Vol. I No.1 Tahun 2014 | ISSN 2442-3610 Menabur Pengajaran, Menuai Perkenanan Tuhan | oleh
MENABUR PENGAJARAN, MENUAI PERKENANAN TUHAN MENURUT ULANGAN 6:1-25 Joni Tapingku
ABSTRACT Deuteronomy 6: 1-25 is one of the main basic education and teaching children. Educational and spiritual teaching children should be the concern of all parents. Parents should make every effort, and with all the existing expertise to teach the will of God in a creative and innovative in all daily activities, in all circumstances and condition. The purpose of teaching by parents is to teach children to fear God, to walk in His ways, to love nd appreciate Him and serve Him with all your heart and soul. Thus, the favor of God and His blessings are abundant in all aspects of life of the people of Israel. Keywords: Deuteronomy 6: 1-25, basic education, spiritual teaching children.
PENDAHULUAN Di era modern sekarang ini, tingkat pendidikan dan pengajaran dalam keluarga semakin memprihatinkan. Keprihatinan ini membuat kita untuk berpikir bahwa, jika di era ini keluarga kurang mendapatkan perhatian maka, masalah sosial akan sulit teratasi. Kurangnya keprihatinan dalam keluarga diakibatkan orang-orang lebih tertarik dengan membahas mengenai kemajuan ekonomi, kemajuan politik, kemajuan teknologi, peningkatan kesehatan, tanpa memikirkan kemajuan keluarga. Dengan meningkatnya kebutuhan pribadi maupun keluarga, maka tingkat kesibukan semakin meningkat. Di satu pihak orang-orang dalam hal ini orang tua, semakin berlomba untuk mencari pekerjaan yang memakan waktu yang cukup lama, dengan imbalan yang besar agar supaya bisa mencukupi dan bisa memenuhi kebutuhan yang lainnya. Pekerjaan-pekerjaan yang banyak menyita waktu ini membuat para pekerja terlebih orangtua, jarang sekali berada di rumah.
Di lain pihak, pendidikan dan pengajaran anak-anak yang semakin modern dan penuh dengan daya saing, menuntut mereka untuk semakin meningkatkan ilmu, pengetahuan dan keterampilan agar mereka boleh memenuhi standar dan juga semakin mahir dalam bidangnya. Karena pendidikan yang modern dan berdaya saing merupakan suatu program dari pendidikan di Indonesia, sehingga sekolah memfasilitasi semuanya itu. Dengan demikian berbagai kegiatan kurikuler maupun ekstrakurikuler harus berada dalam jadwal mereka. Ini membuat waktu anak-anak lebih sedikit berada dalam rumah dan lebih banyak di luar rumah. Dua aktivitas besar antara orangtua dan anak, membuat mereka lebih jarang berada dalam rumah. Sehingga pendidikan dan pengajaran dalam rumah semakin berkurang. Dialog sederhana yang diharapkan mampu memberikan perhatian yang besar dalam bentuk yang sederhana, tidak berlaku sebagaimana mestinya. Tingkat kesibukan dalam keluarga semakin meningkat. Rumah menjadi tempat persinggahan untuk melepaskan lelah karena pada waktu yang selanjutnya pekerjaan atau aktivitas lainnya sudah menunggu tiap anggota keluarga. Tugas dan tanggung jawab orangtua sudah terganti dengan kesibukan-kesibukan yang membuat kurangnya perhatian orangtua terhadap anak. Yang lebih memprihatinkan lagi ialah bahwa pada masa sekarang ini, pendidikan dan pengajaran anak dalam keluarga sudah diserahkan orangtua, baik kepada lembaga-lembaga pendidikan sekolah maupun Gereja. Padahal menurut Singgih D. Gunarsa, fungsi keluarga bukan hanya sebagai penerus keturunan, tetapi merupakan sumber pendidikan utama, karena segala pengetahuan dan kecerdasan intelektual diperoleh pertama-tama dari orang tua dan anggota keluarga sendiri.1 Sebagaimana keluarga adalah lingkungan pertama bagi anak, Sikun Pribadi dalam tulisan Fuad Ihsan mengungkapkan bahwa keluarga adalah lingkungan per1. Singgih D. Gunarsa, Psikologi Untuk Keluarga (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009), h. 1-9.
Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat | Jurnal Pendidikan Agama Kristen
22 001
Vol. I No.1 Tahun 2014 | ISSN 2442-3610 Menabur Pengajaran, Menuai Perkenanan Tuhan | oleh
tama pendidikan. Jika karena sesuatu hal anak terpaksa tidak tinggal di lungkungan keluarga yang hidup berbahagia, maka anak tersebut masa depannya akan mengalami kesulitan-kesulitan, baik di sekolah, masyarakat ramai, dalam lingkungan jabatan, maupun kelak sebagai suami-istri di dalam lingkungan kehidupan keluarga.2 Karena kuluarga merupakan lingkungan yang memang sangat penting dalam pendidikan dan pengajaran. Dalam keluarga pola kepribadian anak terbentuk dan pertama kali anak diperkenalkan dengan nilai dan norma. Karena keluarga adalah lembaga pendidikan yang berisfat kodrati, maka orangtua sebagai pendidik dan pengajar terdapat hubungan darah. Dengan memperhatikan tugas dan tanggung jawab keluarga dalam pendidikan dan pengajaran, maka jelaslah bahwa Gereja dan pemerintah memberikan perhatian terhadap pendidikan dan pengajaran dalam keluarga. Dengan memperhatikan dinamika pendidikan dan pengajaran dalam keluarga Kristen saat ini, maka Ulangan 6:1-25 sangat relevan dan kontekstual untuk memahami betapa pentingnya pendidikan dan pengajaran yang dilakukan dalam keluarga. Konteks Ulangan 6:1-25 Jika keluaran Israel dari Mesir dicermati, maka nampak pola yang sama. Setelah menyelamatkan mereka dari Mesir (Ul. 5:6), Allah mengikat Israel menjadi satu keluarga besar/persekutuan dengan diri-Nya melalui perjanjian di gunung Sinai/Horeb (Ul. 5:2). Allah menentukan hukum bagi keluarga/persekutuan tersebut (Ul. 5:6-21), kemudian memelihara mereka sambil membawa mereka ke tempat baru, tanah perjanjian. Dalam perikop ini, sedang berbicara kepada umat Israel yang ada di dataran Moab, di seberang sungai Yordan dari tanah yang dijanjikan Allah. Musa mengingatkan Israel tentang beberapa hal prinsip, antara lain: (1) tujuan Israel adalah suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, (2) pusat kesejahteraan mereka, 2. H. Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), h. 16-19.
23
yaitu Allah sendiri, (3) agar pemahaman itu dapat membudaya, maka harus ada perhatian, pengajaran kepada generasi berikut, pembicaraan di mana saja, serta berbagai tanda yang dapat menjadi pengingat. Manley dan Harrison menyatakan bahwa Ulangan 5:1-6:25 merupakan penyataan di Horeb yang harus dijelaskan kepada anak-cucu Israel.3 Dalam hubungannya dengan perikop sesudahnya, Meredith G. Kline mengatakan bahwa pasal 6 merupakan prinsip pengabdian sepenuhnya kepada Tuhan dan larangan untuk setia kepada dewa-dewa asing. Kemudian pada pasal 7, program penaklukan dikemukakan untuk pemusnahan semua dewa asing dan pemeluknya dari wilayah Kanaan, negeri yang telah dipilih Tuhan sebagai lambang di dunia dari kerajaan-Nya yang abadi dan universal.4 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ulangan 6:1-25 tidak dapat dipisahkan dengan perikop sebelum (pasal 5) dan sesudahnya (pasal 7). Bahkan dalam konteks yang lebih luas, Ulangan 6 (ay. 1, 3, 10, 18, dan 23) merupakan penggenapan atas janji-janji Tuhan kepada Abraham dalam Kejadian 12:1-3. Analisis Arti Kata & Frasa Frasa ketetapan dan peraturan (ay. 1) dalam bahasa Ibraninya ~yQixuh;( hw©c. Mih; (ha|Huqqîm wehammiPäîm), yang mencakup kumpulan wahyu-wahyu Allah. Ini adalah semua yang telah Allah nyatakan tentang diri-Nya dan persyaratan perjanjian-Nya. Ini mirip artinya dengan kata Taurat (secara harfiah berarti ajaran-ajaran, yaitu, undang-undang Musa).5 Kata TUHAN (ay. 1) dalam bahasa Ibrani adalah hwïhy> (yhwh [´ädönäy]). Ada beberapa teori mengenai arti dari nama ini: (a) dari akar bahasa Arab, menunjukkan cinta yang membara; (b) dari akar bahasa Arab, meniup (YHWH sebagai Allah badai); (c) dari akar ba3. G.T. Manley dan R.K. Harrison, Kitab Ulangan dalam Tafsiran Masa Kini, jlid 1 (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 1995), h. 314. 4. Meredith G. Kline, Kitab Ulangan dalam Tafsiran Alkitab Wycliffe, vol. 1 (Malang: Gandum Mas, 2007), h. 451. 5. Bob Utely, Kitab Ulangan (Texas: Bi-
ble Lesson International, 2008), h. 58.
Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) Toraja | Jurusan Pendidikan Agama Kristen
Vol. I No.1 Tahun 2014 | ISSN 2442-3610 Menabur Pengajaran, Menuai Perkenanan Tuhan | oleh
hasa Urgatic (bahasa Kanaan), berkata; (d) mengikuti prasasti phoenix, sebuah bentuk kata sebab-akibat berarti Yang menopang atau Yang menegakkan; (e) dari kata kerja sederhana bahasa Ibrani Qal yang berarti Ia yang ada, atau Ia yang hadir (dalam bentuk yang akan datang, Ia yang akan ada); (f) dari bahasa Ibrani Hiphil dari Ia yang menyebabkan terjadi; (g) dari akar kata Ibrani hidup (Kej. 3:20), berarti yang selalu hidup, satu-satunya yang hidup; dan (h) dari konteks Keluaran 3:13-16 digunakan dalam arti Aku akan terus menjadi apa yang aku pernah jadi atau Aku akan terus menjadi apa yang aku selalu jadi.6 Dalam Yudaisme di kemudian hari nama YHWH ini menjadi sedemikian kudusnya (singkatan empat huruf terebut) sehingga orang-orang Yahudi takut untuk mengatakannya, untuk menghindari kesalahan dan pelanggaran perintah dalam Keluaran 20:7; Ulangan 5:11 6:13, maka mereka menggantikan-Nya dengan istilah Ibrani pemilik, tuan, suami, Tuhan - adon atau adonai (tuanku). Ketika mereka tiba pada YHWH dalam pembacaan mereka tentang naskah PL, mereka menyebutnya tuan. Inilah sebabnya YHWH ditulis sebagai Tuhan dalam terjemahan bahasa Inggris.7 Kata Allahmu (ay. 1) dalam bahasa Ibrani adalah ~k,Þyhel{a/ (´élöhêkem) dari kata El yang berarti jadi kuat atau menjadi berkuasa (Kej 17:1; Bil. 23:19; Ul. 7:21; Mzm. 50:1).8 Frasa seumur hidupmu (ay. 2) dalam bahasa Ibrani adalah ymeäy> lKoß (Köl yemê) yang secara harfiah berarti seluruh hariharimu. Frasa ini merupakan penekanan pada gaya hidup ketaatan sehari-hari, bukan hanya pada periode ibadah atau hari raya tahunan tertentu. Iman alkitabiah adalah iman dan pertobatan awal yang diikuti oleh iman dan pertobatan gaya hidup (lih. Mrk. 1:15, Kis. 3:16,19; 20:21).9 Kata Takut (ay. 2, 13) di sini dalam 6. Ibid. 7. Ibid. 8. Francis Brown, S.R. Driver, dan
Charles A. Briggs (BDB), A Hebrew and English Lexicon of The Old Testament (berdasarkan kamus William Gesenius) (Oxford: Clarendon Press, 1978), h. 42. 9. Utley, Kitab Ulangan, 93.
bahasa Ibrani adalah arey (yārē) bisa berarti menyegani, menghormati, menyembah, menyegani (Yun. 1:5, 9, 10; Kej. 15:1).10 Menurut strong diotionary, kata tersebut berarti to fear (takut), to revere, (memuja-muja) to frighten, (menjadi takut) to reverence (memberi penghormatan, menghormati). BIS sendiri menerjemahkan kata ini dengan menghormati.11 Jadi takut akan Tuhan bisa berarti memandang Dia dengan kekaguman dan penghormatan sebagai Allah karena kebesaran keagungan, kekudusan dan kuasa-Nya yang besar. Dengan kata lain takut akan Tuhan adalah menyadari bahwa Allah adalah yang maha kuasa sedangkan kita hanyalah ciptaan yang terbatas. Kata berpegang (ay. 2) dalam bahasa Ibrani adalah rmov.liû (limör) yang secara harfiah berarti untuk memelihara, untuk menjaga, untuk memperhatikan, untuk menyimpan, untuk memegang, untuk mengikuti (Kej. 2:15:17:9; 41:35; Mzm. 121:7,8).12 Kata ini mengandung makna mempelajarinya (BDB: 540), melakukannya13 dan setia.14 Ketiga KATA KERJA tersebut merangkum arti dari shema15 yang berarti mendengar untuk melakukan.16 Frasa berlimpah-limpah susu dan madunya (ay. 3) dalam bahasa Ibraninya adalah vb(d>W blÞx (Häläb ûdebä) termasuk bahasa kiasan, yakni sebagai lambang kemakmuran (bnd. Ul. 11:9; 26:9, 15; 27:3; 31:20). Mazmur 81:17 juga menyebutkan gandum dan madu sebagai lambang berkat-berkat yang TUHAN berikan kepada umat yang taat kepada-Nya.17 Kata Dengarlah (ay. 3 & 4) dalam bahasa Ibrani adalah [m;Þv. (ema`), yang 10. D.L. Baker dan A.A. Sitompul, Kamus Singkat Ibrani-Indonesia (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997), h. 31; Reinhard Achenbach, Kamus Ibrani Indonesia: Perjanjian Lama (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2012), h. 139. 11. The New Strongs Exhaustive Concordance of the Bible 12. Baker & Sitompul, Kamus Singkat
Ibrani-Indonesia, h. 62; Achenbach, Kamus Ibrani Indonesia: Perjanjian Lama, h. 348. 13. BDB, h. 540. 14. Ibid., h.793. 15. Ibid., h. 1033. 16. Utley, Kitab Ulangan, h. 79-80. 17. I.J. Cairns, Tafsiran Alkitab: Kitab Ulangan Pasal 1-11 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997), h. 132.
Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat | Jurnal Pendidikan Agama Kristen
24 001
Vol. I No.1 Tahun 2014 | ISSN 2442-3610 Menabur Pengajaran, Menuai Perkenanan Tuhan | oleh
bisa berarti mendengar, memperhatikan, mematuhi, mengabarkan, menyiarkan, mendenting (Yes. 6:8; Yun. 2:3; Est. 2:8; Pkh. 9:17; Ul. 30:12, 13; Neh. 12:42; Mzm. 150:5).18 Menurut strong diotionary, kata tersebut berarti to hear intelligently (mendengarkan dengan penuh perhatian dan ketaatan), give ear (memberi telinga), understand (mengerti).19 BIS menerjemahkan kata ini dengan ingatlah!. Jadi kata dengarlah di sini mengandung makna mengingat, memperhatikan dan mematuhi kodrat monotheistis Allah. Dalam bentuk perintah, kata ini sering digunakan dalam Kitab Ulangan (misalnya, 1:16; 4:1; 5:1; 6:3,4; 9:1; 20:3; 27:10; 33:7). Arti dasarnya adalah mendengar untuk dilakukan. Ini berfokus pada tindakan, bukan hanya mendengar (lih. Yak. 1:2225). Pasal ini memiliki beberapa peringatan, ay l, 2, 6, 9, 13, 14, 15, 19, 23, dan 26 (lih. Mi. 1:2; 3:1; 6:1).20 Kata esa (ay. 4) dalam bahasa Ibrani adalah dx(a, (´eHäd), yang bisa berarti satu, pertama (Kej. 1:5; Yun. 3:4).21 The New Jerusalem Bible (NJB) menerjemahkan kata tersebut dengan The only (satu-satunya) dan New Revised Standar Version (NRSV) menerjemahkannya dengan alone (sendiri). Terjemahan Sura Madatu juga menerjemahkannya dengan misari (hanya satu). Menurut Cairns, kata tersebut berarti unik dan melulu.22 Dengan demikian, kata ini hendak menegaskan bahwa hanya ada satu Allah bagi Israel, dan semua daya mereka harus diarahkan untuk mengabdi kepada-Nya. Kata Kasihilah (ay. 5) dari kata Ibrani Ibrani bh;a (āhab) yang bisa berarti mencintai, menyukai, menggemari, menjadi sahabat (Kej. 27:9; 1 Sam. 1:5; Hos. 11:1; Za. 13:6; Hos. 2:6, 9, 12; Yer. 22:20,
18. Baker & Sitompul, Kamus Singkat Ibrani-Indonesia, h. 62; Achenbach, Kamus Ibrani Indonesia: Perjanjian Lama, h. 348. 19. The New Strongs Exhaustive Concordance of the Bible 20. Utley, Kitab Ulangan, h. 5. 21. Baker & Sitompul, Kamus Singkat
Ibrani-Indonesia, h. 10; Achenbach, Kamus Ibrani Indonesia: Perjanjian Lama, h. 23. 22. Cairns, Tafsiran Alkitab: Kitab Ulangan Pasal 1-11, h. 132.
25
22).23BIS juga menerjemahkannya dengan cintailah. Menurut strong diotionary, kata tersebut berarti to have affection of (memiliki kasih sayang), to love (mencintai) dan friend (sahabat).24 Jadi kata ini mengandung makna bahwa Allah mendambakan persekutuan dengan umat-Nya dan memberikan mereka suatu perintah yang sangat perlu ini untuk mengikat mereka kepada-Nya: (1) dengan menanggapi kasih-Nya dengan kasih, rasa bersyukur dan bergembiraan karena Dia dalam hubungan perjanjian; (2) pada perintah utama dan pertama ini (Im. 19:18) tergantunglah seluruh hukum taurat dan kitab para nabi (Mat. 22:37-40); (3) ketaatan sejati adalah kepada Allah dan perintah-Nya di mungkinkan hanya apabila itu bersumber pada iman dan kasih kepada Allah Frasa segenap hatimu (ay. 5) dari kata Ibrani Ibrani ^ïb.bl.-lkB. (Bekol-lebäbkä). Kata pertama lkB. bisa berarti dengan/ dalam segala/segenap/seluruh. Sedangkan kata kedua ^ïb.bl. bisa berarti hatimu (nuranimu), jantungmu, pengertianmu, keinginanmu, akal budimu, indramu (Yer. 31:33; Yun. 2:4; Ul. 28:28; 1 Raj. 8:39; Ams. 23:15).25 Istilah hati dan jiwa sering digunakan bersama-sama untuk menunjukkan manusia seutuhnya (lih. Ul. 4:29; 10:12, 11:13; 13:3, 26:16, 30:2,6,10). 26 Frasa segenap jiwamu (ay. 5) dari kata Ibrani Ibrani ^ßv.p.n:-lkb.W (ûbekol-napekä). Kata ^ßv.p.n: bisa berarti nafasmu, jiwamu, hatimu, kehidupanmu, nyawamu (Kej. 1:20; 2:7; 9:4, 5; Mzm. 42:2; Yun. 1:14).27 Istilah Jiwa menggambarkan daya hidup (yaitu, nafas) pada manusia dan hewan (misalnya, Kej. 1:20-30; 2:7,19; 7:22; Ayb. 34:14-15; Mzm. 104:29,30; 146:4; Pkh. 3:19-21).28 Di sini
23. Baker & Sitompul, Kamus Singkat Ibrani-Indonesia, h. 9; Achenbach, Kamus Ibrani Indonesia: Perjanjian Lama, h. 20. 24. The New Strongs Exhaustive Concordance of the Bible 25. Baker & Sitompul, Kamus Singkat
Ibrani-Indonesia, h. 34; Achenbach, Kamus Ibrani Indonesia: Perjanjian Lama, h. 158. 26. Utley, Kitab Ulangan, h. 95. 27. Baker & Sitompul, Kamus Singkat Ibrani-Indonesia, h. 43; Achenbach, Kamus Ibrani Indonesia: Perjanjian Lama, h. 218. 28. BDB, h. 659.
Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) Toraja | Jurusan Pendidikan Agama Kristen
Vol. I No.1 Tahun 2014 | ISSN 2442-3610 Menabur Pengajaran, Menuai Perkenanan Tuhan | oleh
menunjuk pada hasrat. Frasa segenap kekuatanmu (ay. 5) dari kata Ibrani Ibrani ^d<)aom.-lkb.W (ûbekolme´ödeºkä). Kata ^d<)aom. bisa berarti kekuatanmu, kesanggupanmu, tenagamu, semangatmu (Kej. 1:31; 2 Raj. 23:25).30 Menurut BDB, kekuatan berarti kelimpahan atau kekuatan (lih. II Raj. 23:25).31 Jadi ketiga istilah ini hati, jiwa dan kekuatan mewakili manusia seutuhnya dan karena itu, sejajar dengan ungkapan dengan sepenuh hati. Kata depan segenap yang diulang tiga kali bertujuan untuk penekanan.32 Frasa haruslah engkau perhatikan (ay. 6) diterjemahkan dari kata Ibrani ^b<) bl.-l[; (`al-lebäbeºkä). Frasa ini bisa berarti menurut hatimu atau pada hatimu.33 Fokus mengarahkan kehidupan individu. Penekanan dalam PL juga dimaksudkan untuk menjadi kesetiaan internal, seperti dalam Perjanjian Baru (bnd. Ul. 4:29;. 6:5, 6; 10:12; 11:13,18; 13:03; 26:16; 30:2, 6, 10; dengan semua pikiran Anda Mrk. 12:30; Luk. 10:27).34 Kata mengajarkan (ay. 7) dalam bahasa Ibraninya adalah !nv (ānan) yang bisa berarti mengasah (pedang), menajamkan (lidah), mengajarkan berulangulang, menusuk-nusuk (Ul. 32:41; Mzm. 64:4; 73:21).35 Menurut strong diotionary, kata tersebut berarti sharpen (menajamkan, meruncingkan), teach diligently (mengajarkan dengan tekun), whet (mengasah).36 Kata ini menegaskan bahwa syema harus diulang pagi dan sore hari. Umat Israel harus berbicara tentang kehendak Allah bagi hidupnya selama seluruh lingkup kegiatan sehari-harinya. Tanggung jawab dari orang tualah untuk meneruskan iman gaya hidup (bnd. Ul 4:9; 6:20-25; 11:19; 32:46). Kata cemburu (ay. 15) dalam ba29
29. Utley, Kitab Ulangan, h. 95. 30. Baker & Sitompul, Kamus Singkat
Ibrani-Indonesia, h. 35; Achenbach, Kamus Ibrani Indonesia: Perjanjian Lama, h. 165. 31. BDB, h. 547. 32. Ibid., h.481. 33. Ibid., h. 523. 34. Utley, Kitab Ulangan, h. 96. 35. Achenbach, Kamus Ibrani Indone-
sia: Perjanjian Lama, h. 350. 36. The New Strongs Exhaustive Concordance of the Bible
hasa Ibraninya adalah aNq; (qannä´) bisa berarti giat, gairah.37Menurut Utley, kata ini juga bisa berarti bersemangat.38 Kecemburuan adalah kata cinta. Kita hanya cemburu kepada mereka yang kita cintai secara mendalam dan mengikat. Ini merupakan satu lagi penegasan dari kasih Allah yang dinyatakan secara antropomorfis yaitu dalam istilah manusia, keluarga. Kata Masa (ay. 16) dalam bahasa Ibraninya adalah hSm; (massâ) berarti ujian, cobaan.39 Tempat itu dinamai ujian, masa.40 Ini adalah rujukan kepada sebuah peristiwa yang terjadi di Keluaran 17:1-7 (diuji41), dimana orang-orang menggerutu terhadap penyediaan dan kehadiran Allah (lih. Ul. 9:22; 33:8). Mereka menunjukkan kurangnya iman (bnd. Mzm. 95:8; Ibr. 3-4). Jangan lakukan itu lagi (ujian). Tafsiran Ayat Demi Ayat Takut akan Tuhan (ay. 1-3) Pengajaran pertama dari perikop ini adalah takut akan TUHAN. Pengajaran untuk takut akan Tuhan meliputi berbagai aspek berbeda dari hubungan seorang percaya dengan Allah. Kata Takut di sini bisa berarti menyegani, menghormati, menyembah, menyegani (Yun. 1:5, 9, 10; Kej. 15:1).42 Menurut strong diotionary, kata tersebut berarti to fear (takut), to revere, (memuja-muja) to frighten, (menjadi takut) to reverence (memberi penghormatan, menghormati). Jadi takut akan Tuhan bisa berarti memandang Dia dengan kekaguman dan penghormatan sebagai Allah karena kebesaran keagungan, kekudusan dan kuasa-Nya yang besar. Dengan kata lain takut akan Tuhan adalah menyadari bahwa Allah adalah yang maha kuasa sedangkan kita hanyalah ciptaan yang terbatas. Takut akan Tuhan harus nampak dari 37. Achenbach, Kamus Ibrani Indonesia: Perjanjian Lama, h. 299. 38. Utley, Kitab Ulangan, h. 97. 39. Achenbach, Kamus Ibrani Indonesia: Perjanjian Lama, h. 186. 40. BDB, h. 650. 41. Ibid., h. 650. 42. Baker & Sitompul, Kamus Singkat Ibrani-Indonesia, h. 31; Achenbach, Kamus Ibrani Indonesia: Perjanjian Lama, h. 139.
Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat | Jurnal Pendidikan Agama Kristen
26 001
Vol. I No.1 Tahun 2014 | ISSN 2442-3610 Menabur Pengajaran, Menuai Perkenanan Tuhan | oleh
sikap hidup yang setia berpegang (memelihara, menjaga, memperhatikan, menyimpan, memegang, mengikuti, mempelajari, melakukan) segala perintah (ketetapan dan peratutan) Allah. Semua perintah ini merupakan penyataan diri Allah dan persyaratan perjanjian-Nya. Karena itu, umat Israel dipanggil bukan hanya mendengar, tetapi juga melakukan segala perintah Allah (ay. 3). Frasa seumur hidupmu (ay. 2), yang secara harfiah berarti seluruh hari-harimu, merupakan penekanan pada gaya hidup ketaatan sehari-hari, bukan hanya pada periode ibadah atau hari raya tahunan tertentu. Iman Alkitabiah adalah iman dan pertobatan awal yang diikuti oleh iman dan pertobatan gaya hidup Ayat 3 merupakan buah dari hidup takut akan Tuhan. Ungkapan supaya baik keadaanmu merupakan kesinambungan dari kesejahteraan Israel selama tinggal di negeri anugerah Allah sejauh mereka tetap taat kepada perintah Tuhan. Juga ungkapan selanjutnya berlimpah-limpah susu dan madu adalah lambang kemakmuran, di mana gandum dan madu (bnd. Ul. 11:9; 26:9, 15; 31:20), disebutkan sebagai perlambang berkat yang Tuhan berikan kepada umat yang taat kepadaNya.43 Dengarlah hai orang Israel (ay. 6:4-9) Ungkapan ini sering disebut syema Israel. Panggilan ini agaknya merupakan istilah teknis, yakni formulir yang mulamula dipakai untuk memanggil umat Tuhan berkumpul supaya bersidang, berperang dan beribadah. Dalam tradisi Yudaisme, Ulangan 6:4 menjadi suatu pengakuan iman yang wajib ducapkan tiap pagi dan malam (bnd. ay. 7). Pengakuan ini mulamula terdiri dari Ulangan 6:4 saja, tetapi lama-kelamaan berkembang menjadi Ulangan 6:4-9 ditambah Ulangan 11:13-21 dan Bilangan 15:37-41.44 SyemaPemakainnya agaknya berlangsung terus dalam tradisi masa-masa raya. Panggilan tersebut menuntut perhatian jemaat secara penuh, dengan menekankan betapa pentingnya perintah Tuhan untuk didengar dan dilakukan. Syema ini merupakan pernyataan 43. Cairns, Tafsiran Alkitab: Kitab Ulangan Pasal 1-11, h. 132. 44. Ibid.
27
terbaik tentang kodrat monoteistis Allah dan merupakan pernyataan bangsa Israel (1) untuk mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa dan kekuatan dan (2) untuk mengajarkan iman mereka dengan tekun kepada anak mereka. TUHAN itu Allah, TUHAN itu Esa (ay. 5-9) Ayat 4 ini bersama dengan ayat 5-9; 11:13-21; Bilangan 15:37-41 mengerjakan monoteisme Allah. Doktrin ini menegaskan bahwa Allah yang Esa dan benar, bukan kelompok dewa, yang berbedabeda dan maha kuasa di antara semua dewa dan roh dunia ini (Kel. 15 :11). Allah ini harus dijadikan satu-satunya kasih dan ketaatan Israel. Aspek keesaan ini merupakan dasar dari larangan untuk menyembah dewa lainnya (Kel. 20:3). Kasihilah Tuhan Allahmu (ay. 5) Dalam pembahasan analisis kata dan frasa sudah dikemukakan bahwa kata kasih bisa berarti mencintai, menyukai, menggemari, menjadi sahabat (Kej. 27:9; 1 Sam. 1:5; Hos. 11:1; Za. 13:6; Hos. 2:6, 9, 12; Yer. 22:20, 22). Pengertian ini menunjukkan bahwa kasih bukan merupakan perasaan melulu, melainkan berkaitan erat dengan ketaatan. Mengasihi Allah berarti menuruti segala perintahNya dengan tekad yang bulat. Ungkapan dengan segenap hati dan dengan segenap jiwamu (ay. 5) menunjukkan kesatuan psikis-fisik (badani-rohani) yang didiami dinamika kehidupan.45 Sedangkan ungkapan dengan segenap kekuatanmu berarti bertindak sekuat tenaga untuk menegakkan hal-hal yang dituntut oleh Taurat serta memberantas hal-hal yang dilarang olehnya.46 Haruslah engkau perhatikan (ay. 6) Perintah-perintah Allah, yang adalah jembatan antara kasih (ay. 5) dan ketaatan (ay. 13-19), harus diperhatikan oleh umat Israel.47 Ungkapan haruslah engkau perhatikan bisa berarti menurut hatimu atau pada hatimu.48 Fokusnya menga45. Ibid. 46. Ibid., h. 134. 47. Ibid. 48. BDB, h. 523.
Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) Toraja | Jurusan Pendidikan Agama Kristen
Vol. I No.1 Tahun 2014 | ISSN 2442-3610 Menabur Pengajaran, Menuai Perkenanan Tuhan | oleh
rahkan kehidupan individu. Penekanan dalam Perjanjian Lama juga dimaksudkan untuk menjadi kesetiaan internal, seperti dalam Perjanjian Baru (bnd. Ul. 4:29;. 6:5, 6; 10:12; 11:13,18; 13:03; 26:16; 30:2, 6, 10; dengan semua pikiran Anda Mrk. 12:30; Luk. 10:27).49 Haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang (ay. 7) Salah satu cara utama umat Israel untuk mengungkapkan kasih kepada Allah (ay. 5) ialah memperdulikan kesejahteraan rohani anak-anak dan berusaha menuntun mereka kepada hubngan yang setia dengan Allah. Kata mengajarkan bisa berarti mengasah (pedang), meruncingkan, menajamkan (lidah), mengajarkan berulang-ulang, menusuknusuk (Ul. 32:41; Mzm. 64:4; 73:21).50 Juga menurut strong diotionary, kata tersebut berarti sharpen (menajamkan, meruncingkan), teach diligently (mengajarkan dengan tekun), whet (mengasah).51 Dengan demikian, kata frasa ini menegaskan bahwa syema harus diulang pagi dan sore hari. Umat Israel harus berbicara tentang kehendak Allah bagi hidupnya selama seluruh lingkup kegiatan sehari-harinya. Tanggung jawab dari orang tualah untuk meneruskan iman gaya hidup (bnd. Ul 4:9; 6:20-25; 11:19; 32:46). Menurut Cairns, umat Israel dianjurkan supaya berusaha sekuat tenaga, dan dengan segala keahlian yang ada, supaya penyataan kehendak Allah dihayati oleh generasi mendatang (bnd. Ul. 4:9; 6:20-25; 11:19).52 Istilah-istilah duduk, dalam perjalanan, berbaring, bangun dianggap representatif mencakup segenap kegiatan manusia sehari-hari, dari pagi sampai malam, selama jam kerja dan jam bebas.53 Haruslah juga mengikatkannya, menjadi lambang dan menuliskannya (ay. 8-9) 49. Utley, Kitab Ulangan, h. 96. 50. Achenbach, Kamus Ibrani Indone-
Agaknya anjuran ini mula-mula dimaksudkan secara simbolis: hendaklah Taurat Tuhan menjadi pedoman yang mengendalikan segala kegiatan tangan, dan memonitor segala pandangan mata; hendaklah Taurat mengatur pergaulan di rumah-tangga, dan segala kegiatan perdagangan, politik, dan lain-lain di kota. Utley mengatakan bahwa ungkapan-ungkapan dalam ayat 9 ini merupakan sikap simbolis bahwa Allah memiliki bagian, tidak hanya dalam kehidupan rumah tangga, tetapi juga dalam kehidupan sosial (yaitu, gerbang, bnd. Ul. 21:19; 22:15,24).54 Sebagaimana ambang dari rumah sering dipandang sebagai tempat iblis dalam dunia Yunani dan Romawi, dalam dunia Yahudi itu mewakili kehadiran Allah (yaitu, tempat di mana darah Paskah ditempatkan, bnd. Kel. 12:7,22,23).55 Gerbangmu bisa merujuk ke tempat pertemuan sosial dan keadilan (yakni, seperti gerbang kota).56 Akan tetapi lama-kelamaan bahasa kiasan ini dilaksanakan secara harfiah: dibuatlah kotak-kotak kulit yang kecil (Ibr.: tefillim) yang diisi juga dengan tulisan-tulisan yang terdiri dari beberapa ayat Taurat, dan diikat pada tangan kiri, dan di dahi. Kotak yang di dahi itu dibagi dalam empat ruang, yang masing-masing memuat Keluaran 13:1-10 atau Keluaran 13:11-16 atau Ulangan 6:4-9 atau Ulangan 11:13-21. Kotak yang diikat pada tangan itu terdiri dari satu ruang saja, dan memuat petikan-petikan Taurat yang sama. Kotakkotak inilah yang disebut tali sembahyang dalarn Matius 23:5. Dengan demikian, pembinaan rohani anak-anak seharusnya merupakan perhatian semua orang tua (bnd. Mzm. 103:13; Luk. 1:17). Pembinaan rohani bersifat menyeluruh dan dalam segala situasi dan keadan. Pembinaan rohani harus kreatif dan inovatif, dengan menuliskannya kepada tempat-tempat yang mudah dijangkau sehingga mudah diingat dan dilakukan. Tujuan dari pengarahan oleh orang tua ialah mengajar anak-anak untuk takut akan Tuhan, berjalan dengan jalan-Nya, mengasihi dn menghargai Dia
sia: Perjanjian Lama, h. 350. 51. The New Strongs Exhaustive Concordance of the Bible 52. Cairns, Tafsiran Alkitab: Kitab Ulangan Pasal 1-11, h. 134. 53. Ibid., h. 135.
54. Utley, Kitab Ulangan, h. 98. 55. BDB, h. 265. 56. Ibid., h. 1044.
Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat | Jurnal Pendidikan Agama Kristen
28 001
Vol. I No.1 Tahun 2014 | ISSN 2442-3610 Menabur Pengajaran, Menuai Perkenanan Tuhan | oleh
serta melayani Dia dengan segenap hati dan jiwa. Takut akan Tuhan, berhadapan dengan kebaikan-Nya (ay. 10-25) Ayat-ayat selanjutnya (ay. 10-25) menyampaikan tentang implikasi bagi setiap orang yang senantiasa taat pada hukum-hukum Tuhan dan yang mengajarkannya, yaitu perkenanan Tuhan dan berkat-Nya melimpah dalam seluruh aspek kehidupan umat Israel.
KESIMPULAN Ulangan 6:1-25 ini sangat dikenal di kalangan orang Yahudi karena ini merupakan dasar utama tentang pendidikan dan pengajaran anak. Dalam hubungannya dengan Perjanjian Baru, Tuhan Yesus sendiri kurang lebih tiga kali mengutip dari bagian ini, yaitu tentang hukum yang terutama dan yang pertama (Mat. 22:3740) serta dua kali dalam menghadapi cobaan iblis di padang gurun (Mat. 4:7,10). Kita sebagai orang yang percaya hendaknya menyadari bahwa pendidikan dan pengajaran tentang ketetapan dan peraturan Allah (Taurat) kepada anakanak merupakan kewajiban kita dan tentu saja hal ini harus tercermin dalam sikap kita sehari-hari. Mendengar dan melakukan Taurat Allah, selain nyata dalam kasih kita kepada sesama manusia, juga berarti patuh kepada otoritas yang telah ditetapkan Allah dalam kehidupan kita di antaranya orang tua, undang-undang negara, peraturan sekolah dan lain-lain.
Mulia, 1997. Gunarsa, Singgih D. Psikologi Untuk Keluarga. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009. Ihsan, H. Fuad. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2005. Kline, Meredith G. Kitab Ulangan dalam Tafsiran Alkitab Wycliffe, vol. 1. Malang: Gandum Mas, 2007. Manley, G.T. dan R.K. Harrison. Kitab Ulangan dalam Tafsiran Masa Kini, jlid 1. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 1995. The New Strongs Exhaustive Concordance of the Bible. Utely, Bob. Kitab Ulangan. Texas: Bible Lesson International, 2008.
DAFTAR PUSTAKA Achenbach, Reinhard. Kamus Ibrani Indonesia: Perjanjian Lama. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2012. Baker, D.L. dan A.A. Sitompul. Kamus Singkat Ibrani-Indonesia. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997. Brown, Francis S.R. Driver, dan Charles A. Briggs (BDB), A Hebrew and English Lexicon of The Old Testament (berdasarkan kamus William Gesenius). Oxford: Clarendon Press, 1978. Cairns, I.J. Tafsiran Alkitab: Kitab Ulangan Pasal 1-11. Jakarta: BPK Gunung
29
Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) Toraja | Jurusan Pendidikan Agama Kristen