MEDIA INTERNET DI KALANGAN SISWA SEKOLAH DASAR (STUDI PERBANDINGAN ANTARA SISWA DAN SISWI SEKOLAH DASAR ISLAM AL-AZHAR 5 KEMANDORAN JAKARTA) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
SITI HANIFAH
NIM: 107051002431
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011 M
ABSTRAK
Siti Hanifah Media Internet Di Kalangan Siswa Sekolah Dasar (Studi Perbandingan Antara Siswa Dan Siswi Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta) Saat ini, internet tidak hanya digunakan oleh orang dewasa saja, tetapi anak-anak juga menggunakan internet. Anak-anak juga merupakan bagian dari khalayak media massa. Selain menggunakan media massa seperti televisi, majalah, maupun radio, anak-anak juga menggunakan internet. Apalagi sekarang ini anak-anak tumbuh dengan internet yang telah menjadi bagian penting dari masyarakat dan dapat diakses dengan mudah baik dari rumah, sekolah, maupun warnet (warung internet). Anak-anak saat ini sangat rentan terekspos internet dan bisa menghabiskan waktu berjam-jam menggunakan internet. Penggunaan internet tersebut bukan tanpa disadari oleh motif-motif yang mendorong mereka menggunakan internet tersebut. Setelah motif-motif tersebut dipenuhi, maka akan tercipta kepuasan dari pemenuhan motif-motif tersebut, baik dari segi kognitif, afektif, integrasi sosial, diversi, dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini, peneliti mencoba untuk mengurai permasalahan apakah dari penggunaan internet tersebut, bagaimanakah penggunaan internet anak-anak, yaitu anak-anak SDI Al-Azhar Kemandoran Jakarta berdasarkan jenis kelamin? Apakah terdapat motif-motif yang menuju kepada kepuasan anak-anak SDI AL-Azhar Kemandoran setelah menggunakan internet? Apakah terdapat perbedaan motif dan kepuasan berdasarkan jenis kelamin? Seperti apakah harapan mereka terhadap situssitus di internet? Dari pertanyaan diatas, peneliti membuat dua hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara dari penelitian. Hipotesis dibagi menjadi dua jawaban. Pertama hipotesis yang merupakan jawaban negatif, dann yang kedua merupakan jawaban posistif. Dalam penelitian ini, hipotesis yang telah dibuat peneliti adalah; pertama, tidak ada perbedaan antara siswa dan siswi Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta dalam motif dan kepuasan menggunakan internet. Kedua adalah; Ada perbedaan antara siswa dan siswi Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta dalam motif dan kepuasan menggunakan internet. Penelitian ini berdasarkan teori Uses and Gratification. Uses and Gratification merupakan teori yang memandang bahwa audiens pengguna aktif terhadap penggunaan media. Audiens diasumsikan aktif dan memiliki tujuan tertentu dalam memenuhi kebutuhanya dan apakah media tersebut memuaskan kebutuhan audiensnya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Sedangkan analisis data menggunakan rumus product moment dan chi kuadrat. Dari hasil penelitian didapat bahwa terdapat hubungan yang tinggi dan signifikan dengan korelasi positif antara motif dan kepuasan, dengan demikian terdapat motivasi yang tinggi dan kepuasan yang tinggi pula yang didapat oleh responden dalam menggunakan internet. Kemudian antara siswa-dan siswi tidak terdapat perbedaan dalam motif dan kepuasan penggunaan internet. Kesimpulannya adalah bahwa audiens tidaklah pasif terhadap terpaan media, mereka bersifat aktif, mereka memanfaatkan media untuk mendapatkan kepuasan dari media yang mereka gunakan.
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur alhamdulillah ke hadirat Allah SWT atas segala keagungan dan kemurahan-Nya yang telah melimpahkan karunia, rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan sebagian dari syarat-syarat yang harus dipenuhi guna memperoleh gelar kesarjanaan lengkap pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Didalam menyelesaikan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa selesainya skripsi ini tidak terlepas dari dan dukungaan, semangat serta bimbingan dari beragai pihak. Oleh karenanya penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih antara lain kepada: 1.
Orangtuaku tersayang, Papaku Madsari dan Mamaku Hasnah, kakak-kakakku, Lely Virgianti dan Wina Mustika, adik-adikku, Adnan Muhammad Abu Bakar dan Rafi Muhammad Ramadhan, Nenekku Hj. Harnah, terima kasih atas doanya. Tante Hj. Syarifah Aini dan Omku H.Maryadhi, Tante Husniah dan Om H. Djodjo Hermanto, Tante Yayah dan Omku Hanafi, Tante Suryati dan Om Hadi Luthfi, TanteDarmawati dan Om Taufik Rahman, serta sepupu-sepuku Teh Lulu Fetaluana, Elsya Aulia, Muhammad Fadhillah, Abang Naufal, Luthfi Aldillah, Syifa Annisa, Syifa Hasanah, Syifa Nadifa, Babang Fadlan Faiz, Firza dan seluruh keluargaku tersayang yang tidak pernah berhenti memberikan kasih sayang dan dukungannya.
2.
Bapak Arief Subhan MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
ii
3.
Bapak Drs. Wahidin Saputra MA, selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Konunikasi.
4.
Bapak Drs. Mahmud Jalal MA, selaku Pembantu Dekan 2 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
5.
Bapak Drs.Study Rizal LK, MA, selaku Pembantu Dekan 3 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
6.
Bapak Jumroni, Msi, selaku Kepala Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
7.
Ibu Hj. Umi Musyarrofah MA, selaku Wakil Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
8.
Bapak. Rully Nasrullah M. Si, selaku pembimbing, terima kasih untuk bimbingan skripsinya yang sangat berguna bagi penulis.
9.
Bapak Noor Bekti Nugroho M.Si, terima kasih atas bimbingan statistik yang diberikan kepada penulis.
10.
Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan bimbingan dan bantuan selama masa kuliah.
11.
Bapak Darsono, Spd, selaku kepala sekolah SDI Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.
12.
Bapak Muhammad Yunus selaku guru Komputer yang telah membantu melaksanakan penelitian di sekolah tersebut.
13.
Arifin Yahya, terima kasih untuk segala bentuk support, yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. iii
14.
Sahabat-sahabat sepermainan, Hifziah, Siti Sarah, Khofifah Rizki, Syifa Fauziah, Zahra Juwita, dan Fia Ifadah, dan sahabat-sahabatku dari SMA 29, Rihani, Afina Hidayati, Defanra Yanuar, dan Fadiah Prihandini.
15.
Adio, terimakasih atas bimbingan dan tutorial statistik-nya, semoga ilmu yang diajarkan akan selalu bermanfaat.
16.
Teman-teman sekelas KPI C dan Se-angkatan’07 Irfan Mulyana, Fitri Irfani, Arini Rosdiana, Dara Farahdiba, Rifat Syauqi, Sofyan Hadi, Farah Ramadhan, Ippah Fairuz, Irna Kurniawati, Fauziah Lestari, Siti Qoriatunsholihah, Fenazzhra, Melia Rizka, Nur Fauziah, Iin Afriyanti, Ubaidillah, Maulana Yusuf, Ega Maulana, Angga Gurnita, Arip Hidayat dan seluruh kelas KPI C yang lain, serta Suchi dan Nuri KPI A, terima kasih atas dukungan dan kebersamaannya. We all did it guys!
17.
Semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu.
Skripsi ini telah penulis susun dengan sebaik-baiknya, namun bilamana ada kekurangan di dalam penyusunan skripsi ini, kritik dan saran yang membangun sangatlah diharapkan. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya. Jakarta, Juni 2011
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK............................................................................................................ i KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii DAFTAR ISI ........................................................................................................ v DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi BAB I
PENDAHULUAN A. ................................................................................................ La tar Belakang Masalah.................................................................... 1 B.................................................................................................. Ba tasan dan Rumusan Masalah ......................................................... 5 C.................................................................................................. Tuj uan Penelitian ............................................................................... 6 D. ................................................................................................ M anfaat Penelitian ........................................................................... 6 E.................................................................................................. Ti njauan Pustaka .............................................................................. 7
BAB II
LANDASAN TEORI A. ................................................................................................ M edia Internet.................................................................................. 9
v
1. ........................................................................................... Se jarah Internet.......................................................................... 9 2. ........................................................................................... Pe rkembangan Internet di Indonesia........................................... 16 B.................................................................................................. K omunikasi Massa .......................................................................... 21 C.................................................................................................. Te ori, Efek, dan Manfaat Komunikasi Massa .................................... 22 D. ................................................................................................ Te ori Uses and Gratification ............................................................. 24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. ................................................................................................ M etodologi....................................................................................... 29 B.................................................................................................. M etode Penelitian ............................................................................ 29 C.................................................................................................. W aktu dan Lokasi Penelitian ............................................................ 30 D. ................................................................................................ Su bjek dan Objek Penelitian ............................................................. 30 E.................................................................................................. Po pulasi dan Sampel ......................................................................... 31
vi
F. ................................................................................................. Va riabel Penelitian ............................................................................ 32 G. ................................................................................................ De finisi dan Operasional Konsep 1.......................................................................................... De finisi Konsep ..................................................................... 32 2.......................................................................................... O perasional Konsep dan Indikator variabel Penelitian .......... 33 H. ................................................................................................ M etode Pengumpulan data ............................................................... 38 I................................................................................................... Hi potesis Penelitian .......................................................................... 38 J................................................................................................... Uj i Validitas dan Reliabilitas Instrumen............................................ 39 K. ................................................................................................ Te knik Analisis Data......................................................................... 40
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN A. ................................................................................................ Ga mbaran Umum SDI Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta.................... 43 B.................................................................................................. Uj i Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ........................... 45 C.............................................................................................. Hasil Penelitian vii
1.......................................................................................... De skripsi Data Responden........................................................ 46 2.......................................................................................... De skripsi Kuesioner ................................................................. 47 3.......................................................................................... A nalisa Data ........................................................................... 49 a.................................................................................... Pe nggunaan Internet ......................................................... 49 b. .................................................................................. M otif dan Kepuasan Penggunaan Internet......................... 59 c.................................................................................... H ubungan Antara Motif dengan Kepuasan....................... 70 d. .................................................................................. A nalisis Chi Square Perbedaan Motif .............................. 71 e.................................................................................... A nalisis Chi Square Perbedaan Kepuasan ....................... 80 f. ................................................................................... Ha rapan Terhadap Internet ................................................ 89
BAB V
PENUTUP
viii
A. ................................................................................................ Ke simpulan ....................................................................................... 95 B.................................................................................................. Sa ran ................................................................................................ 96
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 98 LAMPIRAN ......................................................................................................... 101
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A ( A-1 ) Distribusi Skor Uji Validitas dan Reliabilitas Motif Penggunaan Internet ( A-2 ) Distribusi Skor Hasil Penelitian Motif Penggunaan Internet ( A-3 ) Validitas dan Reliabilitas Item Motif Penggunaan Internet ( A- 4 ) Kategorisasi Motif Penggunaan Internet
Lampiran B ( B-1 ) Distribusi Skor Uji Validitas dan Reliabilitas Kepuasan Penggunaan Internet ( B-2 ) Distribusi Skor Hasil Penelitian Kepuasan Penggunaan Internet ( B-3 ) Validitas dan Reliabilitas Item Kepuasan Penggunaan Internet ( B-4 ) Kategorisasi Kepuasan Penggunaan Internet
Lampiran C ( C-1 ) Hasil Penelitian Hubungan Motif dengan Kepuasan Penggunaan Internet ( C-2 ) Hasil Analisis Chi Square Perbedaan Motif dan Kepuasan Penggunaan Internet Siswa dan Siswi
Lampiran D ( D-1 ) Kuesioner Penggunaan, Motif dan Kepuasan Internet
Lampiran E ( E-1 ) Surat Keterangan Pembimbing ( E-2 ) Surat Pengantar Penelitian ( E-3 ) Surat Keterangan Penelitian
x
1
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah Menurut Kaiser Family Foundation, suatu studi yang dipublis pada tahun
2000, anak-anak di Amerika Serikat menghabiskan 2/3 waktu senggang mereka menggunakan beberapa jenis media. Termasuk menonton televisi, mendengarkan musik, membaca, bermain video game, dan juga menggunakan komputer. Menurut David Walsh, presiden dari National Institute on Family and Media, “Ketika media terus berkembang dengan berbagai macam bentuknya, anak-anak tidak
meninggalkan
media
kepada
media
yang
lain,
tetapi
mereka
menggabungkannya”. Anak-anak sering menggunakan media tanpa pengawasan. Penggunaan media tersebut terdiri dari televisi kabel, VCR, video game, dan internet. Faktanya, sekarang ini rumah-rumah penduduk sudah memiliki akses untuk media universal. Studi Kaiser pada tahun 2000 juga menyebutkan bahwa anak-anak di Amerika yang berumur antara 8 sampai 18 tahun rata-rata menggunakan media sebanyak 6,75 jam per hari.1 Tidak hanya orang dewasa yang lebih banyak menggunakan internet untuk mencari informasi dan hiburan, para mahasiswa, siswa sekolah menengah dan anak-anak sekolah dasar pun menggunakan internet untuk mencari informasi tentang pelajaran sekolah dan juga untuk mengakses situs-situs jaringan
1
Ralph E. Hanson, Mass Communication Living In A Media World (New York: Mc Graw-Hill, 2005), h.18-19.
1
2
persahabatan yang sedang trend belakangan ini seperti Facebook dan Twitter, atau untuk chatting dan bermain game online. Anak-anak juga merupakan bagian dari khalayak media massa. Selain menggunakan media massa seperti televisi, majalah, maupun radio, anak-anak juga menggunakan internet. Apalagi sekarang ini anak-anak tumbuh dengan internet yang telah menjadi bagian penting dari masyarakat dan dapat diakses dengan mudah baik dari rumah, sekolah, maupun warnet (warung internet). Bahkan, sebagian besar dari anak-anak tersebut kemungkinan lebih lihai menggunakan internet dibandingkan orangtua mereka. Menurut artikel Kompas.com pada hari Jumat 19 Februari 2010, yang berjudul Jangan Biarkan Anak Mencari Perhatian di Facebook didapat bahwa seorang anak bernama Sari yang duduk di kelas VI SD selalu menyempatkan mengakses internet untuk membuka situs Facebook dari ponsel kakaknya untuk meng-update status di Facebook. Jika tak ada ponsel beraplikasi Facebook, atau komputer berakses internet di rumah, anak-anak seperti Sari selalu menyempatkan diri mengunjungi warung internet sepulang sekolah. Begitu pula Aida (10). Karena tak punya akses internet di rumahnya, hampir setiap hari Aida pergi ke warnet untuk melihat notifikasi pada Facebook-nya, "Atau main Farmville. Abis makan, minta duit, main," ujar Aida yang ditemui Kompas.com. Pada artikel lain di Kompas.com, yang berjudul Mencegah Si Kecil Kecanduan Internet, pada hari Sabtu 9/1/2010, Hilarie Cash, Phd, pendiri reSTART, pusat pengendalian kecanduan internet, di Amerika Serikat mengatakan “Anak-anak zaman sekarang sangat rentan terekspos internet. Bahkan ketika sudah sangat ketergantungan, bisa
3
menimbulkan ketidaknyamanan ketika ia harus melewatkan satu hari saja tanpa internet”. Artikel tersebut menunjukkan bahwa anak-anak sangat mudah terpapar internet mengingat saat ini koneksi internet tersedia di mana saja seperti warnet, ponsel, fasilitas internet berlangganan di rumah, modem komputer, serta di tempat-tempat yang menyediakan wi-fi (wireless fidelity) atau disebut juga jaringan internet lokal nirkabel. Bisa dikatakan bahwa anak-anak tersebut berusaha memenuhi kebutuhannya dengan memilih menggunakan media internet sebagai pemenuhan kebutuhannya. Ini merupakan kajian utama dalam teori Uses and Gratification, yaitu dimana audiens mempunyai motif-motif tertentu dalam memilih dan menggunakan media mana yang dapat memenuhi kebutuhannya. Beberapa penelitian pernah membahas mengenai penerimaan khalayak terhadap isi pesan media. Diawali dengan penemuan teori peluru atau jarum hypodermik yang disampaikan oleh Wilbur Schramm menyatakan bahwa komunikator yang sangat aktif menembakkan peluru (mengirim pesan) dengan begitu ajaib kepada khalayak yang sangat pasif dan tidak berdaya. Akan tetapi teori ini patah karena pada penelitian selanjutnya menerangkan bahwa khalayak terkadang tidak benar-benar pasif.2 Penelitian selanjutnya, Elihu Katz membantah dan mendapatkan teori baru yaitu Uses and Gratification yang menerangkan bahwa khalayak dianggap aktif. Dalam buku Pengantar Komunikasi Massa disebutkan bahwa pengguna media
2
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan filsafat Komunikasi (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003), h. 84.
4
berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik dalam usaha memenuhi kebutuhannya.3 Dalam penelitian ini, yang menjadi responden adalah siswa dan siswi kelas V Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta. Di sekolah tersebut, menurut wawancara dengan salah satu guru bidang studi Komputer, Bapak Muhammad Yunus mengatakan bahwa pelajaran mengenai internet sudah masuk dalam kajian kurikulum pendidikan sekolah, dan dimulai sejak kelas V. Menurut ketentuan pada kurikulum pendidikan sekolah dasar, perkenalan internet yang dimulai sejak kelas V berdasarkan pada beberapa ketentuan, antara lain hal tersebut dilihat tingkat usia dan kesiapan anak-anak kelas lima yang rata-rata berumur 10-11 tahun dianggap memiliki daya serap yang baik untuk memulai materi perkenalan dan praktek mengenai internet. Menurut ICT Watch, usia tersebut termasuk masa pra remaja, saat anak membutuhkan lebih banyak pengalaman dan kebebasan. Itulah saat yang tepat untuk mengenalkan fungsi internet untuk membantu tugas sekolah maupun menemukan hal-hal yang berkaitan dengan hobi mereka.4 Pengenalan materi mengenai internet termasuk ke dalam salah satu dimensi motif yang digunakan dalam penelitian ini yaitu motif kognitif, atau motif untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan dalam proses belajar
siswa-siswi
Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran. Dalam suatu hadist riwayat Abu Hurairah disebutkan bahwa orang yang suka menambah ilmunya termasuk orang
3 4
Nuruddin, Pengantar Komunikasi Massa (Jakarta: Rajawali Press, 2007), h. 192.
“Tahap Pengenalan Internet Berdasarkan Usia,”http//www.ictwatch.com/cyberwise/usia.htm. Artikel diakses pada 2 maret 2011.
5
yang memiliki beberapa kelebihan, antara lain yaitu akan dimudahkan jalannya menuju surga.
!!!!!!! ! !!! !! !!! !! !!!!! !!!! !! !!!!!!!! !!!! !! !! !!!! ! ! ! !!! !!!!!! !! !!!! ! ! !!!! !! ! !!! !!!!! ! ! !! !! !!!!!! !!!!!! !!!! !!!!!!! ! !!!!!! !!!! ! ! !•!!! ƒ !! !!!!!!!! ! !ƒ !! Dari Abu Hurairah, ia berkata: “Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang berjalan untuk menuntut ilmu pengetahuan, maka Allah akan memudahkan jalan baginya ke surga.”(H.R Muslim).5 Penelitian ini bermaksud untuk melihat seperti apa penggunaan media internet dikalangan siswa dan siswi Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta ini dengan menggunakan pendekatan Uses and Gratification. Dari latar belakang masalah tersebut, maka peneliti mengaggap perlu diangkat penelitiaan dengan judul “Media Internet Di Kalangan Siswa Sekolah Dasar (Studi Perbandingan antara Siswa dan Siswi Sekolah Dasar Islam AlAzhar 5 Kemandoran Jakarta)”. B.
Batasan dan Rumusan Masalah Pada penelitian ini batasan dan rumusan masalahnya adalah : 1.
Bagaimana penggunaan internet oleh siswa dan siswi Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta?
5
Ahmad Muhammad Yusuf., Himpunan Dalil Dalam Al-Qur’an dan Hadist Jilid 2 (Jakarta: Segoro Madu Pustaka, 2008), h.12.
6
2.
Bagaimana perbedaan tingkat motivasi dan kepuasan oleh siswa dan siswi Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta menggunakan internet?
C.
Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang, batasan, dan rumusan masalah di atas, tujuan
dari penelitian ini adalah : 1.
Untuk mengetahui bagaimana penggunaan internet oleh siswa dan siswi Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta.
2. Untuk mengetahui perbedaan tingkat motivasi dan kepuasan yang diperoleh siswa dan siswi Sekolah Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran dalam menggunakan internet D.
Manfaat Penelitian 1.
Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan ilmu komunikasi baik di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi maupun di tempat atau lembaga lainnya, khususnya pengamatan terhadap khalayak sebuah media massa.
2.
Manfaat Praktis Secara praktis diharapkan penelitian ini dapat menjadi titik tolak untuk penelitian yang lebih mendalam di kemudian hari dan menjadi perbendaharaan informasi dalam penelitian selanjutnya.
7
E.
Tinjauan Pustaka Dari penelitian dengan teori Uses and Gratification sebelumnya yang
mengukur tentang kepuasan yang didapat audiens dari media yang digunakan, terdapat penelitian yang berjudul “Pengaruh Motivasi Terhadap Kepuasan Penonton Sinetron Para Pencari Tuhan di Majelis Al-Amin RT 005 RW 06” oleh Eriz Rakhmadania pada tahun 2008. Penelitian ini mengukur tentang motif yang dicari dan kepuasan yang didapat oleh penonton sinetron Para Pencari Tuhan, dan ditemukan hasil adanya pengaruh motivasi yang rendah terhadap kepuasan penonton, sehingga hasil tersebut tidak menjadi patokan kalau motivasi itu mempengaruhi kepuasan. Penelitian lain yang juga mengukur pengaruh motivasi yaitu dengan judul “Pengaruh Kepuasan Pembaca Majalah An-Nida terhadap Peningkatan Pengetahuan Agama” oleh Nanda Rahma Lestari pada tahun 2009, dengan hasil penelitian yang didapat yaitu responden mendapatkan kepuasan tentang infomasi akhlak/kepuasan terhadap peningkatan agama. Bedanya dengan penelitian ini adalah, penelitian ini tidak mengukur pengaruh, hanya mengukur kepuasan yang didapat responden dengan perbedaannya pada variabel motivasi dan kepuasan yang didapat antara siswa dan siswi. Pada penelitian sebelumnya juga terdapat penelitian mengenai kajian tentang internet, yaitu “Manfaat Internet Dalam Meningkatkan Pengetahuan Santri Darul Muttaqien Jabon, Parung Bogor” yang dibuat oleh Siti Komariyah pada tahun 2009. Namun, penelitian tersebut hanya meneliti tentang bagaimana manfaat internet oleh santri dalam meningkatkan pengetahuan, tidak mengukur
8
kepuasan dan tidak menggunakan teori Uses and Gratification. Dalam perspektif Uses and Gratification yang digunakan dalam penelitian ini, akan dilihat bagaimana khalayak menggunakan media sebagai pemenuhan kebutuhannya, dan apakah media tersebut dapat memuaskan kebutuhan khalayak. Maka, penelitian ini selain melihat seperti apa penggunaan internet siswa dan siswi, juga meneliti apakah media memberikan kepuasan setelah digunakan oleh siswa-siswi Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta Selatan.
9
BAB II LANDASAN TEORI A.
Media Internet
1.
Sejarah Internet Internet pada dasarnya merupakan sebuah jaringan antar-komputer yang
saling berkaitan. Jaringan ini tersedia secara terus menerus sebagai pesan-pesan elektronik termasuk email, transmisi file, dan komunikasi dua arah antar-individu atau komputer.1 Sejarah dari adanya internet dimulai pada tahun 1969 ketika itu Departemen pertahanan Amerika, U.S Defense Advanced resesarch project Agency (DARPA) memutuskan untuk mengadakan riset tentang bagaimana cara menghubungkan sejumlah komputer sehinga membentuk jaringan organik. Program riset ini dikenal dengan nama ARPANET. Pada tahun 1970, sudah lebih dari sepuluh komputer yang berhasil dihubungkan satu sama lain sehingga mereka bisa saling berkomunikasi dan membentuk sebuah jaringan. 2 Tahun 1972, Roy Tomlinson berhasil menyempurnakan program e-mail yang ia ciptakan setahun yang lalu untuk ARPANET. Program e-mail ini begitu mudah sehingga langsung menjadi populer. Pada tahun yang sama, icon @juga 1
Werner J. Severin – James W.Tankard Jr, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa Edisi Kelima (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009),h.6. 2
“Sejarah Internet dan Perkembangan Internet”. Diakses pada 20 Juni 2011 dari http://www.sejarah-internet.com/sejarah -internet/.
9
10
diperkenalkan sebagai lambang penting yang menunjukkan “at” atau “pada”. Tahun 1973, jaringan komputer ARPANET mulai dikembangkan ke luar Amerika Serikat. Komputer University College di London merupakan komputer pertama yang ada di luar Amerika yang menjadi anggota jaringan Arpanet. Pada tahun yang sama, dua orang ahli komputer yakni Vinton Cerf dan Bob Kahn mempresentasikan sebuah gagasan yang lebih besar, yang menjadi cikal bakal pemikiran internet. Ide ini dipresentasikan untuk pertama kalinya di Universitas Sussex. Hari bersejarah berikutnya adalah tanggal 26 Maret 1976, ketika Ratu Inggris berhasil mengirimkan e-mail dari Royal Signals and Radar Establishment di Malvern. Setahun kemudian, sudah lebih dari 100 komputer yang bergabung di ARPANET membentuk sebuah jaringan atau network. Pada 1979, Tom Truscott, Jim Ellis dan Steve Bellovin, menciptakan newsgroups pertama yang diberi nama USENET. Tahun 1981 France Telecom menciptakan gebrakan dengan meluncurkan telpon televisi pertama, dimana orang bisa saling menelpon sambil berhubungan dengan video link.3 Misi awal dari ARPAnet ini sederhana, yaitu mencoba menggali teknologi jaringan yang dapat menghubungkan para peneliti dengan berbagai sumber daya yang jauh seperti sistem komputer dan pangkalan data yang besar. ARPAnet berhasil membantu membudidayakan sejumlah jaringan lainnya, yang kemudian saling berhubungan. Dua puluh lima tahun kemudian, sistem ini berevolusi 3
Ibid. Diakses pada 20 Juni 2011 dari http://www.sejarah-internet.com/sejarah -internet/.
11
menjadi suatu organisme yang semakin luas perkembangannya, yang mencakup puluhan juta orang dan ribuan jaringan. Sekitar tahun 1992 di Amerika Serikat, populasi internet sebagian besar adalah para peneliti dan pendidik, dan belum banyak aplikasi serta kelompok minat yang relevan bagi masyarakat umum. Dua tahun kemudian, berbagai layanan utama mendominasi penggunaan internet itu. Sebagai akibatnya, hingga saat ini dan seterusnya, internet akan terus berkembang dan dibanjiri berbagai sumber daya bermanfaat dan semakin banyak penumpangnya.4 Komputer yang membentuk jaringan semakin hari semakin banyak, maka dibutuhkan sebuah protokol resmi yang diakui oleh semua jaringan. Pada tahun 1982 dibentuk Transmission Control Protocol atau TCP dan Internet Protokol atau IP yang kita kenal semua. Sementara itu di Eropa muncul jaringan komputer tandingan yang dikenal dengan Eunet, yang menyediakan jasa jaringan komputer di negara-negara Belanda, Inggris, Denmark dan Swedia. Jaringan Eunet menyediakan jasa e-mail dan newsgroup USENET. Untuk menyeragamkan alamat di jaringan komputer yang ada, maka pada tahun 1984 diperkenalkan sistem nama domain, yang kini kita kenal dengan DNS atau Domain Name System. Komputer yang tersambung dengan jaringan yang ada sudah melebihi 1000 komputer lebih. Pada 1987 jumlah komputer yang tersambung ke jaringan melonjak 10 kali lipat manjadi 10.000 lebih.
4
Ardianto, dkk., Komunikasi Massa, h.151.
12
Tahun 1988, Jarko Oikarinen dari Finland menemukan dan sekaligus memperkenalkan IRC atau Internet Relay Chat. Setahun kemudian, jumlah komputer yang saling berhubungan kembali melonjak 10 kali lipat dalam setahun. Tak kurang dari 100.000 komputer kini membentuk sebuah jaringan. Tahun 1990 adalah tahun yang paling bersejarah, ketika Tim Berners Lee menemukan program editor dan browser yang bisa menjelajah antara satu komputer dengan komputer yang lainnya, yang membentuk jaringan itu. Program inilah yang disebut www, atau Worl Wide Web. Tahun 1992, komputer yang saling tersambung membentuk jaringan sudah melampaui sejuta komputer, dan di tahun yang sama muncul istilah surfing the internet. Tahun 1994, situs internet telah tumbuh menjadi 3000 alamat halaman, dan untuk pertama kalinya virtual-shopping atau e-retail muncul di internet. Dunia langsung berubah. Di tahun yang sama Yahoo! didirikan, yang juga sekaligus kelahiran Netscape Navigator 1.0.5 Menurut Laquey (1997), internet merupakan jaringan longgar dari ribuan komputer yang menjangkau jutaan orang di seluruh dunia. Misi awalnya adalah menyediakan sarana bagi para peneliti untuk mengakses data dari sejumlah sumber daya perangkat keras komputer yang mahal. Namun, sekarang internet telah berkembang menjadi ajang komunikasi yang sangat cepat dan efektif,
5
“Sejarah Internet dan Perkembangan Internet”. Diakses pada 20 Juni 2011 dari http://www.sejarah-internet.com/sejarah -internet/..
13
sehingga tumbuh menjadi sedemikian besar dan berdaya sebagai alat informasi dan komunikasi yang tak dapat diabaikan. Penggunanya kini mencakup bebagai kalangan, para pengelola media massa (penerbit surat kabar dan majalah, radio siaran dan televisi), penerbit buku, artis, guru dan dosen, pustakawan, penggemar komputer, pengusaha, dan pelajar maupun mahasiswa.6 Serangkaian tata aturan jaringan komputer ini kemudian distandarkan dalam Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) pada tahun 1982. Pada tahun 1986, lahirlah National Science Foundation Network (NFSNET) yang menghubungkan para periset di seluruh Amerika melalui lima superkomputer. Setelah NFSNET dibangun, berbagai jaringan internasional didirikan dan dihubungkan ke NFSNET, diantaranya berasal dari Australia, Skandinavia, Inggris, Perancis, Jerman, Kanada, dan Jepang. Sampai tahun 1970 hingga 1980an, internet masih merupakan proyek rahasia yang dikembangkan di universitas ternama. Pada tahun 1980-an, Timothy Berners Lee, seorang ilmuwan komputer Inggris, menciptakan World Wide Web (WWW) sebagai metode transfer file yang menggabungkan semua modifikasi internet beserta protokolnya. Ia menciptakan World Wide Web dikantornya, di CERN, Swiss. CERN ini
6
Elvinaro Ardianto, dkk., Komunikasi Massa Suatu Pengantar (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007), h.150.
14
sebenarnya merupakan organisasi riset nuklir. Popularitas www memaksa pemerintah AS untuk mengizinkan komersialisasi internet pada tahun 1995. 7 Menurut Hine, internet tidak hanya bisa dipahami sebagai sekumpulan komputer yang berinteraksi dengan bahasa komputer itu sendiri, yakni TCP/IP. Kata ‘Internet’ bisa didenotasikan sebagai seperangkat program komputer yang memungkinkan user untuk melakukan interaksi, memunculkan berbagai macam bentuk komunikasi, serta untuk bertukar informasi. Meski pada awalnya ARPAnet sebagai embrio internet muncul untuk kepentingan militer pada tahun 1969, namun kini pemanfaatan internet telah menjangkau banyak bidang. Media massa tradisional seperti koran, majalah, radio, bahkan televisi perlahan-lahan mulai bersaing dengan internet, penyebaran iklan yang bisa menjangkau potential buyer dari berbagai belahan dunia, pertukaran informasi serta data yang bisa lebih cepat dibandingkan jasa pos, gudang pustaka yang bisa mencari lema dan data dalam waktu sesingkat mungkin, transaksi keuangan yang bisa dilakukan secara online, hingga berdakwah pun bisa dilakukan melalui internet. Internet berkembang menjadi komoditas, dan komoditas ini dikemas sedemikian rupa sehingga dapat ditawarkan kepada para pemakai. Penggunaan internet merambah dari sekadar medium penyampai-penerima pesan menjadi fasilitas untuk membantu pekerjaan, mencari hiburan dan pengisi
7
Tri Hardian Satiawardana dan Zuhaidi el-Qudsy. Exploring The Cyber World (Jawa Timur: MAsmedia Buana Pustaka, 2008), h. 4.
15
waktu luang, tempat mencari informasi, serta menjadi sarana untuk melalukan transaksi jual-beli.8 Internet merupakan media komunikasi antarkomputer seluruh dunia yang berkecepatan tinggi dan berkapasitas besar. Seluruh server ini terhubung melalui jaringan kabel serat optik bawah laut (backbone) antarbenua. Setiap regional terhubung dengan regional lain melalui jaringan yang disediakan oleh ISP global, misalnya UUNET, C&W USA, SingNet, A-Bone, KDD Jepang, GlobalOne, san lain-lain. Internet bertukar data berdasarkan standar perangkat lunak tertentu. Melalui saluran telepon dan satelit, pengguna internet di seluruh dunia dapat berbagi informasi dalam berbagai bentuk, ukuran, jangkauan. Desain internet memungkinkan pengguna untuk:9
Bertukar e-mail dan file antar pengguna internet di seluruh dunia
Mengirimkan informasi yang bisa diakses orang lain dan meng-update-nya dengan mudah, baik berupa informasi personal maupun bisnis.
Mengakses informasi multimedia yang terdiri dari suara, gambar, dan video.
Mengakses berbagai perspektif dari belahan dunia mana pun dengan mengikuti forum dan berinteraksi di dalamnya, chatting, dan seterusnya.
8
Rully Nasrullah, “Cyber as a Cultural Artefact”, diakses pada 1 April 2011 dari http://kangarul.wordpress.com/ 9
Satiawardana dan el-Qudsy, Exploring The Cyber World, h. 4.
16
2.
Perkembangan Internet di Indonesia Indonesia merupakan salah satu negara pertama di Asia yang terhubung
dengan jaringan internet. Melalui Korea, Indonesia terhubung ke UUNET di Amerika Serikat. Di akhir 1980-an, terbentuk jaringan yang menghubungkan UI, ITB, ITS, UGM, dan Universitas Terbuka. Kemudian Dewan Riset Nasional, melalui jaringan IPTEKNet, merintis perkembangan internet lebih lanjut. Pada tahun 1994 dibangun server untuk mengelola top level domain ID dan second domain .ac.id, .go.id, .co.id. akhirnya, pada bulan Juni 1994, IPTEKNet menjadi Service Provider (ISP) pertama di Indonesia.10 Penggunaan internet secara global telah meningkat seratus kali lipat sejak tahun 1991. Pada tahun 2002, International Telecommunication Union memperkirakan bahwa terdapat sekitar 500 juta pengguna internet diseluruh dunia, sepertiga diantaranya terdapat di Asia, termasuk di Indonesia dengan jumlah sekitar 4 juta pengguna. Seperti pada negara-negara lain di Asia, pertubuhan internet di Indonesia mulai berkembang dengan kokoh pada pertengahan tahun 1990. Sebelum tahun 1995, penggunaan internet di Indonesia dikhususkan untuk membantu mahasiswa pada beberapa universitas-universitas utama. Pada akhir tahun 1995, diperkirakan ada 15000 pengguna internet, yang disediakan oleh lima layanan ISP (Internet Service Provider) komersial dan pada jaringan di beberapa universitas. Pada pertengahan tahun berikutnya, ada sekitar 15 ISP yang beroperasi dengan sekitar 40000 pelanggan, pada bulan Mei tahun 1997, pemerintah telah mengeluarkan izin kepada 41 ISP, dimana 32 diantaranya 10
Ibid., h. 3.
17
telah dioperasionalkan. Beberapa tahun berikutnya, ketika krisis keuangan melanda Indonesia, pertumbuhan jumlah langganan secara perlahan menurun hingga sekitar 85000 pada tahun 1997-1998. Meskipun demikian, APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) yang dibentuk pada bulan September tahun 1999 mengindikasikan pertumbuhan telah dimulai kembali, dengan 250000 pelanggan berbayar, yang meningkat 6 kali lipat dalam 2,5 tahun sejak tahun 1996. Lalu lintas internet di Indonesia juga tumbuh secara tidak sesuai dengan indikasi bahwa sekitar sembilan kali lipat terjadi peningkatan antara bulan Januari dan Oktober tahun 2000.11 Peningkatan internet telah mendorong ISP-ISP lain. Sementara 150 ISP berlisensi dikeluarkan pada Juni 2001, hanya 60 yang benar-benar beroperasi. Pada bulan Maret 2003, jumlah ISP yang berlisensi telah meningkat hingga berjumlah 186, tetapi hanya 121 yang terdaftar sebagai anggota APJII, yang menunjukkan adanya kemungkinan bahwa bisnis ini telah aktif. Sementara itu, popularitas tempat-tempat umum untuk mengakses internet menjadi marak dengan munculnya warung internet atau warnet dalam jumlah yang besar. Peningkatan popularitas pada warnet ini disebabkan oleh munculnya ISPISP komersial pada tahun 1995 yang juga menghasilkan kendali besar pada pertumbuhan akses internet, walaupun pada tahun 1997 perekonomian di Indonesia berada dalam kondisi buruk. Pada akhir tahun 1998, internet sangat mudah diakses untuk berlangganan di kota-kota besar. Salah satu industri 11
David T. Hill dan Krishna Sen, The Internet in Indonesia’s New Democracy ( New h. 56-57. York: Routledge, 2005),
18
memperkirakan pada tahun 2000, akan ada 1500 warnet yang beroperasi di seluruh kota di Indonesia. Menurut ACNielsen dan Majalah Tempo, terdapat tempat-tempat yang biasa digunakan pengguna internet di Indonesia yaitu:12 Tabel 2.1 Tempat-Tempat Akses Pengguna Internet di Indonesia Tempat Mengakses
ACNielsen
Majalah Tempo
Kantor
52%
30%
Warnet/Rental Umum
26%
62%
Sekolah/Kampus
19%
18%
Rumah Keluarga
13%
2%
Rumah Pribadi
11%
23%
Rumah Teman
11%
7%
Total
121%
142%
Pengguna internet di Indonesia pun terdiri dari beragam tingkat pendidikan, seperti pada tabel di bawah ini :13 Tabel.2.2 Tingkat Pendidikan Pengguna Internet di Indonesia Tingkat Pendidikan Sarjana SLTA Sarjana Muda Pasca Sarjana SD/SLTP
12 Ibid., h. 61. 13
Ibid., h.71.
Presentasi Jumlah Pengguna 43% 41% 9% 5% 2%
19
Di Indonesia, internet sebagai salah satu media komunikasi yang baru berkembang memberikan lebih banyak pilihan bagi para penggunanya, sehingga pengguna internet dapat lebih memfokuskan pencarian pada apa yang benar-benar mereka inginkan. Sehingga menjadikan Internet berkembang dengan sangat pesat, sesuai data APJII, peningkatan pengguna internet di Indonesia hingga akhir 2007 dapat terlihat pada tabel dibawah ini :14 Tabel 2.3 Perkembangan Jumlah Pelanggan & Pemakai Internet Indonesia Tahun
Pelanggan
Pemakai
1998
134.000
512.000
1999
256.000
1.000.000
2000
400.000
1.900.000
2001
581.000
4.200.000
2002
667.002
4.500.000
2003
865.706
8.080.534
2004
1.087.428
11.226.143
2005
1.500.000
16.000.000
2006
1.700.000
20.000.000
2007*
2.000.000
25.000.000
*perkiraan s/d akhir 2007
Dengan jumlah yang sangat besar tersebut pada akhir 2007, tentu saja pengguna internet akan terus bertambah jumlahnya. Jumlah tersebut terdiri dari hampir semua kalangan masyarakat Indonesia yang menggunakan internet. Secara keseluruhan memang masih dapat dikatakan bahwa internet relatif baru dikenal oleh masyarakat Indonesia dan frekuensi pemakainya pun belum 14
2011.
http://www.apjii.or.id/dokumentasi/statistik.php, artikel diakses pada tanggal 1 Maret
20
terlalu banyak. Namun perkembangan internet di Indonesia telah menunjukan perkembangan yang signifikan. Walaupun Indonesia masih dalam tahap awal perkembangan pasar internet, namun peningkatan jumlah pelanggan internet yang ada saat ini menunjukan bahwa peluang pasar internet di Indonesia cukup besar. Memang pada tahun 2001 terjadi kelesuan, namun itu bersifat sementara karena efek dari krisis global yang sedang di alami, disamping pengaruh tragedi penghancuran Gedung WTC sebagai simbol pusat perekonomian dunia. Efek dan pengaruh global ini bisa dilihat dengan penurunan jumlah registran untuk domain id yang mencapai 17,9 % dari jumlah registran pada tahun 2000, yaitu dari angka 4264 registran turun menjadi 3501 registran. Namun penurunan permintaan domain id tersebut tidak serta merta berbanding lurus dengan peningkatan jumlah pelanggan internet, karena justru pada tahun 2001 persentasi jumlah pelanggan internet menunjukan kenaikan angka yang sangat tinggi, yaitu 121%, dari 760000 pelanggan meningkat menjadi 1680000 pelanggan. Perkembangan tersebut juga telah menumbuhkan peningkatan jumlah perusahaan penyedia jasa layanan internet / ISP (Internet Service Provider), yang pada akhir tahun 2001 ini telah mencapai 68 ISP. Hal ini menunjukan bahwa peluang pasar yang dilahirkan dari internet cukup besar. Pada tahun 2001 memang secara global terjadi penurunan khususnya di bisnis cyberspace ini, namun hal itu merupakan seleksi alam dimana ternyata justru peningkatan layanan customer semakin meningkat,
21
dan menunjukan juga bahwa pemain bisnis yang tetap survive adalah para pemain yang serius akan model bisnis yang dikembangkannya (berita detik).15 B.
Komunikasi Massa Komunikasi Massa adalah komunikasi yang dilakukan melalui media
massa. Pengertian media massa disini secara garis besar dapat dibagi kedalam dua kelompok, yaitu media massa cetak dan media massa elektronika. Media massa cetak antara lain meliputi surat kabar, majalah, dan bulletin. Sedangkan media massa elektronika mencakup media audio (suara) seperti radio, dan media audio visual (suara dan gambar) yaitu televisi dan film. 16 Komunikasi massa juga dapat diartikan sebagai proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas.17 Komunikasi massa memiliki beberapa fungsi/tujuan antara lain:18 1.
Menyampaikan informasi Kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan data, fakta dan pesan, opini,
dan komentar, sehingga orang bisa mengetahui keadaan yang terjadi di luar dirinya, apakah itu dalam lingkungan daerah, nasional atau internasional. 2.
Mendidik 15
Prayitno, “Sekilas Perkembangan Internet di Indonesia.” Artikel diakses pada 1 April 2011 dari http://www.goechi.com/newsletter.html 16
Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Komunikasi (Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2005), h. 7.4 17
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi Massa (Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2008), h.71. 18
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), h. 31
22
Membuka kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara luas, baik untuk pendidikan, formal disekolah maupun untuk diluar sekolah. Juga meningkatkan kualitas penyajian materi yang baik, menarik, dan mengesankan. 3.
Menghibur Media massa telah menyita banyak waktu luang untuk semua golongan usia
dengan difungsikannya sebagai alat hiburan dalam rumah tangga. Sifat estetika yang dituangkan dalam bentuk lagu, lirik, dan bunyi maupun gambar dan bahasa, membawa orang pada situasi menikmati hiburan seperti halnya kebutuhan pokok lainnya. 4.
Mempengaruhi Fungsi mempengaruhi dari media massa secara implisit pada tajuk atau
editorial, features, iklan, berita atau tayangan lainnya, dapat mempengaruhi khalayak media massa. C.
Teori, Efek, dan Manfaat Komunikasi Massa Dalam bidang komunikasi massa, terdapat teori-teori yang digunakan untuk
mempelajari baik efek maupun manfaat komunikasi massa. Teori komunikasi massa merupakan penjelasan atau perkiraan terhadap gejala sosial, yang berupaya untuk menghubungkan komunikasi massa kepada berbagai aspek kehidupan kultural dan personal. Pokok perhatian teori komunikasi selama beberapa tahun adalah pengamatan terhadap efek komunikasi massa. Media massa telah menjadi kekuatan utama di dalam masyarakat. Salah satu teori yang mendasari efek komunikasi massa adalah teori jarum hipodermik atau hypodermic needle theory
23
(teori Jarum Hipodermik), atau juga disebut dengan teori stimulus respons (SR), yaitu teori yang menganggap bahwa media massa amat perkasa dalam mempengaruhi penerima pesan. Setelah teori SR ini, muncul teori komunikasi lain yang terkenal, namun masih satu kelompok dengan teori SR, karena sama-sama bersifat satu arah, yaitu teori yang dikemukakan Harold Lasswell pada tahun 1948. Model komunikasi Lasswell berupa ungkapan verbal untuk menjawab pertanyaan ‘apa itu komunikasi’, yaitu who says what, in which channel, to whom, with what effect (siapa berkata apa, melalui saluran apa, kepada siapa, dengan efek apa).19 Salah satu efek komunikasi massa tampaknya adalah mengarahkan perhatian audiens pada masalah-masalah atau isu-isu tertentu. Efek ini disebut fungsi media massa untuk menentukan agenda, atau yang lebih dikenal dengan teori Agenda Setting. Selain Agenda Setting terdapat sejumlah teori lainnya tentang efek komunikasi massa. Namun, pembahasan yang terfokus pada efek komunikasi massa mempunyai kelemahan. Pendekatan terhadap teori seperti ini dapat memandang audiens sebagai sasaran pasif yang rentan serta tidak aktif didalam proses komunikasi. Hal ini dapat menyebabkan menyepelekan peran aktif penerima komunikasi. Peran aktif penerima komunikasi adalah premis dasar dari pendekatan Uses and Gratification terhadap kajian komunikasi massa.20
19
Morrissan, dkk. Teori Komunikasi Massa (Bandung: Penerbit Ghalia Indonesia, 2010),
20
Severin dan Tankard, Teori Komunikasi, h. 259.
h. 17-18.
24
D.
Teori Uses and Gratification Teori ini digambarkan sebagai a dramatic break with effects tradition of the
past, yaitu suatu loncatan dramatis dari model jarum hipodermik.21 Kemunculan teori ini lebih fokus pada audiens bukan pada pesan media. Dibandingkan dengan studi efek klasik, pendekatan Uses and Gatification terletak pada audiens media bukan pada isi pesan dari media sebagai titik awalnya, dan meninjau pada perilaku komunikasi dan tujuan dalam penggunaan media. Uses and Gratification memandang audiens sebagai pengguna aktif terhadap penggunaan media. Audiens diasumsikan aktif dan memiliki tujuan tertentu. Audiens juga memiliki tanggung jawab dalam memilih media untuk memenuhi kebutuhannya. Pada pandangan ini, media disadari menjadi salah satu faktor yang berkontribusi pada bagaimana kebutuhan didapatkan, dan audiens dianggap sebagai agen yang tahu kebutuhan mereka dan bagaimana mereka memuaskan kebutuhan mereka itu dalam mengunakan media.22 Teori Uses and Gratification menyatakan bahwa orang secara aktif mencari media tertentu dan muatan (isi) tertentu untuk menghasilkan kepuasan (hasil) tertentu. Uses and Gratification menganggap orang aktif karena mereka mampu untuk mempelajari dan mengevaluasi berbagai jenis media untuk mencapai tujuan komunikasi.23 21
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), h. 65. 22
Stephen W. Little John and Karen A. Foss, Theories of Human Communication, Ninth Edition (United States of America: Thomson Wadsworth, 2008), h.301. 23
Richard West dan Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi (Jakarta: Penerbit Salemba Humanika, 2007), h. 101.
25
Katz menggambarkan asumsi yang mendasari penelitian mengenai media Uses and Gratification sebagai berikut : (1) kondisi sosial psikologis seseorang akan menyebabkan adanya (2) kebutuhan, yang menciptakan (3) harapan-harapan terhadap (4) media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa kepada (5) perbedaan pola penggunaan media atau keterlibatan dalam aktifitas lainnya yang akhirnya akan menghasilkan (6) pemenuhan kebutuhan dan (7) konsekuensi lainnya termasuk yang tidak diharapkan sebelumnya.24 Kaitannya dengan penelitian ini, akan dilihat apakah audiens yang menggunakan internet mempunyai motif tertentu dan apakah ada kepuasan yang didapat setelah menggunakan internet, maka akan terdapat hubungan antara motif dan kepuasan tersebut (Gratification Sought dan Gratification Obtained). Sehingga diperoleh :25 Gratification Sought
Media Use Internet
Persepsi Mengenai Gratification Obtained
Dalam bukunya Rakhmat Kriyantono, motivasi dan rasa puas memiliki point yang sama. Artinya apabila motif seseorang menggunakan internet untuk mendapatkan informasi, maka rasa puas yang didapat adalah akibat diperolehnya informasi yang dibutuhkan itu. Penelitian ini menggunakan kategori motif oleh Katz, Gurevitch, dan Haas yang melihat media sebagai alat yang digunakan individu untuk membuat atau 24
Sasa Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi (Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2002), h. 5.38. 25
Rahmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), h.210.
26
memutuskan hubungan dengan orang lainnya. Mereka membagi kebutuhan manusia beberapa kategori diantaranya adalah sebagai berikut:26 Kebutuhan
kognitif:
kebutuhan
untuk
mendapatkan
informasi,
pengetahuan, dan pemahaman mengenai sesuatu. Kebutuhan afektif: kebutuhan untuk emosi (perasaan), kenikmatan, mendapatkan hiburan dan pengalaman estetis. Kebutuhan integrasi sosial: kebutuhan untuk menguatkan hubungan dengan keluarga, teman, dll. Kebutuhan pelepasan tekanan, diversi dan pengalihan dari masalah maupun rutinitas sehari-hari. Rahmat Kriyantono menegaskan bahwa kepuasan dalam penelitian ini diukur berdasarkan motivasi dan motivasi itu yang menjadi dasar individu untuk memilih media tertentu.27 Teori Uses and Gratifications sebelumnya telah digunakan pada media massa tradisional, tetapi juga digunakan untuk studi pada media lain termasuk teknologi media baru (new technologies). Teknologi baru seperti video cassette atau disk (piringan), tv kabel, layanan telepon, komputer pribadi, videotext atau teletext, dan teknologi lain pada peralihan digital, transmisi satelit, dan jaringan telekomunikasi broadband. Tentunya, perkembangbiakan dari teknologi baru ini akan mempengaruhi struktur komunikasi dan menjadikan pilihan yang lebih besar untuk memuaskan kebutuhan komunikasi pada audiens. Penggunaan teknologi 26
Severin dan Tankard, Teori Komunikasi, h. 357.
27
Rahmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h. 212.
27
media baru memungkinkan melengkapi penggunaan media terdahulu yang telah dipelajari. Telah teridentifikasi sebelumnya bahwa pergantian penggunaan ke media baru dari media lama menghasilkan pengetahuan baru pada hubungan antara penggunaan media dan kepuasan. Selanjutnya, teori Uses and Gratifications memasukkan konsep pada teknologi media baru. Media baru menyediakan alternatif-alternatif untuk mengakses dan berinteraksi dengan pembentukan pesan. Beberapa kontribusi teknologi media baru tersebut diantaranya termasuk: Membuat jarak tidak lagi menjadi hambatan (satelit komunikasi) Menyediakan akses informasi yang bebas (komputer, video disks) Menyediakan akses mendekati tanpa batas pada komunikasi dua arah atau komunikasi pesan singkat (telepon selular, teleconference komputer) Peluang baru pada akses ini digeneralisasikan pada konsekuensi secara psikologis dan perilaku pada komunikasi manusia. Banyak pilihan memberikan kepuasan yang pada akhirnya akan meningkatkan peluang untuk berinteraksi dengan media, atau dengan orang lain melalui jaringan telekomunikasi.28 Pendekatan Uses and Gratification dapat memberikan kontribusi penting terhadap pemahaman seiring dengan semakin jauhnya perkembangan zaman yang bergeser ke zaman digital dan para pengguna media dihadapkan dengan lebih banyak pilihan. Internet dan World Wide Web memberikan lebih banyak pilihan lagi ke pengguna. Beberapa penelitian mengamati manfaat komputer sebagai alat
28
Karl Erik Rosengren, Lawrence A. Wenner and Philip Palmgreen, Media Gratification Research, Current Perspectives (London: Sage Publication, 1985), h. 241-242
28
komunikasi. Perse dan Courtright menemukan dalam sebuah survei tahun 1988 bahwa komputer berada di peringkat terendah di antara 12 jenis komunikasi yang dimediasi dan bersifat antarpersonal dalam memenuhi kebutuhan komunikasi seperti santai, hiburan, kesadaran diri, dan kesenangan, namun demikian, gambaran tersebut berubah beberapa tahun kemudian. Survei yang lain (Perse dan Dunn) secara khusus mengamati penggunaan komputer untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui layanan informasi dan internet, atau yang disebut oleh para penulisnya disebut juga sebagai konektivitas komputer. Orang menggunakan komputer sebagai sarana komunikasi elektronik untuk memenuhi kebutuhankebutuhan sosial, pelarian, melewatkan waktu, dan lepas dari kebiasaan.29
29
Severin dan Tankard, Teori Komunikasi Massa, h. 362.
29
BAB III METODE PENELITIAN A.
Metodologi Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan atau metodologi
kuantitatif, yaitu menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian ini berdasarkan apa yang terjadi. Kemudian mengangkatnya ke permukaan karakter atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun variabel tersebut.1 Pendekatan kuantitatif yakni, merupakan penelitian yang hasilnya berupa laporan yang menggunakan bilangan atau angka-angka. Pendekatan kuantitatif bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat.2 B.
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
survey, yaitu metode penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan datanya.3 Metode survey memungkinkan untuk menggeneralisasi suatu gejala sosial atau variabel sosial tertentu kepada gejala sosial atau variabel sosial dengan populasi yang lebih besar. 1 2
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Kencana, 2005), h.36.
Jalaluddin Rachmat, Terbuka,1995), h. 114. 3
Metode
Penelitian
Komunikasi
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h. 60.
29
(Jakarta:
Universitas
30
Menurut Selo Sumardjan, penggunaan kuesioner sebagai alat penelitian memliki beberapa keuntungan utama, yaitu: 4 1. Menjangkau sampel dalam jumlah besar 2. Biaya pembuatannya relatif murah 3. Tidak terlalu menjangkau responden karena waktu pengisiannya dapat ditentukan sendiri oleh responden 4. Dapat memberi kebebasan bagi responden untuk berpendapat dan memberi jawaban. C.
Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada tanggal 12 Mei 2011 sampai dengan 31 Mei
2011. Lokasi penelitian bertempat di Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta yang beralamat di Jalan Palmerah Barat Kemandoran No.41 Kelurahan Grogol Utara Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan 12210. D.
Subjek dan Objek Penelitian 1) Subjek Penelitian Subjek pada penelitian ini yaitu siswa dan siswi SD Islam Al-Azhar 5
Kemandoran Jakarta. 2) Objek Penelitian Objek pada penelitian ini yaitu penggunaan media internet, motif dan kepuasan internet. 4
65.
Irawan Suhartono, Metode Penelitian Sosial (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), h.
31
E.
Populasi dan Sampel
1.
Populasi Populasi penelitian ini adalah siswa dan siswi kelas V sekolah dasar Islam
AL-Azhar 5 Kemandoran 5 Jakarta yang berjumlah 147 orang. 2.
Teknik Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Accidental
Sampling atau sampling kebetulan, teknik ini digunakan karena topik yang diteliti adalah persoalan umun dimana semua orang pada populasi mengetahuinya.5 Untuk mengetahui jumlah responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini dihitung dengan rumus Slovin, karena jumlah populasinya sudah diketahui. Adapun rumus Slovin adalah sebagai berikut :6
n= Keterangan:
n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = nilai error sebesar 10% Derajat error yang ditentukan dalam penelitian ini adalah 10%. Jumlah sampel dalam penelitian ini akan ditentukan sebagai berikut: Data siswa dan siswi kelas V yang menjadi termasuk dalam responden penelitian berjumlah 147 orang, maka:
5
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h156.
6
Ibid., h.160.
32
n=
= = 59.51 n = 60 orang A.
Variabel Penelitian Variabel pada penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independent
variable) dan variabel terikat (dependent variable). Variabel bebas atau IV pada penelitian ini yaitu jenis kelamin, dan variabel terikat atau DV yaitu motif dan kepuasan penggunaan internet. B.
Definisi dan Operasional Konsep 1.
Definisi Konsep
Untuk mengetahui seperti apa definisi operasional serta konsep dan indikator yang akan digunakan dalam mengukur penggunaan internet oleh anakanak sekolah dasar, maka akan dijelaskan sebagai berikut : a) Media internet : dalam penelitian ini merupakan penggunaan media internet dilihat dari kegiatan mengakses internet yang diantaranya meliputi frekuensi akses, lama akses, alokasi waktu akses, dan tempat mengakses b) Motif dan Kepuasan
: yaitu apakah penggunaan media internet
tersebut menghasilkan kepuasan (terpenuhinya kebutuhan) dilihat
33
dari teori Uses and Gratification. Konsep mengukur kepuasan ini disebut GS (Gratification Sought) dan GO (Gratification Obtained). Gratification Sought adalah kepuasan yang dicari atau diinginkan individu ketika menggunakan internet. Gratification Obtained yaitu kepuasan yang nyata yang diperoleh seseorang setelah menggunakan internet yang dijabarkan dengan terpenuhi atau tidaknya kebutuhankebutuhan pada dimensi responden yang didorong oleh motivasimotivasi tertentu. c) Internet : dalam penelitian ini adalah jaringan internet yang digunakan oleh siswa-siswi Sekolah Dasar Islam AL-Azhar 5 Kemandoran Jakarta, baik yang digunakan di sekolah maupun di luar sekolah. Internet yang digunakan dilihat dari isi yang terdapat di internet beserta harapan mereka terhadap internet yang paling disukai siswa dan siswi. 2.
Operasional Konsep dan Indikator Variabel Penelitian
Untuk mengetahui seperti apa konsep serta indikator variabel penelitian yang akan digunakan dalam mengukur penggunaan internet oleh anak-anak sekolah dasar, maka akan dijelaskan sebagai berikut : a)
Penggunaan Internet
Untuk mengetahui perilaku penggunaan internet para responden maka ditanyakan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan pola penggunaan
34
intrenet oleh anak. Penggunaan internet secara operasional dapat diukur dari kegiatan internet yang diantaranya meliputi:
Frekuensi akses :
diukur
dengan
seberapa
seringnya
responden
menggunakan internet dalam seminggu, yaitu kurang dari satu kali seminggu, 1-3 kali seminggu, 4-7 kali seminggu, atau lebih dari tujuh kali dalam seminggu.
Lama akses : diukur dengan banyaknya waktu yang digunakan responden untuk sekali mengakses internet yaitu, kurang dari satu jam, 1-2 jam, lebih dari 2 jam, 2 jam-4 jam, atau lebih dari 4 jam.
Alokasi waktu akses : untuk melihat kapan biasanya responden mengakses internet, yaitu pagi, siang, sore, atau malam hari.
Tempat mengakses : untuk melihat tempat yang paling sering digunakan responden untuk mengakses internet, yaitu di rumah, sekolah, warnet, atau dari tempat lainya. Selain itu ditanyakan pula mengenai siapa yang pertama kali mengenalkan
responden pada internet dan juga siapa yang mengajarkan internet lebih mendalam kepada mereka, yaitu orangtua, sekolah/guru, teman atau orang lainnya. b)
Motivasi menggunakan internet
Penggunaan internet didorong oleh motivasi untuk memuaskan kebutuhan. Hampir semua penggunaan media didorong oleh motivasi untuk memuaskan kebutuhan. Seseorang akan memilih isi media yang bisa memenuhi kebutuhan-
35
kebutuha tersebut agar segera terpuaskan.7 Katz, Gurevitch, dan Haas (1973) melihat media sebagai alat yang digunakan individu untuk membuat atau memutuskan hubungan dengan orang lainnya. Mereka membagi kebutuhan manusia beberapa kategori diantaranya adalah sebagai berikut:8
Kebutuhan kognitif: kebutuhan untuk mendapatkan informasi, pengetahuan, dan pemahaman mengenai sesuatu.
Kebutuhan afektif: kebutuhan untuk emosi (perasaan), kenikmatan, mendapatkan hiburan dan pengalaman estetis.
Kebutuhan integratif sosial: kebutuhan untuk menguatkan hubungan dengan keluarga, teman, dll.
Kebutuhan pelepasan tekanan, diversi dan pengalihan dari masalah maupun rutinitas sehari-hari.
Motif yang mendorong anak untuk menggunakan internet untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya
dapat dijabarkan dalam empat dimensi (kategori)
sebagai berikut, yaitu kognitif, afektif, integrasi sosial, dan diversi. Tiap dimensi terdiri dari beberapa indikator (pernyataan). Berikut penjabaran indikator dimensi-dimensi motif kognitif, afektif, integrasi sosial dan diversi:
Dimensi kognitif Motif menggunakan internet yang berhubungan dengan pencarian informasi
pengetahuan dan berhubungan untuk membantu kegiatan mereka di sekolah. 7
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998), h. 205.
8
Severin dan Tankard, Teori Komunikasi, h. 357.
36
Berikut merupakan indikator-indikator mengenai motif yang mendorong menggunakan internet untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan kognitif: - Untuk membantu belajar - Untuk membantu mengerjakan pr/tugas sekolah - Untuk mendapat prestasi yang lebih baik disekolah - Untuk menambah wawasan/pengetahuan
Dimensi afektif Motif menggunakan internet
yang berhubungan
dengan perasaan,
kenikmatan, mendapatkan hiburan, kesenangan dan pengalaman estetis. Berikut merupakan indikator-indikator mengenai motif yang mendorong menggunakan internet untuk memenuhi kebutuuhan-kebutuhan afektif: - Untuk bermain games - Untuk mendapatkan kesenangan - Untuk menghibur rasa sedih - Untuk mengilangkan rasa bosan - Untuk bermain bersama teman
Dimensi Integratif Sosial Motif menggunakan internet yang berhubungan dengan kebutuhan untuk
menguatkan hubungan dengan keluarga, teman, dan lainnya. Berikut merupakan indikator-indikator mengenai motif yang mendorong menggunakan internet untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan integratif sosial: - Untuk mencari/mendapatkan teman baru - Untuk chatting dengan teman
37
- Untuk mengirim email - Untuk mempererat / menjalin persahabatan dengan teman - Untuk mencari informasi yang bisa dijadikan obrolan bersama teman.
Dimensi Diversi Motif menggunakan internet yang berhubungan dengan kebutuhan untuk
pelepasan tekanan serta pelarian (diversi) dari masalah atau rutinitas sehari-hari. Berikut merupakan indikator-indikator mengenai motif menggunakan internet untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pelepasan tekanan: - Untuk mengisi waktu luang - Untuk melupakan masalah dengan teman - Untuk melupakan omelan orangtua - Untuk melupakan omelan guru - Untuk mengusir kesepian c)
Kepuasan Penggunaan internet
Kepuasan yang diperoleh responden setelah menggunakan internet juga dijabarkan dengan terpenuhi atau tidaknya kebutuhan-kebutuhan pada responden yang didorong oleh motivasi-motivasi seperti yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu motif kognitif, afektif, integritas sosial dan motif dimensi. Untuk mengetahui apakah kebutuhan-kebutuhan yang mendorong responden untuk menggunakan media internet, setiap pernyataan-pernyataan motivasi baik dalam dimensi kognitif, afektif, integratif sosial, dan diversi ditanyakan kembali. d)
Harapan Terhadap Internet
38
Harapan terhadap internet dapat dilihat dari fitur (situs) seperti apa yang paling disukai responden dari semua fitur (situs) yang ada di internet. Responden diminta untuk memilih dari beberapa fitur (situs) berikut ini: situs-situs search engine, situs-situs berita, situs-situs pribadi selebriti/atlet, situs-situs jaringan persahabatan, e-mail, chatting, instant messaging, download lagu, game, film, dll, maupun situs lainnya, mana yang menjadi pilihan (favorit) mereka. Selain itu, mereka juga diminta menyebutkan situs-situs yang sering mereka kunjungi. Untuk mengetahui harapan anak mengenai isi internet, responden diminta untuk memberitahu situs (fitur) seperti apa yang mereka ingin lebih banyak ada didalam internet. H.
Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan
menyebarkan
angket berstruktur dengan menggunakan kuesioner untuk
memperoleh data mengenai penggunaan internet serta motivasi dan kepuasan responden terhadap internet. I.
Hipotesis Penelitian H1
:
Ada perbandingan antara siswa dan siswi Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta dalam motif dan kepuasan penggunaan internet.
H0
:
Tidak ada perbandingan antara siswa dan siswi Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta dalam motif dan kepuasan penggunaan internet.
39
J.
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1.
Uji Validitas
Uji Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur mengukur apa yang akan diukur. Sedangkan reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan untuk digunakan lebih dari satu kali dengan menunjukkan hasil dari pengukuran yang relatif konsisten. Untuk menguji validitas dan reliabilitas dari alat pengukur menggunakan rumus teknik korelasi Product Moment Pearson’s Correlation, yaitu untuk menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total.9 Rumus Product Moment Pearson’s Correlation:
r= Keterangan : r
: Koefisien korelasi Pearson’s Product Moment : Jumlah individu dalam sampel
X
: Angka untuk variabel X
Y
: Angka untuk variabel Y 2.
9
Uji Reliabilitas
Singarimbun dan Effendi, Metode Penelitian Survey, h. 137.
40
Suatu alat ukur dalam penelitian selain valid juga harus reliabel. Teknik pengujian reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan menggunakan SPSS 17.0 for windows. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel. Reliabilitas mempunyai mempunyai berbagai nama lain seperti kepercayaan, keteladanan, kestabilan, keajegan, konsisten dan sebagainya, namun ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya.10 K.
Teknik Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif yang bertujuan mengetahui seberapa besar kepuasan siswa-siwi dalam menggunakan intetrnet. Untuk mengetahui seberapa besar kepuasan pengguna internet, dilakukan dengan skala likert. Tabel 3.1 Skala Likert Sangat Setuju
Setuju Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
SS
S
TS
STS
4
3
2
1
Selanjutnya data yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner, hasilnya akan di presentasikan tabel analisis berdasarkan variabel motivasi yang selanjutnya akan dilihat hasilnya terhadap kepuasan penggunaan internet. 10
h. 100.
Saifuddin Azwar, Reliabilitas dan Validitas (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 1997),
41
Setelah seluruh data terkumpul, analisis data akan dilakukan dengan menggunakan prosedur statistik. Prosedur statistik yang akan dipergunakan untuk melihat distribusi variabel-variabel yang meliputi jenis kelamin dan harapan dalam menggunakan internet, maka digunakan distribusi frekuensi. Prosedur yang dipergunakan untuk mengukur perbedaan motif dan kepuasan yaitu dengan menggunakan Chi Kuadrat dan Product Moment Pearson Correlation dengan menggunakan SPSS 17.0 for Windows. Penajabarannya sebagai berikut: 1.
Analisis Product Moment Pearson Correlation digunakan untuk menegaskan hubungan yang ada antara variabel motif dan kepuasan tersebut adalah merupakan hubungan yang signifikan dan bukan hanya secara kebetulan saja.
Rumus Product Moment Pearson Correlation :
r = Keterangan : r
: Koefisien korelasi Pearson’s Product Moment : Jumlah individu dalam sampel
X
: Angka untuk variabel X
Y
: Angka untuk variabel Y11
2.
Analisis Chi Kuadrat digunakan untuk menentukan apakah terdapat hubungan dari objek penelitian yaitu antara jenis kelamin dengan kategori skala dimensi motif
11
yang terdiri dari kognitif, afektif,
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h156.
42
integrasi sosial, dan diversi, dan juga pada kepuasan yang terdiri dari dimensi kognitif, afektif, integrasi sosial, dan diversi. Ada beberapa teknis analisis data yang lainnya, selain cara diatas, yaitu: a.
Evaluating, memeriksa jawaban-jawaban responden untuk diteliti, ditelaah dan dirumuskan pengelompakannya untuk memperoleh data yang akurat.
b.
Frekuensi,
mentabulasi
atau
memindahkan
jawaban-jawaban
responden ke dalam tabel, kemudian dicari prosentasenya untuk kemudian dianalisa, dengan menggunakan persamaan berikut:
P=
x 100%
Keterangan: P = Besar Prosentasenya F = Frekuensi (Jumlah jawaban responden) N = Jumlah responden.12 c.
Kesimpulan, memberikan kesimpulan dari hasil analisa dan penafsiran data.
12
40.
Anas Sarjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Grafindo Persada. 1997), hal.
43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.
Gambaran Umum Sekolah Dasar Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta berlokasi di jalan
Palmerah Barat Kemandoran I
No 41 Kelurahan Grogol Utara Kecamatan
Kebayoran Lama Jakarta Selatan. SD Islam Al-Azhar berdiri pada tahun 1983, bekerjasama antara Yayasan Ar-Ridho dengan Yayasan Pesantren
Islam Al-
Azhar yang berpusat di Jalan Sisingamangaraja Kebayoran Baru Jakarta Selatan. SDI Al-Azhar 5 Kemandoran merupakan Sekolah Umum Swasta Islam (SUSI), bertujuan mencetak lulusan yang berkepribadian muslim yang taat dan berwawasan luas baik IMTAQ maupun IPTEK. Yayasan Ar-Ridho berperan sebagai penyelenggara pendidikan yang menyediakan fasilitas sarana prasarana dan penyandang danasedangkan YPI Al-Azhar sebagai pengelola yaitu mengelola tenaga pendidik/guru, kurikulum dan pembinaan terhadap guru. SDI Al-Azhar Kemandoran termasuk sekolah Dasar Unggulan yang ada di wilayah Jakarta-Selatan. Dibawah bimbingan YPI Al-Azhar dengan tenaga pendidik
profesional
yang
memiliki
kemampuan
dalam
pembelajaran
mencerdaskan mencerdaskan dan mendewasakan anak didik. Lulusan Sdi AlAzhar banyak diterima di SMP unggulan di Jakarta. SDI Al-Azhar 5 Kemandoran mempunyai visi dan misi sebagai berikut: Mewujudkan cendekiawan muslim yang bertaqwa, berakhlak mulia, cerdas, terampil, sehat jasmani dan rohani, percaya diri, berkepribadian kuat, berwatak 43
44
pejuang, mampu mengembangkan diri dan keluarga, serta bertanggung jawab atas pembangunan dan bangsa. 1.
Mewujudkan sistem pendidikan IMTAQ dan IPTEK
2.
Melahirkan guru berkualitas tinggi ilmu agama dan umum
3.
Menjadikan Al-Azhar sekolah unggulan
4.
Sumber penyebarluasan pendidikan berkualitas dijiwai Islam
5.
Pendidikan anak di luar jam sekolah tradisonal
SDI Al-Azhar 5 Kemandoran dipimpin oleh kepala sekolah dan wakil kepala sekolah. Jumlah guru di SDI Al-Azhar 5 Kemandoran ini sebanyak 45 orang, dibantu oleh 3 orang tenaga administrasi, 2 orang petugas laboratorium dan 7 orang pesuruh. Setiap kelas memiliki guru yang mengkoordinir kelas tersebut atau disebut juga dengan wali kelas, selain itu terdapat pula BK (Bimbingan dan Konseling). Jumlah siswa SDI Al-Azhar 5 Kemandoran sebanyak 844 siswa dengan perincian kelas I berjumlah 138 siswa, kelas II berjumlah 137, kelas III berjumlah 164 siswa, kelas IV berjumlah 122 siswa, kelas V berjumlah 147 siswa, dan kelas VI berjumlah 136 siswa. SDI Al-Azhar 5 Kemandoran memiliki fasilitas laboratorium IPA dan laboratorium Komputer dengan fasilitas internet, ruang ber-AC, ruang Kepala Sekolah dan TU, ruang dewan guru, ruang perpustakaan, ruang audio visual,
45
ruang UKS, ruang BK, ruang kesenian, ruang serbaguna, masjid dua lantai, halaman parkir yang cukup luas, lapangan olahraga A& B, dan juga kantin. Waktu belajar siswa pada hari senin sampai dengan jum’at dimulai dari pukul 07.00 sampai dengan pukul 14.00. kegiatan eksttrakurikuler yang terdapat di SDI Al-Azhar 5 ini cukup banyak, yaitu iqro, bahasa inggris, komputer, pencak silat (kerjasama dengan Lembaga Seni Beladiri Al-Azhar, tari (kerjasama dengan sanggar Tari Bagong Kusudiarjo), vokal (pelatih profesional), WARCIL (wartawan kecil), dan marawis.
B.
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Sebelum dilakukan pengambilan data penelitian dilakukan uji coba
penelitian terhadap instrumen motif dan instrumen kepuasan penggunaan internet pada tanggal 20 Mei 2011. 1) Uji Validitas Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan program SPSS 17.0 for windows menggunakan korelasi Product Moment Pearson Correlation. Ada pun hasil validitas instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: -
Pernyataan untuk motif penggunaan internet terdiri dari 19 item, dari hasil uji validitas maka diperoleh 13 pernyataan item valid dan item 6 item tidak valid, yaitu pernyataan nomor 11, 12, 13, 14, 21, dan 28, dengan koefisien antara 0,189 sampai 0,544 (data terlampir).
-
Pernyataan untuk kepuasan penggunaan internet terdiri dari 19 item, dari hasil uji validitas maka diperoleh 17 pernyataan item valid dan 1 item
46
tidak valid yaitu pernyataan nomor 40, dengan koefisien antara 0,314 sampai 0,722 (data terlampir). 2) Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha Cronbach. Dari hasil uji tersebut diperoleh koefisien reliabilitas untuk motif sebesar 0,809 (data terlampir), sedangkan untuk reliabilitas kepuasan diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,880 (data terlampir). Dengan angka reliabilitas mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa kedua instrumen tersebut memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi dengan kehandalan yang tinggi pula.
C.
Hasil Penelitian Setelah melakukan uji validitas dan reliabilitas, maka data yang digunakan
dalam analisis adalah data-data dengan item yang valid. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti pada tanggal 23 dan 24 Mei 2011 pada siswa dan siswi SDI Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta adalah sebagai berikut: 1.
Deskripsi Data Responden Responden merupakan siswa-siswi SDI Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta.
Responden berjumlah 60 orang dengan deskripsi sebagai berikut:
47
Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden No
Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase
1.
Laki-laki
34 orang
56,7%
2.
Perempuan
26 orang
43,3%
60 orang
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.1 diatas, diketahui bahwa jumlah responden laki-laki sebanyak 34 (tiga puluh empat) orang atau setara dengan 56,7 %. Sementara responden perempuan sebanyak 26 (dua puluh enam) orang atau setara dengan 43,3%. 2.
Deskripsi Kuesioner Kuesioner pada penelitian ini terdiri dari 4 bagian yang berjumlah 42 butir
pertanyaan dan pernyataan. Kuesioner merupakan bentuk angket dengan menggunakan skala likert. Dengan tingkatan tertinggi (SS) sampai terendah (STS). Adapun frekuensi masing-masing pertanyaan dan pernyataan adalah sebagai berikut : Tabel 4.2 Pertanyaan dan Pernyataan Kuesioner No
Item Pertanyaan dan Pernyataan
Frekuensi
Presentase
1
Penggunaan Internet
8
19%
2
Motif Menggunakan Internet
13
31%
3
Kepuasan Menggunakan Internet
18
42,9%
4
Harapan Menggunakan Internet
3
7,1%
42
100%
Jumlah
48
Berdasarkan tabel 4.2 diatas, diketahui bahwa kuesioner terdiri dari 42 pertanyaan dan pernyataan. Bagian pertama merupakan pertanyaan tentang Penggunaan Internet yang terdiri dari 8 pertanyaan atau setara dengan 19%. Bagian kedua merupakan pernyataan tentang Motif Penggunaan Internet yang terdiri dari 13 pernyataan atau setara dengan 31%. Bagian ketiga merupakan pernyataan tentang Kepuasan Penggunaan Internet yang terdiri dari 18 pernyataan atau setara dengan 42,9%, dan bagian keempat tentang harapan terhadap internet yang terdiri dari 3 pertanyaan atau setara dengan 7,1%. Untuk pernyataan Motif dan Kepuasan Penggunaan Internet, terdiri dari 4 dimensi yaitu dimensi kognitif, dimensi afektif, dimensi integrasi sosial, dan dimensi diversi. Untuk pernyataan Motif Penggunaan Internet terdiri dari 4 dimensi motif. Adapun frekuensi masing-masing dimensi adalah sebagai berikut: Tabel 4.3 Dimensi Motif Penggunaan Internet No 1
Kategori Dimensi Motif Dimensi Kognitif
2
Dimensi Afektif
3
Dimensi Integrasi Sosial
4
Dimensi Diversi Jumlah
Frekuensi 1 3 5 4 13
Presentase 7,7% 23,1% 38,5% 30,7% 100%
Berdasarkan tabel 4.3 diatas, diketahui bahwa dimensi pada pernyataan motif terdiri dari 4 dimensi yang berjumlah 13 pernyataan dengan perincian dimensi kognitif sebanyak 1 pernyataan atau setara dengan 7,7%, dimensi afektif sebanyak 3 pernyataan atau setara dengan 23,1%, dimensi integrasi sosial
49
sebanyak 5 pernyataan atau setara dengan 38,5%, dan dimensi diversi sebanyak 4 pernyataan atau setara dengan 30,7%. Tabel 4.4 Dimensi Kepuasan Penggunaan Internet No 1 2 3 4
Kategori Dimensi Kepuasan Dimensi Kognitif Dimensi Afektif Dimensi Integrasi Sosial Dimensi Diversi Jumlah
Frekuensi 4 4 5 5
Presentase 22,2% 22,2% 27,8% 27,8%
18
100%
Dari tabel 4.4 terlihat bahwa dimensi pada pernyataan kepuasan terdiri dari 4 dimensi yang berjumlah 18 pernyataan dengan perincian dimensi kognitif sebanyak 4 pernyataan atau setara dengan 22,2%, dimensi afektif sebanyak 4 pernyataan atau setara dengan 22,2%, dimensi integrasi sosial sebanyak 5 pernyataan atau setara dengan 27,8%, dan dimensi diversi sebanyak 4 pernyataan atau setara dengan 27,8%. 3.
Analisa Data a) Penggunaan Internet Untuk penggunaan internet, akan dilihat seperti apa penggunaan internet
siswa-siswi SDI Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta dengan deskripsi sebagai berikut :
50
Tabel 4.5 Berlangganan Internet di Rumah
Jenis Kelamin
Kategori Jawaban Tidak Berlangganan Berlangganan
Jumlah (%)
Laki-laki
28 (46,7%)
6 (10%)
34 (56,7%)
Perempuan
23 (38,3%)
3 (5%)
26 (43,3%)
Jumlah
51 (85%)
9 (15%)
60 (100%)
Dari tabel 4.5 diketahui bahwa 34 responden laki-laki (56,7%), 28 responden (46,7%) diantaranya berlangganan internet di rumah, sedangkan 6 responden (10%) tidak berlangganan internet di rumah. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden laki-laki berlangganan internet di rumah. Kemudian, untuk responden perempuan dari 26 responden (43,3%), 23 responden (38,3%) diantaranya berlangganan internet dirumah, sedangkan 3 responden (5%) diantaranya tidak berlangganan internet dirumah. Hal ini menunjukkan bahwa sebagaian besar responden perempuan berlangganan internet di rumah. Sehingga, jika disimpulkan secara keseluruhan, mayoritas responden berlangganan internet di rumah yaitu sebanyak 51 responden (85%) dengan perincian 28 orang laki-laki dan 23 orang perempuan.
51
Tabel 4.6 Orang yang Pertama Kali Mengenalkan Internet
Kategori Jawaban Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan Jumlah
Orangtua
Guru/Sekolah
Teman
14 (23,3%) 13 (21,7%) 27 (45%)
3 (5%)
8 (13,4%) 3 (5%) 11 (18,4%)
3 (5%)
Anggota Keluarga Lainnya (kakak, om, tante, saudara) 9 (15%) 10 (16,6%) 19 (31,6%)
Jumlah (%) 34 (56,7%) 26 (43,3%) 60 (100%)
Berdasarkan tabel 4.6 diatas, diketahui bahwa 34 responden laki-laki (56,7%), 14 responden (23,3%) diantaranya menjawab orangtua sebagai orang yang pertama kali mengenalkan internet, kemudian 9 responden (15%) menjawab anggota keluarga lainnya seperti kakak, om, dan tante sebagai orang yang pertama kali mengenalkan internet, kemudian 8 responden (13,4%) menjawab teman sebagai orang yang pertama kali mengenalkan internet, dan terdapat 3 responden (5%) yang menjawab guru/sekolah sebagai orang yang pertama kali mengenalkan internet. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden laki-laki menjawab orangtua sebagai orang yang pertama kali mengenalkan internet kepada mereka. Sedangkan untuk responden perempuan dari 26 responden (43,3%), 13 responden (21,7%) diantaranya menjawab orangtua sebagai orang yang pertama kali mengenalkan internet, kemudian 10 responden (16,6%) menjawab anggota keluarga lainnya seperti kakak, om, dan tante sebagai orang yang pertama kali
52
mengenalkan internet, dan terdapat 3 responden (5%) yang menjawab teman sebagai orang yang pertama kali mengenalkan internet. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden perempuan menjawab orang tua sebagai orang yang pertama kali mengenalkan internet kepada mereka. Sehingga, jika disimpulkan secara keseluruhan, mayoritas responden menjawab orangtua sebagai orang yang pertama kali mengenalkan internet kepada mereka yaitu sebanyak 27 responden (45%) dengan perincian 14 orang laki-laki dan 13 orang perempuan. Tabel 4.7 Orang yang Mengajarkan Cara Menggunakan Internet Lebih Mendalam Kategori Jawaban Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan Jumlah
Orangtua
Guru/Sekolah
Teman
9 (15%) 5 (8,3%) 14 (23,3%)
14 (23,4%) 1 (1,7%) 15 (25,1%)
5 (8,3%) 3 (5%) 8 (13,3%)
Anggota Keluarga Lainnya (kakak, om, tante, saudara) 6 (10%) 17 (28,3%) 23 (38,3%)
Jumlah (%) 34 (56,7%) 26 (43,3%) 60 (100%)
Berdasarkan tabel 4.7 diatas, diketahui bahwa 34 responden laki-laki (56,7%), 14 responden (23,4%) diantaranya menjawab guru/Sekolah sebagai orang yang mengajarkan internet lebih mendalam kepada responden, 9 responden (15%) menjawab orangtua sebagai orang yang mengajarkan internet lebih mendalam kepada responden, kemudian 6 responden (10%) menjawab anggota keluarga lainnya seperti kakak, om, dan tante sebagai orang yang mengajarkan internet lebih mendalam kepada responden, dan 5 responden (8,3%) menjawab
53
teman sebagai orang yang mengenalkan internet lebih mendalam kepada responden. Sedangkan untuk responden perempuan dari 26 responden (43,3%), 17 responden (28,3%) menjawab anggota keluarga lainnya seperti kakak, om, tante dan saudara sebagai orang yang mengajarkan internet lebih mendalam kepada responden, 5 responden (8,3%) menjawab orangtua sebagai orang yang mengenalkan internet lebih mendalam kepada responden, kemudian 3 responden (5%) menjawab teman sebagai orang yang mengajarkan internet lebih mendalam kepada responden, dan 1 responden (1,7%) menjawab guru/sekolah sebagai orang yang mengajarkan internet lebih mendalam kepada responden. Dengan demikian, jika disimpulkan secara keseluruhan terdapat perbedaan jawaban antara responden laki-laki dengan responden perempuan. Responden laki-laki mayoritas menjawab guru/sekolah yang mengajarkan internet lebih mendalam kepada mereka yaitu sebanyak 14 responden (23,4%), sedangkan responden perempuan mayoritas menjawab anggota keluarga lainnya seperti kakak, om, dan tante sebagai orang yang mengajarkan internet lebih mendalam kepada responden yaitu sebanyak 17 responden (28,3%)
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah
Tabel 4.8 Frekuensi Akses Internet dalam Seminggu Kategori Jawaban 1 Kali 2-3 Kali 4-7 Kali > 7 Kali 3 17 4 10 (5%) (28,3%) (6,7%) (16,7%) 3 8 8 7 (5%) (13,3%) (13,3%) (11,7%) 6 25 12 17 (10%) (41,6%) (20%) (28,4%)
Jumlah (%) 34 (56,7%) 26 (43,3%) 60 (100%)
Berdasarkan tabel 4.8 diatas, diketahui bahwa 34 responden laki-laki
54
(56,7%), 17 responden (28,3%) menjawab 2-3 kali mengakses internet dalam seminggu, 10 responden (16,7%) menjawab lebih dari 7 kali mengakses internet dalam seminggu, kemudian 4 responden (6,7%) menjawab 4-7 kali mengakses internet dalam seminggu, dan 3 responden (5%) menjawab 1 kali mengakses internet dalam seminggu. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden laki-laki mengakses internet 2-3 kali dalam seminggu. Sedangkan untuk responden perempuan dari 26 responden (43,3%), 8 responden (13,3%) diantaranya menjawab 2-3 kali mengakses internet dalam seminggu, dan juga 8 responden (13,3%) menjawab 4-7 kali mengakses initernet dalam seminggu, kemudian 3 responden (5%) menjawab 1 kali mengakses internet dalam seminggu. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden perempuan mengaksesn internet 2-3 kali dalam seminggu. Sehingga, jika disimpulkan secara keseluruhan, mayoritas responden mengakses internet 2-3 kali dalam seminggu, yaitu sebanyak 25 responden (41,6%) dengan perincian 17 responden laki-laki dan 8 responden perempuan. Tabe. 4.9 Waktu untuk Sekali Mengakses Internet Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah
< 1 Jam 2 (3,3%) 2 (3,3%) 4 (6,6%)
Kategori Jawaban 1-2 Jam >2-4 Jam 13 11 (21,7%) (18,4%) 13 7 (21,7%) (11,6%) 26 18 (43,4%) (30%)
> 4 Jam 8 (13,3%) 4 (6,7%) 12 (20%)
Jumlah (%) 34 (56,7%) 26 (43,3%) 60 (100%)
Berdasarkan tabel 4.9 diatas, diketahui bahwa 34 responden laki-laki (56,7%), 13 responden (21,7%) menjawab 1-2 jam untuk sekali mengakses
55
internet, 11 responden (18,4%) menjawab lebih dari 2-4 jam untuk sekali mengakses internet, kemudian 8 responden (13,3%) menjawab lebih dari 4 jam untuk sekali mengakses internet, dan 2 responden (3,3%) menjawab kurang dari 1 jam untuk sekali mengakses internet. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden laki-laki menggunakan waktu 1-2 jam untuk sekali mengakses internet. Sedangkan untuk responden perempuan dari 26 responden (43,3%), 13 responden (21,7%) diantaranya
menjawab 1-2 jam untuk sekali mengakses
internet, 7 responden (11,6%) menjawab lebih dari 2-4 jam untuk sekali mengakses initernet, kemudian 4 responden (6,7%) menjawab lebih dari 4 jam untuk sekali mengakses internet, dan 2 responden (3,3%) menjawab kurang dari 1 jam untuk sekali mengkases internet. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden perempuan menggunakan waktu 1-2 jam untuk sekali mengakses internet. Sehingga, jika disimpulkan secara keseluruhan, mayoritas responden menggunakan waktu 1-2 jam untuk sekali mengakses internet, yaitu sebanyak 26 responden (43,4%) dengan perincian 13 responden laki-laki dan 13 responden perempuan. Tabel 4.10 Alokasi Waktu Akses Internet Responden Siswa Siswi Jumlah
Pagi 3 (5%) 4 (6,7%) 7 (11,7%)
Kategori Jawaban Siang Sore 18 7 (30%) (11,7%) 6 11 (10%) (18,3%) 24 18 (40%) (30%)
Malam 6 (10%) 5 (8,3%) 11 (18,3%)
Jumlah (%) 34 (56,7%) 26 (43,3%) 60 (100%)
56
Berdasarkan tabel 4.10 diatas, diketahui bahwa 34 responden laki-laki (56,7%), 18 responden (30%) menjawab siang hari untuk waktu mengakses internet, 7 responden (11,7%) menjawab sore hari untuk waktu mengakses internet, kemudian 6 responden (10%) menjawab malam hari untuk waktu mengakses internet dan 3 responden (5%) menjawab pagi hari untuk waktu mengakses internet. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden lakilaki mengakses internet pada siang hari. Sedangkan untuk responden perempuan dari 26 responden (43,3%), 11 responden (18,3%) diantaranya
menjawab sore hari untuk waktu mengakses
internet, dan juga 6 responden (10%) menjawab siang hari untuk waktu mengakses internet, kemudian 5 responden (8,3%) menjawab malam hari untuk waktu mengakses internet, dan 4 responden (6,7%) menjawab pagi hari untuk waktu mengakses internet. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden perempuan mengakses internet pada sore hari. Dengan demikian, jika disimpulkan secara keseluruhan terdapat perbedaan waktu untuk mengakses internet antara responden laki-laki dengan responden perempuan. Responden laki-laki mayoritas mengakses internet pada siang hari, yaitu sebanyak 18 responden (30%), sedangkan responden perempuan mayoritas mengakses internet pada sore hari yaitu sebanyak 11 responden (18,3%) .
57
Tabel 4.11 Tempat Mengakses Internet Responden Siswa Siswi Jumlah
Rumah 27 (45%) 26 (43,3%) 53 (88,3%)
Kategori Jawaban Sekolah Warnet 7 (11,7%) -
-
-
7 (11,7%)
Jumlah (%) 34 (56,7%) 26 (43,3%) 60 (100%)
Berdasarkan tabel 4.9 diatas, diketahui bahwa 34 responden laki-laki (56,7%), 27 responden (45%) menjawab rumah untuk tempat mengakses internet, dan 7 responden (11,7%) menjawab warnet untuk tempat mengakses internet. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden laki-laki mengakses internet dari warnet (warung internet). Sedangkan untuk responden perempuan dari 26 responden (43,3%), semua responden 26 siswi (43,3%) menjawab rumah untuk tempat mengakses internet. Hal ini menunjukkan bahwa semua responden perempuan mengakses internet dari rumah. Sehingga, jika disimpulkan secara keseluruhan, mayoritas responden mengakses internet dari rumah, yaitu sebanyak 53 responden (88,3%) dengan perincian 27 responden laki-laki dan 26 responden perempuan.
58
Tabel 4.12 Orang yang Menemani Ketika Mengakses Internet Kategori Jawaban Responden
Siswa Siswi Jumlah
Sendiri Saja 28 (46,7%) 17 (28,3%) 45 (75%)
Orangtua
Teman
-
4 (6,7%)
1 (1,7%) 1 (1,7%)
(6,74%)
Anggota Keluarga Lainnya (kakak, om, tante, saudara) 2 (3,3%) 8 (13,3%) 10 (16,6%)
Jumlah (%) 34 (56,7%) 26 (43,3%) 60 (100%)
Berdasarkan tabel 4.12 diatas, diketahui bahwa 34 responden laki-laki (56,7%), 28 responden (46,7%) diantaranya menjawab sendiri saja ketika mengakses internet, 4 responden (6,7%) menjawab bersama teman ketika mengakses internet, dan 2 responden (3,3%) menjawab bersama anggota keluarga lainnya seperti kakak, om, tante dan saudara ketika mengakses internet. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden laki-laki sendiri saja ketika mengakses internet. Sedangkan untuk responden perempuan dari 26 responden (43,3%), 17 responden (28,3%) diantaranya menjawab sendiri saja ketika mengakses internet, 8 responden (13,3%) menjawab anggota keluarga lainnya seperti kakak, om, tante dan saudara ketika mengakses internet, dan 1 responden (1,7%) menjawab bersama orangtua ketika mengakses internet. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden perempuan sendiri saja ketika mengakses internet. Sehingga, jika disimpulkan secara keseluruhan, mayoritas responden sendiri saja ketika mengakses internet, yaitu sebanyak 45 responden (75%) dengan
59
perincian 28 responden laki-laki dan 17 responden perempuan.
b) Motif dan Kepuasan Penggunaan Internet Kepuasan penggunaan internet terdiri dari motif dan kepuasan. Untuk motif penggunaan internet terdiri dari 4 dimensi, yaitu dimensi kognitif, dimensi afektif, dimensi integritas sosial, dan dimensi diversi. Untuk kepuasan penggunaan internet juga terdiri dari 4 dimensi, yaitu dimensi kognitif, dimensi afektif, dimensi integritas sosial, dan dimensi diversi. 1) Skor Kuesioner Motif Menggunakan Internet Seperti yang telah disebutkan, motif penggunaan internet terdiri dari 4 dimensi yaitu dimensi kognitif, dimensi afektif, dimensi integritas sosial, dan dimensi diversi. Berikut merupakan pembahasan hasil pen-skoran motif penggunaan internet. Pen-skoran ini akan menunjukkan tanggapan responden terhadap item-item pernyataan. Tabel berikut akan menunjukkan pen-skoran untuk motif penggunaan internet dimulai dari dimensi kognitif, dimensi afektif, dimensi intergritas sosial, dan yang terakhir dimensi diversi. Tabel 4.13 Tanggapan Responden Terhadap Item Pernyataan Mengenai Motif Dimensi Kognitif No 9
Item Pernyataan Saya
menggunakan
Jumlah
Skor SS
internet
24
S 34
TS
STS
1
1
201
untuk membantu saya belajar. Rata-rata
201
60
Dari tabel item pernyataan mengenai motif kognitif diatas, diketahui motif kognitif hanya terdiri dari 1 pernyataan. Dengan demikian, untuk skor keseluruhan dimensi kognitif didapat hasil sebesar 201. Dengan demikian, siswa-siswi SDI Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta mempunyai motif yang tinggi dalam menggunakan internet untuk membantu proses belajar mereka baik di sekolah maupun di rumah. Tabel 4.14 Tanggapan Responden Terhadap Item Pernyataan Mengenai Motif Dimensi Afektif No 10 11 12.
Item Pernyataan
SS Saya menggunakan internet supaya merasa 35 senang/gembira Saya menggunakan internet untuk 21 menghibur diri saat sedang sedih 34 Saya menggunakan internet untuk menghilangkan rasa bosan Rata-rata
Skor S TS 23 9
STS -
Jumlah 272
26
6
-
157
24
-
-
212
641/3 = 213,7
Dari tabel pernyataan motif dimensi afektif diatas, angka terbesar didapatkan pada pernyataan nomor 10 dengan jumlah 272, kedua pada pernyataan nomor 12 dengan jumlah 212, dan ketiga pada pernyataan nomor 11 dgn jumlah 157. Dengan demikian, untuk skor keseluruhan dimensi afektif didapat hasil sebesar 641 dengan rata-rata sebesar 213,7. Dengan demikian, siswa-siswi SDI Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta memiliki motif afektif yang cukup besar dalam menggunakan internet. Motif-
61
motif tersebut antara lain terdiri dari motif bermain game online, serta untuk menghibur diri mereka dan menghilangkan rasa bosan mereka. Tabel 4.15 Tanggapan Responden Terhadap Item Pernyataan Mengenai Motif Dimensi Integrasi Sosial No 13 14 15 16 17
Item Pernyataan Saya menggunakan internet untuk bermain bersama teman Saya menggunakan internet untuk mencari atau mendapatkan teman baru Saya menggunakan internet untuk chatting dengan teman-teman Saya menggunakan internet untuk mempererat persahabatan dengan teman-teman Saya menggunakan internet untuk mencari bahan informasi yang bisa jadi bahan obrolan bersama teman-teman Rata-rata
SS 31
Skor S TS 26 3
22
31
7
-
195
22
30
7
1
193
26
30
1
3
199
18
38
3
1
193
Jumlah
STS -
222
1002/5 = 200.4
Dari tabel pernyataan motif dimensi integrasi sosial diatas, angka terbesar didapatkan pada pernyataan nomor 13 dengan jumlah 222, kedua pada pernyataan nomor 16 dengan jumlah 199, ketiga pada pernyataan nomor 14 dengan jumlah 195, dann yang terkecil pada pernyataan nomor 15 dan 17 yaitu sebesar 193. Dengan demikian, untuk skor keseluruhan dimensi afektif didapat hasil sebesar 1002 dengan rata-rata sebesar 200,4. Dengan demikian, siswa-siswi SDI Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta memiliki motif integrasi sosial yang besar ketika menggunakan internet. Hal ini dikarenakan usia mereka termasuk ke dalam usia dengan luasnya minat dan
62
kegiatan bermain dengan teman-teman sebaya mereka dengan menggunakan internet. Tabel 4.16 Tanggapan Responden Terhadap Item Pernyataan Mengenai Motif Dimensi Diversi No 18 19 20 21
Item Pernyataan Saya menggunakan internet untuk mengisi waktu luang karena tidak ada yang saya kerjakan Saya menggunakan internet untuk melupakan masalah yang saya alami bersama teman Saya menggunakan internet untuk melupakan omelan orangtua Saya menggunakan internet untuk meluoakan omelan guru
SS 19
Skor S TS 31 9
8
20
28
4
152
8
7
21
24
119
14
8
22
16
140
STS 1
Rata-rata
Dari tabel pernyataan motif dimensi diversi diatas, angka terbesar didapatkan pada pernyataan nomor 18 dengan jumlah 188, kedua pada pernyataan nomor 19 dengan jumlah 152, ketiga pada pernyataan nomor 21 dengan jumlah 140, dan yang terkecil pada pernyataan nomor 20 yaitu sebesar 119. Dengan demikian, untuk skor keseluruhan dimensi diversi didapat hasil sebesar 599 dengan rata-rata sebesar 149,7. Dengan demikian, siswa-siswi SDI Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta juga memiliki motif diversi, meskipun tidak terlalu besar. Mereka menggunakan internet untuk mengisi waktu luang mereka, dan untuk beristirahat sejenak dari rutinitas mereka yaitu belajar di sekolah.
Jumlah 188
599/4 = 149.7
63
Setelah menyajikan 4 tabel mengenai skor motif dimensi kognitif, dimensi afektif, dimensi integritas sosial, dan dimensi diversi, maka peneliti mengurutkan motif apa yang paling banyak digunakan oleh responden, berikut penyajian tabelnya: Tabel 4.17 Rangking Dimensi Motif Penggunaan Internet No.
Dimensi Motif
Skor
Rangking
1
Integrasi Sosial
200,4
1
2
Afektif
213,7
2
3
Kognitif
201
3
4
Diversi
149,7
4
Tabel diatas menunjukkan bahwa motif responden terhadap dimensi yang meliputi dimensi kognitif, dimensi afektif, dimensi integritas sosial, dan dimensi diversi, menempati posisi pertama adalah dimensi integrasi sosial dengan nilai rata-rata sebesar 200,4, kedua adalah dimensi afektif dengan nilai rata-rata sebesar 213,7, ketiga adalah dimensi kognitif dengan nilai rata-rata sebesar 201, dan yang terkecil atau peringkat terakhir adalah dimensi diversi dengan nilai rata-rata sebesar 149,7. Dengan demikian, motif yang terbesar yang menjadi motif siswa dan siswi Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta dalam menggunakan internet adalah motif pada dimensi integrasi sosial yaitu motif untuk menguatkan hubungan khususnya dengan teman-teman mereka. Dalam bukunya Elizabeth Hurlock, mengatakan bahwa anak-anak sekolah dasar masuk ke dalam usia berkelompok, atau usia
64
bermain dengan teman-teman dan memiliki keinginan yang kuat untuk diterima dalam anggota kelompok1. Hal ini terlihat dari pernyataan nomor 13 yang berisi alasan mereka menggunakan internet untuk bermain bersama teman dengan skor yang terbesar diantara pernyataan-pernyataan lain pada dimensi integritas sosial tersebut. Ulasan diatas mengenai motif penggunaan internet responden, sedangkan berikut ini data mengenai kepuasan penggunaan internet yang terdiri dari dimensi yang sama yaitu dimensi kognitif, dimensi afektif, dimensi integritas sosial, dan dimensi diversi.
2) Skor Kuesioner Kepuasan Penggunaan Internet Kuesioner kepuasan penggunaan internet
juga membahas tentang 4
dimensi seperti pada motif penggunaan internet, yaitu dimensi kognitif, dimensi afektif, dimensi integritas sosial, dan dimensi diversi. Kemudian, yang menjadi indikatornya adalah responden merasakan terpenuhinya kebutuhan atau motif dari 4 dimensi tersebut. Berikut adalah pen-skoran tentang kepuasan dimensi kognitif:
1
155.
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan (Jakarta: Penerbit Erlangga 1980), h.
65
Tabel. 4.18 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Mengenai Kepuasan Dimensi Kognitif No 22 23 24
25
Item Pernyataan Kebutuhan saya terpenuhi ketika saya menggunakan internet untuk belajar Kebutuhan saya terpenuhi ketika saya menggunakan internet untuk mengerjakan PR atau tugas sekolah Kebutuhan saya terpenuhi ketika saya menggunakan internet untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik disekolah Kebutuhan saya terpenuhi ketika saya menggunakan internet untuk mendapatkan pengetahuan dan wawasan Rata-rata
SS 14
Skor S TS 39 7
16
42
2
-
194
18
29
13
-
172
17
41
2
-
195
Jumlah
STS -
180
741/4 = 185,8
Dari tabel pernyataan kepuasan dimensi kognitif diatas, angka terbesar didapatkan pada pernyataan nomor 25 dengan jumlah 195, kedua pada pernyataan nomor 23 dengan jumlah 194, ketiga pada pernyataan nomor 22 dengan jumlah 180, dan yang terkecil pada pernyataan nomor 24 yaitu sebesar 172. Dengan demikian, untuk skor keseluruhan dimensi diversi didapat hasil sebesar 741 dengan rata-rata sebesar 185,8. Dengan demikian siswa dan siswi Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta memperoleh kepuasan yang cukup tinggi pada dimensi kognitif. Indikator kepuasan terletak pada peningkatan skor pada item pernyataan motif menggunakan internet untuk mendapatkan pengetahuan dan wawasan. Hal ini mengindikasikan bahwa anak-anak sekolah dasar terpenuhi kebutuhannnya dan mendapatkan kepuasan dalam menggunakan internet untuk mendapatkan
66
pengetahuan dan wawasan. Tabel. 4.19 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Mengenai Kepuasan Dimensi Afektif No 26 27 28 29
Item Pernyataan Kebutuhan saya terpenuhi ketika saya menggunakan internet untuk bermain game Kebutuhan saya terpenuhi ketika saya menggunakan internet agar merasa senang/gembira Kebutuhan saya terpenuhi ketika saya menggunakan internet untuk menghibur diri saat sedang sedih Kebutuhan saya terpenuhi ketika saya menggunakan internet untuk menghilangkan rasa bosan
Skor TS 8
STS 3
Jumlah
SS 20
S 29
19
34
7
-
192
11
18
21
-
140
19
32
9
-
190
Rata-rata
Dari tabel pernyataan kepuasan dimensi afektif diatas, angka terbesar didapatkan pada pernyataan nomor 27 dengan jumlah 192, kedua pada pernyataan nomor 29 dengan jumlah 190, ketiga pada pernyataan nomor 26 dengan jumlah 186, dan yang terkecil pada pernyataan nomor 28 yaitu sebesar 140. Dengan demikian, untuk skor keseluruhan dimensi diversi didapat hasil sebesar 708 dengan rata-rata sebesar 177. Dengan demikian, siswa dan siswi Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta hanya memperoleh kepuasan pada item pernyataan untuk menggunakan internet untuk bermain game online. Indikator terjadinya kepuasan yaitu terdapat skor yang cukup tinggi pada terpenuhinya kebutuhan ketika menggunakan internet untuk bermain game. Sedangkan pada item pernyataan lain tidak terjadi peningkatan
186
708/4 = 177
67
skor yang berarti tidak terdapat kepuasan pada kebutuhan menggunakan internet untuk merasa senang, kebutuhan internet untuk menghibur diri saat sedang sedih, dan internet tidak memuaskan kebutuhan mereka untuk menghilangkan rasa bosan. Tabel. 4.20 Tanggapan Responden Terhadap Pertanyaan Mengenai Kepuasan Dimensi Integrasi Sosial Skor No Item Pernyataan SS S TS STS Kebutuhan saya terpenuhi ketika saya menggunakan 15 36 19 30 internet untuk bermain bersama teman 8 3 Kebutuhan saya terpenuhi ketika saya menggunakan 13 30 31 internet untuk mendapatkan teman baru Kebutuhan saya terpenuhi ketika saya menggunakan 10 38 12 32 internet untuk chatting dengan teman-teman Kebutuhan saya terpenuhi ketika saya menggunakan 16 33 11 33 internet untuk mempererat persahabatan dengan teman-teman Kebutuhan saya terpenuhi ketika saya menggunakan 14 33 11 2 34 internet mencari informasi yang bisa jadi bahan obrolan bersama teman-teman. Rata-rata
Dari tabel pernyataan kepuasan dimensi integritas sosial diatas, angka terbesar didapatkan pada pernyataan nomor 30 dengan jumlah 206, kedua pada pernyataan nomor 33 dengan jumlah 185, ketiga pada pernyataan nomor 32 dengan jumlah 178, keempat pada pernyataan nomor 34 yaitu sebesar 177, dan yang terkecil pada nomor 31 yaitu sebesar 161. Dengan demikian, untuk skor keseluruhan dimensi integrasi sosial didapat hasil sebesar 907 dengan rata-rata sebesar 181,4.
Jumlah 206 161 178 185
177
907/5 = 181,4
68
Dengan demikian, siswa dan siswi Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta ternyata tidak memperoleh kepuasan dalam menggunakan internet pada dimensi integrasi sosial karena kebutuhan-kebutuhan mereka tidak terpenuhi. Hal ini terjadi karena tidak terdapat peningkatan dari skor motif integrasi sosial, yang merupakan indikator terjadinya kepuasan. Tabel 4.21 Tanggapan Responden Terhadap Item Pernyataan Mengenai Kepuasan Dimensi Diversi No 35 36 37 38 39
Item Pernyataan Kebutuhan saya terpenuhi ketika saya menggunakan internet untuk mengisi waktu luang karena tidak ada yang saya kerjakan Kebutuhan saya terpenuhi ketika saya menggunakan internet untuk melupakan masalah yang saya alami bersama teman. Kebutuhan saya terpenuhi ketika saya menggunakan internet untuk melupakan omelan orangtua Kebutuhan saya terpenuhi ketika saya menggunakan internet untuk melupakan omelan guru Kebutuhan saya terpenuhi ketika saya menggunakan internet untuk mengusir kesepian (sebagai pengganti teman).
SS 17
Skor S TS 32 11
9
23
22
6
149
7
8
27
18
124
12
26
16
6
164
11
39
6
4
177
STS -
Rata-rata
Dari tabel pernyataan kepuasan dimensi diversi diatas, angka terbesar didapatkan pada pernyataan nomor 35 dengan jumlah 186, kedua pada pernyataan nomor 39 dengan jumlah 177, ketiga pada pernyataan nomor 38 dengan jumlah 149 , keempat pada pernyataan nomor yaitu sebesar 1496 dan yang terkecil pada pernyataan nomor 37 yaitu sebesar 124. Dengan demikian, untuk skor
Jumlah 186
800/4 = 200
69
keseluruhan dimensi diversi didapat hasil sebesar 800 dengan rata-rata sebesar 200. Dengan demikian, siswa dan siswi Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta memperoleh kepuasan menggunakan internet, yaitu internet memuaskan mereka untuk melupakan omelan orangtua, untuk melupakan omelan guru, dan internet menjadi teman mereka saat mereka kesepian. Anak-anak usia sekolah dasar umur 6-13 tahun, merupakan anak-anak dengan sebutan usia menyulitkan, tidak rapih, dan usia bertengkar.2 Sering kali mereka
membuat
masalah
dan
mendapatkan
omelan/kemarahan
dari
orangtua/guru mereka. Maka dari hasil skor diatas, internet merupakan media yang bisa membuat mereka melupakan masalah yang terjadi dengan orangtua maupun guru mereka. Setelah menyajikan 4 tabel mengenai skor kepuasan dimensi kognitif, dimensi afektif, dimensi integritas sosial, dan dimensi diversi, maka peneliti mengurutkan motif apa yang paling banyak digunakan oleh responden, berikut penyajian tabelnya : Tabel 4.22 Rangking Dimensi Kepuasan Penggunaan Internet
No.
2
Dimensi Kepuasan
Skor
Rangking
1
Diversi
200
1
2
Kognitif
185,8
2
3
Integrasi Sosial
181,4
3
4
Afektif
177
4
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, h. 178.
70
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa kepuasan respoden terhadap dimensi yang meliputi dimensi kognitif, dimensi afektif, dimensi integritas sosial, dan dimensi diversi, menemati posisi pertama adalah dimensi diversi dengan nilai rata-rata sebesar 200, kedua adalah dimensi kognitif dengan nilai rata-rata sebesar 185.8, ketiga adalah dimensi integrasi sosial dengan nilai rata-rata sebesar 181.4, dan yang terkecil adalah dimensi afektif dengan nilai rata-rata sebesar 177. Berdasarkan skor tersebut, maka terdapat peningkatan skor yang menjadi indikator kepuasan terletak pada dimensi diversi dengan jumlah skor pada motif dari 149,7 menjadi 200 pada kepuasan diversi. Hal ini menunjukkan bahwa responden mendapatakan kepuasan pada dimensi diversi dalam menggunakan internet. 1.
Hubungan Antara Motif dengan Kepuasan
Untuk mengetahui hubungan antara motivasi dengan kepuasan digunakan dengan menggunakan analisis Product Moment Pearson Correlation dalam program SPSS (Statistical Packages for Social Sciences) for Windows release 17.0, setelah dilakukan uji analisis maka diperoleh hasil r sebesar 0. 792, berdasarkan koefisien korelasi yaitu: Kurang dari 0,20
hubungan rendah sekali, tidak valid
0,20 – 0,39
hubungan rendah tetapi pasti
0,40 – 0,70
hubungan yang cukup berarti
0,71 – 0,90
hubungan yang tinggi; kuat
Lebih dari 0,90
hubungan diandalkan
sangat
tinggi;
kuat
sekali;
dapat
71
Berdasarkan hasil penghitungan tersebut diperoleh hasil r hitung sebesar 0.792, maka dapat dikatakan bahwa : terdapat hubungan antara motif dan kepuasan tersebut signifikan dan korelasinya positif. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan dan tinggi antara motif dan kepuasan penggunaan internetada siwa-siswi kelas 5 SDI Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta. Dengan demikian, terdapat motivasi yang tinggi dalam menggunaan intrenet, maka terdapat kepuasan yang tinggi yang diperoleh oleh responden dalam menggunakan internet. 2.
Analisis Chi Square Perbedaan Motif Penggunaan Internet 1) Analisis Chi Square Motif Dimensi Kognitif Tabel 4.23
Tabulasi Silang Jenis Kelamin dengan Kategori Skala Motif Dimensi Kognitif Jenis kelamin * Kategori Skala Motif Dimensi Kognitif Crosstabulation Kategori Skala Motif Kognitif Rendah jenis kelamin
laki-laki
Count % of Total
Perempuan Count % of Total Total
Count % of Total
Total
Tinggi 20
14
34
33.3%
23.3%
56.7%
19
7
26
31.7%
11.7%
43.3%
39
21
60
65.0%
35.0%
100.0%
Tabel diatas menggambarkan tabulasi silang antara Jenis Kelamin dengan Kategori Skala Dimensi Kognitif. Berdasarkan hasil tabel diatas, diketahui 34 responden (56,7%) yang berjenis kelamin laki-laki, 20 responden (33,3%) diantaranya memiliki motif pada dimensi kognitif dengan kategori rendah, dan 14
72
responden (23,3%) memiliki motif pada dimensi kognitif dengan kategori tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa, sebagian besar responden laki-laki memiliki motif kognitif rendah dalam menggunakan internet. Sedangkan untuk responden perempuan, dari 26 responden (43,3%), 19 responden (31,7%) diantaranya memiliki motif pada dimensi kognitif dengan kategori rendah, dan 7 responden (11,7%) diantaranya memiliki motif pada dimensi kognitif denan kategori tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa, sebagian besar responden perempuan memiliki motif kognitif rendah dalam menggunakan internet. Sehingga, jika disimpulkan secara keseluruhan mayoritas responden memiliki motif kognitif yang rendah dalam menggunakan internet yaitu sebanyak 39 responden (65%) dengan perincian 20 orang laki-laki dan 19 orang perempuan. Tabel 4.24 Chi Square Kategori Skala Motif Dimensi Kognitif Value
df
Asymp. Sig. (2-sided)
a
1
.251
Likelihood Ratio
1.334
1
.248
Linear-by-Linear Association
1.294
1
.255
Pearson Chi-Square
N of Valid Cases
1.316
60
Hipotesis untuk pengujian ini adalah: H0 : Tidak ada perbedaan antara jenis kelamin (siswa dan siswi) Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta dalam skala motif kognitif penggunaan internet.
73
H1 : Ada perbedaan antara jenis kelamin (siswa dan siswi) Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta dalam skala motif kognitif penggunaan internet. Pengambilan Keputusan berdasarkan probabilitas : Jika Probabilitas > 0.05, maka H0 diterima Jika Probabilitas < 0.05, maka H0 ditolak Dengan menggunakan uji probabilitas terlihat bahwa pada kolom Asymp.Sig (2-tailed) adalah 0.251 atau probabilitas diaatas 0.05 (0.251 > 0.05) dengan demikian H0 diterima. Keputusan: Dengan keputusan H0 diterima yaitu tidak ada perbedaan antara Jenis Kelamin (siswa dan siswi) dengan Skala Motif Dimensi Kognitif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jika dilihat dari skala motif dimensi kognitif, jenis kelamin tidak mempengaruhi motif dimensi kognitif siswa dan siswi dalam menggunakan internet. 2) Analisis Chi Square Motif Dimensi Afektif Tabel 4.25 Tabulasi Silang Jenis Kelamin dengan Kategori Skala Dimensi Afektif Jenis kelamin * Kategori Skala Dimensi Afektif Crosstabulation Kategori Skala Dimensi Afektif Rendah jenis kelamin
laki-laki
Count % of Total
perempuan
Count % of Total
Total
Count % of Total
Total
Tinggi
12
22
34
20.0%
36.7%
56.7%
14
12
26
23.3%
20.0%
43.3%
26
34
60
43.3%
56.7%
100.0%
74
Tabel diatas menggambarkan tabulasi silang antara Jenis Kelamin dengan Kategori Skala Dimensi Afektif. Berdasarkan hasil tabel diatas, diketahui 34 responden (56.7%) yang berjenis kelamin laki-laki, 22 responden (36.7%) memiliki motif afektif dengan kategori tinggi, dan 12 responden (20%) diantaranya
memiliki
motif
afektif
dengan
kategori
rendah.
Hal
ini
mengindikasikan bahwa, sebagian besar responden laki-laki memiliki motif afektif tinggi dalam menggunakan internet. Sedangkan untuk responden perempuan, dari 26 responden (43,3%), 14 responden (23.3%) diantaranya memiliki motif afektif dengan kategori rendah, dan 12 responden (20%) diantaranya memiliki motif afektif dengan kategori tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa, sebagian besar responden perempuan memiliki motif afektif rendah dalam menggunakan internet. Sehingga, jika disimpulkan secara keseluruhan mayoritas responden lakilaki memiliki motif afektif yang tinggi dalam menggunakan internet yaitu sebanyak 22 responden (36.7%), dan mayoritas responden perempuan memiliki motif afektif rendah dalam menggunakan internet yaitu sebanyak 14 responden (23.3%). Tabel 4.26 Chi Square Kategori Skala Motif Dimensi Afektif Value
df
Asymp. Sig. (2-sided)
a
1
.151
Likelihood Ratio
2.069
1
.150
Linear-by-Linear
2.031
1
.154
Pearson Chi-Square
2.065
Association N of Valid Cases
60
75
Hipotesis untuk pengujian ini adalah: H0 : Tidak ada perbedaan antara jenis kelamin (siswa dan siswi) Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta dalam skala motif afektif penggunaan internet. H1 : Ada perbedaan antara jenis kelamin (siswa dan siswi) Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta dalam skala motif afektif penggunaan internet. Pengambilan Keputusan berdasarkan probabilitas : Jika Probabilitas > 0.05, maka H0 diterima Jika Probabilitas < 0.05, maka H0 ditolak Dengan menggunakan uji probabilitas terlihat bahwa pada kolom Asymp.Sig (2-tailed) adalah 0.151 atau probabilitas diatas 0.05 (0.151 > 0.05) dengan demikian H0 diterima. Keputusan: Dengan keputusan H0 diterima yaitu tidak ada perbedaan antara Jenis Kelamin (siswa dan siswi) dengan Skala Motif Dimensi Afektif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jika dilihat dari skala motif dimensi afektif, jenis kelamin tidak mempengaruhi motif dimensi afektif siswa dan siswi dalam menggunakan internet. 3) Analisis Chi Square Motif Dimensi Integrasi Sosial Tabel 4.27 Tabulasi Silang Jenis Kelamin dengan Kategori Skala Dimensi Integrasi Sosial
76
jenis kelamin * Kategori Skala Integrasi Sosial Crosstabulation Kategori Skala Dimensi Integrasi Sosial Rendah jenis kelamin
laki-laki
Count % of Total
perempuan
Count % of Total
Total
Count % of Total
Total
Tinggi 18
16
34
30.0%
26.7%
56.7%
17
9
26
28.3%
15.0%
43.3%
35
25
60
58.3%
41.7%
100.0%
Tabel diatas menggambarkan tabulasi silang antara Jenis Kelamin dengan Kategori Skala Dimensi Integrasi Sosial. Berdasarkan hasil tabel diatas, diketahui 34 responden (56.7%) yang berjenis kelamin laki-laki, 18 responden (30%) memiliki motif integrasi sosial dengan kategori rendah, dan 16 responden (26.7%) diantaranya memiliki motif integrasi sosial dengan kategori tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa, sebagian besar responden laki-laki memiliki motif integrasi sosial rendah dalam menggunakan internet. Sedangkan untuk responden perempuan, dari 26 responden (43,3%), 17 responden (28.3%) diantaranya memiliki motif integrasi sosial dengan kategori rendah, dan 9 responden (15%) diantaranya memiliki motif integrasi sosial dengan kategori tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa, sebagian besar responden perempuan memiliki motif integrasi sosial rendah dalam menggunakan internet. Sehingga, jika disimpulkan secara keseluruhan mayoritas responden memiliki motif integrasi sosial yang rendah dalam menggunakan internet yaitu sebanyak 35 responden (58,5%) dengan perincian 18 orang laki-laki dan 17 orang perempuan.
77
Tabel 4.28 Chi Square Kategori Skala Motif Dimensi Integrasi Sosial Value
df
Asymp. Sig. (2-sided)
a
1
.333
Likelihood Ratio
.945
1
.331
Linear-by-Linear Association
.923
1
.337
Pearson Chi-Square
N of Valid Cases
.939
60
Hipotesis untuk pengujian ini adalah: H0 : Tidak ada perbedaan antara jenis kelamin (siswa dan siswi) Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta dalam skala motif integrasi sosial penggunaan internet. H1 : Ada perbedaan antara jenis kelamin (siswa dan siswi) Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta dalam skala motif integrasi sosial penggunaan internet. Pengambilan Keputusan berdasarkan probabilitas : Jika Probabilitas > 0.05, maka H0 diterima Jika Probabilitas < 0.05, maka H0 ditolak Dengan menggunakan uji probabilitas terlihat bahwa pada kolom Asymp.Sig (2-tailed) adalah 0.333 atau probabilitas diatas 0.05 (0.333 > 0.05) dengan demikian H0 diterima. Keputusan: Dengan keputusan H0 diterima yaitu tidak ada perbedaan antara Jenis Kelamin (siswa dan siswi) dengan Skala Motif Dimensi Integrasi Sosial Sehingga dapat disimpulkan bahwa jika dilihat dari skala motif dimensi integrasi sosial,
78
jenis kelamin tidak mempengaruhi motif dimensi integrasi sosial siswa dan siswi dalam menggunakan internet. a.
Analisis Chi Square Motif Dimensi Diversi Tabel 4.29 Tabulasi Silang Jenis Kelamin dengan Kategori Skala Dimensi Diversi jenis kelamin * Kategori Diversi Crosstabulation Kategori Skala Diversi Rendah jenis
laki-laki
kelamin
Count % of Total
perempuan
Count % of Total
Total
Count % of Total
Total
Tinggi 17
17
34
28.3%
28.3%
56.7%
15
11
26
25.0%
18.3%
43.3%
32
28
60
53.3%
46.7%
100.0%
Tabel diatas menggambarkan tabulasi silang antara Jenis Kelamin dengan Kategori Skala Dimensi Diversi. Berdasarkan hasil tabel diatas, diketahui 34 responden (56.7%) yang berjenis kelamin laki-laki, 17 responden (28.3%) memiliki motif diversi dengan kategori tinggi, dan 17 responden (28.3%) diantaranya
memiliki
motif
diversi
dengan
kategori
rendah.
Hal
ini
mengindikasikan bahwa, sebagian responden laki-laki memiliki motif diversi dan sebagian lagi juga memiliki motif diversi tinggi dalam menggunakan internet. Sedangkan untuk responden perempuan, dari 26 responden (43,3%), 15 responden (25%) diantaranya memiliki motif diversi dengan kategori rendah, dan 11 responden (18.3%) diantaranya memiliki motif diversi dengan kategori tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa, sebagian besar responden perempuan memiliki motif afektif rendah dalam menggunakan internet.
79
Sehingga, jika disimpulkan secara keseluruhan
responden laki-laki
memiliki motif diversi yang tinggi dan rendah yaitu keduanya sebanyak 17 respnden (28.3%), dan mayoritas responden perempuan memiliki motif diversi rendah dalam menggunakan internet yaitu sebanyak 15 responden (18.3%). Tabel 4.30 Chi Square Kategori Skala Motif Dimensi Diversi Asymp. Sig. (2Value
df
sided)
a
1
.554
Likelihood Ratio
.351
1
.554
Linear-by-Linear Association
.344
1
.557
Pearson Chi-Square
N of Valid Cases
.350
60
Hipotesis untuk pengujian ini adalah: H0 : Tidak ada perbedaan antara jenis kelamin (siswa dan siswi) Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta dalam skala motif diversi penggunaan internet. H1 : Ada perbedaan antara jenis kelamin (siswa dan siswi) Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta dalam skala motif diversi penggunaan internet. Pengambilan Keputusan berdasarkan probabilitas : Jika Probabilitas > 0.05, maka H0 diterima Jika Probabilitas < 0.05, maka H0 ditolak Dengan menggunakan uji probabilitas terlihat bahwa pada kolom Asymp.Sig (2-tailed) adalah 0.554 atau probabilitas diatas 0.05 (0.554 > 0.05) dengan demikian H0 diterima.
80
Keputusan: Dengan keputusan H0 diterima yaitu tidak ada perbedaan antara Jenis Kelamin (siswa dan siswi) dengan Skala Motif Dimensi Diversi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jika dilihat dari skala motif dimensi diversi, jenis kelamin tidak mempengaruhi motif dimensi diversi siswa dan siswi dalam menggunakan internet. b.
Analisis Chi Square Kepuasan Penggunaan Internet 1) Analisis Chi Square Kepuasan Dimensi Kognitif Tabel 4.31
Tabulasi Silang Jenis Kelamin dengan Kategori Skala Kepuasan Dimensi Kognitif Jenis kelamin * Kategori Kognitif Crosstabulation Kategori Kognitif Rendah jenis kelamin
laki-laki
Count % of Total
perempuan
Count % of Total
Total
Count % of Total
Total
Tinggi 14
20
34
23.3%
33.3%
56.7%
17
9
26
28.3%
15.0%
43.3%
31
29
60
51.7%
48.3%
100.0%
Tabel diatas menggambarkan tabulasi silang antara Jenis Kelamin dengan Kategori Skala Dimensi Kognitif. Berdasarkan hasil tabel diatas, diketahui 34 responden (56.7%) yang berjenis kelamin laki-laki, 20 responden (33.3%) memperoleh kepuasan kognitif dengan kategori tinggi, dan 14 responden (23.3%) diantaranya memperoleh kepuasan kognitif dengan kategori rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa, sebagian besar responden laki-laki mendapatkan
81
kepuasan afektif yang tinggi dalam menggunakan internet. Sedangkan untuk responden perempuan, dari 26 responden (43,3%), 17 responden (28.3%) diantaranya mendapatkan kepuasan kognitif dengan kategori rendah, dan 9 responden (15%) diantaranya mendapatkan kepuasan kognitif dengan kategori tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa, sebagian besar responden perempuan mendapatkan kepuasan yang rendah dalam menggunakan internet. Sehingga, jika disimpulkan secara keseluruhan mayoritas responden lakilaki mendapatkan kepuasan kognitif yang tinggi dalam menggunakan internet yaitu sebanyak 20 responden (33.3%), dan mayoritas responden perempuan mendapatkan kepuasan kognitif dengan kategori rendah dalam menggunakan internet yaitu sebanyak 17 responden (28.3%). Tabel 4.32 Chi Square Kategori Skala Kepuasan Dimensi Kognitif Asymp. Sig. (2Value
df
sided)
3.458a
1
.063
Likelihood Ratio
3.500
1
.061
Linear-by-Linear Association
3.400
1
.065
Pearson Chi-Square
N of Valid Cases
60
Hipotesis untuk pengujian ini adalah: H0 : Tidak ada perbedaan antara jenis kelamin (siswa dan siswi) Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta dalam skala kepuasan kognitif penggunaan internet. H1 : Ada perbedaan antara jenis kelamin (siswa dan siswi) Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta dalam skala kepuasan kognitif penggunaan
82
internet. Pengambilan Keputusan berdasarkan probabilitas : Jika Probabilitas > 0.05, maka H0 diterima Jika Probabilitas < 0.05, maka H0 ditolak Dengan menggunakan uji probabilitas terlihat bahwa pada kolom Asymp.Sig (2-tailed) adalah 0.063 atau probabilitas diatas 0.05 (0.063 > 0.05) dengan demikian H0 diterima. Keputusan: Dengan keputusan H0 diterima yaitu tidak ada perbedaan antara Jenis Kelamin (siswa dan siswi) dengan Skala Kepuasan Dimensi Kognitif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jika dilihat dari skala kepuasan dimensi kognitif, jenis kelamin tidak mempengaruhi perbedaan kepuasan yang didapatkan siswa dan siswi pada dimensi kognitif dalam menggunakan internet. 2) Analisis Chi Square Kepuasan Dimensi Afektif Tabel 4.33 Tabulasi Silang Jenis Kelamin dengan Kategori Skala Kepuasan Dimensi Afektif Jenis kelamin * Kategori Afektif Crosstabulation Kategori Afektif Rendah jenis
laki-laki
kelamin
Count % of Total
perempuan
Count % of Total
Total
Count % of Total
Total
Tinggi 16
18
34
26.7%
30.0%
56.7%
17
9
26
28.3%
15.0%
43.3%
33
27
60
55.0%
45.0%
100.0%
83
Tabel diatas menggambarkan tabulasi silang antara Jenis Kelamin dengan Kategori Skala Dimensi Afektif. Berdasarkan hasil tabel diatas, diketahui 34 responden (56.7%) yang berjenis kelamin laki-laki, 18 responden (30%) memperoleh kepuasan Afektif dengan kategori tinggi, dan 16 responden (26.7%) diantaranya memperoleh kepuasan afektif dengan kategori rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa, sebagian besar responden laki-laki mendapatkan kepuasan afektif yang tinggi dalam menggunakan internet. Sedangkan untuk responden perempuan, dari 26 responden (43,3%), 17 responden (28.3%) diantaranya mendapatkan kepuasan afektif dengan kategori rendah, dan 9 responden (15%) diantaranya mendapatkan kepuasan afektif dengan kategori tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa, sebagian besar responden perempuan mendapatkan kepuasan yang rendah dalam menggunakan internet. Sehingga, jika disimpulkan secara keseluruhan mayoritas responden lakilaki mendapatkan kepuasan afektif yang tinggi dalam menggunakan internet yaitu sebanyak 20 responden (33.3%), dan mayoritas responden perempuan mendapatkan kepuasan afektif dengan kategori rendah dalam menggunakan internet yaitu sebanyak 17 responden (28.3%). Tabel 4.34 Chi Square Kategori Skala Kepuasan Afektif Asymp. Sig. (2Value
df
sided)
a
1
.157
Likelihood Ratio
2.019
1
.155
Linear-by-Linear Association
1.966
1
.161
Pearson Chi-Square
N of Valid Cases
1.999
60
84
Hipotesis untuk pengujian ini adalah: H0 : Tidak ada perbedaan antara jenis kelamin (siswa dan siswi) Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta dalam skala kepuasan afektif penggunaan internet. H1 : Ada perbedaan antara jenis kelamin (siswa dan siswi) Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta dalam skala kepuasan afektif penggunaan internet. Pengambilan Keputusan berdasarkan probabilitas : Jika Probabilitas > 0.05, maka H0 diterima Jika Probabilitas < 0.05, maka H0 ditolak Dengan menggunakan uji probabilitas terlihat bahwa pada kolom Asymp.Sig (2-tailed) adalah 0.157 atau probabilitas diatas 0.05 (0.157 > 0.05) dengan demikian H0 diterima. Keputusan: Dengan keputusan H0 diterima yaitu tidak ada perbedaan antara Jenis Kelamin (siswa dan siswi) dengan Skala Kepuasan Dimensi Afektif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jika dilihat dari skala kepuasan dimensi afektif, jenis kelamin tidak mempengaruhi perbedaan kepuasan yang didapatkan siswa dan siswi pada dimensi afektif dalam menggunakan internet.
85
3) Analisis Chi Square Kepuasan Dimensi Integrasi Sosial Tabel 4.35 Tabulasi Silang Jenis Kelamin dengan Kategori Skala Kepuasan Dimensi Intergrasi Sosial Jenis kelamin * Kategori Integrasi Sosial Crosstabulation Kategori Integrasi Sosial Rendah jenis kelamin
laki-laki
Count % of Total
perempuan
Count % of Total
Total
Count % of Total
Total
Tinggi 7
27
34
11.7%
45.0%
56.7%
11
15
26
18.3%
25.0%
43.3%
18
42
60
30.0%
70.0%
100.0%
Tabel diatas menggambarkan tabulasi silang antara Jenis Kelamin dengan Kategori Skala Dimensi Integrasi Sosial. Berdasarkan hasil tabel diatas, diketahui 34 responden (56.7%) yang berjenis kelamin laki-laki, 27 responden (45%) memperoleh kepuasan integrasi dengan kategori tinggi, dan 7 responden (11.7%) diantaranya memperoleh kepuasan integrasi sosial dengan kategori rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa, sebagian besar responden laki-laki mendapatkan kepuasan integrasi sosial yang tinggi dalam menggunakan internet. Sedangkan untuk responden perempuan, dari 26 responden (43.3%), 15 responden (25%) diantaranya mendapatkan kepuasan integrasi sosial dengan kategori tinggi, dan 11 responden (18.3%) diantaranya mendapatkan kepuasan integrasi sosial dengan kategori rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa, sebagian besar responden perempuan mendapatkan kepuasan yang tinggi dalam menggunakan internet.
86
Sehingga, jika disimpulkan secara keseluruhan mayoritas responden mendapatkan kepuasan integrasi sosial yang tinggi dalam menggunakan internet yaitu sebanyak 42 responden (70%) dengan perincian 27 orang laki-laki dan 15 orang perempuan. Tabel 4.36 Chi Square Kategori Skala Kepuasan Dimensi Integrasi Sosial Asymp. Sig. (2Value
df
sided)
a
1
.069
Likelihood Ratio
3.303
1
.069
Linear-by-Linear Association
3.254
1
.071
Pearson Chi-Square
N of Valid Cases
3.310
60
Hipotesis untuk pengujian ini adalah: H0 : Tidak ada perbedaan antara jenis kelamin (siswa dan siswi) Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta dalam skala kepuasan integrasi sosial penggunaan internet. H1 : Ada perbedaan antara jenis kelamin (siswa dan siswi) Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta dalam skala kepuasan integrasi sosial penggunaan internet. Pengambilan Keputusan berdasarkan probabilitas : Jika Probabilitas > 0.05, maka H0 diterima Jika Probabilitas < 0.05, maka H0 ditolak Dengan menggunakan uji probabilitas terlihat bahwa pada kolom Asymp.Sig (2-tailed) adalah 0.069 atau probabilitas diatas 0.05 (0.069 > 0.05)
87
dengan demikian H0 diterima. Keputusan: Dengan keputusan H0 diterima yaitu tidak ada perbedaan antara Jenis Kelamin (siswa dan siswi) dengan Skala Kepuasan Dimensi Integrasi Sosial. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jika dilihat dari skala kepuasan dimensi integrasi sosial, jenis kelamin tidak mempengaruhi perbedaan kepuasan yang didapatkan siswa dan siswi pada dimensi integrasi sosial dalam menggunakan internet. d)
Analisis Chi Square Kepuasan Dimensi Diversi Tabel 4.37
Tabulasi Silang Jenis Kelamin dengan Kategori Skala Kepuasan Dimensi Diversi Jenis Kelamin * Kategori Diversi Crosstabulation Kategori Diversi Rendah jenis kelamin
laki-laki
Count % of Total
perempuan
Count % of Total
Total
Count % of Total
Total
Tinggi 20
14
34
33.3%
23.3%
56.7%
19
7
26
31.7%
11.7%
43.3%
39
21
60
65.0%
35.0%
100.0%
Tabel diatas menggambarkan tabulasi silang antara Jenis Kelamin dengan Kategori Skala Dimensi Diversi. Berdasarkan hasil tabel diatas, diketahui 34 responden (56.7%) yang berjenis kelamin laki-laki, 20 responden (39.2%) memperoleh kepuasan diversi dengan kategori rendah, dan 14 responden (27.5%) diantaranya memperoleh kepuasan diversi dengan kategori tinggi. Hal ini
88
mengindikasikan bahwa, sebagian besar responden laki-laki mendapatkan kepuasan diversi yang rendah dalam menggunakan internet. Sedangkan untuk responden perempuan, dari 26 responden (43,3%), 19 responden (31.7%) diantaranya mendapatkan kepuasan diversi dengan kategori rendah, dan 7 responden (11.7%) diantaranya mendapatkan kepuasan diversi dengan kategori tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa, sebagian besar responden perempuan mendapatkan kepuasan yang rendah dalam menggunakan internet. Sehingga, jika disimpulkan secara keseluruhan mayoritas responden memiliki kepuasan diversi yang rendah dalam menggunakan internet yaitu sebanyak 39 responden (65%) dengan perincian 20 orang laki-laki dan 19 orang perempuan. Tabel 4.38 Chi Square Kategori Skala Kepuasan Dimensi Diversi Asymp. Sig. (2Value
df
sided)
a
1
.251
Likelihood Ratio
1.334
1
.248
Linear-by-Linear Association
1.294
1
.255
Pearson Chi-Square
N of Valid Cases
1.316
60
Hipotesis untuk pengujian ini adalah: H0 : Tidak ada perbedaan antara jenis kelamin (siswa dan siswi) Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta dalam skala kepuasan diversi penggunaan internet. H1 : Ada perbedaan antara jenis kelamin (siswa dan siswi) Sekolah Dasar Islam
89
Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta dalam skala diversi penggunaan internet. Pengambilan Keputusan berdasarkan probabilitas : Jika Probabilitas > 0.05, maka H0 diterima Jika Probabilitas < 0.05, maka H0 ditolak Dengan menggunakan uji probabilitas terlihat bahwa pada kolom Asymp.Sig (2-tailed) adalah 0.251 atau probabilitas diatas 0.05 (0.251 > 0.05) dengan demikian H0 diterima. Keputusan: Dengan keputusan H0 diterima yaitu tidak ada perbedaan antara Jenis Kelamin (siswa dan siswi) dengan Skala Kepuasan Dimensi Diversi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jika dilihat dari skala kepuasan dimensi diversi, jenis kelamin tidak mempengaruhi kepuasan dimensi diversi siswa dan siswi dalam menggunakan internet. c.
Harapan Terhadap Internet
Selain penggunaan internet, motif dan kepuasan, penelitian ini juga akan membahas tentang harapan siswa dan siswi terhadap internet. Harapan terhadap internet pada penelitian ini bermaksud untuk mengetahui preferensi serta harapan apa dari internet yang disukai oleh responden. Preferensi atau harapan terhadap internet adalah mengenai situs-situs/fitur- fitur yang ada di internet. Berikut adalah pembahasannya:
90
1) Situs/Fitur Internet yang Paling Banyak Disukai Responden Tabel 4.39 Situs/Fitur Internet Yang Paling Banyak Disukai Responden
Jenis Kelamin (Jumlah/%)
Fitur/Situs Internet a. Situs search engine seperti yahoo, google, dll. b. Situs-situs berita. c. Situs-situs pribadi selebriti/atlet. d. Situs-situs jaringan persahabatan seperti friendster, facebook, twitter,dll. e. Email f. Chatting g. Instant Messaging h. Online Game i. Download lagu, video, film, gambar, dll. j. Lain-lain.. -Situs tentang ilmu pengetahuan
Laki-laki 18 (52,9%) 2 (5,8%) 3 (8,8%)
Perempuan 17 (65%) 1 (7,6%) 1 (7,6%)
19 (55,8%)
20 (76,9%)
1 (2,9%) 3 (8,8%)
-
26 (76,4%) 13 (38,2%)
6 (23,1%) 2 (7,6%) 16 (61,5%) 10 (38,4%)
2 (5,8%)
2 (7,6%)
-
Berdasarkan tabel diatas, untuk responden laki-laki, diketahui bahwa situssitus online game berada pada urutan pertama situs/fitur internet yang paling banyak disukai oleh responden laki-laki, yaitu sebanyak 26 orang responden (76,4%). Kedua adalah situs-situs jaringan persahabatan seperti friendster, facebook, twitter,dll dengan responden sebanyak 19 orang (55,8%). Ketiga, selain
91
online game dan situs jaringan persahabatan, responden laki-laki juga menyukai situs search engine seperti yahoo, google, dll, dengan responden sebanyak 18 orang (52,9%). Keempat, adalah download lagu, video, film, gambar, dll dengan responden sebanyak 13 orang (38, 2%). Kelima dan keenam, adalah fitur internet chatting dan juga situs-situs pribadi selebriti/atlet dengan responden masing-masing sebanyak 3 orang atau (8,8%). Ketujuh dan ke delapan, yaitu situs-situs berita dan situs tentang ilmu pengetahuan dengan responden masing-masing sebanyak 2 orang atau (5,8%). Sedangkan untuk responden perempuan, pada urutan pertama, diketahui bahwa situs-situs jaringan persahabatan seperti friendster, facebook, twitter,dll yang paling banyak disukai, yaitu sebanyak 20 orang (76,9%). Kedua adalah situs search engine seperti yahoo, google, dll dengan responden sebanyak 17 orang (65%). Ketiga, responden perempuan juga menyukai online game yaitu sebanyak 16 orang (61,5%). Keempat, adalah download lagu, video, film, gambar, dll dengan responden sebanyak 10 orang (38, 4%). Keempat, adalah fitur internet chatting dengan responden sebanyak 6 orang (23, 1%). Kelima dan keenam, adalah fitur internet instant messaging dan juga situssitus ilmu pengetahuan dengan responden masing-masing sebanyak 2 orang atau (7,6%). Ketujuh dan kedelapan, adalah situs-situs berita dan juga situs situs-situs pribadi selebriti/atlet dengan responden masing-masing sebanyak 1 orang atau (7,6%).
92
2) Situs/Fitur Internet yang Paling Sering Dikunjungi Respoden Tabel 4.40 Situs/Fitur Internet Yang Paling sering Dikunjungi Responden
Fitur/Situs Internet Online Game Download Facebook Twitter Google Yahoo Situs Pribadi Selebriti Youtube Wikipedia
Jenis Kelamin (Jumlah/%) Laki-laki 18 (52,9%) 3 (8,8%) 19 (55,8%) 4 (11,7%) 18 (52,9%) 3 (8,8%) 1 (2,9%)
Perempuan 9 (36,6%) 2 (7,6%) 19 (73,07%) 10 (38,4%) 14 (53,8%) 1 (7,6%)
11 (32,3%) 3 (8,8%)
15 (57,6%) 1 (7,6%)
-
Berdasarkan tabel diatas, situs jaringan persahabatan Facebook berada pada peringkat pertama situs yang paling sering dikunjungi oleh responden laki-laki yaitu sebanyak 19 responden (55,8%). Kedua dan ketiga, adalah situs – situs online game dan juga situs search engine google dengan responden masingmasing sebanyak 18 orang atau (52,9%). Keempat, adalah situs video Youtube dengan responden sebanyak 11 orang (32,3%). Kelima, yaitu situs jaringan sosial Twitter dengan responden sebanyak 4 orang (11,7%). Keenam, ketujuh, dan kedelapan adalah situs-situs download, Yahoo, dan Wikipedia dengan masingmasing responden sebanyak 3 orang (8,8%). Yang terakhir atau kesembilan yaitu
93
situs pribadi selebriti dengan responden sebanyak 1 orang (2,9%). Sedangkan untuk responden perempuan, pada urutan pertama, diketahui bahwa situs-situs jaringan persahabatan seperti Facebook yang paling banyak dikunjungi yaitu sebanyak 19 orang (73,7%). Kedua adalah situs situs video Youtube dengan responden sebanyak 15 orang (57,6%). Ketiga, responden perempuan juga sering mengunjungi situs search engine google yaitu sebanyak 14 orang (53,8%). Keempat, adalah situs jaringan sosial Twitter dengan responden sebanyak 10 orang (38, 4%). Keenam, adalah situs-situs download dengan responden sebanyak 2 orang (7, 6%). Keenam dan ketujuh, adalah situs yahoo dan juga situs Wikipedia dengan responden masing-masing sebanyak 1 orang atau (7,6%). 3) Situs-situs yang Diharapkan Ada lebih Banyak di Internet Tabel 4.41 Situs/Fitur Internet Yang diharapkan Responden Ada Lebih Banyak
Fitur/Situs Internet Online game Jaringan Persahabatan Situs-situs search engine Situs download Situs pendidikan/pengetahuan Situs video seperti Youtube Situs tentang hiburan anak-anak
Jenis Kelamin (Jumlah/%) Laki-laki 23 (67,64%) 3 (8,8%) 3 (8,8%) 3 (8,8%) 2 (5,8%) 4 (11,7%) 2 (5,8%)
Perempuan 13 (50%) 3 (11,5%) 7 (26,9%) 3 (11,5%) 2 (7,6%) 7 (26,9%)
94
Berdasarkan
tabel
diatas,
sebagian
besar
responden
laki-laki
mengharapkan situs-situs game online ada lebih banyak diinternet dengan respondren sebanyak 23 orang (67,64%). Kedua terbanyak mengharapkan situs video seperti Youtube yang ada lebih banyak di internet demga responden sebesar 4 orang atau (11,7%). Selanjutnya, pada urutan ketiga, terdapat masing-masing 3 responden (8,8%) yang mengharapkan situs-situs jaringan persahabatan, situs search engine, dan situs-situs download ada lebih banyak di intrenet. Terakhir, pada urutan keempat dan kelima, situs-situs pendidikan dan situs hiburan anakanak yang diharapkan ada lebih banyak dengan jumlah responden masing-masing sebanyak 2 orang (5,8%). Untuk responden perempuan, sebagian besar mengharapkan situs-situs game online ada lebih banyak diinternet dengan responden sebanyak 13 orang (50%). Kedua terbanyak mengharapkan situs download dan situs hiburan anakanak yang ada lebih banyak di internet dengan responden masing-masing sebesar 7 orang atau (26,9%). Selanjutnya, pada urutan ketiga, terdapat masing-masing 3 responden (11,5%) yang mengharapkan situs-situs jaringan persahabatan, dan situs pendidikan/pengetahuan ada lebih banyak di intrenet. Terakhir, pada urutan keempat situs video seperti Youtube diharapkan ada lebih banyak dengan jumlah responden 2 orang (7,6%).
95
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan Dari hasil penelitian pada data penggunaan internet siswa dan siswi SDI Al-
Azhar 5 Kemandoran Jakarta ditemukan bahwa: 1.
Untuk penggunaan internet siswa-siswi Al-Azhra 5 Kemandoran Jakarta, didapat hasil : mayoritas responden berlangganan internet di rumah yaitu sebanyak 51 responden (85%). Kemudian, mayoritas responden yaitu sebanyak 27 responden (45%), pertama kali diperkenalkan internet oleh orangtua mereka. Lalu, mayoritas responden laki-laki yaitu sebanyak 14 responden (23,4%) diajarkan internet secara mendalam oleh guru atau sekolah, sedangkan responden siswi yaitu sebanyak 17 responden (28,3%) diajarkan internet secara mendalam oleh anggota keluarga lainnya seperti kakak, om, dan tante. Untuk hasil frekuensi akses, mayoritas responden mengakses internet 2-3 kali dalam seminggu, yaitu sebanyak 25 responden (41,6%). Kemudian, mayoritas responden menggunakan waktu 1-2 jam untuk sekali mengakses internet, kemudian mayoritas responden siswa mengakses internet pada siang hari, yaitu sebanyak 18 responden (30%), sedangkan responden siswi mayoritas mengakses internet pada sore hari yaitu sebanyak 11 responden (18,3%) . Lalu, mayoritas responden mengakses internet dari rumah, yaitu sebanyak 53 responden (88,3%) dan yang terakhir, mayoritas responden
95
96
sendiri saja ketika mengakses internet, yaitu sebanyak 45 responden (75%). 2. Untuk perbedaan motivasi dan kepuasan antara siswa dengan siswi dari hasil penghitungan SPSS dengan menggunakan analisis chi kuadrat, didapatkan hasil bahwa pada motif dan kepuasan, baik dimensi kognitif, afektif, integrasi sosial, dan diversi, tidak terdapat perbedaan yang signifikan berdasarkan jenis kelamin, artinya jenis kelamin tidak mempengaruhi motif dan kepuasan penggunaan internet sisa siswi Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta. B.
Saran Berdasarkan temuan dari hasil analisa data dapatlah disarankan beberapa hal
sebagai berikut: 1. Bagi pihak sekolah :
Diharapkan agar meningkatkan materi tentang penggunaan internet sesuai dengan usia anak-anak sekolah dasar.
Diharapkan agar meningkatkan pengawasan terhadap muridmurid ketika menggunakan internet di sekolah.
2. Bagi orangtua siswa dan siswi :
Diharapkan agar lebih meningkatkan pengawasan dan bimbingan terhadap anak-anak mereka ketika menggunakan internet di rumah.
97
Tidak membiarkan anak-anak mengakses internet seorang diri.
Memantau situs-situs yang mereka kunjungi di Internet.
Memperkenalkan situs-situs yang bermanfaat sesuai dengan hobi dan minat anak-anak.
3. Bagi pengguna internet secara umum:
Agar lebih memanfaatkan internet untuk hal-hal yang bersifat positif seperti untuk shodaqoh ilmu pengetahuan, untuk media silaturahmi, dan untuk marketing serta sosialisasi diri.
Bagi peneliti selanjutnya agar lebih baik dalam meneliti
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, Elvinaro dkk. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007. Azwar, Saifuddin. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 1997. Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008. _____________. Sosiologi Komunikasi Massa. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008. Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori, dan filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003. Hanson, Ralph E. Mass Communication Living In A Media World. New York: Mc Graw-Hill, 2005. Hill, David T. dan Sen, Krishna. The Internet in Indonesia’s New Democracy. New York: Routledge, 2005. Hurlock, Elizabeth B. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1980. John, Stephen W. Little dan Foss, Karen A. Theories of Human Communication, Ninth Edition. Belmont: Thomson Wadsworth, 2008. Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007. McQuail, Dennis. Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga, 1987. Morrissan, dkk. Teori Komunikasi Massa. Bandung: Penerbit Ghalia Indonesia, 2010. Prasetyo, Bambang dan Jannah, Lina Miftahul. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005. Rakhmat, Jalaluddin. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007.
98
99
____________. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998. Rosengren, Karl Erik, Lawrence A. Wenner and Philip Palmgreen. Media Gratification Research, Current Perspectives. London: Sage Publication, 1985. Sarjono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada. 1997. Satiawardana, Tri Hardian dan El-Qudsy, Zuhaidi. Exploring The Cyber World. Jawa Timur: MAsmedia Buana Pustaka, 2008. Sendjaja, Sasa Djuarsa. Teori Komunikasi. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2002. __________________. Pengantar Universitas Terbuka, 2005.
Komunikasi.
Jakarta:
Pusat
Penerbitan
Severin , Werner J. dan Tankard Jr, James W. Teori Komunikasi Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa Edisi Kelima. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009. Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofia. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES. 1989. West, Richard dan Turner, Lynn H. Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi, Jakarta: Penerbit Salemba Humanika, 2007. Yusuf, Ahmad Muhammad, Lc. Himpunan Dalil Dalam Al-Qur’an dan Hadist Jilid 2. Jakarta: Segoro Madu Pustaka, 2008. Internet : http://www.apjii.or.id/dokumentasi/statistik.php. Diakses pada tanggal 1 Maret 2011. http//www.ictwatch.com/cyberwise/usia.htm. Tahap Pengenalan Berdasarkan Usia Artikel diakses pada 2 maret 2011.
Internet
Sejarah Internet dan Perkembangan Internet”. Diakses pada 20 Juni 2011 dari http://www.sejarah-internet.com/sejarah -internet/. Kompas Online, Kompas Female.com, Jangan Biarkan Anak Mencari Perhatian di Facebook (Jumat, 19/2/2010 | 13:55 WIB). Diakses pada tanggal 25 Februari 2011.
100
Kompas Online, Kompas Female.com, Mencegah Si Kecil Kecanduan Internet (Sabtu, 9/1/2010 | 15:04 WIB). Diakses pada tanggal 25 Februari 2011. Prayitno, “Sekilas Perkembangan Internet di Indonesia.” Artikel diakses pada 1 April 2011 dari http://www.goechi.com/newsletter.html Rully Nasrullah, “Cyber as a Cultural Artefact”, diakses pada 1 April 2011 dari http://kangarul.wordpress.com/
Hasil Penelitian Hubungan Motif dengan Kepuasan Penggunaan Internet Pearson Correlations Correlations motiv motiv
Pearson Correlation
kepuasan 1
Sig. (2-tailed)
**
.000
N kepuasan
.792
Pearson Correlation
60
60
**
1
.792
Sig. (2-tailed)
.000
N
60
60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Descriptives Kategorisasi Motif Descriptive Statistics N
Range
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Variance
dimensi kognitif
60
3.00
1.00
4.00
3.3167
.59636
.356
dimensi afektif
60
6.00
10.00
16.00
13.6667
1.83808
3.379
dimensi integritas sosial
60
10.00
10.00
20.00
16.2500
2.21417
4.903
dimensi diversi
60
12.00
4.00
16.00
9.9833
2.93137
8.593
Valid N (listwise)
60
Descriptives Kategorisasi Kepuasan Descriptive Statistics N
Range
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Variance
dimensi kognitif
60
7.00
9.00
16.00
12.6833
1.78023
3.169
dimensi afektif
60
8.00
8.00
16.00
12.2333
2.11826
4.487
dimensi integritas sosial
60
13.00
11.00
24.00
17.8500
2.83337
8.028
dimensi diversi
60
12.00
8.00
20.00
13.0667
3.01334
9.080
Valid N (listwise)
60
Hasil Analisis Chi Square Perbedaan Motif dan Kepuasan Penggunaan Internet Siswa dan Siswi Dimensi Motif*Jenis Kelamin Jenis kelamin * Kategori Kognitif Crosstabulation
Kategori Kognitif Rendah jenis kelamin
laki-laki
Count % of Total
perempuan
Count % of Total
Total
Count % of Total
Total
Tinggi 20
14
34
33.3%
23.3%
56.7%
19
7
26
31.7%
11.7%
43.3%
39
21
60
65.0%
35.0%
100.0%
Chi-Square Tests Value
df
Asymp. Sig. (2-sided)
a
1
.251
Likelihood Ratio
1.334
1
.248
Linear-by-Linear Association
1.294
1
.255
Pearson Chi-Square
1.316
N of Valid Cases
a.
60
0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
Jenis kelamin * Kategori Afektif Crosstabulation Kategori Afektif Rendah jenis kelamin
laki-laki
Count % of Total
perempuan
Count % of Total
Total
Count % of Total
Total
Tinggi
12
22
34
20.0%
36.7%
56.7%
14
12
26
23.3%
20.0%
43.3%
26
34
60
43.3%
56.7%
100.0%
Chi-Square Tests
Value
df
Asymp. Sig. (2-sided)
a
1
.151
Likelihood Ratio
2.069
1
.150
Linear-by-Linear
2.031
1
.154
Pearson Chi-Square
2.065
Association N of Valid Cases
60
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11,27.
jenis kelamin * Kategori Integrasi Sosial Crosstabulation Kategori Integrasi Sosial Rendah jenis kelamin
laki-laki
Count % of Total
perempuan
Count % of Total
Total
Count % of Total
18
16
34
30.0%
26.7%
56.7%
17
9
26
28.3%
15.0%
43.3%
35
25
60
58.3%
41.7%
100.0%
Chi-Square Tests
Value
df
Asymp. Sig. (2-sided)
a
1
.333
Likelihood Ratio
.945
1
.331
Linear-by-Linear Association
.923
1
.337
Pearson Chi-Square
N of Valid Cases
.939
Total
Tinggi
60
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,83.
jenis kelamin * Kategori Diversi Crosstabulation Kategori Diversi Rendah jenis
laki-laki
kelamin
Count % of Total
perempuan
Total
17
17
34
28.3%
28.3%
56.7%
15
11
26
25.0%
18.3%
43.3%
32
28
60
53.3%
46.7%
100.0%
Count % of Total Count % of Total
Total
Tinggi
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2Value a
1
.554
Likelihood Ratio
.351
1
.554
Linear-by-Linear Association
.344
1
.557
Pearson Chi-Square
N of Valid Cases
a.
sided)
df
.350
60
0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12,13
Dimensi Kepuasan *jenis kelamin
jenis kelamin * Kategori Kognitif Crosstabulation Kategori Kognitif Rendah jenis kelamin
laki-laki
Count % of Total
perempuan
Total
14
20
34
23.3%
33.3%
56.7%
17
9
26
28.3%
15.0%
43.3%
31
29
60
51.7%
48.3%
100.0%
Count % of Total Count % of Total
Total
Tinggi
Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value
sided)
df a
1
.063
Likelihood Ratio
3.500
1
.061
Linear-by-Linear Association
3.400
1
.065
Pearson Chi-Square
3.458
N of Valid Cases
60
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12,57.
jenis kelamin * Kategori Afektif Crosstabulation Kategori Afektif Rendah jenis
laki-laki
kelamin
Count % of Total
perempuan
Count % of Total
Total
Count % of Total
Total
Tinggi 16
18
34
26.7%
30.0%
56.7%
17
9
26
28.3%
15.0%
43.3%
33
27
60
55.0%
45.0%
100.0%
Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value
sided)
df a
1
.157
Likelihood Ratio
2.019
1
.155
Linear-by-Linear Association
1.966
1
.161
Pearson Chi-Square
1.999
N of Valid Cases
60
jenis kelamin * Kategori Integrasi Sosial Crosstabulation Kategori Integrasi Sosial Rendah jenis kelamin
laki-laki
Count % of Total
perempuan
Total
7
27
34
11.7%
45.0%
56.7%
11
15
26
18.3%
25.0%
43.3%
18
42
60
30.0%
70.0%
100.0%
Count % of Total Count % of Total
Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value
df
sided)
a
1
.069
Likelihood Ratio
3.303
1
.069
Linear-by-Linear Association
3.254
1
.071
Pearson Chi-Square
N of Valid Cases
3.310
Total
Tinggi
60
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,80.
jenis kelamin * Kategori Diversi Crosstabulation Kategori Diversi Rendah jenis kelamin
laki-laki
Count % of Total
perempuan
Count % of Total
Total
Count % of Total
Total
Tinggi 20
14
34
33.3%
23.3%
56.7%
19
7
26
31.7%
11.7%
43.3%
39
21
60
65.0%
35.0%
100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2Value
sided)
df a
1
.251
Likelihood Ratio
1.334
1
.248
Linear-by-Linear Association
1.294
1
.255
Pearson Chi-Square
N of Valid Cases
1.316
60
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,10.
Validitas dan Validitas Motif Penggunaan Internet A. Validitas Motif
Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 60
100.0
0
.0
60
100.0
Item-Total Statistics
Aitem
Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
1
55.5500
36.760
.317
.804
2
55.5333
37.982
.204*
.809
3
55.7167
37.732
.189*
.810
4
55.4500
37.913
.203*
.809
5
55.4000
36.888
.299*
.805
6
55.3167
36.118
.437
.799
7
55.7500
34.665
.448
.797
8
55.3333
35.582
.518
.795
9
55.6333
35.694
.539
.795
10
55.6667
34.497
.530
.792
11
55.6500
34.333
.544
.791
12
56.1667
36.548
.282*
.807
13
55.4833
35.745
.474
.797
14
55.6500
36.536
.336
.804
15
55.7333
35.589
.381
.801
16
56.3333
33.548
.552
.790
17
56.8833
34.037
.357
.806
18
56.5333
31.677
.517
.793
19
55.8167
37.237
.221*
.810
*Item Gugur
B.
Reliabilitas Motif
Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .809
19
% 60
100.0
0
.0
60
100.0
Validitas dan Reliabilitas Kepuasan
A. Validitas Kepuasan Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 60
100.0
0
.0
60
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Item-Total Statistics
Item
Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
20
52.7167
55.969
.383
.878
21
52.6000
55.837
.479
.876
22
52.7500
53.648
.521
.873
23
52.5833
56.552
.373
.878
24
52.7333
53.216
.485
.875
25
52.6333
52.643
.722
.868
26
53.0667
53.351
.550
.872
27
52.6667
52.972
.643
.870
28
52.7333
54.707
.490
.875
29
52.7500
52.903
.519
.874
30
52.8667
55.406
.428
.877
31
53.2000
56.264
.314*
.880
32
52.7500
53.987
.530
.873
33
52.8500
52.638
.596
.871
34
52.7333
54.504
.467
.875
35
53.2500
51.547
.590
.871
36
53.7667
51.911
.498
.875
37
53.4667
50.999
.543
.873
38
52.8833
55.190
.354
.879
*Item Gugur
B.
Reliabilitas Kepuasan Case Processing Summary N
Cases
Valid a
Excluded Total
% 60
100.0
0
.0
60
100.0
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .880
19
Distribusi Skor Hasil Penelitian Kepuasan Penggunaan Internet Resp/Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
22 3 3 3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 2 3 2
23 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 2
24 2 2 2 2 4 4 3 2 2 3 3 4 3 4 4 3 3 2 2 3 2 3 2
25 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 3 3
26 3 3 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3 4 3 4 3 1 2 3 2 3 1 3
27 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 2
28 2 3 3 3 4 3 4 2 3 2 2 2 4 4 4 3 2 3 2 3 2 2 2
29 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 2 4 3 4 3 2 3 3 3 2 2 2
30 2 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 2 3 2
31 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 1 3 3 4 3 1 2 3 3 2 1 2
32 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 2 3 2
33 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 2 3 2 2 3 2
34 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 2 3 3 3 2 2 2
35 2 4 3 4 4 2 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3
36 2 4 3 3 4 3 2 2 3 2 2 2 4 2 4 2 1 1 2 3 2 2 2
37 2 4 1 3 4 1 2 1 2 2 2 2 4 2 4 2 1 1 2 1 2 1 2
38 2 3 2 3 4 1 2 2 2 2 2 1 4 2 4 2 1 1 2 1 2 2 2
39 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 3
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 2 3 3 4 3 4 3 2 3
3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3
3 4 4 2 2 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 2 3
3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 2 3
3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 2 3 4 3 4 4 1 2
3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 2
2 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 2
3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3
2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 2 3 4 3 2 4 3 3
3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 2 3 4 3 4 3 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 2 4 3 4 3 4 4
3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 2 3 3 3 4 3 4 4
2 4 4 2 2 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 2 4 1 3 3 3 4 3 3 1
2 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2
2 3 4 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 4 3 3 2
2 3 4 2 2 3 2 3 1 2 2 1 2 3 3 2 1 4 2 2 2 3 4 3 1 1
2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 4 4 2 3 4 2 4 3 2 2 3 3 4 3 1 1
3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 1 4 1 4 4 3 3 3 4 3 3 3
50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4
4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3
3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3
3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3
4 4 3 3 3 2 4 3 2 4 3
4 3 3 2 2 3 4 2 2 3 3
2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 1
3 2 3 3 2 4 4 3 2 4 3
4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 4
3 4 4 3 2 4 2 4 2 2 3
4 3 2 3 2 3 2 2 2 3 4
4 3 4 3 3 4 3 4 2 2 3
4 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3
4 2 4 3 2 2 4 3 2 4 4
3 2 1 3 2 2 4 1 4 1 1
1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1
1 1 1 2 2 2 4 1 2 4 4
4 2 3 3 3 3 4 3 1 2 1
Kategorisasi Motif Penggunaan Internet Resp/Item perempuan perempuan perempuan perempuan perempuan perempuan perempuan perempuan perempuan perempuan perempuan perempuan perempuan perempuan perempuan perempuan perempuan perempuan perempuan perempuan perempuan perempuan perempuan
Motif Kognitif 4.00 3.00 3.00 3.00 4.00 4.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 4.00 3.00 4.00 3.00 3.00 3.00 3.00 4.00 3.00
Kategori Tinggi Rendah Rendah Rendah Tinggi Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi
Motif Afektif 12.00 16.00 13.00 16.00 16.00 15.00 14.00 12.00 14.00 12.00 12.00 14.00 12.00 15.00 16.00 14.00 12.00 12.00 11.00 12.00 11.00 12.00 11.00
Kategori Rendah Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Rendah Rendah Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah
Motif integrasi Sosial 13.00 17.00 15.00 17.00 18.00 20.00 20.00 17.00 15.00 15.00 15.00 14.00 15.00 15.00 20.00 16.00 15.00 13.00 15.00 14.00 14.00 15.00 14.00
Kategori Rendah Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah
Motif Diversi 9.00 16.00 10.00 16.00 16.00 7.00 8.00 10.00 10.00 8.00 7.00 8.00 14.00 9.00 16.00 10.00 8.00 7.00 9.00 8.00 9.00 6.00 8.00
Kategori Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Rendah Tinggi Tinggi Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah
perempuan perempuan perempuan laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki
3.00 4.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 4.00 4.00 3.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 3.00 4.00 2.00 3.00 4.00 3.00 3.00 3.00 4.00 4.00
Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Tinggi Tinggi
11.00 14.00 15.00 14.00 15.00 16.00 12.00 16.00 14.00 12.00 11.00 15.00 14.00 15.00 16.00 13.00 16.00 14.00 12.00 11.00 16.00 15.00 16.00 16.00 12.00 10.00
Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Rendah Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Rendah Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Rendah
15.00 17.00 18.00 15.00 15.00 16.00 16.00 15.00 16.00 20.00 15.00 18.00 17.00 19.00 19.00 20.00 19.00 18.00 10.00 14.00 18.00 20.00 18.00 15.00 17.00 15.00
Rendah Tinggi Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Rendah
8.00 14.00 14.00 9.00 9.00 12.00 9.00 12.00 8.00 11.00 12.00 11.00 11.00 15.00 12.00 12.00 12.00 11.00 9.00 10.00 12.00 13.00 16.00 11.00 9.00 6.00
Rendah Tinggi Tinggi Rendah Rendah Tinggi Rendah Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Rendah
laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki
4.00 3.00 4.00 3.00 3.00 4.00 3.00 3.00 3.00 1.00 4.00
Tinggi Rendah Tinggi Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi
13.00 11.00 16.00 12.00 14.00 13.00 14.00 14.00 16.00 16.00 16.00
Rendah Rendah Tinggi Rendah Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
17.00 18.00 16.00 15.00 14.00 19.00 13.00 15.00 17.00 14.00 20.00
Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Tinggi Rendah Tinggi
7.00 8.00 7.00 12.00 6.00 6.00 8.00 7.00 8.00 9.00 4.00
Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah
Kategorisasi Kepuasan Penggunaan Internet Resp/Item perempuan perempuan perempuan perempuan perempuan perempuan perempuan perempuan perempuan perempuan perempuan perempuan perempuan perempuan perempuan perempuan perempuan perempuan perempuan perempuan perempuan perempuan perempuan
Kepuasan Kognitif 11.00 11.00 11.00 11.00 13.00 16.00 13.00 11.00 11.00 12.00 12.00 14.00 12.00 13.00 16.00 12.00 13.00 12.00 9.00 12.00 9.00 12.00 9.00
Kategori Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah
Kepuasan Afektif 11.00 14.00 12.00 14.00 16.00 12.00 13.00 11.00 12.00 11.00 11.00 10.00 16.00 13.00 16.00 12.00 8.00 11.00 11.00 11.00 9.00 8.00 9.00
Kategori Rendah Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah
Kepuasan integrasi Sosial 15.00 20.00 17.00 17.00 22.00 22.00 19.00 18.00 18.00 18.00 18.00 15.00 19.00 17.00 24.00 18.00 15.00 14.00 17.00 14.00 12.00 15.00 12.00
Kategori Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah
Kepuasan Diversi 10.00 19.00 12.00 16.00 19.00 11.00 12.00 12.00 13.00 12.00 12.00 11.00 19.00 12.00 20.00 12.00 8.00 8.00 12.00 11.00 11.00 10.00 12.00
Kategori Rendah Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah
perempuan perempuan perempuan laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki
12.00 16.00 16.00 11.00 11.00 12.00 13.00 12.00 15.00 12.00 13.00 15.00 14.00 15.00 12.00 15.00 14.00 13.00 13.00 12.00 15.00 12.00 16.00 12.00 9.00 12.00
Rendah Tinggi Tinggi Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah
11.00 13.00 14.00 13.00 13.00 12.00 13.00 14.00 11.00 12.00 15.00 14.00 14.00 13.00 14.00 15.00 15.00 13.00 12.00 11.00 15.00 12.00 16.00 16.00 10.00 9.00
Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Rendah Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Rendah Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Rendah Rendah
16.00 22.00 20.00 15.00 15.00 17.00 19.00 18.00 18.00 18.00 20.00 21.00 18.00 17.00 19.00 23.00 20.00 18.00 11.00 16.00 21.00 18.00 21.00 19.00 21.00 19.00
Rendah Tinggi Tinggi Rendah Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
11.00 15.00 19.00 12.00 12.00 15.00 13.00 15.00 10.00 13.00 17.00 15.00 13.00 15.00 15.00 15.00 11.00 17.00 14.00 12.00 14.00 15.00 20.00 15.00 11.00 9.00
Rendah Tinggi Tinggi Rendah Rendah Tinggi Rendah Tinggi Rendah Rendah Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Rendah
laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki
14.00 13.00 13.00 13.00 12.00 16.00 13.00 12.00 12.00 13.00 13.00
Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Rendah Rendah Tinggi Tinggi
13.00 11.00 12.00 11.00 9.00 11.00 14.00 11.00 8.00 13.00 10.00
Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Tinggi Rendah
22.00 19.00 19.00 17.00 16.00 21.00 15.00 19.00 13.00 14.00 20.00
Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Rendah Rendah Tinggi
13.00 8.00 10.00 13.00 11.00 11.00 17.00 9.00 11.00 13.00 11.00
Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah