LAMPIRAN
Daftar Pertanyaan dan Jawaban
Bapak Leman 1. Apa nama kegiatan penanaman mangrove di Desa Muara?
“nama kegiatan tersebut adalah Kampung Mangrove Dengan Energi Terbarukan”.
2. Apa tujuan kegiatan tersebut?
“Tujuan dari kegiatan ini adalah membangun kampung pembibitan mangrove atau pusat pembibitan mangrove, menjadikan kawasan itu menjadi pemasok kebutuhan donasi tanaman mangrove untuk program Pertamina, menjadikan kawasan percontohan tanaman mangrove, meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat dengan mangrove, perbaikan lingkungan pesisir sekitar, dan meningkatkan kemampuan masyarakat”.
3. Apakah kegiatan ini ada kaitannya dengan membangun citra kepedulian
terhadap lingkungan? “Kegiatan CSR itu pada dasarnya adalah seperti kegiatan amal tanpa menerima balasan. Namun disisi lain Citra akan tumbuh dengan sendirinya bila kita melakukan kegiatan tersebut dengan baik. Dengan sendirinya masyarakat menyadari bahwa Pertamina merupakan Perusahaan yang ikut serta dalam menjaga dan melindungi alam karena Pertamina merupakan perusahaan yang besar”.
4. Apa jenis kegiatan CSR penanaman mangrove di Desa Muara?
“jenis CSR yang digunakan dalam penanaman mangrove ditanjung pasir adalah Filantophy, jadi kami memberikan anggaran dana kepada lembaga yang dapat dipertanggung jawabkan”. 5. Bagaimana tahap-tahap strategi CSR lingkungan Pertamina dalam
membangun imej positif di Desa Muara? “Tahapan dari kegiatan tersebut adalah Pertamina membuat kesepakatan MOU dengan pihak LBLL Trisakti untuk menjadi L1
L2 partner kami dalam melakukan kegiatan tersebut. selanjutnya yang menjadi penanggung jawab sepenuhnya dilapangan adalah pihak dari LBLL Trisakti. selanjutnya kami melakukan monitoring kelapangan setelah kegiatan penanaman dan kami selalu meminta laporan pertanggung jawaban dari pihak LBLL Trisakti untuk mengetahui progress dari kegiatan tersebut.”
6. Bagaimana cara mengidentifikasi masalah yang ada di lingkungan Desa
Muara? “Kami melakukan komunikasi dengan pihak LBLL Trisakti dan mereka yang melakukan kegiatan identifikasi masalah. Tentunya setelah adanya identifikasi masalah dilapangan, dari pihak LBLL Trisakti harus memberikan laporan kepada kami”. 7. Bagaimana rencana selanjutnya setelah mengidentifikasi masalah?
“Pertamina hanya melakukan control dari jauh. Tidak berada secara langsung di lapangan, namun kami memberikan deadline bagi pihak LBLL untuk memberika laporan, hal ini tertera disurat perjanjian. Pertamina memberikan tugas lapangan secara penuh kepada orang lapangan dari pihak Trisakti”. 8. Apa yang dilakukan pertamina pada saat tahap pelaksanaan?
“pada proses penanaman kami tidak menghadiri, karena yang bertanggung jawab dilapangan adalah pihak LBLL Trisakti. Namun pada saat peresmian CSR Pertamina hadir dalam acara tersebut dan kami melakukan komunikasi dengan kawan media bahwa Pertamina melakukan kegiatan CSR sehingga kawan-kawan media hadir dalam acara peresmian tersebut”.
9. Bagaimana CSR lingkungan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
kegiatan penanaman mangrove di Tanjung Pasir? “ kami datang langsung dengan tim kami meninjau lapangan. Waktu itu kegiatan tersebut bulan Februari, sekaligus kami launching kegiatan dan dihadiri oleh beberapa media massa. Kami juga menerima laporan penanaman tersebut dari LBLL Trisakti, segala laporan monitoring dan evaluasi semua berdasarkan dari LBLL Trisakti. Monitoring tersebut berupa anggaran dan kegiatan, sedangkan evaluasi itu berupa tujuan yang dicapai dan kendala ”.
L3 10. Bagaimana cara melakukan termination/pengakhiran terhadap keiatan
penanaman mangrove ditanjung pasir? “pengakhiran kegiatan berdasarkan dari surat kontrak yang sudah dibuat dengan LBLL Trisakti. Kita akan mengakhiri kegiatan tersebut tanpa ada acara ceremonial. Kami akan tetap membantu bila di daerah tersebut membutuhkan bantuan. Sebagai contoh peminjaman uang ke bank, kami akan membantu mereka bagaimana membuat proposal yang baik ke bank”.
11. Apa kendala yang dihadapi Pertamina dalam melakukan kegiatan
tersebut? “kendalanya menurut laporan dari LBLL Trisakti adalah bila pada tahap awal kita mengumumkan kegiatan ini dari Pertamina, mereka akan lebih berorientasi pada uang. Jadi kemandirian dan kesadaran mereka akan berkurang”.
12. Apa faktor yang mendukung kegiatan penanaman mangrove tersebut ?
“yang mendukung pada kegiatan ini adalah mudahnya mencari bibit pohon mangrove didaerah tersebut”. Bapak Hendri 13. Apa nama kegiatan penanaman mangrove di Desa Muara?
“Kampung Mangrove Dengan Energi Terbarukan”.
14. Apa tujuan kegiatan tersebut?
“berdasarkan dari tujuan diadakannya rehabilitasi mangrove ini Membangun kampung pembibitan mangrove dengan energi terbarukan, Menjadikan kawasan ini sebagai kawasan pendampingan yang dapat memasok kebutuhan donasi tanaman mangrove sebagai program lingkungan Pertamina, Menjadikan kawasan ini sebagai kawasan percontohan dan edukasi tanaman mangrove, Meningkatkan kesejahteraan ekonomi warga melalui program all about mangrove.”
15. Apakah kegiatan ini ada kaitannya dengan membangun citra kepedulian
terhadap lingkungan?
L4
“Menurut saya ada, karena masyarakat Desa Muara sendiri mengetahui bahwa kegiatan tersebut adalah kegiatan Pertamina. Walaupun saya tidak mengerti masalah CSR”.
16. Apa jenis kegiatan CSR penanaman mangrove di Desa Muara?
“ saya tidak mengerti mengenai masalah CSR, namun dalam kegiatan ini Pertamina memberikan dana bantuan yang di berikan kepada pihal LBLL Trisakti untuk nantinya diolah oleh pihal LBLL untuk menjadi kegiatan ini. 17. Bagaimana tahap-tahap strategi CSR lingkungan Pertamina dalam
membangun imej positif di Desa Muara? “kami pertama-tama melakukan identifikasi masalah dilapangan dan kondisi sosial setempat, kemudian kami melakukan community mapping, lalu pembentukan lembaga/kelompok kerja dimasyarakat, pendampingan dimasyarakat, pelatihan, lalu dilakukannya rehabilitasi mangrove atau persemaiaan dan penanaman. Setelah penanaman Pertamina melakukan launching yang dihadiri oleh media-media nasional.”
18. Bagaimana cara mengidentifikasi masalah yang ada di lingkungan Desa
Muara? “Dalam mengidentifikasi masalah kita melakukan survey dilapangan untuk data sekunder kita melakukan wawancara kepada masyarakat atas kebutuhan yang dirasa perlu pada penanaman mangrove tersebut. Untuk fisik kita melakukan identifikasi lapangan secara langsung agar kita bisa mendapatkan teknik penanaman dan juga cara pendekatan sosialisasi kemasyarakat”.
19. Bagaimana rencana selanjutnya setelah mengidentifikasi masalah?
“Selanjutnya kita membuat rencana pendekatan ke masyarakat dengan menggunakan FGD dan juga membentuk komunitas mangrove swadaya masyarakat muara ujung. Dari komunitas tersebut kami mengembangkan kegiatan lainnya, seperti kegiatan penanaman, penyemaian dan pemeliharaan. Kami juga melakukan pelatihan kepada mereka termasuk pelatihan kewirausahaan dan budidaya tambak ramah lingkungan. Tahap selanjutnya kami membuat rencana
L5 pembuatan bibit yang diambil dari pohon bakau yang ada disekitar wilayah tersebut”. 20. Apa yang dilakukan pertamina pada saat tahap pelaksanaan?
“Pada tahap pelaksanaan, kami melakukan penanaman, penanaman tersebut dilakukan oleh masyarakat Desa Muara, selanjutnya kami melakukan penyulaman pohon apabila ada pohon bakau yang mati setelah penanaman, yaitu mengganti pohon yang mati dengan yang baru. Setelah melakukan penanaman Pertamina melakukan peresmian penanaman tersebut di Desa Muara yang dihadiri juga oleh 20 media nasional dan juga staff CSR Pertamina”.
21. Bagaimana CSR lingkungan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
kegiatan penanaman mangrove di Tanjung Pasir?
“Pertamina akan menginformasikan kepada kita bila mereka mau datang, sebagai contoh bila mereka mau melihat kegiatan penanaman. Intinya salah satu kegiatan, tidak setiap hari Pertamina akan datang. Selain itu juga kami memberikan laporan kegiatan disana”.
22. Bagaimana cara melakukan termination/pengakhiran terhadap keiatan
penanaman mangrove ditanjung pasir?
“kegiatan ini akan berakhir sesuai dengan surat kontrak. Pertamina itu tidak menginformasikan kegiatan tersebut akan berakhir kepada masyarakat, namun hanya kepada orang-orang penting disana. Jadi kami berupaya agar masyarakat sudah bisa mandri, mereka sudah punya pengetahuan untuk membuat bibit dan bisa meningkatkan ekonomi. Intinya mereka sudah bisa berjalan sendiri dalam segi kepedulian terhadap lingkungannya dan dapat mengelola sumber daya mereka sendiri”.
23. Apa kendala yang dihadapi Pertamina dalam melakukan kegiatan
tersebut?
“Kendala pada saat kegiatan biasanya ada pada hama, hama yang biasa memakan pohon mangrove adalah kambing dan kepiting lumpur. Masalah lainnya adalah kadang-kadang kegiatan tersebut
L6 disangkut pautkan dengan kegiatan politik karena di Desa Muara saat ini akan berlangsung pemilihan kepala desa”. 24. Apa faktor yang mendukung kegiatan penanaman mangrove tersebut ?
“bibit yang didapatkan merupakan bibit dari pohon mangrove didaerah tersebut. yang lainnya adalah orang-orangnya sangat menginginkan perubahan pada perkampungan mereka, setelah mereka merasakan keburukan dari perubahan desa mereka yang semakin buruk. Selain itu masyarakat juga sudah ada yang sudah tahu bagaimana melakukan pembibitan mangrove”.
Ustad Nasan 25. Apa nama kegiatan penanaman mangrove di Desa Muara?
“Kampung Mangrove Dengan Energi Terbarukan”. 26. Apa tujuan kegiatan tersebut?
“tujuan yang saya tahu itu Pertamina akan menjadikan Desa Muara sebagai pusat pembibitan mangrove dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesadaran lingkungan, karena di Desa Muara ini telah terkena Abrasi akibat tangan-tangan manusianya itu sendiri. Dulu bibir pantai di Desa Muara ini sangat jauh dari bibir pantai sekarang. Banyak ditumbuhi Pepohonan dan juga dulunya daerah ini adalah hutan mangrove dan dihuni oleh banyak monyet. 27. Apakah kegiatan ini ada kaitannya dengan membangun citra kepedulian
terhadap lingkungan?
“Masyarakat memahami sekali bahwa Pertamina yang menyelenggarakan kegiatan ini. Sehingga terdapat unsur membangun citra dalam kegiatan seperti ini.” 28. Apa jenis kegiatan CSR penanaman mangrove di Desa Muara?
“saya kurang tau apa jenis kerja sama ini, tapi menurut saya Pertamina yang memberikan dana kepada LBLL Trisakti.
L7 29. Bagaimana tahap-tahap strategi CSR lingkungan Pertamina dalam
membangun imej positif di Desa Muara? “yang saya tahu pertama-tama mereka meneliti terlebih dulu apa yang sekira-kiranya diperlukan disini, lalu dibuatlah Komunitas Mangrove Swadaya Masyarakat Muara Ujung, setelah itu mereka memberikan semacam penyuluhan bagaimana penanaman dan pembibitan pohon bakau, selanjutnya baru dilakukan penanaman. Pertamina waktu itu datang pada saat peresmian dan terdapat puluhan media yang datang ke sini”. 30. Bagaimana cara mengidentifikasi masalah yang ada di lingkungan Desa
Muara? “Anak-anak dari Trisakti, mereka melihat secara langsung kesini, melihat potensi yang ada disini dan juga melakukan Tanya jawab dengan masyarakat mengenai lngkungan sekitar. Jadi ada survey tempat dan melihat bagaimana kerusakan lingkungan disekitar”. 31. Bagaimana rencana selanjutnya setelah mengidentifikasi masalah?
“Mereka mengarahkan masyarakat disini dan menginformasikan manfaat dari pohon mangrove. Selain itu juga Kami membuat Komunitas mangrove untuk selanjutnya melakukan pelatihan penanaman dan penyemaian”. 32. Apa yang dilakukan pertamina pada saat tahap pelaksanaan?
“Sebelumnya Pertamina Mempercayai kepada pendamping lapangan yaitu Hendri, setelah diinformasikan untuk melakukan penanaman masyarakat berkumpul dirumah saya untuk melakukan penanaman atau penyemaiaan. Jadi kita melakukan proses penanaman dan ada proses penyemaian. Proses penanaman hanya berlangsung selama empat hari. Setelah itu proses perawatan. Perawatan itu berlangsung sebulan sekali atau seminggu, bila ada yang mati kita akan melakukan penyulaman, mengganti bibit yang mati tersebut dengan yang baru. Di daereh ini nantinya akan dijadikan pusat pembibitan”. 33. Bagaimana CSR lingkungan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
kegiatan penanaman mangrove di Tanjung Pasir?
“Monitoring yang dilakuan oleh pertamina adalah Pertamina datang secara langsung untuk melihat proses penyemaian, kadang-kadang mereka juga melihat bagian yang sudah ditanamkan”.
L8
34. Bagaimana cara melakukan termination/pengakhiran terhadap keiatan
penanaman mangrove ditanjung pasir? “karena kegiatan ini belum selesai, saya kira mereka akan memberikan informasi kepada pihak Desa Muara, yang saya harapkan pada kegiatan ini, masyarakat sekitar sudah bisa sadar terhadap lingkungannya sendiri”. 35. Apa kendala yang dihadapi Pertamina dalam melakukan kegiatan
tersebut?
“Kendalanya adalah masyarakat mengikuti kegiatan ini karena adanya uang dalam kegiatan ini jadi mereka belum merasa sadar terhadap lingkungannya sendiri. Masih hanya sebatas karena menganggur kemudian ada kegiatan ini jadi akhirnya mereka memiliki pekerjaan. Kegiatan ini juga menjadi alat politik karena sedang akan dilaksanakan pemilihan kepala desa, Selain itu ada hama yang suka merusak tanaman mangrove seperti wideng”. 36. Apa faktor yang mendukung kegiatan penanaman mangrove tersebut ?
“Jadi ada pada saat masa panen buah bakau, bakau bisa dicari disini. Seandainya kita butuh 200 ribu buah, itu bisa ter-cover untuk penanaman mangrove di Desa Muara”.
L9
Gambar L1 Proses wawancara dengan Bapak Hendri
L10
Gambar L2 Proses wawancara dengan Ustad Nasan
L11
Gambar L3 Proses wawancara dengan Bapak Leman
L12
Gambar L4 Plang zona penanaman mangrove
L13
Gambar L5 Zona penyemaian pohon mangrove
L14
Gambar L6 Daerah yang ditanam pohon mangrove oleh Pertamina (Foto yang didapatkan dari hasil dokumentasi pihak LBLL.)
L15
Gambar L7 Halaman akhir surat perjanjian kerjasama antara Pertamina dan LBLL yang disertai materai Rp. 6.000,-