MEDIA PENGENALAN EKSOTIKA KEBUDAYAAN YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN JAVA 2 MICRO EDITION
Naskah Publikasi
diajukan oleh: Rini Sujatwati 08.11.2418
kepada JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2012
1
2
INTRODUCTION OF THE EXOTIC MEDIA FOR YOGYAKARTA CULTURE USING JAVA 2 MICRO EDITION
MEDIA PENGENALAN EKSOTIKA KEBUDAYAAN YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN JAVA 2 MICRO EDITION
Rini Sujatwati Melwin Syafrizal Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT
The Culture is a way of life that developed and owned jointly by a group of people and passed down from generation to generation. Culture is made up of many complex elements, including religious and political systems, customs, languages, tools, clothing, and artwork. Culture became a mainstay of tourism on Yogyakarta, so the culture products have been emphasized to attract tourists, both domestic and foreign tourists. Designation for the city of Yogyakarta culture is closely related to the many cultural arts center and cultural relics of high value in the kingdoms that still remain stable. Potential of tourism is very good in glasses; Yogyakarta is the second largest tourist destination after Bali. On this occasion and the author discusses the making of media-based introduction to Java 2 Micro Edition, which provides a culture that can be found in the city of Yogyakarta. This will facilitate the media in identifying cultural tourists in Yogyakarta. That way, this is a form of participation of authors in protecting cultural heritage in Yogyakarta.
Keywords: Java 2 Micro Edition, Culture, Yogyakarta.
3
1.
PENDAHULUAN Berkembangnya teknologi informasi pada masa sekarang ini banyak mendorong
kemajuan di segala bidang, contohnya perkembangan di bidang telepon seluler. Telepon seluler kini telah menjadi perangkat multifungsi yang dapat menjalankan berbagai aplikasi mobile. Aplikasi mobile tidak hanya ditujukan untuk meringankan pekerjaan manusia tetapi juga sebagai sarana promosi suatu lembaga atau pun instansi. Sebagai warga Indonesia khususnya warga Yogyakarta, kita harus melestarikan kebudayaan yang ada di negara kita terlebih di daerah dimana kita tinggal. Kebudayaan Yogyakarta merupakan salah satu keanekaragaman di Indonesia yang wajib kita lestarikan agar terjamin selalu keasliannya karena merupakan aset suatu bangsa yang tak akan pernah ternilai. Media pengenalan kebudayaan yang ada saat ini masih berupa brosur dan buku. Brosur memiliki keterbatasan mudah robek dan rusak dalam penyampaian informasinya yang berupa gambar dan teks. Brosur juga menyulitkan untuk dibawa kemana-mana. Sehingga dengan adanya permasalahan diatas, penulis mencoba untuk membuat sebuah aplikasi mobile yang ditujukan untuk membantu “Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta” sebagai media promosi tempat wisata di Yogyakarta. Untuk itu, penulis membuat skripsi dengan judul “Media Pengenalan Eksotika Kebudayaan Yogyakarta dengan Menggunakan Java 2 Microedition.”
2.
LANDASAN TEORI
2.1
Tinjauan Pustaka Tinjauan Pustaka mempunyai arti: peninjauan kembali pustaka-pustaka yang terkait
(review of related literature). Sesuai dengan arti tersebut, suatu tinjauan pustaka berfungsi sebagai peninjauan kembali (review) pustaka (laporan penelitian, dan sebagainya) tentang masalah yang berkaitan tidak selalu harus tepat identik dengan bidang permasalahan yang dihadapi tetapi termasuk pula yang seiring dan berkaitan (collateral). Fungsi peninjauan kembali pustaka yang berkaitan merupakan hal yang mendasar dalam penelitian, seperti dinyatakan oleh Leedy (1997) bahwa semakin banyak seorang peneliti mengetahui, mengenal dan memahami tentang penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya (yang berkaitan erat dengan topik penelitiannya), semakin dapat dipertanggungjawabkan caranya meneliti permasalahan yang dihadapi. Dari hasil yang diteliti oleh penulis, penulis meneliti skripsi yang sudah dibuat oleh Faisal Rachmad dengan judul “Aplikasi Mobile Sebagai Media Pelestarian Masakan
4
Tradisional Indonesia Menggunakan J2ME” STMIK AMIKOM YOGYAKARTA pada tahun 2011.
2.2
Eksotika 1
Menurut KUBI (1976, h 268) . Eksotika berasal dari kata eksotis yang didefinisikan sebagai: asing; jarang dapat (aneh, ganjil, luar biasa); garib. Definisi/batasan kata dari kamus diatas didapat pemahan eksotika yang sebenarnya. Eksotika ternyata sangat berhubungan dengan cara pandang orang kulit putih dalam menilai dan memandang sesuatu yang mereka anggap tidak familiar dengan kehidupan mereka sehari-hari (adat istiadat). Adat istiadat yang ada di Yogyakarta merupakan suatu keganjilan, keanehan yang merupakan salah satu keanekaragaman budaya negara Indonesia. Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa eksotika itu merupakan keanekaragaman.
2.3
Aplikasi Mobile Menurut Ferrydiansyah (2002, h 2) dalam bukunya yang berjudul “Mobile Application Working Group”. Aplikasi mobile merupakan aplikasi yang dapat digunakan walaupun pengguna berpindah dengan mudah dari satu tempat ke tempat lain tanpa terjadi 2 pemutusan atau terputusnya komunikasi .
2.4
Java Java merupakan bahasa pemrograman berorientasi objek atau sering disebut OOP (Object Oriented Program) dan multiplatform yang diperkenalkan oleh James Gosling dari Sun Microsystem Inc dengan sejumlah keunggulan yang memungkinkan Java 3 dijadikan sebagai bahasa pengembangan enterprise .
2.5
J2ME Menurut Rosa dan Shalahudin (2006, h 3) dalam bukunya yang berjudul “Pemrograman J2ME Belajar Cepat Pemrograman Perangkat Telekomunikasi Mobile”. Java 2 Micro Edition atau yang biasa disebut J2ME adalah lingkungan pengembangan yang didesain untuk meletakkan perangkat lunak Java pada barang 4 elektronik beserta perangkat pendukungnya .
1
Poerwadarminta (1976). KUBI. Bandung: Balai Pustaka Ferrydiansyah (2002). Mobile application Working Group. Bandung: Informatika hal 2 Adi Nugroho (2009). Rekayasa Perangkat Lunak Menggunakan UML dan Java. Yogyakarta : Andi 4 Rosa dan Shalahuddin .2006. Pemrograman J2ME Belajar Cepat Pemrograman Perangkat Telekomunikasi Mobile. Bandung: Informatika hal 3 2 3
5
5
Gambar 2.1 Arsitektur J2ME 2.6
NetBeans NetBeans
sebagai
IDE
ditujukan
untuk
memudahkan
pemrograman
Java.
Pemrograman dilakukan berbasis visual dan event driven. Pembuatan dialog atau user interface tidak perlu membuat teks program secara manual baris perbaris tetapi cukup klik pada component pallet.
Gambar 2.2 Splash Screen Netbeans NetBeans mendukung compiler, builder dan debugger internal. Hal ini dapat mempermudah perancangan suatu program. Proses deployment dan tes dapat dilakukan di dalam NetBeans.
2.7
MIDlet
2.7.1 Siklus Hidup MIDlet AMS (Application Management Software) merupakan lingkungan tempat sebuah MIDlet dapat di-install, dijalankan, dihentikan maupun di-uninstall. AMS sering juga disebut JAM (Java application Manager). AMS akan membuat setiap instance baru dari MIDlet dapat mengontrol keadaannya, yaitu dengan cara menjalankan (start), mengistirahatkan (pause), maupun menghentikannya (destroy) secara langsung oleh 6 dirinnya sendiri . (Budi, Imam & Arif, 2007, hal.23) 2.7.2 MIDlet Suites Aplikasi-aplikasi MIDlet dibungkus dan dikirim ke dalam perangkat sebagai MIDlet suites. Sebuah MIDlet suites terdiri dari Java Archive (JAR) dan sebuah tambahan Java Application Descriptor (JAD). 5 6
Ibid Budi dkk. 2007. Tuntunan Pemrograman Java Untuk Handphone. Bandung: Informatika hal 23
6
2.7.3 Perangkat Untuk MIDlet Untuk menjalankan MIDlet tentunya diperlukan perangkat keras (device) yang mendukung Java, artinya perangkat tersebut harus memiliki Java Virtual Machine untuk menjalankan MIDlet.
2.8
JAD JAD digunakan untuk mendeskripsikan isi aplikasi dalam keperlluan pemetaan. File
JAD berisi deskripsi file JAR (Java Archive) dan pemetaan atribut MIDlet, sedangkan JAR berisi kesimpulan kelas dan resource.
2.9
Flowchart Menurut Wahyono (2004, h 86) dalam bukunya yang berjudul “Konsep Dasar, Analisis Desain dan Implementasi”. Flowchart merupakan alat yang tepat guna untuk menggambarkan physical sistem, simbol-simbol bagan alir ini menunjukkan secara 7 tepat arti fisik dari sebuah sistem .
2.10 DFD (Data Flow Diagram) DFD merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur data dengan konsep dekomposisi yang dapat digunakan untuk penggambaran analisa maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada 8 pemakai maupun pembuat program . (Febriani, 2008, h. 1) 2.11 Struktur GUI Dalam MIDP Kelas untuk membangun GUI (Graphical User Interface) dalam MIDP disimpan dalam LCDUI javax.microedition.lcdui, sehingga dapat memanfaatkan kelas tersebut dengan 9 mengimport paketnya yang terdiri dari interface dan class . 2.12 Siklus Hidup Sistem Siklus hidup sistem (Software Development Life Cycle - SDLC) adalah proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer. Untuk mendapatkan suatu sistem yang baik harus selalu dilakukan proses 10 pengembangan sistem . (Puspitawati, 2010, h.7)
7
Wahyono, T. 2004. Sistem Informasi: Konsep Dasar, Analisis Desain dan Implementasi. Yogyakarta: Graha Ilmu hal 86 8 Febriani. 2008. Analisis Dan Perancangan Sistem. http://www.gunadarma.ac.id/ Diakses tanggal 14 Mei 2012 pukul 17:00 WIB 9 Ibid. 10 Puspitawati, L. 2010. Metode, Tahap – Tahap Dan Analisis Pengembangan Sistem Informasi. http://www.unikom.ac.id/ Diakses tanggal 24 Juli 2012 pukul 18.40 WIB
7
3.
Analisis dan Perancangan Sistem
3.1
Analisis Kelemahan Sistem Sistem dibuat dengan tujuan untuk mempermudah aktifitas. Sistem yang dibangun
disamping memberikan kegunaan tentu pula memiliki kelemahan, apalagi sistem tersebut telah lama diterapkan. Metode PIECES (Performances, Information, Economic, Control, Efficiency, dan Service) dapat digunakan untuk mengidentifikasi kelemahan sistem yang terjadi. JENIS ANALISIS PERFORMANCE
INFORMATION
Tabel 3.1 Analisis PIECES FAKTOR HASIL ANALISIS Throughput Jumlah pekerjaan yang dilakukan kurang efektif. Jumlah informasi yang dihasilkan relatif sedikit, sebatas brosur yang ada. Respontime Rata-rata waktu pekerjaan banyak yang tertunda karena kurangnya respon untuk menanggapi pekerjaan. Respon terhadap permintaan informasi lambat, karena harus mencari arsip informasi tersebut. Akurat Informasi tidak akurat, karena informasi yang ada di brosur rentan terhadap gangguan yang dapat merusak informasi. Relevan Informasi kurang relevan karena informasi tersebut bisa saja diberikan kepada pihak yang tidak membutuhkan informasi Informasi yang dibutuhkan tidak up to date Tepat Waktu karena dalam brosur tidak tercantum masa expired.
ECONOMY
Biaya
CONTROL
Pengendalian
Hak akses
EFICIENCY
SERVICES
Sumber daya Pemanfaatan waktu Hasil Informasi Kemudahan
Memerlukan biaya yang sangat besar setiap pencetakan brosur karena kemungkinan kenaikan harga kertas sangatlah mungkin terjadi. Sebuah aplikasi sangat diperlukan keberadaannya untuk menghindari dan dapat mendeteksi secara dini terhadap penyalahgunaan atau kesalahan sistem. Menjaga keamanan data dalam informasi, dengan adanya kontrol maka tugas-tugas atai kinerja yang mengalami gangguan dapat diperbaiki. Sumber daya yang terlibat dalam promosi terlalu banyak. Pemanfaatan waktu yang dibutuhkan dalam bekerja kurang efisien. Informasi yang dihasilkan sangat minim. Informasi yang diberikan sangat minim. Tidak dapat mengakses informasi pariwisata dimanapun.
8
JENIS ANALISIS PERFORMANCE
INFORMATION ECONOMY CONTROL EFICIENCY
SERVICES
3.2
Tabel 3.2 Kesimpulan Analisis PIECES KELEMAHAN SISTEM LAMA SISTEM YANG DIAJUKAN Informasi yang diberikan sebatas Informasi bisa didapat dengan brosur yang ada. mudah, sehingga kinerja pegawai pun jadi lebih meningkat. Informasi yang diberikan belum Informasi yang dibutuhkan tentu up to date. user bisa terpenuhi. Biaya kurang efisien. Penyalahgunaan informasi susah terdeteksi. Pengeluaran untuk biaya promosi dengan pencetakan brosur sangat besar dan hasilnya kurang maksimal. Layanan hanya diberikan saat jam kerja.
Biaya lebih efisien. Pemberian informasi bisa lebih terkontrol. Lebih efisien dalam pemanfaatan SDM dan ekonomi. Aplikasi dapat dipakai kapan saja.
Perancangan Sistem
3.2.1 Flowchart Flowchart merupakan penggambaran secara grafik dari langkah - langkah dan uruturutan prosedur dari sistem pada Kebudayaan Yogyakarta.
9
START
JOGJA CULTURE
Wayang
MENU = A
ya
PAGELARAN
Pagelaran = A
Musik
tidak
Sekaten
MENU = B
ya
ACARA BUDAYA
Acara Budaya =A
Pagelaran = B
Teater
tidak
Grebeg
tidak
Acara Budaya =B
tidak
OBYEK WISATA
Obyek Wisata =A
Acara Budaya =C
Sendratari
JJC
tidak
Acara Budaya =D
tidak
Merti Code
Mangkubumi Late Permainan Masangin
Wisata
ya
tidak
Merti Golong Gilig
Kampung Basen
MENU = C
Pagelaran = C
Obyek Wisata tidak
=B
Museum
Nite
Obyek Wisata tidak
=C
Pasar Beringharjo
Obyek Wisata tidak
=D
Taman Pintar
Obyek Wisata tidak
=E
Tamansari
Obyek Wisata tidak
=F
Malioboro
Obyek Wisata tidak
=G
Dipowisata
Obyek Wisata tidak
=H
Obyek Wisata tidak
=I
tidak
Kraton Yogyakarta
PETA WISATA
Gambar 3.3 Flowchart
10
3.2.2 DFD Level 0 DFD Level 0 sering juga disebut dengan diagram konteks, yang merupakan gambaran secara global yang dapat mendefinisikan elemen sistem pada Kebudayaan Yogyakarta. Aliran data yang ada pada aplikasi ini dapat dilihat di DFD level 0 di bawah ini, yang terdiri dari satu entitas yaitu user.
0
Pagelaran AcaraBudaya Obyek Wisata Peta Wisata
Jogja Culture
Pagelaran Acara Budaya Obyek wisata Peta Wisata
user
Gambar 3.4 Data Flow Diagram
3.3
Perancangan Antarmuka (User Interface) a. Menu Utama
Kebudayaan Yogyakarta Silakan Pilih Me
Pagelaran Acara Budaya Obyek Wisata Peta Wisata
Option
Select
Exit
Gambar 3.5 Rancangan Interface Menu Utama
11
b. Submenu
Pagelaran Silakan Pilih Me
Wayang Musik Teater Sendratari
Option
Select
Exit
Gambar 3.6 Rancangan Interface Submenu Pagelaran 4.
Implementasi dan Pembahasan
4.1
Interface Menu Utama Menu Utama berisi List fitur – fitur pada aplikasi. Beberapa fitur yang ada pada
aplikasi ini yaitu Pagelaran, Acara Budaya, Obyek Wisata, Peta Wisata.
Gambar 4.1 Menu Utama
4.2
Testing Tahapan ini dilakukan untuk mengetahui apakah pengerjaan pemrograman telah
dilakukan secara benar sehingga bisa menghasilkan fungsi – fungsi yang dikehendaki. Pengujian ini juga dimaksudkan untuk mengetahui keterbatasan dan kelemahan sistem yang dibuat agar dapat sebisa mungkin dilakukan penyempurnaan.
12
4.2.1 Black Box Testing Pada black box testing cara pengujiannya hanya dilakukan dengan menjalankan atau mengeksekusi unit atau modul, kemudian diamati apakah hasil dari unit itu sesuai dengan proses yang di inginkan. Jika ada unit yang tidak sesuai dengan outputnya maka untuk menyelesaikannya diteruskan pada pengujian yang kedua, yaitu white box testing. Tabel 4.1 Hasil Test Program
Menu Form Select Menu Utama
Input Tombol Select List dipilih = Pagelaran Tombol Select
List dipilih = Acara Budaya Tombol Select
List dipilih = Obyek Wisata Tombol Select
Pagelaran List Pagelaran List Acara Budaya List Obyek Wisata
List Peta Wisata Pilih
List dipilih = Peta Wisata Tombol Select Menu dipilih = Jenis Pagelaran Tombol Exit Menu dipilih = Wayang Tombol Select Menu dipilih = Sekaten Tombol Back Menu dipilih = Kamp. Basen Wisata Tombol Back Tombol Zoom Tombol Back Tombol Select
Output Menu Utama Wayang Musik Teater Sendratari Sekaten Grebeg Merti Golong Gilig JJC Merti Code Kamp. Basen Wisata Permainan Masangin Museum Pasar Beringharjo Taman Pintar Tamansari Malioboro Dipowisata Kraton Yogyakarta Peta Wisata
Status Benar Benar
Jenis Pagelaran Jogja Culture Wayang Golek Sekaten Sekaten Kamp. Basen Wisata Obyek Wisata Peta Zoom Menu Utama Menu Utama
Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar
Benar
Benar
Benar
Benar Benar Benar Benar
13
Help About Exit
Tombol Select Tombol Select Tombol Select
Menu Utama Menu Utama Keluar
Benar Benar Benar
4.2.2 White Box Testing
White box testing adalah cara pengujian dengan melihat kedalam modul untuk meneliti kode-kode program yang ada, dan menganalisis apakah ada kesalahan atau tidak. Jika ada modul yang menghasilkan output yang tidak sesuai dengan proses yang di lakukan, maka baris- baris program, variable dan parameter pada unit tersebut akan dicek satu per satu dan diperbaiki kemudian di compile ulang. Pada aplikasi ini terdapat salah satu menu yang error yaitu menu Start. Ketika tombol Start dipilih akan memunculkan Menu Utama. Terdapat error ketika menjalankan atau mengeksekusi tombol Start. Berikut adalah hasilnya:
Gambar 8 Pengujian White Box 4.3
Implementasi Program Implementasi perancangan aplikasi media pengenalan kebudayaan Yogyakarta ini
menggunakan Nokia SDK 1.1 for Java Emulator dan handphone Nokia 6623. Listing Program Jogja Culture untuk menjalankan Menu Utama:
14
public Culture(){ display = Display.getDisplay(this); } public void startApp() { cmdExit = new Command("Exit", Command.EXIT, 1); cmdPilih = new Command("Pilih", Command.SCREEN,1); cmdHelp = new Command("Help", Command.SCREEN,2); cmdAbout = new Command("About", Command.SCREEN,3); cmdExit1 = new Command("Exit", Command.EXIT, 4); Image ico1 = null; Image ico2 = null; Image ico3 = null; Image ico4 = null; Image ico5 = null; try{ ico1 = Image.createImage("/image/icon1.png"); ico2 = Image.createImage("/image/icon2.png"); ico3 = Image.createImage("/image/icon3.png"); ico4 = Image.createImage("/image/icon4.png");
}catch(Exception e){ ico1 = null; } ticker = new Ticker("Silahkan Pilih Kebudayaan Berdasarkan Kategori"); list = new List("Kebudayaan Yogyakarta", Choice.IMPLICIT); list.append("Pagelaran", ico1); list.append("Acara Budaya", ico2); list.append("Obyek Wisata", ico3); list.append("Peta Wisata", ico4); list.addCommand(cmdExit); list.addCommand(cmdHelp); list.addCommand(cmdExit1); list.addCommand(cmdAbout); list.addCommand(cmdPilih); list.setTicker(ticker); list.setCommandListener(this); display.setCurrent(list);
} public void pauseApp() { }
15
5.
Kesimpulan dan Saran
5.1
Kesimpulan Beberapa kesimpulan yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut:
1.
Media Pengenalan Eksotika Kebudayaan Yogyakarta dengan Menggunakan J2ME berhasil dibuat dengan software NetBeans IDE 7.1.1 dan dengan urutan produksi sebagai berikut: a. Pengumpulan data b. Penyusunan logika program c.
Pembuatan source code
d. Try, Error, dan Revisi e. Program jadi 2.
Media Pengenalan Eksotika Kebudayaan Yogyakarta dapat digunakan sebagai media promosi yang menyajikan informasi kebudayaan, menampilkan Pagelaran, Acara Budaya, Obyek Wisata, dan Peta Wisata.
3.
Media Pengenalan Eksotika Kebudayaan Yogyakarta dapat diakses menggunakan handphone yang memiliki fitur java CLDC 1.1 dan MIDP 2.0.
4.
Salah satu bentuk pelestarian khususnya pada kebudayaan Yogyakarta, yaitu dengan
sesering
mungkin
untuk
mengimplementasikan
atau
mempelajari
kebudayaan Yogyakarta, dengan begitu ancaman kebudayaan Yogyakarta ini akan musnah hanyalah sedikit sekali. 5.2 Saran Pada penulisan skripsi ini tentu masih terdapat kekurangan yang dapat disempurnakan lagi pada penelitian berikutnya. Agar aplikasi ini dapat menjadi lebih sempurna, terdapat beberapa saran yang dapat dipergunakan diantaranya : 1.
Interface yang dibuat pada aplikasi ini masih sederhana berbasis teks dan gambar, bisa ditambahkan elemen animasi dan suara agar lebih menarik.
2.
Materi yang disediakan masih sedikit, sehingga perlu media penyimpanan untuk memuat informasi yang lebih banyak lagi.
16
3.
Penulis berharap pengguna dapat menggunakan aplikasi ini dengan bijaksana sesuai dengan tujuan inti aplikasi ini diciptakan, sehingga tidak terjadinya penyalahgunaan terhadap aplikasi ini.
Demikian saran-saran yang penulis rasakan penting untuk disampaikan. Untuk selanjutnya penulis berharap kritik serta
saran yang sifatnya membangun bagi
kesempurnaan situs ini nantinya.
DAFTAR PUSTAKA Budi Raharjo, Imam Heryanto, Arif Haryono. 2007. Tuntunan Pemrograman Java Untuk Handphone. Bandung : Informatika. Febriani. 2008. Analisis Dan Perancangan Sistem. http://www.gunadarma.ac.id/ Diakses tanggal 14 Mei 2012 pukul 17:00 WIB Ferrydiansyah. 2002. Mobile Application Working Group. Bandung: Informatika. Nugroho, Adi. 2009. Rekayasa Perangkat Lunak Menggunakan UML dan JAVA. Yogyakarta: Andi Offset. Poerwadarminta. 1976. KUBI. Bandung: Balai Pustaka. Rosa dan Shalahudin. 2008. Pemrograman J2ME Belajar Cepat Pemrograman Perangkat telekomunikasi Mobile. Informatika: Bandung. Sunyoto, A. 2008. Modul Pemrograman Aplikasi Mobile. http://www.amikom.ac.id/ Diakses tanggal 15 Mei 2012 pukul 20:00 WIB Wahyono, T. 2004. Sistem Informasi: Konsep Dasar, Analisis Desain dan Implementasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
17