Gambaran Umum Wilayah
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Bab 2 Kantor Balai Kota Banjarbaru
Cikal bakal lahirnya Kota Banjarbaru bermula pada tahun 1951 saat gubernur Dr. Murdjani memimpin apel di halaman kantor gubernur di Banjarmasin, saat itu hujan turun dengan derasnya yang membuat halaman gubernuran menjadi “calap” (tergenang air). Oleh karenanya Dr. Murdjani memerintahkan untuk merancang Banjarbaru sebagai alternatif ibukota Provinsi Kalimantan Selatan. Untuk meralisasikan gagasan tersebut, ditugaskanlah Van Der Pijl untuk merancang Banjarbaru sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Selatan. Namun dalam perjalanan selanjutnya, perencanaan ini terhenti sampai pada perubahan status Kota Banjarbaru menjadi Kota Administratif yang berada dalam wilayah administratif Kabupaten Banjar. Selanjutnya sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1999 Kota Banjarbaru berdiri sendiri sebagai daerah otonom.
2.1 Geografis, Administratif Dan Kondisi Fisik 2.1.1 Geografis Secara geografis Kota Banjarbaru terletak antara 3º 25’ 40”-3º 28’ 37’’ Lintang Selatan dan 114º 41’ 22’’-114º 54’ 25’’ Bujur Timur. Posisi geografis Kota Banjarbaru adalah 35 km pada arah 296°30' sebelah tenggara Kota Banjarmasin yang merupakan ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan. Kota Banjarbaru sesuai dengan Undang-Undang
No. 9 Tahun
1999
2
memiliki wilayah seluas ±371,38 Km atau hanya 0,88% dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Selatan. Dengan luasan tersebut, Kota Banjarbaru menempati wilayah terkecil
kedua
setelah
Kota
Banjarmasin
dibandingkan
dengan
wilayah
kabupaten/kota lain di Kalimantan Selatan. Berdasarkan batas administrasi Sebelah Utara
:
Kecamatan Martapura (Kabupaten Banjar);
Sebelah Timur
:
Kecamatan Karang Intan (Kabupaten Banjar);
Sebelah Selatan :
Kecamatan Bati-Bati (Kabupaten Tanah Laut);
Sebelah Barat
Kecamatan Gambut (Kabupaten Banjar)
:
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
1
wilayah, Banjarbaru memiliki batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut:
Gambaran Umum Wilayah
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Dalam kontelasi hubungan antar-wilayah, Kota Banjarbaru memiliki kedudukan yang penting dan strategis, khususnya dalam sistem transportasi darat dan udara. Kota Banjarbaru memiliki akses Jalan Simpang Tiga Liang Anggang yang menghubungkan Banjarmasin – Kotabaru dan Banjarmasin – Hulu Sungai hingga ke Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Selain itu, Banjarbaru memiliki akses pelabuhan laut Trisakti sebagai gerbang jalur transportasi laut melalui Jalan Lingkar Selatan Liang Anggang dan akses Bandar Udara Syamsuddin Noor sebagai jalur transportasi udara di Kalimantan Selatan. Kondisi yang demikian menjadikan Kota Banjarbaru sebagai Kota Pendidikan, Industri, Jasa dan Perdagangan, serta Pemerintahan dan Permukiman. Untuk lebih jelasnya mengenai posisi Kota Banjarbaru dalam konteks Provinsi Kalimantan Selatan dapat dilihat Gambar 2.1. 2.1.2 Administratif Pada awal perkembangannya, Banjarbaru ditetapkan sebagai Kota Administratif dengan tiga wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Landasan Ulin, Banjarbaru dan Kecamatan Cempaka (berdasarkan UU No. 5/1974 Pasal 27 ayat (4) dan PP No. 26/1975 yang diperkuat dengan Permendagri No. 12/1975 tentang Pokok Pemerintahan Wilayah Kota Administratif Banjarbaru dan Permendagri No. 24/1975 tentang Pelaksanaan PP No. 26/1975 tanggal 29 Oktober 1975). Selanjutnya setelah menjadi daerah otonom, Kota Banjarbaru mengalami 2 (kali) pemekaran wilayah, terakhir dengan Perda Kota Banjarbaru No. 4 Tahun 2007 tentang Pemecahan dan Pembentukan 2 (dua) Kecamatan Baru di Kota Banjarbaru. Pemekaran kecamatan terjadi pada Kecamatan Landasan Ulin menjadi Kecamatan Landasan Ulin dan Kecamatan Liang Anggang, serta Kecamatan Banjarbaru dipecah menjadi Kecamatan Banjarbaru Utara dan Kecamatan Banjarbaru Selatan sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 2.3.
II
halaman
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
2
Dengan demikian, secara administratif saat ini Kota Banjarbaru terdiri dari 5 Kecamatan dengan 20 kelurahan, yaitu Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Liang Anggang dan Kecamatan Cempaka. Kelima kecamatan tersebut selain berfungsi sebagai pusat pemerintahan juga merupakan pusat-pusat pertumbuhan di Kota Banjarbaru. Kecamatan yang memiliki perkembangan paling pesat adalah Kecamatan Banjarbaru (Banjarbaru Utara dan Banjarbaru Selatan) sebagai pusat pemerintahan provinsi, pelayanan pendidikan tinggi, pelayanan umum dan sosial, transportasi regional, perdagangan dan jasa, serta kawasan khusus militer; Kecamatan Landasan Ulin (Landasan Ulin dan Liang Anggang) sebagai pusat pelayanan transportasi regional, pusat pengembangan industri, pengembangan permukiman dan kawasan rekreasi; serta Kecamatan Cempaka sebagai pusat pertambangan intan tradisional, pengembangan permukiman, lahan cadangan dan konservasi.
Gambaran Umum Wilayah
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Tabel 2.1 Luas Wilayah Kecamatan Dan Kelurahan Di Kota Banjarbaru NO. 1
2
3
4
5
KOTA BANJARBARU KECAMATAN KELURAHAN Landasan Ulin Landasan Ulin Timur Guntung Payung Syamsuddin Noor Guntung Manggis LANDASAN ULIN Liang Anggang Landasan Ulin Barat Landasan Ulin Selatan Landasan Ulin Tengah Landasan Ulin Utara LIANG ANGGANG Cempaka Palam Bangkal Sungai Tiung Cempaka CEMPAKA Banjarbaru Utara Loktabat Utara Mentaos Komet Sungai Ulin BANJARBARU UTARA Banjarbaru Selatan Loktabat Selatan Kemuning Guntung Paikat Sungai Besar BANJARBARU SELATAN TOTAL KESELURUHAN
LUAS Ha 1.876,00 1.525,00 1.867,00 3.974,00 9.242,00 1.615,00 2.635,00 2.386,00 1.950,00 8.586,00 1.475,00 2.980,00 2.150,00 8.065,00 14.670,00 1.424,00 162,00 244,00 614,00 2.444,00 858,00 361,00 247,00 730,00 2.196,00 37.138,00
% 5,05 4,11 5,03 10,70 24,89 4,35 7,10 6,42 5,25 23,12 3,97 8,02 5,79 21,72 39,50 3,83 0,44 0,66 1,65 6,58 2,31 0,97 0,67 1,97 5,91 100,00
Gambar 2.1. Proporsi Luas Wilayah Kota Banjarbaru BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
3
Sumber: Kota Banjarbaru dalam Angka, 2011
Gambaran Umum Wilayah
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
POSISI KOTA BANJARBARU
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
Gambar 2.2 Posisi Kota Banjarbaru dalam Konteks Provinsi Kalimantan Selatan
Gambaran Umum Wilayah
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
II
Gambar 2.3 Peta Penggunaan Lahan Eksisting di Kota Banjarbaru
Gambaran Umum Wilayah
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
II
Gambar 2.4 Peta Batas Wilyah Administrasi Kota Banjarbaru
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
a. Kecamatan Banjarbaru Utara Secara astronomis, Kecamatan Banjarbaru Utara terletak pada posisi 3° 27' LS dan 114° 45' BT, dengan luasan wilayah mencapai ± 2.444 Ha atau 6,58% dari luas wilayah Kota Banjarbaru. Kecamatan Banjarbaru Utara memiliki batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut:
Sebelah Utara
: Kecamatan Martapura (Kabupaten Banjar);
Sebelah Timur
: Kecamatan Karang Intan (Kabupaten Banjar);
Sebelah Selatan
: Kec. Banjarbaru Selatan dan Kec. Cempaka;
Sebelah Barat
: Kecamatan Landasan Ulin.
Kecamatan Banjarbaru Utara merupakan bagian dari pusat kota (CBD) yang memiliki fungsi sebagai pusat pemerintahan, kawasan hankam, permukiman, serta perdagangan dan jasa. Untuk lebih jelasnya, luas masingmasing kelurahan dan jumlah Rukun Tetangga (RT) di Kecamatan Banjarbaru Utara dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut. Tabel 2.2 Wilayah Administrasi dan Jumlah Rt/Rw Di Kecamatan Banjarbaru Utara NO.
KECAMATAN BANJARBARU UTARA
1
Kelurahan Loktabat Utara
2
LUAS
JUMLAH %
RT
RW
1.424,00
58,27
47
9
Kelurahan Mentaos
162,00
6,63
28
6
3
Kelurahan Komet
244,00
9,98
19
6
4
Kelurahan Sungai Ulin
614,00
25,12
28
7
2.444,00
100,00
122
28
TOTAL
Ha
Sumber: Kecamatan Banjarbaru Utara dalam Angka, 2011
b. Kecamatan Banjarbaru Selatan Secara astronomis, Kecamatan Banjarbaru Selatan terletak pada posisi 3° 27' 5" LS dan 114° 45' 0" BT, dengan batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut:
Sebelah Utara
: Kecamatan Banjarbaru Utara;
Sebelah Timur
: Kecamatan Banjarbaru Utara;
Sebelah Selatan
: Kecamatan Cempaka;
Sebelah Barat
: Kecamatan Landasan Ulin.
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
halaman
7
Kecamatan Banjarbaru Selatan merupakan bagian dari pusat kota (CBD) yang memiliki fungsi sebagai kawasan perdagangan dan jasa, pendidikan tinggi dan permukiman. Kecamatan Banjarbaru Selatan memiliki wilayah seluas ± 2.196 Ha (5,91% dari luas wilayah Kota Banjarbaru), yang terbagi menjadi 4 kelurahan dan 127 Rukun Tetangga (RT). Adapun luas masing-masing kelurahan
II
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
dan jumlah Rukun Tetangga (RT) di Kecamatan Banjarbaru Selatan dapat dilihat pada Tabel 2.3. Tabel 2.3 Wilayah Administrasi dan Jumlah Rt/Rw Di Kecamatan Banjarbaru Selatan NO.
LUAS
KECAMATAN BANJARBARU SELATAN
Ha
%
RT
JUMLAH RW
1
Kelurahan Loktabat Selatan
858,00
39,07
27
6
2
Kelurahan Kemuning
361,00
16,44
25
5
3
Kelurahan Guntung Paikat
247,00
11,25
29
5
4
Kelurahan Sungai Besar
730,00
33,24
46
7
TOTAL
2.196,00
100,00
127
23
Sumber: Kecamatan Banjarbaru Selatan dalam Angka, 2011
c. Kecamatan Landasan Ulin Secara astronomis, Kecamatan Landasan Ulin terletak pada posisi 3° 27' 5" LS dan 114° 45' BT, dengan batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut:
Sebelah Utara
: Kecamatan Sungai Tabuk (Kabupaten Banjar);
Sebelah Timur
: Kec. Banjarbaru Utara, Banjarbaru Kec. Cempaka;
Sebelah Selatan
: Kecamatan Bati-Bati (Kabupaten Tanah Laut);
Sebelah Barat
: Kecamatan Liang Anggang.
Selatan
dan
Kecamatan Landasan Ulin sebagai sub pusat kota memiliki fungsi sebagai kawasan perdagangan dan jasa, kawasan bandara, pertanian dan permukiman. Kecamatan Landasan Ulin memiliki wilayah seluas ± 9.242 Ha (24,89% dari luas wilayah Kota Banjarbaru), yang terbagi menjadi 4 kelurahan dan 141 Rukun Tetangga (RT). Tabel 2.4 Wilayah Administrasi Dan Jumlah Rt/Rw Di Kecamatan Landasan Ulin NO.
KECAMATAN LANDASAN ULIN
LUAS Ha
JUMLAH %
RT
RW
1
Kelurahan Landasan Ulin Timur
1.876,00
20,30
44
9
2
Kelurahan Guntung Payung
1.525,00
16,50
13
3
3
Kelurahan Syamsuddin Noor
1.867,00
20,20
38
9
4
Kelurahan Guntung Manggis
3.974,00
43,00
46
6
9.242,00
100,00
141
27
TOTAL
halaman
8
Sumber: Kecamatan Landasan Ulin Dalam Angka, 2011
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
Laporan Pendahuluan
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Gambar
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
II
2.5 Peta Batas Administrasi dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Banjarbaru Utara
Laporan Pendahuluan
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Gambar 2.6
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
II
Peta Batas Administrasi dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Banjarbaru Selatan
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
Gambar 2.7 Peta Batas Administrasi dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Landasan Ulin
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
Gambar 2.8 Peta Batas Administrasi dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Liang Anggang
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
Gambar 2.9 Peta Batas Administrasi dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Cempaka
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
d. Kecamatan Liang Anggang Secara astronomis, Kecamatan Liang Anggang terletak pada posisi 3° 27' 5" LS dan 114° 45'
BT, dengan batas-batas wilayah administrasi sebagai
berikut:
Sebelah Utara
: Kecamatan Sungai Tabuk (Kabupaten Banjar);
Sebelah Timur
: Kecamatan Landasan Ulin;
Sebelah Selatan
: Kecamatan Bati-Bati (Kabupaten Tanah Laut);
Sebelah Barat
: Kecamatan Sungai Tabuk (Kabupaten Banjar).
Kecamatan Liang Anggang sebagai sub pusat kota memiliki fungsi sebagai kawasan industri,
perdagangan dan jasa, serta permukiman.
Kecamatan Liang Anggang memiliki wilayah seluas ± 8.586 Ha (23,12% dari luas wilayah Kota Banjarbaru), yang terbagi menjadi 4 kelurahan dan 66 Rukun Tetangga (RT). Adapun luas masing-masing kelurahan dan jumlah Rukun Tetangga (RT) di Kecamatan Liang Anggang dapat dilihat pada tabel 2.5 berikut ini. Tabel 2.5 Wilayah Administrasi Dan Jumlah Rt/Rw Di Kecamatan Liang Anggang NO.
KECAMATAN LIANG ANGGANG
LUAS Ha
%
JUMLAH RT RW
1
Kelurahan Landasan Ulin Barat
1.615,00
18,81
14
-
2
Kelurahan Landasan Ulin Selatan
2.635,00
30,69
12
-
3
Kelurahan Landasan Ulin Tengah
2.386,00
27,79
14
-
4
Kelurahan Landasan Ulin Utara
1.950,00
22,71
26
-
8.586,00
100,00
66
-
TOTAL
Sumber: Kecamatan Liang Anggang dalam Angka, 2011
e. Kecamatan Cempaka Secara astronomis, Kecamatan Cempaka terletak pada posisi 233° 27' LS dan 114° 45' BT, dengan batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut: : Kec. Banjarbaru Utara, Kec. Landasan Ulin;
Banjarbaru Selatan dan
Sebelah Timur
: Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar;
Sebelah Selatan
: Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut;
Sebelah Barat
: Kec. Landasan Ulin dan Kec. Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut
15
Sebelah Utara
halaman
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Kecamatan Cempaka sebagai sub pusat kota memiliki fungsi sebagai kawasan pertambangan, perdagangan, pertanian, pariwisata dan permukiman. Kecamatan Cempaka memiliki wilayah seluas ± 14.670 Ha (39,50% dari luas wilayah Kota Banjarbaru), yang terbagi menjadi 4 kelurahan dan 102 Rukun Tetangga (RT). Adapun luas masing-masing kelurahan di Kecamatan Cempaka dapat dilihat pada tabel 2.6 berikut ini. Tabel 2.6 Wilayah Administrasi Dan Jumlah Rt/Rw Di Kecamatan Cempaka KECAMATAN CEMPAKA
NO.
LUAS Ha
%
JUMLAH RT RW
1
Kelurahan Palam
1.475,00
10,05
12
-
2
Kelurahan Bangkal
2.980,00
20,31
13
-
3
Kelurahan Sungai Tiung
2.150,00
14,66
34
-
4
Kelurahan Cempaka
8.065,00
54,98
43
-
14.670,00
100,00
102
-
TOTAL Sumber: Kecamatan Cempaka Dalam Angka 2011
2.1.3 Kondisi Fisik Kondisi fisik alamiah Kota Banjarbaru yang dipaparkan di sini meliputi kondisi topografi dan kelerengan, kondisi fisik tanah, klimatologi dan hidrologi. Paparan rona fisik ini diharapkan dapat mendeskripsikan kondisi bentang alam/geografis Banjarbaru yang berimplikasi pada pola pembangunan di Kota Banjarbaru. a. Topografi Dan Kelerengan Secara topografi, Kota Banjarbaru memiliki topografi bervariasi antara 0 – 500 m dari permukaan air laut (dpl), dengan bentuk bentang alam (morfologi) yang cukup variatif (beragam). Sebagian besar wilayah Kota Banjarbaru berada di ketinggian 7 – 25 m dpl yaitu sekitar 10.615 Ha atau 33,23% dari luas Kota Banjarbaru. Kondisi ketinggian ini mengindikasikan bahwa morfologi wilayah ini sangat cocok untuk budidaya tanaman. Dari segi kemiringan tanah, Kota Banjarbaru memiliki kemiringan tanah bervariasi antara 0-15%, namun cenderung landai. Kemiringan berkaitan dengan kepekaan terhadap erosi tanah; semakin tinggi/terjal, semakin peka terhadap erosi.
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
halaman
16
Sebagian besar wilayah Kota Banjarbaru memiliki kelerengan 0 – 2% (± 59,35%). Kondisi ini sangat cocok untuk budidaya pertanian maupun untuk kegiatan perkotaan;
II
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Kelerengan antara 2–8% (± 25,78%) berada di sebagian wilayah Cempaka, Banjarbaru Utara dan Selatan. Di kelas lereng ini, kegiatan budidaya masih dapat dilaksanakan, tetapi harus menggunakan teknologi yang tepat sebagai bentuk antisipasi erosi tanah; Kelerengan antara 8–15% (± 12,08%) berada di sebagian wilayah Cempaka. Kelas lereng ini masing memungkinkan untuk budidaya perkebunan atau kehutanan dengan jenis tanaman yang berakar dalam. Tabel 2.7 Kelas Ketinggian Dari Permukaan Laut Kota Banjarbaru No
Kecamatan
1
Landasan Ulin
2
Liang Anggang
3
Kelas Ketinggian dari Permukaan Laut (Ha)
Luas
>7-25 m
>25 100 m
>100 500 m
6.526
2.790,5
-
-
-
9.317
29,16
5.250
1.540
-
-
-
6.790
21,25
Cempaka
30
2.218,0
7.840
1.121
-
11.209
35,09
4
Bjb. Utara
-
2.240,0
283
-
-
2.523
7,90
5
Bjb. Selatan
-
1.827,0
280
-
-
2.107
6,60
11.806
10.615
8.403
1.121
-
TOTAL
0-7 m
>500
Ha
%
31.945 100,00
Sumber: Kota Banjarbaru dalam Angka, 2011
Tabel 2.8 Kelas Lereng/Kemiringan Kota Banjarbaru No.
Kecamatan
Kelas Lereng/Kemiringan/Slope Class (Ha) 0-2 %
>2-8 %
>8-15 %
>15 %
Luas Ha
%
1
Landasan Ulin
9.316,5
-
-
-
9.317
29,16
2
Liang Anggang
6.789,5
-
-
-
6.790
21,25
3
Cempaka
7.734,0
2.242
112
1.121
11.209
35,09
4
Banjarbaru Utara
2.352,0
171
-
-
2.523
7,90
5
Banjarbaru Selatan
1.937,0
170
-
-
2.107
6,60
28.129,0
2.583
112
1.121
31.945
100,00
TOTAL
Sumber: Kota Banjarbaru dalam Angka, 2011
Secara umum, tanah di Kota Banjarbaru stabil dengan tingkat resiko erosi relatif kecil, kemampuan lahan yang baik dan bertekstur tanah halus. Hal
17
ini sangat menunjang bagi pengembangan perkotaan serta pelaksanaan
halaman
kegiatan pembangunan sarana dan prasarana perkotaan. Namun, di sisi lain menjadi kendala bagi pengembangan kota, karena kondisi topografi yang relatif datar tersebut menjadikan aliran air permukaan (surface run off) menjadi BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
lambat dan potensial menciptakan genangan baik secara tetap maupun secara periodik. b. Klimatologi Berdasarkan sistem Koppen, Banjarbaru beriklim Hutan Tropika Humid dengan suhu udara bulanan rata-rata berkisar antara 26,4 °C sampai dengan 28,1°C dengan sedikit variasi musiman. musiman Suhu udara maksimum tertinggi terjadi pada bulan September (36,2°C) dan suhu minimum terendah terjadi pada bulan Juli (20,0°C). Rata-rata Rata rata tekanan udara di Kota Banjarbaru tahun 2009 berkisar antara 1.010,60 mb sampai dengan 1012,70 mb sedangkan rata rata-rata kecepatan angin sekitar 3,3 knots. Curah hujan tahunan rata-rata rata rata Kota Banjarbaru berkisar 180,8 mm/tahun dengan jumlah yang terendah terjadi pada bulan September (21 mm) dan tertinggi terjadi pada bulan Januari (384 mm). Sed Sedangkan rata-rata jumlah hari hujan 16 hari hujan dengan jumlah hari hujan terbanyak pada bulan Januari (30 hari), sebaliknya jumlah hari hujan terendah pada bulan Agustus (2 hari). Hal ini berpengaruh terhadap tingkat kenyamanan dalam beraktivitas (terutama tama aktivitas di luar ruangan) ruangan serta tingkat pelayanan suplai air bersih dari PDAM.
Gambar 2.10 Rata-Rata Rata Rata Curah Hujan Kota Banjarbaru Tahun 2005 2005-2009 (Sumber: Kota Banjarbaru dalam Angka) Angka
Penyinaran matahari rata-rata rata rata pada saat musim hujan 2,8 jam/hari dan di musim kemarau 6,5 jam/hari dengan kelembaban udara rata rata-rata berkisar antara 47% – 97%.. Kelembaban udara relatif bulanan rata-rata rata ter tertinggi jatuh pada bulan Januari yaitu ± 89% – 94% dan terendah pada bulan September yaitu
18
± 47% – 74%. %. Evaporasi dari d permukaan air bebas karena penyinaran matahari dan pengaruh angin rata-rata rata rata harian sebesar 3,4 mm/hari di musim hujan dan
halaman
4,1 mm/hari di musim kemarau. Evaporasi maksimum yang pernah terjadi sebesar 11,4 mm/hari dan minimum 0,2 mm/hari. Dengan kondisi fisik BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
tersebut, kenyamanan bangunan di Banjarbaru dipengaruhi oleh sistem peredaran udara (sirkulasi udara), pembatasan radiasi panas sebagai sistem pengendalian iklim serta penggunaan struktur dan bahan bangunan.
Gambar 2.11 Rata-Rata Rata Kelembaban Udara Kota Banjarbaru Tahun 2005 2005-2009 (Sumber: Kota Banjarbaru dalam Angka) Angka
c. Kondisi Fisik Tanah Secara umum, jenis tanah di Banjarbaru terdiri dari tanah podsolik (63,82%),, organosol (29,82%) dan lathosol (6,36%). Jenis tanah Podsolik Merah Kuning (Ultisols)) tersebar sebagian besar di Kecamatan Cempaka dan Banjarbaru; sedangkan Aluvial (Entisols ( dan Inceptisols), ), Gambut ((Histosols) dan Spodosols tersebar di Kecamatan Landasan Ulin. Jenis tanah podsolik mempunyai ciri tanah dengan tingkat kesuburan yang rendah dan peka terhadap erosi. Walaupun demikian, di Kota Banjarbaru tetap dapat dikembangkan budidaya pertanian (padi, palawija, sayuran, perkebunan), tetapi disertai dengan teknologi pengolahan yang tepat. Sedangkan jenis tanah organosol mempunyai ciri tanah dengan tingkat kesuburan yang baik, sehingga potensial untuk pengembangan budidaya tanaman pangan (khususnya padi sawah dan holtikultura).
19
Dilihat dari segi tekstur tanah, wilayah Banjarbaru memiliki 3 (tiga) tekstur tanah, yaitu halus, sedang dan kasar. Sebagian besar wilayah bagian tengah (seluas 88% dari luas keseluruhan) memiliki tekstur tanah cenderung halus dengan kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm, sedangkan tekstur tanah kasar hanya sebagian kecil di bagian selatan (4% dari luas keseluruhan). Kondisi ini mengindikasikan adanya potensi pengembangan tanaman budidaya, karena tanah dengan tekstur halus dengan kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm memiliki kecenderungan baik untuk ditanami dan tahan terhadap erosi.
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
halaman
Ditinjau segi drainase tanah, secara umum wilayah Banjarbaru memiliki tingkat drainase yang tidak pernah tergenang. Hal ini mengindikasikan bahwa
II
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
daerah ini sangat cocok sebagai kawasan budidaya tanaman pangan lahan kering dan perkebunan, karena tidak memerlukan kondisi tanah yang jenuh air. Namun, terdapat daerah yang tergenang periodik – tergenang kurang dari 6 bulan – yaitu Kecamatan Landasan Ulin sebagai peralihan daerah rawa (persawahan) di Kecamatan Gambut dan Aluh-Aluh. d. Hidrologi Secara hidrologi, Kota Banjarbaru terdiri dari air permukaan dan air tanah. Kondisi air permukaan di Banjarbaru ditunjang oleh adanya 2 (dua) buah DAS (Daerah Aliran Sungai) sebagai catchment area, yaitu DAS Barito/Riam Kanan dan DAS Taboneo. Daerah Aliran Sungai tersebut merupakan asset kawasan yang berpotensi besar bagi aspek-aspek kehidupan masyarakat, yakni sebagai bahan baku untuk minum, perikanan dan pariwisata. Namun, Di sepanjang hamparan aliran DAS/Sub-DAS telah mengalami degradasi lahan (kategori lahan kritis) disebabkan kegiatan penduduk yang tidak sesuai peruntukan. Sedangkan air tanah di Kota Banjarbaru dapat ditemukan dengan kulitas yang cukup baik. Tabel 2.9 Daerah Aliran Sungai (Das) Di Wilayah Kota Banjarbaru NAMA DAS
LUAS (Ha)
DAS RIAM KANAN
113.445
DAS TABONIO
338.083
DEBIT (M3/Dtk)
Sumber : Balai Wilayah Sungai Kalimantan II
2.2 Demografi 2.2.1 Jumlah Penduduk Selama tahun 2006 – 2011, jumlah penduduk Kota Banjarbaru terus meningkat. Rata-rata pertumbuhan penduduk mencapai 5,48% per tahun atau meningkat sebanyak 50.243 jiwa penduduk selama 6 tahun terakhir, hal ini disebabkan karena terjadi arus migrasi penduduk dari daerah sekitarnya maupun dari luar pulau (terutama dari Pulau Jawa). Salah satu daya tarik yang menyebabkan tingginya minat orang untuk bermigrasi ke Kota Banjarbaru adalah berpindahnya Ibukota Pemerintahan Provinsi Kalimantan Selatan dari Kota Banjarmasin ke Kota Banjarbaru.
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
halaman
20
Perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan (sex ratio) di Kota Banjarbaru pada tahun 2011 menunjukkan jumlah laki-laki lebih banyak daripada jumlah perempuan (angka sex ratio 106). Angka sex ratio tersebut dapat menjadi potensi pembangunan dan pengembangan internal bagi Kota Banjarbaru. Sex ratio yang paling tinggi terjadi di Kecamatan Landasan Ulin dan Kecamatan Liang Anggang sebesar 108, sedangkan yang paling rendah adalah Kecamatan Banjarbaru Selatan yaitu sebesar 104.
II
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Tabel 2.10 Jumlah Dan Kepadatan Penduduk Kota Banjarbaru Tahun 2006 – 2011 NO. 1
KOTA BANJARBARU KECAMATAN / KELURAHAN
LUAS (Ha)
LANDASAN ULIN
Landasan Ulin Timur Guntung Payung Syamsuddin Noor Guntung Manggis 2
LIANG ANGGANG
Landasan Ulin Barat Landasan Ulin Selatan Landasan Ulin Tengah Landasan Ulin Utara 3
CEMPAKA
Palam Bangkal Sungai Tiung Cempaka 4
BANJARBARU UTARA
Loktabat Utara Mentaos Komet Sungai Ulin 5
BANJARBARU SELATAN
Loktabat Selatan Kemuning Guntung Paikat Sungai Besar
TOTAL KESELURUHAN
KEPADATAN PENDUDUK
2005 Laki-laki
Perempuan
2006 TOTAL
Laki-laki
Perempuan
2007 TOTAL
Laki-laki
Perempuan
2008 TOTAL
Laki-laki
Perempuan
2009 TOTAL
Laki-laki
Perempuan
2010 TOTAL
Laki-laki
Perempuan
2011 TOTAL
TOTAL
9.242,00
17.917
17.054
34.971
18.322
17.443
35.765
19.061
18.250
37.311
19.546
18.728
38.274
20.138
19.832
39.970
26.514
24.996
51.510
52.482
1.876,00 1.525,00 1.867,00 3.974,00
5.649 2.825 4.087 5.356
5.393 2.586 3.863 5.212
11.042 5.411 7.950 10.568
5.777 2.889 4.179 5.477
5.516 2.645 3.951 5.331
11.293 5.534 8.130 10.808
6.009 3.006 4.348 5.698
5.771 2.767 4.134 5.578
11.780 5.773 8.482 11.276
6.162 3.083 4.459 5.842
5.922 2.839 4.243 5.724
12.084 5.922 8.702 11.566
6.349 3.176 4.594 6.019
6.271 3.006 4.493 6.062
12.620 6.182 9.087 12.081
7.200 3.363 5.579 10.372
6.978 3.111 5.309 9.598
14.178 6.474 10.888 19.970
14.439 6.613 11.074 20.356
8.586,00
12.183
13.292
12.447
25.739
13.694
13.181
26.875
17.725
16.823
34.548
35.201
2.248 3.041 3.972 3.186
4.733 6.590 7.877 6.539
2.560 3.656 4.023 3.455
2.381 3.220 4.206 3.374
4.941 6.876 8.229 6.829
3.363 2.927 4.616 6.819
2.960 2.765 4.614 6.484
6.323 5.692 9.230 13.303
6.429 5.837 9.406 13.529
11.334
23.517
12.459
11.593
24.052
12.962
12.130
25.092
1.615,00 2.635,00 2.386,00 1.950,00
5.531
4.816
10.347
5.656
4.926
10.582
5.884
5.154
11.038
3.579 3.073
3.616 2.902
7.195 5.975
3.660 3.143
3.699 2.968
7.359 6.111
3.808 3.270
3.871 3.105
7.679 6.375
2.485 3.549 3.905 3.353
14.670,00
12.943
12.018
24.961
13.095
12.262
25.357
13.356
12.647
26.003
14.100
13.398
27.498
14.527
14.188
28.715
14.645
13.674
28.319
28.854
1.475,00 2.980,00 2.150,00 8.065,00
1.448 1.880 3.875 5.740
1.380 1.763 3.682 5.193
2.828 3.643 7.557 10.933
1.465 1.902 3.921 5.807
1.408 1.799 3.757 5.298
2.873 3.701 7.678 11.105
1.494 1.940 3.999 5.923
1.452 1.856 3.875 5.464
2.946 3.796 7.874 11.387
1.577 2.048 4.222 6.253
1.538 1.967 4.105 5.788
3.115 4.015 8.327 12.041
1.625 2.110 4.350 6.442
1.629 2.083 4.347 6.129
3.254 4.193 8.697 12.571
1.563 2.135 4.084 6.863
1.538 2.082 3.902 6.152
3.101 4.217 7.986 13.015
3.180 4.312 8.132 13.230
2.444,00
16.851
16.558
33.409
17.090
16.783
33.873
17.701
17.591
35.292
18.183
18.045
36.228
18.733
19.109
37.842
21.803
21.002
42.805
43.614
1.424,00 162,00 244,00 614,00
6.352
6.129
12.481
6.443
6.212
12.655
6.673
6.511
13.184
5.226
5.262
10.488
5.299
5.334
10.633
5.489
5.591
11.080
5.273
5.167
10.440
5.348
5.237
10.585
5.539
5.489
11.028
6.855 1.860 3.779 5.689
6.678 1.842 3.894 5.631
13.533 3.702 7.673 11.320
7.062 3.912 1.766 5.993
7.073 4.131 1.930 5.975
14.135 8.043 3.696 11.968
8.924 4.772 1.895 6.212
8.656 4.659 2.124 5.563
17.580 9.431 4.019 11.775
17.728 9.813 4.231 11.842
2.196,00
17.247
16.391
33.638
17.494
16.614
34.108
18.120
17.412
35.532
18.614
17.863
36.477
19.178
18.916
38.094
21.598
20.847
42.445
43.247
858,00 361,00 247,00 730,00
3.620
3.410
7.030
3.672
3.457
7.129
3.803
3.623
7.426
7.624
7.164
14.788
7.733
7.261
14.994
8.010
7.610
15.620
6.003
5.817
11.820
6.089
5.896
11.985
6.307
6.179
12.486
3.907 3.676 4.552 6.479
3.717 3.497 4.310 6.339
7.624 7.173 8.862 12.818
4.025 3.788 4.690 6.675
3.936 3.703 4.564 6.713
7.961 7.491 9.254 13.388
4.333 4.322 4.031 8.912
4.027 4.173 3.944 8.703
8.360 8.495 7.975 17.615
8.530 8.666 8.139 17.912
37.138,00
77.141
73.355
150.496
78.460
74.695
153.155
81.200
78.030
159.230
83.735
80.481
164.216
86.270
85.226
171.496
101.938
97.421
199.627
4,05
4,12
4,29
4,42
Sumber: Kota Banjarbaru dalam Angka, 2006 sampai dengan 2011 Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Kota Banjarbaru Tahun 2011
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
4,62
5,38
203.398
5,48
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Gambar 2.12 Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Banjarbaru Tahun 2006-2011 (Kota Banjarbaru Dalam Angka, Tahun 2006 s/d 2011)
Gambar 2.13. Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Banjarbaru Per-kecamatan, 2005 - 2011 2.2.2 Kepadatan Penduduk Dari tahun 2005 – 2011, kepadatan penduduk di Kota Banjarbaru rata-rata terus meningkat. Rata-rata kepadatan penduduk di Kota Banjarbaru adalah Kalimantan Selatan, Kota Banjarbaru merupakan daerah kedua setelah Kota Banjarmasin yang memiliki kepadatan penduduk yang paling tinggi dibandingkan daerah lainnya. Hal ini wajar karena di Kota Banjarbaru terdapat sarana BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
22
sebesar 5,48 jiwa per kilometer persegi. Dibanding dengan daerah lain di
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
pendidikan, kesehatan dan prasarana pembangunan yang jauh lebih lengkap dibandingkan dengan daerah lainnya. Berdasarkan tingkat kepadatan penduduk kota Banjarbaru dapat dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu :
Kepadatan < 25 jiwa/Ha disebut kawasan pedesaan (rural)
Kepadatan 25 – 100 jiwa/Ha disebut kawasan peri urban
Kepadatan 100 -175 jiwa/Ha disebut kawasan Urban Low
Kepadatan 175-250 jiwa/Ha disebut kawasan Urban medium
Kepadatan > 250 jiwa/Ha disebut kawasan Urban high Tabel 2.11 Jumlah Dan Kepadatan Penduduk Kota Banjarbaru Tahun 2010 NO.
1
2
3
4
5
KOTA BANJARBARU KECAMATAN KELURAHAN
Landasan Ulin
LUAS (Ha)
Landasan Ulin Timur Guntung Payung Syamsuddin Noor Guntung Manggis LANDASAN ULIN Liang Anggang Landasan Ulin Barat Landasan Ulin Selatan Landasan Ulin Tengah Landasan Ulin Utara LIANG ANGGANG Cempaka Palam Bangkal Sungai Tiung Cempaka CEMPAKA Banjarbaru Utara Loktabat Utara Mentaos Komet Sungai Ulin BANJARBARU UTARA Banjarbaru Selatan Loktabat Selatan Kemuning Guntung Paikat Sungai Besar BANJARBARU SELATAN
1.876,00 1.525,00 1.867,00 3.974,00 9.242,00 1.615,00 2.635,00 2.386,00 1.950,00 8.586,00 1.475,00 2.980,00 2.150,00 8.065,00 14.670,00 1.424,00 162,00 244,00 614,00 2.444,00 858,00 361,00 247,00 730,00 2.196,00
TOTAL KESELURUHAN
37.138,00
JUMLAH PENDUDUK (Jiwa)
14.178 6.474 10.888 19.970 51.510 6.323 5.692 9.230 13.303 34.548 3.101 4.217 7.986 13.015 28.319 17.580 9.431 4.019 11.775 42.805 8.360 8.495 7.975 17.615 42.445
KEPADATAN (JIWA/HA)
199.627
7,56 4,25 5,83 5,03 5,57 3,92 2,16 3,87 6,82 4,02 2,10 1,42 3,71 1,61 1,93 12,35 58,22 16,47 19,18 17,51 9,74 23,53 32,29 24,13 19,33
5,38
Sumber: Kota Banjarbaru dalam Angka, BPS, 2011
Berdasarkan data pada tabel 2.11 di atas, hanya 2 (dua) kelurahan yang memiliki kepadatan penduduk lebih dari 25 orang/Ha
sehingga bisa disebut
sebagai kawasan Peri Urban, yaitu Kelurahan Mentaos di Kecamatan Banjarbaru Utara dan Guntung Paikat di Kecamatan Banjarbaru Selatan. Sedangkan 18
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
BUKU PUTIH SANITASI
23
kelurahan lainnya masih masih termasuk dalam kawasan rural (pedesaan).
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
BANJARBARU SELATAN
19,33
BANJARBARU UTARA
CEMPAKA
17,51
1,93
LIANG ANGGANG
4,02
LANDASAN ULIN
5,57 0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
Gambar 2.14. Kepadatan Penduduk Kota Banjarbaru Tahun 2010 (Sumber: Aplikasi SIAK Disdukcapil/Data Perkembangan Penduduk Kota Banjarbaru Tahun 2011)
Dilihat dari sebaran penduduk, paling banyak terkonsentrasi di Kecamatan Landasan Ulin sebesar 52.482 jiwa (26% dari total penduduk Kota Banjarbaru) jumlah penduduk terendah di kecamatan Cempaka sebesar 28.854 jiwa (14% dari total penduduk Kota Banjarbaru).
Gambar 2.15 Sebaran Penduduk Kota Banjarbaru Per-Kecamatan Tahun 2010
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
BUKU PUTIH SANITASI
24
Berdasarkan jumlah penduduk Kota Banjarbaru tahun 2005 sampai tahun 2010, dengan melihat tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 5,27%, maka analisis yang dipergunakan untuk proyeksi jumlah penduduk beberapa tahun ke depan adalah analisis bunga berganda/exponensial.
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Tabel 2.12 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Di Kota Banjarbaru Tahun 2012 – 2022 No
1
Kecamatan
Kelurahan
Landasan Ulin
2011 14,439
2012 15,338
2013 16,294
2014 17,308
2015 18,387
2016 19,532
2017 20,748
2018 22,040
2019 23,413
2020 24,871
2021 26,421
2022 28,066
Guntung Payung
6,613
7,025
7,462
7,927
8,421
8,945
9,503
10,094
10,723
11,391
12,101
12,854
Syamsuddin Noor
11,074
11,764
12,496
13,275
14,102
14,980
15,913
16,904
17,957
19,075
20,263
21,525
Guntung Manggis
20,356
21,624
22,971
24,401
25,921
27,536
29,251
31,072
33,008
35,064
37,248
39,567
Kumulatif
2
52,482
55,751
59,223
62,912
66,830
70,993
75,414
80,111
85,101
90,401
96,032
102,013
Landasan Ulin Tengah
9,406
9,992
10,614
11,275
11,978
12,724
13,516
14,358
15,252
16,202
17,211
18,283
Landasan Ulin Utara
13,635
14,484
15,386
16,345
17,363
18,444
19,593
20,813
22,110
23,487
24,949
Liang Anggang
6,323
6,717
7,135
7,580
8,052
8,553
9,086
9,652
10,253
10,892
11,570
12,290
5,837
6,201
6,587
6,997
7,433
7,896
8,388
8,910
9,465
10,054
10,681
11,346 68,423
Cempaka
35,201
37,393
39,722
42,197
44,825
47,617
50,582
53,733
57,079
60,634
64,411
Palam
3,180
3,378
3,588
3,812
4,049
4,302
4,570
4,854
5,156
5,478
5,819
Banjarbaru Utara
4,312
4,581
4,866
5,169
5,491
5,833
6,196
6,582
6,992
7,428
7,890
8,382
8,132
8,638
9,177
9,748
10,355
11,000
11,685
12,413
13,186
14,008
14,880
15,807
Cempaka
13,230
14,054
14,929
15,859
16,847
17,896
19,011
20,195
21,453
22,789
24,208
25,716
28,854
30,651
32,560
34,588
36,742
39,031
41,462
44,044
46,788
49,702
52,797
56,086
Loktabat Utara
17,728
18,832
20,005
21,251
22,575
23,981
25,474
27,061
28,746
30,537
32,439
34,459
Mentaos
10,063
10,690
11,356
12,063
12,814
13,612
14,460
15,361
16,317
17,334
18,413
19,560
Komet
3,981
4,229
4,492
4,772
5,069
5,385
5,721
6,077
6,455
6,857
7,284
7,738
Sungai Ulin
11,842
12,580
13,363
14,195
15,080
16,019
17,016
18,076
19,202
20,398
21,669
23,018
Kumulatif
5
Banjarbaru Selatan
Kumulatif Total
6,181
Bangkal Sungai Tiung
Kumulatif
4
26,503
Landasan Ulin Barat Landasan Ulin Selatan Kumulatif
3
PROYEKSI PENDUDUK (JIWA)
Landasan Ulin Timur
43,614
46,330
49,216
52,281
55,538
58,997
62,671
66,575
70,721
75,126
79,805
84,776
Loktabat Selatan
8,530
9,061
9,626
10,225
10,862
11,539
12,257
13,021
13,832
14,693
15,608
16,580
Kemuning
8,666
9,206
9,779
10,388
11,035
11,723
12,453
13,228
14,052
14,927
15,857
16,845
Guntung Paikat
8,139
8,646
9,184
9,756
10,364
11,010
11,695
12,424
13,198
14,020
14,893
15,820
Sungai besar
17,912
19,028
20,213
21,472
22,809
24,230
25,739
27,342
29,045
30,854
32,776
34,817
43,247
45,941
48,802
51,842
55,070
58,500
62,144
66,015
70,126
74,494
79,134
84,062
203,398
216,066
229,524
243,819
259,005
275,137
292,274
310,478
329,815
350,358
372,179
395,360
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
25
Sumber : BPS Kota Banjarbaru, Aplikasi SIAK Disdukcapil/Data Perkembangan Penduduk Kota Banjarbaru Tahun 2011dan Hasil Analisis
Laporan Pendahuluan
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
II Gambar 2.16 Peta Kepadatan Penduduk Kota Banjarbaru Tahun 2011
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
2.3 Keuangan Dan Perekonomian Daerah Salah satu indikator ekonomi makro yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja pembangunan di daerah adalah jumlah nilai tambah (barang dan jasa) yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah dalam satu tahun, atau disebut Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Selama tahun 2010,
perekonomian Kota Banjarbaru mampu menghasilkan nilai tambah bruto sebesar Rp 1.887.724.660.000,00 (atas dasar harga berlaku). PDRB atas dasar harga berlaku menunjukkan kapasitas perekonomian suatu daerah tanpa memperhatikan adanya pengaruh faktor inflasi sehingga kurang tepat jika digunakan untuk mengukur atau menghitung pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Untuk mengukur pertumbuhan ekonomi daerah, maka PDRB harus dihitung berdasarkan harga konstan dengan menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai harga dasar. PDRB berdasarkan harga konstan menunjukkan besaran kontribusi suatu sektor yang sesungguhnya karena telah memperhatikan pengaruh faktor inflasi. Data pada tabel berikut memperlihatkan PDRB Kota Banjarbaru atas dasar harga konstan dengan menggunakan harga tahun 2000 sebagai satuan dasar. Tabel 2.13 PDRB Kota Banjarbaru Tahun 2007 – 2010 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 (Ribuan Rupiah) 2007
2008
2009*)
2010**)
1
Pertanian
43,052,318
45,547,479
47,098,963
49,066,346
2
Pertambangan & Penggalian
68,566,872
68,373,154
68,430,720
70,246,125
3
Industri Pengolahan
125,048,344
126,329,796
128,019,687
132,337,740
4
Listrik dan Air Minum
14,905,880
15,827,170
16,675,715
17,353,691
5
Bangunan
119,601,525
133,063,485
147,294,660
156,362,077
6
Perdag, Resto & Perhotelan
191,186,996
202,929,224
215,881,900
230,335,607
7
Pengangkutan & Kom.
62,390,356
63,967,724
68,254,031
73,584,296
8
Bank & Lembaga Keuangan
31,162,410
35,836,932
39,086,096
40,451,272
9
Jasa-jasa
148,357,503
159,407,865
170,749,364
184,514,360
804,272,204
851,192,829
901,491,135
954,251,514
PDRB/GDRP
*) : Angka Perbaikan **) : Angka Sementara
27
Ket :
Sumber : Kota Banjarbaru Dalam Angka 2011, BPS
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
S e k tor
Laporan Pendahuluan
Data pada tabel
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
diatas menunjukkan bahwa perekonomian Kota
Banjarbaru pada tahun 2010 mengalami pertumbuhan sekitar 5,85%. Dari tabel 2.7 tersebut juga terlihat bahwa pada tahun 2010 sektor pengangkutan dan telekomunikasi
merupakan
sektor
yang
mengalami
pertumbuhan
tertinggi
dibandingkan sektor lainny, yaitu tumbuh sekitar 7,81% dibandingkan kondisi tahun 2009, disusul oleh sektor perdagangan, restoran dan perhotelan yang mengalami pertumbuhan sekitar 6,69%.
Sektor lain yang mengalami pertumbuhan cukup
signifikan adalah adalah sektor jasa-jasa dan sektor bangunan. 2.3.1 Struktur Ekonomi Struktur ekonomi Kota Banjarbaru pada tahun 2010 relatif masih sama dengan kondisi
pada tahun-tahun sebelumnya.
Berdasarkan PDRB atas dasar
harga konstan tahun 2000, sektor perdagangan, hotel dan restoran masih menjadi penyumbang utama dengan share sebesar 24,14%, mengalami peningkatan dibandingkan kondisi tahun 2009 yang memberi sumbangan sebesar 23,95% dari total PDRB Kota Banjarbaru. Jika dilihat dari perkembangan share-nya, maka sektor
yang
peranannya
mengalami
peningkatan
cukup
signifikan
dalam
perekonomian Kota Banjarbaru adalah sektor jasa-jasa, meningkat sebesar 0,4% dibandingkan struktur ekonomi tahun 2009. Tabel 2.14 Struktur Ekonomi Kota Banjarbaru Tahun 2007 – 2010 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 (Ribuan Rupiah) S e k tor
2007
2008
2009*)
2010**)
1
Pertanian
5.35
5.35
5.22
5.14
2
Pertambangan &Penggalian
8.53
8.03
7.59
7.36
3
Industri Pengolahan
15.55
14.84
14.20
13.87
4
Listrik dan Air Minum
1.85
1.86
1.85
1.82
5
Bangunan
14.87
15.63
16.34
16.39
6
Perdag, Resto & Perhotelan
23.77
23.84
23.95
24.14
7
Pengangkutan & Kom.
7.76
7.52
7.57
7.71
8
Bank & Lembaga Keuangan
3.87
4.21
4.34
4.24
9
Jasa-jasa
18.45
18.73
18.94
19.34
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
28
Sumber : Kota Banjarbaru Dalam Angka 2011, BPS (data diolah)
Laporan Pendahuluan
19,34
4,24
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
5,14
Pertanian 7,36
Pertambangan &Penggalian 13,87
7,71
Industri Pengolahan Listrik dan Air Minum
16,39 24,14
Bangunan Perdag, Resto & Perhotelan Pengangkutan & Kom. Bank & Lembaga Keuangan Jasa-jasa jasa
Gambar 2.17 2. Struktur Ekonomi Kota Banjarbaru Tahun 2010 2.3.2. Pendapatan Perkapita Meskipun tidak sepenuhnya tepat, PDRB per kapita umum digunakan sebagai acuan mengukur tingkat kesejahteraan penduduk. Ditinjau dari PDRB atas dasar harga berlaku, Pendapatan perkapita penduduk Kota Banjarbaru pada tahun 2010 adalah sebesar Rp.9.456.259,00. Rp. Pendapatan perkapita tahun 2010 ini turun sebesar -4,41% 4,41% jika dibandingkan pada tahun 2009 yang mencapai Rp.9.456.259,00. Sedangkan Pendapatan Perkapita berdasarkan Harga Konsta Konstan (ADHK Tahun 2000) pada tahun 2010 adalah sebesar Rp.4.780.173,00, turun sebesar -9,06% 9,06% dibandingkan PDRB perkapita pada tahun 2009 sebesar Rp.5.256.631,00. Tabel 2.15 PDRB DRB Perkapita Kota Banjarbaru Tahun 2009–2010 2010
Atas Dasar Harga Berlaku
Growth (%)
2007
8,118,764
7.88
5,051,009 009
1.63
2008
9,116,073
12.28
5,182,269 269
2.60
9,893,016
8.52
5,256,631 631
1.43
9,456,259
-4.41
4,780,173 173
-9.06
2009 *)
2010
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
29
Ket : *) : Angka Sementara Sumber : Kota Banjarbaru Dalam Angka 2011, BPS (data diolah)
II
halaman
Tahun
PDRB Perkapita Growth Atas Dasar (%) Harga Kostan
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
2.3.3. Pengelolaan Keuangan Daerah Dari seluruh komponen tentang pengelolaan keuangan daerah, APBD merupakan komponen strategis. la menjadi instrumen kebijakan keuangan daerah yang sangat penting, karena di dalamnya menyangkut tentang perkiraan dan perencanaan tentang pendapatan dan belanja daerah. APBD yang disusun dengan cermat dan akurat akan membantu terciptanya tertib anggaran. Sesuai dengan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 jo. Permendagri No. 59 Tahun 2007 pendapatan daerah Kota Banjarbaru meliputi pendapatan asli daerah, dana perimbangan, dan penerimaan pembiayaan, serta penerimaan lain-lain yang sah. Gambar 2.17 menunjukkan bahwa meskipun selama periode 2001 - 2010 Pendapatan Asli Daerah (PAD) mengalami peningkatan ± sembilan kali lipat, dana perimbangan (khususnya dana alokasi umum) masih sangat dominan dalam komposisi struktur pendapatan daerah. Dalam periode ini, dana perimbangan mencapai proporsi di atas 75%. Belanja daerah adalah sisi lain dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, yang dimaksud dengan pendapatan daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih, sedangkan belanja daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. Belanja daerah terdiri atas belanja aparatur dan belanja publik. Berdasarkan pada PP Nomor 58/2008 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, belanja daerah terdiri atas belanja langsung dan biaya tak langsung.
2008 2007 2006 2005 2004 2003 2002 2001
320.895.878,30
23.900.000 20.793.581,39
339.713.477,50 286.091.228,61
19.634.912 18.455.000
252.145.000
16.000.000 8.095.038
253.446.525,90
13.147.553,20 5.145.647,90
176.175.931,90
10.182.044,50 6.068.744,90 10.700.912,10 4.739.067 6.831.313,90 3.144.667 4.829.849,50 3.940.000 3.079.540,60
135.469.014 126.763.710,90 103.002.052 80.206.237,10
Lain-Lain
Dana Perimbangan
PAD
30
2009
66.367.461,80 29.800.000 41.131.145,90
Gambar 2.18 Struktur Pendapatan Daerah Kota Banjarbaru Tahun 2001 – 2010 (Rp.000) BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
2010
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Tabel 2.16 Ringkasan Realisasi APBD Kota Banjarbaru Periode Tahun 2006 – 2010 No. A
B
Anggaran
Pendapatan 1 PAD a) Pajak Daerah b) Retribusi Daerah c) Hasil Daerah d) Lain2 PAD 2 Dana Perimbangan 3 Lain2 Pendapatan Belanja 1 Belanja Langsung 2 Belanja Tidak Langsung
C
Surplus/Defisit Anggaran
Tahun 2006
2007
2008
2009
2010
230,756,000,000 10,050,000,000
286,609,000,000 16,000,000,000 6,038,897,000 5,636,647,200
326,519,722,000 19,634,912,000
404,094,623,400 23,250,000,000
389,252,657,900 27,360,000,000
7,068,599,000
8,207,566,000
8,736,361,000
8,030,308,400
9,572,217,000
12,332,889,910
5,094,696,125 4,197,303,875 85,500,000
385,500,000
397,065,000
848,028,100
975,232,315
672,500,000
3,938,955,800
4,138,939,600
4,622,188,500
5,315,516,775
220,706,000,000 0
252,154,000,000 18,455,000,000
286,091,228,608 20,793,581,392
339,713,477,500 41,131,145,900
319,656,892,000 42,235,765,900
241,853,624,000
314,598,950,800
375,115,271,000
473,328,266,800
408,149,657,900
160,309,005,867 81,544,618,133
196,852,994,565 117,745,956,235
249,873,282,658 125,241,988,342
298,521,654,638 174,806,612,162
205,005,114,972 203,144,542,928
-11,097,624,000
-27,989,950,800
-48,595,549,000
-69,233,643,400
-18,897,000,000
Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Banjarbaru
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Tabel 2.17 Ringkasan Anggaran Belanja Sektor Sanitasi Kota Banjarbaru No
Tahun
Anggaran
1
Air Limbah (Rp.)
2
Persampahan (Rp.)
3
Drainase (Rp.)
4
PHBS (Rp.)
5
Total Belanja Sanitasi
6
Proporsi Belanja Sanitasi thd APBD
7
2009 ---
2011
2012
686.654.950
2.384.986.420
1.743.988.400
3.791.686.050
3.313.010.350
5.464.712.860
10.011.520.000
14.111.442.550
12.155.581.642
10.765.364.630
11.869.319.400
623.925.650
611.739.125
754.968.050
889.766.000
18.527.054.250
16.766.986.067
19.370.031.960
24.514.593.800
3,91%
4,11%
4,34%
3,98%
171.496
199.627
203.398
239.647
108.032
83.992
95.232
102.295
Jumlah Penduduk (jiwa) Belanja Sanitasi perPenduduk (Rp./jiwa)
8
2010
Sumber : Dinas Pengelolaan Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah, data diolah.
Desentralisasi berdampak
langsung
fiskal pada
yang merupakan persaingan
antar
bagian dari otonomi daerah
untuk
daerah
meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah masing-masing dalam rangka membiayai tugas-tugas pemerintahan.
Gambaran kemampuan keuangan masing-masing daerah yang
dicerminkan melalui penerimaan umum anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) untuk membiayai tugas pemerintahan setelah dikurangi belanja pegawai dan dikaitkan dengan jumlah penduduk miskin ini disebut dengan Indeks Kapasitas Fiskal daerah. Tabel 2.18 Indeks Kapasitas Fiskal Daerah Kota Banjarbaru Tahun 2008 – 2011 No
Tahun
Indeks Kapasitas Fiskal Daerah Kalimantan Selatan
Kota Banjarbaru
1
2008
1,4816
2,5363
2
2009
2,4487
1,6689
3
2010
0,3979
2,1136
4
2011
1,6699
2,3308
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
32
Sumber : Ditjend Keuangan Daerah Kemendagri
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
2.4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Banjarbaru (2012 – 2032) Kota Banjarbaru berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Wilayah promosi (PKWp) dalam RTRW Provinsi Kalimantan Selatan dan dalam Rencana Tata Ruang (RTR) Metropolitan
Banjarbakula
(meliputi
Kota
Banjarmasin,
Kota
Banjarbaru,
Kabupaten Banjar, Kabupaten Tanah Laut dan Kabupaten Barito Kuala. 2.4.1. Rencana Struktur Ruang Kota Banjarbaru Rencana struktur ruang wilayah Kota Banjarbaru berdasarkan RTRW tahun 2012-2032 merupakan kerangka tata ruang wilayah yang tersusun atas konstelasi pusat-pusat kegiatan yang berhierarki satu sama lain yang dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana wilayah terutama jaringan transportasi. Pusat kegiatan di wilayah Kota Banjarbaru merupakan simpul pelayanan sosial, budaya, ekonomi, dan/atau administrasi masyarakat di wilayah Kota Banjarbaru, yang meliputi : a. Pusat Pelayanan Kota (PPK) Pusat-Pusat Pelayanan Kota (PPK) berfungsi untuk melayani seluruh wilayah kota dan/atau regional, PPK di Kota Banjarbaru terdiri atas: 1) PPK I : pusat pelayanan pemerintahan di Kelurahan Komet Kecamatan Banjarbaru Utara 2) PPK II : pusat pelayanan ekonomi di simpang tiga Liang Anggang Kelurahan Landasan Ulin Barat Kecamatan Liang Anggang. Kawasan-kawasan yang berfungsi sebagai pusat pelayanan kota tersebut akan ditindaklanjuti dengan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota. b. Sub Pusat Pelayanan Kota (Sub PPK) Fungsinya adalah untuk melayani sub-wilayah kota. Kawasan-kawasan yang berfungsi sebagai sub pusat pelayanan kota yang akan ditindaklanjuti dengan penyusunan RDTR Kota ini meliputi: 1) Sub PPK I : sub pusat pelayanan pemerintahan di Kelurahan Sungai Tiung Kecamatan Cempaka; dan 2) Sub PPK II : sub pusat pelayanan ekonomi di Kelurahan Syamsudin Noor Kecamatan Landasan Ulin; dan 3) Sub PPK III : sub pusat pelayanan pemerintahan di Kelurahan Guntung Manggis Kecamatan Landasan Ulin. c. Pusat Lingkungan (PL)
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
BUKU PUTIH SANITASI
33
Pusat Lingkungan (PL) melayani skala lingkungan wilayah kota. Pusat Lingkungan (PL) di Wilayah Kota Banjarbaru terdiri atas kawasan dengan fungsi perkantoran pemerintahan, perdagangan jasa, serta pelayanan sosial dan budaya yang tersebar di 5 (lima) kecamatan.
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Tabel 2.19 Struktur Ruang Wilayah Kab/Kota No
Fungsi
Nama Kec/Kel Kec. Banjarbaru Utara, Kel. Komet Kec. Liang Anggang, kel. Landasan Ulin Kec. Cempaka, Kel Sungai Tiung
1
PPK I
2
PPK II
3
SUB PPK I
4
SUB PPK II
Kec. Landasan Ulin , Kel Syamsudin Noor
5
SUB PPK III
Kec. Landasan Ulin , Kel Guntung Manggis
Fungsi Primer Pusat Pemerintahan Pusat Pelayanan Ekonomi sub pusat pelayanan pemerintahan sub pusat pelayanan ekonomi sub pusat pelayanan pemerintahan
Sekunder -
Sumber : RTRW kota Banjarbaru Tahun 2012-2032
2.4.2 Rencana Pola Ruang Kota Banjarbaru Rencana pola ruang wilayah kota merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam wilayah kota yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Rencana pola ruang yang disusun tersebut berfungsi : a. Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah kota; b. Untuk mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang; c. Sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka panjang menengah lima tahunan untuk 20 (dua puluh) tahun; dan d. Sebagai dasar pemberian izin pemanfaatan ruang wilayah kota. Rencana pola ruang wilayah Kota Banjarbaru meliputi rencana pola ruang kawasan lindung dan rencana pola ruang kawasan budidaya. a. Rencana pola ruang kawasan lindung meliputi : 1) Kawasan hutan lindung; 2) kawasan yang memberikan perlindungan pada kawasan bawahannya, yang meliputi kawasan resapan air; 3) Kawasan perlindungan setempat, yang meliputi sempadan sungai; 4) Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota; dan
b. Rencana pola ruang kawasan budidaya terdiri atas: 1) Kawasan permukiman 2) Kawasan perdagangan dan jasa; BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
34
5) Kawasan rawan bencana alam, yang meliputi kawasan rawan banjir.
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
3) Kawasan perkantoran; 4) Kawasan industri; 5) Kawasan pariwisata; 6) Kawasan ruang terbuka non hijau; 7) Kawasan ruang evakuasi bencana; 8) Kawasan peruntukan ruang bagi kegiatan sektor informal; 9) Kawasan peruntukan lainnya. a. Rencana pola ruang kawasan lindung 1) Kawasan Hutan Lindung
Kawasan hutan lindung, meliputi hutan lindung yang terletak di Kecamatan Liang Anggang dengan luas total kurang lebih 1261 Ha terbagi menjadi Blok I yang terletak di Kelurahan Landasan Ulin Barat dan Kelurahan Landasan Ulin Utara dengan luas 960 Ha dan Blok II yang terletak di Kelurahan Landasan Ulin Selatan dengan luas 301 Ha yang berfungsi sebagai kawasan resapan air. 2) Kawasan yang memberikan perlindungan pada kawasan bawahannya Kawasan yang memberikan bawahannya terdiri atas:
perlindungan
terhadap
kawasan
a) Kawasan bergambut yang berada di Kecamatan Liang Anggang, dan b) Kawasan resapan air yang berada di Kecamatan Cempaka. 3) Kawasan perlindungan setempat Kawasan perlindungan setempat meliputi sempadan sungai yang ditetapkan dengan kriteria : Sungai Kemuning, dengan panjang 7000 m dan lebar 5 - 12 m; Sungai Paring, dengan panjang 500 m dan lebar 5 - 12 m; Sungai Ulin, dengan panjang 1500 m dan lebar 7 - 10 m; Sungai Lurus, dengan panjang 2100 m dan lebar 6 – 8 m; Sungai Lukudat, dengan panjang 7000 m dan lebar 12 m; Sungai Pinang, dengan panjang 4200 m dan lebar 2 – 4 m; Sungai Batulicin, dengan panjang 3600 m dan lebar 2 – 3 m; Sungai Ujung Murung Hula, dengan panjang 2500 m dan lebar Sungai Sungai Sungai Sungai Sungai Sungai Sungai
Batu Kapur, dengan panjang 4100 m dan lebar 1 – 4 m; Mangguruh, dengan panjang 800 m dan lebar 1 – 3 m; Sambangan, dengan panjang 3200 m dan lebar 1 – 2 m; Tiung, dengan panjang 3300 m dan lebar 1 – 2 m; Apukan, dengan panjang 20400 m dan lebar 5 – 12 m; Basung, dengan panjang 3100 m dan lebar 1 – 2 m; Lukas, dengan panjang 2800 m dan lebar 1 – 2 m;
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
35
Sempadan Sempadan Sempadan Sempadan Sempadan Sempadan Sempadan Sempadan 6 – 8 m; i) Sempadan j) Sempadan k) Sempadan l) Sempadan m) Sempadan n) Sempadan o) Sempadan
II
halaman
a) b) c) d) e) f) g) h)
Laporan Pendahuluan
p) Sempadan q) Sempadan r) Sempadan s) Sempadan t) Sempadan u) Sempadan v) Sempadan w) Sempadan x) Sempadan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Sungai Banyu Irang, panjang 18000 m dan lebar 10 – 12 m; Sungai Salak, dengan panjang 6800 m dan lebar 2 – 4 m; Sungai Guntung Payung, panjang 5300 m dan lebar 3 – 6 m; Handil Kerokan, panjang 7000 m dan lebar 10 – 12 m; Sungai Ampayo, dengan panjang 5500 m dan lebar 3 – 4 m; Handil Berkat Karya, panjang 4300 m dan lebar 1 – 3 m; Handil Papikul, dengan panjang 7000 m dan lebar 2 – 6 m; Handil Hanyar, dengan panjang 4300 m dan lebar 3 – 5 m; Sungai Peramuan, dengan panjang 8500 m dan lebar 6 – 8 m.
4) Ruang terbuka hijau (RTH) kota Kawasan Ruang Terbuka Hijau dalam wilayah Kota Banjarbaru dialokasikan seluas 9.651,07 hektar (30,036 %), yang terdiri atas RTH privat seluas ± 3.430,44 hektar (10,031 %) dan RTH publik seluas ± 6.427,97 hektar (20,005 %). a) RTH eksisting seluas ± 2.638,83 Ha (8,213 %): a.1) RTH privat seluas ± 288,44 Ha (0,898 %) meliputi:
Pekarangan rumah tinggal seluas ± 1,70 Ha (0,005 %) Halaman perkantoran, pertokoan dan tempat usaha seluas ± 286,73 Ha (0,893 %) a.2) RTH Publik seluas ± 2.350,40 Ha (7,315 %) meliputi:
Taman RT seluas ± 0,22 Ha (0,001%); Taman RW seluas ± 5,31 Ha (0,017%); Taman kelurahan ± 6,62 Ha (0,021%); Taman kecamatan ± 9,36 Ha (0,029%); yang terletak di Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Liang Anggang, dan Kecamatan Cempaka;
Taman kota seluas ± 46,82 Ha (0,140%) yang terletak di Kecamatan Banjarbaru Utara dan Kecamatan Landasan Ulin;
Hutan kota seluas ± 1.483,77 Ha (4,443%) yang terletak di Kecamatan Banjarbaru Kecamatan Cempaka;
Utara,
Kecamatan
Landasan
Ulin,
Sabuk hijau (green belt) seluas ± 241,34 Ha (0,723%) yang terletak di Kecamatan Cempaka;
Pulau jalan dan median jalan dengan luas ± 395,81 Ha (1,185%) yang terletak di Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Liang Anggang, Kecamatan Cempaka; di Kecamatan Banjarbaru Utara dan Kecamatan Banjarbaru Selatan; BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
36
Jalur pejalan kaki dengan luas ± 2,17 Ha (0,006%) yang terletak
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Jalur hijau jaringan listrik tegangan tinggi dengan luas ± 129,87 Ha (0,389%) yang terletak di Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Liang Anggang, Kecamatan Cempaka;
RTH sempadan sungai seluas ± 0,19 Ha (0,001%) yang terletak di Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Liang Anggang, Kecamatan Cempaka;
Pemakaman dengan luas ± 28,92 Ha (0,087%) yang terletak di Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Liang Anggang, Kecamatan Cempaka. b) Rencana pengembangan RTH, terdiri atas: b.1) RTH Privat seluas ± 2.934,67 hektar (9,133 %), meliputi: RTH privat pekarangan rumah tinggal seluas ± 2.699,03 hektar (8,4 %); dan RTH halaman perkantoran, pertokoan dan tempat usaha seluas ± 235,64 hektar (0,733%). b.2) RTH Publik seluas ± 4.077,57 Ha (12,690 %) meliputi:
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
37
Taman RT di lima kecamatan seluas ± 590,80 Ha (1,839%); Taman RW di lima kecamatan seluas ± 250,89 Ha (0,781%); Taman kelurahan di lima kecamatan seluas ± 20,63 Ha (0,064% ); Taman kecamatan di lima kecamatan seluas ± 28,97 Ha (0,090%); Taman kota seluas ± 442,53 Ha (1,377 %) terdiri atas: Rencana pembangunan taman Kehati (keanekaragaman hayati) seluas ± 50 Ha (0,156 %) di Kecamatan Cempaka; Rencana pembangunan kebun raya di kawasan pusat perkantoran Provinsi Kalimantan Selatan seluas ± 123 Ha (0,383%); Taman Masjid Agung Banjarbaru seluas ± 3 Ha (0,009%); Taman skala kota seluas ± 266,53 Ha (0,829%); Hutan kota seluas seluas ± 80 Ha (0,249%); Pulau jalan dan median jalan seluas ± 72,50 Ha (0,226%); Jalur pejalan kaki seluas ± 80,60 Ha (0,251%); RTH sempadan rel kereta api seluas ± 72 Ha (0,224%); Jalur hijau jaringan listrik tegangan tinggi seluas ± 191,21 Ha (0,595%); RTH sempadan sungai seluas ± 1.856,90 Ha (5,579%) RTH pengamanan sumber air baku/mata air berupa rencana pembangunan taman danau kota di Kecamatan Cempaka seluas 314 Ha (0,977%); dan RTH pemakaman seluas ± 76,54 Ha (0,238%).
II
halaman
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
5) Kawasan rawan bencana alam Kawasan rawan bencana sebagaimana dimaksud, terdiri atas kawasan rawan bencana banjir di Kelurahan Sungai Tiung Kecamatan Cempaka dan Kelurahan Kemuning Kecamatan Banjarbaru Selatan. a. Rencana pola ruang kawasan budidaya 1) Kawasan Permukiman Kawasan permukiman dengan luas total kurang lebih 15.423 Ha, terdiri atas: a) Kawasan permukiman dengan kepadatan tinggi berada di Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Banjarbaru Selatan, dan Cempaka seluas kurang lebih 1.542,3 Ha (10%). b) Kawasan perumahan dengan kepadatan sedang di Kecamatan Landasan Ulin seluas kurang lebih 4.626,9 Ha (30%); dan c) Kawasan perumahan dengan kepadatan rendah di Kecamatan Liang Anggang seluas kurang lebih 9.253,8 Ha (60%). 2) Kawasan Perdagangan Dan Jasa Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa merupakan kawasan yang diperuntukan untuk kegiatan perdagangan dan jasa, termasuk pergudangan, yang diharapkan mampu mendatangkan keuntungan bagi pemiliknya dan memberikan nilai tambah pada suatu kawasan perkotaan. Rencana kawasan perdagangan dan jasa seluas 824 Ha, meliputi: a) Pasar tradisional, berada di Kecamatan Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Cempaka; b) Pusat perbelanjaan, berada di Kecamatan Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Banjarbaru Selatan; c) Pertokoan modern, terletak di Kecamatan Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Banjarbaru Selatan; d) Rencana pembangunan pasar tradisional berada di Kelurahan Guntung Manggis dan Kelurahan Palam; dan e) Rencana pembangunan pasar induk di Kecamatan Liang Anggang. 3) Kawasan Perkantoran
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
BUKU PUTIH SANITASI
38
Kawasan perkantoran sebagaimana dimaksud terdiri atas: a) Perkantoran Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, terdapat di Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Liang Anggang dan Kecamatan Cempaka; b) Perkantoran Pemerintah Kota Banjarbaru berada di Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Liang Anggang, Kecamatan Cempaka; dan
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
c) Perkantoran swasta berada di Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Liang Anggang, Kecamatan Cempaka. 4) Kawasan Industri Kawasan peruntukan industri merupakan kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan industri berdasarkan Rencana Tata ruang wilayah yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota. Rencana kawasan industri di Kota Banjarbaru adalah seluas kurang lebih 1.531 Ha, meliputi: a) Kawasan industri/industrial estate Kawasan ini terdiri atas Lingkungan Industri Kecil (LIK) Liang Anggang, terletak di Kelurahan Landasan Ulin Selatan Kecamatan Liang Anggang. b) Kawasan peruntukan industri di luar kawasan industri (industri eksisting), terdiri atas: Kawasan industri skala rumah tangga; tersebar di Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Liang Anggang, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Banjarbaru Utara, dan Kecamatan Cempaka. Kawasan industri skala kecil; tersebar di Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Liang Anggang, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Banjarbaru Utara, dan Kecamatan Cempaka. Kawasan industri skala sedang; tersebar di Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Liang Anggang, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Banjarbaru Utara Kawasan industri skala besar; tersebar di Kecamatan Landasan Ulin, dan Kecamatan Liang Anggang. Beberapa komoditas yang dikembangkan di kawasan industri di Kota Banjarbaru antara lain industri makanan, minuman, plastik, percetakan, pengolahan kayu dan rotan. 5) Kawasan Pariwisata Kawasan peruntukan pariwisata merupakan kawasan yang diperuntukan bagi kegiatan pariwisata atau segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. Rencana kawasan pariwisata di Kota Banjarbaru, meliputi: a) Pariwisata budaya; yaitu Museum Lambung Mangkurat, terletak di Kelurahan Komet. b) Pariwisata alam; meliputi : Pendulangan intan, terletak di Kelurahan Sungai Tiung; Hutan Pinus, terletak di Kelurahan Mentaos; Wisata danau kota di Danau Seran, terletak di Kelurahan Palam; BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
39
Agrowisata Perikanan, terletak di Kelurahan Mentaos;
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Wisata Kuliner, terletak di sekitar Lapangan Dr. Murdjani Kelurahan Komet. c) Pariwisata buatan; meliputi : Kolam Renang Idaman, terletak di Kelurahan Kemuning; Taman Van der Viejl, terletak di Kelurahan Komet. d) Wisata olahraga yaitu : Sirkuit olahraga balap motor di Kelurahan Sungai Ulin di Kecamatan Banjarbaru Utara. Sport Center di eks lahan tambang Galuh Cempaka. e) Wisata reliji; meliputi: Mesjid tertua Nurul Hasanah di Kecamatan Cempaka Makam syuhada haji di Kecamatan Landasan Ulin Makam pahlawan di Kecamatan Landasan Ulin f) Rencana pembangunan desa wisata di Kecamatan Cempaka. 6) Kawasan Ruang Terbuka Non Hijau Ruang terbuka non hijau merupakan lahan yang belum terbangun dan tidak termasuk dalam RTH. Rencana kawasan ruang terbuka non hijau, meliputi : a) Kawasan ruang terbuka biru meliputi Sungai Kemuning; b) Ruang terbuka yang mengikuti rute jalan arteri primer, arteri sekunder dan kolektor primer; c) Trotoar (pedestrian way) yang berada di samping kiri kanan jalan, baik bagi masyarakat umum maupun penyandang cacat perlu memperhatikan hal teknis bagi pengguna tersebut; d) Lapangan parkir, yang berada di depan, samping atau belakang bangunan publik dengan fungsi perkantoran, perdagangan, jasa atau fungsi lainnya. 7) Kawasan Ruang Evakuasi Bencana Kawasan ruang evakuasi bencana terdiri atas: a) Ruang evakuasi titik rawan bencana banjir di Kelurahan Sungai Tiung meliputi Puskesmas Sungai Tiung dan Kantor Kecamatan Cempaka. b) Ruang evakuasi titik rawan bencana banjir di Kelurahan Kemuning meliputi Puskesmas Kelurahan Guntung Paikat dan Mesjid al Muhajirin. 8) Kawasan Peruntukan Bagi Kegiatan Sektor Informal Rencana kawasan peruntukan ruang bagi kegiatan sektor informal meliputi ruang khusus yang disediakan bagi pedagang kaki lima dan
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
BUKU PUTIH SANITASI
40
dialokasikan pada ruang-ruang publik.
Laporan Pendahuluan
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
II
Gambar 2.19 Peta Kawasan Strategis di Kota Banjarbaru
Laporan Pendahuluan
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
II
Gambar 2.20 Peta Rencana Pola Ruang Kota Banjarbaru
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
9) Kawasan Peruntukan Lainnya Rencana kawasan peruntukan lainnya, meliputi: a) Kawasan Pertanian, terdiri atas : Kawasan budidaya tanaman pangan: di Kecamatan Cempaka, Landasan Ulin, Liang Anggang dan Banjarbaru Utara seluas ± 10.106 Ha; Kawasan budidaya perkebunan di Kecamatan Cempaka, ± 1.000 Ha; Kawasan budidaya hortikultura di Kecamatan Liang Anggang, ± 800 Ha; Kawasan budidaya peternakan yang meliputi kawasan peternakan sapi potong dan sapi perah di kecamatan Landasan Ulin, Cempaka dan Banjarbaru; kawasan peternakan kambing di Kecamatan Landasan Ulin dan Kawasan peternakan unggas di Kecamatan Cempaka dan Landasan Ulin seluas ± 700 Ha. b) Kawasan Perikanan, terdiri atas kawasan perikanan jenis ikan air tawar terdapat di Kecamatan Banjarbaru Utara, Landasan Ulin dan Liang Anggang. c) Kawasan Pelayanan Umum : c.1) kawasan kesehatan, terdiri atas: kawasan kesehatan dan sarana prasarana rumah sakit skala Kota di Kecamatan Banjarbaru Utara; rencana pembangunan rumah sakit pendidikan tipe B di Kelurahan Palam; dan fasilitas kesehatan pada subpusat pelayanan dan pusat lingkungan, berupa puskesmas, puskemas pembantu, rumah bersalin, dan rumah sakit swasta. c.2) kawasan peribadatan diarahkan menyebar merata di seluruh kecamatan dengan jumlah gedung sarana peribadatan yang disesuaikan dengan jumlah penganutnya; dan c.3) kawasan pelayanan kantor kepolisian skala kota terletak di Kecamatan Banjarbaru Selatan dan skala pelayanan kecamatan terletak di setiap kecamatan. d) Kawasan Pertahanan dan Keamanan, yang terdiri atas: Denzipur-8 Gawi Manuntung di Kecamatan Landasan Ulin Rindam di Kecamatan Landasan Ulin Secata di Kecamatan Cempaka Secapa di Kecamatan Cempaka Dodiklatpur di Kecamatan Cempaka Komando Rayon Militer (Koramil) 1006 – 07 di Kecamatan Banjarbaru Utara BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
43
Dodik Belanegara di Kecamatan Banjarbaru Utara
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Komando Rayon Militer (Koramil) 1006 – 12 di Kecamatan Liang Anggang Kiban Yonif 623/Bhakti Wira Utama di Kecamatan Liang Anggang Brimob Polda Kalsel di Kecamatan Banjarbaru Utara e) Kawasan Pendidikan, terdiri atas : Kawasan pendidikan pada subpusat pelayanan dan pusat lingkungan, meliputi Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA); Kawasan pengembangan sekolah bertaraf internasional di Kelurahan Loktabat Selatan Kecamatan Banjarbaru Selatan; dan Kawasan pendidikan perguruan tinggi di Kelurahan Sungai Besar Kecamatan Banjarbaru Selatan.
2.5 Sosial Budaya 2.5.1 Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu aspek penting bagi pembangunan bangsa, dengan kata lain pendidikan merupakan salah satu sarana untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik dimasa depan. Selain itu pendidikan juga merupakan proses budaya untuk mengangkat harkat dan martabat manusia. Keberlangsungan pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Dalam hal ini pemerintah berkewajiban menyediakan
sarana
dan
prasarana
dan
masyarakat
berkewajiban
untuk
memanfaatkan dan merawatnya dengan semaksimal mungkin. Tabel 2.20 Jumlah Sekolah Menurut Kecamatan Dan Tingkatan Sekolah Di Kota Banjarbaru Jumlah Sarana Pendidikan
TK
SD
SLTP
SMA
SMK
MI
Mts
MA
Landasan Ulin
18
15
2
-
1
1
1
-
Liang Anggang
8
6
2
2
-
4
3
4
Cempaka
11
17
4
1
1
5
3
3
Banjarbaru Utara
30
23
6
4
5
-
-
-
Banjarbaru Selatan
14
16
4
2
4
1
1
1
Kota Banjarbaru
81
77
18
9
11
11
8
8
44
Agama
Sumber : Kota Banjarbaru dalam angka 2011 BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
Umum
Kecamatan
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Data pada table 2.18 menunjukkan bahwa di Kota Banjarbaru pada tahun 2010 tersedia sebanyak 223 buah sekolah, dimana 93 buah diantaranya merupakan sekolah negeri yang terdiri dari 1 buah TK, 70 SD, 14 SMTP, 4 SMU, dan 4 SMK, sedangkan sisanya merupakan sekolah swasta. Partisipasi sektor swasta/masyarakat cukup tinggi dalam membangun sektor pendidikan di Kota banjarbaru, dalam hal ini terlihat dari cukup banyaknya sekolah swasta dari tingkatan TK sampai dengan SMU/SMK/MA yang ada di Kota Banjabaru. Jumlah murid yang tertampung di seluruh sekolah, baik negeri maupun swasta pada tahun 2010 adalah sebanyak 46.001 orang. Untuk menunjang proses pembelajaran diperlukan kerberadaan guru sebagai tenaga profesi dengan tugas utama adalah mendidik dalam arti yang luas tidak hanya transmisi ilmu pengetahuan, ketrampilan dan sikap/attitude, akan tetapi diharapkan dapat mengantarkan anak didiknya kearah yang lebih bermakna sehingga mencapai ketingkat peradaban budaya yang lebih baik. Jumlah guru yang ada di Kota Banjarbaru sampai dengan tahun 2010, baik berstatus PNS maupun guru honorer yang mengajar pada sekolah negeri dan swasta secara keseluruhan berjumlah 3.625 orang. Tabel 2.21 Jumlah Sekolah, Guru Dan Murid Menurut Tingkatan Sekolah di Kota Banjarbaru Tahun 2010 No.
Jenjang Sekolah
Jumlah Sekolah
Guru
Murid
1.
Taman Kanak-kanak (TK)
81
461
5.198
2.
Sekolah Dasar (SD)
77
1.392
21.370
3.
MI
11
143
2.295
4.
SLTP
18
530
6.897
5.
MTs
8
188
2.210
6.
SMU
9
323
3.083
7.
MA
8
151
1.242
8.
SMK
11
437
3.706
223
3.625
46.001
Jumlah Sumber : Kota Banjarbaru dalam angka 2011
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
BUKU PUTIH SANITASI
45
Pada jenjang pendidikan tinggi, di Kota Banjarbaru terdapat beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta. Perguruan Tinggi Negeri yang ada di Kota Banjarbaru adalah Universitas Lambung Mangkurat dengan beberapa Fakultas seperti Fakultas Pertanian, Kehutanan, Perikanan, Kedokteran dan Fakultas Teknik, FKIP, Fakultas MIPA, serta Program Pasca Sarjana untuk beberapa program studi. Selain itu juga terdapat politeknik kesehatan yang membuka jurusan keperawatan dan jurusan kesehatan lingkungan. Sedangkan perguruan tinggi
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
swasta yang ada di Kota Banjarbaru antara lain UVAYA, ATPN, STIA, STIMIK, STIBA dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.20 berikut. Tabel 2.22 Perguruan Tinggi Negeri Dan Swasta Yang Terdapat Di Kota Banjarbaru Tahun 2011 Status
Negeri
No
1
UNIVERSITAS/FAKULTAS
Universitas Lambung Mangkurat - Fakultas Kedokteran - Fakultas Perikanan - Fakultas Pertanian - Fakultas Kehutanan - Fakultas Teknik - FKIP ( Jurusan Olah Raga & DII PGSD) - Fakultas MIPA
2
Politeknik Kesehatan Banjarmasin - Jurusan Keperawatan Banjarbaru - Jurusan Kesehatan Lingkungan Banjarbaru - Jurusan Analisis Kesehatan Banjarbaru - Jurusan Kesehatan Gigi Banjarbaru - Jurusan Kebidanan - Jurusan Gizi
1
Universitas Ahmad Yani (UVAYA)
2
Universitas Islam Kalimantan (UNISKA)
3
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Indonesia (STIMI)
4
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Bina Banua
5
Akademi Teknik Pembangunan Nasional (ATPN)
6
Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STIBA)
7
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK)
8
STIKES Cahaya Bangsa
9
Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Falah
10
Akademi Kebidanan ( Akbid) Banjarbaru
11
Akbid Banua Bina Husada Banjarbaru
46
Sumber : Kota Banjarbaru dalam angka 2011
Tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai secara kualitatif dan kuantitatif diharapkan dapat menunjang akses masyarakat Kota Banjarbaru dalam memperoleh pendidikan sehingga dapat meningkatkan angka BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
Swasta
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
partisipasi sekolah. Untuk mengukur angka partisipasi sekolah dapat digunakan dua indikator yaitu angka partisipasi kasar (APK) dan angka partisipasi murni (APM). Pada tahun 2011, APK pada jenjang SD di Kota Banjarbaru telah mencapai 104,65 persen. Sedangkan APK pada jenjang SMP dan SMA masing-masing adalah sebesar 96,37 persen dan 74,74 persen. Seterusnya APK pada jenjang pendidikan tinggi (Diploma/Sarjana) adalah 34,87 persen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.23 Angka Partisipasi Kasar (APK) Dan Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Jenjang Pendidikan di Kota Banjarbaru Tahun 2011 Tingkat Pendidikan
APK
APM
1
Sekolah Dasar
104,65
96,91
2
SLTP
96,37
77,94
3
SLTA
74,74
61,85
4
Diploma / Sarjana
34,87
31,92
Sumber : BPS, Susenasda 2011
Rendahnya APM pada tingkat pendidikan SLTA kemungkinan besar selain terkait dengan tingginya biaya pendidikan juga adalah karena masih kurang meratanya penyebaran sekolah pada jenjang tersebut sehingga dengan alasan sulitnya atau tingginya biaya transportasi masyarakat memilih untuk tidak lagi menyekolahkan anaknya. Tabel 2.24 Jumlah Dan Prosentasi Penduduk Usia 5 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kelamin Dan Ijazah Yang Dimiliki Tahun 2011 Jenis Kelamin
Jumlah
L
%
P
%
L+P
%
3.039
1,67
2.643
1,45
5.682
3,12
1
Tidak/belum sekolah
2
Tidak punya ijazah
19.573
10,73
21.045
11,54
40.618
22,27
3
SD
16.802
9,21
16,621
9,11
33.423
18,33
4
SLTP sederajat
15.869
8,70
18.607
10,20
34.476
18,91
5
SLTA sederajat
26.790
14,69
20,495
11,24
47.285
25,93
6
D1/D3
1.943
1,07
2.950
1,62
4.893
2,68
7
S1 +
8.073
4,43
7.910
4,34
15.983
8,76
92.089
50,50
90.271
49.50
182.360
100,00
JUMLAH
47
Ijazah Yang Dimiliki
Sumber : Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Kota Banjarbaru, 2011
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
No
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
2.5.2 Kesejahteraan Masyarakat Salah satu indikator utama tingkat kesejahteraan masyarakat di suatu wilayah yang umum digunakan adalah perkembangan jumlah penduduk miskin atau jumlah keluarga miskin. Data dari Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan KB Kota Banjarbaru sebagaimana dapat dilihat pada table 2.23 menunjukkan pada tahun 2011 terdapat sebanyak 4.641 Keluarga miskin yang tersebar di 5 kecamatan yang ada di Kota Banjarbaru. Tabel 2.25 Jumlah Penduduk Miskin Perkecamatan Di Kota Banjarbaru Tahun 2011 Jumlah No.
Kecamatan
RT
Penduduk Miskin (KK)
RW
1
Landasan Ulin
147
29
1,318
2
Liang Anggang
71
15
972
3
Cempaka
103
30
993
4
Banjarbaru Utara
125
27
640
5
Banjarbaru Selatan
128
23
718
TOTAL KESELURUHAN
574
124
4,641
Sumber : BPMPKB Kota Banjarbaru 2011
2.5.3 Perumahan Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah rumah sebagai tempat tinggal dan berlindung dari segala gangguan luar. Selain itu, rumah juga merupakan tempat yang paling menyenangkan bagi anggota rumah tangga sebagai tempat untuk tumbuh, hidup serta berinteraksi. Tabel 2.26 Jumlah Rumah Per-Kecamatan Di Kota Banjarbaru Tahun 2011 Jumlah Penduduk (Jiwa)
Jumlah KK
(2010)
Rumah
1
Landasan Ulin
52.428
14.432
16.540
2
Liang Anggang
35.201
8.935
9.759
3
Cempaka
28.854
7.485
7.313
4
Banjarbaru Utara
43.614
12.999
13.254
3
Banjarbaru Selatan
43.247
13.092
12.344
203.398
56.943
59.210
Total
48
Kecamatan
Sumber: Susenasda, BPS 2011
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
No
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Perkembangan pembangunan ekonomi yang pesat di perkotaaan yang dikuti dengan tingginya arus migrasi (urbanisasi) menyebabkan terjadinya perubahan yang pesat juga terhadap perkembangan ruang fisik kota, khususnya di kawasan pusat kota. Kawasan-kawasan yang semula merupakan lahan kosong atau ruang terbuka hijau berubah menjadi kawasan-kawasan komersial seperti perumahan. Ketidakseimbangan antara supply dan demand dalam penyediaan perumahan, menyebabkan munculnya permukiman kampung kota, yang bercirikan kawasan yang padat, kumuh, jorok, dan mayoritas penghuninya miskin. Kawasan kumuh di Kota Banjarbaru tersebar hampir di seluruh kecamatan dengan total area mencapai 561,32 Ha. Berdasarkan tipologinya, kawasan kumuh ini dapat dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu kumuh berat seluas 349,12 Ha (terdapat di Kecamatan Liang Anggang, Landasan Ulin, Banjarbaru Selatan dan Kecamatan Cempaka), kumuh sedang pada area seluas 86,68 Ha dan kumuh ringan seluas 125,52 Ha. Tabel 2.27 Tipologi Kawasan Kumuh di Kota Banjarbaru Kecamatan
Kelurahan
Kumuh Berat
Luas 349,12
1
Liang Anggang
a. Landasan Ulin Barat b. Landasan Ulin Tengah
2
Landasan Ulin
Landasan Ulin Timur
18,29
3
Banjarbaru Selatan Cempaka
Kemuning a. Cempaka b. Sungai Tiung
45,91 96,82 38,57
Kumuh Sedang Liang Anggang
2
Banjarbaru Utara
86,68 a. Landasan Ulin Barat b. Landasan Ulin Selatan c. Landasan Ulin Utara Mentaos
Kumuh Ringan 1
Landasan Ulin
2
Banjarbaru Selatan
3
Banjarbaru Utara
4
Cempaka
22,03 47,32 17,02 0,31 125,52
a. Landasan Ulin Timur b. Guntung Manggis a. Loktabat Selatan b. Guntung paikat c. Kemuning a. Loktabat Utara b. Mentaos a. Sungai Ulin b. Cempaka
6,77 0,50 74,87 3,92 18,13 1,51 2,56 8,42 8,84
49
1
112,68 36,85
Sumber : Dinas Perumahan, Tata Ruang dan Wasbang Kota Banjarbaru, 2011 BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
No.
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
2.6 Kelembagaan Pemerintah Daerah Struktur organisasi Pemerintah Kota Banjarbaru telah beberapa kali mengalami perubahan. Terakhir melalui Peraturan Daerah Kota Banjarbaru No 21 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Banjarbaru Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Banjarbaru. Struktur organisasi pemerintah Kota Banjarbaru terdiri atas Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, 5 (lima) Badan, 13 (tiga belas) Dinas, 4 (empat) Kantor, 5 (lima) Kecamatan dan 20 (dua puluh) kelurahan. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.28 dan gambar 2.20. Tabel 2.28 Struktur Organisasi Pemerintah Kota Banjarbaru No.
Nama Organisasi
1.
Sekretaris Daerah
2.
Sekretariat DPRD BADAN-BADAN
1.
Bappeda dan Penanaman Modal
2.
Inspektorat
3.
Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat
4.
Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan & KB
5.
Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Dinas Pendidikan
2.
Dinas Kesehatan
3.
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
4.
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
5.
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
6.
Dinas Pekerjaan Umum
7.
Dinas Perumahan, Tata Ruang dan Pengawasan Bangunan
8.
Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga
9.
Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan
10.
Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan dan Energi
11.
Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
12.
Dinas Kebersihan dan Pertamanan
13.
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
1.
KANTOR Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah
2.
Kantor Lingkungan Hidup
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
1.
50
DINAS-DINAS
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
3.
Rumah Sakit Umum Daerah
4.
Satuan Polisi Pamong Praja
1.
KECAMATAN DAN KELURAHAN Kecamatan Banjarbaru Utara
2.
- Kelurahan Komet - Kelurahan Mentaos - Kelurahan Loktabat Utara - Kelurahan Sungai Ulin Kecamatan Banjarbaru Selatan
3.
- Kelurahan Loktabat Selatan - Kelurahan Kemuning - Kelurahan Guntung Paikat - Kelurahan Sungai Besar Kecamatan Liang Anggang
4.
- Kelurahan Landasan Ulin Utara - Kelurahan Landasan Ulin Tengah - Kelurahan Landasan Ulin Barat - Kelurahan Landasan Ulin Selatan Kecamatan Landasan Ulin
5.
- Kelurahan Landasan Ulin Timur - Kelurahan Syamsudin Noor - Kelurahan Guntung Payung - Kelurahan Guntung Manggis Kecamatan Cempaka Kelurahan Kelurahan Kelurahan Kelurahan
Cempaka Palam Bangkal Sungai Tiung
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
51
-
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Walikota
Sekretariat DPRD
DPRD
Wakil Walikota Sekretariat Daerah
Staf Ahli 1. Bid. Hukum dan Politik. 2. Bid. Perekonomian dan Pembangunan. 3. Bid. Kemasyara katan dan SDM
Kecamatan
Kelurahan
Asiten Tata Praja dan Kesejahteraan Rakyat 1. Bagian Pemerintahan 2. Bagian Hukum dan Perundang-undangan 3. Bagian Organisasi 4. Bagian Kemasyarakatan dan Kesejahteraan Rakyat
Dinas-Dinas Daerah Terdiri dari : 13 Dinas Teknis
Asiten Perekonomian, Pembangunan dan Administrasi Umum 1. Bagian Perekonomian dan SDA 2. Bagian Pembangunan 3. Bagian Humas dan Protokol 4. Bagian Umum
Lembaga Teknis Daerah
Satpol PP
Terdiri dari : 4 Badan 1 Inspektorat 4 Kantor
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
52
Gambar 2.21 Struktur Organisasi Pemerintah Kota Banjarbaru