MEAN SQUARE DEVIATION PROBABILITY MUHAMMAD FAJAR
Abstrak Dalam penelitian ini, penulis mengusulkan ukuran kebaikan model markov switching (new criteria for markov switching model) yang mengakomodir nilai probabilitas yang dihasilkan model tersebut. Ukuran yang dimaksud adalah mean square deviation probability (MSDP), didalamnya menggunakan smoothed probability yang dihasilkan dari model markov switching.
Kata kunci: markov switching, smoothed probability, mean square deviation probability I.
PENDAHULUAN
AIC adalah salah satu ukuran relatif kebaikan fit dari model statistik. Ukuran tersebut pertama kali diterbitkan oleh Akaike pada tahun 1974. Hal ini didasarkan pada konsep entropi informasi, pada dasarnya menawarkan ukuran relatif dari informasi yang hilang ketika sebuah model yang diberikan digunakan untuk menggambarkan realitas dan mempertimbangkan banyaknya parameter dalam model. Pada perumusan AIC mengakomodir jumlah residual kuadrat (yang merupakan perbedaan dari nilai aktual observasi dengan fitted value-nya yang dihasilkan model pada umumnya. Khusus model markov switching bukan hanya melibatkan nilai aktual yang bersifat observable dalam proses estimasi, tetapi juga melibatkan probabilitas yang bersifat hidden. Sehingga model markov switching bukan hanya menghasilkan fitted value tetapi juga menghasilkan estimasi nilai probabilitas, yakni matriks transisi, filtered dan smoothed probability. Oleh karena itu, dalam penelitian ini, penulis mengusulkan suatu ukuran kebaikan model untuk model markov switching yang mengakomodir nilai probabilitas sebagai bagian dari parameter model markov switching. II.
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Markov Switching Model Andaikan variabel acak yang ingin diteliti adalah ๐ฆ๐ก dan mengikuti sebuah proses yang tergantung pada nilai dari rezim ๐ ๐ก yang bersifat diskrit dan tidak teramati. Diasumsikan terdapat N rezim, suatu kondisi berada pada rezim n di periode t ketika ๐ ๐ก = ๐, untuk ๐ = 1, โฆ , ๐. Model switching mengasumsikan terdapat perbedaan model regresi pada setiap rezim. Diberikan regresor ๐๐ก dan ๐๐ก , conditional mean dari ๐ฆ๐ก pada rezim n diasumsikan model linier: ๐๐ก (๐) = ๐๐ก โฒ๐ฝ๐ + ๐๐ก โฒ๐ฟ
โฆ (1)
dengan ๐ฝ๐ dan ๐ฟ masing-masing sebanyak ๐๐ dan ๐๐ vektor koefisien. Koefisien ๐ฝ๐ untuk ๐๐ก yang diberi indeks rezim n dan koefisien ๐ฟ untuk ๐๐ก adalah invariant rezim. Kemudian diasumsikan bahwa eror dari regresi mengikuti distribusi normal dengan varians bergantung pada rezim, berikut pemodelannya: ๐ฆ๐ก = ๐๐ก (๐) + ๐(๐)๐๐ก โฆ (2) dengan ๐ ๐ก = ๐, ๐๐ก (eror) i.i.d berdistribusi normal, ๐ adalah standar deviasi dari eror pada rezim n, ๐(๐) = ๐๐ . Fungsi likelihood atas persamaan (2) berikut pada periode t: ๐
๐ฟ๐ก (๐ฝ, ๐ฟ, ๐, ๐พ) = โ ๐=1
1 ๐ฆ๐ก โ ๐๐ก (๐) ๐( ) ๐(๐ ๐ก = ๐|๐ผ๐กโ1 , ๐พ) ๐๐ ๐๐
โฆ (3)
dengan ๐ฝ = (๐ฝ1 , โฆ , ๐ฝ๐ ), ๐ = (๐1 , โฆ , ๐๐ ), ๐พ adalah parameter yang menentukan probabilitas rezim, ๐(. ) Fungsi densitas normal standar, ๐ผ๐กโ1 adalah set informasi pada periode ๐ก โ 1. Dalam kasus sederhana ๐พ merupakan probabilitas rezim. Dari persamaan (3) dapat dibentuk full loglikelihood sebagai berikut: ๐
๐
๐(๐ฝ, ๐ฟ, ๐, ๐พ) = โ log (โ ๐ก=1
๐=1
1 ๐ฆ๐ก โ ๐๐ก (๐) ๐( ) ๐(๐ ๐ก = ๐|๐ผ๐กโ1 , ๐พ)) ๐๐ ๐๐
โฆ (4)
dalam proses estimasi persamaan (4) dimaksimumkan terhadap (๐ฝ, ๐ฟ, ๐, ๐พ). Dalam kasus sederhana, probabilitas bernilai konstan. Lebih umum, asumsi probabilitas bergerak (varying probabilities) bahwa ๐๐ adalah sebuah fungsi dari vektor variabel eksogen ๐บ๐กโ1 dan koefisien ๐พ diparameterisasi menggunakan spesifikasi logit multinomial exp(๐บ๐กโ1 โฒ๐พ๐ ) ๐(๐ ๐ก = ๐|๐ผ๐กโ1 , ๐พ) = ๐๐ (๐บ๐กโ1 , ๐พ) = ๐ โฆ (5) โ๐=1 exp(๐บ๐กโ1 โฒ๐พ๐ ) untuk ๐พ = (๐พ1 ๐พ2 โฆ ๐พ๐ ) dengan mengidentifikasi normalisasi ๐พ๐ = 0. Pada kasus khusus probabilitas dianggap konstan dengan asumsi ๐บ๐กโ1 = 1. Kemudian masukkan persamaan (5) ke persamaan (4) menjadi: ๐
๐
๐(๐ฝ, ๐ฟ, ๐, ๐พ) = โ log (โ ๐ก=1
๐=1
1 ๐ฆ๐ก โ ๐๐ก (๐) ๐( ) ๐๐ (๐บ๐กโ1 , ๐พ)) ๐๐ ๐๐
โฆ (6)
Untuk proses estimasi parameter, maka persamaan (6) dimaksimukan terhadap (๐ฝ, ๐ฟ, ๐, ๐พ) dengan menggunakan iterasi karena beberapa parameter tidak teramati (laten). 2.1.1 Filtering Persamaan (6) tergantung pada one-step ahead probability pada sebuah rezim ๐(๐ ๐ก = ๐|๐ผ๐กโ1 , ๐พ). Perhatikan, bahwa pengamatan nilai variabel dependen dalam periode yang diberikan memberikan informasi tambahan tentang efek rezim yang masuk. Informasi tersebut digunakan untuk memperbaharui (updating) estimasi probabilitas rezim. Proses estimasi probablitias rezim yang diperbaharui secara iterasi disebut filtering. Dengan menggunakan teorema Bayes dan probabilitas bersyarat, maka filtered probability dirumuskan sebagai berikut: ๐(๐ ๐ก = ๐|๐ผ๐ก ) = ๐(๐ ๐ก = ๐|๐ฆ๐ก , ๐ผ๐กโ1 ) =
๐(๐ฆ๐ก |๐ ๐ก = ๐, ๐ผ๐กโ1 )๐(๐ ๐ก = ๐|๐ผ๐กโ1 ) ๐(๐ฆ๐ก |๐ผ๐กโ1 )
โฆ (7)
Sisi kanan persamaan (7) berhubungan dengan persamaan (5) sehingga:
2.1.2
Markov Chain
๐ฆ๐ก โ ๐๐ก (๐) 1 (๐บ ๐๐ ๐ ( ๐(๐) ) ๐๐ ๐กโ1 , ๐พ) ๐(๐ ๐ก = ๐|๐ผ๐ก ) = ๐ฆ๐ก โ ๐๐ก (๐) 1 โ๐ ) ๐๐ (๐บ๐กโ1 , ๐พ) ๐=1 ๐ ๐ ( ๐(๐) ๐
โฆ (8)
Asumsi Markov first order adalah probabilitas bahwa ๐ ๐ก = ๐ tergantung dari dari masa lalu ๐ ๐กโ1 , dapat dituliskan: ๐(๐ ๐ก = ๐|๐ ๐กโ1 = ๐, ๐ ๐กโ2 = โ, โฆ ) = ๐(๐ ๐ก = ๐|๐ ๐กโ1 = ๐) = ๐๐๐ (๐ก)
โฆ (9)
Probabilitas pada persamaan (9) diasumsikan time invariant sehingga ๐๐๐ (๐ก) = ๐๐๐ untuk semua t. Berdasarkan banyaknya rezim dan asumsi markov tersebut dapat dibentuk matriks transisi:
๐11 (๐ก) โฏ ๐1๐ (๐ก) โฑ โฎ ) ๐(๐ก) = ( โฎ ๐๐1 (๐ก) โฏ ๐๐๐ (๐ก) dengan ๐๐๐ merepresentasikan bahwa probabilitas transisi bergerak dari rezim i pada periode ๐ก โ 1 ke rezim j pada periode t. Dengan mendefinisikan setiap baris ke-i pada matriks: ๐๐๐ (๐บ๐กโ1 , ๐พ๐ ) =
exp(๐บ๐กโ1 โฒ๐พ๐๐ ) ๐ โ๐=1 exp(๐บ๐กโ1 โฒ๐พ๐๐ )
โฆ (10)
Untuk ๐ = 1, โฆ , ๐ dan ๐ = 1, โฆ , ๐ dengan normalisasi ๐พ๐๐ = 0. Umumnya, model markov switching dispesifikasikan adalah probabilitas konstan, jadi ๐บ๐กโ1 hanya mengandung konstanta (tetap). Akibat properti Markov dari probabilitas transisi harus dievaluasi secara rekursif. Secara singkat, setiap rekursi langkah dimulai dengan tahapan filtering pada probabilitas untuk periode sebelumnya. Diberikan filtered probability, ๐(๐ ๐กโ1 = ๐|๐ผ๐กโ1), proses rekursi dapat dijelaskan ke dalam empat langkah: 1. Pertama bentuklah prediksi one step ahead dari probabilitas rezim menggunakan rumus dasar probabilitas dan matriks probabilitas transisi: ๐
๐(๐ ๐ก = ๐|๐ผ๐กโ1 ) = โ ๐(๐ ๐ก = ๐|๐ ๐กโ1 = ๐)๐(๐ ๐กโ1 = ๐|๐ผ๐กโ1 ) ๐=1 ๐
= โ ๐๐๐ (๐บ๐กโ1 , ๐พ๐ )๐(๐ ๐กโ1 = ๐|๐ผ๐กโ1 )
โฆ (11)
๐=1
2.
Selanjutnya, gunakan probabilitas one-step ahead dari sebelumnya ke bentuk densitas gabungan one-step ahead dari data dan rezim pada periode t: ๐(๐ฅ๐ก , ๐ ๐ก = ๐|๐ผ๐กโ1 ) =
3.
1 ๐ฆ๐ก โ ๐๐ก (๐) ๐( ) ๐(๐ ๐ก = ๐|๐ผ๐กโ1 ) ๐๐ ๐(๐)
โฆ (12)
Kontribusi likelihood untuk periode t ditentukan dengan penjumlahan joint probability diantara rezim tidak teramati untuk mendapatkan distribusi marginal data teramati ๐
๐ฟ๐ก (๐ฝ, ๐ฟ, ๐, ๐พ) = ๐(๐ฆ๐ก |๐ผ๐กโ1 ) = โ ๐(๐ฆ๐ก, ๐ ๐ก = ๐|๐ผ๐กโ1 ) 4.
โฆ (13)
๐=1
Langkah akhir untuk untuk mendapatkan filtered probability dengan menggunakan persamaan (12) untuk memperbaharui prediksi one-step dari probabilitas: ๐(๐ ๐ก = ๐|๐ผ๐กโ1 ) =
๐(๐ฅ๐ก , ๐ ๐ก = ๐|๐ผ๐กโ1 ) ๐ โ๐=1 ๐(๐ฅ๐ก , ๐ ๐ก = ๐|๐ผ๐กโ1)
โฆ (14)
Langkah-langkah tersebut diulangi untuk setiap periode, ๐ก = 1, โฆ , ๐. Karena proses iterasi untuk estimasi pada markov switching membutuhkan inisial filtered probability, ๐(๐ 0 = ๐|๐ผ0 ), atau alternatif dengan inisial probabilitas rezim one-step ahead ๐(๐ 1 = ๐|๐ผ0). Total likelihood diperoleh dengan menjumlahkan persamaan (13), kemudian untuk mendapatkan estimasi dari parameter dengan memaksimumkan fungsi total likelihood terhadap (๐ฝ, ๐ฟ, ๐, ๐พ) dengan proses iterasi.
2.1.3 Smoothing Estimasi probabilitas rezim bisa ditingkatkan dengan menggunakan semua informasi pada sampel. Dalam proses smoothing, estimasi probabilitas rezim pada periode t menggunakan himpunan informasi pada periode final, ๐ผ๐ , hal ini berbeda pada tahap filtering yang menggunakan informasi pada titik waktu tersebut (contemporaneous information) ๐ผ๐ก . Secara intuisi, penggunaan informasi tentang realisasi masa depan dari variabel dependen ๐ฆ๐ (๐ > ๐ก) dapat meningkatkan akurasi estimasi dalam rezim n pada periode t karena matriks probabilitas transisi berhubungan secara serempak pada fungsi likelihood pada periode yang berbeda-beda. Kim (1994) menunjukkan bahwa: ๐(๐ ๐ก = ๐, ๐ ๐ก+1 = ๐ |๐ผ๐ ) = ๐(๐ ๐ก = ๐ |๐ ๐ก+1 = ๐, ๐ผ๐ )๐(๐ ๐ก+1 = ๐ |๐ผ๐ ) โฆ (15) =
๐(๐ ๐ก = ๐, ๐ ๐ก+1 = ๐ |๐ผ๐ก ) ๐(๐ ๐ก = ๐ |๐ผ๐ ) ๐(๐ ๐ก+1 = ๐ |๐ผ๐ก )
โฆ (16)
Persamaaan (15) bergerak ke persamaan (16) menunjukkan bahwa jika ๐ ๐ก+1 diketahui, maka tidak terdapat informasi tambahan tentang ๐ ๐ก pada ๐ฆ๐ก+1 , โฆ , ๐ฆ๐ . Smoothed probability, ๐(๐ ๐ก = ๐|๐ผ๐ ), pada periode t ditentukan dengan memarjinalisasi joint probability terhadap ๐ ๐ก+1: ๐
๐(๐ ๐ก = ๐|๐ผ๐ ) = โ ๐(๐ ๐ก = ๐, ๐ ๐ก+1 = ๐|๐ผ๐ )
โฆ (17)
๐=1
Semua komponen pada sisi kanan persamaan (15) ditentukan sebagai bagian dari tahap filtering. Diberikan himpunan filtered probability, dengan memberikan inisial pada smoothed probability menggunakan ๐(๐ ๐ = ๐|๐ผ๐ ) dan iterasi penghitungan persamaan (16) dan (17) untuk ๐ก = ๐ โ 1, โฆ ,1 sehingga mendapatkan smoothed probability. Dalam proses iterasi komputasi diperlukan inisialisasi pada filtered probability pada periode 0, ๐(๐ 0 = ๐|๐ผ0 ). Proses estimasi parameter dalam model markov switching diawali pemberian initial value sebagai nilai awal parameter, kemudian proses selanjutnya adalah tahap filtering, lalu tahap smoothing. Proses iterasi berakhir ketika semua nilai estimasi untuk parameter mencapai kestabilan. III.
PEMBAHASAN
Model markov switching bukan hanya melibatkan nilai aktual yang bersifat observable dalam proses estimasi, tetapi juga melibatkan probabilitas yang bersifat hidden. Sehingga model markov switching bukan hanya menghasilkan fitted value tetapi juga menghasilkan estimasi nilai probabilitas, yakni matriks transisi, filtered dan smoothed probability. Khusus smoothed probability, berguna untuk penanggalan siklus bisnis (Petturson, 2000), maksudnya periodisasi rezim pada siklus bisnis (misalkan dari titik waktu 1996 Q1 sampai 2000 Q2 adalah periode rezim resesi, dan 2000 Q3 sampai 2015 Q2 adalah periode rezim ekspansi). Jika didalam suatu penelitian menetapkan dua rezim, yaitu resesi dan ekspansi sehingga smoothed probability bersifat mirroring, misalnya ketika pada titik waktu tertentu memiliki nilai smoothed probability resesi sebesar 0.2, maka smoothed probability ekspansi sebesar 0.8 dan karena smoothed probability resesi kurang dari 0.5 (apabila nilai smoothed probability resesi kurang dari 0.5 (Hamilton, 1989), maka titik waktu tersebut termasuk dalam periode ekspansi. Kemudian apabila nilai smoothed probability resesi lebih dari atau sama dengan 0.5, maka titik waktu tersebut termasuk dalam periode rezim resesi. Sehingga atas dasar itu dapat dicocokkan antara smoothed probability pada titik waktu dengan realitas rezim yang terjadi pada titik waktu yang sama. Contoh pada kasus Indonesia, misalkan smoothed probability resesi yang dihasilkan suatu model markov switching pada tahun 1998 Q1 โ 1998 Q1 berturut-turut adalah 0.99, 0.98, 0.97, dan 0.96 dan pada periode tersebut termasuk dalam masa krisis ekonomi Indonesia sehingga probabilitas resesi pada periode 1998 Q1 โ 1998 Q1 pada tiap kuartalnya adalah 1 (nilai probabilitas sebesar 1 menyatakan peristiwa rezim resesi telah terjadi). Atas dasar itulah, penulis
mengusulkan ukuran yang mengakomodir aspek probabilitas dari model markov switching yang disebut mean squared deviation probability (MSDP). Dalam perumusannya, MSDP memasukkan unsur perbedaan nilai probabilitas antara smoothed probability rezim tertentu dengan realitas rezim yang terjadi pada titik waktu, dimana perumusannya berdasarkan analogi penghitungan mean squared error (MSE), berikut perumusan MSE: ๐
1 ฬ๐ก )2 ๐๐๐ธ = โ(๐๐ก โ ๐ ๐
โฆ (18)
๐ก=1
ฬ๐ก : nilai prediksi. dengan: ๐๐ก : nilai aktual; ๐ Maka MSDP yang mengakomodir sisi probabilitas dirumuskan sebagai berikut: ๐
1 ๐๐๐ท๐ = โ (๐
๐ก โ ๐(๐ ๐ก = ๐|๐ผ๐ ))2 ๐
โฆ (19)
๐ก=๐+1
dengan: ๐
๐ก : probabilitas bernilai 1 jika titik waktu tersebut termasuk dalam rezim resesi dan bernilai 0 untuk lainnya (dalam analogi MSE, ๐
๐ก adalah nilai aktual). ๐(๐ ๐ก = 1|๐ ๐ ; ๐): smoothed probability resesi pada titik waktu t (dalam analogi MSE, ๐(๐ ๐ก = ๐|๐ผ๐ ) adalah nilai prediksi) yang dihasilkan persamaan (82) pada saat iterasi sudah konvergen. Berdasarkan persamaan (19) merupakan MSDP untuk model markov switching tanpa adanya autoregressive. Namun, jika persamaan (19) diterapkan untuk penentuan order pada model markov switching autoregressive, maka: ๐
1 ๐๐๐ท๐ (๐) = โ (๐
๐ก โ ๐(๐ ๐ก = ๐|๐ผ๐ ))2 ๐โ๐
โฆ (20)
๐ก=๐+1
dengan ๐: order dari model markov switching autoregressive. Model markov switching autoregressive order (d) terbaik dipilih dari beberapa kandidat model berdasarkan model yang menghasilkan MSDP minimum: ๐
1 ๐๐๐ ( โ (๐
๐ก โ ๐(๐ ๐ก = ๐|๐ผ๐ ))2 ) ๐ ๐โ๐
โฆ (21)
๐ก=๐+1
Perbedaan MSDP pada persamaan (19) dan (20) dengan TP (turning point) oleh Hamilton dan Quiroz (1996) adalah jika TP menggunakan filtered probability dan MSDP menggunakan smoothed probability. IV.
APLIKASI
Sebagai contoh penerapan MSDP, penulis menggunakan data penelitian Hamilton (1994) yang digunakan untuk memodelkan siklus bisnis dengan salah satu model markov switching autoregressives, yaitu MSM (markov switching in mean)-AR(4), yaitu pertumbuhan PNB riil periode 1951 Q2 โ 1984 Q4, dimana MSM-AR (d) dirumuskan sebagai berikut: (๐๐ก โ ๐๐ ๐ก ) = ๐1 (๐๐กโ1 โ ๐๐ ๐กโ1 ) + โฏ + ๐๐ (๐๐กโ๐ โ ๐๐ ๐กโ๐ ) + ๐๐ก dengan: ๐๐ก : pertumbuhan PNB riil, ๐๐ : koefisien autoregressive pada order d, ๐๐ ๐ก : mean pertumbuhan PNB riil pada rezim s, dan ๐๐ก : random eror. Penulis juga akan mengestimasi MSM-AR (1), MSM-AR (2), MSM-AR (3), MSM-AR (4). Lalu penulis meninjau AIC dan MSDP dari setiap model, tetapi tidak dijelaskan secara gamblang Hamilton (1989) memilih model MSM-AR (4). Namun penulis menduga bahwa alasan menggunakan model MSM-AR (4) karena data yang digunakan adalah data dengan level waktu kuartal. Kemudian tabel 3.1 menyajikan periode resesi USA yang dikeluarkan resmi oleh NBER, sehingga penulis dapat menghitung MSDP dari setiap model berdasarkan persamaan (21) dan tabel 3.2 menyajikan hasil estimasi MSM-AR (1), MSM-AR (2), MSM-AR (3), dan MSM-AR (4).
Periode
Tabel 3.1 Periode Resesi USA, 1951 Q1 โ 1984 Q4 Rezim Periode Rezim
1953 Q3 โ 1954 Q2
Resesi
1973 Q4 โ 1975 Q1
Resesi
1957 Q3 โ 1958 Q2
Resesi
1980 Q1 โ 1980 Q3
Resesi
1960 Q2 โ 1961 Q1
Resesi
1981 Q3 โ 1982 Q4
Resesi
1969 Q4 โ 1970 Q4 Sumber: NBER
Resesi
Keterangan Probabilitas Resesi pada tiap titik waktu dalam periode resesi bernilai 1
Tabel 3.2 Hasil Estimasi MSM-AR Berdasarkan Data Penelitian Hamilton (1989) MSM-AR(1) MSM-AR(2) MSM-AR(3) MSM-AR(4) ๐1 0.99678 1.08924 1.02723 1.16352 [0.0000] [0.5193] [0.0000] [0.0000] ๐2 -0.73473 0.20857 -0.53793 -0.35881 [0.0000] [0.0000] [0.2727] [0.1905] ๐1 0.22850 0.53720 0.20471 0.01346 [0.0719] [0.0004] [0.1911] [0.9136] ๐2 -0.11584 0.08332 -0.05752 [0.3588] [0.5396] [0.6868] ๐3 -0.15228 -0.24698 [0.2011] [0.0258] ๐4 -0.21292 [0.0630] AIC 2.88181 2.92012 2.90162 2.90476 MSDP 0.74351 0.42374 0.10557 0.098064 sumber: pengolahan penulis, menggunakan Eviews 9.5 versi Demo, [ . ] menyatakan p-value.
Berdasarkan tabel 3.2, diketahui bahwa MSM-AR(1) memiliki nilai AIC paling rendah diantara model lainnya, yaitu 2.8818 tetapi MSM-AR (1) memiliki MSDP paling tinggi diantara model lainnya yaitu 0.7435. Sedangkan MSDP paling rendah yakni 0.0981 dimiliki MSM-AR (4). Nilai 0.0981 berarti perbedaan smoothed probability rezim resesi dengan realitas resesi yang terjadi sangat kecil dan berimplikasi kepada periodisasi rezim yang makin mendekati kenyataan periode yang terjadi. Contoh di atas juga menunjukkan bahwa belum tentu model markov switching yang memiliki AIC minimum memberikan akurasi prediksi periodisasi rezim resesi (atau rezim lainnya) dalam siklus bisnis yang baik, ini diindikasikan dari MSDP yang besar dibandingkan model lainnya yang memiliki MSDP lebih rendah tetapi memiliki AIC yang lebih besar. Untuk contoh selanjutnya, penulis menggunakan kurs tengah rupiah terhadap dollar USA periode 1985 Q1 sampai dengan 2010 Q1, dimana 1985 Q1 โ 1997 Q2 sebagai rezim mengambang terkendali dan 1997 Q3 sampai 2010 Q1 didefinisikan sebagai rezim sistem nilai tukar mengambang bebas. Penulis mengajukan model MSM-AR (2), MSM-AR (3), MSM-AR (4) sebagai kandidat model. Tabel 3.3 Hasil Estimasi MSM-AR Berdasarkan Data Kurs Tengah Rupiah Terhadap US Dollar 1985 Q1 โ 2010 Q1 MSM-AR(2) MSM-AR(3) MSM-AR(4) ๐1 2190.702 2197.587 2052.882 [0.000] [0.0000] [0.0000] ๐2 9076.943 9099.952 9182.149 [0.000] [0.000] [0.000] ๐1 0.165 0.489 0.489 [0.113] [0.000] [0.000] ๐2 0.503 0.134 0.164 [0.000] [0.258] [0.143] ๐3 0.104 0.213 [0.616] [0.056] ๐4 -0.326 [0.001] AIC 15.939 15.966 15.889 MSDP 0.0202 0.0204 0.0206 sumber: pengolahan penulis, menggunakan Eviews 9.5 versi Demo , [ . ] menyatakan p-value.
Tabel 3.3 menyajikan hasil estimasi kandidat model MSM-AR (2), MSM-AR (3), dan MSM-AR (4). Berdasarkan tabel 3.4 AIC minimum dimiliki model MSM-AR (4), sedangkan MSDP minimum dimiliki model MSM-AR (2) (dimana perbedaan MSDP dari kandidat model sangat kecil). Pada kasus ini menunjukkan juga bahwa model yang memiliki AIC minimum belum tentu memiliki MSDP minimum. Penggunaan MSDP dan AIC tergantung tujuan penelitian apakah untuk mengidentifikasi periodisasi rezim atau peramalan nilai. Jika penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi periodisasi rezim, maka gunakan MSDP, dan jika penelitian bukan bertujuan untuk periodisasi rezim, maka gunakan AIC atau sejenisnya. V.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Bahwa salah ukuran untuk memilih model markov switching terbaik yang mengakomodir nilai probabilitas rezim adalah mean square deviation probability (MSDP) yang analogi dengan MSE, berikut perumusan MSDP dari model markov switching: ๐
1 ๐๐๐ท๐ = โ (๐
๐ก โ ๐(๐ ๐ก = ๐|๐ผ๐ ))2 ๐ ๐ก=๐+1
Sedangkan untuk MSDP dari model markov switching autoregressive order d adalah: ๐
1 ๐๐๐ท๐ (๐) = โ (๐
๐ก โ ๐(๐ ๐ก = ๐|๐ผ๐ ))2 ๐โ๐ ๐ก=๐+1
5.2
Saran
MSDP menjadi kredibel diterapkan di Indonesia pada fenomena siklus bisnis, jika otoritas ekonomi Indonesia membuat pengumuman resmi perihal keadaan resesi dan ekspansi perekonomian. Kemudian perlu dikaji properti MSDP dan perbedaan properti antara TP dengan MSDP. REFERENSI Akaike, H. 1974. A New Look at the Statistical Model Identification. IEEE. Transaction on Automatic Control, AC-19, 716-723 Goodwin, T.H. 1993. Business Cycle Analysis with a Markov switching Model. Journal of Business & Economic Statistics 11 No. 3: 331-339. Hamilton, J.D. 1994. Time series Analysis. Princeton, Princeton University Press. Hamilton, J.D. 1989. A New Approach to the Economic Analysis of Nonstationary time series and the business cycle. Econometrica 57: 357-384. Hamilton, J. D. 1990. Analysis of Time Series Subject to Changes in Regime. Journal of Econometrics 45: 39-70. Hamilton, J. D., dan Quiroz, G.P. 1996. What Do the Leading Indicators Lead?. The Journal of Business, Vol.69, No.1, pp. 27-49.
Hamilton, J. D. 2005. Regime-Switching Models (prepared for: Palgrave Dictionary of Economics). Melalui http://dss.ucsd.edu/~jhamilto/palgrav1.pdf [19/08/16]. Kim, C.J. 1994. Dynamic Linear Models with Markov-Switching. Journal of Econometrics 60(1): 122. Kim, C. J. dan Charles R. N. 1999. State-Space Models with Regime Switching. Cambridge, The MIT Press. Petturson, T. G. 2000. Business Cycle Forecasting and Regime Switching. Central Bank of Iceland Working Paper no.7. NBER. (2016). US Business Cyce Expansion and Contractions. http://www.nber.org /cycles/cyclemain.html. Diakses pada tanggal 2 Desember 2016.