MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR LISTRIK SUB SEKTOR ELEKTRONIKA INDUSTRI
MERAKIT DAN MENGUJI AMPLIFIER ELK.EL.02.015.01
BUKU INFORMASI
DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS BALAI BESAR PENGEMBANGAN LATIHAN KERJA LUAR NEGERI (B2PLKLN) – CEVEST BEKASI Jl. Guntur Raya No. 1 Bekasi Tlp. 021-8841147 Fax. 021-8841146
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL.02.015.01
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ................................................................................................ 1
BAB I PENGANTAR .................................................................................. 4 1.1.
Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi ........................................4
1.2.
Penjelasan Modul .................................................................................4 1.2.1 Isi Modul .....................................................................................4 1.2.2 Pelaksanaan Modul ......................................................................5
1.3.
Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC) ....................................................6
1.4.
Pengertian-pengertian Istilah ................................................................6
BAB II STANDAR KOMPETENSI ................................................................. 8 2.1.
Peta Paket Pelatihan ............................................................................8
2.2.
Pengertian Unit Standar .......................................................................8
2.3.
Unit Kompetensi yang Dipelajari ...........................................................9 2.3.1.
Kode dan Judul Unit ................................................................9
2.3.2.
Deskripsi Unit .........................................................................9
2.3.3.
Elemen Kompetensi ................................................................9
2.3.4.
Batasan Variabel .....................................................................11
2.3.5.
Panduan Penilaian ...................................................................11
2.3.6.
Kompetensi Kunci ...................................................................12
BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN .......................................... 13 3.1.
Strategi Pelatihan ................................................................................13
3.2.
Metode Pelatihan .................................................................................14
Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Informasi
Versi: 2008
Halaman 1 dari 52
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL.02.015.01
BAB IV MATERI UNIT KOMPETENSI ........................................................ 15 4.1
Tujuan Instruksional Umum .....................................................................15
4.2
Tujuan Instruksional Khusus ....................................................................15
4.3
Pengertian Sistem Audio …………………….…….……………………………………….. 16 4.3.1
Pengertian Amplifier …..….……………………………………………………….. 16
4.3.2
Sistem Audio …………………..………………………………….………………….. 17
4.3.3
Blok Diagram Dan Cara Kerja Audio Amplifier ……...….………………… 18
4.3.4
Penguat Audio Stereo .....………………………..………………..……………… 21
4.3.5
Rangkaian Penguat Mula (Tone Control) ....…………..………..…………. 23
4.3.6
Rangkaian Penguat Daya ….…………………………………………………….. 27
4.3.7
Rangkaian Sistem Penguat Audio Stereo ……………….……………....... 30
4.3.8
Pengujian Sistem Daya …………….…………………………………………….. 32 4.3.8.1 Distorsi (cacat) ………..………………………………………………………….. 33 4.3.8.2 Respons frekuensi ……………………………………..………………………… 38 4.3.8.3 Daya output .……………………………………..………………................... 39 4.3.8.4 Kelebaran daya (Power Bandwidth) …………………………………….... 41 4.3.8.5 Faktor Damping .......…………………………………………..…................ 41 4.3.8.6 Respons Transient ……………………………………..………................... 42 4.3.8.7 Stabilitas ....................……………………………..………………………….. 42 4.3.8.8 Pengatur nada …….…………………………………………………………....... 43 4.3.8.9 Filter ………………..…………………………………………………………......... 44 4.3.8.10 Pengatur Loudness ………………………………………………………........ 44 4.3.8.11 Dengung dan Derau ………………………………………………………...... 45 4.3.8.12. Kepekaan (Sensitivity) …………………………………………………….... 46 4.3.8.13 Keseimbangan kanal ………………………………………………………..... 47 4.3.8.14 Cakap silang (Crosstalk) ………………………………………………….... 47 4.3.8.15 Fasilitas Tambahan ................................................................ 47
Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Informasi
Versi: 2008
Halaman 2 dari 52
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL.02.015.01
BAB V SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI .......... 49 5.1 Sumber Daya Manusia ................................................................................49 5.2 Sumber-sumber Perpustakaan ....................................................................50 5.3 Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan ..............................................................51
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 52
Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Informasi
Versi: 2008
Halaman 3 dari 52
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL.02.015.01
BAB I PENGANTAR 1.1. •
Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi
Apakah pelatihan berdasarkan kompetensi? Pelatihan
berdasarkan
kompetensi
adalah
pelatihan
yang
memperhatikan
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan di tempat kerja agar dapat melakukan pekerjaan dengan kompeten. Standar Kompetensi dijelaskan oleh Kriteria Unjuk Kerja.
•
Apakah artinya menjadi kompeten ditempat kerja? Jika Anda kompeten dalam pekerjaan tertentu, Anda memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap yang perlu untuk ditampilkan secara efektif ditempat kerja, sesuai dengan standar yang telah disetujui.
1.2 Penjelasan Modul Modul ini didisain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual/mandiri : •
Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaikan oleh seorang pelatih.
•
Pelatihan individual/mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan menambahkan unsur-unsur/sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari pelatih.
1.2.1. Isi Modul a.
Buku Informasi
Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta pelatihan.
Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Informasi
Versi: 2008
Halaman 4 dari 52
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
b.
Kode Modul ELK.EL.02.015.01
Buku Kerja
Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktik baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual / mandiri. Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi : Kegiatan-kegiatan
yang
akan
membantu
peserta
pelatihan
untuk
mempelajari dan memahami informasi. •
Kegiatan
pemeriksaan
yang
digunakan
untuk
memonitor
pencapaian
keterampilan peserta pelatihan. •
Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktik kerja.
c.
Buku Penilaian
Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi : •
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan.
•
Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan.
•
Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan.
•
Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja.
•
Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik.
•
Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
1.2.2.
Pelaksanaan Modul Pada pelatihan klasikal, pelatih akan :
•
Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan.
•
Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan.
Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Informasi
Versi: 2008
Halaman 5 dari 52
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
•
Kode Modul ELK.EL.02.015.01
Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan.
•
Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan menuliskan hasil tugas praktiknya pada Buku Kerja.
Pada Pelatihan individual / mandiri, peserta pelatihan akan : •
Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan.
•
Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada buku Kerja.
•
Memberikan jawaban pada Buku Kerja.
•
Mengisikan hasil tugas praktik pada Buku Kerja.
•
Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh pelatih.
1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC) •
Apakah Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency). Jika Anda telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, Anda dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini (RCC). Berarti Anda tidak akan dipersyaratkan untuk belajar kembali.
•
Anda mungkin sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan, karena Anda telah :
a. Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan dan keterampilan yang sama atau b. Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau c. Mempunyai pengalaman
lainnya
yang
mengajarkan
pengetahuan
dan
keterampilan yang sama.
1.4 Pengertian-pengertian Istilah a) Profesi Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan,
Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Informasi
Versi: 2008
Halaman 6 dari 52
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL.02.015.01
pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan. b) Standardisasi Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu. c) Penilaian / Uji Kompetensi Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan. d) Pelatihan Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari. e) Kompetensi Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menunjukkan aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek tersebut ditempat kerja untuk mencapai unjuk kerja yang ditetapkan. f) Standar Kompetensi Standar kompetensi adalah standar yang ditampilkan dalam istilah-istilah hasil serta memiliki format standar yang terdiri dari judul unit, deskripsi unit, elemen kompetensi, kriteria unjuk kerja, ruang lingkup serta pedoman bukti. g) Sertifikat Kompetensi Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi. h) Sertifikasi Kompetensi Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses penilaian / uji kompetensi.
Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Informasi
Versi: 2008
Halaman 7 dari 52
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL.02.015.01
BAB II STANDAR KOMPETENSI
2.1.
Peta Paket Pelatihan Modul yang sedang Anda pelajari ini adalah untuk mencapai satu unit kompetensi, yang termasuk dalam satu paket pelatihan, yang terdiri atas unit-unit kompetensi berikut: Untuk mempelajari modul ini perlu membaca dan memahami modul – modul lain yang berkaitan diantaranya : 2.1.1 TIK.PR02.021.01 2.1.2 TIK.PR02.024.01
2.2.
Pengertian Unit Standar Kompetensi
Apakah Standar Kompetensi? Setiap Standar Kompetensi menentukan : a. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai kompetensi. b. Standar yang diperlukan untuk mendemonstrasikan kompetensi. c. Kondisi dimana kompetensi dicapai.
Apa yang akan Anda pelajari dari Unit Kompetensi ini? Anda akan diajarkan untuk merancang bagaimana sebuah amplifier bisa dirakit sehingga dapat dioperasikan, serta menguji kemampuan (performance) amplifier dengan berbagai macam pengujian.
Berapa
banyak/kesempatan
yang
Anda
miliki
untuk
mencapai
kompetensi? Jika Anda belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Pelatih Anda akan mengatur rencana pelatihan dengan Anda. Rencana ini akan memberikan Anda kesempatan kembali untuk meningkatkan level kompetensi Anda sesuai dengan level yang diperlukan. Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Informasi
Versi: 2008
Halaman 8 dari 52
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL.02.015.01
Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali.
2.3.
Unit Kompetensi yang Dipelajari Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan untuk dapat : • mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan. • memeriksa kemajuan peserta pelatihan. • menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk
kerja
telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.
2.3.1 Kode dan Judul Unit Kode Unit
:
ELK.EL.02.015.01
Judul Unit
:
Merakit dan Menguji Amplifier
2.3.2 Deskripsi Unit Unit kompetensi ini menetapkan bagaimana seseorang mempunyai ketrampilan pengetahuan dan sikap kerja bagaimana merakit dan menguji sebuah amplifier.
2.3.3 Elemen Kompetensi
Sub Kompetensi / Elemen 1.0 Menjelaskan bagaimana sebuah penguat sistem audio bekerja. 2.0 Merakit rangkaian penguat mula & pengatur nada (tone control).
Kriteria Unjuk Kerja 1.1. Pengertian dan Sistem Audio dijelaskan 1.2. Blok Diagram Dan Cara Kerja Audio Amplifier dijelaskan 1.3. Penguat sistem Audio Stereo dijelaskan 2.1 Cara kerja penguat mula dijelaskan. 2.2 Merancang sebuah penguat mula & pengatur nada dijelaskan. 2.3. Merakit penguat mula & pengatur nada didemonstrasikan
Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Informasi
Versi: 2008
Halaman 9 dari 52
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Sub Kompetensi / Elemen 3.0 . Menguji rangkaian penguat mula (tone control).
Kode Modul ELK.EL.02.015.01
Kriteria Unjuk Kerja 3.1. Cara kerja sinyal injector dijelaskan 3.2. Pengukuran respon frequensi rangkaian penguat mula didemonstrasikan 3.3. Pengukuran penguatan /pelemahan bass dan treeble didemonstrasikan .
4.0 Merakit rangkaian penguat daya
4.1. Spesifikasi penguat daya yang baik dijelaskan 4.2. Merancang sebuah piranti penguat daya dijelaskan. 4.3. Merakit sebuah piranti penguat daya didemonstrasi kan
5.0 Menguji rangkaian penguat daya.
5.1. Pengujian dengan sinyal injector didemonstrasikan . 5.2. Pengukuran tegangan dan arus didemonstrasikan 5.3. Pengukuran kemampuan penguatan daya didemonstrasi kan
6.0 Menentukan spesifikasi sebuah piranti amplifier HiFi.
6.1. Spesifikasi teknis yang diperlukan sebuah piranti amplifier dijelaskan. 6.2. Pengukuran distorsi piranti amplifier didemonstrasikan.
Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Informasi
Versi: 2008
Halaman 10 dari 52
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL.02.015.01
2.3.4 Batasan Variabel 1.
Unit ini berlaku untuk seluruh sektor listrik.
2.
Menguji sebuah amplifier merupakan keahlian khusus untuk menetapkan sebuah amplifier mempunyai sifat Hi Fi
2.3.5 Panduan Penilaian 1.
Pengetahuan dan keterampilan penunjang Untuk mendemontrasikan kompetensi, diperlukan bukti keterampilan dan pengetahuan dibidang berikut ini :
1.1
Dasar yang dibutuhkan :
1.2
2.
1.1.1
Pengetahuan komponen elektronika.
1.1.2
Dasar Kelistrikan
1.1.3
Dasar elektronika
Keterampilan dasar. 1.2.1
Keterampilan menyolder.
1.2.2
Kerja bangku plat.
1.2.3
Pengkabelan.
1.2.4
Penggunaan multimeter
1.2.5
Asembli.
Konteks penilaian Kompetensi harus diujikan di tempat kerja atau tempat lain secara praktek dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
3.
Aspek penting penilaian Aspek yang harus diperhatikan : 3.1
Kemampuan merakit sebuah amplifier.
3.2
Kemampuan mengoperasikan alat ukur.
3.3
Kemampuan menguji amplifier.
Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Informasi
Versi: 2008
Halaman 11 dari 52
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
4.
Kode Modul ELK.EL.02.015.01
Kaitan dengan unit-unit lainnya
4.1
Unit ini juga mendukung kinerja dalam unit-unit kompetensi yang berkaitan dengan : 4.1.1 Asembli 4.1.2 Pengukuran dan Instrumentasi
4.2
Pengembangan pelatihan untuk memenuhi persyaratan dalam unit ini perlu melakukan perakitan berbagai macam amplifier yang dayanya kecil maupun yang besar. yang menggunakan transistor maupun IC.
2.3.6 Kompetensi Kunci
NO
KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI
TINGKAT
1
Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi
3
2
Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi
3
3
Merencanakan dan mengorganisir aktivitas-aktivitas
3
4
Bekerja dengan orang lain dan kelompok
2
5
Menggunakan ide-ide dan teknik matematika
3
6
Memecahkan masalah
3
7
Menggunakan teknologi
3
Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Informasi
Versi: 2008
Halaman 12 dari 52
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL.02.015.01
BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN
3.1.
Strategi Pelatihan Belajar dalam suatu sistem Berdasarkan Kompetensi berbeda dengan yang
sedang “diajarkan” di kelas oleh Pelatih. Pada sistem ini Anda akan bertanggung jawab terhadap belajar Anda sendiri, artinya bahwa Anda perlu merencanakan belajar Anda dengan Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
Persiapan/perencanaan a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar Anda. b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca. c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah Anda miliki. d. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan Anda.
Permulaan dari proses pembelajaran a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat pada tahap belajar. b. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan Anda.
Pengamatan terhadap tugas praktik a. Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh Pelatih atau orang yang telah berpengalaman lainnya. b. Mengajukan pertanyaan kepada Pelatih tentang konsep sulit yang Anda temukan.
Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Informasi
Versi: 2008
Halaman 13 dari 52
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL.02.015.01
Implementasi a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman. b. Mengamati indicator kemajuan personal melalui kegiatan praktik. c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah Anda peroleh.
Penilaian Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar Anda.
3.2.
Metode Pelatihan Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.
Belajar Secara Mandiri Belajar secara mandiri membolehkan Anda untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara
bebas,
Anda
disarankan
untuk
menemui
Pelatih
setiap
saat
untuk
mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.
Belajar Berkelompok Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk dating bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, Pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja.
Belajar Terstruktur Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh Pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topik tertentu.
Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Informasi
Versi: 2008
Halaman 14 dari 52
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL.02.015.01
BAB IV MATERI UNIT KOMPETENSI
4.1 Tujuan Instruksional Umum •
Siswa memahami kebutuhan bahan dalam merakit amplifier
•
Siswa memahami langkah-langkah merakit sebuah amplifier
•
Siswa memahami pengujian kemampuan sebuah amplifier
4.2 Tujuan Instruksional Khusus •
Siswa dapat menjelaskan pengertian dan Sistem Audio.
•
Siswa dapat menjelaskan Blok Diagram Dan Cara Kerja Audio Amplifier
•
Siswa dapat menjelaskan Penguat sistem Audio Stereo
•
Siswa dapat menjelaskan Cara kerja penguat mula dan pengatur nada.
•
Siswa dapat menjelaskan apa saja persiapan dan langkah-langkah ketika merakit sebuah penguat mula dan tone control.
•
Siswa dapat merakit sebuah penguat mula dan tone control.
•
Siswa dapat menjelaskan cara kerja sinyal injector dijelaskan
•
Siswa dapat mendemonstrasikan pengukuran respon frequensi penguat mula.
•
Siswa dapat mendemonstrasikan pengukuran penguatan / pelemahan bass dan treble pada rangkaian penguat tone control.
•
Siswa dapat merakit rangkaian penguat daya
•
Siswa dapat menjelaskan spesifikasi penguat daya yang baik
•
Siswa dapat membuat rancangan sebuah penguat daya sesuai kebutuhan
•
Siswa dapat mendemonstrasikan cara merakit sebuah penguat daya
•
Siswa dapat menguji rangkaian penguat daya dengan sinyal injector
•
Siswa dapat menguji penguat daya dengan mengukur arus dan tegangan
•
Siswa dapat menguji kemampuan penguat daya dengan mengukur output rangkaian
•
Siswa dapat menjelaskan spesifikasi sebuah amplifier kelas Hi Fi
•
Siswa dapat menetapkan tingkat distorsi dari sebuah amplifier
Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Informasi
Versi: 2008
Halaman 15 dari 52
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL.02.015.01
4.3 Pengertian Sistem Audio Musik apakah itu, pop, jazz, rock, klasik, dangdut, kroncong, gamelan dan sebagainya merupakan salah satu sarana hiburan bagi kita semua. Untuk menikmatinya, bisa secara langsung dari rombongan yang memainkannya, melalui suatu per-tunjukan musik atau secara tidak langsung melalui reproduksinya dari piringan hitam atau pita cassette. Hasil reproduks: dapat pula kita nikmati melalui radio dengan memilih stasiun yang sedang memutar reproduksi ph atau cassette yang kita senangi. Dalam menikmati musik hasil reproduksi, kita mengharapkan mutu suara yang dihasilkan oleh sistem tata suara seperti cassette player atau turntable, radio penguat dan loudspeaker, "sesuai dan seindah bunyi aslinya," bersih tanpa ada tambahan bunyi-bunyi lainnya. Paling tidak kita berharap bisa mendekatinya dan kalau pun ada bunyi tambahan (dengung, gemerisik) bisa sekecil mungkin dan tidak begitu mengganggu. Selain itu kita akan bertambah puas apabila musik yang direproduksi mengandung efek ruang (stereophonic,
quadraphonic atau
ambisonic), sehingga kita
seolah-olah
berhadapan langsung dengan rombongan yang memainkannya. Untuk mewujudkan harapan kita di atas maka kita harus memiliki suatu peralatan sistem tata suara stereophonic yang berkwalitas tinggi (HI-FI). Peralatan tersebut bisa diperoleh di toko penjual peralatan audio. Tetapi bagi seorang penggemar hobby elektronika membeli peralatan yang sudah jadi tidak akan memuaskan hatinya. Sebab dengan membuat sendiri, apalagi kalau kwalitasnya bisa menyaingi buatan pabrik, akan merupakan kebanggaan tersendiri. Penguat
daya
yang
berkualitas
sanggup
menghasilkan
suara
output
(sound
reproduction) yang tidak cacat , selain daya yang dihasilkan cukup kuat. Penguat jenis ini dapat digolongkan penguat High Fidelity (Hi-Fi)
Pengertian Amplifier (Penguat) Kalau kita lihat uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian umum yag dimaksud dengan amplifier (penguat) adalah piranti yang digunakan untuk menguatkan suara yang dapat didengar oleh manusia (audio). Piranti ini disebut juga power amplifier,
Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Informasi
Versi: 2008
Halaman 16 dari 52
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL.02.015.01
karena maksud dari piranti ini adalah menguatkan daya dari getaran yang berasal dari piranti-piranti yang menghasilkan suara audio Audio adalah frekuensi-frekuensi (getaran) yang dapat didengar oleh telinga manusia, yang besarnya antara 20 sampai dengan 20 000 Hz, disebut juga frekuensi audio (AF =audio frekuensi).
Untuk lebih membatasi pengertian amplifier disini, maka harus ada 2 kata yaitu audio dan penguat (amplifier). Jadi Audio Amplifier adalah piranti elektronik yang dapat menguatkan atau memperbesar sinyal dalam kisaran frekuensi audio. Besarnya penguatan tergantung dari rancangan amplifier tersebut. Pengertian amplifier secara umum tidak dibatasi untuk frekuensi audio saja. Amplifier dapat dirancang untuk menguatkan semua frekuensi gelombang elektronik.
2. SISTEM AUDIO (Audio System) Blok diagram dibawah ini menggambarkan sebuah perangkat lengkap sistem audio. Secara garis besarnya sistem audio terdiri dari bagian: 1. Penguat mula (Pre-amplifier). 2. Penguat daya 3. Penguat Equalizer 4. Cassette player + penguat head (preamp head). 5. Radio tuner AM/FM 6. Sumber tenaga/daya. Untuk selanjutnya hanya akan dibahas mengenai perangkat yang seringkali dijual terpisah yaitu penguat audio (audio amplifier) yang terdiri dari penguat mula dan penguat daya. Penguat mula diurai menjadi blok penguat awal dan blok pengatur nada (tone control) dan penguat daya diurai menjadi blok penguat tegangan dan blok penguat arus (daya)
Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Informasi
Versi: 2008
Halaman 17 dari 52
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL.02.015.01
Gambar 2.1. Blok diagram Audio sistem yang lumrah
3. BLOK DIAGRAM DAN CARA KERJA AUDIO AMPLIFIER Berikut ini blok diagram sebuah audio amplifier secara umum. Sistem ini disebut juga mono, karena mempunyai input dan output masing-masing satu atau disebut satu kanal..
Tone Control
in
Pre amplifier
Voltage amplifier
Power amplifier
out
Power Suply
Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Informasi
Versi: 2008
Halaman 18 dari 52
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL.02.015.01
3.1. Penguat mula (Preamplifier) Sinyal listrik dari piranti seperti mikrofon, tape recorder head, mempunyai amplitude yang sangat kecil. Agar sinyal ini mempunyai amplitude yang besar maka blok rangkaian preamplifier digunakan. Sebuah preamplifier membesarkan tegangan sinyal pada level yang ditentukan sehingga dapat diproses oleh tingkat blok berikutnya. Pada kondisi dibawah normal level sinyal pada input tingkat preamplifier sangat kecil dan memerlukan penguatan yang dipersiapkan untuk dapat menggerakkan speaker sehingga dapat didengar oleh telinga kita. Pada keadaan dimana sebuah amplifier harus mempunyai kemampuan untuk dapat melayani berbagai piranti input, seperti tape recorder, piringan hitam, AM FM tuner, CD, atau mikrifone maka sebuah unit amplifier harus menggunakan blok preamplifier untuk menghasilkan sinyal yang cukup untuk selanjutnya dapat menggerakkan speaker.
3.2. Tone Control Rangkaian dalam blok ini berfungsi untuk mengontrol sinyal listrik, agar penguatan level (emphasis) frekuensi tinggi (treble) atau penguatan level frekuensi rendah (bass) atau kadang-kadang juga frekuensi menengah (middle) dapat dikendalikan sesuai dengan kebutuhan. Blok ini juga mengontrol pelemahan level (deemphasis) frekuensi tinggi, frekuensi rendah dan frekuensi menengah. Dengan memutar knob tone control dapat dihasilkan nada-nada frekuensi tinggi dan rendah.pengturan control level dengan cara mulai dari pelemahan sampai dengan penguatan level lebar bidang (bandwidth) frekuensi-frekuensi tersebut.
3.4. Penguat Tegangan (Volt Amplifier) Sinyal yang dihasilkan oleh input dan diproses oleh preamplifier dan tone control, Tegangan (amplitude) sinyal ini masih sangat kecil sekitar 0.5
1 m Volt. Sinyal ini
harus dikuatkan jauh lebih agar dapat menggerakkan blok rangkaian berikutnya. Hal ini dilakukan oleh penguat tegangan sehingga dihasilkan tegangan sinyal 1.000
1.500 m
Volt. Ini berarti diperlukan sebuah tingkat penguatan tegangan lebih dari 2000 kali.
Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Informasi
Versi: 2008
Halaman 19 dari 52
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL.02.015.01
3.5. Penguat Daya Penguat daya diperlukan agar dapat menghasilkan daya (tegangan dan arus) yang nantinya dapat menggerakkan peralatan keluaran (Transducer). Blok penguat daya dirancang untuk meningkatkan daya listrik yang sangat besar sesuai dengan kebutuhan jumlah audience (pendengar). Transducer yang lumrah digunakan seperti pengeras suara (speaker) membutuhkan tegangan yang kecil tetapi arus yang besar untuk dapat menghasilkan medan magnet pada speaker. Sebuah peralatan yang besar seperti yang digunakan oleh band musik atau sistem PA (public address) membutuhkan daya listrik yang sangat besar untuk mereproduksi seluruh frekuensi suara aslinya. Umumnya impedansi keluaran tingkat penguat daya harus sesuai dengan impedansi transducer. Jika ini ada perbedaan yang besar akan terjadi kerugian daya yang tidak dapat sepenuhnya menjadi energi suara.
Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Informasi
Versi: 2008
Halaman 20 dari 52
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL.02.015.01
3.6. Catu Daya Setiap peralatan elektronika membutuhkan energi listrik agar dapat bekerja sesuai dengan fungsinya. Energi ini digunakan untuk memdaya gunakan kerja sistem. Energi ini diambil dari sumber luar misalnya PLN kemudian diubah menjadi tegangan-tegangan yang diperlukan. Blok ini disebut catu daya, yaitu satu unit rangkaian yang menyediakan daya listrik secara terus-menerus dan terlegulasi. Catu daya juga harus menyediakan tegangan dan arus yang cukup untuk kebutuhan peralatan elektronika tersebut.
4. PENGUAT AUDIO STEREO Sejauh ini kita membahas unit rangkaian pengolah suara yang mempunyai satu kanal (mono). Sekarang ini dipasaran banyak terdapat unit rangkaian yang stereo, dimana unit ini mempunyai dua kanal. Unit stereo dibangun dari dua penguat audio dan bekerja sebagai satu unit dengan dua input dan dua output. Kedua sistem prenguat tersebut beroperasi pada waktu yang sama. Tujuan dari sistem ini adalah agar dihasilan efek stereo (ruang) sehingga pendengar seolah olah sedang mendengarkan suatu pagelaran musik dalam suatu ruang yang besar.
In R
Voltage amplifier R
Pre amplifier R
Power amplifier R
Out R
Tone Control R
Tone Control L
Out L
In L
Pre amplifier L
Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Informasi
Voltage amplifier L
Versi: 2008
Power amplifier L
Halaman 21 dari 52
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL.02.015.01
Quad (singkatan dari Quadraphonic) Sistem unit ini mempunyai empat kanal. Prinsipnya seperti sistem stereo dan ditambah dua kanal output untuk efek suara (gema). Perspektif pendengar dalam ruangan menjadikan efek ECHO (gema atau pantul), sehingga pendengar dapat merasakan musik seperti keadaan sesungguhnya (live). Efek ini dibentuk dengan sistem stereo dtambah dua kanal amplifier tambahan yang meengolah suara yang lebih lemah dan tertunda sehingga mempunyai efek gema atau pantul. Instalasi yang lumrah agar supaya terdengar kuadraphonic speaker ditempatkan dimasing-masing pojok ruangan pendengar. Pendengar sebaiknya duduk ditengah ruangan. Sebagaian besar suara datang dari dua speaker depan (front speaker). Pengurangan level suara diperlukan dan juga adanya penundaan waktu sinyal datang pada speaker belakang (rear speaker).
Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Informasi
Versi: 2008
Halaman 22 dari 52
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL.02.015.01
5 . RANGKAIAN PENGUAT MULA (Tone Control) Dari gambar 1 juga dapat dilihat bahwa bagian penguat mula atau preamp terdiri dari, penguat ekualiser dan penguat bass dan treble (tone control). Penguat ekuiliser berfungsi memperkuat sinyal input (radio, turn table atau cassette player) dengan karakteristik penguatan tertentu, seperti diperlihatkan pada gambar 2a. Dalam gambar tersebut bisa dilihat bahwa karakteristik penguatan untuk masing-masing input berbeda. Karakteristik penguatan ini ditentukan oleh rangkaian catu balik yang berupa susunan komponen pasip (tahanan dan kapasitor). Penguat pengatur bass-treble (tone control) berfungsi memperkuat sinyal yang keluar dari penguat ekuiliser dengan karakteristik penguatan seperti pada gambar 2b. Pada kedudukan pengatur bass minimum maka sinyal dengan frekuensi di bawah 500 Hz akan diredam sampai dengan 20 dB (diperkuat -20 dB) atau di-perkecil 10 kali. Ketika posisi pengatur bass di tengah-tengah, sinyal di bawah 500 Hz tidak diredam dan tidak pula diperkuat. Ketika posisi pengatur bass maksimum sinyal 500 Hz ke bawah akan diperkuat +20 dB (10 kali). Sama halnya dengan pengatur bass, ketika kedudukan treble minimum, tengah-tengah dan maksimum sinyal yang berfrekuensi 500 Hz keatas diredam sampai dengan -20 dB sampai dikuatkan sampai dengan 20 dB Rangkaian lengkap dari bagian preamp. ini dapat pembaca lihat pada gambar 3. Baik penguat ekualisernya maupun penguat bass-treblenya menggunakan op amp jenis LM 387. Kedua op amp tersebut terbungkus menjadi satu dalam paket DIL (Dual In Line, kaki-kakinya tersusun dalam dua deret). Mengapa dipilih jenis LM 387? Hal ini mengingat; terutama faktor penguatan terbuka 104 dB atau +150.000 kali (ingat teori op amp., semakin besar semakin baik). Derau yang ditimbulkan kecil. Penekanan terhadap tegangan kerut 110 dB atau kira-kira 300.000 kali (ini berarti tegangan sumber tenaga tidak perlu distabilkan). Rangkaian catu balik yang terdiri dari bagian tetap, yaitu R7 dan C5 dan bagian dipilih yaitu R10 untuk input radio; R12, R13, C7, C8 untuk turn-table (PU) dan R18, R19, C9 untuk input cassette player. Dengan memilih rangkaian ini maka akan didapatkan karakteristik penguatan sesuai dengan gambar 2a. Tahanan R6 dan R8 merupakan rangkaian pembagi tegangan yang akan diberikan pada input inverting (—). Sinyal yang Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Informasi
Versi: 2008
Halaman 23 dari 52
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL.02.015.01
sudah diperkuat penguat ekuiliser kemudian dihubungkan ke penguat bass-treble melalui C6 dan pengatur volume RV1 dan tahanan R12 Karakteristik
penguatan
bass-treble
ditentukan
oleh
R14,
R\/2, R22, C11
Yang merupakan rangkaian pengatur treeble dan R15, R20, R23, RV3, C3, C10, C12 pengatur bass. Tahanan R21 dan R26 merupakan pembagi tegangan untuk mencatu input inverting (—). R24 dan C13 berfungsi mengkompensasikan sinyal-sinyal frekuensi tinggi.
Gambar 5.1. Rangkaian penguat mula (preamp) dengan tone control
Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Informasi
Versi: 2008
Halaman 24 dari 52
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL.02.015.01
Gambar 5.2. Layout dan PCB penguat mula (preamp) dengan tone control
Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Informasi
Versi: 2008
Halaman 25 dari 52
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL.02.015.01
DAFTAR KOMPONEN PENGUAT MULA DAN TONE CONTROL No. Komponen
Nilai komponen
No. Komponen
Nilai komponen
R1, R2, R3, R4
22 K
IC
LM 387
R5, R20
220 K
Tr1
BC 141
Rb, R24, R27
1K
ZD1
R7, R26
4.7 K
R8, R25
680 K
R9
6,8 K
PCB
R10
100 ohm
C1,C4a,b
4,7 UF/16V, tantalum
R11
1,8 K
C2
22 UF/16V, elektrolyt
R12, R19
1M
C3
470 UF/16V, elektrolyt
R12
2,2 K
C5, C9
R14, R21
3,9 K
C6
820 pF,
R15, R18, R22
10 K
C7, C10
33 nF, mylar
R16
100 K
C12
10 nF, mylar
R17
47 K
C13
100 nF,
C14 R23
680 ohm
220 uF/16V, elektrolyt
C15, C17
10 uF/16V, tantalum
Zener dioda 12 volt
S1
Saklar putar 4 induk 2 anak
S2
Saklar tekan 2 induk 2 anak
3,3 nF, mylar mylar
mylar
R28
3,3 K
RV1
50K/A, potensiometer
C16
100 uF/16V, elektrolyt
100 K/B, potensiometer
C8
5 nF
RV2, RV3
Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Informasi
Versi: 2008
mylar
Halaman 26 dari 52
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
RV4
1K/B, potensiometer
Kode Modul ELK.EL.02.015.01
C11
4,7 uF/16V, tantalum
Semua tahanan karbon 0,25W 5%.
5.1. Rangkaian Tone Control Berikut ini adalah rangkaian penguat mula (preamp) dengan tone control. Rangkaian ini menggunakan IC Opamp BiFET 084 yang mempunyai kehandalan dalam menekan noise.
Gambar 5.3. Rangkaian penguat mula (preamp) dan tone control sederhana Rangkaian penguat mula (preamp) dan tone control ini lebih sederhana. Perhatikan pengatur volume ditempatkan pada input. Rangkaian preamp ini tidak dilengkapi dengan rangkaian pilihan equalisasi. Pengatur balans ditempatkan berdekatan dengan pengatur volume di bagian awal. Rangkaian Tone Control ini terdiri dari rangkaian penguat sekaligus sebagai penyesuai impedansi (Maching Impedance) dan rangkaian filter LPF dan HPF . LPF (Low Pass Filter) melalukan frekuensi rendah dan frekuensi tingginya ditekan sedangkan HPF (High Pass Filter) melalukan frekuensi tnggi dan frekuensi rendahnya ditekan.
6. RANGKAIAN PENGUAT DAYA Rangkaian penguat daya disini kita bahas sebuah penguat daya yang sederhana. Disini dipergunakan kit ES serial AXH. Kit serial AXH tidak menggunakan komponen diskrit melainkan suatu hybrid IC di mana hampir semua komponen terkumpul menjadi satu Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Informasi
Versi: 2008
Halaman 27 dari 52
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL.02.015.01
dalam suatu paket. Dengan demikian rangkaian menjadi sederhana karena hanya perlu menambah beberapa buah tananan dan kapasitor. Salah satu kerugian dari penggunaan hybrid IC adalah, bila salah satu komponen di dalamnya rusak, terutama yang sering rusak adalah bagian transistor outputnya, maka kita harus mengganti seluruh hybrid IC tersebut. Tetapi tidak perlu khawatir, asal kita memasang sekering yang tepat haj ini bisa dicegah. Serial AXH ini terdiri dari AXH 4015 yang memberikan daya output 15 watt, AXH 4020-20 watt, AXH 4025-25 watt dan AXH 4030-30 watt. Kita tinggal memilih mana yang sesuai dengan kebutuhan. Untuk suatu ruangan kecil cukup dengan AXH 4015, sedang untuk ruang tengah cukup dengan AXH 4020. Rangkaian lengkap penguat serial AXH diperlihatkan pada gambar. Tahanan input R^ berfungsi mengurangi besarnya sinyal input agar sesuai dengan kepekaan input yang dibutuhkan berdasarkan faktor penguat-an IC^ Sebagai contoh misalnya memakai serial AXH 4020 di mana dipergunakan IC STK 025. Untuk mendapatkan daya output sebesar 20 watt pada beban 8 ohm, maka tegangan RMS pada beban haruslah P = V2 / R
20 = V2 / 8
V = 12,6 vrms
Faktor penguatan tegangan IC adalah kira-kira 30 kali, jadi tegangan input yang dibutuhkan 12,6 / 30 V = 0,42V. Agar input mempunyai kepekaan 1V maka tegangan yang harus dikurangi Sehingga: Rc = 0,58 / 0,42 x Zin = 1,38 x 27 K = 37 K Sekering F1 sebaiknya jenis fast-blow artinya kalau melampaui batas arus maksimumnya segera sekering itu putus. Jenis sekering biasa umumnya tidak segera putus kalau melampaui batas arus maksimumnya. Jika rangkaian bermasalah atau IC rusak sehingga arus meningkat, maka dengan cepat putusnya F1 speaker tidak akan turut rusak.
Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Informasi
Versi: 2008
Halaman 28 dari 52
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL.02.015.01
Gambar 6.1. Rangkaian penguat daya (power amp) dan catu daya terbagi
Gambar 6.2. Layout dan PCB penguat daya (power amp) DAFTAR KOMPONEN PENGUAT DAYA R1
lihat uraian
R2a, R2b
1,8 k
R3
4,7 ohm
C1
1,5 nF/mylar
C2
2,2 uF/40V, tantalum
Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Informasi
Versi: 2008
Halaman 29 dari 52
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
C3, C4, C9
47 nF, mylar
C5
10 uF/25V, elektrolyt
C6
47 uF/63V, elektrolyt
C7, C8
10 uF/63V, elektrolyt
IC1
STK 022, 025, 032, 036
F1
lihat tabel 1.
Kode Modul ELK.EL.02.015.01
7. RANGKAIAN SISTEM PENGUAT AUDIO STEREO : Sistem penguat audio stereo merupakan gabungan dari dua buah penguat daya mono dengan sumber daya yang sama. Fungsi penguat daya stereo adalah menguatkan dua jalur frekuensi suara yang berbeda dan berasal dari perekam pita stereo atau piringan hitam stereo dan sebagainya, sehingga keluaran yang diberikan pada corong suara akan berbeda. Karena itu corong suara stereo selalu terdiri atas corong suara kanan dan corong suara kiri, agar perbedaan yang dimaksud dapat terdengar jelas. Perbedaan suara ini terjadi akibat masukan yang berbeda pada penguat daya, bila masukannya sama maka hasil pada kedua corong suara itu akan sama. Pada prinsipnya, suatu penguat audio stereo memiliki, - Dua system penguat yang terpisah, yaitu penguat frekuensi tinggi (treble) dan penguat frekuensi rendah (bass), - Volume, dengan potensiometer ganda berfungsi mengatur besar-kecil suara. - Balance, berfungsi mengatur kesetimbangan suara kanan dan kiri, - Pre-amplifier, berfungsi sebagai penguat awal yang diumpankan ke system penguat daya. Bagian ini dapat digabung dengan penguat daya dalam satu kotak terpisah atau masing-masing menggunakan kotak terpisah seperti yang banyak beredar di pasaran saat ini. Untuk lebih memahami fungsi stereo yang sebenarnya berikut ini diberikan bahan acuan, bagaimana menggabungkan dua buah penguat audio mono menjadi penguat audio stereo. Untuk menggabungkan dua unit penguat audio mono maka bandingkan
Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Informasi
Versi: 2008
Halaman 30 dari 52
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL.02.015.01
karakteristik dari bagian-bagian yang dijelaskan diatas, sehingga dapat diperoleh hasil yang memuaskan.
Gbr. 7.1. Gambar 7.1. memperlihatkan diagram pengawatan campuran untuk menempatkan pengatur volume dan pengatur balance secara berdekatan dengan penguat daya stereo. Potensiometer Vr1 (ganda) berfungsi sebagai penguat volume stereo dan Vr2 sebagai pengatur balance. Komponen yang dibutuhkan dalam gambar 7.1, adalah : C1, C2, C5, C6 C3, C4 Vr1
= 0,1 µF/50V = 3,3 µF/25V = 50 KΩ (stereo)
; ; ;
Vr2 LS1,LS2 R1,R2
= 50 KΩ (Balance) =8Ω = 4,7 KΩ
Gambar 7.2.
Gambar 7.2 memperlihatkan diagram hubungan campuran untuk menempatkan pengaturan volume yang disatukan pada satu sumbu (potensiometer ganda yang bertingkat dua) dan penempatan balance diantara bass/treble dan penguat daya. Hubungan lainnya merupakan pemisahan antara volume treble dan bass yang masingmasing menggunakan potensiometer ganda sedang penempatan balance sama seperti Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Informasi
Versi: 2008
Halaman 31 dari 52
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL.02.015.01
yang diperlihatkan pada gambar 175. Cara penempatan ini mengakibatkan volume, treble, dan bass dapat diatur secara terpisah sesuai keinginan. Pemasangan kedua jalur treble dilakukan pada satu potensiometer ganda sama seperti memasang bagian bass. Pemasangan dan penambahan komponen lainnya seperti sakelar, indicator dan lain-lain, bergantung pada si perancang, asalkan tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip elektronika.
8. PENGUJIAN SISTEM PENGUAT AUDIO STEREO Memiliki suatu peralatan sistem tata-suara (sound-system) yang berkwalitas tinggi (High-Fidelity) dan sempurna adalah merupakan idaman bagi setiap penggemar audio (audio-fans). Dalam usaha memiliki peralatan tersebut pada umumnya para penggemar audio lebih cenderung membeli peralatan yang sudah jadi, hasil produksi suatu perusahaan audio, daripada membuatnya sendiri. Hal ini disebabkan karena pertama tidak semua penggemar audio juga punya hobby dalam elektronik, kedua hasil buatan sendiri kadangkala jauh dari memuaskan, ketiga faktor waktu. Dengan membuat sendiri makan waktu cukup banyak, apalagi kalau tidak tokcer berarti banyak waktu yang terbuang. Ini tidak berarti bahwa tidak ada penggemar audio yang mem-punyai peralatan sistem tata suara hasil buatan sendiri, bahkan ada yang bisa membuatnya dengan kwalitas me-nyaingi merek yang sudah cukup terkenal . Telah disebutkan di atas bahwa, mengingat alasan-alasan tadi para penggemar audio umumnya lebih banyak yang membeli peralatan yang sudah jadi. Akan tetapi walaupun tinggal membelinya di toko peralatan audio para audio fans terutama yang belum berpengalaman biasanya menemui kesulitan di dalam menentukan pilihan merek mana yang terbaik. Kadangkala merek terpengaruh oleh pendapat orang lain yang juga belum berpengalaman, hanya saja memiliki peralatan merek tertentu yang menurut orang tersebut yang terbaik. Atau bisa juga terpengaruh oleh iklan-iklan yang tidak menyajikan spesifikasi teknisnya secara lengkap. Sebagai akibatnya, setelah ratusan ribu rupiah dia keluarkan, ternyata peralatan yang dibelinya itu tidak memuaskan. Tentu hal ini bisa dihindari seandainya calon pembeli mengetahui sendiri bagaimana penyuguhan dari peralatan yang dipilihnya, sehingga dia yakin bahwa pilihannya tepat dan tidak
Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Informasi
Versi: 2008
Halaman 32 dari 52
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL.02.015.01
terpengaruh oleh kabar-kabar ataupun iklan-iklan yang kurang jelas. Lalu bagaimana caranya mengetahui baik buruknya penyuguhan suatu peralatan audio? Penyuguhan peralatan audio dapat diketahui secara pasti melalui pengujian teknis dengan peralatan khusus. Namun umumnya peralatan audio yang baik dan sudah terkenal reputasinya selalu sudah diuji dalam laboratorium masing-masing ataupun laboratorium lembaga konsumen. Hasil pengujian tersebut kemudian diserta-kan dalam buku petunjuk pemakaian berupa spesifikasi teknis. Adakalanya hasil pengujian ini dimuat pula dalam media masa teknik. Jadi kita tidak perlu mengujinya sendiri dan ini pasti tidak akan bisa dilakukan oleh setiap audio fans mengingat alat-alat ukur yang dipakai untuk pengujian berharga jutaan rupiah. Disini akan dibahas apa saja yang perlu diperhatikan di dalam menilai hasil pengujian suasatu peralatan sistem tata suara yaitu, amplifier, yang antara lain adalah: 1. Distorsi (cacat), 2. respons frekuensi, 3. faktor damping, 4. daya output, 5. stabilitas, 6. dengung dan derau (noise), 7. cakap silang (cross-talk), 8. keseimbangan kanal, 9. pengatur nada, 10. filter dan fasilitas umum lainnyanya.' Tidak kalah penting adalah faktor non-teknis yaitu faktor keindahan, tapi ini tergantung dari penilaian masing-masing.
8.1. Distorsi (cacat) Kalau dilihat dari kacamata teknik maka sampai saat ini tidak akan ada satupun amplifier yang sempurna, artinya bisa menghasilkan suara
100%
sesuai
dengan
aslinya,
mengapa? Seperti kita ketahui bahwa sebuah amplifier mempunyai fungsi untuk memperkuat sinyal-sinyal listrik yang berasal dari tape/cassette deck, turn-table, mikrofon atau radioJudul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Informasi
Versi: 2008
Halaman 33 dari 52
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL.02.015.01
tuner, sedemikian sehingga mampu menggerakkan loudspeaker. Untuk melakukan proses penguatan ini dibutuhkan komponen aktip berupa tabung-elektron (amplifier model lama), transistor diskrit dan yang mutakhir dengan IC (Integrated Circuit) Ternyata komponen-komponen aktip ini kerjanya tidak linier, artinya antara sinyal input (yang belum diperkuat) dan sinyal output (sudah diperkuat) tidak be-banding lurus atau dengan kata lain setiap sinyal yang mempunyai level (kuat sinyal) atau frekuensi berlainan akan diperkuat berlainan pula. Akibat dari ini maka sinyal-sinyal yang diperkuat tidak akan sesuai dan seindah bunyi aslinya lagi, dan bentuknya akan distorsi (cacat). Dengan suatu rangkaian khusus dan menggunakan rangkaian catu balik (feed-back) ternyata distorsi masih bisa ditekan sampai pada suatu nilai tertentu sehingga tidak akan "terasa" oleh telinga manusia. Secara garis besarnya distorsi (cacat) ini dapat dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, meskipun sebenarnya dalam sebuah amplifier keduanya selalu berhubungan erat. a) distorsi harmonik b) distorsi intermodulasi, a) Distorsi harmonik adalah cacat bentuk yang diakibatkan oleh timbul-nya sinyal tambahan yang frekuensi-nya merupakan kelipatan (harmonik) dari frekuensi sinyal input. Misalnya saja suatu sinyal 50 Hz dimasukkan pada input sebuah penguat.. Seharusnya pada output hanya timbul sinyal 50 Hz yang sudah diperkuat, tapi karena adanya distorsi harmonik timbul pula siriyal harmonik kedua 100 Hz, harmonik ketiga 150 Hz, harmonik keempat 200 Hz dan seterusnya. Gambar 8.1. memperlihatkan bentuk gelombang distorsi akibat pengaruh timbulnya harmonik kedua. Jika hanya terdapat tambahan harmonik kedua maka suara yang dihasilkan tidaklah begitu buruk, bahkan mungkin tidak akan terasa oleh telinga kita. Lain halnya kalau distorsi beberapa harmonik cukup besar maka suara yang keluar akan lain dari aslinya.
Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Informasi
Versi: 2008
Halaman 34 dari 52
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL.02.015.01
Gambar 8.1. Seperti telah kita ketahui bahwa setiap instrumen musik mempunyai karakteristik warna nada atau timbre yang berlainan. Sebagai contoh misal-nya suara terompet bunyinya akan berbeda dengan suara piano walaupun not nadanya sama. Warna nada ini ditentukan oleh sejumlah tertentu harmonik yang dihasilkan oleh alat musik tersebut. Seandainya ada tambahan harmonik dari luar maka warna nada akan berubah, hingga bunyi piano akan bisa jadi terompet dan mungkin bisa jadi bunyi kaleng dipukul atau sebagainya. Adanya distorsi harmonik pada amplifier akan mengakibatkan hal yang sama yaitu suara yang tidak sesuai dan seindah aslinya lagi. Gambar 8.3 menunjukkan cara pengukuran distorsi harmonik suatu amplifier. Biasanya pengetesan distorsi harmonik dilakukan dengan frekuensi standard 400 Hz atau 1K Hz.
Gambar 8.2. Nada dasar dan harmonik-harmonik dari piano nada £ (42,1 Hz}. Distorsi
harmonik
total (THD) dapat dicari dari persamaan berikut ini.
E2 + E3 + E4 THD = ---------------------------- x 100% E1 + E2 + E3 + E4 Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Informasi
Versi: 2008
Halaman 35 dari 52
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
E1 =
Kode Modul ELK.EL.02.015.01
tegangan sinyal frekuensi dasar E
E2 , E3, E4 dst.= tegangan sinyal harmonik ke n (n = 2, 3, . . . ). Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan oleh laboratorium audio menunjukkan bahwa distorsi harmonik sebesar 0,5% pada sinyal 1000 Hz sudah mulai terasa. Pengukuran se-lanjutnya dapat menyimpulkan bahwa suatu amplifier disebut baik apabila mempunyai distorsi harmonik (THD) paling besar 0,3% pada 1000 Hz, 0,6% pada 40 Hz, 1% pada 10.000 Hz. Umumnya kebanyakan pabrik hanya memberikan spesifikasi teknis THD hanya untuk 1000 Hz, tetapi dengan melihat distorsi Intermodulasi akan kelihatan apakah THD akan naik atau tidak pada daerah atas dan bawah respons frekuensi. b) Distorsi intermodulasi adalah cacat bentuk gelombang akibat timbul-nya sinyal tambahan hasil jumlah atau selisih dua buah sinyal dan harmoniknya atau lebih bila dimasukkan ke dalam penguat yang linier. Pada gambar 1b diperlihatkan dua sinyai masing-masing 50 Hz dan 1000 Hz yang dimasukkan ke dalam sebuah amplifier merek B. Jika amplifier ter-sebut jelek maka pada outputnya akan timbul pula sinyal 1050 Hz, 950 Hz, 1100 Hz, 900 Hz, 1150 Hz, 850 Hz, 2050, 1950, 1900, 2100, dan seterusnya. Dengan demikian sinyal yang keluar tidak akan sesuai lagi dengan warna nada aslinya.
Gambar 8.3. Penguat menghasilkan distorsi intermodulasi
Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Informasi
Versi: 2008
Halaman 36 dari 52
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL.02.015.01
Walaupun antara distorsi harmonik (HD) dan distorsi intermodulasi (IM) tidak ada hubungan langsung, namun suatu amplifier yang baik akan mempunyai perbandingan HD : IM = 4 : 1. Dengan kata lain kalau distorsi harmonik besarnya 0,25% maka distorsi intermodulasinya adalah 1%. Pada spesifikasi teknis distorsi IM dinyatakan untuk standar frekuensi 40 Hz dan 7000 Hz atau 60 Hz dan 7000 Hz di mana perbandingan terhadap distorsi harmonik 4 : 1 (60 Hz : 7000 Hz = 4 : 1). Bila distorsi IM dalam spesifikasi teknik lebih besar dan distorsi harmonik total (THD) berarti bahwa THD naik pada daerah atas dan bawah respons frekuensi. Distorsi IM tidak boleh lebih dari 1,5% pada daya output optimum.
Gbr. 8.4 Metoda pengujian distorsi sebuah amplifier.
Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Informasi
Versi: 2008
Halaman 37 dari 52
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL.02.015.01
Gambar 8.5. Karakteristik distorsi harmonik total suatu amp
8.2. Respons Frekuensi Yang dimaksud dengan respons frekuensi (frequency response) adalah jangkauan penguatan amplifier untuk suatu daerah frekuensi tertentu di mana penguatannya masih optimum. Misalnya suatu amplifier mempunyai frekuensi respons dari 20 Hz sampai 20 kHz, artinya, amplifier tersebut mampu untuk memperkuat secara optimum sinyal-sinyal dengan frekuensi di antara 20 Hz sampai 20.000 Hz, sinyal-sinyal di luar di daerah itu praktis hampir tidak diperkuat. Lalu apa hubungannya dengan kwalitas suatu amplifier? Setiap alat musik mempunyai warna nada tertentu yang ditentukan oleh sejumlah harmoniknya. Bunyi alat musik yang direproduksi oleh penguat jelas tidak boleh berubah, ini berarti semua bagian dari bunyi alat musik tersebut termasuk harmonikharmoniknya harus diperkuat secara bersamaan dengan faktor penguatan yang sama. Andaikan suatu amplifier mempunyai respons frekuensi dari 20 Hz sampai 10.000 Hz. Amplifier ini kemudian dipakai untuk memperkuat sinyal bunyi alat musik yang mempunyai harmoniknya sampai melampaui 10.000 Hz. Maka jelas bahwa suara yang dihasilkan oleh amplifier tidak akan sesuai dengan aslinya lagi. Lalu masalahnya adalah, sampai seberapa jauh respons frekuensi yang termasuk baik itu? Memang yang paling baik adalah penguat yang mempunyai respons frekuensi sangat lebar sekali, mulai dari dc (0 Hz) sampai tak terhingga. Tapi hal ini tidak mungkin bisa Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Informasi
Versi: 2008
Halaman 38 dari 52
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL.02.015.01
ter-capai, selain mengingat keterbatasan kemampuan alat, di samping itu ada beberapa pertimbangan lain yang sengaja respons frekuensi suatu amplifier sampai suatu batas tertentu. Manusia sebagai mahluk yang paling cerdas di alam ini mempunyai batas pendengaran antara 20 Hz sampai 20.000 Hz. Batas ini relatip, artinya ada yang mampu sebegitu (ini termasuk orang istirnewa) atau lebih sempit, tetapi umumnya kebanyakan hanya mampu sampai 15.000 Hz saja. Semakin tua kemampuan juga semakin menurun. Nah berdasarkan ini maka bunyi-bunyian yang bisa didengar oleh manusia umumnya hanyalah sampai 15.000 Hz maka penguat dengan respons frekuensi dari 20 Hz sampai 20.000 Hz sudah dianggap baik. Ada suatu pendapat yang menyatakan bahwa berdasarkan teori Hemholtz bahwa bunyi musik sebenar-nya merupakan deretan kejutan-kejutan bunyi yang berpadu dalam telinga kita. Menurut hasil penelitian, suatu amplifier yang baik harus mempunyai respons frekuensi sampai sepuluh kali frekuensi dari sinyal-sinyal kejutan. Sedangkan sinyal kejutan mempunyai frekuensi 20 kHz (20.000 Hz). Jadi dengan demikian amplifier harus mempunyai respons frekuensi sampai 200.000 Hz. Memang suatu amplifier yang mempunyai respons frekuensi dari 20 Hz sampai 200 kHz adalah sangat baik. Namun berdasarkan pengalaman praktis dengan respons 20 sampai 20 kHz pun akan memberikan hasil yang baik pula, yang terpenting faktor-faktor patokan baik lainnya bisa di-penuhi. Buat apa mempunyai respons sebegitu lebar (s/d 200 kHz) kalau distorsinya besar atau faktor lainnya jelek.
8.3. Daya output Pemilihan daya output tergantung dari beberapa faktor, antara lain, besar kecilnya ruangan tempat pemutaran reproduksi musik, efisiensi (rendemen) dari loudspeaker dan keadaan
lingkungan
sekitarnya
(jauh
atau
dekat
dengan
tetangga,
kompleks
perkantoran, perdagangan dan sebagainya). Suatu sistem loudspeaker yang baik mempunyai efisiensi kira-kira 25%. Dengan efisiensi sebesar itu maka ruangan kecil cukup memakai daya 15-20 watt, ruangan agak besar 30-40 watt, ruangan besar 50-100 watt semuanya dalam RMS watt dan bukan Musik Power (PMPO). Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Informasi
Versi: 2008
Halaman 39 dari 52
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL.02.015.01
Yang dimaksud dengan "Musik Power" (PMPO= Power Music Peak Output) adalah daya maksimum sesaat dari musik yang sedang direproduksi dimana distorsinya tidak melampaui batas-batas yang sudah ditentukan dalam spesifikasi teknisnya. Daya RMS atau daya gelombang sinus (sinewave power) atau pula daya kontinu (continous power) adalah daya maksimum yang dihasilkan oleh amplifier bila diberi input sinyal berupa gelombang sinusoida murni dengan tetap memperhatikan distorsi total yang tidak melebihi ketentuan spesifikasi teknis.
Contoh sebuah amplifier dengan fasilitas tambahan berupa meter penunjuk daya output.
Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Informasi
Versi: 2008
Halaman 40 dari 52
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL.02.015.01
8.4. Kelebaran Daya (Power Bandwidth) Pengertian kelebaran daya (Power Bandwidth) hampir sama dengan respons frekuensi, tetapi di sini lebih ditekankan untuk menghasilkan daya optimum. Jelasnya adalah jangkauan penguatan amplifier dalam daerah frekuensi tertentu di mana masih dihasilkan daya yang optimum.
Contoh amplifier 20 watt yang mempunyai kelebaran daya 20 Hz-100 kHz arti-nya amplifier tersebut dapat menghasilkan daya sekitar 20 watt di antara frekuensi 20 Hz sampai 100 kHz. Di luar frekuensi itu daya yang di-hasilkan relatip lebih kecil, bahkan yang agak. jauh sangat kecil atau nol. Kelebaran daya seperti halnya dengan respons akan menentukan kwalitas reproduksi musik untuk daya yang optimum. Kelebaran daya 20 Hz sampai 200 kHz adalah sangat baik dan 20 Hz sampai 20 kHz sudah cukup baik.
8.5. Faktor Damping Yang dimaksud dengan faktor damping adalah perbandingan antara impendansi beban (loudspeaker) dengan impedansi output dalam dari amplifier. Misalnya suatu amplifier mempunyai faktor damping 50 pada beban 8 Ohm artinya impedansi dalam dari amplifier 8% ohm atau 0,16 ohm. Semakin tinggi faktor damping maka loudspeaker akan "melihat" tahanan yang semakin kecil pula dan apa artinya ini untuk loudspeaker? Kalau kita perhatikan konus (bentuk kerucut) membran loudspeaker terutama woofer (loudspeaker khusus nada bass) maka, kita akan melihat gerak mundur maju membran Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Informasi
Versi: 2008
Halaman 41 dari 52
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL.02.015.01
tersebut pada saat ada bunyi bass. Pada saat tersebut loudspeaker tengah mengubah sinyal listrik menjadi bunyi. Kwalitas suara yang dihasilkan loudspeaker akan sesuai dengan aslinya dengan sinyal listrik (katakan amplifier yang memperkuat sinyal musik ber-kwalitas baik hingga sinyal sesuai dengan aslinya). Sebuah loudspeaker akan mempunyai kecenderungan ber-getar setelah digetarkan oleh sinyal listrik. Kalau ini terjadi berarti getaran tidak sesuai dengan aslinya dan mungkin mengganggu sinyal berikut-nya. Agar loudspeaker bergetar jika hanya ada sinyal maka harus ada sesuatu yang menghentikan getaran tambahan tersebut. Impedansi dari amplifier seolah-olah berfungsi sebagai beban pada saat tidak ada sinyal. Jika nilai kecil maka getaran tambahan pada loudspeaker akan cepat diredam (damped). Semakin tinggi faktor damping, berarti semakin kecil impedansi dalam dan getaran tambahan akan semakin diredam. Akan tetapi adanya tahanan kabel penghubung antara amplifier dengan loudspeaker dan tahanan dari loudspeaker itu sendiri akan membatasi faktor damping pada suatu nilai tertentu. Amplifier yang baik umumnya mempunyai faktor damping 50 pada beban 8 ohm. Ada juga yang punya sampai 70 dan ini jelas baik sekali.
8.6. Respons Transient Transient biasanya didefinisikan sebagai bunyi yang singkat seperti misalnya yang dihasilkan oleh piano, cymbal dan alat-alat perkusi (drum, bongo, dsb). Sebenarnya instrumen lain juga menghasilkan transient, yaitu pada saat mulai dibunyikan. Amplifier yang baik harus bisa mengikuti transient (beresponsi terhadap transient). Dan karena transient mempunyai frekuensi audio yang relatip tinggi maka amplifier bisa beresponsi bila mempunyai respons frekuensi cukup lebar yaitu minimal 20 Hz sampai 20 kHz.
8.7. Stabilitas Tidak jarang bahwa faktor stabilitas sering tidak diikutsertakan dalam spesifikasi teknis, yang sebenarnya cukup penting. Suatu amplifier yang baik akan tetap stabil dalam keadaan beban induktip (L) atau kapasitip (C) ataupun kombinsi keduanya. Karena adanya catu balik (feedback) negatip untuk mengurangi distorsi, maka ada beberapa Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Informasi
Versi: 2008
Halaman 42 dari 52
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL.02.015.01
amplifier yang mempunyai stabilitas sangat terbatas. Akibatnya jika beban kompleks (kombinasi L dan C) seperti yang diakibatkan oleh crossover, akan terjadi pergeseran fasa yang menyebabkan adanya catu balik positip atau ketidakstabilan. Dalam prakteknya, "problema" beban yang terutama banyak ditimbulkan oleh loud speaker
elektrostatik,
harus
diperhitungkan
secara
matang.
Apabila
hendak
menggunakan loudspeaker sejenis itu, hendaknya diperiksa apakah amplifiernya cocok atau tidak.
8.8. Pengatur nada Bagian ini biasanya terletak pada bagian pre-amp. Terdiri dari pengatur nada menengah (middle). Tujuan dari pemberian pengatur nada terutama adalah untuk mengkompensasi keadaan ruang akustik sehingga akan diperoleh kenyamanan dalam menikmati musik yang sedang diputar. Ada dua jenis rangkaian pengatur nada yaitu, pengatur nada pasif dan pengatur nada aktif. Amplifier modern pada umumnya menggunakan pengatur aktif yang ditemukan oleh P.J. Baxandall, karena pengatur aktif ternyata penyuguhannya jauh lebih baik daripada pengatur pasif. Gambar 8 memperlihatkan karakteristik dari jenis masing-masing pengatur. Suatu amplifier dengan pengatur nada yang mempunyai jangkauan penguatan (boost) dan penekanan (cut) sebesar 10 dB (+ 3 kali) sudah cukup baik dan 20 dB (10 kali) sangat baik sekali. Perlu tidaknya ada pengatur nada menengah tergantung dari selera setiap orang. Kalau suara yang dihasilkan sudah cukup dengan dua pengatur nada saja, tidak perlu memilih amplifier dengan tiga pengatur nada sebab harga-nya tentu lebih mahal.
Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Informasi
Versi: 2008
Halaman 43 dari 52
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL.02.015.01
8.9. Filter Walaupun suatu amplifier sudah memenuhi persyaratan teknis yang baik tap! kalau rekaman musik yang kita putar mengandung bunyi tambahan maka bunyi tersebut akan ikut diperkuat, hingga akan ikut terdengar pula. Contohnya bunyi desis (hiss) dari pita cassette, sinyal pemancar yang masuk karena stasiunnya sangat dekat, bunyi gemerisik dari piringan hitarn atau radio dan sebagainya. Agar suara musik bisa bersih maka suara-suara tersebut harus dihilangkan. Usaha untuk menghilangkan bunyi-bunyi di atas yang umumnya mempunyai frekuensi relatip tinggi dapat dilakukan dengan melakukannya melalui Low Pass Filter (pelalu frekuensi tinggi) atau biasa disebut High Filter. Kegunaan lain dari LPF ini kalau misalnya ada salah satu alat musik yang nadanya tinggi sehingga menyakitkan telinga, sedang bila pengatur treble dikurangi akan meng-ganggu bunyi lainnya, maka untuk mengurangi bunyi tersebut adalah dengan LPF atau High Filter. Kalau kita memutar piringan hitam turn-table (pick-up), khususnya yang berkwalitas kurang baik, sering-kali mengalami suara yang keluar dari speaker seperti gemetar. Gejala ini disebut rumble akibat dari kurang stabilnya putaran motor penggerak piringan berputar pada turn-table. Kalau dianalisa rumble ini beoupa gelombang dengan frekuensi sangat rendah dan untuk menghilangkannya adalah dengan melakukannya melalui High Pass Filter (Pelalu frekuensi tinggi) atau Low Filter. Mengingat adanya keanekaragaman mutu rekaman, bunyi desis dari pita cassette yang sampai saat ini belum bisa dihilangkan, adanya gejala rumble bahkan pada turn-table terbaik pun, maka suatu amplifier yang cukup baik tentunya akan dilengkapi dengan Low dan High Filter atau beberapa filter. Dengan demikian audio fans dapat menikmati musik seoptimal mungkin.
8.10. Pengatur Loudness Telinga manusia, selain mempunyai batas pendengaran antara 20 Hz sampai 20 kHz ternyata mempunyai kepekaan yang berbeda-beda terhadap bunyi yang frekuensinya berlainan. Dari hasil penelitian di-peroleh bahwa telinga manusia sangat peka terhadap bunyi-bunyian yang mempunyai frekuensi sekitar 1000 Hz. Kepekaan semakin menurun di luar frekuensi itu, teristimewa pada frekuensi rendah. Oleh karena itu rekaman Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Informasi
Versi: 2008
Halaman 44 dari 52
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL.02.015.01
walaupun level (kuat) setiap bunyi instrumen dalam suatu rekaman musik dibuat sama kuat, namun oleh telinga manusia akan terdengar lebih nyaring adalah instrumen yang mengeluarkan frekuensi dasar sekitar 1000 Hz. Agar telinga manusia dapat menerima dengan sama kuat maka bunyi-bunyian di luar sekitar 1000 Hz teristimewa nada rendah harus diperkuat lebih besar. Suatu hasil rekaman mungkin dirasakan kurang keras bagian nada rendahnya, akibat kepekaan telinga tadi. Nah untuk menonjolkan bagian nada rendah ini bisa dilakukan dengan pengatur loudness. Ada amplifier yang melengkapi pengatur loudness satu posisi artinya tanpa atau dengan loud-ness, atau beberapa posisi loudness. Perlu atau tidaknya memiliki suatu amplifier dengan pengatur loudness tergantung dari beberapa keadaan. Misalnya nada rendah bisa ditonjolkan pula dengan menambah pengatur bass dan mengurangi pengatur treble, apakah cukup puas dengan ini? Kalau kita sudah mempunyai sistem loudspeaker yang benar-benar baik, maka pengaruh pengatur loudness tidak akan begitu besar. Dan selain itu perlu diingat bahwa amplifier dengan pengatur loudness ini mungkin relatip lebih mahal.
8.11. Dengung dan Derau Tidak kalah pentingnya yang menentukan kwalitas suatu amplifier adalah bunyi dengung dan derau (noise). Bunyi dengung biasanya ber-asal dari bagian power supply yang kurang sempurna, sehingga sinyal bolak-balik jala-jala PLN 50 Hz atau harmonik kedua 100 Hz ikut diperkuat. Derau atau noise ini biasanya berupa bunyi desis (hiss) akibat ada-nya gerakan-gerakan elektron pada tabung, transistor, tahanan dan pada semua komponen yang dilalui arus listrik. Karena gerakan ini tidak ber-aturan maka derau ini tidak tertentu frekuensinya, bisa dari frekuensi rendah sampai tak terhingga (white noise). Dalam audio biasanya derau dianggap sampai batas yang meng-ganggu telinga manusia (pink noise). Noise ini akan terdengar bila volume dibuka penuh tanpa ada sinyal input. Dalam spesifikasi teknik umum-nya dicantumkan adalah: noise yang dibandingkan terhadap sinyal. Meski-pun demikian pernyataan perbandingan sinyal terhadap noise (S/N: baca S to N) sudah mencakup juga mengenai dengung. Besaran S/N dinyatakan dalam deciBel (dB). Misal suatu amplifier mempunyai S/N 60 dB, berarti bahwa pada Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Informasi
Versi: 2008
Halaman 45 dari 52
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL.02.015.01
output hanya akan terdengar derau/dengung yang dayanya hanya sepersejuta dari daya sinyal. Sampai seberapa besar derau/ dengung itu bisa mengganggu kenya manan dalam menikmati musik? Pertanyaan ini tidak bisa dijawab secara tepat, karena banyak faktor yang mempengaruhinya, misalnya saja respons frekuensi dari amplifier, semakin lebar semakin besar deraunya, respons dan kepekaan (sensitivity) dari sistem loudspeaker, ruangan akustik, derau sekitarnya dan lain-lain. Tetapi sebagai pedoman umum maka S/N suatu amplifier harus tidak kurang dari nilai berikuti Input
Kepekaan
S/N
Tape Head
2 mV
70 dB
Phono
3 mV
70 dB
Radio/Tuner
100 mV
90 dB
Tape
200 mv
90 dB
Angka-angka di atas biasanya adalah untuk bagian pre-amp yang umumnya bagian yang peka terhadap derau dan dengung.
8.12. Kepekaan (Sensitivity) Kepekaan atau sensitivity suatu amplifier adalah nilai minimal besarnya sinyal input sehingga pada kedudukan volume penuh akan menghasilkan daya output yang optimum. Contoh sebuah amplifier 100 watt mempunyai kepekaan 3 mV untuk input piringan hitam (phono) artinya, amplifier akan menghasilkan daya output 100 watt bila pada volume penuh diberi sinyal sebesar 3 mV. Mengingat bahwa tranduser input (alat pengubah getaran mekanik menjadi getaran listrik) pada alat-alat reproduksi musik seperti, tape-head, catridge (jarum) turn-table dan mikrofon hanya bisa menghasilkan sinyal listrik yang besar rata-ratanya (RMS) sudah tertentu, maka kepekaan input amplifier harus disesuaikan dengan besar sinyal setiap jenis input. Pada pembahasan dengung dan derau sudah disebutkan berapa kepekaan untuk berbagai jenis input. Walaupun kepekaan suatu amph fier merupakan nilai minimal yang bisa menghasilkan daya output optimum pada kedudukan volume penuh, tetapi mempunyai batas maksimal juga. Dalam hal ini kalau sinyal input terlalu besar dan melampaui batas maksimalnya Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Informasi
Versi: 2008
Halaman 46 dari 52
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL.02.015.01
maka walaupun volume dibuat minimal suarayang keluar akan distorsi atau cacat sehingga tidak akan karuan kedengarannya. Keadaan ini disebut pembebanan berlebihan (overload). Untuk mencegahnya, radio atau tape (dari deck) jangan sekalikali dimasuk-kan ke dalam input phono atau tape head.
8.13. Keseimbangan kanal Kebanyakan amplifier yang di-reproduksi akhir-akhir ini adalah jenis efek ruang seperti stereophonic, quadraphonic dan ambisonic (dua yang terakhir masih jarang dipasarkan di Indonesia). Jenis stereophonic mempunyai dua kanal yaitu kanal kiri dan kanal kanan, quadraphonic empat kanal yaitu kiri depan, kanan depan, kiri belakang dan kanan belakang. Efek ruang akan terasa dengan baik kalau antara kanal terdapat keseimbangan yang baik, artinya kalau volume dibesarkan maka setiap kanal akan tetap menghasilkan sinyal yang sama kuat. Kalaupun ada per-bedaan maka harus masih bisa diatasi dengan pengatur keseimbangan (balans).
8.14. Cakap Silang (Crosstalk) Cakap silang atau crosstalk adalah masuknya sinyal salah satu kanal ke lainnya atau sebaliknya. Agar efek ruang tetap baik maka cakap silang harus dihindari, tapi ini tidak mungkin bisa dilakukan mengingat komponen setiap kanal bersatu dalam satu kotak. Usaha yang bisa direalisasikan adalah menekannya pada suatu nilai di mana walaupun masih ada cakap silang tetapi tidak akan terasa pengaruhnya oleh telinga manusia. Suatu amplifier yang cukup baik akan mempunyai daya tekan (pisah) terhadap crosstalk paling kecil 30 dB.
8.15. Fasilitas Tambahan Selain mempunyai fasilitas umum yang biasa terdapat pada sebuah amplifier, untuk lebih menarik pembeli banyak amplifier yang memberikan fasilitas tambahan. Misalnya saja soket head phone, VU meter atau Power Meter, mode speaker, tape dubbing dan sebagainya.
Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Informasi
Versi: 2008
Halaman 47 dari 52
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL.02.015.01
Selain dari soket head phone, maka fasilitas yang lain harus anda perhitungkan apakah anda betul-betul membutuhkannya atau tidak. Soalnya jelas bahwa amplifier dengan tambahan fasilitas tersebut pasti lebih mahal dari yang satu merek tapi tidak mempunyai fasilitas tambahan.
Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Informasi
Versi: 2008
Halaman 48 dari 52
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL.02.015.01
BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI
5.1.
Sumber Daya Manusia
Pelatih Pelatih Anda dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran Pelatih adalah untuk : a. Membantu Anda untuk merencanakan proses belajar. b. Membimbing Anda melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar. c.
Membantu Anda untuk memahami konsep dan praktik baru dan untuk menjawab pertanyaan Anda mengenai proses belajar Anda.
d. Membantu Anda untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang Anda perlukan untuk belajar Anda. e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan. f.
Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan.
Penilai Penilai Anda melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat kerja. Penilai akan : a. Melaksanakan penilaian apabila Anda telah siap dan merencanakan proses belajar dan penilaian selanjutnya dengan Anda. b. Menjelaskan kepada Anda mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan Anda. c. Mencatat pencapaian / perolehan Anda.
Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Informasi
Versi: 2008
Halaman 49 dari 52
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL.02.015.01
Teman kerja/sesama peserta pelatihan Teman kerja Anda/sesama peserta pelatihan juga merupakan sumber dukungan dan bantuan. Anda juga dapat mendiskusikan proses belajar dengan mereka. Pendekatan ini akan menjadi suatu yang berharga dalam membangun semangat tim dalam lingkungan belajar/kerja Anda dan dapat meningkatkan pengalaman belajar Anda.
5.2.
Sumber-sumber Perpustakaan Pengertian sumber-sumber adalah material yang menjadi pendukung proses
pembelajaran ketika peserta pelatihan sedang menggunakan Pedoman Belajar ini. Sumber-sumber tersebut dapat meliputi : 1.
Buku referensi dari perusahan
2.
Lembar kerja
3.
Gambar
4.
Contoh tugas kerja
5.
Rekaman dalam bentuk kaset, video, film dan lain-lain.
Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk membantu peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu unit kompetensi.
Prinsip-prinsip dalam CBT mendorong kefleksibilitasan dari penggunaan sumber-sumber yang terbaik dalam suatu unit kompetensi tertentu, dengan mengijinkan peserta untuk menggunakan sumber-sumber alternative lain yang lebih baik atau jika ternyata sumbersumber yang direkomendasikan dalam pedoman belajar ini tidak tersedia/tidak ada.
Sumber-sumber bacaan yang dapat digunakan : Judul
:
Panduan Membuat Halaman Web
Pengarang
:
Thomas Powell
Penerbit
:
Elex media Komputindo
Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Informasi
Versi: 2008
Halaman 50 dari 52
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL.02.015.01
5.3. Daftar Peralatan dan Bahan yang digunakan 1.
Judul/Nama Pelatihan
: Merakit dan menguji amplifier
2.
Kode Program Pelatihan
:
NO
1.
UNIT KOMPETENSI
Membuat Halaman Web
KODE UNIT
DAFTAR PERALATAN
DAFTAR BAHAN
KETERANGAN
-
TIK.PR04. 002.01
Dinamis Dasar
Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Informasi
Versi: 2008
Halaman 51 dari 52
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL.02.015.01
DAFTAR PUSTAKA
•
Majalah Elektronika dan Science no.5 tahun 1979 Bandung
•
Radio, Television and Sound System Repair, Joel Goldberg, Prentice Hall Inc. Englewood Cliffs, New Jersey 1978
Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Informasi
Versi: 2008
Halaman 52 dari 52
MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR LISTRIK SUB SEKTOR ELEKTRONIKA INDUSTRI
MERAKIT DAN MENGUJI AMPLIFIER ELK.EL02.015.01
BUKU KERJA
DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS BALAI BESAR PENGEMBANGAN LATIHAN KERJA LUAR NEGERI (B2PLKLN) CEVEST BEKASI Jl. Guntur Raya Nomor 1, Bekasi 17144, Telepon 8841147 Fax 8841146
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL02.015.01
DAFTAR ISI
Daftar Isi ............................................................................................................... 1
BAB I STANDAR KOMPETENSI ...................................................................... 2 1.1.
1.2.
Unit Kompetensi yang Dipelajari ................................................... 2 1.1.1
Judul Unit ....................................................................... 2
1.1.2
Kode Unit ........................................................................ 2
1.1.3
Deskripsi Unit .................................................................. 2
1.1.4
Elemen Kompetensi ......................................................... 2
1.1.5
Batasan Variabel ............................................................. 3
1.1.6
Panduan Penilaian ........................................................... 4
Kompetensi Kunci ........................................................................ 5
BAB II TAHAPAN BELAJAR ............................................................................ 6
BAB III TUGAS TEORI DAN UNJUK KERJA .................................................... 13 3.1
Tugas Tertulis ............................................................................... 13
3.2
Tugas Unjuk kerja ......................................................................... 22
3.3
Daftar Cek Tertulis dan Unjuk Kerja ............................................... 23
Judul Modul: Buku Kerja
Merakit dan menguji Amplifier Versi: 2008
Halaman:
1 dari 30
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL02.015.01
BAB I STANDAR KOMPETENSI 1.1 Unit Kompetensi yang dipelajari Dalam sistem pelatihan , standar kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan untuk dapat : • Mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan • Mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta latihan • Memeriksa kemajuan peserta pelatihan • Meyakinkan bahwa semua elemen (sub kompetensi) dan kriteria unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian
1.2 KODE UNIT
: ELK.EL.02.015.01
1.3 JUDUL UNIT
:
Merakit dan Menguji Amplifier
1.4 DESKRIPSI UNIT
:
Unit kompetensi ini menetapkan. bagaimana seseorang mempunyai keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja bagaimana merakit dan menguji sebuah amplifier.
1.5. Kemampuan Awal Peserta pelatihan harus telah memiliki kemampuan awal menyolder dan Merakit peralatan elektronika sederhana.
1.6
Elemen Kompetensi
Sub Kompetensi / Elemen 1.0 Menjelaskan bagaimana sebuah penguat sistim audio bekerja.
Judul Modul: Buku Kerja
Kriteria Unjuk Kerja 1.1. Pengertian dan Sistim Audio dijelaskan 1.2. Blok Diagram Dan Cara Kerja Audio Amplifier dijelaskan 1.3. Penguat sistim Audio Stereo dijelaskan
Merakit dan menguji Amplifier Versi: 2008
Halaman:
2 dari 30
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Sub Kompetensi / Elemen 2.0 Merakit rangkaian penguat mula & pengatur nada (tone control). 3.0 . Menguji rangkaian penguat mula (tone control).
Kode Modul ELK.EL02.015.01
Kriteria Unjuk Kerja 2.1 Cara kerja penguat mula dijelaskan. 2.2 Merancang sebuah penguat mula & pengatur nada dijelaskan. 2.3. Merakit penguat mula & pengatur nada didemonstrasikan 3.1. Cara kerja sinyal injector dijelaskan 3.2. Pengukuran respon frequensi rangkaian penguat mula didemonstrasikan 3.3. Pengukuran penguatan /pelemahan bass dan treeble didemonstrasikan .
4.0 Merakit rangkaian penguat daya
4.1. Spesifikasi penguat daya yang baik dijelaskan 4.2. Merancang sebuah piranti penguat daya dijelaskan . 4.3. Merakit sebuah piranti penguat daya didemonstrasi kan
5.0 Menguji rangkaian penguat daya.
5.1. Pengujian dengan sinyal injector didemonstrasikan . 5.2. Pengukuran tegangan dan arus didemonstrasikan 5.3. Pengukuran kemampuan penguatan daya didemonstrasi kan
6.0 Menentukan spesifikasi sebuah piranti amplifier HiFi.
1.7
6.1. Spesifikasi teknis yang diperlukan sebuah piranti amplifier dijelaskan. 6.2. Pengukuran distorsi piranti amplifier didemonstrasikan.
Batasan Variabel 1. Unit ini berlaku untuk seluruh sektor listrik. 2. Menguji sebuah amplifier merupakan keahlian khusus untuk menetapkan sebuah amplifier mempunyai sifat Hi Fi
1.7.1 Batasan Konteks
Judul Modul: Buku Kerja
Merakit dan menguji Amplifier Versi: 2008
Halaman:
3 dari 30
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL02.015.01
Standar kompetensi ini digunakan untuk jasa pelayanan pemeliharaan/servis dan perbaikan dibidang audio video
1.7.2 Sumber informasi/dokumen dapat termasuk : •
Spesifikasi pabrik amplifier
•
SOP (Standard Operation Procedures) perusahaan
•
Kebutuhan pelanggan
•
Persyaratan di tempat kerja
1.7.3 Pelaksanaan K3 harus memenuhi : •
Undang-undang tentang K3
•
Ketentuan-ketentuan di bidang industri.
1.7.4 Sumber-sumber dapat termasuk :
1.8
•
Peralatan tangan, lampu tes, multimeter
•
Peralatan bertenaga, peralatan khusus, perlengkapan menyolder
Panduan Penilaian
1.8.1. Pengetahuan dan keterampilan penunjang Untuk
mendemontrasikan kompetensi, diperlukan bukti keterampilan dan
pengetahuan dibidang berikut ini : a. Pengetahuan dasar yang dibutuhkan : •
Pengetahuan komponen elektronika.
•
Karakteristik transistor.
•
Dasar elektronika
b. Keterampilan dasar.
Judul Modul: Buku Kerja
•
Keterampilan menyolder.
•
Membuat lubang pada plat.
Merakit dan menguji Amplifier Versi: 2008
Halaman:
4 dari 30
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
•
Pengkabelan .
•
Penggunaan multimeter
•
Keahlian desain dasar.
Kode Modul ELK.EL02.015.01
1.8.2. Konteks penilaian Kompetensi harus diujikan di tempat kerja atau tempat lain secara praktek dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.8.3. Aspek penting penilaian Aspek yang harus diperhatikan : o Kemampuan merakit sebuah amplifier. o Kemampuan mengoperasikan alat ukur. o Kemampuan menguji amplifier.
1.8.4. Kaitan dengan unit-unit lainnya •
Unit ini juga mendukung kinerja dalam unit-unit kompetensi yang berkaitan dengan Perakitan (assembly) dan Pengopersian alat ukur/uji peralatan elektronika.
•
Pengembangan pelatihan untuk memenuhi persyaratan dalam unit ini perlu melakukan perakitan berbagai macam amplifier yang dayanya kecil maupun yang besar. Yang menggunakan transistor maupun IC.
1.9.
Kompetensi Kunci
NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI
TINGKAT
1
Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi
1
2
Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi
1
3
Merencanakan dan mengorganisir aktivitas-aktivitas
1
4
Bekerja dengan orang lain dan kelompok
-
5
Menggunakan ide-ide dan teknik matematika
1
6
Memecahkan masalah
1
7
Menggunakan teknologi
1
Judul Modul: Buku Kerja
Merakit dan menguji Amplifier Versi: 2008
Halaman:
5 dari 30
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL02.015.01
1.9. Kompetensi Kunci
NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI
TINGKAT
1
Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi
1
2
Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi
1
3
Merencanakan dan mengorganisir aktivitas-aktivitas
1
4
Bekerja dengan orang lain dan kelompok
-
5
Menggunakan ide-ide dan teknik matematika
1
6
Memecahkan masalah
1
7
Menggunakan teknologi
1
Judul Modul: Buku Kerja
Merakit dan menguji Amplifier Versi: 2008
Halaman:
6 dari 30
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL02.015.01
• BAB II TAHAPAN BELAJAR Langkah-langkah/tahapan belajar iii Penyajian bahan, pengajaran, peserta dan penilai harus yakin dapat memenuhi seluruh rincian yang tertuang dalam standar kompetensi. m Isi perencanaan merupakan kaitan antara kriteria unjuk kerja dengan pokok-pokok keterampilan dan pengetahuan. i« Peserta harus mengenali berbagai jenis peralatan audio yang umum digunakan
••m Belajar membuat sebuah amplifier sesuai kebutuhan.
KU K 1.1
1.2
Indikator Kerja
Tahapan Belajar
Sumber
Blok Diagram dan Cara Kerja Audio Amplifier dijelaskan
Mengelompokkan komponenkomponen sesuai blok fungsi rangkaian amplifier
Mempelajari skema rangkaian sebuah amplifier
Skema rangkaian buku manua
Penguat sistim Audio Stereo dijelaskan
Mengetahui tambahan komponen dari sistim mono, dan fitur-fitur stereo
Mempeajari skema rangkaian sebuah amplifier sistem stereo Dan fitur sistem stereo
2.1,
Cara kerja penguat mula dijelaskan.
Memahami proses pengolahan sinyal pada rangkaian penguat mula
Mempelajari bagaimana sinyal audio dikuatkan dan difilter oleh rangkaian
2.2
Merancang sebuah penguat mula dijelaskan.
Kebutuhan komponen, PCB, chasis dan yang lainnya diinventarisi dan diuji baik
Mempelajari kebutuhan rangkaian penguat mula dan cara menguji baik buruknya komponen
Judul Modul: Buku Kerja
Merakit dan menguji Amplifier Versi: 2008
Skema rangkaian kitl Skema rangkaian buku manua Skema rangkaian kit Buku informasi
Kit rangkaian penguat mula dan skema
Halaman:
7 dari 30
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
2.3
3.1
3.2
3.3
4.1
Kode Modul ELK.EL02.015.01
Merakit penguat daya didemon strasikan
Merakit kit tone
Menginsert, menyol
Buku
control secara
der komponen dan
Informasi
lengkap
membaca skema
Pengujian dengan sinyal injector didemonstrasikan
Dapat menentukan titik-titik pengujin pada rangkaian penguat mula (tone control)
Karakteristik transistor
Pengukuran respon frequensi rangkaian penguat muta didemonstrasi kan Pengukuran penguatan /pelemahan bass dan treeble didemonstra sikan
Dapat mengukur
- Rangkaian filter RC
Dasar
kehandalan rangkaian penguat mula (tone control)
- Rangkaian pengat dan peredam
Elektronika
Spesifikasi penguat daya yang baik dijelaskan
Dapat menjelaskan
Rangkaian penguat
Dasar
kemampuan penguat
akhir amplifier
Elektronika
daya penguat daya
Jenis-jenis penguat
Buku
sesuai kebutuhan
daya
Informasi
- Langkah-langkah merakit
Buku kerja
Skema
sebagai penguat,
rangkaian tone
rangkaian filter
control
Dapat mengukur
-Mengoperasikan
Buku Manual
lebar band width
oscilloscope
oscilloscope
rangkaian penguat
- satuan dB
mula (tone control)
daya Dapat membentuk 4.2
4.3
Merancang Sebuah piranti penguat daya dijelaskan .
Merakit Sebuah Merakit penguat piranti daya dengan baik penguat daya dide monstrasikan
Judul Modul: Buku Kerja
- Keselamatan dan hal-hal penting yang harus diperhatikan
Merakit dan menguji Amplifier Versi: 2008
Halaman:
8 dari 30
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
5.1
5.2
5.3
6.1
6.2
Kode Modul ELK.EL02.015.01
Pengujian Dengan sinyal injector didemonstrasikan .
Dapat menentukan titik-titik pengujin pada rangkaian penguat mula (tone control)
Karakteristik transistor
Pengukuran tegangan dan arus didemons trasl kan
Mendapatkan nilai tes dan arus pada rangkaian penguat daya
- Karakteristik penguat di potensial.
Pengujian Kemampuan penguatan daya dide monstrasikan
Dapat mengukur daya dari sebuah
Pengukuran daya
Spesifikasi teknis yang diperlukan sebuah piranti amplifier dijelaskan.
Menjelaskan halhal
Pengukuran distorsi piranti amplifier didemonstras ikan
Distorsi sebuah
Judul Modul: Buku Kerja
Rangkaian penguat daya
sebagai penguat, rangkaian filter Dasar elektronika
- Karakteristik penguat push pull. Buku latihan
satuan di Bell
rangkaian penguat daya.
Impedansi input dan
Buku latihan
output
yang diperlukan.
Alat distorsi meter
Buku kerja
amplifier dapat diukur
Merakit dan menguji Amplifier Versi: 2008
Halaman:
9 dari 30
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL02.015.01
BAB III TUGAS TEORI DAN UNJUK KERJA
3.1. Tugas Tertulis
Tugas tertulis dapat digunankan oleh panitia untuk mengidentifikasi kesiapan Anda untuk melaksanakan penilaian unjuk kerja.
Penilaian akan menggunakan satu atau lebih pertanyaan untuk setiap elemen, jika penilai kurang puas dengan kesiapan Anda dalam melakukan Penilaian Unjuk Kerja, maka rencana pelatihan atau Penilaian Unjuk Kerja
ulang /remidial akan
dibicarakan antara Anda dengan Penilai.
Sub-Kompetensi/Elemen 1.1 : . Pengertian dan Sistim Audio Pertanyaan 1 : 1. a. Apa yang dimaksud dengan penguat (amplifier) b. Jelaskan pengertian “SISTIM AUDIO” terdiri dari apa saja biasanya sistem audio itu c. Terangkan istilah Hi Fi , dan dimana istilah ini digunakan
Jawaban a.
b. Seperangkat . . . . . . . . . . . . . . . .
• • •
Judul Modul: Buku Kerja
Merakit dan menguji Amplifier Versi: 2008
Halaman:
10 dari 30
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL02.015.01
c. Hi-Fi (high fidelity)
Pertanyaan 2 : Sub-Kompetensi/Elemen 1.2. Blok diagram Sistim Audio a. Lengkapilah blok diagram dibawah ini dengan mengisi nama-nama blok. b. Jelaskan Cara Kerja dan fungsi setiap blok.
2
in
1
3
4
out
5
Jawaban : 1. Penguat mula (Preamplifier) Berfungsi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2. Tone Control Berfungsi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3. Penguat Tegangan (Volt Amplifier) Berfungsi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Judul Modul: Buku Kerja
Merakit dan menguji Amplifier Versi: 2008
Halaman:
11 dari 30
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL02.015.01
4. Penguat Daya Berfungsi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
5. Catu Daya Berfungsi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Pertanyaan 3 : Sub-Kompetensi/Elemen 1.3. Sistim Audio stereo a. Jelaskan sistim Audio Stereo dibandingakn dengan sistim audio mono. b. Apa maksud dan tujuan dari sistim strereo tersebut. Jawaban : a. b. Pertanyaan 4 : Sub-Kompetensi/Elemen 2.1. Penguat mula dan tone control a. Sebutkan fungsi dari rangkaian yang ada pada blok penguat mula dan tone control Jawaban : (ada 7 macam) b. Berapa frekuensi yang dikuatkan/dilemahkan oleh pengatur treble dan bass Untuk treble frekuensi . . . . . . . . . . . . .dan pengatur bass frekuensi . . . . . . . . . . . . . ..
Judul Modul: Buku Kerja
Merakit dan menguji Amplifier Versi: 2008
Halaman:
12 dari 30
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL02.015.01
Pertanyaan 5 : Sub-Kompetensi/Elemen 2.2. Merancang Penguat mula dan tone control a. IC apa yang baik untuk rangkaian penguat mula ini ? Apa yang diperlukan apabila kita menggunakan IC Bifet 084? b. Buat skema blok diagram rangkaiannya apabila kita akan merancang sebuah penguat stereo c. Sebutkan daftar penambahan komponennya d. Gambarkan dua macam cara (menempatkan potensiometer) dalam mengatur suara balans kiri dan kanan.
Jawaban : a.
b. skema blok diagram rangkaian amplifier stereo
d. Cara 1 diletakkan di bagian input penguat mula Cara 2 diletakkan di bagian output penguat mula
Pertanyaan 6 :
Sub-Kompetensi/Elemen 4.1. Spesifikasi Penguat Daya a. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam sebuah penguat daya. b. Berapa nilai spesifikasi yang harus dipenuhi sebuah penguat daya kelas Hi-Fi. c. Usaha apa untuk mengurangi distorsi pada penguat daya Jawaban : a. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam sebuah penguat daya. 1. 2
Judul Modul: Buku Kerja
Merakit dan menguji Amplifier Versi: 2008
Halaman:
13 dari 30
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL02.015.01
3 4 5 6, 7, 8, 9 Pertanyaan 7 : Sub-Kompetensi/Elemen 4.2. Merancang penguat daya a. Apa yang perlu diperhatikan ketika kita akan merancang penguat daya diatas 100 watt. Jawaban : Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang penguat daya : a. Catu daya b. Kapasitor c. Transistor / IC
Pertanyaan 8 :
Sub-Kompetensi/Elemen 4.2. Merancang penguat daya Sebutkan spesifkasi teknis yang diperlukan untuk sebuah amplifier kelas Hi-Fi a. Untuk bagian penguat daya b. Untuk bagian preamp dan tone control Jawaban :
BAGIAN PENGUAT DAYA (POWER AMPLIFIER) : Daya output
............
Distorsi Harmonik Todal (THD)
Judul Modul: Buku Kerja
Merakit dan menguji Amplifier Versi: 2008
Halaman:
14 dari 30
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Distorsi Imermodulasi . . . . . .
Kode Modul ELK.EL02.015.01
<
Kelebaran Daya (Power Band width) Respons Frekwensi . . . . . . . . S/N
..................
Faktor Damping . . . . . . . . . . Kepekaan input/lmpedansi . . . . Impedansi speaker
........
3.2. Tugas Unjuk Kerja 3.2.1 Tugas 1 : Merakit Penguat Mula dan Tone Control (Kriteria Unjuk Kerja : 2.3) Petunjuk langkah-langkah kerja a. Rencanakan sebuah rangkaian tone control yang mempunyai kendali (control) volume, bass, treeble, dan balans. Tegangan catu +12 volt. b. Gambarkan Skema diagram rangkaian penguat mula dan tone control lengkap dengan nomor komponen , type dan jenis komponen pada halaman 20 buku kerja ini. c. Identifikasi kebutuhan komponen yang dipasang pada PCB Contoh tabel No.
No. Komponen
1
NAMA KOMPONEN
SPESIFIKASI
JUMLAH
KETERA NGAN
R1
2
d. Identifikasi kebutuhan asesoris yang akan dipasang pada chasis dasar, panel depan maupun panel belakang secara lengkap Contoh tabel No.
Judul Modul: Buku Kerja
NAMA BARANG
SPESIFIKASI
Merakit dan menguji Amplifier Versi: 2008
JUMLAH
KETERANGAN
Halaman:
15 dari 30
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL02.015.01
1 2
e. Insert komponen pada PCB sesuai dengan ketentuan. f. Solder komponen mulai dengan komponen yang paling rendah. g. Uji dengan Ohm meter terminal-terminal tegangan catu untuk mencegah hubung singkat yang akan merusak catu daya. Lembar untuk gambar skema penguat mula dan tone control 3.2.2 Tugas 2 : Pengujian dengan sinyal injector atau sinyal generator pada rangkaian Penguat Mula dan Tone Control (Kriteria Unjuk Kerja : 3.1) Petunjuk langkah-langkah kerja 1. Siapkan tegangan catu (power supply ) yang outputnya mensuply tegangan 12 volt atau sesusi dengan kit rangkaian , serta arusnya minimal 200 mA. 2. Siapkan Sinyal Injector atau Sinyal Audio Generator yang mengeluarkan gelombang sinus atau segi empat 1 KHz, level tegangan 0,2 mVolt. Level tegangan rendah dapat dicapai dengan menggunakan fasilitas attenuator apabila tersedia. 3. Pasang pada output rangkaian Penguat Mula dan Tone Control earphone atau buzer 4. Umpankan sinyal kepada titik-titik input rangkaian penguat, lihat skema rangkaian , bila transistor pada basisnya 5. Buatlah tabel pengukuran seperti contoh dibawah ini. No
Titik pengumpanan (test point)
tegangan
keterangan
1 2 Dst.
Judul Modul: Buku Kerja
Merakit dan menguji Amplifier Versi: 2008
Halaman:
16 dari 30
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL02.015.01
Keterangan : kolom tegangan adalah hasil pengukuran pada terminal output rangkaian , dengan menggunakan voltmeter pada probe " output " atau gunakan voltmeter AC yang ujungnya diseri kapasitor sebesar 100nF
3.2.3 Tugas 3 : Pengukuran respon frequensi rangkaian penguat mula dan Tone Control (Kriteria Unjuk Kerja : 3.2) Petunjuk langkah-langkah kerja 1. Siapkan tegangan catu (power supply ) yang outputnya mensuply tegangan 12 volt atau sesusi dengan kit rangkaian , serta arusnya minimal 200 mA. 2. Siapkan Sinyal Audio Generator yang mengeluarkan gelombang sinus dan segi empat 1 KHz, level tegangan 0,2 mVolt. Pilihan frekuensi mulai dari 50 Hz sampai dengan 20 KHz 3. Pasang pada output rangkaian Penguat Mula dan Tone Control Oscilloscope 4. Umpankan sinyal kepada input rangkaian penguat, Buatlah tabel pengukuran seperti contoh dibawah ini. 5. Mulailah dengan frekuensi 50 Hz selanjutnya kalikan frekuensi awal dengna faktor pengali 2 log (frek. Sebelumnya) No 1
Frekuensi
tegangan
keterangan
50 Hz
2 Dst.
3.2.4 Tugas 4 : Pengukuran rangkaian penguat dan peredam pada rangkain Tone Control (Kriteria Unjuk Kerja : 3.3)
Judul Modul: Buku Kerja
Merakit dan menguji Amplifier Versi: 2008
Halaman:
17 dari 30
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL02.015.01
6. Siapkan tegangan catu (power supply ) yang outputnya mensuply tegangan 12 volt atau sesusi dengan kit rangkaian , serta arusnya minimal 200 mA. 7. Siapkan Sinyal Audio Generator yang mengeluarkan gelombang sinus dan segi empat 1 KHz, level tegangan 0,2 mVolt. Pilihan frekuensi mulai dari 50 Hz sampai dengan 20 KHz 8. Pasang pada output rangkaian Penguat Mula dan Tone Control Oscilloscope 9. Umpankan sinyal kepada input rangkaian penguat, Buatlah tabel pengukuran seperti contoh dibawah ini. 10. Mulailah dengan frekuensi 50 Hz selanjutnya kalikan frekuensi awal dengna faktor pengali 2 log (frek. Sebelumnya) No
Frekuensi
1
tegangan
keterangan
50 Hz
2 Dst.
3.2.5 Tugas 5 : Merakit Penguat Daya (Power Amplifier) (Kriteria Unjuk Kerja : 4.3) Petunjuk langkah-langkah kerja Rencanakan sebuah rangkaian Penguat Daya (Power Amplifier) 1. Gambarkan Skema diagram rangkaian Penguat Daya lengkap dengan nomor komponen , type dan jenis komponen pada halaman 25 buku kerja ini. 2. Identifikasi kebutuhan komponen yang dipasang pada PCB
Contoh tabel No.
No. Komponen
Judul Modul: Buku Kerja
NAMA KOMPONEN
SPESIFIKASI
Merakit dan menguji Amplifier Versi: 2008
JUMLAH
KETERA NGAN
Halaman:
18 dari 30
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
1
Kode Modul ELK.EL02.015.01
R1
2
3. Identifikasi kebutuhan asesoris yang akan dipasang pada chasis dasar, panel depan maupun panel belakang yang berkaitan dengan rangkaian penguat daya. Contoh tabel No.
NAMA BARANG
SPESIFIKASI
JUMLAH
KETERANGAN
1 2
4. Insert komponen pada PCB sesuai dengan ketentuan. 5. Solder komponen mulai dengan komponen yang paling rendah. 6. Uji dengan Ohm meter terminal-terminal tegangan catu untuk mencegah hubung singkat yang akan merusak catu daya.
Lembar untuk gambar skema penguat daya (power amplifier)
Judul Modul: Buku Kerja
Merakit dan menguji Amplifier Versi: 2008
Halaman:
19 dari 30
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
3.2.6
Kode Modul ELK.EL02.015.01
Tugas 6 : : Pengujian dengan sinyal injector atau sinyal generator pada rangkaian Penguat Daya (Kriteria Unjuk Kerja : 5.1)
Petunjuk langkah-langkah kerja 1. Buat catu daya +42 volt, Ground -42volt. Minimal 3 Ampere, dilengkapi dengan saklar dan pengaman (sikring) 2. Tempatkan rangkaian catu daya dan rangkaian penguat daya dalam satu box 3. Siapkan Sinyal Injector atau Sinyal Audio Generator yang mengeluarkan gelombang sinus atau segi empat 1 KHz, level tegangan 200 mVolt. Level tegangan rendah dapat dicapai dengan menggunakan fasilitas attenuator apabila tersedia. 4. Pasang pada output rangkaian Penguat Daya 2 box buah Speker yang berkekuatan minimal 100 watt 5. Umpankan sinyal kepada titik-titik input rangkaian penguat, lihat skema rangkaian , bila transistor pada basisnya 6. Buatlah tabel pengukuran seperti contoh dibawah ini.
7. Contoh tabel pengukuran No
Titik pengumpanan (test point)
Tegangan output
keterangan
1 2 Dst.
Keterangan : kolom tegangan adalah hasil pengukuran pada terminal output rangkaian , dengan menggunakan voltmeter pada probe " output " atau gunakan voltmeter AC yang ujungnya diseri kapasitor sebesar 100nF
8. Buat laporan hasil pengukuran dan kesimpulan anda
Judul Modul: Buku Kerja
Merakit dan menguji Amplifier Versi: 2008
Halaman:
20 dari 30
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL02.015.01
3.2.7 Tugas 7 : : Pengukuran tegangan dan arus rangkaian penguat daya (Kriteria Unjuk Kerja : 5.2) Petunjuk langkah-langkah kerja 1. Siapkan tegangan catu daya terbagi (split power supply ) yang outputnya mensuply tegangan + 42 volt, Ground dan - 42 volt atau sesusi dengan kit rangkaian , serta arusnya minimal 3 A. 2. Siapkan Sinyal Injector atau Sinyal Audio Generator yang mengeluarkan gelombang sinus atau segi empat 1 KHz, level tegangan 200 mVolt. Level tegangan rendah dapat dicapai dengan menggunakan fasilitas attenuator apabila tersedia. 3. Pasang pada output rangkaian Penguat Daya 2 box buah Speker 4. Umpankan sinyal kepada pada input rangkaian penguat, lihat skema rangkaian , bila transistor pada basisnya 5. Buatlah tabel pengukuran tegangna seperti contoh dibawah ini.
No
Titik pengukuran (test point) Komponen
Kaki / pin
tegangan Dengan sinyal
Tanpa sinyal
6. Ukur arus pada terminal positif dan terminal negatif catu daya dengan menggunakan ampermeter dengan batas ukur minimal 5 Ampere a. Arus pada terminal positif . . . . . . . . . . . . . Ampere b. Arus pada terminal negatif . . . . . . . . . . . . . Ampere
Hitung
Judul Modul: Buku Kerja
daya
dari
rangkaian
Merakit dan menguji Amplifier Versi: 2008
power
amplifier
Halaman:
ini
21 dari 30
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL02.015.01
3.2.7 Tugas 7 : : Pengujian kemampuan penguatan daya rangkaian penguat daya (Kriteria Unjuk Kerja : 5.3) Petunjuk langkah-langkah kerja 1. Siapkan tegangan catu daya terbagi (split power supply ) yang outputnya mensuply tegangan + 42 volt, Ground dan - 42 volt atau sesusi dengan kit rangkaian , serta arusnya minimal 3 A. 2. Siapkan Sinyal Audio Generator yang mengeluarkan gelombang sinus atau segi empat 1 KHz, level tegangan variable antara 20 s/d 200 mVolt. Umpankan pada input 3. Siapkan Oscilloscope set pada selektor volt/div terbesar dan time/div sekitar frekuensi audio (1 KHz) 4. Pasang pada output rangkaian Penguat Daya 2 box buah Speker 5. Ubah-ubah level tegangan Sinyal Audio Generator, amati pada oscilloscope. Berapa Vp-p tegangan output 6. Untuk mendapatkan daya rms output rangkaian, kalikan tegangan output dengan arus DC pada terminal catu daya (lihat tugas 6) 7. Untuk mendapatkan daya PMPO (Peak music power output ) , umpankan sinyal musik pada input, amati pada oscilloscope puncak gelombang tertinggi kalikan dengan arus DC pada terminal catu daya (lihat tugas 6) Daya RMS . . . . . . . . . . . . . watt Daya PMPO . . . . . . . . . . . . . watt
3.3 Daftar Cek Unjuk Kerja Demonstrasikan validitas perencanaan berkaitan komponen standar kompetensi
Kode unit
: ELK.EL02.015.01
Judul Unit
: Merakit dan Menguji Amplifier KUK
Judul Modul: Buku Kerja
Ya
Merakit dan menguji Amplifier Versi: 2008
Tidak
Halaman:
22 dari 30
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
1.
Apakah Peserta latihan mampu menggambarkan blok diagram
2.
Apakah Peserta latihan mampu mejelaskan cara kerja setiap blok diagram
3.
Apakah peserta latihan mampu cara kerja penguat mula (tone control)
4.
Apakah Peserta latihan mampu mengidentifikasi komponen-komponen rangkaian penguat mula
5.
Apakah Peserta latihan mampu menguji baik/ buruknya kemampuan penguat mula
6.
Apakah Peserta latihan mampu merakit rangkaian penguat mula sesuai dengan ketentuan
7.
Apakah Peserta latihan mampu menguji rangkaian dengan mengukur sinyal injektor
8.
Apakah Peserta latihan mampu mengukur respon dengan injektor osciloscop
9.
Apakah Peserta latihan mampu mengukur penguatan dan menekan bass dan treeble dengan mengukur sinyal injektor dan osciloscop / avo meter
10 .
Apakah Peserta latihan mampu mejelaskan speaker penguat daya yang ideal
11
Apakah Peserta latihan mampu memilih rangkaian penguat daya yang dibutuhkan
12
Apakah Peserta latihan mampu merancang powwersupply untuk penguat daya
13
Apakah Peserta latihan mampu merakit rangkaian penguat mula sesuai dengan ketentuan
14
Apakah Peserta latihan mampu menentukan titik-titik pengujian pada test rangkaian penguat daya dengan sinyal injektor dan level-
Judul Modul: Buku Kerja
Merakit dan menguji Amplifier Versi: 2008
Kode Modul ELK.EL02.015.01
Halaman:
23 dari 30
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
Kode Modul ELK.EL02.015.01
level outputnya
15
Apakah Peserta latihan mampu menentukan titik-titik pengujian pada test rangkaian penguat daya dengan sinyal injektor dan levellevel outputnyapenguji dan level-level test
16
Apakah Peserta latihan mampu mengukur daya output dengan volt meter dan ampere meter Mengukur cacat gelombang output
17
Apakah Peserta latihan mampu menjelaskan batasan speaker tehnik pembuatan HIFI
18
Apakah Peserta latihan mampu mengukur distorsi sebuah amplifier
Kondisi Unjuk Kerja Penunjang Ketrampilan Aspek - aspek penting dalam pengujian
Judul Modul: Buku Kerja
Merakit dan menguji Amplifier Versi: 2008
Halaman:
24 dari 30
MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR LISTRIK SUB SEKTOR ELEKTRONIKA INDUSTRI
MERAKIT DAN MENGUJI AMPLIFIER ELK.EL.02.015.01
BUKU PENILAIAN
DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS BALAI BESAR PENGEMBANGAN LATIHAN KERJA LUAR NEGERI (B2PLKLN) CEVEST BEKASI Jl. Guntur Raya Nomor 1, Bekasi 17144, Telepon 8841147 Fax 8841146
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
ELK.EL.02.015.01
DAFTAR ISI
Daftar Isi ......................................................................................................... 1
BAB I KONSEP PENILAIAN ........................................................................... 2 1.1.
Bagaimana Instruktur akan Menilai ...............................................2
1.2.
Tipe Penilaian ..............................................................................3
BAB II PELAKSANAAN PENILAIAN ................................................................ 4 2.1.
Kunci Jawaban Tugas-tugas Teori .................................................4
2.2.
Kunci Jawaban Tugas Unjuk Kerja..................................................10
2.3.
Daftar Check Unjuk Kerja (Praktek) ...............................................11
2.4.
Checklist Teori dan Praktek............................................................12
LEMBAR PENILAIAN ....................................................................................... 14
Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Penilaian Versi: 2008
Halaman: 1 dari 14
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
ELK.EL.02.015.01
BAB I KONSEP PENILAIAN
1.1.
Bagaimana Instruktur akan Menilai
Dalam sistem berdasarkan Kompetensi, penilai akan mengumpulkan bukti dan membuat pertimbangan mengenai pengetahuan, pemahaman dan unjuk kerja tugas-tugas Anda dan sikap Anda terhadap pekerjaan. Anda akan dinilai untuk menentukan apakah Anda telah mencapai kompetensi sesuai dengan standar yang dijelaskan dalam Kriteria Unjuk Kerja.
Pada pelatihan berdasarkan kompetensi, pendekatan yang banyak digunakan untuk penilaian adalah “Penilaian berdasarkan criteria/Criterion-Referenced
Assessment”. Pendekatan ini mengukur unjuk kerja Anda terhadap sejumlah standar. Standar yang digunakan dijelaskan dalam Kriteria Unjuk Kerja.
Penilaian dapat dilaksanakan dengan tujuan sebagai bantuan dan dukungan belajar. Tipe penilaian ini adalah formatif dan merupakan proses yang sedang berjalan.
Penilaian juga dapat dilaksanakan untuk menentukan apakah Anda telah mencapai hasil program belajar (contohnya pencapaian kompetensi dalam Unit). Tipe penilaian ini adalah sumatif dan merupakan penilaian akhir.
Penilaian dapat dilaksanakan di industri (ditempat kerja) atau dilembaga pelatihan (diluar tempat kerja). Jika memungkinkan, sebaiknya penilaian dilaksanakan ditempat kerja sehingga penilai dapat mengamati Anda melakukan kegiatan normal ditempat kerja.
Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Penilaian Versi: 2008
Halaman: 2 dari 14
1.2.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
ELK.EL.02.015.01
Tipe Penilaian
Test Tertulis Test tertulis akan menilai pengetahuan Anda dan pemahaman konsep dan prinsip yang merupakan dasar unjuk kerja tugas-tugas Anda. Test tertulis biasanya berupa seri pertanyaan pilihan ganda atau beberapa bentuk test tertulis objectif lainnya, yaitu tes dimana setiap pertanyaan memiliki satu jawaban benar.
Test Unjuk Kerja Test unjuk kerja akan menilai kompetensi Anda dalam menampilkan tugas-tugas elemen terhadap standar yang dijelaskan dalam Kriteria Unjuk Kerja. Oleh sebab itu Anda akan menerapkan pengetahuan dan pemahaman Anda terhadap unjuk kerja tugas-tugas. Penilai biasanya menggunakan daftar cek analisis elemen sebagai pedoman untuk menentukan kompetensi Anda dan akan memberikan umpan balik mengenai unjuk kerja dan jika perlu, merencanakan pelatihan lanjutan jika Anda belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama.
Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Penilaian Versi: 2008
Halaman: 3 dari 14
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
ELK.EL.02.015.01
BAB II PELAKSANAAN PENILAIAN
2.1
Kunci Jawaban Tugas-tugas Teori
Pertanyaan 1 : 1. a. Apa yang dimaksud dengan penguat (amplifier) b. Jelaskan pengertian “SISTIM AUDIO” c. Terangkan istilah Hi Fi , dan dimana istilah ini digunakan Jawaban a. Piranti yang digunakan untuk menguatkan suara yang dapat didengar oleh manusia (audio). Piranti ini disebut juga power amplifier, karena maksud dari piranti ini adalah menguatkan daya dari getaran yang berasal dari piranti-piranti yang menghasilkan suara audio. Audio adalah frekuensi-frekuensi (getaran) yang dapat didengar oleh telinga manusia, yang besarnya antara 20 sampai dengan 20 000 Hz . Jadi Audio Amplifier adalah piranti elektronik yang dapat menguatkan atau memperbesar sinyal dalam kisaran frekuensi audio. Besarnya penguatan tergantung dari rancangan amplifier tersebut. Pengertian amplifier secara umum tidak dibatasi untuk frekuensi audio saja. Amplifier dapat dirancang untuk menguatkan semua frekuensi gelombang elektronik. b. Seperangkat piranti yang dapat mereproduksi serta dapat menghadirkan suara dan suasana aslinya . Biasanya sistim audio terdiri dari 1. Penguat mula (Pre-amplifier). 2. Penguat daya 3. Penguat Equalizer 4. Cassette player + preamp head. 5. Radio tuner AM/FM 6. Sumber tenaga/daya. 7. Loudspeaker c. Hi-Fi (high fidelity) istilah sistem audio yang berkualitas yang dapat menghasilkan suara sesuai dan seindah bunyi aslinya," bersih tanpa ada tambahan bunyi-bunyi lainnya. Paling
Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Penilaian Versi: 2008
Halaman: 4 dari 14
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
ELK.EL.02.015.01
tidak bisa mendekatinya dan kalau pun ada bunyi tambahan (dengung, gemerisik) bisa sekecil mungkin dan tidak begitu mengganggu. Selain itu juga dapat menghadirkan suasana seperti musik aslinya. Seperti musik yang direproduksi mengandung efek ruang (stereophonic, quadraphonic atau ambisonic), sehingga kita seolah-olah berhadapan langsung(live).
Pertanyaan 2 : Sub-Kompetensi/Elemen 1.2. Blok diagram Sistim Audio o Lengkapilah blok diagram dibawah ini dengan mengisi nama-nama blok. o Jelaskan Cara Kerja dan fungsi setiap blok. 2
in
1
3
4
out
5
Jawaban :
1. Penguat mula (Preamplifier) Berfungsi menguatkan amplitude sinyal dari piranti seperti mikrofon, tape recorder head dan lain lain. Fungsi lain adalah sebagai penyesuai (matching) impedansi 2. Tone Control berfungsi mengatur penguatan dan pelemahan frekuensi tinggi (treeble) dan penguatan frekuensi rendah (bass) atau kadang-kadang juga frekuensi menengah (midle). Pengaturan sesuai kebutuhan. 3. Penguat Tegangan (Volt Amplifier) Berfungsi menguatkan\ tone control,
tegangan sinyal output yang
dihasilkan oleh preamplifier dan
Tegangan (amplitude) sinyal ini masih sangat kecil sekitar 0.5 s/d 1 m Volt.
Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Penilaian Versi: 2008
Halaman: 5 dari 14
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
ELK.EL.02.015.01
Sinyal ini harus dikuatkan agar dapat menggerakkan blok rangkaian berikutnya sehingga dihasilkan tegangan sinyal 1.000 s/d 1.500 m Volt. (penguatan lebih dari 2000 kali.) 4. Penguat Daya Berfungsi menguatkan arus sinyal sehingga dihasilkan daya yang diperlukan untuk dapat menggerakkan (menghasilkan medan magnet) pada speaker. 5. Catu Daya Berfungsi memberikan dan menyediakan energi listrik. Energi ini diambil dari sumber luar misalnya PLN kemudian diubah menjadi tegangan-tegangan yang diperlukan. Unit ini harus dapat menyediakan daya listrik secara terus-menerus dan terlegulasi. Catu daya juga harus menyediakan tegangan dan arus yang cukup untuk kebutuhan peralatan elektronika tersebut.
Pertanyaan 3 : Sub-Kompetensi/Elemen 1.3. Sistim Audio stereo a. Jelaskan sistim Audio Stereo dibandingakn dengan sistim audio mono. b. Apa maksud dan tujuan dari sistim strereo tersebut. Jawaban : a. Sistim audio stereo merupakan gabungan 2 unit sistim mono ;Memproses 2 kanal sinyal secara terpisah (kiri dan kanan); Mempunyai dua input dan dua output; dilengkapi dengan pengaturan balans . b. Menghadirkan efek ruang (stereo ) sehingdga audien merasa seperti mendengarkan musik dalam ruangan (gedung) yang besar Pertanyaan 4 : Sub-Kompetensi/Elemen 2.1. Penguat mula dan tone control a. Sebutkan fungsi dari rangkaian yang ada pada blok penguat mula dan tone control b. Berapa frekuensi yang dikuatkan/dilemahkan oleh pengatur treble dan bass
Jawaban : a. Fungsi dari setiap blok penguat daya - Rangkaian input selektor - Penguat ekualiser untuk berbagai jenis input
Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Penilaian Versi: 2008
Halaman: 6 dari 14
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
ELK.EL.02.015.01
- Penguat bass dan treble - Rangkaian peredam noise - Rangkaian filter LPF dan HPF Untuk treble frekuensi diatas 500Hz dan pengatur bass frekuensi dibawah 500Hz
Pertanyaan 5 : Sub-Kompetensi/Elemen 2.2. Merancang Penguat mula dan tone control a. IC apa yang baik untuk rangkaian penguat mula ini ? b. Apa yang diperlukan apabila kita menggunakan IC Bifet 084? c. Buat skema blok diagram rangkaiannya apabila kita akan merancang sebuah penguat stereo d. Sebutkan daftar penambahan komponennya e. Gambarkan dua macam cara (menempatkan potensiometer) dalam mengatur suara balans kiri dan kanan.
Jawaban : a. IC opamp LM387 atau IC opamp BIFET LM084 b. Menggunakan catu audio terbagi plus 12volt ground dan min 12volt c.
In
Pre amplifi er
Voltage amplifier R
Power amplifier R
Voltage amplifier L
Power amplifier L
Out
Tone Control R
Tone Control In L
Pre amplifi er d. C1, C2, C5, C6 = 0,1 µF/50V
;
Vr2
Out
= 50 KΩ (Balance)
Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Penilaian Versi: 2008
Halaman: 7 dari 14
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
ELK.EL.02.015.01
C3, C4
= 3,3 µF/25V
;
LS1,LS2
=8Ω
Vr1
= 50 KΩ (stereo)
;
R1,R2
= 4,7 KΩ
e. Cara 1 diletakkan di bagian input penguat mula (lihat gbr 2.1). Cara 2 diletakkan di bagian output penguat mula (lihat gbr 2.2).
Gambar 2.1.
Gambar 2.21.
Kepekaan Input / lmpedansi / S to N. Mic
..................
Phono
................
2-3 m V / 50kOhm / Lebih besar dari 70 dB. 2,5-5 mV / 50 kOhm / Lebih besar dari 70 dB.
Tape Head . . . . . . . . . . . . . .
2 mV / 50 kOhm /Lebih besar dari 70 dB.
Radio/Tuner
100-200 mV / 50 kOhm / Lebih besar dari 90 dB.
............
Tape . . . . . . . . . . . . . . . . . .
100-200 mV / 50 kOhm / Lebih besar dari 90 dB.
Aux
100-200 mV / 50 kOhm / Lebih besar dari 90 dB.
..................
Respons Frekwensi . . . . . . . .
Minimal 20 Hz sampai 20.000 Hz.
Pengatur nada (tone control) Bass . . . . . . . . . . . . . .
+ 7,5-20 dB pada 40 Hz.
Treble. . . . . . . . . . . . . .
+ 7,5-20 dB pada 10.000 Hz.
Low Filter . . . . . . . . . . . . . .
Pada
40
High Filter . . . . . . . . . . . . . .
Pada
8.000
Hz, Hz,
12 dB/Oktav. 12 dB/Oktav.
Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Penilaian Versi: 2008
Halaman: 8 dari 14
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
ELK.EL.02.015.01
Crosstalk . . . . . . . . . . . . . . . .
Lebih besar dari 30 dB.
Pertanyaan 6 : Sub-Kompetensi/Elemen 4.1. Spesifikasi Penguat Daya a. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam sebuah penguat daya. Jawaban : a. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam sebuah penguat daya. 1. Distorsi (cacat), 2. respons frekwensi, 3. faktor damping, 4. daya output, 5. stabilitas, 6. dengung dan derau (noise), 7. cakap silang (cross-talk), 8. keseimbangan kanal, 9. pengatur nada, 10. filter dan fasilitas umum lainnya Pertanyaan 7 : Apa yang perlu diperhatikan ketika kita akan merancang penguat daya diatas 100 watt. Jawaban : Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang penguat daya : a. Catu daya gunakan trafo yang kapasitas daya(amper) nya cukup misalnya tegangan yang digunakan 30volt daya alpifier 100 watt, maka kebutuhan trafo adalah 100/30 = 3,3 Amper, gunakan trafo 4A atau 5A. b. Gunakan kapasitor filter sesuai dengan arus maksimum rangkaian c. Transistor / IC daya harus diberi pendingin (heatsink)
Pertanyaan 8 : Sebutkan spesifkasi teknis yang diperlukan untuk sebuah amplifier kelas Hi-Fi a. Untuk bagian penguat daya
Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Penilaian Versi: 2008
Halaman: 9 dari 14
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
ELK.EL.02.015.01
b. Untuk bagian preamp dan tone control Jawaban : BAGIAN PENGUAT DAYA (POWER AMPLIFIER) : Daya output
............
Distorsi Harmonik Todal (THD) . Distorsi Imermodulasi . . . . . .
<
Kelebaran Daya (Power Band width) Respons Frekwensi . . . . . . . . S/N
..................
Faktor Damping . . . . . . . . . . Kepekaan input/lmpedansi . . . . Impedansi speaker . . . . . . . .
Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Penilaian Versi: 2008
Halaman: 10 dari 14
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
ELK.EL.02.015.01
2.2 Kunci Jawaban Tugas Unjuk Kerja
Tidak ada pertanyaan pada tugas unjuk kerja (praktek) 2.3 Daftar Check Unjuk Kerja (Praktek)
TUGAS – TUGAS YANG DITAMPILKAN
1
Merakit penguat mula & pengatur nada
2
Pengujian dengan sinyal injector
3
Pengukuran respon frequensi rangkaian penguat mula
4
Pengukuran penguatan /pelemahan bass dan treeble
5
Merakit sebuah piranti penguat daya
6
Pengujian dengan sinyal injector
7
Pengukuran tegangan dan arus
8
Pengujian kemampuan penguatan daya
9
KOMPE TEN
BELUM KOMPE TEN
TANG GAL
Pengukuran distorsi piranti amplifier
Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Penilaian Versi: 2008
Halaman: 11 dari 14
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
ELK.EL.02.015.01
2.4 Check List Teori dan Praktek Semua kesalahan harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum ditandatangani
KUK 1.
Apakah Peserta latihan mampu menggambarkan blok diagram
2.
Apakah Peserta latihan mampu mejelaskan cara kerja setiap blok diagram
3.
Apakah peserta latihan mampu cara kerja penguat mula (tone control)
4.
Apakah Peserta latihan mampu mengidentifikasi komponen-komponen rangkaian penguat mula
5.
Apakah Peserta latihan mampu menguji baik/ buruknya kemampuan penguat mula
6.
Apakah Peserta latihan mampu merakit rangkaian penguat mula sesuai dengan ketentuan
7.
Apakah Peserta latihan mampu menguji rangkaian dengan mengukur sinyal injektor
8.
Apakah Peserta latihan mampu mengukur respon dengan injektor osciloscop
9.
Apakah Peserta latihan mampu mengukur penguatan dan menekan bass dan treeble dengan mengukur sinyal injektor dan osciloscop / avo meter
10 .
Apakah Peserta latihan mampu mejelaskan speaker penguat daya yang ideal
11
Apakah Peserta latihan mampu memilih rangkaian penguat daya yang dibutuhkan
12
Apakah Peserta latihan mampu merancang powwersupply untuk penguat daya
Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Penilaian Versi: 2008
Ya
Tidak
Halaman: 12 dari 14
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
ELK.EL.02.015.01
13
Apakah Peserta latihan mampu merakit rangkaian penguat mula sesuai dengan ketentuan
14
Apakah Peserta latihan mampu menentukan titik-titik pengujian pada test rangkaian penguat daya dengan sinyal injektor dan levellevel outputnya
15
Apakah Peserta latihan mampu menentukan titik-titik pengujian pada test rangkaian penguat daya dengan sinyal injektor dan levellevel outputnyapenguji dan level-level test
16
Apakah Peserta latihan mampu mengukur daya output dengan volt meter dan ampere meter Mengukur cacat gelombang output
17
Apakah Peserta latihan mampu menjelaskan batasan speaker tehnik pembuatan HIFI
18
Apakah Peserta latihan mampu mengukur distorsi sebuah amplifier
Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Penilaian Versi: 2008
Halaman: 13 dari 14
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri
ELK.EL.02.015.01
LEMBAR PENILAIAN
Tanggal : .....................................
Peserta pelatihan telah dinilai
KOPMPETEN
BELUM KOMPETEN
Nama Peserta Pelatihan
Nama Penilai
................................... Tanda Tangan
................................... Tanda Tangan
Komentar / Saran ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ....................................................................................................................... ........................................................................................................................
Judul Modul: Merakit dan Menguji Amplifier Buku Penilaian Versi: 2008
Halaman: 14 dari 14