MATEMATIKA DASAR (Validitas Pembuktian) Antonius Cahya Prihandoko Universitas Jember Indonesia Jember, 2015
Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ)
MDAS - Validitas Pembuktian
Jember, 2015
1 / 22
Outline 1
Premis dan Argumen
2
Modus Ponen
3
Modus Tolens
4
Silogisma
5
Silogisma Disjungtif
6
Dilema Konstruktif
7
Dilema Destruktif
8
Pembuktian Tak Langsung
Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ)
MDAS - Validitas Pembuktian
Jember, 2015
2 / 22
Outline 1
Premis dan Argumen
2
Modus Ponen
3
Modus Tolens
4
Silogisma
5
Silogisma Disjungtif
6
Dilema Konstruktif
7
Dilema Destruktif
8
Pembuktian Tak Langsung
Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ)
MDAS - Validitas Pembuktian
Jember, 2015
2 / 22
Outline 1
Premis dan Argumen
2
Modus Ponen
3
Modus Tolens
4
Silogisma
5
Silogisma Disjungtif
6
Dilema Konstruktif
7
Dilema Destruktif
8
Pembuktian Tak Langsung
Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ)
MDAS - Validitas Pembuktian
Jember, 2015
2 / 22
Outline 1
Premis dan Argumen
2
Modus Ponen
3
Modus Tolens
4
Silogisma
5
Silogisma Disjungtif
6
Dilema Konstruktif
7
Dilema Destruktif
8
Pembuktian Tak Langsung
Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ)
MDAS - Validitas Pembuktian
Jember, 2015
2 / 22
Outline 1
Premis dan Argumen
2
Modus Ponen
3
Modus Tolens
4
Silogisma
5
Silogisma Disjungtif
6
Dilema Konstruktif
7
Dilema Destruktif
8
Pembuktian Tak Langsung
Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ)
MDAS - Validitas Pembuktian
Jember, 2015
2 / 22
Outline 1
Premis dan Argumen
2
Modus Ponen
3
Modus Tolens
4
Silogisma
5
Silogisma Disjungtif
6
Dilema Konstruktif
7
Dilema Destruktif
8
Pembuktian Tak Langsung
Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ)
MDAS - Validitas Pembuktian
Jember, 2015
2 / 22
Outline 1
Premis dan Argumen
2
Modus Ponen
3
Modus Tolens
4
Silogisma
5
Silogisma Disjungtif
6
Dilema Konstruktif
7
Dilema Destruktif
8
Pembuktian Tak Langsung
Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ)
MDAS - Validitas Pembuktian
Jember, 2015
2 / 22
Outline 1
Premis dan Argumen
2
Modus Ponen
3
Modus Tolens
4
Silogisma
5
Silogisma Disjungtif
6
Dilema Konstruktif
7
Dilema Destruktif
8
Pembuktian Tak Langsung
Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ)
MDAS - Validitas Pembuktian
Jember, 2015
2 / 22
Premis dan Argumen
Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ)
MDAS - Validitas Pembuktian
Jember, 2015
3 / 22
Premis dan Argumen
Logika berkenaan dengan penalaran yang dinyatakan dengan pernyataan verbal. Suatu diskusi atau pembuktian terdiri atas pernyataan-pernyataan yang saling berelasi. Bermula dengan pernyataan-pernyataan tertentu yang diterima kebenarannya dan kemudian berargumentasi untuk sampai pada konklusi (kesimpulan) yang akan dibuktikan.
Premis Pernyataan-pernyataan yang digunakan untuk menarik kesimpulan disebut premis. Suatu premis dapat berupa aksioma, hipotesa, definisi atau pernyataan yang sudah dibuktikan sebelumnya.
Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ)
MDAS - Validitas Pembuktian
Jember, 2015
4 / 22
Premis dan Argumen
Logika berkenaan dengan penalaran yang dinyatakan dengan pernyataan verbal. Suatu diskusi atau pembuktian terdiri atas pernyataan-pernyataan yang saling berelasi. Bermula dengan pernyataan-pernyataan tertentu yang diterima kebenarannya dan kemudian berargumentasi untuk sampai pada konklusi (kesimpulan) yang akan dibuktikan.
Premis Pernyataan-pernyataan yang digunakan untuk menarik kesimpulan disebut premis. Suatu premis dapat berupa aksioma, hipotesa, definisi atau pernyataan yang sudah dibuktikan sebelumnya.
Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ)
MDAS - Validitas Pembuktian
Jember, 2015
4 / 22
Premis dan Argumen
Argumen Argumen adalah suatu himpunan proposisi (yang disebut premis) yang menghasilkan proposisi lain (yang disebut konklusi).
Validitas Suatu argumen dikatakan valid jika kebenaran konjungsi proposisi-proposisi pada premis mengakibatkan secara logik kebenaran konklusi. Tetapi bila kebenaran proposisi-proposisi pada premis tidak menghasilkan secara logik kebenaran konklusi, maka argumen tersebut tidak valid, dan argumen yang demikian disebut sesat pikir.
Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ)
MDAS - Validitas Pembuktian
Jember, 2015
5 / 22
Premis dan Argumen
Argumen Argumen adalah suatu himpunan proposisi (yang disebut premis) yang menghasilkan proposisi lain (yang disebut konklusi).
Validitas Suatu argumen dikatakan valid jika kebenaran konjungsi proposisi-proposisi pada premis mengakibatkan secara logik kebenaran konklusi. Tetapi bila kebenaran proposisi-proposisi pada premis tidak menghasilkan secara logik kebenaran konklusi, maka argumen tersebut tidak valid, dan argumen yang demikian disebut sesat pikir.
Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ)
MDAS - Validitas Pembuktian
Jember, 2015
5 / 22
Modus Ponen
Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ)
MDAS - Validitas Pembuktian
Jember, 2015
6 / 22
Modus Ponen
Bentuk argumen Premis 1: Premis 2: Konklusi :
p⇒q p q
Contoh Premis 1: Premis 2: Konklusi :
Jika saya belajar, maka saya lulus ujian (B) Saya belajar (B) Saya lulus ujian (B)
Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ)
MDAS - Validitas Pembuktian
Jember, 2015
7 / 22
Modus Ponen
Bentuk argumen Premis 1: Premis 2: Konklusi :
p⇒q p q
Contoh Premis 1: Premis 2: Konklusi :
Jika saya belajar, maka saya lulus ujian (B) Saya belajar (B) Saya lulus ujian (B)
Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ)
MDAS - Validitas Pembuktian
Jember, 2015
7 / 22
Modus Tolens
Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ)
MDAS - Validitas Pembuktian
Jember, 2015
8 / 22
Modus Tolens
Bentuk argumen Premis 1: Premis 2: Konklusi :
p⇒q −q −p
Contoh Premis 1: Premis 2: Konklusi :
Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ)
Jika hari hujan, maka tanah basah (B) Tanah tidak basah (B) Hari tidak hujan (B)
MDAS - Validitas Pembuktian
Jember, 2015
9 / 22
Modus Tolens
Bentuk argumen Premis 1: Premis 2: Konklusi :
p⇒q −q −p
Contoh Premis 1: Premis 2: Konklusi :
Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ)
Jika hari hujan, maka tanah basah (B) Tanah tidak basah (B) Hari tidak hujan (B)
MDAS - Validitas Pembuktian
Jember, 2015
9 / 22
Silogisma
Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ)
MDAS - Validitas Pembuktian
Jember, 2015
10 / 22
Silogisma
Bentuk argumen Premis 1: Premis 2: Konklusi :
p⇒q q⇒r p⇒r
Contoh Premis 1: Premis 2: Konklusi :
Jika kamu benar maka saya yang bersalah (B) Jika saya bersalah maka saya minta maaf (B) Jika kamu benar maka saya minta maaf (B)
Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ)
MDAS - Validitas Pembuktian
Jember, 2015
11 / 22
Silogisma
Bentuk argumen Premis 1: Premis 2: Konklusi :
p⇒q q⇒r p⇒r
Contoh Premis 1: Premis 2: Konklusi :
Jika kamu benar maka saya yang bersalah (B) Jika saya bersalah maka saya minta maaf (B) Jika kamu benar maka saya minta maaf (B)
Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ)
MDAS - Validitas Pembuktian
Jember, 2015
11 / 22
Silogisma Disjungtif
Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ)
MDAS - Validitas Pembuktian
Jember, 2015
12 / 22
Silogisma Disjungtif
Bentuk argumen valid Premis 1: Premis 2: Konklusi :
p∨q −q p
Premis 1: Premis 2: Konklusi :
p∨q −p q
Bentuk argumen valid
Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ)
MDAS - Validitas Pembuktian
Jember, 2015
13 / 22
Silogisma Disjungtif
Bentuk argumen valid Premis 1: Premis 2: Konklusi :
p∨q −q p
Premis 1: Premis 2: Konklusi :
p∨q −p q
Bentuk argumen valid
Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ)
MDAS - Validitas Pembuktian
Jember, 2015
13 / 22
Silogisma Disjungtif Bagaimana dengan argumen berikut? Premis 1: Premis 2: Konklusi :
p∨q q −p
Premis 1: Premis 2: Konklusi :
p∨q p −q
atau argumen berikut?
Untuk disjungsi inklusif, kedua argumen tersebut invalid Untuk disjungsi eksklusif, kedua argumen tersebut valid.
Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ)
MDAS - Validitas Pembuktian
Jember, 2015
14 / 22
Silogisma Disjungtif Bagaimana dengan argumen berikut? Premis 1: Premis 2: Konklusi :
p∨q q −p
Premis 1: Premis 2: Konklusi :
p∨q p −q
atau argumen berikut?
Untuk disjungsi inklusif, kedua argumen tersebut invalid Untuk disjungsi eksklusif, kedua argumen tersebut valid.
Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ)
MDAS - Validitas Pembuktian
Jember, 2015
14 / 22
Silogisma Disjungtif Bagaimana dengan argumen berikut? Premis 1: Premis 2: Konklusi :
p∨q q −p
Premis 1: Premis 2: Konklusi :
p∨q p −q
atau argumen berikut?
Untuk disjungsi inklusif, kedua argumen tersebut invalid Untuk disjungsi eksklusif, kedua argumen tersebut valid.
Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ)
MDAS - Validitas Pembuktian
Jember, 2015
14 / 22
Silogisma Disjungtif Bagaimana dengan argumen berikut? Premis 1: Premis 2: Konklusi :
p∨q q −p
Premis 1: Premis 2: Konklusi :
p∨q p −q
atau argumen berikut?
Untuk disjungsi inklusif, kedua argumen tersebut invalid Untuk disjungsi eksklusif, kedua argumen tersebut valid.
Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ)
MDAS - Validitas Pembuktian
Jember, 2015
14 / 22
Silogisma Disjungtif Bagaimana dengan argumen berikut? Premis 1: Premis 2: Konklusi :
p∨q q −p
Premis 1: Premis 2: Konklusi :
p∨q p −q
atau argumen berikut?
Untuk disjungsi inklusif, kedua argumen tersebut invalid Untuk disjungsi eksklusif, kedua argumen tersebut valid.
Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ)
MDAS - Validitas Pembuktian
Jember, 2015
14 / 22
Dilema Konstruktif
Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ)
MDAS - Validitas Pembuktian
Jember, 2015
15 / 22
Dilema Konstruktif merupakan kombinasi dua argumen modus ponen
Bentuk argumen Premis 1: Premis 2: Konklusi :
(p ⇒ q) ∧ (r ⇒ s) p∨r q∨s
Contoh Premis 1: Premis 2: Konklusi :
Jika hari hujan, aku tinggal di rumah; tetapi jika stok makanan habis, aku pergi belanja Hari ini hujan, atau stok makanan habis Aku tinggal di rumah atau pergi belanja
Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ)
MDAS - Validitas Pembuktian
Jember, 2015
16 / 22
Dilema Konstruktif merupakan kombinasi dua argumen modus ponen
Bentuk argumen Premis 1: Premis 2: Konklusi :
(p ⇒ q) ∧ (r ⇒ s) p∨r q∨s
Contoh Premis 1: Premis 2: Konklusi :
Jika hari hujan, aku tinggal di rumah; tetapi jika stok makanan habis, aku pergi belanja Hari ini hujan, atau stok makanan habis Aku tinggal di rumah atau pergi belanja
Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ)
MDAS - Validitas Pembuktian
Jember, 2015
16 / 22
Dilema Destruktif
Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ)
MDAS - Validitas Pembuktian
Jember, 2015
17 / 22
Dilema Destruktif merupakan kombinasi dua argumen modus tolens
Bentuk argumen Premis 1: Premis 2: Konklusi :
(p ⇒ q) ∧ (r ⇒ s) −q ∨ −s −p ∨ −r
Contoh Premis 1: Premis 2: Konklusi :
Jika cuaca cerah, aku pergi bersepeda tetapi jika sepeda rusak, aku pergi ke bengkel Aku tidak bersepeda, atau tidak ke bengkel Cuaca tidak cerah, atau sepeda tidak rusak
Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ)
MDAS - Validitas Pembuktian
Jember, 2015
18 / 22
Dilema Destruktif merupakan kombinasi dua argumen modus tolens
Bentuk argumen Premis 1: Premis 2: Konklusi :
(p ⇒ q) ∧ (r ⇒ s) −q ∨ −s −p ∨ −r
Contoh Premis 1: Premis 2: Konklusi :
Jika cuaca cerah, aku pergi bersepeda tetapi jika sepeda rusak, aku pergi ke bengkel Aku tidak bersepeda, atau tidak ke bengkel Cuaca tidak cerah, atau sepeda tidak rusak
Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ)
MDAS - Validitas Pembuktian
Jember, 2015
18 / 22
Pembuktian Tak Langsung
Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ)
MDAS - Validitas Pembuktian
Jember, 2015
19 / 22
Pembuktian Tak Langsung
Pembuktian-pembuktian yang telah dibahas sebelumnya merupakan pembuktian langsung. Suatu argumen bernilai valid jika premis-premisnya bernilai benar dan konklusinya juga bernilai benar. Jika premis-premis dalam suatu argumen valid membawa ke konklusi yang bernilai salah, maka paling tidak ada satu premis yang salah. Ini merupakan dasar dari pembuktian tak langsung, atau pembuktian dengan kontradiksi (reductio ad absurdum)
Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ)
MDAS - Validitas Pembuktian
Jember, 2015
20 / 22
Pembuktian Tak Langsung
Pembuktian-pembuktian yang telah dibahas sebelumnya merupakan pembuktian langsung. Suatu argumen bernilai valid jika premis-premisnya bernilai benar dan konklusinya juga bernilai benar. Jika premis-premis dalam suatu argumen valid membawa ke konklusi yang bernilai salah, maka paling tidak ada satu premis yang salah. Ini merupakan dasar dari pembuktian tak langsung, atau pembuktian dengan kontradiksi (reductio ad absurdum)
Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ)
MDAS - Validitas Pembuktian
Jember, 2015
20 / 22
Pembuktian Tak Langsung
Pembuktian-pembuktian yang telah dibahas sebelumnya merupakan pembuktian langsung. Suatu argumen bernilai valid jika premis-premisnya bernilai benar dan konklusinya juga bernilai benar. Jika premis-premis dalam suatu argumen valid membawa ke konklusi yang bernilai salah, maka paling tidak ada satu premis yang salah. Ini merupakan dasar dari pembuktian tak langsung, atau pembuktian dengan kontradiksi (reductio ad absurdum)
Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ)
MDAS - Validitas Pembuktian
Jember, 2015
20 / 22
Pembuktian Tak Langsung Buktikan bahwa 0 merupakan satu-satunya elemen identitas jumlahan dalam himpunan bilangan bulat
Bukti Andai 0 bukan satu-satunya identitas jumlahan ⇒ ada a 6= 0 yang juga elemen identitas ⇒ ∀x ∈ Z, (x + 0 = x) ∧ (x + a = x) ⇒x +0=x +a ⇒a=0 ⇒ Terjadi kontradiksi (a 6= 0) ∧ (a = 0) ⇒ Pengandaian salah, sehingga 0 adalah satu-satunya elemen identitas jumlahan. Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ)
MDAS - Validitas Pembuktian
Jember, 2015
21 / 22
Pembuktian Tak Langsung Buktikan bahwa 0 merupakan satu-satunya elemen identitas jumlahan dalam himpunan bilangan bulat
Bukti Andai 0 bukan satu-satunya identitas jumlahan ⇒ ada a 6= 0 yang juga elemen identitas ⇒ ∀x ∈ Z, (x + 0 = x) ∧ (x + a = x) ⇒x +0=x +a ⇒a=0 ⇒ Terjadi kontradiksi (a 6= 0) ∧ (a = 0) ⇒ Pengandaian salah, sehingga 0 adalah satu-satunya elemen identitas jumlahan. Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ)
MDAS - Validitas Pembuktian
Jember, 2015
21 / 22
Pembuktian Tak Langsung Buktikan bahwa 0 merupakan satu-satunya elemen identitas jumlahan dalam himpunan bilangan bulat
Bukti Andai 0 bukan satu-satunya identitas jumlahan ⇒ ada a 6= 0 yang juga elemen identitas ⇒ ∀x ∈ Z, (x + 0 = x) ∧ (x + a = x) ⇒x +0=x +a ⇒a=0 ⇒ Terjadi kontradiksi (a 6= 0) ∧ (a = 0) ⇒ Pengandaian salah, sehingga 0 adalah satu-satunya elemen identitas jumlahan. Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ)
MDAS - Validitas Pembuktian
Jember, 2015
21 / 22
Pembuktian Tak Langsung Buktikan bahwa 0 merupakan satu-satunya elemen identitas jumlahan dalam himpunan bilangan bulat
Bukti Andai 0 bukan satu-satunya identitas jumlahan ⇒ ada a 6= 0 yang juga elemen identitas ⇒ ∀x ∈ Z, (x + 0 = x) ∧ (x + a = x) ⇒x +0=x +a ⇒a=0 ⇒ Terjadi kontradiksi (a 6= 0) ∧ (a = 0) ⇒ Pengandaian salah, sehingga 0 adalah satu-satunya elemen identitas jumlahan. Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ)
MDAS - Validitas Pembuktian
Jember, 2015
21 / 22
Pembuktian Tak Langsung Buktikan bahwa 0 merupakan satu-satunya elemen identitas jumlahan dalam himpunan bilangan bulat
Bukti Andai 0 bukan satu-satunya identitas jumlahan ⇒ ada a 6= 0 yang juga elemen identitas ⇒ ∀x ∈ Z, (x + 0 = x) ∧ (x + a = x) ⇒x +0=x +a ⇒a=0 ⇒ Terjadi kontradiksi (a 6= 0) ∧ (a = 0) ⇒ Pengandaian salah, sehingga 0 adalah satu-satunya elemen identitas jumlahan. Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ)
MDAS - Validitas Pembuktian
Jember, 2015
21 / 22
Pembuktian Tak Langsung Buktikan bahwa 0 merupakan satu-satunya elemen identitas jumlahan dalam himpunan bilangan bulat
Bukti Andai 0 bukan satu-satunya identitas jumlahan ⇒ ada a 6= 0 yang juga elemen identitas ⇒ ∀x ∈ Z, (x + 0 = x) ∧ (x + a = x) ⇒x +0=x +a ⇒a=0 ⇒ Terjadi kontradiksi (a 6= 0) ∧ (a = 0) ⇒ Pengandaian salah, sehingga 0 adalah satu-satunya elemen identitas jumlahan. Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ)
MDAS - Validitas Pembuktian
Jember, 2015
21 / 22
Pembuktian Tak Langsung Buktikan bahwa 0 merupakan satu-satunya elemen identitas jumlahan dalam himpunan bilangan bulat
Bukti Andai 0 bukan satu-satunya identitas jumlahan ⇒ ada a 6= 0 yang juga elemen identitas ⇒ ∀x ∈ Z, (x + 0 = x) ∧ (x + a = x) ⇒x +0=x +a ⇒a=0 ⇒ Terjadi kontradiksi (a 6= 0) ∧ (a = 0) ⇒ Pengandaian salah, sehingga 0 adalah satu-satunya elemen identitas jumlahan. Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ)
MDAS - Validitas Pembuktian
Jember, 2015
21 / 22
Pembuktian Tak Langsung Buktikan bahwa 0 merupakan satu-satunya elemen identitas jumlahan dalam himpunan bilangan bulat
Bukti Andai 0 bukan satu-satunya identitas jumlahan ⇒ ada a 6= 0 yang juga elemen identitas ⇒ ∀x ∈ Z, (x + 0 = x) ∧ (x + a = x) ⇒x +0=x +a ⇒a=0 ⇒ Terjadi kontradiksi (a 6= 0) ∧ (a = 0) ⇒ Pengandaian salah, sehingga 0 adalah satu-satunya elemen identitas jumlahan. Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ)
MDAS - Validitas Pembuktian
Jember, 2015
21 / 22
Pembuktian Tak Langsung Buktikan bahwa 0 merupakan satu-satunya elemen identitas jumlahan dalam himpunan bilangan bulat
Bukti Andai 0 bukan satu-satunya identitas jumlahan ⇒ ada a 6= 0 yang juga elemen identitas ⇒ ∀x ∈ Z, (x + 0 = x) ∧ (x + a = x) ⇒x +0=x +a ⇒a=0 ⇒ Terjadi kontradiksi (a 6= 0) ∧ (a = 0) ⇒ Pengandaian salah, sehingga 0 adalah satu-satunya elemen identitas jumlahan. Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ)
MDAS - Validitas Pembuktian
Jember, 2015
21 / 22
TERIMA KASIH
Selamat belajar dan sukses
Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ)
MDAS - Validitas Pembuktian
Jember, 2015
22 / 22