Materi 10 Reproduksi I Uji Kehamilan Tujuan Uji-uji kehamilan yang dipraktikumkan akan menunjukan bahwa deteksi kehamilan dapat dilakukan secara dini tanpa membutuhkan pengamatan klinis anatomis atas pasien. Dasar teori Implantasi adalah peristiwa berkontaknya suatu benda asing pada lapisan endometrium
uterus. Secara normal setiap benda asing yang
masuk ke dalam tubuh akan mendapat perlawanan dari sistem homeostasis tubuh. Tetapi dalam peristiwa implantasi tidak terjadi penolakan atas blastocyst atau implan tersebut. Ini berarti bahwa untuk memungkinkan terjadinya implantasi, tubuh harus menyiapkan diri untuk menerima blastocyst tadi. Salah satu yang telah diketahui adalah dihasilkannya satu atau sejumlah hormon yang bekerja pada uterus menyebabkan uterus ada berada dalam status siap menerima blastocyst. Pada
manusia
dikenal
adanya
hormon
Gonadotropin (HCG) yang diproduksi pada
Human
Chrorionic
usia kehamilan masih dini
(antara 35 sampai 89 hari setelah konsepsi. Pada kuda dihasilkan hormon Pregnant Mare Serum Gonadotropin (PMSG) mulai hari ke 50 sampai ke100 setelah kopulasi. Karena kedinian sekresi hormon-hormon ini, identifikasi HCG atau PMSG dijadikan dasar berbagai uji kehamilan seperti uji Galli Manini, Gravindex, Prognosticon, Ascheim Zondek dan sebagainya. Pada hewan, berbagai uji untuk menemukan PMSG dalam urine kuda betina sebagai indikator kebuntingan juga telah dilakukan. Uji Gravindex dan berbagai uji imunologis lainnya didasarkan pada reaksi antigen (HCG) dengan anti body terhadap HCG. Kondisi reaksi
PENUNTUN PRAKTIKUM FISIOLOGI VETERINER II FKH IPB
1
dibuat sedemikian rupa agar hasil reaksi dapat terlihat langsung tanpa harus menggunakan alat-alat tambahan. Biasanya penilaian positif atau negatif berdasarkan terdapat tidaknya presipitasi sebagai hasil reaksi antigen anti body itu.
C. Uji Galli Mainini untuk deteksi dini kehamilan pada wanita. Dasar teori Uji Galli Mainini didasarkan kenyataan bahwa pada umumnya wanita yang baru hamil/usia kehamilan masih dini, bila air seninya disuntikan pada katak jantan dapat mengekskresikan spermatozoa. Namun mekanisme terjadinya ekskresi spermatozoa oleh katak tersebut, belum jelas diketahui.
Bahan dan alat Hewan percobaan : Kodok (Bufo melanostictus) Alat :
-
Mikroskop
-
Kaca objek dan kaca penutup
-
Alat suntik 5 ml dan jarum suntik
-
Gelas beker besar dan kawat kasa penutup
-
Pipet pasteur atau pipet penetes mata
Bahan : -
Air seni wanita hamil muda (wanita yang terlambat haid lebih dari 14 hari)
-
Air seni dari seorang mahasiswi/wanita yang tidak hamil.
-
Larutan NaCl fisiologis
Tata kerja 1. Periksa keempat ekor katak jantan tersebut apakah terdapat di dalam cairan kloakanya terdapat spermatozoa atau tidak. Bila terdapat spermatozoa maka katak tidak boleh dipakai. Untuk memeriksa ada atau tidaknya spermatozoa tersebut, lakukan sebagai berikut : PENUNTUN PRAKTIKUM FISIOLOGI VETERINER II FKH IPB
2
a. Dengan pipet pasteur atau pipet penetes mata masukan sedikit (lebih kurang 1ml) larutan NaCl fisiologis ke dalam kloaka katak. b. Lalu dengan pipet yang sama keluarkan cairan kloaka dan teteskan pada kaca objek. Tutuplah dengan kaca penutup dan amati di bawah mikroskop dengan pembesaran 100x atau 450x. 2. Suntikan 3 - 5ml air seni yang akan diperiksa tersebut, ke dalam kantung limfe katak. Caranya adalah dengan cara menusukkan jarum ke bawah kulit di daerah ventral paha, lalu diteruskan menembus sekat pembatas paha–perut. Masih tetap di bawah kulit semprotkan air seni itu ke dalam kantong limfe abdominal. 3. Masukkan katak ke dalam stoples yang berisi sedikit air dan tutup dengan kawat kasa. Usahakan katak agar tidak keluar. Kalau perlu diberi pemberat di atas kawat kasa tersebut. 4. Setelah 1/2 jam ambil katak dan periksa kembali cairan kloakanya. Caranya adalah dengan memasukkan lebih kurang 0.5 ml larutan fisiologis ke dalam kloaka, lalu urut perlahan-lahan daerah kloaka tersebut dan sedotlah cairan kloakanya. Teteskan cairan tersebut ke atas kaca obyek tutup dengan kaca penutup dan amati di bawah mikroskop. Spermatozoa katak terlihat sebagai suatu benda hidup, bergerak, mempunyai ekor dan kepalanya berbentuk baji. 5. Hasil pemeriksaan postif bila ditemukan spermatozoa pada cairan kloaka katak yang dipakai.
PENUNTUN PRAKTIKUM FISIOLOGI VETERINER II FKH IPB
3
Laporan Praktikum Materi: Reproduksi I Kelompok: Dosen: Asisten:
Tanggal:
Hasil Percobaan:
Uji Galli Mainini Bahan yang disuntikan : ............ Nomor
Waktu
Hasil
Katak 1.
30 menit
2.
1 jam
3.
1 jam 30 menit
4.
2 jam
Pembahasan:
PENUNTUN PRAKTIKUM FISIOLOGI VETERINER II FKH IPB
4
PENUNTUN PRAKTIKUM FISIOLOGI VETERINER II FKH IPB
5
Kesimpulan:
Daftar Pustaka:
PENUNTUN PRAKTIKUM FISIOLOGI VETERINER II FKH IPB
6
PENUNTUN PRAKTIKUM FISIOLOGI VETERINER II FKH IPB
7