Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi IX/ Februari 2014
J
ihad Suriah telah memasuki fasenya yang baru, sebagaimana fase jihad yang pernah berlangsung di negara-negara lain sebelumnya, di Afghanistan era 90-an dan di Irak era 2006-an. Jika aksi damai rakyat Suriah, yang umumnya lantaran protes terhadap kasus anak-anak usia SD yang menuliskan
kata-kata revolusi yang sering mereka saksikan dilakukan oleh anak-anak seusia mereka di negara Arab, lalu ditanggapi dengan timah panas dapat dianggap sebagai fase awal pra-jihad atau persiapan jihad. Kemudian diikuti dengan aksi-aksi jihad melawan rezim Syiah Nushairiyah yang dilakukan hampir oleh sebagian besar rakyat Suriah, dari lapisan rakyat biasa hingga para pejabat dan petinggi militernya, dan juga dari kalangan aktifis Islam yang memang sudah lama menantikan ‘kemerdekaan’ hingga kelompok nasionalis, bahkan liberalis, sebagai fase kedua. Maka saat ini, fase baru, fase yang ketiga, merupakan fase bentrokan antara sesama pejuang. Mereka yang dahulu seluruhnya sepakat untuk hanya mengarahkan moncong senjata mereka kepada rezim dan pendukungnya, kini telah mulai mengarahkannya pada sesama mereka. Mereka yang dahulu bisa duduk mesra untuk merencanakan penyerangan bersama terhadap rezim, kini telah saling merebut markasmarkas dan tempat-tempat checkpoint. Dan mereka yang dahulu mereka bahagia dengan kedatangan ‘saudara’ muhajirin mereka, kini sudah mulai menganggap mereka sebagai ancaman. Inilah wajah baru fase jihad kini. Dalam pemberitaannya mengenai konflik ini, media seakan-akan mengesankan bahwa konflik tersebut mengerucut pada pemicu konflik yaitu Daulah Islam Irak dan Syam (ISIS).
Secara garis besar, ada dua pendapat yang menjelaskan penyebab mengapa konflik internal ini terjadi. Pendapat pertama, karena kesalahan langkah strategi dan kebijakan yang diambil oleh ISIS dalam beberapa permasalahan, sikap ISIS yang agak keras dalam menerapkan syariat Islam, dan keengganan ISIS untuk menyelesaikan masalah tersebut pada mahkamah bersama atau mahkamah independen. Pendapat kedua, konflik tersebut terjadi disebabkan konspirasi internasional terhadap gerakan jihad global, terkhusus pada ISIS, kelompok jihadi yang bermanhaj Al-Qaidah meskipun tidak berafiliasi langsung padanya, meski tanpa menafikan beberapa kasus kesalahan dan kesalahpahaman ISIS dengan kelompok-kelompok lainnya. Isu pertikaian antara sesama jihadi dijadikan tangga untuk menyerang kelompok jihad Islam yang terkuat, kemudian menyerang kelompok jihad islam secara keseluruhan. Tujuan utama konspirasi ini adalah untuk menyematkan label ‘teroris’ pada gerakan jihadi Islam di Suriah, selain juga untuk mengamankan rencana pembentukan negara Syiah Nushairiyah yang menguasai wilayah-wilayah pesisir (yang memasukkan propinsi-propinsi: Homs, Hama, Idlib, Latakia, Liwa’ Iskandarun, Thurthus, Damaskus, dan Quneitra). Dengan demikian, Ahlus Sunnah di Suriah akan dikepung oleh negara-negara Syiah, Syiah Rafidhah Irak di sebelah timur dan Syiah Nushairiyah di sebelah Barat. Di kalangan jihadi, isu-isu ini mulai terangkat luas ke permukaan ketika Dr. Yusuf Al-Ahmad menulis sebuah surat terbuka kepada Abu Bakar Al-Baghdadi dan Hassan Abbud secara khusus, kemudian kepada para pejuang di Suriah, yang intinya untuk mengakhiri pertikaian dan bentrokan berdarah antara sesama pejuang pada umumnya, terkhusus sesama jihadis, dan usulan untuk membentuk Dewan Syariat yang mengikat seluruh kelompok-kelompok pejuang. 3
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi IX/ Februari 2014
Dengan berbagai interpretasi, ide Dr. Yusuf Al-Ahmad ini mendapat pro dan kontra. Kemudian dilanjuti oleh Dr. Abdullah Al-Muhaisini dengan Mubaadarah Al-Ummah-nya yang pada intinya hampir sama dengan ide Dr. Yusuf Al-Ahmad, yaitu berupa ajakan untuk menghentikan adu tembak dan segera untuk membentuk Dewan Syariat Independen untuk mengadili peristiwa-peristiwa tersebut. Meski tidak dinafikan, bahwa media-media mainstream anti-jihadi justru lebih dominan untuk menyebarkan dan membebarkan konflik internal jihadi tersebut, yang sering kali lebih fokuskan kepada konflik pejuang oposisi dan Daulah Islam Irak dan Syam (ISIS). Aleppo, itulah nama provinsi tempat terjadinya fase baru jihad ini. Kota yang dalam bahasa Arab dikenal dengan Halab ini, telah menjadi saksi bisu atas berbagai peristiwa itu semua. Lantaran peristiwa di sana yang terjadi akhir-akhir inilah, para ulama jihadi dan pro proyek Daulah Islamiyah dan Khilafah Islamiyah memberikan arahan-arahan mereka. Mulai dari pimpinan Al-Qaidah pusat Dr. Aiman Azh-Zhawahiri, pimpinan Jabhah Nushrah yang merupakan cabang resmi Al-Qaidah di Syam, Abu Muhammad Al-Julani, pimpinan dan juru bicara Daulah Islam Irak dan Syam (ISIS) yang dikenal memiliki link dengan Al-Qaidah, Abu Bakar Al-Baghdadi dan Abu Muhammad Al-‘Adnani, ulama jihadi yang berada dalam pelarian seperti Abu Bashir Ath-Thurthusi dan Husein bin Mahmud, dan ulama jihadi yang sedang mendekam dalam jeruji besi seperti Abu Muhammad Al-Maqdisi dan Abu Qatadah Al-Filishthini, hingga beberapa pengamat dan peneliti pergerakan Islam seperti Dr. Akram Hijazi, Dr. Hani As-Siba’i, dan Dr. Iyad Qunaibi.
MENGGESER MUSUH BERSAMA Bagi intelijen AS, Suriah adalah problem from hell. Komunitas intelijen AS memperkirakan jumlah pasukan pemberontak dalam perang sipil Suriah sejumlah 110.000 pejuang anti-pemerintah yang terpisah dalam 1.600 kelompok, dimana 7.000 diantaranya adalah foreign fighters dari 50 negara. Dalam dengar pendapat di depan Senat AS, kepala intelijen AS, James Clapper, menambahkan bahwa 26.000 pejuang bergabung dengan ISIS dan Jabhat al-Nusrah, kelompok yang menurut mereka ekstrim. Clapper mendeskripsikan Suriah sebagai “magnet besar bagi para ekstrimis” dan menyamakannya dengan wilayah kesukuan di wilayah Pakistan yang saat ini diduga menjadi tempat perlindungan bagi Al Qaidah. Kondisi tersebut, menurut Clapper, membuat harapan perdamaian tidak akan bisa dibayangkan di masa depan. Suriah dianggap sebagai peluang emas bagi Al Qaidah, momen kebangkitan setelah bertahun-tahun dianggap melemah oleh AS. Karena itu, AS berupaya dengan sekuat tenaga untuk menghentikan laju ini. Setelah selama ini mengambil kebijakan abstain dan hanya membatasi bantuan dalam bentuk nonlethal aid, kini mereka mencoba meningkatkan agresivitas dengan memberikan bantuan persenjataan kepada kelompok oposisi moderat, baik secara langsung maupun melalui tangan sekutunya di Timur Tengah, Arab Saudi dan Qatar. Sasarannya bukan Assad, rezim diktator yang telah membantai ratusan ribu rakyatnya sendiri, yang sejak awal resolusi dianggap sebagai musuh yang harus ditumbangkan. Namun, pasokan senjata tersebut justru digunakan untuk menghadang kelompok jihadi yang dianggap sebagai ancaman sesungguhnya bagi AS. 4
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi IX/ Februari 2014
Kekhawatiran AS diwakili oleh ungkapan John Kerry, Menteri Luar Negeri AS, yang menganggap bahwa aksi-aksi Bashar Assad justru menjadikannya sebagai magnet bagi tumbuhnya terorisme. Bukan aksi Assad yang dia kecam, namun efek dari aksi tersebut yang berpotensi menjadi lahan subur bagi tumbuhnya kelompok radikal. Dalam sebuah pertemuan tertutup, dua orang senator AS menceritakan tentang pengakuan John Kerry, bahwa kebijakan pemerintah AS soal Suriah selama ini telah gagal. “Sekarang saatnya untuk mempersenjatai kelompok oposisi moderat, sebelum pejuang Al Qaidah mencoba untuk menyerang AS,” kata Kerry.1 Pernyataan tersebut dikuatkan oleh pengakuan Senator Lindsay Graham mengutip pernyataan Kerry dalam pertemuan tersebut, “Kerry secara terbuka berbicara tentang dukungan persenjataan kepada para pemberontak. Dia juga secara terbuka berbicara tentang pembentukan sebuah koalisi untuk melawan Al Qaidah, karena mereka adalah ancaman langsung.”2 Graham juga menambahkan bahwa “pada akhirnya kita harus memerangi Al Qaidah. Bagi saya, pilihannya tinggal: apakah kita akan menyerang mereka setelah mereka memukul kita, ataukah kita menyerang mereka sebelum mereka memukul kita?”3 Bagi Kerry, tumbuhnya ektrimisme di Suriah mengancam kestabilan di wilayah Timur Tengah. “Itulah mengapa semua pihak mempunyai pertaruhan. Seluruh negara Teluk, aktor-aktor regional, Rusia, dan AS dan juga banyak pihak lain di belahan dunia lainnya bertaruh untuk memukul mundur teroris yang tidak menghargai hukum, tidak mempunyai tujuan lain kecuali untuk mengambil alih kekuasaan dan mengacaukan kehidupan dengan kekuatan.”4 Rencana itu mulai berjalan, Washington secara diam-diam telah mendukung langkah Arab Saudi dan Qatar untuk memberikan senjata dan uang tunai kepada kelompok pemberontak untuk melawan Daulah Islam Irak dan Syam (ISIS) di Suriah. Bahkan, Amerika sendiri yang membagi-bagikan jutaan dolar untuk kelompok pemberontak yang paling siap untuk melawan ISIS. Perkembangan tersebut menandai fase baru dalam konflik, dimana para pendukung internasional bekerja secara langsung dengan beberapa komandan pemberontak untuk menyerang sel-sel Al Qaidah, yang dipandang sebagai ancaman utama oleh badan-badan intelijen Barat. Sel-sel tersebut seperti faksi ISIS dan Jabhah Nusrah. Bahkan, salah seorang komandan kelompok pemberontak yang berafiliasi dengan Supreme Military Council (SMC) mengatakan bahwa “setiap orang menawarkan kami dana untuk melawan mereka. Kami dulu tidak memiliki senjata yang dapat digunakan untuk melawan rezim, tapi sekarang stok penuh.”5 Para pemberontak di wilayah utara Suriah awalnya berencana melakukan serangan atas ISIS pada musim semi nanti, namun rencana tersebut dipercepat karena ISIS semakin dekat menguasai kota-kota strategis. 1 Lihat http://www.thedailybeast.com/articles/2014/02/03/senators-kerry-admits-obama-s-syria-policy-is-failing.html 2 idem 3 idem 4 Lihat http://www.strategic-culture.org/pview/2014/01/15/geneva-ii-washington-plan-b-for-regime-change-in-syria. html 5 Lihat http://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/middleeast/syria/10588308/US-secretly-backs-rebels-to-fight-alQaeda-in-Syria.html
5
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi IX/ Februari 2014
Pertempuran melawan ISIS, yang dimulai awal Januari 2014 lalu telah menewaskan lebih dari 1.000 jiwa. Aksi ini disebut-sebut oleh para komandan lokal sebagai reaksi spontan terhadap serentetan pembunuhan rekan mereka oleh ISIS. Namun, Telegraph mengungkapkan bahwa pada akhir Desember, sebuah delegasi dari AS dan pejabat Saudi bertemu di Turki dengan pemimpin pemberontak senior. Menurut salah seorang sumber yang mempunyai saudara yang hadir dalam pertemuan tersebut, “Mereka berbicara tentang pertempuran dengan ISIS, dan Amerika mendorong para komandan untuk menyerang.”6 Syrian Revolutionary Front (SRF), dimana komandan utamanya, Jamal Maarouf, bersekutu dengan Arab Saudi, dan Jaisyul Islam, sebuah koalisi baru dari pemberontak moderat yang disponsori oleh Qatar, terus bekerja sama dengan CIA dan intelijen Saudi serta Qatar. Bahkan Jamal Maarouf bersama dengan pasukannya bersumpah untuk menyingkirkan ISIS dari Suriah, “Hari ini ISIS, esok Assad... Setiap orang yang mempunyai agenda asing, atau yang didorong atau dibayar oleh pihak luar, yang datang untuk memenuhi tujuan luarnya atau untuk menindas penduduk Suriah atau datang untuk mencuri revolusi ini, maka kami akan berdiri di hadapannya, sebagaimana kami berdiri di hadapan Assad.”7 Jamaal Maarouf adalah mantan tentara Bashar yang kemudian membelot dan bergabung dengan kelompok oposisi. Sebelum dipilih sebagai pemimpin SRF, dia pernah menjadi pemimpin Brigade Syuhada Suriah. Menurut sebuah laporan dari European Council of Foreign Relations, citra Maarouf sebelumnya cukup buruk di mata para pejuang kelompok oposisi. Menurut mereka, Maarouf tak lebih dari seorang showman dan warlord, bukan seorang pejuang. Berulangkali berjanji ikut dalam pertempuran, yang dengannya dia mendapatkan dana dari para sponsor (terutama Arab Saudi), kemudian mundur setelah pertempuran berlangsung dan setelah dia berhasil mendapatkan gambar yang cukup untuk diupload di Youtube. Dengan begitu, dia berharap popularitas kelompoknya meningkat meski pada kenyataannya dia tidak terlibat dalam pertempuran. Keluhan atas sikap Jamal Maarouf cukup merata di kalangan para pejuang Suriah. Bahkan banyak koleganya yang memanggil dia dengan julukan Jamal Makhlouf, nama sepupu Assad yang terkenal memonopoli bisnis di Suriah melalui korupsi dan nepotisme.8 Kelompok-kelompok moderat yang digalang untuk memerangi ISIS biasanya menerima bantuan dalam bentuk pasokan senjata. Menurut sumber yang memfasilitasi bantuan beberapa negara—baik berupa bantuan yang tidak mematikan maupun bantuan yang mematikan—kepada kelompok yang berkawan dengan Barat: “Qatar yang pertama kali mengirim senjata. Arab Saudi tidak ingin ketinggalan, sehingga satu minggu sebelum serangan terhadap ISIS, mereka memberikan 80 ton persenjataan, termasuk senapan mesin berat.” Seorang warga yang tinggal dekat dengan markas Jaisyul Islam dan SRF di provinsi Idlib Suriah mengatakan ia melihat 15 truk “penuh dengan senjata pergi ke basement.” Washington tidak secara langsung memberikan senjata, katanya, tetapi mereka mendukung Arab Saudi dalam pendanaan kelompok tersebut. 6 idem 7 Lihathttp://www.pbs.org/wgbh/pages/frontline/foreign-affairs-defense/syrias-second-front/battle-against-isis-mayhelp-unify-fractured-syrian-rebels/ 8 Lihat http://ecfr.eu/content/entry/commentary_syrias_uprising_within_an_uprising238
6
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi IX/ Februari 2014
Arab Saudi telah mengeluarkan dana senilai $1 milyar untuk dibelikan senjata dari Eropa dan dikirim ke Suriah. Amerika Serikat juga telah memberikan $2 juta dalam bentuk kas setiap bulan sebagai bentuk bantuan tidak resmi, yang dibagikan kepada sejumlah kelompok pemberontak yang “ramah” pada Barat. Selain itu, AS juga telah memberikan subsidi $35,1 juta untuk menggaji 70.000 pejuang dengan gaji $50/bulan.9 Komandan senior pada kedua kelompok tersebut menegaskan bahwa mereka telah menerima sejumlah dana, namun menolak untuk mengatakan apakah itu khusus untuk tujuan menyerang ISIS. Mereka khawatir sedang dibandingkan dengan apa yang disebut “Sahwa” tahun 2006 di Irak, ketika militer AS mendorong mantan pemberontak untuk memberontak terhadap sekutu Al Qaidah mereka, karena banyak kelompok-kelompok Islam di Suriah menganggap bahwa istilah tersebut cenderung menyudutkan. Tak hanya itu, usaha untuk menghadang laju ISIS dan kelompok radikal lainnya juga terus berlanjut. Pada tanggal 12 Februari 2014, kelompok oposisi moderat mengeluarkan semacam rencana Suriah pasca perang yang salah satu titik tekan utamanya adalah menyingkirkan seluruh kelompok militer eksternal dan foreign fighters dari seluruh wilayah Suriah.10 Oleh AS, rencana tersebut dianggap sebagai bukti keseriusan kelompok oposisi. “Mereka terus membuat sketsa visi mereka tentang masa depan Suriah dan kami memuji mereka untuk itu.”11 Di wilayah selatan, mereka membentuk organisasi baru dengan fungsi yang sama dengan Syrian Revolution Front (SRF) di wilayah utara. Nama yang dipakai adalah “Southern Front”, yang terdiri dari 49 faksi. Dalam pernyataan resmi mereka, mereka menekankan sebagai “perwakilan suara moderat dan kekuatan persenjataan yang kuat dari rakyat Suriah; dan bertempur untuk membebaskan Suriah dari tirani dan para ekstrimis.”12 Usaha dunia internasional yang berusaha untuk menggeser tokoh antagonis, dari yang awalnya adalah rezim Bashar Assad, kini mencoba membidikkannya kepada para jihadis. Usaha-usaha untuk mencapai kesepakatan di Jenewa mentah, kecuali dalam satu hal, bahwa seluruh foreign fighters harus diusir dari Suriah dan seluruh kelompok radikal harus diperangi bersama. Usaha tersebut akhirnya berujung pada keluarnya Resolusi Dewan Keamanan PBB no. 2139 pada tanggal 22 Februari 2014 yang secara spesifik diarahkan pada satu kelompok tertentu, meski dalam sebuah perang seluruh pihak yang berperang berpotensi melakukan pelanggaran. Resolusi secara tegas menyerukan kepada seluruh pihak, “baik otoritas Suriah maupun kelompok oposisi untuk berkomitmen memerangi dan mengalahkan organisasi dan individu yang berasosiasi dengan Al Qaidah, cabang-cabangnya, dan kelompok teroris lainnya.”13 Seolah mengulang strategi yang dulu sempat berhasil mengalahkan Al Qaidah di Irak, kini langkah serupa coba dilakukan AS dan sekutunya di Suriah. Hanya saja, jika di Irak banyak mengandalkan faktorfaktor kesukuan, yang memang masih cukup berpengaruh dalam kehidupan masyarakat Irak, di Suriah mereka mencoba menggunakan tangan kelompok oposisi dari kalangan moderat. 9 Lihat https://now.mmedia.me/lb/en/commentaryanalysis/535135-southern-comfort 10 Lihat http://www.al-bab.com/arab/docs/syria/opposition-principles-for-settlement-in-syria.htm#sthash.8hDYNY8R. UlhcE3BY.dpbs 11 Lihat http://ca.reuters.com/article/topNews/idCABREA1B14720140212?sp=true 12 Lihat https://www.zamanalwsl.net/news/46545.html 13 Lihat http://blog.unwatch.org/index.php/2014/02/22/full-text-un-security-council-resolution-2139/
7
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi IX/ Februari 2014
FITNAH ATAU KONSPIRASI? Tampaknya, faktor utama konflik internal kelompok pejuang di Suriah saat ini adalah perbedaan pandangan mereka mengenai apakah konflik ini fitnah atau sebuah konspirasi. Perbedaan cara pandang ini akan membuahkan konsekuensi yang juga berbeda. Pandangan bahwa konflik ini adalah fitnah akan bersekuensi bahwa pilihan jalan keluar dari pertikaian ini adalah adanya tahkiim, yang terwujud dalam suatu Dewan Syariah bersama maupun yang independen. Sementara pandangan bahwa ini merupakan konspirasi terhadap kelompok jihad akan membuahkan hasil bahwa permasalahan utama sebelum adanya tahkim adalah memastikan bahwa para penengah tersebut harus betul-betul bersih dari segala kepentingan selain dari proyek Islam. Dikhawatirkan dengan adanya tahkiim sebelum terwujudnya hal ini akan berdampak secara umum pada perubahan arah haluan dari proyek Islam itu sendiri, yang dalam hal ini untuk mendirikan Daulah Islam sebagai embrio terbentuknya Khilafah, sedangkan secara khusus pada kelompok-kelompok jihad. Pandangan bahwa ini merupakan fitnah umumnya banyak dianut oleh para ulama dan pimpinan jihad. Dari pesan audio terakhirnya, jelas bahwa Abu Muhammad Al-Julani berpandangan seperti. Dalam pesan yang berdurasi lebih dari sembilan menit itu, Amir Jabhah Nushrah itu juga menjelaskan bahwa faktor menonjol yang semakin menguatkan terjadinya konflik internal tersebut adalah kesalahan strategi yang diambil oleh ISIS di lapangan. Selain itu, masih menurut Al-Julani, faktor lain yang menyebabkan hal itu adalah tidak terbentuknya Dewan Syariat yang menengahi dan menyelesaikan clash antara sesama kataaib dan fashaail. Contoh dari clash tersebut adalah penangkapan terhadap Amir JN di wilayah Raqqa yang ditangkap oleh ISIS.14 Sayangnya, Al-Julani tidak menjelaskan lebih jauh secara detail kesalahan strategi tersebut. Barangkali strategi tersebut adalah penyerangan yang dilakukan ISIS terhadap kataaib dan fashaail yang menyerang beberapa markas dan basecamp mereka sebelumnya. Selain Al-Julani, yang menyebutkan contoh clash tersebut adalah Hassan Abbuud, pimpinan umum Harakah Ahrar Syam. Abbud yang mempunyai nama panggilan Abu Abdillah Al-Hamawi menyebutkan beberapa contoh clash tersebut seperti kasus Abu Ubaidah Al-Binnisyi (penanggung jawab seksi bantuan Ahrar Syam), Muhammad Faris, dan Dr. Abu Rayyan. Disamping pandangan bahwa konflik ini adalah fitnah, sering kali pandangan tersebut dibarengi dengan beberapa kritikan terhadap kesalahan-kesalahan jihadis, baik kritik itu berasal dari para pimpinan dan ulama jihadi yang langsung terjun di lapangan maupun yang berada di luar Suriah melalui berita yang disampaikan oleh orang yang mereka percayai. Beberapa pimpinan dan ulama jihadi menyebut beberapa kesalahan ISIS dan sebagian lagi tidak menyebutkan kelompok tertentu secara definitif, namun mayoritas pendukung jihadi menyematkannya pada ISIS. Diantara ulama yang mengingatkan mengenai kesalahan tersebut adalah Abu Muhammad Al-Maqdisi. Ulama kelahiran Palestina yang mendapat julukan Ibnu Taimiyyah abad ini tersebut, berdasarkan berita yang disampaikan oleh orang yang dipercayainya, sangat bersedih dengan kabar kelompok jihadi tertentu yang membolehkan membunuh pejuang lain hanya berdasarkan praduga (Zhann), 14 Simak pesan Abu Muhammad Al-Julani, Allaah ...Allaah fi Saahah Asy-Syaam, yang dipublikasikan pada 07 Januari 2014. http://www.youtube.com/watch?v=ON7vWsaU7UA
8
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi IX/ Februari 2014
alasan-alasan yang tidak dibenarkan, dan sebab-sebab yang tidak mengizinkan bagi seorang Muslim untuk membunuh kafir musta’man, apalagi untuk membunuh seorang Muslim, terkhusus jihadis. Praduga tersebut seperti dakwaan memiliki koneksi dengan sebagian kelompok, atau dakwaan bahwa seseorang ikut berperang dengan shahawat (prajurit-prajurit bayaran musuh) atau prinsip ‘siapa yang tidak berperang bersamaku maka dia musuhku’, atau dakwaan seseorang dulu adalah bagian kelompok kami lalu melepaskan diri dari bai’at kepada kami, atau dakwaan mereka tidak berbai’at kepada kami.15 Dakwaan lebih janggal lagi adalah seperti yang disampaikan oleh Jaisyul Mujahidin, kolompok pejuang yang terang-terangan memerangi ISIS. Mereka menyatakan bahwa sebab mereka memerangi ISIS adalah karena ISIS menumpahkan darah para jihadis, mengusir paksa mereka dan keluarga mereka dari wilayah-wilayah yang berhasil mereka bebaskan, mencuri mobil-mobil rakyat sipil dan merampas penghasilan mereka, juga menangkap para pimpinan militer, memenjarakan dan menyiksa mereka, serta membunuh mereka.16 Selain ada juga yang menuduh ISIS adalah takfiiri yang mengafirkan kelompok di luar kelompoknya. Anggapan Al-Maqdisi bahwa alasan sekelompok jihadi yang membolehkan personelnya untuk membunuh personel kelompok lain dengan dakwaan-dakwaan yang tersebut di atas, jika dimaksudkan kelompok adalah ISIS, adalah dakwaan yang tidak seluruhnya benar. Apalagi alasan-alasan yang disampaikan Jaisyul Mujahidin. Bagaimana mungkin, sebagaimana yang disampaikan oleh Abu Bakar Al-Baghdadi dalam pesan audionya terakhir, mereka (ISIS) yang sangat perhatian terhadap kesalamatan penduduk Syam dan satu-satunya faksi yang mengemban secara terang-terangan memerangi para kelompok pencuri, perampok, dan pembunuh (penduduk Syam) dituduh sebagai pembunuh mereka dan pembuat kuburan masal buat mereka. Apakah logis, ketika ISIS memasuki suatu desa, kota, atau distrik kecuali pasti umat Islam di sana merasakan keamanan pada harta, jiwa, dan kehormatan mereka, serta kaburnya para pencuri, perampok dan para penjahat, dituduh menyebabkan rasa takut pada umat Islam dan menghalalkan kehormatan mereka. Juga apakah tega, ISIS yang rela meninggalkan keluarga dan negeri mereka, lalu mempertaruhkan nyawa mereka dan menggadaikannya dengan sangat murah fi sabiilillah demi menerapkan syariat Allah di atas muka bumi, dituding sebagai thaghut dan tidak mau berhukum dengan hukum Allah.17 Atau sebagaimana yang ditulis oleh Husein bin Mahmud saat mengomentari pengakuan seseorang bahwa personel ISIS telah membelah perut seorang wanita yang sedang hamil lalu mengeluarkan janinnya, kemudian memanggal kepalanya. Husein menulis, “Tentara-tentara ISIS adalah orang-orang Islam yang berpemahaman Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Banyak diantara mereka dari kalangan penuntut ilmu, bahkan banyak diantara mereka yang hapal al-Quran seluruhnya. Mereka rela meninggalkan istri, anak-anak, dan orang tua mereka, lalu berangkat demi membela kaum wanita umat Islam dan kehormatan mereka. Apakah logis mereka membelah perut-perut wanita Muslimah dan membunuh 15 Lihat Abu Muhammad Al-Maqdisi, Allaahumma Inni Abra’u Ilayka Mimmaa Shana’a Haa’ula`. http://tawhed.ws/ r?i=25011401 16 Lihat https://www.facebook.com/The.mujahedin.army, terkait pernyataan resmi dari Jaisyul Mujahidin tertanggal 4 Januari 2014. 17 Simak pesan audio Abu Bakar Al-Baghdadi, Wallaahu Ya’lamu Wa Antum Laa Ta’lamuun, https://t.co/pnSircDDnv
9
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi IX/ Februari 2014
janinnya? Mereka yang tidak membolehkan menampar pipi wanita kafir dalam rangka melazimi agama dan menjaga wibawa mereka, apakah logis mereka melakukan perbuatan itu?”18 Meski beberapa Dewan Syariat ISIS mengaakui bahwa beberapa personel ISIS melakukan berbagai kesalahan dan ada diantara mereka yang bersifat ghuluw namun itu bakanlah kebijakan dari para komandan dan petinggi ISIS.19 Adapun pandangan bahwa konflik internal yang terjadi adalah konspirasi terhadap gerakan jihad global terkhusus terhadap proyek Daulah Islam dan Khilafah Islam, merupakan pandangan resmi dari ISIS.20 Diantara ulama jihadi yang mendukung pendapat ini adalah Abu Sa’ad Al-‘Amili21 (dewan penasehat majalah jihad online bulanan Al-Balaagh) dan Husein bin Mahmud.22 Hipotesis utama dari pandangan ini adalah bahwa setelah dideklarasikannya ISIS dengan menggabungkan Jabhah Nushrah dan Daulah Islam Irak (Islamaic State in Iraq, ISI), yang diikuti dengan sedikit ketegangan antara Al-Qaidah Pusat dengan afiliasi dan linknya, konflik pada tahapan ini belum terjadi. Segala sesuatu berjalan dengan baik dan lancar. Mujahidin terjun dalam berbagai peperangan, dari satu medan ke medan lainnya, tanpa problem apa pun. Antara sesama Brigade memiliki ruangruang operasi bersama. Seluruhnya bekerja dengan rapi dan sesuai kesepakatan. Menurut analisa Husein bin Mahmud, awal benih konflik ini terjadi ketika berlangsungnya Ghazwu As-Saahil (Perang Wilayah Pesisir)23, yang terjadi pada awal Agustus 2013 atau bertepatan sepuluh hari terakhir Ramadhan. Bagi jihadis, hari-hari ini adalah hari-hari dimana Allah akan melipat gandakan ibadah hamba-Nya, termasuk di dalamnya ibadah jihad. Lantaran alasan inilah barangkali nama lain dari perang tersebut mereka namakan dengan Ghazwu ‘Asyri Awaakhir (Perang Sepuluh Terakhir Ramadhan). Mengenai wilayah-wilayah pesisir tersebut, Barat telah bersepakat dengan Syiah Rafidhah dan Nushairiyah berkaitan dengannya, yaitu mendirikan Negara Nushairiyah di Barat Suriah di sepanjang pesisir pantai yang memasukkan propinsi-propinsi: Homs, Hama, Idlib, Latakia, Liwa’ Iskandarun, Thurthus, Damaskus, dan Quneitra. Wilayah ini mengikat antara Irak dan Syam, dan menghalangi Ahlus Sunnah untuk memiliki perbatasan-perbatasan di wilayah pesisir atau perbatasan-perbatasan yang berdampingan dengan Palestina yang sedang terjajah. Dengan itu, Syiah Rafidhah dan Nushairiyah (juga tentara Mesir) dapat membentuk pagar untuk melindungi Israel, dan mengepung Ahlus Sunnah di Timur Laut Suriah diantara Irak yang Rafidha, Turki yang Liberal, dan Negara Nushairiyah Baru.24 Isu mengenai rencana pembentukan negara-negara baru akibat gelombang Arab Springs bukanlah suatu yang tersembunyi. Klasifikasi rencana pembentukan negara-negara tersebut yaitu berdasarkan sekte keagamaan atau kebangsaan dan kesukuan. Amerika sendiri telah merencanakan untuk membagi Suriah menjadi tiga negara, yaitu negara Sunni, negara Bangsa Kurdi, dan negara Syiah Nushairiyah.25 18 19 20 21 22 23 24 25
Lihat Husein bin Mahmud, Wa Saqathat Ad-Daulah, .... http://www.dawaalhaq.com/?p=10450 Lihat Abu Ubadah Al-Maghribi, Yaa Laita Qaumy Ya’almuun, Simak pesan audio Abu Bakar Al-Baghdadi, Wallaahu Ya’lamu Wa Antum Laa Ta’lamuun, Baca Abu Sa’ad Al-‘Amili, Ta’liiq Kalimah Amiir al-Mu’miniin Abi Bakr Al-Baghdaadi, http://justpaste.it/e56y Baca Husein bin Mahmud, Wa Saqathat ad-Daulah, Baca Husein bin Mahmud, Wa Saqathat ad-Daulah, Baca Husein bin Mahmud, Wa Saqathat ad-Daulah, Lihat http://www.nytimes.com/interactive/2013/09/29/sunday-review/how-5-countries-could-become-14.html?_r=0
10
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi IX/ Februari 2014
Selain juga terdapat agenda pembentukan negara Syiah Raya yang dikenal dengan Hilal Syi’i (Bulan Sabit Syiah). Namun ISIS berusaha menggagalkan agenda tersebut, lalu berangkat ke wilayah pesisir dan mulai membebaskan desa-desa Nushairiyah di sana dalam usaha merintangi secara terang-terang terhadap rencana-rencana Barat. Dari sini, sebagaimana dijelaskan Husein bin Mahmud, faksi-faksi yang pro-Barat dan anti proyek Daulah Islam dan Khilafah Islam lantas membunyikan sirine tanda bahaya dan meminta menggalang pembentukan pasukan dari negara-negara yang memiliki kepentingan dengah hal itu. Maka berkumpullah faksi-faksi tadi dengan negara-negara yang berkepentingan di Turki, Yordania, dan Riyadh untuk melakukan transaksi-transaksi dan mengajarkan berbagai konspirasi dan rencanarencana yang harus diambil. Negara-negara lain yang anti proyek Daulah Islam dan Khilafah Islam membentuk pemerintahan bayangan di luar Suriah dan menampilkan anggota-anggota pemerintahan bayangan ini di media. Anggota-anggota tadi lantas melakukan berbagai konferensi, diberikan hak untuk mewakili rakyat Suriah, dan seterusnya, hingga pada pemilu-pemilu. Anehnya, pemerintahan bayangan yang terbentuk ini langsung diakui oleh bangsa Arab dan Non-Arab hanya selang beberapa hari. Meskipun pemerintahan itu tidak diterima oleh rakyat dan tidak memiliki tempat di bumi Suriah. Inilah rencana pertama mereka. Sementara rencana kedua yaitu menghentikan bantuan jihad di wilayah-wilayah yang dijanjikan untuk Syiah Nushairiyah. Hal itu telah sukses mereka lakukan setelah memberikan suatu ‘bantuan’ pada sebagian kelompok-kelompok pejuang. Namun mereka harus berhadapan dengan beberapa rintangan, yang paling menonjol diantaranya adalah ISIS. Untuk itulah diputuskan untuk menghancurkan ISIS dan menyibukkannya dari menguasai wilayah pesisir dengan urusan-urusan yang lain. Cita-cita tersebut sepenuhnya diharapkan pada konferensi Jenewa, dimana Barat telah mengisyaratkan kepada Negara Nushairiyah untuk menggunakan senjata kimia sebagai alasan mereka untuk tidak ikut intervensi langsung dengan dalih menjaga hak hidup rakyat Suriah. Dengan demikikan, ketika negara-negara Barat tiba untuk menolong umat Islam di Suriah maka seluruhnya akan bersoraksorak dan bertepuk tangan, mengelu-elukan kedatangan mereka. Oleh itu, pemberangusan terhadap faksi-faksi yang mengingkari pembicaraan, perjanjian kesepahaman (MoU), dan semisalnya merupakan suatu keniscayaan. Negara-negara Arab lantas mengisyaratkan kepada sebagian kelompok pejuang untuk memerangi ISIS. Hal itu sukses terlaksana, dan media sengaja menyembunyikan konspirasi ini sehingga menyebabkan ISIS hilang kesabaran dan mulai memerangi kelompok-kelompok tersebut. Saat itulah, media mulai berteriak tanpa henti: “ISIS memerangi kelompok-kelompok jihad di Suriah!”, “ISIS tidak memerangi Nushairiyah!”, “ISIS adalah tentara-tentara asing!”, “ISIS adalah antek-antek Iran dan negara-negara Barat!”, “ISIS berpahaman takfiiri!”. Untuk membendung tuduhan dan tudingan itu semua, ISIS tidak memiliki stasiun-stasium tv mainstream, tidak mempunyai delegasi-delegasi yang berkeliling menemui ulama dan para penuntut ilmu dan berbicara kepada media dan meneriakkan yel-yel di tempat-tempat keramaian dan di alun-alun. Permusuhan terhadap ISIS rapat tersembunyi, sementara pembelaan ISIS terhadap institusi mereka tersebar di hadapan umum. Keburukan-keburukan yang terjadi di Suriah seluruhnya disematkan pada ISIS. 11
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi IX/ Februari 2014
Meski terkesan sia-sia, ISIS melalui jubir resmi, Amir, dan para personelnya telah berusaha membela diri, namun negera-negara baik Barat maupun Timur yang anti mereka, telah menggelontorkan milyaran uang, membeli orang-orang yang bisa dijadikan pelindung, dan membuka pintu imigrasi bagi person-person berbagai kelompok yang memerangi ISIS agar mereka bisa berkeliling di berbagai wilayah untuk mengadukan ISIS secara langsung pada setiap orang yang diakui pendapat, penilaian dan pertimbangannya, serta ucapan atau tulisannya. Para konsulat intelijen Arab pun mulai berdusta dan berdusta, serta terus berdusta, sehingga mereka pun dibenarkan oleh sebagian umat Islam yang berpandangan bahwa membenarkan mereka lebih terkesan logis dibanding tertipu oleh berbagai kedustaan. Mereka terus memanipulasi, menyesatkan dan berdusta bahkan salah seorang dari mereka berani menulis suatu kesaksian yang tidak mungkin dilakukan oleh personel ISIS. Tatkala melihat bahwa seluruh rencana-rencana ini tidak berhasil meruntuhkan ISIS maka mereka menggulirkan konspirasi baru dengan memberikan beberapa pengantar (terlebih dahulu): “ISIS berlakuan seperti setan” dan mengisyaratkan pada agen-agen mereka di Suriah untuk membunuh orang yang berhijrah menuju mereka untuk berjihad. Kemudian tibalah giliran sandiwara berbagai pembicaraan yang men-tahdzir orang-orang yang menganjurkan para pemuda untuk berjihad di Suriah. Aktor utama sandiwara inilah adalah para intelektual kelompok Jamiyyah. Maka tersebarlah berbagai aksi tahdzir di stasiun-stasiun tv mainstream, aplikasi-aplikasi media sosial, koran-koran, dan majalah-majalah. Seluruhnya mulai menyayangkan terhadap para pemuda yang tertipu, yang jiwanya dikorbankan demi isu yang negaranya tidak memiliki kepentingan. Setelah seluruh usaha yang besar ini, tibalah giliran kelompok ‘As-Sami’ yang mengkriminalkan orang yang berperang di luar negeri dan berada di bawah naungan kelompok-kelompok jihadi dan islamis, atau mendukung dan menolong kelompok-kelompok teroris. Menariknya, meski antara Jabhah Nushrah, Harakah Ahram Syam, dan ISIS berbeda pandangan dalam masalah penyebab konflik ini, namun mereka sama-sama merasa menjadi faksi yang terzalimi, akan lebih terfokus untuk memerangi rezim, dan hanya akan memerangi faksi yang lebih dahulu memerangi mereka.26 Dari sini, tampaknya mereka sikap yang sama dalam menghadapi konflik ini. Perbedaan antara mereka bisa jadi disebabkan penerapan sikap tersebut berdasarkan realita langsung yang terjadi di lapangan.
PROTO-STATE ATAUKAH ANOTHER NON-STATE ACTOR? Keberhasilan ISIS menguasai beberapa wilayah di Suriah, bersama dengan cita-cita jihad lintas negara menuju tegaknya khilafah yang mereka gulirkan membuat ISIS dianggap menerapkan apa yang disebut dengan istilah proto-state. Di beberapa wilayah yang mereka kuasai, ISIS menerapkan aturan hukum, menyediakan bantuan makanan, mengelola ekonomi, dan mengelola sekolah. Sikap sebagai sebuah negara ini bukan tanpa masalah yang menyertai. 26 Simak pesan Abu Muhammad Al-Julani, Allaah ... Allaah fi Saahah asy-Syaam, pesan audio Hassan Abbud mengenai kondisi Suriah terakhir, http://www.youtube.com/watch?v=RYa7MnqeqsI dan pesan Abu Bakar Al-Baghdadi, Wallaahu Wa’lamu Wa Antum Laa Ta’lamuun
12
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi IX/ Februari 2014
Bagi beberapa kelompok lain ISIS adalah sebuah kelompok sebagaimana kelompok yang lain, namun ISIS menganggap dirinya sebagai sebuah negara dimana kekuasaan, hukum, dan ekonomi berada dalam kontrol penuh mereka. Menurut beberapa analis, ISIS mencoba untuk menerapkan apa yang disebut sebagai proto-state.
Perbedaan krusial antara proto-state dengan shadow state adalah shadow state masih diakui oleh sebagian besar pemerintah dunia dalam kapasitas yang terbatas, sedangkan proto-state tidak mendapatkan pengakuan dan perlindungan dari super power. Basis paling utama dari state building adalah kemampuan untuk menegakkan hukum dan dikenal sebagai sebagai kekuatan memaksa yang sah (legitimate coercive force) di wilayah yang sudah didefinisikan. Proto-state terdiri dari human capital dengan karakteristik kesukuan, etnis, atau ideologi tertentu; milisi yang menjadi alat pemaksa dan tentara yang dimobilisasi secara politik; serta struktur kesukuan yang memberikan garis komunikasi dan struktur organisasi hirarkis; sedangkan pemilik tanah dan pemimpin milisi memberikan modal dan manajemen. Pembangunan proto-state dimulai saat seorang aktor (suku atau kelompok, atau koalisi beberapa kelompok) yang berusaha mengembangkan identitas politiknya sendiri. Pembangunan proto-state biasanya dilakukan di wilayah yang miskin, dan dilakukan dengan cara melakukan mobilisasi dukungan melalui ideologi, kesukuan, agama, atau gabungan dari ketiganya. Pembangunan proto-state biasanya dilakukan karena kekecewaan pada pemerintah pusat yang lemah—yang tak lebih dari sekadar protostate yang lebih berkembang—atau karena keyakinan, atau karena keduanya.
13
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi IX/ Februari 2014
Proto-state baru dikatakan tercipta jika mereka mampu menggunakan sumber daya alam sendiri atau memiliki industri, yang dengannya mereka bisa membentuk milisi sebagai kekuatan yang memaksa dalam wilayah tertentu. Milisi tersebut juga harus bisa berfungsi untuk mencegah penaklukan dari aktor lain, baik proto-state lainnya maupun state. Menurut, Andrew Merz, ada beberapa syarat yang harus ada untuk membangun apa yang dinamakan sebagai proto-state:27 1. Teritorial, Yaitu batas-batas wilayah proto-state yang secara aktual mereka kontrol. Luas teritorial yang dikontrol atau diklaim oleh sebuah proto-state merupakan aspek yang sangat esensial untuk dipertimbangkan. Meski terkadang susah untuk ditentukan, luas teritorial menunjukkan besarnya pengaruh yang dimiliki oleh proto-state tersebut atas penduduk yang mereka kuasai. Tingkat kontrol sangat penting, protostate yang memiliki kontrol yang lebih besar dalam wilayah yang mereka klaim akan lebih mampu mencapai tujuan politik dan ekonomi mereka.28 2. Aktivitas koersif (coercive activities), Sejauh mana proto-state melakukan masing-masing dari keempat hal ini. “i) Membuat peperangan (war making): menghilangkan atau menetralisir saingan di luar wilayah di mana mereka memiliki prioritas yang jelas dan berkesinambungan sebagai pemegang kekuatan. Ii) Membuat negara (state making): menghilangkan atau menetralisir saingan yang berada di dalam wilayah teritorial. iii) Perlindungan: menghilangkan ataumenetralisir musuhdari klien mereka. iv) Ekstraksi: Mendapatkansaranaatau alat untuk melaksanakantiga kegiatanpertama, yaitu membuatpeperangan, membuatnegara, dan perlindungan”. War making dan state making adalah tindakan yang akan dilakukan oleh sebuah proto-state untuk meningkatkan kontrol atas wilayah teritorial mereka. Perlindungan berfokus pada membatasi kerusakan properti dan korban sipil yang disebabkan oleh entitas luar, serta mengurangi konflik internal diantara para penduduk. Perlindungan juga meliputi aspek administrasi terpusat, termasuk dengan membuat lembaga peradilan yang berfungsi untuk memutuskan pelanggaran-pelanggaran hukum yang terjadi. Selain itu, memiliki aliran dana yang konsisten juga merupakan hal yang sangat penting bagi keperluan ekspansi dan vitalitas sebuah proto-state. 3. Identitas dan legitimasi Identitas penduduk proto-state (bagaimana mereka melihat diri mereka sendiri), dan sejauh mana kegiatan koersif dan struktur proto-state dipandang sah oleh penduduknya. Membuat identitas nasional sangat penting untuk keberhasilan dari sebuah proto-state. Membuat identitas dilakukan dengan cara perang propaganda melawan nation-state sebagai usaha untuk membangun legitimasi di 27 Andrew A. Merz, “Coercion, Cash-Crops and Culture: From Insurgency to Proto-State in Asia’s Opium Belt,” (Thesis, Naval Postgraduate School, 2008), hal 37. 28 Alexander Geoffrey Lovell, “Differentiating the Shadow State from the Non-State: Explanation and Policy Implications”, (Thesis, American Public University System, 2012), hal. 16
14
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi IX/ Februari 2014
mata penduduk yang mereka kendalikan dan pihak lain yang ingin mereka kontrol. Suatu tindakan yang dipandang legitimateakan lebih mungkin untuk sukses karena ia tidak mendapati perlawanan yang signifikan dari para penduduk. Identitas merupakan hal yang sangat kompleks, namun bila digunakan dengan tepat akan dapat menyebabkan perekrutan yang lebih besar. 4. Tujuan politik dan motivasi lainnya Tujuan kepemimpinan proto-state, dan motivasi dari berbagai aktor yang membentuk proto-state. Memiliki tujuan politik, ekonomi, militer, dan kebijakan luar negeri yang terdefinisikan dengan jelas sangat penting bagi perkembangan organisasi. Dengan mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sebuah organisasi berarti telah membangun legitimasi dan krediblitas yang lebih besar, untuk kemudian akan menjadikan proto-state tersebut semakin kuat. Momentum perubahan yang tanpa hambatan merupakan hal sangat penting dalam kesuksesan segala bentuk pergerakan. 5. Organisasi dan struktur Karakter aparat administrasi proto-state, sejauh mana birokrasi telah berkembang (jika ada). Ini juga mencakup struktur tidak resmi yang sudah ada seperti hirarki kesukuan, pengaturan pemilik tanah, dan jaringan keuangan informal yang dapat berfungsi sebagai pemulus atau penghambat pembangunan proto-state. Dari kriteria tersebut, apakah ISIS merupakan proto-state ataukah another non-state actor, masih perlu diukur secara lebih teliti. Namun, ISIS beralasan bahwa penegakan daulah adalah sebagai sebuah upaya untuk tidak mengulangi kesalahan berbagai perjuangan di masa lalu, dimana para jihadis seringkali ditelikung di saat-saat akhir oleh kelompok sekuler dan nasionalis, sebagaimana yang diutarakan oleh Abu Jihad Asy-Syisyani, wakil komandan militer kalangan Muhajirin di ISIS. Meski demikian, para analis menganggap bahwa penolakan terhadap ISIS dari faksi lain lebih disebabkan oleh perilaku kelompok tersebut, bukan soal ideologi mereka.29 BAGAIMANA AS DULU MENGALAHKAN AL QAIDAH DI IRAK? Sejak tahun 2006, yang oleh AS disebut sebagai fase kedua perang Irak, dianggap sebagai tahun kemenangan AS atas Al Qaidah di Irak. Fase ini ditandai dengan meningkatnya frekuensi penggunaan special force yang melakukan serangan atas target-target penting Al Qaidah dengan tingkat presisi yang tinggi, meningkatnya konflik sektarian di Irak, dan munculnya gerakan kebangkitan dari suku-suku di Anbar yang dikenal dengan istilah sahwa. Tiga faktor yang paling dianggap signifikan dalam mengalahkan Al Qaidah di Irak adalah: penolakan para pemimpin suku-suku lokal di Anbar terhadap AQI; meningkatnya kemampuan kontra network pasukan khusus (Special Force) yang dipimpin oleh AS, dan berpartner dengan para komandan pasukan lokal; perubahan dalam strategi keamanan AS, yang melibatkan banyak komponen, terutama yang paling efektif adalah memastikan keamanan lokal melalui pos-pos kecil di depan sebuah wilayah dan patroli lapangan yang dilakukan bersama dengan tentara lokal Irak. 29 Lihat http://www.ft.com/intl/cms/s/0/b535fca2-77a5-11e3-807e-00144feabdc0.html#axzz2txkWpgqU
15
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi IX/ Februari 2014
Faktor yang paling signifikan dalam menentukan kesuksesan tersebut adalah adanya gerakan Sahwa. Gerakan ini menandakan terjadinya konflik berdarah antara AQI dan suku-suku Sunni di provinsi Anbar. Bibit-bibit konflik sudah mulai muncul sebelum tahun 2006, saat ketegangan terjadi antara beberapa suku dan AQI. Ketegangan ini terjadi diduga disebabkan oleh kekerasan yang dilakukan oleh AQI di wilayah Anbar. Setelah itu, koalisi suku-suku lokal membentuk Anbar Salvation Control (ASC) yang mendeklarasikan perang terhadap Al Qaidah. Momentum ini dimanfaatkan oleh AS dibawah komando Kolonel MacFarland dengan memanfaatkan gerakan tersebut untuk menghantam Al Qaidah. Merasa mendapat keuntungan dengan semakin berkembangnya gerakan sahwa, para komandan AS membuat program pelengkap yang dikenal dengan nama Abnaul Iraq (Son of Iraq), yang terdiri dari para pejuang lokal dan pasukan keamanan paruh waktu. Tugas mereka adalah mengamankan wilayah lain di luar wilayah yang sudah ada Sahwa di dalamnya. Program tersebut terbukti sukses besar. Mereka juga berhasil menarik para pejuang lokal untuk meninggalkan Al Qaidah dengan iming-iming gaji besar. Pada akhir tahun 2006 hingga awal 2007, para pejabat AS menganggap Al Qaidah sebagai penggerak utama pemberontakan. Namun, pada tanggal 26 April 2007, Jenderal David Petraeus menyebut AQI sebagai musuh bersama nomor satu. Pada bulan Januari 2007, Presiden Bush mengumumkan strategi baru di Irak, yang berfokus pada kontra insurgensi dan melakukan serangan secara bergelombang ke wilayah-wilayah kunci. Elemen vital dari strategi ini, yang selama ini tidak pernah ada dalam strategi kontrainsurgensi sebelumnya, adalah melibatkan orang-orang lokal dalam hal keamanan, yaitu Sahwa dan Abnaul Iraq. Selain itu, strategi ini juga bertumpu pada penggunaan pasukan dalam unit-unit kecil dan menekankan hubungan mereka dengan penduduk lokal. Gerakan Sahwa adalah salah satu dari sekian strategi yang diluncurkan Amerika Serikat dalam menghadapi mujahidin di Irak. Gerakan tersebut mulai dimobilisasi tahun 2005, namun secara resmi didirikan tahun 2006. Mereka diciptakan, gaji, dipersenjatai, dengan bantuan dana dari Amerika untuk satu tujuan, melawan mujahidin di Irak. Selain gerakan Sahwa, terdapat beberapa strategi lain Amerika Serikat yang diterapkan di Irak. Pada tahun 2006, Combating Terrorism CenterU.S Military Academy dalam sebuah dokumen berjudul “Harmony and Disharmony” memberikan rekomendasi beberapa langkah yang perlu ditempuh untuk menaklukkan gerakan jihad di Irak. Langkah tersebut antara lain: →→ Batasi keamanan lingkungan Al Qaidah →→ Ganggu kontrol operasi dan batasi efisiensi keuangan mereka, →→ Menahan diri dari aksi yang bisa menyatukan preferensi kelompok tersebut, →→ Buat organisasi tersebut kesulitan untuk memberikan hukuman yang layak pada anggotanya →→ Tingkatkan pertikaian internal antar pemimpin organisasi, →→ Umumkan secara publik tentang perbedaan yang terjadi antara Al Qaidah dengan cabangcabangnya, 16
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi IX/ Februari 2014
→→ Pahami dan eksploitasi perpecahan ideologi diantara gerakan jihad, →→ Buat bingung para propagandis jihadis, →→ Fasilitasi ketidaksepahaman dan kepahaman atas tujuan dan kemampuan Amerika Serikat, →→ Runtuhkan otoritas komandan senior, →→ Bingungkan, rendahkan, lemahkan semangat dan permalukan para petinggi jihadi, →→ Balikkan strategi para pelopor jihadi melawan mereka sendiri, →→ Cegah kelompok jihad dari keuntungan mendapat wilayah aman →→ Lakukan studi agresif tentang strategi jihad dan kebijakan luar negeri →→ Prioritaskan usaha pada titik rawan sub-kelompok →→ Tingkatkan operasi pengumpulan intelijen →→ Buat strategi screening nampak berisiko →→ Ciptakan ketidakpastian tentang informasi teknis yang relevan secara operasional →→ Antisipasi transformasi Al Qaidah dari sebuah organisasi menjadi gerakan sosial, Beberapa strategi tersebut disimpulkan Alreigh William Dean dalam empat program utama: iluminasi, swarming, pengacauan informasi, dan fusi. a. Swarming Swarming adalah serangan yang dilakukan oleh beberapa unit pasukan yang otonom atau semi otonom dari berbagai arah yang berbeda. Unit counter-swarming akan melakukan serangan secara mengejutkan dan dengan tempo yang sangat cepat, untuk terus-menerus memaksa lawan bersembunyi atau menghindar. AS menggunakan seluruh aspek offensive-swarming untuk melawan Al-Qaidah Irak (AQI) pada periode ini. Integrasi antara pengumpulan data intelijen dan fusimembuat AS mampu meningkatkan tempo serangan. Mereka menggunakan data intelijen sebagai pengarah operasi.Bahkan, hanya dengan sedikit tanda adanya aktivitas AQI, itu bisa menjadi titik awal menuju pengumpulan data yang lebih banyak dan penting. Mereka melakukan serangan mengejutkan secara gencar, cepat, dan tepat, di mana informasi yang didapatkan dari satu serangan menggiring pada target berikutnya. Mereka melakukan pulsing secara efektif dengan lebih memahami konteks lingkungan lokal. Mereka menganggap bahwa aspek operasi yang paling penting dalam pembunuhan Abu Mush’ab Az-Zarqawi bukanlah gugurnya beliau, tapi 405 serangan berikutnya yang dilakukan dalam selang waktu sepekan. Swarming dilakukan dalam waktu 24 jam sehari dan 7 hari dalam sepekan atas simpul-simpul yang terlihat. Selain itu, AS juga diuntungkan dengan adanya serangan cepat dariAbna’ul Iraq (Sons of Iraq/ SOI) atas AQI di tempat-tempat yang menjadi basis AQI.
17
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi IX/ Februari 2014
b. Iluminasi (Illumination) Iluminasi adalah sebuah usaha untuk mengidentifikasi dan menentukan letak simpul dalam sebuah jaringan. Usaha iluminasi dilakukan antara lain dengan: (1) memanfaatkan pertalian sosial atau basis dukungan dan jaringan masyarakat di mana jaringan tersebut dibentuk, (2) memancing kelompok tersebut agar melakukan operasi, (3) melakukan eksploitasi melalui interogasi dan pengumpulan informasi, (4) melakukan infiltrasi dengan false group dan aktivitas umpan. Langkah awal AS dalam melakukan ‘iluminasi’ adalah dengan melakukan pemahaman atas hubungan sosial dan jaringan kesukuan di Irak. Kemudian mereka menggunakan siklus F3EA (Find, Fix, Finish, Exploit, Analyze) untuk mengumpulkan data intelijen. Siklus F3EA ini penting untuk memetakan kelompok klandestin dan pendukung mereka, menggunakan seluruh data intelijen untuk menyibak kondisi lingkungan lokal, jaringan sosialnya, dan para pembuat keputusan diantara mereka. Salah satu aspek penting dari siklus ini adalah penggunaan drone untuk melakukan pengawasan dan pengumpulan data intelijen. Selain itu, usaha iluminasi juga dimudahkan oleh konflik sektarian dan pertempuran diantara para pemberontak yang memaksa AQI untuk muncul ke permukaan. Cara berikutnya adalah dengan mengelola sistem penahanan secara ramah dan efisien, melakukan teknik interogasi secara efektif, dan cara lain yang membuat para tahanan mau memberikan informasi yang berharga. c. Pengacauan Informasi (Information Disruption) Pengacauan informasi berfungsi untuk melawan ketergantungan jaringan yang tinggi pada informasi, dan mencoba mengeksploitasi kelemahan yang terungkap dalam strategi informasi jaringan tersebut. Menurut Lawrence Freedman, dalam perang irregular, superioritas dalam hal fisik hanya akan bernilai kecil kecuali jika bisa diterjemahkan ke dalam keuntungan di dunia informasi. Pengacauan informasi dimaksudkan untuk melawan tujuan lawan melalui pelemahan, pembelokan, atau bahkan penolakan atas tujuan yang dinyatakan oleh lawan. Salah satu cara untuk melakukan pengacauan informasi adalah dengan mengisolasi aktor yang seharusnya berfungsi sebagai hub komunikasi, menabur ketidakpercayaan untuk memperlambat dan bahkan memblokir informasi yang seharusnya dapat dibagi, membiarkan jaringan untuk berkomunikasi sebanyak mungkin, serta melakukan tipu daya untuk mengganggu aliran informasi baik internal maupun eksternal. Pengacauan informasi ini sangat diuntungkan atas “kesalahan besar” AQI yang sering melakukan “serangan brutal dan tanpa pandang bulu”. Kampanye media AS selama ini gagal dalam menyanggah kampanye perlawanan AQI, sampai AQI membuat “kesalahan” dengan mengecam umat Islam Sunni “moderat”. AS berhasil mendiskreditkan AQI dengan menyorot aspek-aspek ‘horor’ dari aksi-aksi AQI. Strategi informasi AQI semakin kalah saat suku-suku lokal melakukan kampanye media untuk menyudutkan AQI, yang membuat popularitas AQI semakin melorot dan menguatkan usaha-usaha AS. 18
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi IX/ Februari 2014
Selain itu, AS juga melakukan pengumpulan data intelijen dari berbagai sumber sebagai alat untuk mengacaukan sumber-sumber teknis, dibarengi dengan kehadiran secara fisik di lapangan yang mencoba untuk menghentikan penggunaan kurir dan mekanisme-mekanisme dukungan lainnya. Pengusiran AQI dari ‘persembunyian amannya’ juga memicu mereka untuk meningkatkan komunikasi dalam rangka memulihkan diri; satu hal yang akhirnya untuk pengumpulan data baru bagi AS. d. Fusi Fusi dilakukan AS dengan menyatukan beberapa agensi dan kelompok kedalam satu unit kerja. Unit tersebut disatukan oleh niat dan tujuan yang sama, di mana ‘senseof urgency, tujuan, dan komitmen untuk menyelesaikan satu misi’ menyatukan beberapa elemen tersebut. Strategi tersebut dipandang sukses oleh Amerika dan membuat David Petraeus, perancang utama strategi tersebut, dijuluki sebagai “pahlawan Amerika Serikat abad 21”. Keberhasilan strategi tersebut, dengan “Sahwa” sebagai ikon utamanya, membuat Amerika Serikat mencoba menerapkannya di ladang jihad lainnya. Di Yaman, Amerika Serikat bersama dengan rezim Yaman membuat “Komite Rakyat” (allijan al-shabiya) dengan fungsi yang sama dengan gerakan Sahwa di Irak. Mereka terdiri dari suku-suku lokal oportunis yang dieksploitasi dengan iming-iming bantuan dana besar untuk memerangi mujahidin di Yaman. Di Suriah, tanda-tanda tersebut mulai muncul. Aaron Zelin dari Washington Institute menyimpulkan bahwa tanda-tanda tersebut mulai menyala. Mungkin dengan nama lain, karena istilah Sahwa terlanjur menimbulkan citra buruk di mata para pejuang Suriah, namun substansi dan fungsinya gerakan tersebut tetaplah sama. LANGKAH MENUJU PERDAMAIAN Sebagai bentuk perhatian mereka, para ulama pro jihad telah menyarankan dan menasehati faksifaksi jihadi yang tertikai tersebut untuk melakukan ishlah (perdamaian) dan kembali menyatukan barisan mereka untuk memerangi rezim. Untuk itu, sejak pertikaian ini muncul banyak sekali tulisantulisan mengenai hal itu diposting di internet. Diantara sekian banyak seruan ishlaah tersebut, yang terbanyak diperbincangkan dan ditanggapi adalah seruan Dr. Abdullah Al-Muhaisini, Mubaadarah AlUmmah. • Inisiatif Abdullah Al-Muhaisini: Mubadarah Ummah Al-Muhaisini yang bernama lengkap Abdullah bin Muhammad Al-Muhaisini adalah warga negara Saudi yang meninggalkan anak-anak, istri, serta keluarganya untuk bergabung berjihad di Suriah. AlMuhaisini memperoleh gelar doktornya dalam bidang Syariat Islam dengan desertasi yang berjudul Ahkaam Laaji’i al-Harb fi al-Fiqh al-Islaami. Selain memiliki gelar dalam akademik, Al-Muhaisini juga diuntungkan dengan anugerah harta yang banyak. Di Suriah, Al-Muhaisini membentuk suatu yayasan independen tersendiri, Markaz Du’aat Al-Jihaad. Besar kemungkinan, lantaran tidak berkaitan dengan faksi manapun secara khusus dan dikenal memiliki hubungan yang baik dengan faksi-faksi lain itulah alasan mengapa Mubaadarah tersebut banyak diterima kalangan luas. Ditambah lagi dilaporkan bahwa dia termasuk alumni dalam jihad Afghanistan. 19
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi IX/ Februari 2014
Mubaadarah Al-Ummah digulirkan Al-Muhaisini pada tanggal 22 Rabi’ul Awwal 1435 H (21 Januari 2014). Inisiatif ini bisa jadi merupakan murni idenya, namun besar kemungkinan bahwa hal itu merupakan saran dari beberapa pimpinan jihad dan ulama di lapangan, termasuk Al-Julani dalam pesan audionya terakhir, demikian juga Dr. Aiman Azh-Zhawahiri. Poin penting dari Mubaadarah itu sendiri yaitu: (1) seruan untuk menghentikan kontak senjata antara sesama pejuang di seluruh wilayah Syam, (2) himbauan untuk membentuk mahkamah syariat yang terdiri dari beberapa qadhi (hakim) independen yang disetujui oleh semua pihak. Qadhi tadi dipilih dari faksi yang tidak bertikai dengan faksi manapun, selain juga memiliki akidah yang lurus seperti Shuquur Al-‘Izz, Katiibah Al-Khadhraa’, dan Kataaib Jund Al-Aqsha. (3) memberitakan tenggat waktu selama lima bagi faksi-faksi yang bertikai untuk menyetujui atau menyatakan sikapnya terhadap Mubaadarah tersebut. Hampir seluruh ulama pro proyek Daulah Islam dan Khilafah Islam menyetujui Mubaadarah ini, termasuk Husein bin Mahmud yang segera menyetujuinya tidak lama bersalang setelah pengunguman Mubaadarah. Selain itu, Husein juga mengajak kepada faksi-faksi jihad di Syam untuk segera menyetujuinya sebagaimana persetujuan para pimpinan jihad termasuk Aiman Azh-Zhawahiri.30 Sikap yang sama juga ditunjukkan oleh Al-Julani dan Hassan Abbud. Sikap yang berbeda diambil oleh ISIS. ISIS dalam keterangan resminya menyebutkan bahwa mereka meminta Al-Muhaisini dan faksi-faksi lain untuk menjelaskan dua poin penting sebelum menerima Mubaadarah tersebut. Pertama, sikap syariat yang jelas terhadap ideologi dan faksi-faksi yang anti penerapan syariat Islam, seperti ideologi demokrasi, liberelisme, dan Dewan-dewan yang secara jelas mewakili ideologi tersebut, seperti Haiah Al-Arkaan, Al-I`tilaf Al-Wathani, dan Al-Majlis Al-‘Asykari, serta yang semisalnya. Dengan dijelaskannya hal ini maka jelas jugalah sikap secara syar’i terhadap jama’ah-jama’ah dan faksi-faksi yang bernaung di bawah nama-nama tersebut, atau yang berkaitan dengannya, atau yang berperang di bawah benderanya, serta apa yang harus dilakukan oleh semuanya mengenai bagaimana berinteraksi dengan mereka dan simbol-simbol mereka. Kedua, sikap syariat yang jelas terhadap rezim-rezim penguasa di Timur Tengah seperti pemerintahan Yordania, Saudi, Qathar, Uni Emirat Arab, Turki, dan lainnya. Sehingga akan jelaslah sikap secara syar’i terhadap jama’ah-jama’ah dan faksi-faksi yang berinteraksi dengan pemerintahan-pemerintahan ini, atau dengan intelijen-intelijennya, atau dengan intelijen-intelijen negera-negara Barat, seperti Amerika, Prancis, dan lainnya, atau membantu pemerintahan-pemerintahan ini dan agen-agen intelijennya untuk menjalankan proyeknya di Syam. Pada akhir keterangannya, ISIS menegaskan bahwa jika dua poin tersebut telah dijelaskan maka posisi urutan peradilan dan urusan-urusan yang mengikutinya seperti pelakasanaan secara khusus Mubaadarah ini atau lainnya akan menjadi mudah.31 30 Lihat Husein bin Mahmud, Ta’liiq ‘Alaa Mubaadarah al-Ummah, http://alplatformmedia.com/vb/showthread. php?t=36154 31 Lihat rilis resmi ISIS mengenai keterangan mereka terhadap Mubaadarah Al-Muhaisini, http://www.hanein.info/vb/ showthread.php?t=348923
20
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi IX/ Februari 2014
Mengomentari syarat yang diajukan ISIS tersebut, Al-Muhaisini menilai bahwa syarat-syarat ini tidak ada dalam kitab Allah dan tidak pula dalam sunnah Rasul-Nya. Al-Muhaisini juga menegaskan bahwa mempersyaratkan agar setiap lawan kita mengumumkan masalah-masalah ini sehingga setelah itu kita rela bersamanya untuk berhukum kepada syariat Allah adalah sedikit pun bukan bagian dari agama Allah.32 Mungkin lantaran ISIS mengajukan syarat terlebih dahulu tersebut, muncullah anggapan bahwa ISIS tidak mau berhukum dengan syariat dan hukum Allah. Berbeda dengan Al-Muhaisini, Akram Hijazi menilai bahwa pada dasarnya ISIS tidak menolak Mubaadarah Al-Muhaisini, namun hanya meminta jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan sikap syar’i terhadap filsafat-filsafat dan ideologi-ideologi liberal dan nilai-nilainya, atau terhadap rezim-rezim penguasa, atau terhadap kerangka-kerangka politik dan militer yang ada pada revolusi Suriah. Akram menambahkan bahwa mungkin pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan pembenaran di tengah-tengah eforia dakwaan-dakwaan yang muncul untuk meminta menghukumi apa yang dinamakan dengan manhaj yang menyimpang menurut ISIS dari satu sisi, dan menghukumi keberadaan ISIS di Suriah dari sisi lainnya. Padahal pertanyaan-pertanyaan seperti ini semestinya hanya ditujukan hanya kepada penginisiatif Mubaadarah, bukan kepada faksi-faksi lain. Masih menurut Akram, kelemahan Mubaadarah tersebut adalah tidak menentukan tema peradilan tersebut; apakah peradilan tersebut berkaitan dengan hak-hak dan kezaliman-kezaliman, atau mengenai manhaj dan keberadaan ISIS di Syam. Untuk itu, Akram menyarankan bahwa Mubaadarah tersebut hanya sebatas pada peradilan yang berkaitan dengan hak-hak dan kezaliman-kezaliman dahulu, sebelum masuk pada tema-tema yang masih menjadi perdebatan yang pada dasarnya bukanlah termasuk hak peradilan dan juga bukan cakupan dari Mubaadarah.33 • Sikap Bijak Husein bin Mahmud Sikap menarik mengenai upaya untuk melakukan ishlaah ini dan dapat dijadikan contoh adalah apa yang dilakukan Husein bin Mahmud. Di satu sisi, Husein juga memberikan nasehat dan kritikannya terhadap ISIS dengan sikap hikmah dan adil, dan di sisi lain juga memberikan penyadaran kepada para pengkritik ISIS bahwa meski ISIS melakukan beberapa kesalahan, namun jasa ISIS jauh lebih besar dari akumulasi kesalahan tersebut. Untuk nasehat dan kritikan untuk ISIS yang langsung ditujukan untuk Amirnya, Abu Bakar AlBaghdadi, Husein bin Mahmud menyatakan beberapa poin, yaitu: Pertama, menerima tahkiim, karena hal itu mengandung kemaslahatan bagi umat secara umum dan kepada mujahidin secara khusus. Sebab hal itu dapat menutup kesempatan bagi jama’ah-jama’ah dan faksi-faksi yang masih belum jelas, selain juga agar tercapai kesatuan. Hampir semua ulama jujur mendukung upaya ini. Jika kebenaran berada di pihak ISIS maka mereka dapat mengambil kembali hak mereka, adapun jika kebenaran di pihak lawan, maka mereka bisa mengembalikan hak tersebut pada pemiliknya yang benar. 32 Simak keterangan audio Abdullah Al-Muhaisini yang berjudul Alaa Hal Balaghtu, http://www.youtube.com/ watch?v=s08_Tm_Mbyg&feature=youtu.be [ Diakses pada 03/02/2014] 33 Lihat https://www.facebook.com/almoraqeb1/posts/1520579194833779?stream_ref=10
21
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi IX/ Februari 2014
Kedua, sebagai faksi yang menamakan diri dengan Daulah, tidak layak suatu Daulah memiliki beberapa juru bicara yang memberikan keterangan-keterangan yang saling kontradiksi. Ini dapat memberikan bahaya bagi ISIS. Seharusnya pemberian keterangan tersebut disatukan dengan mengadakan perjumpaan pers yang dapat mengumpulkan antara para penuntut ilmu dan para awak media. Seyogianya ISIS memiliki seorang juru bicara resmi yang mampu menyampaikan keterangan dengan baik dan memiliki kebijaksanaan, serta melarang yang lainnya untuk menyampaikan keterangan-keterangan rancu yang bisa dimanfaatkan oleh musuh di satu sisi, dan membuat bingung para pendukung. Ketiga, merilis penjelasan umum bagi personel-personel ISIS dan pendukungnya untuk tidak mencela ulama dan para da’i. Penjelasan tersebut berisi sikap Ahlus Sunnan wal Jama’ah terhadap orang yang menyelisihinya. Para personel dan pendukung ISIS kemudian diharuskan untuk menerapkan sikap tersebut sehingga tidak terjadi kekisruhan. Sebagian ulama yang memberikan nasehat tersebut akan menerima saran jika disampaikan secara adil dan beradab. Keempat, ISIS seharusnya memiliki lembaga syar’i yang terdiri dari para ahli ilmu yang bisa dimintai fatwa dalam perkara-perkara penting namun masih samar. Untuk urusan peperangan internal, yang boleh berijtihad hanyalah orang-orang yang mendalam keilmuannya. Pimpinan sariyyah atau katiibah tidak boleh berijtihad seorang diri. Karena hal ini berkaitan dengan nyawa dan darah yang pada dasarnya dilindungi, dan bahayanya juga akan kembali pada umat. Kelima, umat sangat gembira dengan keberhasilan operasi ISIS di Irak dalam menyerbu penjara dan membebaskan para tawanan Muslimah dari sana, namun para tawanan Muslimah yang berada di penjara-penjara Syiah Nushairiyah, banyak Mujahidin yang seakan-akan melupakannya. Siapa lagi yang lebih diharapkan untuk membebaskan mereka di Homs, Aleppo, dan Yarmuk? Berapa banyak Muslimah yang berteriak minta tolong pada saudara-saudaranya namun tak seorang pun yang mampu menolong mereka. Apa yang akan kita katakan pada para wanita yang menjaga kesucian mereka yang kini berada dalam kepungan Syiah Nushairiyah, sementara suadara-saudara mereka melupakan mereka disebabkan perselisihan diantara mereka. Keenam, serangan gencar media yang telah memberikan penyesatan opini pada ISIS adalah suatu yang dimaklumi, namun sebagian yang disematkan pada ISIS merupakan buah dari perbuatan dan ijtihad sebagian saudara dari ISIS. Disana memang terdapat beberapa kesalahan yang harus disikapi dengan tegas, karena ini bukan sekedar urusan suatu jama’ah atau kelompok, namun merupakan urusan umat. Ketujuh, tak seorang ulama pun yang bergembira dengan peperangan internal di Syam, seluruhnya menganggap sebagai suatu yang buruk. Untuk itu, tanpa melihat pada realita yang terjadi, peperangan tersebut harus segera dihentikan dan kembali di arahkan untuk memerangi Syiah Nushairiyyah. Kedelapan, ISIS dan para pimimpin dari faksi lain untuk kembali meninjau mengenai cara menyikapi orang yang berbeda pendapat dengan mereka. Tidak sepantasnya perdebatan ditunjukkan secara terang-terangan. Para pimpinan seharusnya menyelesaikan perselisihan ini sesama mereka dengan cara rahasia. Jika perselisihan ini diketahui oleh khalayak ramai maka akan menjadi santapan orang-orang rendahan, dan akan diambil kesempatan oleh musuh, serta menyebabkan orang yang sakit hatinya akan membersihkan setiap akun yang bertentangan dengannya. 22
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi IX/ Februari 2014
Kesembilan, jika memang hasil mahkamah tersebut ISIS diminta untuk meninggalkan Syam dan menyerahkannya kepada Jabhah Nushrah dan membiarkan beberapa peersonal yang ingin tetap di Syam, maka hal ini tidak akan memberikan bahaya bagi mujahidin. Apa yang baru-baru terjadi di Irak memerlukan sikap-sikap dan langkah-langkah yang lebih serius. ISIS telah menyerang Syiah Nushairiyah melalui pedangnya, Al-Julani, orang yang telah dikenal ISIS. Bisa jadi keberadaan beberapa personel ISIS yang ingin tetap di Syam akan memberikan maslahat pada mereka dan bagi umat. ISIS juga bisa meninggalkan personel yang dibutuhkan Al-Julani di Syam, kemudian ISIS lebih berfokus ke Irak, disebabkan beban terlalu berat ISIS untuk menghadapi keduanya secara besamaan, untuk melemahkan rezim Syiah Rafidhah dan mengembalikan peradaban Khilafah Abbasiyah ke tangan umat Islam. Dan jika Al-Julani meminta bantuan personel, maka ISIS sebelumnya telah memberikan contoh pada manusia untuk membatalkan setiap perbatasan antara negara-negara Islam.34 Awan gelap memang saat ini menggelayut di langit Aleppo, tak hanya hujan birmil dari pasukan Nushairiyyah, namun juga pertikaian yang terjadi di antara pejuang di sana. Dan awan tersebut nampak semakin gelap setelah terjadi serangkaian pembunuhan misterius terhadap para pemimpin pejuang di Aleppo, mulai dari pembunuhan Kolonel Abdul Qadir Shalih, pemimpin Liwa Tauhid, kemudian Abdul Aziz Al-Qatari, pemimpin Jundul Aqsha, lalu disusul dengan Hajji Bakar, orang kedua di ISIS, dan yang terkini orang yang menjadi kepercayaan Aiman Azh-Zhawahiri di Suriah, Abu Khalid As-Suri, pun terbunuh. Konflik yang memang tidak diinginkan oleh semuanya ini berdampak negatif pada tujuan utama kelompok jihadi, yaitu menjatuhkan rezim Syiah Nushairiyah Basyar Asad. Namun, beberapa kalangan jihadi yakin bahwa konflik ini merupakan fase pemutihan barisan dan isyarat akan dekatnya kemenangan yang dijanjikan dalam nubuwah. Tidak kalah penting untuk diperhatikan bahwa konflik ini tidak terjadi di seluruh wilayah Suriah, bahkan sebagian besar berjalan seperti biasa. Harapannya, setelah berlalu fase ini, persatuan dan kesolidan bisa tercapai. Persatuan yang dihasilkan setelah peperangan memang tercatat dalam lembaran sejarah Islam, bahkan itu terjadi pada generasi terbaiknya. Jika kelompok jihadi di Suriah, terpaksa menjalani fase ini hingga proses pemutihan barisan ini usai, maka para pendukung jihad global yang bijaksana semestinya tetap memberikan dukungan moral maupun meteri kepada rakyat Suriah. Dukungan moral berupa memunajatkan doa agar konflik internal ini segera berlalu dan mereka segera memperoleh kemenangan, sementara dukungan materi berupa aluran bantuan uang atau lainnya karena rakyat Suriah di pengungsian jauh lebih banyak dari yang berjuang. Selain itu, tak kalah pentingnya juga adalah untuk tidak saling mencemooh, mencela, dan menghina sesama mereka, terkhusus pendukung Jabhah Nushrah dan Daulah Islam Irak dan Syam yang merupakan para aktor dan panutan utama jihad global. Ada yang harus senantiasa diingat, meski Daulah Islam Irak dan Syam bukan afiliasi resmi dari Al-Qaidah Pusat, namun afilasi resmi Al-Qaidah Pusat, Jabhah Nushrah, merupakan afilasi tidak resmi dari Daulah Islam Irak dan Syam. 34 Lihat Husein bin Mahmud, Risaalah Ilaa Al-Baghdaadi, https://alfidaa.info/vb/showthread.php?t=93059
23
LAMPIRAN
Duhai Seandainya Kaumku Mengetahui... Sebuah pesan dari mujahid ISIS kepada para ulama yang jujur, dai pemberi nasihat, saudarasaudara mujahidin, dan seluruh umat Islam. Ditulis oleh: Muhammad Sumuh Ar-Rasyid Abu Ubadah Al-Maghribi Anggota Dewan Syariah Daulah Islamiyah Iraq wa Syam (ISIS). Diterjemahkan oleh: Agus Abdullah. Untuk : www.kiblat.net
S
egala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Saya memuji-Nya dan mensucikan-Nya dalam keadaan lapang dan sempit; saat dalam kenikmatan maupun ujian.
Allah hendak membersihkan dan memurnikan barisan-Nya dari kotoran di dalamnya, hingga pertolongan tidak akan turun kecuali kepada kelompok yang berhak menerimanya.
Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi kita Muhammad, manusia terbaik dalam hal kesabaran ketika mendapatkan ujian. Beliau disakiti, namun bersyukur. Dan juga kepada para shahabat yang suci, para salaf yang benar, dan siapa saja yang mengikuti jejak mereka siang dan malam. Amma ba›d:
• Ini fitnah karena dengan peristiwa itu, Allah hendak mensucikan orang-orang saleh dari dosa dan maksiat yang pernah mereka lakukan, agar mereka kembali.
Kalimat-kalimat ini saya tulis untuk kalian dari bumi Syam yang diberkahi. Saya menulisnya saat saudara-saudara di sekelilingku mengalami pembunuhan dan penangkapan setelah api fitnah bergolak dan banyak kabar burung yang menyebar. Ini pantas disebut fitnah, tetapi bukan karena hakikatnya adalah peperangan dalam fitnah antara sesama muslim yang melampaui batas atas lainnya, seperti diyakini banyak orang. Karena ini hanyalah bagian kecil dari gambaran yang akan kami sebutkan, insya Allah. • Ia fitnah karena kebenaran telah bercampur dengan kebatilan hingga para dai dan pelajar yang jujur pun tidak bisa memilah (mana yang benar dan yang batil), apalagi orang awam yang mengikuti setiap orang bodoh yang berkicau apa pun. • Ini adalah fitnah karena karena gambaran sebenarnya telah terbalik, sehingga pembunuh bayaran disebut sebagai mujahidin yang jujur, sedangkan mujahidin yang sebenarnya disebut bughat (pembangkang) yang berdarah dingin. • Ini fitnah karena dengan peristiwa tersebut,
• Ia fitnah karena dengan itu, Allah menghendaki agar kelompok yang jujur menyadari kesalahan-kesalahannya yang pernah terjadi, sehingga bertemulah antara sunah kauniyah (sebab akibat) dan sunah syar›iyah (syarat kemenangan secara nash) untuk menurunkan pertolongan yang nyata. Hingga kebenaran tidak tenggelam dalam ombak lautan kebatilan, kepalsuan, dan penipuan yang banyak mengelabuhi manusia dan orang-orang yang jujur. Saya ingin menulis beberapa pesan dari medan perang. Saya juga akan merinci apa yang sebenarnya terjadi di sekeliling saya (baca: bumi jihad Suriah). Saya tidak mengubah sedikit pun dari fakta atau membalikkannya demi menenangkan banyak orang. Bukan demi itu, melainkan sekedar pelepasan tanggung jawab di hadapan Allah, agar tidak dikatakan, “Bukankah kita tahu (yang sebenarnya, tetapi mengapa tidak berbicara?—red). Semoga tulisan ini bisa menjadi peringatan dan pelajaran bagi mujahidin setelah kami. Sebab saya kira saya sudah tidak hidup lagi pada masa itu kelak. Sedangkan saya tahu bagaimana ganasnya peperangan ini. (Ini perlu kami sampaikan) agar mereka tidak jatuh ke dalam kesalahan yang pernah dilakukan oleh saudara-saudara mereka sebelumnya.
Pesan-pesan ini saya kemas dalam bentuk kalimat singkat, sebab kondisinya memang terbatas dan saya tidak memiliki banyak waktu luang, hingga bisa menulis yang panjang. Padahal masalah ini membutuhkan banyak lembar seandainya kami memaparkannya dengan bukti pada setiap kalimat yang saya tulis. Dengan memohon pertolongan Allah, saya katakan:
PESAN PERTAMA
K
epada para ulama yang memberi nasihat dan dai yang jujur, terutama Syaikh Sulaiman Al-Ulwan, Abu Muhammad Al-Maqdisi, dan Abu Qatadah Al-Falistini— semoga Allah membebaskan mereka semua dan mengangkat derajat mereka: Pertama-tama kami menyampaikan rasa hormat kepada kalian sebab kalian adalah menara yang menyingkap fitnah seperti ini. Sebagaimana ungkapan Hasan Bashri, “Sesungguhnya fitnah itu bila datang, maka setiap orang alim bisa mengetahui (hakikatnya), dan bila ia telah pergi, setiap orang bodoh pun menyadarinya,” maka—setelah kepada Allah, kami percaya kepada kalian. Wahai syaikh-syaikh kami yang mulia, Ketahuilah bahwa ada yang menginginkan agar kalian meyakini saling bunuh yang terjadi hari ini adalah perang fitnah antara faksi mujahidin yang melampaui batas terhadap faksi jihad lainnya. Dan bahwa apa yang terjadi, sebab aslinya ialah kesalahan yang dilakukan oleh ISIS, akibat sikap berlebihan (ghuluw) dan ekstrem. Sehingga faksi-faksi lain bertindak untuk mencegah permusuhan Daulah terhadap mereka. Akibatnya, saling bunuh pun terjadi, apalagi banyak orang sibuk menyebarkan peristiwa ini melalui twitter, untuk membesarkan apinya dan mencari-cari keuntungan dari apa yang terjadi. Atas kejadian itu, solusinya adalah seruan untuk menghentikan peperangan antara faksi mujahid dan pembentukan mahkamah independen dan solusi lainnya. Dan itulah gambaran yang oleh media dimunculkan dengan menyebutkan bahwa peperangan terjadi antara Daulah Islam (ISIS) dan Ahrar Syam. Bersamaan dengan
itu, mereka tidak henti-hentinya berupaya memunculkan Jabhah Nusrah (JN) sebagai kelompok moderat. Padahal kenyataannya, wahai para Syaikh yang mulia—dan kami bersumpah dalam hal ini— bahwa itu adalah konspirasi yang disiapkan dan dihembuskan oleh jaringan intelijen Barat dan Arab. Dan itu dikendalikan oleh para ulama yang jahat, seperti Al-Ur’ur, Syafi Al-Ajmi dan siapa saja yang menyambutnya. Mereka tidak pernah berhenti untuk berdusta terhadap mujahidin. Mereka juga didukung oleh aliansi berhala dan Majelis Nasional. Pelaksana di lapangannya ialah Syabihah FSA (FSA sekuler), kelompok-kelompok perampok, pedagang narkoba, para pencuri, dan orang-orang yang berada dalam jaringan mereka. Tujuannya ialah memadamkan jihad di Syam, bukan membasmi ISIS. Akan tetapi, secara bertahap, mereka sepakat untuk membasmi peringkat musuh yang paling sulit, yaitu ISIS. Kalau tujuan mereka ini sudah tercapai—semoga Allah tidak menakdirkannya, maka tidak mustahil target berikutnya ialah Jabhah Nusrah. Target berikutnya lagi ialah semua faksi lainnya yang jujur. Mereka akan membiarkan siapa pun yang menjual agama dengan dunia di sini, bersama faksi-faksi yang menerima anshaful hulu (solusi setengah-setengah yang justru menambah ruwet; Red) dan rela dengan negara madani dengan aroma Islami—yang mungkin mereka tidak akan mencium aromanya. Mereka membuat kesepakatan ini dengan Konferensi Jenewa dan menentukan format urusan ini dari pokoknya. Kami katakan kepada kalian wahai syaikh-syaikh kami, bagaimana pun pembelaan terhadap Ikhwanul Muslimin atas apa yang mereka alami di Mesir, maka bagian dari mereka di Syam telah bersekutu dalam konspirasi ini. Yaitu dengan beberapa orang dari mereka di lapangan dan mengikuti aliansi berhala dan majelis nasional, serta beberapa faksi yang dibeli dengan harta. Belum lagi ikatan ulama mereka yang selalu mencela mujahidin! Inilah sebenarnya yang terjadi, dan—takdir Allah—yang berperang adalah antara katibahkatibah ISIS dan Ahrar Syam, serta beberapa anggota Jabhah Islamiyah, akibat beberapa
kezaliman yang terjadi antara pihak, dan itu tidak diselesaikan dengan cara yang benar. Sehingga permasalahan ini semakin rumit dan menjadi api fitnah. Seperti diketahui semua orang, yang paling berperan dalam hal ini adalah Jabhah (Islamiyah), meskipun ada beberapa kesalahan dan tindakan pelanggaran dari ISIS. Akan tetapi ini (perang antara ISIS dan Ahrar) hanyalah bagian kecil dari peperangan ini, sedangkan yang paling banyak dan terbesar ialah peperangan mujahidin melawan shahawat (tentara bayaran/agen). Hanya saja, media menggambarkan cabangcabang yang mengikuti sebagai pokok persoalannya, untuk menyalakan api peperangan lebih banyak dan memperburuk citra ISIS. Distorsi terhadap ISIS selalu dihembuskan hingga membutakan mata orangorang yang jujur, akhirnya mereka pun ambil bagian dalam menyerang Daulah, tanpa mereka sadari. Inilah yang terjadi. Wahai syaikh-syaikh kami yang mulia, Pihak yang mengumumkan perang terhadap kami adalah Jaisy Mujahidin dan Jabhah Tsuwar Suriah yang dipimpin oleh si zindik Jamal Makruf dan Ammar Al-Wawi. Tanyakanlah kepada orang-orang Suriah tentang dua orang ini, jangan menanyakan kepada kami! Bertanyalah kepada Faishal Al-Qasim Ad-Durzi tentang hakikatnya! Orang zindiq, Jamal Makruf ini ketika didatangi oleh Abu Abdul Aziz AlQatari—rahimahullah—pemimpin Jamaah Jundul Aqsha, untuk bernegosiasi dengannya, Jamal Makruf justru membunuhnya dengan tangan dingin bersama beberapa pengikutnya. Kemudian, ia memberondong siapa pun yang ingin mendekat ke jenazahnya.
http://www.youtube.com/ watch?feature=player_ embedded&v=nzAEWX7sfRg
Adapun komandan Liwa Tauhid di daerah AlBab, Hajji, maka bertanyalah kepada manusia di sana tentang kejahatannya, bagaimana mereka merampok, dan memerangi manusia.
Bertanyalah kepada orang-orang tentang khamar yang diminum pada siang bolong sambil mengatakan, “Hari ini, kita bisa minum khamar tanpa rasa takut!” Dan bendera yang dikibarkan di markas Daulah bukanlah bendera Ahrar Syam, melainkan bendera SNC (Syrian National Council). • Bertanyalah kepada orang-orang muhajirin dari JN bagaimana mereka memberikan tawaran kepada JN, juga tentang perilaku mereka (oknum anggota JN yang asli Suriah— red), bagaimana mereka menyambut tawaran itu dan mengatakan, “Kami diperintah untuk membasmi muhajirin.” • Bertanyalah kepada penduduk wilayahwilayah yang dari sana ISIS mundur, tentang pencurian dan perlakuan beberapa kelompok FSA terhadap penduduk. Bertanyalah kepada mereka tentang rumah-rumah warga Suriah yang dirusak dan diobrak-abrik dengan alasan pemiliknya mendukung ISIS. • Tanyakanlah kepada mereka tentang anak-anak yang ditangkap karena mereka sebelumnya belajar di ma’had-ma’had Syar’iyah milik ISIS. • Bertanyalah kepada penduduk Homs dan orang-orang yang jujur dari beberapa faksi mujahidin, tentang sejumlah besar senjata yang muncul tiba-tiba dan pemiliknya selalu mengatakan bahwa mereka membutuhkan bantuan karena kekurangan amunisi. Lantas ke mana semua senjata itu? Mengapa senjatasenjata itu disembunyikan? Seandainya saja kalian melihat video pemimpin shawawat itu sedang bersama pejabat Amerika yang telah beredar dan apa yang tidak bisa mereka sembunyikan! Bila kalian belum menerima kesaksian kami ini, maka tanyakanlah kepada Faishal Al-Qasim Ad-Durzi dan Abdul Bari Athwan, serta seluruh analis yang semuanya menyimpulkan bahwa
perang antara mujahidin ini adalah konspirasi Barat, yang bertujuan untuk membasmi mujahidin yang jujur. Agar setelah itu mereka leluasa merealisasikan rencana yang telah disepakati di Jenewa. Yang mengherankan, sebagian orang masih saja mempertahankan pendapatnya bahwa itu adalah perang fitnah antara faksi Islam, dan yang membunuh serta yang dibunuh berada di neraka! Semua analis mengetahui bahwa sebab pecahnya perang terhadap shahawat pada saat ini sejatinya ialah sengitnya pertempuran yang dihadapi oleh orang-orang Syiah Rafidhah dari saudara-saudara kami Mujahidin ISIS, serta kekompakan para penduduk Suriah bersama ISIS. Maka mereka (musuh Islam) takut bila ISIS menjadi bintang dan dipuji-puji, sehingga orang-orang akan mendukung dan bersegera pergi ke Suriah. Wahai syaikh-syaikh kami… Kalian telah melihat senyum dan karamah para syuhada kami di pembunuhan yang mereka alami, untuk menguatkan bahwa mereka bukan berperang dalam fitnah. Tetapi, secara umum, sejatinya adalah perang riddah masa kini (perang melawan orang-orang murtad—Red). Dan bahwa syuhada kami adalah para syuhada terbaik. Dan kami tetap menyatakan wajibnya pemberhentian perang, meskipun ini pada dasarnya bukan prinsip semula (karena yang diperangi adalah para penjahat—Red) Wahai syaikh-syaikh kami, karena kegembiraan para penjahat itu pada serangan pertama (terhadap ISIS) dengan membunuh 444 mujahid dan keyakinan bahwa suasana telah mendukung, mereka pun buru-buru menampakkan rencana mereka. Maka mereka mulai dengan menampakkan permusuhan dan membalik apa yang sejatinya ada pada JN. Buktinya, mereka meneriakkan di saluran televisi bahwa “JN telah bebas dari pemikiran takfiri serta meninggalkan keterkaitannya dengan Al-Qaidah dan Al-Zawahiri! Bila tidak, pasti bernasib sama (dengan ISIS).” Bahkan, seorang zindiq, Kolonel Miqdad, yang berbicara atas nama FSA mengatakan, “Kami tidak akan meninggalkan Suriah untuk para serdadu Al-Zawahiri.” Adapun Jabhah Islamiyah, maka kebanyakan
Ya, mungkin seseorang akan mengatakan bahwa Syaikh Adnani— semoga Allah melindunginya—telah menyampaikan peringatan yang kasar terhadap Ikhwan (IM Mesir) dan tidak semestinya dalam pesannya, hingga menimbulkan konsekuensi yang tidak baik—yang bukan dari keyakinan aslinya. Kami sebenarnya juga menginginkan agar kata-kata seperti itu dihindari. Akan tetapi, apakah tidak ada lagi pintu maaf bagi kami? pasukannya adalah orang-orang yang jujur. Faktanya, sebagian dari mereka mengundurkan diri dan bergabung dengan Daulah, karena menyaksikan pengkhianatan pemimpin mereka. Sebagian lain tidak mau terlibat dari perang (terhadap ISIS). Sebagian lain lagi ikut dalam perang ini karena kesalahan takwil. Sebagian bergabung dengan para penjahat yang murtad untuk membasmi mujahidin. Sangat banyak Syabihah di faksi-faksi ini. Adapun pemimpin Jabhah Islamiyah, dalam hal ini Dr. Iyad Qunaibi selalu berhusnudzan kepada mereka, dan mendukung hingga mengorbankan Jabhah Nusrah… kami menganggap ini terjadi karena beliau tidak tahu hakikatnya, dan juga beberapa dai dan ulama berhuznudzan kepada mereka Jabhah Islamiyah hanya karena dalam piagam mereka mencantumkan kata Tahkim Syariah. Para dai itu lupa bahwa Rabbani dan Sayyaf telah membaiat Hikmatyar untuk Tahkim Syariah saat mereka di bawah naungan Ka’bah, namun kemudian apa yang terjadi? Wahai syaikh-syaikh kami… Tanyakanlah tentang pemimpin militer Jabhah Islamiyah, Zahran Alusy, yang oleh orang yang dekat maupun yang jauh, diketahui memiliki keterkaitan dengan intelijen Saudi—dan ini tidak bisa dipungkiri atau berusaha menghindar darinya. Pemimpin inilah yang populer dengan penarikan pasukan besarnya (dari perlawanan terhadap rezim) hingga menjadi bahan tertawaan penduduk Suriah. Adapun muftinya, “Al-Ka’ki”, maka ia telah menegaskan bahwa Syaikh Al-Maqdisi dan AlUlwan adalah khawarij zaman ini!! Adapun Hassan Abud, pemimpin Harakah Ahrar
Syam, maka biarlah waktu membuktikannya; apakah ia dusta atau jujur. Hanya saja, hendaknya kalian tahu bahwa ia telah berkunjung dua kali ke Qatar serta mondar-mandir di Turki secara bebas. Meskipun bagaimana sejatinya dia bisa diketahui, beberapa pertimbangan menuntut kita untuk tidak bersikap kepadanya. Proyek Jabhah Islamiyah, sejatinya adalah proyek intelijen Saudi. Ini adalah perkara yang bukan rahasia lagi bagi orang yang mengikuti peristiwa-peristiwa terkait. Beberapa orang masuk ke kelompok ini dalam kondisi tahu hakikatnya, sedangkan sebagian lain masuk atas dasar niat yang baik namun tidak peduli karena kondisi kekurangan dana. Dalam hal ini, mereka mengira bahwa masuknya ke Jabhah Isn lamiyah sebagai kebijakan atas pertimbangan secuil maslahat. Dan kelompok terakhir ini telah memutuskan hubungan dengan ISIS! Akan tetapi, wahai Syaikh-syaikh kami, muncul kenyataan bahwa sebagian orang tidak sadar juga meskipun pemimpin Jabhah Islamiyah, menegaskan, “Saya adalah antek rezim Saudi. Saya memperbantukan kalian tanpa kalian sadari!” Sebagian orang, wahai syaikh-syaikh kami, husnudhan mereka lebih didahulukan kepada setiap faksi, bahkan kepada FSA, tetapi khusus terhadap ISIS, suudzan mereka didahulukan. Sebagian orang, wahai syaikh-syaikh kami, telah dikuasai oleh persepsi buruk atas kesalahan dan kezaliman ISIS, dan melupakan konspirasi musuh dan orang-orang munafik! Wahai Syaikh-syaikh kami, apakah kalian setuju dengan perkataan Abu Bashir Ath-Thurtusi, “Bahwa ‘Da’isy’ adalah tandzim (jihad) yang telah diselewengkan dan menjadi tersangka, yang wajib diperangi dan diselisihi?” Padahal semua tahu bahwa Thurthusi hanya berada di Suriah beberapa bulan saja telah menjadi sebab banyak fitnah, lalu bergabung dengan FSA. Tidak ada kelompok Islam di lapangan yang menarik hatinya. Kemudian, ia kembali ke London untuk mengamati kesalahan-kesalahan jihad Syam. Banyak orang mengatakan bahwa apa yang terjadi pada dasarnya adalah disebabkan oleh kesalahan ISIS dan politiknya yang tidak mengenal kompromi untuk memaksakan
pendirian mereka di lapangan, tindakan ekstrem sebagian anggotanya, tidak mau mengikuti mahkamah independen dan banyak tuduhan lainnya yang kemudian menjadi bahan perbincangan para dai dan orang yang arif. Hingga orang awam mengangkat slogan “Kezaliman Da’isy”. Sayang, mereka tidak mengetahui propaganda musuh dan pengkhianat munafik. Jawaban kami: Kami mengakui kesalahankesalahan yang terjadi, akan tetapi anggaplah atau seandainya Daulah tidak memiliki kesalahan-kesalahan—seperti yang dibuatbuat oleh banyak orang terhadap Daulah—dan dianggap sama dan kemudian berjalan seperti JN; seandainya ada jihad tanpa kesalahan—dan ini tidak mungkin dalam praktiknya—apakah musuh-musuh Allah tidak akan memainkan drama untuk mewujudkan konspirasi yang sama? Kapan orang-orang itu sadar bahwa ini adalah konspirasi terhadap jihad, bukan terhadap ISIS? Adapun kesalahan-kesalahan ISIS, media sangat sibuk memberitakannya hingga terasa aneh bagi beberapa orang yang jujur untuk bersikap netral, dengan alasan bahwa apa yang terjadi adalah perang dalam kondisi fitnah. Padahal sejatinya kesalahan itu tidak terjadi! Kami telah berupaya untuk menjauhi dari pertempuran semampunya dan memberi tenggat waktu setelah tenggat waktu sebelumnya. Kami telah memperingatkan setiap faksi, bahkan yang tidak Islami, bahwa tujuan kami tidak memerangi mereka. Namun tidak ada yang menjawab. Bukan karena mereka ingin menuntut kezaliman, melainkan karena mereka berperang karena dibayar. Dan ini sudah terbukti secara yakin. Benar, telah terjadi kesalahan selama pertempuran ini dan ada beberapa target yang salah, akan tetapi ini hanya sedikit dan terbatas. Wahai Syaikh-syaikh kami, tampaknya berita tentang kami yang sampai kepada kalian tidak bersih dari keberpihakan yang mendorong mereka. Sebab mereka mengabarkan kepada kalian dengan mencitrakan buruk kami serta jihad dan pengorbanan kami di banyak tempat. Di sisi lain, mereka mengabarkan kepada kalian tentang kesalahan-kesalahan dan kekerasan
kami di banyak tempat. Ya, di jajaran Daulah ada beberapa tentara yang memiliki keyakinan berlebih, dan mungkin itu dalam pandangan sebagian orang yang melihat secara normatif, namun itu bukanlah kebijakan Daulah. Bukan manhaj juga bukan akidah ISIS. Bukan pandangan dari luar yang menggerakkan Daulah atau mempengaruhi keputusankeputusanya. Selanjutnya, bukankah Khawarij yang keluar dari pemerintahan Utsman dan memeranginya di pasukan Ali dan barisannya; orang-orang yang berperang bersama Zubair, Thalhah, dan Aisyah di perang Jamal, kemudian Muawiyah di perang Shiffin, meskipun demikian, mereka adalah dua kelompok yang lebih dekat kepada kebenaran? Ya, mungkin seseorang akan mengatakan bahwa Syaikh Adnani—semoga Allah melindunginya—telah menyampaikan peringatan yang kasar terhadap Ikhwan (IM Mesir) dan tidak semestinya dalam pesannya, hingga menimbulkan konsekuensi yang tidak baik—yang bukan dari keyakinan aslinya. Kami sebenarnya juga menginginkan agar katakata seperti itu dihindari. Akan tetapi, apakah tidak ada lagi pintu maaf bagi kami? Kami menemukan mereka (anggota IM) mengulang lagi percobaan partai Islam di Iraq, namun sekarang mereka berdiri di barisan shahawat untuk melawan kami. Ya, memang ada perselisihan antara kami dan ikhwan kami di Jabhah Nusrah. Wahai syaikhsyaikh kami, kami pastikan bahwa kabar yang sampai kepada kalian jauh dari kenyataan. Jangan mengkhawatirkan isu deklarasi baiat Khilafah dan semacamnya karena ini bukanlah perkara yang disponsori oleh Daulah Islam— meskipun mungkin beberapa anggota dan pendukung ISIS mengatakan itu menurut keyakinan pribadi. Namun, dewan syariat kami tahu dan mengajarkan bahwa sekarang ini adalah baiat imarah (kepemimpinan), bukan baiat khilafah. Meskipun kami berharap kepada Allah agar imarah ini menjadi bibit khilafah di masa mendatang dengan izin Allah. Wahai Syaikh-syaikh kami, percayalah bahwa tentara ISIS dan para pemimpinnya tidaklah kami yakini kecuali sebagai orang-orang yang
Jangan mengkhawatirkan isu deklarasi baiat Khilafah dan semacamnya karena ini bukanlah perkara yang disponsori oleh Daulah Islam—meskipun mungkin beberapa anggota dan pendukung ISIS mengatakan itu menurut keyakinan pribadi. Namun, dewan syariat kami tahu dan mengajarkan bahwa sekarang ini adalah baiat kepemimpinan, bukan baiat khilafah. Meskipun kami berharap kepada Allah agar marah ini menjadi bibit khilafah di masa mendatang dengan izin Allah. ikhlas di dalam akidah Ahlus Sunah wal Jamaah, bukan khawarij dan bukan orang-orang yang melampau batas. Mereka tidaklah membaiat Al-Baghdadi dan bergabung ke ISIS karena fanatik dan cinta golongan. Tetapi karena mereka melihat ISIS-lah kelompok yang paling mampu menegakkan kebenaran. Kemudian, mereka adalah orang-orang yang telah teruji oleh situasi sulit, ujian dan musibah. Semangat dan keteguhan mereka telah teruji, meskipun ada kesalahan-kesalahan yang kita ketahui, baik kita setuju maupun tidak. Wahai Syaikh-Syaikh kami, percayalah bahwa kami menganggap kalian dan seluruh pemimpin jihad di di dunia ini, seperti Syaikh Al-Zawahiri, Syaikh Abu Bashir Al-Wuhaisyi, Syaikh Abdul Wadud—semoga Allah menjaga mereka semua, kami anggap sebagai jaminan (baca: rujukan) untuk keselamatan jalan dan kebenaran manhaj secara keseluruhan. Bila jelas pada kami bahwa jalan ikhwan-ikhwan kami (ulama) di Daulah—semoga Allah tidak menakdirkannya—telah menyimpang dari jalan yang lurus, dan ini tidak kami temukan sampai hari ini, maka kami tidak akan bersama mereka sekejap mata pun. Karena kami ini berputar mengikuti kebenaran, bukan mengikuti tokoh. Meskipun ada beberapa interpretasi dan rincian yang kami percaya bahwa orang yang berada di tempat lebih tahu daripada yang tidak hadir. Adapun Dr. Iyad Qunaibi—semoga Allah mengampuni Anda—yang datang untuk menengahi kami, dengan mengatakan, “Adalah kezaliman (dari ISIS) yang bisa mereduksi upaya saudara-saudara kita di Iraq, di mana mereka
(ISIS) telah menghancurkan jihad di sana.” Apakah ini keadilan yang layak mendapatkan apresiasi? Anggapan dan ketidakberpihakan Anda akan mengendalikan Anda kepada hasil akhir yang Anda temukan, minimal dalam fitnah ini. Akan tetapi, tampaknya hubungan Anda dengan Hasan Abud yang berkelanjutan tidak mengizinkan itu! Tampak bahwa Anda tidak melihat secara rinci jihad Afghan pertama dan tidak melihat rincian jihad Iraq, hingga Anda berpendapat seperti itu, pendapat yang disetujui oleh Syaikh Hamid AlAli—semoga Allah mengampuninya—ketika ia cenderung kepada Jaisy Islam dan faksi lainnya yang melakukan hal yang sama dilakukan oleh Jabhah Islamiyah hari ini. Sekarang, manakah Jaisy Islam (di Iraq) dan para pemimpinnya hari ini? Di manakah Ibrahim Asy-Syamri dan Abu Al-Abd sekarang? Kami mengira, sikap moderat Anda akan membawa Anda untuk memuji jihad saudarasaudara kami di Iraq dan aksi-aksi mereka yang membuat marah setiap orang kafir dan munafik, atau membela kami dari tuduhan Al-Ur’ur dan Syafi Al-Ajmi. Akan tetapi, tampak bahwa semua itu tidak ada dalam diri Anda. Tidak ada yang prioritas pada diri Anda selain kesalahankesalahan Daulah! Atau karena Hassan Abud memuji Syafi Al-Ajmi, sehingga Anda tidak bisa mencelanya? Kami tidak bertanggung jawab terhadap “anakanak kecil” di internet atau orang-orang bodoh yang mencibir Anda, atau para pendukung (ISIS) yang bersikap keras kepada Anda. Dosa mereka bukan tanggungan kami! Bagaimana pun, kami tidak berharap dukungan dari Anda, akan tetapi kami berharap, bila fitnah ini telah berakhir dan persoalan dan hakikatnya telah jelas bagi Anda, tunjukkanlah sikap ramah kepada saudara-saudara kami muhajirin yang tidak pernah mendapatkan sikap yang mendukung atas serangan kepada mereka. Dan saat mereka dizalimi—sebagaimana Anda menolong mereka dengan nasihat atas apa yang Anda lihat ketika mereka berbuat zalim dan salah. Mungkin di dalamnya ada kebenaran, maka kami mengakui dan tidak mengingkari. Karena banyak dari mereka akan menjadi syuhada di kuburnya.
PESAN KEDUA
K
epada seluruh pemimpin jihad di mana pun berada, terutama Syaikh yang bijak, Dr. Aiman Al-Zawahiri—hafidahullah. Demi Allah, wahai Syaikh kami, kami sangat menyayangkan atas perselisihan yang terjadi antara kami dan kalian. Kami memohon ampunan kepada Allah untuk para pemimpin jihad atas kesalahan interpretasi dari perselisihan itu demi menolong Islam dan kaum muslimin. Wahai syaikh kami, percayalah bahwa kami sangat menjunjung tinggi kedudukanmu di hati kami. Engkau adalah bapak pendidik, hakim, guru, dan pemimpin yang berprestasi. Bagaimana tidak, sedangkan Imam Pembaru— rahimahullah— (Usamah bin Ladin; Red) telah memilih engkau untuk menemaninya dan engkau adalah orang terbaik yang membantu pemimpin terbaik? Abaikan saja ungkapan-ungkapan bodoh yang mungkin diucapkan oleh orang yang ekstrem dan tidak tahu, di mana barisan mana pun mungkin tidak lepas dari orang-orang seperti mereka, Namun engkau telah banyak mengajari kami dan tahu kedudukanmu di sisi kami. Pesan saya kepadamu wahai syaikh kami, adalah sama dengan yang telah kami ungkapkan sebelumnya. Kami percaya bahwa dengan kejujuran, ketidakberpihakan, dan lamanya pengalamanmu, engkau akan bersikap pertengahan kepada saudara-saudaramu, bukan untuk mendukung mereka (JN; Red)— meskipun mereka memang berhak untuk itu— akan tetapi engkau menyampaikan itu untuk menjaga kelangsungan jihad di Syam. Ada satu kalimat yang ingin saya sampaikan kepada saudara kami Abu Muhammad AlJaulani—semoga Allah mengampuni dan memberikan petunjuk kepadanya. Wahai saudaraku yang mulia, anggaplah kebanyakan pertempuran yang terjadi sekarang ini adalah perang dalam kondisi fitnah, bukankah Anda melihat bahwa yang terbesar adalah perang melawan orang-orang murtad, di mana tujuan mereka adalah membasmi jihad? Bukakah Anda mendengar mereka telah menargetkan beberapa markas dan pasukan kalian hanya karena mereka muhajirin?
Bukankah Anda melihat banyak senjata yang hanya dikeluarkan untuk memerangi ISIS? Bukanlah Anda mendengar kata-kata kebencian yang keluar dari mereka dan mereka mengancam kalian setelah membasmi ISIS? Bukanlah Anda mendengar celoteh Kolonel AlMiqdad yang mengancam siapa saja yang ia sebut “Serdadu Al-Zawahiri”? Wahai saudaraku, Anda memiliki hak untuk mengingkari dan berlepas diri dari perang dalam kondisi fitnah yang terjadi, dan yang tidak kita inginkan juga. Bahkan, anda memiliki hak untuk mengkritik kebijakan Daulah, bila Anda suka, selama itu Anda lihat tidak membahayakan dirimu dalam urusan agama Allah. Akan tetapi, sebagai tuntutan keadilan dan persaudaraan dalam agama, dukunglah kami atas serangan anjing-anjing aliansi berhala dan Syabihah FSA yang mencela Allah dan agama-Nya! Jangan berpikir bahwa alasan melindungi “bibit lokal” (masyarakat setempat yang masih awam) akan banyak menolong dalam urusan ini. Anda bisa melihat pengalaman Ikhwanul Muslimin di Mesir. Mereka adalah “guru” dalam hal pendekatan terhadap masyarakat lokal, akan tetapi merekalah yang meninggalkan penerapan syariat dengan alasan menjaga bibit masyarakat awam, menurut keyakinan mereka. Tetapi kenyataannya, militer mengkudeta mereka dan “bibit masyarakat” itu tidak bisa menyelamatkan mereka. Bahkan banyak dari mereka berbalik memusuhi Ikhwan. Kami tidak memaksa seorang untuk menolong ataupun memberikan dukungan, akan tetapi kami ingin sikap Anda yang mendukung— meskipun di media—untuk menghadapi aliansi berhala, minimal. Mungkin ini bisa menyatukan hati dan mempersatukan barisan kembali. Kami masih menunggu sikap tersebut—seperti pernah Anda sampaikan kepada beberapa tentara—karena kami menganggap Anda masih dalam kebaikan. Mudah-mudahan itu muncul dalam waktu dekat.
PESAN TERAKHIR
K
epada kalian wahai mahkota bagi setiap kepala, pembalut bagi setiap luka, dan besi bagi setiap musuh. Wahai anak-anak
Usamah [bin Ladin;Red), wahai para pejuang Abu Mus’ab (Az-Zarqawi; Red) dan Abu Umar (Al-Baghdadi; Red) dan hiasan pandangan bagi Abu Bakar (Al-Baghdadi; Red), Wahai tentara ISIS, para pendukung dan pencintanya! Saya berbicara kepada kalian dari hati dan aku tidak akan lupa dari kelembutan, maka ambillah nasihat dari insan yang sayang kepada kalian. Aku katakan: Wajib kita ketahui bahwa ujian yang kita alami adalah akibat kesalahan tangan-tangan kita sendiri. Allah berfirman, “Musibah apa saja yang menimpa kian adalah karena usaha tangan-tangan kalian, dan Dia mengampuni kebanyakan darinya.” Allah berfirman kepada orang-orang beriman setelah perang Uhud:
اَأ َولَ َّما اَأ َصا َب ْت ُك ْم ُم ِص ْي َب ٌة َق ْد اَأ َص ْب ُت ْم ِم ْث َل ْي َها قُ ْل ُت ْم اَأنَّي َه َذا قُ ْل ُه َو ِم ْن ِع ْن ِد اَأنْف ُِس ُك ْم “Apakah bila kalian tertimpa musibah—padahal sebelumnya kalian telah ditimpa musibah— lalu kalian mengatakan, “Bagaimana ini bisa terjadi?” Katakanlah, “Musibah itu karena diri kalian sendiri.” (QS. Ali Imran : 165) Allah juga berfirman:
َولَ َق ْد َص َد َق ُك ُم اللّ ُه َو ْع َد ُه اإِ ْذ َت ُح ُّس ْونَ ُه ْم بِ إِا ْذنِ ِه َح َّتى اإِ َذا َف ِش ْل ُت ْم َو َت َنا َز ْع ُت ْم ِفي ا ْل� َأ ْم ِر َو َع َص ْي ُت ْم ِم ْن َب ْع ِد َما اَأ َراكُ ْم َما تُ ِح ُّب ْو َن ِم ْن ُك ْم َم ْن ُي ِر ْي ُد ال ُّدنْ َيا َو ِم ْن ُك ْم َم ْن ُي ِر ْي ُد ال� آ ِخ َر َة ثُ َّم ٍَص َر َف ُك ْم َع ْن ُه ْم لِ َي ْب َت ِل َي ُك ْم َولَ َق ْد َعفَا َع ْن ُك ْم اإِ َّن اللَّه ُذ ْو َفضْ ل َع َلى الْ ُم ْؤ ِم ِن ْي َن “Dan sesungguhnya Allah telah memenuhi janji-Nya kepada kamu, ketika kamu membunuh mereka dengan izin-Nya sampai pada saat kamu lemah dan berselisih dalam urusan itu dan mendurhakai perintah (Rasul) sesudah Allah memperlihatkan kepadamu apa yang kamu sukai. Di antaramu ada orang yang menghendaki dunia dan di antara kamu ada orang yang menghendaki akhirat. Kemudian Allah memalingkan kamu dari mereka untuk menguji kamu, dan sesungguhnya Allah telah memaafkan kamu. Dan Allah mempunyai
Jauhilah sikap meremehkan darah yang terlindungi, dan tindakan sejenis, seperti generalisasi hukum terhadap FSA. Tidak dibolehkan mengkafirkan mereka secara umum hanya karena mereka berafiliasi kepada FSA. Sebagai contoh, Kolonel Riyadh Al-As’ad dari FSA, kita semua tahu sikapnya yang adil. Banyak orang yang berafiliasi ke FSA lebih baik daripada beberapa orang yang berafiliasi kepada faksi-faksi Islam. Ada beberapa kelompok yang berafiliasi kepada FSA secara nama, tetapi mereka menunjukkan sikap yang baik kepada mujahidin. Karena itulah, tidak benar generalisasi hukum hanya karena nama. Misalnya, generalisasi FSA itu murtad, dan siapa yang berafiliasi kepada mereka juga murtad secara keseluruhan. Ini adalah sikap ekstrem yang dilarang. Generalisasi sifat murtad dan memerangi terhadap faksi mana pun memerlukan kepastian dan rincian. karunia (yang dilimpahkan) atas orang orang yang beriman.” (QS: Ali Imran Ayat: 152) Maka kita wajib meyakini bahwa musibah yang menimpa kita dan kekuasaan orang-orang yang hina terhadap kita, sebab langsungnya adalah dosa yang terjadi pada kita, dan kezaliman yang dilakukan oleh tentara kita. Apakah itu kesalahan sesama kita maupun kesalahan kita terhadap orang lain. Dan juga hak-hak yang tidak segera kita tunaikan kepada pemiliknya dengan alasan takwil dan lainnya. Dalam beberapa kesempatan, kita terburu-buru menjatuhkan keputusan hukum kepada manusia hanya karena dugaan atau perkiraan. Dan juga “asap gelap” di dalam barisan, baik sikap ekstrem maupun lainnya. Ujian itu pasti ada agar kita bertobat dan kembali. Maka kewajiban pertama bagi kita adalah mengembalikan hak-hak kepada pemiliknya. Dan membersihkan diri dari setiap kezaliman yang telah kita lakukan. Serta meminta ampunan dan maaf kepada Allah. Bila itu sudah dilalui, maka bergembiralah dan berharaplah kemenangan dari Allah. Selanjutnya, saudara-saudaraku, bedakanlah
dua jenis peperangan. Perang dalam kondisi fitnah: yaitu perang yang terjadi antara kita dan kaum muslimin di Ahrar Syam atau muslim lainnya akibat beberapa kezaliman yang terjadi di dua pihak dan tidak kunjung diselesaikan. Perang seperti ini tidak boleh dimulai, bahkan wajib berupaya untuk menghentikan dan menghindari sebab-sebabnya. Akan tetapi, siapa yang berbuat jahat kepada seseorang, hendaknya ia melawan untuk menyelamatkan dirinya saja. Tidak seorang pun boleh memvonis kafir dan sejenisnya kepada harakah Ahrar Syam atau harakah lainnya, atau jamaah yang bisa dipastikan bahwa faktor yang mendorongnya untuk memerangi adalah kezaliman yang terjadi di dua pihak. Siapa yang mengkafirkan mereka hanya karena mereka memerangi kita maka ia lebih dekat kepada pemikiran Khawarij, yang kita lawan diri dan pemikiran mereka. Pendapat dewan Syariah Daulah dan tentaranya bahwa faksi-faksi tersebut adalah muslim yang tetap terjaga darahnya selama tidak menampakkan pembatal Islam, yang kita ketahui secara yakin. Dan kita melawan mereka untuk mempertahankan diri saja, serta wajib bagi kita berupaya menghentikan sebab-sebab peperangan ini. Berdasarkan itu, janganlah menargetkan markas mereka secara sengaja dengan pemboman dan sejenisnya. Kami berlepas diri kepada Allah dari perbuatan seperti ini. Kecuali telah jelas bahwa orang-orang yang di markas itu adalah agen atau orang-orang murtad. Ini pun memerlukan kepastian dan verifikasi. Jauhilah sikap meremehkan darah yang terlindungi, dan tindakan sejenis, seperti generalisasi hukum terhadap FSA. Tidak dibolehkan mengkafirkan mereka secara umum hanya karena mereka berafiliasi kepada FSA. Sebagai contoh, Kolonel Riyadh Al-As’ad dari FSA, kita semua tahu sikapnya yang adil. Banyak orang yang berafiliasi ke FSA lebih baik daripada beberapa orang yang berafiliasi kepada faksi-faksi Islam. Ada beberapa kelompok yang berafiliasi kepada FSA secara nama, tetapi mereka menunjukkan sikap yang baik kepada mujahidin. Karena itulah, tidak benar generalisasi hukum hanya karena nama. Misalnya, generalisasi FSA itu
murtad, dan siapa yang berafiliasi kepada mereka juga murtad secara keseluruhan. Ini adalah sikap ekstrem yang dilarang. Generalisasi sifat murtad dan memerangi terhadap faksi mana pun memerlukan kepastian dan rincian. Sikap yang paling ekstrem dan berlebihan adalah perkataan yang tidak baik terhadap saudara-saudara kita di JN atau faksi Islam lainnya yang belum mengetahui manakah arah kebenaran dan masih bercampur dalam keyakinan mereka perang fitnah dengan perang riddah dan Shahawat, lalu memilih untuk memisahkan diri. Ali RA tidak mencela sahabat yang memisahkan diri darinya, padahal beliau adalah Khalifah yang sah menurut kesepakatan jumhur Ahlu halli wal aqdi. Apalagi, saudarasaudara kita di JN dan selain mereka adalah orang-orang yang jujur yang adakalanya mereka membantu kita. Alhamdulillah. Adapun orang-orang yang memerangi kita, tidak lantas kalian memvonis murtad kepada mereka semua secara takyin. Di antara mereka ada yang murtad pengkhianat, ada pelaku dosa besar karena mengikuti nafsu, ada yang tidak tahu apa-apa, dan ada yang salah takwil. Meskipun permasalahan kesalahan takwil menjadi sulit diterima seiring dengan jelasnya proyek murtad itu, tetapi mereka bila berkumpul di bawah satu bendera, maka mereka diperangi secara keseluruhan. Mereka akan dibangkitkan (di hari kiamat) sesuai niatnya dan syariat tidak membebani kita untuk memilah mereka dalam pertempuran. Jika mereka bisa dipisahkan, lalu beberapa faksi Islam memerangi kita, maka perang ini bukan perang riddah. Siapa yang berpendapat seperti itu maka ia telah mengikuti pendapat Khawarij. Perang seperti ini sifatnya ialah membela diri, bukan yang lain, sehingga yang dipertahankan adalah yang paling dikhawatirkan dan seterusnya. Perang ISIS bukanlah perang yang mengkafirkan pelakunya dan bukan salah satu pembatal keimanan menurut ijma’. Perang seperti ini tidaklah kita cari-cari dan wajib kita jauhi dan dihindari sebab-sebab yang mengarah ke sana. Akan tetapi, bila mereka menyerang kami, kami tentu melawan sebatas pembelaan diri terhadap jiwa kami.
Ketahuilah wahai saudara-saudaraku bahwa hari-hari ini kalian akan mendapati perkataan-perkataan yang keluar dari nama-nama yang tidak dikenal yang mengaku sebagai pendukung ISIS, dengan menyerang JN dan mengafirkan mereka karena tidak peduli terhadap ISIS. Hal lain yang tidak berbeda adalah mengucapkan takbir kepada semua faksi jihad di bumi Syam secara umum. Perkataan seperti ini adalah batil yang tujuannya ialah memprovokasi kalian untuk menyerang saudara-saudara kalian dan mengkafirkan mereka. Jauhilah sikap ekstrem, walaupun itu datang dari namanama yang dikenal mendukung kita sebelumnya. Adapun generalisasi kata shahawat (agen), maka ketahuilah bahwa kata ini bukanlah istilah syar’i yang didasari oleh hukum syar’i pula. Ia hanyalah istilah baru yang sebenarnya tidak boleh diterapkan secara umum. Sebab, bisa jadi terkesan bahwa shahawat terkait dengan loyalitas terhadap orang-orang kafir, yang berarti tindakan kemurtadan. Jadi, tidak benar bila ada perkataan terhadap ikhwan kita di Ahrar Syam bahwa mereka shahawat, atau bahkan terhadap tentara Jabhah Islamiyah secara umum. Bila ini terjadi, maka ini adalah kezaliman dan kesalahan yang wajib dijauhi. Janganlah kalian mengira bahwa maksud Syaikh Al-Adnani ketika menyebutkan kata shahawat adalah gerakan-gerakan Islam, hingga menjadi dasar untuk mengafirkan mereka. Ini adalah berlebihan yang dilarang oleh Syaikh. Ketahuilah wahai saudara-saudaraku bahwa hari-hari ini kalian akan mendapati perkataanperkataan yang keluar dari nama-nama yang tidak dikenal yang mengaku sebagai pendukung ISIS, dengan menyerang JN dan mengafirkan mereka karena tidak peduli terhadap ISIS. Hal lain yang tidak berbeda adalah mengucapkan takbir kepada semua faksi jihad di bumi Syam secara umum. Perkataan seperti ini adalah batil yang tujuannya ialah memprovokasi kalian untuk menyerang saudara-saudara kalian dan mengkafirkan mereka. Jauhilah sikap ekstrem, walaupun itu datang dari nama-nama yang dikenal mendukung kita sebelumnya. Janganlah kalian meyakini bahwa setiap orang
yang memberikan nasihat yang berlawanan dengan kita adalah musuh bagi kita. Bahkan, adakalanya pemberi nasihat itu lebih lembut kepada kita daripada kebanyakan orang yang mendukung kita, seperti dikatakan oleh Amir yang adil, Abu Umar Al-Baghdadi. Dan jangan mengira bahwa setiap orang yang mendukung dan membela kita dari setiap kesalahan maka kita anggap benar. Karena kita memiliki kesalahan dan dalam realitas pasti ada kesalahan tersebut dan juga dalam kebijakan. Kebenaran itu tidak terbatas pada kita. Jauhilah sejauh-jauhnya setiap penulis, pembuat makalah, atau pendulum yang kalian lihat terburu-buru mencela ulama yang dalam penilaian kita mereka adalah orang-orang yang jujur. Meskipun mereka hanya sedikit, seperti Syaikh Al-Ulwan, Al-Maqdisi, dan Abu Qatadah. Meskipun sebagian dari mereka berbeda pendapat dengan kita dalam beberapa persoalan. Terakhir, saya katakan kepada kalian, ini adalah takdir Allah bagi kalian bahwa kalian berada dalam fitnah yang terjadi dalam lingkup konspirasi global. Bila kalian adalah prajurit perang, maka hadapilah, namun bila kalian adalah orang-orang yang takut kerugian, maka tinggalkanlah perang ini dan biarkan para prajurit ISIS yang melakukannya. Ya, ini adalah takdir Alah untuk kalian bahwa tentara kafir dan murtad, para agen, dan pengkhianat membentur batu besar Daulah Islam. Mereka mengerahkan semua tentara dan potensinya untuk membinasakan kalian. Mereka mengira kalian lemah dan mudah dihancurkan, tetapi ternyata itu salah. Kalian telah mengikrarkan diri untuk siap mati hingga Allah menampakkan agama ini atau kita mati untuk membelanya. Mereka mengira kalian adalah orang-orang yang mudah goyah ketika banyak orang berkhianat, tidak peduli, dan takut berprasangka kepada Allah dengan sangkaan yang buruk. Mereka tidak tahu bahwa kalian adalah kelompok yang ditolong pada zaman ini, dengan izin Allah. Syaikh kita, Abu Umar Al-Baghdadi dan pembantunya, Abu Hamzah Al-Muhajir telah menghadapi sekumpulan orang-orang yang murtad pada masanya di Iraq hingga keduanya
mewariskan bendera kepada kita, setelah memecah gelombang kemurtadan. Ingatlah itu sebagai pelajaran yang tidak bisa dilupakan dengan izin Allah di Irak. Mereka telah menyerahkan bendera kepada kita, karena mereka percaya kepada Allah bahwa kalian adalah dalam kebaikan. Maka berdirilah, dan matilah seperti keduanya mati. Jangan sampai sejarah akan menulis bahwa kita adalah generasi yang kehilangan buah kesabaran para pahlawan itu dan jihad mereka. Ya, pertempuran ini akan panjang dan ujian akan semakin berat. Akan tetapi kita mampu, dengan pertolongan Allah, untuk tetap teguh dalam perjuangan selama sepuluh tahun setelah itu. Dan saat itulah kemenangan menjadi suci dan murni. Dan ini akan menjadi awal Khilafah Rasyidah dengan izin Allah. Bersikaplah yang ramah kepada seluruh faksi jihad yang salah tafsir dan jauhilah tindakan memerangi mereka sekuat tenaga. Kembalikanlah hak-hak mereka yang terzalimi, sebagaimana diajarkan oleh Syaikh kita Abu Umar Al-Baghdadi selama perang di Iraq. Adapun orang-orang murtad dari shahawat dan para penjahat, kita akan membersihkan mereka sebersih-bersihnya seperti yang diserukan oleh pemimpin kita, Al-Adnani. Janganlah perang kalian yang membela Islam dan pemeluknya ini berubah menjadi fanatisme kepada ISIS, sehingga kalian memerangi siapa saja yang memerangi ISIS karena fanatisme kepadanya. Janganlah kalian serampangan dalam menentukan hukum, sehingga perang kalian dalam kondisi ini adalah perang fanatisme jahiliah, meskipun demi nama Daulah Islam. Nabi telah menyebut fanatisme terhadap muhajirin maupun Anshar adalah jahiliah yang menjijikkan, padahal itu adalah nama yang sesuai syariat. Saudara-saudaraku, janganlah kalian menoleh kecuali kepada imam kalian karena itu adalah (jalan menuju) surga. Janganlah ada seorang pun yang memalingkan kalian darinya l
(sumber: kiblat.net)
Pesan dari Amir Daulah Islamiyyah fi Al-Iraq wa Asy-Syam (ISIS) Abu Bakar al Husainiy al Quro’isy al Baghdadiy
Allah Mengetahui Sedangkan Kalian Tidak Mengetahui Segala puji bagi Allah, kami memuji, memohon pertolongan dan ampunan pada-Nya. Kami berlindung pada Allah dari kejahatan jiwa kami dan keburukan ‘amal pekerjaan kami. Siapa yang Allah berikan petunjuk maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan siapa yang Dia sesatkan maka tidak ada yang dapat memberikan petunjuk padanya. Saya bersaksi tidak ada ilah (yang haq) selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya. Dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya –semoga Allah limpahkan sholawat dan salam padanya beserta keluarga dan para shohabatnya. Adapun kemudian; Sesungguhnya di antara sunnah dan hikmah (kebijasanaan) Allah –tabaaroka wa ta’ala- adalah bercampurnya barisan kaum mu’minin dan mujahidin dengan orang yang bukan dari golongan mereka dan dengan golongan munafiqin. Namun Allah tidak-lah membiarkan barisan muslim (terus) bercampur dengan golongan munafiq dan tukang klaim yang bersembunyi di balik tabir Islam, juga bersembunyi di belakang da’wah Iman. Maka Allah subhaanahu wa ta’ala pun mengadakan tradisi ujian dan cobaan (sunnatul fitnah wal ibtila’). Allah ta’ala berfirman; “Allah tidaklah membiarkan kaum mu’minin dalam keadaan kalian saat ini, hingga Dia menyisihkan yang buruk (munafiq) dari yang baik (mu’min).” (Alu ‘Imron: 179) Allah ta’ala berfirman; “sungguh telah kami uji orang-orang sebelum kalian, maka Allah pun benar-benar mengetahui orang-orang yang jujur dan orang-orang yang berdusta.” (al-‘Ankabut: 3) Maka barisan ini haruslah dipanasi agar keburukan / kotoran keluar darinya, harus ditekan agar bata yang lemah tersingkir dan harus dipijarkan cahaya padanya agar tersingkap para penyusup dan pihak-pihak tak dikenal. Demikianlah, pergelutan antara al-haq dan al-bathil tidaklah berhenti dan tradisi bentrokan yang jika berhenti tentulah telah dirobohkangereja-gereja, rumah-rumah ibadah dan masjid- masjid yang di dalamnya disebut nama Allah, serta bumi pun akan rusak. Maka bentrokan dan pergulatan ini terus berlanjut, sedangkan ujian, cobaan dan penyaringan terus ada, namun kesudahan yang baik (hanya) bagi orang-orang yang bertaqwa, serta kesuksesan dan keberuntungan bagi kaum mu’minin yang jujur.
Sedangkan ujian yang terus menimpa mujahid di jalan Allah tidaklah menambahnya selain semakin bersih dan jernih, tidak pula ia menghadapi berbagai kesulitan / kepayahan selain menambah tekad dan keteguhan(nya). Maka bersabarlah wahai mujahidin di Dawlah Islam di Irak dan Syam, kuatkanlah kesabaran dan siap-siagalah, serta jangan bersedih terhadap penelantaran orang dekat dan bersekongkolnya musuh. Janganlah kalian ngeri terhadap serangan yang gencar terhadap Dawlah ini, karena Allah ‘azza wa jalla akan menolong pasukan-Nya dan membela orang-orang yang beriman. Janganlah kalian gemetar terhadap besarnya kedustaan dan tuduhan, serta apa saja yang disepakati oleh musuhmusuh Islam dan apa saja yang mereka perundingkan untuk melawan kalian, karena Allah ‘azza wa jalla mengetahui mana orang yang merusak dan mana orang yang membuat kebaikan, Dia mengetahui mana mujahid dan mana tukang klaim, Dia mengetahui siapa yang jujur dan siapa yang berdusta, Dia mengetahui siapa yang tulus dan siapa munafiq. Ketahuilah, bahwa ujian yang menimpa kalian di Syam, insyaAllah hanyalah kebaikan yang banyak, lalu tidak akan berlangsung lama dan akan berubah menjadi karunia yang sangat besar dengan ijin Allah. Wahai putera-putera Dawlah di Syam, sesungguhnya Allah mengetahui kemudian kalian pun juga mengetahui bahwa Dawlah mengerahkan seluruh kemampuannya untuk menghentikan serangan yang ditimpakan padanya oleh beberapa detasemen tempur. Lalu Allah mengetahui dan kalian pun juga mengetahui bahwa kami tidak menginginkan, tidak mengusahakan dan tidak pula merencanakan terjadinya peperangan ini, karena secaranya nyata dan apa yang nampak oleh kami adalah yang mendapat banyak keuntungan dari peperangan tersebut adalah Nushoyriyyah dan Rafidhah, namun sungguh kami terpaksa untuk menjalani peperangan ini dan untuk bertahan selama beberapa hari.Kami juga berusaha menghentikan peperangan ini meskipun benci (melihat) pengkhianatan yang jelas terhadap kami dan penganiayaan yang jelas atas kami, hingga orang-orang yang tertipu itu menyangka bahwa Dawlah adalah sesuap (santapan) lezat, dan (mereka menyangka) bahwa mereka mampu mengalahkannya di belakang kepalsuan dan kebatilan media informasi. Sedangkan kami tidak memiliki pilihan lain selain memasuki peperangan ini dalam keadaan terpaksa. Hasbunallah wa ni’mal wakiil, cukuplah Allah bagi kami dan (Dia) adalah sebaik-baik pelindung. Ketika kalian telah mengetahui hal ini wahai putera-putera Dawlah, tawakkal-lah pada Allah dan berlepas dirilah kalian dari daya dan kekuatan kalian menuju daya dan kekuatan Allah, dan bertaqwalah pada Allah karena kesudahan yang baik untuk kalian jika kalian taqwa pada-Nya.Janganlah kalian zholim dan jangan ingkar janji. Kami nasehatkan kalian untuk menahan diri terhadap siapa saja yang menahan dirinya dan tidak menodongkan senjatanya dihadapan kalian dari pihak yang pernah memerangi kalian dari kalangan detasemen-detasemenitu, seberapapun kejahatannya dan seberapun besar dosanya.
Pebanyaklah maaf dan pengampunan agar kalian dapat menyelesaikan musuh jahat yang mengancam semua ahlus sunnah. Lalu jika kalian telah mengerahkan seluruh kemampuan kalian untuk menghentikan peperangan ini dan (telah) menyelesaikan Nushoyriyyah dan Rafidhah, kemudian kalian telah lemah dan telah memiliki alasan di sisi Rabb kalian, maka bertaqwalah pada Allah dan mintalah pertolongan pada-Nya karena cukuplah Dia saja bagi kalian, masuklah dalam peperangan itu karena kalian berhak menyelesaikannya dengan daya dari Allah. Yakinlah bahwa ini pasti baik bagi kalian karena hal ini (telah) diatur oleh Allah untuk kalian; [sedangkan Allah mengetahui dan kalian tidak mengetahui.] (al-Baqoroh: 216) Jauhilah dan hindarilah sifat zholim oleh kalian. Sedangkan siapa saja yang telah berbuat zholim atau aniaya terhadap seseorang, maka hendaknya dia bersegera secepat mungkin untuk mengembalikan hak dan bertaubatkarena sungguh kami mengembalikan (hak) setiap kezholiman yang terlanjur kami lakukan dan kami berlepas diri pada Allah dari setiap kezholiman yang dilakukan oleh personel Dawlah. Kami perintahkan pada setiap jundiy untuk mengembalikan (hak) setiap kezholiman yang terlanjur dia lakukan dan Allah tidaklah memberikan barokah pada setiap mujahid yang terlanjur berbuat zholim namun tidak mengembalikan (hak)nya jika ia mampu atau bisa berusaha mengangkatnya. Perbanyaklah taubat, istighfar dan ucapan “laa hawla wa laa quwwata illaa billah.” / “tiada daya dan kekuatan kecuali dengan ijin Allah.” Sedangkan (berikut) ini adalah seruan yang kami tujukan pada setiap mujaahid yang berjihad di jalan Allah dari kalangan detasemen-detasemen dan jama’ah-jama’ah di bumi Syam, sebagai qoid ataupun prajurit; (ketahuilah) bahwa pertempuran ini adalah pertempuran seluruh ummat dan yang menjadi target adalah seluruh mujahidin. Dawlah hanyalah pintu untuk kalian, jika pintu itu telah dirusak, maka setelah pintu itu adalah lebih ringan bagi musuh kita, maka janganlah sampai datang pada kalian satu hari di mana kalian (harus) menggigit jarijari penyesalan. Kami katakan juga pada setiap pihak yang kakinya telah bergeser hingga memerangi kami atau terlibat bersama siapa saja dari kalangan detasemen yang memerangi Dawlah, “Tinjaulah kembali perhitungan kalian dan taubatlah pada Rabb kalian. Sungguh kalian telah menyerang kami ketika lengah dan kalian tikam kami dengan pengkhianatan dari belakang sedangkan (ketika itu) pasukan kami berada dalam front garis depan dan ribath, kecuali sedikit. Kemudian hari ini kalian telah melihat sebagian dari kekuatan kami dan kalian lihat perbedaan(nya) antara hari ini dan kemarin. Sungguh kemarin sebelum kalian memerangi kami, kalian dapat berpatroli dengan aman, tidur
dengan tenang. Lalu (sekarang) kalian berada dalam ketakutan dan gelisah. Kalian (harus) begadang dan berjagajaga dalam keadaan diawasi. Dan inilah Dawlah mengulurkan tangannya agar kalian menahan diri dari (menyerang)nya, hingga ia (juga) menahan diri dari (membalas) kalian. Agar kita dapat membereskan Nushoyriyyah dan Rafidhah. Jika tidak, ketahuilah bahwa dalam Dawlah ada orang-orang yang tidak tidur di atas kelaliman, (telah) teruji dan dikenal oleh yang dekat dan yang jauh.” Adapun kalian wahai saudara-saudara kami di Syam, sungguh kalian memiliki Allah, semuanya menjual-belikan kalian dan semuanya menggigit kalian, (mereka) berlomba-lomba untuk menaiki pundak kalian bahkan tubuh kalian. Maka cukuplah Allah bagi kalian, cukuplah Allah bagi kalian. Nushoyriyyah menumpahkan darah kalian dan mengkoyak-koyak kehormatan kalian, mereka hancurkan rumahrumah kalian dengan dalih memerangi teroris untuk menjaga kalian. Yahudi dan Nasrani membuat konspirasi untuk Islam serta membuat tipu daya dan memerangi mujahidin sembari berpura-pura menangisi kalian, padahal mereka menjual darah kalian dan urusan kalian. Para thoghut dari kalangan penguasa negeri-negeri kaum muslimin membeli pelayanan,memfasilitasi antek-antek (penjajah) dan mengumpulkan para pendukung dengan dalih membantu kalian. Para pembajak, pencuri dan perampok merampas harta dan kekayaan kalian, serta menghisap darah kalian atasnama kalian sendiri dan dengan dalih menolong, membela dan menjaga kalian. Kalian memiliki Allah wahai saudara-saudara kami di Syam… Alangkah beruntungnya kalian jika kalian bersabar, sungguh Allah sang pelindung telah menjamin kalian. Adapun kami, hanya dapat menyampaikan pada kalian; darah dibalas dengan darah, penghancuran dibalas dengan penghancuran. Kami hanyalah berperang di jalan Allah dan mencari ridho Allah. Dalam hal ini kami tidak takut pada celaan dari pencela, dalam hal ini kami tidak takut pada celaan pencela. Kami telah bangkit untuk menolong kalian semenjak ujian kalian semakin mengeras dan kami tidaklah menyimpan kerja keras untuk itu, dan kami tidaklah menyimpan insyaAllah. Kami senantiasa melakukan apa yang kami mampu insyaAllah. Maka janganlah kalian terpengaruh oleh media penipu dan insyaAllah kalian tidak akan mendapati kami kecuali sebagai orang yang paling menyayangi kalian dan sebagai orang yang paling keras terhadap musuh-musuh kalian. Inilah hakekat kami. Cukuplah bagi kami bahwa Allah mengetahuinya. Cukuplah bagi kami Allah mengetahui bahwa kami berusaha dengan segala kejujuran dan ikhlash untuk menjaga kaum muslimin, membela kehormatan mereka dan menjaga darah mereka, lalu kami dituduh di waktu malam dan di waktu dhuha-nya bahwa kami mengkafirkan saudara-
saudara kami di Syam padahal kami berlindung pada Allah dari yang demikian, dan kami (dituduh) menghalalkan darah mereka padahal demi Allah tidaklah demikian. Cukuplah bagi kami bahwa Allah mengetahui bahwa kami tidaklah memasuki sebuah desa, wilayah ataupun jalan kecuali kaum muslimin di tempat itu mendapat keamanan terhadap harta, jiwa dan kehormatan mereka, sedangkan para pencuri, perampok dan penjahat di tempat itu melarikan diri (hingga) kami pun mendapat tuduhan bahwa kami menakut-nakuti kaum muslimin dan menghalalkan kehormatan mereka. Cukuplah bagi kami bahwa Allah mengetahui bahwa kami berbicara pada setiap orang dan kami buka tangan kami pada setiap jama’ah, kemudian kami dituduh bahwa kami hanya memandang diri kami, tidak mengakui (adanya) mujahid selain kami dan kami (dituduh) merugikan pekerjaan orang-orang (selain kami) padahal tidaklah seperti itu. Cukuplah bagi kami bahwa Allah mengetahui bahwa kami tidak mengklaim suci (tak pernah salah) meskipun sehari atau sengaja berbuat salah atau terus-terusan (tidak mau berhenti) berbuat salah sebagaimana yang dituduhkan pada kami. Cukuplah bagi kami bahwa Allah mengetahui bahwa kami tidaklah meninggalkan keluarga dan negeri kami dengan membawa nyawa kami (untuk) kami korbankan dengan murah di jalan Allah kecuali untuk menerapkan syari’ah Allah, lalu di waktu malam dan di waktu dhuha-nyakami dipersepsikan sebagai thoghut yang tidak berhukum pada syari’ah Allah, padahal kami berlindung pada Allah (dari yang demikian). Cukuplah bagi kami bahwa Allah mengetahui bahwa kami termasuk orang yang paling keras terhadap Rafidhah dan nushoyriyyah, sedangkan mereka sendiri mengetahui akan hal itu. Cukuplah bagi kami bahwa Allah mengetahui bahwa hal itu adalah malam pengkhianatan terhadap kami dan kami ditikam di punggung kami, padahal kami memiliki pasukan di wilayah al-Khoyr yang dipimpin oleh as-Syaykh ‘Umar as-Syisyaniy yang bertekad untuk tidak kembali hingga dapat membebaskan seluruh wilayah tersebut sedangkan beliau telah meletakkan rancangan untuk itu dan telah menjalankan rancangan tersebut. Kami juga memiliki kekuatan di Halab (Aleppo) yang menghadapi Front Barat dalam rencana untuk membebaskan seluruh Halab (Aleppo). Ada pula kekuatan lain yang aktif menyergap bandara Kuwairis dari Front Timur. Ada pula kekuatan lain yang siap menyergap barak Hananu. Ada pula detasemen yang disiapkan untuk menggempur Nushoyriyyah dengan sinkron di dalam wilayah-wilayah yang jatuh dalam control mereka. Dan Allah mengetahui bahwa kekuatan yang disiapkan di wilayah Idlib hanyalah menunggu keringnya bumi untuk menyergap sebelas tempat razia milik Nushoyriyyah dan guna membebaskan lembah adh-Dho’if dalam satu hari (saja). Sedangkan kekuatan yang berada di wilayah Hama tengah bersiap-siaga untuk menimpakan serangan terhadap Nushoyriyyah.
Cukuplah bagi kami bahwa Allah mengetahui semua, kemudian tentara-tentara kami pun mengetahui juga. Namun itu semua terhenti pada malam pengkhianatan terhadap kami, kemudian kami pun dituduh sebagai antek-antek Nushoyriyyah dan Rafidhah. Maka cukuplah Allah bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung. Cukuplah Allah bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung. Maha suci Allah, tidak ada suatu apapun di bumi dan di langit yang tersembunyi bagi-Nya. Rosululloh shollaAllahu ‘alayhi wa sallam bersabda; “akan datang pada manusia tahun-tahun penipuan, di mana pendusta dibenarkan (ucapannya) dan orang jujur dianggap dusta (perkataannya), pengkhianat dipercaya dan orang yang amanah dianggap berkhianat.” (Diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Majah dan al-Hakim) Adapun untuk Ahlus Sunnah di Irak maka kami katakan; Wahai saudara-saudara kami, inilah kalian telah melihat Rafidhah dengan sikap aslinya. Sungguh akhirnya kalian telah mengangkat senjata di hadapan mereka, dan ini adalah kesempatan bagi kalian, janganlah kalian menyianyiakannya. Jika tidak, setelah itu tidak akanada lagi kalimat. Kemudian sungguh peperangan kalian melawan Rafidhah ini adalah perang ideology dan hal itu telah diteriakkan oleh Nuri si shofawiy yang pendengki, juga sebagaimana yang dia teriakkan dengan sangat lancang seraya berkata bahwa peperangannya melawan mujahidin adalah perang suci dan peperangannya melawan Ahlus Sunnah adalah perang antara kufr dan iman. Benarlah (ucapannya) meskipun dia seorang pendusta. Maka merapatlah kalian di sekitar putera-putera kalian yang berjihad dan umumkanlah hal itu dengan ikhlash (mengharap ridho) Allah. Sungguh hari ini kalian telah menjadi tameng bagi Ahlus Sunnah dalam melawan Rafidhah, maka jangan sampai mereka diserang dari arah kalian. Wahai putera-putera Dawlah di Irak, Wahai orang-orang yang telah dibersihkan dengan berbagai ujian serta dipilih dan dikilapkan dengan berbagai kondisi yang sangat sulit; alangkah mulianya kalian yang lebih teguh dari gunung. Janganlah kalian bergeser oleh berbagai syubuhat dan janganlah kalian terpengaruh oleh berbagai tuduhan. Jadilah yang terdepan dalam perang melawan shofawiy, tetaplah kalian dalam barisan depan, berdirilah kalian di depan serangan Rafidhah ini dan bergeraklah menuju Baghdad dan al-Janub untuk membakar orang-orang Rafidhah di pusat negeri mereka. Janganlah kalian menyerahkan keluarga dan rakyat kalian, ketahuilah bahwa Ahlus Sunnah di setiap tempat melihat kalian, dan saudara-saudara kalian di Syam menantikan kalian. BaarokaAllah fiikum, semoga Allah melimpahkan barokah atas kalian.
Terakhir; Pesan ini kami tujukan pada Amerika, Ketahuilah wahai penjaga salib; bahwa proxy war / perang perwakilan tidaklah berguna bagi kalian di Syam, sebagaimana itu juga tidak berguna bagi kalian di Irak. Dalam waktu dekat kalian akan berhadapan langsung, meskipun (kalian) membenci (hal ini) dengan ijin Allah. Dan sungguh putera-putera Islam telah mempersiapkan diri mereka untuk hari ini. [ Maka nantikanlah sungguh kami (turut) menantikan bersama kalian. ] (at-Tawbah: 52) [Wahai Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah (tidak disengaja). Wahai Rabb kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau telah membebankan kepada orang-orang sebelum kami. Wahai Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami pikul. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan limpahkanlah rohmah pada kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum kafir.] (al-Baqoroh: 286) (sumber: shoutussalam.com)
Laporan
Khusus
Transkrip Pernyataan Husein bin Mahmud
Dan Daulah Islam pun Telah Runtuh
S
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang egala pujian hanyalah milik Allah, yang telah memuliakan orang orang-orang beriman dan menghinakan kekufuran dan orang-orang kafir. Zat yang Mahaesa, satu-satunya tempat bergantung, Raja Diraja Yang Mahakuat lagi Mahakokoh. Kemudian, semoga shalawat dan salam
semoga tercurahkan kepada sebaik-baik manusia, pemimpin generasi awal dan yang terakhir, dan imam para rasul, Muhammad bin Abdullah Al-Hasyimi Al-Qurasyi; kepada keluarga dan para sahabatnya, serta orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari kiamat kelak. Amma Ba’du: Ya, Daulah (Islam) pun telah runtuh. Telah runtuh karena ia tidak memiliki rasa tanggungjawab. Telah runtuh lantaran ia ingin memonopoli segala sesuatu di atas kemampuan seluruh manusia. Telah runtuh sebab ia suka mengafirkan (takfiiri) dan senang melakukan peledakan (tafjiiri) yang ekstrim, serta gemar melakukan serangan kilat mengejutkan. Telah runtuh karena ia tidak suka mengindahkan nasehat, tidak suka bermusyawarah dengan ulama, dan hanya mementingkan pendapatnya sendiri. Telah runtuh karena ia telah membunuh orang-orang Muslim, memerangi mujahidin, dan memusuhi seluruh manusia. Telah runtuh karena ia tidak mau berhukum dengan aturan yang diturunkan Allah. Telah runtuh lantaran ia tidak mau duduk dalam peradian. Dan telah runtuh sebab ia tidak menghindari jalan menuju keruntuhan melainkan malah menapakinya. Demikianlah apa yang mereka katakan. Sejarah runtuhnya Daulah Islam Irak dan Syam (ISIS) Daulah Islam Irak dan Syam masuk (ke Syam) melalui Jabhah Nushrah (JN) yang merupakan bagian darinya. Tatkala kekuatan JN semakin kuat maka Al-Baghdadi (Amir ISIS) mendeklarasikan “Daulah Islam Irak dan Syam (ISIS)”, dan meminta JN untuk mendeklarasikan penyatuaanya di bawah bendera ISIS. (Tampaknya), tak seorangpun yang menginginkan Al-Qaidah di Syam, bahkan termasuk Amir Al-Qaidah sendiri (Dr. Aiman Azh-Zhawahiri) tidak menginginkannya dan memberikan masukan agar ISIS tetap berada di Irak (kembali menjadi Daulah Islam Irak, [ISI]). Namun (justru) JN mendeklarasikan loyalitas (bai’at)nya pada Al-Qaidah, sehingga Al-Qaidah memiliki cabang resmi di Syam memalui bagian dari ISIS yang tidak resmi. Demikianlah yang terjadi, namun peristiwa itu seakan-akan tidak pernah terjadi. Segala sesuatu berjalan dengan baik dan lancar... Mujahidin terjun dalam berbagai peperangan, dari satu medan ke medan lainnya, tanpa problem apa pun. Antara sesama Brigade memiliki ruang-ruang operasi bersama. Seluruhnya bekerja dengan rapi dan sesuai kesepakatan hingga terjadi peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya, sehingga muncul sentilan ‘Jika bukan karena ISIS dan Al-Qaidah di Syam’, yaitu “Perang Wilayah Pesisir (Ghazwu As-Saahil)”. Dari sana, mulailah berbagai konflik.
Barat telah bersepakat dengan Syiah Rafidhah dan Nushairiyah mengenai perkara yang mereka ridai, yaitu mendirikan Negara Nushairiyah di Barat Suriah di sepanjang pesisir pantai yang memasukkan propinsi-propinsi: Homs, Hama, Idlib, Latakia, Liwa’ Iskandarun, Thurthus, Damaskus, dan Quneitra. Wilayah ini mengikat antara Irak dan Syam, dan menghalangi Ahlus Sunnah untuk memiliki perbatasanperbatasan di wilayah pesisir atau perbatasan-perbatasan yang berdampingan dengan Palestina yang sedang terjajah. Dengan itu, Syiah Rafidhah dan Nushairiyah (juga tentara Mesir) dapat membentuk pagar untuk melindungi Israel, dan mengepung Ahlus Sunnah di Timur Laut Suriah diantara Irak yang Rafidha, Turki yang Liberal, dan Negara Nushairiyah Baru. Namun saudara-saudara ISIS –semoga Allah memberikan hidayah kepada mereka- tidak memahami (sebagaimana klaim ‘mereka-mereka’) politik, sebagaimana tabiat mereka, bahkan berangkat ke wilayah pesisir dan mulai membebaskan desa-desa Nushairiyah di sana dalam usaha merintangi secara terang-terang terhadap rencana-rencana Barat!! ‘Mereka-mereka’ sekelompok kaum tersebut lantas membunyikan sirine tanda bahaya dan meminta menggalang pembentukan pasukan dari mereka yang dikenal gemar memberikan uang muka (DP) untuk menyelamatkan Negara Nushairiyah dari cengkaraman-cengkaram orang yang mengkhianati mereka. Maka berkumpullah sekelompok kaum di Turki, Yordania, dan Riyadh untuk melakukan transaksi-transaksi dan mengajarkan berbagai konspirasi dan rencana-rencana yang harus diambil. Itu (penyerangan dan pembebasan desa-desa Syiah Nushairiyah) merupakan bencana yang besar dan hal itu mulai bergulir. Untuk itu, pekerjaan besar lagi detail untuk melumatkan kekuatan para ekstrimis khawarij yang senantiasa merusak rencana-rencana Barat dan Timur di negara-negara Islam adalah suatu keniscayaan!! Sekelompok kaum membentuk pemerintahan di luar Suriah dan menampilkan anggota-anggota pemerintahan kartun ini di media. (Anggota-anggota ini) lantas melakukan berbagai konferensi, diberikan hak untuk mewakili mereka (rakyat Suriah), dan seterusnya, hingga pada pemilu-pemilu!! (Mereka bergumam) “Kami tidak peduli seberapa banyakkah rakyat Suriah yang akan memberikan suaranya dalam pemilu-pemilu ini. Ini tidak penting. Yang penting adalah terbentuknya Dewan-dewan perwakilan, pemerintahan, dan parlemen yang mewakili rakyat Suriah dalam konferensi-konferensi ini”!! Begitulah, dengan begitu mudahnya mereka melompati pundak-pundak rakyat Suriah dan menginjakinjak jasad-jasad mereka, serta membentuk pemerintahan yang langsung diakui oleh bangsa Arab dan Non-Arab hanya selang beberapa hari. Meskipun pemerintahan itu tidak diterima oleh rakyat dan tidak memiliki tempat di bumi Suriah!! Inilah rencana pertama. Sementara rencana kedua yaitu menghentikan bantuan jihad di wilayahwilayah yang dijanjikan untuk Syiah Nushairiyah. Hal itu telah sukses mereka lakukan setelah memberikan sesuatu yang memuaskan pada sebagian kelompok-kelompok pejuang. Namun mereka harus berhadapan dengan beberapa rintangan, yang paling menonjol diantaranya adalah ISIS. ISIS yang tidak mengenal pembicaraan apapun, tidak mengenal diskusi, dan tidak mau duduk-duduk dengan negara-negara Barat dan agen-agen intelijen Arab, serta (ISIS juga) tidak mengerti politik. Untuk itulah sekelompok kaum tersebut memutuskan untuk meruntuhkannya dan menyibukkan mereka dari menguasai wilayah pesisir dengan urusan-urusan yang lain.
Cita-cita tersebut sepenuhnya diharapkan pada konferensi Jenewa. Dimana Barat telah mengisyaratkan kepada Negara Nushairiyah untuk menggunakan senjata kimia sebagai alasan mereka untuk tidak ikut intervensi langsung dengan dalih menjaga hak hidup rakyat Suriah yang Barat tidak setuju mereka terbunuh oleh senjata kimia; namun tidak mengapa mereka terbunuh oleh birmil-birmil yang diledakkan, roket-roket, bom-bom, dan oleh ledakan-ledakan rudal. Dengan demikikan, ketika negara-negara Barat tiba untuk menolong umat Islam di Suriah maka seluruhnya akan bertepuk tangan, kecuali para teroris, yang mengharamkan untuk bertepuk tangan!! Oleh itu, pemberangusan terhadap elemen-elemen yang mengingkari pembicaraan, perjanjian kesepahaman (MoU), dan logika akal merupakan suatu keniscayaan. Negara-negara Arab lantas mengisyaratkan kepada sebagian kelompok pejuang untuk memerangi ISIS. Hal itu sukses terlaksana, dan media sengaja menyembunyikan konspirasi ini sehingga menyebabkan ISIS hilang kesabaran dan mulai memerangi kelompok-kelompok tersebut. Saat itulah, media rendahan mulai berteriak tanpa henti: “ISIS memerangi kelompok-kelompok jihad di Suriah!”, “ISIS tidak memerangi Nushairiyah!”, “ISIS adalah tentara-tentara asing!”, “ISIS adalah antek-antek Iran dan negara-negara Barat!”, “ISIS berpahaman takfiiri!”. ISIS tidak memiliki stasiun-stasium tv mainstream, tidak mempunyai delegasi-delegasi yang berkeliling menemui ulama dan para penuntut ilmu dan berbicara kepada media dan meneriakkan yel-yel di tempat-tempat keramaian dan di alun-alun!! Permusuhan terhadap ISIS rapat tersembunyi, sementara pembelaan ISIS terhadap institusi mereka tersebar di hadapan umum. Keburukan-keburukan yang terjadi di Suriah seluruhnya disematkan pada ISIS. Meski terkesan sia-sia, ISIS melalui jubir resmi, Amir, dan para personelnya telah berusaha membela diri, namun sekelompok kaum tersebut telah menggelontorkan milyaran uang, membeli orang-orang yang bisa dijadikan pelindung, dan membuka pintu imigrasi bagi person-person berbagai kelompok yang memerangi ISIS agar mereka bisa berkeliling di berbagai wilayah untuk mengadukan ISIS secara langsung pada setiap orang yang diakui pendapat, penilaian dan pertimbangannya, serta ucapan atau tulisannya.. Para konsulat intelijen Arab pun mulai berdusta dan berdusta, serta terus berdusta, sehingga mereka pun dibenarkan oleh sebagian kita yang berpandangan bahwa membenarkan mereka lebih terkesan logis dibanding tertipu oleh berbagai kedustaan... Mereka terus memanipulasi, menyesatkan dan berdusta bahkan salah seorang dari mereka berani menulis bahwa dia melihat personel-personel ISIS memasuki sebuah rumah yang di dalamnya terdapat seorang wanita yang sedang hamil, kemudain mereka membelah perut wanita tadi dan mengeluarkan janinnya, serta memotong kepalanya dengan pisau!! Demikianlah, tanpa rasa takut atau malu, kedustaan tersebut dilakukan!! Ya, ISIS salah karena tidak banyak terfokus pada media dan tidak memperkuat relasi mereka dalam skala yang lebih besar dengan kelompok-kelompok jihadi lainnya. Namun ini tidak berarti bahwa masyarakat yang jauh berada di bawah tingkat sederhana tersebut ditolerir untuk tertipu oleh berbagai
kedustaan!! Tentara-tentara ISIS adalah orang-orang Islam yang berpemahaman Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Banyak diantara mereka dari kalangan penuntut ilmu, bahkan banyak diantara mereka yang hapal al-Quran seluruhnya. Mereka rela meninggalkan istri, anak-anak, dan orang tua mereka, lalu berangkat demi membela kaum wanita umat Islam dan kehormatan mereka. Apakah logis mereka membelah perut-perut wanita Muslimah dan membunuh janinnya? Mereka yang tidak membolehkan menampar pipi wanita kafir dalam rangka melazimi agama dan menjaga wibawa mereka, apakah logis mereka melakukan perbuatan itu? Apakah ada Muslim yang sampai pada tahap kebodohan dan kepandiran ini sehingga mau membenarkan berita seperti ini? Seluruh tuduhan ini telah dinegasikan oleh tindakan-tindakan ISIS melalui pernyataan para pimpinan mereka. Para pimpinan ISIS telah mengumumkan bahwa mereka tidak mengafirkan umat Islam, dan tidak memulai peperangan terhadap seorang Muslim pun. Mereka mau menerima nasehat dan siap untuk duduk dan berhukum pada peradilan independen dengan syarat agar orang yang duduk bersama mereka bukan dari antek-antek (musuh) dan bukan para pengkhianat... Problemnya adalah bahwa ISIS dan Al-Qaidah melakukan suatu aksi dari ujungnya tanpa penjelasan mengenai pangkalnya. Mereka memang tidak memiliki ‘fikih’ politik yang mengharuskan mereka untuk bersilat lidah, bermanis lidah, berbasa-basi, dan terjerumus dalam jerat berbagai konferensi, perbincangan, dan diskusi yang tidak bermanfaat sedikitpun kecuali hanya memecahkan konsentrasi dan menyia-nyiakan waktu. Mereka tidak mengenal ini sedikitpun. Ucapan dan perbuatan mereka jelas lagi gamblang; tidak rancu dan tidak bias: “Siapa yang menjajah negeri Islam maka tidak ada solusi buat mereka kecuali mereka dikeluarkan darinya dengan pedang”, “Siapa yang memusuhi umat Islam maka dia akan dimusuhi sesuai kadar permusuhan mereka”, “Siapa yang menjadi agen negara-negara kafir maka dia akan diperlakukan sebagaimana orang-orang kafir”. Mereka memang tidak memiliki solusi yang lebih adil (selain yang disebutkan). Semoga Allah senantiasa memberikan hidayah kepada kita dan mereka. Tatkala sekelompok kaum melihat bahwa seluruh rencana-rencana ini tidak berhasil meruntuhkan ISIS maka mereka menggulirkan konspirasi baru dengan memberikan beberapa pengantar (terlebih dahulu): “ISIS berlakuan seperti setan” dan mengisyaratkan pada agen-agen mereka di Suriah untuk membunuh orang yang berhijrah menuju mereka untuk berjihad. Kemudian tibalah giliran sandiwara berbagai pembicaraan yang men-tahdzir orang-orang yang menganjurkan para pemuda untuk berjihad di Suriah. Aktor utama sandiwara inilah adalah para ‘pubertas’ kelompok Jamiyyah. Maka tersebarlah berbagai aksi tahdzir di stasiun-stasiun tv mainstream, aplikasi-aplikasi media sosial, koran-koran, dan majalah-majalah. Seluruhnya mulai menyayangkan terhadap para pemuda yang tertipu, yang jiwanya dikorbankan demi isu yang negaranya tidak memiliki kepentingan.
Setelah seluruh usaha yang besar ini, tibalah giliran kelompok ‘As-Sami’ yang mengkriminalkan orang yang berperang di luar negeri dan berada di bawah naungan kelompok-kelompok jihadi dan islamis, atau mendukung dan menolong kelompok-kelompok teroris. Keseluruhan ini demi melindungi para pemuda suatu warga negara yang negara tersebut rela mengeluarkan banyak harta demi kepentingannya, dan telah memenuhi jalan-jalan kehidupan yang mulia, merdeka, adil, dan makmur kepadanya. Marilah kita berhenti sejenak pada dilema ini dan memandangnya dengan kaca mata syariat: Para ahli fikih, ahli hadits, ahli tafsir, ahli ibadah, ahli zuhud, dan setiap ulama Islam dari seluruh madzhab dan kelompok yang berafiliasi pada Islam sepanjang masa yang diakui pendapatnya bersepakat bahwa jika musuh yang kafir menyerang suatu negeri Islam atau terdetik untuk menyerangnya maka hukum jihad menjadi fardhu ‘ain bagi penduduk negeri tersebut. Jika penduduk negeri tersebut tidak mampu membendung musuh maka hukum fardhu ‘ain jihad berlaku bagi penduduk paling terdekat dengan negeri tersebut, kemudian penduduk negeri setelahnya, setelahnya, dan seterusnya, sehingga mereka memiliki jumlah yang memadai dan mampu mengusir musuh, atau hukum jihad menjadi fardhu ‘ain bagi seluruh umat Islam. Ini merupakan kesepakatan ulama Islam. Mereka tidak berselisih mengenai hukum ini. Hukum jihad pada kondisi ini menjadi fardhu ‘ain sebagaimana shalat dan zakat. Hukum seperti ini bisa ditemukan dalam seluruh kitab-kitab fikih dan dalam seluruh madzhab yang diakui. Tidak ada seorang fakih pun yang mendalami bab jihad dalam madzhab apa pun, yang tidak mengetahui hukum ini. Jika kita telah mengetahui hal ini, dan mengetahui bahwa Syiah Nushairiyah hari ini telah mencengkerami penduduk Syam, menyembelih umat Islam, dan menodai kehormatan para wanita Muslimah. Inilah yang kita lihat di kaca-kaca tv beberapa saat setelah terjadinya peristiwa itu, dan dalam rekaman-rekaman. Kita juga telah mengetahui bahwa hukum Syiah Nushairiyah adalah kafir murtad berdasarkan kesepakatan ulama Islam (sebagaimana yang disebutkan Ibnu Taimiyyah). Juga, kita telah mengetahui bahwa orang-orang yang memerangi umat Islam di Syam adalah Syiah Nushairiyah dan Rafidhah (Libanon, Irak, Iran, Yaman), komunis-Nasrani (Rusia), dan Budha (Cina). Jika kita mengetahui hal ini maka kita akan yakin bahwa perang (Suriah) ini merupakan perang melawan orang-orang kafir yang menyerang umat Islam, dan memerangi musuh yang menyerbu ini adalah jihad defensif. Jumlah penduduk Syam belum memadai dalam perang ini karena ia terus beerlangsung selama tiga tahun, sementara umat Islam berada dalam bayang-bayang pembunuhan, kelaparan, dan ternoda kehormatannya. Mereka tidak mampu mempertahan diri mereka dari ini semua. Untuk itu, hukum jihad adalah fardhu ‘ain bagi Muslim yang terdekat dengan Syam dan seterusnya berdasarkan kesepakatan seluruh ulama Islam. Inilah permasalahan yang harus dikatahui oleh orang yang melampau batas terhadap syariat dan berusaha menutup-nutupi ketentuan-ketentuan seperti ini. Setelah dengan keyakinan penuh kita mengetahui bahwa berperang di Suriah hari ini adalah jihad defensif, dan jihad defensif hukumnya fardhu berdasarkan ijma’ ulama islam, dan tidak ada perbedaan pendapat mengenai hukum ini,
maka kita juga harus mengetahui bahwa hukum orang yang menyelisihi ijma’ ini adalah sebagaimana yang disebutkan Ibnu Hazm dalam kitabnya Maraatib Al-Ijmaa’. Dia menyebutkan, “Dan diantara konsekuensi dari ijma’ shahih adalah orang yang menyelisihinya dihukumi kafir tanpa ada perbedaan pendapat seorang pun diantara ulama Islam mengenai hukum tersebut”... Siapa yang ingin menutupnutupi (hukum fardhunya jihad defensif) maka pertama kali, hendaknya dia mengetahui hukum ini. Sungguh, sebagian telah memahami kesyirikan orang-orang Nasrani. Kesyirikan yang dijelaskan oleh Nabi saw kepada ‘Adi bin Hatim saat beliau bertutur padanya mengenai perihal perilaku para pendeta, “Bukankah para pendeta itu mengharamkan apa yang dihalalkan Allah, kemudian mereka (orangorang Nasrani) pun mengharamkannya. Dan menghalalkan apa yang diharamkan Allah, kemudian mereka pun ikut menghalalkannya?” Maka saya (‘Adi bin Hatim) menjawab, “Ya.” Beliau melanjutkan, “Itulah ibadah mereka.” (Hadits ini dihasankan oleh Ibnu Taimiyyah dalam Fataawa-nya). Mereka tidak sekedar mengharamkan apa yang dihalalkan Allah, bahkan mengharamkan dan menganggap kriminal apa yang difardhukan dan diwajibkan oleh Allah. Agama apalagi, tauhid apalagi, dan akidah apalagi yang tersisa bagi mereka itu? Siapa yang setuju atas keputusan-keputusan ini –yang menganggap kriminal ibadah yang difardhukan Allah bagi umat Islam, maka tidak ada secuil ketakwaan pun yang terdapat dalam hatinya. Dia telah terjerumus dalam kesyirikan dan telah menyembah penguasa. Umat Islam wajib membersihkan tangan-tangan mereka dari setiap orang yang menyetujui para penguasa tersebut dalam masalah ini. Ibnu Taimiyyah berkata, “Jika terdapat kepastian ijma umat ini atas suatu hukum maka tak seorang pun diperbolehkan keluar dari ijma mereka (ulama Islam). Karena mereka tidak mungkin sepakat dalam kesesatan. [Majmuu’ Al-Fataawa: vol. 20]. Untuk itu, tak seorang pun diperkenankan keluar dari ijma ini, dan tak seorang pun yang ditolerir menyetujui para penguasa tersebut untuk mengharamkan apa yang diwajibkan Allah. Dan jika ulama yang melakukan hal itu maka dia telah kafir berdasarkan ijma’ (sebagaimana pendapat Ibnu Hazm). Dalam kondisi ini, ulama tidak boleh bersikap lunak, karena perkara ini bukanlah permasalahan teologi, namun permasalahan darah, kehormatan, dan Islam. Hari ini, ulama tidak diberikan kelonggaran. Bahkan mereka wajib memberikan penjelasan dan mengingkari. Tidak ada bedanya antara orang yang mengharamkan jihad di Suriah hari ini dengan orang yang mengharamkan shalat fardhu dan shiyam fardhu. Bahkan kerusakan lantaran meninggalkan shalat dan shiyam hanya bersifat pribadi, sementara kerusakan lantaran meninggalkan jihad di Suriah hari ini akan berdampak pada rakyat Suriah secara khusus, dan pada umat Islam pada umumnya. Mari kita kembali pada pokok pembicaraan. Sketsa untuk mendirikan negara Syiah Nushairiyah dan Rafidhah di Suriah... Mujahidin menggempur propinsi-propinsi yang dijanjikan untuk Nushairiyah... Isyarat bagi Syiah Nushairiyah untuk menggunakan senjata kimia... Intervensi di Suriah melalui konferensi Jenewa dengan dalih penghancuran senjata kimia... Permusuhan terhadap kelompok yang tidak menerima pemerintah apapun yang datang dari Barat, atau hasil-hasil dari konferensi, atau 29
penawaran apapun atas sejengkal tanah manapun... ISIS yang berperilaku seperti setan... Memerangi muhajirin di Suriah... Media menghadirkan para pengobar semangat jihad yang berperilaku seperti setan di Suriah... Menganggap kriminal dan mengharamkan aktifitas mengobarkan semangat jihad di Suriah, dan mengharamkan, menganggap kriminal, serta menghukum setiap orang yang membantu atau berdiri di barisan atau membela kelompok ‘teroris’ apapun... Dan mungkin masih banyak opini lainnya!! Apakah ISIS telah runtuh? Jawabannya, ya. Ia telah runtuh menimpa kepala orang-orang murtad, para pengkhianat dan agenagen (musuh). Ia telah menjatuhkan banyak personal dan kelompok, telah menaklukkan musuh, telah membingungkan para pengamat, telah memancing kemarahan orang-orang kafir, dan senantiasa menggentarkan Yahudi yang tidak terlalu ambil pusing terhadap revolusi Suriah kecuali pada kelompok seperti ISIS ini, serta yang tidak akan tinggal diam hingga panjinya berkibar di atas tanah Palestina yang terjajah. Mungkin sebagian tidak mengetahui bahwa luas wilayah ISIS hari ini lebih besar dari akumulasi enam negara Arab. Tentaranya lebih kuat dari mayoritas tentara-tentara Arab. Para pimpinannya memiliki independensi yang tidak dimiliki oleh seluruh penguasa negara-negara Arab. Seandainya Barat keluar dari (kekuatan) perimbangan maka ISIS akan mampu –dengan izin Allah- mencaplok sekaligus mayoritas negara-negara Arab hanya dalam waktu beberapa bulan. Karena itulah ISIS ditakuti. Untuk itu, menuduhnya berperilaku seperti setan dan menyibukkannya dengan peperangan internal adalah suatu keniscayaan. Dan sebab itulah, negara-negara Arab, Barat, dan Timur menggigil ketakutan ketika ISIS sampai di Damaskus dan Latakia (bahkan dataran tinggi Golan). Itu lantaran para musuh Islam mengetahui dengan penuh keyakinan bahwa ISIS tidak mengakui perbatasan-perbatasan (negara), perjanjian-perjanjian, perhimpunan-perhimpunan, dan juga pemerintahan-pemerintahan internasional. Dalam perang, pada serdadunya laksana jin yang tidak mampu dihadapi. Musuh telah melakukan eksprimen atas mereka di Afghanistan, Chechnya, Bosnia, dan Irak. Tak seorang pun yang melakukan perang secara terbuka dan menghadapi mereka secara langsung meski memiliki ketinggian teknologi yang besar. Maka, melabelinya berperilaku seperti setan, membuat konspirasi, dan menjatuhkan (mereka) adalah suatu keharusan. Saya sendiri bertanya-tanya, sebagaimana juga sebagian yang lainnya; Siapakah gerangan yang akan berdiri menghadapi serbuan Syiah Rafidhah dan Barat jika ISIS runtuh –semoga Allah melindunginya dari hal itu? Siapakah yang menghentikan impian AS untuk menjajah 60 negara dalam perang Salib yang digagas Bush? Siapa yang memperok-porandakan kasur-kasur empuk Syiah Rafidhah dan menghancurkan mimpi mereka di Irak? Siapa yang memanaskan Nushairiyah dan meluluh lantakkan desa-desa mereka di Syam? Siapa yang membebaskan para tawanan dari penjara Irak dan Syam? Siapa
yang secara kongkrit membatalkan perbatasan (yang digagas) Sykes-Picot? Siapa yang mengangkat simbol Daulah Islam setelah berlalu satu kurun dan mengadakan peradilan-peradilan syar’i di Irak dan Syam? Siapa yang lebih keras kepada orang-orang kafir dibanding ISIS? Seandainya Iran mengekspansi Semenanjung Arab dengan persetujuan AS –dan bisa jadi ini sudah dekat, selaras dengan fakta yang kita saksikan- maka siapa yang akan bangkit menghadapinya? Apakah ada penguasa atau tentara Arab yang mampu memperkeruh kejernihan rencana AS di wilayah tersebut? Bagaimana jika AS dan Iran bersepakat untuk membagai Semenanjung Arab, apakah ada orang berakal yang yakin bahwa penguasa-penguasa Semenanjung Arab akan memerangi AS dan merusak rencananya? Yaman hari ini, telah ‘menghadiahi’ Syiah Rafidhah di depan mata dan jelas terdengar oleh dunia Arab. Dimana tentara Arab? Dimana harta minyak yang digelontorkan untuk kudeta di Mesir, Libya, Tunisia, dan Turki, serta untuk Basyar di Suriah guna memukul mujahidin Ahlus Sunnah dan melemahkan mereka? 30 yahun lalu, tentara Salib telah membunuhi lebih dari 15 juta Muslim, maka berapa jumlah tentara Salib yang berhasil dibunuh oleh gabungan tentara Arab? Dan berada orang yang dibunuh oleh ISIS dan Al-Qaidah? Tentara Salib telah menjajah negara-negara Islam, apakah tentara-tentara Arab telah melakukan mobiliasasi umum? Siapa berangkat ke medan jihad untuk menyelamatkan negeri-negeri Islam? Tentara Salib telah menaburkan tanah ke hidung umat ini, maka siapakah yang mengembalikan sebagian kewibawaan umat tersebut? Mereka memang eksrimis, namun tunjukkanlah kepada kami modernitas kalian, dan berangkatlah ke medan-medan jihad... Mereka memang suka bersilat lidah, namun perlihatkanlah kepada kami kenetralan kalian, dan bergegaslah ke medan-medan jihad... Mereka memang takfiiri, namun tunjukkanlah kepada kami amal kongkrit kalian dan ajarilah mereka tentang akidah di bumi-bumi jihad... Mereka memang pembangkang, namun perlihatkanlah kepada kami kelapangan dada kalian dalam menghadapi pembangkangan mereka... Mereka memang orang-orang yang tediskualifikasi, maka ulurkanlah tangan kalian buat mereka... Mereka memang orang-orang yang keras kepala, maka deklarasikanlah oleh kalian sebuah Daulah Islam yang berhukum dengan syariat Allah... Katakanlah semau kalian, namun realita mengatakan bahwa mereka adalah tembok kokoh pemisah antara negerinegeri Islam dan rencana-rencana Syiah Rafidhah dan Salibis. Tidak ditemukan selain dari mereka – kecuali Al-Qaidah- yang mampu berdiri menghadang rencana-rencana tersebut. Siapa yang tidak percaya, maka dia bisa meninjau kembali Arab Springs dan melihat hakikat tentara-tentara Arab dan tugas-tugas utama mereka. Kemudian hendaknya dia memperhatikan aksi-aksi para penguasa Arab... Hari ini, sebagian mengkritik ISIS disebabkan ketidaktahuan atau rasa fanatisme mereka, atau sebabsebab lainnya. Namun mayoritas umat Islam di Suriah meminta bantuan pada ISIS untuk melindungi jiwa dan kehormatan mereka karena mereka tahu bahwa ISIS tidak berbelas kasih pada Syiah Nushairiyah, sebagaimana di Irak, mereka juga meminta bantuan pada ISIS lantaran sebab yang sama. Dan kami sangat menyayangkan bahwa suatu hari kelak mereka yang lantang mengkritik ISIS hari ini, akhirnya memintanya untuk melindungi kehormatan mereka dari tangan-tangan Syiah Rafidhah.
ISIS, seandainya runtuh, maka umat Islam tidak akan pernah mempunyai orang yang mampu membantu mereka dalam waktu yang dekat. ISIS lah yang hari ini merupakan tentara Islam yang terkuat, tentara Islam yang paling jujur, dan Daulah Islam yang paling konsekuen. Ia telah mengumpulkan umat dalam satuan tentara Islam, bukan berdasarkan kebangsaan. Memerangi orang-orang kafir dengan tanpa ideologi kedaerahan. Menghancurkan ideologi kebangsaan dan nasionalisme serta seluruh ideolagi paganis untuk mendeklarasikan Islam sebagai manhaj yang menyatukan warga negaranya. Siapa yang tidak memahami ini, maka umat Islam tidak butuh terhadap analisa-analisa, arahan-arahan, kritik-kritik, dan seluruh pembicaraannya. Siapa yang mengkritik ISIS lantaran ia membunuh umat Islam –berdasarkan klaimnya, maka Syiah Nushairiyah dan Rafidhah juga telah membunuh umat Islam. Semestinya kritikus membela hak hidup umat Islam di Suriah, jika memang dia peduli pada hak hidup mereka. Adapun hanya sekedar menangisi, meratapi, berkoar-koar, mengkritik, mencela, dan memvonis khianat dari jarak jauh, maka itu tidak ada manfaatnya sama sekali. Kita mengkritik perbuatan ISIS karena kita tahu bahwa para anggotanya menerima kritikan. Kita menasehati ISIS sebab kita tahu bahwa para pimpinannya menerima nasehat, dan hal itu merupakan kewajiban kita terhadap mereka. Kita mencerca sebagian keputusan dan tindakan ISIS karena cercaan adalah suatu yang lumrah diantara sesama orang yang saling mencintai. Namun kita tidak dan tidak akan pernah berpikiran, meski hanya selintas, untuk melemahkan ISIS, dan mengucapkan atau melakukan sesuatu yang menyibukkannya dari memerangi musuh-musuh umat. Hal itu hanya dilakukan oleh orang yang tidak berakal, atau dia adalah agen-agen musuh... Kami memohon kepada Allah Yang Mahakuasa agar mengeksiskan ISIS tetap sebagai ganjalan di tenggorakan musuh-musuh agama; memberikan hidayah kepada para pimpinannya dalam setiap kebaikan dan kemaslahatan umat Islam; memberikan kekuasaan padanya untuk menebas leher orangorang kafir, menafik, dan murtad. Semoga Allah membukakan hati umat Islam untuknya, menyatukan barisan-barisannya dan mensolidkan persatuannya dengan saudara-saudaranya yang lain untuk memerangi musuh dalam satu barisan, seolah-oleh mereka bangunan yang tersusun rapi lagi kokoh. Semoga mereka semuanya mampu mengibarkan panji-panji mereka di Baitul Maqdis sebagai para penakluk, dan semoga kita semua bisa bertemu pada hari (yang mengharukan) tersebut. Wallahu A’lam... Semoga Allah mencurahkan shalawat dan salam kepada Nabi kita, Muhammad, kepada keluarganya, dan para sahabatnya. Ditulis oleh Husein bin Mahmud 5 Rabi’uts Tsani 1435 H
Tanzhim Qa’idatul Jihad – Pimpinan Umum
Penjelasan tentang Hubungan Jama’ah Qa’idatul Jihad dengan Jama’ah Daulah Islam Irak dan Syam
Segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada Rasulullah, keluarganya, sahabatnya dan setiap orang yang setia kepadanya. Amma ba’du. Pertama, jama’ah Qa’idatul Jihad mengumumkan bahwasanya tiada hubungan [organisasi] antara dirinya dengan jama’ah Daulah Islam Irak dan Syam, dimana Qa’idatul Jihad tidak pernah berfikir untuk membuat Daulah Islam Irak dan Syam, tidak pernah dimintai perintah tentangnya, tidak pernah diajak bermusyawarah tentangnya dan juga tidak rela dengannya. Bahkan Qa’idatul Jihad memerintahkan untuk menghentikan usaha tersebut. Oleh karena itu ia [jama'ah Daulah Islam Irak dan Syam] bukanlah salah satu cabang dari jama’ah Qa’idatul Jihad, dan tidak memiliki hubungan organisasi apapun dengan jama’ah Qa’idatul Jihad dan jama’ah Qa’idatul Jihad tidak bertanggung jawab atas tindakan-tindakan jama’ah Daulah Islam Irak dan Syam. Sebab cabang jama’ah Qaidatul Jihad adalah yang diumumkan oleh pimpinan umum jama’ah Qa’idatul Jihad dan diakui olehnya. Disertai dengan penegasan bahwa kami memberikan wala’, kecintaan dan dukungan kepada setiap mujahid dan kami antusias untuk menjaga persaudaraan antara kaum muslimin dan mujahidin. Kedua, jama’ah Qa’idatul Jihad ingin menegaskan sebagian makna yang penting dalam perjuangan jihad, diantaranya adalah:
Antusias untuk melaksanakan syura, amal jama’i, dan mengambil keputusan-keputusan yang menentukan nasib setelah melakukan musyawarah di antara mujahidin dan persetujuan para pemimpin mereka terhadap keputusan musyawarah tersebut.
Antusias agar perkara-perkara mujahidin diselesaikan di antara mereka sendiri, bukan melalui media massa.
Antusias agar kita menjadi bagian dari umat Islam, kita tidak menyaingi hak umat, kita tidak berkuasa secara paksa atas umat, dan kita tidak merampas haknya dalam memilih orang yang akan memimpinnya dari kalangan orang yang pada dirinya terpenuhi syarat-syarat syariat, dan kita tidak bersegera mengumumkan imarah-imarah dan daulah-daulah dimana dalam urusan tersebut tidak diajak musyawarah para ulama mujahidin, pimpinan mujahidin, seluruh mujahidin dan kaum muslimin, kemudian kita memaksakannya [imarah dan daulah] kepada masyarakat dan kita mengganggap orang yang menyelisihinya sebagai pemberontak.
Antusias untuk memobilisasi umat di sekitar persoalan-persoalan pokok dan itulah manhaj Syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah, yang dengannya beliau mencapai ketinggian dengan perjuangan jihad dan beliau menyeru kepadanya, sampai Allah menjadikannya sebagai syahid, demikian kami menyangka beliau dan Allah yang akan menghisab beliau.
Oleh karena itu jama’ah Qa’idatul Jihad merilis “Piagam Perjuangan Islam” sebagai penegasan bagi manhaj ini dan penjelasan mengenai persoalan-persoalan [pokok] yang umat Islam harus dimobilisasi di sekitar persoalanpersoalan [pokok] tersebut.
Antusias untuk memurnikan perjuangan jihad dari penyimpangan-penyimpangan dan tindakan-tindakan yang mendatangkan bahaya. Oleh karena itu jama’ah Qa’idatul Jihad merilis piagam “Arahan-arahan Umum Perjuangan Jihad“.
Berlepas diri dari tindakan apapun yang darinya timbul kezaliman yang menimpa seorang mujahid atau seorang muslim atau seorang non-muslim.
Di sini kami menegaskan sikap berlepas diri kami dari fitnah yang terjadi di Syam di antara kelompok-kelompok mujahidin dan bahwasanya kami bebas [tidak terlibat] dari darah-darah yang dilindungi syariat namun ditumpahkan di Syam dari pihak manapun. Kami mengajak semua pihak untuk bertakwa kepada Allah dan memahami besarnya tanggung jawab mereka dan besarnya bencana yang menimpa jihad di Syam dan masa depan umat Islam akibat fitnah yang mereka melibatkan diri di dalamnya. Kami mengajak setiap orang yang berakal sehat, taat beragama dan antusias pada jihad agar ia berusaha sekuat tenaga untuk memadamkan fitnah [di Syam] dengan berusaha untuk menghentikan secara segera peperangan, kemudian berusaha untuk menyelesaikan perselisihan-perselisihan dengan meminta putusan perkara kepada lembaga-lembaga pengadilan syariat untuk memutuskan perkara perselisihan di antara mujahidin. Ketiga, kami menegaskan bahwa pintu saling memberi nasehat di antara kami dan semua pihak tetap terbuka, dan bahwa seorang muslim mujahid masih tetap memiliki hak ukhuwah [persaudaraan], pertolongan dan wala’ [loyalitas] meskipun kekeliruannya banyak, dan kami tidak menganggap diri kami terbebas dari kekeliruan. Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Rabbku. Sesungguhnya Rabbku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.(QS. Yusuf [12]: 53) Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali.(QS. Hud [11]: 88) Akhir dari seruan kami adalah segala puji bagi Allah Rabb seluruh alam. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada nabi Muhammad, keluarganya dan seluruh sahabatnya. Jama’ah Qa’idatul Jihad – Pimpinan Umum 21 Rabi’ul Awwal 1435 H ( Sumber: arrahmah.com)