II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pelabuhan Perikanan Pelabuhan perikanan adalah pelabuhan yang secara khusus menampung kegiatan masyarakat perikanan baik dilihat dari aspek produksi, pengolahan maupun aspek pemasarannya (Ditjen Perikanan, 1981). Bila aspek-aspek tersebut dirinci menurut Ditjen Perikanan (1994) adalah sebagai berikut: •
Produksi
:
bahwa pelabuhan perikanan sebagai tempat para nelayan untuk melakukan
kegiatan-kegiatan
produksinya,
mulai
dari
memenuhi kebutuhan perbekalan untuk menangkap ikan di laut sampai membongkar hasil tangkapan. •
Pengolahan :
bahwa pelabuhan perikanan menyediakan sarana-saran yang dibutuhkan untuk mengolah hasil tangkapannya.
•
Pemasaran :
bahwa pelabuhan perikanan merupakan pusat pengumpulan dan tempat awal pemasaran hasil tangkapannya.
Menurut Ditjen Perikanan (1999) Pelabuhan Perikanan Nusantara adalah pelabuhan perikanan yang diperuntukkan terutama bagi kapal-kapal perikanan yang beroperasi di perairan nusantara yang lazim digolongkan ke dalam armada perikanan jarak sedang sampai ke perairan ZEE Indonesia, perlengkapan
untuk menangani dan atau mengolah
kapasitasnya yaitu jumlah ikan yang didaratkan.
mempunyai
ikan sesuai dengan
Adapun jumlah ikan yang
didaratkan minimum sebanyak 50 ton perhari atau 18.150 ton pertahun untuk pemasaran di dalam negri.
Pelabuhan perikanan tipe ini dirancang untuk bisa
menampung kapal berukuran smpai dengan 60 GT sebanyak 50
unit kapal
sekaligus. Mempunyai cadangan lahan darat untuk pengembangan seluas 10 Ha.
2.2. Kegiatan di Pelabuhan Perikanan Menurut Ditj'en Perikanan (2000) kegiatan di pelabuhan perikanan pada dasarnya terbagi menjadi dua macam, yaitu kegiatan di perairan dan kegiatan di daratan pelabuhan . • Kegiatan di perairan Kegiatan yang ada di perairan dimulai dari kegiatan penangkapan ikan di fishing ground, pendaratan ikan di dermaga, pelayanan di dermaga dan perawatan tambat labuh. •
Penangkapan ikan di laut Kegiatan penangkapan ikan di laut mencakup penangkapan ikan di laut dan kegiatan penanganan ikan di atas kapal berupa pembersihan, pengawetan dengan es / garam dan penyimpanan dalam fish hold (storage).
•
Pendaratan di dermaga bongkar Pendaratan ikan di dermaga meliputi kegiatan-kegiatan pembongkaran ikan (unloading),
pengangkutan
ikan ke TPI (Tempat
Pelelangan
Ikan),
penyortiran dan pembersihan (sorting cleansing). •
Pelayanan di dermaga muat (servicing) Setetlah kapal membongkar hasil tangkapannya di dermaga, selanjutnya menuju ke dermaga pelayanan (service berth) untuk memuat perbekalan melaut antara lain bahan bakar, air bersih, bahan makanan dan sebagainya.
•
Perawatan dan perbaikan Kegiatan ini mencakup perbaikan kapal-kapal baik yang rusak berat maupun ringan, penggantian suku cadang dan perawatan rutin sebelum melaut. Untuk kegiayan ini diperlukan fasilitas perbengkelan / workshop dan fasilitas docking (slipway).
«> Kegiatan di Darat Kegiatan operasional di darat meliputi pelelangan,
penyortiran dan
pengepakan, pengolahan, pengangkutan dan pemasaran. •
Pelelangan (Auctioning) Pelelangan ikan merupakan kegiatan utama yang dilakukan di Tempat TPI. Dalam kegiatan ini juga tercakup di dalamnya kegiatan
administrasi
(pencatatan, penarikan retribusi dan Iain-lain). •
Penyortiran dan pengepakan (Sorting and packing) Ikan hasil tangkapan yang telah dilelang selanjutnya disortir oleh pembeli yang kemudian dilakukan pengepakan untuk dipasarkan atau diolah lebih lanjut.
•
Pengolahan (Processing) Kegiatan pengolahan meliputi pendinginan / pembekuan di dalam cold storage atau freezer, pengawetan dengan pengeringan (drying) atau penggaraman
(salting),
pemindangan,
pengalengan
(canning)
dan
sebagainya. •
Pengangkutan (transportation) Pengangkutan hasil produksi merupakan penghubung mata rantai kegiatan perikanan yang sangat penting.
Pengangkutan hasil produksi perikanan
tersebut dimulai dari pelabuhan menuju daerah pemasaran baik tujuan lokal, nasional maupun ekspor. •
Pemasaran (marketing) Pemasaran merupakan faktor penting bagi hasil perikanan karena sifatnya yang mudah rusak sehingga pendistribusiannya harus benar-benar ditangani dengan cepat dan cermat (Hanafiah dan Saefudin, 1983).
Kegiatan
pemasaran meliputi pemasaran lokal, antar pulau dan ekspor. Kegiatan ini melibatkan para pedagang, pengecer maupun eksportir. 2.3. Konsep Tata Letak Pelabuhan Perikanan Keberhasilan suatu kegiatan operasional pelabuhan perikanan / pangkalan pendaratan ikan tergantung pada kelancaran prosesnya, mulai dari proses pendaratan hasil tangkapan, pelelangan, pengolahan hingga pemasaran hasil tangkapan yang dicerminkan oleh efektifnya alir aktivitas, alir barang dan alir manusianya (Dirjen Perikanan, 1994b) Pola aliran barang di pabrik menjadi dasar bagi penyusunan tata letak yang efektif (Apple, 1990). Bila pelabuhan perikanan dianggap sebagai pabrik, maka alur kegiatan yang ada mulai dari masuknya hasil tangkapan di dermaga pendaratan hingga sampai ke tujuan ( konsumen) merupakan suatu proses yang sama dengan proses yang terjadi di pabrik. Perbedaanya aliran bahan di pelabuhan tidak berjalan sendiri di atas mesin tetapi mengalir melalui kegiatan fasilitas dengan melibatkan orang-orang yang di dalamnya. Sehingga dalam siklus kegiatan tersebut termasuk di dalamnya alir manusia dan barang merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan tata letak pelabuhan perikanan. Dengan
memahami
siklus
kegiatan
kapal
perikanan
dari
operasi
penangkapan hingga berlabuh untuk istirahat di pelabuhan diharapkan dapat menyusun tata letak fasilitas di garis tepi air dengan urutan kegiatan kapal yang teratur dan lancar serta tidak terjadi potong memotong yang dapat menimbulkan stagnasi (Ditjen Perikanan, 1981a). Demikian pula dalam menyusun tata letak fasilitas di darat.
Dengan
memahami siklus kegiatan yang terjadi diharapkan dapat menyusun fasilitas di daratan pelabuhan
mulai pendaratan ikan hingga pemasarannya sehingga tidak
terjadi kemacetan lintas dan ketidak teraturan pada alir aktivitas manusia maupun barang yang ada di dalamnya (Ditjen Perikanan, 1994a) Agar memudahkan penempatan fasilitas seperti mana yang harusnya berdekatan atau mana yang seharusnya berjauhan, maka penyusunan fasilitas didasarkan kepada pengelompokan zona (zonasi) kegiatan sesuai dengan fungsi layanan fasilitas (Ditjen Perikanan, 1997).
Selanjutnya
dinyatakan
pengelompokan kegiatan berdasarkan fungsi layanan fasilitas dapat ditinjau atas tiga kelompok besar, yaitu kelompok kegiatan pelayanan kapal, pelayanan produk hasil tangkapan dan pelayanan pada pergerakan manusia di dalamnya. Ketiga kelompok tersebut dipisahkan sesuai dengan spesifikasi kegiatannya dalam satuan zona. Zonasi tersebut adalah sebagai berikut: •
Kegiatan pelayanan kapal Zona kapal bongkar Zona tunggu dan muat Zona reparasi
•
Kegiatan pelayanan produk hasil tangkapan Zona pelelangan Zona pengolahan
•
Kegiatan pergerakan manusia Zona umum Zona kegiatan internal Zona penunjang
Selanjutnya dinyatakan bahwa dalam setiap zona dilengkapi dengan fasilitas yang mendukung kelancaran kegiatan. Tataletak fasilitas yang baik adalah ketika fasilitas dalam sebuah zona kegiatan memiliki letak yang dekat dan antar fasilitas pada zona kegiatan yang berkaitan memiliki letak yang strategis dan mudah dijangkau.
Penentuan fasilitas yang harus diletakkan pada suatu tempat dapat direncanakan dengan menggunakan peta keterkaitan kegiatan yang merupakan teknik
ideal untuk
merencanakan
keterkaitan antar
setiap
kegiatan yang
berhubungan. Menurut Apple (1990) perencanaan tata letak fasilitas tidak hanya digunakan untuk fasilitas yang baru tetapi dapat juga digunakan dalam penataletakan ulang dari suatu proses yang telah ada atau perubahan di berbagai bagian tata letak fasilitas tertentu