MATERI KULIAH KEWIRAUSAHAAN
OLEH MARUJI PAKPAHAN, S.Kom, M.AP UNIVERSITAS BUDI LUHUR JAKARTA 2014
Kata Pengantar Diktat Kewirausahaan lanjutan ini merupakan materi panduan perkuliahan pada mata kuliah kewirausahaan Lanjutan ,yang disajikan berdasarkan silabus. Oleh karena itu sistimatika isi diktat disesuaikan dengan pokok-pokok bahasan yang telah disusun dan disesuaikan dengan silabus. Bab-bab yang disajikan dalam diktat ini diambilkan dari beberapa buku rujukan yang menurut penyusun sangat baik,mudah dipahami dan paling penting dapat memberikan informasi yang lebih luas tentang kiat berwirausaha bagi mahasiswa dan bagi siapapun yang membaca buku-buku rujukan tersebut.Buku-buku yang dimaksud adalah Pengantar Kewirausahaan oleh Dr Suryana,M.Si, Geoffrey G.Meredith dan Robert D. Hisrich oleh karena itu pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada para beliau. Diktat ini digunakan dalam kalangan terbatas yaitu kepada para mahasiswa Fakultas Ekonomi Khususnya pada para Mahasiswa yang mengikuti Mata Kuliah Kewirausahaan Lanjutan di Universitas Budi Luhur Jakarta.Tujuan lain menyusun diktat ini adalah untuk memberi wacana kepada para mahasiswa dalam hal usaha mengembangkan potensi mereka menuju jiwa wirausaha yang penuh kemandirian. Penyusun sadar bahwa kelemahan-kelemahan diktat ini cukup banyak,maka penyusun mengharapkan saran dan kritik dari semua pembaca senantiasa kami tunggu demi perbaikan dan penyempurnaan diktat ini,terlebih kepada para penulis yang kami sebutkan diatas.
Jakarta September 2014
Penulis Maruji Pakpahan, S.Kom, M.AP
BAB I SUMBER MODAL DAN MODAL USAHA
Modal seringkali menjadi hambatan saat berniat menjalankan ide bisnis. Padahal, modal bisa datang dari mana saja. Kebiasaan pebisnis pemula, yang juga menjadi kesalahannya, adalah berpikir modal harus dari dirinya sendiri dan hanya dikaitkan dengan uang. Sesungguhnya modal tak hanya soal uang dan tak harus berasal dari diri sendiri. Modal lain yang juga perlu dipertimbangkan adalah tekad, skill, aset, jaringan, ide, dan ratusan jenis modal lainnya. Jika selalu berpikir modal adalah uang, otak akan langsung block tak bisa berpikir lainnya lagi," untuk mencari sumber yang lain. Modal bisa dicari dari sumber modal dengan ragam cara kreatif. Jika memiliki skill, Anda bisa menggandeng partner yang memiliki ide bisnis yang sama, dengan keyakinan Anda bisa bermitra dengannya. Atau dengan aset yang ada, mobil misalnya, Anda bisa berbisnis penyewaan mobil. Membuka jaringan yang luas termasuk akses informasi juga bisa membantu Anda mencari sumber modal, termasuk keuangan. Ragam produk perbankan sebagai sumber modal Usaha kecil dan menengah semakin menjadi perhatian banyak pihak, termasuk perbankan. Berbagai model pinjaman atau kredit usaha ditawarkan. Setiap bank tentunya memiliki kebijakan, program, dan tipe yang berbeda. Bisnis yang menjadi sasaran bantuan keuangan ini juga beragam. Mulai skala kecil hingga bisnis franchise yang membutuhkan modal hingga ratusan juta rupiah Berbisnis apapun pasti butuh modal, berapa pun jumlahnya itu. Permodalan sering menjadi kendala utama yang menghambat dalam membangun bisnis, baik itu kurang modal atau bahkan tidak punya modal sama sekali. Banyak sekali pengusaha yang tidak dapat mengembangkan usahanya karena keterbatasan modal. Lalu apakah harus berhenti begitu saja? Sebaiknya jangan, sebagai pengusaha, maka mulailah mencari sumber pembiayaan bagi usaha Anda.Memang tidak mudah untuk menentukan sumber pembiayaan yang sesuai dengan
kebutuhan usaha. Karena ada beberapa alternatif sumber pembiayaan usaha yang ada, namun yang perlu diketahui adalah bagaimana cara mendapatkan serta mengelolanya dengan baik.Sebelum berusaha mendapatkan dana, perlu diperhitungkan secara detil berapa kira-kira modal usaha yang dibutuhkan. Biasanya modal usaha dicadangkan untuk selama 3 bulan, 6 bulan, bahkan 1 tahun, berbeda-beda sesuai dengan besar kecil usahanya. Sumbe r-sumber permodalan Umumnya dana permodalan dapat diperoleh dalam 3 cara, antara lain: 1. Dana Sendiri Menggunakan dana sendiri paling banyak dilakukan oleh pengusaha dalam memodali usahanya. Pemakaian dana ini dimungkinkan bila memiliki simpanan uang tunai di bank ataupun berupa reksadana.Dengan dana pribadi ini, kita bisa lebih fleksibel dalam pemakaian jumlah dana sewaktu-waktu, serta bebas mengalokasikan dana sesuai dengan keputusan sendiri. Sekaligus anda akan terbebas dari bunga, pemotongan keuntungan dan tidak perlu membagi hasil dengan pihak lain.Meskipun demikian terkadang menggunakan dana sendiri juga memilki kelemahan seperti kurangnya kontrol dalam pemakaian dana, lalai dalam pencatatan keuanga n, dan bila merugi maka harus menanggung kerugian sendiri. 2. Dana pinjaman Jika anda tidak mempunyai simpanan dana pribadi dan kekurangan dana, maka alternatif lainnya adalah dana pinjaman. Berikut ini adalah berbagai macam alternatif dana pinjaman (terutama kredit perbankan) : a. Kredit Usaha Kredit usaha pada berbagai Bank dikemas dengan nama yang berbeda. Kredit usaha diberikan sesuai dengan jenis usaha masing- masing. Biasanya kredit usaha perbankan dibedakan menjadi kredit investasi dan kredit modal kerja, atau mungkin juga gabungan keduanya. Bagi pengusaha yang hendak mengambil fasilitas kredit ini harus mempelajari dan memenuhi persyaratan yang dibutuhkan. Dianjurkan untuk mencari kredit usaha pada bank yang mendukung UKM dan Bank pemerintah, mengingat suku bunga yang rendah. b. Kredit Tanpa Agunan (KTA)
Beberapa lembaga perbankan meluncurkan program Kredit Tanpa Agunan (KTA), yaitu kredit perorangan yang tidak menggunakan agunan sebagai jaminan untuk keperluan konsumtif. Untuk para pemula usaha, kredit ini dapat menjadi salah satu sumber pendanaan bagi yang tidak memerlukan kredit dalam jumlah besar. Umumnya kredit yang diberikan berkisar 5 juta sampai maksimal 150 juta, dengan jangka waktu yang beragam. Bagi yang ingin mendirikan usaha baru mungkin akan kesulitan mendapatkannya. Namun jika anda masih berprofesi sebagai karyawan, maka anda bisa menggunakan profesi tersebut untuk mendapatkan kredit ini guna membangun usaha. c. Kredit BPR (Bank Perkreditan Rakyat) Fasilitas kredit dari BPR relatif lebih mudah persyaratan dan prosesnya dibandingkan di bank umum. BPR melayani orang-orang yang butuh pendanaan usaha, terutama UKM, dengan sistem dan persyaratan yang cenderung mudah. Tapi harus diingat tingkat bunganya cenderung lebih tinggi dari bank umum, dengan jangka waktu yang relatif lebih singkat. d. Leasing atau Lease Back Leasing ialah program pendanaan yang diberikan oleh suatu lembaga keuangan yang berbentuk perusahaan pendanaan, dimana pinjaman tersebut diberikan tidak berupa uang tunai, namun berupa pembelian aset bergerak perusahaan seperti kendaraan bermotor.Sedangkan lease back adalah pinjaman yang diberikan pada usaha yang membutuhkan dana tunai dengan jaminan BPKB kendaraan bermotor yang dimiliki. e. Perum Pegadaian Suatu lembaga keuangan yang dimiliki pemerintah untuk menyalurkan pinjaman dengan jaminan barang tertentu, dengan tingkat bunga yang relatif rendah dan dihitung per 2 mingguan. Anda bisa memilih produk pegadaian yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan usaha, seperti KCA (Kredit Cepat Aman), Krasida (Kredit Angsuran Sistem Gadai), ataupun Kreasi (Kredit Angsuran Sistem Fiducial). f. Koperasi Koperasi yang menyalurkan pendanaan adalah koperasi kredit (Kopdit) ataupun KSP (koperasi simpan pinjam). Umumnya persyaratan yang diperlukan adalah anda harus menjadi anggota dari koperasi tersebut. Dengan menjadi anggota dan melakukan simpanan, maka anda berhak untuk
mendapatkan fasilitas kredit. Sebab pada umumnya, koperasi hanya melayani kredit bagi anggotanya saja. g. Pinjaman BUMN Dana yang digunakan sebagai pinjaman dari BUMN adalah dana kemitraan yang sebagian berasal dari laba perusahaan yang disisihkan untuk pengusaha kecil. Program dana kemitraan ini disebut juga Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN. BUMN yang memiliki program kemitraan ini antara lain PT Jamsostek, Pertamina, PT GAs Negara, dan sebagainya. Untuk informasi ini dapat dicari di Kementrian BUMN)
h. Pinjaman Departemen Pemerintah juga memberikan program kredit usaha kecil melalui beberapa departemen. Ada tiga departemen yang mempunyai fasilitas pembiayaan untuk UKM, yaitu Departemen Pertanian, Departemen Koperasi dan Departemen Perindustrian. Khusus untuk usaha rumah makan, departemen yang memungkinkan untuk memberikan pinjaman adalah Departemen Koperasi. 3. Dana Gabungan Usaha (joint) Kalau memiliki teman atau kerabat yang berpotensi memiliki dana lebih dapat dinegosiasikan untuk ikut serta menjadi pemodal dalam jumlah besar ataupun sebagian kecil dari bisnis anda. Usahakan membuat perencanaan konsep rumah makan yang matang lalu lakukan presentasi dan kemudian negosiasikan mengenai kebutuhan modal, jumlah, jangka waktu, dan pembagian hasil dari keuntungan usaha setiap bulannya. Jangan lupa untuk membuat daftar nama relasi yang potensial sebelumnya, untuk mendapatkan peluang pinjaman yang lebih besar.Poin yang terpenting dan harus diingat adalah perhitungkan secara matang jumlah modal yang dibutuhkan, dan kemudian pertimbangkan keuntungan dan kelemahan dalam memilih sumber pendanaan dari luar. Jangan canggung untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai sumber pendanaan yang anda inginkan. Jangan sampai usaha anda baru berjalan tetapi sudah terbebani dengan tingkat bunga yang tinggi.Pada akhirnya keputusan ada di tangan anda, karena itu dalam masalah permodalan diperlukan pemikiran yang bijak.
BAB II CARA MEMPEROLEH MODAL USAHA
A. SUMBER MODAL USAHA DAN CARA MEMPEROLEHNYA Seperti dijelaskan sebelumnya permasalahan klasik yang sering muncul untuk memulai usaha adalah tentang “Modal Usaha”.Dari mana sumber modal usaha ? Dan bagaiaman cara memperolehnya ?. Untuk siap sukses dalam dunia usaha harus siap menghadapi azas Untung dan Rugi. Semua pengusaha berharap bahwa setiap usaha akan memperoleh untung yang sebesar-besarnya, namun demikian pernah tidak kita mendengar cerita tentang orang yang bangkrut sampai punya utang miliaran rupiah ? Atau mendengar cerita seorang pengusaha kena tipu puluhan hingga ratusan juta rupiah. Barangkali bagi yang baru akan memulai usaha akan menjadi sangat takut atau bahkan trauma untuk berbisnis jika yang didengar adalah yang demikian.Tetapi jika ditanya, apakah anda berani berspekulasi dengan uang Rp. 5,000,000 (lima juta rupiah) atau Rp. 10,000,000 (sepuluh juta rupiah) untuk menjadi sukses ? Maka akan muncul keberanian kita untuk memulainya. Jika sudah berani pertanyaan selanjutnya adalah dari mana dan dengan cara apa kita memperoleh modal tersebut.
Sumber Modal dan Usaha dan Cara Memperolehnya : 1. Sumber Inte rnal /Modal Sendiri (Pemilik Usaha) : Modal sendiri adalah modal yang diperoleh dari pemilik usaha. Keuntungan menggunakan modal sendiri untuk membiayai suatu usaha adalah tidak adanya beban biaya bunga. Kerugian menggunakan modal sendiri jumlahnya sangat terbatas dan relatif sulit memperolehnya. Perolehan dana dari modal sendiri biasanya berasal dari : a. Tabungan sendiri b. Setoran dari pemegang saham c. Menjual barang yang kurang produktif d. Menjual barang yang menguntungkan (pada saat menjual, lebih mahal serta lebih
menguntungkan jika dibandingkan dengan saat membeli) e. Fasilitas/tempat milik sendiri (tanah, bangunan, garasi, mesin dan sebagainya) 2. Sumber Eksternal Modal pinjaman merupakan modal yang diperoleh dari pihak luar perusahaan dan biasanya diperoleh secara pinjaman. Menggunakan modal pinjaman untuk membiayai suatu usaha akan terkena beban biaya, biaya administrasi, provisi dan komisi serta bunga yang besarnya relative. Kemudian adanya kewajiban untuk mengembalikan pinjaman setelah jangka waktu tertentu sesuai perjanjian sebelumnya.Cara memperoleh modal usaha dari sumber ekternal, diantaranya : a. Modal Pinjaman 1. Pinjaman dari lembaga keuangan syariah, seperti :pegadaian syari’ah, bank syari’ah, dan sebagainya. 2. Pinjaman dari perbankan : Bank, BPR 3. Pinjaman dari lembaga lain, diantaranya: pinjaman dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN), asuransi, kelurahan, koperasi, dan lain- lain. 4.Pinjaman dari perorangan: pinjaman dari isteri/suami, orang tua/mertua, saudara, tetangga, teman sekolah/kuliah, teman kerja, dan sebagainya. 5. Pinjam ke teman-teman Anda (teman bermain, kuliah, olah raga, santai, band, dan sebagainya).
Tips untuk mencari modal dengan cara ini, ikuti langkah berkut ini : Tetapkan berapa jumlah modal yang Anda butuhkan.Misalnya 2 juta atau 5 juta atau berapa saja terserah Anda , yang penting logis.Buatlah daftar nama teman-teman Anda , semakin banyak makin bagus Bikinlah sebuah surat yang isinya permohonan pinjam uang ke teman-teman Anda itu Jadikan surat permohonan ini sebagai jaminan Anda, dan buatlah teman Anda untuk percaya kepada Anda.Fotocopy surat tadi sebanyak nama yang telah Anda buat di daftar nama Mulailah datangi teman-teman Anda satu persatu dan berikan surat permohonan Anda tadi Jika anda beruntung , dan Allah menghendaki, Insya
Allah i'tikad baik Anda akan mudah terpenuhi. Ilustrasi : Jika umpamanya anda membutuhkan modal 2 juta ,Dan anda telah mendaftar sebanyak 100 nama teman.Maka untuk setiap nama teman itu akan anda pinjam uangnya : 2 jt /100 = 20 rb .Jika anda punya 200 teman : maka satu teman = 2 jt/200 = 10 rb .Semakin banyak nama teman anda , akan semakin kecil jumlah pinjaman ke masing- masing teman , dan akan semakin besar peluang anda mendapatkan pinjaman itu.
b. Modal dari Uang Muka Berupa uang muka yang diperoleh dari konsumen Anda sewaktu melakukan transaksi.
3. Gabungan (Internal dan Ekternal) a. Modal Pribadi dan Pinjaman b. Kerjasama Kerja sama dengan teman, cari teman yang kira-kira punya modal tetapi masih bingung untuk diinvestasikan. Anda bisa menawarkan kepada mereka untuk berkoalisi, syaratnya Anda harus sudah memiliki model bisnis yang jelas, agar nantinya Anda percaya diri dalam urusan ini. B. PROSES KREDIT USAHA KE LEMBANGA KEUANGAN Belakangan ini banyak bank-bank besar mengucurkan kredit untuk kalangan usaha segmen KUKM. Bahkan ada bank yang mendirikan unit/divisi yang khusus menangani kredit mikro, seperti Bank Danamon, Mega membentuk KUKM Center. Hal ini dimaksudkan untuk lebih mendekatkan bank dengan kalangan KUKM. Namun sayang, banyak pengusaha dikalangan KUKM masih gamang dengan hal- ikhwal kredit. Hal ini boleh jadi karena ketidaktahuan mereka tentang seluk beluk pengajuan kredit dan pengucurannya. Jika Anda atau koperasi Anda ingin mendapatkan pinjaman dari bank, maka Anda perlu mengetahui step-step yang harus dilalui. berikut ini proses atau alur kerja permohonan dan penyaluran kredit. 1. Persiapan Sebelum ke Bank
Sebelum Anda pergi ke bank, sebaiknya Anda terlebih dahulu menyiapkan beberapa dokumen penting, antara lain: Membuat proposal usaha Administrasi dan legalitas usaha Surat-surat penting sebagai pendukung Jika Anda telah menyiapkan semua dokumen dan berkas sebagai penunjang permohonan kredit, langkah selanjutnya Anda menemui petugas bank di bagian kredit. Bia sanya Anda akan diberikan formulir (isian) permohonan kredit. 2. Mengisi Formulir Permohonan Kredit Di bank tertentu, formulir permohonan kredit Anda diisi oleh petugas bank. Jadi, Anda hanya diwawancarai saja. Namun, tidak menutup kemungkinan, di bank lain Anda akan mengisi formulir sendiri. Formlir tersebut pada umumnya berisi tentang data pribadi, profil usaha, pengalaman usaha, jumlah pengelola, jumlah karyawan, jenis dan pemasaran produk (barang atau jasa) termasuk bahan bakunya, omset usaha, profit margin rata-rata, modal, jaminan, tujuan penggunaan kredit, kebutuhan kredit, kepemilikan Jaminan, dan lain sebagainya. Setelah formulir diisi dan ditandatangani oleh Anda, lalu diserahkan kembali kepada petugas bank, maka bank akan melakukan berbagai analis a atas permohonan kredit Anda tersebut. 3. Analisa Awal Pejabat Bank Analisa awal dilakukan bank dengan cara antara lain: Wawancara. Gunanya untuk untuk mencari kebenaran data di dalam formulir permohonan kredit dan data tambahan yang diperlukan bank.Call visit (kunjungan pihak bank ke tempat usaha Anda). Call report (laporan kunjungan) 4. Analisa Lanjutan oleh Bank Analisa Keuangan menyangkut :Likuiditas, kemampuan prototype usaha dalam membayar utang yang jatuh tempo.Leverage, mengukur seberapa besar asset calon debitur yang dibiayai oleh bank (kreditur).Kalkulasi ini dapat dilihat melalui komparasi
total utang yang dimiliki dengan modal sendiri,perbandingan total utang dengan modal sendiri, dan perbandingan antara pendapatan bersih dengan bunga yang harus dibayar. Aktivitas usaha, dinilai oleh bank melalui perbandingan pembayaran yang diterima dengan persediaan barang,perbandingan-perbandingan penjualan dengan persediaan total asset, serta perputaran modal kerja dalam setahun. Profitabilitas atau kemampuan menghasilkan keuntungan, diukur melalui perbandingan laba bersih dengan total asset, serta perbandingan laba bersih dengan modal sendiri. a. Analisa Usaha/industri b. Analisa Manajemen c. Analisa Yuridis Usaha d. Analisa Jaminan 5. Persetujuan/Penolakan Kredit Setelah melakukan analisa-analisa tersebut diatas, bank akan menyetujui atau menolak permohonan kredit Anda. Jika bank menyetujuinya, maka Anda (calon debitur) akan memperoleh offering letter (surat persetujuan prinsip bersyarat) dari bank yang bersa ngkutan. 6. Pengikatan/Perjanjian Kredit Bila Anda (calon debitur) setuju atas persyaratan yang termuat dalam offering letter, maka akan dilanjutkan dengan pengikatan pembiayaan (kredit) dan jaminan. 7. Pencairan Kredit (Pembiayaan) Setelah offering leffer yang dilanjutkan dengan pengikatan/ perjanjian kredit (utangpiutang) maka proses selanjutnya adalah pencairan dana. Tiap bank mempunyai kebijakan berbeda. Seperti Bank Muamalat, Anda tidak akan diberi uang dalam bentuk cash, tetapi barang yang Anda butuhkan sesuai dengan usaha Anda. Pemilihan produsen atau pedagang yang menjual diatur dalam kesepakatan antara debitur dan kreditur. 8. Monitoring Bank akan melakukan monitoring (pengawasan) terhadap usaha Anda agar dapat berjalan secara sustainable (berkesinambungan) dan meningkat menjadi besar. Sistem nomitoring yang
dijalankan sesuai kebijakan masing- masing bank. Biasanya, sifatnya timbal balik, Anda membuat laporan kegiatan usaha, dan pihak perbankan akan mendatangi usaha Anda. 9. Pelunasan Utang Hutang yang Anda peroleh dari bank, mempunyai hak untuk dibayar. Buatlah budget anggaran setiap bulan dari penyisihan laba usaha Anda.
BAB III STRATEGI KEWIRAUSAHAAN MENGHASILKAN DAN MENGEKSPLOITASI
TUJUAN PEMBELAJARAN 1) Memahami bahwa kewirausahaan melibatkan suatu usaha baru 2) Mampu berfikir mengenai bagaimana suatu strategi kewirausahaan dapat memunculkan,dan kemudian mengekploitasi suatu usaha baru. 3) Memahami bagaimana sumber-sumber daya digunakan dalam menciptakan peluang. 4) Mampu menilai daya tarik dari suatu usaha baru 5) Mengetahui bahwa kewirausahaan melibatkan pengambilan keputusan dalam kondisi yang tidak pasti 6) Mampu menilai jangkauan dari keunggulan penggerak awal dan membandingkannya dengan kelemahan penggerak awal 7) Memahami bahwa resiko berkaitan dengan sesuatu yang baru,tetapi terdapat beberapa strategi yang bisa digunakan oleh pengusaha untuk mengurangi resiko tersebut.
USAHA BARU Salah satu tindakan penting dalam kewirausaan adalah usaha baru.Usaha
baru ( new entry)
merujuk pada ; •
Menawarkan sebuah produk baru pada pasar yang sudah ada atau yang baru
•
Menawarkan sebuah produk yang sudah ada pada pasar yang baru atau
•
Menciptakan sebuah organisasi yang baru (terlepas dari apakah produk atau pasar itu
baru bagi para pesaing konsumen) Entah dikaitkan dengan sebuah produk baru,sebuah pasar yang baru,dan atau sebuah organisasi yang baru adalah sebuah pisau bermata dua. Disatu sisi kebaruan menampilkan sesuatu yang langka,yang dapat membantu membedakan suatu perusahaan dengan perusahaan pesaingnya. Disisi lain kebaruaan menciptakan sejumlah tantangan bagi pengusaha. Sebagai contoh kebaruan dapat meningkatkan ketidakpastian bagi para
pengusaha dari nilai sebuah prod uk baru dan
memberi tekanan yang lebih besar pada sumber-sumber daya yang diperlukan demi suksenya ekploitasi.
Memciptakan Kesempatan Dari Suatu Usaha Baru a) Sumber Daya Sebagai Sumber Keunggulan Kompetitif Ketika sebuah perusaaan mengunakan sebuah usaha baru, diharapkan usaha baru ini akan memberikan sebuah keunggulan kompetitif yang berkesinambungan bagi perusahaan. b) Menciptakan Kumpulan Sumber Daya Yang Bernilai,Langka dan Tidak Dapat Ditiru Kemampuan untuk memdapatkan dan kemudian mengkombinasika n ulang,sumber-sumber daya kedalam suatu kumpulan sumber daya yang bernilai langka dan tidak dapat ditiru merepresentasikan sebuah sumber daya kewirausahaan (entrepreneurial resource).Pengetahuan adalah dasar dari sumber daya kewirausahaan ini, yang dalam dirinya sendiri juga bernilai. Pengetahuan ini terdiri dari ; Pengetahuan
Pasar
mengacu
pada
kepemilikan
informasi,teknologi,know how dan keahlian oleh seorang pengusaha yang menyediakan pemahaman mendelam mengenai sebuah pasar dan konsumenya . Pengetahuan Teknologi juga adalah dasar untuk menciptakan peluang usaha baru.Pengetahuan teknologi adalah kepemilkan atas informasi,teknologi,know-how dan keahlian oleh pengusaha yang menyediakan pemahaman mendalam mengenai cara-cara menciptakan pengetahuan baru.Pengetahuan teknologi mungkin akan menghasilkan suatu teknologi yang merupakan dasar untuk sebuah usaha baru. Menilai keuntungan dari usaha baru Setelah menciptakan sebuah kombinasi sumber daya yang baru,pengusaha perlu
menentukan
apakah hal itu benar-benar bernilai,langka dan tidak dapat ditiru dengan menilai apakah produk dan/atau pasar baru tersebut cukup menguntungkan sehingga layak dimanfaatkan dan dikembangkan. a) Informasi tentang Usaha Baru Pengetahuan pasar dan teknologi yang dulu digunakan untuk menciptakan usaha baru yang potensial juga dapat bermanfaat dalam menilai keuntungan dari sebuah peluang. b) Jendela Peluang Sifat dinamis dari sebuah kelayakan sebuah usaha baru dapat dijelaskan dengan istilah jendela peluang (windows of oportunity). Ketika jendela peluang terbuka,kondisi
lingkungan
mendukung pengusaha untuk mengekploitasi suatu usaha baru. c) Menghadapi Pengambilan Keputusan dalam Ketidakpastian Pertukaran antara lebih banyak infomasi dan kemungkinan bahwa jendela peluang akan tertut up membawa dilema bagi para pengusaha,dilema ini melibatkan sebuah pilihan apakah akan melanjutkan usaha baru tersebut atau mengabaikanya. d) Keputusan untuk Mengeksploitasi atau Tidak Mengekspoitasi usaha baru Usaha Baru, seperti gambar berikut diilustrasikan untuk mengeksploitasi atau tidak
peluang
usaha baru tergantung pada apakah pengusaha memiliki apa yang ia yakini sebgai informasi yang cukup untuk mengambil sebuah keputusan.
Langkah 3: umpan balik dari sumber-sumber daya
Strategi Usaha Untuk Eksploiatasi Usaha Baru Frase yang biasa digunakan para pengusaha ketika ditanyakan tentang sumber kompetitip
keunggulan
mereka adalah,keunggulan kompetitip kami adalah karena menjadi yang
pertama,kami adalah para penggerak awal. a) Penggerak awal me ngembangkan sebuah keunggulan biaya menjadi yang pertama menawarkan dan menjual sebuah produk tertentu pada sebuah pasar khusus berarti bahwa penggerak awal dapat menangkap gagasan bahwa sewaktu perusahaan memproduksi produk tertentu dengan jumlah yang lebih banyak biaya produksi setiap unit dari produk itu turun.
b) Penggerak awal me nghadapi persaingan kompetitif yang lebih sedikit Meskipun penggerak awal mungkin pada awalnya hanya memiliki sedikit konsumen,jika mereka telah menilai kesempatan ini dengan tepat,pasar tersebut akan berkembang pesat.Meskipun para pesaing akan masuk kepasar yang berkembang ini ,pangsa pasar yang hilang direbut para pesaing baru tersebut akan lebih sedikit dari yang diimpaskan oleh pertumbuhan pasar. Bahkan dalam pertumbuhan pasar ini perusahaan lebih banyak berurusan dengan memenuhi permintaan daripada melakukan tindakan seperti memberi diskon untuk mengambil pangsa pasar pihak lain. c) Penggerak awal dapat mengamankan saluran-saluran penting Penggerak awal memiliki kesempatan untuk memilih dan mengembangkan relasi yang kuat dengan para pemasok dan saluran distribusi terpenting.Ini merepresentasikan sebuah hambatan bagi mereka yang sedang mempertimbangkan untuk masuk kepasar dan mungkin memaksa mereka yang masuk pada akhirnya menggunakan para pemasok dan toko-toko retel yang kurang terkemuka. d) Penggerak awal me mpunyai posisi yang lebih baik untuk me muaskan konsumenya. Penggerak awal memiliki kesempatan untuk (1) Memilih dan mengamankan segmen yang paling menguntungkan dari sebuah pasar, dan (2) memposisikan diri mereka dipusat pasar tersebut, menyediakan kemampuan yang makin meningkat untuk mengenali dan menyesuaikan diri terhadap perubahan di pasar. Dalam beberapa kasus mereka bahkan (3) menjadikan produk mereka sebagai standar industri. e) Penggerak awal me ndapatkan keahlian melalui partisipasi. Penggerak awal memiliki kesempatan untuk (1) Belajar dari produk generasi pertama dan memperbaiki,misalnya,rancangan produk,manufaktur pemasaranya; (2) Memamtau perubahanperubuhan di pasar yang mungkin menjadi sulit atau tidak mungkin terdeteksi perusahaanperusahaan yang tidak berpartisipasi di pasar;dan (3) membangun jaringan mereka,yang dapat menyediakan informasi dini tentang kesempatan-kesempatan yang menarik. Kesempatankesempatan untuk belajar ini tersedia hanya bagi mereka yang berpartisipasi di pasar. Dalam kasus ini,pengetahuan diperoleh melalui belajar sambil melakukan (learning -by-doing) alih-alih melalui pengamatan praktik-praktik lain. Kiat Menciptakan Produk Baru Nilai suatu barang atau produk dapat diciptakan melalui: • Inovasi
Keberhasilan wirausaha dicapai apabila wirausaha menggunakan produk, proses, dan jasajasa inovasi sebagai alat untuk menggali perubahan. • Mengubah tantangan menjadi peluang
Menciptakan permintaan melalui penemuan baru (market driven). Menurut Zimmerer, ide-ide yang berasal dari wirausaha dapat menciptakan peluang untuk memenuhi kebutuhan pasar. Dalam mengevaluasi ide, wirausaha perlu mengidentifikasi dan mengevaluasi semua resiko yang mungkin terjadi dengan cara: • Pengurangan resiko melalui strategi yang proaktif • Penyebaran resiko pada aspek yang paling mungkin • Pengelolaan resiko yang mendatangkan nilai atau manfaat
Ada tiga resiko yang perlu dievaluasi, yaitu: • Resiko pasar atau resiko persaingan, terjadi akibat adanya ketidakpastian pasar • Resiko finansial, terjadi akibat rendahnya hasil penjualan dan tingginya biaya • Resiko teknik, terjadi akibat kegagalan teknik
Bagaimana ide dapat menjadi peluang, ada beberapa cara untuk melakukannya yaitu: • Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara-cara/metoda yang lebih baik
untuk dapat memenuhi kepuasan pelanggan • Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa baru • Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi, bagaimana pekerjaan dilakukan atau
dimodifikasi cara melakukan suatu pekerjaan
Sumber-sumber Potensial Peluang Proses penjaringan ide disebut screening yang merupakan suatu cara terbaik untuk menuangkan ide potensial menjadi produk atau jasa riil. Adapun langkah- langkah dalam penjaringan ide (screening) ide dapat dilakukan dengan cara Menciptakan produk baru dan berbeda, mengamati pintu peluang, analisis produk dan proses produksi secara mendalam, menaksi biaya awal, dan memperhitungkan resiko yang mungkin terjadi. Menciptakan Produk Baru dan Berbeda
Produk dan jasa yang dibuat harus menciptakan nilai bagi pembeli, untuk itu wirausaha harus benar-benar mengenal perilaku konsumen di pasar.Ada dua unsur pasar yang perlu diperhatikan: • Permintaan terhadap barang/jasa yang dihasilkan • Waktu penyerahan dan waktu permintaan barang/jasa
Kemampuan untuk memperoleh peluang, sangat bergantung pada kemampuan wirausaha untuk menganalisis pasar, yang meliputi aspek: • Analisis demografi pasar • Analisis serta tingkah laku pesaing • Analisis keunggulan bersaing pesaing dan kevakuman pesaing yang dapat dianggap dapat
menciptakan peluang Mengamati Pintu Peluang Wirausaha harus mengamati potensi-potensi yang dimiliki pesaing, misalnya: • Kemungkinan pesaing mengembangkan produk baru • Pengalaman keberhasilan dalam mengembangkan produk baru • Dukungan keuangan • Keunggulan-keunggulan yang dimiliki pesaing di pasar
Kemampuan pesaing untuk mempertahankan posisi pasar dapat dievaluasi dengan mengamati kelemahan-kelemahan dan resiko pesaing dalam menanamkan modal barunya. Pintu peluang usaha baru dapat diperoleh dengan cara (Zimmerer): • Produk baru harus segera dipasarkan dalam jangka waktu yang relatif singkat • Kerugian teknik harus rendah • Bila pesaing tidak begitu agresif untuk mengembangkan strategi produknya • Pesaing tidak memiliki teknologi yang canggih • Pesaing sejak awal tidak memiliki strategi dalam mempertahankan posisi pasarnya • Perusahaan baru memiliki kemampuan dan sumbe-sumber untuk menghasilkan produk
barunya Memperhitungkan Resiko yang Mungkin Terjadi Resiko pesaing, kemampuan dan kesediaan pesaing untuk mempertahankan posisi pasarnya:
• Kesamaan dan keunggulan produk yang dikembangkan pesaing • Tingkat keberhasilan yang dicapai pesaing dalam pengembangan produknya • Seberapa besar dukungan keuangan pesaing bagi pengembangan produk baru
Resiko teknik adalah kegagalan dalam proses pengembangan produk. Sedangkan resiko finansial adalah kegagalan yang timbul akibat ketidakcukupan dana. Bekal Pengetahuan dan Kompetensi Ke wirausahaan Untuk menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama ya ng harus dimiliki adalah memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jiwa dan watak kewirausahaan tersebut dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan, atau kompetensi. Komptensi itu sendiri ditentukan oleh pengetahuan dan pengalaman.Wirausahawan adalah seseorang yang memiliki jiwa dan kemampuan tertentu dalam berkreasi dan berinovasi, ia memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Kemampuan kreatif dan inovatif tersebut tercermin dalam: • Kemampuan dan kemauan untuk memulai usaha (start-up) • Kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang baru (creative) • Kemampuan dan kemampuan untuk mencari peluang (opportunity) • Kemampuan dan keberanian untuk menanggung resiko (risk bearing) • Kemampuan untuk mengembangkan ide dan meramu sumber daya
Kemauan dan kemampuan-kemampuan tersebut diperlukan terutama untuk: • Menghasilkan produk atau jasa baru • Menghasilkan nilai tambah baru • Merintis usaha baru • Melakukan proses/teknik baru • Mengembangkan organisasi baru
BAB IV STRATEGI UNTUK BERKEMBANG DAN PERKEMBANGANYA TUJUAN PEMBELAJARAN Megetahui cara menciptakan kesempatan untuk berkembang Memahami implikasi-implikasi perkembangan bisnis bagi suatu perekonomian
nasional Memahami tantangan-tantangan utama dalam mengelola perkembangan bisnis
dan siap untuk mengelola tantangan-tantangan ini secara efektif Menyadari bahwa setiap orang tidak sama dan memahami bagaimana perbedaan-
perbedaan tersebut mempengaruhi tujuan mereka dalam mengembangkan suatu bisnis.
Suatu usaha baru yang berhasil akan memberikan kesempatan bagi pengusaha untuk mengembangkan bisnisnya.Sebagai contoh memperkenalkan produk baru pada pasar yang sudah ada sehingga dapat memberikan kesempatan untuk mengambil pangsa pasar dari pesaing;usaha pada pasar yang baru memberikan kesempatan untuk melayani kelompok konsumen yang baru dan organisasi yang baru, mempunyai kesempatan untuk melakukan dan berkembang dari penjualan awalnya. Strategi pertumbumbuhan perusahaan ini adalah ; (1) Strtegi penetrasi,(2) Strategi pengembangan,(3) Strategi pengembangan produk dan (4) Strategi diversifikasi
Strategi Penetrasi Strategi penetrasi (penetration strategi) berfokus pada produk perusahaan dalam pasar yang sudah ada. Pengusaha berusaha menembus produk atau pasar ini lebih jauh dengan cara mendorong konsumen yang sudah ada untuk membeli lebih banyak produk perusahaan tersebut. Pemasaran dapat menjadi efektif dengan mendorong pembelian berulang.
Strategi Pengembangan Pasar Pertumbuhan juga dapat terjadi melalui strategi pengembangan pasar.Strategi pe ngembangan pasar (market development strategi) meliputi penjualan produk perusahaan yang sudah ada pada kelompok konsumen yang baru.Kelompok konsumen yang baru dapat dikategorikan ke dalam lingkup geografi atau demografi dan/atau berdasarkan penggunaan p roduk barunya.Hal ini terdiri dari Pasar Geografis Baru (penjualan produk yang sudah ada pada lokasi- lokasi yang baru) Pasar Demografis Baru (Demografis digunakan
untuk
mengkarakterisasi
konsumen
berdasarkan pendapatan,tempat tinggal, pendidikan, usia, jenis kelamin,dll) dan Penggunaan Produk Baru. Strategi Pengembangan Produk Strategi pengembangan produk (product development strategy) untuk pertumbuhan termasuk mengembangkan dan menjual produk baru pada orang-orang yang telah membeli produk perusahaan yang sudah ada.Pengalaman dengan kelompok konsumen tertentu adalah sumber pengetahuan tentang masalah yang dihadapi konsumen dengan teknologi yang ada pada saat ini, dan cara-cara melayani konsumen dengan lebih baik.Pengetahuan ini merupakan sumber penting untuk meluncurkan produk baru. Strategi Diversifikasi Strategi diversifikasi (diversification strategi) adalah menjual produk baru pada pasar yang juga baru Oleh karena pertumbuhan membuat perusahaan menjadi lebih besar, perusahaan mulai mengambil keuntungan dari keunggulan dari segi ukurun. Sebagai contoh makin tingginya volume
meningkatkan
efesiensi
produksi.Ukuran
juga
menentukan
legitimasi
dari
perusahaan,karena perusahaan yang lebih besar biasanya lebih diperhatikan oleh konsumen, investor dan pihak-pihak yang berkepentingan sebagai perusahaan yang lebih stabil dan prestisius. Oleh karena itu,pertumbuhan bisnis dapat memberikan kekuatan tambahan bagi pengusaha untuk mempengaruhi kinerja perusahaan, akan tetapi ketika perusahaan berkembang, hal
tersebut
berubah. Perubahan
ini memperkenalkan sejumlah tantangan manajerial.
Tantangan ini muncul dari berbagai tekanan sbb; (1)Tekanan terhadap sumber keuangan yang sudah ada (2)Tekanan terhadap Sumber Daya Manusia
(3)Tekanan
terhadap Pengelolaan Tenaga Kerja
(4)Tekanan terhadap Waktu Pengusaha. Mengatasi Tekanan Pada Sumbe r Keuangan Yang Sudah Ada. Untuk mengatasi tekanan pada sumber daya keuangan yang sudah ada, pengusaha dapat mengakuisisi sumber-sumber daya yang baru. Akuisisi sumber daya yang baru itu mahal, entah dalam ukuran ekuitas yang dijual maupun dari pembayaran bunga atas utang. Kebutuhan atau besarnya sumber daya baru yang dibutuhkan dapat dikurangi melalui manajemen yang lebih baik pada sumber daya yang sudah ada. Beberapa aktivitas manajemen yang penting termasuk penerapan kontrol keuangan yang efektif, pengaturan persediaan dan pencatatan yang baik. Mengatasi Tekanan Terhadap Sumber Daya Manusia Yang Sudah Ada Pada umumnya,perusahaan baru belum mampu memiliki depertemen Sumber daya Manusiaanya sendiri, yang dapat mewawancarai, mempekerjakan dan mengevaluasi pekerja. Kebanyakan keputusan ini merupakan tanggung jawab pengusaha dan mungkin satu atau dua orang pekerja kunci lainya. Dalam mengembangkan tenaga kerja,pengusaha menghadapi keputusan tentang berapa proporsi dari tenaga kerjanya yang seharusnya permanen dan paruh waktu. Bagian integral dari strategi bagian Sumber Daya Manusia perusahaan untuk secara efektif mengembangkan bisnis harus memikirkan bagaimana menjaga kultur organisasi walaupun ada pekerja yang baru masuk. Pekerja baru dapat ditanamkan kultur perusahaan melalui pelatihan awal yang menceritakan kisah-kisah dan ritual-ritual yang menjadi dasar dari kultur. Mengatasi Tekanan Dalam Manaje men Tenaga Ke rja Seiring suatu perusahaan berkembang, perusahaan juga berubah. Mengelola perubahan merupakan tugas yang komplek, sehingga lebih baik dilakukan dengan
gaya manajemen
partisipatif. Gaya manajemen partisipatif (participative style management) adalah gaya dimana pengusaha mengikut sertakan orang-orang lain dalam proses pengambilan keputusan. Ada berbagai keunggulan dari menggunakan gaya manajemen partisipatif ketika perusahaan sedang berkembang . Pertama kompleksitas dari mengembangkan bisnis dan mengelola perubahan meningkatkan permintaan pemprosesan pada pengusaha. Mengikut sertakan orang lain dalam proses pengambilan keputusan merupakan cara untuk mengurangi permintaan tersebut. Kedua
manajer dan pekerja yang mempunyai kualifikasi tinggi merupakan sumber daya yang penting untuk menghasilkan cara-cara baru dalam menghadapi masalah-masalah saat ini. Selain hal tersebut pengusaha perlu melakukan hal- hal berikut; Menciptakan semangat tim, Bicara dengan pekerja, Berikan umpan balik, Delegasikan berbagai tangung jawab ke orang lain, Berikan pelatihan berkala bagi pekerja. Mengatasi Tekanan Terhadap Waktu Pengusaha Pengusaha selalu dapat menggunakan waktu mereka dengan lebih baik,dan semakin keras mereka berusaha,hal itu semakin memperkaya perusahaan mereka selain juga kehidupan pribadi mereka. Bagaimana seseorang dapat mengatur waktunya secara efektif ? Manajemen waktu (time management) adalah proses meningkatkan produktivitas seseorang melalui penggunaan waktu yang lebih efesien. Pengusaha mendapatkan berbagai keuntungan dari manajemen waktunya secara efektif,beberapa diantaranya sbb; •
Meningkatnya produktivitas
•
Meningkatnya kepuasan kerja,
•
Meningkatnya hubungan interpersonal,
•
Berkurangnya kegeilisahan dan ketegangan soal waktu dan
•
Kesehatan yang lebih baik.
Prinsip-prinsip Dasar dalam Manaje men Waktu Manajemen waktu menyediakan suatu proses dapat digunakan pengusaha untuk menghemat waktu, bukan pelayan waktu. Penggunaan waktu dengan efesien membuat pengusaha dapat memperluas dan mengembangkan perusahaanya dengan baik, meningkatkan produktivitas perusahaan, dan mengurangi gangguan dari bisnisnya terhadap
kehidupan
pribadinya.
Pengusaha dapat mengembangkan manajemen waktu yang baik dengan cara mengikuti enam prinsip dasar berikut; •
Prinsip Keinginan
•
Prinsip Efektivitas
•
Prinsip Analisis
•
Prinsip Kerja Tim
•
Prinsip Perencanaan dengan Prioritas
•
Prinsip Analisis Ulang.
Implikasi Pertumbuhan Perusahaan Bagi Pengusaha Pertumbuhan perusahaan menghadirkan sejumlah tantangan manajerial bagi pengusaha;tantangan yang mungkin tidak dikenalinya dan tidak siap untuk mengatasinya. Tadi kita telah menawarkan sejumlah perangkat yang dapat dikembangkan oleh pengusaha untuk menangani proses pertumbuhan secara lebih efektif dan mengelolanya. Beberapa kurang mempunyai ke mampuan untuk melakukan transisi pada pendekatan manajemen profesional ini.Lainya mungkin mampu tetapi tidak ingin memfokuskan perhatian mereka untuk melakukan tuga-tugas yang dibutuhkan untuk mencapai pertumbuhan perusahaan secara sukses.
Keuntungan dan Tantangan Tiap orang tertarik untuk berwirausaha dikerenakan berbagai keuntungan, banyak sekali keuntungan yang akan didapat jika seseorang berani untuk berwirausaha yang paling terlihat keuntungannya dalam berwirausaha dapat dikelompokkan dalam tiga kategori dasar : 1. Laba, 2. Kebebasan, dan 3. Kepuasan dalam menjalani hidup.
1. Keuntungan Berupa Laba Wirausaha mengharapkan hasil yang tidak hanya mengganti kerugian waktu dan uang yang diinvestasikan tetapi juga memberikan keuntungan yang pantas bagi resiko dan inisiatif yang mereka ambil dalam mengoperasikan bisnis mereka sendiri. Dengan demikian keuntungan berupa laba yang merupakan motifasi yang kuat bagi wirausaha tertentu.
Laba adalah salah satu cara dalam mempertahankan nilai perusahaan. Beberapa wirausaha mungkin mengambil laba bagi dirinya sendiri atau membagikan laba tersebut, tetapi kebanyakan wirausaha puas dengan laba yang pantas B.Keuntungan Berupa Kebebasan
Kebebasan untuk menjalankan perusahaannya merupakan keuntungan lain bagi seorang wirausaha. Hasil survey dalam bisnis berskala kecil tahun 1991 menunjukkan bahwa 38% dari orang-orang yang meninggalkan pekerjaan nya di perusahaan lain karena mereka ingin menjadi bos atas perusahaan sendiri. Beberapa wirasuaha menggunakan kebebasannya untuk menyusun kehidupan dan perilaku kerja pribadnya secara fleksibel. Kenyataannya banyak wirausaha tidak mengutamakan fleksibiltas disatu sisi saja. Akan tetapi wirausaha menghargai kebebasan dalam karir kewirausahaan, seperti mengerjakan urusan mereka de ngan cara sendiri, memungut laba sendiri dan mengatur jadwal sendiri.
C. Keuntungan Berupa Kepuasan Dalam Menjalani Hidup Wirausaha sering menyatakan kepuasan yang mereka dapatkan dalam menjalankan bisnisnya sendiri. Pekerjaan yang mereka lakukan memberikan kenikmatan yang berasal dari kebebasan dan kenikmatan ini merefleksikan pemenuhan kerja pribadi pemilik pada barang dan jasa perusahaan. Banyak perusahaan yang dikelolah oleh wirausaha tumbuh menjadai besar akan tetapi ada juga yang relative tetap berskala kecil TANTANGAN BERWIRAUSAHA Meskipun keuntungan dalam berwirasuaha menggiurkan, tapi ada juga biaya yang berhubungan dengan kepemilikan bisnis tersebut. Memulai dan mengoperasikan bisnis sendiri membutuhkan kerja keras, menyita banyak waktu dan membutuhkan kekuatan emosi. Kemungkinan gagal dalam bisnis adalah ancaman yang selalu ada bagi wirausaha, tidak ada jaminan kesuksesan. Wirausaha harus menerima berbagai resiko berhubungan dengan kegagalan bisnis. Tantangan berupa kerja keras, tekanan emosional, dan risiko meminta tingkat komitmen dan pengorbanan jika kita mengharapkan mendapatkan keuntungan.
BAB V MEMASUKI PASAR GLOBAL TUJUAN PEMBELAJARAN • Mengenali pilihan-pilihan untuk memasuki pasar-pasar Internasional • Mempelajari masalah-masalah yang terkait dengan memasuki pasar global • Memahami peran penengah Internasional • Memahami strategi terbaik untuk masuk dan menumbuhkan bisnis di negara lain
Mengenali pilihan-pilihan untuk memasuki pasar-pasar Internasional Untuk menjadi pengusaha global diperlukan penetapan suatu visi interasional. Tingkat keahlian internasional dan pengetahuan Anda,begitu juga setiap hubungan yang Anda mungkin miliki dalam perusahaan,akan membantu menentukan strate gi internasional yang akan Anda Implementasikan. Jika tidak memiliki pengalamam internasional apapun, Anda mungkin ingin menghindari memulai dari awal dengan sebuah rencana yang memerlukan keterlibatan pasar luar negeri yang signifikan,melainkan cenderung menggunakan penjualan asing atau aliansi penelitian dan pengembangan. Kesuksesan Anda dalam bisnis global pada akhirnya akan merefleksikan bagaimana baiknya Anda mengenali dan meningkatkan kompetensi utama Anda dan perusahan. Sesi ini akan menunjukkan hal- hal yang terkait dengan memasuki pasar global, dan efek yang strategis memasuki pasar global, masalah-masalah strategis yang terkait, analisis lingkungan, strategi masuk dan proses mengembangkan dan melaksanakan sebuah rencana bisnis internasional. Kebanyakan pengusaha akan melakalukan aktivitas
internasional hanya
ketika
dirancang untuk melakukanya, bermacam- macam motivasi proaktif dan reaktif dapat menyebabkan pengusaha terlibat dalam bisnis
internasional.Keuntungan tentu saja men jadi
salah satu alasan yang paling signifikan untuk memasuki pasar global dan berapa alasah sbb;
Masuk pasar global disertai dengan sekumpulan masalah yang beragam dan luas yang benarbenar baru.Menjalankan bisnis secara internasional melibatkan berbagai permasalahan yang cukup komplek misalnya; berbagai dokumen seperti faktur,bill of landing,sertifikasi inspeksi,dan surat pernyataan ekspor begitu juga keharusan untuk menaati sejumlah aturan domestik dan Internasional yang sepenuhnya baru. Empat masalah yang sangat strategis yang sangat penting bagi pengusaha yang masuk pasar global adalah •
Alokasi tanggung jawab antara operasi bisnis di Indonesia dan Luar Indonesia
•
Sifat dari sistem perencanaan,pelaporan,dan kontrol yang akan digunakan di seluruh operasi internasional;
•
Struktur yang terorganisasi dengan tepat untuk menjalankan operasi internasional (4) Tingkat standarisasi yang mungkin dilakukan.
Tahap 1. Pertama kali memasuki dunia internasional pengusaha biasanya melakukan proses pengambilan keputusan yang sangat tersentralisasi. Karena pengusaha umumnya memiliki akses individu-individu dengan pengalaman internasional yang jumlahnya terbatas, suatu jaringan pengambilan keputusan yang tersentralisasi biasanya digunakan. Tahap 2. Ketika suatu bisnis berhasil, pengusaha tidak mungkin lagi menggunakan proses pengambilan keputusan yang sepenunya
tersentralisasi. Keberagaman lingkungan
menjadi jauh lebih kompleks untuk ditangani dari sebuah kantor pusat sentral. Tahap 3. Proses desentralisasi yang dijalankan pada tahap 2 menjadi hal tidak dapat ditoleransi segera setelah kesuksesan lebih lanjut tercapai. Tetapi Ketika terjadi masalah di kantor cabang luar negeri , kekuasaan,otoritas,dan tanggung jawab dalam jumlah yang terbatas ditarik kembali ke operasi binis pusat.. Untuk memahami apa yang dibutuhkan untuk simtem perencanaan, pelaporan, dan kontrol yang efektif dalam operasi internasional,pengusaha harus memikirkan pertanyaan-pertanyaan berikut: a). Analisis Lingkungan Apa karakteristik unik dari setiap pasar nasional ? Apa karakteristik yang sama dari setiap pasar dengan pasar nasional lainya ? Dapatkah setiap pasar nasional dikelompokkan bersama untuk tujuan pengoperasian dan atau perencanaan ? b).Perencanaan Strategis
Siapa yg harus terlibat dalam keputusan-keputusan pemasaran ? Apa asumsi-asumsi utama tentang target pasar? Apakah valid? Apa kebutuhan yg dipenuhi oleh produk-produk perusahaan dalam target pasar ? Apa keuntungan bagi komsumen yg diberikan oleh produk-produk dalam target pasar? Kondisi-kondisi seperti apakah yang membuat produk-produk digunakan dalam target pasar? Seberapa besarkah kemampuan untuk membeli produk-produk perusahaan dalam target pasar? Apa kekuatan dan kelemahan utama perusahaan sehubungan dengan produk,harga,iklan,dan program promosi untuk target pasar ? Haruskah perusahaan memperluas,menyesuaikan,atau menciptakan produk,harga,iklan,dan program promosi untuk target pasar ? Bagaimana neraca pembayaran dan situasi nilai tukar didalam target pasar ? Apakah perusahaan mampu untuk mengirimkan pendapatanya? Apakah iklim politiknya dapat diterima.
Struktur Bagaimana seharusnya organisasi distrukturisasi sehingga dapat mencapai tujuan yang ditetapkan secara optimal,dengan keahlian dan sumber daya yang ada ? Apa tanggung jawab dari setiap tingkat organisasionalnya. Perencanaan Operasional Dengan tujuan,struktur dan penilaian dari lingkungan pasar yang ada,bagaimana sebuah rencana pemasaran yang efektif dapat diimplementasikan ? Produk-produk apa yang harus dipasarkan pada harga berapa,melalui saluran apa,dengan komunikasi apa ,dan target pasar yang mana? Mengendalikan Program Pemasaran Bagaimana perusahaan mengukur dan memamtau kinerja dari rencananya ? Apa langkahlangkah yang akan diambil untuk memastikan bahwa sasaran-sasaran pemasaran tercapai, salah satu kunci untuk perencanaan strategis yang berhasil adalah adanya apresiasi dari pasar. Langkah pertama dalam mengindentifikasi pasar dan
mengelompokkan
negara- negara
adalah
menganalisis data pada setiap negara di keenam area berikut; •
Karekteristik pasar yaitu Ukuran pasar(laju pertumbuhan),Tahap perkembangan,tahap
siklus hidup produk,tingkat kejenuhan,karakteristik perilaku pembeli,faktor sosial/budaya,lingkungan fisik •
Institusi pemasaran yaitu sistem distribusi,media komunikasi,layanan pemasaran (iklan dan riset)
•
Kondisi industri yaitu ukuran dan praktek-praktek persaingan,perkembembangan teknis
•
Lingkungan hukum ( undang- undang,peraturan,kode,bea cukai,serta pajak)
•
Sumber daya personalia (ketersediaan,keahlian,potensi,dan biaya),uang (ketersediaan dan biaya)
•
Lingkungan politik yaitu kebijakan dan sikap pemerintah saat ini dan kondisi lingkungan politik jangka panjang.
Pemilihan Pasar Asing Dengan begitu banyaknya negara yang berprospek,masalah-masalah
yang kritis bagi
pengusaha global adalah pemilihan pasar asing dan strategis masuk.Haruskah anda memilih pasar terbesar yang paling memungkinkan atau pasar yang lebih mudah
dipahami dan
diarahkan? Apakah sebuah pasar asing yang telah maju lebih disukai daripada yang sedang berkembang ? Hal hal ini hanyalah beberapa pertanyaan yang dihadapai pengusaha global dalam menentukan pasar yang akan dimasuki.Keputusan pemilihan pasar harus berdasarkan pada penjualan yang lalu maupun penenpatan posisi kompetitif,begitu pula dengan penilaian atas setiap pilihan pasar asing.
Strategi-Strategi Kewirausahaan Ada
berbagai
cara
seseorang
pengusaha
dapat
memasarkan
produknya
secara
internasional.Metode usaha pasar dan model dari operasi luar negeri bergantung pada tujuantujuan dari pengusahanya serta kekuatan dan kelemahanya.Caranya dengan melakukan Ekspor (exporting),biasanya meliputi penjualan dan pengiriman dari produk yang dihasilkan di satu negara ke konsumen yang berlokasi di negara lain . Ada dua klasifikasi umum ekspor: langsung dan tidak lansung. Ekspor lansung > menggunakan distribusi independen atau kantor penjualan diluar negeri milik perusahaan untuk menjalankan bisnis internasional.
Lisensi
Memberikan
hak untuk menggunakan sebuah paten,merek
agang, teknologi, proses
produksi, atau produk kepada produsen asing sebagai ganti atas pembayaran suatu royalti.
Proyek turn-key Metode bisnis internasional dimana pengusaha asing memasok teknologi produksi atau infrastruktur untuk seuah bisnis dan kemudian meneruskanya kepemilik lokal.
Kontrak Manajemen Metode nonekuitas dari bisnis internasional dimana pengusaha mengontrakkan teknikteknik manajemen dan keahliannya pada sebuah perusahaan asing pembeli.
Kepentingan Minoritas Bentuk investasi asing langsung dimana pengusaha yang berinvestasi memegang posisi kepemilikan minoritas dalam usaha asing. Cabang perusahaan yg dimiliki sepenuhnya telah menjadi sebuah model kepemilikan yg lebih disukai oleh pengusaha yg menggunakan investasi asing lansung untuk berbisnis di pasar internasional.
Usaha Patungan Penggabungan dari dua perusahaan untuk membentuk sebuah perusahaan ketiga yang untuknya ekuitasnya dibagi bersama
Sinergi Dalam usaha patungan,dampak kualitatif pada perusahaan yang mengakuisisi (perusahaan lain) yang dihasilkan oleh faktor- faktor komplementer yang melekat dalam
perusahaan yang
diakuisisi.
Kepentingan Mayoritas Pembelian lebih dari 50 persen ekuitas dalam sebuah bisnis asing
Merger Horizontal Jenis merger yg mengkombinasikan dua perusahaan atau lebih dalam tahap-tahap yang berurutan dari produksi.
Merger Perluasan Produk Jenis merger dimana perusahaan yang mengakuisisi dan yang diakuisisi memiliki produksi dan/atau aktivitas distribusi yang berhubungan,tetapi tidak memiliki produk yang bersaing secara
langsung satu sama lain
Merger Perluasan Pasar Jenis merger yang mengkombinasikan dua perusahaan yang memproduksi produk yang sama,tetapi menjualnya dalam pasar geografis yang berbeda
Merger Aktivitas yang Beragam Merger kongklomerat yang melibatkan konsolidasi dari dua perusahaan yang pada dasarnya tidak berhubungan.Salah satu metode terbaik bagi pengusaha untuk memasuki pasar internasional adalah untuk bekerja sama dengan pengusaha dinegara tersebut. Pengusaha asing ini mengetahui negara dan budayanya,dan oleh karenanya dapat memfasilitasi transaksi bisnis sementara mempertahankan bisnisnya serta kondisi ekonomi dan politik saat ini,kerja sama ini difasilitasi oleh pemahaman sifat dari kewirausahaan disuatu negara.Ada beberapa karakteristik mitra yang baik,mitra yang baik dapat menolong pengusaha mencapai tujuanya,seperti akses pasar,berbagi biaya,atau pencapaian kompetensi inti saat ini.Mitra- mitra yang baik juga berbagi visi dan tidak akan mencoba secara oportunistis memanfaatkan kerja sama untuk keuntungan diri sendiri.
Masuk Ke Pasar Global dan Berekspansi Strategi
masuk ke pasar global dan berekspansi harus dimulai dengan pemasaran. Pertanyaan
berikut harus dipertanyakan ketika merencanakan memasuki pasar. Pasar mana saja yang harus dijadikan target dan bagaimana urutan-urutannya "? Negara mana, dan segmen mana dalam negara yang menjadi sasaran ? Langkah berikutnya bagi petugas pemasaran adalah menetapkan objektif untuk
volume,
pangsa pasar,
penjualan,
dan pendapatan ;
mereka
harus
mengimplementasikan bagaimana usaha pemasaran .Bagaimana seharusnya kita mengelo la dan mengimp lementasikan usaha pemasaran kita ?
Apakah kita harus melancarkan operasi pemasaran langsung di pasar sasaran atau menggunakan agen atau perwakilan ? Bila kita menggunakan agen atau perwakilan,berapa banyak dukungan yang sebaiknya kita berikan kepada mereka, dan bagaimana sebaiknya kita berkomunikasi dengan mereka ? Terutama, bagaimana kite memastikan bahwa kita akan mendapatkan umpan balik pasar yang akurat dan tepat waktu dari agen-agen kita, dan bagaimana kita dapat memastikan bahwa kita menyampaikan kepada semua agen dan perwakilan informasi yang mereka perlukan agar dapat mewakili kita di pasar ? Rantai nilai memberi kerangka kerja untuk
memfokuskan pada tugas pemasaran. Alternatif strategi untuk memasuki dan perluasan pasar harus memastikan bahwa kegiatan rantai nilai yang diperlukan, seperti yang ditunjukkan tabie di bawah ini, dilaksanakan dan dipadukan. Penyelesaian yang paling sederhana adalah melakukan konfigurasi rantai nilai di luar negeri yang sama seperti di negara sendiri. Akan tetapi, hal ini mungkin bukan penyelesaian yang paling efektif, karena organisasi mungkin tidak memiliki ketrampiian dan pengalaman yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan rantai nilai di pasar sasaran. Sebuah perusahaan yang mempunyai keunggulan bersaing di p asar negara sendiri dalam kegiatan hulu maupun hilir, proses manufaktur dan distribusi, misalnya mungkin terpaksa harus melakukan rekonfigurasi kegiatan distribusi agar dapat sukses memasuki pasar global yang baru.
Rantai Nilai – Rincian Fungsi Pemasaran Pembelian Logistik Dalam Perusahaan Litbang Perakitan dan proses manufaktur Logistik di Luar Perusahaan Pemasaran Seleksi Pasar Sasaran Kebijaksanaan dan Strategi Penetapan Harga Kebijakan dan Strategi Distribusi Kebijaksanaan dan Strategi Komunikasi Pesan, Daya Tarik Strategi dan Rencana Media Rencana Periklan Rencana Promosi Rencana Pemasaran Langsung Penjualan Pribadi Pengiriman lewat pos Pemasaran Jarak Jauh (telemarketing) Informasi danRiset Jasa Pemasangan dan Pengujian
Marjin
Cara Memasuki Pasar internasional a. Mengekspor Banyak perusahaan industri mengawali ekspansi internasionalnya dengan mengekspor barang dan jasa mereka ke negara lain.Mengekspor merupakan bentuk pengoperasian secara internasional yang paling tradisional dan sudah sering diiaksanakan. Sebuah perusahaan mungkin terlibat dalam mengekspor secara langsung, artinya penjualan antara perusahaan tersebut dan distributor atau pelanggan negara kedua yang berfungsi sebagai pengimpor. Sebuah perusahaan dikatakan melakukan ekspor secara tidak langsung kalau penjualan iewat perantara yang berada di negaranya sendiri. Sekitar 50 persen perusahaan A.S. melakukan bisnis di pasar luar negeri dengan cara mengekspor. Karena tidak dibutuhkan investasi untuk mengoperasikan manufaktur di luar negeri, bukan berarti mengekspor dapat dikatakan sebagai alternatif dengan biaya rendah. Pengeluaran yang diperlukan untuk memperoleh lisensi ekspor, menghubungi EMKL, mengatur pembayaran dan sebagainya. Akan tetapi, walaupun hal ini dilakukan secara aktif dan baik, mengekspor memerlukan investasi yang signifikan dalam pemasaran dan biaya transportasi biasanya mahaldan adanya pengenaan tarif. Investasi ini dimulai dengan studi pasar yang intensif untuk mengembangkan strategi pemasaran negara. Tanda khas dari strategi ini mungkin berupa penyesuaian produk pada kebutuhan pelanggan dan preferensi dalam pasar (atau dibiarkan tidak diubah bila memang tepat) serta kebijakan harga,distribusi, dan komunikasi yang merupakan bagian terpadu dari strategi pemasaran negara. Namun dalam pemasaran, eksportir kurang memiliki kendali terhadap pemasaran dan pendistribusian produknya di negara tujuan dan harus membayar distributor. Dalam kenyataannya, sulit menyediakan produk yang sesuai untuk setiap pasar internasional melalui ekpor. Membe ri Lisensi Memberi lisensi merupakan alternatif strategi memasuki suatu negara dan perluasan
dengan daya tarik yang cukup besar. Sebuah perusahaan dengan teknologi, pengetahuan, atau merek yang mempunyai citra kuat dapat menggunakan persetujuan memberikan lisensi untuk menggantikan sumber laba tanpa investasi dan biaya yang amat kecil. Bahkan sebenarnya, memberikan lisensi merupakan pengembalian investasi tanpa batas. Satu-satunya biaya yang harus dikeluarkan adalah biaya menandatangani perjanjian dan mengawasi implementasinya. Perjanjian lisensi memungkinkan perusahaan aging membeli hak memproduksi dan menjual produk perusahaan di negara tuan rumah atau berapa negara. Pemilik hak biasanya mendapat royalti untuk setiap unit produk yang diproduksi dan dijual. Penerima hak menanamkan modal dalam pendirian fasilitas produksi dan pemasaran serta pendistribusian produk atau jasa. Hasilnya, lisensi mungkin merupakan bentuk termurah dari ekspansi internasional. Merek dagang dapat merupakan bagian penting dari penciptaan dan perlindungan peluang untuk lisensi yang mewah. Perusahaan Amerika yang berorientasi pada citra seperti Coca-Cola dan Disney, misalnya, memberikan lisensi nama merek dagang dan logo mereka pada produsen pakaian, mainan dan arloji di luar negeri. Di Asia dan Pasifik saja, penjualan produk Disney berlisensi naik dua kali lipat antara tahun 1988 dan tahun 1990 serta diharapkan naik dua kali lipat lagi pada tahun 1994. Tentu saja, segala sesuatu yang diperoleh dengan demikian mudahnya mempunyai kerugian dan resiko. Kerugian utama memberikan lisensi adalah untuk partisipasi amat terbatas. Bila memberikan lisensi menyangkut teknologi dan pengetahuan, mereka yang "tidak mengetahui apa yang tidak mereka ketahui"dalam menghadapi resiko. Potensi perolehan dari pemasaran dan manufaktur mungkin hilang, dan perjanjian mungkin berumur pendek bila penerima lisensi mengembangkan pengetahuan sendiri dan kemampuan untuk mengikuti kemajuan teknologi dalam bidang produk dengan lisensi. Bahkan keadaan yang buruk lagi,penerima lisensi beralih menjadi pesaing atau pemimpin industri. Hal ini benar-benar dapat terjadi karena memberikan lisensi memungkinkan sebuah perusahaan "meminjam" menyadap dan memanfaatkan -sumber daya milik perusahaan yang lain. Di Jepang, misalnya, Meiji Milk menghasilkan dan memasarkan es krim kelas atas merek Lady Borden dengan persetujuan lisensi dengan Borden Inc. Meiji belajar keterampilan penting dalam pemrosesan produk persusuannya dan, saat kontrak pemberian lisensi hampir habis, mereka meluncurkan merek es krim kelas atasnya sendiri.
Bagi perusahaan yang memutuskan untuk memberikan lisensi, persetujuan harus mengantisipasi kemungkinan perluasan partisipasi pasar dan sejauh memungkinkan, tetap adanya pilihan dan adanya jalur terbuka untuk memperluas partisipasi pasar. Salah satu jalur adalah usaha patungan dengan lisensi. Usaha Patungan Usaha patungan bisa dipakai sebagai sumber pasokan untuk pasar negara ketiga. Hal ini harus dipikirkan masak- masak terlebih dahulu. Salah satu alasan utama dari "perceraian" usaha patungan adalah perselisihan mengenai pasar negara ketiga dimana kedua Mitra ini saling berhadapan sebagai pesaing yang sebenarnya atau pesaing potensial. Untuk menghindari ini, rencana perlu dibuat untuk mendekati pasar negara ketiga sebagai bagian dari persetujuan usaha patungan. Usaha patungan menjadi populer dalam beberapa tahun terakhir sebagai cara utama ekspansi internasional. Usaha patungan memungkinkan perusahaan menyebarkan resiko dan sumber daya yang dibutuhkan untuk memasuki pasar internasional. Selain itu kebanyakan usaha patungan dilakukan dengan negara tuan rumah yang memiliki pengetahuan mengenai keadaan persaingan, norma hukum dan sosial serta pengetahuan tentang keunikan budaya yang akan membantu perusahaan memproduksi dan memasarkan produk bersaing. Disamping itu,perusahaan tuan rumah mungkin memperoleh akses terhadap teknologi dan daya tarik produk baru. Jadi setiap mitra patungan membawa masing- masing pengetahuan dan/atau sumber daya ke dalam kerjasama. Contoh : Usaha patungan antara perusahaan Electronic Data System (EDS) sebuah cabang perusahaan Generai Motor dengan perusahaan British Telecommunication PLC. EDS adaiah perusahaan jasa komputer yang ingin berekspansi secara internasional, te tapi induk perusahaannya (general Motor) tidak memiliki dana yang cukup untuk membiayai ekspansi tersebut. sementara British Telcom memiliki jaringan kerja dan kontak-kontak dengan perusahaannya multinasional dalam pasar yang sedang tumbuh tetapi memerluka n mitra perusahaan jasa komputer untuk bidang teknoiogi. Kemudian kedua perusahaan ini menjalin kerjasama dimana dari kerjasama tersebut akan menyediakan akses ke pasar internasionai bagi
perusahaan Electronic Data System (EDS) serta memungkinkan British Telcom juga memperluas usahanya di luar bisnis telepon. Kepemilikan Memiliki perusahaan sendiri memerlukan komitmen modal dan usaha manajerial paling besar serta menawarkan cara paling penuh untuk partisipasi dalam sebuah pasar. Perusahaan dapat bergerak dari strategi pemberian lisensi atau usaha patungan sampai kepemilikan agar dapat mencapai perluasan yang lebih cepat disebuah pasar, pengendalian yang lebih besar atau laba yang lebih tinggi.Ekspansi langsung berskala besar selain mahal juga memerlukan komitmen besar dari waktu dan upaya manajemen alternatifnya akuisisi merupakan pendekatan instant yang tidak terlalu mahal untuk memasuki pasar. Sedangkan kepemilikan sepenuhnya dapat memberikan keunggulan tambahan berupa penghindaran masalah komunikasi dan konflik kepentingan yang mungkin muncul dalam usaha patungan joint venture atau Mitra Produksi bersama, sedangkan akuisisi masih menimbulkan tugas penuh tuntutan dan tantangannya mengintegrasikan perusahaan yang dibeli ke dalam organisasi perusahaan.sementara itu bisnis baru di negara baru melibatkan biaya yang besar, resikonya juga besar. 3. Strategi Perluasan Pasar Perusahaan harus memutuskan apakah akan memperluas dengan mencari pasar baru di negara yang sudah ada sekarang ini atau, alternatifnya, mencari pasar negara baru dalam segmen pasar yang telah diidentifikasi dan dilayani. Gabungan dua dimensi ini menghasilkan empat strategis pilihan, seperti: 1. Fokus sempit 2. Fokus Negara 3. Diversifikasi Negara 4. Konglomerat Global Strategi 1, mengkonsentrasikan pada jumlah kecil segmen baru di sejumlah kecil negara. Strategi 2, diversifikasi negara dan konsentrasi segmen pasar, suatu perusahaan melayani banyak pasar di sejumlah kecil negara. Strategi 3, diversifikasi negara dan konsentrasi segmen pasar, merupakan strategi perusahaan
global klasik yang mencari pasar dunia untuk suatu produk dan melayani pelanggan dunia. Strategi 4, diversifikasi negara dan segmen, merupakan strategi korporasi dari perusahaan multibisnis yang besar seperti GE atau Matsushita
4. Strategi : Tingkat Korporat Internasional Strategi tingkat korporat internasional diperlukan ketika tingkat kompleksitas produk meningkat di berbagai industri, di berbagai negara atau berbagai wilayah. Strategi Multidomestik Strategi multidomestik adalah strategi dimana keputusan strategis dan operasi didesentralisasikan ke unit strategis di masing- masing negara untuk menyesuaikan produk kepada pasar lokal. Strategi multidomestik menfokuskan pada persaingan di masing- masing negara dengan asumsi bahwa setiap pasar berbeda dan karena itu disegmentasikan oleh batasbatas negara. Dengan kata lain, kebutuhan dan keinginan konsumen, kondisi industri, struktur politik dan hukum serta normanorma sosial antara berbagai negara adalah berbeda.
Strategi Pemasaran Anak Perusahaan Multinasional A.S., Eropa, dan Jepang Menurut Brandt dan Hulbert, anak perusahaan Amerika, mengandalkan inovasi produk sebagai kunci untuk terus tumbuh. Strategi Eropa, menurut mereka,jauh iebih definsif. Anak Perusahaan Eropa, misalnya, menunjukkan pilihan yang kuat untuk melakukan penetrasi pasar yang sudah ada atau mempunyai kaitan erat daripada masuk lewat produksi baru ke dalam pasar yang baru. Perusahaan Jepang mengadopsi strategi produksi biaya rendah, volume tinggi dalam lini produk terbatas, yang membuat mereka mampu menggunakan harga sebagai alat bersaing utama untuk mencapai sasaran nomor satu, yaitu pertumbuhan penjualan.
Strategi Alternatif : Model Tahap-tahap Perkembangan Perusahaan global tahap keempat merupakan bentuk terbatas dari ransnasional. Strategi transnasional adalah strategi perusahaan yang bertujuan mencapai efisien glonal dan respon lokal. Orientasi dalam perusahaan ini
merupakan campuran. Fokus manajemen pada pasar
global sumber daya global atau sumber daya global, tetapi tidak pada keduanya. Misalnya,
Herley-Davidson memfokuskan pada pasar global, tetapi tidak pada sumber daya global. Perusahaan tidak tertarik untuk melakukan litbang, desain, rekayasa, atau manufaktur di luar Amerika Serikat. Perusahaan Gap, yang hanya memasarkan di Amerika Serikat, tetapi mencari sumber produknya dari seluruh dunia.Evolusi lebih ianjut dari orientasi terjadi kalau sebuah perusahaan bergerak ke tahap lima, transnasional. Perusahaan tahap lima berorientasi, geosentris atau pada dunia.Manajemen tidak lagi terbatas memfokuskan pada persamaan atau perbedaan,tetapi memfokuskan pada persamaan dan perbedaan. Manajemen memandang pasar dan sumber daya global. Oleh karena itu Perusahaan menghadapi banyak alternatif dalam cara berpartisipasi di pasar internasional. Mereka yang mempunyai pengalaman dalam pemasaran internasional menyadari bahwa perlu melakukan pemasaran tanpa memperdulikan pengaturan penetapan pemasok. Perusahaan yang memberikan komitmen pada pemasaran mempelajari pelanggan di luar negeri akibatnya mempunyai pengetahuan yang amat mendalam mengenai pasar "luar negeri" yang bukan asing lagi, tetapi merupakan pasar yang terletak pada lokasi geografi tertentu seperti pasar yang lain. Ini merupakan aplikasi mendasar dari konsep pemasaran. Bila diterapkan, keadaan ini menghasilkan perumusan strategi pemasaran yang mengintegrasikan unsur produk,harga, distribusi dan promosi dengan cara tepat, konsisten dengan kekuatan dan kelemahan perusahaan dan produk di samping kenyataan persaingan. Perusahaan yang telah mengembangkan strategi pemasaran yang memadai kemudian akan mampu membuat keputusan mengenai pengaturan penetapan pemasok yang paling efektif. Rencana penetapan pemasok harus menperhitungkan sumber daya organisasional, kekuatan dan kelemahan, biaya faktor, biaya transportasi, kondisi akses pasar dan cara memasukinya, serta penilaian realistis atas resiko politik dan kondisi saat memasuki pasar masa depan, maupun keamanan investasi. Pilihan strategi yang memadai adalah kompleks dan selalu melibatkan unsur resiko dan ketidakpastian. Sebagai kekuatan yang menindas dan memiskinkan mereka menuduhkan hal-hal spesifik berikut terhadap globalisasi yang didorong pasar. Ketika melihat kasus Jepang, China dan Korea Selatan. Globalisasi seakan menemukan momennya. Akan tetapi ketika melihat kasus kasus di negara-negara miskin dan negara-negara dunia ketiga lainnya di Afrika, justru globalisasi seakan menjadi proses
pemiskinan dan menjadi mesin uang bagi negara-negara kapitalis.
Sekilas Globalisasi Banyak sejarawan yang menyebut globalisasi sebagai fenomena di abad ke 21 ini yang dihubungkan dengan bangkitnya ekonomi internasional. Padahal interaksi dan globalisasi dalam hubungan antar bangsa di dunia telah ada sejak berabad-abad yang lalu.Bila di telusuri benihbenih globalisasi telah tumbuh ketika manusia mulai mengenal perdagangan antar negeri sekitar tahun 1000 dan 1500 M. Saat itu para pedagang dari Cina dan India mulai menelusuri negeri lain baik melalui jalur darat maupun melalui jalur laut untuk berdagang.Fase selanjutnya ditandai dengan dominasi perdagangan kaum muslim di Asia dan Afrika kemudian dilanjutkan dengan adanya eksplorasi dunia secara besar-besaran oleh bangsa Eropa. Hal ini di dukung pula dengan terjadinya industri yang meningkatkan keterkaitan antar bangsa di dunia. Semakin berkembangnya industri dan kebutuhan akan bahan baku serta pasar juga munculnya berbagai perusahan multinasional di dunia. Fase selanjutnya terus berjalan dan mendapat momentumnya. Ketika perang dingin dan komunis di dunia runtuh. Runtuhnya komunisme seakan memberi kebenaran bahwa kapitalisme adalah jalan terbaik dalam mewujudkan kesejahteraan dunia.Implikasinya, Negara-negara di dunia mulai
menyediakan diri sebagai pasar yang bebas.Hal ini didukung pula dengan
perkembangan tekhnologi komunikasi dan transportasi.Hasilnya batas-batas negara manjadi kabur.Pada dasarnya globalisasi merupakan karakteristik hubungan antara produk bumi yang melampaui batas-batas konvensional seperti bangsa dan negara. Globalisasi yang mempengaruhi kehidupan antar bangsa dan negara di dunia bukan hanya tantangan, tetapi juga sekaligus merupakan peluang. Tantangan merupakan fenomena yang
semakin ektensif yang
mengakibatkan batas-batas politik, ekonomi antar bangsa menjadi samar dan hubungan antar bangsa menjadi begitu transparan. Globalisasi memiliki implementasi yang luas terhadap penghidupan dan kehidupan berbangsa dan bernegara.Ditinjau dari prespektif kebangsaan, globalisasi menimbulkan kesadaran bahwa kita merupakan warga dari suatu masyarakat global dan mengambil manfaat darinya,namun disisi lain, makin tumbuh pula dorongan untuk tumbuh lebih melestarikan dan memperkuat jati diri bangsa. Di era globalisasi, bangsa-bangsa bersatu secara mengglobal, tetapi bersamaan dengan itu muncul pula rasa kebangsaan yang berlebih- lebihan (cauvinisme) masing-
masing bangsa. Hal inilah yang menyebabkan globalisasi merupakan era tekhnologi informasi, komunikasi dan transportasi. Kekuasaan negara- negara maju ini, sudah melampaui batas-batas konvensional yang sudah tidak bisa di bendung lagi. Contohnya saja kekuasaan Negara yang mencakup seluruh wilayah yang tidak hanya berupa tanah, tetapi juga laut sekelilingnya dan juga angkasa. Karena kemajuan tekhnologi dewasa ini, masalah wilayah menjadi lebih rumit dibandingkan masa lampau. Kemajuan teknologi telah memungkinkan pengeboran minyak lepas pantai mendorong sejumlah besar negara untuk menuntut penguasaan wilayah yang lebih luas.Akibatnya globalisasi berpengaruh terhadap ekonomi antara lain dalam bentuk semakin tumbuhnya perusahaan-perusahaan transnasional yang beroperasi tanpa mengenal batas-batas negara. Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas negara akan menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan semakin erat. Globalisasi perekonomian di satu pihak akan membawa peluang pasar produk dari dalam negri ke pasar internasional secara kompetitif,sebaliknya juga membuka peluang masuknya produk-produk global kedalam pasar domestic. Secara nyata perekonomian nasional telah menjadi bagian dari perekonomian global yang di tandai dengan adanya kekuatan pasar dunia. Maka dari itu kita sebagai warga negara harus bisa bersaing dengan dengan negara lain agar kita tidak tersingkirkan oleh ketatnya persaingan dalam era globalisasi ini. Globalisasi merupakan kata yang sangat populer diperbincangkan dewasa ini. Apa sebenarnya globalisasi? Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya popular, dan bentuk bentuk interaksi yang lain. Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas batas negara. Makalah ini akan berusahamendiskusikan bagaimana kita selaku mahasiswa dan UMKM dapat meningkatkan budaya
kewirausahaan dalam rangka menyikapi era
globalisasi. Pro dan Kontra Globalisasi Apakah globalisasi perlu ditolak? Tidak perlu lagi, karena memang sudah di programkan secara matang oleh penggagas, disetujui dan ditanda tangani (secara sepihak atau berjemaah) oleh yang ditunjuk sebagai pengambil keputusan di pertemuanpertemuan di tingkat Internasional seperti WTO dan Regional seperti ASEAN. Oleh karena itu,
Globalisasi tidak perlu ditolak tapi disikapi dengan persiapan matang.Globalisasi ibarat ujian bagi pelaku bisnis lokal seluruh Negara di dunia. Globalisasi boleh saja asal yang mengombargombarkan globalisasi jangan memproteksi pasarnya sendiri untuk dimasuki negara berkembang. Hambatan tarif sekarang sudah digantikan dengan hambatan non tarif yang menyaratkan persyaratan teknis yang jelimet yang belum mampu dipenuhi mayoritas Usaha Mikro Kecil Menengah (UKM) Indonesia. Indonesia terus terang belum siap untuk pasar bebas seperti ASEAN misalnya,apalagi ada istilah ASEAN plus 3 (Jepang, Korea dan China). Walau sebetulnya sejak 2003 AFTA dah digulirkan perlahan namun pasti. Sudah saatnya ahli-ahli ekonomi Indonesia mengkaji dampak pasar bebas, terutama dampaknya terhadap para UMKM kita. Mayoritas UMKM kita memiliki daya saing yang lemah.Mungkin ada benarnya hasil riset yang dilaporkan World Economic Forum yang dibuat ekonom-ekonom ternama dunia bahwa Index Daya Saing Indonesia yang tahun 2000 berada diperingkat 46, jatuh tapai ke peringkat 74 untuk tahun 2005. Apa yang harus disegerakan kalau kita belum bercermin diri, menimbang- nimbang untung rugi globalisasi dan mengkaji sejauh mana kesiapan kita. Akan jauh lebih parah kalau yang menandatangani semua Persetujuan internasional di ASEAN dan menyetujuinya diparlemen tidak mengkonsultasikan terlebih dahulu ke bawah. Kalau ditanya tentang: Bagaimana mengurangi angka kemiskinan dan kelaparan di Indonesia? Jawabnya adalah tingkatkan daya saing UMKM Indonesia. Yang rezekinya agak mendingan, ya belilah produk-produk UMKM kita. Kapan lagi mereka menjadi raja di negeri sendiri? Negara-negara seperti India, Jepang dan Korea misalnya sangat mendukung pengusaha mereka dengan membeli produk dalam negeri. Hampir tidak ada ditemukan mobil merek Jepang di Seoul, sebaliknya di Tokyo hampir tidak ditemui merek mobil dari negara lain. Parahnya lagi, UMKM kita sekarang serba salah. Pengen menambah kapasitas produksi, kredit bunga pinjaman tidak feasible. Sedangkan tanpa peningkatan produksi, harga produk nggak bisa bersaing. Mengadu ke siapa lagi?Padahal bisnisnya berpeluang sekali. Akhirnya apa? Hal ini dimanfaatkan oleh investor asing yang sekarang gencar menyaring
UMKM-UMKM yang potensial untuk diajak joint venture. Forum seperti ini merupakan alternatif paling efektif untuk menghindari tingkat bunga
yang tidak feasible tadi. Alhasil UMKM yang kerja, investor kecipratan. Sebetulnya sah-sah saja, akan tetapi apa tidak lebih bagus kalau separo keuntungan UKM potensial tidak diboyong keluar? Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini penulis menghimbau segenap aktor,terutama yang berkuku (decision maker), untuk kembali benar-benar fokus dalam program peningkatan daya saing Usaha Kecil Menengah Indonesia. Bagi para UMKM Indonesia terus maju, tingkatkan etos kerja, timba ilmu sebanyak-banyaknya guna meningkatkan daya saing produk masing- masing dan bersiap untuk pasar yang sepertinya hanya akan berpihak kepada UMKM yang berdaya saing Internasional. Globalisasi hadir dalam rentangan waktu yang cukup panjang, bercirikan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, kemajuan kecerdasan dan pendidikan rakyat berikut kesejahteraan kewargaan dan sosial ekonominya.Dewasa ini, makna Globalisasi dipersepsikan sebagai bentuk lanjutan dari perkembangan pengetahuan yang ada di dunia, yaitu ketika awal lahirnya masa pencerahan (enlightment) yang mengubah
mainstrem pemikiran yang bercirikan nilai
keyakinan menuju pemaksimalan akal sebagai instrumen. Kemudian berlanjut pada penggunaan istilah modernitas sebagai jilid kedua dengan menjadikan masyarakat industrial yang lepas dari batasan dogma-dogma yang ada sebelumnya. Bagaimana globalisasi itu mungkin? Menurut Giddens, istilah “globalisasi” memiliki sejarah yang menarik. Sekitar belasan tahun yang lalu kata itu ha mpir tak pernah digunakan dalam dunia akademis maupun pers. Dari awalnya tak dikenal, kata itu sekarang muncul di mana-mana – pidato politik tak lengkap atau manual bisnis tak dapat diterima jika tak menyebut kata itu. Kata yang menjadi akrab di telinga mendorong perdebatan intens, di lingkungan akademis dan dalam literatur demokrasi sosial. Sehingga kita cukup jamak mendengar bahwa dalam tahun-tahun terakhir globalisasi telah menjadi pusat dari sebagian besar diskusi sosial masyarakat secara umum, baik yang berkaitan dengan pola hidup, politik hingga dinamika perdebatan sosial ekonomi,dimana manusia selalu berada di dalamnya. Perentangan antara ruang dan waktu telah menyebabkan manusia menjadi teratomisasi dan teralienasi dari dunia kehidupannya.Apalagi ditambah dengan revolusi informasi yang turut mengubah masyarakat dunia menjadi global vilagge.” Any body is connected but no one in control “ Kata Thomas Friedman menggambarkan kondisi mutakhir dunia. Begitu dengan sang futuris, Alvin Tovler, menyebut revolusi tersebut dengan “gelombang ketiga” yang juga menjadi judul bukunya yang terkenal The Third Wave.Dalam perkembangannnya, globalisasi tidak lepas dari para pengkritiknya, seperti
dikemukakan oleh wartawan Britania John Llyod, bahwa banyak kelompok dalam gerakan itu “percaya bahwa globalisasi pada intinya ialah kapitalisme Barat maupun Amerika
BAB VI SUMBER DAYA EKSTERNAL TUJUAN PEMBELAJARAN
Memahami bisnis waralaba dari perspektif pengusaha yang berusaha mengurangi resiko usaha baru dan pengusaha yang mencari cara untuk mengembangkan bisnisnya .
Memahami bagaimana usaha patungan dapat membantu pengusaha menumbuhkan bisnisnya dan menyadari berbagai tantangan dari pencarian dan pemeliharaan hubungan usaha patungan yang efektif. Mengetahui kekuatan dan kelemahan akuisisi dalam menumbuhkan suatu perusahaan dan mengetahui apa yang harus dicari dari suatu kandidat akuisisi. Memahami berbagai kemungkinan untuk tumbuh melalui merger dan leveraged buyout serta tantangan yang terkait dengannya. Memahami tugas negosiasi dan mengembangkan berbagai keahlian untuk melakukan tugas-tugas ini secara lebih efektif.
Waralaba Waralaba adalah sebagai sebuah cara usaha baru yang dapat mengurangi resiko kerugian bagi pihak terwaralaba. Waralaba juga merupakan cara alternatif yang membuat seseorang pengusaha dapat memperluas bisnis dengan mengharuskan orang lain membayar untuk menggunakan nama,proses,produk,pelayananya dan seterusnya. Penggunaan waralaba sebagai suatu mekanisme pertumbuhan merupakan fokus utama dari sesi ini. Karena pentingnya waralaba bagi usaha baru maupun pertumbuhan, pembahasan pertama akan menyelidiki waralaba dari perspektif seorang pengusaha yang berharap waralaba dapat mengurangi resiko usaha baru serta dari perspektif pengusaha yang berharap menggunakan waralaba sebagai cara menumbuhkan bisnisnya. Kemudian menyelidiki mekanisme eksternal lainya untuk menumbuhkan
bisnis,yaitu usaha
patungan,akuisisi,dan merger dan yang terakhir memberikan beberapa saran yang berguna bagi
pengusaha yang perlu bernegoisasi untuk memperoleh sumber daya manusia dan keuangan yang dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan bisnis. Waralaba (franchising) merupakan “suatu pengaturan dimana produsen atau distributor tunggal dari sebuah produk atau jasa bermerek dangang memerikan hak-hak eksklusip untuk distribusi lokal kepara perital independen dengan imbalan pembayaran royalti dari mereka dan kesesuaian dengan standarisasi prosedure-prosedure operasi. Orang yang menawarkan waralaba dekenal seb agai pewaralaba (franchisor). Terwaralaba (franchisee) adalah orang yang membeli waralaba tersebut dan diberi kesempatan untuk memasuki suatu bisnis baru dengan kemungkinan kesuksesan yang lebih tinggi dibandingkan jika ia harus memulai bisnis baru dari nol. Waralaba ( Inggris: Franchising;Prancis Franchise) untuk kejujuran atau kebebasan (a) adalah hak-hak untuk menjual suatu produk atau jasa maupun layana (b) Sedangkan menurut versi pemerintah Indonesia, yang dimaksud dengan waralaba adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak memanfaatkan dan atau menggunakan hak dari kekayaan intelektual (HAKI) atau pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut da lam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa ( c ) Sedangkan menurut Asosiasi Franchice Indonesia yang dimaksud dengan Waralaba ialah: Suatu sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir, dimana pemilik merek (franchisor) memberikan hak kepada individu atau perusahaan untuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi area tertentu Franchisor dan franchisee Selain pengertian waralaba, perlu dijelaskan pula apa yang dimaksud dengan franchisor dan franchisee. • Franchisor atau pemberi waralaba, adalah badan usaha atau perorangan yang memberikan
hak kepada pihak lain untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimilikinya. • Franchisee atau penerima waralaba, adalah badan usaha atau perorangan yang diberikan
hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas yang dimiliki pemberi waralaba
Sejarah Waralaba Perusahaan Coca cola di Atlanta, AS Waralaba diperkenalkan pertama kali pada tahun 1850-an oleh Isaac Singer, pembuat mesin jahit Singer, ketika ingin meningkatkan distribusi penjualan mesin jahitnya. Walaupun usahanya tersebut gagal, namun dialah yang pertama kali memperkenalkan format bisnis waralaba ini di AS. Kemudian, caranya ini diikuti oleh pewaralaba lain yang lebih sukses, John S Pemberton, pendiri Coca Cola. Namun, menurut sumber lain, yang mengikuti Singer kemudian bukanlah Coca Cola, melainkan sebuah industri otomotif AS,General Motor Industry ditahun 1898. Contoh lain di AS ialah sebuah sistem telegraph, yang telah dioperasikan oleh berbagai perusahaan jalan kereta api, tetapi dikendalikan oleh Western Union serta persetujuan eksklusif antar pabrikan mobil dengan penjual. Mc Donalds salah satu pewaralaba rumah makan siap saji terbesar di dunia Waralaba saat ini lebih didominasi oleh waralaba rumah makan siap saji. Kecenderungan ini dimulai pada tahun 1919 ketika A&W Root Beer membuka restoran cepat sajinya. Pada tahun 1935, Howard Deering Johnson bekerjasama dengan Reginald Sprague untuk memonopoli usaha restoran modern. Gagasan mereka adalah membiarkan rekanan mereka untuk mandiri menggunakan nama yang sama, makanan, persediaan, logo dan bahkan membangun desain sebagai pertukaran dengan suatu pembayaran. Dalam perkembangannya, sistem bisnis ini mengalami berbagai penyempurnaan terutama di tahun l950-an yang kemudian dikenal menjadi waralaba sebagai format bisnis (business format) atau sering pula disebut sebagai waralaba generasi kedua. Perkembangan sistem waralaba yang demikian pesat terutama di negara asalnya,AS, menyebabkan waralaba digemari sebagai suatu sistem bisnis diberbagai b idang usaha, mencapai 35 persen dari keseluruhan usaha ritel yang ada di AS. Sedangkan di Inggris, berkembangnya waralaba dirintis oleh J.Lyons melalui usahanya Wimpy and Golden Egg, pada tahun 60-an. Bisnis waralaba tidak mengenal diskriminasi. Pemilik waralaba (franchisor) dalam menyeleksi calon mitra usahanya berpedoman pada keuntungan bersama, tidak berdasarkan SARA. Kategori waralaba berbeda-beda antara lain : franchise dalam bentuk makanan, pendidikan dan lain- lain. salah satu bentuk nya adalah dan masih banyak lagi franchise yang berkembang di Indonesia ini.
Jenis waralaba Waralaba dapat dibagi menjadi dua: • Waralaba luar negeri, cenderung lebih disukai karena sistemnya lebih jelas, merek sudah
diterima diberbagai dunia, dan dirasakan lebih bergengsi. • Waralaba dalam negeri, juga menjadi salah satu pilihan investasi untuk orang-orang yang
ingin cepat menjadi pengusaha tetapi tidak memiliki pengetahuan cukup piranti awal dan kelanjutan usaha ini yang disediakan oleh pemilik waralaba. Biaya waralaba Biaya waralaba meliputi: • Ongkos awal, dimulai dari Rp. 10 juta hingga Rp. 1 miliar. Biaya ini meliputi
pengeluaran yang dikeluarkan oleh pemilik waralaba untuk membuat tempat usaha sesuai dengan spesifikasi franchisor dan ongkos penggunaan HAKI • Ongkos royalti, dibayarkan pemegang waralaba setiap bulan dari laba operasional.
Besarnya ongkos royalti berkisar dari 5-15 persen dari penghasilan kotor. Ongkos royalti yang layak adalah 10 persen. Lebih dari 10 persen biasanya adalah biaya yang dikeluarkan untuk pemasaran yang perlu dipertanggungjawabkan. Waralaba di Indonesia Di Indonesia sistem waralaba mulai dikenal pada tahun 1950-an, yaitu dengan munculnya dealer kendaraan bermotor melalui pembelian lisensi. Perkembangan kedua dimulai pada tahun 1970an, yaitu dengan dimulainya sistem pembelian lisensi plus, yaitu franchisee tidak sekedar menjadi penyalur, namun juga memiliki hak untuk memproduksi produknya . Agar waralaba dapat berkembang dengan pesat, maka persyaratan utama yang harus dimiliki satu teritori adalah kepastian hukum yang mengikat baik bagi franchisor maupun franchisee. Karenanya, kita dapat melihat bahwa di negara yang memiliki kepastian hukum yang jelas, waralaba berkembang pesat, misalnya di AS dan Jepang. Tonggak kepastian hukum akan format waralaba di Indonesia dimulai pada tanggal 18 Juni 1997, yaitu dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) RI No. 16 Tahun 1997 tentang Waralaba. PP No. 16 tahun 1997 tentang waralaba ini telah dicabut dan diganti dengan PP no 42 tahun 2007 tentang Waralaba. Selanjutnya ketentuan-ketentuan lain yang mendukung kepastian hukum dalam format bisnis waralaba adalah sebagai berikut:
• Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 259/MPP/KEP/7/1997 Tanggal
30 Juli 1997 tentang Ketentuan Tata Cara Pelaksanaan Pendaftaran Usaha Waralaba. • Peraturan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 31/M-DAG/PER/8/2008
tentang Penyelenggaraan Waralaba • Undang-undang No. 14 Tahun 2001 tentang Paten. • Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek. • Undang-undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang.
Banyak orang masih skeptis dengan kepastian hukum terutama dalam bidang waralaba di Indonesia. Namun saat ini kepastian hukum untuk berusaha dengan format bisnis waralaba jauh lebih baik dari sebelum tahun 1997. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya payung hukum yang dapat melindungi bisnis waralaba tersebut. Perkembangan waralaba di Indonesia, khususnya di bidang rumah makan siap saji sangat pesat. Hal ini ini dimungkinkan karena para pengusaha kita yang berkedudukan sebagai penerima waralaba (franchisee) diwajibkan mengembangkan bisnisnya melalui master franchise yang diterimanya dengan cara mencari atau menunjuk penerima waralaba lanjutan. Dengan mempergunakan sistem piramida atau sistem sel, suatu jaringan format bisnis waralaba akan terus berekspansi. Ada beberapa asosiasi waralaba di Indonesia antara lain APWINDO (Asosiasi Pengusaha Waralaba Indonesia), WALI (Waralaba & License Indonesia), AFI (Asosiasi Franchise Indonesia). Ada beberapa konsultan waralaba di Indonesia antara lain IFBM, The Bridge, Hans Consulting, FT Consulting, Ben WarG Consulting, JSI dan lain- lain. Ada beberapa pameran Waralaba di Indonesia yang secara berkala mengadakan roadshow diberbagai daerah dan jangkauannya nasional antara lain International Franchise and Business Concept Expo (Dyandra),Franchise License Expo Indonesia ( Panorama convex), Info Franchise Expo ( Neo dan Majalah Franchise Indonesia). Tingkat pengembalian Tingkat pengembalian yang layak dari sebuah waralaba adalah minimum 15 perse n dari nilai. Lain-lain • Di Indonesia waralaba yang berkembang pesat dan masih sangat menguntungkan adalah
waralaba di bidang makanan (Wong Solo, Sapo Oriental,CFC, Hip Hop, Red Crispy, Papa Rons dan masih banyak merek lainnya). • Waralaba berbentuk retail mini outlet (Indomart, Yomart,AlfaMart) banyak menyebar ke
pelosok kampung dan pemukiman padat penduduk. • Di bidang Telematika atau Information & Communication Technology , juga mulai
diminati pada 3 tahun terakhir ini berkembang beberapa bidang waralaba seperti distribusi tinta printer refill/cartridge (Inke, X4Print, Veneta dll) , pendidikan komputer (Widyaloka, Binus) , distribusi peralatan komputer (Micronic Distrbution) , Warnet / NetCafe (Multiplus, Java NetCafe, Net Ezy) , Kantor Konsultan Solusi JSI , dll. Yang juga menguntungkan adalah waralaba di bidang pendidikan (Science Buddies, ItutorNet, Primagama, Sinotif) , lebih menarik lagi terdapat Sekolah robot (Robota Robotics School), taman bermain (SuperKids) dan taman kanak-kanak (FastractKids, Kids2success , Townfor Kids) , Pendidikan Bahasa Inggris (EF /English First,ILP,Direct English) dll. • Perkembangan merek dan waralaba dalam negeri cukup pesat dan pada pameran pameran
franchise di tanah air terlihat banyak merek merek nasional Indonesia bersaing de ngan merek global dan regional.
Keuntungan-keuntungan Waralaba – Bagi Terwaralaba salah satu keuntungan terpenting dari pembelian waralaba pengusaha tidak perlu menanggung semua resiko yang terkait dengan penciptaan suatu bisnis baru Penerimaan produk Terwaralaba biasanya masuk kedalam sebuah bisnis yang memiliki nama,produk atau jasa yang sudah diterima.Dalam kasus Indomaret siapapun yang membeli
Indomaret akan menggunakan nama
Indomaret yang terkenal di Indonesia.Terwaralaba tidak perlu mengeluarkan sumber daya utuk memcoba membangun kredibilitas bisnis tersebut.Kredibilitas itu sudah ada berdasarkan lamanya b isnis tersebut.
Keahlian Manajemen Keuntungan penting lainya bagi terwaralaba adalah bantuan manajerial yang diberikan oleh pewaralaba.Setiap terwaralaba baru sering kali harus menjalani progam pelatihan mengenai seluruh
aspek
operasi
waralaba tersebut.Pelatihan ini dapat meliputi kelas-kelas
akuntansi,manajemen personalia,pemasaran dan produksi
Kebutuhan Modal Waralaba menawarkan kesempatan untuk memulai usaha baru dengan dukungan awal yang dapat menghemat waktu dan mungkin juga modal pengusaha tersebut.
Pengetahuan Pasar Bisnis waralaba terkemuka manapun menawarkan bertahun2 pengalaman dalam bisnis dan pengetahuan tentang pasar kepada pengusaha.Pengetahuan ini biasanya tercermin dalam sebuah perencanaan yang ditawarkan kepada terwaralaba,yang menjelaskan profil pelanggan yang dituju dan strategi-strategi yang seharusnya diimplementasikan begitu operasinya dimulai.
Keahlian Manajemen Keuntungan penting lainya bagi terwaralaba adalah bantuan manajerial yang diberikan oleh pewaralaba.Setiap terwaralaba baru sering kali harus menjalani progam pelatihan mengenai seluruh aspek operasi waralaba tersebut.Pelatihan ini dapat meliputi kelas-kelas akuntansi, manajemenpersonalia, pemasaran dan produksi.
Kebutuhan Modal Waralaba menawarkan kesempatan untuk memulai usaha baru dengan dukungan awal yang dapat menghemat waktu dan mungkin juga modal pengusaha tersebut.
Pengetahuan Pasar Bisnis waralaba terkemuka manapun menawarkan bertahun-tahun pengalaman dalam bisnis dan pengetahuan tentang pasar kepada pengusaha.Pengetahuan ini biasanya tercermin dalam sebuah perencanaan yang ditawarkan kepada terwaralaba,yang menjelaskan profil pelanggan yang dituju dan strategi-strategi yang seharusnya diimplementasikan begitu operasinya dimulai.
Pengendalian Operasional dan Struktural Dua masalah yang dialami banyak pengusaha dalam memulai sebuah usaha baru adalah mempertahankan pengendalian kualitas produk dan jasanya serta menetapkan pengendalian manajerial yang efektif.Pewaralaba terutama dalam bisnis makanan,akan menentukan pemasok yang
memenuhi standar-standar kualitas
yang
telah
ditetapkanya.
Dalam beberapa
keadaan,pasokanya malah benar-benar disediakan oleh pewaralaba. Waralaba tidak selalu merupakan pilihan terbaik bagi pengusaha.Siapapun yang berinvestasi dalam sebuah waralaba sebaiknya menyelidiki peluang tersebut secara teliti.Masalah- masalah antara pewaralaba dan terwaralaba adalah biasa.Kerugian-kerugian bagi terwaralaba biasanya berpusat pada ketidakmampuan pewaralaba untuk menyediakan layanan,iklan dan lokasi.Ketika janji-janji yang dituangkan dalam kesepakatan waralaba tidak dipenuhi,terwaralaba mungkin dibiarkan tanpa
dukungan dalam area-area penting.Terwaralaba mungkin juga menghadapi masalah kejatuhan atau dibelinya pewaralaba oleh perusaan lain.Pewaralaba juga menanggung resiko dan kerugian tertentu dalam memilih alternatif ekspansi ini.Dalam beberapa kasus,pewaralaba mungkin merasakan sulitnya menemukan terwaralaba berkualitas.
Jenis-Jenis-jenis Waralaba Ada tiga jenis waralaba yang tersedia, yaitu (1) Hak penjualan (dealership) suatu bentuk yg umum ditemukan dalam industri otomotif.Disini para produsen menggunakan waralaba untuk mendistribusikan lini produk mereka. (2) Jenis waralaba yang paling umum adalah jenis yg menawarkan nama, citra, serta metode menjalankan bisnis, seperti McDonald’s,dunkin Donuts,Indomaret,Alfamart dsb. (3) Jenis waralaba ketiga menawarkan jasa.Hal ini mencakup agensi-agensi personalia,perusahaanperusahaan pembuat laporan pajak pendapatan,dan agensi-agensi real estat.
Berinvestasi dalam sebuah Waralaba Waralaba melibatkan banyak resiko bagi seorang pengusaha. Meskipun kita menbaca tentang kesuksesan McDonald’s atau burger King,terdapat banyak kegagalan yang harus dilalui oleh masing- masing kesuksesan ini. Waralaba seperti usaha lainya,bukanlah untuk orang yang pasif. Menjalankan waralaba membutuhkan usaha dan jam- jam yang panjang,sepertihanya semua bisnis,karena tugas-tugas seperti perekrutan,penjadwalan,pembelian,akuntansi dll,tetaplah menjadi tanggung jawab terwaralaba. Tidak semua waralaba tepat untuk semua pengusaha. Mereka harus mengevaluasi alternatif-alternatif waralaba tersebut untuk memutuskan mana yang paling cocok. Sejumlah faktor perlu diperhitungkan sebelum membuat keputusan final tersebut antara lain; •
Waralaba yang belum terbukti versus yang telah terbukti
•
Stabilitas keuangan waralaba
•
Pasar potensial bagi waralaba baru.
Infomasi yang diminta dalam Disclosure Statemen
•
Indentifikasi pewaralaba dan afiliansinya serta pengalaman bisnis mereka
•
Pengalaman bisnis dari masing- masing,direktur dan manajemen waralaba yang Bertanggung jawab atas pelayanan waralaba,pelatihan,serta aspek-aspek lain dari program waralaba tsb.
•
Gugatan hukum dimana pewaralaba dan para petugasnya,direktur serta manajemenya Pernah terlibat.
•
Bayaran waralaba awal dan pembayaran awal lainya yang diwajibkan untuk memperoleh waralaba tsb.
5.
Pembayaran selanjutnya yang wajib dilakukan oleh terwaralaba setelah waralabanya dilajankan.
6.
Kualitas barang/jasa yang dijual pada waralaba
7.
Program-program Pelatihan yang disediakan bagi terwaralaba
8
Bantuan pada pemilihan lokasi dan kelayakan tempat usaha
9.
Laporan keuangan terwaralaba
10
Sejauh mana terwaralaba harus berpartisipasi secara pribadi secara pribadi dalam pengoperasian waralaba tersebut .dll
Usaha Patungan Dengan meningkatnya resiko bisnis,hiperkompetisi dan kegagalan semakin banyak usaha patungan yang terbentuk dan seringkali melibatkan para pemain yang sangat beragam. Usaha patungan bukanlah sebuah konsep baru,tetapi hingga tahap tertentu telah digunakan sebagai cara ekspansi oleh perusahaan-perusahaan sejak dulu. Usaha patungan (joint Ventura) adalah suatu badan usaha terpisah yang melibatkan kemitraan antara dua peserta aktip atau lebih. Usaha patungan,yang kadang-kadang disebut aliansi strategis,melibatkan mitra- mitra yang sangat beragam termasuk universitas-universitas ,organisasi nirlaba,bisnis dan publik.
Faktor-faktro Penentu Kesuksesan Usaha Tidak semua usaha Patungan berhasil. Seorang pengusaha perlu menilai metode secara hati-hati dan memahami faktor-faktor yang membantu memastikan kesuksesanya, termasuk masalahmasalah yang terkait sebelum menggunakanya. Faktor- faktor terpenting bagi kesuksesanya adalah:
1.
Penilaian yang akurat tentang pihak-pihak yang terlibat untuk mengelola badan usaha. Derajat simetris antara para mitranya,simetri ini jauh melampaui masalah kecocokan pada sararan dan kemampuan sumber daya.
3.
Ekspektasi atas hasil- hasil usaha patungan tersebut harus masuk akal
4.
Penilaian waktu harus tepat
Akuisis Cara lain yang dapat dilakukan pengusaha untuk memperluas usahanya adalah dengan membeli sebuah bisnis yang telah ada. Akuisisi menyediakan cara yang sangat baik untuk memperluas sebuah bisnis dengan memasuki pasar-pasar atau area-area produk yg baru. Akuisis (acquisition) adalah pembelian suatu perusahaan secara keseluruhan, atau sebagian dari perusahaan itu;secara defenisi perusaan tersebut benar-benar terserap dan tidak lagi berdidi sendiri. Dari sudut pandang strategis,perhatian utama perusaan adalah mempertahankan fokus usaha baru tersebut secara utuh,entah akuisisi tersebut akan menjadi inti dari bisnis baru ataukah hanya melambangkan sebuah kemampuan yang dibutuhkan seperti saluran distribusi,tenaga penjualan,atau fasilitas produksi.
Keuntungan-keuntungan Akuisisi Bagi seorang pengusaha,terdapat banyak keuntungan dari pembelian suatu bisnis,seperti yang ditunjukkan berikut; 1. Bisnis yg telah mapan (Citra dan catatan prestasi yang telah terbentuk) 2. Lokasi (pelanggan-pelanggan yang baru sudah mengenal lokasi tersebut) 3.Struktur pemasaran yang sudah mapan 4.Biaya ( biaya aktual untuk membeli sebuah bisnis mungkin lebih murah debangdingkan dengan metode- metode ekspansi yg lain Para pekerja yang sudah ada kesempatan lebih untuk menjadi kreatif
Kerugian-kerugian Akuisisi Meskipun kita dapat melihat banyak keuntungan dari pembelian sebuah bisnis yang sudah ada,terdapat juga beberapa kerugiannya. Kepentingan dari masing- masing keuntungan dan kerugian harus dipertimbangkan secara hati-hati dengan pilihan-pilihan ekspansi lainya. •
Catatan kesuksesan yang marginal ( sebagian besar usaha yang dijual memiliki catatan
Prestasi yg tidak menentu,kesuksesan yg pas-pasan atau bahkan tidak menguntungkan. •
Terlalu yakin akan kemampuanya ( kadang-kadang seorang pengusaha mungkin mengira Ia akan berhasil ketika yang lainya gagal)
•
Hilangnya Pekerja yang Penting ( Seringkali ketika suatu bisnis berganti tangan, para Pekerja penting juga pergi)
•
Penilaian yang terlalu tinggi ( mungkin saja harga pembelian yang sebenarnya Dilambungkan karena citra,basis pelanggan,anggota-anggota saluran atau pemasok yang sudah dibentuk)
Sinergi Konsep bahwa “satu kesatuan utuh adalah lebih besar dibandingkan jumlah dari bagianbagiannya”. Berlaku pada integrasi dari sebuah akuisisi kedalam usaha seo rang pengusaha. Menyusun Perjanjian Begitu pengusaha mengenali kandidat yang baik untuk diakuisisi,harus dibuat sebuah perjanjian yang tepat.Tersedia banyak teknik untuk mengakuisisi sebuah perusahaan,masing- masing memiliki serangkaian manfaat yang berbeda,baik bagi pembeli maupun penjual. Mencari Kandidat Akuisisi Jika pengusaha serius untuk membeli sebuah bisnis,ada beberapa sumber bantuan. Salah satunya adalah pialang(broker) bisnis profesional yang cara kerjanya mirip dengan pialang real estat.Mereka mewaliki penjual dan kadang-kadang akan secara agresif mencari pembeli,baik melalui refrensi,iklan,ataupun penjual langsung.
Merger Merger adalah transaksi yang melibatkan dua atau mungkin lebih,perusahaan,dimana hanya ada satu perusahaan yang bertahan hidup,adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk memperluas usaha. Akuisisi sangat mirip dengan merger hingga terkadang kedua istilah tersebut sering dipertukarkan. Motivasi- motivasi merger berkisar dari kelangsungan hidup, proteksi, diversifikasi hingga pertumbuhan.
Leverage Buyout Leverage Buyout (LBO) terjadi ketika seorang pengusaha ( atau kelompok perkerja) menggunakan dana pinjaman untuk membeli sebuah badan usaha yang sudah ada,dengan cara tunai. Sebagaian besar LBO terjadi karena pengusaha yang membeli usaha tersebut meyakini bahwa ia dapat menjalankan perusahaan itu secara lebih efesien dibandingkan pemiliknya yang sekarang. Pemilik yang sekarang sering kali adalah seorang pengusaha atau pemilik lain yang ingin pensiun. Sang pemilik mungkin juga adalah sebuah perusahaan besar yang ingin melepaskan diri dari anak peruhahaannya yang terlalu kecil atau tidak sesuai dengan rencanarencana strategis jangka panjang mereka. Bagaimana pengusaha menentukan apakah sebuah perusahaan tertentu adalah kandidat yang baik untuk LBO ? Hal ini dapat dilakukan melalui prosedur berikut: 1.Pengusaha harus menentukan apakah permintaan harga pemilik yang sekarang masuk akal 2.Pengusaha harus menilai kapasitas utang perusaan 3.Pengusaha harus mengembangkan paket keuangan yang tepat
Sekilas Tentang Analisis Sumberdaya dan Kapabilitas Internal Perusahaan Menggunakan RBV Mengapa suatu perusahaan secara terus menerus mampu mengungguli perusahaan lainnya? Salah satu jawaban yang ditawarkan terhadap pertanyaan ini adalah implementasi ResourceBased View - RBV (Peteraf, 1993). RBV dikatakan sebagai pendekatan baru dalam formulasi strategic management, dan dalam penjelasan lain merupakan upaya membangun keunggulan kompetitif yang merupakan hasil (resultant) dari hubungan antara keaneka-ragaman, ex post limits to competition, imperfect mobility, dan ex ante limits to competition. Munculnya RBV berawal dari pendekatan klasik dalam formulasi strategi yang pada umumnya berangkat dari penilaian terhadap kompetensi da n sumber daya perusahaan, di mana hal – hal yang berbeda (distinctive) atau superior dari pesaing dapat menjadi basis keunggulan kompetitif (Andrews, 19971; Thompson dan Strickland, 1990). Asumsi dasar RBV adalah bahwa sumberdaya dalam perusahaan bergabung menjadi satu (bundles) dan kemampuan yang
mendasari produksi tidak sama satu dengan lainnya. Perusahaan yang memiliki serta menggunakan sumberdaya dan kemampuannya secara efisien memiliki peluang yang lebih besar untuk beroperasi secara lebih ekonomis dan atau lebih baik dalam memuaskan pelanggan. Keaneka-ragaman (heterogeneity) menunjukkan secara tidak langsung bahwa suatu perusahaan yang memiliki berbagai kemampuan dapat berkompetisi dan hasil minimal yang diperolehnya setidaknya impas (breakeven). Sementara perusahaan dengan sumberdaya marginal hanya dapat berharap memperoleh impas, namun perusahaan dengan sumberdaya superior akan memperoleh rents. Menggunakan pendekatan Ricardian rent, dapat disimpulkan bawah perusahaan yang memiliki sumberdaya superior - yang tersedia secara terbatas - dan menggunakannya secara efisien dapat mempertahankan keunggulan kompetitifnya sepanjang mampu mengendalikan sumberdayanya agar tidak dimiliki pihak lain secara bebas atau ditiru oleh pesaing. Keadaan semacam ini mirip dengan monopoly rent, perbedaannya terletak pada dalam model monopoli keaneka-ragaman dihasilkan dari kompetisi spasial atau perbedaan produk. Keuntungan (profit) monopoli diperoleh dari pembatasan output yang dilakukan secara sengaja, sementara dalam Ricardian rents, keuntungan diperoleh dari kelangkaan yang sudah menjadi sifat (inherent scarcity) dari pasokan sumberdaya. Terlepas dari kedua rents di atas, agar keunggulan kompetitif tetap bertahan kondisi keaneka-ragaman sumberdaya harus tetap dipelihara dengan menjaga rents tetap di atas biaya (ex ante limits to competition). Kajian mengenai RBV terpusat pada dua faktor kritis yang membatasi ex post competition: imperfect imitability dan imperfect substitutability. Kedua upaya ini disebut sebagai mekanisme isolasi (Rumelt, 1987), atau mobility bariers (Caves dan Porter, 1977), atau perluasan entry barriers (Bain, 1956). Sebaliknya, Yao (1988) berpendapat bahwa kegagalan keunggulan pasar secara mendasar disebabkan oleh ekonomi produksi dan sunk costs, transaction costs dan imperfect information. Faktor – faktor lain yang dapat menghambat imitasi adalah time compression diseconomies, asset mass efficiencies, interconnectedness of asset stocks, asset erosion, dan causal ambiguity (Dierickx dan Cool, 1989). Faktor imobilitas atau imperfect mobility merupakan kebutuhan kunci lain untuk keunggulan yang lestari(sustainable). Analisa sumberdaya perusahaan dan posisinya dalam persaingan merupakan salah satu
hal yang perlu dilakukan dalam pengembangan strategi menggunakan RBV (Thompson et all, 2005). Pada tataran praktikal, analisa diawali dengan mempertanyakan seberapa baik strategi yang ada, kemudian melakukan identifikasi terhadap kekuatan dan kelemahan sumberdaya perusahaan yang dimiliki serta peluang dan ancaman yang ada di luar lingkungan perusahaan. Langkah berikutnya mengevaluasi apakah harga produk/jasa dan biaya sudah unggul dari para pesaing. Ketiga langkah di atas kemudian digunakan untuk menganalisis apakah perusahaan lebih kuat atau lebih lemah dari para pesaing. Dengan mengetahui posisi perusahaan relatif terhadap pesaing dalam suatu industri, manajemen dapat menggunakan informasi tersebut untuk mengidentifikasi isu – isu strategis yang memerlukan perhatian, terutama bila strategi yang ada belum mampu menjawab perubahan yang terjadi di lingkungan luar,atau tidak
dapat
memanfaatkan
sumberdaya
perusahaan
secara
efisien
dan
efektif.
Jika manajemen memutuskan untuk mengubah strategi yang ada, pertanyaannya adalah tindakan (actions) apa saja yang diperlukan untuk memromosikan pelaksanaan strategi dengan lebih baik. Thompson et all (2005) menawarkan lima tindakan manajerial yang memfasilitasi eksekusi strategi, sementara Afuah (2004) menawarkan pengelolaan sumber penghasilan (sources of revenues) dan sasaran pasar. Lima tindakan yang disebutkan Thompson et all mencakup: penyusunan sumberdaya yang mendorong eksekusi strategi dengan baik; penerapan kebijakan dan prosedur yang dimaksudkan untuk memfasilitasi eksekusi strategi; memakai best practices dan mengupayakan peningkatan berkelanjutan dalam aktivitas rantai nilai (value chain); menggunakan sistem informasi dan operasi yang memungkinkan personalia perusahaan untuk melaksanakan peran strategis masing – masing dengan cakap; dan memberikan hadiah (rewards) dan atau insentif kepada semua eksponen perusahaan atas pencapaian strategi maupun sasaran keuangan. Sejalan dengan pemikiran di atas, Afuah (2004) berargumen bahwa keberhasilan strategi perusahaan dapat diukur dari nilai kepuasan pelanggan yang tercermin dari berulangnya mereka membeli produk/jasa perusahaan. Persoalannya, value yang diharapkan berbeda dari satu pelanggan ke pelanggan lainnya, oleh karenanya menjadi penting bagi perusahaan untuk memutuskan pelanggan atau kelompok pelanggan mana yang akan dijadikan sasaran layanan, serta seberapa banyak permintaan value mereka akan dilayani. Selain itu pada suatu sasaran pasar seringkali terdapat peluang untuk memperoleh lebih dari satu sumber pendapatan, dan
tambahan revenue ini bahkan memberikan tingkat keuntungan yang lebih besar dari sumber utamanya. Dicontohkan penjual mobil, selain memperoleh keuntungan dari penjualan mobil juga mendapat tambahan penghasilan dari jasa perbaikan dan pemeliharaan yang memberikan tingkat keuntungan yang lebih besar dari penjualan mobil. Selain memberi value kepada pelanggan yang lebih baik dari pesaing serta mengidentifikasi sumber – sumber penghasilan dari target pasar, Afuah menambahkan perlunya menghubungkan (connect) semua aktivitas di dalam internal perusahaan guna memfasilitasi model bisnis yang menguntungkan. Kemampuan perusahaan menawarkan value (melalui lowcost or differentiated products) merupakan hasil dari serangkaian aktivitas nilai- tambah yang mendukung kreasi produk atau layanan. Aktivitas nilai tambah yang dimaksud merupakan kombinasi antara pengelolaan sistem bisnis yang mengandalkan sumberdaya perusahaan, sistem nilai yang berlaku pada suatu industri, dan keterkaitanvertikal(vertical linkage) dengan industri terkait. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa RBV merupakan pendekatan alternatif dalam menyusun strategi perusahaan. Strategi ini mengandalkan kekayaan sumberdaya yang ada, namun juga memerhatikan lingkungan luar baik yang dapat dikendalikan maupun yang di luar kemampuan perusahaan untuk mengendalikannya. Kunci sukses penerapan strategi berbasis sumberdaya ini, terletak pada kemampuan perusahaan memelihara keaneka-ragaman, mencegah pesaing meniru atau memiliki sumberdaya yang secara unik dikuasai (ex post limits to competition), menjadikan pesaing selalu mengalami imperfect mobility, dan mengelola semua sumberdaya secara efisien dan efektif dalam penggunaannya (ex ante limits to competition). Analisis sumberdaya dan kapabilitas internal juga perlu melibatkan pemahaman mengenai faktor – faktor yang menjadi sifat industri seperti competitive and macro forces, cooperative forces, dan industry value drivers. Selain itu, guna memastikan tingkat keuntungan – sebagai hasil dari strategi bisnis - perusahaan perlu memastikan posisinya relatif terhadap: customer value, segmen pasar yang menjadi sasaran, sumber – sumber penghasilan, persaingan pasar, dan harga produk/jasa yang ditawarkan Mengacu referensi yang menjadi sumber utama paper ini, satu kritik terhadap RBV terutama pada belum adanya definisi yang jelas mengenai peran sumber daya manusia (SDM) di dalam lingkungan perusahaan sebagai bagian dari strategi, apakah diperlakukan sebagai aset atau
liability. Hal ini mengingat tidak semua personalia perusahaan dapat digolongkan sebagai aset. Jika demikian, perusahaan yang SDM- nya lebih sebagai liability harus mengubahnya terlebih dahulu sehingga menjadi aset, sebelum menerapkan strategi berbasis sumberdaya. Dalam hubungannya dengan perubahan orientasi pasar dari monopoli, captive menjadi persaingan (competitive market) , keraguan juga muncul, apakah basis pelanggan (customer base) dapat dianggap sebagai sumberdaya yang dapat di- internalized, atau harus dianggap sebagai faktor luar merupakan variabel yang sulit diperkirakan preferensinya. Beberapa perusahaan memperlakukan customer base sebagai aset yang mempengaruhi nilai perusahaan (industri jasa telekomunikasi dan perbankan), namun demikian perusahaan pada kedua industri ini seringkali mengalami kesulitan ketika pelanggan tidak lagi puas dengan value yang ditawarka n sehingga beralih kepada pesaing. Dalam kondisi seperti ini, sumberdaya dan saya saing perusahaan menjadi berkurang
BAB VIII MANAJEMEN RESIKO Manajemen resiko adalah proses pengukuran atau penilaian resiko serta pengembangan strategi pengelolaannya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan resiko kepada pihak lain, menghindari resiko, mengurangi efek negatif resiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi resiko tertentu. Manajemen resiko tradisional terfokus pada resiko-resiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau kebakaran, kematian serta tuntutan hokum). (Wikipedia) Manajemen resiko adalah rangkaian langkah- langkah yang membantu suatu perangkat lunak untuk memahami dan mengatur ketidak pastian (Roger S. Pressman). Pada saat kita mengerjakan pengembangan perangkat lunak sering kita menghadapi berbagai situasi yang tidak nyaman seperti keterlambatan pengembangan atau pengeluaran biaya pengembangan yang melebihi anggaran. Hal ini dikarenakan kurang siapnya kita menghadapi berbagai kemungkinan resiko yang akan terjadi. Untuk itu perlu dilakukan identifikasi tindakan yang harus dilakukan untuk mencegah ataupun meminimalkan resiko tersebut. Mengapa manajemen resiko itu penting? Sikap orang ketika menghadapi resiko berbedabeda. Ada orang yang berusaha untuk menghindari resiko, namun ada juga yang sebaliknya sangat senang menghadapi resiko sementara yang lain mungkin tidak terpengaruh dengan adanya resiko. Pemahaman atas sikap orang terhadap resiko ini dapat membantu untuk mengerti betapa resiko itu penting untuk ditangani dengan baik. Beberapa resiko lebih penting dibandingkan resiko lainnya. Baik penting maupun tidak sebuah resiko tertentu bergantung pada sifat resiko tersebut, pengaruhnya pada aktifitas tertentu dan kekritisan aktifitas tersebut. Aktifitas beresiko tinggi pada jalur kritis pengembangan biasanya merupakan penyebabnya. Untuk mengurangi bahaya tersebut maka harus ada jaminan untuk meminimalkan resiko atau paling tidak mendistribusikannya selama pengembangan tersebut dan idealnya resiko tersebut dihapus dari aktifitas yang mempunyai jalur yang kritis. Resiko dari sebuah aktifitas yang sedang berlangsung sebagian bergantung pada siapa yang mengerjakan atau siapa yang mengelola aktifitas tersebut. Evaluasi resiko dan alokasi staf
dan sumber daya lainnya erat kaitannya. Resiko dalam perangkat lunak memiliki dua karakteristik: •
Uncertainty : tidak ada resiko yang 100% pasti muncul.
•
Loss : resiko berimbas pada kehilangan.
Dan resiko memiliki tiga kategori: •
Resiko proyek : berefek pada perencanaan proyek.
•
Resiko teknikal : berefek pada kualitas dan waktu pembuatan perangkat lunak.
•
Resiko bisnis : berefek pada nilai jual produk Contoh : Seorang programmer yang sangat pintar keluar. Resiko yang mana?
B I A Y A Tingkat Resiko Total Biaya Resiko Tingkat Optimal Expected Losses from the risk Cost Of Aversion
Langkah- langkah dalam manajemen proses adalah : •
Identifikasi resiko Proses ini meliputi identifikasi resiko yang mungkin terjadi dalam suatu aktivitas usaha. Identifikasi resiko secara akurat dan komplit sangatlah vital dalam manajemen resiko. Salah satu aspek penting dalam identifikasi resiko adalah mendaftar resiko yang mungkin terjadi sebanyak mungkin. Teknik-teknik yang dapat digunakan dalam identifikasi resiko antara lain: •
Brainstorming
•
Survei
•
Wawancara
•
Informasi histori
•
Kelompok kerja
Tipe-tipe resiko: Untuk keperluan identifikasi dan mengelola resiko yang dapat menyebabkan sebuah pengembangan melampaui batas waktu dan biaya yang sudah dialokasikan maka perlu diidentifikasikan tiga tipe resiko yang ada yaitu: •
Resiko yang disebabkan karena kesulitan melakukan estimasi.
•
Resiko yang disebabkan karena asumsi yang dibuat selama proses perencanaan.
•
Resiko
yang disebabkan adanya even yang tidak terlihat (atau tidak
direncanakan). Beberapa kategori faktor yang perlu dipertimbangkan adalah sebagai berikut: •
Application Factor Sesuatu yang alami dari aplikasi baik aplikasi pengolahan data yang sederhana, sebuah sistem kritis yang aman maupun sistem terdistribusi yang besar dengan elemen real time terlihat menjadi sebuah faktor kritis. Ukuran yang diharapkan dari aplikasi juga sesuatu yang penting – sistem yang lebih besar, lebih besar dari masalah error, komunikasi dan manajemennya.
•
Staff Factor Pengalaman dan kemampuan staf yang terlibat merupakan faktor utama – seorang programer yang berpengalaman, diharapkan akan sedikit melakukan kesalahan dibandingkan dengan programer yang sedikit pengalamannya. Akan tetap i kita
harus juga mempertimbangkan ketepatan pengalaman tersebut- pengalaman membuat modul dengan Cobol bisa mempunyai nilai kecil jika kita akan mengembangkan sistem kendali real-time yang komplek dengan mempergunakan C++. Beberapa faktor seperti tingkat kepuasan staf dan tingkat pergantian dari staf juga penting untuk keberhasilan sebarang pengembangan – staf yang tidak termotivasi atau person utama keluar dapat menyebabkan kegagalan pengembangan.
•
Project Factor Merupakan hal yang penting bahwa pengembangan dan obyektifnya terdefinisi dengan baik dan diketahui secara jelas oleh semua anggota tim dan semua stakeholder utama. Jika hal ini tidak terlaksana dapat muncul resiko yang berkaitan dengan keberhasilan pengembangan tersebut. Dengan cara serupa, perencanaan kualitas yang formal dan telah disepakati harus dipahami oleh semua partisipan. Jika perencanaan kualitas kurang baik dan tidak tersosialisasi maka dapat mengakibatkan gangguan pada pengembangan tersebut.
•
Project Methods Dengan mempergunakan spefikasi dan metode terstruktur yang baik pada manajemen pengembangan dan pengembangan sistem akan mengurangi resiko penyerahan sistem yang tidak memuaskan atau terlambat. Akan tetapi penggunaan metode tersebut untuk pertama kali dapat mengakibatkan problem dan delay.
•
Hardware/software Factor Sebuah pengembangan yang memerlukan hardware baru untuk pengembangan mempunyai resiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan software yang dapat dibangun pada hardware yang sudah ada (dan familiar). Sebuah sistem yang dikembangkan untuk satu jenis hardware atau software platform tertentu jika dipergunakan pada hardware atau software platform lainnya bisa menimbulkan resiko tambahan (dan tinggi) pada saat instalasi.
•
Changeover Factor Kebutuhan perubahan “all- in-one” kedalam suatu sistem baru mempunyai resiko
tertentu. Perubahan secara bertahap atau gradual akan meminimisasi resiko akan tetapi cara tersebut tidak praktis. Menjalankan secara paralel dapat memberikan solusi yang aman akan tetapi biasanya tidak mungkin atau terlalu mahal. •
Supplier Factor Suatu pengembangan yang melibatkan organisasi eksternal yang tidak dapat dikendalikan secara langsung dapat mempengaruhi keberhasilan pengembangan. Misal tertundanya instalasi jalur telpon atau pengiriman peralatan yang sulit dihindari- dapat berpengaruh terhadap keberhasilan pengembangan.
•
Environment Factor Perubahan pada lingkungan dapat mempengaruhi keberhasilan pengembangan. Misal terjadi perubahan regulasi pajak, akan mempunyai dampak yang cukup serius pada pengembangan aplikasi penggajian.
•
Health and Safety Factor Ada satu isu utama yaitu faktor kesehatan dan keamanan dari partisipan yang terlibat dalam pengembangan software walaupun tidak umum (dibandingkan dengan pengembangan teknik sipil) yang dapat mempengaruhi aktifitas pengembangan.
Kesalahan estimasi Beberapa pekerjaan lebih sulit untuk melakukan estimasi dibandingkan pekerjaan lainnya disebabkan karena terbatasnya pengalaman pada pekerjaan serupa atau disebabkan karena jenis pekerjaan tersebut. Pembuatan sebuah use r manual merupakan langkah yang tepat yang dapat dipertanggungjawabkan dan sebagai bukti bahwa kita pernah mengerjakan tugas yang serupa sebelumnya. Dengan pengalaman itu seharusnya kita mampu untuk melakukan estimasi dengan lebih tepat mengenai berapa lama pekerjaan dapat diselesaikan dan berapa besarnya biaya yang dibutuhkan. Selain itu, waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengujian dan penelusuran program dapat menjadi sesuatu hal yang sulit diprediksi dengan tingkat keakuratan yang serupa walaupun kita pernah membuat program yang serupa sebelumnya. Estimasi dapat ditingkatkan melalui analisa data historis untuk aktifitas yang serupa dan untuk sistem yang serupa. Dengan menyimpan perbandingan antara estimasi semula
dengan hasil akhir akan mengakibatkan beberapa tipe pekerjaan sulit diestimasi secara tepat. Resiko ini terjadi jika perkiraan LOC pada kenyataan yang ada jauh melebihi LOC perkiraan pada perhitungan COCOMO, yang mengakibatkan berubahnya jadwal pengerjaan dan biaya operasional. Asumsi perencanaan Pada setiap tahapan perencanaan, asumsi perlu dibuat, jika tidak benar maka dapat mengakibatkan resiko tersebut beresiko. Misal pada jaringan aktifitas, aktifitas dibangun berdasarkan pada asumsi menggunakan metode desain tertentu dimana memungkinkan urutan aktifitas diubah. Kita biasanya membuat asumsi bahwa setelah coding, biasanya sebuah modul akan diuji dan kemudian diintegrasikan dengan modul lainnya. Akan tetapi kita tidak merencanakan pengujian modul yang dapat mangakibatkan perubahan desain awal. Hal ini dapat terjadi setiap saat. Pada setiap tahapan pada proses perencanaan, sangat penting untuk memeperinci secara eksplisit semua asumsi yang dibuat dan mengidentifikasi apa pengaruhnya jika ternyata dalam pelaksanaannya tidak sesuai dengan yang sudah direncanakan. Kemungkinan Beberapa kemungkinan dapat saja tidak pernah terlihat dan kita hanya dapat menyakinkan diri kita sendiri bahwa ada sesuatu yang tidak dapat dibayangkan, kadangkadang dapat terjadi. Akan tetapi biasanya jarang terjadi hal seperti itu. Mayoritas kejadian yang tidak diharapkan biasanya dapat diidentifikasi beberapa spesifikasi kebutuhan kemungkinan diubah setelah beberapa modul telah dikodekan, programmer senior meninggalkan pengembangan, perangkat keras yang diperlukan tidak dik irim tapat waktu. Beberapa kejadian semacam itu dapat terjadi sewaktu-waktu dan walaupun kejadian tersebut kemungkinan terjadinya relatif rendah akan tetapi kejadian tersebut perlu dipertimbangkan dan direncanakan. Metode untuk evaluasi pengaruh ketidakpastian ini terhadap jadwal proyek: •
Penggunaan PERT untuk evaluasi pengaruh ketidakpastian PERT dikembangkan untuk menghitung estimasi ketidakpastian lingkungan terhadap durasi pekerjaan. PERT dikembangkan pada suatu lingkungan proyek yang mahal, beresiko tinggi dan kompleks. Metode PERT ini memerlukan tiga
estimasi: •
Most likely time Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dalam situasi normal dan diberikan simbol m.
•
Optimistic time Waktu tersingkat yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dan diberi simbol a.
•
Pessimistic time Waktu terlama yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dikarenakan berbagai kemungkinan yang masuk akal dan diberikan simbol b. PERT mengkombinasikan ketiga estimasi tersebut untuk membentuk durasi tunggal yang diharapkan, te = a + 4m + b
•
Penggunaan durasi yang diharapkan
Durasi yang diharapkan dipergunakan supaya suatu forward pass dapat melalui sebuah jaringan; dengan mempergunakan metode yang sama dengan teknik CPM. Akan tetapi dalam hal ini, tanggal aktifitas yang dihitung bukan merupakan tanggal paling awal akan tetapi merupakan tanggal yang diharapkan dapat mencapai aktifitas tersebut. Jaringan PERT yang diperlihatkan pada gambar 3 memperlihatkan bahwa kita berharap proyek tersebut dapat diselesaikan dalam waktu 13,5 minggu- tidak seperti CPM yang tidak memperlihatkan tanggal paling awal untuk menyelesaikan proyek tersebut akan tetapi tanggal yang diharapkan (atau most likely). Salah satu keuntungan dari pendekatan ini adalah menempatkan sebuah emphasis dalam ketidakpastian di dunia nyata. Tabel 6.3 berikut ini memperlihatkan contoh estimasi durasi aktifitas yang memperkirakan durasi secara optimistic(a), pessimistic(b) dan most likeliy(m).
Tabel 6.3 – Estimasi waktu aktifitas PERT
Aktifitas
Durasi Aktifitas (minggu) Optimistic Most Likely Pessimistic (b) (a)
(m)
A
5
6
8
B
3
4
5
C
2
3
3
D
3.5
4
5
E
1
3
4
F
8
10
15
G
2
3
4
H
2
2
2.5
Pendekatan PERT juga difokuskan pada ketidakpastian estimasi durasi aktifitas. Perlu tiga estimasi untuk masing- masing aktifitas yang memperlihatkan fakta bahwa kita tidak yakin dengan apa yang akan terjadi – kita dipaksa untuk menghitung fakta yang diperkirakan akan terjadi.
•
Deviasi stándar aktifitas Perhitungan kuantitatif tingkat ketidakpastian suatu estimasi durasi aktifitas bisa diperoleh dengan menghitung standar deviasi s dari sebuah durasi aktifitas dengan mempergunakan rumus:
Standar deviasi aktifitas porporsional dengan beda antara estimasi optimistic dan pessimistic, dan dapat dipergunakan sebagai tingkatan ukuran level ketidakpastian atau resiko masing-masing aktifitas. Durasi yang diharapkan dari masing-masing aktifitas dan standar deviasi dari proyek tersebut (tabel 3) dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 6.4- Waktu yang diharapkan dan standar deviasi Durasi Aktifitas (minggu)
Aktifitas A
m
b
te
A
5
6
8
6.17
0.50
B
3
4
5
4.00
0.33
C
2
3
3
2.83
0.17
D
3.5
4
5
4.08
0.25
E
1
3
4
2.83
0.50
F
8
10
15
10.50
1.17
G
2
3
4
3.00
0.33
H
2
2
2.5
2.08
0.08
a: optimistic
b: most likely c: pessimistic
te: expected
•
s
s: standard deviation
Likehood target terpenuhi Keuntungan utama dari teknik PERT adalah memberikan suatu metode untuk melakukan estimasi probabilitas tanggal target terpenuhi atau tidak. Teknik ini bisa saja hanya mempunyai tanggal target tunggal yaitu proyek selesai, akan tetapi kita diharapkan untuk mengatur tambahan target antara. Misalkan kita harus menyelesaikan proyek dalam waktu 15 minggu. Kita berharap proyek tersebut dapat diselesaikan dalam waktu 13.5 minggu akan tetapi durasinya bisa lebih dan
bisa kurang. Misalkan aktifitas C harus diselesaikan pada minggu ke 10 karena salah satu anggota yang melaksanakan aktifitas tersebut sudah dijadwalkan untuk bekerja pada proyek lain dan kejadian 5 memperlihatkan penyerahan produk kepada pelanggan. Untuk itu diperlukan tiga tanggal target pada jaringan PERT seperti yang diperlihatkan dalam gambar 4.
Gambar 6.4 Jaringan PERT dengan tiga buah tanggal target dan perhitungan standar deviasi kejadian
•
Analisa resiko Setelah melakukan identifikasi resiko, maka tahap berikutnya adalah pengukuran resiko dengan cara melihat potensial terjadinya seberapa besar severity (kerusakan) dan probabilitas terjadinya risiko tersebut. Penentuan probabilitas terjadinya suatu event sangatlah subyektif dan lebih berdasarkan nalar dan pengalaman. Beberapa risiko
memang mudah untuk diukur, namun sangatlah sulit untuk memastikan probabilitas suatu kejadian yang sangat jarang terjadi. Sehingga, pada tahap ini sangtalah penting untuk menentukan dugaan yang terbaik supaya nantinya kita dapat memprioritaskan dengan baik dalam implementasi perencanaan manajemen risiko. Kesulitan dalam pengukuran risiko adalah menentukan kemungkinan terjadi suatu risiko karena informasi statistik tidak selalu tersedia untuk beberapa risiko tertentu. Selain itu, mengevaluasi dampak severity (kerusakan) seringkali cukup sulit untuk asset immateriil. Dampak adalah efek biaya, waktu dan kualitas yang dihasilkan suatu resiko. Dampak Sangat rendah
Biaya Dana mencukupi
Waktu
Kualitas
Agak menyimpang
Kualitas agak
dari target
berkurang namun masih dapat digunakan
Rendah
Membutuhkan dana
Agak menyimpang
Gagal untuk
tambahan
dari target
memenuhi janji pada stakeholder
Sedang
Membutuhkan dana
Penundaan
Beberapa fungsi tidak
tambahan
berdampak terhadap
dapat dimanfaatkan
stakeholder Tinggi
Membutuhkan dana
Gagal memenuhi
Gagal untuk
tambahan yang
deadline
memenuhi kebutuhan
signifikan Sangat tinggi
banyak stakeholder
Membutuhkan dana
Penundaan merusak
Proyek tidak efektif
tambahan yang
proyek
dan tidak berguna
substansial
Setelah mengetahui probabilitas dan dampak dari suatu resiko, maka kita dapat mengetahui potensi suatu resiko. Untuk mengukur bobot resiko kita dapat menggunakan skala dari 1 – 5 sebagai berikut seperti yang disarankan oleh JISC InfoNet: Skala
Probabilitas
Dampak
Sangat rendah
Hampir tidak mungkin terjadi
Dampak kecil
Rendah
Kadang terjadi
Dampak kecill pada biaya, waktu dan kualitas
Sedang
Mungkin tidak terjadi
Dampak sedang pada biaya,
waktu dan kualitas Tinggi
Sangat mungkin terjadi
Dampak substansial pada biaya, waktu dan kualitas
Sangat tinggi
Hampir pasti terjadi
Mengancam kesuksesan proyek
Setelah resiko yang dapat mempengaruhi pengembangan teridentifikasi maka diperlukan cara untuk menentukan tingkat kepentingan dari masing- masing resiko. Beberapa resiko secara relatif tidak terlalu fatal (misal resiko keterlambatan penyerahan dokumentasi) sedangkan beberapa resiko lainnya berdampak besar. (misal resiko keterlambatan penyerahan software). Beberapa resiko sering terjadi (salah satu anggota tim sakit sehingga tidak bisa bekerja selama beberapa hari). Sementara itu resiko lainnya jarang terjadi (misal kerusakan perangkat keras yang dapat mengakibatkan sebagian program hilang). Probabilitas terjadinya resiko sering disebut dengan risk likelihood; sedangkan dampak yang akan terjadi jika resiko tersebut terjadi dikenal dengan risk impact dan tingkat kepentingan resiko disebut dengan risk value atau risk exposure. Risk value dapat dihitung dengan formula :
Risk exposure = risk likelihood x risk impact Idealnya risk impact diestimasi dalam batas moneter dan likelihood dievaluasi sebagai sebuah probabilitas. Dalam hal ini risk exposure akan menyatakan besarnya biaya yang diperlukan berdasarkan perhitungan analisis biaya manfaat. Risk exposure untuk berbagai resiko dapat dibandingkan antara satu dengan lainnya untuk mengetahui tingkat kepentingan masing- masing resiko. Akan tetapi, estimasi biaya dan probabilitas tersebut sulit dihitung, subyektif, menghabiskan waktu dan biaya. Untuk mengatasi hal ini maka diperlukan beberapa pengukuran yang kuantitatif untuk menilai risk likelihood dan risk impact, karena tanpa ini sulit untuk membandingkan atau meranking resiko tersebut untuk berbagai keperluan. Akan tetapi, usaha yang dilakukan untuk medapatkan sebuah estimasi kuantitatif yang baik akan menghasilkan pemahaman yang mendalam dan bermanfaat atas terjadinya suatu permasalahan.
Beberapa manajer resiko mempergunakan sebuah metode penilaian yang sederhana untuk menghasilkan ukuran yang kuantitatif pada saat mengevaluasi masing- masing resiko. Beberapa manajer memberikan kategori pada likelihood dan impact dengan high, medium atau low. Akan tetapi bentuk ini tidak memungkinkan untuk menghitung risk exposure. Sebuah pendekatan yang lebih baik dan populer adalah memberikan skor pada likelihood dan impact dengan skala tertentu misal 1-10. Jika suatu resiko kemungkinan besar akan terjadi diberi skor 10, sedangkan jika kecil jika kemungkinan terjadinya kecil maka akan diberi nilai 1. Penilaian likelihood dan impact dengan skala 1-10 relatif mudah, akan tetapi kebanyakan manajer resiko akan berusaha untuk memberikan skor yang lebih ber makna, misal skor likelihood 8 akan dipertimbangkan dua kali likelihood dengan skor 4. Hasil pengukuran impact, dapat diukur dengan skor yang serupa, harus dimasukkan pada perhitungan total risk dari proyek tersebut. Untuk itu harus melibatkan beberapa bia ya potensial seperti : •
Biaya yang diakibatkan keterlambatan penyerahan atas jadwal yang sudah ditentukan
•
Biaya yang berlebihan dikarenakan harus menambah sumber daya atau dikarenakan mempergunakan sumber daya yang lebih mahal
•
Biaya yang tidak terlihat pada beberapa komponen kualitas atau fungsionalitas sistem
Tabel 6.1 berikut ini memperlihatkan contoh hasil evaluasi nilai resiko. Perhatikan bahwa resiko yang bernilai tertinggi tidak selalu akan menjadi resiko yang pasti terjadi maupun akan menjadi resiko dengan potensi impact yang terbesar.
Tabel 6.1 – Contoh evaluasi nilai risk exposure
Hazard
L
I
R
R1 Perubahan spesifikasi kebutuhan 1
8
8
selama coding R2 Spesifikasi
perlu
lebih
lama
3
7
21
R3 Staf sakit yang berpengaruh pada 5
7
35
3
30
5
20
dibandingkan yang diperlukan
aktifitas yang kritis R4 Staf sakit yang berpengaruh pada 10 aktifitas yang tidak kritis. R5 Pengkodean
modul lebih
lama 4
dibandingkan yang diharapkan R6 Pengujian modul memperlihatkan 1
10 10
kesalahan atau ketidakefisiensian dalam desain.
Prioritas resiko Pengelolaan resiko melibatkan penggunaan dua strategi: Risk exposure dapat dikurangi dengan mengurangi likehood atau impact Pembuatan rencana kontingensi berkaitan dengan kemungkinan resiko yang akan terjadi. Sebarang usaha untuk mengurangi sebuah risk exposure atau untuk melakukan sebuah rencana kontigensi akan berhubungan dengan biaya yang berkaitan dengan usaha tersebut. Merupakan hal yang penting untuk menjamin bahwa usaha ini dilaksanakan dengan cara yang paling efektif dan diperlukan cara untuk memprioritaskan resiko sehingga usaha yang lebih penting dapat menerima perhatian yang lebih besar. Estimasi nilai likehood dan impact dari masing- masing usaha tersebut akan menentukan
nilai risk exposure. Setelah risk exposure dapat dihitung maka resiko dapat diberi prioritas high, medium atau low sesuai dengan besar kecilnya nilai risk exposure. Risk exposure yang berdasarkan pada metode penilaian perlu diberikan beberapa perhatian. Hasil evaluasi pada tabel 1, contoh, tidak memperlihatkan resiko R5 adalah dua kali lebih penting dibandingkan R6.
Pada kasus ini,
kita tidak bias
mengintepretasikan nilai risk exposure secara kuantitatif disebabkan nilai tersebut didasarkan pada metode penilaian yang non-cardinal. Pada kasus kedua, nilai exposure yang terlalu berjauhan akan mampu untuk membedakan antara resiko tersebut. Akan tetapi risk exposure akan memungkinkan kita untuk memperoleh suatu ranking sesuai dengan kepentingannya. Pertimbangkan resiko pada tabel 1, R3 dan R4 merupakan resiko yang paling penting dan kita dapat mengklasifikasikannya dengan high risk. Tingkat kepentingan yang berbeda dapat membedakan antara skor exposure satu dan dua ini dengan exposure tertinggi berikutnya yaitu R2. R2 dan R5 mempunyai skor yang hampir sama dan dapat dikelompokkan pada resiko dengan prioritas medium. Dua resiko lainnya, R1 dan R6 mempunyai nilai exposure yang rendah sehingga dapat dikelompokan pada prioritas rendah. Dalam kenyataannya, secara umum ada beberapa factor lain, selain nilai risk exposure, yang harus diperhitungkan pada saat menentukan prioritas resiko. Kepercayaan terhadap penilaian resiko Beberapa penilaian risk exposure relative kurang. Untuk diperlukan investigasi lebih lanjut sebelum tindakan diambil.
Penggabungan resiko Beberapa resiko saling bergantung dengan lainnya. Dalam hal ini maka beberapa resiko tersebut perlu dianggap sebagai satu resiko. Jumlah resiko Perlu batas jumlah resiko yang dapat dipertimbangkan secara efektif dan dapat diambil tindakannya oleh seorang manajer proyek. Untuk itu perlu dibatasi ukuran daftar prioritas.
Biaya tindakan Beberapa resiko, yang suatu saat dapat dikenali, dapat dikurangi atau dicegah segera dengan biaya atau usaha yang sedikit tanpa menganggap nilai resikonya. Untuk resiko lainnya perlu dilakukan perbandingan antara biaya yang diperlukan dengan benefit yang diperoleh dengan mengurangi resiko tersebut. Satu metode untuk melaksanakan perhitungan ini adalah dengan menghitung risk reduction leverage (RRL) dengan mempergunakan persamaan sebagai berikut:
RRL = REbefore - REafter
Risk reduction cost REbefore adalah nilai risk exposure semula, REafter adalah nilai risk exposure yang diharapkan setelah diambil tindakan dan risk education cost adalah biaya untuk implementasi tindakan pengurangan resiko. Risk reduction cost harus dinyatakan dengan unit yang sama dengan nilai resiko yaitu nilai moneter yang diperlukan atau dengan nilai skor. Jika nilai yang diharapkan ternyata lebih besar maka RRL yang lebih besar memperlihatkan bahwa kita perlu berharap untuk meningkatkan rencana pengurangan resiko disebabkan reduksi risk exposure yang diharapkan lebih besar dibandingkan dengan biaya rencana. •
Pengelolaan resiko Jenis-jenis cara mengelola resiko :
•
Risk Avoidance Yaitu memutuskan untuk tidak melakukan aktivitas yang mengandung resiko sama sekali. Dalam memutuskan untuk melakukannya, maka harus dipertimbangkan potensial keuntungan dan potensial kerugian yang dihasilkan oleh suatu aktivitas.
•
Risk Reduction Risk reduction atau disebut juga risk mitigation yaitu merupakan metode yang mengurangi kemungkinan terjadinya suatu resiko ataupun mengurangi dampak kerusakan yang dihasilkan oleh suatu resiko.
•
Risk Transfer
Yaitu memindahkan resiko pada pihak lain, umumnya melalui suatu kontrak (asuransi) maupun hedging. •
Risk Deferral Dampak suatu resiko tidak selalu konstan. Risk deferral meliputi menunda aspek suatu proyek hingga saat dimana probabilitas terjadinya resiko tersebut kecil.
•
Risk Retention Walaupun resiko tertentu dapat dihilangkan dengan cara mengurangi maupun mentransfernya, namun beberapa resiko harus tetap diterima sebagai bagian penting dari aktivitas. Penanganan resiko: a. High probability, high impact: resiko jenis ini umumnya dihindari ataupun ditransfer. b. Low probability, high impact: respon paling tepat untuk tipe resiko ini adalah dihindari. Dan jika masih terjadi, maka lakukan mitigasi resiko serta kembangkan contingency plan. c. High probability, low impact: mitigasi resiko dan kembangkan contingency plan. d. Low probability, low impact: efek dari resiko ini dapat dikurangi, namun biayanya dapat saja melebihi dampak yang dihasilkan. Dalam kasus ini mungkin lebih baik untuk menerima efek dari resiko tersebut. Contigency plan Untuk resiko yang mungkin terjadi maka perlu dipersiapkan contingency plan seandainya benar-benar terjadi. Contigency plan haruslah sesuai dengan proposional terhadap dampak resiko tersebut. Dalam banyak kasus seringkali lebih efisien untuk mengalokasikan sejumlah sumber daya untuk mengurangi resiko dibandingkan mengembangkan contingency plan yang jika diimplementasikan akan lebih mahal. Namun beberapa skenario memang membutuhkan full contingency plan, tergantung pada
proyeknya. Namun jangan sampai tertukar antara contingency planning dengan replanning normal yang memang dibutuhkan karena adanya perubahan dalam proyek yang berjalan.
Tabel resiko proyek software dan strategi mengurangi resiko Resiko
Teknik mengurangi resiko
Kegagalan pada personil
• Memperkerjakan staf yang handal • Job matching • Membangun tim •
Mengadakan pelatihan dan peningkatan karir
• Membuat jadwal lebih awal bagi personil utama Estimasi b iaya dan waktu
•
Membuat beberapa estimasi
yang tidak realistis
•
Desain untuk biaya
•
Meningkatkan pengembangan
•
Merekam dan menganalisa proyek sebelumnya
•
Standarisasi metode
•
Evaluasi proyek ditingkat kan
•
Buat metode spesifikasi yang formal
•
Survey pengguna
•
Buat prototype
•
Buat user manual leb ih awal
Mengembangkan
fungsi
software yang salah
Mengembangkan
•
Membuat prototype
antarmuka pengguna yang
•
Analisis tugas
salah
•
Keterlibatan pengguna
Go ld plat ing
•
Mengurangi kebutuhan
•
Membuat prototype
•
Analisis biaya manfaat
•
Desain biaya
Terlambat untuk mengubah
•
Mengubah prosedur kendali
kebutuhan
•
Membatasi perubahan yang terlalu banyak
•
Meningkatkan prototype
•
Meningkatkan
perubahan)
pengembangan
(akibat
Kegagalan pada ko mponen
•
Melakukan bench marking
yang
•
Inspeksi
•
Spesifikasi formal
•
Kontrak perjanjian
•
Prosedur dan sertifikasi jaminan kualitas
•
Prosedur jaminan kualitas
•
Desain / prototype yang kompetitif
•
Membangun tim
•
Kontrak insentif
•
Simu lasi
•
Benchmarking
•
Prototipe
•
Tuning
•
Analisis teknis
Pengembangnya terlalu sulit
•
Analisa teknis
secara teknis
•
Analisis biaya manfaat
•
Prototipe
•
Melatih dan mengembangkan staf
disuplai
pihak
eksternal
Kegagalan
men jalankan
tugas eksternal
Kegagalan kinerja real-t ime
•
Implementasi manajemen resiko Setelah memilih respon yang akan digunakan untuk menangani resiko, maka saatnya untuk mengimplementasikan metode yang telah direncanakan tersebut.
•
Monitoring resiko Mengidentifikasi, menganalisa dan merencanakan suatu resiko merupakan bagian penting dalam perencanaan suatu proyek. Namun, manajemen resiko tidaklah berhenti sampai disana saja. Praktek, pengalaman dan terjadinya kerugian akan membutuhkan suatu perubahan dalam rencana dan keputusan mengenai penanganan suatu resiko. Sangatlah penting untuk selalu memonitor proses dari awal mulai dari identifikasi resiko dan pengukuran resiko untuk mengetahui keefektifitas respon yang telah dipilih dan untuk mengidentifikasi adanya resiko yang baru maupun berubah. Sehingga, ketika suatu resiko terjadi maka respon yang dipilih akan sesuai dan diimplementasikan secara efektif.
Catatan, Sumber “Enterpreneurship
“ (Kewirausahaan)
Edisi 7 Robert D.Hisrich Michael P.Peters Dean A.Shepherd Penerbit : Salemba Empat Dan “Kewirausahaan” Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses Oleh : Dr. Suryana,M. Si Penerbit : Salemba Empat