BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Pengertian Bank Secara sederhana bank adalah 'Tembaga keuangan yang kegiatan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke
masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya" (Kasmir 2002 : 2). Kemudian menurut Standar Akuntansi Keuangan No.31 yang dimaksud dengan bank adalah:
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Berdasarkan definisi tentang bank, maka fungsi bank dibagi menjadi tiga jenis yaifu: 1.
Menghimpun Dana
Kegiatan menghimpun dana merupakan kegiatan membeli dana dari masyarakat. Kegiatan ini dikenal juga dengan kegiatan funding. Kegiatan
membeli dana dapat dilakukan dengan cam menawarkan berbagai jenis tabungan. Jenis-jenis simpanan yang ada dewasa ini adalah simpanan giro, tabungan, dan deposito. 2.
Menyalurkan Dana
Menyalurkan dana merupakan kegiatan menjual dana yang berhasil
dihimpun dari masyarakat. Kegiatan ini dikenal dengan nama kegiatan lending. Penyaluran dana yang dilakukan oleh bank dilakukan melalui
PERFUSTAK^AN (MB f
Haras
pemberian pinjaman yang dalam masyarakat lebih dikenal dengan nama kredit. Kredit yang diberikan oleh bank terdiri dari beragam jenis tergantung
dari kemampuan bank yang menyalurkannya. Secara umum jenis-jenis kredit yang ditawarkan meliputi kredit investasi, kredit modal kerja, kredit konsumtif dan Iain-lain.
3.
Memberikan Jasa-Jasa Bank Lainnya Jasa-jasa bank lainnya merupakan kegiatan penunjang untuk mendukung kelancaran kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana. Sekalipun sebagai
kegiatan penunjang, kegiatan ini sangat banyak memberikan keuntungan bagi bank dan nasabah, bahkan dewasa ini kegiatan ini memberikan kontribusi keuntungan yang tidak sedikit bagi keuntungan bank. Dalam praktiknya jasajasa bank yang ditawarkan meliputi kiriman uang, kliring, inkaso dan jasa-jasa
lainnya.
B. Kliring
1.
Pengertian Kliring
Pengenian kliring adalah "jasa penyelesaian hutang piutang antar bank dengan cara saling menyerahkan warkat-warkat yang akan dikliringkan di
lembaga kliring" (Kasmir 2002 : 151). Penyelesaian hutang piutang yang dimaksud adalah penagihan Cek atau Bilyet Giro dan pengiriman uang melalui bank peserta kliring. Proses penyelesaian hutang piutang tersebut dilakukan oleh setiap bank peserta kliring melalui perantara Bank Indonesia sebagai lembaga kliring.
Kemudian yang dimaksud dengan lembaga kliring adalah "lembaga yang
dibentuk dan dikoordinir oleh Bank Indonesia setiap hari kerja " (Kasmir 2002 : 151). Biasanya yang berperan sebagai lembaga kliring adalah Bank Indonesia tetapi apabila di kota tersebut tidak ada Bank Indonesia, maka yang menjadi lembaga kliring adalah bank pemerintah yang ditunjuk. Bank yang ikut kliring disebut peserta kliring dan merupakan bank yang sudah memperoleh izin dari Bank Indonesia.
Kliring adalah "sarana atau cara perhitungan hutang piutang dalam bentuk surat-surat
berharga
atau
surat
dagang
dari
suatu
bank peserta
yang
diselenggarakan oleh Bank Indonesia atau pihak lain yang ditunjuk" (Taswan 2003
:
65).
Sedangkan
pengertian
kliring
yang
lain
adalah
"suatu
cara
penyelesaian hutang piutang antara bank-bank peserta kliring dalam bentuk warkat atau surat-surat berharga di suatu tempat tertentu " (Dahlan 2001 : 138).
Kliring juga dapat diartikan sebagai "pertukaran warkat atau data keuangan
elektronik
antar
bank
atas
nama
bank
maupun
nasabah
yang
hasil
perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu" (Sri dkk 2000 : 96). Warkat atau data keuangan elektronik dimaksud .nerupakan alat pembayaran bukan tunai
yang diatur dalam peraturan perundang-undangan atau ketentuan lain yang berlaku yang lazim digunakan dalan transaksi pembayaran.
2.
Jenis-Jcnis Sis tern dan Setoran Kliring
Berdasarkan sistem penyelenggaraannya, proses kliring menurut Bank Indonesia (2003 : 221) dapat menggunakan berbagai cara sebagai berikut:
•
Sistem kliring manual adalah sistem penyelenggaraan kliring yang dalam
pelaksanaan penghitungan dan pembuatan rekapitulasi penghitungan (Bilyet
Saldo Kliring) serta pemilahan warkat dilakukan secara manual oleh setiap peserta kliring.
•
Sistem kliring semiotomasi adalah sistem penyelenggaraan kliring yang dalam
pelaksanaan penghitungan dan pembuatan rekapitulasi penghitungan (Bilyet Saldo Kliring) dilakukan secara otomasi, sedangkan pemilahan warkat dilakukan secara manual oleh setiap peserta kliring.
•
Sistem kliring otomasi adalah sistem penyelenggaraan kliring yang dalam
pelaksanaan penghitungan dan pembuatan rekapitulasi penghitungan (Bilyet
Saldo Kliring) serta pemilahan warkat dilakukan oleh penyelenggara secara otomasi.
•
Sistem kliring elektronik adalah sistem penyelenggaraan kliring yang dalam
pelaksanaan penghitungan dan pembuatan rekapitulasi penghitungan (Bilyet Saldo Kliring) dilakukan
secara elektronik disertai dengan penyampaian
warkat peserta kepada penyelenggara untuk dipilah secara otomasi. Selanjutnya,
hasil
penghitungan
secara
otomasi
dicocokkan
dengan
penghitungan secara elektronik.
Jenis-jenis setoran kliring berdasarkan sistem dari Bank Indonesia dibedakan menjadi tiga jenis yaitu :
•
Same day merupakan setoran kliring yang tolakannya diterima pada hari yang sama sehingga posting dapat dilakukan pada hari yang sama dan digunakan
pada sistem non otomasi (selain Bandung, Surabaya, Medan, dan Jakarta).
•
Next day merupakan setoran kliring yang tolakannya diterima pada keesokan pagi sehingga posting transaksi baru dapat dilakukan pada besok hari dan digunakan pada sistem otomasi (Bandung, Surabaya, Medan).
•
Two days merupakan setoran kliring yang tolakannya diterima pada keesokan siang sehingga posting transaksi baru dapat dilakukan pada besok hari dan digunakan pada cabang pengguna sistem kliring otomasi (Jakarta).
3.
Peserta Kliring
Bank yang termasuk sebagai peserta kliring adalah
"Bank Umum yang
berada dalam wilayah kliring tertentu dan tidak dihentikan kepersertaannya
daiam Miring oleh Bank Indonesia" (Sri dkk 2000 : 97). Sebuah bank dapat
dilarang untuk mengikuti kliring karena berbagai alasan. Pada dasamya alasan tersebut berkenaan dengan pelanggaran-pelanggaran terhadap ketentuan Bank
Indonesia atau ketidakmampuannya untuk menyelesaikan kewajiban giralnya. Peserta kliring dapat dibagi menjadi dua kelompok (Taswan 2003 : 66) adalah sebagai berikut:
•
Peserta langsung adalah peserta yang turut serta dalam pelaksanaan kliring secara langsung dengan menggunakan identitasnya sendiri. Peserta langsung
dapat terdiri dari kantor pusat, kantor cabang dan kantor cabang pembantu yang tidak berada dalam wilayah kliring dengan kantor induknya.
•
Pesertan tidak langsung adalah peserta yang turut serta dalam pelaksanaan
kliring melalui dan menggunakan identitas peserta langsung yang menjadi
10
induknya yang merupakan bank yang sama. Peserta tidak langsung bisa terdiri dari kantor pusat, kantor cabang dan kantor cabang pembantu.
4.
Warkat dan Istilah Kliring
Warkat kliring adalah "alat atau sarana yang dipakai dalam lalu lintas
pembayaran giral yang diperhitungkan dalam kliring" (Lapoliwa dan Daniel 2000 : 44). Warkat kliring juga dapat didefinisikan sebagai "alat pembayaran
bukan tunaiyang diperhitungkan atas beban atau untuk untung rekening nasabah atau bank melalui kliring" (Taswan 2003 : 67). Warkat kliring yang dapat
dikliringkan adalah hams dinyatakan dalam mata uang Rupiah dan bernilai penuh (seratus persen nilai nominal) serta telah jatuh tempo pada saat dikliringkan.
Warkat-warkat yang dapat dikliringkan oleh bank melalui lembaga kliring (Taswan 2003 : 67) adalah sebagai berikut:
•
Cek adalah cek sebagaimana diatur dalam KJtab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) termasuk cek dividen, cek perjalanan, cek cinderamata, dan
jenis cek lainnya yang penggunaannya dalam kliring disetujui oleh Bank Indonesia.
•
Bilyet Giro adalah surat perintah dari nasabah kepada bank penyimpan dana
untuk memindahbukukan sejumlah dana dari rekening yang bersangkutan
kepada rekening pemegang yang disebut namanya, termasuk Bilyet Giro Bank Indonesia (BGBI).
•
Wesel Bank Untuk Transfer adalah wesel sebagaimana diatur dalam KUHD yang diterbitkan oleh bank khusus untuk sarana transfer.
11
•
Surat Bukti Penerimaan Tranfer adalah surat bukti transfer dari luar kota yang dapat ditagihkan kepada bank peserta penerima dana transfer melalui kliring lokal.
•
Nota Debet adalah warkat yang digunakan untuk menagih dana pada bank lain untuk untung bank atau nasabah bank yang menyampaikan warkat tersebut.
•
Nota Kredit adalah warkat yang digunakan untuk menyampaikan dana pada
bank lain untuk untung bank atau nasabah yang menyampaikan warkat tersebut.
Berikut akan diuraikan definisi dari tiap-tiap istilah yang biasa digunakan dalam praktek kliring setiap hari :
•
Tolakan kliring terjadi karena tidak dipenuhinya beberapa ketentuan-ketentuan dalam proses kliring seperti dana tidak cukup, tanda tangan tidak cocok
dengan speciment dan Iain-lain. Tolakan diluar kliring adalah tolakan atas warkat-warkat kliring yang dikembalikan ke Bank Penarik tanpa melalui proses kliring.
•
Menang dan Kalah Kliring
Suatu bank akan dinyatakan menang kliring apabila jumlah mutasi kredit lebih
besar dari jumlah mutasi debet, dalam hal ini saldo bank tersebut di Bank Indonesia atau di Bank Penyelenggara akan bertambah. Akan tetapi, bank akan dinyatakan kalah kliring apabila jumlah mutasi debet lebih besar dari jumlah mutasi kredit, dalam hal ini saldo bank tersebut di Bank Indonesia atau di Bank Penyelenggara akan berkurang.
12
•
Cross clearing adalah penarikan cek melalui kliring atas beban dana yang
diharapkan akan dapat diterima penarik dari setoran-setoran kliring pada hari yang sama.
•
Magnetic Ink Character Recognition (MICR) merupakan angka dan simbol yang tercetak pada clear band (ruang kosong pada bagian bawah warkat yang
disediakan khusus) yang berisi rangkaian informasi yang dibutuhkan dalam rangka sistem otomasi kliring.
5.
Akuntansi Kliring
Transaksi yang cukup banyak volumenya dalam lalu lintas pembayaran
dalam bank adalah transaksi kliring. Transaksi kliring yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia sebagai penyelenggara kliring, dewasa ini sudah diproses secara
komputerisasi atau diproses secara otomasi, tidak lagi secara manual. Dengan adanya otomasi Uiring telah menciptakan suatu sistem yang lebih cepat dan
akurat dari sistem manual yang sebelumnya diterapkan. Akuntansi kliring terbagi atas dua yaitu :
a.
Akuntansi Kliring Manual
Sebagian besar bank peserta kliring sudah tidak lagi menggunakan kliring manual karena sistem tersebut dianggap telah kuno dan lambat dalam proses
penyelesaiannya. Mekanisme kiiring manual dapat diilustrasikan seperti gambar berikut ini :
~
tout* *» ***
' "
'"]
[pERPUSTAKAAiS OMB j ;»,..
■
■
■ •■■■■-*
*
13
Mendebet Rekening Penarik cek Bank
-►
Tertarik
Penarik Cek
L
Warkat Debet Masuk
Otorisasi
t
Pendebetan
Penyerahan cek
Penerima Cek
Pengkreditan
t Menyetorkan cek >
BANK INDONESIA
Bank Penarik
•4
Menyetorkan warkat kliring
Sumber : buku Akuntansi Perbankan : Akuntansi Transaksi Bank Dalam Valuta Rupiah dengan pengarang N. Lapoliwa dan Daniel. S. Kuswandi. Gambar 2.1.
Flow Chart Proses Perpindahan Dana pada Kliring Manual
Pembukuan tmnsaksi kliring manual di atas dapat diilustrasikan sebagai berikut:
•
Pada Bank Penarik :
Pada saat terima warkat (cek) untuk disetorkan bagi keuntungan rekening nasabah yang menyetor.
D firing
xxxxxxx
K Giro-Rekening Nasabah
xxxxxxx
14
Setelah diketahui hasilnya baik, biasanya pada waktu kliring kedua akan dinihilkan rekening kliringnya. Ayat jurnal ini dilakukan pada akhir hari kliring.
•
D
Giro-Bank Indonesia xxxxxxx
K
Kliring
xxxxxxx
Pada Bank Tertarik :
Pada saat menerima warkat nasabah sendiri. D
Giro-Rekening Nasabah
xxxxxxx
K
Giro-Bank Indonesia
xxxxxxx
Sifat rekening kliring hampir serupa dengan rekening bersyarat atau contingent account yang hams dibukukan karena memiliki nilai moneter yang
cukup material mengingat transaksi giral dalam suatu bank cukup besar. Sifatnya yang masih sementara sambil menunggu diterima atau ditolaknya hasil kliring, maka saldo harian rekening kliring hams nihil pada akhir hari kliring dimana
sudah jelas diperhitungkan hubungan hutang dan piutang dari bank yang satu dengan bank yang lainnya. b.
Akuntansi Kliring Otomasi
Kliring otomasi adalah "terjadinya pertukaran data secara elektronik melalui pemrosesan dengan mesin dalam bentuk standar yang telah diformat terlebih dahulu" (Lapoliwa dan Daniel 2000 : 59). Dipergunakannya elektronik artinya setiap media yang dapat dibaca dan diproses dengan mesin. Hal ini mencakup transmisi langsung atas data dari komputer satu ke komputer lainnya melalui saluran atau jaringan komunikasi swasta atau umum. Selain itu,
15
pemrosesan elektronik ini juga melibatkan pengiriman media penyimpanan data komputer selain pita rekam, disket, atau media lainnya. Media ini merupakan media utama untuk transaksi kliring dengan otomasi, atau lazim dikenal dengan Automated Clearing House (ACH).
Akuntansi untuk kliring otomasi ini pada prinsipnya sama dengan akuntansi
kliring manual. Ayat jurnal yang dibuat merupakan hasil transaksi secara berumpun (batch processing) yang akan tangsung mendebet atau mengkredit rekening giro pada Bank Indonesia dan nasabah bersangkutan. Proses ini semua
dilakukan secara elektronik pada akhir hari baru dapat diketahui hasil kliringnya. Aplikasi kliring otomasi yang terpasang pada bank peserta dapat saja
dihubungkan langsung dengan buku besar dan rekening nasabah yang dapat mengubah data secara up to date. Bila aplikasi untuk transaksi kliring otomasi
dihubungkan secara on line dengan aplikasi-aplikasi yang dipergunakan dalam bank yang bersangkutan, maka buku-buku besar dan data nasabah dapat berubah secara langsung.
16
Penarik Cek
Bank
Tertarik | Penyerahan cek
Penerima Cek
-
Otomasi perpindahan
|
Mengkliringkan
dana AUTOMATIC
Bank Penarik
■«
CLEARINGHOUSE (ACH)
Memantau kegiatan kliring
BANK INDONESIA
Sumber : buku Akuntansi Perbankan : Akuntansi Transaksi Bank Dalam Valuta Rupiah dengan pengarang N. Lapoliwa dan Daniel. S. Kuswandi. Gambar 2.2.
Flow Chart Proses Perpindahan Dana pada Kliring Elektronik Melalui Automated Clearing House (ACH)
C. Ketentuan Mengenai Sistem KUring INasional Bank Indonesia
Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (selanjutnya disebut SKNBI)
adalah sistem kliring yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia yang meliputi kliring debet dan kliring kredit yang penyelesaian akhirnya dilakukan secara nasional. Dalam pelaksanaan SKNBI digunakan beberapa aplikasi yang digunakan oleh peserta maupun penyelengggara berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.7/18/PB1/2005 sebagai berikut:
17
•
Sistem Kliring Elektronik Nasional (SKEN) untuk meng-entryfmeng-capture Data Keuangan Elektronik (DKE) berdasarkan data pada fisik warkat.
•
Sistem Kliring Upload Download (SKUD) untuk meng-upload DKE dari aplikasi SKEN ke Mainframe.
•
Menu VTAM untuk men-download DKE dari cabang, meng-upload nomor batch hasil konversi, meng-upload status batch, dan upload sandi bank.
•
Terminal Peserta Kliring (TPK) adalah sistem komputer yang berada di lokasi peserta, yang digunakan dalam melakukan persiapan dan atau pengiriman
DKE serta penerimaan informasi perhitungan hasil kliring dan atau informasi kliring lainnya, baik secara on line maupun offline.
•
Sistem Terminal Peserta Kiiring (STPK) untuk menggabungkan data kliring dari cabang ke satu sandi kliring.
•
Sentral Sistem Kliring (SSK) adalah sistem komputer yang ada di Kantor
Pusat Bank Indonesia, yang digunakan untuk menyelenggarakan SKNBI secara nasional.
.
Komputer Peserta Kliring (KPK) adalah sistem komputer yang berada di
lokasi PKL yang terhubung dengan SSK secara on line, yang digunakan oleh PKL untuk menyelenggarakan SKNBI di suatu wilayah kliring. 1. Penyelenggaraan Kliring Debet
Penyelenggaraan kliring debet dilakukan secara lokal di masing-masing wilayah kliring. Kliring debet terdiri dari kliring penyeraha* dan kliring
18
pengembalian. Tata cara penyelenggaraan kliring debet dibedakan berdasarkan wilayah kliring yaitu: a.
Wilayah Kliring On-line Otomasi (Jakarta).
Penyampaian DKE Debet dilakukan secara on line dan pemilahan warkat debet dilakukan secara otomasi.
b.
Wilayah Kliring Off-line Otomasi (Bandung, Surabaya & Medan). Penyampaian DKE Debet dilakukan secara offline (via disket) dan pemilahan warkat debet dilakukan secara otomasi.
c.
Wilayah Kliring Off-line Manual (Wilayah Kliring Iainnya).
Penyampaian DKE Debet dilakukan secara off line dan pemilahan warkat debet dilakukan secara manual.
Proses penyerahan kliring debet secara garis besar berdasarkan Peraturan
Bank Indonesia No.7/18/PBI/2005 tentang Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia sebagai berikut:
•
Menerima setoran kliring dan nasabah.
•
Membuat DKE Debet dan Batch DKE Debet melalui Aplikasi SKEN.
•
Mempersiapkan warkat dr bet dan dokumen kliring, yaitu :
•
•
Mencantumkan informasi MICR pada code line.
•
Membubuhkan stempel kliring pada warkat debet dan dokumen kliring.
Menyusun bundel warkat debet, yang terdiri dari : •
Bukti Penyerahan Warkat Debet kliring penyerahan. Lembar substitusi.
•
Kartu batch. taut*
PERPXJSTAKAAM 1MB Hartp
19
•
Warkat debet.
•
Mengirimkan DKE Debet ke TPK.
•
Mengirimkan bundel warkat debet ke penyelenggara melalui jasa kurir.
•
Men-download DKE Debet cabang.
•
Mengirimkan" DKE Debet ke penyelenggara melalui TPK beserta dengan dokumen kliring.
•
Men-download laporan penyerahan kliring.
•
Meneliti dan mencocokkan laporan hasil penyerahan dengan DKE yang diserahkan.
Proses penerimaan kliring debet secara garis besar berdasarkan Peraturan
Bank Indonesia No.7/18/PBI/2005
tentang
Sistem
Kliring Nasional
Bank
Indonesia sebagai berikut:
•
Download DKE kliring penerimaan melalui TPK.
•
Download laporan melalui TPK.
•
Mencocokkan laporan penerimaan kliring dengan DKE penerimaan.
•
Kirimkan DKE dan laporan ke cabang.
•
Menerima warkat debet yang dikliringkan oleh bank lain dari penyelenggara.
•
Melakukan verifikasi terhadap warkat debet dan DKE Debet.
•
Memproses transaksi warkat debet tersebut.
Proses kliring pengembalian secara garis besar pada penyelenggaraan kliring
debet berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.7/18/PBI/2005 tentang Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia sebagai berikut:
•
Membuat DKE pengembalian dan batch warkat pengembalian.
20
•
Mengirimkan data (transmit) batch DKE Debet pengembalian ke TPK.
•
Menyusun bundel warkat debet pengembalian, yang terdiri dari :
•
•
BPWD Pengembalian.
•
Warkat debet yang ditolak.
Mengirimkan
bundel
warkat debet
pengembalian
kepada
penyelenggara
melalui jasa kurir. •
Men-download DKE Debet pengembalian ke TPK.
•
Mengirimkan DKE Debet pengembalian ke penyelenggara melalui TPK.
•
Mencetak Daftar Keterangan Penolakan per bank penerima (rangkap tiga).
•
Mengirimkan lembar pertama dan kedua dari Daftar Keterangan Penolakan ke penyelenggara melalui jasa kurir.
•
Menerima/mendownload laporan hasil penyerahan DKE Debet pengembalian.
•
Mencocokkan laporan penyerahan DKE Debet pengembalian dengan DKE Debet pengembalian.
•
Mencetak SKP melalui TPK untuk warkat nasabah yang ditolak berdasarkan
DKE Debet pengembalian atau Daftar Keterangan Penolakan yang dikirimkan bank lain.
•
Mengirimkan Warkat Debet yang ditolak dan Surat Keterangan Penolakan (SKP) ke masing-masing cabang.
Perhitungan Bilyet Saldo Kliring (BSK) Debet Nasional dilakukan oleh Bank Indonesia dengan cara penjumlahan atau off-setting BSK Debet masingmasing bank dari seluruh wilayah kliring. Hasil perhitungan BSK Debet nasional tiap-tiap bank dapat berupa net kredit (menang kliring) atau net debet (kalah
21
kliring). SSK menyediakan informasi awal hasil perhitungan BSK Debet Nasional yang dapat diakses oleh peserta melalui TPK on line. Berdasarkan informasi awal tersebut, bank diberi kesempatan
menambah kekurangan prefund dalam bentuk
dana tunai (cash prefund) dan atau agunan (collateral prefund) sampai dengan
batas waktu yang ditetapkan. Penyelesaian akhir kliring debet dilakukan berdasarkan BSK Debet nasional. Jika bank menang kliring, seluruh cash prefund yang telah disediakan dikredit kembali ke rekening giro bank bersaamaan dengan pengkreditan hasil kliring yang
bersangkutan. Akan tetapi, jika bank kalah kliring, sistem secara otomatis akan
melakukan penyelesaian atas kewajiban bank tersebut dengan urutan sebagai berikut:
•
Pertama-tama sistem akan menggunakan cash prefund yang telah disediakan bank.
•
Jika
kewajiban
bank
masih
lebih
besar
dari
cash
prefund,
maka
kekurangannya akan dipenuhi dari dana yang tersedia pada rekening giro bank.
•
Jika kewajiban bank masih lebih besar dari cash prefund dan saido pada
rekening giro, maka atas kekurangan saldo rekening giro bank tersebut, sistem akan menggunakan collateral prefund. Dalam hal ini, penggunaan collateral prefund akan diberlakukan sebagai Fasilitas Likuiditas Intrahari untuk Kliring (FLI-Kliring).
22
2.
Penyelengaaraan KJiring Kredit
Proses penerimaan kliring kredit dilakukan dengan men-download DKE penerimaan kredit dari SSK melalui TPK (on line). Berikut ini adalah garis besar proses
penyerahan
kliring
kreriit
berdasarkan
Peraturan
Bank
Indonesia
No.7/18/PBI/2005 tentang Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia sebagai berikut:
•
Terima setoran kiriman uang dari nasabah.
•
Membuat DKE kredit dan batch DKE kredit melalui Aplikasi SKEN.
•
Mengirimkan batch DKE Kredit ke TPK.
•
Men-download batch DKE Kredit ke TPK.
•
Mengirimkan batch DKE Kredit ke penyelenggara melalui TPK.
•
Mencetak Bukti Penyerahan Rekaman DKE Kredit (BPR Kliring Kredit) rangkap dua.
•
Mengirimkan BPR Kliring Kredit rangkap dua ke penyenggara.
Perhitungan BSK Kredit Nasional dilakukan oleh Bank Indonesia dengan
cara SSK melakukan perhitungan sementara BSK Kredit secara nasional untuk
tiap-tiap bank, yaitu selisih antara total nominal dana yang dimiliki bank dengan total nominal batch DKE Kredit yang dikirim oleh bank. Total nominal dana
dihitung berdasarkan dana tunai (cash prefund) yang telah disediakan oleh bank dan dana dari confirmed incoming, yaitu transfer kredit masuk dari bank lain yang dapat dipenuhi oleh dana yang dimiliki bank lain tersebut. SSK menyediakan informasi awal hasil perhitungan BSK Kredit Nasional yang dapat diakses oleh peserta melalui TPK on line. Berdasarkan informasi awal tersebut, bank diberi
23
kesempatan
menambah kekurangan prefund dalam bentuk dana tunai (cash
prefund) sampai dengan batas waktu yang ditetapkan.
Penyelesaian akhir kliring kredit dilakukan berdasarkan prinsip no money no games. Sumber dana yang akan diperfiitungkan dalam simulasi penyelesaian akhir adalah :
•
Dana tunai {cash prefund) yang dimiliki bank sampai dengan berakhimya batas waktu penambahan pendanaan awal {prefund).
•
Dana dari confirmed incoming yang tersedia sampai dengan berakhimya batas waktu penambahan pendanaan awal {prefund).
Apabila bank memiliki batch DKE Kredit yang tidak dapat ditutupi oleh kedua sumber dana di atas {unconfirmed outgoing), maka :
•
Jika unconfirmed outgoing terjadi pada siklus pertama, maka batch DKE Kredit tersebut dipindahkan secara otomatis ke siklus kedua.
•
Jika unconfirmed outgoing terjadi pada siklus kedua, maka batch DKE Kredit tersebut tidak diperhitungkan dan dibatalkan oleh SSK.
D. Pengertian Hutang Piutang
Definisi hutang atau kewajiban menurut Kieso dkk (2001 : 179) adalah sebagai berikut:
Kewajiban adalah kemungkinan pengorbanan masa depan atas manfaat ekonomi yang muncul dari kewajiban saat ini entitas tertentu untuk mentransfer aktiva atau menyediakan jasa kepada entitas lainnya di masa
depan sebagai hasil dari transaksi atau kejadian masa lalu
24
Hutang dalam transaksi kliring berarti kewajiban bagi bank yang mendapatkan warkat debet bank lain (bank tertagih) dari nasabah untuk menyediakan dan membayar sejumlah dana kepada bank yang menagih.
Sedangkan definisi piutang adalah "klaim uang, barang, atau jasa kepada pelanggar, ataupihak-pihak lainnya" (Kieso dkk 2000 : 386). Dalam kliring, bank yang memiliki piutang adalah bank yang memiliki tagihan atas sejumlah dana
untuk disetorkan bagi keuntungan nasabahnya dari bank tertagih.
Sesungguhnya hutang piutang itu bukanlah hutang piutang murni antar bank tersebut melainkan hutang piutang yang terjadi antara nasabah-nasabah bank yang
bersangkutan. Nasabah-nasabah bank tersebut menyerahkan/menyetorkan warkat
kepada banknya masing-masing untuk menyelesaiakan hutang piutang diantara mereka. Dengan proses kliring, hutang piutang antar bank tersebut diselesaikan pada hari itu juga melalui lembaga kliring.
Penggunaan sistem pembayaran hutang piutang melalui kliring saat ini
sudah menjadi suatu kebutuhan yang penting dan sangat sering digunakan untuk menyelesaikan transaksi hutang piutang antar bank. Penyediaan iayanan
pembayaran hutang piutang dilakukan oleh pihak perbankan baik melalui
rekening bank di Bank Indonesia, hubungan antar bank maupun me.alui jaringan internal bank yang dimilikinya.