Gusti Allah ingkang kacetha lumantar pakaryanipun ingkang ngedab-edabi.
M
Pasamuwan kagunganipun Gusti, Lumantar waosan punika, kita saged mendhet piwulang ingkang makaten: a. Pasamuwanipun Gusti kedah purun lelados kanthi jangkep lan wetah. Nalika wekdal sampun sonten malah saged kawastanan sampun dalu, ing pundi minangka wekdalipun sami dhahar sonten (dalu), para murid lajeng munjuk atur dhateng Gusti Yesus, Gurunipun, ”Tiyang kathah punika prayogi kadhawuhan kesah tumbas tedha dhateng ing dhusun-dhusun.” Satleraman atur punika sae lan pinanggih nalar. Kenging punapa makaten? awit :
Khotbah Jangkep Juli 2011
a. b. c.
Ingkang wonten ing para murid namung wonten gangsal roti lan ulam kalih Para murid luwar saking prakawis-prakawis ingkang ruwet, awit 12 murid temtu boten badhe saged ngladosi tiyang langkung saking 5000 Rombonganipun Gusti Yesus, kalebet ugi para murid sampun sayah.
Ananging nalika Gusti Yesus midhanget lan nampi usul ingkang makaten punika, Gusti Yesus boten kersa nampi lan nolak kanthi ngendika: ”Kowe bae menehana mangan.” kenging punapa Gusti Yesus paring dhawuh ingkang makaten? Punapa Gusti Yesus boten pirsa punapa lan pinten ingkang dipun gadhahi para murid? Temtu Gusti Yesus pirsa kanthi cetha kawontenan para murid. Menawi Gusti paring dhawuh dhateng para murid ingkang makaten punika karana Gusti Yesus kagungan karsa, murih para murid anggenipun sami lelados kanthi jangkep lan wetah. Tegesipun sasampunipun para murid lelados bab karohanen, para murid ugi kedah lelados dhateng tiyang kathah ing bab kabetahan sanesipun. Inggih punika kabetahan tedha. Awit sonten punika tiyang kathah sampun sami sayah krana sampun sadinten nampi piwulang saking Gusti Yesus. Menawi Gusti Yesus nampi aturipun para murid, tiyang kathah namung badhe sumerep, bilih Gusti Yesus punika namung saged lelados bab-bab ingkang magepokan kaliyan bab-bab karohanen kemawon. Lan menawi para murid lajeng paring tedha, temtu kita dipun-emutaken dhateng pangandika bilih manungsa gesang boten namung saking roti, nanging ugi saking pangandika ingkang medal saking lesanipun Gusti Allah. Mila ing ngriki Gusti Yesus kuwaos paring roti saking suwarga kados dene nalika paring roti (mana) ing ara-ara samun dhateng bangsa Israel. Ing ngriku ingkang dipun-betahaken inggih punika para murid pasrah lan nyuwun berkah dhateng Gusti Yesus Kristus, awit inggih namung Gusti Yesus ingkang kagungan berkah lan roti. Kanthi makaten menawi para murid purun nyuwun dhateng Gusti Yesus sadaya prakawis saged karampungaken. Kangge memulang bab punika Gusti Yesus lajeng paring dhawuh dhateng para murid supados para murid mbekta roti lan ulam lan kaaturaken Gusti Yesus saperlu dipun berkahi. Lan estu nyata krana berkahipun Gusti Yesus roti lan ulam punika nyrambahi dhateng 5000 tiyang. Para kinasih, lumantar piwulangipun Gusti Yesus punika kita kaparingan tuladha bilih menawi kita lelados kedah kanthi jangkep lan wetah. Boten namung kabetahan karohanen, nanging ugi kangge kabetahan kajasmanen, punapa dene kabetahan sanesipun.
Khotbah Jangkep Juli 2011
b. Pasamuwanipun Gusti kedah siap lelados Peladosan ingkang kawontenaken dening pasamuwan, inggih peladosan ingkang jangkep saha nggepok ing babagan ingkang dhasariah, minangka peladosan saking sadaya warganing pasamuwan. Tegesipun peladosan punika boten namung secara bebadan ananging ugi kedah kaliyan sadaya warganing pasamuwan pribadi piyambak. Sadaya warganing pasamuwan kedah tumandang lan cecawis kangge ndherek sengkut wonten ing peladosan. Ing ngriki lumantar pasamuwan/gereja, tiyang saged sami nampi tetedhan lan saged katuwukan. Supados prakawis punika saged kelampahan, mila pasamuwan kedah wangsul malih dhateng panguwaosipun Gusti Allah. Pangandikanipun Gusti punika ”Inggih” lan ”Amin!” Ing sisih sanes asring kita tumindak namung miturut pikajeng kita kemawon, supados kita saged mindhah prakawis ingkang nembe kita adhepi dhateng tiyang sanes. Injil Matius 14 : 13 – 21 ngemu kawontenan bilih estunipun para murid sumerep tiyang kathah punika mbetahaken tetadhan, ananging para murid boten siap kangge ngladosi tiyang kathah punika kanthi paring tedha. Krana punika para murid lajeng ngajengaken usulan dhateng gurunipun supados kengken dhateng tiyang kathah punika kesah pados tedha. Mawi cara ingkang makaten prakawis ingkang dipun-adhepi para murid lajeng saged rampung karana pindhah dhateng tiyang kathah. Ananging Gurunipun para murid, inggih ugi Gustipun boten marengaken cara ingkang makaten punika. Para murid kedah cumawis lan purun lelados sacara wetah. Makaten ugi kangge kita ing dinten punika, minangka pasamuwanipun Gusti, kita kedah sumadya lelados. Rasul Paulus lumantar II Timotius 4 : 2 paring pambereg: ”Kowe nggelarna pangandika, sumanggema ing wektu kang becik, utawa ing wektu kang ora becik....”. Sumangga kita sami lelados kanthi setya lan tekun. c. Anggenipun sami lelados, pasamuwan kedah pasrah kaliyan Gusti Yesus Para kinasih, kenging punapa para murid boten yakin kaliyan ingkang dipun gadhahi? Ingkang dipun gadhahi para murid inggih punika roti, ulam, lan temtu pitados dhateng Gusti Yesus Kristus. Punika kacetha nalika Gusti Yesus paring dhawuh supados tiyang kathah punika kaparingan tedha, malah nyuwun dhateng Gusti murih Gusti Yesus dhawuh dhateng tiyang kathah supados sami kesah dhateng kampung-kampung ing kiwa tengenipun saprelu pados tetedhan. Nanging Gusti Yesus tetep paring dhawuh dhateng para murid, ”kowe bae menehana mangan!” Kados pundi patrapipun, kok sadaya punika saged kedadosan? Prakawis punika saged kalampahan awit nalika para murid lelados sami kesupen bilih para murid sami anggadhahi Gusti Yesus. Para murid boten sesarengan kaliyan Gusti Yesus Kristus, para murid mlampah piyambak, lan para murid boten pasrah dhateng Gustinipun, inggih punika Gusti Yesus Kristus. Prakawis Khotbah Jangkep Juli 2011
ingkang sami asring kedadosan dhateng kita para kagunganipun Gusti Yesus. Sinaosa kita anggadhahi Gusti Yesus nanging asring kesupen bilih kita gadhah Gusti, mila menawi kita lelados lajeng sami kathah ingkang gagal lan boten mlampah cundhuk kaliyan pangandikanipun Gusti Yesus. Sumangga sami lelados kanthi tansah pasrah dhateng Gusti. Menawi Gusti Yesus paring dhawuh supados kita paring tedha, ateges ugi Gusti Yesus paring dhawuh dhateng kita supados kita tansah pasrah lan sumarah dhateng Gusti Yesus Kristus. Dhawuhipun Gusti Yesus punika ngemutaken kita dhateng pangandikanipun Gusti saking Yesaya 55: 2b – ”... padha ngrungokna marang Ingsun, temah sira bakal padha mangan pangan kang becik.” Sumangga para kinasih kita sami lelados kanthi tansah pitados lan pasrah dhateng Gusti Yesus ! d. Wonten ing pakaryanipun, Gusti Yesus kepareng ngagem kita Para kinasih, punapa Gusti Yesus kanthi panguwaosipun punika boten saged paring tedha dhateng tiyang kathah? Wangsulanipun temtu saged. Ananging kenging punapa Gusti Yesus paring dhawuh dhateng para murid supados para murid paring tedha dhateng tiyang kathah punika. Dhawuhipun Gusti Yesus sampun cetha: ”... ora usah padha lunga, kowe bae padha menehana mangan.” Kenging punapa makaten ? ing ngriki kita sami mangertos bilih boten prakawis Gusti Yesus saged punapa boten, awit temtunipun Gusti Yesus saged paring tedha dhateng tiyang kathah punika, ananging ing ngriki wonten prakawis ingkang baken saha wigati sanget inggih punika Gusti Yesus kepareng ngagem kita wonten ing salebeting peladosan saha pakaryanipun. Pramila sumangga kita sami sumanggem lan jujur tuwin andhap asor sumadya dipun-gem dening Gusti Yesus. Kados dene para murid nalika kanthi jujur matur wonten ngarsanipun Gusti Yesus: ”Ingkang wonten ing kula namung gangsal roti lan ulam kalih.” Wangsulan punika ingkang dipun-betahaken dening Gusti Yesus. Mila kita kanthi jujur lan andhap asor inggih sumadya sumanggem ndherek lelados Gusti Yesus Kristus. Malah sinten kemawon kita ingkang dipun-agem dening Gusti, temtu badhe tansah jujur lan andhap asor lan sikap punika ingkang dipun betahaken. Pungkasanipun kita dipunemutaken wontenipun lelagon: (saperangan) : Maukah kau jadi anggur yang tercurah bagiKu? Maukah kau jadi roti yang yang terpecah bagiKu? Maukah kau jadi saksi yang melayani bagiKu? Melayani mengasihi lebih sungguh!
Khotbah Jangkep Juli 2011
Para kinasih, punapa kita estu sampun kanthi sadhar bilih kita inggih dipun-agem dening Gusti Allah wonten salebeting pakaryan lan peladosanipun Gusti? Kados pundi wangsulan kita, punapa kita langkung tresna lan lelados, awit Gusti Allah wonten ing Sang Kristus sampun kepareng langkung rumiyin lelados lan nresnani kita? Amin!
Rancangan Waosan Kitab Suci: Pawartos Sih Rahmat Pitedah Gesang Enggal Pangatag Pisungsung
: Yokanan 3 : 16 – 18 : II Timotius 4 : 1 – 5 : Purwaning Dumadi 28 : 20 – 22
Rancangan Kidung Pamuji: Kidung Pambuka Kidung Panelangsa Kidung Kesanggeman Kidung Pisungsung Kidung Penutup
: KPK 16 : 1 + 2 : KPK 13 : 1 – 2 : KPK 52 : 1 – 3 : KPK 185 : 1 – : KPK 194 : 1 – 2
Khotbah Jangkep Juli 2011