126
MASALAH PENGGUNAAN KOMPUTER DALAM HUKUM
Oleh. Mr. Dr. Alida M. Boss _ __ _ _ _ _ Alih Bahasa oleh: Dedy Soemardi, S.H. _ _ __ _ _ Ketika saya mencoba membela me· ngenai penggunaan komputer di bidang hukum di Belanda, saya menjumpai perlawanan yang dilontarkan secara umum dan cermat. Hal tersebut terjadi pada tahun 1967. Keberatan utama yang dikemukakan yaitu bahwa hukum berurusan dengan manusia dan karena itu siapa pun juga yang berkecimpung di bidang hukum , berurusan dengan manusia . Tetapi komputer diciptakan untuk berurusan dengan angka-angka. Jadi jika kita menyetujui komputer berurusan dengan htikum, kita mengurangi harkat manusia menjadi seperti angka-angka. 'Saya telah mendengar keberatan-keberatan ini beratus-ratus kali, keberatan-keberatan yang dikemukakan oleh para ahli hukum maupun oleh pendapat umum (pers). Argumentasi yang dikemukakan oleh mereka itu ntengandung 2 (dua) modifikasi. Sebagiandari mereka yang tidak sependapat dengan saya, bertahan bahwa manusia tidak dapat dikurangi (harkatnya) menjadi angka-angka dan karena itu tidak mungkin menggunakan komputer dalam hukum. Sebagian lainnya lagi mengemukakan pendiriannya bahwa manusia tidak boleh dikurangi menjadi seperti angka-angka dan karena itu adalah tidak bermoral menggunakan komputer dalam hukum. Pendek kata penentang-penentang saya •
/
mengambil . posisi yang ekstrim dengan menyatakan bahwa menggunakan komputer dalam hukum adalah tidak mungkin atau tidak bermoral atau kedua-duanya (tidak mungkin dan tidak berm oral). Saya sendiri tidak bertahan pada pendirian saya se-ekstrim itu. Saya tidak bertahan bahwa penggunaan komputer dalam hukum itu selalu mungkin dan selalu berm oral. Yang menjadi persoalan pokok, menurut saya yaitu bilamana komputer dalam hukum itu dimungkinkan dan dalam keadaan bagaimanakah kita harus mengutuknya sebagai sesuatu yang tidak bermoral? Persoalan-persoalan tentang kemungkinan-kemungkinan dan moralitas ini kembali dipertanyakan dalam diskusi-diskusi umum mengenai komputer , pertanyaan-pertanyaan tersebut akan dikemukakan lagi berulangkali. Karena itulah saya menempatkan persoalan ini pada halaman depan. .
Kemungkinan-kemungkinan Marilah kita meninjau persoalan kemungkinan terlebih dahulu. Dikatakan oleh para penentang saya bahwa hukum berurusan dengan manusia . Sudah barang tentu yang mereka maksudkan adalah manusia sebagai individu yang utuh dengan segala kelebihan dan kekurangannya dengan perasaan dan ha-
• .
•
I.
•
Komputer dan Hukum
rapan-harapannya. Sekarang premisa (pola pemikiran) itu menjadi suatu kenyataan. Apakah hukum itu sungguh-sungguh berurusan dengan manusia dalam arti sebagai suatu individu yang unik? Say a menyangkalnya. Hukum tidak berurusan dengan manusia dalam arti sedemikian itu. Kajilah hukum itu dan Anda akan menemukan bahwa hukum itu berurusan dengan perorangan-perorangan. Perorangan itu boleh jadi adalah manusia (yang dalam hal ini hukum meneljemahkannya sebagai manusia kodrati) atau dapat berupa organisasi (yang dalam hal ini hukum menerjemahkannya sebagai pribadi hukum). Dapatkah "lagu" yang penuh perasaan itu sesungguhnya ditujukan terhadap organisasi ? Tetapi jika kita membatasi hal itu terhadap apa yang diterjemahkan oleh hukum dengan nada yang lugas sebagai pribadi kodrati, apakah hal ini berarti bahwa hukum sungguh memandangnya sebagai individu yang unik? J awabnya juga tidak. Perkataan orang dalam hukum adalah suatu abstraksi, dan apa yang diabstraksikan dari manusia itu untuk menjadikannya sebagai orang, itulah sesungguhnya yang merupakan individualitas yang unik. Eropa telah mempersonifikasikan citra itu dalam Dewi Yustisia yang tidak hanya membawa neraca dan pedang, tetapi juga memakai kain penutup mata. Neraca itu melambangkan bahwa sang Dewi menimbang-nimbang berbagai-bagai kepentingan yang tersangkut di dalam persoalan-persoalan hukum. Pedang melambangkan bahwa Ia mempunyai kekuasaan dan menggunakannyci terhadap para penjahat dan para pelanggar hukum. Dan yang ter-
•
127
akhir kain pembalut mata itu melambangkan bahwa Ia tidak memperhatikan kepribadian individual dari orangorang yang diurusnya. Di Belanda pada waktu ini khusus mengenai kain penutup mata itu sa- · ngat diagung-agungkan orang. Dalam putusan-putusan yang dibuat di bidang hukum, kita tidak boleh memperhatikan watak-watak individual dari suatu pihak, karena hal itu berarti suatu diskriminasi dan akan menimbulkan reaksi yang keras. Di Belanda tidak ada hakim dan pejabat pemerintah yang be rani berargumentasi berdasarkan warna kulit seseorang at au jenis kelaminnya, atau tingkat pendidikannya, at au kepangkatannya, atau kedudukannya dalam masyarakat. Di Belanda kedudukan setiap orang adalah sarna terhadap setiap orang lain. Meskipun say a agak bersikap sinis mengenai pandangan Belanda tentang kesamaan ini, saya sependapat dengan pandangan umum menu rut cara yang tidak terlalu berlebihan. Hukum kita tidak berurusan dengan individu-individu yang unik, namun sampai saat ini saya hanya menekankan pada satu titik kelemahan hukum terhadap individualitas yang unik tersebut. Seharusnya memang ada suatu deskripsi yang positif mt:ngenai pandangan hukum tersebut. Jika hukum tidak melihat orang itu sebagai suatu individu yang unik, bagaimana pula kita harus melihatnya ? Nampaknya jawaban yang paling baik yaitu bahwa hukum memandang orang itu sebagai sesuatu yang harus diperhitungkan. Seorang manusia menurut hukum merupakan suatu kebuApril 1987
128
Hukum dan Pembanll'unan
-
latan yang setiap perilakuny,a dapat diperhitungkan. _ Dalam keadaan tertentu lembagalembaga hukum dibebani tugas untuk meminta pertanggungjawaban kepada seseorang mengenai apa yang telah dilakukannya dan mengapa perbuatan itu · dilakukan, dan apa akibat-akibatnya. Dan pad a saat yang bersamaan lembaga-Iembaga hukum tersebut berkewajiban melimpahkan kebajikankebajikan (hak) dan pembebanan-pembebanan (kewajiban) kepada masyarakat. Yang dimaksudkan dengan kebajikan-kebajikan yaitu: pembayaran gaji, pemberian hadiah, pemberian izin dan lain sebagainya. Dan yang dimak• sudkan dengan pembebanan yaitu pajak dan pemidanaan (pemberian hukuman terhadap para pelanggar). likalau perbandingan an tara manusia dengan lembaga hukum itu tepat , dan jika benar bahwa ada arus informasi dua arah dan ada hubungan tanggung jawab timbal-balik an tara mereka, maka penggunaan komputer untuk menangani paling tidak sebagian dari hubungan-hubungan tersebut , sangat meyakinkanlah adanya. ladi argumentasi yang diambil berdasarkan kepribadian yang unik itu keliru. Hukum memandang orang sebagai sesuatu yang dapat dimintai tanggung jawab dan di situlah komputer berkesempatan untuk berperan .
Penerapan Komputer Dalam kenyataannya komputer telah diterapkan di dunia hukum. Dalam hubungan ini kita perlu meninjau beberapa penerapan komputer terlebih dahulu di dalam hukum sebelum kita / kembali pada permasalahan moralitas. Dilihat dari segi nilai penerapannya,
komputer hanya berguna jikalau kita tahu cara menggunakannya dan apa yang dihasilkannya. Pada saat ini belum nampak komputer di dalam dunia hukum menurut suatu pola tertentu atau dalam suatu tatanan logika. Keadaannya adalah sebagai berikut: suatu alat baru telah diciptakan yaitu komputer dan segala lapis an masyarakat dalam kedudukannya yang bermacam-macam berusaha memanfaatkannya. Di bawah ini saya berikan beberapa contohnya antara lain : a. Sudah barang tentu komputer digunakan untuk mengolah data. Di seluruh dunia pemerintah-pemerintah memiliki kom'puter untuk menatausahakan pembayaran gaji maupun untuk menghitung pajak-pajak. Hal ini tidak merupakan suatu keanehan, karen a komputer itu memang asal-mulanya diciptakan untuk mengerjakan pekerjaan. matematika. Tetapi juga harus tetap diingat bahwa sebagian kegiatan pemerintahan yang menjengkelkan terhadap warganegara terdiri dari ilmu hitung. I tulah kenyataannya. b. Telah ditemukan bahwa komputer dapat digunakan untuk dokumentasi hukum. Suatu badan pemerintah atau sese orang Pengacara bagaimanapun juga tidak dapat bergerak jikalau hukum tidak mengatur mengenai apa yang harus dikerjakannya. Mereka harus mencarinya, yang merupakan suatu urusan yang sangat memakan waktu. Karena itu mereka mengalihkan bagian dari pekerjaan sehari-hari tersebut kepada komputer. . c. Demikian pula kepolisian telah memiliki bahan yang sangat menje-
,
•
129
Komputer dan Hukum
mukan di dalam paket kegiatan mereka. Misalnya secara kebetulan terjadi bahwa seorang saksi melihat seorang pelaku kejahatan dan melaporkan gambaran mengenai orang itu kepada polisi. Maka polisi dalam rangka sebagian dari ' tugas rutinnyamemperlihatkan kepada saksi itu potret-potret dari pelaku kejahatan yang menyerupai gambaran tadi. Tetapi pekerjaan memilih potret-potret dari para pelaku itu dari arsip kepolisian merupakan suatu tugas yang tidak menyenangkan. Karena itulah maka polisi dengan senang hati mengalihkan tugas ini kepada komputer.
saran yang tepat dari alat yang istimewa ini? L Pertama-tama komputer itu asalmulanya diciptakan untuk tugas mengolah data. Supaya lebih tepat komputer itu diciptakan untuk menghitung kelajuan daya tembak peluru kendali pada Angkatan Bersenjata Amerika Serikat. Karena komputer itu dapat menangani perhitungan yang sedemikian kompleks sifatnya, maka jelas komputer itupun dapat menangani penghitungan-penghitungan yang lebih sederhana di bidang pemerintahan, seperti misalnya menghitung pajak. Jadi kita anggap suatu hal yang wajar bahwa komputer Saya telah berusaha memahami ini akan bersifat kekal. bahwa penggunaan komputer dalam 2. Kemudian setelah selesai Perang hukum dimulai dengan cara kebetulan. Dunia ke-II seseorang telah menKomputer itu menampilkan suatu citra cetuskan suatu gagasan: jika kompenerobosan teknologi secara besar-beputer itu memungkinkan untuk saran yang dapat diumpamakan tidak menyimpan angka-angka atau datahanya sebagai sebatang sungai tetapi data di dalam Bank memory dan sebagai banjir. Munculnya tidak mengmengolah data-data ini, maka hal ikuti arah yang jelas, tetapi ia menerdikerjayang sarna mungkin pula jang segala-galanya. Oleh karena itu kan dengan kata-kata. Dalam hal ini sulit untuk menertibkan per saya harus mengingatkan anda mekomputer yang sudah sangat meluas ngenai kenyataan bahwa komputer itu. Bahkan lebih sulit lagi untuk bahW'a adalah suatu alat listrik dan memperkirakan naan yang maarus listrik dapat diatur/ diarahkan, na yang akan kekal sifatnya dan manadipudapat dihidupkan dan dapat pula yang hanya bersifat sementara. , tuskan, tidak lebih dari itu. Kita Menurut pendapat saya hal yang padapat mengarahkannya melalui kaling baik yang harus ditempuh yaitu bel-kabel dan kita dapat memutustidak dengan membuat rangkuman mekan arus listrik itu. Posisi yang pangenai lembaga-lembaga hukum deHng memungkinkan untuk itu hangan beraneka-ragam car a penggunaan nyalah memutar tombol pada tanda komputer, tetapi justru komputernya hidup atau tanda mati yang dilamitulah yang harus kita perhatikan. bangkan dengan angka 1 dan angka Komputer itu adalah suatu alat dan seO. Hal ini mengandung arti bahwa tiap alat mempuilyai keterbatasan dakomputer itu harus menggunakan ya-guna. Masalahnya sekarang ruang sistem penomoran yang kembar dalingkup manakah yang merupakan sa.
•
•
•
April 1987
Hukum dan Pembangunan
130 ripada suatu sistem desimal yang biasa. Jadi jikalau kita dapat menerjemahkan angka-angka desimal itu ke dalam angka-angka yang kembar kita juga dapat menerjemahkan huruf-huruf abjad ke dalam angka-angka yang kembar. Jadi kita dapat menyimpan huruf-huruf di dalam Bank memory dari komputec. Dan sarna halnya dengan komputer yang dapat memproses datadata/angka, maka komputer itupun dapat ' memproses kata-kata. Misalnya kita dapat menyimpan suatu kombinasi dari kata-kata yang spesifIk di dalam Bank memory kompu tel', kemudian untuk sementara hal itu terlupakan, maka jika kita memerlukan informasi kita dapat sewaktu-waktu menelusurinya kembali. Dengan demikian penelusuran kembali informasi itu (information retrieval) merupakan penggunaan permanen yang kedua dari komputer. Di bidang hukum penggunaan yang paling dikenal adalah dokumentasi hukum. Dokumentasi hukum ini dikembangkan pad a saat yang bersamaan oleh beberapa lembaga di Amerika Serikat. Pada prin. sipnya ada dua cara untuk mengotomatisasikan dokumentasi hukum. Cara yang pertama yaitu cara full-text. Full-text ini dimasukkan ke dalam komputer dari misalnya (sebagai contoh) hukum 51negara bagian Amerika Serikat. Sekarang jikalau misalnya seseorang ingin mengetahui hukum dari salah satu negara bagian itu yang memuat jaminan-jaminan suatu rumah sakit, maka komputer harus mengeluarkan instruksi untuk mencari di dalam Bank memory dan mengeluar•
•
kan data-data mengenai rumah sakit tersebut. Data yang keluar (out-put) akan merupakan suatu kompilasi yang lengkap dari datadata yang terdapat di dalam rumah sakit itu yang tercetak secara lengkap. Metode full-text sudah barang tentu memer lukan penyesuaian-penyesuaian yang berbeda-beda menurut keadaan. Penyesuaian-penyesuaian terse but perlu dipikirkan sungguh-sungguh karena cara ini sangat mahal. Anda memerlukan juru ketik yang akan mengetik teks dokumen-dokumen hukum pada kartu-kartu. Anda memerIukan komputer-komputer 'yang mampu membuat alat-alat penyimpan memory dalam jumlah yang sangat besar. Anda memerlukan sebuah printer yang canggih dan kertas-kertas yang sangat banyak jumlahnya untuk pengeluaran datanya (output). Salah satu contoh penyesuaian/ penyederhanaan dari cara tersebut di atas yaitu dengan menghilangkan kata-kata yang tidak relevan bagi seorang ahli hukum. Cara penyederhanaan lainnya yaitu dengan mencegah keluaran (output) yang terIalu mahal. Sekarang kita kembali kepada contoh di atas yaitu mencari datadata hukum yang berhubungan dengan rumah sakit. Instruksi pertama yang diberikan kepada komputer itu ialah menghitung berapa banyak datadata yang ada di rumah sakit itu. Andaikata komputer itu menghitung dan memberi jawaban, maka akan muncul 853 teks tentang rumah sakit. Terlepas dari kasus-kasus yang jarang timbul. Jum~ah teks ini bagl seorang ahli hukum menjadi terlalu banyak untuk penggunaan dalam
•
Komputer dDn Hukum '
,
praktek, sesuatu yang barangkali ada di luar perkiraannya. J adi operator mesin komputer akan memberi nasihat kepadanya agar penelusurannya itu "dipersempit", artinya data yang dikehendakinya itu ditelusuri secara lebih spesifik. Ahli hukum yang bersangkutan dapat melakukannya dengan menambah perkataan lain pada teks ter sebut, misalnya perkataan "gaji", dan selanjutnya kepada komputet tersebut diinstruksikan untuk hanya mencetak teks yang memuat perkataan "rumah sakit" dan "gaji". Jumlah selebihnya akan dihapuskan secara serentak. Di Amerika Serikat, say a kira di Denver, banyak terdapat pusat dokumentasi hukum yang besar yang menggunakan metode full-text. Pusat-pusat dokumentasi tersebut adalah proyek dari angkatan bersenjata. Dulu proyek itu diberi nama LITE, sekarang dinamakan FLITE. FLITE ini merupakan proyek berjangka panjang karena sumber datanya hanya dapat dikembangkan perlahan-lahan. Sumber data tersebut adalah bahan-bahan yang disimpan di dalam Bank memory. Dengan anggaran yang terbatas Anda dapat "mengisi" hukum sebanyak-banyaknya ke dalam kartu-kartu. Sekarang di dalam sumber data itu tersimpan semua hukum federal dan hukum pemerintah pusat, ter· masuk di dalamnya sebagian terbesar hukum dari para ahli hukum (judgemade law). Petugas-petugas FLITE telah melakukan beberapa percobaan yang menakjubkan dengan komputer. Saya teringat pada satu percobaan yang dilakukan. Para petugas itu memberikan instruksi kepada komputer untuk mendaftar dalam urutan abjad setiap perkataan yang muncul di da-
131
lam teks perundang-undangan. Setelah hal ini selesai dikerjakan, para petugas mengsortir kata-kata yang sarna (synonim), misalnya "makanan", "bahan makanan", "bahan bergizi". Kemudian komputer itu diharuskan menerjemahkan kata-kata yang sarna tadi ke dalam satu perkataan. Hasilnya sangat mengejutkan. Penerjemahan tersebut tidak hanya menghasilkan homogenitas dalam hukum, tetapi hal itu juga menyederhanakan sejumlah kata-kata dalam hukum. Satu bagian hukum, yang memuat kira-kira sebanyak 60 perkataan dalam versi aslinya, di dalam versi yang sudah disederhanakan hanya memuat 40 kata. Perhatian mereka tidak hanya tertuju kepada homogenitas hukum dan hasil sampingannya, komputer telah memberikan juga jasa dalam pengembangannya. Metode penelusuran kedua. untuk pemberian informasi hukum dapat disebut di sini "metode kata-kata relevan" (indeks kata). Dalam hal ini Anda tidak memasukkan seluruh teks ke dalam hukum, tetapi hanya katakat a yang menonjol saja. Keuntungan dari cara ini akan nyata, karena Anda tidak memerlukan terlalu banyak kartuseperti Bank memory yang besar atau tumpukan-tumpukan kertas yang banyak sekali. Pendek kata cara tersebut lebih murah. Tetapi cara inipun ada juga kelemahannya. Perkataan-perkataan yang relevan harus disortir oleh manusia, khusu.snya oleh para ahli hukum. Mereka memulainya dengan membuat daftar yang panjang mengenai konsep hukum, seperti misalnya hak-milik, perbuatan melanggar hu· kum, hipotek, sewa-menyewa, hutangpiutang. Indeks dari buku-buku teks dapat juga dipergunakan sebagai alat ,
April 1987
•
Hukum dan Pembangunan
132 pembantu untuk membuat suatu kerangka daftar. Jika Anda menganggap bahwa daftar tersebut kurang lebih telah lengkap, maka Anda telah . menguasai suatu dokumen hukum yang cukup banyak dan Anda gabungkan kepadanya kata-kata yang sebelumnya telah terlupakan. Langkah Anda berikutnya yaitu menentukan apa yang akan menjadi sumber data: apakah hukum tertulis ataukah keputusan-keputusan Pengadilan dan seberapa jauh ruang-lingkupnya. Sesudah itu Anda mengambil sumber data itu seluruhnya dan Anda masukkan setiap perkataan ke dalam perbendaharaan kata. Harap Anda perhatikan bahwa komputer tidak dapat melakukan pekerjaan ini, karena komputer tidak dapat membuat perbandingan antara sebuah teks dengan daftar konsep. Pada kenyataannya komputer tidak melakukan . pencarian dokumen hukum, tetapi pekerjaan itu dilakukan oleh suatu tim ahli hukum. Daftar konsep tadi yang sudah dikumpulkan oleh manusia, kemudian diinasukkan ke dalam komputer. Jika selanjutnya Anda menanyakan kepada komputer di dalam sumber data mana Anda dapat menemukan sesuatu konsep, maka komputer itu akan menjawabnya dengan mengeluarkan suatu daftar referensi. Metode indeks kat a telah dipraktekkan oleh orang-orang Belgia. Mereka mempunyai yayasan yang dinamakan CREDOC, yang nakan sebagai sumber datanya yaitu keputusan-keputusan Peradilan mengenai hukum perdata. Seorang klien harus membayar uang nya, dan dengan demikian ia akan memperoleh "perbendaharaan kata-kata" tersebut dan petunjuk pelaksana•
•
annya mengenai teknik pencarian data. Jika klien tersebut ingin menelusuri informasi tentang sesuatu persoalan htikum, ia harus menyusun suatu pola permintaannya dengan suatu cara yang khusus. Jika permintaan itu diterima oleh CREDOC, maka para petugas ( operator) akan menerjemahkan permintaan itu ke dalam instruksi-instruksi untuk komputer. Saya pribadi lebih menyukai metode full-text. Tetapi' saya tidak menyangkal bahwa metode "indeks-kata" mungkin pula berguna jika sumberdata secara relatif sedikit jumlahnya, sehingga hal itu dapat dianalisis deh suatu tim ahli hukum di dalam jangka waktu yang cukup memadai. Sekarang dokumentasi hanya merupakan satu penerapan tentang penelusuran informasi di bidang hukum. Di antara contoh-contoh yang diambil secara acak (random), dalam ekspose yang saya sampaikan sebelumnya, saya telah menyebut-nyebut suatu kasus penelusuran informasi oleh polisi. Terhadap penjelasan tersebut dapat ditambahkan bahwa sekarang Interpol, badan kepolisian di Eropa yang melakukan pertukaran informasi internasional, telah melakukan otomatisasi kearsipan mereka secara tuntas. Contoh lain lagi di bidang hukum adalah komputerisasi sensus di Kantor Pusat Statistik. Jika Anda telah memperhatikan bahwa esensi dari penerapan komputer-komputer ini adalah penelusuran data, Anda akan mungkin pula menerapkannya bagi diri Anda sendiri. Menurut pendapat saya komputasi dan penelusuran informasi merupakan ruang lingkup yang tepat dari kom-
Komputer dan Hukum
133
puter dan penerapannya di bidangbidang ini akan bersifat kekal. Ada lagi ruang lingkup yang ketiga , di mana komputer berbagi tugas dengan manusia. Kita dapat menamakannya suatu "kerjasama antara manusia dengim mesin". Inti dari gagasan ini ialah suatu pekerjaan yang harus diselesaikan selalu terdiri dari suatu rangkaian sikap-tindak dan kegiatan-kegiatan, dan hal tersebut akan diselesaikan sebagian oleh manusia sebagian oleh komputer, dengan perkataan lain Anda membiarkan mesin membantu manusia setiap saat ia dibutuhkan. Dengan cara ini manusia dapat menjalankan tugasnya yang ada di luar kemampuannya jikalau tanpa bantuan mesin. Saya akan memberikan contoh di bidang hukum. Pengadilan Los Angeles mendapat kesulitan karena rna salah apa yang dinamakan konggesti (conggestion). Masa~ah ini timbul jikalau badan ini dengan kemampuan terbatas harus melayani terlalu banyak klien. Anda melihat juga rna salah konggesti ini di mana-mana, di jalan raya di kota-kota besar pada saat-saat jam-jam sib uk (rush-hour). . Daya tampung jalan terbatas dan terlalu banyak kendaraan berusaha memanfaatkannya pad a saat yang bersamaan. Untuk kembali kepada masalah konggesti di Pengadilan Los Angeles tersebut di atas, Pengadilan di kota itu adalah yang terbesar di dunia, di samping Pengadilan di Tokyo. Kasus yang ditangani sangat besar, padahal kapasitasnya terbatas. Hal tersebut menyebabkan daya kerja menurun dan beaya yang diperlukan •
semakin meningkat. Keadaan seperti ini sangat memprihatinkan, khususnya berhubung dengan kasus-kasus tindak
pidana, karena jangka waktu penahanan menjadi sangat lama. Pengadilan mencetuskan suatu gagasan bahwa tata cara perkara pidana yang kurang lebih sarna dengan arus lalu-lintas, mengandung hambatan-hambatan (bottlenecks), sehingga kemudian Pengadilan mengambil sikap untuk mengurangi hambatan-hambatan itu dengan cara simulasi. Simulasi adalah istilah teknik di mana Anda membangun badan itu sebagai suatu modul matematika: Misalnya mengenai keterbatasan dari daya tampungnya, jalannya pemeriksaan perkara-perkara , pelayanannya dan banyaknya pelayanan yang harus dipenuhi. Di dalam modul seperti itu Anda dapat melihat pada simpul mana penyebab terjadinya konggesti dari tata cara peradilan. Akan saya ambil contohnya sebagai berikut: Di dalam kasus-kasus kriminal selalu harus ada suatu sidang pengadilan yang terbuka untuk umum. Hal ini menghendaki bahwa harus hadir Penuntut Umum, Terdakwa, para Pengacara dan para Saksi. Simpul-simpul inilah yang di dalam tata cara peradilan menye: babkan terjadinya hambatan. Jika perkara itu pada tahap-tahap sebelumnya dapat diselenggarakan secara cepat maka , pada tahap persidangan Pengadilan menjadi macet. Tugas untuk mencocokkan data-data diserahkan kepada para petugas Panitera Pengadilan yang penyelesaiannya sangat lamban. Di samping itu ternyata masih ada lagi beberapa hambatanhambatan yang juga disebabkan oleh hal-hal yang sarna. J adi penyebab sidang Pengadilan tidak efisien itu ialah, para petugasnya yang tidak efisien, atau karena malas, ' atau karena kesu-
April 1987
Hukum don Pemban/IUnan
134
litan-kesulitan mencocokkan data-data bagi 20 orang atllu lebih atau dalam pencaharian arsip, atau dalam memperoleh infonnasi dari negara-negara bagian lain. Maka untuk mengatasi hambatan-hambatan inilah sekarang komputer dipergunakan. Mencocokkan data-data dengan komputer ham· pir sarna dengan pengisian program penerbangan. Dengan memasukkan komputer tepat menurut apa yang dikehendaki, maka Pengadilan Los Angeles telah berhasil menurunkan jumlah masa penahanan menjadi hanya sepertiga dan demikian pula menurunkan beaya yang dibutuhkan. Pengadilan tersebut sekarang boleh merasa bangga dengan adanya otomatisasi itu. Dengan demikian maka pekerjaan hukum yang sesungguhnya dilakukan oleh manusia dan kesulitan-kesulitan administratif ditangani oleh kompute.r. Saya kira, hal ini merupakan contoh yang baik mengenai penggunaan komputer. Tetapi mestinya ada suatu gagasan yang perlu dikerjakan. Masalah konggesti merupakan masalah-masalah yang sama dari hampir setiap badan pemerintahan pada masa sekarang. Banyak badan-badan pemerintahan telah memanfaatkan komputer untuk mengolah dan penelusuran data. Tetapi tugas pokok badan-badan pemerintahan tidak ada sangkut-pautnya dengan komputer. Tugas utamanya yaitu melaksanakan hukum dengan penuh tanggung jawab. Seringkali hukum menjadikan kualitas-kualitas khas manusia sebagai andalan, seperti kecakapan dan daya kreativitas. Secara tradisional hukum di negara-negara demokrasi memformulasikan instruksi-instruksi mereka •
sedemikian rupa sehingga badan-badan terse but mempunyai kebebasan yang wajar untuk membangun kebijaksanaan-kebijaksanaan masing-masing. Di dalam bahasa hukum dikatakan bahwa badan tersebut memiliki kewenangan diskresioner, sedang di dalam bahasa umum (sehari-hari) dikatakan bahwa badan tersebut memiliki beberapa kebebasan untuk bertindak sesuai dengan haknya di dalam batas-batas yang ditentukan oleh hukum. Hal ini dapat diartikan bahwa instruksi-instruksi yang ditujukan kepada badanbadan pemerintahan itu tidak dapat dijalankan dengan komputer, karena komputer tidak dapat melakukan piIjhan secara bebas. Komputer dapat memilih antara' 2 macam teknik kerja atau program , tetapi hal itu dapat terjadi jika sudah terlebih dahulu dipersiapkan bahan~bahannya yang akan dipilih. Padahal menrut citra kemanusiaan pemilihan tersebut sarna sekali tidak dapat dilakukan. J adi komputer itu tidak dapat mengambil-alih tugas badan pemerintahan sepanjang hal itu mengandung unsur kebebasan memilih. Adapun gagasan yang cemerlang yang perlu ditonjolkan adalah: dapatkah kita mengubah hukum kita sehingga dapat membatasi kebebasan m_emilih dari badan-badan pemerintah tersebut dan meningkatkan ruang lingkup pilihan-pilihan yang sudah dipersiapkan terlebih dahulu ? Moral Saya kira kit a tidak berbicara mengenai keahklakan/moral dari komputer secara umum. Komputer adalah sebuah alat sarna seperti alat-alat lain dan karena itulah setiap cara naannya dapat dilakukan yang bagi
Komputer dan Hukum
alat-alat lain mungkin cara tersebut tidak dapat diterima karena bertentangan dengan moral. Tetapi kita dapat menyatakan di sini bahwa dengan . bertitik-tolak pada pandangan terhadap penggunaan alat komputer, ada tiga masalah keahklakan yang perlu diperhatikan : 1. Pengangguran
Persoalan pertama adalah mengenai pengangguran. Karena kOmputer dipergunakan untuk mengolah data dan melakukan penelusuran informasi, maka ada kemungkinan bahwa komputer "mengambil" pekerjaan dari banyak pegawai-pegawai administrasi. Pada tahun enam puluhan (60-an) aspek pemanfaatan komputer ini merupakan hal yang paling diperdebatkan di Amerika Serikat. Dikatakan pada waktu itu, bahwa penggunaan komputer menciptakan kesempatan kerja yang baru (bagi para petugas komputer), tetapi sebaliknya hal ini tidak menyelesaikan masalah kehilangan kesempatan kerja (hilangnya pekerjaan bagi tenaga tata usaha) . Ramalan tersebut ternyata telah terbukti. Sebagian dari pengangguran tenaga manusia di Eropa terjadi karena faktor ini. Saya tidak mendengar adanya jalan keluar yang telah diambil mengenai hal ini. Banyak ahli sosiologi yang berpendapat bahwa persoalan itu tidak dapat diatasi dan tidak perlu dicari pemecahannya. Yang perlu dilakukan yaitu berusaha menemukan pengganti bidang kerja yang dapat memberi kehidupan kepada orang-orang. 2. Kebebasan Pribadi (privacy)
Pemerintah memiliki lebih banyak
135 informasi mengenai setiap penduduknya secara individual. Sampai sekarang kita tidak menemukan bahaya yang disebabkan oleh tersebarnya informasi melalui begitu banyak sumber. Kantor pencatatan (penduduk) memiliki banyak informasi, sekolah-sekolah dan perguruan-perguruan tinggi, memiliki sejumlah informasi lain lagi, dinas-dinas pelayanan kesehatan mempunyai sejumlah informasi, demikian pula kepolisian dan lain-Iainnya. Sangat sulit dan seringkali tidak , mungkin untuk mengumpulkan kesemuanya jadi satu . Tetapi jika Anda berhasil menghimpun semua infonnasi tersebut, maka Anda akan memiliki informasi lengkap mengenai kehidupan seseorang secara menyeluruh, termasuk penghasilannya dan gangguan kesehatannya. Sekarang banyak dari sumber-sumber informasi ini telah dikomputerisasikan dan hal ini dapat diartikan bahwa dengan beberapa perbaikan teknis kita dapat menghimpunnya menjadi pusat informasi (pooling). Pooling berarti menyatukan informasi , memberi norma kepada setiap individu dan Anda memadukan pada norma tersebut informasi yang berasal dari beberapa sumber. Jika hal ini dapat dilaksanakan , maka pemerintah akan memiliki senjata yang sangat ampuh terhadap diri seseorang. Di Amerika Serikat para ahli komputer telah mengajukan usul untuk menghimpun jadi satu (pooling) keterangan-keterangan dari sumber induk pendataan manusia . Tetapi Kongres telah menolak usul tersebut, karena para ahli tersebut tidak dapat memberikan jaminan yang ketat terhadap penyalahgunaannya. Penyalahgunaan itu dapat timbul dari pemerintah atau April 1987
Hukum dan Pemban8unan
136
orang-orang pribadi, mengingat bahwa orang-orang Amerika Serikat menurut Undang-undang mempunyai hak untuk memperoleh infoflnasi. Jika mereka meminta infollllasi maka lembagalembaga pemerintah yang bersangkutan dalam sejumlah besar kasus-kasus harus memenuhinya. Mengingat banyak kemungkinan terjadinya penyalahgunaan, Kongres sampai saat ini telah menolak setiap usul untuk mengadakan pooling. Meskipun demikian tekanan dari para ahli nampaknya kuat. Saya akan memberikan contoh mengenai penyalahgunaan di Amerika Serikat yang teIjadi di bawah hukum yang sekarang berlaku. Satu peristiwa penyalahgunaan dilakukan oleh seorang pribadi. Berdasarkan jaminan sosial, kepada buruh yang mendapat kecelakaan dibayarkan uang (santunan). Pembayaran-pembayaran ini disiapkan dan didaftarkan oleh lembaga-Iembaga pemerintah. Pada suatu hari sese orang meminta keterangan dari lembaga yang bersangkutan dengan mengajukan pertanyaan : bersediakah Anda memberikan semua nama para buruh yang telah mengalami lebih dari satu kali kecelakaan dengan mencantumkan juga data-data mereka sekaligus ? Para petugas lembaga pemerintah tidak akan . memenuhi permintaan orang itu kecuali jika dia menerangkan tujuan dari penggunaan daftar tersebut. Orang itu menjawab bahwa ia berlllaksud menjual informasi tersebut kepada pabrik-pabrik. Jika seorang telah mengalami kecelakaan lebih dari sekali, maka orang terse but mendapat sebutan "pembuat kecelakaan". Dan pabrik itu tidak mungkin mau mempekerja. kan dia. Orang tersebut tadi berang-
gapan bahwa pabrik-pabrik akan dengan senang hati membayar informasiinforlllasi semacam itu . Lembaga pemerintah yang bersangkutan Illenolak memberikan informasi yang diminta itu, karena hal ini akan berarti pelllerasan terhadap para "pembuat-kecelakaan". Maka orang tersebut (si peminta informasi) mengajukan gugatan kepada Pengadilan mengingat ia punya hak untuk Illemperoleh inforlllasi. Dengan dernikian, maka lembaga pemerintah yang bersangkutan dikenakan sanksi untuk Illemberikan informasi tersebut. Contoh lain adalah penyalahgunaan yang dilakukan oleh pemerintah. Pada waktu Angkatan Bersenjata ada di Vietnam, perdagangan obat-obat bius menjadi sangat ramai. Orang-orang Amerika ingin mengetahui identitas pedagang-pedagangnya di dalam Angkatan Bersenjata. Mereka melakukan dengan melihat rekening-rekening bank pribadi. Mereka telah berhasil dengan jalan menyelidiki kelainan-kelainan dari kebiasaan para pedagang itu membelanjakan uangnya. Menurut orang-orang Amerika penyalahgunaan terhadap sistern pooling itu terjadi jika kehidupan pribadi dan kebiasaan-kebiasaan dalam membelanjakan uang, dilanggar. 3. Demokrasi
Penggunaan komputer di bidang hukum dapat pula merupakan ancaman bagi demokrasi. Ancaman ini masih sangat samar-samar, namun bukan khayalan, karena itu saya akan menyinggungnya secara singkat. Semua lembaga pemerintahan mempunyai masalah konggesti. Seperti pernah saya sebutkan, Sekretaris negara (Belanda) mengatasi masalah ini dengan
Komputer dan Huku.m
mengubah hukum. Orang-orang Jerman mengambil langkah dengan mempropagandakan apa yang mereka namakan "perundang-undangan tentang hak-hak otomatisasi" (antomationsggerechte gesetzgebung). Hal ini dapat diartikan bahwa sebelum sesuatu hukum dibedakukan, harus terlebih dahulu diuji pelaksanaannya melalui komputer. Jika eara ini juga diterapkan di dalam hukum pajak pendapatan kita (Belanda), barangkali Sekretaris negara akan berbuat sekehendaknya. Sebagai mana
137
dimaklumi, hukum pajak itu tidak dapat dilaksanakan dengan kompu ter, jadi tidak dapat diotomatisasikan. l'etapi jika kita akan menjadikan hu kum kita (Belanda) coeok untuk otomatisasi, maka demi Tuhan peranan apalagi yang akan dipegang oleh Parlemen? Hak dari Parlemen untuk membuat amandemen akan sangat terungguli, jikalau keadaannya adalah sedemikian rupa bahwa mengadakan amandemen itupun harus diotomatisasikan. •
•
•
•
April 1987