Sekretariat Negara Republik Indonesia
Membangun Indonesia di Abad Pertarungan Talenta Selasa, 19 Juni 2007
Siswono Yudo Husodo Ketua Dewan Pembina Himpunan Kerukunan Tani Indonesia
Suasana peringatan hari Kebangkitan Nasional tahun ini hampir bersamaan waktunya dengan peringatan sembilan tahun Reformasi. ÂÂ
Proses reformasi telah menghasilkan banyak kemajuan, utamanya di bidang politik. Loncatan demokratisasi yang sangat maju, telah membuat Indonesia diakui sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia.
Sayangnya di bidang ekonomi belum terlihat isyarat yang cukup meyakinkan bagi kebangkitan ekonomi nasional. Malahan pendapatan riil rakyat terus menurun, tingkat pengangguran meninggi, pertumbuhan ekonomi masih rendah.
Banyak kalangan merasa galau melihat pujian untuk kemajuan demokrasi dialamatkan ‘’Barat’â€℠Indonesia, tapi arus modal dan investasi jangka panjang (Foreign Direct Investment-FDI) diarahkan ‘’Baratâ₠ke China dan Vietnam. Amat sedikit yang mampir ke Indonesia, itupun mayoritasnya masuk ke portfolio investment yang berjangka pendek.
Kinerja ekonomi Indonesia memang belum pulih semenjak diterpa krisis hampir 10 tahun lalu. Tanpa bermaksud menyesalkan perubahan politik yang telah terjadi, perbedaan Indonesia dengan negara-negara lain dalam menghadapi krisis ekonomi Asia 1996-1998 adalah bahwa di negara-negara lain, sistem politiknya tidak berubah, sehingga program pemulihan tidak terlalu sulit dan pembangunan jangka panjangnya dapat terus disinambungkan. Sementara di Indonesia, krisis berlangsung bersamaan dengan perubahan sistem politik; Pemulihan menjadi lebih sulit dan kesinambungan program pembangunan jangka panjang juga sulit dilakukan.
Dalam bidang ekonomi, Indonesia juga sudah tidak lagi disebut sebagai kekuatan baru; kita tak hanya tertinggal dari negara-negara Asia yang sudah sejahtera, atau dari negara-negara yang difavoritkan seperti China dan India, tetapi juga dari negara-negara pendatang baru.
Majalah Time baru-baru ini melaporkan, 5 negara Asia dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi adalah China, Vietnam, Laos, Kamboja dan India. Sementara 5 negara Asia dengan pertumbuhan ekspor tertinggi adalah China, Vietnam, India, Bangladesh dan Mongolia.
Perekonomian negara-negara itu tumbuh dengan pesat, meninggalkan Indonesia yang target pertumbuhan ekonominya tahun ini diperkirakan 5,8%.ÂÂ
Kita sedih karena sebagai bangsa yang telah banyak menjadi pionir di banyak aspek, sekarang ini begitu ketinggalan. Dengan gelora perjuangan yang hebat, Indonesia adalah inspirator bangsa-bangsa di Asia dan Afrika untuk meraih kemerdekaannya setelah berakhirnya Perang Dunia ke II.
Secara umum, perjuangan bangsa kita untuk mencapai kemerdekaan bercorak amat lengkap. Ada upaya politik, sosial dan budaya. Ada upaya dalam dimensi intelektual dengan banyak buah pikir ideologis yang amat bermutu karya para http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 19 January, 2017, 01:04
Sekretariat Negara Republik Indonesia
pendiri Republik yang sangat intelektual. Juga ada perjuangan bersenjata.
Tak banyak bangsa terjajah yang memiliki kemampuan untuk mengorganisir perjuangan kemerdekaannya dalam arena politik, sosial, budaya, intelektual ideologis dan perjuangan bersenjata secara simultan seperti bangsa kita. Pada waktu itu, tersedia pula pilihan yang lebih aman dengan menyerahkan skenario masa depan yang dirancang penjajah.
Generasi pendiri bangsa dan negara ini memperlihatkan karakter bangsa pejuang yang ulet dan hebat, yang menolak didikte dan merancang sendiri skenario masa depan bangsanya.
Banyak yang menyatakan bahwa generasi pendiri bangsa kita adalah “the golden generationâ€Â?, karena mereka bukan saja terdidik tetapi juga tercerahkan dan memiliki semangat perjuangan yang amat besar, untuk dengan percaya diri merebut kemerdekaan dan membangun kemandirian bangsanya.ÂÂ
Sejak merdeka, kita telah mencapai banyak kemajuan; tetapi banyak negara lain maju lebih cepat, sehingga relatif kita tertinggal. Lebih dari 30 negara baru di Asia dan Afrika berjuang merebut kemerdekannya terinspirasi oleh keberhasilan Indonesia. Untuk menyebut beberapa diantaranya; di bidang pendidikan, Malaysia yang dulu meminta guru-guru Indonesia mengajar di sana, sekarang memiliki sistem, sarana dan mutu pendidikan yang lebih baik dari kita. Dalam bidang olah raga, 15 tahun lalu kita masih merajai kawasan Asia Tenggara, sekarang sudah sulit mencapai 3 besar.
Prof. Jeffry Sach, ekonom AS memberikan perbandingan yang menarik. Di tahun 1984, ekspor Indonesia 4 miliar Dollar AS, dan ekspor China 3 miliar Dollar AS. 20 tahun kemudian, di tahun 2005, ekspor Indonesia meningkat menjadi 70 miliar Dollar AS dan ekspor China mencapai 700 miliar Dollar AS. Di bidang pembangunan jalan tol, Indonesia memulai 10 tahun lebih dulu dari Malaysia dan 12 tahun lebih dulu dari RRC. Sekarang total panjang jalan tol di Malaysia 6.000 Km, di RRC 90.000 Km dan di Indonesia baru 630 Km.ÂÂ
Di sisi lain semua bangsa di sekeliling kita sedang bekerja keras, meningkatkan kesejahteraan warganya dengan kecerdikan dan pandangan yang jauh ke depan, karena tinggi rendahnya martabat suatu bangsa semakin diukur dari tingkat kesejahteraannya.ÂÂ
Bank Dunia baru-baru ini mengumumkan bahwa pada tahun 2005, PDB China 2,2638 Triliun US$ menjadikannya negara dengan ekonomi terbesar keempat dunia, menggeser Inggris. Di urutan pertama AS, diikuti Jepang dan Jerman. Goldman Sach, sebuah lembaga konsultan bisnis memperkirakan PDB China akan melampaui Jerman di tahun 2010, melampaui Jepang di tahun 2015 dan melampaui AS pada tahun 2040. Juga dilaporkan, PDB India akan mengalahkan Italia di tahun 2015, mengalahkan Perancis di tahun 2020 dan mengalahkan Jerman di tahun 2025. Di tahun 2040, China dan India akan tampil sebagai kekuatan terbesar ekonomi dunia. Saat itu, pusat ekonomi dunia tidak lagi di Eropa atau Amerika, tapi di Asia. Ekonomi Asia tumbuh bertahap sejak melejitnya Jepang, Taiwan, Korea Selatan, Hong Kong, Singapura, Malaysia dan Thailand.
Indonesia sepatutnya memberi andil yang signifikan dalam tampilnya Asia sebagai pusat perekonomian dunia, mengingat modal amat besar yang kita miliki, berupa sumber daya alam, luas wilayah laut dan daratan dan jumlah penduduk.
Kondisi kemunduran dan ketertinggalan yang dialami Indonesia sekarang telah mengundang kegamangan akan hari depan Indonesia.
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 19 January, 2017, 01:04
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Di luar negeri juga banyak analisa tentang masa depan Indonesia dengan bermacam pendekatan, di antaranya ramalan bahwa negara kita akan mengalami disintegrasi seperti Uni Soviet dan Yugoslavia. Kajian Jared Diamond dalam buku “Collapsâ€Â? di tahun 2005, meramalkan kehancuran Indonesia.ÂÂ
Sebaliknya, National Intelligence Council’s (NIC’s), organ Pemerintah Amerika Serikat (AS), yang pada tahun 2005 mengekspos kajian “Rising Powers: The Changing Geopolitical Landscape 2020� meramalkan bahwa di tahun 2020 Indonesia bersama China, India, Afrika Selatan dan Brazilia, adalah negara-negara yang pengaruhnya semakin meningkat.
Syaratnya, ekonomi Indonesia tumbuh 6-7 persen per tahun selama satu setengah dekade mendatang, dengan populasi sekitar 250 juta jiwa. Dari sisi populasi, Indonesia juga perlu memanfaatkan “bonus demografi� setelah tahun 201 selama satu generasi. Pada masa itu, age dependency ratio, yaitu proporsi penduduk muda dan tua terhadap penduduk usia kerja menurun, yang kondusif untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Banyak hal harus dilakukan untuk mencapai Indonesia yang maju, sejahtera dan bersatu. Untuk tipologi negara kita, perlu dimanfaatkan pasar domestik yang amat besar, dipadukan dengan keunggulan komparatif yang kita miliki di sektor pertambangan, perikanan, perkebunan, kehutanan, pertanian, peternakan dan pariwisata.
Optimisme mengenai masa depan Indonesia dan semangat kemandirian juga perlu ditumbuhkan, untuk menjadi pendorong membangun negara yang sejahtera.ÂÂ
Modal utama yang harus hadir adalah negara yang mantap terintegrasi; dengan dinamika internal yang semakin menyatukan masyarakat, dan bila terjadi friksi sosial, penyelesaiannya menempuh jalan yang damai dan santun. Jangan mengembangkan benih-benih konflik yang tak bermanfaat bagi masa depan kita.
Kita perlu segera memperbaiki keadaan karena dunia memang sedang bergerak ke arah kompetisi yang semakin ketat. Persaingan antar bangsa hanya bisa dimenangkan dengan kecerdasan dari bangsa yang bersangkutan.
Tak diragukan bahwa abad ini akan semakin didominasi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang luar biasa pesatnya di segala bidang, guna menopang industri berteknologi tinggi. Teknologi informasi, bioteknologi, nuklir, nano, robot, dan eksplorasi angkasa luar berkembang dengan kecepatan yang tak terbayangkan sebelumnya.
PM Inggris Winston Churchill di tahun 1943 di Harvard University, Amerika Serikat mengatakan “the empires of th future will be empires of the mind. The battles of the future will be battles for talent “. The old battles for natural resourses are still there, but they are being supplemented by new ones for talent; not just among companies, but also among countries (which fret about the�balance of brains�).
Negara-negara Asia yang ekonominya sedang bangkit menyandarkan masa depan dan kebanggaan nasionalnya pada pencapaian penguasaan sains/teknologi.
Beberapa negara Asia (seperti Jepang, Korsel, Taiwan, Hong Kong, disusul China, India, Thailand, Malaysia), tidak hanya dipuji di bidang ekonomi, tetapi juga kerja keras terarahnya untuk menguasai teknologi termaju yang bisa dikuasai umat manusia sekarang ini.
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 19 January, 2017, 01:04
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Asia yang di masa lalu sekedar dikenal sebagai sumber bahan baku mentah, lalu semakin maju dan dikenal sebagai tempat penyelenggaraan workshop, seminar, dan konferensi ilmu pengetahuan, sekarang sedang giat membangun berbagai laboratorium pengembangan sains yang sesungguhnya.
Dengan dukungan pembiayaan Pemerintah, banyak fasilitas riset canggih dibangun, dan bersamaan dengan itu, intensif mencari dan mengembangkan anak-anak mudanya yang memiliki talenta unggul. Ditambah kebebasan dari pembatasan aturan hukum atas riset kontroversial (seperti riset kloning), Asia sedang dalam perjalanan revolusi sains yang dapat mengancam dominasi barat sebagai inovator teknologi.
Selama ini Barat identik dengan pencapaian kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berkat enlightment, revolusi industri dan perlombaan eksplorasi antariksa.
China pada tahun 2005 mengalokasikan 1,3% GDP dalam kegiatan R&D dan diproyeksikan akan meningkat menjadi 29,4 miliar dollar AS di tahun 2010.
China memfokuskan risetnya pada bidang sains yang baru berkembang yaitu genomics dan nanotech serta riset yang terhalang perkembangannya karena masalah etika di dunia Barat seperti riset stem-cells dan tanaman GMO (Genetically Modified Organism).ÂÂ
Sementara Korea Selatan mengalokasikan 2,64% GDP atau sekitar 19,4 miliar dollar AS dalam kegiatan R&D.
Nilai ekspor high-tech Asia terhadap dunia meningkat dari 7% di tahun 1980 menjadi 25% di tahun 2001 dan AS menurun dari 31% menjadi 18%.
Artikel peneliti Asia yang diterbitkan dalam publikasi ilmiah internasional, meningkat dari 16% ditahun 1990 menjadi 25% di tahun 2004. Hanya beberapa tahun semenjak nano-teknologi ditetapkan sebagai prioritas nasional, warga China telah menjadi kontributor terbesar kedua dalam jurnal nano-teknologi dunia.
China dicatat sebagai negara yang paling agresif. Pemerintahnya tak hanya memberi dana dan lain-lain insentif untuk berdirinya pusat-pusat sains kelas dunia, tetapi juga memberikan mandat kepada para ilmuannya untuk berinovasi agar China muncul sebagai adidaya sains.
Majalah Time menulis bahwa Orang Barat tak pernah membayangkan jika pengobatan dengan terapi gen yang pertama di dunia ditemukan dan sukses dilaksanakan oleh China. Tapi faktanya sebuah perusahaan China, SiBiono GeneTech Co, yang baru berusia 5 tahun dan didukung dana Pemerintah sebesar 6,25 juta dollar AS adalah perusahaan pertama di dunia yang berhasil memegang hak paten untuk pengobatan dengan terapi gen, utamanya untuk kanker.
Diperkirakan riset di bidang penanggulangan penyakit kanker dan diabetes sekarang sudah dipimpin oleh China.ÂÂ
Ke depan, temuan-temuan muktakhir teknologi biologi molekuler seperti cloning human embrionic stem cells, kedokteran molekular, IT, farmasi, logam/ material baru akan banyak dihasilkan di Asia. http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 19 January, 2017, 01:04
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Kegiatan memproduksi ilmu pengetahuan dan teknologi baru ini menghasilkan nilai tambah ekonomi yang besar. Orang Jepang, Korea Selatan, Taiwan dan China beserta lembaga risetnya telah banyak berhasil meraih hak paten untuk karyakarya ilmiah mereka yang memiliki nilai ekonomis tinggi. India dan Singapura sebentar lagi menyusul.
Sekarang ini dari 750 MNC’s yang bergerak di bidang riset teknologi, sekitar 200 diantaranya memilih China sebagai basis kegiatannya.
Di India sekarang, hampir setiap minggu ada perusahaan bioteknologi baru yang didirikan.
MNC’s milik dunia Barat yang bergerak di bidang riset teknologi melakukan outsourcing produknya di China dan India karena biaya produksinya yang lebih murah.
Baru-baru ini kesepakatan strategis USA dengan India antara lain akan diikuti dengan investasi besar dari Microsoft di India.
Kegiatan-kegiatan ini mendatangkan uang untuk membiayai pendidikan generasi muda ilmuwan China dan India selanjutnya.
Tak ada yang lebih efektif untuk membangun suatu bangsa kecuali lewat pendidikan yang baik bersama pelayanan kesehatan yang prima dan input makanan yang berkualitas.
Bila dibandingkan dengan negara-negara lain, kondisi kita memerlukan perbaikan konsumsi protein hewani yang terdapat dalam telur, susu, daging dan ikan yang sangat penting bagi pertumbuhan fisik dan kecerdasan. Perbaikan itu terkait dengan kemampuan ekonomi masyarakat kita. Karenanya, perbaikan gizi masyarakat seiring dengan upaya meningkatkan kualitas SDM kita terkait erat dengan upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat. Tidak akan ada perbaikan kualitas SDM negara ini tanpa perbaikan gizi masyarakatnya.
Pada waktu ini, konsumsi susu/kapita/th rakyat Indonesia baru 6,50 l; lebih rendah dari Kamboja yang 12,97 l dan Bangladesh 31,55 l jauh di bawah India yang melalui “revolusi putihâ€Â?nya, sukses meningkatkan konsumsi susu/kapita/tahun rakyatnya menjadi 60 liter. Begitu pula dengan daging, konsumsi perkapita/tahun bangsa kita baru 7 kg, jauh di bawah Malaysia yang 48 kg dan Filipina yang 18 kg. Konsumsi telur ayam per kapita/tahun rakyat Indonesia baru 51 butir, sementara Malaysia telah mencapai 279 butir. Sebagai negara yang 75% wilayahnya berupa lautan yang luasnya 5,8 juta km², konsumsi ikan rakyat kita juga masih rendah, baru 26 kg/kapita/tahun, di bawah Malaysia yang 45 kg dan jauh di bawah Jepang yang 70 kg/kapita/tahun; yang telah membuat bangsa Jepang mencapai usia harapan hidup tertinggi di dunia.ÂÂ
Konsumsi susu, daging, telur dan ikan/kapita/tahun rakyat Indonesia perlu segera ditingkatkan. Bila tidak, hanya dalam satu generasi, orang Singapura, Vietnam, Kamboja dan Malaysia akan lebih tinggi, lebih kuat dan lebih cerdas dari masyarakat kita, dan mereka akan lebih berpeluang mencapai prestasi tinggi di berbagai bidang di tingkat dunia.
Berbagai negara bangsa, terus mencari dan mengembangkan anak-anak mudanya yang memiliki talenta unggul, untuk http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 19 January, 2017, 01:04
Sekretariat Negara Republik Indonesia
mencapai prestasi yang maksimal. Dalam berbagai perusahaan multinasional, orang-orang muda dengan talenta unggul diproyeksikan menduduki posisi penting untuk pengembangan teknologi masa depan.ÂÂ
Kita perlu mencari dan mengembangkan anak-anak bangsa kita yang memiliki talenta istimewa. Sangat banyak anakanak cerdas yang terbatas sekolahnya karena keterbatasan kemampuan ekonomi orang tuanya. Cukup menggembirakan, dalam jumlah kecil telah muncul beberapa yang berprestasi dalam Olimpiade Science Internasional. Tapi yang perlu kita cari dan asah, jumlahnya jauh lebih banyak lagi.
Amerika Serikat pada tahun 2003, meskipun masih mendominasi nobel bidang eksakta, mulai khawatir karena jumlah insinyur muda AS yang siap bekerja di perusahaan multinasional AS hanya 540.000 orang; kurang dari kebutuhannya. Sementara China memiliki stok sekitar 160.000 orang insinyur muda yang siap bekerja di perusahaan multinasional.
Singapura, memiliki 10,9% populasi di bawah 24 tahun yang menyandang gelar di bidang eksakta; sedikit di bawah Korea Selatan yang memiliki 11,1%. Singapura dan Korea Selatan melampaui AS yang hanya memiliki 5,7% populasi di bawah 24 tahun yang telah menyandang gelar di bidang eksakta.
Terbatasnya anggaran adalah salah satu kendala yang kita hadapi. Menurut UNDP, untuk memperoleh pendidikan yang bermutu, anggaran yang diperlukan bagi setiap siswa SD adalah Rp. 1,7 juta/tahun dan untuk SMP Rp. 2,4 juta/tahun. Pada tahun 2006, anggaran yang tersedia bagi 33 juta siswa SD dan SMP hanya Rp. 600.000,-/siswa SD/tahun dan Rp.800.000,-/siswa SMP/tahun. Menurut majalah “The Economist�, pada tahun 2005, anggaran belanja penyelenggaraan Perguruan Tinggi di seluruh dunia mencapai 300 miliar dollar AS, atau 1% produk ekonomi dunia; sedang Indonesia hanya 0,13% PDB kita. Pada tahun 2006, biaya yang disediakan untuk setiap mahasiswa di AS adalah Rp. 200 juta/tahun; Jepang 108 juta/tahun; Eropa Rp. 81 juta/tahun; sementara Indonesia dengan 1 juta mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri dan 3 juta Mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta hanya Rp. 6 juta/mahasiswa/tahun.
Di era sekarang, tinggi rendahnya harkat, derajat dan martabat suatu bangsa semakin diukur dari tingkat kesejahteraan dan peradabannya. Karenanya, peningkatan standar hidup dan kualitas manusia Indonesia perlu dilakukan dengan sungguh-sungguh oleh Pemerintah, oleh masyarakat, oleh masing-masing keluarga, dan oleh orang per orang.
Sukses suatu bangsa adalah buah kerja keras yang cerdas terarah. Amerika Serikat yang di masa lalu mampu memprediksi kebutuhan dunia akan teknologi informasi, melakukan persiapan yang matang di lembaga-lembaga pendidikan dan ekonominya; sekarang menikmati posisi sebagai pemasok utama kebutuhan IT dunia. India sukses dengan pembangunan yang bertema “Pro-People�, dengan tingkat pemerataan yang tinggi dan kemandirian yang besar. Rakyat India memenuhi kebutuhan sehari-harinya, dari makanan, pakaian, mobil, traktor, pesawat tempur, dan lain-lain, buatan India sendiri, walau kurang bagus. Kondisi itu menumbuhkan kegiatan ekonomi yang besar. RRC tahun 2006 sangat berbeda dengan RRC tahun 60-an, walau tetap menyatakan dirinya Negara Komunis, mengambil langkahlangkah yang paradoksal dengan konsep komunis, tanpa menimbulkan gejolak yang mengindikasikan kematangan masyarakatnya.
Banyak pula negara yang harus menggali sumber daya ekonominya dengan mengorbankan hal-hal yang mendasar, seperti Malaysia yang Negara Islam, membuka perjudian yang semarak di Genting Highland, untuk membiayai pembangunan negaranya.
Nyatalah bahwa setiap negara begitu cermat memanfaatkan peluang ekonomi yang ada.
Negara dan Pemerintah kita memang perlu cerdik hidup di dunia baru ini. Masyarakat juga perlu matang dalam http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 19 January, 2017, 01:04
Sekretariat Negara Republik Indonesia
menyikapi berbagai hal.
Globalisasi telah mengantarkan dunia ke arah persaingan antar bangsa dan negara, yang dimensi utamanya terletak pada bidang ekonomi, budaya dan peradaban.
Era globalisasi perlu dihadapi dengan semangat nasionalisme yang sama kuatnya seperti saat negara-negara lemah melawan penjajahan zaman dulu. Nasionalisme era sekarang perlu diwujudkan dalam kecerdikan mengelola peluang yang timbul dari globalisasi, dengan semangat meningkatkan kesejahteraan rakyat, harkat dan martabatnya. ÂÂ
Tak terbantahkan, banyak sekali hal yang harus dilakukan untuk mencapai Indonesia yang maju, sejahtera dan bersatu dengan daya saing yang tinggi. Dengan perencanaan yang tepat, yang dilaksanakan dengan kesungguhan di bawah kepemimpinan nasional yang visioner, kita akan mampu mencapainya. Semoga suasana memperingati hari Kebangkitan Nasional tahun ini dapat menggugah kita untuk hidup sebagai bangsa yang bermartabat di era globalisasi ini.
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 19 January, 2017, 01:04