Edisi II / Oktober 2009
MEMBANGUN KUALITAS DI FAKULTAS EKONOMI
15
Ormawa
PKPT FE 2009, Siapkan Calon Entrepreneur Muda
18 19
Prestasi
Peningkatan kualitas dosen FE UM melalui program sandwich & PAR FE UM Raih Juara II LKTM PEMPROV JATIM
20
Profil
Hitam Manis yang Selalu Dikenang
Segenap Sivitas Akademika
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MALANG
MENGUCAPKAN SELAMAT DAN SUKSES KEPADA WISUDAWAN DAN WISUDAWATI FAKULTAS EKONOMI SEMESTER GENAP 2008/2009
DEKAN Dr.Ery Tri Djatmika RWW, M.A., M.Si
Salam Redaksi Liputan Utama Liputan Khusus 4 // Salam Redaksi
5 // Membangun Kualitas Di Fakultas Ekonomi
7 // Di Balik Almamater Mahasiswa 8 // Sebuah Refleksi Belajar Mengajar Di Perguruan Tinggi 10 // Sejumput Memori Agustus
Info Pendidikan
11 // Liburan Semester Bersama FE 12 // Pendidikan Perpajakan Dalam Menciptakan Perilaku Sadar Pajak
Ormawa
15 // PKPT FE 2009, Siapkan Calon Entrepreneur Muda 16 // Kegiatan Bakti Sosial Mahasiswa Baru FE - UM 2009
Prestasi
17 // Juara debat tingkat nasional dengan mengangkat industri lokal 18 // Peningkatan Kualitas Dosen FE UM Melalui Program Sandwich Di Queensland University Australia & Program Academik Recharging 19 // FE UM Raih Juara II LKTM PEMPROV JATIM
Profil Suara Mahasiswa
20 // Hitam Manis yang Selalu Dikenang 22 // Kedaulatan NKRI yang Terusik 23// Mutiara Ekonomi Syariah 24 // Memperbaiki soft skills (moral) siswa Melalui hidden curriculum moral Guna meningkatkan kepribadian bangsa yang unggul
Refleksi Sisi Lain Budaya Lain - lain
26 // Ortuku Sahabatku
27 // Jangan-jangan ini Ramadhan Terakhir kita 28 // Kembalinya Sang Penari 30 // Daftar Prestasi Mahasiswa 30 // TTS dan Kartun
... edisi ini 5 8 15 22 28 3
Penanggung Jawab: Ery Tri Djatmika RWW Pengarah: Djoko Dwi Kusumajanto Pimpinan Redaksi: Nasikh Redaktur Pelaksana : Saheriyanto Redaktur: Marentyas M. K. Zaza Rozi Windradini Imam Nasrodin Safira Triani Ayu L. Nita Arista Irnawati Linda Wulan P. Winda Tri Wulandari Rahmah Risqi W. Rystahati Sri Puji Astutik Ilustrasi: Yudo Prayogo Desain & Layout: Faisol Manshur Administrasi: Sumadianto Harijadji Agustinus S. Ahmad Sony
Salam Redaksi
Salam hangat untuk para pembaca setia majalah Gelora. Pada edisi kali ini, merupakan edisi kedua sekaligus akan bertepatan dengan diselenggarakannya wisuda semester genap 2008/2009. Oleh karena itu, kami menyajikan informasi sesuai tema majalah Gelora kali ini, yaitu peningkatan daya saing dan kualitas lulusan dalam menghadapi tantangan ke depan. Terkait dengan hal tersebut, kami secara ekslusif mewawancarai Dekan Fakultas Ekonomi (FE) sebagai pimpinan tertinggi di Kampus Harapan ini. Dalam perkembangannya, FE selalu berusaha membenahi kekurangankekurangannya dengan cara menyempurnakan kurikulum yang ada di seluruh program studi sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja (link and macth). Tetapi lebih dari itu, pemberian wawasan, visi, kearifan, daya inovasi, daya belajar cepat dari situasi, daya nalar kritis, dan kepribadian kesarjanaan kepada mahasiswa jauh lebih penting. Seiring dengan langkah kemajuan FE yang telah berbasis Information, Communication, and Technologi (ICT), dapat memberikan kemudahan bagi semua sivitas akademika di kampus. Hal ini dikarenakan dapat memfasilitasi berupa e-mail, blog, mailing list yang berbasis website bahkan bagi mahasiswa yang melakukan rencana studi tiap semesternya dapat dilakukan secara on-line melalui fasilitas Hot Spot yang ada disekitar FE. Terkait hal tersebut yang mendukung terhadap peningkatan kualitas pelayanan pendidikan, kami juga mengulas secara singkat bagaimana aktivitas belajar mengajar di bangku kuliah serta perubahan format PKPT pada tahun ini yang dibubuhi materi soft skill sebagai bekal bagi Mahasiswa Baru (Maba). Profil yang kami angkat pada edisi kali ini adalah sosok seorang dosen yang memiliki motivasi tinggi, penuh semangat, dan dekat dengan mahasiswa yang telah berpulang ke Rahmatullah. Pada edisi kali ini, jumlah naskah yang masuk ke redaksi Gelora mengalami peningkatan. Akan tetapi, kebanyakan naskah ditulis oleh penulis yang sama dengan jumlah tulisan yang relatif sedikit. Oleh karena itu, redaksi mengundang Anda sebagai dosen, mahasiswa, staf dan pegawai FE-UM untuk mengirimkan karya-karya Anda yang bergenre opini, sosial ekonomi, perkembangan ilmu akuntansi, hasil penelitian, karya ilmiah, ataupun humaniora. Bagi Anda yang belum pernah menulis di media cetak ataupun yang sudah sering tulisannya di muat di koran berkaliber nasional maupun di media elektronik, mari luangkanlah waktu Anda untuk turut mengisi artikel di majalah kita sendiri, Gelora Ekonomi tercinta. Majalah Gelora adalah milik kita. Oleh karena itu, mari kita tumbuhkan nuansa akademis yang lebih kondusif dan ilmiah di kampus FE ini dengan membudayakan menulis dan meneliti, yang dapat dimulai dari majalah kita sendiri (Gelora Ekonomi). Kemajuan di bidang ICT tidak hanya memudahkan Anda untuk mengakses segala informasi, tetapi juga memudahkan Anda untuk mengirimkan naskah. Silakan kirimkan karya-karya Anda ke alamat email redaksi:
[email protected] atau langsung dikirim ke sekretariat redaksi Gelora Gedung D3 Lantai II. Naskah yang dikirim diharapkan mengikuti aturan penulisan Gelora, yaitu diketik sepanjang 2 lembar kertas A4 dengan spasi 1,5 disertai gambar/foto yang berhubungan dengan tema tulisan Anda, naskah belum pernah dipublikasikan di media lain, dan silahkan sertakan foto Anda sebagai penulis. Kami menunggu karya-karya tulisan terbaik Anda, para sivitas akademika Fakultas Ekonomi yang selalu berkarya. Akhirnya, redaksi mengucapkan selamat menikmati majalah Gelora dan selamat membaca!!!
SK. DEKAN No.4161 KEP/J36.1.12/2006
Redaksi menerima kritik, saran, tulisan artikel, cerpen, dan karya tulis lain yang berkaitan dengan perkembangan visi dan misi Fakultas Ekonomi UM. Dengan ketentuan, ditulis dengan format spasi 1,5pt font Arial maksimal 1,5 halaman A4 dilengkapi identitas diri berupa biodata dan foto serta dikirim melalui e-mail. Tulisan yang dimuat akan mendapatkan imbalan sepantasnya. Alamat Sekretariat: Gedung D3 Fakulas Ekonomi Lantai 2 | e-mail:
[email protected]
Liputan Utama
MEMBANGUN KUALITAS DI FAKULTAS EKONOMI
Biodata Dekan Fakultas Ekonomi
Dok. Gelora
Nama : Dr. Ery Tri Djatmika RWW, M.A,M.Si TTL : Pasuruan, 11 Juni 1961 Alamat : Jln. Danau Ngebel II F-5/C-1 Sawojajar, Malang Telp. 716870 HP 081334026265 e-mail:
[email protected] Riwayat Pendidikan : - SD Pasuruan ( 1973) - SMP Pasuruan ( 1976) - SMA Pasuruan (1980) - Sarjana Pendidikan Ekonomi, IKIP Malang (1984) - Master Policy Analysis, The Ohio State University USA (1996) - Magister Administrasi Niaga, Universitas Brawijaya Malang (2001) - Doktor Pendidikan Ekonomi, Universitas Negeri Malang (2005) Riwayat Jabatan : - Dekan Fakultas Ekonomi - Pembantu Dekan I - Dosen Jurusan Manajemen
S
ejalan dengan perkembangannya, Fakultas Ekonomi diharapkan mampu mencetak lulusan yang memiliki kompetensi kompetitif dan mampu berkembang berbasis keilmuannya. Selaku Dekan FE UM, Dr. Ery Tri Djatmika RWW, MA, M.Si memaparkan bahwa masing-masing program studi telah melakukan penyelarasan kurikulum yang akan menunjang pengembangan potensi mahasiswa untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Hal tersebut didukung dengan beberapa matakuliah baru yang relevan serta upaya-upaya peningkatan kualitas sarana dan prasarana pembelajaran. Dari sisi kelembagaan, untuk kepentingan pengendalian kualitas baik pada tataran pengembangan maupun implementasi, telah terdapat Unit
Dekan Fakultas Ekonomi dalam ruang kerjanya. Semangat Dekan Fakultas Ekonomi UM.
dan Gugus Penjaminan Mutu untuk tingkat fakultas dan jurusan. Berikut ini merupakan hasil wawancara kru gelora dengan beliau sebagai liputan khusus untuk Gelora Ekonomi.
Bagaimana usaha Fakultas Ekonomi UM untuk meningkatkan kualitas mahasiswa dan kelembagaan? Sejauh ini Fakultas Ekonomi berusaha membenahi kekurangan dengan cara melaksanakan berbagai program, di antaranya dengan menyempurnakan kurikulum yang ada di seluruh program studi sesuai tuntutan perkembangan, seperti dimulainya penyelenggaraan kelas bilingual untuk program studi Pendidikan Ekonomi, penambahan matakuliah Bahasa Inggris selama enam semester pada Jurusan Ekonomi Pembangunan, serta pengembangan kecakapan bidang
belajar dan pembelajaran berbasis TIK bagi mahasiswa yang berada pada program studi kependidikan. Selain itu, pada saat ini Program Studi S1 Akutansi dan S1 Ekonomi dan Studi Pembangunan sedang memproses akreditasi program studi, penambahan sarana dan prasarana pembelajaran, antara lain Tax Center, Pojok BEI, dan Bengkel Produksi Media Pembelajaran yang akan menempati Gedung D5 terkait dengan kesiapan penyelenggaraan Program Pendidikan Profesi Guru. Secara berkelanjutan mengadakan penambahan koleksi buku teks/referensi untuk perpustakan fakultas atau jurusan baik berbahasa Indonesia maupun asing. Berbicara mengenai kelas Bilingual yang tahun ini mulai dibuka, mengapa bernama kelas bilingual bukan kelas internasional? Kelas tersebut dipersiapkan untuk membekali para mahasiswa dengan kompetensi untuk menyelenggarakan proses belajar mengajar dengan bahasa asing dalam bidang ekonomi, terutama untuk memenuhi tuntutan permintaan yang tinggi terkait dengan semakin berkembangnya Sekolah Berstandar Internasional atau Rintisan Sekolah Berstandar Internasional. Untuk sementara, kelas ini masih dibuka untuk program studi Pendidikan Ekonomi. Ke depan, mengenai kemungkinan penyelenggaraan kelas internasional tentu dapat dilaksanakan setelah dilakukan pengembangan programprogram kerjasama dengan
5
Liputan Utama perguruan tinggi luar negeri. Hal ini juga terkait dengan kemampuan para mahasiswa tidak hanya dituntut untuk sanggup belajar di luar negeri sesuai dengan konteks bahasa dan budayanya, juga kemampuan untuk menyediakan biaya yang cukup selama sekitar satu hingga dua semester untuk tinggal di negara lain.
Upaya apa yang dilakukan Bapak terkait dengan job placement bagi lulusan FE dan penjaringan kerjasama dengan pihak luar? Untuk saat ini job placement masih belum ada, namun mulai semester Gasal 2008/2009 fakultas mulai merintis melakukan kerjasama dengan pihak luar untuk menyediakan tambahan kompetensi bagi para lulusan terutama terkait dengan kesiapan mereka dalam memasuki dunia kerja. Kompetensi tersebut di antaranya adalah menghadapi wawancara kerja, pembuat lamaran, peningkatan motivasi diri, dan bidangbidang lain terkait dengan dunia kerja. Kegiatan tersebut diselenggarakan menjelang acara yudisium dalam bentuk program pelatihan dengan pelibatan para peserta secara aktif.
Apakah ada wadah yang bisa menjembatani para lulusan (dengan alumni) yang dimungkinan bisa membantu terkait peluang kerja? Para lulusan dapat saling berkomunikasi satu sama lain dengan para alumni Universitas Negeri Malang dalam wadah keluarga besar Ikatan Keluarga Alumni Unveritas Negeri Malang (IKA-UM). Situs www. um.ac.id telah mewadahi peluang komunikasi tersebut dengan sub menu alumni. Pengembangan ke depan yang diperlukan adalah secara berkelanjutan membangun jaringan profesi dan komunitas pelaku usaha, serta penguatan bagi para mahasiswa yang menjelang lulus dengan pembekalan kompetensi tambahan yang memadai dalam memasuki dunia kerja. Himpunan Orang Tua Mahasiswa Fakultas Ekonomi UM memberikan dukungan kerjasama yang cukup terkait dengan berbagai aktivitas penambahan kompetensi yang dapat diikuti oleh mahasiswa. Sehingga diharapkan bahwa para lulusan FE UM memiliki kompetensi kompetetitif dan melalui inisiatif diri yang kuat mampu melakukan pengembangan diri terkait dengan profesi. Bagaimanakah kebijakan fakultas mengenai masukan mahasiswa baru terhadap peningkatan kualitas? Terdapat beragam jalur penerimaan
6
mahasiswa baru, yaitu Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK), Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), dan Tes Mandiri. Untuk PMDK, universitas memberi otoritas kewenangan bagi masing-masing program studi menetapkan bobot setiap matapelajaran di tingkat Sekolah Menengah Atas atau Sekolah Menengah Kejuruan yang dijadikan dasar pertimbangan dalam penerimaan mahasiswa baru. Penentuan bobot mata pelajaran tersebut ditinjau atas dasar relevansinya untuk setiap program studi. Beberapa mata pelajaran penting yang memiliki bobot tinggi untuk calon mahasiswa Fakultas Ekonomi di antaranya adalah Mata Pelajaran Ekonomi, Matematika, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia. Untuk penerimaan mahasiswa baru di Fakultas Ekonomi melalui jalur PMDK memiliki tingkat keketatan persaingan yang tinggi. Begitu pula dengan penerimaan mahasiswa baru melalui jalur SNMPTN, karena Fakultas Ekonomi dipandang sebagai salah satu fakultas favorit di Universitas Negeri Malang oleh calon mahasiswa baru, maka juga memiliki tingkat keketatan persaingan yang cukup tinggi. Sedangkan penerimaan mahasiswa baru melalui jalur seleksi mandiri, walaupun dilaksanakan secara mandiri oleh universitas, namun demikian pengambilan jumlah mahasiswa yang diterima tidak lebih dari jumlah mahasiswa reguler. Hal demikian sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi, terkait dengan penjagaan kualitas penyelenggaraan akademik. Indikator kinerja akademik antara lain adalah tingkat Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dan lama studi mahasiswa. Dapat dikatakan bahwa di atas 80% mahasiswa Fakultas Ekonomi UM memiliki tingkat IPK yang baik dan mampu menyelesaian studi tepat waktu. Mengenai Semester Pendek, jiwa “percepatan” diganti dengan “mengulang”, apakah hal tersebut merupakan upaya fakultas untuk meningkatkan kualitas akademik? Semester pendek sebenarnya adalah waktu antar tahun akademik yang dapat dipergunakan oleh mahasiswa untuk mengambil perkuliahan. Berdasarkan Pedoman Pendidikan UM, pada semester pendek, mahasiswa dapat mengambil jumlah satuan kredit semester (sks) setengah dari semester reguler, dengan pengakuan masa studi setengah dari semester reguler, dan dengan jumlah
tatap muka perkuliahan yang tidak berbeda atau sama seperti jumlah tatap muka pada semester reguler. Sebenarnya, yang dimaksudkan bukanlah percepatan dalam arti pemendekan masa studi, karena bila dihitung dari jumlah semester, maka mahasiswa yang mempergunakan semester pendek tetap menyelesaikan masa studinya sesuai dengan jumlah semester yang ditentukan. Mereka yang mempergunakan semester pendek dapat menyelesaikan dalam waktu “lebih cepat”, karena mempergunakan waktu libur antar tahun akademik. Kebijakan yang diambil oleh fakultas bahwa mulai tahun akademik 2009/2010, semester pendek dipergunakan oleh mahasiswa hanya untuk pengulangan matakuliah yang belum lulus atau melakukan perbaikan nilai, dengan takaran penyelenggaraan perkuliahan sama seperti semester reguler. Sebagai penggantinya adalah waktu antar tahun akademik dipergunakan oleh sivitas akademika untuk berbagai aktivitas pengembangan, sehingga tidak hanya pencurahan seluruh energi untuk kegiatan perkuliahan semata. Aktivitas pengembangan yang dilakukan antar tahun akademik tersebut di antaranya adalah penulisan buku referensi, penyelenggaraan berbagai seminar kolegial, kegiatan penelitian, termasuk kajian tentang peningkatan kualitas pembelajaran yang dikembangkan atas dasar sifat kolaboratif dan kesejawatan. Sebagai konsekuensinya, berbagai aktivitas tersebut secara substansial akan memperbaiki kualitas kinerja akademik termasuk penyelenggaraan proses perkuliahan.
Bagaimanakah kewajiban bagi dosen dalam peningkatan mutu? Sebagai sivitas akademika, dosen memiliki kewajiban melakukan pengembangan diri setiap saat tanpa mengenal waktu. Universitas dan Fakultas memfasilitasi inisitatif dari berbagai aktivitas akademik yang dilakukan oleh dosen. Sebagai wujud implementasi Tri Dharma perguruan tinggi, aktivitas pengembangan diri tersebut antara lain adalah peran serta dosen dalam berbagai kegiatan penelitian, penulisan, serta pengembangan aktivitas melalui program-program kerjasama eksternal secara institusional, termasuk keikutsertaan para dosen pada program academic recharging untuk melaksanakan aktivitas akademik bersama para pendidik pada perguruan tinggi di luar negeri. (ki/win)
Liputan Khusus
DI BALIK ALMAMATER MAHASISWA
B
ila berbicara tentang wisuda yang merupakan titik balik dari mahasiswa itu sendiri ketika masa kuliahnya sudah mencapai tingkat akhir, predikatpredikat pun telah disandang dari memuaskan,cumlaude hingga sumacumlaude. Namun, setiap fakultas masing-masing Universitas mempunyai kriteria tersendiri ketika memberikan predikat tersebut, keluar dari sebuah universitas ternama merupakan hal yang menajubkan bagi setiap mahasiswa kuliah tepat waktu, memperoleh nilai sempurna dan tentu saja menjadi mahasiswa berprestasi. Tetapi apakah ini sepadan dengan yang diperoleh selepas dari bangku kampus. Menyandang gelar lalu memperoleh kerja yang sepadan pula dengan hasil apa yang didapatkan dari kampus. Kontribusi apa yang nanti kita akan berikan kepada masyarakat? Padahal kita di dalam kampus sudah ditempa dengan berbagai skill serta keahlian dalam bermasyarakat. Sekarang kita membalik diri kita sebelum keluar menyandang gelar sarjana, pernahkah dalam menempuh studi di kampus memikirkan akan masa depan kita selepas tidak berada lagi di kampus tercinta kita. Sebuah cita-cita atau mimpi yang sudah tertanam semenjak masuk awal kuliah hingga akhirnya mengenakan pakaian kebesaran wisuda. Di sini kita berbicara tentang mimpi kita kedepan, mimpi kita untuk hari esok dan seterusnya. Terkadang mimpi akan berangkat ketika kita sudah merencanakan jauh-jauh hari, ya terkadang juga meleset dari yang kita perkirakan sebelumnya. Suatu mimpi mempunyai kekuatan yang besar untuk mempengaruhi kita menuju masa depan, dengan mimpi kita akan berusaha mencapai sesuatu. Ketiadaan mimpi, hidup tak berharga,
tak punya arah tujuan dan tidak punya sesuatu yang akan dicapai serta tak lebih dari debu yang tak pasti terbang kemana. Sepuluh dari sekarang, standar hidup apa yang ingin diberikan pada diri dan keluarga? Pekerjaan apa yang kelak kita dapatkan dengan gaji berapa rupiah yang kita inginkan? Posisi apakah yang kita ingin di masyarakat nantinya? Organisasi apakah yang paling kita ingin memasuki? Seberapa kita diinginkan oleh kelompok tersebut? Pekerjaan apa saat kita pensiun nanti atau pengabdian apa yang kita ingin dapatkan? Apa alasan berharga kita untuk memperjuangkan? Cita-cita apa yang akan diraih nantinya? Kuliah akan berakhir dan selesai sudah mimpi itu, apakah setiap sarjana yang menganggur merealisasikan mimpinya sebelum kuliahnya
Sidang senat terbuka UM.
berakhir? Organisasi di kampus kita menjadikan apa? tempat mencari temankah atau pengalaman bertemu banyak orang? Jika anda yang bertanya demikian, anda tidak sendiri dimana rasa ketidakpuasan terhadap apa yang diperoleh merupakan pertanda bahwa anda bersiap untuk
maju lebih baik. Mulailah merancang masa depan yang jauh-jauh hari sebelum mengenakan toga, rancangan tersebut harus mencapainya secara optimal, step by step dan tidak ada kata menyerah. Mengubah rancangan awal mindseat sebelum memasuki dunia kampus adalah langkah awal dimana meletakkan cita-cita kita. Dari sinilah kita sudah saatnya mengetahui apa saja yang mesti kita lakukan selepas mengenakan toga dan menerima ijasah, jika setiap mahasiswa merasa dirinya adalah agent of change maka wawasannya diri mereka perlu mengembangkan potensi apa saja yang ada didalam diri mereka sendiri, jangan sampai ketika palu wisuda diketuk kita menjadi bagian penggangguran. Marilah kita membuat paradigma untuk kita sendiri membuat pekerjaan dari pada mencari pekerjaan. Jadilah orang hebat dari pada tak jadi orang, apapun itu pekerjaan anda pasti guru atau dosen anda akan menghargai itu. Mereka akan senang melihat para peserta didiknya (mahasiswa) menjadi orang.(ki)
7
Liputan Khusus
SEBUAH REFLEKSI BELAJAR MENGAJAR DI PERGURUAN TINGGI Oleh: Saheriyanto*
8
Dok. Pribadi
B
elajar merupakan hak setiap orang. Akan tetapi, kegiatan belajar di suatu perguruan tinggi merupakan suatu privilege, karena hanya orang yang memenuhi syarat saja yang berhak belajar di lembaga pendidikan tersebut. Privilege yang melekat pada mereka yang belajar di suatu perguruan tinggi tidak hanya terletak pada sarana fisik dan sumberdaya manusia yang disediakan, tetapi juga pada pengakuan secara formal seseorang telah menjalani kegiatan belajar dan pelatihan tertentu. Dengan pengakuan tersebut, harapannya adalah bahwa seseorang yang telah mengalami proses belajar secara formal akan mempunyai wawasan, pengetahuan, keterampilan, kepribadian dan perilaku tertentu sesuai dengan apa yang ingin dituju oleh lembaga pendidikan. Kondisi belajar mengajar di perguruan tinggi sampai saat ini belum dapat mengubah secara nyata wawasan dan perilaku akademik. Hal ini dapat dibuktikan dengan kualitas penalaran dan pemahaman mahasiswa pada saat diuji dalam pendadaran atau ujian komprehensif. Ada kemungkinan bahwa pada saat mahasiswa lulus dari perguruan tinggi mereka hanya bertambah atributnya (misalnya gelar) dan sedikit keterampilan, tetapi mereka sebenarnya tidak berbeda dengan mereka yang memperoleh keterampilan yang sama tanpa melalui pendidikan formal (Suwardjono, 2005). Bila keadaan
Proses belajar mengajar di kelas
ini yang memang terjadi, perguruan tinggi akan menjadi sekadar tempat antre untuk memperoleh tiket masuk ke arena belajar yang sesungguhnya, yaitu praktik di dunia nyata. Dengan kata lain, mereka yang telah lulus sebenarnya belum pernah menjalani proses belajar seorang sarjana selama menjadi mahasiswa, tetapi mereka hanya pernah hidup sebagai mahasiswa. Akibatnya, kontribusi pendidikan tinggi dalam mengubah keadaan masyarakat menjadi lebih baik dan maju akan menjadi kecil walaupun mungkin tujuan individual mahasiswa yang sempit dan jangka pendek tercapai. Berbagai tuduhan dan gambaran negatif lain tentang mutu pendidikan dasar/menengah
dan perguruan tinggi serta gagasan perbaikan telah banyak dikemukakan para ahli dan pengamat pendidikan. Masalahnya sekarang adalah apakah tujuan individual seseorang memasuki perguruan tinggi. Hal inilah yang acap kali sulit diidentifikasi atau dirumuskan dengan jelas oleh mereka yang memutuskan untuk belajar di perguruan tinggi. Gejala yang sering dirasakan adalah belajar di perguruan tinggi lebih merupakan kebutuhan sosial daripada kebutuhan pengetahuan dan pengalaman belajar. Kebutuhan sosial ini bahkan sering muncul bukan dari diri mereka yang belajar di perguruan tinggi tetapi lebih merupakan kebutuhan sosial orang lain (misalnya orang tua).
Liputan Khusus
Aspek Belajar dan Makna Kuliah
Dosen dan kuliah bukan merupakan sumber pengetahuan utama. Kuliah merupakan bentuk interaksi antara dosen, mahasiswa, dan pengetahuan. Pengetahuan itu sendiri tersimpan dalam bentuk media cetak, audio, visual, dan kemampuan dosen. Pemahaman dan persepsi tentang hubungan ketiga faktor tersebut sangat menentukan keberhasilan proses belajar. Namun, selama ini masih terdapat kekeliruan persepsi tentang arti kuliah sebenarnya. Kuliah dan dosen dianggap merupakan sumber pengetahuan utama, sehingga catatan kuliah merupakan jimat yang ampuh dan dosen merupakan dewa pengetahuan. Lingkungan belajar seperti itu menempatkan dosen menjadi seperti tukang sulap yang kelihatan pintar, tetapi hanya karena mengetahui muslihat-muslihat (tricks) yang sengaja disembunyikannya
dan kemudian menjual pengetahuan tersebut melalui loket kuliah. Mahasiswa memperoleh catatan pengetahuan (tanpa pemahaman) melalui proses dengarkopi sedikit demi sedikit dari tangan dosen seperti membeli kue dari sebuah warung. Mahasiswa sudah merasa puas membeli dan mempunyai kue tanpa harus memakan dan merasakan enaknya kue tersebut. Akibatnya, mahasiswa kebanyakan mempunyai perilaku untuk hanya datang, duduk, dengar, dan catat dikurangi berpikir (D3C-B). Catatan kuliah dianggap sumber pengetahuan dan bahkan kalau
Dok.Pribadi
Sindhunata (2000) menegaskan hal ini dengan menunjukkan bahwa orang tua berani mengeluarkan biaya berapapun asal anaknya dapat bersekolah dan terdidik. Kalau status sarjana yang menjadi tujuan semata-mata tanpa dilandasi sikap membutuhkan pengetahuan dan pengalaman belajar yang semestinya, dapat terjadi bahwa belajar dianggap mahasiswa sebagai suatu beban, siksaan, percobaah, atau penderitaan (ordeal) dan bukan dianggap sebagai kebutuhan untuk pengembangan dan pematangan diri. Kesalahan persepsi seperti ini akan menghasilkan suatu sikap dan semangat belajar yang jauh dari harapan. Keadaan dapat menjadi lebih parah lagi kalau ternyata perguruan tinggi juga hanya memberi pengetahuan yang bersifat teknis dan keterampilan tanpa memberi tantangan kepada mahasiswa untuk berpikir konseptual dan kritis.
Interaksi antara dosan dan mahasiswa
perlu mahasiswa tidak usah datang ke kuliah, tetapi cukup memfotokopi catatan mahasiswa yang lain. Proses seperti apa yang disebutkan diatas dapat terjadi juga apabila terdapat kerjasama antara mahasiswa dan dosen. Seringkali beberapa dosen bertindak sebagai penguasa di kelas, seolah-olah dia megetahui segala hal. Sehingga ketika mahasiswa mengungkapkan suatu pandangan atau pertanyaan tidak sikapi secara arif namun disalahkan begitu saja tanpa diberikan penjelasan yang rinci. Hal ini dapat membuat mahasiswa tidak termotivasi untuk mengungkapkan pemahaman yang dimilikinya. Pengendalian proses belajar harus dipandang lebih penting daripada hasil atau nilai ujian. Kalau proses belajar dijalankan dengan baik, nilai merupakan konsekuensi logis dari proses tersebut. Sedangkan, kalau
proses belajar tidak dikendalikan secara semestinya, nilai tidak akan mencerminkan adanya perubahan perilaku walaupun nilai tersebut menambah atribut seseorang. Mahasiswa dan dosen mempunyai kedudukan yang sama dalam akses terhadap pengetahuan. Dengan demikian, kuliah harus diartikan sebagai forum untuk mengkonfirmasi pemahaman mahasiswa dan pemahaman dosen terhadap pengetahuan yang bebas tersebut. Kuliah bukan hanya temu kelas dalam batasan waktu yang pendek dan terbatas. Di lain pihak, cakupan materi dan kedalaman pemahaman tidak dapat diberikan secara seketika dalam waktu yang pendek tersebut. Kalau kuliah diisi dengan kegiatan yang sebenarnya mahasiswa dapat melakukan sendiri di luar jam temu kelas (inilah yang kebanyakan terjadi sampai sekarang), maka kelas tersebut sama sekali tidak mempunyai nilai tambah. Di dalam kelas tersebut tidak terjadi proses belajar yang sesungguhnya; yang sesungguhnya terjadi adalah pengalihan catatan dosen ke catatan kuliah mahasiswa melalui proses dengarkopi. Keefektifan temu kelas dalam menunjang proses belajar sangat bergantung pada pemahaman dan konsepsi dosen dan mahasiswa terhadap arti temu kelas. Jadi, fungsi perguruan tinggi tidak hanya memberi keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja (link and match). Tetapi, lebih dari itu memberi wawasan, visi, kearifan, daya inovasi, daya belajar cepat dari situasi, daya nalar kritis, dan kepribadian kesarjanaan. *Mahasiswa Jurusan Akuntansi dan Redaktur Pelaksana Gelora Ekonomi (Tulisan ini disarikan dari berbagai sumber)
9
Liputan Khusus
10
Dok. Pribadi
S
iapa kira-kira di antara kita yang tak ingat 17 Agustus? Siapa pula dari kita yang mengerti sejarah Indonesia menganggap bahwa itu hanya tanggal yang biasa saja? Bukan hanya tanggal yang tidak biasa, tapi di dalamnya terdapat peristiwa penting yang membawa kita menuju riwayat baru sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat.. Perjuangan para leluhur kita dalam meraih kemerdekaan tidaklah mudah. Membalikkan nasib suatu bangsa besar ke sisi yang lebih baik tidaklah semudah membalik telapak tangan. Tiga abad lebih Indonesia dijajah, diambil rempah-rempah, diperas sumber daya manusianya untuk kepentingan negara lain. Perlawanan demi perlawanan telah banyak menumpahkan darah putraputri pertiwi, semuanya hanya untuk satu kata, Merdeka!!! Mari kita lihat 64 tahun ke belakang. Usaha mewujudkan kemerdekaan adalah perjuangan semua elemen rakyat, termasuk golongan pemuda. Golongan pemuda yang dengan semangat membara membantu proklamator kita dalam bentuk pikiran dan tenaga. Tak kenal lelah dan menyerah, walau sempat ada perbedaan pandangan. Namun, dengan semangat persatuan dan kemerdekaan yang berkobar, perjuangan mereka tidak sia-sia. Ayo sejenak kita baca kembali sejarah kemerdekaan bangsa. Mungkin di antara kita ada yang berpikir bukanlah suatu hal yang penting. Namun, perlu dijadikan renungan, sudahkah kita mengenal bangsa kita sendiri? Sudahkah kita mengenali siapa sesungguhnya jati diri kita? Dan bukankah sering dikatakan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang ingat akan sejarah dan jasa para pahlawannya? Pemuda kita dahulu tak hanya berjuang lewat fisik dan tindakan, tapi juga lewat pikiran, lewat diplomasi yang tiada henti. Bahkan hingga terjadinya Peristiwa Rengasdengklok sehari sebelum kemerdekaan, yang mana para pemuda mengungsikan tokoh proklamasi ke sebuah daerah bernama Rengasdengklok dan mendesak agar proklamasi kemerdekaan segera dilaksanakan. Beberapa di antara mereka yaitu Sutan Syahrir, Sukarni, dan B.M. Diah. Pada akhirnya, berkat peran serta para pemuda juga proklamasi dapat dilaksanakan. Suatu tanggal yang istimewa, tepat pada hari Jumat dan pada hari ke-17 bulan Ramadhan. Setelah 64 tahun merdeka, kita sebagai pemuda generasi pemimpin bangsa di masa yang
Pembacaan naskah proklamasi pada 17 agustus 1945
Sejumput Memori Agustus akan datang, apa yang sudah kita lakukan untuk Indonesia? Mari kita tanyakan pada diri kita sendiri, hal apa yang sudah kita aspirasikan dan kita perjuangkan demi kemajuan bangsa kita? Dan seberapa dalamkah kita memaknai bahwa kemerdekaan bukanlah serta merta hanya untuk dinikmati, tapi juga harus terus diisi? Pembukaan UndangUndang Dasar 1945 alinea kedua dengan jelas menyatakan bahwa ” Dan perjuangan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil,dan makmur.” Kemudian, apa yang akan dan selanjutnya kita lakukan setelah 64 tahun kita memasuki pintu kemerdekaan ini? Kemerdekaan sejatinya bukan hanya untuk dinikmati, tapi seharusnya juga dijadikan sarana bagi kita untuk membangun bangsa Indonesia dalam mencapai tujuantujuan yang telah dirumuskan menuju bangsa yang adil dan makmur. Merupakan tugas kita sebagai pemuda yang masih punya
banyak tenaga dan pikiran untuk turut membangun negara ke arah yang lebih baik. Masih banyak kekurangan di sana-sini yang memerlukan sumbangan pemikiran dari kita. Pemuda Indonesia haruslah menjadi pemuda yang kreatif, penuh inovasi, dan turut menyalurkan aspirasi bagi kepentingan rakyat. Jangan menjadi generasi yang berpangku tangan dan apatis terhadap yang terjadi di lingkungan sekitar. Kita adalah salah satu agent of change—agen perubahan. Dan sebutan tersebut juga jangan hanya di dengung-dengungkan saja, tapi juga direalisasikan dalam tindakan-tindakan yang positif bagi negara dan penuh moral. Mahatma Gandhi pernah berkata ”The main purpose of life is to live rightly, think rightly, act rightly”. Pujangga besar kita Alm.W.S. Rendra dalam salah satu syairnya menyebutkan ”perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata”. Jadi tunggu apa lagi? Jadikan semangat 17 Agustus ini bukan sekadar semangat 45 dan sekelumit memori indah, tapi juga semangat untuk terus berprestasi, berinovasi, dan membangun negeri. (saf)
Info Pendidikan
LIBURAN SEMESTER
Kegiatan pelatihan perpajakan di Fakultas Ekonomi
M
Dok. Pribadi
BERSAMA FE
Pelatihan ini dilaksanakan asa perkuliahan adalah masa yang istimewa. di gedung Fakultas Ekonomi yang Keistimewaan ini bukan dimulai pada Bulan Juli 2009 selama terletak pada kehidupan kampus 16 kali tatap muka untuk pelatihan yang terkesan lebih bebas dibanding Perpajakan dan Bahasa Inggris, 32 kali kehidupan di sekolah. Namun, tatap muka untuk pelatihan Bahasa keistimewaan ini terletak pada ilmu Mandarin. Bulan Juli dipilih sebagai yang diperoleh ketika duduk di waktu pelaksanaan, karena bersamaan bangku kuliah. Mahasiswa selama dengan liburan dan semester pendek mengikuti perkuliahan diharapkan sehingga mahasiswa bisa lebih tidak saja memiliki kompetensi mudah dalam mengatur waktu. Sebenarnya, sasaran utama dalam bidang akademik, namun juga non akademik, seperti kehidupan pelatihan ini adalah mahasiswa berorganisasi dan kemampuan lain angkatan tinggi karena mahasiswa yang akan membantu mahasiswa tersebut telah siap untuk terjun mencapai masa depan yang cerah. langsung ke masyarakat. Sehingga Fakultas Ekonomi yang diharapkan pelatihan ini mampu memberi bekal tambahan sedang bersemangat untuk meningkatkan mutu dan daya saing lulusan, tidak mau ketinggalan untuk memberi kompetensi lain pada mahasiswanya. Fakultas Ekonomi telah melaksanakan tiga jenis pelatihan yang dibutuhkan dalam persaingan memasuki dunia kerja kelak. Ketiga pelatihan tersebut adalah Pelatihan Perpajakan, Pelatihan Bahasa Inggris, Mahasiswa dengan antu sias mengikuti pelatihan bahasa Mandarin dan Pelatihan Bahasa Mandarin.
untuk bersaing memasuki dunia kerja. Namun pada kenyataan ada juga mahasiswa baru yang ikut serta. Pelatihan ini mendapatkan subsidi dari HOTMA (Himpunan Orang Tua Mahasiswa) Fakultas Ekonomi yang selama ini selalu mendukung kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa sehingga biaya untuk mengikuti pelatihan tidak terlalu tinggi. Pelatihan Perpajakan dan Bahasa Inggris mampu menarik minat mahasiswa sehingga perlu dilakukan seleksi untuk menentukan peserta pelatihan ini, karena hanya tersedia dua kelas yang masingmasing berisi 30 peserta pelatihan. Namun untuk pelatihan Bahasa Mandarin hanya membuka satu kelas saja karena minimnya peminat. “Kami berharap mahasiswa mendapat pengetahuan baru dan mampu bersaing dengan lulusan universitas lain. Pelatihan ini merupakan praktik langsung setelah mahasiswa mendapatkan matakuliah Perpajakan, Bahasa Inggris Profesi, dan matakuliah lain karena materi pada pelatihan ini lebih mengarah pada persiapan memasuki dunia kerja”, ungkap Ibu Ika Putri Larasati selaku koordinator salah satu jenis pelatihan. Ketiga pelatihan yang dilaksanakan oleh Fakultas Ekonomi ini adalah salah satu wujud bahwa Fakultas Ekonomi peduli pada daya saing lulusannya. Pastinya tahun depan pelatihan ini masih tetap diadakan dan lebih ramai peminatnya bagi belum mendapat kesempatan pada tahun ini dapat ikut serta.(Za)
11
Info Pendidikan
PENDIDIKAN PERPAJAKAN DALAM MENCIPTAKAN PERILAKU SADAR PAJAK
A
Oleh : Dr. Imam Mukhlis, SE, M.Si Tax Centre Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang
cap kali sering terngiang di telinga kita salah satu slogan dari kantor pajak adalah lunasi pajaknya awasi penggunaannya. Slogan tersebut kalau kita cermati mengandung makna adanya check and balance masyarakat akan pajak yang disetorkan kepada negara. Slogan tersebut juga mempunyai makna perlunya kesadaran bagi kita semua untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya. Bagi aparatur perpajakan, slogan tersebut merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kepercayaan (trust) masyarakat kepada instansi perpajakan. Terlebih dengan adanya sistem self assessment dalam perpajakan nasional, masyarakat diberikan kepercayaan penuh dalam melaporkan kewajiban perpajakannya. Namun demikian apakah itu cukup dalam rangka meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak ? apakah itu cukup untuk meningkatkan kesadarn masyarakat akan kewajiban perpajakannya ? Seperti diketahu persoalan pajak tidak hanya berkaiatan dengan target nominal yang harus dipenuhi pada periode waktu tertentu. Hal lain yang juga merupakan faktor penting dalam perpajakan adalah adanya kepatuhan pajak (tax compliance) bagi wajib pajak. Sebagaimana diketahui tax compliance ini akan berkaitan dengan tax ratio dan juga tax revenue pada anggaran negara (APBN). Dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya tax compliance di Indonesia memiliki nilai yang lebih kecil dibandingkan dengan negara Thailand, Malaysia dan Singapura. Sebagai gambaran realitas yang terjadi di Indonesia
12
tentang kepatuhan pajak masih sangat rendah yaitu berkisar lebih kurang 38% (Dirjen Pajak, 2005). Sedangkan tingkat kepatuhan pajak di beberapa Negara ASEAN lainnya jauh lebih tinggi, misalnya Malaysia 63,9 % dan Singapura 92 % (Asean Annual Report, 2006). Rendahnya tingkat kepatuhan pajak di Indonesia merupakan satu indikasi bahwa potensi pajak sesungguhnya masih cukup besar. Pada sisi lain walau pajak berdampak penurunan disposible income namun dengan semakin besarnya government expenditure (G) akan berdampak pada peningkatan pendapatan nasional yang pada gilirannya juga mengangkat taraf hidup masyarakat. Memahami pentingnya peningkatan pajak sebagai konsekuensi meningkatnya kebutuhan dana untuk dialokasikan pada sektor-sektor kesejahteraan, maka aspek kepatuhan pajak sebagai faktor terpenting meningkatkan penerimaan pajak menjadi sangat penting. Dalam hal ini besar kecilnya penerimaan pajak negara sangat terkait dengan kemauan masyarakat untuk membayar (willingness to pay). Kemauan masyarakat untuk membayar pajak ini akan membawa implikasi pada perilaku untuk evasion dan avoidance (Cullis dan Jones, 1992: 62). Kedua perilaku ini pada akhirnya akan menimbulkan perilaku tax compliance dalam kaitannya dengan willingness to pay. Dengan demikian kepatuhan pajak (tax compliance) memegang peranan sangat penting dalam penerimaan pajak. Penerimaan pajak terkait langsung dengan perilaku masyarakat dalam
membayar pajak. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya kajiankajian yang dilakukan pada masalah ini. James dan Nobes (1997: 7) bahkan menyatakan “no tax system can function effectively without the cooperation of the great majority of taxpayer, so the factors which affect compliance are importance”. Tax Complaince Adalah Allingham and Sandmo (1972) yang perrtama kali mengeluarkan konsep tax compliance. Sebagai penyederhanan dalam konsep tersebut, tax compliance diibaratkan sama dengan declared income yang memiliki fungsi : D = D (I, t, p, f), dimana D adalah declared income, I adalah pendapatan tetap, t adalah tarif pajak, p adalah probabilitas untuk di audit dan f adalah penalty rate. Berdasarkan model tersebut beberapa faktor utama kepatuhan pajak antara lain Pendapatan yang tetap (I), tarif pajak (t), probabilitas dilakukan pemeriksaan (p) dan besarnya sanksi yang mungkin dikenakan (f). Dalam hal ini individu diasumsikan memiliki endowment pendapatan yang tetap (I) dan harus melaporkan pendapatannya ke pemerintah untuk menentukan besarnya pajak yang harus dibayarkannya. Notasi D merupakan declared income, yaitu tingkat pendapatan wajib pajak yang sedia untuk dilaporkan pada tingkat tarif pajak t. Pendapatan yang tidak dilaporkan tidak dikenai pajak, tetapi sebagai konsekuensinya individu akan dimungkinkan untuk diaudit dengan probabilitas p dengan denda/ sanksi sebesar f yang harus dibayar untuk setiap pendapatan yang tidak dikenakan pajak. Individu akan
Info Pendidikan
kondisi yang sebenarnya. Dalam praktek pelaksanaan yang berlangsung saat ini pada Direktorat Jenderal Pajak, indikator kepatuhan WP antara lain dapat dilihat dari: 1. Aspek ketepatan waktu, sebagai indikator kepatuhan adalah persentase pelaporan SPT yang disampaikan tepat waktu sesuai ketentuan yang berlaku. 2. Aspek income atau penghasilan WP, sebagai indikator kepatuhan adalah kesediaan membayar kewajiban angsuran Pajak Penghasilan (PPh) sesuai ketentuan yang berlaku. 3. Aspek law enforcement (pengenaan sanksi), sebagai indikator kepatuhan adalah pembayaran tunggakan pajak yang ditetapkan berdasarkan Surat Ketetapan Pajak (SKP) sebelum jatuh tempo. Pendidikan Perpajakan Kesadaran perpajakan
dan
Berdasarkan pada pemaparan di atas menunjukkan bahwa persoalan pajak pada dasarnya sangat terkait dengan perilaku
masyarakat dalam melaksanakan kewajibannya. Sebagai insan pelaku pembangunan, masyarakat memiliki banyak pilihan atas sikapnya dalam pembayaran pajaknya. Semakin baik citra yang dimunculkan oleh instansi perpajakan akan menambah image positif masyarakat terhadap dunia perpajakan nasional. Salah satu fakor penting dalam meningkatkan kesadaran perpajakan tersebut adalah adanya pendidikan perpajakan yang berkelanjutan yang sinergis dengan perkembangan dunia usaha dan dunia industri . Sebaimana diketahui pendidikan merupakan modal penting dalam merajut masa depan yang lebih cerah. Dalam teori pertumbuhan ekonomi endogen sangat jelas diungkapkan bahwa human capital merupakan salah satu faktor produksi essential yang mesti dikelola dengan baik. Perbaikan yang sistematis pada pembanunan sumber daya manusia akan dapat menjamin kelangsungan (sustainability)pembangunan itu sendiri. Melalui kualitas SDM yang tinggi, faktor produksi tenaga kerja akan dapat melakukan kreatifitasnya dalam bentuk aktualisasi ide-ide yang inovatif, sehingga dapat menciptakan dan sekaligus meningkatkan value
Dok. Gelora
memilih D untuk memaksimalkan utilitas yang diharapkannya dari tindakan evasion gamble nya. Persamaan di atas juga menunjukkan bahwa terdapat permintaan untuk menyatakan pendapatan (declared income) yang bergantung pada I, t, p dan f. Dalam hal ini D meningkat seiring dengan kenaikan dalam probabilitas audit (p) dari deteksi atau penalty rate (f). Sedangkan dampak dari besarnya tarif (t) dan pendapatan (I) bergantung perilaku individu terhadap resiko. Meskipun demikian menurut Cowell and Gordon (1988) dalam perkembangannya juga terdapat faktor lain yang mempengaruhi tax compliance berdasarkan model di atas, yakni government expenditure (G). Sehingga model tax compliance nya menjadi D = D (I, t, p, f, G). Adapun yang dimaksud G di sini adalah refleksi transfer pemerintah yang mungkin diperoleh seseorang wajib pajak. Perbedaan teori Allingham and Sandmo (1972) dengan teori Cowell and Gordon (1988) terletak pada adanya government expenditure (G). Dimana Cowell and Gordon (1988) menyatakan bahwa government expenditure berbanding lurus dengan declared income. Dalam proses pelaporan pajak dengan sistem self ratio of assessment, Sommerfeld et al., (1994: 77) menjelaskan bahwa: self assessment process requires all entities subject to tax to file a tax return and accurately report their income. Berdasarkan pendapat tersebut indikator kepatuhan pajak didasarkan pada kewajiban seluruh Wajib Pajak untuk melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) dan kebenaran jumlah penghasilan yang dilaporkannya. Sejalan dengan implementasi self assessment tersebut diharapkan WP dapat mencapai voluntary compliance level (VCL). Pengertian VCL: is the ratio of taxes actually reported to taxes that should be reported. Dengan demkian VCL merujuk pada kepatuhan WP untuk melaporkan pajak pada
Halaman depan Tax Center FE - UM
13
Info Pendidikan
Dalam kaitannya dengan pengembangan pendidikan perpajakan, banyak sekali macam kegiatan yang dapat dilakukan. Dibandingkan dengan disiplin ilmu lainnya, muatan materi dalam pendidikan perpajakan mengandung unsur pembentukan kompetensi yang khas, yakni ketrampilan akan penghitungan perpajakan pada berbagai obyek dan subyek pajak yang ada. Kompetensi ini akan dilengkapi pula dengan pemahaman yang baik terhadap berbagai peraturan yang ada dalam perpajakan. Dalam hal ini keikutsertaan mahasiswa dalam pendidikan perpajakan pada dasarnya juga merupakan proses pada penciptaan kepatuhan/kesadaran pajak bagi masyarakat. Dengan mengikuti pendidikan perpajakan yang ada, kita akan memahami bagaiaman peranan pajak dalam pembiayaan pembangunan dan juga bagaimana proses perhitungan besarnya pajak terutang yang ada. Berbagai jenis pendidikan yang dapat dikembangkan di perguruan tinggi seperti pelatihan Brevat Pajak A, B, C dan pelatihan pajak bagi usaha kecil dan menengah. Mensikapi dinamika yang terjadi dewasa ini, potensi pengembangan pendidikan perpajakan di perguruan tinggi masih sangat prospektif. Era desentralisasi pembangunan dan otonomi daerah memberikan keleluasaan bagi pemerintah daerah dalam mengembangkan potensi ekonomi daerahnya. Dalam rangka meningkatkan penerimaan pajak otomatis sangat dibutuhkan SDM perpajakan yang handal baik dalam teknis perhitungan pajak maupuan dalam program peningkatan penerimaan pajak
14
dalam pembangunan. Pada sisi lain juga dapat dijelakan bahwa dalam upayan menggenjot penerimaan negara dari sektor pajak, upaya intensifikasi dan ekstensifikasi gencar dilaksanakan oleh pemerintah. Kebijakan sunset policy yang telah berlalu tahun 2008 dimaksudkan sebagai upaya untuk menjaring lebih banyak lagi wajib pajak baru yang ditandai dengan semakin banyaknya elemen masyarakat yang memiliki NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak). Upaya ini tentunya belum cukup, dibutuhkan mitra kerja yang solid dan sinergis dalam rangka memperluas cakupan area sosialisasi pada berbagai kelompok masyarakat yang ada seperti kalangan akademisi dan masyarakat profesi lainnya. Dalam kondisi tersebut perguruan tinggi dapat berposisi sebagai mitra strategis bagi aparatur pajak dalam menjalankan fungsinya. Karakteristik dunia pendidikan tinggi yang lebih mengedepankan aspek rasionalitas dan logis dalam denyut nadi kehidupannya, perguruan tinggi dapat menawarkan sebuah wadah/ media dalam mengimplementasikan kebijakan/program perpajakan bagi masyarakat. Dalam posisi ini keberadaan Tax Centre Fakultas EKonomi yang berdiri atas kerjasama antara Rektor Universitas Negeri Malang dengan KaKanwil Direktoral Jenderal Pajak (DJP) Jawa Timur (Jatim) III Malang memiliki peran penting dalam menjembatani kepentingan aparatur pajak dengan masyarakat luas. Pembinaan dan sekaligus pengembangan kualitas SDM dapat dibangun melalui pembentukan kompetensi di bidang perpajakan. Pada sisi lain juga dapat dijelaskan bahwa era baru perekonomian yang lebih market oriented akan berdampak pada lingkungan bisnis yang semakin kompetetif. Kehandalan SDM dalam memasuki pasar tenaga kerja yang ada akan dapat dibantu dengan penguasaan pada bidang perpajakan.
Hal ini penting, karena dewasa ini Indek Prestasi Kumulatif (IPK) yang tinggi saja belum cukup untuk dapat bersaing di pasar tenaga kerja nasional. Perusahaan akan mencari SDM yang memiliki keunikan dalam softwkill/hardskill yang diharapkan dapat berguna dalam bidang pekerjaannya nanti. Dengan segenap ikhtiar yang ada, diyakini bahwa adanya pendidikan perpajakan di perguruan tinggi akan dapat meningkatkan softskill/hardskill dan sekaligus kesadaran wajib pajak. Dalam hal ini mahasiswa sebagai calon-calon pemimpin di masa depan, memiliki bekal yang cukup dalam pemahamannya terhadap perpajakan. Efek domino (contagion effect) yang dihasilkan mahasiswa dalam perpajakan dapat dilihat dari karier pada saatnya nanti. Apabila menjad seorang guru maka dia akan dapat menanamkan pemahaman pajakny secara dini kepada anak didiknya. Begitu pula manakala mereka nanti akan menjadi seorang wiraswastawan/profesional, dia akan memiliki sense of taxes dalam kegiatannya. Kalau sudah seperti ini slogan lunasi pajaknya dan awasi penggunaannya akan lebih mudah dipahami oleh masyarakat sebagai upaya penyadaran dalam pelaksanaan kewajiban perpajakan secara nasional. Hari gini belum bayar pajak, apa kata dunia…
Dok. Gelora
added dari sumber daya yang ada dalam perekonomian. Dalam prakteknya, pembangunan dalam human capital dapat dilaksanakan baik dalam pendidikan formal maupun nonformal.
Gedung Tax center yang berlokasi di E4 FE - UM
Ormawa
Dok.Pribadi
PKPT FE 2009, SIAPKAN CALON ENTREPRENEUR MUDA
Aktifitas Mahasiswa Baru mengikuti PKPT 2009
kehidupan kampus tersebut juga hanya dilaksanakan selama empat hari. Hal ini dikarenakan mendekati bulan Ramadhan sehingga jadwal PKPT harus dipadatkan. Namun, hal tersebut tidak mengurangi keintensifan materi. Ini terlihat ketika materi diruangan, yang biasanya
Walaupun dengan resiko harus menambah panitia yang bertugas.
Dok.Pribadi
P
rogram Pengenalan Kehidupan Perguruan Tinggi (PKPT) 2009 di Fakultas Ekonomi diwarnai dengan program baru. Tidak seperti biasanya yang hanya diisi dengan materi-materi seputar kehidupan perguruan tinggi, untuk tahun ini, BEMFE, sebagai panitia pelaksana menambahkan materi tentang entrepreneurship dalam acara yang berlangsung selama empat hari tersebut. Hal ini dilatar belakangi oleh banyaknya lulusan peguruan tinggi yang belum mendapatkan pekerjaan. “Oleh karena itu diawal keberadaan mereka di jenjang perguruan tinggi ini perlu adanya motivasi untuk berwirausaha,” ungkap Ahmad Priyono, Ketua BEMFE. Selain itu, dampak krisis keuangan global yang melanda dunia yang menyebabkan terguncangnya perekonomian Indonesia juga menjadi salah satu motivasi untuk menciptakan wirausahawirausaha baru. “Walaupun tidak secara instant mencetak wirausaha, tetapi setidaknya ada usaha untuk memperkenalkan dunia entrepreneur kepada mahasiswa baru.,” tambah Eko Purnomo, selaku ketua pelaksana PKPT 2009. PKPT tahun ini yang berlangsung dari 12 -15 Agustus 2009 memang sedikit berbeda dari tahun sebelumnya. Selain padatnya acara diruangan, waktu yang digunakan untuk pengenalan
Tidur disaat acara PKPT berlangsung merupakan pemandangan yang gampang ditemui.
hanya memakai dua tempat yaitu aula perpus dan aula FE sekarang ditambah satu lagi yaitu di gedung D4. “Pada awalnya tambahan tempat untuk FE adalah di aula pasca sarjana, namun karena letaknya terlalu jauh dengan FE sehingga akan sedikit merepotkan panitia maka diganti dengan Gedung D4,” ungkap Rizka Ariandini, Koordinator sie. Acara PKPT. Gadis asal Banyuwangi tersebut juga menambahkan bahwa penggunaan tiga tempat memang bertujuan untuk lebih mengintensifkan materi agar lebih mudah diserap oleh maba.
Seminar ESQ, Agenda Rutin Maba Seminar ESQ telah menjadi agenda rutin dalam serangkaian PKPT. Mulai tahun 2008, acara yang bertujuan untuk membekali mahasiswa baru dengan kecerdasan emosional ini terus diadakan. Untuk PKPT tahun ini format yang disajikan tidak jauh berbeda dengan tahun pertama diadakan. Hanya saja tahun ini jauh lebih sistematis. Mahasiswa baru ekonomi mendapat giliran tanggal 26 Agustus 2009 dengan tempat yang sama dengan tahun sebelumnya yaitu gedung sasana budaya. Trainer yang dihadirkan yaitu A. Harris Muchtar yang merupakan lisensi dari DR. Ary Ginanjar Agustian. Selain memperkenalkan bagaimana pentingnya ESQ dalam kehidupan mahasiswa Mas Harris-sapaan akrab trainer muda tersebut- juga mengajak para mahasiswa baru untuk sejenak merenungkan arti kehidupan. Tidak jarang peserta yang meneteskan air mata saat acara berlangsung. Ketika diminta pendapat tentang pentingnya acara tersebut, Tutus, salah satu mahasiswa jurusan Akuntansi mengatakan bahwa sangat penting adanya acara semacam itu. ”Karena kita diajak untuk sejenak merenungi kehidupan kita yang tlah lalu,” ungkap gadis berkacamata tersebut. (Mar/wi)
15
Ormawa
S
erasa déjà vu, hiruk pikuk ratusan orang kembali terjadi di lingkungan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang. Dengan nuansa biru laut yang memenuhi ruang pandang mata, mengajak memori kita untuk kembali mengingat agenda PKPT mahasiswa baru. Namun bukan berarti mahasiswa baru akan melaksanakan PKPT untuk kedua kali, tetapi hari Jumat sampai minggu tanggal 1112 Oktober 2009 mahasiswa baru melaksanakan kegiatan Bakti sosial (Baksos). Agenda baksos yang merupakan serangkaian kegiatan PKPT untuk tahun ini dilaksanakan di desa Jombok, kecamatan Ngantang dengan proyek pembuatan makadam sepanjang kurang lebih 700 meter dan penghijauan. Kegitan ini wajib bagi mahasiswa baru, tujuannya sendiri ingin lebih meningkatkan kepedulian kita terhadap lingkungan dan masyarakat. Mahasiswa baru (Maba) yang terbagi dalam 21 offering mulai berkumpul di Fakultas pukul sembilan untuk persiapan. Namun pemberangkatannya sendiri sekitar pukul 13.30 wib dengan diawali upacara pemberangkatan. Dengan truk yang full AC seluruh peserta baksos diberangkatkan. Banyak sekali ragam ekspresi yang ditunjukkan para maba, semangat, ogah-ogahan, nyengir kepanasan, pucat ataupun gabungan dari semuanya. Namun terlepas dari itu semua pemberangkatan tetap go. Rombongan tiba di tempat tujuan sekitar pukul 16.30 wib. Setelah menurunkan barang bawaan mereka
16
Dok.Gelora
KEGIATAN BakTI sosIAL Mahasiswa Baru fe-um 2009
Kegiatan bakti sosial mahasiswa baru FE-UM 2009
langsung menuju lapangan untuk mengikuti upacara pembukaan yang dihadiri oleh aparatur desa dan segenap jajaran struktural Fakuktas Ekonomi beserta staf. Setelah upacara para maba dijadwalkan untuk istirahat di tempat menginap masing-masing dengan para pendamping offering. Sambutan dari desa jombok atas kedatangan rombongan dari FEUM ini luar biasa hangat. Hal ini dibuktikan dengan diadakannya pentas tari tradisional jaranan sebagai wujud sambutan di lapangan desa pada malam harinya. Semua orang antusias dengan acara tersebut, tak terkecuali para maba yang berbondong-bondong datang ke lapangan untuk menyaksikannya. Namun belum sampai selesai, yang namanya sie keamanan telah mengintruksikan untuk kembali ke penginapan dan segera beristirahat untuk persiapan esok hari. Hari kedua seperti terlalu cepat datang, serasa baru sebentar memejamkan mata. Desa jombok sebagai daerah penghasil susu segar memberikan keuntungan tersendiri, sebagian besar tuan rumah menyediakan susu hangat yang baru saja diperah dari sapi-sapi milik mereka. Sebelum mengerjakan proyek baksos yang merupakan agenda untuk hari sabtu, para maba dikumpulkan di lapangan untuk senam pagi. Setelah selesai senam dan makan mereka langsung dibagi untuk dua proyek baksos yaitu pembuatan makadam (yang akhirnya populer dengan istilah makadamisasi) dan
penghijauan. Proyek tersebut selesai sesuai jadwal yaitu pukul 15.30 wib dengan jeda waktu istirahat. Seperti tidak ada capeknya setelah mengerjakan proyek, para maba masih bertanding voli di lapangan desa. Malam harinya pentas seni digelar sebagai hiburan dan ajang unjuk bakat para maba yang kebagian tugas menampilkan sesuatu di acara ini. Mulai dari nyanyi, main musik, drama, sampai sekedar having fun aja bareng temen-temen biar lebih kompak. Panitia pun tak ketinggalan dalam memeriahkan acara pentas seni ini, mereka juga ikut menyumbangkan lagu walaupun terkadang penonton perlu menutup telinga. Acara ini sendiri selesai hampir larut malam, mungkin karena hari terakhir sehingga ada sedikit kelonggaran. Pagi hari kembali cepat menjelang di hari terakhir. Agenda untuk pagi hari hanya persiapan untuk pulang. Setelah berkemas dan berpamitan kepada tuan rumah para maba menuju lapangan untuk mengikuti upacara penutupan. Panas yang menyengat membuat upacara kurang khidmat. Tak menunggu lama setelah upacara selesai para maba bergegas menuju truk masing-masing untuk selanjutnya menuju bendungan Selorejo guna berwisata melepas rasa penat. Setelah menghabiskan waktu yang dialokasikan, rombongan kembali meneruskan perjalanan menuju kampus UM tercinta dengan berbagai macam rekaman memori baksos, yang apapun itu tak akan terlupakan.
16
Prestasi
Dok.Pribadi
JUARA DEBAT TINGKAT NASIONAL DENGAN MENGANGKAT INDUSTRI LOKAL
Tim debat mahasiswa Ekonomi Pembangunan. Dari kiri (Anton, ana dan bagus)
T
im debate Himpunan Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan (HMJ EKP) berhasil menyabet Juara I lomba debat tingkat nasional. Acara yang merupakan salah satu agenda dalam pra rakernas IMEPI (Ikatan Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Indonesia) tersebut dihadiri oleh delegasi dari mahasiswa jurusan ekonomi pembangunan seluruh Indonesia. Keberhasilan tim yang terdiri dari Ana Dhaoud Daroin, Bagus Arga Megawan, dan Zulfikar Fathoni tersebut berawal dari keinginan mereka untuk mengangkat UKM lokal sebagai tema dalam makalah yang menjadi syarat untuk mengikuti kompetisi yang berlangsung di Universitas Trisakti tersebut. “Tema yang diberikan oleh panitia memang tentang UKM, sehingga kami berinisiatif untuk
mengangkat industri kripik buah yang ada di Kota Batu. Ternyata itulah yang membuat makalah kami lolos ke dalam tujuh besar sehingga dapat mempresentasikannya. Jarang kami temui dari tim lawan yang mengangkat UKM riil,” ungkap Bagus saat ditemui di sekretariat HMJ EKP. Selain nilai lebih dalam makalah yang disajikan, kekompakan tim dalam mempresentasikan hasil tulisan pada acara yang digelar 4-8 Agustus tersebut, juga membawanya lolos kedalam empat besar. Dalam babak final ini, tim lolos yang terdiri dari Universitas Negeri Malang, Universitas Malikul Saleh (NAD), Universitas Islam Internasional (UII) Jogjakarta, dan Universitas Trunojoyo disajikan RAPBN 2010. Dari data yang disajikan tiap tim diminta untuk menganalisis rancangan tersebut
apakah pro rich, pro growth, ataukah pro poor. Disinilah para peserta diuji kekritisannya serta kemampuan untuk mempertahankan pendapat. Dengan berbagai pertimbangan akhirnya Tim UM menjatuhkan pilihan pada pro rich. Pilihan ini merupakan satu-satunya dari empat finalis. Kepiawaian tim yang digawangi oleh ketua umum HMJ EKP tersebut dalam mempertahankan pendapat ketika mendapat berbagai pertanyaan dari juri maupun audience akhirnya mengantarkannya menjadi Juara I dalam even yang diselenggarakan sebagai persiapan rakernas IMEPI yang akan digelar oktober mendatang di IPB. Ketika ditanyakan tentang persiapan-persiapan sebelum kompetisi mereka hanya menjawab keberanian mempertahankan pendapat itu kunci utama. (Mar)
17
Prestasi
PENINGKATAN KUALITAS DOSEN FE UM MELALUI PROGRAM SANDWICH DI QUEENSLAND UNIVERSITY AUSTRALIA & PROGRAM ACADEMIK RECHARGING Drs. Moch. Ichsan, SE. M.Pd., M.Si (dosen jurusan Ekonomi Pembangunan) dan Drs. Cipto Wardoyo, SE., M.Pd., M.Si., Ak (dosen jurusan Akuntansi) FE UM mendapatkan kesempatan untuk mengikuti program Sandwich tahun anggaran 2009 dari Dikti dalam rangka studi S-3 Pendidikan Ekonomi di PPS UM. Keduanya mengikuti program Sandwich di The University of Queensland Australia selama 3 (tiga) bulan mulai 19 Oktober 2009 sampai dengan 11 Januari 2010. Kegiatan yang dilakukan terbagi menjadi 3 kegiatan: (1) English corporate. (2) Research methodology, (2) Participant seminars and self access. Secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah. Selain itu, ada beberapa dosen FE yang sedang mengikuti PAR B (Program Academik Recharging), antara lain: Dr. Budi Eko Sucipto, M.Ed, M.Si, Dr. Agung Haryono,S.E.,M.P, Dr.F.Danardana Murwani, M.M., Dr. Sunaryanto, M.Ed., dan lain-lain. Beberapa dosen tersebut mengikuti PAR B di USA selama tiga bulan pada OHIO State University, USA.
Kegiatan program Sandwich ditujukan untuk mengantisipasi kompetisi global pada dunia pendidikan, di mana pemerintah Indonesia (dalam hal ini Ditjen Dikti) berusaha meningkatkan kualitas kandikat Doktor dalam negeri melalui penambahan berbagai program yang memberi peluang meningkatkan keterampilan dan pengetahuan, memperoleh tambahan WEEK
literature, dan membuat jaringan kerjasama dengan perguruan tinggi di luar negeri (dalam hal ini UM dengan The University of Queensland). Kelemahan yang banyak di alami kandidat Doktor di Indonesia adalah keterbatasan artikel jurnal internasional dan kolaborasi riset berbasis pendidikan. Fenomena inilah yang dipecahkan melalui program sandwich ini. Di samping itu, harapan kami sebagai peserta adalah adanya Memorandum of Understanding (MoU) antara The University of Queensland (Australia) dengan State University of Malang (Indonesia), khususnya jurusan Ekonomi Pembangunan dan jurusan Akuntansi FE UM untuk mengembangkan kolaborasi riset, khususnya pendidikan ekonomi. Berdasarkan rancangan kegiatan program sandwich di atas diharapkan kami dapat: (1) menyelesaikan proposal disertasi, (2) mempoleh kesempatan konsultasi dan diskusi dengan para pakar pendidikan ekonomi di The University of Queensland Australia, (3) memperbaiki kapabilitas baik sebagai pengajar maupun periset di lingkungan FE UM, (4) meningkatkan kemampuan menulis ilmiah yang dipublikasikan dalam jurnal internasional, dan (5) membuka jaringan kerjasama (network) antar lembaga yaitu The University of Queensland (Australia) dengan State University of Malang (Indonesia), khususnya jurusan Ekonomi Pembangunan dan jurusan Akuntansi FE UM.
ACTIVITIES
Introduction to the course, topics and delivery methods. Library tutorials and orientation to facilities and services available to the participants during the program.
19 October – 24 October 2009
Weeks 2 – 4
A tailored four-week program for English for Research Purposes designed to assist the participants gain the most from the formal program.
26 October – 7 November 2009
Weeks 5 & 6
Attend lectures and Intensive workshop with topics including defining the research, research purpose, methodologies, research design, selecting research questions, defining boundaries and selecting appropriate methods, proposal writing, literature reviews.
9 – 21 November 2009
Weeks 9 & 10 Weeks 11 & 12
18
Attend lectures and development of individual research proposals and literature reviews with tutorial sessions. Intensive workshop with topics including data collection and analysis (quantitative and qualitative analysis). Attend lectures and Continued development of individual research proposals, literature reviews and methods Participant seminars and summary sessions. To assist the participants with my work will be provided with access to the University’s library resources, including internet access and borrowing rights for the duration of the sixteen-week program.
: Drs. Moch. Ichsan, SE, M.Pd., M.Si
NIP
: 195907021986011001
Tempat, tanggal lahir
: Malang, 2 Juli 1959
Jabatan/Golongan
: Lektor Kepala / IV b
Instansi
: Fakultas Ekonomi - UM
Alamat Kantor
: Jalan Surabaya 6 Malang 65145
Alamat Rumah
: Perum Griyashanta C 231 RT 05 RW 12
Kelurahan Mojolangu Kecamatan Lowokwaru Malang 65142 Bahasa Asing yang dikuasai
: Bahasa Inggris (aktif)
Riwayat Pendidikan : 1. S-1 Prodi Pendidikan Ekonomi, Jurusan PDU, FPIPS, IKIP Malang (1983) 2. S-1 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UNIBRAW (2002) 3. S-2 Prodi Administrasi Pendidikan, PPS IKIP Bandung (1991) 4. S-2 Prodi Administrasi Niaga, PPS UNIBRAW (1999) Motto: Berusahalah, sungguh-sungguh berusaha, Berpikirlah, sungguh-sungguh berpikir, Yakinlah, sungguh-sungguh yakin. Negara yang dituju
: Australia
Keperluan ke luar negeri
: Program Sandwich (studi S-3)
NOTES
Week 1
Weeks 7 & 8
Nama Lengkap
23 November – 5 December 2009 7 - 18 December 2009 4 – 10 January 2010 (* 18 – 31 December self accesss)
A. Personnel Information 1.Name
: Drs. Cipto Wardoyo, SE. M.Pd. M.Si. Ak
2.Gov. Register Number
: 19610415198601002/131571120
3.Level of Occupation
: Head of Lector
4.Date of Birth and Place
: Malang, April 15, 1961
5.Religion
: Islam
6.Occupation
: Lecturer of State University of Malang
( Department of Accounting)
7. Address
: Jl. Danau Semayang X/C3G-11 Malang
8. Phone/Fax Number
: (0341) 711213 HP : 08125233316
9. E-mail address
:
[email protected]
10. Student Register Number
: 108691619415/DEKO 015015
11. Institution
: Post Graduate Program in Economic Education Program. State University of Malang
B. Educational Background 1.Domestic and abroad education No
Level
Institution
1. S1 - Institute of Teacher Training and Education (IKIP Malang) 2. S1 - Brawijaya University 3. S2 - Institute of Teacher Training and Education (IKIP Malang) 4. S2 - Airlangga University
18
Prestasi
Dok. Pribadi
FE UM RAIH JUARA II LKTM PEMPROV
Saheriyanto (kanan) dan Andy Laksono (kiri) sedang mempresentasi hasil karyanya.
L
omba Karya Tulis Mahasiswa (LKTM) sebagai ajang bergengsi bagi mahasiswa, akhir-akhir ini semakin sering digelar. Kegiatan ini salah satunya bertujuan untuk menampung ide kreatif, inovatif, dan mengasah sikap kritis mahasiswa terhadap fenomena yang ada. Merupakan suatu prestige bagi Perguruan Tinggi (PT) yang berhasil menggiring mahasiswa-mahasiswanya menjuarai dalam kompetisi karya ilmiah, karena akan meningkatkan mutu dan kualitas PT tersebut. Salah satu agenda rutin Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim yang sudah lima tahun berjalan sejak 2004 hingga saat ini adalah LKTM. Penyelenggaraan LKTM Pemprov Jatim tahun 2009 yang terbuka bagi mahasiswa dari seluruh PT di Jatim, tercatat sebanyak 319 judul proposal yang terkumpul. Dari jumlah tersebut, selanjutnya, dilakukan proses seleksi dan dipilih 20 judul proposal yang dinilai layak untuk diundang ke Kantor Gubernur Jatim. Setelah itu, diseleksi kembali dan dipilih sebanyak 10 Judul LKTM terbaik untuk dipresentasikan. Berdasarkan proses seleksi yang sangat ketat ini, mengantarkan salah satu mahasiswa FE UM dari Jurusan Akuntansi untuk memaparkan karya ilmiahnya dihadapan ketiga dewan juri yang berasal dari dosen Petra, Unair, dan ITS. Ini merupakan suatu peluang untuk dapat memberikan
dan mempersembahkan yang terbaik bagi UM, khususnya Fakultas Ekonomi tercinta. Presentasi karya ilmiah yang dilaksanakan pada 5 Agustus bulan lalu, menghadirkan sepuluh tim finalis terbaik dari berbagai universitas di Jatim yang terdiri dari UM, UB, ITS, UNAIR, dan UNEJ. Salah satu peserta LKTM yang diketuai oleh Saheriyanto dari FE-UM mendapatkan urutan ke-3 untuk mempresentasikan karya ilmiahnya. Dengan penuh semangat dan rasa percaya diri tinggi, mahasiswa akuntansi tersebut menguraikan tentang strategi pembangunan kawasan industri yang efektif dan efisien di Pulau Madura pasca beroperasinya Jembatan Suramadu hanya dapat dirumuskan bila didasarkan pada konsep yang tepat. Konsep industrialisasi yang akan dikembangkan lebih diarahkan pada pengoptimalan potensi dan sumber daya lokal berbasis pertanian dalam penerapan local governance melalui kebijakan agroindustri. Dijelaskan bahwa terdapat tiga grand strategy dalam penerapan local governance melalui kebijakan agroindustri di Madura, yaitu pembangunan ekonomi kerakyatan (grand strategy I), pengembangan industri kecil dan menengah (grand strategy II), dan pendekatan internal dan hi-tech (grand strategy III). Selain itu, penerapan local governance dalam
kebijakan agroindustri di Madura harus didasarkan pada goodwill pemerintah serta kerjasama yang baik antara masyarakat dan pengusaha (swasta) terhadap kebijakan tersebut. Untuk itu, diperlukan peningkatan kualitas dan profesionalitas sumberdaya manusia sebagai pelaku aktif pembangunan agroindustri dalam memperkuat agroindustri di Madura. Setelah seluruh finalis mempresentasikan karya ilmiahnya, akhirnya diumumkan para juara LKTM Pemprov Jatim Tahun 2009. Tim UM yang dimotori oleh Saheriyanto dan Andy Laksono P.W. melalui bimbingan Ibu Puji Handayati ini berhasil mendapatkan juara ke-II. Sedangkan juara I diperoleh Universitas Brawijaya (UB), dan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) menempati juara ke-III. Salah satu kunci keberhasilan untuk menjadi juara dalam kompetisi karya ilmiah ini adalah analisis sintesis permasalahan yang diuraikan secara fokus dengan didukung data yang relevan, sehingga menghasilkan rekomendasi yang bersifat operasional dan aplikatif. Oleh karena itu, proses pembimbingan yang intensif dari dosen dalam memberikan arahan dan masukan yang konstruktif sangat diperlukan. Marilah kita hidupkan nuansa ilmiah yang inovatif dan kreatif di kampus FE ini melalui kegiatan penelitian dan penalaran bagi mahasiswa. (Rey)
19
Profil
In Memoriam, Bapak Mulyoso:
Dok. Pribadi
Hitam Manis yang Selalu Dikenang
S
ebulan sudah kita telah ditinggalkan oleh salah satu dosen yang dikagumi di Fakultas Ekonomi. Sosok dosen yang dikenal oleh semua kalangan mulai dari mahasiswa, karyawan, hingga di tingkat senat universitas. Di tengah kesibukannya menyelesaikan disertasi, Drs. H. Mulyoso, S.E., M.Si atau yang akrab dipanggil dengan Pak Mul telah kembali ke hadiratNya karena menderita sakit. Atas semua jasanya selama mengabdi di Universitas Negeri Malang, kami Tim Gelora Ekonomi menghadirkan sepenggal kenangan mengenai sosoknya. Kami sampai di rumah Alm. Pak Mulyoso sekitar pukul 10.00. Udara di luar pada saat itu terasa sudah terik, apalagi kami berkunjung di awal-awal Ramadhan. Kami pun disambut oleh istri dari almarhum dan langsung dipersilakan menuju ruang tamu. Setelah menunggu beberapa menit, ibu dua orang putra ini pun bersedia membagi kisah dan kesankesannya bersama Pak Mulyoso. Cerita pun mengalir dengan lancar dari sosok wanita tegar ini. Di
20
Almarhum Mulyoso bersama keluarga
mata sang istri, Pak Mulyoso adalah pribadi yang dekat dan akrab dengan anak-anak. Bukan hanya dengan anak kandungnya, Pak Mul juga dikenal akrab dengan anak-anak kecil dan tetangga di lingkungan rumahnya. Bahkan, anak-anak kecil di sekitar rumah diberi panggilan khas sendiri dan beliau selalu menyapa tetangga yang lewat. Di keluarga besar, Pak Mulyoso juga dikenal sebagai perekat keluarga dan mampu membuat suasana menjadi lebih akrab. Wanita yang berprofesi sebagai dokter gigi ini menilai,Pak Mulyoso juga menjadi motivator di keluarga. Selain itu, dosen manajemen ini juga senang bercanda, baik dengan keluarga maupun dengan mahasiswa rekan-rekannya di fakultas. Oleh karena itu, ketika beliau sakit dan tidak seberapa bercanda lagi, keluarga pun merindukannya. Sebagai seorang ayah, pria kelahiran Trenggalek ini selalu menanamkan nilai-nilai yang baik kepada anak-anaknya. Beliau selalu menekankan kepada anak-anak untuk bersikap jujur, bekerja dan belajar tanpa pamrih, dan jangan melihat
seseorang dari materi. Kepada istrinya, Pak Mul selalu mengajarkan hal yang sama dan berpesan agar anak-anak dididik dengan akhlak yang baik. Hal ini sesuai dengan kepribadian Pak Mul yang memang selalu ikhlas dan tulus dengan siapa saja. Sang istri menambahkan, almarhum merupakan pria yang humoris dann tidak pernah marah pada anak-anak. Selain itu, sikap tidak pernah pamrih turut ditularkan ke keluarga. Kepuasan dari almarhum adalah apabila beliau bisa melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya dan hasilnya pun baik. Bagi almarhum, jabatan adalah amanah yang juga harus dilaksanakan dengan baik. Bahkan di saat sakit pun , Pak Mul masih sempat menguji mahasiswa dan sakitnya tidak jadi halangan untuk bekerja. Ya, beliau memang selalu terlihat energik dan bersemangat tinggi dalam setiap kesempatan. Cerita pun bergulir ke sifat Pak Mul yang kerap ‘bersuara’ atau vokal. Beliau kerap menyatakan pendapatnya, apalagi untuk hal-hal yang memang tidak sesuai dengan aturan/prosedur dan nuraninya. Pak Mul dikenang sebagai orang yang berani dalam menyuarakan pendapatnya, sekalipun berbeda. Namun, walau termasuk orang vokal, beliau juga bisa menempatkan diri antara urusan kerja dengan pertemanan. Beliau bisa menjadi sosok yang vokal , tapi tetap juga hangat dan humoris dengan rekanrekan kerja. Saat kami bertanya tentang hal-hal apa yang digemari almarhum semasa hidup, istrinya mengatakan bahwa Pak Mul tidak punya hobi khusus. Hanya saja, beliau suka travelling (bepergian) dan berkumpul bersama keluarga. Di masa kecilnya, dosen hitam manis ini ternyata suka memelihara binatang . “Ya, bapak itu kecilnya katanya suka melihara binatang seperti ayam dan ikan,” kata
Profil
istri almarhum. Tidak terlalu mengejutkan bila sang istri kemudian mengatakan bila almarhum ternyata punya banyak keinginan dan cita-cita untuk lembaga, terutama demi kemajuan fakultas dan universitas. Salah satunya, beliau ingin agar universitas menjadi lebih baik. Tak heran, sebab Pak Mul pun punya banyak pengalaman dalam merintis unversitas. Di Fakultas Ekonomi, beliau pernah menjadi Pembantu Dekan III. Pak Mul sering membuat loncatan-loncatan untuk kemajuan FE. Hal itu dilakukannya karena beliau selalu punya pemikiran ke depan dan tujuannya agar FE yang masih muda tidak ketinggalan dengan fakultas lain. Selain itu, beliau juga ingin agar UM lebih diekspose dan ingin agar civitas akademika UM bangga dengan universitasnya, agar UM bisa tumbuh besar. Bahkan, mantan P e m b a n t u Dekan III ini juga punya obsesi agar pelajaran mengenai life skill dimasukkan dalam kurikulum dan diajarkan ke para mahasiswa. Hal Dok. Pribadi ini dikarenakan sebagai pendidik, beliau juga menyadari bahwa setelah lulus perguruan tinggi, bukan hanya kemampuan akademis yang diperlukan, tetapi juga life skill. Oleh sebab itu, dalam disertasinya pun Pak Mulyoso membahas tentang life skill.
Panutan dimata Dosen dan Mahasiswa Tim Gelora Ekonomi juga berkesempatan untuk mewawancarai beberapa dosen dan mahasiswa mengenai sosok Alm. Pak Mulyoso. Salah seorang dosen yang bisa dikatakan dekat dengan almarhum adalah Bapak Sutrisno dan Ibu Sutatmi.
Melalui cerita yang disampaikannya, Pak Sutrisno mengatakan bahwa Pak Mulyoso adalah orang yang memahami tugas. “Pak Mul adalah orang yang memahami tugas selama menjadi Pambantu Dekan III. Setiap tahun ada program kerja yang dirumuskan dengan ormawa dan digunakan sebagai acuan. Juga termasuk ada evaluasi program kerja sebelumnya untuk program kerja mendatang, “ujarnya. Selain itu, mantan Dekan FE-UM ini juga mengatakan bahwa almarhum juga mampu membangun kerja sama yang bagus dengan Hotma. Pak Mul bisa menggali anggota untuk mendukung p r o g r a m p r o g r a m o r m a w a , t e r m a s u k yang terkait dengan sarana dan prasarana seperti gedung ormawa dan sound system. Hal terakhir yang sempat dilakukannya bersama Hotma untuk kemajuan FE yakni pengadaan gedung sendiri untuk Ormawa. Pak Mul juga memliliki kedekatan Senyum manis almarhum Mulyoso yang baik dengan mahasiswa, enak diajak berkomunikasi, dan bisa dijadikan partner yang baik. Dosen jurusan manajemen ini juga punya pengalaman berkesan dengan Alm. Pak Mulyoso. ”Pak Mul orangnya tidak pernah menolak tugas. Kegiatankegiatan yang bersifat kekeluaragan juga dia yang biasanya menangani dan orangnya bisa menjadi team work yang bagus, ”kata dosen yang akrab dipanggil Pak Tris ini. Sedangkan Ibu Sutatmi mengatakan bahwa Pak Mulyoso adalah orang yang humoris, baik, supel, pekerja keras dan bekerja tidak tanggung-tanggung alias bekerja
secara maksimal. Pak Mul menjadi teamwork yang baik selama 8 tahun, bisa merangkul semua orang, bisa menghidupkan situasi dan kondisi apapun. Menariknya, dari keterangan dosen akuntansi ini, almarhum tidak suka dengan udang apapun bentuknya bahkan dihaluskan sekalipun, dan tidak suka merokok. Pendapat yang positif pun juga disampaikan oleh beberapa mahasiswa yang dekat dengan beliau. Salah satunya adalah Retno, mahasiswa akuntansi angkatan 2005 ini menyampaikan bahwa Pak Mul adalah sosok ayah baginya sebagai pengurus ormawa.” Beliau menghargai pendapat kita, ga keberatan menerima masukan, tapi tegas dalam memutuskan suatu hal. Pribadinya santu dan religius. Ga sekali dua kali aku lihat beliau sholat di ruangannya, ketika jadwal yang padat dan mahasiswa yang menunggu banyak. Dan yang pasti sangat nasionalis, tidak ada yang bisa menggantikan,”terang mantan pengurus harian BEM FE 2008 ini. Pendapat yang senada juga disampaikan oleh Sandy, mahasiswa jurusan manajemen yang juga mantan pengurus harian BEM FE ini. ”Menurut aku, Pak Mul itu sosok orang yang bisa mengayomi, mendengarkan, dan menyampaikan aspirasi mahasiswa. Beliau sosok suri tauladan yang baik.” Dhea Primayudha, Ketua LSO PSM Crescendo pun turut berpendapat bahwa sebelumnya Pak Mul juga pernah terjun langsung menjadi pembina PSM dan sangat berperan dalam prestasi dan kemajuan PSM. Melihat pendapat dan kesan-kesan dosen dan mahasiswa di atas, tak salah jika kita beranggapan bahwa Pak Mulyoso adalah sosok panutan. Tak hanya bagi rekan-rekan sejawat, tapi juga bagi mahasiswa dan terutama lagi bagi keluarga. Pengabdiannya yang tulus dan baktinya yang tak kenal pamrih patut kita jadikan contoh yang baik. Selamat jalan Pak Mul, jasa dan pengabdianmu takkan kami lupakan. Semoga engkau mendapatkan tempat yang terbaik di sisi-Nya.(saf/irn/win)
21
Suara Mahasiswa
Kedaulatan NKRI yang Terusik *Abidha Andriani
H
ingga kini masih tersisa euforia sesaat perayaan hari kemerdekaan negara kita Republik Indonesia tanggal 17 Agustus. Setiap tahunnya hari itu merupakan hari yang sakral bagi bangsa Indonesia, dimana bangsa ini merayakan kemerdekaannya sekaligus mengenang jasa para pahlawan yang sampai titik darah penghabisan memperjuangkan dan mempertahankan wilayah RI. Merupakan tugas kita untuk melanjutkan perjuangan pehlawan kita untuk mempertahankan kedaulatan RI. Namun pernyataan tersebut tinggal menjadi sebuah kata mutiara yang sulit direalisasikan sepenuhnya dengan terancamnya eksistensi dan kedaulatan RI. Kedaulatan RI mulai terusik dengan adanya upaya pihakpihak yang menjual pulau-pulau di wilayah RI. Indonesia memang dikaruniai wilayah kedaulatan yang terdiri dari ribuan pulau indah yang menyimpan potensi yang luar biasa. Itu semua memang sudah seharusnya dimanfaatkan oleh negara untuk kepentingan bangsa Indonesia. Tapi bukan berarti mengkomersilkan bahkan menjual pulau-pulau di wilayah RI merupakan hal yang dibenarkan. Dimulai dengan munculnya informasi yang mencengangkan di salah satu website bahwa tiga pulau milik Indonesia di kawasan Mentawai, Sumatra Barat dijual, yaitu pulau Makaroni, Siloinak, dan Kandui. Sebenarnya permasalahan ini muncul sejak tahun 2005 dengan ditawarkannya kepulauan Karimunjawa kepada publik, lalu dijualnya pulau Bidadari kabupaten Manggarai Barat NTT setahun kemudian dan tahun 2007
22
giliran pulau Panjang serta Meriam besar NTB yang diiklankan untuk dijual. Kasus penjualan pulau-pulau milik Indonesia sudah barang tentu mengancam kedaulatan RI. Kita semua tahu bahwa setiap jengkal tanah wilayah kita merupakan pengorbanan hidup mati para anak bangsa yang dengan susah payah memperjuangkannya. Jangan sampai pulau-pulau milik kita terlepas hanya karena alasan yang dibuat-buat dan akibat ketidaksiapan untuk menjaganya seperti yang terjadi pada pulau Ligitan dan Sipadan yang jatuh ke tangan Malaysia. Kepemilikan swasta atas aset bangsa yang vital seperti pulau-pulau milik Negara kita sangat bertentangan dengan undang-undang yang mengaturnya, bahwa segala sesuatu milik negara yang menyangkut hajat hidup banyak orang dikuasai Negara demi kesejahteraan bangsa. Sehingga penjualan kepada pihak swasta tentu saja tidak dibenarkan. Undang-undang no.27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil dan Pulau Terluar pun memiliki celah yang dijadikan acuan untuk melakukannya. Dalam undang-undang tersebut terdapat pasal yang membolehkan adanya penjualan pulau dengan syarat telah mendapatkan rekomendasi Kepala Daerah dan Menteri Perikanan dan Kelautan. Belum adanya data valid yang mendukung upaya perlindungan wilayah Indonesia berupa jumlah pulau-pulau yang dimiliki juga merupakan hambatan. Selama ini jumlah pulau-pulau di Indonesia hanya merupakan estimasi semata. Verifikasi yang sebenarnya dimulai peda tahun 2005. Sejak Agustus 2007 telah
mendapatkan registrasi 4981 pulau dari United Nations Group of Expert on Geographical Names (UNGEGN). Jumlah ini akan ditambah paling tidak mencapai 11 ribu pada 2012 dan akan selesai maksimal tahun 2017. Munculnya kasuskasus seperti itu dapat menjadi evaluasi ulang bagi bangsa kita, bagaimana Negara ini melindungi kedaulatanya, karena bagaimanapun juga Indonesia merupakan Negara kepulauan yang wilayah daratnya dipisahkan oleh perairan sehingga memang membutuhkan penjagaan ekstra keras. Selain koordinasi yang interen antar pemerintah wilayah juga sangat diperlukan walaupun memang terhalang kebijakan otonomi daerah. Kegagalan menjaga kedaulatan RI merupakan borok yang akan semakin parah jika tidak ditindaklanjuti dengan cepat dan tepat. Penjualan pulau-pulau ini jika dibiarkan, tidak menutup kemungkinan akan memecah belah Negera Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) bahkan akan tercipta Negara baru dalam wilayah kedaulatan RI. Sehuingga penjualan pulau-pulau ini tidak dibenarkan demi alasan apapun. Kedaulatan merupakan cermin eksistensi suatu bangsa yang bermartabat, sehingga penjualan pulau-pulau yang merupakan wilayah RI akan merusak kedaulatan Negara kita. Perlu upaya kita bersama untuk Tetap menjaga wilayah kedaulatan RI sebagai generasi penerus bangsa. * Mahasiswa Jurusan EKP angkatan 2007 Kabid Litbang LSO LP3ME 2009
Suara Mahasiswa
Oleh: AL-Misbakh
Dok.Software.um.ac.id
P
ada zaman sekarang banyak negara maju dan berkembang mulai dihantui denganbanyak adanya Pada zaman sekarang krisis dunia. Berbagai perusahaan negara maju dan berkembang mulai sudah dengan mulai adanya menampakkan ciridihantui krisis dunia. ciri datangnya krisis. Mereka mulai Berbagai perusahaan sudah mulai terancam dengan menampakkan ciri-ciri timbangnya datangnya kegiatan produksi dan gelombang krisis. Mereka mulai terancam dengan pemutusan kegiatan tenaga produksi kerja (PHK) timbangnya dan yang merambah kemana-mana. Hal gelombang pemutusan tenaga kerja ini sejajar dengan kemana-mana. sejarah sistem (PHK) yang merambah perekonomian yang ada disistem dunia. Hal ini sejajar dengan sejarah Sejak runtuhnyayang sistem perekonomian perekonomian ada di dunia. sosialis dengan ditandai runtuhnya Sejak runtuhnya sistem perekonomian rezim negara negara sosialis dengankomunis ditandaiyakni runtuhnya Uni Soviet kemudian disusul dengan rezim negara komunis yakni negara mulai rubuhnya sistem perekonomian Uni Soviet kemudian disusul dengan kapitalis pada awal tahun 2009. Hal ini mulai rubuhnya sistem perekonomian menunjukkan bahwa kapitalis pada awal tahun sistem-sistem 2009. Hal ini perekonomianbahwa yang sistem-sistem ada di dunia menunjukkan belum mencerminkan kebenaran perekonomian yang ada di dunia belum hakiki tentang konsep dan kandungan mencerminkan kebenaran hakiki suatu konsep sistem dan perekonomian yang tentang kandungan suatu sistem memiliki perekonomian tujuan yang memiliki tujuan fundamentalnya yaitu fundamentalnya yaitu mewujudkan masyarakat mewujudkan dunia yang masyarakat sejahtera. dunia sejahtera. Belum yangterwujudnya Belum terwujudnya keadilan secara benar keadilan secara benar dalam penerapan dalam setiap sistempenerapan ekonomi setiap adalah sistem kunci ekonomi pokok adalah kunci pokok yang menyebabkan yang k e t i d a k s menyebabkan eimbangan k kehidupan e t i d a k s e i m b a nyang gan kehidupan mengarahyang mengarah pada pada kesejahteraan tumbang. kesejahteraan yangyang tumbang. Tetapi, Tetapi, didi tengah-tengah tengah-tengah gelombang gelombangkrisis krisistersebut tersebutterdapat terdapat cahaya cahaya yang yang terpancar terpancar dari dari sistem sistem ekonomi syariah. Suatu sistem ekonomi syariah. Suatu sistemyang yang memiliki memilikikunci-kunci kunci-kuncikebenaran kebenarandan dan keadilan ekonomi yang bersumber dari keadilan ekonomi yang bersumber dari Illahi Illahiyang yangterdapat terdapatdalam dalamAl-Qur`an Al-Qur`an dan As-Sunnah. Dan suatu dan As-Sunnah. Dan suatu sistem sistem yang yangtetap tetapberdiri berdiritegap tegapwalaupun walaupun
MUTIARA EKONOMI SYARIAH
diterjang oleh hempasan krisis secara bertubi-tubi baik pada tahun 1998 maupun pada tahun 2008 hingga sampai sekarang. Hal ini telah diakui pula oleh ekonom-ekonom dunia. Bahkan pada tahun 2008 kemarin presiden Amerika yang baru yang bernama Mr. Barack Obama mengeluarkan suatu kebijakan suatu kebijakan baru untuk www.acehinstitute.org baru untuk mengentaskan krisis yang mengentaskan krisis yang telah telah menenggelamkan menenggelamkan berbagai berbagai jenis jenis perusahaan-perusahaan terkemuka perusahaan-perusahaan terkemuka di di dunia dunia seperti seperti Lehman Lehman Brothers, Brothers, AIG dll. Kebijakan tersebut AIG dll. Kebijakan tersebut dikenal dikenal dengan dengan sebutan sebutan zero zero interes, interes, artinya artinya adalah tidak ada pengenaan adalah tidak ada pengenaan bunga bunga dalam dalam transaksi transaksi kredit kredit utang utang dan dan menerapkan sistem profit sharing. menerapkan sistem profit sharing. Hal Hal ini ini sudah sudah dikenal dikenal dalam dalam dunia dunia
ekonomi syariah sejak dulu dan berabad-abad silam. Sistem ekonomi syariah tidak mengenal bunga dalam transaksinya, tetapi menggunakan sistem profit sharing. Makna dari profit sharing adalah bagi hasil, jadi setiap melakukan transaksi, dasar kerjasama yang digunakan adalah mitra. Tidak ada pihak yang menjadi kreditur dan debitur, tidak ada pula pihak yang merasa dirugikan dan diuntungkan. Cahaya ekonomi syariah sekarang sudah bisa mulai dirasakan oleh masyarakat dunia. Buktinya adalah semakin menjamurnya lembaga-lembaga keuangan syariah yang ada di dunia baik itu berbentuk Unit Usaha Syariah (UUS), atau Bank Umum Syariah (BUS). Tidak hanya negara-negara yang mayoritas penduduknya muslim saja yang tergerak untuk mendirikan UUS maupun BUS, tetapi negara-negara barat sudah mulai berlomba-lomba Bersambung ke Halaman 24
23
Suara Mahasiswa
Mahasiswa Jurusan Akuntansi 2007
24
MEMPERBAIKI SOFT SKILLS (MORAL) SISWA MELALUI HIDDEN CURRICULUM MORAL GUNA MENINGKATKAN KEPRIBADIAN BANGSA YANG UNGGUL Imam Nasrodin*
www.antarasumut.com
untuk mendirikan lembaga tersebut diantaranya adalah Inggris, Perancis ada Amerika Serikat. Di Inggris lebih dari 26 bank kini menawarkan produk keuangan syariah, termasuk lembaga besar seperti HSBC. Enam bank syariah telah menyediakan seluruh produk sesuai dengan hukum syariah. Islamic Bank of Britain (IBB) yang merupakan pionir dalam perbankan ritel telah memiliki 64 ribu nasabah dan cabang-cabang di London, Birmingham, dan Manchester. Prancis kini juga akan mengembangkan ekononomi syariah. Ini ditandai dengan hadirnya sejumlah investor dari negara-negara Teluk dan Qatar Islamic Bank (QIB). Setidaknya tiga bank telah mengajukan izin operasi di Prancis, yaitu Qatar Islamic Bank, Kuwait Finance House dan Al Baraka Islamic Bank of Bahrain. Perwakilan dari QIB pun telah berkunjung ke Prancis untuk mengurus izin operasi bank. Sementara itu, bank syariah juga mulai berkembang di Amerika Serikat. Penerapan prinsip syariah yang tak mengenakan bunga pada pembiayaannya diterapkan oleh sebuah bank kecil di Michigan, AS bernama University Islamic Financial. Secara khusus bank tersebut memberikan pembiayaan sesuai dengan nilai syariah. Ini berarti bank tersebut tak menarik bunga dan tak ada transaksi yang memiliki risiko tinggi. Hal ini membuktikan bahwa sistem ekonomi syariah merupakan suatu sistem yang mampu mewujudkan keadilan ekonomi bagi masyarakat. Karena sistem ini berasal dari Zat yang memiliki dan pengatur alam semesta ini. Wallaohu a`lam bishowab.
Tawuran mahasiswa.
“Tiap pengumuman kelulusan selalu bikin ulah di jalan umum, katanya pelajar, pelajar kok kelakuannya kayak kucing garong, asal sudah lulus sekolah, jalan umum dipikir milik kakeknya!”
K
alimat di atas sering meloncat ke telinga kita. Hal ini merupakan salah satu bukti bahwa dunia pendidikan kita masih belum bisa maksimal dalam menanamkan
nilai-nilai moral dalam kehidupan siswanya. Sebab, lembaga pendidikan kita lebih menomor satukan ‘angka’ dibandingkan memperbaiki moral, sehingga arientasi guru juga hanya mengejar target: lulus 4,25 misalnya, akhirnya waktu untuk mempreteli budi pekerti anak didiknya nyaris tak ada. Bahkan, pemerintah sendiri kurang memperhatikan pendidikan moral siswa. Mohamad Hasyim (2009) pemerintah dinilai memandang sebelah mata terhadap pendidikan moral, melainkan sibuk dengan menyusun angka-angka standar kelulusan siswa. Hal ini bisa dilihat dengan tidak masuknya mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan pada ujian nasional. Disisi lain, bahkan masih ada siswa yang mengikuti ujian di dalam penjara. Sehingga, jangan salahkan siswa bila hanya mementingkan angka-angka ujian nasional dan jangan berharap melihat siswa yang mau menyambut gurunya dengan sopan dan santun, bahkan sampai mau membawa tas atau buku guru ke ruang guru. Survei membuktikan bahwa guru kita sangat sedikit yang memperhatikan pendidikan moral anak didiknya, bahkan masih ada kebiasaan unik yang berlaku di sekolah: pendidikan moral dianggap hanya tugas guru agama atau tugas guru tertentu. Padahal, menanamkan nilai-nilai itu merupakan tugas semua guru, jika kita mau berpikir tentang tiga ranah dalam pendidikan. Sebab, guru itu merupakan komponen utama dalam keberhasilan pembelajaran di sebuah lembaga pendidikan. Namun, guru itu dipersepsikan beragam. Dhiah Saptorini (2007) mengatakan bahwa istilah guru dipersepsikan banyak. Ada yang
Suara Mahasiswa
Gambar tawuran pelajar.
Dok.1.bpblogspot.com
change, tapi pada saat ini kalangan terdidik tak jauh dari social reality society itu sendiri. Guru dijajah oleh kurikulum yang menuntut untuk mampu membimbing peserta didik agar menjadi individu yang usefull dalam masyarakat saat ini. Pengajaranpengajaran keilmuan berbasis pragmatis menjadi primadona dan mengalahkan pendidikan moral dan spiritual. Dengan demikian, hal ini akan mengedepankan nilai dalam menentukan keberhasilannya belajar dari pada budi pekerti (Broto, 2009). Mempreteli Tugas Utama Guru Dalam proses pendidikan itu tak hanya cukup bisa mengerjakan soal, bisa lulus ujian, dan bisa
memecahkan masalah. Akan tetapi, pendidikan itu harus memanamkan tiga hal penting dalam kehidupan bangsa. Hal ini diharapkan supaya tidak menciptakan generasi muda yang pandai, tetapi tidak beradap, pandai tetapi tidak memiliki keahlian, yakni kognitif (pengetahuan), afektif (moral), dan psikomotorik (skill) (Dimyati dan Mudjiono, 2006:26). Mungkin, tiga hal tersebut di atas sangat popular di kalangan mahasiswa calon guru. Untuk kognitif dan psikomotorik dinilai sudah sangat bagus meski belum bisa diterapkan secara maksimal. Namun, yang perlu diperhatikan adalah afaktifnya. Survei membuktikan bahwa siswa saat ini mengalami degradasi moral yang cukup tajam. Hura-hura di jalan sudah menjadi pertunjukan yang biasa dilakukan, parahnya lagi, hal ini dijadikan sebuah kebanggaan tersendiri bagi siswa. Meskipun tak semua siswa mengamini hal ini. Namun demikian, penulis tak menghakimi: menyalahkan guru atau pihak sekolah, karena pendidikan itu bukan tugas guru atau pemerintah saja, tapi tugas kita bersama, karena pendidikan itu ada: formal, non-formal, dan informal. Untuk itu, dalam hal ini diperlukan sebuah solusi yang tepat dan cerdas. Obat Mujarab Banyak orang yang berpendapat bahwa pendidikan
bangsa kita sekarang hanya bisa mencetak manusia cerdas, tapi lepas dari nilai-nilai moral yang luhur, dan tak sedikit juga yang mengatakan bahwa pendidikan sekarang lebih bagus dari sebelumnya. Dua asumsi ini saya pikir sah-sah saja, namanya juga orang berpendapat. Namanya juga negara demokrasi. Apapun bentuk dan model pendidikan kita, yang jelas pendidikan itu merupakan hal pokok dan merupakan aset bangsa ini. Untuk itu, diperlukan solusi untuk menyikapi fenomena di atas. Adapun solusi yang ditawarkan penulis adalah hidden curriculum moral. Artinya, pendidikan moral dimasukkan ke dalam kurikulum, tapi tidak tertulis, supaya tidak menambah beban murid. Sebab, kurikulum sekolah bangsa kita tergolong sangat padat dibandingkan negara-negara lain. Sehingga, siswa bangsa kita merupakan siswa yang sangat ‘tersiksa’ dalam pembelajaran (Rohadi Wicaksono, 2008). Adapun salah satu cara mengimplementasikan: guru memberikan wawasan nilai-nilai moral setiap mengajar, khususnya pada mata pelajaran yang relevan, seperti pelajaran kewarganegaraan. (im_udin_fel’s). *) Imam Nasrodin adalah mahasiswa Ekonomi Universitas Negeri Malang dan aktif di lembaga kepenulisan dan penelitian LP3ME
Dok.1.bpblogspot.com
memandang sebagai profesi, sehingga muncul tuntutan profesionalitas. Ada juga yang menganggap sebagai figur, sehingga muncul tuntutan untuk menjadi suri tauladan. Namun, banyak juga yang memposisikan guru hanya sebagai salah satu jenis pekerjaan, sehingga orientasinya pada imbalan, kompensasi, upah, atau uang balas jasa. Apapun itu, yang jelas guru adalah komponen mutlak yang harus ada untuk mempertahankan peradaban manusia di muka bumi tercinta ini. Dari pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa guru didevinisi sangat beragam, sehingga optimalnya peran seorang guru yang sesungguhnya didasarkan pada bagaimana cara seorang guru itu menilai dirinya sendiri: apakah sebagai profesi atau jenis pekerjaan atau lainnya. Selain itu, pada masa lalu, kalangan terdidik (intelektual) membawa amanah menjadi agent of
Kerusuhan antar mahasiswa dengan aparat penegak hukum.
25
Interaksi
Orang Tua, Sahabatku
T
empat menimba ilmu yang pertama kali bagi setiap manusia adalah keluarga. Keluarga adalah awal pembentukkan karakter manusia, keluargalah awal dan akhir tempat pengaduan kita. Orangtua dan anak adalah unsur utama pada setiap keluarga. Kekompakkan antara orangtua dan anak adalah kunci utama kebahagiaan keluarga. Sayangnya, cukup banyak keluarga yang memiliki hubungan kurang harmonis antara orangtua dan anak. Orangtua yang lebih lama mengecap asam garam kehidupan tidak ingin anaknya menempuh jalan yang salah. Sehingga sebagian besar orangtua cenderung mengatur kehidupan anak, sedangkan beberapa anak ingin menentukan pilihan hidunya sendiri. Permasalahan kecil seperti ini adalah bumerang bagi keharmonisan sebuah keluarga. Keluarga yang kurang harmonis berpotensi cukup besar untuk menimbulkan permasalahan lain terutama yang dapat merugikan anak. Maka dari itu sebagai pemeran karakter anak dalam drama keluarga ini kita perlu menjaga kekompakkan antara kita dan orangtua. Berikut adalah beberapa tips untuk menjaga kekompakkan kita dan orang tua : 1. Kenalkan pada teman-teman Dunia selain keluarga yang dekat dengan kita adalah teman. Seringkali teman menjadi awal gejolak dalam keluarga. Kadang orangtua mengatur dengan siapa kita berteman dan bergaul. Tentu saja kita merasa tidak nyaman dengan keadaan seperti ini karena dalam hal kecil saja kita masih diatur. Orangtua melakukan ini karena takut kita terjerumus dalam hubungan pertemanan yang negatif. Menghadapi hal ini mulailah dengan bergaul dengan teman yang dapat memberi pengaruh positif, dan kenalkan lebih dekat pada orangtua kita. Cara ini cukup ampuh karena setelah orangtua mengenal teman kita rasa curiga terhadap hubungan pertemanan kita dapat diminimalisir. 2. Kenalkan pada dunia kegiatanmu Menjadi seorang mahasiswa memang terasa kurang bila kita hanya berkelut dalam kehidupan perkuliahan saja dan tidak memiliki kesibukan positif lain. Biasanya mahasiswa mengisi kekosongan ini dengan berorganisasi atau berwirausaha. Namun, tidak semua orangtua menyetujui keputusan ini karena khawatir nilai akademis kita menurun. Maka dari itu kadangkala ajaklah orangtua untuk ikut serta
26
Dok.deltapapa.files.wordpress.com.jpg
dalam kegiatanmu ini, kenalkan lebih dekat, dan yakinkan bahwa kegiatanmu adalah kegiatan yang positif serta tidak lupa pastikan bahwa nilai-nilai akademis tidak akan turun setelah memiliki kesibukan baru. 3. Saling terbuka dan berbicara dari hati ke hati Keterbukaan adalah kunci dari komunikasi yang baik. Komunikasi jelas dibutuhkan dalam hubungan apapun karena ini adalah kunci dari segalanya. Apalagi dalam hubungan orangtua dan anak. Keterbukaan untuk saling mengutarakan keinginan adalah hal yang baik karena dari proses ini dapat dicari garis tengah dari perbedaan pendapat antara orangtua dan anak. Keterbukaan saat kita menghadapi masalah juga diperlukan. Utarakan masalah yang sedang kita hadapi siapa tahu orangtua memiliki solusi yang jitu. 4. Laksanakan kewajiban baru minta hak Inilah seringkali kesalahan kita, menuntut hak kepada orangtua padahal sudahkan kita mengerjakan kewajiban kita sebagai buah hati mereka. Marilah kita introspeksi diri setiap kali kita meminta hak pada orangtua, sudahkah kita memberikan kewajiban kita? Biasakanlah sikap malu bila kita menuntut hak namun belum melaksanakan kewajiban. 5. Saling memahami Sebuah cara yang sederhana memang “saling memahami”, namun inilah hal tersulit. Saling memahami berarti saling mengurangi keegoisan
diri dan menerima pendapat orang lain. Antara orangtua dan anak sangat diperlukan keadaan saling memahami. Jalan pemikiran orang dewasa dan remaja tentu saja berbeda hal ini juga disebabkan karena pengalaman yang telah dilewati oleh orangtua lebih banyak. Mengahadapi perbedaan ini cobalah untuk membayangkan posisimu berada di posisi orangtua begitu juga sebaliknya ajaklah orangtua untuk membayangkan seolah berada di posisimu. Komunikasi dua arah yang baik dari hati ke hati sangat diperlukan dalam proses ini. 6. Luangkan waktu untuk keluarga Kesibukkan di dunia kampus, organisasi, dan dunia kerja kadang membuat kita keasyikkan hingga lupa bahwa kita memiliki keluarga yang selalu menanti kehadiran dan kehangatan kita di tengah-tengah mereka. Terlalu asyiknya kita dengan dunia kita sendiri seringkali membuat orangtua protes dan menuntut kita untuk meluangkan waktu bagi keluarga. Luangkanlah waktu di sela kesibukkan kita untuk keluarga, hargailah bahwa bukan saja organisasi yang membutuhkan kita namun orangtua kita disana juga menanti hangatnya pelukan kita. Bukankah rumahku adalah istanaku? 7. Jangan menunda meminta maaf Sebagai anak yang baru menginjak usia dewasa, tidak bisa dipungkiri bahwa kadang-kadang kita melakukan kesalahan dan menyinggung perasaan orangtua. Jangan malu dan jangan “jaim” di depan orantu. Bila kita melakukan kesalahan segeralah minta maaf. Seucap kata maafmu adalah penghapus dahaga bagi mereka. Ternyata menjalin kekompakkan antara anak dan orangtua bukanlah hal yang sulit asal kita tahu kunci untuk membuka pintu keharmonisan itu. Berdirilah di depan cermin, pejamkan sejenak matamu, bayangkan wajah kedua orangtuamu di saat kita kecil, bayangkan kasih mereka, buka mata dan tataplah bola matamu di cermin, di sanalah akan kau temui bayang wajah orangtua yang selalu mengingatmu dalam setiap bisik doanya.
Sisi Lain
Jangan-jangan ini Ramadhan Terakhir kita
(Tulisan ini dirangkum dari berbagai sumber)
Dok. Blogspot.com
R
amadhan. Bulan suci nan mulia itu kini datang lagi. Berjuta kebaikan dan keberkahan pun menyertainya, sebagaimana lazimnya setiap kali ia datang. Tak ada yang berkurang sedikitpun kecuali kita dan usia kita yang pasti terus berkurang, yang mengisyaratkan bahwa jatah pertemuan kita dengan bulan lautan pahala dan pelebur dosa itu semakin berkurang pula. Kita tidak pernah tahu kapan jatah hidup kita akan berakhir, dan ramadhan mana yang menjadi penutup dari ramadhan-ramadhan yang telah kita lalui. Mungkin lima, sepuluh, atau lima belas tahun lagi ramadhan terakhir itu akan jumpai. Tetapi mungkin pula, justru ramadhan inilah yang menjadi penutup kebersamaan kita dengan bulan suci yang bernama Ramadhan itu. Kita tidak pernah tahu. Semua kembali kepada Allah Yang Maha mengatur segalanya. Sebagai mukmin yang benarbenar beriman kepada janji-janji Allah dan RasulNya, kita amat bergembira menyambut dan merayakan kedatangan bulan ramadhan yang datang setiap tahun. Begitu juga kegembiraan kita di tahun ini karena kita sekali lagi diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk menyambut dan merayakan datangnya bulan ramadhan yang penuh rahmatdan pahala, dengan kegembiraan serta iman dan takwa yang teguh. Sayangngnya, sepenggal
dalam hidup kita kadang menjadi begitu sederhana. Hanya karena tak bisa meghargainya dari dimensi kemuliaannya. Seperti Ramadhan, misalnya. Harinya, siangnya malamnya, mungkin berjalan seperti hari-hari sebelumnya. Mataharinya terbit dari timur, lalu tenggelam di ufuq barat. Padahal ada berjuta kemuliaan di dalamnya. Ada penghargaan berbeda atas setiap amalan di dalamnya. Setiap tahun ramadahan datang menyapa kita, tapi kita selalu saja melakukan kesalahan. Ia, kesalahan menyianyiakan ramadhan hingga ia berlalu, dan kita keluar darinya sebagai orang yang merugi, melenggang dengan tangan hampa. Padahal ramadhan menghendaki kita keluar sebaai pemenang dan menjadi manusia yang bersih dari dosa-dosa, seperti bayi yang baru lahir dari rahim ibunya. Tanpa sadar kita sebenarnya telah memangkas usia dan kesempatan kita beramal untuk mengimbangi, bahkan mengalahkan prestasi ibadah uma terdahulu yang dikaruniai usia panjan. Sebab, kata Rasulullah di dalam ramadhan itu terdapat suatu malam yang apabila kita melakukan ibadah di malam itu, sama halnya kita beribadah selama
seribu bulan. Artinya, jika Allah SWT memberikan kita kesempatan berjumpa dengan ramadhan sebanyak sepuluh kali dan kita melakukan ibadah pada malam tersebut, maka kita nyaris menyamai umur dan ibadah Nabi Nuh as yang dikaruniai usia hampir seribu tahun. Sungguh sebuah keistimewaan yang luar biasa. Di bulan ramadhan ini kesabaran kita memang benarbenar diuji. Tetapi kita diuji bkan dengan musibah dan penderitaan, kita diuji dengan sesuatu yang halal, sesuatu yang telah menjadi hak kita. Kita diuji untuk meninggalkan makanan dan minman yang telah kita dapatkan dari usaha sendiri. Kita diuji untuk memanfaatkan lebih banyak waktu untuk beribadah. Cukuplah perasaan menyesal, betapa setiap kali ramadhan pergi, kita merasa belum maksimal memanfaatkannya, sebagai bukti bahwa hampir selalu ada kesalahan berulang yang kita lakukan terkait dengan bulan ramadhan. Ironisnya, itu adalah penyesalan pembebasan. Maksudnya, penyesalan orang-orang yang selalu kalah dalam mengisi ramadhan, lalu membebaskan diri dan menghibur hatinya dengan sepotong penyesalan yang tak memberi arti apa-apa. Jadi, apa kesalahan kita pada ramadhan lalu? Semoga bukan kisah tentang orang-orang kalah yang berusaha menghibur diri karena jangan-jangan ini adalah ramadhan terakhir kita. (Rna)
Berdoa untuk orang yang telah meninggal, sering dilakukan menjelang bulan
27
Sisi Lain
KEMBALINYA SANG PENARI SEBAGAI ASET BANGSA
Dok. 1reog-ponorogocendaku.wordpress.com
S
ebenarnya aku sudah mulai lelah, tapi apa boleh buat ini demi kebaikan semuanya terutama keluarga besarku. Aku memang tak menyangka, sebenarnya aku disana masih diharapkan menjadi seorang penerus. Sudah lama aku meninggalkan tempat itu karena ketidakpusaan dan sebuah kebohongan besar yang ditutupi oleh mereka, karena sebuah surat aku pun akhirnya luluh hati untuk kembali kesana. Kuliahku pun di PGSD sudah selesai, dua hari yang lalu perayaan wisuda berlalu. Ibuku sendiri sengaja
28
tidak aku kabarkan hal itu, hanya keluarga Pak Dhe ku saja. Karena beliaulah yang membantuku untuk meneruskan kuliah dan menganggap aku sebagai anaknya, dia sendiri tak mempunyai anak perempuan hanya seorang anak laki-laki. Bulan masih malu-malu keluar dari awan, sinarnya menyeruak masuk kedalam. Aku masih enggan beranjak dari kursi ruang tamu, mataku masih awas oleh surat yang tadi pagi datang. Ya surat dari rumah terutama Mbah Kakung, memintaku untuk pulang. Sedangkan ibuku dia meminta sangat kepulanganku, mungkin banyak orang melihat aku adalah anak durhaka tapi sebenarnya ibukulah yang membohongi anaknya. Sebuah peristiwa pahit kembali dalam ingatan, membangkitkan luka lama yang masih tergores. Aku tahu dia melindungi dengan caranya sendiri tetapi tidak harus membohongi anak tercintanya. “Sudahlah Nduk! Pulanglah maafkan ibumu, itu sudah berlalu jangan kau menghakimi ibumu. Dia hanya korban dari kehidupan, mungkin saja dengan kepulanganmu semua akan berubah” ujar Pak Dheku yang tiba-tiba duduk disebelahku bersamaan dengan Bu Dhe “Benar apa yang dikatakan Pak Dhe mu! Bu Dhe disini tidak bermaksud apa-apa tapi setelah kedatangan surat dari rumah sepertinya kamu harus pulang Nduk!” tambah Bu Dheku sambil memegang tanganku, terasa hangat. “Baik, Tantri akan coba untuk pulang” kataku walau aku tak terlalu yakin untuk keputusanku.
Dengan menanggalkan keegoisanku, mencoba untuk melakukannya. Tak ada yang istimewa untuk kepulanganku, tak ada rasa kangen maupun rasa rindu akan rumah, semua biasa saja. Seperti dalam kebekuan yang mati, masih mencoba memliki rasa itu ternyata hanya siasia. Tepat jam tiga sore aku kembali pulang, tak ada jemputan memang tak ada kabar untuk kepulanganku. Masih seperti dahulu kota kelahiranku, kota yang kecil, sepi, orang-orang yang ramah, terlebih lagi berbudaya. Tibatiba sebuah teriakan menghampiriku, aku mulai mencari-cari siapa yang memanggilku dan seseorang disana. Mas Yudi!! Orang yang aku anggap sebagai kakak dan pengganti Mas Tejo selepas keminggatanya dari rumah alasanya lagi-lagi karena Ibu, dia adalah anak buah mbah kakung yang paling setia dan nurut apa kata mbahku itu. Dia masih seperti dulu, kulit yang sawo matang dan berpeluh keringat. “Kamu ndak bilangbilang kalau pulang ke rumah eh nduk?? Untung saja Pak dhemu ngabari aku tadi malam”ujarnya seraya menepuk kepalaku “Ih apa-apa mas, memangnya aku harus lapor sampean dulu untuk sekedar pulang kerumah”jawabku sambil membalas dengan cubitan keras dilengannya. Lalu kami tertawa-tawa dalam perjalan pulang kerumah,diboncengan motornya dia bercerita bahwa padepokan tari mbah kung akan mengalami kehancuran, tak ada penerusnya. Semua cucunya sudah dipanggil semua, termasuk mas Tejo lalu aku
Budaya
Dok. mediaindonesia.com
dan berlalu. Aku masih mematung atas pembicaraan tersebut, diterpa angin sore yang membelai indah. Membiarkan rambutku dipermainkan olehnya. “Apa salahnya memaafkan, toh sekarang yang jadi permasalahan adalah nasib pedepokan ini”
Dok. 1reog-ponorogocendaku.wordpress.com
sendiri, Mas Yudi terus mengoceh hingga dia tak menyadari bahwa aku tak lagi mendengar ocehannya. Matahari sore, membuat daun-daun padi berwarna emas, berkilauan-kiluan warnanya capungcapung berterbangan, mencari pasangan masing-masing untuk kawin. Mas Tejo dan aku duduk di gubug dipematang sawah belakang rumah. Kami masing-masing terdiam, tak ada yang bersuara satu pun. Hingga mas Tejo berbicara dengan mendesah “Aku tak menginginkan kepulangan ini, tapi setelah Yudi bercerita panjang lebar tentang rumah, aku memutuskan untuk pulang, walau dulu kita sama-sama berseteru dengan Ibu, merasa dibohong. Lalu kau sendiri bagaimana Dek?” aku masih diam saja, mengalihkan pandangannya “ Kita punya pilihan untuk hidup, termasuk memilih meneruskan padepokan tari ini atau tidak, dan aku sudah memilih memaafkan ibu. Kau dan ibu adalah sama, perempuan! kenapa kau tak coba memaafkan dia, masalah menjadi penerus padepokan ini! kita tidak usah memikirkan” ujarnya sambil menggemgam tanganku
sebuah seruan kata hati. Mencoba memejamkan mata dan merasakan kebenaran dan mengakuinya bahwa itu benar. Berdamai dengan kata kata
hati, mengekang egosintrisme diri. Mungkin itu yang terbaik untuk ku. Kini aku berdiri dalam sebuah kenyataan yang sebenarnya, Mbah kakung sudah tak bisa lagi menari untuk dirinya maupun orang lain, satu-satunya yang bisa untuk terus tetap menari hanyalah aku dan Mas Tejo. Panggung pagelaran seni di alun-alun itu masih sama seperti yang dulu, tak ada yang berubah hanya cat dindingnya yang berubah, ukiran-ukiran reyog, jatilan, maupun gamelan terukir indah. Cahaya bulan purnama penuh menarawang dari titiknya berpendar bersama bintangbintang disekitarnya. Malam ini seni pertunjukan, malam purnama pargelaran reyog. Aku melihat Ibu disana duduk bersama Mbah Kakung diantara para penabuh gamelan, menantikan giliranku untuk tampil bersama para gadis pemain kuda kepang yang lain. Mas Tejo terlihat sangat menikmatinya menarikan tarian Warok, mampir sebuah bisikan ditelingaku. “Ini sebuah pilihanmu, terima kasih” Ujar Mas Yudi mengemgam tangan ku sebelum aku memulai pertunjukan tari Jatilan Sebuah anggukan aku layangkan, terlitas sekelebat masa lalu bahwa aku dulu juga menari disini dulu sekali dan meninggalkannya karena sebuah alasan yang terlalu menyakitkan. Saatnya giliranku tampil, rasa cemas menjulur tubuhku, gugup, dan merinding setelah sekian lama tak kembali. Dan aku bisa menari lagi, suara magis itu kembali memecah keheningan malam. Memperlihatkan bahwa aku tak lagi sekedar menari tapi juga memperlihatkan aku betapa mencintainya, membuktikan bahwa ini tak lagi sebagai ritual tapi sebuah budaya, menunjukkan bahwa budaya ini membuatku kembali jatuh cinta. “aku benar-benar mencintainya” teriakku dalam hati. Malang-Ponorogo aku rindu 19/03/09
29
Sisi Lain DAFTAR
PRESTASI MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI
NO. ORGANISASI 1 LSO Teater Hitam Putih
NAMA
2 LSO Lembaga Pecinta Bisnis (LPB)
3 LSO Lembaga Pengembangan Penalaran
dan Penelitian Mahasiswa Ekonomi (LP3ME)
4 LSO Muslim Studi
5 LSO Economic Volley Ball (EVB)
6 LSO Bola Basket Imonoke
7 LSO PSM Crescendo 8 PINALTY
KEGIATAN
Bowo radik Tim hitam putih Diana Ambarwati Wahyu Indarwati Faiqo Soroya Badri Eko Wahyudi Ahmat Misbchul M Linda Wulan P Marentyas M.K Linda Wulan P Imam Nasrodin Linda Wulan P Tim ICON Irnawati, dkk Ade Fathichah Nur Team Putra dan Putri Tim Putra Tim Putra Team Putra dan Putri Tim Putra dan putri Tim Putra Tim putra putri All Team LSO Cresindo All Team All Team All Team
Aktor terbaik dalam Festifal Teater Antar Fakultas I (FTAF I) tingkat Universitas Negeri Malang tahun 2002 Tim artistik terbaik pada FTAF I tingkat Universitas Negeri Malang tahun 2002 Juara I Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) PIMNAS XX di Semarang tahun 2008
Juara Harapan II Bisnis Plan Competition Regional di Universitas Brawijaya Juara Harapan I LKTM Temu Ilmiah Regional (Temilreg) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang tahun2008 Finalis Lomba Karya Tulis Taxplore UI tingkat nasional tahun 2008 Finalis Kompetisi Karya Tulis Al-Quran (KKTA) PIMNAS XXI di Unibraw tahun 2009 Juara III Temu Ilmiah Regional UIN Maulana Malik Ibrahim Malang tahun 2008 Juara Harapan III LKTI Temilreg UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Tahun 2008 Finalis LKTI Temu Ilmiah Mahasiswa Nasional (Temilnas) Universitas Udayana Bali tahun 2009 Juara 2 Pormaba (Pekan Olahraga Mahasiswa Baru) 2008 Jaran 2 Anfak (Antar Fakultas) 2009 Juaran 2 Direktur Cup PPS UM 2009 Juara 2 Anfak (Antar Fakultas) 2008 Juara 2 Anfak (Antar Fakultas) 2009 Juara 4 Pormaba(Pekan Olahraga Mahasiswa Baru) 2008 Partisipan Liga Bola Basket FE UNAIR Se-Indonesia 2009 Juara III Jinggle Pajak se-Malang Raya 2007 Juara III Pormaba Juara III Rektor Club 8 Besar Futsal FE-Indonesia di Unair
TEKA - TEKI SILANG
4 3
9 10
2
5
18
28
16
24
21
27
1 8
11
25
6 12
22
7
19 13
15
17
23 26
14
20
Phoe
Pertanyaan TEKAKI SILANG GELORA EDISI 02 TAHUN 2009
MENDATAR: 1. Jasa Pemeriksaan Akuntan Publik 3. Satuan Tenaga Listrik 5. Tiang Penguat (dari batu) 6. Buku Besar (Inggris) 7. Sebutan Untuk negara Malaysia 11. Penetapan standar produk 12. Penjara; sel (Inggris) 13. Ikut campur tangan dalam urusan dalam negeri (oleh negara lain) 14. pengikisan tanah oleh air 16. kesamaan; ekuitas (Inggris) 20. Mata Uang negara Meksiko 22. Sejumlah saldo yang akan diterima dari pelanggan 26. 3,14 atau 22/7 merupakan ukuran dari … 27. Singkatan Tingkat Pengembalian Total Aktiva (Inggris) 28. Perintah huruf cetak tebal dalam toolbar Microsoft Word
30
MENURUN: 2. Penganggaran (Inggris) 4. Nama Salah Satu Kota di Kalimantan Tengah yang di dalamnya pernah terjadi kerusuhan antar suku 8. Perusahaan Pelayaran Nasional Indonesia 9. Tepat; kena benar 10. Perdagangan Bebas (Inggris) 15. Daftar harga 17. Gugusan bintang 18. Catatan 19. Badan PBB yang memberikan bantuan bagi proyek pembangunan 21. Satuan jarak; lapangan (Inggris) 23. Salah satu nama Penghargaan Internasional kepada Perusahaan yang memberikan Pelayanan terbaik pada konsumennya. 24. Pilihan 25. Tengkorak (Inggris) 26. Pengenalan Kehidupan Perguruan Tinggi 27. Penelitian (Inggris)
JADWAL KEGIATAN DIALOG INTERAKTIF PERPAJAKAN Tax Center Fakultas Ekonomi Bekerjasama Dengan Kanwil DJP Jatim III Malang NO
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
HARI/ TANGGAL Selasa, 6 Okt 2009 Selasa, 13 Okt 2009 Selasa, 20 Okt 2009 Selasa, 27 Okt2009 Selasa, 3 Nov 2009 Selasa, 10 Nov 2009 Selasa, 17 Nov 2009 Selasa, 24 Nov 2009 Selasa, 2 Des 2009 Selasa, 8 Des 2009
JAM 09.00 – Selesai 09.00 – Selesai 09.00 – Selesai 09.00 – Selesai 09.00 – Selesai 09.00 – Selesai 09.00 – Selesai 09.00 – Selesai 09.00 – Selesai 09.00 – Selesai
PEMBICARA GAPENSI (Gabungan Pengusaha Konstruksi Indonesia) GAPMMI (Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman) / IDI Kalangan Perbankan Malang APSI (Asosiasi Pengusaha Seluler Indonesia)/ GAPEROMA Forum Komunikasi Warga Tionghoa Malang Raya APKOMINDO (Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia) PRSSNI (Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia) ASPINDO (Asosiasi Pengusaha Indonesia) ASPRINDO (Asosiasi Pengusaha Jasa Titipan Indonesia) IPPAT APJII (Asosiasi Pengusaha Jasa Internet Indonesia AWARI (Asosiasi Warnet Republik Indonesia)
TEMPAT Tax Center FE Tax Center FE Tax Center FE Tax Center FE Tax Center FE Tax Center FE Tax Center FE Tax Center FE Tax Center FE Tax Center FE
Keterangan : Kegiatan ini disiarkan langsung di radio Citra Mediaswara dan Batu TV Malang
Jadwal Kegiatan Sivitas Akademika Fakultas Ekonomi
1. 2.
Tanggal 9 – 11 Okt 2009 15 Okt 2009
3. 4. 5.
Minggu ke-4 Okt 2009 3 Nov 2009 14 – 15 Nov 2009
6.
21- 22 Nov 2009
No.
Kegiatan Bakti sosial Fakultas Ekonomi di Ngantang Kuliah tamu tentang pasar modal konvensional dan syariah bagi mahasiswa, dosen dan umum. Temu mahasiswa baru jurusan akuntansi 2009 Dies Natalis Fakultas Ekonomi Olimpiade Ekonomi Tingkat SMA – Sederajat, Seminar Pendidikan dan Pekan Ilmiah Guru Ekonomi 2009 Lomba uji kompetensi siswa SMK
Keterangan Rangkaian kegiatan PKPT 2009 Pembicara dari BAPEPAM LK Jakarta HMJ Akuntansi Fakultas Ekonomi HMJ Ekonomi Pembangunan HMJ Manajemen
Tantangan Buat Mahasiswa FE untuk belajar dan mencari Pengalaman Menjadi Layouter dan Desaign grafis Majalah Gelora Syarat-syarat
1. Mahasiswa FE mak.angkatan 2008
2. mengusai software photoshop,corel draw,ilustrator
atau aplikasi pengelola bitmap dan vektor(bagi desaigner)
5. hasil karya layout majalah (bagi layout) (.pdf) (keduanya berupa print out bila kirim via surat) 6. piagam penghargaan (bila ada)
3.mengusai aplikasi adobe in design dan core draw (bagi layouter) Dikirim ke 4.Memiliki etos kerja, loyal dan mampu bekerja secara tim
Sdri. Marentyas M.K (08563547327)
yang berminat silahkan kirim lamaran berupa:
atau kirim lewat email
[email protected]
dedikasi tinggi
1. surat lamaran
2. pas poto 4x6 1 lembar 3. daftar riwayat hidup
4. Hasil karya desain cover majalah(bagi desaigner) (.jpeg)
Sekret LP3ME ged. E4 lat.2
Pojok kiri amplop atas ditulis GELORA EKONOMI Lamaran paling lambat dikirim sebelum 10 November 2009
Segenap Kru Gelora Mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H Minal Aidzin Wal Faizin Mohon Maaf Lahir dan Batin
Setiap kali anda terjatuh bahwa sebenarnya tidak “jatuh”, tapi anda “berlutut”untuk bersyukur atas kehidupan (Shankar Mirchandani).