Memperingati Hari Gizi Nasional (HGN)
Gizi Seimbang dengan Sarapan Oleh: Desi Fitria Sari
P
entingnya gizi dalam kehidupan bangsa Indonesia sudah dirintis oleh almarhum Prof. Poorwo Soedarmo sebagai Bapak Gizi Indonesia. Sejak awal kemerdekaan sekitar tahun 1950, Prof. Poorwo diangkat oleh Menteri Kesehatan almarhum dokter J Leimena. Prof. Poorwo diangkat menjadi kepala Lembaga Makanan Rakyat (LMR). Ketika itu, LMR lebih dikenal s e b a g a i Institut Voor Volksvoeding (IVV) yang merupakan bagian dari Lembaga Penelitian Kesehatan atau Lembaga Eijckman.
Peringatan Hari Gizi Nasional yang ke – 55 tepat diadakan pada tanggal 25 Januari 2015. Bicara mengenai gizi tentunya tidak terlepas dari asupan makanan kita, entah itu sarapan, makan siang, ataupun makan malam. Kali ini akan dibahas tentang pentingnya sarapan dan Pedoman Gizi Seimbang. Sarapan atau makan pagi merupakan salah satu dari 13 pesan gizi seimbang yang pada dewasa ini, mulai ditinggalkan oleh banyak kalangan.
Makanpagiatausarapansangatbermanfaat bagi setiap orang. Bagi orang dewasa, makan pagi dapat memelihara ketahanan Hari Gizi Nasional pertama kali fisik, mempertahankan daya tahan di-adakan oleh LMR pada pertengahan tahun 1960-an, kemudian dilanjutkan oleh saat bekerja dan meningkatkan produktivitas kerja. Bagi anak sekolah, makan pagi dapat Direktorat Gizi pada tahun 1970-an hingga meningkatkan konsentrasi belajar dan sekarang. Kegiatan ini diselenggarakan memudahkan menyerap pelajaran, untuk memeringati dimulainya sehingga prestasi belajar menjadi lebih pengkaderan tenaga gizi Indonesia dengan berdirinya Sekolah Juru Penerang baik. Dengan sadarnya masyarakat akan pentingnya sarapan, itu berarti secara Makanan pada tanggal 26 Januari 1951. Sejak saat itu, pendidikan tenaga gizi terus tidak langsung juga akan membantu mencerdaskan bangsa. berkembang pesat di banyak perguruan tinggi di Indonesia. Di kemudian hari disepakati bahwa hari gizi nasional ditetapkan menjadi tanggal 25 Januari.
menggenangi sudut-sudut sungai Kota Solo dan mencemarinya. Tidak mengherankan jika banjir menjadi hal yang sering ditemui saat musim hujan datang, Logika sederhananya seperti ini, jika saluran sungai tersumbat oleh tumpukan sampah, pastinya sangat sulit bagi air sungai untuk mengalir lancar. Ditambah dengan air hujan yang memiliki volume tinggi, volume air sungai yang seharusnya bisa langsung mengalir lancar pun menjadi bertambah. Apabila melebih intensitasnya, hal tersebut tentu akan menjadikan air sungai meluap dan banjir.
Kebersihan Sungai, Tanggung Jawab Bersama!
H
ingga saat ini, sampah sungai masih menjadi masalah lingkungan yang paling krusial di Indonesia, tak terkecuali di Kota Solo yang terkenal dengan slogannya Berseri (bersih, sehat, rapi, indah). Tampak miris memang, dengan slogan berserinya yang berarti bersih dari
sampah, masih saja sungainya belum bisa bebas dari apa yang namanya sampah; mulai dari sampah rumah tangga hingga sampah perabotan. Sampah-sampah tersebut yang seharusnya berakhir di tempat pembuangan sampah, atau setidaknya didaur ulang, malah
Akhirnya saat sungai meluap dan banjir (terutama di daerahdaerah sekitar sungai), masyarakat pun hanya bisa mengumpat dalam hati dan menyalahkan pemerintah, meskipun mungkin ada sebagian yang iklhas menerima keadaan tersebut. Pemerintah yang sejatinya memiliki wewenang dalam mengatur tata ruang kota memang memiliki kuasa untuk membersihkan sungai dari sampah, mengatur tata ruang kota, memperluas daerah resapan air, hingga pengendalian pertumbuhan bangunan yang semakin luar biasa. Akan tetapi menyalahkan pemerintah terusmenerus tanpa berbenah diri merupakan tindakan yang juga kurang bijaksana.
Mulai dari Diri Sendiri Daripada menyalahkan pemerintah alangkah lebih baik introspeksi diri dan mulai berkomitmen menjaga kebersihan sungai. Mungkin masyarakat beralasan bahwa tidak tersedianya tempat penampungan sampah menjadi alasan utama mereka membuang sampah di sungai. Jika hal itu adalah kenyataanya, sebenarnya masyarakat bisa mengajukan kepada pemerintah untuk menyediakan tempat penampungan sampah di daerahnya. Atau bisa juga mereka bergotong-royong bersama warga di sekitarnya untuk
membuat tempat pembuangan sampah sendiri. Toh Kota Solo juga bukan termasuk ke dalam kategori desa terpelosok yang jauh dari fasilitas-fasilitas umum dan kebersihan.
Berbagai penyuluhan saja dari pemerintah belum tentu efektif. Hukuman atau denda yang tinggi bagi masyarakat pun menjadi dilematis. Apabila didenda dengan nominal yang tinggi, pasti akan banyak muncul protes dari masyarakat. Mereka tentunya menyayangkan jika harus membayar denda hanya untuk pelanggaran yang mereka anggap sudah wajar. Bagaimanapun juga, mereka akan menemukan cara untuk ‘berdamai’ dengan hukuman denda tersebut.
Sebenarnya yang menjadi akar permasalahan dari hal tersebut adalah pola pikir masyarakat Kota Solo yang merasa membuang sampah di sungai merupakan hal yang wajar. Karena merasa sudah wajar, mereka pun dengan seenaknya membuang sampah ke sungai tanpa memikirkan dampaknya bagi sungai dan lingkungan sekitar. Sebuah Harapan Selain tersumbat, sungai pun akan Namun Kota Solo masih punya menjadi kotor dan berbau menyengat. harapan untuk menjaga kebersihan Mengubah pola pikir bahwa sungai. Saat ini generasi mudalah sungai bukanlah tempat sampah yang seharusnya menjadi harapan umum memang tidaklah mudah. dan penggerak untuk memberikan contoh dan teladan kepada masyarakat akan pentingnya kebersihan sungai.
Yang pertama tentunya dimulai dari diri sendiri; sebisa mungkin jangan sekali-kali membuang sampah di sungai. Jika sekali saja mengijinkan diri sendiri untuk membuang sampah di sungai, ke depannya akan terbiasa
melakukan tindakan tersebut. Hingga pada akhirnya hal tersebut dianggap wajar. Selain menjadi kebiasaan, tindakan itu pun memberikan contoh yang buruk bagi masyarakat.
sekadar umpatan, protes, dan caci maki.
Ketiga, generasi muda diharapkan bisa menyebarkan semangat ‘jangan membuang Kedua, apabila di daerah sekitar sampah di sungai’ bagi masyarakat aliran sungai tidak tersedia tempat di sekitarnya. Semangat adalah hal penampungan sampah, masyarakat yang menular, apabila semangat sekitar terutama pemuda di daerah positif tersebut mampu dipertahankan tersebut bisa mengajukan proposal dan dijaga, niscaya semangat ke pemerintah kota atau bersamatersebut dapat menular ke orang sama menggalang dana dari warga lain; bisa dimulai dari keluarga, untuk menyediakan tempat teman terdekat, hingga akhirnya penampungan sampah. Hal ini lebih meluas ke kekasih dan masyarakat bermanfaat daripada hanya sekitar. Semangat di sini bisa berupa mengutuk pemerintah yang dinilai memberikan contoh, nasihat tidak becus dalam menanggulangi (dengan tidak menggurui tentunya), banjir. Bagaimanapun juga tindakan kampanye melalui jejaring sosial, nyata lebih berdampak daripada hingga penyuluhan untuk membuang
sampah di tempat penampungan sampah bukan di sungai. Apa pun itu, hal kecil jika ditindaklanjuti dengan hati yang ikhlas dan semangat yang besar niscaya akan memberikan dampak yang luar biasa.
membuat masyarakat merasa memiliki dan sadar akan kebersihan sungai.
Mungkin itu adalah beberapa contoh hal-hal yang bisa dikerjakan untuk memotivasi warga Kota Solo (terlebih generasi muda) untuk Keempat, bagi yang memiliki menjaga kebersihan sungai di Kota kenalan atau koneksi dengan orang- Solo. Tentunya hal termudah adalah orang berpengaruh di lingkungan poin pertama, yakni memulai dari Pemerintah Kota juga bisa mengajukan diri sendiri. Memulai dari diri sendiri proposal untuk mengadakan program jauh lebih efektif daripada menyuruh sungai bersih; bisa berupa bersihorang lain untuk bertindak terlebih bersih sungai bersama-sama dengan dahulu. Apabila tiap orang dengan warga dengan Pemerintah Kota sadar memiliki kesadaran untuk tidak sebagai penggeraknya. Hal ini mungkin membuang sampah sembarangan, akan terkesan sangat sulit, karena termasuk di sungai, maka hal tersebut selain harus berhubungan dengan akan menjadi gerakan massal yang perijinan pemerintah, hal ini akan baik bagi kebersihan Kota Solo. mengerahkan massa yang tidak sedikit. Dimulai dari diri sendiri, gerakan kecil Tetapi apabila hal tersebut berhasil tersebut akan memberikan manfaat untuk dilaksanakan pasti akan berdampak yang besar bagi Kota Solo. luar biasa. Tidak hanya membuat Tim Earth Hour Solo sungai menjadi besih namun juga
artwork: Andwi P. Galang
AKSI @EHSOLO Eman Kertas: Workshop Pemanfaatan Kertas Bekas Sebagai Aksi #BijakKertas
E
arth Hour Indonesia kembali menggelar aksi serentak di 26 kota di Indonesia pada hari Minggu tanggal 9 Maret 2014 lalu. Tema yang diusung ialah Penghematan kertas. Penghematan Kertas menjadi tema sentral dari kegiatan ini mengingat dampak negatif yang dapat terjadi dari pemborosan kertas. Melalui data yang telah dihimpun, diperkirakan pemborosan 15 rim kertas (7500 lembar) sama dengan
penebangan 1 pohon. Padahal 1 pohon mampu mencukupi oksigen bagi masyarakat. Jika banyak sekali kertas yang diboroskan, nantinya akan banyak pula pohon yang harus ditebang. Hal inilah yang akhirnya mendasari ide aksi penghematan kertas; yakni dengan cara penggunaan kertas dengan lebih bijak. Ada beberapa cara dalam melakukan aksi
bijak kertas, di antaranya penggunaan kertas di kedua sisi dan pemanfaatan kertas bekas maupun koran untuk didaur ulang. Meski halhal tersebut terkesan sederhana, namun aksi sederhana tersebut mampu memberikan dampak yang besar bagi kelestarian lingkungan.
membuat dan memeriahkan aksi Eman Kertas ini.
Setelah workshop pembuatan kertas selesai, aksi ini dilanjutkan dengan jalan bersama menyusuri kawasan Car Free Day. Tak lupa para peserta ikut beraksi dalam mengambil sampah kertas yang tercecer di Tak ketinggalan Earth Hour Solo sepanjang kawasan. Ada hal menarik ikut serta dalam aksi #BIJAKKERTAS saat aksi jalan ini akan berlangsung. tersebut. Bertempat di area Car Free Secara tidak terduga, gubernur Jawa Day depan Toko Buku Gramedia Tengah Bp. Ganjar Pranowo muncul Solo, tim Earth Hour Solo mengadakan di kerumunan dan ikut serta berfoto workshop pembuatan paperbag dengan para peserta workshop. dengan koran bekas. Aksi yang berBeliau pun dengan bangga ikut mentajuk Eman Kertas ini berlangsung dukung aksi-aksi yang berkaitan dari pukul 06.30 - 08.30. Aksi ini dengan lingkungan kedepannya. memfokuskan pemanfaatan kembali Diharapkan nantinya, aksi ini mampu kertas bekas (koran) untuk dijadikan mencuri perhatian masyarakat sesuatu yang lebih bermanfaat, yakni untuk diingatkan akan pentingnya tas kertas. Diharapkan nantinya, bijak kertas. workshop ini mampu memberikan Selain Workshop, aksi ini juga inspirasi bagi khalayak ramai dalam diikuti dengan pengumpulan kertas memanfaatkan kertas yg tidak bekas dan donasi buku. Kertas yang terpakai. terkumpul nantinya akan dihitung Workshop ini diikuti oleh 9 untuk didapatkan datanya dan kemukomunitas di Kota Solo, yaitu dian dijual di pengepul, sedangkan Gerkatin (komunitas difabel), Oemah buku yang terkumpul akan disumBudaya Indonesia, Forum Aksi Hijau, bangkan ke Taman Baca di Kota Solo. Himabo UNS, Biopori UMS, TKPS Selain membantu menyelamatkan (masyarakat peduli sanitasi), Ontel lingkungan, aksi Eman Kertas ini Together, VOC (Komunitas Cosplay) pun juga menjadi aksi sosial dalam dan Kompos. Meski berasal dari latar mencerdaskan anak bangsa melalui belakang komunitas yang berbeda, buku. namun dengan antusias mereka berTim Earth Hour Solo kumpul dan belajar bersama untuk
Sejak kapan Reina Cafe mengenal Earth Hour Solo ?
di Reina Cafe adalah membuat Vertikal dan Horizontal Garden yang ditanam di pot-pot, selain itu di dalam ruangan kami Mengenal Earth Hour Solo sejak berdiri memanfaatkan tanaman Lidah Mertua Reina Cafe tahun 2012. yang berfungsi menyerap racun dalam ruangan.
Apa alasan Reina Cafe mau berkolaboraksi dengan Earth Hour Solo ?
KOLABORAKSI
BERSAMA
REINA CAFE Oleh: Bintang Ramadhan
Kenapa Mbak Ayu memilih bisnis minuman herbal? Saya memilih bisnis minuman herbal karena ingin melestarikan hasil budaya Indonesia dan melestarikan budaya untuk meminum jamu. Ide itu tercetus dari konsep coffe shop yang mulai marak, hingga munculah ide untuk membuat sesuatu yang berbeda yang mengangkat heritage Indonesia, yaitu herbal cafe (cafe herbal/ jamu).
Pesan apa yang ingin Mbak Ayu sampaikan melalui bisnis herbal tersebut ke masyarakat Kota Solo ? Pesan yang ingin saya sampaikan adalah melestarikan hasil budaya jamu dan tradisi meminum jamu di kalangan anak muda.
Alasan berkolaboraksi dengan Earth Hour Solo karena memiliki misi yang sama, yaitu salah satunya menanam tanaman (berkebun), yang spesifik untuk tanaman herbal. Karena Reina Cafe ingin mengedukasi, mengembangkan dan tetap mempertahankan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di lahan sempit, tujuannya untuk membantu masyarakat menggunakan tanaman tersebut sebagai P3K, dapat dibuat jamu dan dikonsumsi untuk kesehatan dan penyembuhan pencegahan penyakit.
Kesulitan apa yang Reina Cafe temui dalam menerapkan gaya hidup hijau di Reina Cafe ?
Kolaboraksi apa yang sudah Reina Cafe lakukan bersama Earth Hour Solo ?
Kesulitan yang Reina Cafe temui dalam melakukan gaya hidup hijau tersebut adalah cara merawat tanaman itu sendiri, karena memerlukan pengetahuan dan pemahaman dalam merawatnya. Reina Cafe juga pernah melakukan barter tanaman herbal dengan penggiat sayuran organik. Selain itu karena sama-sama menuju kehidupan sehat dan gaya hidup hijau, kami juga membuat komunitas khusus herbal dan organik di Solo, yaitu Natural Living Community (Nalico), yang telah melakukan kegiatan-kegiatan untuk menuju visi misi kami.
Kolaboraksi menanam tanaman herbal sebanyak 20 jenis tanaman herbal di taman Gelanggang Pemuda Bung Karno Manahan Solo.
Perilaku hijau apa yang sudah Mbak Ayu pribadi lakukan dalam kehidupan sehari-hari ?
Setelah mengenal Earth Hour Solo, apakah ada perubahan gaya hidup terutama gaya hidup hijau pada Reina Cafe ? Seperti apa ?
Perilaku Hijau yang sudah Saya lakukan dalam kehidupan sehari-hari adalah menanam tanaman Herbal dan sayuran organik.
Gaya hidup hijau salah satunya adalah dengan penerapan TOGA di lahan sempit di depan Reina Cafe. Sedangkan yang ada
Reina Cafe
Jl. Ronggowarsito, No.10, Kampung Baru, Jawa Tengah 57131, Indonesia +62 271 668000 @reinacafe Made Ayu Aryani
EARTH HOUR CHAMPION
TUTUT KUSUMO HASTUTI:
KOMUNITAS YANG BIKIN SPEECHLESS Oleh: Intan Nisa Rasuluntari
T
ahun 2012 adalah tahun pertama Earth Hour diselenggarakan di Kota Solo. Saat itu masih sedikit relawan yang dengan sukarela turut ambil bagian menjadi relawan kegiatan ini. Selain karena Earth Hour belum dikenal baik oleh masyarakat Solo, masyarakat yang berminat berkecimpung di kegiatan berbau lingkungan pun masih sangat sedikit. Tetapi bagi yang pernah mengikuti Earth Hour dari tahun 2012 kemarin, pasti sangat mengenal sosok yang satu ini. Perempuan kelahiran Surakarta, 25 Juli 1992 ini bernama asli Kusumo Hastuti, tapi sangat akrab disapa dengan Kak Tutut. Postur tubuh yang tinggi dikombinasikan dengan style hijab modis khasnya membuat sosok Kak Tutut mudah dikenali. Selain itu komitmennya dalam menjaga lingkungan serta perannya yang aktif dalam aksi-aksi
Earth Hour Solo menjadikan sosok Kak Tutut identik dengan Earth Hour Solo. Perempuan yang baru saja menyelesaikan studinya dari Fakultas Teknik, jurusan Arsitektur ini memang sosok yang sangat layak disebut sebagai Earth Hour Champion di Kota Solo. Selain perannya yang sudah tak terhitung jumlahnya dalam aksi-aksi Earth Hour Solo, tahun ini juga merupakan tahun terakhir bagi Kak Tutut untuk bergabung bersama relawan-relawan Earth Hour Solo. Sebagai rasa terima kasih atas peran Kak Tutut yang luar biasa dalam membesarkan nama Earth Hour di Kota Solo, maka artikel Earth Hour Solo Champion perdana ini spesial dipersembahkan untuk Kak Tutut. Berikut wawancara dengan Kak Tutut yang selalu bersemangat dalam menjawab setiap pertanyaan.
Pertama gabung di Earth Hour semenjak awal tahun 2012. Motivasi awal gabung Earth Hour sih sebenarnya sederhana, pengen tahu kegiatan lingkungan itu seperti apa. Trus lama-kelamaan malah jadi ngerasa enjoy gabung dengan Earth Hour. Akhirnya keterusan deh sampai sekarang.
Berarti udah 3 tahun ya ikut Earth Hour Solo. Gimana nih suka dukanya Kak Tutut selama ikut Earth Hour Solo?
Halo Kak Tutut, gimana kabarnya? Alhamdulillah baik.
Langsung saja nih Kak, kapan pertama kali Kak Tutut bergabung Earth Hour Solo dan apa alasannnya?
Sebenarnya banyak suka dan duka selama mengikuti Earth Hour Solo. Kalau sukanya, yang jelas nambah ilmu tentang hal-hal yang berhubungan dengan ramah lingkungan, nambah relasi juga, dan nambah pengalaman pastinya. Kalau dukanya apa ya? Ya paling karena merekrut relawan, jadinya harus rela aja kalau ada relawan yang waktunya terbatas pas kerja tim gitu. Hehehe Kan banyak kegiatan lingkungan yang dilakukan komunitas lain. Kenapa kok milihnya Earth Hour Solo Kak? Karena pas waktu itu, Earth Hour baru pertama diadakan di Solo. Berhubung penasaran, akhirnya ikutan deh. Malahan setelah tahu kalau ini kegiatan WWF dan
sudah mendunia, malah jadi tambah excited.
dalam kehidupan sehari-hari. Sederhana saja sih sebenarnya, kayak bawa tumbler sendiri, cabut colokan listrik yang sudah gak kepake, pisahin sampah yang masih bisa didaur ulang, dan daur ulang kertas reject gitu gitu deh. Hehehe
Berarti kegiatannya sudah dilakukan di berbagai penjuru dunia ya Kak. Lalu menurut Kakak, apakah kegiatan Earth Hour Solo sudah banyak memberikan dampak baik terhadap lingkungan seperti Kalau dari semua kegiatan Earth tujuan Kakak saat awal gabung? Hour itu sendiri, yang paling menJelas donk, kegiatan Earth Hour Solo gena di hati Kak Tutut kegiatan yang mana? berdampak banget. Karena merasa sudah ikut Earth Hour Solo, jadinya otomatis ngerasa punya tanggung jawab buat mengimplementasikan
Jelas yang momen seremonialnya donk.
Alasannya Kak? Lalu ada gak kegiatan Earth Hour Solo sebelum hari H Ya seneng aja ngeliat usaha kita, para selama ini yang sampai bikin hati relawan, bersama-sama mewujudkan Kak Tutut bergetar? event sekali setahun yang dilaksanain serentak di dunia. Amazing! Adaaa …, pas sepedaan bareng Pak Walikota saat H-7 puncak acara. Kaget, ternyata Pak Walikota mau Hmm gitu ya …, kalau kegiatan ikut sepedaan bareng kita. sebelum event seremonial yang Gak hanya itu aja, lebih kaget lagi pas diadakan rutin sebelum hari H itu tau ternyata liputannya masuk di Kak? Jakarta Post waktu itu. Seneng banget Kalau pas event rutin, sukanya karena deh pokoknya.
kadang banyak media yang meliput. Bikin Earth Hour Solo makin tenar dan dikenal lebih banyak orang. Hehehe. Kalau dukanya ya pas persiapannya pasti ribet.
Wah sepertinya seru banget ya Kak kegiatan-kegiatan Earth Hour Solo. Kalau kenangan terindah selama ikut Earth Hour Solo apa nih Kak? Apa dong kenangan terindaaaahhhhnya? #speechless Yang pasti banyak banget kenangan terindah, terutama pas hari menjelang malam puncak. Ngeliat semua relawan kerja bareng bikin aku yakin acaranya pasti sukses, dan tentunya terharu juga. Terakhir, apa nih pesan-pesan yang ingin disampaikan bagi para relawan Earth Hour Solo dan mereka yang ingin gabung bareng Earth Hour Solo?
Rasanya waktu terasa cepat sekali berlalu. Tiga tahun sudah Kak Tutut bekerja bersama-sama dengan para relawan dalam membesarkan nama Earth Hour di Kota Solo, dan sekarang saatnya Kak Tutut melepas komunitas yang telah akrab dalam kehidupannya itu. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa ada kalanya relawan Earth Hour Solo satu-persatu akan pergi meninggalkan komunitas relawan yang pernah memberikan banyak pengalaman kepada mereka itu. Di tahun inilah akhirnya Kak Tutut akan melewati momen tersebut.
Sukses untuk Kak Tutut dalam menPesennya sih jaga kekompakan sama semangat relawannya aja. Semoga jalani kehidupan baru yang terbentang tahun tahun tahun berikutnya nanti di luar sana. Semoga semangat dan Earth Hour Solo makin dikenal dan keceriaan yang ada di dalam diri Kak memberikan manfaat bagi masyarakat Tutut senantiasa memberikan inspirasi bagi orang-orang yang pernah Kota Solo. berkenalan dengan Kak Tutut. Oke Kak Tutut, terima kasih. Sukses selalu buat Kak Tutut! Sama-sama, sukses juga buat tementemen relawan Earth Hour Solo.
jaga kekompakan dan semangat relawannya, semoga tahun tahun tahun berikutnya Earth Hour Solo makin dikenal dan memberikan manfaat bagi masyarakat Kota Solo