12
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Pakan merupakan unsur yang sangat menunjang suatu kegiatan usaha
budidaya perikanan,
sehingga pakan
yang tersedia
harus memadai dan
memenuhi kebutuhan ikan tersebut. Pada budidaya ikan, 60-70% biaya produksi digunakan untuk biaya pakan (Afrianto, 2005). Produksi ikan meningkat, maka secara langsung akan terjadi kenaikan permintaan pakan (Hadadi dkk, 2007). Selama ini sebagian besar pemenuhan pakan ikan masih dibuat dan dipasok dari pabrik besar yang harganya semakin hari terus melonjak. Pakan ikan lele dengan protein lebih dari 27% harganya mencapai Rp 11.000,00/kg. Upaya untuk mengurangi biaya pakan, dapat menggunakan bahan pakan alternatif sebagai pengganti bahan pakan dengan harga kurang dari Rp 11.000,00/kg. Beberapa bahan pakan alternatif yang dapat digunakan adalah limbah ikan rucah, tepung tapioka, dedak halus, dan lain-lain. Pakan alternatif ikan lele telah mampu diproduksi oleh ASTROPAKANIK (Asosiasi Terobosan Pakan Ikan) yaitu sebuah asosiasi yang dibentuk karena keresahan bersama pembudidaya ikan DIY terhadap harga pakan pabrikan yang terus meningkat harganya. ASTROPAKANIK memiliki rumah produksi di Jagalan, Seyegan, Kabupaten Sleman, D.I. Yogyakarta dan di Parangtritis, Kretek, Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta. Hingga saat ini konsumen produk pakan ikan lele ASTROPAKANIK adalah para anggota ASTROPAKANIK dan para petani
13
ikan lele yang berada di D.I. Yogyakarta dan sekitarnya. Pakan alternatif ikan lele produksi ASTROPAKANIK mampu menghasilkan pakan ikan lele protein 28% dengan harga Rp 6.500,00/kg. Namun, kandungan protein yang tinggi dan harga murah ini belum mampu menyaingi produk pakan pabrik besar seperti PT. Central Pangan Pertiwi yang mampu menghasilkan protein 28 % dengan harga Rp 11.000,00/kg dan PT. Matahari Sakti yang mampu menghasilkan protein 28% dengan harga Rp 7.000,00/kg. Untuk mampu menghadapi persaingan dengan pakan pabrikan maka upaya mengembangkan produk pakan ikan ini menjadi penting untuk dilakukan. Upaya tersebut harus didukung dengan pemenuhan karakteristik kebutuhan konsumen. Kapasitas produksi rumah industri ASTROPAKANIK adalah 1 ton per bulan. ASTROPAKANIK mencukupi kebutuhan pakan alternatif di wilayah D.I Yogyakarta dan sekitarnya dengan konsumen terbanyak di wilayah Sleman. Konsumen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah petani ikan lele yang membeli pakan alternatif ikan lele ASTROPAKANIK. Pakan ikan alternatif produksi ASTROPAKANIK mendapat sambutan yang cukup baik di kalangan konsumen, namun beberapa konsumen menjelaskan bahwa terdapat beberapa atribut mutu yang perlu dilakukan perbaikan untuk meningkatkan kualitas produk. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan penulis pada tanggal
8 April 2013
hingga 1 Mei 2013 menyebutkan bahwa 8 dari 10 konsumen yang diteliti menganggap penting dilakukan perbaikan terhadap pakan ikan alternatif produksi ASTROPAKANIK. Atribut mutu yang perlu diperhatikan dalam perbaikan nantinya meliputi kandungan protein, sifat, warna, bentuk, ukuran, tekstur, aroma,
14
daya tahan, harga dan kemasan produk. Atribut-atribut tersebut akan dikembangkan oleh penulis agar produk pakan ikan alternatif ASTROPAKANIK mampu memenuhi kebutuhan konsumen. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian sifat fisik pakan dan sifat khemis pakan yaitu kandungan protein pakan. Daftar pertanyaan survei pendahuluan dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 100. dan hasil dari survei pendahuluan dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 105. Produk dari sebuah industri dituntut untuk selalu berkembang sehingga dapat
membantu
meningkatkan
pendapatan
industri
tersebut
melalui
bertambahnya nilai (value) dari produk tersebut. Pada penelitian ini, produk pakan yang dikembangkan sangat memperhatikan aspek biaya yang dibutuhkan untuk membuat produk tersebut, sehingga produk pakan yang dihasilkan benar-benar dapat memberikan nilai tambah bagi pakan alternatif ikan lele ASTROPAKANIK. Untuk mendapatkan keseimbangan antara performansi dengan biaya produk digunakan metode value engineering. Performansi merupakan kesesuaian kinerja produk yang dihasilkan dengan keinginan konsumen. Metode pengembangan produk yang mempertimbangkan aspek nilai (value) dari
sebuah
produk
adalah
Value
Engineering
yang
dalam
proses
pengembangannya mempertimbangkan aspek kebutuhan konsumen dan juga biaya pembuatan produk. Metode pengembangan produk ini akan menghasilkan beberapa konsep pengembangan produk dan selanjutnya dipilih satu konsep yang memiliki nilai tertinggi. Pengembangan produk dilakukan dengan menggunakan metode value engineering yaitu suatu susunan metode untuk mengurangi biaya produksi atau
15
penggunaan barang dan jasa, tanpa mengurangi mutu yang diperlukan atau performansi. Metode ini bertujuan untuk mencapai karakteristik esensial produk yaitu: performansi, durabilitas, reliabilitas, dan kualitas. Value engineering terdiri dari 3 tahap yaitu tahap informasi, tahap kreatif, dan tahap evaluasi/analisa. Kelebihan metode Value Engineering antara lain (Anonim, 2013) : 1.
Adanya upaya pendekatan yang sistematis, rapi dan terorganisir dalam menganalisa nilai (value) dari pokok permasalahan terhadap fungsi atau kegunaannya
namun
tetap
konsisten
terhadap kebutuhan
akan
penampilan, realibilitas, kualitas dan pemeliharaan dari proyek. 2.
Value Engineering berorientasi menambah nilai untuk produk atau jasa.
3.
Mengurangi modal dan biaya siklus hidup.
4.
Value Engineering menyediakan alat dan menciptakan lingkungan untuk menemukan solusi yang efektif biaya dan kreatif untuk masalah teknis dan organisasi yang kompleks.
5.
Berusaha untuk mencapai mutu yang maksimal sama dengan yang direncanakan dengan biaya yang semurah mungkin. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengembangan
mutu produk dengan metode Value Engineering (rekayasa nilai) karena dengan metode
ini
dapat
diketahui spesifikasi
mutu produk
yang
diinginkan
konsumen karena dengan adanya spesifikasi tersebut dapat dikembangkan produk pakan alternatif lele ASTROPAKANIK
yang
memiliki performansi
tinggi dengan biaya yang minimal. Dengan pendekatan yang dilakukan tersebut dan dengan melakukan pengujian secara fisik dan kimiawi yaitu
16
pengujian kandungan protein, diharapkan didapatkan produk pakan alternatif yang lebih
baik.
Perbaikan terhadap produk pakan alternatif ikan lele
ASTROPAKANIK diharapkan
mampu membuat industri pakan ikan lele
tersebut akan semakin berkembang sehingga mampu menghadapi persaingan dan memberikan kontribusi yang positif terhadap masyarakat di sekitarnya.
B.
Rumusan Masalah Pokok masalah yang ingin dipecahkan adalah atribut mutu apa yang
menjadi prioritas kebutuhan konsumen dan karakteristik seperti apa yang diinginkan konsumen terhadap produk pakan alternatif ikan lele produksi ASTROPAKANIK tersebut serta usaha apa yang bisa dilakukan oleh produsen untuk memenuhi karakteristik berdasarkan kebutuhan konsumen dengan melihat perbandingan performansi konsep produk yang dihasilkan dan biaya yang dibutuhkan.
C.
Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1.
Penelitian
dilakukan
pada
produk
pakan
alternatif
ikan
lele
ASTROPAKANIK 2.
Metode pengembangan produk yang digunakan adalah Value Engineering
3.
Pengembangan produk dibatasi pada atribut mutu produk yaitu kandungan protein, sifat, warna, bentuk, ukuran, tekstur, aroma, daya tahan, harga, dan kemasan.
17
D.
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah:
1.
Mengetahui atribut mutu produk pakan alternatif ikan lele yang menjadi prioritas kebutuhan konsumen.
2.
Mengetahui spesifikasi kebutuhan konsumen terhadap produk pakan alternatif ikan lele.
3.
Mengetahui tingkat performansi dan nilai (value) dari konsep produk pakan alternatif ikan lele yang dikembangkan sesuai kebutuhan konsumen.
E.
Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah dihasilkannya produk pakan alternatif ikan
lele yang lebih mampu memenuhi selera konsumen dan memiliki nilai (value) terbaik.