1B.b1.a2.b (4)
Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi Volume 6, Nomor 1, April 2006
Terakreditasi“A” No. 34/DIKTI/Kep/2003
Penasehat Editor Yuswar Z. Basri (Universitas Trisakti)
Editor
Sofyan Syafri Harahap (Universitas Trisakti)
Deputi Editor
Murtanto (Universitas Trisakti)
Sekretaris
lis Sukmayanti
Dewan Editor
Ahmad Syakhroza (Universitas Indonesia) Bambang Riyanto L. S. (Universitas Gadjah Mada) Deni Darmawati (Universitas Trisakti) Gudono (Universitas Gadjah Mada) Harti Budiyanti (Universitas Trisakti) Hadori Yunus (Universitas Gadjah Mada) Indra Bastian (Universitas Gadjah Mada) Iwan Triyuwono (Universitas Brawijaya) Juniati Gunawan (Universitas Trisakti) Katjep K. Abdul Kadir (Universitas Indonesia) Khomsiyah (Universitas Trisakti) M. Akhyar Adnan (Universitas Islam Indonesia) M. Arief Budiarto (STIE YKPN) Moenaf H. Regar (Universitas Sumatera Utara) Salim Siagian (Universitas Indonesia) Sekar Mayangsari (Universitas Trisakti) Siddharta Utama (Universitas Indonesia) Supriyadi (Universitas Gadjah Mada) Yvonne Augustine (Universitas Trisakti) Winarno Zein (Universitas Padjajaran)
Administrasi
Amrillah Rauf
Sirkulasi
Firdaus
Aiamat Redaksi
Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi (LPFE) Gedung K, Lt. 2,JI. Kyai Tapa No. 1 Grogol, Jakarta 11440 Telp. : (021) 566-3232 Ext. 347, 5669178. Fax. : (021) 566-9178 Email:
[email protected]
Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi diterbitkan oleh Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti Jakarta, terbit pertama kali tahun 2001 dengan frckuensi terbit 3 kali setahun. Redfiksi menerima tulisan yang belum pemah diterbitkan oleh media lain. Tulisan diutamakan merupakan hasil penelitian. non penelitian/konscptual, atau tinjauan buku akuntansi terbitan dalam dan luar ncgeri yang baru. Redaksi berhak mengubah/memperbaiki bahasa tanpa mengubah materi tulisan. Setiap tulisan bukan ccmiinan pandangan dewan redaksi
Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi ________ Volume 6, Nomor 1, April 2006
Terakreditasi "A" No. 34/DIKTI/Kep/2003
Daftar Isi
Hal
Editorial Value Relevance Laba dan Arus Kas Dengan Pendekatan Portfolio - Return Dwi Fitri Puspa
1-18
Dampak Pengungkapan Sukarela Dan Manajcmen Laba Terhadap Informasi Asimetri Wiwik Utami
] 9 - 49
Pengaruh.Publikasi Laporan Keuangan'Iorhadap Volume Perdagangan saham Siti Munfaqiroh
51 - 74
Pengaruh Faktor-faktor Internal Perusahaan Terhadap Income Smoothing Etty M. Nasser Tobia Parulian
75-100
Pefnahaman Mahasiswa Terhadap Beberapa Terminologi Akuntansi Anggon Sofyan S. Harahap Ramlan Harahap
101-137
Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi Kebijakan Editorial dan Pedoman Penulisan Artikcl
KEBIJAKAN EDITORIAL Media Riset Akuntansi Auditing dan Informasi (AAI) diterbitkan oleh Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi (LPFE) secara berkala setiap tahun tiga kali (April, Agustus, Desember). Tujuan penerbitan Media Riset Akuntansi Auditing dan Informasi adalah untuk menyebarluaskan informasi hasil karya tulis ilmiah kepada akademis dan praktisi yang menaruh minat pada bidang akuntansi, auditing dan informasi ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Penentuan artikel yang di blind review oleh tim editor dengan mempertimbangkan aspek-aspek antaralain: terpenuhinya persyaratan untuk publikasi jurnal ilmiah dan kontribusi artikel terhadap pengembangan profesi dan pendidikan akuntansi. Editor bertanggung jawab untuk memberikan telaah konstniktif terhadap artikel yang akan di muat dan (jika dipandang perlu) menyampaikan hasil evaluasi artikel kepada penulis. Artikel yang diusulkan untuk dimuat pada Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi disarankan untuk mengikuti pedoman penulisan artikel yang dibuat oleh Editor. Artikel dapat dikirim dalam bentuk : disket 3,5" dan cetakan (hardcopy) dua eksemplar ke alamat Editor Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti Ged. K Lt. 2 Kampus A USAKTI JL. Kyai Tapa No. 1 (Grogol) Jakarta 11440 E-mail:
[email protected]
PENGARUH FAKTOR-FAKTOR INTERNAL PERUSAHAAN TERHADAP INCOME SMOOTHING Etty M. Nasser Tobia Parulian
Fakutas Ekonomi Usakti
Abstract The objective of this research is to identify the influence of internal factor, such as size, profitability, operating leverage and sectors to the income smoothing practice. And the other objective is to examine the diffrerence between internal factors such as, size, profitability, operating leverage, industrial sectors from companies's income smoothing practice and the other companies’s income smoothing practice. This research examine 47 companies listed in Jakarta Stock Exchange and issues an audited finanacial statement since 2002-2004. The statistical methods used to test the hypothesis are univariate test, such as one-sample Kolmogorov-Smirnov test, Mann-Whitney test, Chi- Square Test, and multivariate test that is Logistic Regression. To calculate the income smoothing used Eckel indexs. The result of the univariate test showed that industrial sectors and profitability between companies's income smoothing practice and the other companies's income smoothing practice has significantly differences. The multivariate test with logistic regression give result that only profitability have significant influence to income smoothing practice. Keywords : Income smoothing, size, profitability, operating leverage, and industrial sectors.
75
76 Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi. Vol. 6, No. 1 April 2006 : 75 - 100
PENDAHULUAN Laporan keuangan merupakan suatu bentuk komunikasi antara pemilik dengan para pengelola perusahaan. Para pemakai laporan keuangan adalafi : Manajemen perusahaan, pemegang saham, kreditor, pemerintah, karyawan perusahaan, konsumen, dan masyarakat umum. Para pemakai laporan keuangan tersebut dibedakan menjadi dua pihak, yaitu pihak internal dan eksternal. Pihak manajemen mempunyai kewajiban untuk menyusun laporan keuangan dalam hal pertanggungjawaban atas aktiva yang secara langsung mereka kelola. Berdasarkah laporan keuangan tersebut pemilik dan pihak-pihak, yang hartanya berada di dalam perusahaan (investor dan kreditor), mengambil keputusan-keputusan ekonomi atas perusahaan. Manajemen laba (Earning Managements) merupakan kecenderungan yang umurh dilakukan oleh pihak manajemen, seringkali juga diartikan sebagai manipulasi laba. Manajemen laba akan membuat laba tidak sesuai dengan reaJitas ekonomi yang ada, ini menjelaskan bahwa kualitas laba yang dilaporkan menjadi rendah, karena keinginan manajemen untuk memperlihatkan sedemikian rupa laba yang baik atau untuk menutupi realitas yang ada. Manajemen laba dapat diklasifikasiakan menjadi : menaikkan laba (income increasing) atau menurunkan laba (income decreasing), perataan laba (Income Smoothing), dan pencucian laporan keuangan. Praktik perataan laba telah dikenal sebagai praktik yang rasional dan logis dan dilakukan oleh manajemen untuk mengurangi fluktuas i laba yang dilaporkan dan meningkatkan kemampuan investor untuk meramalkan arus kas di masa yang akan datang (Barnea, Ronen dan Sadan, 1975). Perataan laba (income smoothing) dapat didefinisikan sebagai suatu sarana yang digunakan manajemen untuk mengurangi variabilitas urut-urutan target yang terlihat karena adanya manipulasi variabel variabel (akuntansi) semu atau (transaksi) riil (Koch, 1981:Salno dan Baridwan,&000). Menurut Prasetio dan Wiryawan (2002:46) praktik perataan laba meliputi usaha untuk memperkecil jumlah laba yang dilaporkan jika laba aktual lebih besar dari laba normal, dan usaha untuk memperbeSar laba yang dilaporkan jika laba lebih kecil dari laba normal.
Pengaruh Faktor-faktor Internal Perusahaan Terhadap income Smoothing 77
Tindakan perataan laba merupakan suatu fenomena umum dan banyak dilakukan diberbagai perusahaan. Namun demikian, tindakan tersebut menyebabkan pengungkapan informasi mengenai penghasilan bersih/ laba menjadi menyesatkan, sehingga mengakibatkan terjadinya kesalahan dalam pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan khususnya pihak eksternal (Jatiningrum,2000). Nasser dan Herlina (2003:292) mengemukakan bahwa perataan laba merupakan salah satu strategi pada manajemen laba, untuk itu per lu kecermatan dalam pemilihan metode akuntansi dalam rangka melakukan perataan laba. Beberapa strategi yang bisa dilakukan antara lain : (1) Increasing Income, yaitu dengan mempercepat pencatatan pendapatan, menunda biaya dan memindahkan biaya untuk periode lain, (2) Big Bath yang dilakukan saat perusahaan mengalami kemunduran kinerja atau saat ada peristiwa luar biasa, (3) Income Smoothing, yaitu dengan sengaja menurunkari atau meningkatkan.laba untuk mengurangi gejolak dalam pelaporan laba, sehingga perusahaan terlihat stabil. Penelitian mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perataan laba merupakan salah satu hal yang cukup menarik.Ashari, dkk (1994) menemukan adanya praktik perataan laba pada perusahaan yang terdaftar di Singapore Stock Exchang e dan melihat empat faktor yang berpengaruh pada praktik perataan laba yaitu ukuran
perusahaan,
profitabilitas,
jenis
industri
dan
nasionalitas
kepemilikan. Liauw She Jin dan Mas'ud Machfoeds (1998) telah menemukan adanya tindakan perataan laba pada perusahaan- perusahaan jpublik yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi perilaku perataan laba adalah Ukuran perusahaan. Profitabilitas, Sektor industri perusahaan, dan Leverage operasi perusahaan. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Jatiningrum (2000) menyatakan hal yang sama bahwa benar telah ditemukan adanya tindakan perataan laba yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Faktor -faktor yang dianggap mempengaruhi perataan laba dalam penelitian tersebut adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, dan sektor industri. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nasser dan Herlina (2003), ditemukan adanya praktik perataan laba pada perusahaan go publik yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan melihat tiga faktor yang
78 Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi, Vol. 6, No. 1 April 2006 : 75 - 100 mempengaruhi praktik perataan laba, adapun faktor-faktor tersebut adalah besaran perusahaan (size?), profitabilitas dan leverage operasi. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang telah dilakukan oIeh,Nasser dan Herlina (2003). Dalam penelitian ini, peneliti menambah variabel yang diduga akan mempengaruhi praktik perataan laba, yaitu sektor industri perusahaan. Penelitian ini bertujuan: pertama, untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara faktor internal seperti: besaran perusahaan, profitabilitas, leverage operasi dan sector industri pada perusahaan perata laba dengan perusahaan bukan perata laba. Kedua, Untuk mengetahui apakah faktor internal seperti: besaran perusahaan, profitabilitas; leverage operasi dan sektor industri perusahaan memiliki pengaruh terhadap perataan laba. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan-perusahaan yang terdapat di Bursa Efek Jakarta untuk tidak melakukan perataan laba ini dengan sengaja sehingga tidak merugikan pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi laba dan sebagai bahan masukan bagi para pemakai laporan keuangan dalam kaitannya dengan praktik perataan laba yang sudah menjadi fenomena umum.
KERANGKA TEORITIS DAN PERUMUSAN
HIPOTESlS Perataan laba Perataan laba (income smoothing) terkait dengan konsep manajemen laba (earnings management). Dalam konsep manajemen laba, pembahasan konsep perataan laba ini juga menggunakan kerangka teori keagenan, bahwa perataan laba timbul ketika terjadi konflik kepentingan antara manajemen dan pemilik. Kesenjangan informasi diantara kedua pihak memicu perataan laba (Fudenberg dan Tirol. 1995). Pertentanga n yang dapat terjadi antara pihak-pihak tersebut antara lain: 1) Manajemen berkeinginan meningkatkan kesejahteraannya
Pengaruh Faktor-faktor Internal Perusahaan Terhadap Income Smoothing 79
sedangkan
pemegang
saham
berkeinginan.
meningkatkan
kekayaannya. 2) 3)
Mahajemen berkeinginan membayar pajak sekecil mungkin sedangkan pemerintah ingin memungut pajak setinggi mungkin. Manajemen berkeinginan memperoleh kredit sebesar mungkin dengan bunga rendah, sedangkan kreditor hanya ingin memberi kredit sesuai dengan kemampuan perusahaan.
Selain pertentangan tersebut diatas, Hepworth (1953) mengungkapkan bahwa manajer yang termotivasi untuk melakukan perataan laba karena ingin mendapatkan berbagai keuntungan ekonomis dan psikologis, yaitu : 1) 2)
3)
4)
Mengurangi total pajak yang terhutang. Meningkatkan kepercayaan diri manajer yang bersangkutan karena penghasilan yang stabil mendukung kebijakan deviden yang stabil. Meningkatkan hubungan antara manajer dan karyawan karena pelaporan laba yang meningkat tajam memberi kemungkinan munculnya tuntutan kenaikan gaji dan upah. Siklus
peningkatan
dan
penurunan
penghasilan
dapat
ditandingkan dan gelombang optimisme dan pesimisme dapat diperlunak. Menurut Nasser dan Herlina (2003:292), perataan laba mempunyai tujuari untuk mengurangi variabilitas atas laba yang dilaporkan guna mengurangi resiko pasar atas saham perusahaan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan harga pasar perusahaan. Menurut salah satu bentuk perataan laba adalah dengan membentuk accounting cushion, sehingga laba akan mengalami kurang dilaporkan (understate), indikasi perataan laba yang dilakukan oleh perusahaan, dapat dilihat dari kecenderungan (trend) laba diperbandingkan dengan discretionary cost. Kecenderppgan laba yang stabil atau meningkat dengan stabil, diperbandingkan dengan kecenderungan discretionary cost yang fluktuatif, maka dapat diindikasikani terjadi perataan laba. Menurut Eckel (1981), perataan laba dapat dibedakan menjadi dua jenis utama, yaitu : (1) Artificial Smoothing yaitu perataan laba yang dilakukan melalui prosedur akuntansi yang
80 Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi, Vol. 6, No. 1 April 2006 : 75 - 100 diterapkan untuk memindahkan biaya atau pendapatan dari satu periode ke periode yang lain yaitu dengan mengubah kebijakan akuntansi. (2) Real Smoothing yaitu perataan laba real yang dimanipulasi melalui transaksi nyata, yaitu dengan mengatur (menunda atau mempercepat transaksi).
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perataan laba Perataan laba dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mendorong para pengelola perusahaan yang dalam hal ini adalah manajer untuk melakukan perataan laba. Beberapa penelitian empiris terdahulu telah melakukan pengujian terhadap faktor-faktor tersebut dan menunjukkan hasil yang tidak konsisten satu dengan yang lainnya, karena beberapa faktor masih didapat berpengaruh dan tidak berpengaruh terhadap perataan laba. Berikut melalui tabel 1 disajikan penelitian- penelitian terdahulu yang menguji faktorfaktor yang mempengaruhi dan yang tidak mempengaruhi perataan laba.
Tabel 1 Faktor-faktor yang mempengaruhi Perataan laba No
Faktor yjtng berpengaruh
Peneliti (tahun)
I
Besaran Perusahaan Toial Aktiva
Moses (1987)
2
Profilabilitas
3
Kelompok Usaha
Archibald (1967): White (1970): Ashari dkk. (1994):; Jatiningrum (2000)
4 "V"
Kebangsadn Harga Saham
, 7 8
Perbedaan laba aktual dan laba normal Keb'ijakan: akuntansi mengenai laba Leverage operasi
9 10
Pengcndalian perusahaan Seklor industri
Albrecht dan Richardson (1990): Ashari dkk. (1994) Ashari dkk. (1994) llmainir (1993). Moses (1987), Michelson • (1995). Utami dan Suhamiadi (1998). Assih dan Gundono (2000) llmainir (1993) llmainir (1993) Lambert (1984), Dye (1988), Zuhroh (1996): Jin dan Machfoedz (1998): Nasser dan Herlina (2003) Smith (1978), Kamin dan Ronen (1978) Ronen dan Sadan (1981): Albercht dan Richarson (1990)
Pengaruh Faktor-faktor Internal Perusahaan Terhadap Income Smoothing 81
Tabel 2
Faktor-faktor yang Tidak Mempengaruhi Perataan Laba Faktor yang tidak berpengaruh Penefiti (tahun)
No 1
Besaran Perusahaan : - Total Aktiva - Penjualan - Nilai pasar saham
2
Profitabilitas
3 4 5
Kelompok Usaha Rencana Bonus Sektor Industri
llmainir (1993); Ashari dkk. (1994); | Zuhroh (1994); Jin dim Much food/. (1998); Assih (1998); Salno dan Baridwan (2000); Jatiningrum (2000); Nasser dan Herlina (2003) Zuhroh (1996); Jin dan Much toed/. (1998); Nasser dan Herlina (2003) Jin dan Machtbedz (1998); Assih (1998) llmainir (1993) Jin dan Machtbedz (1998)
Faktor-faktor yang Digunakan untuk Mempengaruhi Perataan laba Perataan laba dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang meliputi : pendapatan dan beban (beban depresiasi, beban riset dan pengembangan, beban iklan, dividen anak perusahaan, kas dividen dan opsi saham, pos luar biasa penjualan aktiva tetap), kredit pajak investasi (investment tax credit), investasi jangka panjang atau investasi saham pada perusahaan lain, selisihj kurs,
perubahan
kebijakan
akuntansi,
klasifikasi
dan
pembentukan
cadangan. Hasil penelitiannya adalah sebagai berikut : Hepworth (1953), menurut hasil penelitiannya tindakan perataan laba melalui depresiasi dapat dilakukan dalam beberapa cara : (1) meningkatkan biaya depresiasi selama satu periode tertentu; (2) melakukan revaluasi aktiva tetap dengan menggunakan metode nilai sekarang (current value); (3) penggunaan metode depresiasi yang berbeda dengan periode sebelumnya. Gordon, Horwitz dan Meyers (1966) mengamati hubungan antara metode akuntansi untuk kredit investasi pajak dengan tingkat pertumbuhan laba per lembar saham dan hasil ekuitas pem£gang saham. Adapun hasil penelitian yang didapalkan menunjukkart adanya hubungan yang signifikan antara kedua hal ini yang membuktikan adanya tindakan perataan laba. Copeland dan Licastro (1968) menunjukkan hubungan laba dan dividen anak perusahaan yang tid ak dikonsolidasikan tidak membuktikan adanya praktik perataan laba. Beattie, dkk. (1994) menyatakan bahwa hasil yang diperoleh adalah terdapat hubungan antara variabilitas laba, pembayaran dividen, dan
82 Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi, Vol. 6, No. 1 April 2006 : 75 * 100 opsi saham. Sementara penelitian oleh Ronen dan Sadan (1975) yang dijadikan 1 obyek perataan laba adalah aliran laba sebelum pos luar biasa. Hasil dari penelitian menunjukkan adanya tindakan perataan laba.
Hasil Penelitian yang Mendukung Tindakan Perataan laba Hasil penelitian yang yang dilakukan oleh Moses (1987) menemukan bahwa praktik perataan laba dapat dihubungkan dengan ukuran perusahaan, perbedaan antara laba sesungguhnya dengan yang diharapkan dan ada tidaknya rencana kompensasi bonus. Michelson dkk (1995) melakukan penelitian di Amerika yang bertujuan untuk menguji hubungan antara perataan laba dengan kinerja di pasar. Adapun hal yang diuji adalah kecenderungan perusahaan utama untuk melakukan perataan laba dalam rata-rata return dari saham diantara perusahaan perata dan tidak serta resiko pasar yang diperkirakan dengan perataan laba. Hasil yang diperoleh adalah bahwa perusahaan yang meratakan laba memiliki rata-rata return tahunan yang lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak melakukan perataan laba. 2.5 Kerangka Pemikiran
Gambar 1 kerangka Pemikiran untuk mengetahui pengaruh faktor internal seperti; besaran perusahaan, profitabilitas, leverage operasi, dan faktor ekstemal seperti; sektor industri.
Pengaruh Faktor-faktor Internal Perusahaan Terhadap Income Smoothing 83
Kerangka pemikiran didasarkan pada tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh faktor internal seperti: besaran perusahaan, profitabilitas, leverage operasi, dan sektor industri terhadap tindakan perataan laba, yang diuji dengan Regresi Logististik. Sedangkan perbedaart antara faktor internal seperti: besaran perusahaan, profitabilitas, leverage operasi dan sektor industri pada perusahaan perata laba dengan perusahaan bukan perata laba akan diuji dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov yang selanjutnya akan diuji dengan mengunakan uji Mann-Whitney dan Chi-Square Test. Dengan menggunakan level signifikansi (a) sebesar 0.05 maka Ha diterima apabila p-value < 0.05 dan sebaliknya Hipotesis yang dibentuk pada penelitian ini selain mengacu pada hasil penelitian sebelumnya juga mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut. Perusahaan yang memiliki aktiva yang besar biasanya disebut perusahaan besar dan akan mendapat lebih banyak perhatian dari berbagai pihak seperti para analisis, investor maupun pemerintah. Untuk itu perusahaan besar juga diperkirakan akan menghindari fluktuasi laba yang terlalu dratis sebab kenaikan laba yang drastis akan menyebabkan bertambahrtya pajak, sebaliknya penurunan laba yang drastis akan memberi image yang kurang baik. Maka perusahaan besar diperkirakan memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk melakukan tindaka n perataan laba. Moses (1987) mengemukakan bahwa perataan laba dapat dihubungkan dengan ukuran perusahaan.Smith (1976), Kamin dan Ronen (1978) menunjukkan perusahaan yang dikendalikan oleh manajer cenderung melakukan perataan laba dibanding yang dikendalik an pemilik. Koch (1981) menemukan bukti empiris bahwa perataan laba lebih banyak dilakukan oleh widely held company daripada closely held company. Faktor lain yang tidak kalah penting adalah profitabilitas yang merupakan tolak ukur kinerja perusahaan bagi pihak eksternal. Maka dapat diduga bahwa fluktuasi profitabilitas yang rendah atau menurun memiliki kecenderungan bagi perusahaan tersebut untuk melakukan tindakan perataan laba. Hasil penelitian Archibald (1987), White (1970), dan Ashari, dkk (1994) menunjukkan bahwa perataan laba dilakukan oleh perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang rendah dan perusahaan yang memiliki resiko besar, dan perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi
84 Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi, Vol. 6, No. 1 April 2006 : 75 - 100 akan memiliki risiko besar, hal ini akan mendorong perusahaan melakukan perataan laba. Lambert (1984), Dye (1988), Zuhroh (1986) serta Jin dan Machfoedz (1988) mengatakan bahwa manajer yang menolak risiko pinjaman di pasar modal memiliki inisiatif untuk meratakan laba/ penghasilan bersih. Sedangkan jumlah perusahaan publik yang termasuk dalam kelompok usaha manufaktur, kelompok usaha bank dan lembaga keuangan lainnya, dan kelompok perhotelan dan property terlihat mendominasi keseluruhan perusahaan publik yang terdaftar di BEJ. Jin dan Machfoedz (1998), dan Salno dan Baridwan (2000) yang menggunakan variabel dummy kelompok usaha untuk menguji apakah dominasi tersebut berpengaruh terhadap perataan laba. Sehubungan dengan hal tersebut diduga akan terdapat perbedaan antara faktor internal seperti: besaran perusahaan, profitabilitas, leverage operasi dan sektor industri pada perusahaan perata laba dengan perusahaan bukan perata laba. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesisi alternatif yang akan diuji pada penelitian ini adalah sebagai berikut : Ha 1 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara antara faktor internal seperti: besaran perusahaan, profitabilitas, leverage operasi dan sektor industri pada perusahaan perata laba dengan perusahaan bukan perata laba. Ha 2 : faktor internal seperti: besaran perusahaan, profitabilitas, leverage operasi dan sektor industri mempengaruhi tindakan perataan laba.
METODOLOGI PENELITIAN Pemilihan Sampel dan Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan data sekunder perusahaan publik yang terdaftar di BEJ yang diperoleh dari Directory BEJ, JSX Statistics, homepage BEJ, dan Pojok BEJ. Periodisasi penelitian mencakup data tahun 2002, 2003, dan 2004 yang dipandang cukup mewakili kondisi BEJ yang relatif st&bil dan normal. Penggunaan data beberapa periode akan
Pengaruh Faktor-faktor Internal Perusahaan Terhadap Income Smoothing 85
mengungkap kinerja perataan laba, sedangkan pengunaan data satu periode hanya merefleksikan usaha-usaha perataan laba (Moses, 1987). Jumlah sampel awal yang diperoleh sebanyak 114 perusahaan industri yang go public, dan penentuan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling (judgement sampling), artinya populasi yang akan dijadikan sampel penelitian ini adalah yang memenuhi krileria yang dikehendaki peneliti, dan kemudian dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. Tabel 3 menyajikan hasil seleksi sampel. Tabel 3 Seleksi Sampel Jumlah
Kriteria Seieksi Sampel
114
Jumlah sampel awal Pelanggaran kritei-ia I : Perusahaan tidak menerbitkan laporan keuangunnyu per 31 Descmbcr (I)
(1)
2002 sampai dengan 31 Desember 2004 Pelanggaran krileria 2 : Perusahaan mengalami delisting selama periode penelitian
(26)
Pelanggaran krileria 3 : Selama periode peristiwa, perusahaan mengalami restrukturisasi perusahaan, seperti merger dan akuisisi serta perusahaan mengalami j ( 2 8 )
(28)
perubahan kelompok usaha Pelanggaran kriteria 4 :
(12)
Perusahaan mengftlami kerugian mulai tahun 2002 -2004
47
Jumlah Sampel Akhir
Setelah melalui proses tersebut diatas, maka jumlah perusah aan yang masuk dalam kriteria sampel adalah sebanyak 47 perusahaan yang terdiri dari 27
perusahaan
manufaktur,
11
perusahaan
lembaga
keuangan,
dan
9
perusahaan hotel dan property. Jumlah perusahaan ini mencerminkan 41% dari jumlah populasi sebanyak 114 perusahaan dengan total subsampel sebanyak 141 laporan keuangan, kemudian sampel dikelompokkah ke dalam kelompok yang melakukan tindakan perataan laba dan yang tidak dengan menggunakan rumus Indeks Eckel (1981) sebagai berikut
86 Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi, Vol. 6, No. 1 April 2006 : 75 - 100
Indeks Perataan laba : CVAS > CVAl Di mana : ΔS = Perubahan penjualan dalam satu periode. lΔ = Perubahan laba dalam satu periode CV = Koefisien Variasi dari variabel yaitu standar deviasi dibagi dengan nilai yang diharapkan. Jadi, CVAS CVAl
= Koefisien variasi untuk perubahan penjualan = Koefisien variasi untuk perubahan laba
bimana CVS dan CVAl dapat dihitung sebagai ber ikut: CVΔl dan C V ΔS = V a r i a n c e Expected Value Atau CVΔl dan CVAΔ = ∑(Δx-Δx) 2 n-1
:
Δx
Dimana,
Δx = perubahan laba (I) atau penjualan (S) antara tahun ri dengan n-1 ΔX = rata-rata perubahan laba (I) atau penjualan (S) antara tahun n dengan n-1 n
= banyaknya tahun yang diamati
Perusahaan dikelompokkan melakukan tindakan perataan laba apabila indeks lebih besar atau sama dengan satu atau CV"S > CV"1 Tabel 4 menyajikan hasil perhitungan indeks Eckel. Tabel 4
Perusahaan Manufaktjjr Lembaga Keuangan Hotel daijj Properly Total
Hasil Perhitungan Indeks Eckel Perata Bukan Perata 19 0 3 22
8 U 6 25
Total 27 11 9 47
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari pemisahan sampel kedalam kelompok perusahaan perata laba dan perusahaan bukan perata
Pengaruh Faktor-faktor Internal Perusahaan Terhadap Income Smoothing 87
laba untuk 47 perusahaan yang dijadikan sampel, terdapat 22 perusahaaan yang melakukan praktik perataan laba dan 25 perusahaan yang tidak melakukan praktik perataan laba. Nampak bahwa 19 dari 27 perusahaan di sektor manufaktur yang melakukan pejrataan laba atau 70,37% dari total sampel yang diuji. Sedangkan untuk sektor lembaga keuangan tidak terdapat perusahaan yang melakukan praktik perataan laba, atau 0% dari total sampel yang diuji. Sedangkan untuk sektor hotel dan property hanva 3 dari 9 perusahaan, yang melakukan praktik perataan laba atau sekilar 33,33% dari total sampel yang diuji.
Variabel Penelitian Penelitian Ini menggunakan variabel-variabel seperti status perataan laba, besaran perusahaan, profitabilitas, leverage operasi, dan sektor industri dengan menggunakan skala nominal. Pengukuran yang digunakan sebagai berikut : 1.
Status perataan laba diklasifikasi dengan Indeks Eckel (198*1).
2.
Besaran perusahaan, pengukuran variabel ini menggunakan total aktiva.
3.
Profitabilitas perusahaan, pengukuran variabel ini adalah rasio antara laba setelah pajak dengan total aktiva sehingga didapat persentase (%).
4.
Leverage operasi, pengukuran variabel ini adalah rasio antara total biaya depresiasi
dan
amortisasi
dengan
total
biaya
yang
merupakan
penjumlahan dari harga pokok penjualan, biaya penjualah serta biaya administrasi dan umum sehingga didapat persentase (%). 5.
Sektor
industri
perusahaan,
digunakan
variabeLdummy
untuk
menentukan sektor perusahaan manufaktur, lembaga keuangan, serta perhotelan dan property.
88
Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi, Vol. 6. No. 1 April 2006 : 75 - 100
Metoda Analisis Data Metode statistik yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan (1) uji beda rata-rata (statistik Inferensial) dengan menggunakan uji Mann-Whitney dan uji Chi-Square dimana sebelumnya dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan one samp le Kolmogorov Smirnov dan (2) uji Regresi Logistik (Logistic Regression Test). Uji hipotesis pertama dengan menggunakan pengujian Univarite dengan One Sample Kolmgorov Smirnov Test ini bertujuan untuk menentukan apakah data dari masing-masing variabel terdistribusi secara normal. Pengolahan data dalam software SPSS (Statistical Product mid Soviet* Solution) dengan tingkat signifikansi 0.05 maka dapat diambil kesimpulan, jika p-value (dalam hal ini Asymp. Sig. -2 tailed) > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti data terdistribusi secara normal. Uji perbedaan antara variabel independen pada perusahaan perata laba dan bukan perata laba digunakan Mann Whitney U Test untuk total aktiva, profitabilitas, serta leverage operasi dan Chi-Square Test untuk sektdr industri. Variabel yang diuji harus merupakan variabel yang datanya tidak terdistribusi secara normal. Dalam pengujian Mann- Whitney, penggolongan data perusahaan perata laba = 1, dan perusahaan bukan perata laba = 0. pengolahan data dalam software SPSS dengan tingkat sighifikansi 0.05 maka dapat diambil kesimpulan jika p-value (dalam hal ini Asymp. Sig. - 2 tailed) > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti tidak terdapat perbedaan diantara variabel yang diuji. Dan untuk pengujian Chi -Square pengolahan data dalam software SPSS dengan tingkat signifikansi 0.05 maka dapat diambil kesimpulan jika p- value (dalam hal ini Asymp. Sig. - 2 tailed) < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, Berarti bahwa terdapat perbedaan signifikansi antara frekuensi yang diamati dengan frekuensi yang diharapkan untuk sektor industri di antara perusahaan yang melakukan perataan laba dan yang tidak. Uji hipotesis kedua menggunakan Multivariate dengan analisis regresi logit (logistic regression) yang dilakukan untuk melihat apakah variabel independen yaitu besaran perusahaan, profitabilitas, leverage operasi, dan sektor industri berpengaruh terhadap varabel dependennya
Pengaruh Faktor-faktor Internal Perusahaan Terhadap Income Smoothing 89
yaitu perataan laba. Model logit yang digunakan dalam penelitian ini dijabarkan sebagai berikut :
Status = a + b(TA) + c(PROF) + d(OL) + e(DIS) Dimana: Status = Status perusahaan sampel; 1 untuk perusahaan perata laba dan 0 untuk perusahaan bukan perata laba TA -Total aktiva PROF = Profitabilitas
DIS = Sektor Industri OL = Leverage operasi
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Uji Statistik Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama bermaksud untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara faktor internal, seperti: besaran perusahaan, prof itabilitas; leverage operasi, dan sektor industri pada perusahaan perata laba dengan perusahaan bukan perata laba. Hasil analisis pengujian dengan One Sample Kolmogorov Smirnov Test yang merupakan langkah awal pengujian hipotesis, dimaksudkan untuk mengetahui pertgujian apakah yang harus digunakan selanjutnya
dalam
menguji
hipotesis
yang
timbul
dalam
penelitian
ini
berdasarkan normalitas data dari masing-masing variabel. Dengan tingkat signifikansi (3) sebesar 0.05,,maka hasil yang diperoleh dari uji normal itas atas data- data tersebut adalah seperti yang dijabarkan dalam tabel 5.
90 Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi, Vol. 6, No. 1 April 2006 : 75 - 100 Tabel 5 Hasil Pengujian One-Sample Kolmogorov Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Aktiva N 3 15 Normal Parameters - Mean
Profit
Leverage
Sektor Industri
141 6.3E+13
141 .10
141 ,26
141 1,19
1.4E+14
,245
,969
,446
Most Extreme Absolute
,327
,341
,393
,453
Differences Positive
.319
,314
,360
,453
-.327
-.341
-,393
-,313
3,889
4,047
4,670
5,384
,000
,000
,000
.000
Std. Deviation
Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a
. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Analisis No
Variabel
Asymp.Sig (2- tailed)
Keterangan
Distribusi Data
1
Total Aktiva
0.000
P < 0.05
Tidak Normal
2
Profitabilitas
0.000
P < 0.05
Tidak Normal
3
Leverage Operasi
0.000
P < 0.05
Tidak Normal
4
Sektor Industri
0.000
P < 0.05
Tidak Normal
Pada tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa variabel total aktiva, profitabilitas, leverage operasi, dan sektor industri memiliki distribusi data yang tidak normal sebab nilai probabilita dari empat variabel tersebut kurang dari 0,05 atau dengan kata lain hipotesis yang menyatakah bahwa variabel-variabel tersebut terdistribusi secara normal ditolak. Dengan demikian maka pengujian univariate yang akan digunakan selanjutnya adalah pengujian non-parametrik, yakni MannWhitney U Test dan Chi-square Test. Pengujian Mann-Whitney U Test. Pengujian yang kedua ini merupakan pengujian ini yang digunakan untuk melihat apakah ada perbedaan yang nyata atau tidak diantara variabel yang diuji. Dalam hal ini variabel yang akan diuji dengan menggunakan uji Mann-whitney adalah total aktiva, profitabilitas, dan leverage operasi perusahaan.
Pengaruh Faktor-faktor Internal Perusahaan Terhadap Income Smoothing 91
Dengan titigkat signifikansi (a) sebesar 0,05, maka hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut; Tabel 6 Hasil Pengujian Mann-Whitney U Test Test Statistics? Aktiva Mann-Whitney U Wilcoxon W 2
187.000 440.0
Asymp. Sig. (2-tailed)
Profit 93,000
Leverage 219.000
393.000
-1.693
-3.760
.090
.000
519.000 990 322
a- Grouping Variable: PERATAA
No
Variabel
Asymp.Sig (2- tailed Keterangan
1
Total Aktiva Profitabilitas Leverage Operasi
0,090 0,000 0.322
2 3
N
Analisis P > 0.05 P < 0.05 P > 0.05
Ho Diterima Ditolak Diterima
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa untuk ketiga variabel yang diuji, yaitu total aktiva, profitabilitas, dan leverage operasi perusahaan, ternyata nilai signifikansi dari uji Mann-Whitney terhadap total aktiva dan leverage operasi lebih besar dari 0,05. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa Ho kedua variabel tersebut diterima. Dengan diterimanya Ho berarti bahwa tidak terdapat perbedaan rata -rata total aktiva dan leverage operasi di antara perusahaan yang melakukan praktik perataan laba dan yang tidak. Sedangkan untuk variabel profitabilitas memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05, yang mengakibatkan Ho dari variabel tersebut ditolak. Dengan ditolaknya Ho berarti bahwa terdapat perbedaan rata-rata profitabilitas di antara perusahan yang melakukan praktik perataan laba dan yang tidak. Pengujian Chi-Square test. Pengujian yang ketiga ini dilakukan untuk membedakan dua proporsi kategori dari variabel yang diuji. Dalam hal ini variabel'yang akan diuji dengan menggunakan uji ChiSquare adalah sektor industri perusahaan. Dengan tingkat signifikansi (a) sebesar 0,05, maka hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :
92 Media Riset Akuntansi. Auditing & Informasi, Vol. 6, No. 1 April 2006 : 75 - 100 Tabel 7 Hasil Pengujian Chi-Square Test Test Statistics
Sektor Industri | Chi-Square8
126,511
df
2
Asymp. Sig. ,000 a. 0 cells (,0%) have expected frequencies less than 5. the minimum expected cell frequency is 47,0.
Analisis No
Variabel
Asymp.Sig (2-tailed)
Keterangan
Ho
I
Sektor Industri
0.000
P<0.05
Ditolak
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa untuk sektor industri memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 sehingga hasil pengujian ini mengakibatkan Ho ditolak. Berarti bahwa terdapat perbedaan signifikansi antara frekuensi yang diamati dengan frekuensi yang diharapkan untuk sektor industri di antara perusahaan yang melakukan perataan laba dan yang tidak.
Uji Statistik Hipotesis Kedua Hipotesis kedua bermaksud untuk mengetahui apakah faktor internal sfeperti: besaran perusahaan, profitabilitas, leverage operasi, dan sektor industri perusahaan mempengaruhi perataan laba. Pengujian Multivariate dilakukan dengan mengunakan regresi logistik untuk melihat faktor-faktor tersebut yang dapat dikaitkan dengan variabel dependen dalam suatu penelitian, yang dalam penelitian ini adalah
Pengaruh Faktor-faktor Internal Perusahaan Terhadap Income Smoothing 93
perataan laba. Dengan tingkat signifikansi sebesar 0.05, maka hasil yang diperoleh dari pengujian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 8 Hasil Pengujian Multivariate secara serentak
Model
Change in - 2 Log
Variebel
Likelihood
Likelihood
Step 1 Profit
-97.446
13.987
Sig. of the df
Change
1
.000
Variables not in the EquatioPi Score Step Variable
Aktiva
1
Leverage Sektor.lndustri
df
Sig.
2.294
1
.130
.667
1
.414
1.971
1
.160
a. Residual Chi-Squares are not computed because of redundancies.
Analisis No
Variabel
p-value
Keterangan
I
Total Aktiva Profitabilitas Leverage operasi Sektor Industri
0.130 0.009 0.414 0.160
P P P P
2
3 4
> < > >
0.05 0.05 0,05 0,05
Ho Diterima Ditolak Diterima Diterima
Dengan pengujian multivariate secara serentak.ini, dapat dilihat bahwa variabel independen, yaitu total aktiva, leverage operasi, dan sektor industri memiliki nilai p yang lebih besar dari 0,05, yang mengakibatkan Ho untuk variabel tersebut diterima atau dan dengan demikian Ha ditolak. Dan dengan diterimanya Ho menunjukkan bahwa variabel tersebut tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba. Dan
94 Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi, Vol. 6, No. 1 April 2006 : 75- 100 variabel profitabilitas memiliki nilai p yang lebih kecil dari 0,05, yang mengakibatkan Ho untuk variabel tersebut di tolak dan dengan demikian Ha diterima. Dan dengan ditolaknya Ho menunjukkan bahwa variabel profitabilitas berpengaruh terhadap praktik perataan laba.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1.
Berdasarkan pengujian hipotesis pertama menunjukkan diterimanya hipotesis alternatif dari variabel profitabilitas dan sektor industri, hal ini berarti terdapat perbedaan profitabilitas dan sektor industri antara perusahaan perata laba dengan perusahaan bukan perata laba. Sedangkan besaran perusahaan dan leverage menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut tidak terdapat perbedaan antara perusahaan . perata laba dengan perusahaan bukan perata laba. Dengan demikian, pembuktian ini menunjukkan bahwa variabel profitabilitas dan sektor industri dapat digunakan sebagai indikator yamg dikaitkan dengan
tindakan perusahaan yang melakukan perataan laba. 2. Berdasarkcin pengujian hipotesis kedua, dapat disimpulkan bahwa besaran perusahaan tidak mempengaruhi dilakukannya tindakan perataan laba pada perusahaan. hasil penelitian ini sesuai dengan has il beberapa peneliti Indonesia sebelumnya yaitu llmainir (1993); Ashari dkk. (1994); Zuhroh (1994); Jin dan Machfoedz (1998); Jatiningrtim (2000); Nasser dan Herlina (2003), sedangkan Moses (1987) yang menggunakan sampel perusahaan di luar negeri menyatakan hal yang sebaliknya yaitu besaran perusahaan mempengaruhi tindakan. perataan laba pada perusahaan. Leverage operasi tidak berhasil dibuktikan sebagai salah satu faktor yang mendorong terjadinya praktik perataan laba. Demikian juga dengan Sektor Irldustri, penelitian ini tidak berhasil untuk membuktikan sebagai s^lah satu faktor yang mendorong terjadinya praktik perataan laba. Penelitian ini inkonsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Albrecht dan Richardson (1990); Ashari dkk. (1994) yang berhasil
Pengaruh Faktor-faktor Internal Perusahaan Terhadap Income Smoothing 95
membuktikan bahwa sektor industri menjadi salah satu faktor yang mendorong terjadinya praktik perataan laba.Dalam penelitian yang dilakukan oleh Zuhroh (1996); Jin dan Machfoedz (1998); Nasser dan Herlina (2003) yang tidak berhasil membuktikan Profitabilitas sebagai salah satu faktor pendorong terjadinya praktik perataan laba. Namun dalam penelitian ini berhasil membuktikan bahwa Profitabilitas merupakan salah satu faktor yang mendorong terjadinya praktik perataan laba. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Archibald (1967); White (1970); Ashari dkk. (1994); dan Jatiningrum (2000).
Saran 1.
Deng&n mengacu pada kajian hasil penelitian sebelumnya bahwa penelitian di Indonesia sebagian besar terfokus pada faktor -faktor yang mempengaruhi perataan laba dan hasil penelitian sebelumnya tidak konsisten dengan peneliti yang lain, maka dari itu pengembangan teori akuntansi masih diperlukan dalam menc ari bukti empiris pada faktor-faktor yang digunakan untuk tindakan perataan laba. Dalam penelitian lanjutan sebaiknva dipertimbangkan penggunaan jumlah sampel penelitian yang lebih
2.
3.
besar dan rentang waktu yang lebih lama, sehngga hasil yang diharalpkan dapat lebih akurat untuk digunakan. Konsdp laba digunakan sebagai alat peramalan yang dapat mendorong tindakan perataan laba karena masyarakatcenderung menganggap bahwa laba yang tidak berfluktuasi (smooth) dan stabil diyakini lebih baik daripada laba yang bergejolak. Dengan demikian, agar tidak merugikan pihak pengguna laporan keuangan dan memperkaya hasil penelitian berikutnya hendaknya perlu untuk dipertimbangkan variabel arus kas dan perlu juga untuk mengkaji apakah tindakan perataan laba tetap diikuti den gan konsistensi dalam pembayaran deviden. Perataan laba merupakan salah satu bentuk perilaku yang tidak semestinya dilakukan, sebab hal ini menyebabkan laporan
96
Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi, Vol. 6, No. 1 April 2006 : 75 - 100
keuangan tidak mencerminkan kinerja perusahan yang sebenarnya. Sehingga,
dalam
pengambilan
keputusan
sebaiknya
investor
memperhatikan hal-hal yang bersifat kualitatif di sampingjaporan keuangan. 4.
Penelitian
berikutnya
dapat
menerapkan
pengaruh
standar
akuntansi dan peraturan perpajakan yang baru untuk menilai perataan laba di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA Albrecth, W.D., dan Richardson, F.M, 1990, Income Smoothing by Economics Sector, Journal of Business Finance and Accounting, pp 713730.. Archibald, T.R, 1967, The Return to Straight line Depreciation: An Analysis of a Change in Accounting Method. Journal of Accounting Research, Suplement, pp 164-180. Ashari, N., Hian Chye Koh, Soh Leng Tan dan Wei Har Wong. 1994. factors Affecting Income Smoothing Among Listed Companies in Singapore. Journal of Accounting and Business Research, 24:96. Assih, Prihat, dan Gudono. 2000. "Hubungan Tindakan Perataan Laba dengan reaksi pasar atas pengumuman Informasi Laba Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta". Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Volume III No.3, pp.35-53. Beattie, V., Stephen, B., David, E., Brian, J., Stuart. M., Dylan, T., dan Michael, T, 1994, Extraordinary items and Income Smoothing: A Positive Accounting Approach, Journal of Bussines Finance and Accounting, p 791-811, Bornea, A.,Ronen, J., dan Sadan, S, 1975, The implementation of Accounting Objective an Application to Extraordinary items. The Accounting Review, pp 653-667.
Pengaruh Faktor-faktor Internal Perusahaan Terhadap Income Smoothing 97
Copeland, R.M, 1968, Income Smoothing, lounial of Accounting Research, Supplement. Dye, R, 19$8, Earning Management in an Overlapping Gebnerations Models. Journal of Accounting Research, pp 195-235. Eckel,. N, 1981, The Income Smoothing Hypothesis Rensited, Abacus, pp.32-39 Fudenbergi Drew dan Jean Tirole. 1995, " A Theory of Income and Dividend Smoothing Based on Incumbency Rates", journal of Political Economicy. Gordon, ivi, J., Horwitz, B., dan Meyers, R, 1966, Accounting Measurement and Normal Growth of The Firm, Research in Accounting Measurement. American Accounting Assosiation, p 221231. Hepworth, G, 1953, Smoothing Periodic Income. Accounting Review, pp 32-39. Ulmainir, 1'993, ''Perataan Laba dan Faktor-faktor Pendorong pada Perusahaan Publik di Indonesia. Thesis S2. Program Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada. Jatiningrurn. Agustus. 2000. "Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Perataan Pengahsilan Bersih/Laba pada Perusahaaan yang Terdaftar di Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Volume III No.2, pp.145-155! Kamin, J.Y., dan Ronen, J, 1978, Smoothing of Income Numbers : Some Empirical Evidence of Systematic Differences among Management controlled and Owner-controlled Firms. Accounting Organization and Society, p.141-157. Koch, B.S. Juli, 1981, Income Smoothing: An Experiment. The Accounting Review, LVI(3): 574-586.
98 Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi, Vol. 6, No. 1 April 2006 : 75- 100
Lambert, R, 1984, Income Smoothing as Rational Equilibrium Behavior, Accounting Review. Liauw She Jin dan Machfoedz, M. Juli, 1998, 'Faktor-faktor yang mempengaruhi Praktik Perataan Laba pada perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta". lurnal Riset Akuntansi Indonesia. Volume I No.2, pp. 174-191. Michelson, S.E., Wagner, J.J., and Wooton, C.W., 1995, A Market Based analysis of Income Smoothing. Journal of Business Finance and Accounting. Moses, O.D. 1987. Income Smoothing and Incentives: Empirical Test Using Accounting Changes. Accounting Review, 358-377. Nasser, Etty-M., dan Herlina, 2003, "Pengaruh Size, Profitabilitas dan Leverage terhadap Perataan Laba pada Perusahaan Co Public". Jurnal Ekonomi, Volume VII No.7, pp.292. Prasetio, Januar Eko., Astuti, Sri., Wiryawan Agung, 2002, "Praktik Perataan Laba dan Kinerja Saham Perusahaan Publik di Indonesia. Jurnal Analisis Akuntansi Indonesia, Volume VI no.2, pp.46. Ronen, J., dan Sadan, S., 1981, Smoothing Income Number, Addison Wesley. Salno, H.M.,i dan Baridwan, Z., 2000, Analisis Perataan Penghasilan (Income Smoothing): Faktor-faktor yang Mempengaruhi dan Kaitarmya dengan Kinerja Saham Perusahaan Publik di Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.3.
Pengaruh Faktor-faktor Interna! Perusahaan Terhadap Income Smoothing 99
Smith, E.D, 1976, Effects of Separation of Ownership from Control on Accounting Policy Decision, Accounting Review, p 703-723. Utami, W., dan Suharmadi, 1998, Pengaruh Informasi Penghasilan Perusahaan terhadap Harga Saham di BEJ. ]umal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 1, No.2. White,
G.E.,
1970,
Discreationary
Accounting
Decision
and
Income
Normalization, journal of Accounting Research, p.260-274. Zuhroh, D., 1997, Faktor-faktor yang berpengaruh pada Tindakan Perataan Laba pada Perusahaan Go Publik di Indonesia, Makalah Simposium Nasional Akuntansi I, Yogyakarta.
100 Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi, Vol. 6, No. 1 April 2006 : 75 - 100