MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011
JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG STAKE OUT DAN MONITORING NO. KODE : INA.5230.223.23.04.07
BUKU PENILAIAN
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Konstruksi Sub Sektor Bangunan Gedung
Kode Modul INA.5230.223.23.04.07
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. 1 BAB I
KONSEP PENILAIAN ............................................................................................... 2 1.1 Metode Penelitian Oleh Struktur ........................................................................ 2 1.2 Tipe Penilaian .................................................................................................... 2
BAB II PELAKSANAAN PENILAIAN .................................................................................. 4 2.1 Kunci Jawaban Tugas-Tugas Teori ................................................................... 4 2.2 Kunci Jawaban Test Unjuk Kerja (Praktek) ........................................................ 9 2.3 Check List Tugas Teori dan Praktek .................................................................. 13 2.4 Lembar Penilaian ............................................................................................... 14 LEMBAR PENILAIAN Buku-buku Referensi untuk bahan-bahan pelatihan yang telah direkomendasikan : -
Data Buku Manual.
-
Data Pendukung Teori.
Judul Modul : Stake Out dan Monitoring Buku Penilaian Edisi : 2011
Halaman: 1 dari 14
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Konstruksi Sub Sektor Bangunan Gedung
Kode Modul INA.5230.223.23.04.07
BAB I KONSEP PENILAIAN
1.1
Metode Penelitian Oleh Struktur Dalam sistem Pelatihan Berdasarkan Kompetensi, penilai akan mengumpulkan bukti dan membuat pertimbangan mengenai pengetahuan, pemahaman dan unjuk kerja kerja tugastugas Peserta dan sikap Peserta terhadap pekerjaan. Peserta akan dinilai untuk menentukan apakah telah mencapai kompetensi sesuai dengan standar yang dijelaskan dalam Kriteria Unjuk Kerja. Pada pelatihan berdasarkan kompetensi, pendekatan yang banyak digunakan untuk penilaian
adalah
”Penilaian
berdasarkan
Criteria/Criterion-Referenced
Assesment”.
Pendekatan ini mengukur unjuk kerja Peserta terhadap sejumlah standar. Standar yang digunakan dijelaskan dalam Kriteria Unjuk Kerja. Penilaian dapat dilaksanakan dengan tujuan sebagai bantuan dan dukungan belajar. Tipe penilaian ini adalah formatif dan merupakan proses yang sedang berjalan. Penilaian juga dapat dilaksanakan untuk menentukan apakah Peserta telah mencapai hasil program belajar (contohnya pencapaian kompetensi dalam Unit). Tipe penilaian ini adalah sumatif dan merupakan penilaian akhir. Penilaian dapat dilaksanakan penilaian dilaksanakan di tempat kerja di industri (di tempat kerja) atau di lembaga pelatihan (di luar tempat kerja). Jika memungkinkan, sebaiknya penilaian dilaksanakan di tempat kerja sehingga penilai dapat mengamati melakukan kegiatan normal di tempat kerja. 1.2
Tipe Penilaian 1.2.1 Test Tertulis Test tertulis akan menilai pengetahuan peserta dan pemahaman konsep dan prinsip yang merupakan dasar unjuk kerja tugas-tugas yang harus dilaksanakan. Test tertulis biasanya berupa seri pertanyaan pilihan ganda atau beberapa bentuk test tertulis objektif lainnya, yaitu tes dimana setiap pertanyaan memiliki satu jawaban benar.
Judul Modul : Stake Out dan Monitoring Buku Penilaian Edisi : 2011
Halaman: 2 dari 14
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Konstruksi Sub Sektor Bangunan Gedung
Kode Modul INA.5230.223.23.04.07
1.2.2 Test Unjuk Kerja Test unjuk kerja akan menilai kompetensi Peserta dalam menampilkan tugas-tugas elemen terhadap standar yang dijelaskan dalam Kriteria Unjuk Kerja. Oleh sebab itu Peserta akan menerapkan pengetahuan dan pemahamannya terhadap unjuk kerja tugas-tugas. Penilai biasanya menggunakan daftar cek analisis elemen sebagai pedoman untuk menentukan kompetensi yang telah dicapai dan akan memberikan umpan balik mengenai unjuk kerja dan jika perlu, merencanakan pelatihan lanjutan jika peserta belum mencapai kompetensi pada usaha/ kesempatan pertama.
Judul Modul : Stake Out dan Monitoring Buku Penilaian Edisi : 2011
Halaman: 3 dari 14
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Konstruksi Sub Sektor Bangunan Gedung
Kode Modul INA.5230.223.23.04.07
BAB II PELAKSANAN PENILAIAN
2.1
Kunci Jawaban Tugas Teori Tugas :
I.
Mempelajari gambar kerja. 1. Gambar kerja dipelajari secara cermat dan diteliti. a. Original Ground Level adalah kondisi sebenarnya suatu permukaan baik itu tanah, lantai dan sebagainya sebelum dilaksanakan suatu pekerjaan konstruksi. b. Karena pada gambar kerja inilah informasi mengenai pelaksanaan konstruksi berada, baik itu informasi ukuran bentuk, skala dan sebagainya. c. Gambar kerja merupakan sarana komunikasi antar berbagai disiplin pekerjaan pada pelaksanaan di lapangan, berdasarkan gambar kerja ini pulalah jika terjadi perbedaan pendapat di dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan dipakai untuk melakukan klraifikasi. d. Karena berdasarkan gambar kerja inilah seorang juru ukur melakukan kegiatannya. e. Pelaksanaan survey bersama untuk menentukan suatu posisi dan kondisi baik itu kondisi awal maupun progress setelah dilaksanankan konstruksi. 2.
Pengecekan terhadap gambar kerja dilakukan secara cermat dan diteliti. a. Sebab tidak tertutup kemungkinan masih terjadi kekeliruan pada gambar kerja. b. 1. Ukuran. 2. Potongan-potongan. 3. Arah. 4. Skala. 5. Dan sebagainya. c. Skala adalah angka perbandingan antara dimensi pada gambar dengan dimensi pada kenyataannya. d. Bagian penggambaran maupun bagian desain. e. Jika terjadi kesalahan, maka juru ukur akan melakukan pengukuran yang salah pula.
3.
Peralatan yang akan dipakai berdasarkan evaluasi gambar kerja ditentukan secara jelas.
Judul Modul : Stake Out dan Monitoring Buku Penilaian Edisi : 2011
Halaman: 4 dari 14
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Konstruksi Sub Sektor Bangunan Gedung
Kode Modul INA.5230.223.23.04.07
a. Segera menentukan jenis peralatan ukur yang akan dipergunakan serta menentukan metode yang akan dipakai. b. 1. Total station. 2. Theodolite. c. Alat ukur waterpass. d. Juru ukur, mengacu kepada gambar kerja yang diterima. e. Kepada chief juru ukur dan bagian gudang. f.
Cara mengukur sudut dengan theodolite atau Total station sebagai berikut : Misalkan sudut ABC yang akan diukur dan titik B sebagai titik sudutnya. Berdirikan theodolite atau Total station di titik B dan setel sehingga alat siap untuk digunakan kemudian arahkan ke titik A dan catat bacaan horizontal, misalnya A ; X0 Y’ Z”. Arahkan ke titik B dan catat bacaan horizontal misalnya B : P0 Q’ R”. besarnya sudut ABC = bacaan horizontal ke titik B –bacaan horizontal ke titik A : sudut ABC = (X0Y’Z”) – (P0Q’R”).
g. Dirikan/stel alat ukur waterpass diantara dua titik yang akan diukur beda tingginya sehingga alat siap untuk digunakan untuk mengukur. Misalnya titik A dan B. arahkan waterpass ke titik A dan catat bacaan bt, ba dan bb kemudian arahkan alat ke titik B dan catat bacaan bt, ba dan bb. Besarnya beda tinggi titik A dan B = ∆hab = bacaan benang tenga ke titik A – bacaan benang tengah ke titk B = bta - btb 4.
Kejanggalan yang ditemui pada gambar kerja dilaporkan kepada atasan lansung. a. Kepada atasan langsung yaitu chief juru ukur atau survey engineer. b. Dalam pelaksanaan konstruksi, tidak tertutup kemungkinan terjadinya ketidak sepahaman antar pihak-pihak yang melaksanakan, baik itu gambar kondisi awal, permukaan eksisting (Original Ground Level) ataupun hal lain yang berhubungan dengan dimensi, informasi kejanggalan yang diperoleh juru ukur pada saat mempelajari
gambar
kerja
sering
digunakan
sebagai
rujukan
untuk
menyelesaikan ketidaksepahaman tersebut. c. Kepada atasan langsung. d. Bagian pengambaran atau desain. e. Atasan dari juru ukur.
II. Melaksanakan stake out. 1. Titik referensi ditentukan dan dicek kebenarannya.
Judul Modul : Stake Out dan Monitoring Buku Penilaian Edisi : 2011
Halaman: 5 dari 14
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Konstruksi Sub Sektor Bangunan Gedung
Kode Modul INA.5230.223.23.04.07
a. Titik referensi atau titik ikat adalah titik yang mempuntai besaran koordinat dan elevasi, dimana titik ini digunakan sebagai patokan awal untuk semua proses penggambaran yang menyangkut koordinat. b. Informasi yang dimiliki titik referensi adalah : 1. Absis (X). 2. Ordinat (Y) 3. Elevasi (Z). c. Sebab sebagai fungsi acuan, maka kebenaran titik referensi mutlak perlu dicek dan diyakini bersama. d. Azimuth adalah besaran sudut arah yang berbasis arah utara sebagai acuannya sampai dengan arah titik yang bersangkutan. e. Dengan menggunakan rumus :
α = Arctg ab
( Xb − Xa) (Yb − Ya)
Dimana : α
: Azimuth
Xa,Ya
: koordinat titik A
Xb,Yb
: koordinat titik B
2. Setting peralatan ukur di lapangan dilakukan secara benar. a. Yang dimaksud setting peralatan ukur adalah pengaturan peralatan ukur sesuai standar dari pabrik agar peralatan tersebut dapat digunakan sesuai dengan fungsinya. b. Juru ukur. c. Peralatan yang dimaksud segera di setting di lapangan pada posisi titik acuan yang sudah diketahui. d. Theodolite atau Total station. e. 1. Peralatan tulis. 2. Bak ukur atau target. 3. Meteran. 3. Pengukuran stake out dilakukan secara benar, cermat, teliti dan hati-hati. a. Penempatan kembali suatu titik yang diketahui koordinatnya pada gambar ke posisi sebenarnya di lapangan. b. Ada 2 (dua) : 1. Stake out posisi horisontal. 2. Stake out posisi vertikal. Judul Modul : Stake Out dan Monitoring Buku Penilaian Edisi : 2011
Halaman: 6 dari 14
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Konstruksi Sub Sektor Bangunan Gedung
Kode Modul INA.5230.223.23.04.07
c. 1. Koordinat titik acuan. 2. Arah acuan. 3. Besar sudut antara sisi arah acuan ke titik detil yang di stake out. 4. Jarak dari titik acuan ke detil yang akan di stake out. d. 1. Elevasi titik acuan. 2. Elevasi titik yang akan di stake out. e.
Dengan menggunakan rumus :
d = (( X 1 − X A ) 2 + (Y1 − Y A ) 2 ) Dimana : X1, Y1 : koordinat titik 1 XA, YA : koordinat titik A 4. Titik atau detil yang sudah distake out ditandai secara jelas (marking). a. Sebab berdasarkan tanda-tanda atau marking inilah pelaksanaan pekerjaan dilakukan. b. 1. Pemilik pekerjaan. 2. Kontraktor pelaksana. 3. Konsultan pengawas (supervisi). c. Bowplank adalah salah satu cara untuk memberikan tanda untuk pelaksanaan konstruksi, bowplank ini biasanya digunakan sebagai penanda kemiringan atau batas suatu luasan. As jenis pekerjaan konstruksi dan acuan elevasi. d. Pada tempat yang menjadi center line suatu konstruksi atau pada peil yang berada di dekat pelaksanaan konstruksi. e. Penanda diberikan secara detil mengikuti rencana bentuk luasan.
III. Monitoring posisi. 1. Gambar kerja dipelajari secara cermat dan teliti dijadikan dasar untuk memonitor pekerjaan. a. Gambar kerja. b. Karena kecermatan seorang juru ukur dalam mempelajari gambar kerja adalah salah satu faktor penentu keberhasilan penentuan dan monitoring posisi. c. Atasan langsung atau bagian desain. d. Besaran-besaran dan detil yang ada pada gambar kerja. e. Atasan langsung atau bagian desain. 2. Peralatan pengukuran disiapkan secara lengkap dan benar. a. Theodolite atau Total station. Judul Modul : Stake Out dan Monitoring Buku Penilaian Edisi : 2011
Halaman: 7 dari 14
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Konstruksi Sub Sektor Bangunan Gedung
Kode Modul INA.5230.223.23.04.07
b. Waterpass. c. Peralatan pengukuran disiapkan dan diletakkan pada tempat yang strategis, aman dan bisa untuk menjangkau pelaksanaan monitoring. d. Seorang juru ukur bisa membuat titik bantu dengan cara membuat poligon dan mengikatkannya pada titik refrensi yang ada, sehingga titik bantu tadi mempunyai sistim koordinat yang sama dengan titik referensi utama. e. Dengan cara membuat poligon dan mengikatkannya pada titik referensi yang ada. 3. Posisi horisontal dimonitor dan diarahkan secara jelas dan benar. a. Untuk menjaga agar konstruksi yang dilaksanakan tidak melenceng dari desain yang ada secara horisontal. b. Agar konstruksi yang dilaksanakan tidak melenceng dari desain yang ada secara horisontal. c. Penentuan posisi : 1. Tiang pancang pondasi. 2. Posisi pilar beton. 3. Kolom. d. Bagian pelaksanaan konstruksi. e. Juru ukur segera memberitahukan kepada pihak pelaksana untuk segera memperbaikinya dengan bantuan pengarahan posisi dari juru ukur. 4. Posisi vertikal dimonitor dan diarahkan secara jelas dan benar. a. Untuk menjaga agar konstruksi yang dilaksanakan tidak melenceng dari desain yang ada secara vertikal. b. Agar konstruksi yang dilaksanakan tidak melenceng dari desain yang ada secara vertikal. c. 1. Kemendatarannya masing-masing lantai. 2. Saluran air pada masing-masing lantai. 3. Kemiringan turunan maupun tanjakan parkir bertngkat. d. Bagian pelaksana konstruksi. e. Juru ukur segera memberitahukan kepada pihak pelaksana untuk segera memperbaikinya dengan bantuan pengarahan posisi dari juru ukur.
Judul Modul : Stake Out dan Monitoring Buku Penilaian Edisi : 2011
Halaman: 8 dari 14
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Konstruksi Sub Sektor Bangunan Gedung
2.2
Kode Modul INA.5230.223.23.04.07
Kunci Jawaban Test Unjuk Kerja (Praktek) Tugas 1 : Tugas 1 tidak memerlukan peragaan dari Elemen Memeriksa Perlengkapan keselamatan kerja sesuai standar K3.
Tugas 2. •
Mendemonstrasikan KUK2.2, 2.3, dari Elemen Kompetensi : “Melaksanakan Stake out”. a. Daftar peralatan. - Total station. - Theodolite. - Waterpass. - Perlengkapan pendukung. b. Langkah Kerja Kriteria Unjuk Kerja
Langkah Kerja
2.2 Setting peralatan ukur di lapangan dilakukan secara benar
- Memeriksa Total station, theodolite, waterpass dan perlengkapannya siap untuk digunakan pengukuran. - Identifikasi /pilih lokasi yang rata, stabil dan dapat menjangkau sasaran seluas mungkin. - Pasang titik berupa paku di atas patok untuk mengukur sudut dan beda tinggi. - Berdirikan theodolite/Total station di atas patok sehingga kokoh. - Setel theodolite atau Total station sehingga : 1. Sumbu kesatu dalam keadaan vertikal dan centering optis berhimpit dengan paku. 2. Sumbu kedua mendatar dan sejajar dengan garis jurusan nivo. 3. Garis jurusan nivo mendatar. 4. Sumbu kesatu tegak lurus sumbu kedua. - Penyetelan dilakukan sebagai berikut : 1. Tempatkan nivo tabung sejajar dengan dua sekrup penyetel A dan B, kemudian ketengahkan gelembung nivo ke tengahtengah. 2. Putar 900 dengan sumbu kesatu sebagai sumbu putar, biasanya gelembung nivo bergeser, kemudian ketengahkan dengan sekrup penyetel C. 3. Kembalikan ke keadaan semula dan gelembung nivo tetap di tengah-tengah,
Judul Modul : Stake Out dan Monitoring Buku Penilaian Edisi : 2011
Halaman: 9 dari 14
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Konstruksi Sub Sektor Bangunan Gedung
Kode Modul INA.5230.223.23.04.07
Kriteria Unjuk Kerja
Langkah Kerja sehingga theodolite/Total station memenuhi persyaratan tersebut di atas dan siap untuk digunakan mengukur. - Setel waterpass sehingga : 1. Sumbu kesatu dalam keadaan vertikal. 2. Sumbu kedua dalam keadaan mendatar dan tegak lurus terhadap sumbu kesatu. 3. Sumbu kedua sejajar garis jurusan nivo yang mendatar. 4. Garis bidik tegak lurus sumbu kedua. - Penyetelan dilakukan sebagai berikut : 1. Berdirikan waterpass di atas tanah yang rata dankeras sehingga stabil. 2. Atur nivo kotak sekaligus menggunakan tiga sekrup penyetel A, B dan C sehingga gelembung nivo berada di tengah-tengah. Putar 900 dan periksa gelembung nivo masih di tengah-tengah. Pada umumnya tetap di tengah-tengah. - Berarti alat sudah memenuhi persyaratan tersebut di atas dan siap untuk mengukur.
2.3 Pengukuran stake out dilakukan secara benar cermat, teliti dan hati-hati
- Siapkan data-data untuk melakukan stake out yaitu : jarak (d) dan sudut (s) dari titik referensi ke titik yang akan di stake out.
A dan B titik refrensi. P titik yang akan di stake out.
α ab = arc tan α bp = arc tan
ΔX ab , d ab = ΔX ab sin α ab ΔYab
ΔX bp ΔYbp
, d bp = ΔX bp sin α bp
S b = α ab − α bp - Stake out titik P dilakukan sebagai berikut : 1. Setel alat di titik B sehingga siap untuk digunakan mengukur. Judul Modul : Stake Out dan Monitoring Buku Penilaian Edisi : 2011
Halaman: 10 dari 14
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Konstruksi Sub Sektor Bangunan Gedung
Kriteria Unjuk Kerja
Kode Modul INA.5230.223.23.04.07
Langkah Kerja 2. Arahkan alat ke titik A, kemudian ukur sudut di titik B sebesar Sb sehingga theodolite kearah titik P, kemudian ukur jarak sepanjang dbp didapat titik P
Tugas 3. •
Mendemonstrasikan KUK 3.3, 3.4 dari Elemen Kompetensi : “Monitoring Posisi”. a. Daftar Peralatan. -
Total station.
-
Theodolite.
-
Waterpass.
-
Perlengkapan.
b. Langkah Kerja Kriteria Unjuk Kerja 3.3 Posisi horisontal dimonitor dandi arahkan secara jelas dan benar
Langkah Kerja - Menyiapkan dan memeriksa peralatan ukur dan titik referensi serta gambar kerja. - Misalkan monitoring dan pengarahan tiang pancang. - Siapkan data jarak (d) dan sudut (s) antar titik refrensi dengan tiang pancang. - Setel theodolite/Total station di atas titik referensi. - Arahkan alat tersebut ke titik refrensi kedua kemudian ukur sudut di tempat alat berdiri, ukur jarak ke tiang pancang (d) didapat posisi horisontal tiang pancang, kemudian theodolite/Total station kunci gerak horisontalnya sehingga alat tetap mengarah ke tiang pancang. - Pasang titik referensi baru yang berada satu garis antara titik refrensi pertama dan tiang pancang.
3.4 Posisi vertikal di monitor dan di arahkan secara jelas dan benar
- Pada waktu alat mengontrol posisi horisontal, dapat juga melakukan
Judul Modul : Stake Out dan Monitoring Buku Penilaian Edisi : 2011
Halaman: 11 dari 14
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Konstruksi Sub Sektor Bangunan Gedung
Kode Modul INA.5230.223.23.04.07
monitoring dan pengarahan posisi vertikal tiang pancang. - Tiang pancang sebelum di pancang diberi tanda (marking) setiapinterval 0,50 m, sehingga dapat diketahui berapa meter yang telah tertanam. - Untuk mengetahui elevasi titik awal tiang pancang diukur dengan waterpass marking yang terdekat dengan permukaan tanah, sehingga elevasi awal tiang pancang dapat dihitung.
Contoh : Elevasi marking 2.00 = EL2 : 50,25 m Elevasi awal tiang pancang = (50,25-2,00)m = 48,25m
Judul Modul : Stake Out dan Monitoring Buku Penilaian Edisi : 2011
Halaman: 12 dari 14
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Konstruksi Sub Sektor Bangunan Gedung
2.3
Kode Modul INA.5230.223.23.04.07
Check List Teori Semua kesalahan harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum ditandatangani.
Uraian Materi Check List
Ya
1. Apakah semua petunjuk kerja diikuti? 2. Apakah peserta pelatihan mampu memilih dan menggunakan peralatan uji yang sesuai? 3. Apakah peserta pelatihan mampu menjelaskan dan memperagakan pemeriksaan dan pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)? 4. Apakah peserta pelatihan mampu menjelaskan dan menggunakan perlengkapan keselamatan kerja? 5. Apakah peserta pelatihan mampu menjelaskan dan mengidentifikasi bahaya, penilaian resiko dan pengendalian resiko? 6. Apakah peserta pelatihan mampu menjelaskan dan mengidentifikasi aspek lingkungan dan evaluasi dampak lingkungan? 7. Apakah peserta pelatihan sudah memberikan ide dan informasi yang tepat sesuai dengan standar yang dibutuhkan? 8. Apakah peserta pelatihan sudah merencanakan dan menyusun kegiatankegiatan yang tujuannya telah diperiksa oleh pelatih? 9. Apakah peserta pelatihan menggunakan sumber-sumber yang tepat untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan?
Judul Modul : Stake Out dan Monitoring Buku Penilaian Edisi : 2011
Halaman: 13 dari 14
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Konstruksi Sub Sektor Bangunan Gedung
2.4
Kode Modul INA.5230.223.23.04.07
Lembar Penilaian Unit Kompetensi
:
Kode Unit
:
Nama Peserta Pelatihan : Nama Instruktur
:
Kompeten Peserta Dinilai Kompetensi yang dicapai
Umpan balik untuk peserta :
Tanda Tangan : Peserta sudah diberitahu tentang hasil penilaian dan alasan-alasan mengambil keputusan.
Tanda Tangan Penilai : Tanggal :
Saya sudah diberitahu tentang hasil penilaian dan alasan mengambil keputusan tersebut.
Tanda Tangan Peserta Pelatihan : Tanggal :
Judul Modul : Stake Out dan Monitoring Buku Penilaian Edisi : 2011
Halaman: 14 dari 14