Masalah Terorisme dan Jihad, Golput dan Money Politik, Shalat dan Puasa di Zona Abnormal
p MASALAH TERORISME DAN JIHAD, GOLPUT pMODUL DAN MONEY POLITIK, SHALAT DAN PUASA DI p p ZONA ABNORMAL p p
9
PENDAHULUAN
M
asalah terorisme dan jihad telah menjadi dua kata yang sulit dipahami makna keduanya. Ada sebagian umat yang menilai tindakan bom bunuh diri sebagai pelaku jihad (mati syahid). Pada teroris dan jihad merupakan dua kata yang sangat berbeda dan saling bertentangan. Masalah golput dan money politik pun selalu ramai karena setiap lima tahun sekali kita merayakan pesta pemilu. Golput adalah tindakan seseorang untuk tidak memilih diantara berbagai pilihan. Sedangkan money politik adalah uang dijadikan segalanya untuk melancarkan tujuannya menjadi pemimpin politik. Sedangkan shalat dan puasa di Zona Abnormal yakni di negara-negara yang tidak stabil kondisi siang dan malamnya, di sebagian negara ada kondisi yang siangnya lebih lama daripada malamnya. Lalu bagaimana melaksanakan ibadah shalat dan puasa di daerah tersebut. Dalam Modul IX ini terdiri dari tiga kegiatan belajar: Kegiatan Belajar I : Masalah Terorisme dan Jihad Kegiatan Belajar II : Masalah Golput dan Money Politik Kegiatan Belajar III : Shalat dan Puasa di Zona Abnormal
Masail Fiqhiyah
305
Masalah Terorisme dan Jihad, Golput dan Money Politik, Shalat dan Puasa di Zona Abnormal
MASALAH TERORIS DAN JIHAD INDIKATOR KOMPETENSI DASAR Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Mengetahui pengertian terorisme dan jihad 2. Mengetahui hukum Islam tentang terorisme dan jihad 3. Mengetahui perbedaan antara terorisme dan jihad 4. Menjelaskan Keharaman terror dan keharusan jihad 5. Menjelaskan bahaya pelaku terror 6. menjelaskan manfaat jihad
PETUNJUK BELAJAR Untuk mempelajari modul ini hendaknya diterapkan bebarapa langkah berikut ini: 1. Mahasiswa mendengarkan serta menyimak sebagian isi modul ini dengan baik dan dapat juga membaca secara keseluruhan isi modul. 2. Mahasiswa memperkaya pengetahuannya dengan membaca buku-buku lain yang berkaitan dengan isi modul. 3. Mahasiswa dapat memperbandingkan dan mendiskusikan isi modul dengan dosen dan dengan sesama mahasiswa lainnya. 4. Mahasiswa mengambil kesimpulan serta membuat ringkasan tentang isi modul. 5. Mahasiswa menjawab beberapa pertanyaan yang ada di akhir setiap kegiatan belajar. 6. Mahasiswa mengevaluasi pemahamannya pada isi modul dengan melihat kunci jawaban yang sudah disediakan. 7. Jika hasil evaluasi kurang dari yang semestinya, maka mahasiswa wajib mempelajari kembali isi modul sampai benar-benar mengerti dan dapat menjawab pertanyaan dengan benar.
J
ihad dan terorisme adalah dua kata yang sangat berbeda, keduanya selalu sangat berbeda, namun keduanya sering disalahartikan, jihad dianggap terorisme dan terorisme pun dianggap jihad. Oleh karena itu, pembahasan ini akan memahami kedua istilah tersebut. Jihad secara etimologi dari kata jahada yang berarti kesungguhan, kemampuan, kekuatan dan keteguhan. Secara terminologi memerangi orang-orang yang tidak dijamin keselamatannya oleh Islam dan orang-orang yang memerangi umat Islam. 306
Masail Fiqhiyah
Masalah Terorisme dan Jihad, Golput dan Money Politik, Shalat dan Puasa di Zona Abnormal
Kata jihad menurut Ibnu Faris diambil dari kata jahd yang berarti letih/sukar. Jihad memang sulit dan menyebabkan keletihan. Ada juga yang berpendapat bahwa jihad berasal dari kata jihd yang berarti kemampuan. Ini karena jihad menuntut kemampuan dan harus dilakukan sebesar kemampuan. Dari kata yang sama tersusun ucapan ‘jahida bir rajul’ artinya seorang sedang mengalami ujian.’ Terlihat kata ini mengandung makna ujian dan cobaan, hal yang wajar karena jihad memang merupakan ujian dan cobaan bagi kualitas seseorang. Istilah terorisme dan teror mempunyai akar-akarnya dalam Revolusi Perancis. Terorisme didefinisikan Suplemen Dictionanaire d’Academie Francaise pada 1798 sebagai “systeme, regime de la terreur”. Sebelumnya, kamus bahasa Perancis yang diterbitkan pada 1796 menyatakan, kelompok Jacobin menggunakan isltilah “terorisme” dalam pengertian positif ketika menyebut tindakan-tindakan teror mereka, tetapi sejak masa Thermidor ke-9, kata “teroris” menjadi istilah pejoratif yang sering dikaitkan dengan dunia kriminal. Selanjutnya, kata “terorisme” digunakan untuk menunjuk hampir seluruh bentuk aksi kekerasan. Azyumardi Azra (1997) menjelaskan beberapa masalah pokok di sekitar masalah itu. Pertama, terorisme merupakan masalah moral yang sulit. Inilah salah satu alasan pokok terjadinya kesulitan dalam mendefinisikannya. Karena istilah ini sering di dasarkan pada asumsi, bahwa sejumlah tindakan kekerasan – khususnya menyangkut politik (political violence) adalah justifiable dan sebagian lagi unjustifiable. Kekerasan yang dikelompokkan ke dalam bagian terakhir inilah yang sering disebut sebagai teror atau terorisme. Namun, terdapat batas-batas tindakan kekerasan yang justifiable dengan unjustifiable itu. Hal ini dikarenakan klasifikasi tindakan-tindakan kekerasan menjadi dua kelompok seperti itu mengandung persoalan dalam dirinya sendiri. Batas-batas pengelompokkan ini sangat relatif; tergantung dari siapa yang mengelompokkan. Kekerasan yang sebagian orang tidak dibenarkan, sangat boleh menjadi justifiable bagi pihak lain. Contoh yang paling eksterm adalah persitiwa kekerasan di Mesir. Kaum Muslim militan telah membunuh pejabat pemerintahan, opsir, polisi, dan kadang-kadang turis juga jadi korban; mereka melemparkan bom pembakar di toko-toko minuman keras dan bar-bar dan menyerang toko-toko Kristen serta gereja-gereja. Antara 1992 dan 1994, 290 orang terbunuh dan 670 orang terluka ketika para militan- yang diakui umum sebagai suatu minoritas kecil memberontak untuk mengganti pemerintahan Presiden Mubarak dengan negara Islam yang ketat. Tindakan kekerasan yang sama pada November 1979, orang-orang Islam militan di Saudi Arabia menyerbu Masjid al-Haram di Makkah dan mendudukinya selama dua pekan sebelum mereka dipaksa keluar oleh pasukan Saudi. Pertempuran dahsyat antara pasukan pemerintah dan lebih dari 700 militan menyebabkan 244 kematian di kedua belah pihak. Para penyerbu itu menyerang sewaktu dini hari dan menyandera sekitar limapuluh sandera, termasuk banyak pejabat pemerintah Saudi sebagai juru selamat religius zaman itu. Kemudian di Aljazair, lokasi perjuangan militan yang barangkalai paling keras. Sejak awal 1992 hingga musim panas 1999, dilaporkan bahwa 100 ribu orang meninggal. Tujuh tahun pemberontakan menghasilkan jutaan korban lain, termasuk yang terluka dan yang kehilangan rumah atau keluarga.
Masail Fiqhiyah
307
Masalah Terorisme dan Jihad, Golput dan Money Politik, Shalat dan Puasa di Zona Abnormal
Dari beberapa contoh itu, pengertian teror dan terorisme, dengan demikian terletak pada justifikasi moral yang mendefinisikannya. Salah satu persoalan pokok dalam mendefinisikan terorisme terletak pada sifat subyektif teror itu sendiri. Umat manusia mempunyai akar-akar ketakutan yang berbeda. Pengalaman-pengalaman pribadi dan latar belakanag budaya yang berbeda, membuat citra atau ketakutan yang berbeda pula satu sama lain. Kompleksitas saling mempengaruhi di antara faktorfaktor subyektif dan respon-respon individual yang sering tidak rasional mengakibatkan semakin sulitnya pengkajian dan pendefinisian secara akurat dan ilmiah atas teror dan terorisme. Jika ditelusuri lebih dalam lagi, kesulitan pendefinisan ini semakin bertambah, karena istilah terorisme hampir sepenuhnya digunakan secara pejoratif untuk mengacu pada tindakan-tindakan kekerasan yang dijalankan kelompok atau organisasi oposisi yang dipandang berada “di luar” mainstream tatanan dan norma politik mapan. Memang amat mudah kita menuding kegiatan kelompok-kelompok kecil yang “aneh” dan menyimpang sebagai “teror”, yang dipraktekkan sejumlah kelompok, rezim dan pemerintah tertentu. Penggunaan teror sebagai tindakan simbol (berbeda dengan secara personal dan kriminal), rancangannya untuk mempengaruhi kebijaksanaan dan tingkah laku politik dengan cara ekstranormal; khususnya penggunaan ancaman kekerasan. Dalam lingkup pengertian terorisme seperti itu, T.P. Thornton (1964), mengkategorikan penggunaan teror dalam dua bentuk. Pertama adalah enforcement terror yang dijalankan penguasa untuk menindas tantangan terhadap kekuasaan mereka; kedua agitational terror, yakni kegiatan teroristik yang dilakukan mereka yang ingin mengganggu tatanan yang mapan untuk kemudian menguasai tatanan politik itu. Terlepas dari kesulitan-kesulitan pendefinisian itu, ada prinsip dasar yang perlu dipegang. Penggunaan kekerasan bisa dilakukan untuk tujuan kriminal dan personal. Bahwa orang cenderung bertindak kekerasan adalah sebuah masalah psikologi. Ia tidak mampu membawa diri secara normal, mengelola konflik–konfliknya secara biasa. Ia sakit, sakit jiwa, sakit hati. Dan apabila dalam sebuah masyarakat intensitas kekerasan bertambah, berarti masyarakat itu sakit.
HUKUM JIHAD
DAN
TEROR
Hukum jihad terbagi kepada fardhu kifayah yang berarti jika sebagian dari kaum muslimin sudah menegakkannya maka gugur kewajiban ini bagi sebagian yang lain, sebagaimana firman Allah swt, “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama.”(QS. At Taubah : 122) Jika seluruh kaum muslimin ikut berjihad ke medan perang maka akan banyak urusan duniawi mereka yang terabaikan. Namun Fardhu Kifayah ini bisa berubah menjadi Fardhu ‘Ain yaitu wajib bagi setiap muslim, baligh, berakal, merdeka, lakilaki, tidak memiliki hambatan secara fisik dan memiliki perbekalan (dana).
308
Masail Fiqhiyah
Masalah Terorisme dan Jihad, Golput dan Money Politik, Shalat dan Puasa di Zona Abnormal
Menurut Ibnu Qudamah, jihad menjadi fardhu ‘ain dalam tiga keadaan : 1. Apabila dua pasukan sudah saling berhadapan, diharamkan bagi setiap yang ada didalam kondisi seperti itu untuk melarikan diri dan wajib ain bagi setiap mereka untuk tetap di tempat itu, sebagaimana firman Allah swt, “Hai orang-orang yang beriman. apabila kamu memerangi pasukan (musuh), Maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.” (QS. Al Anfal : 45) 2. Apabila orang-orang kafir telah menduduki suatu negeri maka wajib ain bagi setiap penduduknya untuk memerangi dan mengusir mereka. 3. Apabila hakim telah memerintahkan sekelompok orang, maka wajib bagi setiap mereka untuk berangkat bersamanya, sebagaimana firman Allah swt,”Hai orangorang yang beriman, Apakah sebabnya bila dikatakan kepadamu: “Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah” kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu?” (QS. At Taubah : 3 (al Mughni juz 20 hal 411, Maktabah Syamilah) Para ulama berpendapat bahwa jihad tidak selamanya menggunakan senjata (jihad qitaliy) tetapi ia bisa menggunakan hati, lisan atau harta dengan tetap berniat meninggikan kalimat Allah swt. Ibnu Abi Syibah dalam kitabnya Mushannaf meriwayatkan seorang lelaki datang kepada Abu Musa al-Asy’ari di masjid lalu berkata: “Wahai Abdullah bin Qays, kemudian beliaupun menyebutnya dengan namanya. Dia (lelaki) bertanya: “Bagaimana pendapatmu, jika aku mengambil pedangku, kemudian aku gunakan untuk berjihad hanya untuk Allah semata lalu aku terbunuh dan aku tetap seperti itu; dimanakah aku? Beliau (Abu Musa) menjawab: di surga. Kata-kata lelaki tersebut dalam konteks ini: jahadtu (berjihad) hanya mempunyai makna perang. Dengan demikian Ibnu Abidin mendefinisikan jihad dengan mengerahkan seluruh kemampuan untuk berperang di jalan Allah baik scara langsung dengan bantuan keuangan, pandangan (pemikiran), memperbanyak kuantitas ataupun yang lain. Jihad yang berarti perang ini didasarkan kepada firman Allah Swt: “Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan ataupun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. Al-Taubah:86). Jihad adalah sesuatu yang harus dilakukan karena jihad memiliki tujuan utama yaitu mengembalikan manusia kepada pokok pangkalnya, fitrahnya yang hanif yaitu yang mengharuskan mereka tunduk dan patuh kepada Allah Swt. Disamping itu juga untuk menghilangkan fitnah terhadap kaum muslimin, melindungi wilayah Islam dari serbuan orang-orang kafir dan membunuh mereka-mereka yang melanggar perjanjian. Seperti perjuangan masyarakat Palestina termasuk jihad dan penyerangan tentara Israel termasuk terorisme. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda. Kelemahlembutan adalah senjata hebat yang harus dimiliki setiap muslim dalam menyeru umat kepada syariat Allah. Sifat lemah lembut inilah yang telah menjadikan Islam bisa diterima di seluruh penjuru bumi. Terorisme sama sekali tidak diajarkan oleh Islam. Tidak satu pun dari kalangan ulama Islam yang berilmu luas, yang dikenal kejujurannya dalam memperjuangkan Masail Fiqhiyah
309
Masalah Terorisme dan Jihad, Golput dan Money Politik, Shalat dan Puasa di Zona Abnormal
Islam, mengajarkan cara-cara teror untuk mencapai suatu tujuan. Terorisme dalam berbagai bentuknya; pengeboman, penculikan, sabotase, bom mobil, perusakan, bom bunuh diri, adalah kebatilan dan kezhaliman meski diikrarkan oleh sekelompok orang sebagai jihad. Dengan dalih dan logika apapun pengeboman -bukan pada masa perang tidak dapat dibenarkan. Dan tidak ada agama mana pun yang menganggap teror sebagai jihad. Dari penjelasan diatas, jelas terdapat perbedaan antara terorisme dengan jihad di jalan Allah, baik dari sisi medan (lapangan), target operasi dan tujuannya. Terorisme pada umumnya dilakukan dalam suasana damai sedangkan jihad di jalan Allah dilakukan dalam suasana perang atau diserang musuh. Yang menjadi target atau sasarannya bukan hanya para musuhnya tetapi juga masyarakat umum sedangkan jihad di jalan Allah yang menjadi targetnya adalah orang-orang kafir yang memerangi kaum muslimin. Tujuan dari terorisme adalah memunculkan keresahan dan menciptakan sensasi agar masyarakat luas memperhatikan apa yang mereka perjuangkan sedangkan jihad di jalan Allah bertujuan untuk mengembalikan izzah (harga diri) kaum muslimin dengan meninggikan kalimat-Nya dan merendahkan kalimat orang-orang kafir dengan hanya mengharapkan ridho-Nya.
HUKUM JIHAD DAN TERORISME Jihad mengandung dua pengertian, pertama segala usaha dan upaya sekuat tenaga serta kesediaan untuk menanggung kesulitan di dalam memerangi dan menahan agresi musuh dalam segala bentuknya. Jihad dalam pengertian ini juga disebut al-qital atau al-harb. Kedua jihad adalah segala upaya yang sungguh-sungguh dan berkelanjutan untuk menjaga dan meninggikan agama Allah (li i’laai kalimatillah). Dengan demikian hukum jihad adalah wajib. Hal ini didasarkan kepada firman Allah Swt:
“Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa menolong mereka, yaitu orang-orang yang diusir dari kampung halamannya tanpa alasan yang benar kecuali mereka hanya berkata Tuhan kami hanyalah Allah” (QS. Al-Hajj [22] : 39-40).
310
Masail Fiqhiyah
Masalah Terorisme dan Jihad, Golput dan Money Politik, Shalat dan Puasa di Zona Abnormal
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang yang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang-kan Allah mengeta-huinya.” (QS. al-Anfal [8] : 60). Sedangkan Terorisme adalah tindakan kejahatan terhadap kemanusiaan dan peradaban yang menimbulkan ancaman serius terhadap kedaulatan negara, bahaya terhadap keamanan, per-damaian dunia serta merugikan kesejahteraan masyarakat. Terorisme adalah salah satu bentuk kejahatan yang diorganisasi dengan baik (well organized), bersifat transnasional dan digolongkan sebagai kejahatan luar biasa (extraordinary crime) yang tidak membeda-bedakan sasaran (indiskrimatif). Sehingga hukum terorisme adalah haram. Hal ini didasarkan pada firman Allah Swt:
“Sesungguhnya balasan bagi orang-orang yang memerangi Allah dan RasulNya dan berusaha melakukan kerusakan di muka bumi, yaitu mereka dibunuh atau disalib atau dipotong tangan dan kaki mereka secara bersilang. Yang demikian itu suatu kehinaan bagi mereka di dunia sedangkan di akhirat mereka mendapat siksa yang pedih.” (QS Al-Maidah [5] : 33). Juga berdasarkan sabda Rasulullah Saw: “Tidak halal bagi seorang muslim menakut-nakuti orang muslim lainnya” (HR. Abu Dawud). “Barang siapa mengacungkan senjata tajam kepada saudaranya (muslim) maka Malaikat akan melaknatnya sehing-ga ia berhenti” (HR. Muslim). Dengan demikian, jihad sangat berbeda dengan terorisme, Perbedaan antara Terorisme dengan Jihad: Terorisme memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) Sifatnya merusak (ifsad) dan anarkhis / chaos (faudha). (2) Tujuannya untuk menciptakan rasa takut dan/atau menghan-curkan pihak lain. Dan (3) Dilakukan tanpa aturan dan sasaran tanpa batas. Sedangkan jihad memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) Sifatnya melakukan perbaikan (ishlah) sekalipun dengan cara peperangan. (2) Tujuannya menegak-kan agama Allah dan / atau membela hak-hak pihak yang terzholimi. Dan
Masail Fiqhiyah
311
Masalah Terorisme dan Jihad, Golput dan Money Politik, Shalat dan Puasa di Zona Abnormal
(3) Dilakukan dengan mengikuti aturan yang ditentukan oleh syari’at dengan sasaran musuh yang sudah jelas. Selain itu, dampak aksi terorisme telah melukai kemanusiaan. Aksi-aksi pengeboman yang telah terjadi di dunia ini lebih terorganisir dan peralatannya pun lebih canggih. Yang jelas terorisme dalam segala bentuknya tetap merupakan tindakan kekerasan. Pada kenyataannya dan sulit dipungkiri, terorisme dapat meruntuhkan penguatan demokrasi, mengabaikan perlindungan hak asasi manusia (HAM), dan pemakmuran ekonomi. Teror dan terorisme akan mengancam kehidupan demokrasi, penegakkan hak asasi manusia, perdamaian, dan kemakmuran, yang sedang kita upayakan. Dan, seluruh masyarakat Indonesia maupun masyarakat internasional berhak memperoleh kehidupan yang damai tanpa kekerasan” Hakekat perbuatan Terorisme mengandung perbuatan kekerasan atau ancaman kekerasan yang berkarakter politik. Bentuk perbuatan bisa berupa perompakan, pembajakan maupun penyanderaan. Pelaku dapat merupakan individu, kelompok, atau negara. Sedangkan hasil yang diharapkan adalah munculnya rasa takut, pemerasan, perubahan radikal politik, tuntutan Hak Asasi Manusia, dan kebebasan dasar untuk pihak yang tidak bersalah serta kepuasan tuntutan politik lain
JIHAD (MATI SYAHID)
DAN
BOM BUNUH DIRI
Sayed Thantawi dalam salah satu fatwanya menyebut bom bunuh diri sebagai perbuatan dikutuk Tuhan dan di luar tradisi Islam. Sebab bom bunuh diri mengakibatkan pada kemudharatan daripada membawa kemaslahatan. Menurutnya, bom bunuh diri telah menyebabkan anak-anak, kalangan perempuan dan orang tua kehilangan nyawa. Padahal dalam pandangan Islam, jihad tidak diperbolehkan membunuh orang-orang lemah seperti anak kecil, perempuan dan orang yang terluka. Bahkan dalam al-Quran disebutkan bahwa perang atau pembunuhan yang direkomendasikan adalah perang dalam bentuk yang defensif, yaitu memerangi mereka yang memmemerangi atau melanggar perdamaian. Bukan hanya itu, Islam juga melarang untuk menantang perang dan melakukan kejahatan. (QS. AlBaqarah:190). Sutan Mansur menegaskan bahwa berjihad pada hakikatknya diibaratkan pohon yang tegak, sehingga harus ada dasar tenaga yang menjamin tegak dan kokohnya. Dengan demikian, jihad harus ada kemampuan dan kekuatan untuk menjaga diri.. maka tidak ada kata jihad dengan bom bunuh diri. Karena dapat mengakibatkan mudharat bagi dirinya dan orang-orang lemah yang tidak berdaya. Pantaskah pelaku bunuh diri disebut syahid seperti Amrozi cs. Jika Amrozi cs dikatakan telah berjihad dengan melakukan pengeboman itu merupakan pemahaman yang sangat keliru. “Dalam Alquran maupun hadis disebutkan kalau jihad tidak selalu harus membunuh. Malah lebih banyak ditekankan untuk berjihad melalui harta bukan nyawa,” (detiknews.com 4/11/2008). Bom bunuh diri bukanlah mati syahid, hal ini didasarkan kepada firman Allah Swt:
312
Masail Fiqhiyah
Masalah Terorisme dan Jihad, Golput dan Money Politik, Shalat dan Puasa di Zona Abnormal
“Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepada kamu. Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melang-gar dan dianiaya maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah” (QS An-Nisa’ [4]: 29-30)
“Barang siapa yang membunuh seorang manusia bukan karena orang itu membunuh orang lain atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi maka seakan-akan ia telah membunuh manusia seluruhnya…” (QS. Al-Maidah [5] : 32)
“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan…” (QS. al-Baqarah [2]: 195) Adapun perbedaan antara mati syahid dengan bom bunuh diri adalah sebagai berikut: 1. Orang yang bunuh diri itu membunuh dirinya untuk kepentingan pribadinya sendiri sementara pelaku mati syahid mempersembahkan diri-nya sebagai korban demi agama dan umatnya. Orang yang bunuh diri adalah orang yang pesimis atas dirinya dan atas ketentuan Allah sedang-kan pelaku mati syahid adalah manusia yang seluruh cita-citanya tertuju untuk mencari rahmat dan keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. 2. Bom bunuh diri hukumnya haram karena merupakan salah satu bentuk tindakan keputus-asaan (al-ya’su) dan mencelakakan diri sendiri (ihlak an-nafs), baik dilakukan di daerah damai (dar al-shulh/dar al-salam /dar al-da’wah) maupun di daerah perang (dar al-harb). Sedangkan mati syahid (tindakan mencari kesyahidan) dibolehkan karena merupakan bagian dari jihad bin-nafsi yang dilakukan di daerah perang (dar al-harb) atau dalam keadaan perang dengan tujuan untuk menimbulkan rasa takut (irhab) dan kerugian yang lebih besar di pihak musuh Islam, termasuk melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan terbunuh-nya diri sendiri. Hal yang sama juga dikatakan oleh Ust. Ma’ruf Amin, Ketua MUI bahwa Perjuangan Amrozi cs dengan teror bukan cara yang tepat dalam perjuangan Islam. Perjuangan dalam Islam, kata dia, dilakukan dengan dakwah. “Kecuali di daerah perang dan Indonesia tidak sedang dalam perang,” Maaruf juga menilai hukuman mati merupakan hukuman setimpal karena mereka juga telah membunuh. Islam. kata dia, tak melarang hukuman mati jika tak ada cara lain. (sumber : forum.detik.com 9 November 2008) Terlepas apa yang telah dilakukan Amrozi Cs, kita serahkan sepenuhnya kepada Allah swt untuk menghakiminya dan saat ini mereka semua sudah kembali kepada Robbnya. Semoga apa yang mereka alami selama 6 tahun di penjara dan mengisi hari-harinya di sana dengan berbagai ibadah mendekatkan dirinya kepada Allah menjadi peluruh segala dosa dan kesalahannya serta bukti kesungguhan mereka
Masail Fiqhiyah
313
Masalah Terorisme dan Jihad, Golput dan Money Politik, Shalat dan Puasa di Zona Abnormal
kembali kepada-Nya. Allah swt Maha Penerima taubat atas hamba-hamba-Nya selama ia tidak melakukan dosa syirik. Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim, Rasulullah saw pernah menceritakan tentang seorang laki-laki dari Bani Israil yang membunuh 100 orang yang kemudian diminta pindah ke tempat yang baru untuk bertaubat namun terlebih dahulu meninggal di tengah perjalanan sebelum sampai ke tujuan. Terkait dengan hadits ini Imam Nawawi mengatakan,” “Ini adalah pendapat para ulama, mereka bersepakat akan sahnya taubat seorang yang membunuh dengan sengaja dan tidak seorang pun yang menentangnya kecuali Ibnu Abbas.” (Shohih Muslim bi Syarhin Nawawi juz. 19 hal 129). Imam nawawi juga menegaskan kalaupun ada yang mengatakan bahwa itu adalah syariat umat sebelum umat Muhammad namun jika ada nash dari syariat kita (umat islam) yang meneguhkan dan mengokohkannya maka ia menjadi syariat kita, seperti firman Allah swt, “Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar” hingga firman-Nya,”kecuali orang-orang yang bertaubat (QS. Al Furqon : 69 – 71) Adapun pelabelan syahid menurut para ulama hanya sebatas lahiriyah saja karena masalah batinnya (tersembunyi) hanya Allah saja yang mengetahuinya, sebagaimana diungkapkan Ibnu Hajar, “Maka tidaklah mesti setiap orang yang mati didalam jihad juga disebut syahid karena adanya kemungkinan seperti itu—karena kesukuannya.—namun demikian ia juga disebut dengan syahid secara lahiriyahnya. Untuk itu para ulama salaf menetapkan penamaan kepada mereka yang terbunuh didalam perang Badar, Uhud dan yang lainnya sebagai syuhada (bentuk plural dari kata syahid) dengan maksud bahwa itu adalah hukum lahiriyahnya lebih dominan dari yang batiniyahnya, wallahu a’lam (Fathul Bari juz VI hal 100) Namun bagaimana sesungguhnya mereka dan dimana mereka sekarang hanya Allah swt saja yang mengetahui. Yang jelas mereka semua sudah kembali kepada Robbnya dan akan mendapat balasan atas segala apa yang mereka amalkan tanpa ada kezhaliman sedikitpun di pengadilan-Nya Yang Maha Adil. Dan tidaklah kita berharap kepada Allah sesama muslim kecuali kebaikan. Ada baiknya kita renungi jawaban Imam Ahmad ketika ditanya tentang apa yang terjadi antara Muawiyah dan Ali maka beliau membaca firman Allah
artinya,’itu adalah umat yang lalu; baginya apa yang telah diusahakannya dan bagimu apa yang sudah kamu usahakan, dan kamu tidak akan diminta pertanggungan jawab tentang apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al Baqoroh : 134) Demikianlah perkataan banyak para ulama salaf.” (al Bidayah wan Nihayah juz VIII hal 139, Maktabah Syamilah) (Dupahang.wordpress.com)
314
Masail Fiqhiyah
Masalah Terorisme dan Jihad, Golput dan Money Politik, Shalat dan Puasa di Zona Abnormal
UNDANG-UNDANG TINDAK PIDANA TERORISME Menurut Undang-Undang Nomor 15 tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1 ayat 1, Tindak Pidana Terorisme adalah segala perbuatan yang memenuhi unsur-unsur tindak pidana sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini. Mengenai perbuatan apa saja yang dikategorikan ke dalam Tindak Pidana Terorisme, diatur dalam ketentuan pada Bab III (Tindak Pidana Terorisme), Pasal 6, 7, bahwa setiap orang dipidana karena melakukan Tindak Pidana Terorisme, jika: 1. Dengan sengaja menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan menimbulkan suasana teror atau rasa takut terhadap orang secara meluas atau menimbulkan korban yang bersifat massal, dengan cara merampas kemerdekaan atau menghilangkan nyawa dan harta benda orang lain atau mengakibatkan kerusakan atau kehancuran terhadap obyek-obyek vital yang strategis atau lingkungan hidup atau fasilitas publik atau fasilitas internasional (Pasal 6) 2. Dengan sengaja menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan bermaksud untuk menimbulkan suasana terror atau rasa takut terhadap orang secara meluas atau menimbulkan korban yang bersifat massal, dengan cara merampas kemerdekaan atau menghilangkan nyawa dan harta benda orang lain atau mengakibatkan kerusakan atau kehancuran terhadap obyek-obyek vital yang strategis atau lingkungan hidup atau fasilitas publik atau fasilitas internasional (Pasal 7) Dan seseorang juga dianggap melakukan Tindak Pidana Terorisme, berdasarkan ketentuan pasal 8, 9, 10, 11 dan 12 Undang-Undang Nomor 15 tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. Dari banyak definisi yang dikemukakan oleh banyak pihak, yang menjadi ciri dari suatu Tindak Pidana Terorisme adalah: 1. Adanya rencana untuk melaksanakan tindakan tersebut. 2. Dilakukan oleh suatu kelompok tertentu. 3. Menggunakan kekerasan. 4. Mengambil korban dari masyarakat sipil, dengan maksud mengintimidasi pemerintah. Dilakukan untuk mencapai pemenuhan atas tujuan tertentu dari pelaku, yang dapat berupa motif sosial, politik ataupun agama
Untuk memantapkan pemahaman terhadap materi ini, jawablah pertanyaanpertanyaan di bawah ini: 1. Jelaskan pengertian terorisme dan jihad? 2. Jelaskan hukum melakukan bom bunuh diri? 3. Jelaskan Undang-undang tindak pidana terorisme? 4. Jelaskan bahaya terorisme dan manfaat jihad? 5. Jelaskan perbedaan mati bunuh diri dengan mati syahid?
Masail Fiqhiyah
315
Masalah Terorisme dan Jihad, Golput dan Money Politik, Shalat dan Puasa di Zona Abnormal
1. Jihad secara etimologi dari kata jahada yang berarti kesungguhan, kemampuan, kekuatan dan keteguhan. Secara terminologi memerangi orang-orang yang tidak dijamin keselamatannya oleh Islam dan orangorang yang memerangi umat Islam. Sedangkan terorisme adalah istilah yang sering dikaitkan dengan dunia kriminal. Dan digunakan untuk menunjuk hampir seluruh bentuk aksi kekerasan. 2. Hukum jihad terbagi kepada fardhu kifayah yang berarti jika sebagian dari kaum muslimin sudah menegakkannya maka gugur kewajiban ini bagi sebagian yang lain, dan fardhu ‘ain apabila terjadi tiga kondisi berikut ini:(a) Apabila dua pasukan sudah saling berhadapan, diharamkan bagi setiap yang ada didalam kondisi seperti itu untuk melarikan diri dan wajib ain bagi setiap mereka untuk tetap di tempat itu. (b). Apabila orang-orang kafir telah menduduki suatu negeri maka wajib ain bagi setiap penduduknya untuk memerangi dan mengusir mereka. Dan (c). Apabila hakim telah memerintahkan sekelompok orang, maka wajib bagi setiap mereka untuk berangkat bersamanya. 3. Perbedaan antara terorisme dengan jihad di jalan Allah, baik dari sisi medan (lapangan), target operasi dan tujuannya. Terorisme pada umumnya dilakukan dalam suasana damai sedangkan jihad di jalan Allah dilakukan dalam suasana perang atau diserang musuh. Yang menjadi target atau sasarannya bukan hanya para musuhnya tetapi juga masyarakat umum sedangkan jihad di jalan Allah yang menjadi targetnya adalah orang-orang kafir yang memerangi kaum muslimin. Tujuan dari terorisme adalah memunculkan keresahan dan menciptakan sensasi agar masyarakat luas memperhatikan apa yang mereka perjuangkan sedangkan jihad di jalan Allah bertujuan untuk mengembalikan izzah (harga diri) kaum muslimin dengan meninggikan kalimat-Nya dan merendahkan kalimat orang-orang kafir dengan hanya mengharapkan ridho-Nya. 4. Dampak perbuatan Terorisme mengandung perbuatan kekerasan atau ancaman kekerasan yang berkarakter politik. Bentuk perbuatan bisa berupa perompakan, pembajakan maupun penyanderaan. Pelaku dapat merupakan individu, kelompok, atau negara. Sedangkan hasil yang diharapkan adalah munculnya rasa takut, pemerasan, perubahan radikal politik, tuntutan Hak Asasi Manusia, dan kebebasan dasar untuk pihak yang tidak bersalah serta kepuasan tuntutan politik lain. 5. Jihad (mati syahid) berbeda dengan bom bunuh diri. Bom bunuh diri sebagai perbuatan yang dikutuk Tuhan dan di luar tradisi Islam. Sebab bom bunuh diri mengakibatkan pada kemudharatan daripada membawa kemaslahatan. Bom bunuh diri telah menyebabkan anak-anak, kalangan perempuan dan orang tua kehilangan nyawa. Padahal dalam pandangan Islam, jihad tidak diperbolehkan membunuh orang-orang lemah seperti anak kecil, perempuan dan orang yang terluka.
316
Masail Fiqhiyah
Masalah Terorisme dan Jihad, Golput dan Money Politik, Shalat dan Puasa di Zona Abnormal
Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling tepat! 1. Berikut ini asal kata dari jihad: A. Jahd (letih/sukar) C. Juhd (letih/sukar) B. Jahd (mudah/tidak sulit) D. Juhd (mudah/tidak sulit) 2. Tindakan kejahatan terhadap kema-nusiaan dan peradaban yang menimbulkan ancaman serius terhadap kedaulatan negara, bahaya terhadap keamanan, perdamaian dunia serta merugikan kesejahteraan masyarakat, disebut: A. Jihad C. Bunuh diri B. Teror D. Mati syahid 3. Segala usaha dan upaya sekuat tenaga serta kesediaan untuk me-nanggung kesulitan di dalam memerangi dan menahan agresi musuh dalam segala bentuknya, disebut: A. Jihad C. Bunuh diri B. Teror D. Mati syahid 4. Mempersembahkan diri-nya sebagai korban demi agama dan umatnya disebut: A. Jihad C. Bunuh diri B. Teror D. Mati syahid 5. Berikut ini hukum melakukan teror: A. Halal B. Haram
C. Makruh D. Wajib
6. Berikut ini hukum jihad: A. Halal B. Haram
C. Makruh D. Wajib
7. Berikut ini Undang-undang tentang pemberantasan tindak pidana terorisme: A. UU No. 13 tahun 2003 C. UU No.15 tahun 2003 B. UU No. 14 tahun 2003 D. UU No. 16 tahun 2003 8. Berikut ini dua bentuk teror: A. Enforcemen teror dan agitational teror B. Enforcemen teror dan agresi teror C. Agitational teror dan agresi teror D. Efort teror dan agresi teror 9. Berikut ini dalil kewajiban untuk berjihad: A. QS. al-Hajj: 37-38 C. QS. al-Hajj:41-42 B. QS. al-Hajj:39-40 D. QS. al-Hajj:43-44
Masail Fiqhiyah
317
Masalah Terorisme dan Jihad, Golput dan Money Politik, Shalat dan Puasa di Zona Abnormal
10. Berikut ini dalil keharaman teror: A. QS. al-Maidah:30 B. QS. al-Maidah:31
C. QS. al-Maidah:32 D. QS. al-Maidah:33
Cocokkan jawaban Anda dengan menggunakan kunci jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat di bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1. Rumus : Jumlah jawaban Anda yang benar Tingkat penguasaan = ______________________________ 10 Arti tingkat penguasaan yang Anda capai : 90 % - 100% = Baik sekali 80 % - 89% = Baik 70% - 79 % = Cukup < 70% = Kurang
X 100 %
Apabila tingkat penguasaan Anda telah mencapai 80 % atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar selanjutnya. Bagus ! Tetapi apabila nilai tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum Anda kuasai.
318
Masail Fiqhiyah
Masalah Terorisme dan Jihad, Golput dan Money Politik, Shalat dan Puasa di Zona Abnormal
MASALAH GOLPUT DAN MONEY POLITIK INDIKATOR KOMPETENSI DASAR Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Mengetahui Konsep Politik dalam al-Quran 2. Mengetahui hukum Islam tentang golput (tidak nyoblos) dan money politik 3. Mengetahui dalil keharusan memilih seorang pemimpin 4. Mengetahui dalil keharaman money politik 5. Menjelaskan bahaya money politik 6. Menjelaskan adab berpolitik dalam Islam
PETUNJUK BELAJAR Untuk mempelajari modul ini hendaknya diterapkan bebarapa langkah berikut ini: 1. Mahasiswa mendengarkan serta menyimak sebagian isi modul ini dengan baik dan dapat juga membaca secara keseluruhan isi modul. 2. Mahasiswa memperkaya pengetahuannya dengan membaca buku-buku lain yang berkaitan dengan isi modul. 3. Mahasiswa dapat memperbandingkan dan mendiskusikan isi modul dengan dosen dan dengan sesama mahasiswa lainnya. 4. Mahasiswa mengambil kesimpulan serta membuat ringkasan tentang isi modul. 5. Mahasiswa menjawab beberapa pertanyaan yang ada di akhir setiap kegiatan belajar. 6. Mahasiswa mengevaluasi pemahamannya pada isi modul dengan melihat kunci jawaban yang sudah disediakan. 7. Jika hasil evaluasi kurang dari yang semestinya, maka mahasiswa wajib mempelajari kembali isi modul sampai benar-benar mengerti dan dapat menjawab pertanyaan dengan benar.
P
ada umumnya orang menyukai warna putih atau golongan-golongan putih karena menggambarkan kesucian dan kebersihan, berbeda dengan istilah golongan putih dalam istilah politik yaitu menggambarkan ketidaksetujuan seseorang terhadap berbagai partai politik, sehingga menuntut dirinya tidak memilih salah satu dari berbagai partai politik yang ada atau tidak memilih alternatif pemimpin yang ada. Memilih dan dipilih merupakan hak setiap warga negara Indonesia, setiap lima tahun sekali kita melakukan proses pemilihan para pemimpin yang diwakilkan dari partai-partai politik, kita tidak mengetahui kualitas calon pemimpin kita, kemudian, Masail Fiqhiyah
319
Masalah Terorisme dan Jihad, Golput dan Money Politik, Shalat dan Puasa di Zona Abnormal
haruskah kita tidak memilih para pemimpin dengan mengambil golongan putih (golput) dan money politik Bagaimana hukum Islam memandang masalah golput dan money politik ini. Dalam bab ini akan dibahas sebagai berikut:
POLITIK DALAM AL QUR’AN: Islam sebagai agama yang sempurna, tentunya juga termaktub masalah-masalah politik, dalam Al-Qur’an politik tidak pernah disebut dalam ayat-ayatnya, akan tetapi secara substantive istilah politik disebut dalam Al-Qur’an dengan khalifah, khalaif, khulafa’ dan mustakhlafin. Dalam hal ini kita dapat mengambil salah satu permisalan QS. Al-Baqarah; 30:
“Ingatlah ketika Tuhan-mu berfirman kepada para Malaikat:”Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata:”Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau”. Tuhanberfirman:”Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. (QS. 2:30). Dari ayat-ayat di atas, para ahli tafsir mengatakan bahwa Allah menjadikan manusia di bumi ini untuk menjadikan khalifah, artinya adalah untuk mengatur bumi ini baik untuk mengatur alamnya maupun untuk mengatur sesama umat manusia. Dalam konteks khalifah dalam bahasa sekarang bisa disebut dengan politik, karena dua kata khalifah dan politik semestinya mengandung substansi yang sama akan tetapi karena dua kata ini mengalami distorsi penerapan konsep maka istilah khalifah yang notabenenya cenderung menyeimbangkan kepentingan dunia dan akhirat, sedangkan istilah politik dalam penerapannya hanya mementingkan masalah dunia saja. Maka agar dapat memperbarui paradigma metodologi berfikir politik substansi dari kekhilafahan agar dimasukkan adalam substansi yang ada dalam berfikir politik. Maka substansi kekhalifahan yang bisa dimasukkan dalam substansi cara berfikir politik adalah: pertama: Membangun dan memakmurkan, sebagaimana QS. Hud; 61: “Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (do’a hamba-Nya)”. (QS. 11:61). Dalam ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah memberikan perintah kepada manusia untuk membangun bumi. Dalam ayat di atas adanya huruf sin dan ta’ menunjukkan perintah dan perintah dari Allah ini menunjukkan kewajiban. Jadi perintah untuk membangun bumi merupakan kewajiban bagi manusia baik hal
320
Masail Fiqhiyah
Masalah Terorisme dan Jihad, Golput dan Money Politik, Shalat dan Puasa di Zona Abnormal
itu dalam konteks membangun alamnya maupun membangun hubungan sesama manusia. Kedua; substansi mencegah kerusakan di bumi. Hal ini sebagaimana dijelaskan QS. Al-Baqarah; 205, QS. Al-Maidah; 64, QS. QS. Al-A’raf; 56, 85, QS. Hud; 116. kita lihat QS. Al-A’raf; 56, yang mengatakan: “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdo’alah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik”. (QS. 7:56). Ayat ini menjelaskan bahwa Allah tidak memperbolehkan kepada manusia untuk berbuat kerusakan, dan larangan ini adalah bentuk perintah larangan yang menunjukkan haram apabila dilanggar sebagaimana dalam kaidah al-ashlu fi an-Nahyi yadullu ala al-hurmah (Hukum asal dalam larangan menunjukkan keharaman apabila dilakukan). Dengan demikian merusak bumi dan merusak hubungan sesama manusia dalam agama jelas dilarang (diharamkan), maka dalam konteks ini cara berfikir politik yang benar adalah apabila sebuah agenda politik dalam realita lapangan merusak hubungan vertical (hubungan manusia kepada Allah) dan hubungan horizontal (hubungan sesama manusia) dan hubungan dengan alam, maka hukumnya tidak boleh. Dan hal itu sudah keluar dari substansi garis politik yang benar. Jadi kesimpulannya: berpikir politik yang benar adalah apabila dalam berpolitik praktis agenda yang diusung adalah mencakup dua substansi politik, yaitu: politik yang membangun hubungan manusia dengan Allah (mematuhi perintah-Nya), Membangun hubungan manusia sesama manusia dan membangun manusia dengan lingkungan alam sekitarnya. Sedangkan substansi yang kedua adalah jangan sampai berpolitik itu merusak hubungan manusia dengan Allah (menjauhi larangan-Nya), hubungan manusia dengan sesamanya dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Dengan kata lain berpolitik yang benar adalah politik yang berorentasi pada bingkai maqashid syariah (tujuan syariah) untuk menjaga agama, menjaga, jiwa, menjaga akal, menjaga kehormatan, menjaga harta benda, menjaga keamanan masyarakat dan negara dan menjaga lingkungan sekitarnya. Dalam bahasa Sunnah istilah politik pernah diungkapkan dalam hadis Nabi, saw. “Mereka orang Bani Israel telah berpolitik bersama nabi-nabi mereka”. Artinya: adalah mereka telah mengatur permasalahan mereka. Dari sisi lain bahwa Nabi Muhammad adalah figure terbaik dalam berpolitik yang pantas dijadikan teladan bagi para politikus kontemporer sekarang ini. Substansi politik dalam arti kekhilafahan telah Rasul amalkan dalam kehidupan nyata, sebagaimana beliau telah mendasari politiknya dengan ketaqwaan kepada Allah, swt. kita lihat piagam madinah yang telah menyatukan semua umat untuk saling hormat-menghormati dalam hal yang benar dan mendakwahkan ke jalan yang baik dari jalan yang salah. Beliaulah khalifah sejati dalam bahasa Al-Qur’an dan Politikus teladan dalam bahasa sekarang dengan mendakwahkan dirinya dengan al-amir bi al-makruf wa an-nahi an al-munkar. Maka dalam konteks politik secara umum dan kekhilafahan secara khusus banyak hadis yang menjelaskan tentang hal itu sebagaimana Hadis Nabi, saw. yang mengatakan: “Anda sekalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya, dan laki-laki adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya, dan perempuan adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya dan anda sekalian adalah pemimpin Masail Fiqhiyah
321
Masalah Terorisme dan Jihad, Golput dan Money Politik, Shalat dan Puasa di Zona Abnormal
setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya”. (HR. Bukhori, Muslim, Ahmad dan Tirmidzi). Dan hal ini juga diperjelas dengan hadis Nabi, saw. yang mengatakan: “Sesungguhnya dunia adalah manis dan hijau, dan sesungguhnya Allah telah menugaskan kamu menjadi khalifah di dalamnya, maka lihatlah apa yang anda sekalian perbuat”[14]. Maka sungguh Allah telah mewajibkan kepada manusia ketika Allah menempatkan di bumi agar mereka mena’ati perintahnya dan meninggalkan larangannya dan agar mereka tidak menyembah kecuali kepadanya dan agar mereka tidak takut selain Allah” Dari hadis-hadis ini menunjukkan bahwa kekhalifahan disini berbentuk pada gerakan politik baik personal, masyarakat maupun umat, sehingga sumber-sumber ini menentukan kaidah-kaidah dalam pergerakan politik. Maka kaidah-kaidah yang mendasari gerakan politik ini adalah: kepemilikan mutlak hanyalah Allah, penghambaan manusia hanya kepada Allah, komitmen terhadap ketentuan-ketentu syariah dan adanya evaluasi atas dosa dan pahala yang telah ia lakukan dalam gerakan politik. Dalam pemikiran politik banyak pakar yang mendefinisikan masalah politik. Maka dalam hal ini Ibnu Khaldun membedakan antara politik syar’i dengan politik sipil. Sedangkan politik sipil adalah sebuah politik untuk kemaslahatan masyarakat. Dalam hal ini Maqarizi berpendapat bahwa politik adalah sebuah produk hukum untuk mengatur tatanan syariah dan tatanan politik. Yang dimaksud dengan syariah adalah semua yang disyariatkan Allah dari agama seperti perintah shalat, puasa, haji, dan semua amalan kebaikan. Sedangkan politik merupakan perbuatan manusia. Sedangkan politik (siyasah) adalah; undang-undang tematis untuk menjaga adab dan maslahah serta keteraturan etika. Dalam sejarah istilah politik terjadi penetrasi istilah yang dimulai ketika Mamalik memerintah –dan mereka berasal dari bangsa Tartar- terjadi peminjaman – yang pertama kali dalam sejarah peradaban Islam – sebagai undang-undang yang tidak islami dan mereka datang untuk menyaingi syari’ah Islam, walaupun dalam tempat yang terbatas yaitu; daerah “pengadilan militer” sebagai kelas penguasa dan militer dan “perkantoran kekuasaan” –institusi-institusi kekuasaan- dalam sejarah itu, ketika pemerintahan syari’ah dan islamisasi pembangunan menjaga peradilan umat, institusi-institusi dan dimensi-dimensi kehidupan lainnya. Itulah awal dari terobosan terhadap pemerintahan syari’ah Islam dalam sejarah peradaban kita, ketika Mamalik menjadikan “yasah” Jengis Khan (562 – 624 H = 1167 – 1227 M) yaitu; kumpulan undang-undang –yang bercampur di dalamnya teologi paganisme dengan Kristen dan dengan Islam- sebagai undang-undang untuk pengadilan militer dan perkantoran kekuasaan. Dengan berjalannya waktu, masyarakat menyelewengkan ucapan kata “yasah” menjadi “siyasah” (politik). Maka dalam realita kita sekarang “siyasah” menjadi “siyasah ghairu syar’iyah” (politik yang tidak syar’I), yaitu; pengadilan militer dan kekuasaan. Sedangkan “siyasah syar’iyah” (politik syari’ah) tercermin pada pemerintahan syari’ah Islam atas umat dan institusi-institusi pembangunan di dalamnya. Maka peristiwa itulah sebagai awal mula terobosan yaitu terobosan undangundang konvensional untuk menghakimi syari’ah Islam kita dan islamisasi pembangunan kita. Maka hal inilah merupakan zona penerobosan yang dikabarkan kepada kita oleh sejarahwan pada masa itu Taqiuddin al-Muqrizy (769-845 H = 1365 – 322
Masail Fiqhiyah
Masalah Terorisme dan Jihad, Golput dan Money Politik, Shalat dan Puasa di Zona Abnormal
1441 M) maka dia mengatakan: ketika berkata tentang substansi istilah “as-siyasah” sebagai berikut: “Saya tahu bahwa manusia di masa saya, bahkan sejak masa negara Turky –[Mamalik]- pada negara Mesir dan Syam, mereka berpendapat bahwa hukumhukum itu dibagi menjadi dua bagian, yaitu: Hukum Syar’i dan Hukum politik (siyasah) Maka sejak abad-10 itulah (masa al-Farabi) sampai abad 14 (Ibnu Khaldun). Ibnu Khaldun mengelompokkan jenis gerakan politik dalam tiga bentuk: Pertama: Al-Mulk at-Tabi’i (raja yang mengikuti keinginannya) adalah bentuk pergerakan politik yang bertujuan untuk melampiaskan keinginan duniawi (syahwat dunia). Kedua: AlMulk as-Siyasi (Raja politik), yaitu: bentuk gerakan politik yang bersandarkan akal saja untuk kemaslahatan dunia saja, dan menolak kerusakan. Ketiga: al-Khilafah, mengatur semua permasalahan dunia dan akhirat, sebagai bekal menuju kehidupan akhirat dengan kata lain: “Menjaga kemaslahatan agama dan menyiasati permasalahan dunia”. Para Fuqaha sepakat bahwa politik dengan segala macam permasalahannya masuk di dalam kaidah syari’ah, jika tidak dinashkan secara khusus, maka politik tidak saja apa yang telah dikatakan syara’, karena syariah adalah tertentu dan tertulis dalam kaidah umum saja, sedangkan kejadian-kejadian dunia adalah serba baru dan terbarukan, dan semua hal yang menghasilkan keadilan maka hal itu adalah bagian dari agama selagi tidak bertentangan dengan kaidah syari’ah secara umum. Maka landasan system politik dalam Islam adalah keadilan, musyawarah dan persamaan sehingga memberikan kesimpulan bahwa politik Islam adalah: Kebijakan dalam menata negara baik dalam permasalahan dalam negeri maupun luar negeri yang menggunakan undang-undang sesuai dengan koridor syar’i untuk mengatur rakyatnya dalam mencapai kemaslahatan umum yang berujung pada kesetabilan negara dan kemakmuran rakyat.
PENGERTIAN GOLPUT DAN MONEY POLITIK Golongan Putih (Golput) dalam istilah politik adalah penolakan seseorang untuk tidak memilih alternatif para pemimpin yang diwakilkan dari partai politik. Penolakan tersebut dapat diakibatkan karena calon-calon pemimpin yang ada dianggap tidak mampu dan tidak layak untuk menjadi pemimpin atau karena faktor lain. Money politik adalah penggunaan uang untuk mendapatkan posisi atau perolehan dukungan dalam mencapai kekuasaan, dan ini bisa berupa uang untuk khidmah kepada masyarakat, agar suatu saat akan memihak kepadanya jika ada pengambilan keputusan. Dalam memobilisasi masa, agar masyarakat memilih pasangan dari para calon pemimpin yang bersaing, kebanyakan dari para kandidat membayar mahal baik pada pesaingnya maupun kepada masyarakat agar mendapatkan suara yang banyak. Maka dalam hal ini, realitas politik dalam masyarakat menggambarkan yang demikian itu. Maka bagaimana dalam pandangan fikih menanggapi permasalahan ini. Kalau dalam pandangan fikih bisa dilihat dalam bentuk akad yang ia pergunakan. Apabila hal itu bentuknya adalah jual beli maka hal itu jelas tidak diperbolehkan. Karena dalam syarat jual beli sesuatu yang dibeli harus berupa barang yang jelas dan taqabudh (bisa diserah-terimakan). sebab kalau barang yang dibeli itu tidak jelas dan tidak bisa diambil berarti tidak sah jual belinya. Kalau dalam pemilihan umum berarti suara lah yang diperjual-belikan dan suara merupakan suatu yang masih samar, Masail Fiqhiyah
323
Masalah Terorisme dan Jihad, Golput dan Money Politik, Shalat dan Puasa di Zona Abnormal
karena hal itu tidak berupa barang yang tidak bisa diserah-terimakan. Jadi jelas tidak sah. Kalau akad yang dipakai adalah hadiyah atau hibah berarti terjebak dalam Bab Risywah (suap) dan suap menyuap dalam Islam jelas tidak boleh, sebagaimana hadis Nabi, saw. “Allah melaknat orang yang menyuap dan menerima suap”. Di sisi lain, kalau yang terjadi adalah suap-menyuap antar pasangan dengan maksud agar dalam pasangan yang lain gagal untuk bersaing dalam pemilihan umum, maka keduanya sudah terjebak dengan memakan harta dengan bathil sebagaimana firman Allah QS. An-Nisa’; 29: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu. (QS. 4:29). Dalam konteks ini, suap-menyuap adalah muamalah yang tidak berakhlaq dan hal itu akan berujung kepada keburukan yang berdampak kepada masyarakat. Karena dengan melimpahkan permasalahan umat kepada orang yang bukan ahlinya yaitu: kemenangan hasil pemilu adalah akibat suap-menyuap (money politik) berarti terjebak dalam larangan hadis Nabi, saw. yang berbunyi: “Jika perkara itu dilimpahkan pada orang yang bukan ahlinya maka tunggulah waktunya”. Artinya tunggulah masa kehancurannya. Maka dari sini hendaklah masyarakat memilih pimpinan/presidennya sesuai dengan hati nurani, karena dengan memilih yang didasarkan pada hati nurani berarti sudah memilih pada suatu yang baik di sisi Allah, berarti ia sudah menjalankan amanah dengan baik di depan Allah. Maka untuk melihat siapa yang layak, lihatlah program yang akan digelindingkan dan track record yang baik dalam kehidupannya. Maka kalau sudah melihat calon dari berbagai kandidat, upayakan untuk memilih adalah petunjuk Allah yaitu dibarengi dengan shalat istiharah. Janganlah memilih karena imbalan materi, sebab imbalan materi manfaatnya tidak akan lama, justru kebijakan bertahun-tahun itulah yang menjadikan sakit di hati. tapi kalau hati nurani yang memilih berarti kesejahteraan dan keihlasanlah yang menuai pahala dunia dan akhirat. Maka pilihlah pemimpin dan presiden yang kuat, professional dan amanah di dunia dan di akhirat.
HUKUM GOLPUT Menurut Said Aqil Siraj bahwa hukum golput adalah mubah (boleh) karena tiga alasan: pertama: pertikaian antara Ali ibn Abi Thalib dengan Thalhah dan Zubeir yang mendapat dukungan dari Aisyah ra., melahirkan sekelompok umat Islam yang dimotori oleh Abdullah Ibnu Umar yang membentuk poros tengah dan memilih sikap golput untuk tidak ikut serta dalam pertempuran. Karena pertempuran Ali bin Abi Thalib dengan Aisyah tidak patut keduanya saling berperang, karena keduanya adalah orang-orang yang sangat dekat dengan Rasulullah Saw. Mengambil golput sangat dibenarkan dalam hal ini. Kedua, Murji’ah yang bersikap tidak memberikan sikap terhadap para pelaku dosa besar – apakah mereka masih mu’min atau sudah kafir, dianggap sebagai sikap abstain yang semisal dengan golput; dan ketiga, hukum berpartisipasi dalam pemilu adalah mandub (sunnah) atau paling tidak fardhu kifayah. Berbeda dengan pendapat di atas, A. Sudarmadji berpendapat bahwa hukum golput adalah haram bagi umat Islam. Dengan argumentasi sebagai berikut: pertama, pemilu adalah media untuk memilih pemimpin yang wajib ditaaati; dan kedua, sikap 324
Masail Fiqhiyah
Masalah Terorisme dan Jihad, Golput dan Money Politik, Shalat dan Puasa di Zona Abnormal
memilih golput akan merugikan umat Islam sendiri karena sikap golput berarti membiarkan orang lain memilih pemimpin sesuai dengan keinginannya; dan akibatnya adalah akan tampil seorang pemimpin yang tidak sesuai dengan keinginan kaum muslimin. Pendapat A. Sudarmadji ini sesuai dengan fatwa kongres umat Islam (KUI) menjelang pemilu tahun 1955 bahwa umat Islam wajib menggunakan hak pilihnya dalam pemilu dan partai yang wajib dipilih adalah partai Islam. Menurut Firdaus AN, fatwa ini ditaati oleh umat Islam sehingga hasil pemilu 1955 tidak mengecewakan umat Islam. Menurut Jaih Mubarak, guru besar hukum UIN SGD Bandung bahwa wajib memilih partai Islam berarti wajib turut serta dalam pemilu. Oleh karena itu, ketidakikutsertaan dalam pemilu dapat dianggap sebagai pelanggaran.
HUKUM MONEY POLITIK Masalah money politik jika tanpa mengikat dengan ucapan maupun tulisan, dan kepemihakan yang dicari dalam rangka mengukuhkan kebenaran, maka temasuk dalam bab sarana, hukumnya mengambil hukum tujuan, tetapi jika pemberian ini bersyarat, baik tertulis maupun tidak, maka ketentuan hukum masalah ini harus lebih berhati hati, dan perlu memperhatikan beberapa kaidah berikut: Pertama : kaidah Sadudzdzara’i (menutup jalan yang menuju kepada kemungkaran) Penentuan kekuasaan didasarkan pada keyakinan bahwa kekuasaan adalah amanah, pemimpin adalah khadim (pelayan) bagi yang dipimpinnya, dan kepemimpinan pada dasarnya tidak diminta, dan tidak diberikan kepada orang yang ambisi, sedangkan money politik akan mengarahkan kondisi kepemimpinan sebagai sesuatu yang dicari. Sebagaimana masyarakat hendaklah memilih pemimpin berdasarkan kriteria amanah dan kekuatan bukan karena materi, sedangkan money politik akan mengarahkan masyarakat untuk bersikap pragmatis, dan mengantarkan mereka untuk melanggar kandungan hadits : “Barang siapa yang menjadikan seseorang laki-laki dari suatu kelompok dan diantara kelompok tersebut ada yang lebih diridhoi Allah dari orang tersebut maka sungguh ia telah mengkhianati Allah dan RasulNya dan orang-orang beriman”. (HR. Al Hakim, no 7523) “Barang siapa mengangkat pegawai dari kaum muslimin dan dia tahu bahwa diantara mereka ada yang lebih berhak darinya dan lebih tahu dengan kitab Alloh dan sunnah nabiNya, maka sungguh ia telah mengkhianati Alloh dan RasulNya.”(HR. Al Baihaqi, no 20945) Money politik berakibat secara luas yaitu mendorong para pemimpin untuk mengeksploitir kelemahan rakyat setelah mendapatkan kekuasaan, artinya money politik sebagai pendidikan yang buruk bagi dunia perpolitikan, dan mendukung bangunan sosial pragmatis, sehingga bisa di pahami bahwa menerima, dan memberikan uang untuk transaksi suara merupakan Ta’awun (tolong menolong) dalam itsm ( dosa ) dan ‘udwan ( permusuhan ).Dalam kaidah sadd dzaroi’ dipahami bahwa semua hal yang mengarahkan kepada keburukan harus ditutup.
Masail Fiqhiyah
325
Masalah Terorisme dan Jihad, Golput dan Money Politik, Shalat dan Puasa di Zona Abnormal
Dari sisi lain money politik bisa dianalogikan kepada larangan menerima hadiah sebagai balas budi terhadap rekomendasi, sebagaimana sabda Rasulullah saw: “Dari abi umamah Radliallahu ‘Anhu dari Nabi saw beliau bersabda : barang siapa yang memberikan satu rekomendasi untuk seorang lantas ia memberikan hadiah atas rekomendasi tersebut lalu ia terima hadiah tadi, berarti ia telah mendatangi pintu riba yang besar.”(HR. Ahmad, 5/261) Dari hadits ini jelaslah, bahwa yang menerima diharamkan karena masuk dalam kandungan hadits ini, sementara yang memberi juga tidak diperbolehkan karena merupakan penyebab jatuhnya seseorang dalam larangan Allah, dan termasuk dalam kaidah fiqih :Sesuatu yang diharamkan untuk diambil, maka diharamkan pula untuk diberikan. Kedua : Al-Muslimun ‘alaa Syuruuthuhum Kaum muslimin dalam percaturan politik diwajibkan untuk tepat janji, amanah, disiplin dengan peraturan selama tidak bertentangan dengan syar’i, kesholehan dan kelayakan calon pemimpin penilaiannya diserahkan kepada publik bukan kepada pelaku politik, sehingga publiklah yang menilai dengan nuraninya siapa yang paling kredibel untuk memimpin dengan tanpa dipengaruhi pemberian materi, sedang money politik menjadikan tertutupnya nurani, dan bisa saja terpilih karena materi bukan karena kredibilitas, dan hal itu telah disepakati akan tidak bolehnya money politik, sementara kaum muslimin diwajibkan menepati syarat yang mereka sepakati sebagaimana dalam kaidah yang disandarkan dalam hadist : “Kaum muslimin terikat dengan syarat ? syarat mereka, Sufyan menambahkan dalam hadistnya dalam hal ? hal yang sesuai dengan kebenaran”. Berkata abdurrozzaq Ashon’ani dan telah kami riwayatkan hal itu dengan tambahannya dari hadist Khosif dari ‘Urwah dari ‘A’isyah, dari ‘Atho’ dan Anas bin Malik marfu’ kepada Rasulullah saw.
ADAB
BERPOLITIK DALAM ISLAM
Pada dasarnya Islam mengatur bagaimana berpolitik sesuai dengan Islam, berpolitik sebagaimana telah dibahas di atas adalah upaya untuk memakmurkan muka bumi ini, sehingga berpolitik adalah berdakwah. Partai-partai politik seharusnya tidak menggunakan politik uang untuk meraih kekuasaan politik, padahal cukup untuk beraktivitas sesuai dengan dakwah dalam Islam. Sebagaimana firman Allah Swt: Allah SWT berfirman dalam surat An Nahl:125:
Artinya:”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik”. Hadits Nabi SAW: Artinya: “ Barang siapa yang menunjukkan pada kebaikan maka baginya
326
Masail Fiqhiyah
Masalah Terorisme dan Jihad, Golput dan Money Politik, Shalat dan Puasa di Zona Abnormal
mendapat pahala seperti orang yang melakukan kebaikan tersebut” (HR Muslim). Artinya:” Setiap kebaikan adalah shadaqoh” (HR Bukhari) Hanya saja berpolitik yang dilakukan harus sesuai dengan adab-adab Islam, adab Islam itu diantaranya: 1. Ikhlas dan Membebaskan Diri dari Motivasi Rendah. Berpolitik dalam Islam merupakan bagian dari amal shaleh dan ibadah, oleh karenanya harus memperhatikan keikhlasan motivasi sehingga politik yang dilakukan bukan hanya berdampak baik pada masalah-masalah keduniaan tetapi juga mendapat keridhaan Allah SWT dan pahala kebaikan di akhirat. Allah SWT. Berfirman dalam surat Al Bayyinah 5, artinya:
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta’atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus”.(QS. al-Bayyinah:5) Pada saat berpolitik harus menjauhi faktor-faktor yang merusak keikhlasan, misalnya kultus dan fanatisme pada pribadi dan atribut partai seperti tanda gambar, warna dll. Juga harus menghindari arogansi atau kesombongan disebabkan karena banyaknya pengikut atau kelebihan lainnya. Allah SWT. “Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang keluar dari kampungnya dengan rasa angkuh dan dengan maksud riya kepada manusia serta menghalangi (orang) dari jalan Allah. Dan (ilmu) Allah meliputi apa yang mereka kerjakan”. (QS. al-Anfal:47) 2. Menyampaikan Program-programnya Dengan Cara yang Sebaik-baiknya (Ihsan). Partai yang baik dan program yang bagus harus pula disampaikan dengan cara yang bagus pula. Bagusnya program partai tetapi jika tidak dibarengi dengan cara penyampaian yang simpatik, tidaklah menjamin simpati pemilih. Rasulullah SAW. bersabda: “Sesungguhnya Allah mewajibkan untuk berbuat sebaik-baiknya (ihsan) dalam segala sesuatu” (HR Muslim). 3. Dalam Menampilkan Acara Harus Sesuai dengan Aturan Syariah Seluruh rangkaian acara dalam berpolitik hendaknya komitmen dengan nilai-nilai Syariah dan tidak melanggarnya. Sehingga politik yang dilaksanakan akan memperoleh manfaat dan kebaikan. Tidak boleh ada acara yang melanggar Syariah, seperti mempertontonkan aurat wanita, tarian erotis, dll. Kemenangan dalam timbangan Islam adalah sejauh mana komitmen dengan nilai-nilai Syariah, dan pada dasarnya kemenangan dalam berpolitik hanyalah dari sisi Allah saja. 4. Tidak Memaksa. Menarik simpati pemilih dalam politik Islam sama dengan berdakwah, yaitu mengajak dan tidak memaksa. Sehingga tidak boleh memaksa orang lain untuk menerima, memberikan hak pilihnya dan mendukung partai tertentu dengan berbagai macam cara apapun. Masa pemilih mempunyai hak Masail Fiqhiyah
327
Masalah Terorisme dan Jihad, Golput dan Money Politik, Shalat dan Puasa di Zona Abnormal
dan kebebasan memilih suatu partai sesuai dengan pilihan hati nuraninya. Dalam masalah agama saja manusia diberikan hak untuk beragama sesuai keyakinannya, apalagi dalam hal berpartai. Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya. “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat”. (QS. al-Baqarah:256) 5. Tidak Menghalalkan Segala Cara. Islam mengharamkan tujuan menghalalkan cara. Karena tujuan yang baik harus ditempuh dengan cara yang baik pula. Money Politik adalah sesuatu yang diharamkan dalam Islam oleh karenannya harus dihindari dan dijauhkan. Perolehan suara dan kursi yang sedikit lebih baik jika dilakukan dengan cara yang benar dari pada perolehan suara dan kursi yang banyak dengan dilakukan secara curang dan menghalalkan segala cara. 6. Tidak Jatuh Pada Dusta /Bohong. Berpolitik tidak boleh menghalalkan segala cara. Tujuan luhur tidak boleh dirusak oleh cara yang kotor. Berbohong adalah perbuatan terlarang dalam Islam, apalagi yang dibohongi itu orang banyak, sudah tentu bahayanya lebih berat. Berbohong ialah menyampaikan sesuatu yang tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya. Rasulullah SAW. besabda:” “Janganlah kamu berdusta, karena dusta mengantarkan pada kemaksiatan dan kemaksiatan mengantarkan ke neraka. Dan seseorang yang senantiasa berdusta dan mudah untuk berdusta sampai dicatat disisi Allah sebagai pendusta” (Muttafaqun ‘alaihi). 7. Tidak Mengucapkan Janji Secara Berlebihan. Kondisi yang tidak terkendali, bisa mengakibatkan seorang larut dalam alam khayal, mengumbar janji muluk yang tidak mampu untuk dilaksanakan. Hal ini harus diperhatikan oleh seorang da’i/ juru kampanye. Janji pasti akan dipertanggungjawabkan di Akhirat. Allah SWT. Berfirman: “Dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya”. (QS. al-Isra:34) Untuk menarik simpati masa, janji memang diperlukan, tetapi sejauh manakah Partai mampu melaksanakan janji itu? Kalaupun harus berjanji, janjikan hal-hal yang relatif mudah dan gampang dipenuhi atau berjanji untuk memperjuangkan sesuatu bukan pada penentuan hasil terhadap sesuatu. 8. Tidak Jatuh dalam Ghibah, Caci Maki dan Cemooh. Dalam kampanye juga tidak dibolehkan mengeluarkan kata-kata yang melukai harga diri dan martabat seseorang yang tidak dibolehkan Syari’at, kecuali orang yang sudah terangterangan melakukan perbuatan zhalim dan merusak. Allah SWT berfirman: Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olok) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokan) dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelargelar yang buruk. Seburuk-buruknya panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orangorang yang zalim. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa dan janganlah
328
Masail Fiqhiyah
Masalah Terorisme dan Jihad, Golput dan Money Politik, Shalat dan Puasa di Zona Abnormal
kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang”. (QS. al-Hujurat:11-12). Rasulullah SAW. besabda: “Mencaci maki seorang muslim adalah suatu kefasikan dan membunuhnya suatu kekafiran” (Muttafaqun ‘alaihi). 9. Tetap Menjaga Rasa Ukhuwah Islamiyah. Politik bukanlah arena untuk memuaskan selera dan hawa nafsu. Perkataan yang diucapkan dan sikap yang ditampilkan politikus harus senantiasa mencerminkan rasa ukhuwah Islamiyah. Tidak boleh berprasangka buruk, tuduhan-tuduhan yang tidak beralasan harus dihindari karena hanya menimbulkan kerenggangan dan perseteruan yang tidak disukai kecuali oleh syetan. Allah SWT berfirman: dalam surat Al Hujuraat 10, artinya: “Sesungguhnya orang-orang mu’min adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat”. (QS. al-Hujurat:10) Rasulullah SAW. bersabda: “Janganlah saling hasad, saling membuka aib, saling benci, saling berpaling, dan janganlah kalian menjual dagangan saudaramu, jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Muslim dengan sesamanya adalah saudara, tidak saling menzhalimi, saling menghina, meremehkan. Takwa letaknya ada disini (Rasulullah SAW menunjuk pada dadanya 3x ). Seorang sudah cukup dianggap jahat jika menghina saudaranya. Setiap muslim dengan sesamanya adalah haram; darahnya, hartanya dan kehormatannya” (HR Muslim). 10. Tidak Memuji-Muji Diri Sendiri. Akhlak Islam mengharuskan agar suatu partai politik tidak menganggap dirinya yang paling baik, partainyalah yang paling Islami, dst. Sedang orang lain dan partai lain tidak ada yang benar. Cara ini bukanlah cara yang Islami. Menampakkan keunggulan sendiri boleh saja, tetapi tidak harus mengklaim sebagai yang terbaik, paling Islami. Tetapi haruslah senantiasa mengakui keterbatasan-keterbatasan diri sebagai manusia dan keterbatasan partai sebagai kumpulan komunitas manusia. Kemudian menggantungkan rencana dan program pada Allah SWT. Tujuan berpolitik tidak lain adalah mencari ridha-Nya. Allah SWT. Berfirman:
“Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui orang yang bertakwa”. (QS. al-Najm:32) 11. Memberikan Kemaslahatan Bagi Bangsa. pemimpin hendaknya dapat memberi kemaslahatan bagi bangsa baik matrial maupun spiritual dan menghindari perbuatan yang tidak berguna apalagi menimbulkan dosa. Dalam hal pemuatan spanduk, stiker dll, juga harus memuat pesan yang baik bagi masyarakat. Rasulullah SAW. Bersabda: “Diantara kebaikan Islam seseorang, (dia) meninggalkan apaapa yang tidak berguna” (HR At-Tirmidzi) .
Masail Fiqhiyah
329
Masalah Terorisme dan Jihad, Golput dan Money Politik, Shalat dan Puasa di Zona Abnormal
Politik diupayakan pada problem solving yang sedang dihadapi bangsa Indonesia lebih baik daripada hanya sekedar slogan kosong. Seperti, pembagian sembako, baksos, penyuluhan hukum, ceramah agama dll. Rasulullah SAW. bersabda, artinya : “Wahai manusia sebarkanlah salam, berilah makanan, sambunglah hubungan silaturahmi, dan shalat malamlah ketika manusia tidur niscaya engkau akan masuk surga dengan selamat” (HR Muslim) 12. Menghindari Fitnah dan Menutup Pintu Keburukan. Dalam melaksanakan segala sesuatu, setiap muslim harus menjauhkan diri dari fitnah. Karena fitnah selalu menimbulkan efek negatif dan berdampak pada keburukan. Partai dan Dakwah sangat terkait dengan citra dan nama baik. Oleh karena itu jika partai sudah tercitrakan buruk, maka sulit memulihkan kembali. Dan fitnah berawal muncul dari yang kecil-kecil, bercampurnya antara pria dan wanita dalam setiap pertemuan dan kampanye, berdua-duaan antara pria dan wanita, menerima uang yang syubhat dll. 13. Dilakukan Secara Tertib dan Tidak Mengganggu Pihak Lain. Dalam kampanye harus memperhatikan hak-hak orang lain, jangan diganggu dan dirusak. Jika kampanye menggunakan cara pengerahan masa dan sejenisnya, maka harus dilakukan secara tertib dan terkendali. Hak pengguna jalan harus diberikan dan dilarang merusak atribut partai lain. Rasulullah SAW.bersabda: “Janganlah menimbulkan kerusakan pada diri sendiri dan orang lain” (HR Ibnu Majah dan ad-Daruqutni) . 14. Selalu Ingat akan Kewajiban Utama. Pada saat-saat berpolitik biasanya orang lupa segala-galanya termasuk lupa akan kewajiban-kewajiban utama, maka bagi seorang muslim berpolitik jangan sampai melupakan kewajiban dirinya seperti, lupa akan shalat apalagi meninggalkannya. 15. Memberi Keteladanan yang Baik. Kampanye yang efektif adalah dengan cara memberi keteladanan yang baik. Ungkapan perilaku lebih mengenai daripada ungkapan lisan. Rasulullah saw. bersabda: “Mu’min yang paling sempurna imannya adalah yang paling sempurna akhlaknya” (HR.Tirmidzi) 16. Menjaga Fasilitas Umum dan Tidak Memanfaatkan Fasilitas Negara Orang-orang beriman adalah ibarat lebah yang selalu memberi manfaat dan selalu menjaga fasilitas umum, termasuk fasilitas negara. Demikian beberapa adab berpolitik, mudah-mudahan dapat berguna bagi kita semua sehingga akan terjamin ketertiban dan keamanan saat politik terutama kampanye, menghindari korban jiwa lagi dan mempercepat tumbuhnya iklim demokrasi islami di Indonesia.
330
Masail Fiqhiyah
Masalah Terorisme dan Jihad, Golput dan Money Politik, Shalat dan Puasa di Zona Abnormal
Untuk memantapkan pemahaman Anda terhadap materi ini, jawablah pertanyaanpertanyaan di bawah ini : 1. Jelaskan pengertian golput? 2. Jelaskan hukum golput menurut para ulama? 3. Jelaskan pengertian money politik? 4. Jelaskan hukum money politik menurut para ulama? 5. Jelaskan adab berpolitik dalam Islam?
1.Dalam Al-Qur’an politik tidak pernah disebut dalam ayat-ayatnya, akan tetapi secara substantive istilah politik disebut dalam Al-Qur’an dengan khalifah, khalaif, khulafa’ dan mustakhlafin. Dalam hal ini kita dapat mengambil salah satu permisalan QS. Al-Baqarah; 30:). Karena pada hakikatnya politik adalah kekuasaan, dan kekuasaan yang dikehendaki dalam al-Quran adalah untuk memakmurkan bumi dan isinya. 2. Golongan Putih (Golput) dalam istilah politik adalah penolakan seseorang untuk tidak memilih alternatif para pemimpin yang diwakilkan dari partai politik. Penolakan tersebut dapat diakibatkan karena calon-calon pemimpin yang ada dianggap tidak mampu dan tidak layak untuk menjadi pemimpin atau karena faktor lain. Sedangkan money politik adalah penggunaan uang untuk mendapatkan posisi atau perolehan dukungan dalam mencapai kekuasaan, dan ini bisa berupa uang untuk khidmah kepada masyarakat, agar suatu saat akan memihak kepadanya jika ada pengambilan keputusan. 3. Ulama berbeda pendapat dalam menetapkan hukum golput, seperti pendapat A. Sudarmadji bahwa hukum golput adalah haram bagi umat Islam. Dengan argumentasi sebagai berikut: pertama, pemilu adalah media untuk memilih pemimpin yang wajib ditaaati; dan kedua, sikap memilih golput akan merugikan umat Islam sendiri karena sikap golput berarti membiarkan orang lain memilih pemimpin sesuai dengan keinginannya; dan akibatnya adalah akan tampil seorang pemimpin yang tidak sesuai dengan keinginan kaum muslimin. Sedangkan menurut Said Aqil Siraj bahwa hukum golput adalah mubah (boleh) karena sejarah pernah membuktikan bahwa pertikaian antara Ali ibn Abi Thalib dengan Thalhah dan Zubeir yang mendapat dukungan dari Aisyah ra., melahirkan sekelompok umat Islam yang dimotori oleh Abdullah Ibnu Umar yang membentuk poros tengah dan memilih sikap golput untuk tidak ikut
Masail Fiqhiyah
331
Masalah Terorisme dan Jihad, Golput dan Money Politik, Shalat dan Puasa di Zona Abnormal
serta dalam pertempuran. Karena pertempuran Ali bin Abi Thalib dengan Aisyah tidak patut keduanya saling berperang, karena keduanya adalah orang-orang yang sangat dekat dengan Rasulullah Saw. Mengambil golput sangat dibenarkan dalam hal ini. 4. Hukum money politik sangat berhubungan dengan rasyi wal murtasyi yaitu sogok-menyogok. money politik bisa dianalogikan kepada larangan menerima hadiah sebagai balas budi terhadap rekomendasi, sebagaimana sabda Rasulullah saw:”Dari abi umamah Radliallahu ‘Anhu dari Nabi saw beliau bersabda : barang siapa yang memberikan satu rekomendasi untuk seorang lantas ia memberikan hadiah atas rekomendasi tersebut lalu ia terima hadiah tadi, berarti ia telah mendatangi pintu riba yang besar.”(HR. Ahmad, 5/261) 5. Berpolitik adalah upaya untuk memakmurkan muka bumi ini, sehingga berpolitik adalah berdakwah. Partai-partai politik seharusnya tidak menggunakan politik uang (money politik) untuk meraih kekuasaan politik, padahal cukup untuk beraktivitas sesuai dengan dakwah dalam Islam. 6. Berpolitik dalam Islam harus memperhatikan adab-adab dalam Islam, diantaranya adalah tidak saling mencemoohkan, tidak berdusta, tidak jatuh dalam ghibah dan tidak menganggap partainya yang paling baik dan benar. Dll.
Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling tepat! 1. Lafazh yang digunakan dalam al-Quran sebagai isyarat politik, adalah: A. Golput C. Siyasah B. Money Politik D. Khilafah 2. Penolakan seseorang untuk tidak memilih alternatif para pemimpin yang diwakilkan dari partai politik. Penolakan tersebut dapat diakibatkan karena caloncalon pemimpin yang ada dianggap tidak mampu dan tidak layak untuk menjadi pemimpin atau karena faktor lain, disebut: A. Golput C. Siyasah B. Money Politik D. Khilafah 3. Penggunaan uang untuk mendapatkan posisi atau perolehan dukungan dalam mencapai kekuasaan, dan ini bisa berupa uang untuk khidmah kepada masyarakat, agar suatu saat akan memihak kepadanya jika ada pengambilan keputusan, disebut: A. Golput C. Siyasah B. Money Politik D. Khilafah
332
Masail Fiqhiyah
Masalah Terorisme dan Jihad, Golput dan Money Politik, Shalat dan Puasa di Zona Abnormal
4. Berikut ini dalil yang menunjukan bahwa politik untuk mencegah kerusakan di muka bumi: A. QS. al-A’raf: 50 C. Al-Baqarah:50 B. QS. al-A’raf:56 D. QS. al-Baqarah:56 5. Ulama yang mengelempokan tiga jenis bentuk politik al-mulk taba’i, al-mulk siyasi dan al-khilafah. adalah: A. Ibnu Khaldun C. Al-Farabi B. Imam Mawardi D. Ibnu Sina 6. Gerakan politik yang mengatur semua permasalahan dunia dan akhirat, sebagai bekal menuju kehidupan akhirat dengan kata lain: Menjaga kemaslahatan agama dan menyiasati permasalahan dunia disebut: A. Al-mulk taba’i C. Al-khilafah B. Al-Mulk siyasi D. Kerajaan 7. pertikaian antara Ali ibn Abi Thalib dengan Thalhah dan Zubeir yang mendapat dukungan dari Aisyah ra., melahirkan sekelompok umat Islam yang dimotori oleh Abdullah Ibnu Umar yang membentuk poros tengah. Berdasarkan sejarahnya ini, hukum golput adalah: A. Mubah C. Haram B. Makruh D. Sunnah 8. Pemilu adalah media untuk memilih pemimpin yang wajib ditaaati. Berdasarkan hal ini, hukum golput adalah: A. Mubah C. Haram B. Makruh D. Sunnah 9. Rasulullah Saw : barang siapa yang memberikan satu rekomendasi untuk seorang lantas ia memberikan hadiah atas rekomendasi tersebut lalu ia terima hadiah tadi, berarti ia telah mendatangi pintu riba yang besar.” (HR. Ahmad). Berdasarkan hadits ini hukum money politik adalah: A. Mubah C. Haram B. Makruh D. Sunnah 10. Allah SWT. Berfirman: berdasarkan ayat ini, bahwa partai politik seharusnya bersikap: A. Tidak menganggap partainya paling benar atau suci. B. Tidak boleh menghina atau mencemoohkan partai lain C. Tidak boleh berdusta terhadap janji-janjinya. D. Harus menghormati
Masail Fiqhiyah
333
Masalah Terorisme dan Jihad, Golput dan Money Politik, Shalat dan Puasa di Zona Abnormal
Cocokkan jawaban Anda dengan menggunakan kunci jawaban Tes Formatif 2 yang terdapat di bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2. Rumus : Jumlah jawaban Anda yang benar Tingkat penguasaan = ______________________________ 10 Arti tingkat penguasaan yang Anda capai : 90 % - 100% = Baik sekali 80 % - 89% = Baik 70% - 79 % = Cukup < 70% = Kurang
X 100 %
Apabila tingkat penguasaan Anda telah mencapai 80 % atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar selanjutnya. Bagus ! Tetapi apabila nilai tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum Anda kuasai.
334
Masail Fiqhiyah
Masalah Terorisme dan Jihad, Golput dan Money Politik, Shalat dan Puasa di Zona Abnormal
SHALAT DAN PUASA DI ZONA ABNORMAL INDIKATOR KOMPETENSI DASAR Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Mengetahui daerah-daerah yang termasuk abnormal 2. Mengetahui dalil kewajiban ibadah yang sesuai dengan ketentuan waktu. 3. Mengetahui pendapat ulama tentang ibadah di daerah abnormal
PETUNJUK BELAJAR Untuk mempelajari modul ini hendaknya diterapkan bebarapa langkah berikut ini: 1. Mahasiswa mendengarkan serta menyimak sebagian isi modul ini dengan baik dan dapat juga membaca secara keseluruhan isi modul. 2. Mahasiswa memperkaya pengetahuannya dengan membaca buku-buku lain yang berkaitan dengan isi modul. 3. Mahasiswa dapat memperbandingkan dan mendiskusikan isi modul dengan dosen dan dengan sesama mahasiswa lainnya. 4. Mahasiswa mengambil kesimpulan serta membuat ringkasan tentang isi modul. 5. Mahasiswa menjawab beberapa pertanyaan yang ada di akhir setiap kegiatan belajar. 6. Mahasiswa mengevaluasi pemahamannya pada isi modul dengan melihat kunci jawaban yang sudah disediakan. 7. Jika hasil evaluasi kurang dari yang semestinya, maka mahasiswa wajib mempelajari kembali isi modul sampai benar-benar mengerti dan dapat menjawab pertanyaan dengan benar.
S
halat dan puasa merupakan ibadah mahdhah, artinya ibadah murni yang dibuktikan untuk mendapat ridha Allah semata. Karena itu, ibadah shalat dan puasa harus dapat dilakukan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah Swt. Misalnya, kewajiban shalat sudah ditetapkan sesuai dengan waktunya masing-masing dan ibadah puasa harus dilaksanakan selama sebulan di bulan suci Ramadhan dari mulai terbit fajar sampai terbenam matahari. Sebagaimana firman Allah Swt berikut ini:
Masail Fiqhiyah
335
Masalah Terorisme dan Jihad, Golput dan Money Politik, Shalat dan Puasa di Zona Abnormal
“Dirikanlah shalat dari sesuadah matahari tergelincir sampai gelap malam dan dirikanlah pula shalat subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan oleh malaikat.” (QS. al-Isra:78)
… … “Maka sekarang campurilah mereka (isteri-isteri) dan carilah apa yang telah ditetapkan oleh Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang-benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasamu sampai malam.” (QS. al-Baqarah:187). Ketetapan hukum Islam yang diperoleh dari nash al-Quran dan Sunnah yang qath’i dan sharih adalah bersifat universal untuk seluruh umat manusia sepanjang masa. Namun, sesuai dengan asas-asas hukum Islam yang fleksibel, praktis, tidak menyulitkan, dalam batas jangkauan kemampuan manusia, sejalan dengan kemalahatan umum dan kemajuan jaman dan sesuai dengan rasa keadilan, maka ketentuan waktu shalat dan puasa berdasarkan ayat di atas tidak berlaku untuk seluruh daerah bumi, melainkan hanya berlaku di zone bumi yang normal, yang perbedaan waktu siang dan malamnya relatif kecil, yakni di daerah-daerah khatulistiwa dan tropis. Lebih dari tiga perlima bumi yang dihuni manusia termasuk di daerah yang normal, ialah seluruh Afrika, Timur Tengah, India, Pakistan, Cina, Asean, Australia, dan seluruh Amerika (kecuali Kanada dan sedikit daerah selatan dari Argentina-Chili) dan Ocenia. Maka waktu shalat dan puasa bagi masyarakat Islam yang tinggal di daerah-daerah normal tersebut adalah waktu setempat (local time) berdasarkan waktu terbit dan tenggelam matahari di daerah-daerah yang bersangkutan yang perbedaan waktunya sekitar (1) menit setiap jarak 15 mil. Adapun waktu shalat dan puasa bagi masyarakat Islam yang tinggal di luar daerah khatulistiwa dan tropis yakni di daerah di luar garis paralel 45 dari garis Lintang Utara dan Selatan yang abnormal itu, karena perbedaan siang dan malamnya terlalu besar terutama di daerah sekitar kutub utara/selatan yang enam (6) bulan terus-menerus dalam keadaan siang dan 6 (enam) bulan berikutnya dalam keadaan malam, adalah mengikuti waktu shalat dan puasa di daerah normal yang terdekat, yakni pada garis paralel 45 dari garis Lintang Utara dan Selatan. Karena itu, bagi masyarakat Islam yang tinggal misalnya di daerah abnormal, ibadah shalat dan puasanya terdapat berbagai macam-macam pendapat para ulama. Diantara daerah abnormal tersebut adalah kutub, Kutub adalah nama dua daerah ekstrim di muka bumi ini. Satu terletak di ujung selatan bumi yakni Antarktika. Dan yang kedua, terletak di belahan bumi utara bernama Arktik. Nama Antarktika berasal dari bahasa Yunani “antarktikos”, artinya benua yang meliputi Kutub Selatan Bumi. Tempat terdingin di muka bumi ini sebagian besar tertutup es sepanjang tahun. 336
Masail Fiqhiyah
Masalah Terorisme dan Jihad, Golput dan Money Politik, Shalat dan Puasa di Zona Abnormal
Daerah kutub dapat menyaksikan fenomena alam yang sangat menakjubkan. Di masing-masing kutub, langit akan malam selama 6 bulan berturut-turut, dan selanjutnya akan siang selama 6 bulan berturut-turut. Ketika siang, matahari di langit hanya akan berputar-putar di angkasa. Di kutub selatan, matahari berputar mengikuti arah jarum jam (mata kita arahkan ke atas - titik zenith). Dan di kutub utara, matahari berputar melawan arah jarum jam (mata kita arahkan ke atas - titik zenith).
SHALAT
DAN
PUASA
DI
ZONA ABNORMAL/KUTUB
Para ulama sejak dahulu memang berbeda pendapat tentang masalah puasa di wilayah yang siangnya lebih panjang dari malammnya atau sebaliknya. Mereka telah membuat banyak pernyataan dalam kaitan perbedaan musim dan pergantiannya dikaitkan dengan datangnya bulan Ramadhan. Atas kehendak Allah SWT, perhitungan bulan-bulan Hijriyah tidak sama dengan sistem peredaran matahari dan sudut kemiringan bumi terhadap garis edarnya. Sehingga usia 1 tahun hijriyah dengan masehi akan selalu berbeda jumlah harinya. Hal ini akan mengakibatkan efek rotasi dan pergiliran musim terutama bagi mereka yang tinggal di wilayah sub tropis. Sehingga datangnya bulan Ramadhan akan selalu bergantian antara musim dingin dan musim panas. Sehingga sudah wilayah tidak akan selamanya mendapati Ramadhan di musim dingin saja. Dan sebaliknya tidak selalu di musim panas saja. Selalu ada pergiliran setiap sekian tahun sekali dimana terakadang Ramadhan datang di musim dingin, tapi terkadang Ramadhan datang di musim panas. Sebagaimana kita ketahui bahwa di wilayah sub tropis atau yang lebih utara lagi atau lebih selatan lagi, musim panas akan membuat siang hari lebih lama dari malam hari. Dan musim dingin akan membuat malam menjadi lebih panjang dari siang hari. Hal ini memang akan berpengaruh kepada daya tahan seseorang yang melakukan ibadah puasa. Karena puasa itu dimulai dari masuk waktu shubuh hingga terbenam matahari. Ada beberapa kemungkinan melaksanakan ibadah shalat dan puasa di Zona Abnormal, yaitu sebagai berikut: 1. Kemungkinan pertama. Ada wilayah yang pada bulan-bulan tertentu mengalami siang selama 24 jam dalam sehari. Dan sebaliknya, pada bulan-bulan tertentu akan mengalami sebaliknya, yaitu mengalami malam selama 24 jam dalam sehari. Dalam kondisi ini, masalah jadwal shalat disesuaikan dengan jadwal sholat dan puasa wilayah yang terdekat dengannya di mana masih ada pergantian siang dan malam setiap harinya. 2. Kemungkinan Kedua. Ada wilayah yang pada bulan teretntu tidak mengalami hilangnya mega merah (syafaqul ahmar) sampai datangnya waktu shubuh. Sehingga tidak bisa dibedakan antara mega merah saat maghrib dengan mega merah saat shubuh. Dalam kondisi ini, maka yang dilakukan adalah menyesuaikan waktu shalat ‘isya‘nya saja dengan waktu di wilayah lain yang terdekat yang masih mengalami hilangnya mega merah maghrib. Begitu juga waktu untuk imsak puasa (mulai start puasa), disesuaikan dengan wilayah yang terdekat yang masih
Masail Fiqhiyah
337
Masalah Terorisme dan Jihad, Golput dan Money Politik, Shalat dan Puasa di Zona Abnormal
mengalami hilangnya mega merah maghrib dan masih bisa membedakan antara dua mega itu. 3. Kemungkinan Ketiga: Ada wilayah yang masih mengalami pergantian malam dan siang dalam satu hari, meski panjangnya siang sangat singkat sekali atau sebaliknya. Dalam kondisi ini, maka waktu puasa dan juga shalat tetap sesuai dengan aturan baku dalam syariat Islam. Puasa tetap dimulai sejak masuk waktu shubuh meski baru jam 02.00 dinihari. Dan waktu berbuka tetap pada saat matahari tenggelam meski waktu sudah menunjukkan pukul 22.00 malam. “Makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai malam, janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam masjid...” (QS. Al-Baqarah: 187). Sedangkan bila berdasarkan pengalaman berpuasa selama lebih dari 19 jam itu menimbulkan madharat, kelemahan dan membawa kepada penyakit di mana hal itu dikuatkan juga dengan keterangan dokter yang amanah, maka dibolehkan untuk tidak puasa. Namun dengan kewajiban menggantinya di hari lain. Dalam hal ini berlaku hukum orang yang tidak mampu atau orang yang sakit, di mana Allah memberikan rukhshah atau keringan kepada mereka. “Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda. Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan, maka, sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al-Baqarah: 185). Tetapi jika di suatu daerah yang ketika musim panas mereka berpuasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari selama 23 jam 45 menit. Atau sebaliknya di musim dingin, mereka berpuasa hanya selama 15 menit, maka menurut ulama, mereka dapat mengikuti waktu hijaz artinya jadwal puasa dan shalatnya mengikuti jadwal yang ada di hijaz (Makkah, Madinah dan sekitarnya). Karena wilayah ini dianggap tempat terbit dan muncul Islam sejak pertama kali. Lalu diambil waktu siang yang paling lama di wilayah itu untuk dijadikan patokan mereka yang ada di qutub utara dan selatan. Di negara-negara yang sejajar dengan Belanda, Jerman, Inggris, Polandia, Rusia atau bahkan yang lebih utara, seperti Finlandia, Norwegia, Swedia, Denmark pada waktu siang akan lebih lama di musim panas, dan jika musim dingin, waktu siang lebih singkat daripada waktu malam. Sehingga waktu puasa atau ibadahnya menyesuaikan waktu setempat, pada saat musim panas mereka berpuasa sekitar 18 jam lebih dari mulai jam 02.00 sd 21.00 dan pada saat musim dingin mereka hanya berpuasa selama 7 jam, dari mulai jam 04.00 sd 14.00. Semua ketentuan-ketentuan tersebut di atas adalah hasil ijtihad dari para ulam berdasarkan nash-nash al-Quran dan Sunnah serta qaidah-qaidah yang dijadikan tuntunan dalam ijtihad mereka.
338
Masail Fiqhiyah
Masalah Terorisme dan Jihad, Golput dan Money Politik, Shalat dan Puasa di Zona Abnormal
“Dan Allah tidak menjadikan untuk kamu dalam agama untuk kesempitan.” (QS. al-Hajj:78).
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”(QS. al-Baqarah:286). Sabda Rasulullah Saw: “Agama Islam itu mudah, tiada seorang pun yang akan mengalahkan/ menguasai agama, bahkan agamalah yang mengalahkan ia.”
ﯾﺴّﺮوا وﻻ ﺗﻌﺴّﺮوا وﺑﺸّﺮوا وﻻ ﺗﻨﻔﺮّوا “Hendaklah kamu permudah, janganlah kamu persulit. Dan hendaklah kamu gembirakan, jangan kamu bikin mereka lari menjauhi.”
KAEDAH-KAEDAH
HUKUM ISLAM
“Kesulitan itu membawa kemudahan.”
“Keadaan darurat (terpaksa) itu membolehkan hal-hal yang terlarang.” “Hal-hal yang diperbolehkan karena keadaan terpaksa itu diperkirakan menurut kadar/seperlunya saja.”
Untuk memantapkan pemahaman Anda terhadap materi ini, jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini: 1. Sebutkan daerah-daerah (negara-negara yang termasuk abnormal? 2. Tuliskan ayat al-Quran bahwa perintah puasa dari terbit fajar sampai terbenam matahari? 3. Tuliskan ayat al-Quran bahwa Allah tidak menghendaki kesulitan dalam beragama? 4. Jelaskan bagaimana ibadah puasa dan shalat di negara-negara yang abnormal menurut para ulama? 5. Jelaskan kaidah yang menyatakan bahwa kesulitan dapat membawa kemudahan?
Masail Fiqhiyah
339
Masalah Terorisme dan Jihad, Golput dan Money Politik, Shalat dan Puasa di Zona Abnormal
1.Shalat dan puasa merupakan ibadah mahdhah yang harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan bagi daerah-daerah normal yang dekat dengan garis khatulistiwa. 2. Kewajiban shalat sudah ditetapkan sesuai dengan waktunya masingmasing dan ibadah puasa harus dilaksanakan selama sebulan di bulan suci Ramadhan dari mulai terbit fajar sampai terbenam matahari 3. Daerah kutub dapat menyaksikan fenomena alam yang sangat menakjubkan. Di masing-masing kutub, langit akan malam selama 6 bulan berturut-turut, dan selanjutnya akan siang selama 6 bulan berturutturut. Ketika siang, matahari di langit hanya akan berputar-putar di angkasa. Di kutub selatan, matahari berputar mengikuti arah jarum jam (mata kita arahkan ke atas - titik zenith). Dan di kutub utara, matahari berputar melawan arah jarum jam (mata kita arahkan ke atas - titik zenith).
Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling tepat! 1. Berikut ini negara yang termasuk di daerah normal: A. Kutub Utara C. Kutub Selatan B. Indonesia D. New Zeuland 2. Berikut ini negara yang termasuk di daerah abnormal: A. Indonesia C. Kanada B. Malaysia D. Amerika 3. Berikut ini dalil kewajiban shalat sesuai dengan waktu yang telah ditentukan: A. QS. al-Isra:78 C. QS. al-Baqarah:178 B. QS. al-Isra:79 D. QS. al-Baqarah:187 4. Berikut ini dalil kewajiban puasa dari mulai terbit fajar sampai terbenam matahari: A. QS. al-Isra:78 C. QS. al-Baqarah:178 B. QS. al-Isra:79 D. QS. al-Baqarah:187 5. Berikut ini dalil bahwa Allah tidak menjadikan kesulitan dalam beragama:
340
Masail Fiqhiyah
Masalah Terorisme dan Jihad, Golput dan Money Politik, Shalat dan Puasa di Zona Abnormal
6. Berikut ini qaidah bahwa kesulitan membawa kemudahan:
7. Berikut ini bagi daerah yang siangnya di musim dingin hanya tiga jam, maka hendaknya ia berpuasa mengikuti waktu: A. Hijaz (Makah/Madinah) C. Waktu terdekat B. Indonesia (dekat khatulistiwa) D. Waktu setempat 8. Jika waktu siang hanya 24 jam (sehari) kemudian malamnya juga 24 jam, maka hendaknya ia berpuasa mengikuti waktu: A. Hijaz C. Waktu terdekat B. Indonesia (dekat khatulistiwa) D. Waktu setempat 9. Daerah kutub di ujung selatan disebut: A. Australia C. Amerika B. New Zeuland D. Antartika 10. Berikut ini keterangan Rasulullah untuk selalu mempermudah dan tidak mempersulit:
Cocokkan jawaban Anda dengan menggunakan kunci jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat di bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1. Rumus : Jumlah jawaban Anda yang benar Tingkat penguasaan = ______________________________ 10 Arti tingkat penguasaan yang Anda capai : 90 % - 100% = Baik sekali 80 % - 89% = Baik 70% - 79 % = Cukup < 70% = Kurang
Masail Fiqhiyah
X 100 %
341
Masalah Terorisme dan Jihad, Golput dan Money Politik, Shalat dan Puasa di Zona Abnormal
Apabila tingkat penguasaan Anda telah mencapai 80 % atau lebih, Anda telah menyelesaikan Bahan Belajar Mandiri ini. Bagus ! Tetapi apabila nilai tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum Anda kuasai.
KUNCI JAWABAN TEST FORMATIF TES FORMATIF 1 1. A 2. B 3. A 4. D 5. B 6. D 7. C 8. A 9. B 10. D
TES FORMATIF 2 1. D 2. A 3. B 4. B 5. A 6. C 7. A 8. C 9. C 10. C Test Formatif 3 1. B 2. C 3. A 4. C 5. B 6. C 7. A 8. C 9. D 10. B
342
Masail Fiqhiyah
Masalah Terorisme dan Jihad, Golput dan Money Politik, Shalat dan Puasa di Zona Abnormal
DAFTAR PUSTAKA Abdullah Nasih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam, Terj. Jamaludin Miri, Jakarta: Pustaka Amani, 1999. Ali Hasan, Masail Fiqhiyah al-Haditsah, Jakarta:Grafindo, 1997 Asrorun Ni’am Sholeh, Fatwa-Fatwa Masalah Pernikahan dan Keluarga, Jakarta: Elsas, 2008. Dadang Hawari, Al-Quran: Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1997. Firdaus AN, Dosa-dosa yang tak boleh berulang lagi, Jakarta:Pedoman Ilmu Jaya, 1992. Hisyam Tholbah, Ensiklopedia Mukjizat al-Quran dan Sunnah, jilid 3.Sapta Sentosa, 2008. Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah, Jakarta: Toko Gunung Agung, 1997 Muhlish Usman, Kaidah-Kaidah Ushuliyah dan Fiqhiyah, Jakarta:Grafindo, 1996 Sayid Qutb, Fi Zhilalil Quran, www.cmm.or.id www.detiknews.com www.forum.detik.com www.dupahang.wordpress.com www. Nu.or.id Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram, Terj. Tim Kuadran, Bandung: Jabal, 2007.
Masail Fiqhiyah
343
Masalah Terorisme dan Jihad, Golput dan Money Politik, Shalat dan Puasa di Zona Abnormal
GLOSARIUM Advokasi : Penasihat Alcoholic cardiomypathy: penyakit otot jantung yang disebabkan kecanduan alkohol. Alopecia : Masa ketika rambut penderita sipilis banyak rontok. Analgetika : pereda rasa nyeri. Analogi : qiyas Babble economic: Penggemblungan nilai yang semu bukan dari pertumbuhan sektor riil. Bakterisida : Pembasmi bakteri. Biogenik : Homoseksual yang disebab kan oleh kelainan di otak kelainan genetik. Cash and cary : tunai/kontan. Cauliflower : tumbuhan bunga kol Coitus Interruptus: Azl Coke, Salju, Permen hidung, Charley : Nama jalanan kokain. E, XTC, Doves, New Yorker : merupakan nama lain dari Ectacy. Ego Distonik : Homoseksual yang diyakini sebagai penyimpangan. Ego Sintonik : Homoseksual yang dilakukannya dengan biasa/wajar. Emetik : menyebabkan muntah Etanol : nama bahan kimia dari alkohol. Euforik : menimbulkan rasa gembira dan sejahtera. Euthanasia : Mati dengan cara halus Fuqoha : Jamak dari faqih, yaitu orang yang pandai fiqh. Gay : Hubungan sex antara sesama pria. Gharar : Penipuan/ketidakjelasan. Golput : Orang yang tidak mengambil keputusan untuk memilih dari berbagai alternatif pilihan. Gonorrhea : jenis penyakit kelamin yang disebabkan oleh kuman-kuman berukuran bulat ganda menyerupai biji kopi dan disalurkan lewat senggama yang sembarangan. Halusinogen : Zat yang menimbulkan halusinasi dapat mengubah perasaan dan pikiran. Hasyish : getah tanaman ganja yang dikeringkan dan dibentuk menjadi lempengan seperti kue atau bola. Hasyish, marijuana, marihuana, grass, rumput, cimeng merupakan nama lain dari ganja.
344
Masail Fiqhiyah
Masalah Terorisme dan Jihad, Golput dan Money Politik, Shalat dan Puasa di Zona Abnormal
Homoseksual
: Suatu keinginan membina hubungan romantis kepada sesama jenis. Hipertensi : Darah tinggi. Hipnotik : menidurkan Hero, Smack, Scag, H. Junk, Gear, Horse merupakan nama lain jalanan heroin. Hydrochioride : bentuk kokain dari zat perangsang yang sangat kuat. Idle : ngannggur/tidak bermanfaat Involuntary Euthanasia: Euthanasia tanpa persetujuan pasien/keluarga. Istibra : Menunggu kosongnya rahim dengan satu kali haid bila tidak hamil dan bila ternyata hamil sampai melahirkan. IUD : alat kontrasepsi dalam rahim Jumhur ulama : mayoritas ulama. Kafein : Zat kimia yang berasal dari tanaman yang dapat menstimulasi otak dan sistem saraf. Karbon Monoksida: Gas beracun yang mengakibatkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen. Khamar : Minuman yang dapat menutupi akal sehingga tidak lagi mampu berpikir dengan baik. Khilafah : Kepemimpinan untuk mengatur semua permasalahan dunia dan akhirat. Kodein : Alkaloida alamiah yang terdapat dalam opium mentah bisa digunakan sebagai obat penekan batuk yang kuat. Lesbian : Hubungan sex antara sesama perempuan. Ligasi Tuba : Mengikat saluran kantong ovum Maslahat ‘ammah: Kepentingan umum Miras : singkatan dari minuman keras yang mengandung alkohol. Muamman : nasabah asuransi Muammin : Perusahaan asuransi Mudharabah : Bagi hasil Money Politik : Politik uang untuk meraih kepemimpinan politik. NAPZA : singkatan dari Narkotika, Alkohol, Psikoterapika dan Zat Adiktif Nikotin : Salah satu obat perangsang yang dapat merusak jantung dan sirkulasi darah dengan adanya penyempitan pembuluh darah. Non Voluntary Euthanasia: Euthanasia atas permintaan orang lain/keluarga. Opioida : Sejenis zat yang digunakan dalam kedokteran sebagai analgetika. Opium/candu : Getah berwarna putih susu yang keluar dari biji tanaman papafer somniferum (candu) yang belum masak.
Masail Fiqhiyah
345
Masalah Terorisme dan Jihad, Golput dan Money Politik, Shalat dan Puasa di Zona Abnormal
Pendonor : orang yang mendonorkan Psikogenetik : Homoseksual karena kesalahan dalam pola asuh. Qath’ al-‘Amad : Pembunuhan sengaja. Resipien : Pasien yang menerima Rokok : Tembakau yang dibakar dan asapnya dihisap. Sharing of risk : menanggung resiko bersama. Sirkumsis atau khitan: Tindakan memotong/menghilangkan sebagian atau seluruh kulit penutup depan dari penis. Siyasah : Politik Sumud dalam kata wa antum samidun: bernyanyi/bersiul. Sosiogenetik : Homoseksual karena faktor sosial-budaya. Tabarru’ : Menolong/derma/sumbangan. Takaful : Saling menanggung/memikul/saling menolong/ta’awun Tar : Mengandung bahan kimia beracun yang mengakibatkan kerusakan sel paru-paru dan menyebabkan kanker. Terahydro cannabinol (THC): Zat psikoaktiva yang terkandung dalam ganja. Tingkah Laku maladaptip: Gangguan dalam perilaku seperti kecemasan/ketakutan berlebih-lebihan dan pikiran paranoid. Transeksual : Banci Transplantasi : Pencangkokan organ tubuh. Tubektomi : mengangkat tempat ovum Uncertainty : Ketidakpastian Uretha : saluran kencing Urinary bladder : kandung kemih Vasektomi : Mengikat/memutuskan saluran sperma dari buah zakar. Veneral Disease : Penyakit kelamin Voluntary euthanasia: Euthanasia atas permintaan pasien sendiri. Wahn : Rasa takut dalam diri seorang mukmin karena terlalu cinta terhadap dunia. Zona Abnormal : Daerah tidak normal.
346
Masail Fiqhiyah