MASALAH KEMISKINAN DALAM NOVEL LUBANG DARI SEPARUH LANGIT KARYA AFRIZAL MALNA 1
Yelfi Lisnita1,Samsiarni2,Afrini Rahmi2 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra IndonesiaSTKIP PGRISumatera Barat
[email protected]
ABSTRACT This study aims to describe the forms of poverty problems and causes of poverty in the novel Lubang dari Separuh Langit by Afrizal Malna is describing the forms of poverty in the novel Lubang dari Separuh Langit by Afrizal Malna and describes the cause of poverty in the novel Lubang dari Separuh Langit by Afrizal Malna. This research type is qualitative research with descriptive method. The data in this study is a quote in the form of text related to forms of poverty and causes of poverty. The source of data in this study is the Lubang dari Separuh Langit by Afrizal Malna. Data collection techniques are the reading stage, inventory stage, and classification stage, while the data validation stage is a triangulation technique in the form of investigators. Based on the results of the research can be found forms of poverty and causes of poverty in the novel Lubang dari Separuh Langit by Afrizal Malna. Forms of poverty are: First, the cultural poverty found in these figures is Made Luluan who experienced poverty because initially it was poor who did not have adequate resources and Sarpan suffered poverty because it lacks development resources. Second, the natural poverty found in this figure is Mr. Sarip caused by natural factors such as old age and Mr Sarip's wife experienced poverty due to old age and disability. Thirdly, the structural poverty of this figure is Candi, Rochim, and Neneng experiencing poverty due to manmade factors such as Rochim's unfair economic policies, and Neneng. The causes of poverty are: First, the low level of education is in the figure of Young and Mrs. Timah. Secondly, the low degree of health on the temple figures experienced a low power of thought and traces experienced low physical endurance. Thirdly, the limited employment of the temple and Salim figures experienced a state of poverty due to the lack of education. Fourth, the condition of isolation on the figures of Mr. Sarip and Mumu experienced economic poverty that is not powerless because of the remote. Keywords: Poverty, Society, Novels, Sociology Writers nilai kehidupan. Nilai-nilai kehidupan
PENDAHULUAN Karya sastra sebagai hasil kreatif pengarang
yang
yang ada dapat dimengerti maknanya
disampaikan
karena karya sastra merupakan cerminan
menggunakan bahasa sebagai mediumnya.
dari sebuah kehidupan masyarakat. Karya
Karya sastra muncul dari perpaduan antara
sastra
kenyataan sosial yang berada dalam
permasalahan
lingkungan
kreativitas
dipandang sebagai suatu gejala sosial,
pengarang. Melalui media karya sastra,
berkaitan dengan norma-norma dan adat
pengarang juga ingin mengangkat nilai-
istiadat zaman itu. Pada dasarnya muncul
sekitar
dengan
mengangkat masyarakat
kehidupan sastra
yang
dari pandangan masyarakat itu sendiri,
dengkulnya menjelang tidur. Dunia yang
pandangan
akhirnya
terlibat dalam berbagai bentuk pencarian
membentuk pola pikir yang mendorong
diri dari masing-masing tokoh yang hidup
munculnya
di dalamnya sebuah lubang dalam dunia
tersebut
pada
masalah
dilingkungkan
masyarakat sosial.
perempuan. Lubang itu tidak sama dengan
Permasalahan sosial yang terkait
lubang vagina melainkan sebuah lubang
dengan kemiskinan bisa dijadikan sumber
tempat
dalam penciptaan karya sastra. Jenis karya
ancaman
sastra salah satunya adalah novel. Novel
melindungi diri sendiri. Realitas kehidupan
merupakan
sehari-hari
cerminan
dari
kehidupan
perempuan dunia
bersembunyi
luar.
memiliki
Lubang
dari yang
dimensi-dimensi
masyarakat, salah satu bentuk karya sastra
objektif sehingga manusia merupakan
yang menghadirkan berbagai gambaran
instrumen dalam menciptakan realitas
kehidupan masyarakat. Di dalam novel
sosial
diceritakan berbagai permasalahan sosial,
eksternalisasi.
salah satu permasalahan sosial adalah kemiskinan.
Kemiskinan
yang
objektif
melalui
proses
Permasalahan yang digambarkan
merupakan
dalam novel Lubang dari Separuh Langit
standar hidup yang rendah, yaitu adanya
karya Afrizal Malna adalah masalah
suatu
materi
kemiskinan. Dalam novel ini, diceritakan
dibandingkan dengan standar kehidupan
tentang masyarakat bantaran sungai yang
yang umum berlaku dalam masyarakat
melawan kerasnya dunia dengan menjadi
yang bersangkutan. Kemiskinan memberi
tukang
gambaran situasi serba kekurangan seperti
pedagang asongan, buruh cuci, pemulung,
terbatasnya
dan sebagainya. Orang-orang pinggiran
tingkat
kekurangan
modal
yang
dimiliki,
becak,
pelacur,
pengamen,
rendahnya pengetahuan dan keterampilan,
kelas bawah yang kumuh
rendahnya produktivitas, dan lemahnya
mendapat perlakuan kurang adil dari
nilai tukar hasil produksi orang miskin
pemerintah, selalu mendapat ancaman
sehingga terbatasnya kesempatan berperan
digusur untuk kemajuan pembangunan
dalam pembangunan.
kota.
Karya sastra yang terdapat pada novel yang berjudul Lubang dari Separuh Langit karya Afrizal Malna terdapat
Sehingga
kemiskinan
yang selalu
berakibat
seperti
banyak
kriminalitas
dan
pelacuran. Afrizal
Malna
merupakan
makna yaitu di mana manusia seperti
sastrawan berkebangsaan Indonesia lahir
memiliki kesempatan untuk masuk ke
di Jakarta 7 Juni 1957. Afrizal Malna
dalam
menyelesaikan pendidikan SMA tahun
ususnya
dan
meledakkan
1976, tahun 1981 melanjutkan kuliah di
kota, sehingga tidak memikirkan keadaan
sekolah tinggi Filsafat Driyarkara (tidak
dari masyarakat sekitar yang menjadi para
selesai) di Jakarta. Buku yang pernah
pengemis, pengamen dan gembel
terbit: Abad yang Berlari (1984); Yang
Ibukota Jakarta. Dari dua novel ini terlihat
Berdiam
permasalahan kemiskinan perkotaan yang
dalam
Mikrofon
(1990);
Arsitektur Hujan (1995); Biography of
tidak
Reading (1995); Kalung dari Teman
seharinya. Maka kedua novel ini yang
(1998); Dalam Rahim Ibuku Tak Ada
lebih menarik diteliti adalah novel Lubang
Anjing
Malas
dari Separuh Langit karya Afrizal Malna,
Menceritakan Manusia (2004); Lubang
karena novel ini sebuah bangunan fiksi
dari
dan
berimajinasi yang memainkan peran jauh
mendapat
melampaui kemampuan data dan fakta
penghargaan seperti: Esai Majalah Sastra
membangun cerita sehingga novel ini tidak
Horison (1997), Dewan Kesenian Jakarta (
realis. Novel Ketika Lampu Berwarna
1984),
Khatulistiwa
Merah mengkaji masalah kemiskinan di
Kategori Puisi Melalui Karya, Museum
perkotaan pada perempatan lampu merah
Penghancur Dokumen (2013), dan masih
dari
banyak karya-karya lainnya mendapat
sedangkan novel Lubang dari Separuh
penghargaan.
Langit
(2003);
Separuh
Novel
Yang
Langit
sebagainya.
(2004);
Adapun
Kusala
Sastra
Selain novel Lubang dari Separuh Langit Karya Afrizal Malna, pengarang lain
yang
menggambarkan
mampu
para
memenuhi
di
pengemis
dan
mencangkup
lingkungan
kebutuhan
pengamen,
keseluruhan
masyarakat
miskin
yang
berada di Bantaran Sungai.
tentang
Berdasarkan
permasalahan
di
kemiskinan adalah novel Ketika Lampu
atas, maka akan dilakukan penelitian
Berwarna Merah karya Hamsad Rangkuti
terhadap
yaitu
tentang
Langit karya Afrizal Malna, karena novel
masalah kemiskinan di perkotaan. Novel
ini lebih banyak mencangkup keseluruhan
Ketika
masyarakat
sama-sama
Lampu
mengkaji
Berwarna
Merah
ini
novel Lubang dari Separuh
miskin
yang
memperlihatkan kisah kehidupan empat
dilingkungkan
orang berkaki buntung bernama Pipin,
selalu
Margono, Pemuda mabuk, dan Tom yang
keberadaannya. Oleh sebab itu, peneliti
hidup di perempatan lampu merah dan
menganalisis masalah kemiskinan yang
tidur di gubuk-gubuk pinggir rel kereta.
terdapat pada masyarakat bantaran sungai
Kehidupan
hanya
dalam novel Lubang dari Separuh Langit
mementingkan kemajuan pembangunan
karya Afrizal Malna.Rumusan masalah
di
kota
Jakarta
Bantaran
terabaikan
oleh
Sungai
berada yang
pemerintah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini:
pertama,
apa
bentuk-bentuk
Menurut
Setiadi
(2013:796-797),
dan
Usman
bentuk-bentuk
kemiskinan dalam novel Lubang dari
kemiskinan
terbagi
Separuh Langit karya Afrizal Malna.
Kemiskinan
Kedua, apa penyebab kemiskinan dalam
miskin karena dari awalnya memang
novel Lubang dari Separuh Langit karya
miskin. Kelompok masyarakat ini menjadi
Afrizal Malna.
miskin karena tidak memiliki sumber daya
natural,
tiga
yaitu: (1)
adalah
keadaan
Dalam penelitian ada beberapa
yang memadai baik sumber daya alam,
tujuan yaitu sebagai berikut ini: (1)
manusia, maupun pembangunan, atau
mendeskripsikan
kalaupun
bentuk-bentuk
mereka
ikut
serta
dalam
kemiskinan dalam novel Lubang dari
pembangunan, mereka hanya mendapat
Separuh Langit karya Afrizal Malna. (2)
imbalan pendapatan yang rendah. Menurut
mendeskripsikan
Baswir
penyebab
kemiskinan
(dalam
Setiadi
dan
Usman,
dalam novel Lubang dari Separuh Langit
2013:796-797), kemiskinan natural adalah
karya Afrizal Malna.
kemiskinan yang disebabkan oleh faktor-
Menurut Rohmad (2016:269-270),
faktor alamiah seperti karena cacat, sakit,
kemiskinan merupakan standar hidup yang
usia lanjut, atau karena bencana alam. (2)
rendah,
tingkat
Kemiskinan kultural, yaitu mengacu pada
kekurangan materi dibandingkan dengan
sikap hidup seseorang atau kelompok,
standar kehidupan yang umum berlaku
masyarakat yang disebabkan oleh gaya
dalam masyarakat yang bersangkutan.
hidup, kebiasaan hidup dan budaya di
Secara ekonomi, kemiskinan juga dapat
mana
diartikan sebagai kekurangan sumber daya
masyarakat seperti ini tidak mudah untuk
yang dapat digunakan untuk meningkatkan
diajak berpartisipasi dalam pembangunan,
kesejahteraan
tidak mau berusaha untuk memperbaiki,
yaitu
adanya
suatu
sekelompok
orang.
Kemiskinan memberi gambaran situasi
dan
serba
mengubah
kekurangan.
tingkat
Kelompok
kehidupannya.
seperti
terbatasnya
Akibatnya, tingkat pendapatan mereka
dimiliki,
rendahnya
rendah menurut ukuran yang dipakai
pengetahuan dan keterampilan, rendahnya
secara umum. Hal ini sejalan dengan apa
produktivitas,
pendapatan,
yang dikatakan Baswir (dalam Setiadi dan
lemahnya nilai tukar hasil produksi orang
Usman, 2013:797) bahwa ia miskin karena
miskin
faktor budaya seperti malas, tidak disiplin,
modal
kekurangan
mereka
yang
dan
rendahnya
terbatasnya
kesempatan
berperan serta dalam pembangunan.
dan boros. (3) Kemiskinan struktural, adalah kemiskinan yang disebabkan oleh
faktor-faktor kebijakan
buatan
ekonomi
manusia yang
seperti
tidak
adil,
hasil
penelitian
bukan
berupa
angka.Metode penelitian yang digunakan
distribusi aset produksi yang tidak merata,
dalam
korupsi dan kolusi serta tatanan ekonomi
deskriptif.
dunia yang cenderung menguntungkan
penelitian yang berisi kutipan-kutipan data
kelompok masyarakat tertentu.
untuk
Menurut Kartasasmita (1996: 240-
penelitian
laporan
ini
Metode
adalah
metode
deskriptif
adalah
memberi
gambaran
penyajian
tersebut
(Moleong,
2010:11).
241), penyebab kemiskinan ada empat
Metode deskriptif dipilih karena penelitian
yaitu: (1) Rendahnya taraf pendidikan,
ini
mengakibatkan
penggambaran dengan kata-kata secara
kemampuan
pengembangan
diri
terbatas
dan
bertujuan
untuk
pemaparan
atau
jelas dan terperinci.
menyebabkan sempitnya lapangan kerja
Ciri
penting
dari
penelitian
yang dapat dimasuki. (2) Rendahnya
kualitatif adalah (1) peneliti merupakan
derajat
menyebabkan
instrumen kunci yang membaca secara
rendahnya daya tahan fisik, daya pikir, dan
cermat sebuah karya sastra, (2) penelitian
prakarsa. (3) Terbatasnya lapangan kerja,
dilakukan secara deskriptif, (3) lebih
keadaan
kondisi
mengutamakan proses dibandingkan hasil,
pendidikan dan kesehatan diperberat oleh
(4) analisis secara induktif, dan (5) makna
terbatasnya
merupakan andalan utama.
kesehatan,
kemiskinan
lapangan
karena
pekerjaan.
(4)
Kondisi keterisolasian, banyak penduduk
Data dalam penelitian ini adalah
miskin secara ekonomi tidak berdaya
kutipan berupa teks. Sedangkan sumber
karena terpencil dan terisolasi.
datanya adalah novel Lubang dari Separuh Langit karya Afrizal Malna. Novel ini diterbitkan oleh Akademi Kebudayaan
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian ini merupakan
Yogyakarta (AKD) pada tahun 2004
penelitian kualitatif. Menurut Semi (dalam
(cetakan pertama) dengan jumlah halaman
Endraswara, 2013:5), penelitian kualitatif
157 halaman. Cover novel ini berwarna
dilakukan dengan tidak mengutamakan
hijau,
angka-angka,
menarik berwarna hitam putih.
tetapi
mengutamakan
gambar
cover
sederhana
dan
kedalaman penghayatan terhadap interaksi
Instrumen data penelitian yang
antar konsep yang sedang dikaji secara
digunakan peneliti yaitu dibantu dengan
empiris. Penelitian ini dikatakan penelitian
format
kualitatif
ini
Arikunto (2014:203), instrumen penelitian
nantinya berupa kalimat yang menjelaskan
adalah alat atau fasilitas yang digunakan
karena
hasil
penelitian
inventarisasi
data.
Menurut
oleh peneliti dalam pengumpulan data agar
pengamat
lainnya
untuk
keperluan
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya
pengecekan kembali derajat kepercayaan
lebih baik, dalam arti lebih cermat,
data.
lengkap, dan sistematis sehingga lebih
Validator dalam pengabsahan data
mudah diolah. Instrumen pada penelitian
ini adalah Bapak Yuherman, S.P., M.Pd.
ini adalah peneliti dibantu dengan format
Bapak Yuherman dipilih sebagai validator
inventarisasi data.
karena ahli dalam bidang masalah sosial,
Data dikumpulkan dengan teknik
masalah kemiskinan, bahkan juga ahli
sebagai berikut: (1) Tahap pembacaan,
dalam bidang ke pendudukan, maka data
yaitu membaca dan memahami novel
penelitian ini mengkaji tentang masalah
Lubang dari Separuh Langit karya Afrizal
kemiskinan. Bapak Yuherman, S.P., M.Pd.
Malna
adalah
secara
keseluruhan.(2)Tahap
dosen
STKIP
PGRI
Sumbar
inventarisasi, yaitu tahap menggarisbawahi
sebagai dosen dari pendidikan Geografi,
dan mencatat isi novel yang berkaitan
tetapi Bapak Yuherman, S.P. M.Pd ini
dengan bentuk-bentuk kemiskinan dan
juga mengajar di jurusan Sosiologi.
penyebab kemiskinan yang terdapat dalam
Langkah-langkah yang dilakukan
novel Lubang dari Separuh Langit karya
untuk menganalisis data adalah sebagai
Afrizal Malna. (3) Tahap klasifikasi, yaitu
berikut: (1) Mendesripsikan data penelitian
tahap mengelompokkan data yang sudah
berdasarkan
diinventarisasikan.
dan
Teknik pengabsahan data yang
bentuk-bentuk
penyebab
Menganalisis
dan
kemiskinan
kemiskinan.
(2)
menginterpretasikan
digunakan dalam penelitian ini adalah
data. (3) Membahas temuan novel dengan
teknik triangulasi. Moleong (2010:330),
dikaitkan dengan teori. (4) Menyimpulkan
menyatakan
hasil pemerolehan. (5) Menuliskan laporan
bahwa
dalam
teknik
triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan
data
yang
memanfaatkan
sesuatu yang lain. Di luar data untuk keperluan
pengecekan
atau
sebagai
pembanding terhadap data tersebut. Pada penelitian ini teknik triangulasi yang digunakan
adalah
hasil penelitian.
teknik
triangulasi
penyidik. Teknik triangulasi dalam bentuk penyidik merupakan teknik pengabsahan data dengan memanfaatkan peneliti atau
HASIL DAN PEMBAHASAN Temuan yang terdapat dalam novel Lubang dari Separuh Langit karya Afrizal Malna adalah sebagai berikut ini: (1) bentuk-bentuk kemiskinan terbagi tiga yaitu pertama, kemiskinan natural terdapat temuan pada tokoh Pak Sarip dan Istri Pak
Sarip. Kedua,kemiskinan kultural terdapat
Kedua,
kemiskinan
kultural
temuan pada tokoh Made Luluan dan
terdapat pada tokoh-tokoh ini adalah Made
Sarpan. Ketiga, kemiskinan struktural
Luluan
terdapat temuan pada tokoh Sarpan, Candi,
karena awalnya memang miskin yang
Neneng
Penyebab
tidak memiliki sumber daya yang memadai
kemiskinan terbagi empat yaitu: Pertama,
seperti kutipan “Tapi Pak Made Luluan
rendahnya taraf pendidikan terdapat pada
tidak bisa melanjutkan sekolahnya karena
tokoh Anak Muda dan Ibu Timah. Kedua,
miskin. Hingga kini Pak Made Luluan
rendahnya derajat kesehatan terdapat pada
tetap hidup seorang diri. Saya tidak punya
tokoh Sarpan, Candi dan Jejak. Ketiga,
keluarga, katanya. Saya tidak punya istri,
terbatasnya lapangan kerja terdapat pada
karena saya miskin. Pak Luluan telah
tokoh Candi dan Salim. Keempat,kondisi
menggusur dirinya sendiri untuk bisa
keterisolasianterdapat pada tokoh Pak
hidup seperti yang lain, karena dia miskin
Sarip dan Mumu.
(Afrizal Malna, 2004: 89)” dan Sarpan
dan
Rochim.(2)
Hasil penelitian yang terdapat pada
yang
mengalami
mengalami
kemiskinan
analisis data penelitian ini adalah sebagai
memiliki
berikut
pembangunanseperti
ini:bentuk-bentuk
kemiskinan
kemiskinan
karena
sumber
tidak daya
kutipan
“Sarpan
yaitu:Pertama,kemiskinan natural terdapat
menutup jendela kecil di kamarnya agar
pada tokoh ini adalah Pak Sarip yang
hujan
disebabkan oleh faktor alamiah seperti usia
tempiasan air hujan tetap masuk, karena
lanjut seperti kutipan “Aku berkunjung ke
jendela kecilnya hanya terbuat dari kawat
rumah Pak Sarip di gubuknya. Seharian ini
kandang ayam yang dibingkai dengan
langit selalu dibayangi mendung. Tapi
kayu bekas peti kemas. Sarpan hanya
hujan
tersenyum kecil melihat jendelanya tak
tidak
turun-turun
juga.
Hari
tetap
masuk
menahan
ke
menjelang sore, Pak Sarip seorang penarik
berdaya
becak yang juga tinggal di bantaran sungai
(Afrizal Malna, 2004:43).”
dalam.
tempias
air
Tapi
hujan
ini. Lelaki tua yang giginya telah banyak
Ketiga, kemiskinan struktural pada
ompong ini berasal dari Wonokromo. Dia
tokoh ini adalah Sarpan yang mengalami
bertelanjang dada, tulang-tulang dadanya
kemiskinan karena kehilangan penghasilan
menonjol
sebuah
oleh buatan pemerintah seperti kutipan
perahu.(Afrizal Malna, 2004:108)” dan
berikut ini “Apa memang becak bisa
Istri Pak Sarip mengalami kemiskinan
ditangkap? Apakah usaha rakyat kecil bisa
karena usia lanjut dan cacat.
dihancurkan? Tidak, jawab Sarpan, salah
seperti
kerangka
satu seorang penarik becak. Kenapa?
Tanyaku. Becak tidak pernah habis di kota
memasak.
ini, jawabnya. Mata pencarian rakyat tidak
senyumnya tak pernah lepas, lalu ia mulai
bisa
dipenjarakan,
memetik gitarnya dan bernyanyi tentang
balik becak-becak yang
matahari yang tidak pernah menindas.
ditangkap itu terdapat banyak keluarga
Beberapa orang Ibu ikut bernyanyi dan
penarik becak yang kehilangan sumber
mengoyangkan
penghasilan dan mengancam kuantitas
mengaduk nasi yang sedang mereka masak
dan kualitas kehidupan mereka yang kian
(Afrizal Malna, 2004:54)” dan Ibu Timah
rendah (Afirizal Malna, 2004:39), Candi,
juga mengalami kemiskinan karena kurang
Rochim,
mengalami
ilmu pendidikan yang ia miliki sehingga
kemiskinan karena faktor buatan manusia
harus bekerja memenuhi kehidupannya
seperti kebijakan ekonomi yang tidak adil
dengan
Rochim,
kutipan
ditangkap
lanjutnya. Di
dan
dan
Neneng
dan
kutipantokoh
Neneng. Neneng
Contoh mengalami
Mukanya
mengurangi
Neneng?
tapi
sambil
lima
seperti
jarak
antara
tempatnya mencari nafkah untuk Bu
“Apa
dengan
kaki
“Pendeknya,
Timah
terjadi
pinggulnya
berdagang
kemiskinan oleh buatan manusia yaitu yang
berminyak,
sangat
penting,
karena
pengeluaran
akan untuk
menurut tetangga di sekitarnya, tas yang
transportasi. Tapi usaha Bu Timah pun
berisi perhiasan Neneng lenyap saat para
tidak bebas dari ancaman penggarukan.
trantip merubuhkan kamar kontrakannya.
Walaupun penggarukan kaki lima baginya
Surat gadainya juga ikut lenyap. Neneng
tidak terlalu berarti, karena besok dia
pernah
sudah berdagang lagi di tempat yang
menggadaikan
menambah
biaya
sekolah
TV
untuk
anaknya.”
(Afrizal Malna, 2004:73)” Penyebab
sama.
Pernah
suatu
malam
gerobak
usahanya dibakar oleh Trantip bersama yaitu:
dengan gerobak pedagang-pedagang lain
pendidikan
titik-titik api mulai menyala di beberapa
terdapat pada tokoh Anak Muda yang
gerobak dagangan mereka (Afrizal Malna,
mengalami kemiskinan karena kurangnya
2004:132).”
Pertama,
kemiskinan
rendahnya
taraf
ilmu pendidikan sehingga pada umur
Kedua,
rendahnya
derajat
untuk duduk di bangku sekolah harus
kesehatan pada tokoh Candi mengalami
mencari uang untuk memenuhi kehidupan
rendahnya daya pikirnya sehingga tidak
sehari-hari
seperti
mampu mencari tempat yang layak seperti
kutipan “Seorang anak muda yang sehari-
kutipan “Malam kini sudah hampir pukul 2
harinya bekerja sebagai pengamen, masuk
pagi. Hanya ada sebuah warung rokok
ke dalam lingkaran ibu-ibu yang sedang
yang masih buka dengan penerangan
dengan
mengamen
lampu petromaks. Malam berbau limbah
Keempat, pada
sekitar sungai (Afrizal Malna, 2004:46)”
mengalami kemiskinan ekonomi yang
dan Jejak mengalami rendahnya daya
tidak berdaya karena terpencil. Kutipan
tahan
timbul
yang menandakan tokoh Mumu yang
penyakit di tubuhnya seperti kutipan
terpencil dari pusat kota yaitu “Ibu, apakah
“Setiap hari Jejak harus mandi dari air
saya juga sampah? Tanya Mumu padaku.
bekas mandi tahanan lain. Tubuhnya
Kenapa, Mu? Tanyaku lagi. Orang bilang,
penuh dengan borok, kudisan. Harga
orang-orang yang tinggal di sini adalah
dirinya setiap hari dihancurkan dengan
sampah. Tempat buang sampah, jelas
cara
dan
Mumu. Apakah sampah bisa membuat dan
kemanusiaannya di rusak di luar dan
meniup suling seperti kamu, Mu? Tanyaku
dalam. Suatu malam punggungnya dihajar
lagi
dengan besi oleh seorang tahanan lain
Sedangkan tokoh Pak Sarip berada pada
yang biasa dipanggil sebagai Ayah. Ayah
daerah terpencil yaitu “Kalau akhirnya
dalam penjara berarti sebutan untuk yang
kami diusir dari sini, setelah digusur. Kami
dianggap sebagai raja dalam penjara
mau pergi ke mana lagi? katanya. Desa
(Afrizal Malna, 2004:56).”
sudah habis bangkrut. Sawah kami tidak
sehingga
seperti
banyak
itu.
Tubuh
Ketiga, terbatasnya lapangan kerja pada tokoh Candi dan Salim mengalami keadaan
kemiskinan
(Afrizal
Sarip
Malna,
dan
Mumu
2004:102).”
cukup lagi buat hidup, harga pupuk terlalu mahal (Afrizal Malna, 2004: 108)”
kondisi
Berdasarkan uraian di atas , dapat
pendidikan yang kurang. Seperti kutipan
diketahui bahwa hubungan karya sastra
pada tokoh Candi yaitu “Duit makin susah
dengan
dicari,
mengikuti
Bantaran Sungai tergambar pada latar yang
permintaannya dan mulai bekerja sebagai
terdapat pada novel Lubang dari Separuh
seorang
katanya.
karena
Pak
keterisolasian
dari beberapa pabrik yang berdiri di
fisik
tokoh
kondisi
Aku
masalah
sosial
masyarakat
pelacur.
Aku
menjalankan
Langit karya Afrizal Malna. Latar sosial
begitu
saja
seakan-akan
yang terdapat dalam novel Lubang dari
pekerjaan ini memang sudah tugasku. Aku
Separuh Langit karya Afrizal Malna
melayani semua tamu sesuai dengan
tersebut adalah latar sosial masyarakat
bayaran dan permintaan mereka. Aku juga
Bantaran sungai
mulai merawat tubuhku agar tetap segar.
penggusuran
Tidak layu seperti batang pisang yang
kemiskinan yang terdapat pada lingkungan
telah dipisahkan dari akarnya (Afrizal
masyarakat Bantaran Sungai menyadarkan
Malna, 2004:121).”
kita dan masyarakat lain, bagaimana
semuanya
yang miskin akibat
oleh
Trantip.
Maka
keadaan masyarakat itu melawan kerasnya hidup akibat perpindahan urban. Jadi,
latar
sosial
Dalam novel Lubang dari Separuh Langit karya Afrizal Malna bentuk-bentuk
masyarakat
kemiskinan, yakni pertama, kemiskinan
bantaran sungai ini memberikan pelajaran
natural
bahwa hidup seharusnya tidak memandang
ketidakmampuan bekerja dalam memenuhi
bagaimana kumuh tempat itu, akan tetapi
kebutuhan karena usia lanjut, dan cacat
lihatlah
dan
maka dalam novel Lubang dari Separuh
kegembiraan yang di dapat walaupun itu
Langit karya Afrizal Malna ini dapat
sederhana. Berdasarkan hal tersebut, maka
disimpulkan
kemiskinan akan menjadi pelajaran hidup,
memenuhi kebutuhan sehari-hari karena
dikarenakan karya sastra itu merupakan
tidak
cerminan
mencari nafkah seperti pada tokoh Sarpan,
bagaimana
dari
suasana
kehidupan
masyarakat.
Masyarakat miskin pasti akan berada pada
yang
di
dalamnya
bahwa
mempunyai
terdapat
ketidakmampuan
tenaga
lagi
untuk
Pak Sarip dan Istrinya.
posisi yang kedua dalam kepemerintahan.
Kedua, kemiskinan kultural yang
Hal inilah yang menyebabkan masyarakat
dialami para tokoh dalam novel Lubang
itu tidak menjadi prioritas pertama dalam
dari Separuh Langit karya Afrizal Malna
struktur kenegaraan. Berdasarkan hal di
ini terlihat dari ketidakmampuan Made
atas, dalam novel Lubang dari Separuh
Luluan untuk mencari nafkah dalam
Langit karya Afrizal Malna ini terdapat
memenuhi kebutuhan sehari-hari karena
semua bentuk-bentuk kemiskinan dan
tidak memiliki sumber daya yang memadai
penyebab kemiskinan dalam novel Lubang
sehingga sampai ia tua tidak mempunyai
dari Separuh Langit karya Afrizal Malna.
keluarga
bahkan
istri
akibat
kemiskinannya dan Sarpan mengalami kemiskinan
KESIMPULAN Berdasarkan novel
karena
sumber
daya
Lubang dari
pembangunan yang tidak memadai. Hal ini
Separuh Langit karya Afrizal Malna
terlihat ketika Sarpan menutup jendelanya
terdapat semua bentuk-bentuk kemiskinan
agar air hujan tidak masuk tapi jendelanya
seperti kemiskinan kultural, kemiskinan
tidak berdaya menahan tempias air hujan
natural,
struktural.
yang masuk. Kedua tokoh ini mengalami
Sedangkan penyebab kemiskinan juga
kemiskinan karena faktor malas bekerja,
terdapat
penyebab kemiskinan seperti
untuk berusaha memperbaiki pola hidup
rendahnya taraf pendidikan, rendahnya
yang baik tidak mau karena tetap bertahan
derajat kesehatan, terbatasnya lapangan
dengan apa yang ia lakukan saat bekerja
kerja, dan kondisi keterisolasian.
seperti menjadi tukang becak, ditambah
dan
kemiskinan
lagi terlalu boros dan tidak bisa berhemat
sungai tempat mandi masyarakat Bantaran
dalam
Sungai.
kehidupannya.
Berdasarkan
penjelasan tersebut terdapat tokoh-tokoh yang hidup dalam kemiskinan.
DAFTAR PUSTAKA
Ketiga, kemiskinan struktural yang
Arikunto,
Suharsimi.
2014.
di dalamnya terdapat ketidakmampuan
Penelitian:
mencari
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
pekerjaan
dalam
memenuhi
Suatu
Prosedur Pendekatan
kehidupan, maka dalam novel Lubang dari
Endraswara, Suwardi. 2013. Metodologi
Separuh Langit karya Afrizal Malna yang
Penelitian Sastra; Epistemologi,
di alami tokoh candi, Neneng dan Rochim.
Model,
Jadi
Yogyakarta: PT Buku Seru.
dapat
disimpulkan
ketidakmampuannya
dalam
bahwa memenuhi
Teori,
Kartasasmita,
dan
Aplikasi.
Ginandjar.
kebutuhan sehari-hari akibat ketidakadilan
Pembangunan
dari pemerintah yang menggusur tempat
Memadukan
tinggalnya sehingga sulit untuk mencari
Pemerataan. Jakarta: PT Pustaka
pekerjaan baru untuk memulai hidup baru
CIDESINDO.
karena semua barang-barang berharganya hancur oleh reruntuhan rumah.
Malna,
Afrizal.
Untuk
1996. Rakyat:
Pertumbuhan
2004.
Lubang
dan
dari
Separuh Langit. Yogyakarta: AKY
Adapun penyebab kemiskinan yang dialami para tokoh dalam novel Lubang
(Akademi
Kebudayaan
Yogyakarta).
dari Separuh Langit karya Afrizal Malna,
Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi
yakni pertama, rendahnya taraf pendidikan
Penelitian Kualitatif. Bandung: PT
merupakan
Remaja Rosdakarya.
ketidakmampuan
seseorang
dalam memenuhi kehidupannya yang ia
Rohmad,
Zaini.
2016.
jalani akibat dari kurangnya pendidikan
Pembangunan.
sehingga terbatas dalam kemampuan yang
Ombak.
ia
miliki.
Kedua,
kesehatan dalam
rendahnya novel
derajat
Lubang dari
Separuh Langit karya Afrizal Malna dialami oleh Candi dan Jejak, karena berada di tempat yang kumuh yang tidak menjamin
kesehatan.
Ditambah
lagi
tempatnya yang dekat dengan pabrikpabrik dan limbah pabrik dibuang di
Sosiologi Yogyakarta:
Setiadi, Elly M dan Usman Kolip. 2013. Pengantar Kencana.
Sosiologi.
Bandung: