Xi1. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBUAKSANAAN
12.1. Kesimpulan
Bardasarkan hasil hasil analisa dan pembahasan dapat disimpulkan : 1.
Secara teoritis
NTP dapat dipakai sebagai salah satu
alat ukur
lndikator kesejahteraan petani. Melalui pendekatan dekomposisi, NTP
dapat dilakukan dis-agregasi I dekomposisi menurut unsur unsumya baik dari unsur penerimaan dan atau pembayaran petani. Secara teoritis Niiai Tukar komponen NTP tersebut yang merupakan indikator
kesejahteraan petani. NTP merupakan resultante yang pergerakannya ditentukan oleh kekuatan Nilai Tukar Komponen Penyusunnya.
Pengetahuan dari Nilai Tukar Penyusun NTP juga merupakan indikator penting dalam pernbangunan Pertanian. 2.
Dengan unit analisa regional propinsi, parameter NTP merupakan jndikator makro dari tingkat kesejahteraan petani dan dengan demikian
melalui parameter NTP dapat dilakukan perbandingan relatif tingkat kesejahteraan antar propinsi. 3.
Secara operasionat, terdapat beberapa kelernahan dari konsep NTP yang dikembangkan oleh BPS sebagai alat ukur tingkat kesejahteraan petani
tersebut,
sehingga
diperlukan
kehati-hatian
dalam
penggunaannya. NTP yang dikembangkan baru mencakup "Petani
yang krusahatani
pada lahan
land base fame?
yaitu
petani
276
tanaman pangan dan petani tanaman Perkebunan. Dengan demikian analisa NTP
dinilai baru memadai untuk dapat menggambarkan
analisa Nilai Tukar Petani
tanaman bahan pangan dan tanaman
perkebunan dan dekompisisinya. 4.
Dengan definisi NTP oleh BPS tersebut, dengan tahun dasar 1987 (Tahun 1987=100) perkembangan NTP petani di 14 propinsi fluktuatif
mengikuti lima poia pergerakan yang berbeda.
Secara kumulatip
dibandingkan NTP tahun dasar, telah terjadi peningkatan NTP di 8 propinsi, yaitu di propinsi Bali, Sumbar, NTB, .Sulsel, Sumsel, Kalsel,
Sulut dan DIY, sedangkan di lima propinsi lain yaitu Lampung, Sumut, Jatim, Jateng , Aceh dan Jabar mengalami penurunan.
5.
Adanya keragaman dari peran setiap komoditas yang dihasilkan petani
dan produk yang dibeli petani antar wilayah menyebabkan hubungan antara NTP dengan komponen penyusunnya tidak unik. Perbedaan
pergerakan nilai tukar juga terjadi pada nilai tukar komoditas pertanian.
6.
Nilai Tukar Petani Padi di luar Jawa meningkat datam periode tahun 1987-1992 dan kernudian menurun di tahun 1S83-1998, sementara di
propinsi di Jawa cenderung konstan terkontrol disekitar nilai 100.
7.
Dibandingkan dengan NTP tahun 1987, secara umum Nilai Tukar
Petani Palawija, Nilai Tukar Petani Sayuran dan Nilai Tukar Petani Buah
mengalami peningkatan, sedangkan
Perkebunan mengalami penurunan.
Nilai Tukar
Petani
8.
Kejadian krisis telah memperbaiki NTP di di propinsi Kalsel, Sumsel,
Sulsei, Bali dan NTB dan menurunkan NTP di Sumbar, Sulut, Aceh, Sumut, Lampung, Jabar, Jateng dan Jatim. Secara umum kejadian krisis telah menurunkan NTP-PAD1 ( kecuali di DIY, Bali dan Kalsel), menutunkan NTP-Sayuran dan meningkatkan NTP-Palawija dan NTPPerkebunan.
9.
Kebijaksanaan Harga Dasar Gabah telah berperan besar dalam Nilai Tukar Petani Padi.
Kebijaksanaan harga gabah yang belum
sepenuhnya berpihak kepada petani telah berperan datarn penurunan keunggulan usahatani padi dan kemerosotan Nilai Tukar Petani Padi. 10.
Oaiam jangka pendek
penerapan Harga dasar Gabah yang lebih
berpihak kepada petani masih diperlukan dalam memperbaiki kinerja usahatani I keunggulan kompetitip padi, dan dengan demikian
keberadaan
lambaga
mengamankan penerapan 11.
pangan
BUlOG
diperlukan
dalam
harga dasar gabah tersebut.
Dalarn jangka menengah dan panjang diperlukan penguatan dan
penguatan Lembaga Ketahanan Pangan Perdesaan yang sekaligus berfungsi sebagai Lembaga Dana Perdesaan. Lembaga tersebut antara lain Lembaga Lurnbung Desa dan Koperasi Perdesaan. 12.
Uaya peningkatan NTP dilakukan melalui upaya peningkatan harga-
harga yang diterirna petani. Untuk rnenuju kearah itu dipertukukan
278
peningkatan posisi tawar petani melalui
petencanaan produksi
produksi pertanian dengan mempehatikan aspek pasar, peningkatan produktifitas pertanian,
peningkatan mutu hasil pertanian (agro
industri) dan pengembangan usaha non pertanian perdesaan. 13.
Dengan memperluas cakupan bidang usahatani dan beberapa
penyempurnaan dalam teknis perhitungan, Parameter NTP
dapat
dijadikan sebagai indikator kesejahteran usahatani, narnun tidak dapat dijadikan sebagai indikator kesejahteraan masyarakat pertanian dan atau kesejahteraan masyarakat perdesaan.
12.2. lmplikasi Kebijaksanaan dan Saran
Dalam rangka kegiatan monitoring dan perencanaan pembangunan
pertanian perlu dikernbangkan alat ukur yang sederhana untuk mengukur tingkat kesejahteraan relatif
petani.
Dengan beberapa
penyempurnaan, salah satu alat ukur tersebut adalah nilai tukar petani
(NTP). Oisamping parameter NTP dalam bentuk agregat, bentuk penyajian nilai tukar tersebut selayaknya selalui diikuti oleh nilai tukar komponen penyusunnya. Nilai tukar (romponen penyusun tersebut lebih punya arti bagi kebijaksanaan pernbangunan (pertanian).
279
2. Peningkatan NTP berkaitan dengan peningkatan posisi tawar petani, upaya kearah itu perlu dilkukan melalui perencanaan produksi produksi pertanian dengan memperhatikan aspek keunggulan komparatif daerah,
peningkatan produktifitas dan effisiensi usaha pertanian, peningkatan mutu hasil pertanian melalui agro industri dan pengembangan usaha non pertanian perdesaan. Untuk tercapainya tujuan tersebut
keberadaan
lembaga dana pertanianl perdesaan merupakan faktor kunci. 3. Dalam jangka pendek kebijaksanaan Harga dasar gabah dan lembaga
pangan nasional (BULOG) masih diperlukan datam memperbaiki kinerja usahatani padi. Sejalan dengan itu (arah jangka menengah dan jangka panjang) perlu dikernbangkan lembaga ketahanan pangan pada tingkat perdesaan.
Langkah itu dapat dilakukan melalui
revitatisasi dan
pembentukan Lembaga Lumbung Desa dan Koperasi Perdesaan. 4. Upaya peningkatan kesejahteraan petani
dan perdesaan tidak semata
dilakukan hanya oleh sektor pertanian, tetapi juga harus didukung oleh
sektor diluar pertanian.
12.3. Saran Penelitian Lanjutan 1. Datam mepelajari perilaku NTP secara iebih mendalam, perlu lebih
dipelajari Ntlai Tukar dari setiap komoditas pembentuknya. Studi lanjutan Nilai Tukar dari setiap komoditas pertanian juga penting perurnusan
kebijaksanaan pernbangunan setiap komoditas tersebut.
280
2. Studi lebih lanjut tentang konsep Nilai Tukar Pertanian (NTPT) dan Nilai Tukar Perdesaan (NTPD). Dari konsep NTPT dan NTPO akan dapat diketahui perilaku nilai tukar pertanian dan non apertanian di pedesaan,
dan aspek distribusi dari kesejahteraan masyarakat pedesaan. Untuk studi ini disarankan digunakan data hasil SUSENAS secara panel ( beberapa peride) dan atau hasil penelitian studi panel lain.
3. Studi tentang kelernbagaan ketahanan pangan pedesaan.