Oktober November 2014 M Dzulhijjah 1435 H Muharram 1436 H
menyucikan harta dan jiwa
MARI BERTEMAN DENGAN AL-QURAN
AGAR ANAK TAK KECANDUAN GAME
HAJI DAN KEPEDULIAN SOSIAL MASJID ALATIEF BLOK M
kat* a Z t u p Jem n a n a y a L 3-555
7 3 7 7 8 087
BRI Syariah Zakat : 701311637555 Infak : 701311631477 BCA Syariah Zakat : 0011555510 Infak : 011777710 Bank Syariah MANDIRI Zakat : 7001325498 Infak : 70011334756
*Zakat minimal Rp. 1.000.000,-
Hotline Layanan Jemput Zakat Senin - Jumat pukul 08.00 - 16.00
3904555 email.
[email protected] Badan Amil Zakat Nasional @baznasindonesia www.baznas.or.id
“Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, atau mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh. Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka”. (QS Al-Hajj: 27-28)
Salam,
R
Oktober November 2014 M Dzulhijjah 1435 H Muharram 1436 H
menyucikan harta dan jiwa
Majalah ini diterbitkan oleh: Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Dewan Redaksi: Prof Dr. Didin Hafidhuddin Teten KustiawanM. Fuad Nasar, M.Sc, Hermin R. RachimNdari Rumi WidyawatiRatri Devy Arimbi Budi Margono konsultan Media: rubudesign.co Redaksi: Karsono TadjuddinSunan Hasan Vini Mariyane Rosya Fotografer: Miroslav Arofich, Sabrina, Shutterstock.com. google.com Desain Grafis: Gunadi Gaisani Miroslav Arofich Redaksi dan Iklan Jl. Kebon Sirih Raya No. 57 Jakarta Pusat. Tlp. (021) 3904555 Fax. (021) 3913777 www.baznas.or.id
asanya baru kemarin kita melepas saudara-saudara kita berangkat ke Tanah Suci, Mekah, untuk menunaikan ibadah haji. Ternyata sekarang, mereka telah hadir kembali di Tanah Air, berkumpul dengan keluarga dan berbaur dengan lingkungan sekitarnya. Tiada oleh-oleh yang kita harapkan dari mereka selain haji yang mabrur. Sebab, dengan kemabruran haji itulah, Insya Allah, Indonesia akan menjadi lebih baik dan lebih sejahtera. Tapi persoalannya, hingga kini, Indonesia masih terus dirongrong oleh berbagai masalah pelik, seperti kemiskinan, kebodohan, dan korupsi. Padahal, jumlah jamaah haji Indonesia terus bertambah setiap tahun. Begitu pula para calon hajinya. Ada apa ini? Apa yang harus dilakukan supaya kita bisa keluar dari berbagai persoalan ini? Untuk menjawab sebagian masalah ini, maka Majalah Zakat edisi Oktober-November 2014 ini mengangkat tema Haji dan Kepedulian Sosial. Tulisan tentang ini tersaji pada rubrik Zakat Utama dengan judul yang sama dengan tema, serta hasil wawancara kami dengan Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. Dr. K.H. Ali Musthafa Ya’qub dengan judul Nabi Saw. Berhaji Hanya Sekali, Berinfak Ribuan Kali. Salah satu langkah yang dilakukan BAZNAS dalam mengoptimalkan penghimpunan zakat adalah menggencarkan sosialisasi Inpres Zakat No. 3/2014 ke berbagai lembaga/instansi pemerintah. Lembaga yang sudah melakukan pembayaran zakat ke BAZNAS sebagai hasil dari upaya sosialisasi Inpres Zakat ini, di antaranya adalah Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan). Tulisan tentang ini tersaji pada rubrik Inspirasi dengan judul Inpres Zakat Diterbitkan, Lapan Pun Berzakat. Pada rubrik Kiprah, kami tampilkan seorang peserta program Kaderisasi Seribu Ulama (KSU), yang mampu meraih gelar Magister Ekonomi Islam dengan predikat cumlaude serta lolos seleksi jadi penerjemah khutbah di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, Saudi Arabia. Masih banyak tulisan lain yang kami sajikan di berbagai rubrik majalah Zakat edisi Oktober-November ini. Semoga sajian kami ini benar-benar bermanfaat, antara lain, dapat memotivasi atau menginspirasi pembaca untuk terus beramal kebaikan, misalnya bersedekah dan berzakat.
6
10
Populasi Anak-anak Muslim Dominasi Kotakota Besar Inggris
Suluh
15
32
Nabi Saw., Berhaji Hanya Sekali, Berinfak Ribuan Kali
Inpres Zakat terbit, Lapan Pun Berzakat
65
42
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin: Zakat, Potensi Dana Umat Muslim
Mari Berjalan Saat Bekerja 28 Kabar Bazda: Kursi Roda untuk Nazwa
1 Hikmah 2 lENSA 4 Salam 6 Khazanah 7 Fakta 12 Zakat Utama: Haji dan Kepedulian Sosial 18 Surat Kebon Sirih: 20 Kaidah zakat: Zakat Core Principles & Vacuum Cleaner Effect 22 Program Zakat: Rakernas Fokuskan pada Peningkatan Pembangunan Nasional 27 Agenda
30 Opini: Dahsyatnya Wakaf Ustman bin Affan 34 Dunia ZAKAT: Lewat MUIS, Pemerintah Koordinasikan Pengelolaan Zakat Singapura 36 Tanya Jawab Zakat 38 Tanya Jawab AGAMA 39 Tanya Jawab Kesehatan 40 MeNu Sehat: Menu Buah Bantu Sembuhkan Penyakit 44 Gaya: Mukena Colet Melukis Keindahan di Mukena
46 Sakinah: Agar Anak Tak Kecanduan Games 48 Tokoh: BUNG TOMO Lantang Teguhkan Perjuangan 50 Silaturahim: Masjid Al alatief Pasaraya Blok M Jeli Menangkap Fenomena Umat 53 Kiprah: KSU antarkan Musyaddad Jadi Penerjemah Khutbah di Saudi Arabia 56 Profil Bazda: BAZNAS Sragen Berkinerja Memuaskan 58 OPINI: Haji dan Kurban: Refleksi Ibadah dan Agenda Umat 60 Sirah: Imam Hambali Teguh Membela Kebenaran 62 Komunitas: Mari Berteman dengan Al-Quran 66 Kitabah 67 Mas Zaki 68 Catatan: Membangun Semangat Baru Zakat
Lensa
Kebun stroberi di Desa Candi Kuning II, Kec. Baturiti, Bedugul, Kab. Tabanan, Bali. Stroberi merupakan salah satu komoditi yang dikembangkan dalam program Zakat Community Development (ZCD) BAZNAS di kawasan itu. Program ZCD Candi Kuning II memanfaatkan area seluas 83 are dan dimanfaatkan oleh 20 kepala keluarga mustahik.
6 | Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435 H-Muharram 1436 H
Populasi Anak-anak Muslim Dominasi Kota-kota Besar Inggris
Khazanah
S
ensus terbaru Inggris yang dilansir Daily Mail September lalu menunjukkan perubahan signifikan pada demografi agama pada usia anak-anak Muslim di sejumlah kota utama Inggris. Salah satu yang mencolok yakni populasi anakanak Muslim di kota Tower Hamlets, di timur London, yang mencapai 60 persen. Bahkan, di Newham, Redbridge dan Tower Hamlets, populasi anak-anak
Muslim mencapai dua pertiga dari total populasi. Hasil sensus juga menunjukkan menurunnya pemeluk keyakinan agama tradisional, yakni Kristen. Tren menguatnya populasi anak-anak Muslim juga tercatat di kota ‘kedua’ Inggris, Birmingham. Dari 278 ribu anak-anak, sebanyak 97.099 orang teregistrasi sebagai Muslim. Sementara 93.828 orang tercatat sebagai Kristiani.
Tren yang sama juga terjadi di Bradford, Leicester, kota di Luton, Bedfordshire dan Slough di Berkshire. Ahli dari ICoCo Foundation, Ted Cantle menilai ada bebe rapa faktor yang terjadi secara bersamaan sehingga mem pe ngaruhi kecenderungan per ubah an demografi tersebut. Selain meningkatnya angka imigran Asia dan tingkat kelahiran yang lebih tinggi di antara penduduk Muslim, secara bersamaan pendukung agama Kristen berkurang. Isu penyatuan masyarakat menjadi salah satu penyebabnya. “Selain itu, kelompok Muslim memang memiliki profil usia yang lebih muda. Di beberapa kota mulai berkurang juga populasi penduduk kulit putih, dan diganti penduduk kulit hitam dan minoritas,’’ katanya. Meski demikian, secara umum agama Kristen masih mendominasi di Inggris dan Wales. Dari 45 juta total penduduk, warga beragama Kristen tercatat sebanyak 5 juta penduduk. Sementara Muslim hanya 1,8 juta orang
Di Indonesia, Pengguna Busana Muslim Meningkat
P
ara desainer Indonesia merasakan pesatnya pengguna busana Muslim. Bahkan, busana Muslim kini telah menjadi mode tersendiri. Hal itu dikatakan desainer Muslim dari rumah mode My Ris Ulin, Ni’mah Makruf, di Jakarta, Sabtu (27/9) lalu. Ia menilai pengemasan modis busana Muslim menjadi salah satu faktornya.
Kepada Antara, Ni’mah menjelaskan, beberapa tahun lalu pengguna hijab dan baju Muslim lebih banyak terkonsentrasi pada kalangan ibu-ibu. “Sekarang, remaja bahkan anak-anak sudah menggunakan hijab sebagai satu gaya berbusana tersendiri,” terang Ni’mah . Ni’mah menilai, munculnya desain-desain kreatif yang
Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435-H Muharram 1436 H | 7
dicipta kan desainer Indonesia menjadi pemicu pergeseran pengguna hijab dan baju Muslim. Desain-desain unik, cerah dan tidak monoton banyak menarik minat masyarakat untuk menggunakan busana Muslim.”Banyak wanita Muslim yang semula tidak berhijab akhirnya berhijab, karena sekarang berhijab sudah menjadi bagian dari mode,” katanya. Ni’mah bahkan opti mis tis perkembangan pesat mode busana Muslim di Indonesia
akan dilirik pasar internasional. Apalagi busana Muslim Indonesia apik mengkombinasikan warna hingga kain tradisional. Sangat berbeda dengan hijab dan busana Muslim dari negara-negara Ti mur Tengah yang desainnya cenderung monoton dengan warna gelap.”Karena itu, Timur Tengah pun menjadi pasar besar yang memesan baju Muslim karya desainer Indonesia,” katanya. Meski demikian, Ni’mah me nilai perkembangan pesat
Indonesia Juara Umum MTQ Internasional I
ndonesia menjadi juara umum Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Internasional yang digelar di Palembang, 23-27 September 2014 lalu setelah tiga wakilnya berhasil mengalahkan 83 peserta dari 39 negara lain. Hal ini diumumkan Dewan Hakim pada acara penutupan di Palembang Sport and Convention Centre, Sabtu (27/9) lalu. Para wakil Indonesia yang juga putra-putri daerah Sumsel itu, yakni Bangun Syahraya untuk kategori qari tilawah
dengan nilai 97,25, Miftahul Jannah kategori qariah tilawah dengan nilai 95,75, serta Kgs Rasyid Siddiq kategori tahfiz tilawah dengan nilai 99,67. Dalam keputusan Dewan Ha kim MTQ Internasional No. 01/ KEP.DH/MTQ-Internasional/2014 itu terpampang Bangun berhasil me ngalahkan qari Pranon Mus tafa dari Thailand, Zakaria Tra boulsi dari Libanon, serta Numan M. Pimbayabaya dari Filipina dan Ali Salah Ali Omar Khalil dari Bahrain.
dunia mode busana Muslim per lu dicermati. Sebab, beberapa desainer masih saja berkreasi tanpa memahami karakteristik utama baju Muslim. Ni’mah mencontohkan de sain-desain baju Muslim yang masih menggunakan bahan transparan tanpa pelapis. “Baju Muslim tidak hanya harus tertutup namun juga tidak boleh menggunakan bahan yang transparan dan menonjol kan lekuk tubuh,” katanya mengingatkan.
Qariah Miftahul Jannah juga berhasil mengalahkan pesaing internasional, yakni Hanimzah dari Malaysia, Hasnae Khoulali dari Maroko, Amal Nazirah binti H. Asmat dari Brunei Darussalam serta Nurul Huda binti Khamsani dari Singapura. Nilai nyaris sempurna milik Kgs Rasyid dalam kategori tahfiz menyingkirkan Esfahania Mostafa bin Mahmood dari Iran dan Mohamed Maher Aqbdelmeguid Abdelaziz dari Mesir. Koordinator Dewan Hakim Said Agil Hussin Al-Munawar menegaskan, keputusan hasil rapat dewan hakim itu berdasar kan penampilan yang terbaik, bukan karena manipulasi nilai. Selain Said Agil, dewan hakim juga terdiri dari Al Zahrani Salem Ghormallah dari Arab Saudi, Sayed Abdel Magid dari Mesir, Samih Ahmad Khaled At Hanneh dari Yordania, Abdul Rashid Sheika Sufi dari Qatar, H. Abd. R. Ajid Mohd Salleh dari Brunei Darusalam, dan H. Azhari bin Othman dari Malaysia.
Khazanah
8 | Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435 H-Muharram 1436 H
Jumlah JAmaah Haji Indonesia 2014
168.800 Orang
Total Keseluruhan Umum & Petugas FAKTA
Jamaah Khusus
155.200 Orang 13.600 Orang
Jumlah calon Haji Indonesia (daftar TUNGGU) Total Keseluruhan
2.620.993 Orang
Masa Tunggu Tercepat
Kabupaten Kaur (Bengkulu): s.d. 2017
Masa Tunggu Terlama:
Kabupaten Wajo (Sulawesi Selatan): s.d. 2040
Sumber: Kemenag & Berbagai Travel Penyelenggara ONH Plus
10 | Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435 H-Muharram 1436 H
SULUH
Terima Kasih
Pak SBY-Boediono, Selamat Bertugas
Pak Jokowi-JK www.google.com
Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435-H Muharram 1436 H | 11
S
enin, 20 Oktober 2014, bertepatan dengan 29 Dzulhijjah 1435 H ada lah hari yang bersejarah bagi masyarakat dan bangsa Indonesia. Sebab, pada hari itu presiden dan wakil presiden terpilih, Joko Widodo dan Jusuf Kalla dilantik oleh MPR untuk memimpin bangsa dan negara ini lima tahun ke depan (20142019). Alhamdulillah, pelantikan ini berlangsung dengan lancar, tertib, penuh keberkahan dan berada dalam bimbingan dan inayah Allah Swt. Pelantikan ini sekaligus juga merupakan saat penyerahan tonggak kepemimpinan kepada presiden terpilih dari pasangan SBYBoediono yang telah memimpin bangsa ini selama dua periode (2004-2014). Kepada Pak SBY-Boediono kami mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya dan setulus-tulusnya atas segala jasa beliau dalam membangun bangsa dan negara ini. Dalam kaitan dengan perkembangan zakat nasional, Pak SBY sangat besar jasanya.
Pada masa beliau, lahir Undang-Undang (UU) Pengelola an Zakat yaitu UU No. 23/2011. pengganti UU No. 38/1999. Se lain itu, ada juga Peraturan Pemerintah (PP) No. 14/2014 tentang Pengelolaan Zakat, dan Instruksi Presiden (Inpres) No. 3/2014 tentang Optimalisasi Pengumpulan Zakat di semua kementerian, lembaga dan badan negara melalui BAZNAS .
Ketika Pak SBY, Pak Boediono, para Menko beserta para menteri dan Gubernur DKI (waktu itu dijabat oleh Pak Jokowi) pada tanggal 5 Agustus 2013 yang bertepatan dengan tanggal 27 Ramadhan 1434 H berkunjung ke kantor BAZNAS di Jalan Kebon Sirih 57 Jakarta Pusat, beliau menerima usulan BAZNAS dan mengumumkan langsung bahwa setiap tanggal 27 Ramadhan dijadikan sebagai HARI ZAKAT NASIONAL. Demikian pula yang tidak kalah besar pengaruhnya ter hadap perkembangan zakat nasional, adalah kesadaran beliau dan keluarga, untuk membayar zakat melalui BAZ NAS setiap bulan Ramadhan. Selain itu, masih banyak jasa beliau yang lain terhadap dunia perzakatan nasional. Tentu kita sangat yakin, bahwa pemerintahan men da tang akan lebih memberikan perhatian dan dukungan ter ha dap kegiatan perzakatan nasional. Inpres yang dikeluar kan Pak SBY mudah-mudahan bisa diimplementasikan se cara massif pada semua kemen terian, lembaga, badan-badan pemerintah pusat maupun daerah, dengan cara berzakat, baik lembaga maupun karya wannya melalui BAZNAS pusat maupun daerah. Zakat, di samping berkaitan dengan penghimpunan dana non-APBN bagi peningkatan kesejahteraan kaum dhuafa, juga berperan dalam kualitas akhlak, moral dan karakter
Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, M.Sc Ketua Umum BAZNAS
SULUH
bangsa. Zakat, sejatinya akan menguatkan etos kerja, me nguat kan etika kerja (tidak mencari rezeki melalui cara yang tidak benar seperti korupsi), menguatkan kasih sayang kepada sesama dan menguatkan roda ekonomi nasional. Sebagai lembaga yang men dapat amanah mengelola zakat, baik dari pemerintah mau pun masyarakat, BAZNAS pada dasarnya adalah mitra kuat pemerintah dalam pengentasan kemiskinan, melalui program pendidikan, kesehatan, kegiatan ekonomi maupun yang lainnya. Tujuan BAZNAS adalah sama dengan tujuan pemerintah, yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Wallahu Alam bi Ash Shawab
12 | Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435 H-Muharram 1436 H
Zakat utama
Haji dan Kepedulian Sosial
Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435-H Muharram 1436 H | 13
B
Ibadah haji adalah ibadah yang dirindukan oleh sebagian besar Muslim untuk di tunaikan, karena selain pahalanya besar, yakni surga (apabila hajinya mabrur), ibadah haji juga menghadirkan kenikmatan spiritual yang luar biasa. Misalnya, banyak yang meneteskan air mata haru dan bahagia saat menyaksikan Ka’bah berada di depan matanya. Sebab, sebelumnya Ka’bah itu hanya ada dalam bayang-bayangnya saat menegakkan shalat di Tanah Air.
egitu juga saat membaca talbiyah bersama-sama. Banyak di antara jamaah yang matanya memerah dan berkaca-kaca. Air mata harunya tak terbendung lagi untuk jatuh saat menyadari bahwa saat itu mereka adalah tamu-tamu Allah Swt. Labbaika Allahumma labbaik, labbaika la syarika laka labbaik, innal hamda wanikmata laka walmulk la syarikalak. “Aku datang memenuhi panggilanMu, ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu. Aku datang memenuhi panggilanMu, yang tiada sekutu bagiMu. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, kenikmatan, dan kerajaan adalah milik-Mu. Aku datang memenuhi panggilanMu.” Dengan talbiyah itu, mere ka merasakan Allah Swt. seakan begitu dekat dan selalu menyertainya. Maka, tak heran kalau kemudian mereka selalu memenuhi panggilan-Nya untuk shalat berjamaah, baik di Masjidil Haram (Mekah) maupun di Masjid Nabawi (Madinah). Selain itu, mereka juga selalu mengisi hari-harinya selama berhaji dengan ibadah lainnya, seperti shalat tahajud, bertadarus Al-Quran, dan bersedekah. Ya, dengan ibadah haji mereka benar-benar mereguk kenikmatan berbagai ibadah di dalamnya, seperti sai’, thawaf, dan wukuf. Lalu, mereka menjadi pribadi-pribadi yang shaleh.
Haji Mabrur Hari-hari ini jamaah haji itu telah kembali ke Tanah Air dan berkumpul kembali dengan keluarga dan berbaur dengan
lingkungannya. Akankah mereka menjaga keshalehan individualnya yang mereka dapatkan dari ibadah haji, misalnya, kembali rajin shalat berjamaah di masjid, rajin bertadarus Al-Quran, dan rajin shalat tahajud? Kemudian, akankah mereka mengubah keshalehan individualnya ini menjadi keshalehan sosial, misalnya, rajin bersedekah, menyantuni anak yatim, dan membayar zakat penghasilannya? Bila mereka mampu menjaga keshalehan individualnya, lalu mentransformasikannya menjadi keshalehan sosial, berarti haji mereka adalah haji mabrur, seperti yang dikatakan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat melepas kepulangan 451 orang jamaah haji dari Kelompok Penerbangan (Kloter) I Embarkasi Padang di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah (9/5). “Saya akan mengingatkan ajaran guru saya bahwa haji itu yang dituju adalah kemabruran,” katanya. Menurut dia, sesuai dengan sabda Rasulullah Saw., indikator kemabruran itu ada dua. Yaitu, pertama, memberi makan kepada sesama, yang bukan hanya dalam pengertian harfiah benar-benar memberi makan, tapi juga sebagai simbol kepedulian kepada sesama. Kedua, memberi kedamaian dan keselamatan bagi sesama. Kalau selama melaksanakan ibadah haji, seseorang bisa meningkatkan keshalehan individualnya dengan thawaf, dan sai’, maka sekembalinya dia ke Tanah Air, pesan Menag, dia harus meningkatkan keshalehan sosialnya atau kepeduliannya
Zakat utama
14 | Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435 H-Muharram 1436 H
Zakat utama
dan menebar kedamaian dan keselamatan bagi sesama. Tentang pelestarian kemabruran haji ini, Dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Wali Songo Semarang Prof. Dr. Muslich Shabir mengelompokkannya ke dalam tiga dimensi, yaitu kepribadian, ubudiyah dan kehidupan sosial. Dalam dimensi kepribadian, kata Muslich, seorang penyandang haji mabrur akan selalu berhati bersih dan berakhlak terpuji. “Apabila dia seorang pedagang, dia akan berdagang dengan jujur. Apabila dia seorang pejabat, dia akan menjalankan amanah itu dengan sebaik-baiknya dan menjauhi perbuatan korupsi sekecil apapun,”tegasnya. Dalam dimensi ubudiyah, katanya lebih lanjut, seorang penyandang haji mabrur akan selalu meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadahnya, khu susnya dalam hal shalat, zakat, puasa, dan membaca Al-Quran. “Bila kekayaan dan penghasilan penyandang haji mabrur sudah mencapai nishab, dia akan
keluarkan zakatnya sesuai dengan aturan yang berlaku. Bila kekayaan dan penghasilannya belum sampai nishab, dia akan banyak bersedekah,” ujarnya. Sedangkan dalam hal dimensi sosial, tambah Muslich, penyandang haji mabrur akan meningkatkan kepeduliannya terhadap masyarakat sekitar dan lingkungannya. “Dia sangat memperhatikan keadaan kaum dhuafa atau orang-orang yang dalam keadaan kurang beruntung dengan bantuanbantuan yang nyata. Dia juga tak pernah merusak lingkungan, tapi justru memeliharanya dengan sungguh-sungguh”. Kalau semua haji yang telah pulang ke lingkungannya masing-masing melestarikan kamabruran hajinya itu dalam keseharian mereka, maka lambat laun kesejahteraan Indonesia akan semakin meningkat . Begitu pula kesetiakawanan sosialnya. Kondisi ini tentu kondisi yang diimpikan oleh siapa pun. Yang namanya impian indah,
kalau itu menjadi kenyataan pasti membahagiakan pemimpinya. Artinya, untuk mendapatkan kenikmatan beribadah tak perlu berkali-kali pergi ke Tanah Suci Mekah untuk berhaji dan berumrah. Tapi, bisa juga dengan membantu fakir miskin lewat pembayaran zakat ke lembaga/badan amil zakat. Atau, datang ke yayasan yatim piatu, lalu membantu mereka dengan harta yang ada, misalnya, senilai ongkos naik haji (ONH) karena ia sudah berhaji. Mampukah melakukannya? Kalau tidak mampu menjalankan hal seperti itu, berarti dia tidak mencontoh Rasulullah dalam berhaji. Sebab, dalam berhaji, seperti diuraikan oleh Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. Dr. Ali Musthafa Ya’qub, Rasulullah Saw. itu hajinya cukup sekali, tapi infaknya ribuan kali. Maka, Ali Musthafa Ya’qub mendukung rencana pembatasan haji hanya satu kali oleh Kementerian Agama. “Dalam konteks Indonesia saat ini, pelarangan ibadah haji berkali-kali sangat mendesak. Sebab, antrean calon jamaah haji yang mendaftar sudah sampai belasan tahun. Asas keadilan dan kemaslahatan bersama menjadi pertimbangan pelarangan tersebut,” katanya. Menurut dia, mereka yang punya uang lebih akan jauh lebih bermanfaat dan lebih besar pahalanya jika mereka menyumbangkan uangnya itu ke anak yatim, fakir miskin, dan ibadah-ibadah sosial lainnya daripada melaksanakan ibadah haji berulang-ulang.”
Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435-H Muharram 1436 H | 15
Nabi Saw,
Berhaji Hanya Sekali, Berinfak Ribuan Kali Setiap tahun, jumlah jamaah calon haji terus meningkat. Ini terlihat dari makin lamanya masa tunggu mereka untuk akhirnya bisa menunaikan ibadah haji. Apakah hal ini pertanda adanya peningkatan kesadaran beragama umat Islam? Lalu, bagaimana kaitan antara haji dan infak?.
U
ntuk mengetahui jawaban atas pertanyaan itu, kami mewawancarai Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. Dr. K.H. Ali Musthafa Ya’qub, MA di Masjid Istiqlal, Jakarta, awal Oktober lalu. Berikut petikan hasil wawancaranya:
Prof. Dr. K.H. Ali Musthafa Ya’qub, MA Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta
16 | Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435 H-Muharram 1436 H Jumlah jamaah calon haji dari tahun ke tahun terus meningkat. Apakah ini menunjukkan ada nya peningkatan ekonomi atau kesadaran beragama dari umat Islam?
Zakat utama
Saya tidak tahu persis, apakah ini menunjukkan kesa daran beragama yang semakin meningkat atau sekaligus menunjukkan peningkat an ekonomi dari umat Islam. Tapi, yang jelas ada sebuah penelitian yang dilaporkan oleh Prof. Dr. Alaudin Al-Zatari dari Damaskus, Syiria (2008) yang menjelaskan bahwa setiap tahun umat Islam sedunia melemparkan dana sampai 5 miliar dolar AS untuk perbuatan yang tidak wajib atau sunah, yaitu berhaji ulang. Dana ini akan bertambah besar lagi bila dihitung dengan jumlah umat Islam yang menjalankan umrah, khususnya pada Ramadhan. Harian Umum Pelita pernah memberitakan, jumlah Muslim yang berumrah pada Ramadhan 1429 H/2008 M mencapai 3,6 juta orang. Sekarang, jumlahnya mungkin lebih dari 4 juta orang. Kalau setiap Muslim yang berumrah itu masing-masing mengeluarkan dana sebanyak 2.000 dolar AS, akan terkumpul dana sekitar 7,2 miliar dolar AS. Bila dana ini digabungkan dengan yang 5 miliar dolar AS tadi, jumlahnya akan menjadi sekitar 12,2 miliar dolar AS. Dana sebesar ini dapat dipakai untuk mengentaskan kemiskinan, baik di Indonesia maupun di negara lain. Insya Allah begitu. Bagaimana Nabi Saw. mencon tohkan kepada umatnya dalam berhaji?
Ibadah haji dan umrah, menurut pendapat yang masyhur, di wajibkan kepada umat Islam pada tahun ke-6 H. Pada tahun itu, dengan para sahabat, Nabi Saw. bermaksud melakukan umrah ke Mekah, tapi gagal. Sebab, ketika itu Mekah masih dikuasai oleh kaum Musyrikin. Berdasarkan perjanjian Khudai biyah dengan kaum Musyrikin, Nabi diizinkan berumrah pada tahun ke-7 H dan umrah ini dapat dilakukan Nabi Saw. Pada 12 Ramadhan 8 H, Nabi Saw. membebaskan kota Mekah melalui operasi damai Fathu Makkah. Pada Dzulqa’dah 8 H itu, Nabi Saw. kemudian melakukan umrah dari Ji’ranah di luar kota Mekah. Setelah itu, Nabi Saw. langsung kembali ke Madinah tanpa melakukan ibadah haji, padahal waktu itu kota Mekah sudah dikuasai umat Islam. Pada 9 H, Nabi Saw. tidak melaksanakan ibadah haji, dan atau umrah. Baru pada 10 H, Nabi Saw. melaksanakan ibadah haji dan umrah. Pada awal tahun 11 H, Nabi Saw. wafat. Jadi, Nabi Saw. punya kesempatan untuk berhaji sebanyak tiga kali, yaitu pada 8 H, 9 H, dan 10 H, tapi beliau melaksanakan ibadah haji hanya satu kali. Lalu, Nabi memiliki kesempatan untuk berumrah ratusan, bahkan ribuan kali, yaitu mulai 6 H sampai 11 H, tapi Nabi berumrah sunah hanya dua kali saja. Nabi tidak mengerjakan seperti umatnya yang berhaji dan berumrah berkali-kali. Mengapa Nabi Saw. melakukan hal seperti itu? Ternyata Nabi Saw. punya uang tidak untuk berhaji dan berumrah berkali-kali,
tapi untuk tiga hal. Pertama, membiayai perang fi sabilillah yang terjadi setelah periode Madinah. Kedua, menyantuni janda-janda dan anak-anak yatim akibat banyaknya kaum Muslimin yang gugur sebagai syuhada. Ketiga, Nabi menyantuni mahasiswa yang langsung belajar dari Nabi dan tinggal di Al-Shuffah. Nabi sendiri setiap hari memberi makan kepada tidak kurang 70 orang mahasiswa Al-Shuffah itu. Ini artinya, Nabi Saw. lebih mementingkan ibadah sosial daripada ibadah individual. Tapi umatnya tidak. Kalau seorang bapak saya tanya, “Bapak, sudah berapa kali pergi haji? “Saya sudah dua kali,” jawabnya. Saya tanya lagi, “Pengennya berapa kali, Pak?” “Ya minimal 7 kali”. Jadi, jarang yang mengatakan, “Saya kepengen sekali saja berhajinya seperti Rasulullah”. Jadi, bisa dikatakan, ada kesadaran beragama tapi hanya untuk keshalehan individu? Ya, betul. Padahal, ibadah sosial itu juga wajib. Bahkan, pada kondisi tertentu bisa mengalahkan ibadah wajib yang sifatnya individual. Misalnya, Anda bisa berenang dan tengah mendirikan shalat wajib di tepi kolam renang atau di tepi sungai. Kemudian, tiba-tiba Anda melihat atau mendengar seseorang tercebur ke kolam renang atau ke sungai dan dia tidak bisa berenang. Menurut syariat Islam, Anda tinggalkan shalat wajib itu dan menolong seseorang yang tercebur ke kolam renang atau sungai itu. Ini artinya, ibadah sosial lebih didahulukan daripada ibadah individual. Shalat
Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435-H Muharram 1436 H | 17
harus ditinggalkan padahal wajib. Maka, kalau mengikuti Rasulullah Saw., berhaji itu cukup sekali, tapi berinfak ribuan kali. Kalau kita tidak, berinfak cukup sekali, berhaji berkali-kali. Jumlah calon haji dan yang sudah haji banyak, tapi dana zakat yang dapat dihimpun badan atau lembaga amil zakat masih kecil. Komentar Pak Kiai? Ya, itu menunjukkan bahwa umat Islam masih malas untuk berinfak. Infak itu bisa berarti zakat atau sedekah. Berinfak atau bersedekah itu adalah sesuatu perbuatan yang akan menjadi bahan penyesalan ketika seseorang mau meninggal dunia, seperti digambarkan Allah Swt. dalam firman-Nya: Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesal),” Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian) ku sedikit waktu lagi, aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang shaleh (QS AlMunafikun:10). Dalam ayat itu tidak dikatakan fa ahuja marotan (saya akan berhaji lagi atau mau berumrah lagi), tapi fa ashoddaqo (saya akan dapat bersedekah). Jadi, infak ini akan menjadi penyesalan menjelang seseorang mati, bila dia tidak mengerjakan infak. Kalau demikian, ada perlakuan yang sifatnya diskriminatif oleh seorang Muslim terhadap haji dan zakat? Sebenarnya bukan diskriminasi, tapi orang lebih mengutamakan haji karena beberapa faktor.
Pertama, ibadah haji itu nilai sosialnya lebih besar daripada infak (zakat atau sedekah). Di mana-mana kalau di daerah, orang yang sudah melaksanakan ibadah haji itu duduknya di depan. Gengsinya tinggi. Kedua, ada persepsi, orang yang sering ke Mekah untuk berhaji atau berumrah adalah orang baik, baik kantongnya maupun ibadahnya. Persepsi ini tentu salah. Kalau itu betul, Nabi Saw. bukan orang yang baik dong. Sebab, Nabi punya kesempatan berhaji tiga kali, berhajinya satu kali. Lalu, punya kesempatan berumrah ratusan, bahkan ribuan kali, tapi berumrahnya hanya dua kali. Orang berulang pergi haji, mungkin karena pahalanya besar, yaitu surga? Tentang menyantuni anak yatim, Nabi Saw. menyatakan: Aku dan penyantun anak yatim di surga nanti seperti ini. Sahabat Sahal bin Sa’ad mengatakan, “Rasulullah memberi isyarat dengan jari telunjuknya dan jari tengahnya”. (HR Imam Bukhari dan Imam Muslim). Bandingkan dengan surga yang dijanjikan bagi ibadah haji mabrur, hanya disebut surga saja, dan itu pun harus haji yang mabrur. Nabi Saw. bersabda: Ibadah umrah yang satu dengan ibadah umrah yang lain itu kafarat (penghapus dosa) antara kedua umrah tadi, dan haji yang mabrur tidak ada balasannya kecuali surga. (HR Imam Bukhari dan Imam Muslim). Apa indikator seseorang itu hajinya mabrur ? Syarat haji mabrurnya harus dipenuhi dulu. Yaitu, pertama, niat berhajinya harus semata-
mata karena memenuhi perintah Allah, tidak untuk hal-hal lain, misalnya ingin disebut Pak Haji atau Bu Haji. Kedua, uang yang dipakai untuk ongkos naik haji (ONH)-nya harus benar-benar halal, bukan yang haram. Ketiga, etika hajinya harus dipelihara, antara lain tidak melakukan rafats (berhubungan seksual dan berkata jorok), fusuk (bermaksiat), jidal (bertengkar), dan menodai kesucian Tanah Suci Mekah.
Indikatornya, yang tadi nya berakhlak tidak baik, setelah berhaji menjadi baik. Yang tadinya sudah shaleh, setelah haji lebih shaleh lagi. Yang tadinya belum berinfak , setelah berhaji lebih gencar lagi berinfaknya. Bukan malah pelit. Sekarang banyak setelah haji malah sombong. Hari pertama dia bagus, eh hari kedua malah sombong.
18 | Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435 H-Muharram 1436 H
Hermin R. Rachim Kepala Divisi Penghimpunan dan Komunikasi Lembaga BAZNAS
surat Kebon Sirih
KERJA MENGGAPAI SURGA
M
enjelang akhir tahun 2014 ini, kami jadi teringat kelakar seorang teman yang menyatakan bahwa, "Kalau mau mendapatkan surga, ya harus susah dulu. Kalau gampang, hadiahnya ya cukup piring cantik". Kalimat ini demikian te pat untuk menggambarkan upaya keras para amil zakat di penghujung tahun demi mengoptimalkan layanannya kepada para muzaki dan para mustahik. Tiga bulan menjelang pergantian tahun 2014 ini, kami disibukkan dengan berbagai kegiatan, seperti audit ISO 2008: 9001, rapat Rancangan Kerja Akhir Tahun (RKAT), event internasional bersama Bank Indonesia (BI) termasuk membuka stan layanan zakat di Indonesia Shari’a Economic Festival yang berlangsung awal November 2014. Bagian Penyaluran dan Penghimpunan juga melakukan serangkaian kegiatan. Belum lagi jadwal kegiatan
rutin, seperti sosialisasi Instruk si Presiden (Inpres) No. 3 Tahun 2014 tentang Penyaluran Zakat 6 jenis lembaga negara ke BAZNAS yang begitu menyita waktu. Satu per satu instansi pemerintah kami datangi agar implementasi Inpres tersebut segera terwujud, sehingga makin banyak mustahik yang dapat menikmati dana zakat yang berkualitas. Dalam tugas ini tentu berbagai tantangan kami rasakan pula. Satu institusi bukan hanya satu dua kali kami datangi, dengan metode pendekatan yang mesti menyesuaikan dengan masingmasing lembaga. Inpres Zakat ini memang menjadi semacam "senjata" untuk menghimpun zakat, namun tak “seampuh” yang diperkirakan. Artinya, dengan adanya Inpres Zakat ini, tak serta merta para calon muzaki patuh berzakat. Maka, cara lainpun mesti tetap kami tempuh. Cara lain itu bernama pendekatan hati. Para
calon muzaki yang adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) ini juga seorang manusia yang memiliki rasa, peka pada pilihan di depan mata:” Zakat saya betul bermanfaat tidak ya jika disalurkan ke BAZNAS”? Namun sekali lagi, inilah seni menggapai surga, seperti halnya setiap orang melaksanakan ibadah dengan menjalankan perannya masing-masing. Setiap tantangan kita lalui dengan ikhtiar dan tawakal. Spirit pemerintah baru Presiden Jokowi dengan slogan "bekerja! bekerja!bekerja!" menambah dorongan bagi kami untuk terus meningkatkan kinerja. Terakhir, hanya mengharap ridha Allah Swt. semata segala ikhtiar menggapai surga ini kami tumpukan. Doakan kami, mudah-mudahan kami mampu meningkatkan pelayanan zakat, baik kepada Anda para muzaki maupun saudara-saudara kita yang berhak menerima zakat.
20 | Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435 H-Muharram 1436 H
Zakat Core Principles & Vacuum Cleaner Effect kaidah zakat
Dr. Saleh Ali Alwaji, Deputi Direktur Jenderal Zakat dan Pajak Penghasilan Kementerian Keuangan Arab Saudi (kiri) sedang memberi paparan dalam seminar International Working Group on Zakat Core Principles (IWG-ZCP) di Surabaya
S
etelah sukses menggelar pertemuan pertama Inter national Working Group on Zakat Core Principles (IWGZCP) pada akhir Agustus 2014 lalu, BAZNAS bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI) dan
Islamic Development Bank (IDB) kembali menggelar pertemuan kedua IWG-ZCP di Surabaya pada 4-5 November 2014. Pertemuan kedua ini merupakan seri lanjutan pertemuan IWGZCP yang ditargetkan dapat
menyempurnakan revisi dan koreksi atas draf naskah akademik Zakat Core Principles yang telah dibahas pada pertemuan pertama. Pertemuan kedua IWG-ZCP ini dilaksanakan bertepatan dengan pelaksanaan pertemuan
Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435-H Muharram 1436 H | 21
para gubernur bank sentral negara-negara anggota OKI di mana BI adalah tuan rumahnya. Momentum ini tentu sangat strategis karena bisa menjadi sarana kampanye perlunya keterlibatan bank sentral dalam mendorong penguatan dan pengembangan sektor zakat di negara masing-masing. Komitmen Gubernur BI Agus Martowardoyo patut mendapat apresiasi karena menginisiasi sekaligus memberikan contoh konkret kepada para gubernur bank sentral lain bahwa tidak mungkin kita dapat memajukan industri keuangan syariah tanpa memajukan sektor zakat. Di tengah isu makroprudensial yang telah menjadi isu global di antara para central bankers, maka keterlibatan BI ini menjadi sinyalemen kuat bahwa kebija kan makroprudensial tidak akan berjalan sempurna tanpa mengidentifikasi sektor-sektor yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian, di mana zakat merupakan salah satunya. Zakat adalah instrumen yang dapat memengaruhi produktivitas perekonomian suatu bangsa, sekaligus dapat menjadi stimulator pertum buhan ekonomi nasional. Dengan potensinya secara global yang bervariasi, mulai 1,8 hingga 4,34 persen, sektor zakat memiliki peran yang sangat strategis dan fundamental. Perlu ada negara yang bisa menjadi contoh atau role model pengelolaan zakat, sekaligus role model bagi integrasi antarsektor dalam perekonomian syariah. Selama ini, seolah-olah antarsektor dalam ekonomi syariah ini
berjalan masing-masing tanpa ada integrasi yang utuh dan menyeluruh. Kolaborasi BI dan BAZNAS ini mudah-mudahan bisa menjadi contoh yang baik bagi dunia internasional, di mana dukungan penuh otoritas moneter kepada otoritas zakat bisa menjadi jalan bagi integrasi sistem ekonomi dan keuangan syariah ke arah yang lebih baik dan lebih produktif. Selain persoalan integrasi, keberadaan institusi zakat bagi sebuah negara juga menjadi hal yang sangat krusial dalam menghadapi fenomena Vacuum Cleaner Effect (VCE). VCE adalah fenomena terserapnya aset kekayaan dan pendapatan nasional ke tangan sebagian kecil kelompok masyarakat, sehingga menyebabkan kesenjangan yang semakin besar. Ini biasanya ditandai dengan semakin meningkatnya nilai koefisien Gini, yang menjadi alat ukur kesenjangan antar kelompok masyarakat. VCE ini dapat disebabkan oleh ketidakadilan sistem ekonomi dan tidak berjalannya mekanisme distribusi, terutama dari kelompok kaya pada kelompok miskin. Karena itu, keberadaan zakat sebagai instrumen untuk mengalirkan kekayaan ini menjadi sangat penting. Agar zakat dapat dioptimalkan, maka aspek tata kelola atau governance menjadi hal yang sangat krusial. Pembahasan IWG-ZCP pada pertemuan kedua ini merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas tata kelola perzakatan dunia. Sebagai contoh, program penyaluran dikatakan berhasil
Irfan Syauqi Beik Pengamat Zakat FEM IPB
apabila disertai oleh tingkat kecepatan penyaluran yang baik. Bagi program yang bersifat konsumtif, ciri penyaluran yang paling baik adalah apabila zakat dapat disalurkan kurang dari 3 bulan. Sedangkan kriteria terbaik untuk penyaluran produktif adalah apabila zakat tersalur kurang dari 6 bulan. Untuk itu, para amil harus memiliki program yang terencana dengan baik, dan memiliki perangkat eksekusi serta Standard Operational Procedure (SOP) yang efektif. Apabila zakat yang telah terhimpun baru disalurkan lebih dari satu tahun, baik untuk program konsumtif maupun program produktif, maka dapat dikatakan bahwa tata kelola lembaga zakat tersebut sangat buruk. Ini adalah contoh bagaimana forum IWG-ZCP ini berupaya mendorong perbaikan tata kelola perzakatan sehingga dapat meminimalisir Vacuum Cleaner Effect. Wallahu a’lam.
kaidah zakat
22 | Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435 H-Muharram 1436 H
Rakernas Fokuskan pada Peningkatan Pembangunan Nasional
B Program zakat
adan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) memfokuskan pening katan peran pembangunan nasional sebagai agenda utama dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) 2014. Hal itu akan dituangkan dalam rencana jangka panjang peningkatan dan optimalisasi pengelolaan zakat di Indonesia.
Rakernas yang dihadiri oleh 219 peserta perwakilan BAZNAS dari 33 provinsi seluruh Indonesia ini dibuka oleh Menkokesra HR.Agung Laksono mewakili Pre siden di Kemenko Kesra, Jakarta, (9/9). Pada pembukaan itu hadir juga, antara lain Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin, Dirjen Bimas Islam Prof.Dr.H.Abdul
Ketua Umum BAZNAS Prof. Dr. K.H. Didin Hafiduddin ditengah-tengah para pengurus BAZNAS Kabupaten/Kota yang menerima penghargaan Kinerja Terbaik dari BAZNAS Pusat.
“Fokus agenda Rakernas BAZNAS tahun ini pada pening katan peran BAZNAS dalam pembangunan negara,” ujar Direk tur Pelaksana BAZNAS Teten Kustiawan di selasela Rakernas di Hotel Aston Marina, Ancol, Jakarta,(10/9).
Djamil, MA, Sekretaris Direktur Pemberdayaan Zakat Prof. Dr. Muhammadiyah Amin, serta sejumlah direktur utama BUMN/BUMS. Teten mengatakan, salah satu langkah peningkatan peran pembangunan itu, adalah
memperbaiki data muzaki serta data mustahik. Data ini, lanjutnya, akan menjadi landasan untuk melakukan upaya pengentasan kemiskinan melalui dana zakat, baik yang di kelola di tingkat kabupaten/ kota, provinsi maupun pusat. “Sebagai langkah awal kami akan memberikan pelatihan khusus kepada BAZNAS daerah un tuk memperbaiki data muzaki dan mustahik,” katanya. Kualitas SDM, imbuh Teten, memang menjadi salah satu evaluasi BAZNAS lantaran pengelola zakat daerah memang masih sedikit secara kuantitas. Sebagai pemicu peningkatan kualitas BAZNAS daerah, pada pembukaan Rakernas, BAZNAS memberikan penghargaan ke pada 20 BAZNAS Kabupaten/ kota dengan kinerja terbaik, di antaranya BAZNAS Balikpapan, BAZNAS Lebak, dan BAZNAS Sragen. Sementara untuk provinsi, BAZNAS juga memberikan penghargaan kinerja memuaskan, di antaranya BAZNAS Nusa Tenggara Timur (NTT), BAZNAS Sumatera Barat dan BAZNAS Kalimantan Timur. BAZNAS juga memberikan anugerah untuk provinsi dan kabupaten/ kota dengan wilayah kerja khusus, seperti Sulawesi Utara, Bali, dan kota Menado.
Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435-H Muharram 1436 H | 23
Dua Miliar Rupiah untuk Rakyat Gaza
B
AZNAS se-Indonesia menyalurkan senilai Rp2 miliar kepada rakyat Gaza, Palestina yang menjadi korban kekejaman zionis Israel. Infak itu diserahkan langsung oleh Ketua Umum BAZNAS, Prof Dr Didin Hafidhuddin MSc kepada Duta Besar Palestina, Fariz Mehdawi dalam acara Rakernas BAZNAS 2014 di Kantor Kemenkokesra, Jakarta, Selasa (9/9). Didin Hafidhuddin menga takan, penyaluran dana za kat itu berasal dari penghimpunan dana zakat di BAZNAS prov dan kab./kota tahun ini. Ia menambahkan, penyaluran dana ke masyarakat Gaza dilakukan secara resmi melalui perwakilan Palestina di Indonesia agar tepat sasaran. BAZNAS yang mengelola penghimpunan dan penyaluran zakat di tingkat pusat, sudah membuka rekening infak untuk membantu korban agresi militer Israel sejak Ramadhan lalu. Ke
sempatan berbagi dengan sau dara Muslim di Gaza tersebut masih dibuka hingga saat ini, sebab korban masih berjatuhan meskipun Perserikatan BangsaBangsa (PBB) telah memvonis serangan tersebut sebagai sebuah pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). Penggalangan bantuan kemanusiaan ini mer upakan bentuk solidaritas Dunia Islam dan peran aktif Indonesia mewujudkan per damaian du nia. Pada Januari 2009 lalu,
BAZNAS menyerahkan bantuan sebesar Rp 5,2 miliar untuk rakyat Palestina yang menjadi korban serangan Israel di perbatasan Gaza. Donasi ini untuk obat-obatan dan perbaikan infrastuktur yang hancur akibat perang. Ketika itu, BAZNAS mengutus Sekretaris Umum Hj. Emmy Hamidiyah dan staf Divisi Pendistribusian Moh. Basit berangkat ke Gaza membawa bantuan tunai.
PT Timah Salurkan Zakat Rp4,1 Miliar Lewat BAZNAS
S
adar akan kewajiban pembayaran zakat perusahaan dan harus lewat lembaga pengelola zakat, maka PT Timah (Persero) menyalurkan zakat perusahaannya lewat BAZNAS. Hal ini dibuktikan dengan adanya penandatanganan agreement komitmen antara PT Timah dan BAZNAS pada acara Rakernas BAZNAS di Kemenko Kesra, Jakarta, Selasa (9/9).
Dalam kerja sama penyaluran dana zakat ini, PT Timah menyalurkan dana zakatnya sebesar Rp4,1 miliar. Selain dari PT Timah, BAZNAS juga menerima komitmen penyaluran zakat dari PT Paragon Technology & Innovation (Wardah Kosmetik) senilai Rp2 miliar, dan dari PT Bank Muamalat Indonesia (BMI) senilai Rp1,189 miliar.
Program zakat
24 | Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435 H-Muharram 1436 H
78 Orang Peserta
KSU
Ikuti Orientasi Program zakat
J
umlah dai’ yang punya komitmen Islam yang kuat masih terbatas bila dibandingkan dengan persoalan umat yang kian kompleks. Maka untuk menambah dan melahirkan dai’ atau ulamaulama yang fakih, berintegritas, dan mampu menjawab tan tangan dakwah kontemporer, sejak 2007 BAZNAS bekerja sama dengan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) melaksanakan Program Kade risasi Seribu Ulama (KSU). Sampai dengan tahun ini, telah dilahirkan 151 orang mas ter dan doktor dalam berbagai disiplin ilmu keagamaan. Pada 24-26 September 2014 yang lalu, telah diadakan orientasi bagi peserta program ini dengan jumlah peserta sarjana strata 2 (S2) dan strata 3 (S3) sebanyak 78 orang yang berasal dari tujuh belas perguruan tinggi di tanah air dan satu di luar negeri. Pada orientasi yang diadakan di Pusdiklat BPKP, Ciawi, Bogor, itu, mereka dibekali dengan pemahaman
yang komprehensif tentang zakat, kelembagaan BAZNAS, Islamic World View, manajemen dan organisasi dakwah serta ruhid dakwah. Di samping itu mereka mendiskusikan berbagai program yang akan mereka lakukan bersama. Menurut salah seorang peserta KSU Program S2 Jurusan Ekonomi Islam di STIE Tazkia, Puri Hukmi Lestari (23), pembekalan ini sangat bermanfaat. “Materi orien tasinya benar-benar membuka mata saya bahwa masih banyak PR yang harus dilakukan untuk umat. Yang kami lakukan selama ini belum ada apaapanya. Jadi, ini memotivasi kami untuk menjadi agen-agen dakwah,” kata alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Perbankan Syariah itu. Setelah menyelesaikan stu dinya di program S2, ia akan berdakwah sesuai de ng an kebutuhan. “Tapi, untuk ke inginan pribadi, saya ingin membuat media ekonomi sya riah untuk orang awam. Saya
sudah membuat domeinnya, yaitu dailymuamalah.com, yang membahas tentang masalah ekonomi sehari-hari. Selain itu, saya juga akan mengisi rubrik Muslim di beberapa media,” ujar Hukmi yang kelahiran Jakarta itu. Manfaat orientasi ini juga dirasakan peserta lain yang S2nya di Jurusan Ekonomi Islam, Universitas Ibnu Khaldun (UIK), Bogor, yaitu Adha Saputra (30). “Pembekalan ini sangat bermanfaat karena kami menjadi tahu tentang pemetaan masalah yang ada, sehingga kami bisa memikirkan solusinya dari sekarang,” kata alumni Universitas Al-Azhar, Mesir , Jurusan Syariah, itu. Setelah tamat dari program S2 ini, dia berniat akan menjadi konsultan di bidang syariah bagi para pelaku ekonomi. “Dalam satu komunitas, saya akan memberikan konsultasi, misalnya, tentang akad bisnis yang sesuai dengan syariah,” kata ayah tiga anak kelahiran Padang itu.
Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435-H Muharram 1436 H | 25
Pekan Gizi Nusantara Bahagiakan Mustahik Rawan Gizi Buruk
Ketua Bidang Jaringan BAZNAZ dr. Naharus Surur (tengah) menyerahkan secara simbolis Paket Gizi Nusantara kepada Corsec RCTI Aji Suratmaji pada program acara Dahyat RCTI Minggu, 5 Oktober 2014
P
otensi mustahik rawan gizi buruk di Indonesia cukup tinggi. Hal itu diketahui dari tingkat konsumsi daging yang masih rendah. Selain itu, seringkali panitia kurban juga kesulitan menyentuh wilayah pedalaman atau tertinggal, sehingga penyebaran daging kurban tidak merata. Akibatnya masih banyak mustahik yang tidak mendapat daging kurban. Maka, BAZNAS bersama RCTI, sebagai media partner, menggelar program Pekan Gizi Nusantara (5-8 Oktober 2014) untuk merayakan Idul Adha 1435 H/2014 M. Bentuk kegiatan ini adalah penyaluran paket gizi dan daging sapi ke daerahdaerah rawan pangan, rawan akidah, dan kawasan minoritas Muslim. Daerah tersebut juga merupakan daerah yang
belum pernah mendapatkan kesempatan untuk merayakan Idul Adha, baik karena kondisi ekonomi maupun kebiasaan. Program ini diharapkan bisa menjangkau lebih dari 93 titik, antara lain Aceh, Sumatera Selatan, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, Lombok, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara dan Nusa Tenggara Timur. Dalam program ini, BAZNAS menyalurkan dana zakat sebesar Rp5 miliar berupa 125 ekor sapi dan 20 ribu paket gizi yang diterima oleh sekitar 20 ribu keluarga miskin. Penyerahan paket gizi dan sapi secara simbolis diadakan di Kantor RCTI Kebon Jeruk pada program acara Dahsyat, Minggu, 5 Oktober 2014. Tiga
ekor sapi diserahkan melalui Masjid Radhatul Jannah untuk selanjutnya akan dibagikan kepada para mustahik di lingkungan RCTI. Menurut Ketua Bidang Jaringan BAZNAS dr. Naharus Surur, BAZNAS sebenarnya tidak menyalurkan dana kurban masyarakat karena lebih kepada penyaluran zakat. “Jadi, daging yang disalurkan bukanlah daging kurban melainkan substitusi dari daging kurban, yaitu daging sapi disertai paket gizi,” katanya pada acara penyerahan secara simbolis itu. Pada acara ini hadir juga Kepala Divisi Penghimpunan dan Komunikasi Lembaga BAZNAS Hermin R. Rachim. Diharapkannya, daerahdae rah yang rawan gizi dan jarang tersentuh distribusi daging kur ban dapat ikut menikmati Idul Adha. “BAZNAS tidak hanya memberikan mereka daging, te tapi sekaligus juga memberikan temannya daging, seperti minyak, supaya mereka bisa mema saknya,” ujarnya. Dia juga berharap, program ini mampu menginspirasi para aghniya untuk bisa berbagi, tidak hanya di lingkungannya, tapi justru di daerah yang sulit untuk mendapatkan daging. Senada dengan Naharus, Corporate Secretary RCTI Aji Su ratmaji menyatakan, kegiatan ini bertujuan untuk menginspirasi masya rakat mampu untuk bisa membantu mereka yang rawan pangan atau yang kurang beruntung. “Ini sebagai rasa empati kami. Tidak terlalu banyak tapi mudah-mudahan bermanfaat ba gi mereka yang membutuhkan."
Program zakat
26 | Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435 H-Muharram 1436 H
Zakat untuk Korban Kebakaran Kebon Kacang
K Program Zakat
meliputi peralatan sekolah anak dan perlengkapan shalat. Sejumlah pihak juga telah memberikan bantuan berupa bantuan pangan, kesehatan, dan pakaian. Bantuan tersebut dirasakan manfaatnya oleh 279 warga Kebon Kacang atau 67 KK yang saat ini masih mengungsi di Kantor RW setempat sebagai tempat tinggal sementara.
ebakaran kembali melanda pemukiman padat pen duduk di Jakarta. Kali ini musibah tersebut melanda kawasan tak jauh dari pusat pemerintahan negara, tepatnya di Jalan Kebon Kacang Raya RT 08/08 Jakarta Pusat pada Sabtu (20/9) sekitar pukul 23.00 WIB. Melalui Tim Tanggap Darurat Bencana, BAZNAS menyalurkan dana zakat yang
dikumpulkan dari para muzaki. Bantuan tersebut diwujudkan menjadi 120 mukena, 100 buah sarung, 36 paket perlengkapan sekolah serta tujuh karton susu Milkuat, produksi PT Danone Dairy Indonesia. Sebelumnya, tim telah melakukan pendataan korban dan kebutuhan di lokasi bencana. Berdasarkan pendataan tersebut kebutuhan yang diperlukan
P
Personel Mabes TNI AD Siap laksanakan inpres zakat
ersonel Markas Besar Ten tara Nasional Indo ne sia Angkatan Darat siap menunaikan zakat peng hasilannya melalui BAZ NAS. Tiap personel yang peng hasilannya telah memenuhi nisab sebesar Rp 3,4 juta akan otomatis dipotong 2,5 persen setiap bulannya. Hal ini merupakan tindak lanjut dari Inpres No. 3/2014 tentang Optimalisasi Pengumpulan Zakat di enam jenis lembaga negara yang kemudian ditindaklanjuti dengan Surat Edaran Panglima TNI No: SE/6/ IX/2014 tentang Pengumpulan Zakat di Lingkungan TNI melalui BAZNAS. Proses sosialisasi telah dilaksanakan bertahap pada akhir September lalu, bertempat di Ruang Rapat Denma Mabes
TNI AD BAZNAS melakukan sosialisasi kepada 10 satuan kerja yang ada di lingkungan Mabes AD. Pada kesempatan itu, BAZNAS menyampaikan teknis dan tata cara pengumpulan
zakat dengan mekanisme payroll system dan pemaparan program BAZNAS. Acara dibuka oleh Letkol Dindin, Kasi Personel Denma dan diikuti oleh para anggota 10 satuan kerja tersebut.
Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435-H Muharram 1436 H | 27
AGENDA BAZNAS
9
DESEMBER 2014 Kunjungan kerja dengan Komisi 8 DPR Ke daerah bencana Sinabung
10
8
DESEMBER 2014 Kunjungan kerja dengan Komisi 8 DPR Ke Kantor BAZNAS Sumatera Utara
9-10
DESEMBER 2014
Audit ISO 9001 : 2008
DESEMBER 2014 Kunjungan kerja dengan Komisi 8 DPR ke Rumah Sehat BAZNAS NTB
11 DESEMBER 2014 Kunjungan Ke Gubernur NTB bersama Komisi 8 DPR NTB
22
DESEMBER 2014 Pekan Gizi Nusantara Pekan Gizi Nusantara gelombang 2; Aceh, Sumatera Selatan, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, Lombok, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur dan Papua
22
DESEMBER 2014 Hari Ibu
24 DESEMBER 2014 Peletakan Batu Pertama Rumah Sehat BAZNAS Bekasi Bekasi
AGENDA BAZNAS
28 | Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435 H-Muharram 1436 H
Kursi Roda untuk Nazwa
A
KABAR BAZDA
dalah Nazwa, putri dari Masitoh penduduk Kampung Sidagel, Desa Sukamanah, Kecamatan Baros, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, penderita disabilitas yang mendapatkan manfaat program Badan Amil Zakat Nasional Provinsi Banten berupa kursi roda dan sembako. Bantuan yang disampaikan langsung oleh Ketua BAZNAS Provinsi Banten H. Suparman Usman, diterima oleh mustahik di rumahnya. Penyerahan bantuan yang dilaksanakan pada Kamis (11/09) juga disaksikan oleh Kepala Desa Sukamanah, Muhtadi.
Suparman berharap, ban tuan ini dapat mengurangi beban keluarga dalam merawat Nazwa. “Penyerahan bantuan di rumah mustahik ini sudah menjadi kewajiban bagi amilin untuk melayani mustahik yang
benar-benar membutuhkan bantuan,” katanya. BAZNAS Banten juga menyalurkan bantuan untuk para lansia fakir-miskin yang saat ini baru mencapai 50 orang. Para lansia yang tidak mampu tersebut menerima bantuan di rumahnya masing-masing yang disampaikan oleh petugas dari BAZNAS Provinsi Banten. Bantuan berupa sembako tersebut diberikan setiap bulan seumur hidup mustahik. Di samping pendistribusian insidentil sebagaimana yang diterima oleh Nazwa, BAZNAS Banten juga melaksanakan pendistribusian zakat untuk mustahik yang lain, demikian Suparman menambahkan.
Berdayakan Pesantren
D
alam rangka konsolidasi sekaligus silaturahim, BAZNAS Kab. Siak mengadakan pertemuan dengan pimpinan pesantren yang ada di Kab. Siak, Jumat (10/9). Dalam pertemuan yang dipimpin oleh Pimpinan Umum BAZNAS Kab. Siak Drs. H. Alfedri, M.Si ini dibahas tentang penyaluran zakat usaha produktif kepada pesantren yang ada di Kab. Siak melalui program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Pesantren. Program ini bertujuan untuk mengembangkan dan memberdayakan sumber daya yang ada di pesantren melalui sektor ekonomi, agar pesantren semakin mandiri. Dari 14 kecamatan yang
ada di Kab. Siak, 12 pesantren di antaranya berhak mendapatkan dan menjalani program itu. Ke-12 pesantren itu telah melakukan serah terima secara simbolis yang diberikan oleh bupati dan wakil bupati Siak pada saat safari Ramadhan yang lalu Pesantren-pesantren ini wajib membuat proposal tentang usaha yang akan dikembangkan di pesantrennya masing-ma sing agar penganggaran dapat disesuaikan dengan anggaran yang telah ditetapkan BAZNAS Kab. Siak, yakni Rp50 juta/ pesantren. Setelah itu, BAZNAS Kab. Siak akan mengutus tim verifikasi ke pesantren untuk meninjau lokasi yang akan dikembangkan dalam pola usaha
produktif tersebut. Menurut Bagian Adminis trasi Program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Pesantren BAZNAS Kab. Siak Sutarno Nurdianto, sampai saat ini sudah ada 8 pesantren yang telah memberikan proposal. Yaitu, AlMuttaqien, Nurul Yakin, Jabal Nur, Miftahul Qur’an, Al-Amin, Baiturrohman An-Nizhom, Darul Qur’an, dan Fataha. Dari 8 pesantren itu, 4 pesantren di antaranya sudah disetujui tim verifikasi, yaitu Al-Muttaqien (Usaha Ternak Sapi), Nurul Yakin (Usaha Ternak Kambing), Baiturrohman An-Nizhom (Usaha Ternak Sapi), dan Darul Qur’an (Usaha Budidaya Nenas). (Hd)
Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435-H Muharram 1436 H | 29
Bantuan Tangan Palsu DAN Percaya Diri Niarsih
B
AZNAS Kota Prabumulih memberikan bantuan kaki dan tangan palsu serta kursi roda kepada masyarakat Prabumulih yang membutuhkannya. Selain itu,
BAZNAS Prabumulih juga memberikan kunci rumah sebanyak 37 rumah kepada warga yang rumahnya sudah dibedah oleh BAZNAS Kota Prabumulih sejak April hingga September 2014. Bantuan kaki palsu diberikan kepada Marliansyah dan tangan palsu kepada Niarsih Kusmalia, siswa SMAN 2. Keduanya warga Kelurahan Tanjung Raman. Niarsih merasa sangat senang dan terharu setelah mendapatkan bantuan ini. “Meskipun tidak bisa dimanfaatkan secara sempurna, tangan ini bisa memberikan rasa percaya diri karena selama
ini tangan kanan tidak ada”. Sedangkan kursi roda diberikan kepada Castra, warga Desa Karya Mulya. Menurut Ketua BAZNAS Prabumulih H Nadjamuddin Said, S.Ag, penyaluran bantuan tersebut berdasarkan ajuan mereka yang membutuhkan dan melalui survei ke lapangan. “Hal ini dilakukan karena uang yang dikeluarkan untuk bantuan tersebut tidak sedikit.. Satu kaki saja harganya sekitar Rp20 juta,” katanya. Penyerahan bantuan yang dilaksanakan di Pendopo Rumah Dinas Wali Kota Prabumulih, (2/10) ini, dibuka langsung oleh Wali Kota Prabumulih Ir.H.Ridho Yahya, MM. “Kami sangat berharap, bantuan ini bermanfaat bagi yang menerimanya,” tandasnya.
warga dhuafa nikmati program air bersih
W
arga Desa Bukit Makmur Jaya, Kec. Biatan, Kab. Berau, Kaltim, selama puluhan tahun mengkonsumsi air hujan. Jika musim kemarau tiba, mereka harus berjalan jauh ke sumber air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Inilah hasil assesment Tim Program Zakat Community Development (ZCD) BAZNAS Kab. Berau, Kaltim. Program ini lalu diwujudkan bertahap, diawali dengan program Hydran Umum Air Minum (HUAM) yang merupakan program pengolahan air bersih dengan teknologi ultrafiltrasi dari air mentah menjadi air yang siap diminum.
Setelah HUAM terbangun, warga kurang mampu di desa itu dapat dengan mudah mengkonsumsi air bersih layak minum. Dengan kapasitas produksi 8 jam per hari yang menghasilkan 400 galon air siap minum, HUAM ini dapat dinikmati oleh 182 kepala keluarga kurang mampu. Program itu diresmikan Rabu (3/9). Peresmiannya dihadiri Bupati Berau Makmur HAPK, Wabup Ahmad Rifai, sejumlah anggota DPRD Perwakilan Berau, Direktur Pelaksana BAZ NAS Teten Kustiawan, Ketua BAZNAS Kaltim HM Rasyid dan Ketua BAZNAS Berau, Rajuddin Abdurrahman.
Bupati Berau menyampaikan rasa te rima kasih kepada BAZNAS. Sebab, setiap program yang dilaksanakan bagi mustahik sangat terasa manfaatnya dan terukur. “Programnya semoga berkelanjutan dan bersinergi, sehingga dapat diimplementasikan di kampung lain. Program-program BAZNAS telah terbukti dapat menekan angka kemiskinan di Kabupaten Berau,” katanya.
KABAR BAZDA
30 | Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435 H-Muharram 1436 H
Dahsyatnya Wakaf :
ustman bin Affan Opini
Kemarin saya membaca sebuah kisah yang sangat menarik di Facebook. Kisah tentang Ustman bin Affan radhiallahu ‘anhu, khalifah ketiga yang terkenal kekayaan dan kedermawanannya.
P
ada saat perang Tabuk, kondisi umat Islam sedang dalam kesulitan, saat itu Ustman bin Affan mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sedang mempersiapkan pasukan al’Usrah dengan membawa seribu dinar di pangkuan Rasulullah. Rasulullah pun menerimanya dan bersabda “Tidaklah akan membahayakan Utsman apapun yang dilakukannya setelah hari ini.” Beliau mengatakannya beberapa kali.” (Dikeluarkan oleh al-Hakim, dan berkata, “Shahih isnad-nya, namun tidak dikeluarkan oleh Al-Bukhari dan Muslim). Dari Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata, “Kami pernah bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada suatu perang, lalu pasukan kaum Muslimin
mengalami kesulitan, hingga saya melihat kemalangan di wajah kaum Muslimin, dan kebahagiaan di wajah kaum munafik, dan ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat kondisi itu, beliau bersabda, Lalu, Utsman radhiallahu ‘anhu mengetahui hal tersebut dan membeli empat belas tunggang an unta berisi makanan, lalu dia mempersembahkan sembilan dari tunggangan tersebut kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat hal itu, beliau bersabda, “Ada apa ini?” Para sahabat berkata, “Utsman yang telah mengirimnya kemari, lalu terlihatlah kebahagiaan di wajah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kemalangan di wajah kaum munafik, lalu saya melihat Rasulullah
Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435-H Muharram 1436 H | 31
shallallahu ‘alaihi wa sallam mengangkat kedua tangannya hingga terlihat putihnya kedua ketiak beliau untuk mendoakan Utsman dengan suatu doa yang belum pernah saya dengar beliau berdoa untuk seseorang sebelumnya dan setelahnya dengan doa tersebut, beliau berdoa, “Ya Allah, berilah Utsman. Ya Allah, berbuat baiklah terhadap Utsman.” (Dikeluarkan oleh athThabrani dan Ibnu Asakir dari Abu Mas’ud.) Pada suatu ketika umat Islam di Madinah yang jumlahnya semakin banyak mengalami kekeringan dan membutuhkan air bersih. Kala itu sumur terbesar dan terbaik adalah Bi’ru Rumah, milik seorang Yahudi yang pelit dan oportunis. Yahudi tersebut tidak mengizinkan kaum muslimin untuk mengambil air dari sumurnya, kecuali dengan membeli. Mengetahui hal tersebut, Rasulullah Saw. bersabda, ‘Barangsiapa membeli sumur ‘Rumah’ untuk kita lalu menjadikannya sebagai sedekah untuk kaum Muslimin, niscaya Allah akan memberikan kepadanya minum yang disebabkan kehausan pada Hari Kiamat. ” Mendengar hal tersebut, Utsman pun mendatangi si Yahudi dan membeli “setengah “ air sumur Rumah lalu mewakafkannya untuk keperluan kaum Muslimin. Dengan semakin berkem bangnya penduduk Muslim, ke butuhan akan air bersih pun semakin meningkat, sehingga Ustman pun akhirnya membeli se te ngah air sumur Rumah dengan harga 20.000 dirham, atau setara dengan Rp 5 miliar lalu mewakafkan semuanya untuk keperluan kaum Muslimin.
Pada masa-masa selanjutnya, wakaf Ustman bin Affan terus berkembang, dengan membeli tanah di sekitar sumur tersebut sehingga menjadi kebun yang luas. Kebun wakaf Ustman bin Affan yang luas tersebut terus dirawat dengan baik sampai masa Daulah Ustmaniyah (Turki Ustmani) dan semakin baik pengelolaannya sejak Kerajaan Saudi Arabia berdiri. Sehingga di kebun tersebut tumbuh lebih dari 1550 pohon kurma. Kementerian Pertanian Saudi mengelola hasil kebun wakaf Ustman tersebut dengan membagikan uang hasil panen kurmanya separuh dibagikan untuk anak-anak yatim dan fakir miskin dan separuhnya lagi disimpan di bank di rekening atas nama Ustman bin Affan. Rekening atas nama Ustman bin Affan tersebut dipegang oleh Kementerian Wakaf. Dengan demikian “kekayaan” Ustman bin Affan yang tersimpan di bank terus bertambah sampai akhirnya dapat digunakan untuk membeli sebidang tanah di kawasan Markaziyah yang merupakan area eksklusif di dekat Masjid Nabawi. Di atas tanah yang tercatat di Dinas Tatakota Madinah atas nama Ustman bin Affan tersebut kini sedang dibangun sebuah hotel bintang lima dengan dana dari rekening atas nama Ustman bin Affan, yang hampir selesai. Rencananya hotel Ustman bin Affan akan disewakan kepada sebuah perusahaan pengelola hotel ternama melalui kontrak sewa. Pendapatan kontrak sewa ini diperkirakan sebesar 50 juta Riyal atau setara Rp. 150 Miliar. Penghasilan
Emmy Hammidiyah Sekretaris Umum BAZNAS
tersebut akan dikelola dengan cara yang sama seperti tahuntahun sebelumnya: separuh untuk anak-anak yatim dan fakir miskin, separuhnya lagi disimpan di rekening Ustman bin Affan di bank. Sungguh dahsyat dan luar biasa bukan? Itulah transaksi Ustman bin Affan dengan Allah, suatu perdagangan yang tidak akan merugi. Bayangkan berapa banyak keuntungan transaksi yang telah berjalan 1400 tahun dan akan terus berjalan ini masuk ke pundipundi kebaikan/amal jariyah Ustman bin Affan? Kisah ini menginspirasikan, pertama, betapa amal jariyah tak akan lekang oleh waktu, pahalanya tetap mengalir abadi jauh melewati umur manusia. Kedua, pengelolaan sedekah/wakaf yang baik, oleh lembaga yang amanah akan menumbuhkan sedekah tersebut sehingga memberikan kemanfaatan yang tiada habisnya bagi mustahik penerima dan muzakinya. Sebagai seorang Muslim, semoga kita bisa memberikan sedekah/wakaf sebaik Ustman bin Affan dan sebagai amil semoga kita mengelola amanah agar sedekah/wakafnya mem berikan kemanfaatan yang optimal.
Opini
32 | Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435 H-Muharram 1436 H
Inspirasi
Setelah Inpres No.3/2014 tentang Optimalisasi Pengumpulan Zakat diterbitkan pada 23 April 2014, BAZNAS sebagai lembaga yang diberi wewenang oleh Undang-Undang No. 23/2011 tentang Pengelolaan Zakat untuk mengelola zakat nasional, sejak menjelang Ramadhan yang lalu hingga sekarang terus menerus melakukan sosialisasi Inpres Zakat tersebut ke berbagai lembaga/instansi, terutama lembaga dan instansi pemerintah.
U
paya sosialisasi itu, al hamdulillah, membuah kan hasil. Salah satu lembaga pemerintah yang dengan cepat menyambut positif Inpres Zakat itu adalah Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan). Ini dibuktikan dengan pembayaran zakat karyawan Lapan melalui sistem payroll sejak Agustus 2014 (Lapan Jakarta) dan se jak September 2014 (Lapan Bandung). Cepatnya Lapan merespon positif Inpres Zakat ini tak bisa dilepaskan dari peran Kepala Lapan Prof. Dr. Thomas Djamaluddin yang lewat kuliah tujuh menit (kultum)-nya di masjid Lapan selalu mendorong karyawannya untuk berzakat. “Menjelang Ramadhan lalu, saya memberikan kultum tentang adanya instansi lain,
Inpres Zakat terbit, Lapan Pun Berzakat
Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435-H Muharram 1436 H | 33
yaitu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang sudah membayar zakat ke BAZNAS secara payroll dan ini menarik untuk dicontoh. Kemudian, ada sosialisasi dari BAZNAS tentang Inpres Zakat. Maka, ini segera ditindaklanjuti,” katanya bercerita tentang awalnya Lapan berzakat ke BAZNAS. Sebagai tindak lanjutnya, alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) Jurusan Astronomi yang diangkat menjadi Kepala Lapan pada Februari 2014 itu, mengundang BAZNAS untuk menjelaskan tentang cara pembayaran, cara penghitungan dan besaran zakat profesi. Sosialisasi pertama dilakukan di Lapan Pusat (Jakarta). Setelah itu, di Lapan Pasar Rebo (Jakarta), Lapan Rumpin (Bogor), dan Lapan Bandung. Mantan Mentor Remaja Masjid Salman ITB itu tak hanya mendampingi BAZNAS dalam setiap sosialisasi Inpres Zakat, tapi juga turut menjelaskan tentang adanya kewajiban pegawai negeri sipil (PNS) untuk berzakat profesi. “Kalau mengikuti aturan zakat konvensional, zakat profesi memang tidak ada. Ini tidak adil. Sebab, petani yang penghasilannya tak sebesar penghasilan PNS, wajib berzakat, sedangkan PNS tidak. Maka, para ulama sudah sepakat, profesi apapun diqiyaskan pada petani semestinya bisa diambil zakatnya,” ujar Djamaluddin yang sudah aktif menjadi khatib sejak di SMA . Ketika sosialisasi, dia juga menjelaskan tentang zakat pada masa Khalifah Umar bin Khattab. “Ketika Rasulullah
Saw. wafat, ada sebagian umat Islam yang merasa kewajiban zakat itu hanya kepada Rasulullah Saw. Padahal, kewa jiban zakat sudah melekat walaupun Rasulullah sudah tiada. Ketika ada sebagian orang yang menolak untuk membayar zakat karena berpikiran se perti itu, maka kemudian, Khalifah Abu Bakar r.a akan memeranginya,”ujar ayah tiga anak kelahiran Purwokerto itu. Dia merasa senang karena dari 1200 karyawan Lapan, sebagian besarnya, yaitu lebih dari 500 orang bersedia dipotong gajinya untuk zakat profesi rata-rata sebesar Rp100 ribu per orang. “Ini terus berjalan. Mudah-mudahan karyawan Lapan yang berzakat terus bertambah,” jelas mantan Kepala Bidang Matahari dan Antariksa di Lapan Bandung itu. Selain gaji masih ada penghasilan lain, yaitu tunjangan kinerja yang belum dilakukan pemotongan zakat profesi. Zakat tunjangan kinerja ini masih diserahkan kepada masing-masing karyawan. Tapi nanti dalam perjalanannya, kata Djamaluddin, Lapan juga mungkin akan mengikutkan zakat atas penghasilan lain selain gaji. Agar Inpres ini dilaksanakan juga oleh lembaga lain, dia menyarankan dengan dua hal. Pertama, publik harus diyakinkan bahwa BAZNAS adalah lembaga yang diberi kewenangan untuk mengelola zakat dan BAZNAS itu amanah dan transparan. Kedua, harus dilakukan sosialisasi yang terus menerus bahwa zakat itu akan lebih efektif kalau dilakukan
oleh lembaga yang diberikan kewenangan oleh negara. “Maka, sedikit demi sedikit peran negara untuk mengelola zakat akan lebih baik lagi.” Diakuinya bahwa urusan agama itu tidak semuanya diatur oleh negara, seperti sya hadat, shalat, dan puasa. Tapi, katanya, ketika itu menyangkut kemaslahatan umat, seperti, ibadah haji, penentuan awal Ramadhan, dan pembayaran zakat, negara harus turun tangan. “Jadi, kaitan agama yang terkait dengan kemaslahatan umat memang negara harus hadir di situ. Kalau tidak, bisa menimbulkan perbedaan penafsiran dan perbedaan pelaksanaan ketika persepsinya berbeda. Selain itu, juga menjadi tidak efektif, ketika itu dimaksudkan untuk menggalang persatuan dan membantu meningkatkan kualitas hidup umat,” katanya. Dia berharap, langkah Lapan melaksanakan Inpres Zakat ini bisa membantu menumbuhkan kepercayaan masyarakat kepada BAZNAS sebagai lembaga yang ditugasi negara untuk mengelola zakat. “Maka, saya juga berharap, BAZNAS semakin kuat dan semakin dipercaya umat,” tegas mantan Kepala Pusat Sain Atmosfir dan Iklim di Lapan Bandung itu. Lembaga atau instansi pemerintah, sebagai bagian dari pelaksana negara, katanya lebih lanjut, sudah semestinya mendukung BAZNAS, antara lain, dengan melakukan pembayaran zakat mulai dari pembayaran zakat profesi hingga zakat maal.
Inspirasi
34 | Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435 H-Muharram 1436 H
Dunia Zakat
Lewat MUIS, Pemerintah Koordinasikan
Pengelolaan Zakat Singapura U mat Islam di Singapura tergolong minoritas. Sebab, jumlahnya hanya sekitar 15% dari jumlah penduduk Singapura. Meski begitu, pemerintah Singapura memiliki cukup perhatian terhadap urusan umat Islam. Ini terlihat dari adanya Singapura Islamic Religious Council of Singapore atau Majelis Ugama Islam Singapura (MUIS). MUIS yang dibentuk pada 1966 berdasarkan Administrasi Hu kum Undang-Undang Muslim
(Administration of Muslim Law Act/ AMLA) mempunyai tugas meng atur berbagai kegiatan Muslim di Singapura, antara lain, pengelolaan zakat, infak, dan sedekah (ZIS). Menurut Deputy Director Asset Development MUIS, Dr. Sham siah Abdul Karim, MUIS ini berbeda dengan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) yang fokusnya kepada pengelolaan ZIS. “MUIS peranannya bukan hanya mengurus soal ZIS, tapi juga mengatur yang lainnya seperti
haji, sertifikasi halal, dan wakaf,” katanya di sela-sela acara Seminar Internasional Sektor Keuangan Islam Inklusif hari kedua di Kantor Pusat Bank Indonesia (BI), Jakarta, 29 Agustus 2014 Selain itu, katanya lebih lanjut, MUIS ini berada di bawah Kementerian Pembangunan Masyarakat (The Ministry of Community Development). “Da lam pengelolaan zakat, kami melakukan pengawasan dan pelantikan terhadap organisasi
Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435-H Muharram 1436 H | 35
yang memungut zakat atau para amil zakat,”tegasnya. Pengawasan itu dilakukan tentu untuk menghindari ter jadinya penyelewengan-penye lewengan, misalnya, adanya korupsi terhadap dana ZIS. Bila penyelewengan itu terbukti dilaku kan oleh seorang amil zakat, hukumannya sangat berat. Memang, penegakan hukum di Singapura cukup baik dan tingkat Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)-nya sangat rendah. Dalam hal pemungutan zakat, MUIS bekerja sama de ngan sejumlah masjid. Tak sembarangan masjid bisa menjadi Pusat Pungutan Zakat (PPZ). Dari 69 masjid yang ada di Singapura, hanya sekitar 21 masjid yang ditunjuk MUIS sebagai PPZ. Salah satu masjid pilihan MUIS adalah Masjid Al-Mukminin Kampung Delta, yang terletak di tengah kompleks perumahan penduduk. Dengan pembinaan dan pengawasan dari MUIS, setiap PPZ tersebut melakukan tertib ad ministrasi dan promosi penghimpunan zakat, antara lain, dengan menyediakan formulir dan brosur tentang tata cara menghitung zakat. Jenis-jenis zakatnya, selain zakat fitrah, juga zakat emas, zakat saham, zakat perniagaan, zakat uang simpanan, dan zakat simpanan pekerja Selain pembayaran zakat langsung, MUIS juga menye dia kan pembayaran dengan cara online melalui MUIS Online Payment Service (Layanan Pembayaran Tersambung) debit e-Nets atau pembayaran angsuran bulanan melalui giro.
“Semua itu dilakukan untuk memudahkan muzaki dalam membayar zakat. Dengan cara itu, mereka juga senang,”kata Shamsiah. Shamsiah mengakui bahwa zakat di Singapura masih bersifat sukarela, bukan suatu kewajiban yang diatur UndangUndang (UU) khusus tentang zakat. “Ya, zakat itu kewajiban secara syariah saja. Karena itu, kami secara gencar melakukan penyadaran lewat dakwah di berbagai masjid atau iklan dan promosi di berbagai media, seperti televisi, radio, twitter, dan facebook” ujarnya. Meski begitu, kata Shamsiah, dalam hal zakat menjadi pengu rang pajak sudah ada aturannya. “Memang tidak ada potongan langsung terhadap pajak, seperti di Malaysia, tapi tetap diberikan pengurangan pajak dari zakat yang dibayarkan,”katanya. Dengan berbagai langkah tersebut, meski Muslim Singapura tergolong minoritas, kesadaran membayar zakat menjadi cukup tinggi. Ini terlihat dari jumlah penghimpunan zakat yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Misalnya, pada tahun 2012, jumlah penghimpunan zakat nya men capai 26,6 juta dolar Singapura. Lalu, pada tahun 2013 peng himpunannya menjadi sekitar 28 juta dolar Singapura. Dana zakat yang terhimpun ini disalurkan ke mustahiknya yang delapan asnaf itu melalui berbagai program. “Dana zakat ini diberikan ke masjid-masjid yang ada di Singapura untuk disampaikan ke mustahiknya. MUIS yang membuat kebijakan program pendayagunaan zakat,
masjid-masjid yang melaksana kannya,” paparnya. Meski masjid juga dilibatkan dalam penghimpunan zakat, tidak berarti dana zakat ini diberikan untuk pengembangan masjid. Untuk pengembangan masjid atau madrasah ada kasnya tersendiri. Tidak lagi diambilkan dari dana ZIS dan wakaf. Untuk madrasah ada kotak bernama Dana Madrasah. Sedangkan dana masjid diperoleh dari sumbangan kaum Muslimin, khususnya "Kotak Jumat". Tapi, kadang-kadang masjid masih mendapat bantuan dari dana ZIS dan wakaf. Ditanya tentang kendala dalam pengelolaan zakat di Singa pura, Shamsiah menjelas kan bahwa masyarakat Singa pura masih banyak yang melaku kan zakat individu. “Untuk mengatasinya, MUIS terus melaku kan sosialisasi tentang zakat dan manfaatnya”. Sosialisasi yang dikata kan Shamsiah termasuk di dalam nya publikasi dana za kat dan pendistribusiannya ke masyarakat setiap tahun. De ngan pengelolaan zakat yang profesional dan amanah ini, MUIS mendapat kepercayaan penuh dari masyarakat Singapura. Dengan adanya MUIS ini pemerintah Singapura sadar bahwa zakat yang dibayar kan warga Muslim itu besar manfaatnya, khususnya dalam mengatasi kemiskinan dan kebodohan. Karena itu, peme rintah tak akan ikut campur terlalu dalam yang membuat runyam pengelolaan zakat yang sudah berjalan baik tersebut.
Dunia Zakat
36 | Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435 H-Muharram 1436 H
Merapel Zakat
B Tanya jawab zakat
ila saya baru sadar bahwa saya wajib berzakat, bagaimana dengan dosa saya sebelumnya karena tidak membayar zakat padahal saya mampu? Apakah saya sekarang harus merapel zakat itu? Ny. Hasanah Pasar Minggu, Jakarta Selatan Pengakuan secara sadar terhadap kesalahan masa lalu disertai dengan keyakinan dan kesungguhan untuk tidak mengulangi lagi perbuatan tersebut adalah pertanda Anda melakukan Taubatan Nasuha, yakni tobat yang murni dan sungguh-sungguh, seperti digambarkan dalam Al-Quran Surat A-Tahrim:8 dan Surat Ali Imran: 135. Setelah itu, hendaknya di samping membayar zakat, Anda juga banyak mengeluarkan infak sedekah. Mudah-mudahan itu dapat menghapus kesalahan yang lalu, sebagaimana sabda Rasulullah Saw.,”..Ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, maka perbuatan baik iitu akan mengahapus dosa dari perbuatan buruk tersebut.” (Hadits sahih riwayat Thabrani dan Abu Dzar). Mengenai kewajiban zakat yang belum Anda tunaikan pada masa lalu, jika Anda memang mampu membayarnya, rapelkan saja. Semoga itu dapat membersihkan dan menyucikan harta Anda, sekaligus untuk membayar utang kepada Allah Swt. Menurut Sayyid Sabiq (Fikih Sunnah II:22), zakat memang identik dengan utang kepada
Allah, berdasarkan keumuman makna ayat 11 Quran Surat An-Nisa, “... Harta waris itu dibagikansetelah wasiat dan utang-piutang (orang yang sudah meninggal) dibayarkan...” Juga berdasarkan hadits sahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari-Muslim dari Ibnu Abbas bahwa seseorang pernah bertanya kepada Rasulullah,”Wahai Rasul, ibuku telah meninggal dunia dalam keadaan meninggalkan puasa pada bulan Ramadhan. Apakah saya harus mengqadha (mengganti)-nya,”. Rasul menjawab, bagaimana jika ibumu memiliki utang, apakah engkau akan membayarkannya?” “Jelas harus,” jawab orang itu. Maka, berkatalah Rasul,” apalagi utang kepada Allah Swt., jauh lebih utama untuk dibayar.”
Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435 H-Muharram 1436 H | 37
Zakat untuk Mustahik Ganda A
dakah sebutan mustahik ganda, misalnya dhuafa dan ibnu sabil (contohnya, mahasiswa berprestasi yang miskin) ? Apakah mereka juga berhak mendapatkan jatah ganda? Adilin, Jakarta Selatan Bisa saja seseorang mempunyai dua sifat mustahik atau lebih, misalnya orang yang miskin, mualaf yang banyak utang lagi, atau juga penuntut ilmu yang miskin, seperti yang Saudara contohkan. Akan tetapi, dalam penerimaan
zakatnya cukup satu sifat yang dianggap paling menonjol dan relevan untuk diberi zakat, dengan harapan agar yang bersangkutan mampu keluar dari kesulitannya dan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Para ulama telah sepakat bahwa orang yang mengkhususkan diri mencari ilmu dan kebetulan dia tidak mampu, maka dia sangat berhak menerima zakat untuk memenuhi kebutuhan hidup dan studinya, misalnya untuk membayar SPP, membeli bukubuku, atau mungkin biaya riset dalam rangka menyelesaikan tugas akhir dan biaya hidup
Tanya jawab zakat Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, M.Sc Ketua Umum BAZNAS
sehari-hari. Ada juga orang yang mengkhususkan diri dalam beribadah (khusus atau ritual). Orang seperti ini tidak berhak mendapat.zakat. Sebab, menurut ajaran Islam , ibadah tidak harus meninggalkan pekerjaan (lihat QS An-Nur: 37 dan Al-Jumuah: 10). Lain halnya dengan pencari ilmu yang memerlukan pengkhususan (konsentrasi). Di samping itu, orang yang beribadah khusus (mahdhah) melakukan itu untuk dirinya sendiri, sedangkan ilmu seseorang itu dapat berguna juga bagi orang lain.
38 | Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435 H-Muharram 1436 H
Hukum Berhaji dengan Kredit Bank Saya seorang pegawai negeri sipil (PNS) berusia 48 tahun. Beberapa tahun terakhir ini saya menabung di bank untuk bisa pergi haji. Tapi, dengan jumlah tabungan yang kecil, rasanya saya akan menunggu lama untuk bisa menjalankan ibadah haji. 1. Bagaimana hukumnya kalau saya meminjam uang ke bank agar saya bisa segera menunaikan ibadah haji ? 2. Kalau kemudian saya meninggal, sedangkan saya belum menunaikan ibadah haji karena ongkos naik haji (ONH)-nya belum cukup, apakah saya dianggap sudah menunaikan ibadah haji? Suherman, Bandung
Tanya jawab AGAMA
Bapak Suherman di Bandung yang semoga dirahmati dan dimudah kan hajinya oleh Allah Swt. Ibadah haji merupakan bagian dari rukun Islam yang kelima, dan tentu semua orang Islam merindukan untuk bisa menjalankan ibadah tersebut. Namun untuk melaksanakan ibadah haji ini, ada syarat khusus yang harus dipenuhi, yaitu al-istitho’ah (kemampuan). Ini sebagaimana yang difirmankan oleh Allah Swt.dalam QS Ali Imran ayat 97 yang artinya: Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang ‘mampu ‘ melakukan perjalanan ke Baitullah.
Mampu yang dimaksud di sini menurut penafsiran Ibn Abbas adalah memiliki kemampuan secara finansial (az-zad), fisik, maupun perjalanan (ar-rahilah). Mampu secara finansial, artinya mampu membayar sendiri atas ongkos naik haji (ONH) dan biaya nafkah keluarga yang ditinggalkan di tanah air. Sedangkan mampu secara fisik artinya badannya sehat dan tidak sakit kronis, sehingga ia mampu menjalani semua rukun ibadah haji. Kemudian, yang dimaksud de ngan mampu dalam perjalanan, artinya mampu memenuhi kondisi perjalanan yang aman, baik secara transportasi, ke butuh an imigrasi, maupun tidak terjadi perang. Khusus wanita, sebagian ulama fikih mensyaratkan agar ia di dam pingi oleh mahramnya. Dengan demikian, orang yang belum bisa memenuhi syaratsyarat tersebut, maka ia belum diwajibkan untuk menjalankan ibadah haji. Adapun jika ada orang ataupun lembaga, misalnya bank, yang bersedia memberikan dana talangan
Dr. Akhmad Alim, M.A Ketua Program Kuliah Ulama, Pondok Pesantren Mahasiswa Ulil Albab, Bogor
haji tanpa ada unsur riba, ia tidak berkewajiban untuk ikut serta meminjam dana tersebut. Sebab, orang yang berutang untuk dana haji, ia masuk dalam kategori orang yang belum mampu untuk melaksanakan ibadah haji. Seandainya ia tetap gigih untuk melaksanakan ibadah haji dengan dana pinjaman tersebut, maka ibadah hajinya tetap sah dan menggugurkan kewajiban. Sekali lagi, dengan catatan, dalam pinjamannya itu tidak ada unsur riba. Adapun orang yang belum mam pu untuk menunaikan ibadah haji, kemudian ia me ninggal, maka Allah tidak membebani hambanya di luar kemampuannya. Allah Swt. tetap mencatat niat baik orang tersebut, walaupun ia belum menunaikan ibadah haji. Mudah-mudahan Allah Swt. memberi kemudahan bagi anak nya atau keluarganya kelak, agar mampu untuk menghajikan orang tuanya yang telah meninggal tersebut.
Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435-H Muharram 1436 H | 39
Rasa Ngilu di Lutut Dokter yang terhormat Dok, saya seorang ibu rumah tangga usia saya 40 tahun. Akhirakhir ini saya sering merasakan keluhan pada persendian lutut saya yang terasa kaku dan kadang-kadang terasa sedikit ngilu. Apakah ini tanda-tanda saya terkena osteoporosis. Kalau betul apa yang harus saya lakukan? Apakah dengan minum susu yang kaya kalsium akan mengurangi rasa sakit saya? Mohon penjelasannya ya dok, terimakasih. Ummi Kultsum, Harapan Indah Bekasi, Jawa Barat
Ibu Ummi, Osteoporosis atau pengeroposan tulang merupakan salah satu penyebab tersering disabilitas pada wanita usia lanjut. Terkadang osteoporosis tidak memiliki gejala, meski beberapa mengeluhkan tulang yang terasa ngilu atau sakit, tubuh memendek atau membungkuk, nyeri pada lokasi tertentu seperti tulang belakang, pinggang, pinggul, atau tulang paha. Seringkali, osteoporosis ditemukan terlambat ketika
telah terjadi patah pada tulang yang rapuh, paling sering area tulang belakang, pinggul, bonggol paha yang merupakan titik rentan tulang penyangga tubuh. Untuk mendeteksi dini adanya osteoporosis, ibu bisa melakukan BMD (bone mineral density). BMD disarankan terutama bagi mereka yang telah menopause atau usia lanjut (65 tahun bagi wanita, 70 tahun bagi pria), mengonsumsi obat
dr. Ika Fitriana
steroid lama, memiliki keluarga dengan osteoporosis, punya riwayat patah tulang akibat trauma ringan, atau memiliki penyakit rematik tertentu. Namun sebaiknya semua wanita terutama menjelang menopause menjalani deteksi dini ini. Untuk mengurangi rasa nyeri, perlu dahulu diketahui apa penyebab nyeri tersebut. Nyeri akibat osteoporosis dapat dikurangi dengan obat anti nyeri namun pastinya pengobatan osteoporosis akan mengurangi gejala tersebut. Susu merupakan sumber kalsium, bahan baku pembentuk tulang, yang akan berguna bila tersedia unsur lain seperti vitamin D yang cukup, kadar hormon estrogen, dan semua yang mendukung pembentukan tulang. Namun susu tidak secara langsung menghilangkan nyeri. Nyeri pada lutut juga bisa disebabkan osteoarthritis, pera dangan sendi akibat proses penuaan, terutama pada mereka yang kegemukan atau ada faktor keturunan. Sebaiknya ibu Ummi berkonsultasi ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Semoga bermanfaat.
Tanya jawab Kesehatan
40 | Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435 H-Muharram 1436 H
Menu Buah Bantu Sembuhkan Penyakit Apa menu makan siang anda hari ini? Coba tambahkan buah di daftar anda. Tidak perlu buah impor, yang lokal pun tetap perlu disantap. Ya buah-buahan memang memiliki banyak manfaat, tak hanya membugarkan badan, buah juga bisa membantu proses penyembuhan penyakit.
MENU SEHAT
Pisang Anda sering merasa perut Anda sakit melilit? hati-hati, bisa jadi Anda terkena radang lambung atau usus lantaran kurang makanan berserat. Daging buah pisang yang lembut mampu melapisi dindingdinding lambung dan usus sehingga dapat menjadi lapisan anti radang.
Semangka Siapa yang tak suka semangka? Manis dan menyegarkan, apalagi jika udara panas menyengat, sepotong semangka bisa menjadi pelepas dahaga. Itu saja? Tentu tidak. Semangka ternyata mampu menyeimbangkan kadar asam dalam darah terutama yang berasal dari gorengan, daging, kopi dan minuman ringan. Semangka juga baik untuk penderita diabetes karena membantu menghalangi meningkatnya gula darah.
Alpukat Tingkat kolesterol dan asam urat yang tinggi bisa membuat otot – otot sendi Anda sakit dan kaku. Cobalah mulai konsumsi alpukat secara teratur. Kandungan kalori, lemak baik dan minyak di dalam alpukat mampu mengurangi kolesterol dan menjaga kelenturan otototot sendi. Alpukat juga dapat menjadi sumber energi yang setara dengan nasi. Jadi cocok untuk Anda yang sedang diet.
Belimbing Meminum atau memakan buah belimbing dan menelannya secara perlahan dapat mencegah dan mengatasi infeksi mulut dan tenggorokan. Campuran belimbing dan madu juga dapat membantu mencegah dan mengatasi kencing batu.
Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435-H Muharram 1436 H | 41
Kelengkeng Bagi wanita dengan kandungan lemah ataupun habis melahirkan, sangat disarankan untuk mengonsumsi buah berasa manis ini. Kandungan sukrosa, glukosa, protein, lemak, asam tartaric, vitamin A dan vitamin B membuat kelengkeng menjadi salah satu sumber energi terbaik.
Tomat Buah yang satu ini bisa jadi buah yang paling mudah ditemui. Tak hanya sedap dibuat sambal, tomat segar ternyata membantu pembentukan glycogen dalam liver. Menurut penelitian, tomat mampu menyeimbangkan fungsi liver dengan cepat sehingga stamina tubuh terjaga dan merangsang nafsu makan. Cobalah buatkan jus tomat segar. Garam mineral yang kaya dalam tomat meningkatkan nafsu makan dan merangsang aliran air liur sehingga memungkinkan makanan dicerna dengan baik.
Kurma Kurma merupakan sumber energi yang sangat tinggi lantaran kandungan gula yang sangat banyak. Tak heran jika Nabi Muhammad Saw. menganjurkan berbuka puasa dengan 3 butir kurma. Kandungan gula kurma sangat membantu menyembuhkan luka.
Kelapa
Delima Buah ini ternyata sangat populer di Irak dan Iran. Bukan untuk dimakan, tetapi sebagai obat kumur. Ya jus delima segar yang dijadikan obat kumur sebelum diminum membantu membersihkan mulut dan gigi, mencegah infeksi serta membantu menghilangkan bau mulut yang tidak sedap. Jika Anda terkena radang tenggorokan, memakan delima secara perlahan juga membantu menjernihkan suara yang serak. Delima di Mesir ternyata juga digunakan sebagai obat cacingan karena mengandung zat tanin yang dapat membius cacing gelang, cacing kremi dan cacing pita dalam usus.
Jika udara terlalu terik dan Anda merasa dehidrasi, air kelapa merupakan obat alami yang disediakan alam. Air kelapa mengandung sukrosa, fruktosa, dan glukosa, sedangkan dagingnya juga mengandung protein, lemak, vitamin dan tentunya minyak kelapa. Kandungan ini bagus untuk Anda penderita diabetes.
Nanas Para penderita darah rendah, cobalah mulai memasak dengan nanas 250 gram nanas mampu mengatasi darah rendah serta kaki dan tangan yang lemas. Tak hanya itu Enzim bromealin d a l a m nanas bisa melarutkan lendir yang sangat kental dalam sistem pencernaan.
Apel Anda sedang diet? Mulailah mengonsumsi apel. Selain mengenyangkan, kadar garam mineral, pektin, dan asam oksalik dalam apel juga sebagai penurun kolesterol sekaligus pembersih kotoran-kotoran yang tersisa di usus besar.
MENU SEHAT
42 | Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435 H-Muharram 1436 H
Bugar
Mari Berjalan Saat Bekerja
Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435-H Muharram 1436 H | 43
Pernahkah Anda menghitung kira-kira berapa lama Anda duduk di kantor? Hatihati, terlalu lama duduk di kantor bisa menurunkan kebugaran, memicu obesitas, serta melahirkan penyakit mematikan, seperti penyakit jantung, stroke, dan kanker.
M
enyeramkan bukan? Tak perlu khawatir, gerakan sederhana seper ti berjalan saat bekerja bisa menjadi solusi efektif. Pakar kesehatan Dr.James Levine dari Mayo Clinic menemukan bahwa mereka yang bergerak di kantor, baik itu sekadar berjalan ke mesin fotokopi maupun sekadar mondar-mandir dapat membakar sekitar 350 kalori. Tak hanya berpengaruh positif bagi kebugaran fisik, berjalan juga dapat menurunkan stres. Bahkan, sebuah penelitian terbaru dari Universitas Stranford yang dirilis April 2014 lalu juga menemukan bahwa pemikiran kreatif meningkat saat seseorang sedang berjalan.
Dalam penelitiannya, Marily Oppezzo dan Daniel Schwartz ini juga menemukan bahwa berjalan dapat meningkatkan inspirasi kreatif dua kali lebih banyak daripada mereka yang hanya duduk di depan komputer. Bahkan, inspirasi tersebut akan tetap mengalir meski Anda sudah kembali duduk. Oleh karena itu, tak mengherankan jika di beberapa negara maju, bergerak termasuk berjalan kaki saat bekerja menjadi budaya baru yang diterapkan. Pernah dengar bagaimana Steve Jobs, pendiri Apple yang selalu mengadakan rapat sembari berjalan kaki ataupun Mark Zuckerberg, pendiri Facebook yang tak suka ada meja di ruang rapatnya?. Tapi, bagaimana jika kesibukan menghalangi niat Anda untuk berjalan saat bekerja? Tips berikut bisa Anda coba.
Buat daftar waktu yang memungkinkan Anda berjalan Misalnya saja, saat makan siang ataupun pulang kerja, usahakan selalu untuk menyempatkan diri berjalan kaki. Anda bisa juga menyelipkan kegiatan berjalan di sela-sela kegiatan kantor Anda. Misalnya, ketika menerima panggilan telepon, usahakan selalu sambil berjalan kaki, atau sekadar mengubah posisi duduk Anda setiap 15 menit sekali.
Set alarm untuk berjalan Setelah Anda memiliki daftar waktu untuk berjalan, jangan lupa untuk men-setting alarm, baik di ponsel maupun komputer Anda. Jika ini tak cukup memotivasi, Anda bisa men-setting musik favorit Anda untuk bangun dan mulai berjalan.
Kurangi ketergantungan terhadap office boy Coba mulai lakukan beberapa pekerjaan sampingan kantor tanpa bantuan office boy. Gerakan seperti membuat kopi sendiri, atau ke bagian sekretariat untuk mengambil surat yang ditujukan kepada Anda akan membantu mendorong diri Anda untuk berjalan kaki. Saat pulang kerja, usahakan untuk merapikan sendiri meja kantor Anda. Ini juga membantu mengurangi kalori.
Ajak teman sekantor melakukan hal serupa Jika Anda merasa kurang bersemangat berjalan seorang diri, cobalah ajak teman sekantor Anda untuk melakukan hal serupa. Dengan adanya teman Anda bisa saling memotivasi jika rasa malas datang. Ternyata, tidak sulit mengurangi kalori sekaligus tetap bugar meski Anda harus berjam-jam duduk di kantor bukan? Mari mulai berjalan kaki.
Bugar
44 | Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435 H-Muharram 1436 H
Mukena Colet: gAYA
Melukis Keindahan di Mukena Gradasi warna biru di bagian bawah mukena itu nampak bagaikan lautan yang sedang mengombang-ambingkan bunga-bunga di atasnya. Uniknya lagi, warna dan bunga-bunga biru itu dilukis secara eksklusif.
M
ukena lukis atau yang lebih dikenal dengan mukena colet memang berbeda dari model-model mukena lainnya. Jika biasanya dua mukena dengan model yang sama sulit dibedakan satu sama lain, mukena colet justru tidak ada yang benar-benar sama lantaran satu per satu mukena dilukis secara eksklusif. Pemilik usaha mukena colet merk Omah Mukenah Colet Pekalongan, Mardiyah, kepada Majalah Zakat mengatakan, seni lukis membuat mukena jenis ini tidak akan punya kembaran. “Karena dibuat satu per satu, dilukis satu per satu. Mungkin
saja lukisannya ada yang mirip, tapi tidak sama persis 100% karena bukan printing, cap apalagi sablon” kata Dyah yang mempopulerkan kata colet yang dalam logat Pekalongan berarti lukis. Proses pembuatannya pun tak sembarang. Selembar kain katun rayon (santung) berwarna putih terlebih dahulu dicolet (dilukis) sesuai dengan desain yang diinginkan. Biasanya proses untuk melukis satu mukena memakan waktu sekitar 15-20 menit. Sementara proses menjahitnya ya diperlukan waktu sekitar 20-30 menit termasuk dengan tas mukena.
“Untuk produksi mukena colet ini semuanya menggunakan bahan santung. Hanya satu yang bukan yaitu mukena colet wisata dengan bahan parasut. Kita menamakan wisata karena mukena ini ringkas,kecil, dan simple, jadi nyaman untuk dibawa-bawa saat traveling. Sejauh ini,kami hanya menggunakan 2 jenis bahan itu saja.Kalau bahan lainnya belum pernah dilakukan uji coba,” jelas Dyah. Tak heran jika mukena ini dibandrol dengan harga yang tidak murah yakni Rp90 ribu – Rp200 ribu Modelnya pun beragam hingga hampir 20 model colet, antara lain mukena colet biasa dengan aneka jenis lukisan bunga sepeti bunga tulip, bunga sakura, bunga mawar, dan sebagainya. Ada juga mukena colet kombinasi dengan bawahan batik printing, kombinasi pinggiran gribigan, hingga mukena colet dengan
Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435 H-Muharram 1436 H | 45
dasar gradasi warna. Ada pula mukena colet untuk anak-anak dan batita.
Bagian dari fashion Beberapa tahun terakhir tren mukena colet (lukis) ini memang sedang menanjak. Berbagai kalangan mulai menambatkan hati pada desain-desain lukisannya yang unik serta bahannya yang adem. Diani, 30, mengaku suka berburu mukena colet saat hari raya, seperti Idul Fitri dan Idul Adha tiba. “Biasanya ada modelmodel lukisan yang baru dan diskon harga,” ucap ibu rumah tangga itu yang jatuh hati dengan lukisan pelangi di mukena. Pemilik online shop Nur Eka Sukmawati pun mengakui jika Ramadhan tiba, pelanggannya hampir selalu menanyakan mu kena colet. “Permintaannya bisa mencapai 15-20 buah,” katanya. Bahkan Dyah hampir selalu menambah karyawan saat Ramadhan tiba. Sembilan orang pelukis mukena serta karyawan lain seperti penjahit, pengobras, bagian melipat, quality control, dan sebagainya total berjumlah hampir 30 orang tidak cukup melayani lonjakan permintaan. “Momen-momen ini serta ketika periode kenaikan kelas biasanya ramai pembeli karena untuk hadiah. Lonjakan bisa mencapai 300 persen. Inilah berkahnya Ramadhan bagi pedagang mukena,” ucapnya. Kondisi ini jelas jauh berbeda saat Dyah memulai usahanya di tahun 2007. Dyah menilai saat ini kebutuhan mukena tak jauh beda dengan berbeda dengan
gAYA
kebutuhan akan pakaian, sepatu ataupun aksesoris lainnya. Jika dulu cukup memiliki satu-dua mukena dengan jarak waktu membeli setahun sekali, kini mukena telah masuk dalam dunia fashion. “Istilahnya, ada model dan warna baru, langsung dibeli,” katanya. Karena itu bagi Dyah pun selalu mengembangkan dan me lakukan inovasi desain colet yang ada untuk menjaga kepuasan pelanggan. “Seperti Tagline kami, ‘Selalu ada corak baru dari Omah Mukenah Colet Pekalongan’ kami fokus di hal ini,” katanya.
Mardiyah
Pemilik Omah Mukenah Colet Pekalongan
46 | Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435 H-Muharram 1436 H
Agar Anak Tak Kecanduan Games F
Kumandang azan Magrib tak menggemingkan si kecil Azka. Tangan bocah berumur sebelas tahun itu dengan lincah masih menggerakkan stick control sementara matanya terpaku sakinah memainkan game online Perfect World. Suara sang bunda yang menyuruhnya berhenti seakan hanya angin lalu.
itri, 37, mulai cemas. Ia takut satu set komputer lengkap dengan aksesoris gaming yang ia belikan beberapa bulan yang lalu akan membuat anaknya kecanduan. Sebenarnya Fitri enggan mengiyakan keinginan putra sulungnya itu. “Tapi saya kehabisan alasan. Prestasi dia baik di sekolah dan anak saya selalu bilang dia diajak teman-temannya terus main game di warnet. Jadi saya pikir saya belikan saja, biar setidaknya saya
bisa awasi. Tapi lama-lama makin sulit diminta berhenti,” keluh Fitri. Kekhawatiran Fitri sebenarnya tak berlebihan. Di Amerika Serikat saja, berdasarkan survei yang dilakukan Harris Poll pada anak usia 8-18 tahun di Amerika Serikat, sebanyak 8,5 persen anak kecanduan video games. Survei dari Kaiser Family Foundation pada 2010 lalu pun menemukan mereka yang kecanduan rata-rata menghabiskan 7,5 jam per hari untuk online. Padahal saat ini data menunjukkan 97 persen remaja di Amerika bermain games. Games, baik yang, offline, online maupun Massive Multiplayer Online Role-Playing Games (MMORPGs) memang rentan kecanduan. Peneliti di Hammersmith Hospital, London dalam studi tahun 2005 menyatakan, hormon pelepas rasa kesenangan, dopamine, meningkat dua kali lipat pada mereka yang bermain games. Apalagi sebagian besar games saat ini dibuat dengan tantangan
Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435-H Muharram 1436 H | 47
anak, mengeksplorasi ilmu pengetahu an dan informasi global. Hilangkan semua jenis permainan serta akses ke games online ataupun media sosial.
putra putri Anda. Informasi games saat ini berlimpah di dunia maya, misalnya saja un tuk melihat rating games bisa dilakukan via The Entertainment Software Rating Board (ESRB).
#Batasi jam penggunaannya
yang semakin sulit dan tanpa akhir. Jika dulu Anda bermain Mario Bross, permainan berakhir saat Anda berhasil menyelamatkan sang putri, tapi tidak dengan games masa kini. Jika sudah kecanduan, games yang awalnya merupakan salah satu media pelepas penat dapat memunculkan serangkaian efek berbahaya. Efek tersebut, antara lain, memicu perilaku agresif, terutama dalam games yang mengandung unsur kekerasan, lemahnya pengendalian diri, obsesif, ketidakstabilan emosi lantaran terlalu terfokus pada games dan mengabaikan hal lain. Anak cenderung mudah marah, sedih , curang dan hanya peduli pada kemenangan. Lalu langkah apa yang perlu diambil orang tua agar anak tak kecanduan games? Berikut tips yang telah dielaborasi majalah ZAKAT:
#Jangan letakkan komputer game di kamar anak Tarulah komputer games di ruang keluarga. Ini memu dahkan Anda mengontrol permainan serta akses internet yang dibuka anak-anak Anda. Jika memungkinkan, ada kan komputer lain khusus untuk menunjang pendidikan
Ini bukan saran yang mudah, apalagi jika anak mulai terdeteksi kecanduan. Perlu ketegasan, konsistensi dan yang terpenting contoh langsung dari orang tua mereka. Perlihatkan pada anak, Anda pun mentaati peraturan yang Anda buat. Misalnya tidak online saat makan malam bersama, atau di akhir pekan. Tanamkan juga pada anak waktu bermain games merupakan hak istimewa yang ia peroleh atas pencapaiannya melakukan sesuatu. Misalnya berhasil mendapatkan nilai sempurna saat ujian dan sebagainya. Sehingga anak terbiasa untuk tidak seenaknya dalam bermain games.
#Pasang pengaman “parental control” Saat ini sudah banyak aplikasi baik buatan dalam maupun luar negeri yang cukup efektif untuk “mengunci” konten negatif, ter masuk games dengan muatan kekerasan. Jika perlu masukkan password yang hanya Anda ke tahui. Sehingga anak tidak bebas bermain saat anda tidak ada.
#Teliti terlebih dahulu tingkat kesesuaian dan keamanan games Anda bisa mencari beragam referensi atas pilihan games
#Berikan aktivitas bermanfaat dan permainan sosial lain Tunjukkan pada anak Anda, ada banyak permainan tradisional yang tak kalah mengasyikkan, seperti banteng-bantengan, congklak, lompat karet, kelereng, ataupun gasing. Sesekali ajaklah mereka menikmati alam ciptaan Allah yang Maha Indah agar me re ka tak terpaku dengan games online.
#Sesekali temani dan diskusikan soal games yang mereka mainkan Bisa jadi ini yang paling sering dilupakan orang tua. Menemani anak bermain memiliki efek psikologis yang luar biasa bagi anak. Selain itu Anda bisa sekaligus mengontrol dan menyelipkan pengetahuan dampak positif dan negatif dari permainan online. Pemahaman dengan cara ini jauh lebih efektif ketimbang hanya sekadar memberikan larangan saja. Jika diberikan dengan porsi yang tepat, games online sebenar nya tidak berbahaya. Bahkan, beberapa games dengan konten edukatif dapat membantu anakanak di sekolah. Namun seperti pesan Rasulullah Saw., sesuatu yang berlebihan akan merusak.
sakinah
48 | Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435 H-Muharram 1436 H
BUNG TOMO Lantang Teguhkan Perjuangan “Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membikin secarik kain putih menjadi merah dan putih, maka selama itu tidak akan kita mau menyerah kepada siapapun juga. Kita tunjukken bahwa kita ini benar-benar orang-orang yang ingin merdeka. Dan untuk kita saudara-saudara, lebih baik hancur lebur daripada tidak merdeka. Semboyan kita tetap “Merdeka atau Mati”. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar!! Merdeka!!” Tokoh
P
idato itu mampu meneguhkan 45.000 warga Surabaya tak bergeming meski dihujani bom dan peluru dari 30.000 serdadu, 50 pesawat terbang, dan sejumlah besar kapal perang tentara Inggris. Surabaya pun menjadi kota lautan api dengan pemandangan memilukan. Ribuan warga tewas, dan lebih banyak lagi yang terluka. Peristiwa 10 November, 69 tahun silam itu kini diperingati sebagai Hari Pahlawan. Saat itu para tentara Inggris yang telah diboncengi tentara Belada NICA (Netherlands Indies Civil Administration) bermaksud ingin mengembalikan penjajahan di bumi nusantara. Dipicu oleh peristiwa perobekan bendera Merah-putih-biru milik Belanda di atas Hotel Yamato atau Hotel Orange (sekarang Hotel Mandarin Oriental Majapahit) Surabaya serta terbunuhnya pimpinan mereka, Brigadir Jenderal Mallaby pada 30 Oktober 1945, Inggris pun memiliki alasan untuk mengultimatum Surabaya. Inggris memprediksi dalam tiga hari, warga Surabaya akan melemah dan menyerah menghadapi persenjataan modern mereka. Yang mencengangkan, kalkulasi Inggris salah besar. Setiap hari, lewat pidato dari radio lokal, semangat juang war ga Surabaya justru semakin membara dan perjuangan mereka kian teratur. Warga Surabaya bertahan bermingguminggu.
Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435-H Muharram 1436 H | 49
Siapakah peneguh perjuang an, pelantang keberanian lewat pidato-pidatonya yang membakar semangat itu? Dia tak lain adalah Sutomo atau yang lebih dikenal dengan panggilan Bung Tomo. Lahir di Blauran, Surabaya, 3 Oktober 1920, Sutomo kecil sudah dikenal sebagai sosok pemberani, pekerja keras dan taat beragama. Memasuki usia remaja, Bung Tomo pun aktif dalam berbagai pergerakan pemuda, terutama di Sarekat Islam (SI). Geram dengan penjajahan, Sutomo muda pun terjun ke dunia jurnalistik. Tercatat, ia pernah menjadi wartawan lepas di Harian Soeara Oemoem di Surabaya 1937, harian berbahasa Jawa, Ekspres pada 1939, serta terakhir ia menjadi Wakil Pemimpin Redaksi kantor berita pendudukan Jepang, Domei (yang kemudian berubah nama menjadi kantor berita Antara) untuk seluruh Jawa Timur pada 1942-1945 di bagian editing Bahasa Indonesia. Bung Tomo sangat cerdas. Terbukti, saat memberitakan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, ia bersama wartawan senior Romo Bintarti menulisnya dalam bahasa Jawa untuk menghindari sensor bala tentara Jepang.
Radio Pemberontak Sesaat setelah Indonesia merdeka, perjuangan dilanjutkan Bung Tomo dengan mendirikan Barisan Pemberontak Rakyat Indonesia (BPRI) yang cabangnya tersebar di seluruh Tanah Air. Saat melatih dan mengkoordinasikan strategi di badan ini, Bung
Bung Tomo sangat cerdas. Terbukti, saat memberitakan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, ia bersama wartawan senior Romo Bintarti menulisnya dalam bahasa Jawa untuk menghindari sensor bala tentara Jepang. Tomo pun semakin akrab dengan radio. Setiap malam ia menggugah keteguhan dan keberanian pemuda-pemuda Indonesia di seluruh pelosok nusantara melalui pi datonya yang berapi-api. Isi pidatonya yang tegas dan provokatif sempat membuat pe merintah khawatir. Menteri Penerangan saat itu, Amir Sjarifuddin bahkan sempat melarangnya membuat radio khusus perjuangan. Namun itu tak menghentikan Bung Tomo. Peristiwa insiden bendera di Hotel Yamamoto justru me nyemangatinya mengobarkan perjuangan melalui kode-kode penyiaran manual. Siaran inilah yang dikenal sebagai “Radio Pemberontak”. Bahkan saat pasukan sekutu di bawah pimpinan Brigjen AWS Mallaby mulai datang mengepung Surabaya, Bung Tomo dengan tajam kembali mengaum: “Kita ekstremis dan rakyat sekarang tidak percaya lagi pada ucapan-ucapan manis. Kita tidak percaya setiap gerakan (yang mereka lakukan) selama kemerdekaan Republik tetap tidak diakui! Kita akan menembak, kita akan me ngalirkan darah siapa pun yang merintangi jalan kita! Kalau kita tidak diberi Kemer dekaan sepenuhnya, kita akan menghancurkan gedunggedung dan pabrik-pabrik impe rialis dengan granat tangan dan dinamit yang kita miliki.” “Ribuan rakyat yang
ke laparan, telanjang, dan dihina oleh kolonialis, akan menjalankan revolusi ini. Kita kaum ekstremis, kita yang memberontak dengan penuh semangat revolusi, ber sama dengan rakyat Indonesia, yang pernah ditindas oleh penjajahan, lebih senang melihat Indonesia banjir darah dan teng gelam ke dasar samudera daripada dijajah sekali lagi! Tuhan akan melindungi kita! Merdeka! Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!” Begitulah Bung Tomo, ia tak pernah melepaskan per juangannya dari nama Allah. Usai sekutu angkat kaki dari Indonesia, Bung Tomo pernah aktif dalam politik pada tahun 1950-an. Saat Orde Baru dimulai, ia sempat berbeda pendapat dengan peme rintahan Orde Baru. Bung Tomo bahkan sempat ditahan pada 11 April 1978 selama satu tahun oleh pemerintah saat itu karena kri tik-kritiknya yang pedas. Perjuangan Bung Tomo untuk rakyat memang tak pernah berhenti hingga ia dipanggil Sang Khalik saat berada di Tanah Suci pada 7 Oktober 1981 dan kemudian dikebumikan di Surabaya. Bung Tomo tak pernah mengharapkan pamrih atas berbagai perjuangan dan kegigihan bagi kemerdekaan Indonesia hingga akhirnya pada 2 November 2008 Pemerintah Indonesia pun menetapkan Bung Tomo sebagai Pahlawan Nasional.
Tokoh
50 | Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435 H-Muharram 1436 H
Silatu rahim
Masjid Alatief Pasaraya Blok M
Jeli Menangkap Fenomena Umat Pusat perbelanjaan besar di tengah hiruk-pikuk terminal Blok M, Jakarta Selatan, itu baru saja buka. Namun, dua pengunjung berkerudung yang baru saja masuk tampak tidak begitu peduli dengan jejeran aneka pakaian, sepatu dan aksesoris yang tertata rapi dan menggoda mata. Mereka justru masuk ke dalam lift transparan di tengah bangunan menuju lantai 5.
D
i ujung lantai yang khusus menjual pakaian dan aksesoris anak ini, dua Muslimah ini berbelok ke sebuah masjid. Ternyata bukan sembarang masjid. Berbeda dengan tempat shalat di pusat perbelanjaan yang
biasanya sekadarnya, masjid itu justru begitu megah. Berdiri di lantai seluas hampir 800 meter persegi, Masjid Alatief menjadi masjid terbesar di dalam mall Jakarta yang mampu menampung jamaah hingga 1200
orang. Desainnya pun memanjakan pandangan.Kaca transparan di sisi kiri masjid menghamparkan pemandangan kesibukan khas Jakarta. Sementara di sisi lainnya, kaligrafi ayat-ayat suci Al-Quran dalam kaca dan pencahayaan nan elegan menghiasi sekeliling dinding masjid. Di sanalah puluhan jamaah telah duduk rapi menunggu tausiyah Selasa dari Ustaz DH Al Yusni dengan tema Jangan Sesali Amal. Nindi, 21, mengaku cukup sering menyempatkan
Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435-H Muharram 1436 H | 51
diri berkunjung untuk sekadar mendengarkan ceramah di masjid itu. Menurut dia, tematema yang diangkat sangat dekat dengan keseharian. “Seperti sekarang soal amal. Terus terang saya juga masih suka ngitung-ngitung amal. Padahal, kalau belanja suka khilaf,” ucap mahasiswi salah satu perguruan tinggi swasta itu saat Majalah Zakat bersilaturahim ke Masjid ALatief, Selasa (7/9) lalu. Tausiyah berdasarkan feno mena umat ini ternyata bukan kebetulan belaka. Sekre taris Masjid ALatief Arief Rahman Hakim mengatakan, pengang katan permasalahan dan fe nomena yang membutuhkan penjelasan keagamaan memang sudah menjadi standar Masjid Alatief. Ia mencontohkan tema kajian Fikih Jumat yang mengangkat tema perselingkuhan. Ini pun diangkat dari keresahan umat akan fenomena perselingkuhan. “Kami ingin setiap program masjid dapat memenuhi kebutuhan jamaah. Seperti soal fenomena perselingkuhan, bagaimana fikih kontemporer
membahas sikap yang harus diambil seorang Muslim saat pasangannya selingkuh. Ini yang coba kita angkat,” ucapnya.
Masjid Peradaban Arief mengatakan, pada awal nya pendirian masjid ini memang beranjak dari makin besarnya kebutuhan pelanggan Pasaraya Blok M terhadap keberadaan sebuah masjid. Namun seiring waktu, sejak diresmikan 23 Februari 2009 lalu, masjid yang dibangun dan dikelola oleh Yayasan ALatief ini memang tak ingin sekadar menjadi customer service saja. Masjid ini bahkan memiliki visi menjadi masjid yang memiliki peradaban, menjadi penegas serta memberikan pencerahan kepada umat. “Sesuai dengan arahan pemilik Pasaraya kepada kami, masjid ini harus menjadi masjid peradaban yang mampu menjaga orisinilitas Islam, tetapi tetap lentur di lapangan,” katanya. Lebih lanjut Arief me ngata kan, visi ini kemudian yang mendorong masjid ALatief untuk selalu berusaha memberikan sumber keilmuan
terbaik kepada umat. Tak hanya itu, di sisi kanan masjid pun terdapat perpustakaan mini dengan berbagai buku mengenai fikih, sirah, tokoh dan pemikiran Islam bahkan novel-novel Islami penuh inspirasi. Untuk tausiyah Selasa, Majelis Reboan, Kajian Jumat Petang dan Kajian Muslimah misalnya, ustaz-ustazah ter nama dan yang memang ahli di bidangnya selalu diupayakan manajemen Masjid Alatief untuk hadir. Nama-nama seperti Aa Gym, pakar Hadis Ali Musthafa Yaqub, anggota Dewan Syariah MUI Ustaz Muslih Abdul Karim serta Bunda Neno Warisman tercatat sempat beberapa kali mengisi pengajian rutin tersebut. “Kami menggandeng nara sumber di garis titik tengah yang mampu memberikan pencerahan kepada umat dan umat pun terinspirasi dengan ilmu yang diberikan sehingga mampu memperlihatkan Islam itu damai, sejuk. Jikapun ada perbedaan dalam ibadah, kem balikan kepada Rasulullah Saw. sebagai koridor,” ucapnya. Hasilnya, sudah lebih dari sepuluh kali masjid ini diberikan kepercayaan oleh masyarakat untuk memfasilitasi mereka yang ingin memeluk Islam. Tak sekadar tempat untuk melafalkan kalimat syahadat, Masjid ALatief pun siap memberikan pembekalan awal sebelum mereka memantapkan keinginan masuk islam. “Namun kendalanya kami belum mampu menindaklanjuti bimbingan bagi para muallaf ini. Semoga ke depannya Allah memberikan kemudahan bagi kami untuk bisa memberikan program lanjutan bagi para muallaf,” ucapnya.
Silatu rahim
Daftar NomOr Rekening Baznas BANK
CABANG
REKENING ZAKAT
REKENING INFAK
070-00 -0185555-5
070 00 0187777 3
Thamrin
700 1325498
700 1334 756
Jakarta Prapatan
0029 2855 58
0029 2829 77
Ciracas
0058 3323 62
0058 3323 70
Kwitang
6860 1487 55
6860 1485 77
011-555510
011-777710
KP Sudirman
301 007 0753
301 007 0752
Jakarta
2-700-000555
2-700-005777
Jakarta Benhil
009 555 5554
009 577 7779
Jakarta Benhil
098 888 8819
098 888 8819
Pondok Indah
971 0064 55
971 0078 77
Wahid Haysim
7017 0007 55
7017 0011 77
Melawai
8800255-01-6
8800277-01-0
Kuningan
10000 15559
10000 17779
Harmoni
7011 0011 55
7011 0016 77
Jakarta Benhil
1000 783214
1000782854
KP Kuningan
127.80.0001.555
127.80.0001.977
502.01.0011 8.00.9
502.01.0011.9005
Rekening Ponsel
081 00000 111
081 00000 777
KP Cik Ditiro
990 00 23 828
990 00 47 964
006.01.01.00555.5
006.01.01.00777.7
500.100.555.3
500.100.777.0
1009001189
-
Plaza Mandiri
syariah
Jatinegara
(Dollar)
Sudirman
KC Bekasi KP Operasional Senayan Bank Panin Syariah
Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435 H-Muharram 1436 H | 53
KSU
antarkan Musyaddad Jadi Penerjemah Khutbah di Saudi Arabia KIprah
Ayah dan ibunya bukan ustaz dan ustazah. Mereka hanya lulusan Sekolah Dasar (SD). Namun, dengan kesungguhannya dalam belajar dan berdoa, ia berhasil meraih gelar Magister Ekonomi Islam dari Pascasarjana Universitas Ibnu Khaldun (UIK) Bogor dengan predikat cumlaude. Selain itu, ia juga lolos seleksi untuk menjadi Penerjemah Khutbah di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, Saudi Arabia.
I
tulah dia, Ahmad Musyad dad, Lc, MEI, penerima beasiswa program Kaderisasi Seribu Ulama (KSU) hasil kerja sama antara Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII). “Bapak dan ibu saya adalah orang tua amah, bukan ustaz dan ustazah. Meski ilmu agamanya sedikit, bapak sangat memperhatikan pendidikan agama anak-anaknya. Saya dan kakak saya, sejak pendidikan menengah pertama hingga menengah atas
disekolahkan di pesantren,” kata Musyaddad kepada Zakat akhir September lalu di Bogor. Anak bungsu dari empat bersaudara itu bisa diterima kem bali pada program KSU untuk pendidikan strata 3 (S3), jurusan Pendidikan Islam di UIK karena ia bisa menyelesaikan program S2-nya dengan baik dan tepat waktu, yaitu 5 semester atau satu setengah tahun. Dia menjadi mahasiswa S2 Pasca sarjana UIK pada Oktober 2013 dan diwisuda pada 17 April 2014.
Judul tesis yang diper tahan kan nya di depan dewan penguji sehingga dia bisa meraih predikat cumlaude adalah Fikih Zakat Umar Ibn Al-Khattab dan Relevansinya da lam Kebijakan Perzakatan Modern di Indonesia. Tema ini diambil kare na dia melihat bahwa Umar bin Khattab adalah sosok yang mampu melakukan ijtihad-ijtihad sehingga melahirkan produk-produk hukum yang sesuai dengan kondisi zaman nya, khususnya di bidang ekonomi, lebih khusus lagi di bidang zakat. Dia mencontohkan, pada zaman Rasulullah Saw. tidak ditemukan kuda sebagai objek zakat karena ketika itu kuda hanya menjadi hewan tunggangan. “Tapi, pada zaman Umar bin Khattab, karena kuda menjadi komoditi yang diper jualbelikan dan penduduk Syam mengadukan hal itu, maka kuda kemudian menjadi objek zakat”.
54 | Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435 H-Muharram 1436 H
Kiprah
“Pada zaman Umar bin Khattab saja, bisa terjadi perkembangan objek zakat seperti itu dengan perubahan ekonomi tersebut, apalagi pada zaman kita saat ini yang mekanisme ekonominya sudah sedemikian kompleks. Ada perusahaan dan ada profesi yang dulu pada zaman Rasulullah Saw, tidak ada. Profesi pada saat itu tidak sama dengan profesi kita hari ini dalam konteks ekonomi,” kata Ahmad Musyaddad yang dilahirkan di Mataram, 22 Oktober 1985 itu. Dosen Ma’had Aly ArRaayah Sukabumi itu berharap, tesisnya bisa dijadikan landasan terhadap adanya perbedaan objek zakat pada zaman Rasululllah dan masa sekarang. “Memang, nanti kita akan dihadapkan pada dua pendapat utama tentang objek zakat. Ada yang mengatakan harus sama dengan pada zaman Rasulullah dan yang lainnya bisa sangat dinamis. Saya melihat, zakat itu sangat dinamis. Lalu, landasannya, saya melihat yang pernah terjadi pada masa sahabat,” ujarnya. Dia mengakui bahwa keberhasilannya menyelesaikan studi S2 ini tak bisa dilepaskan dari pembinaan para pengelola KSU. “Program KSU tidak hanya memberi wawasan keilmuan, tapi juga melatih pesertanya untuk berkontribusi riil bagi umat,” kata ulama muda yang cerdas ini. Sebab, sejak tamat SD sampai kuliah di S3, ia selalu mendapat beasiswa. Yang membuat program KSU ini lebih bermanfaat lagi, katanya, adalah adanya pengelolaan di asrama dengan
berbagai aktivitas, seperti diskusi, belajar bahasa Arab, bahasa Inggris, dan Jurnalistik, yang secara umum tidak didapatkan di kampus. “Di asrama, kami bisa saling berbagi ilmu. Yang bisa bahasa Arab mengajarkan kepada yang tidak bisa. Yang tidak bisa bahasa Inggris diajarkan oleh yang bisa bahasa Inggris,” papar Musyaddad yang saat kuliah di UIK tinggal di asrama kampus. Dia sangat berkesan dengan pendidikan di asrama. Latar belakang jurusan yang berbedabeda dari para peserta KSU bisa membuat dinamisasi yang luar biasa. Dia mencontohkan dengan dirinya yang tidak menguasai ilmu Statistika karena S1-nya adalah jurusan Syariah dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA), Jakarta. “Ketika saya mengambil jurusan Ekonomi Islam, maka saya akan berhadapan dengan ilmu Statistika sebagai matrikulasi. Alhamdulillah, di antara teman-teman yang 20 orang itu ada yang S1-nya Statistika dan Matematika. Akhirnya, kami bisa berbagi ilmu. Itu yang menjadikan studi ini cukup lancar,” kata Musyaddad yang pernah punya cita-cita ingin menjadi pegawai bank seperti ayahnya (alm). Manfaat program S2 KSU ini lebih dirasakan lagi setelah dia lulus. Dengan telah dimilikinya bukti kelulusan program S2, dia punya kesempatan mengikuti seleksi Proyek Penerjemah Resmi Profesional untuk Khutbah-khutbah di Masjidil Haram dan Nabawi, Arab Saudi dan dia dinyatakan lolos seleksi. Dia bercerita tentang
seleksi yang diadakan di LIPIA Jakarta, 22 Agustus 2014 itu. “Di hadapan 7 orang penguji dari Arab Saudi dan seorang penguji dari Indonesia, saya diuji tentang wawasan umum keIslaman. Lalu, diputarkan salah satu rekaman khutbah Syekh Sudais. Begitu suara rekaman itu muncul, saya mulai bicara untuk menerjemahkan. Mulai Innalhamdulilah (segala puji bagi Allah), hingga Usikum bitaqwallah (kami wasiatkan semua untuk selalu bertakwa kepada Allah).” Ketua BAZNAS Prof. Didin Hafidhuddin menyambut gembira dan mendorong dia agar kesempatan baik ini dimanfaatkan. “Menurut Pak Kyai, boleh jadi nanti saya membuka pintu untuk rekanrekan yang lain, bisa ke Mekah, baik untuk studi maupun untuk yang lainnya,” katanya. Kepala Divisi Pendistri busian dan Pendayagunaan BAZNAS Faisal Qosim, Lc, M.Si, juga mendukung langkah Ahmad Musyaddad ini. “Mudahmudahan Allah mempermudah prosedur berikutnya. Ketika di Saudi, Ahmad Musyaddad bisa menjadi duta zakat Indonesia juga,” katanya mengutip ucapan Faisal Qosim Soal kuliah S3-nya, sudah dikonsultasikan kepada prodi di UIK. “Saya sudah selesai semester satu, sehingga bisa diformulasikan desertasinya bisa ditulis di Saudi,”ujarnya. Dia berharap semuanya berjalan lancar se hingga bisa menyelesaikan tugasnya sebagai mahasiswa S3 dan sebagai penerjemah khutbah di Masjidil Haram atau di Masjid Nabawi .
Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435-H Muharram 1436 H | 55
56 | Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435 H-Muharram 1436 H
Profil Bazda
BAZnas Sragen Berkinerja Memuaskan Hadir pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) 2014, bagi BAZNAS Provinsi dan Kabupaten/Kota adalah hal biasa. Tetapi, bagi BAZNAS Kab. Sragen sungguh luar biasa. Sebab, pada pembukaan Rakernas di Kemenko Kesra, Jakarta (9/9) yang dihadiri, antara lain, Menko Kesra Agung Laksono dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin itu, BAZNAS Sragen mendapat penghargaan sebagai BAZNAS Kabupaten yang memiliki kinerja yang memuaskan dari BAZNAS (Pusat).
P
enghargaan yang diserah kan oleh Ketua Umum BAZNAS Prof. Dr. K.H. Didin Hafidhuddin itu disambut gembira oleh para pengurusnya. “Bagi kami penghargaan ini merupakan motivasi untuk bekerja lebih baik lagi. Ini bisa dijadikan energi atau modal ke depan agar kami lebih maju lagi. Dan, keberhasilan ini tak bisa dilepaskan dari adanya peran pimpinan daerah,” kata Wakil Ketua BAZNAS Sragen dr. Untung Mardikanto, MMR
di sela-sela Rakernas BAZNAS 2014 di Hotel Aston Marina, Ancol, Jakarta (10/9). Prestasi ini diraih BAZNAS Sragen tentu tidak dengan mudah. Tapi dengan kerja keras dan cerdas. Menurut Sekretaris BAZNAS Sragen Ahmad Ulin Nur Hafsun, ada dua langkah yang selama ini dilakukan BAZNAS Sragen yang mungkin dinilai baik oleh BAZNAS Pusat. Yaitu, pertama, melakukan kegiatan peren canaan, pelaksanaan, eva luasi
dan laporan pengelolaan dana zakat, infak dan sedekah (ZIS) secara sistematis dan standar. “Kami berinisiatif untuk merumuskan Standard Opera tional Procedure (SOP), baik yang terkait dengan kesekretariatan maupun yang terkait dengan ke giatan pengumpulan dan pen distribusian dana ZIS. Ka mi mencoba meru muskan sis tem yang dilaksanakan dan kami menaati sistem itu. Se hing ga perencanaan, pelak sanaan, pengumpulan serta pendistribusian dan pendaya gunaan ZIS, termasuk pelaporan, sudah berjalan secara sistematis dan terstandar, “tegas Ulin. Langkah kedua, katanya lebih lanjut, BAZNAS Sragen melaksanakan pengelolaan data, baik data muzaki maupun data mustahik berbasiskan Information Technology (IT). “Sistem Manajemen Informasi
Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435 H-Muharram 1436 H | 57
BAZNAS (Simba) sangat membantu kami. Begitu pula Unit Pelayanan Terpadu Pe nanggulangan Kemiskinan (UPT PK) dari Pemda Sragen. Ada kesamaan kriteria antara BAZNAS dengan pemerintah daerah. Jadi, pengelolaan data yang berbasis IT ini membuat pengelolaan data itu menjadi lebih efisien, transparan dan akuntabel,” ujarnya. Ulin mencontohkan dengan program beasiswa. Program ini, termasuk persyaratannya dipublikasikan ke masyarakat melalui media online. Masyarakat dapat mengajukan beasiswa melalui media apapun. Bisa datang langsung ke kantor BAZNAS Sragen atau menggunakan surat, facebook, atau email. “Program ini betulbetul transparan sehingga masyarakat dapat menilai, sebenarnya siapa yang layak untuk mendapatkan beasiswa itu,” jelasnya. Dengan langkah-langkah itu, pada tahun 2013 BAZNAS Sragen yang berdiri pada 27 Mei 1991 itu bisa menghimpun dana zakat sekitar Rp2 miliar. Dana sebesar ini bisa terhimpun karena adanya kerja sama BAZNAS Sragen dengan 153 instansi yang merupakan jaringan Unit Pengumpul Zakat (UPZ)-nya. Dengan telah terbitnya Inpres No.3/2014 tentang Optimalisasi Pengumpulan Zakat, Ulin berharap, akan lebih banyak lagi instansi, termasuk swasta, yang masuk sebagai UPZ. Menurut Untung, sebelum ada Inpres Zakat di Sragen sudah ada surat edaran dari bupati tentang kewajiban membayar zakat bagi para PNS. Sehingga Inpres Zakat memperkuat
peran bupati. Atas dukungan Bupati Sragen yang besar ini tak heran kalau BAZNAS Sragen juga mendapat Award dari BAZNAS pada rangkaian acara milad BAZNAS ke-13 yang diselenggarakan di Balikpapan, Kalimantan Timur, (22/1/2014). Untuk meningkatkan jum lah penghimpunan zakat nya, BAZNAS Sragen juga akan terus secara gencar melakukan pro mosi, baik langsung mau pun tidak langsung. Yang langsung, misalnya, BAZNAS Sragen me lakukan pertemuan dengan para takmir masjid atau kunjungan ke kecamatan-kecamatan. Yang melalui media, misalnya, BAZNAS Sragen secara rutin menerbitkan buletin bulanan dan majalah tiga bulanan untuk para muzaki dan UPZ, membuka rubrik konsultasi zakat setiap Jumat di Harian Solopos, mempublikasikan beri ta-berita tentang pencapaian BAZNAS Sragen di koran, dan meng-update isi website BAZNAS Sragen. Selain itu, media elektronika, seperti radio masih menjadi
tempat untuk berpromosi. Setiap Ramadhan, BAZNAS Sragen secara rutin mengadakan aca ra talkshow menjelang buka puasa. Acara talkshow ini hanya diadakan pada Ramadhan, tapi ke depan, menurut Ulin, minimal seminggu sekali akan hadir menyapa muzaki dan mustahik. Ulin mengaku promosi lewat media ini besar pengaruhnya terhadap masyarakat. Dia men con tohkan tentang rubrik konsultasi zakat di koran So lopos.“Ternyata rubrik ini meng inspirasi BAZNAS lain, misalnya, BAZ Karanganyar juga membuat rubrik konsultasi zakat. Pembaca Solopos dari Wonogiri juga ada yang mene le pon ke BAZNAS Sragen minta informasi tentang zakat,” ujar Ulin. Menyinggung soal poten si zakat di Sragen, Ulin menya takan bahwa dengan jumlah PNS dan TNI/Polri sekitar 1.3000 orang, potensi zakat di Kabupaten Sragen diperkirakan sekitar Rp7 miliar per tahun. “Sebenarnya kami menargetkan penghimpunan zakat BAZNAS Sragen itu Rp250 juta per bulan tahun ini. Tapi, saat ini baru tergarap 9 persen,” jelas Ulin. Dia menyadari, meski potensi zakatnya cukup besar, BAZNAS Sragen tidak bisa begi tu saja seenaknya menghimpun zakat dari masayakat. “Di Sragen, Lembaga Amil Zakat (LAZ) resmi juga banyak, misalnya, LazisNU, LazisMu dan Yatim Mandiri. Pada saat kami melakukan saresehan paguyuban organisasi pengelola zakat ini, ada semacam konsensus, bahwa BAZNAS itu muzakinya adalah para PNS dan TNI/Polri, meskipun sasaran kami masyarakt umum,” kata Ulin sambil tersenyum.
Profil Bazda
58 | Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435 H-Muharram 1436 H
Haji dan Kurban: Opini
Refleksi Ibadah dan Agenda Umat
“Wahai Haji! Jadikanlah negerimu sebuah negeri yang aman karena engkau telah pulang dari tanah haram; Jadikanlah zamanmu zaman yang mulia seolah-olah engkau tetap berada di dalam keadaan Ihram; Jadikanlah dunia ini seakan menjadi masjid suci karena engkau telah pulang dari Masjid Al-Haram; karena seharusnya seluruh permukaan bumi ini merupakan masjid Allah. Meski yang engkau saksikan sering tidak demikian!”
A
li Shariati menulis kalimat di atas dalam bukunya berjudul Haji ketika melukiskan tugas seorang haji. Pernyataan ini mengingatkan bahwa haji yang merupakan rukun Islam terakhir setelah syahadat, shalat, puasa dan zakat, bukanlah akhir tugas dan perjalanan terakhir seorang Muslim. Haji memang merupakan “mahkota ibadah” dalam Islam dan syiar Islam terbesar. Tidak ada agama lain dan kekuasaan duniawi yang dapat menandingi ajaran Islam yang mampu menggerakkan jutaan manusia untuk datang
dalam waktu bersamaan dari berbagai suku, bangsa, baik cendekiawan maupun masyarakat awam, raja maupun rakyat biasa, kecuali ibadah haji di tanah suci Mekah. Kemabruran haji wajib diupayakan dan dijaga sepanjang hayat dikandung badan. Pasca menunaikan haji seorang Muslim dituntut untuk berubah menjadi lebih baik dan menjadi agen perubahan di lingkungannya. Kecintaan kepada Islam, ketaatan beribadah, kualitas kerja, mencari rezeki yang halal, kejujuran, kerendahan hati, kepekaan sosial,
kedermawanan serta perilaku utama lainnya harus tercermin dalam karakter seorang haji. Seorang yang telah meminta ampun kepada Allah saat wukuf di Arafah dengan pakaian ihram tidak selayaknya memiliki sifat angkuh dan sombong terhadap sesama manusia, atau hanyut dalam arus budaya materialisme, individualisme dan hedonisme, apalagi budaya korupsi yang dibenci oleh semua agama. Ketika Rasulullah Saw. memimpin pelaksanaan ibadah haji yang terkenal sebagai Hajjatul Wada (Haji Perpisahan) tahun 10 H/632 M, menurut perhitungan ahli sejarah jamaah hajinya sekitar 110.000 orang. Tetapi di abad XV Hijriyah ini ibadah haji dilaksanakan oleh lebih dari 3.000.000 orang. Peningkatan jumlah jamaah haji ini mendorong pemerintah Saudi Arabia sebagai Khadimul Haramain (Pelayan Dua Tanah Suci) dalam beberapa
Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435-H Muharram 1436 H | 59
tahun terakhir memperluas area Masjidil Haram dan lokasi lainnya. Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia dan setiap tahun memberangkatkan jamaah haji yang terbesar jumlahnya, dari waktu ke waktu juga dituntut untuk membenahi manajemen penyelenggaraan haji. Agenda reformasi penyelenggaraan haji dan pembentukan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) diharapkan membawa kebaikan bagi umat Islam dan negara. Potensi jamaah haji yang besar sesungguhnya menjadi peluang bagi Indonesia untuk membentuk lembaga tabung haji seperti di Malaysia. Menurut Achmad Subianto (Ke tua Komisi Pengawas BAZ NAS), jika lembaga tabung haji dapat diwujudkan di Indonesia, akan dapat dihim pun dana Rp500 triliun. Dana sebesar itu akan menjadi bagian dari cadangan keuangan nasional (national reserve fund). Ca dangan keuangan dari calon ja maah haji yang dikelola secara amanah, profesional dan produktif melalui lembaga tabung haji akan mengurangi biaya penyelenggaraan iba dah haji yang dibayar oleh calon jamaah haji. Selain itu, penge lolaan dana tabungan tabung haji ke dalam sektor produktif memiliki dampak positif untuk penciptaan lapangan kerja dan pengurangan kemiskinan di negara kita. Sama seperti penye leng garaan ibadah haji yang harus di-manage dengan baik, ibadah kurban juga mendorong umat Islam untuk pandai mengelola urusan peribadatan dengan
baik. Pelaksanaan kurban setiap tahun seharusnya menjadi inspirasi bagi umat Islam untuk memajukan peternakan serta mengendalikan stabilitas harga pasaran ternak setiap menjelang Idul Adha. Dari sisi ketentuan syariah nya, penyembelihan hewan kurban adalah simbol ketaatan seorang mukmin kepada syariat Islam. Substansi yang penting dalam ibadah kurban bukanlah semata-mata pada pembagian dagingnya, tetapi juga prosesi penyembelihan hewan kurban itu sendiri karena dianjurkan agar disaksikan oleh orang yang berkurban. Maka, akan ter jadi pendangkalan nilainilai ibadah kurban sekiranya penyembelihan hewan kurban dibatasi dengan berbagai alasan yang mengada-ada. Rasulullah Saw. bersabda kepada puterinya Fatimah, “Hadirilah kurbanmu dan saksikanlah, sesungguhnya dengan kurban itu engkau akan mendapat ampunan dari dosa yang engkau perbuat pada permulaan tetesan darahnya.” (HR Al-Hakim, Baihaqi, dan Tabrani). Kurban yang memiliki sejarah panjang semenjak Nabi Ibrahim dan putranya Ismail a.s. mengandung makna simbolik kepatuhan mutlak terhadap perintah Allah, mendekatkan diri kepada-Nya serta menyantuni fakir miskin dan anak yatim. M. Yunan Nasution membagi nilai-nilai ibadah kurban menjadi dua kategori. Pertama, nilai-nilai ubudiyah, bahwa orang yang melakukan sembelihan kurban akan mendapat pahala yang menjadi simpanan untuk kebahagiaan
M. Fuad Nasar Wakil Sekretaris BAZNAS
dan kenikmatan rohaniah di akhirat kelak. Kedua, nilai-nilai ijtima’iyah, kemasyarakatan. Dari perspektif ekonomi, kurban memiliki potensi luar biasa untuk kemaslahatan umat. Menurut Achmad Subianto, seandainya 50 juta umat Islam berkurban dan harga kambing Rp500 ribu per ekor, setiap tahun akan terkumpul Rp25 triliun. Belum lagi sapi dalam jumlah dan nilai cukup besar. Mantan Dirut Taspen itu mengingatkan, sudah saatnya dipikirkan oleh Pemerintah adanya “badan urusan hewan kurban” yang mengatur tersedianya hewan kurban yang memenuhi syarat,. Keberadaan badan yang khusus menangani kurban diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja di daerah untuk menjadi peternak-peternak hewan kurban sehingga tidak perlu urbanisasi ke Jakarta. Semua ibadah dalam Islam pada dasarnya mendorong umat Islam agar menggunakan akal dan ilmu, sehingga ibadah itu terencana dan terlaksana dengan baik dan tertib. Selamat memetik hikmah haji dan kurban. Semoga kebersamaan dan kepedulian akan terus tertanam di hati setiap Muslim.
Opini
60 | Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435 H-Muharram 1436 H
Sirah
Imam Hambali Teguh Membela Kebenaran
Suatu hari, seorang lelaki mendatangi seorang ulama zuhud. Laki-laki itu menceritakan tentang penderitaan ibunya yang sakit lumpuh selama 20 tahun dan tak sembuh-sembuh. Dia mengaku disuruh ibunya untuk meminta do’a dari ulama tersebut agar penyakit lumpuh ibunya disembuhkan Allah Swt.
U
lama itu menolak permintaan tamunya karena justru dirinyalah yang harus didoakan ibu pemuda itu. “Kami lebih lumpuh. Suruh ibumu mendoakan kami, daripada kami mendoakannya.” Tapi, karena lelaki itu terus mendesaknya untuk mendoakan kesembuhan ibunya, akhirnya ulama itu memenuhi permintaan anak muda itu. Sang ulama kemudian berdoa kepada
Allah untuk kesembuhan penyakit ibu si pemuda. Lelaki itu merasa bahagia karena permintaan ibunya dan dirinya dipenuhi. Ia pun tambah bahagia saat kembali ke rumah, lalu mengetuk pintu rumahnya, ia disambut ibunya dalam keadaan sudah bisa berjalan. “Allah telah memberikan kesembuhan kepadaku,” kata ibunya. Ulama zuhud yang dimintai bantuan do’a dan Allah mengijabah do’anya itu adalah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal AlMarwazi atau yang lebih dikenal dengan Imam Hambali. Beliau lahir pada bulan Rabiul Awal tahun 164 H (780 M) di Baghdad. Ayahnya, Muhammad, wafat saat beliau berusia 3 tahun. Sepeninggal ayahnya, beliau dididik dan dibesarkan oleh ibunya, Syarifah Maimunah binti Abd Al-Malik ibn Sawadah ibn Hindun Asy-Syaibani. Sama seperti gurunya, yaitu Imam Syafi’i, imam yang keempat dari fuqaha Islam itu lahir dari
keluarga miskin dan dalam keadaan yatim. Dalam kondisi seperti itu, Imam Hambali juga punya semangat tinggi dalam menuntut ilmu. Beliau mendapatkan pendidikan pertama kali di kota Baghdad, yang saat itu menjadi pusat peradaban dunia, tempat berkumpulnya para ahli dalam bidangnya masing-masing untuk belajar atau mengajarkan berbagai ilmu, seperti hadits, tafsir, dan fikih. Guru pertamanya adalah murid senior Imam Abu Hanifah, yaitu Abu Yusuf Al-Qadhi. Dari Abu Yusuf, beliau belajar dasar-dasar ilmu fikih, kaidah-kaidah ijtihad, dan metotologi kias. Kemudian, setelah memahami prinsip-prinsip Mazhab Hanafi, beliau belajar ilmu hadits dari seorang ahli hadits Baghdad, yaitu Haitsam bin Bishr. Imam Ahmad Hambali mampu menghafal Al-Quran secara sempurna pada usia 10 tahun. Beliau mulai tertarik menulis hadits saat berumur 16 tahun. Orang pertama yang darinya beliau mengambil
Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435-H Muharram 1436 H | 61
hadits adalah guru pertamanya, yaitu Abu Yusuf. Dari gurunya yang lain, yaitu Haitsam bin Bisrh, beliau mengambil sekitar 300 ribu hadist. Imam Hambali merasa tak puas kalau hanya belajar di tempat kelahirannya saja. Maka, kemudian beliau merantau ke negeri orang untuk menuntut ilmu. Negara-negara yang di kunjunginya, antara lain, Mekah, Madinah, Suriah, dan Yaman. Di Mekah, beliau belajar ilmu hadits dan ilmu fikih dari Imam Syafi’i selama sekitar empat tahun. Ulama lain yang menjadi gurunya, antara lain, Sufyan bin ‘Uyainah, Ismail bin ‘Ulayyah, Waki’ bin Al-Jarrah, Yahya AlQaththan, dan Yazid bin Harun. Ten tang guru-gurunya ini, Imam Hambali berkata,”Saya ti dak sempat bertemu dengan Imam Malik, tetapi Allah menggantikannya dengan Sufyan bin ‘Uyainah. Dan saya tidak sem pat pula bertemu dengan Hammad bin Zaid, tetapi Allah menggantikannya dengan Ismail bin ‘Ulayyah.” Dari perjalanan jauh itu, Imam Hambali tak hanya men da patkan manfaat ilmu, tetapi juga mengambil banyak hadits dari para gurunya itu, misalnya dari Imam Syafi’i. Imam Syafi’i sendiri sangat memuliakan Imam Hambali dan terkadang men ja dikan beliau sebagai rujukan dalam mengenal kesha hihan hadits. Dari ketekunannya melaku kan pencatatan hadist selama sekitar 60 tahun (dimulai sejak usia 16 tahun), lahirlah bukunya yang terkenal, yaitu Al-Musnad. Kitab-kitab lain yang merupakan buah penanya, antara lain, AlManasiq Ash-Shagir dan Al-Kabir,
Az-Zuhud, dan Ar-Radd a’la AlJamhiyah wa Az-Zindiqiyah. Karena begitu cintanya ter hadap aktivitas menuntut ilmu dan mencatat hadits, terkadang beliau lupa mem per hatikan dirinya, ter masuk soal hidup berumah tangga. Beliau baru menikah setelah berumur 40 tahun. Ke tika ada orang yang merasa heran tentang kesibukannya menuntut ilmu, beliau hanya me nyatakan,” Bersama mahbarah (tempat tinta) hingga ke maqbarah (kubur). Aku akan tetap menuntut ilmu sampai aku masuk ke liang kubur.” Dengan keahliannya yang mumpuni di berbagai bidang ilmu, terutama hadits, beliau menjadi rujukan para penuntut ilmu, baik yang senior maupun yunior. Meski begitu, beliau tetap hidup zuhud (sederhana), jauh dari kehidupan mewah. Beliau tetap rendah hati, menghindari hadiah-hadiah, terutama dari para tokoh politik agar beliau tetap bebas dan konsisten dalam berpendapat dan berdakwah. Tentang kepribadian Imam Hambali ini, Abu Dawud mengatakan,”Majelis Imam Ahmad adalah majelis akhirat. Tidak pernah sedikit pun disebutkan perkara dunia di dalamnya. Dan, aku sama sekali tidak pernah melihat Ahmad bin Hanbal menyebut perkara dunia.” Dengan keshalehannya itu, tak heran kalau kemudian ada orang yang meminta bantuan doa darinya, seperti cerita di awal tulisan ini. Dalam cerita itu disebutkan bahwa Imam Hambali mengaku lebih lumpuh dari ibu si pemuda. Memang, Imam Hambali pernah lumpuh akibat mendapat siksaan berat
dari penguasa (kha lifah) yang berkeyakinan bah wa AlQuran adalah makh luk, bukan kalamullah, sedangkan Imam Hambali teguh berkeyakinan bah wa Al-Quran adalah kala mullah, bukan makhluk. Akibat keteguhan keyakinannya itu, Imam Hambali mendapat cobaan berat, yaitu ditangkap, disiksa, dipenjara, dan dikucilkan dari masyarakat selama rentang waktu hampir 16 tahun oleh tiga orang khalifah, yaitu Al-Makmun, Al-Mu’tashim, dan Al-Watsiq. Imam Hambali sakit lumpuh saat disiksa berat oleh anak buah khalifah AlMu’tashim. Ketika disiksa oleh pengkikut Khalifah Al-Mu’tashim, pakaian Imam Hambali robek sampai aurat nya terbuka. Lalu, beliau berdo'a kepada Allah,”Wahai zat tempat hamba merata, ji ka Engkau mengetahui saya membela kebenaran, janganlah Engkau menyiksaku karena saya tidak menutup aurat.” Seketika, atas izin Allah pakaiannya kem bali menutup aurat seperti se mula. Lembaga penyiksaan (Mihna) bagi penentang khalifah diakhiri oleh Khalifah Al-Mutawakkil pada tahun 847 M. Pada masa Khalifah Mutawakkil ini, Imam Ahmad kembali diperkenankan mengajar dan berceramah di kota Baghdad. Imam Ahmad wafat pada hari Jumat,12 Rabiul Awal 241 H (855 M) di Baghdad. Banan bin Ahmad Al-Qashbani yang menghadiri pemakaman Imam Ahmad bercerita,”Jumlah lakilaki yang mengantarkan jenazah Imam Ahmad berjumlah 800 ribu orang dan 60 ribu orang wanita.”
Sirah
62 | Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435 H-Muharram 1436 H
Komunitas
D
wi Wulansari tak tahan lagi. Seakan cobaan tak berhenti menyapanya. Perceraian ayah ibunya di depan mata, penjara menanti kakaknya yang terjerat kasus penipuan hingga kuliahnya yang terancam terhenti. Kebencian dan kemarahan menyelimuti dirinya. “Aku menjadi orang yang pemarah. Aku merasa teman-teman mulai tidak menyukai sikapku. Hingga tiada lagi teman untuk mendengarkan cerita. Saat aku mencoba menghubungi beberapa teman, sekadar meminta bertemu
Mari Berteman dengan Al-Quran
untuk bercerita, jawab mereka hanyalah tentang kesibukan,” ungkap Dwi saat ia berbagi kisah dalam buku Membumikan Al-Quran, Melangitkan Manusia karyanya bersama para ODOJers. Ya, Dwi menemukan teman sejatinya saat ia mulai bergabung dengan komunitas One Day One Juz (ODOJ) di kelompok 2750. Teman itu adalah Al-Quran. “Mungkin dengan membaca AlQuran tidak membuat masalah yang aku alami berkurang, tidak membuatku langsung dapat mengatasi seluruh masalah yang
ada. Tetapi aku memiliki semangat, kelapangan hati, dan ketenangan hingga aku mampu berpikir cara terbaik dalam menghadapi setiap permasalahan. A-Quran, teman terbaik dalam perjalananku,” imbuh Dwi. Hal yang sama dirasakan Ayu Oktaviani ODOJ kelompok 3120. Meski ia telah tergabung dengan sebuah lembaga tahsin, ia me ne mukan semangat untuk mem pererat tali pertemanan dengan Al-Quran di komunitas ODOJ. “Aku ikut November tahun lalu. Enaknya di ODOJ selain bisa
Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435-H Muharram 1436 H | 63
kenal banyak orang, juga dapat berbagi pengalaman. Jadi, lebih termotivasi dan bersemangat,” ucapnya kepada majalah Zakat. Komunitas yang baru saja mengadakan Grand Launching, 4 Mei 2014 lalu di Masjid Istiqlal ini memang memfasilitasi siapapun yang ingin belajar menjalin komit men membaca Al-Quran satu juz per hari. Mekanismenya sederhana, anggota baru yang sudah mendapatkan kelompok whatsapp sebanyak 30 orang akan diminta menyetorkan bacaan juz yang ia dapat. Begitu seterusnya hingga khatam 30 juz. Pendiri sekaligus ketua umum Komunitas ODOJ, Ricky Adrinaldi mengatakan, gerakan membaca satu juz dalam satu hari ini sebenarnya sudah mulai digalakkan sejak tahun 2009 dengan mekanisme berbeda. Saat itu, Bayu Subrata di Purwokerto menganjurkan gerakan ODOJ melalui pesan singkat. Kampanye ini pun diperkuat melalui fan page Facebook dengan rumus 2x5, yakni dua lembar setiap selesai shalat lima waktu. Namun, kampanye ODOJ jus tru mulai bergaung saat alum ni Institut Teknologi Su ra baya (ITS), Nur Khofifah mengenal kannya melalui grup whatsapp yang dengan cepat menyebar ke Bandung, Jakarta dan Depok. “Saya sendiri mulai bergabung saat teman saya Fat ma mengenalkan kampanye ini September 2013. Saat itu, baru ada 7 kelompok akhwat dan 3 ke lompok ikhwan. Saya pikir kenapa tidak diseriuskan saja?,” ucapnya. Ricky memulainya dengan membentuk grup admin, mem
buat situs sederhana pada 13 November 2013 hingga membuat soft launching padal 11 November 2013. “Alhamdulillah yang datang saat itu hanya 6 orang,” ucapnya sembari tertawa. Namun, ia tak patah sema ngat. Ia mengirim rilis peluncur an komunitas ODOJ ke beberapa media. Tak hanya itu Ricky dan anggota ODOJ lainnya pun sering memanfaatkan media sosial. Motivasinya sederhana saja, ia ingin semangat meng khatamkan Al-Quran tak hanya membuncah saat Ramadhan saja. “Ini kebaikan yang harus dikampanyekan,” katanya. Hasilnya? Saat ini, anggota ODOJ sudah mencapai 120 ribu orang yang terbagi dalam empat ribu grup whatsapp. Tak hanya masyarakat awam, para artis seperti Oki Setiana Dewi serta Teuku Wisnu pun tertarik menjadi brand ambassador ODOJ. Bahkan tak hanya di Indo nesia, ODOJ telah merambah hingga ke 22 negara. “Tanggal 14 September lalu, saya baru saja dari Hongkong. Kami diundang ke sana untuk meresmikan kepengurusan ODOJ Hongkong,” jelasnya.
Membumikan Al-Quran Visinya sederhana, yaitu membumikan kebiasaan membaca Al-Quran. Ricky membayangkan suatu saat nanti pemandangan membawa, membaca serta mentadaburi Al-Quran di mana pun akan menjadi hal yang lazim. “Kita bawa Al-Quran kemana pun. Saat di jalan, di halte, di dalam bus, dan di kereta, kita baca AlQuran saja. Saat jam istirahat di sekolah atau di kantor kita buka Al-Quran,” ucapnya.
Ricky pun mengakui, meski cuma membiasakan diri lebih sering membuka Al-Quran, kebaikan pararel yang muncul dari kegiatan sederhana ini luar biasa. Mereka yang rutin membaca Al-Quran, lanjut Ricky, akan memperbaiki pula kesempurnaan ibadah dan kebaikannya. Kebaikan ini pada akhirnya akan berujung keberkahan dan hidup yang lebih positif. “Saya merasakannya sendiri keberkahan ini. Saat saya mulai sibuk dengan ODOJ, kontrak kerja saya habis dan tidak dilanjutkan. Tapi, saya mencoba menguatkan tekad untuk tidak berhenti mengajak masyarakat gemar membaca Al-Quran. Saya yakin ada Allah. Tiba-tiba saja di email saya ada dua penawaran kerja dari dua perusahaan. Tanpa saya pernah mengirim surat lamaran,” ucapnya. Kini Ricky mengaku sedang si buk menyiapkan berbagai terobosan pengembangan komunitas ODOJ. Setelah sukses meluncurkan film pendek berjudul Kembali Padamu, rencananya ODOJ dalam waktu dekat juga akan merilis film layar lebar. Sebuah TV Show pengkajian Al-Quran dengan konsep berbeda pun tengah ia siapkan. Mimpi lainnya, yakni menyelenggarakan Olimpiade Quran 2016. “Inti pengembangan ODOJ ini ada dua hal, yaitu promosi dan maintenance. Promosi untuk mengajak dan menambah jumlah anggota ODOJ. Sementara maintenance merupakan program pe ngelolaan, penguatan dan penjagaan,” pungkasnya.
Komunitas
64 | Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435 H-Muharram 1436 H
Lita Mucharom:
Berbagi Itu tak Harus Menunggu Kaya
Sahabat
B
Dalam kesempitan dan utang yang menumpuk, seseorang biasanya malas untuk bersedekah. dan berdalih jangankan membayar zakat, membayar utang saja tak bisa.
agi Trialiati Gunamertha atau yang lebih dikenal dengan Lita Mucharom, Direktur PT Estetika Selaras, dalih seperti itu memang masuk akal, tapi ia tak tergoda. Sedekah harus tetap dijalankan sesulit apa pun keadaannya. Saat perusahaan yang didirikan bersama suaminya, Eri Sudarji Laksmono pada 1996 nyaris bangkrut pada 2006,
lantaran salah manajemen Lita tetap taat bersedekah. “Ketika nyaris bangkrut, ada satu hal yang kami ingat. Yaitu, kalau bersedekah itu tak harus menunggu kami sedang banyak harta. Saat dalam kesempitan pun kami berusaha berbagi. Walaupun dalam kesulitan keuangan, kami tetap mengeluarkan infak meski tidak banyak, “kata penerima Anugrah Perempuan Indonesia Award 2012 itu. Dengan tetap berbagi saat dalam kesusahan, usahanya yang bergerak, antara lain di bidang kontruksi dan pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) itu, bukan makin terpuruk, tapi tambah maju dan besar. Sekarang bahkan sudah menjadi tiga perusahaan. “Selain adanya penataan ulang SDM karena saya ahli SDM, sedekah juga mungkin yang menolong kami bisa keluar dari kesulitan atau kebangkrutan,” ujar Lita yang pernah menjadi nomine untuk ASEAN Business Award 2012 itu. D e n g a n bertambahnya laba perusahaan, jumlah zakat yang dikeluarkan pun bertambah besar. Lita tak lagi berzakat langsung ke masyarakat s e k i t a r . Sejak 2009,
perempuan kelahiran Langsa, Aceh Utara, 18 Desember 1969 itu berzakat perusahaan ke lembaga pengelola zakat yakni BAZNAS. Zakat, bagi Lita merupakan kewajiban yang harus ditunaikan untuk membersihkan harta dan mensucikan jiwa. “Pada usia saya yang sudah di atas 40 tahun ini harus lebih banyak lagi berbagi. Kalau ada yang minta uang, saya merasa bahwa Allah mengingatkan saya tentang infak yang belum saya keluarkan pada bulan atau hari ini.. Maka, insya Allah saya akan memberi walaupun sedikit,” ujar peraih penghargaan Asia Pasific The Most Promosing Entrepreneur 2011 itu. Dia mengaku, karena kesibukannya, ia kadang lupa waktu pembayaran zakat. Pernah suatu ketika, saat bertanya ke Bagian Keuangan tentang pembayaran zakat perusahaan, Lita ternyata belum membayarnya. “Wah, pantas projeknya agak macet,” katanya. Lita pun langsung meminta Bagian Keuangan untuk segera membayarkan zakat perusahaan. Sejak kecil Lita antusias berbagi karena orang tuanya mendidik dia untuk berbagi. “Bapak saya memang orangnya selalu mendorong saya untuk berinfak. Kalau ada masalah menimpa saya, kata ayah, pasti kurang infaknya,” ujar Lita. Dia berbagi tidak hanya sekarang-sekarang ini, tapi sejak jadi mahasiswa Universitas Brawijaya (Unibraw), Malang, Jurusan Teknik Mesin. “Saya sudah mulai berbisnis waktu kuliah semester 4. Dan, uang hasil berdagang itu saya pakai untuk membiayai pendidikan (SD) anak penjual koran,” katanya.
Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435 H-Muharram 1436 H | 65
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin:
Zakat, Potensi Dana Umat Muslim Bagi Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, zakat tak sekadar urusan individu. Sebaliknya, zakat tidak bisa dipisahkan d ari tanggung jawab sosial seseorang sebagai warga negara.
Z
akat di mata Lukman Saifuddin bermakna besar lantaran merupakan potensi dana umat Islam yang sangat besar. "Ini penting untuk menopang pembangunan kesejahteraan bangsa," ucapnya saat memberikan sam butan pada pembukaan Rakernas BAZNAS, di Ruang Utama Kemenko Kesra, Jakarta, Selasa, 9 September 2014. Anak dari Menteri Agama periode 1962-1967 itu menilai, sebagai refleksi kesadaran beragama bagi umat Islam, zakat memilki peran dan fungsi yang signifikan bagi negara, yakni sebagai salah satu sumber dana jaminan sosial bagi fakir miskin.“Salah satu fungsi zakat adalah untuk menghapus kantongkantong kemiskinan secara mendasar,” tegas Lukman. Bahkan, jika dikelola secara optimal Lukman yakin zakat dapat membantu pemerintah dalam penanggulangan kemiskinan.
Sahabat
“Sesungguhnya banyak yang dapat diwujudkan apabila pengelolaan zakat dilakukan secara terintegrasi atas dasar tanggung jawab bersama untuk mengoptimalkan peran zakat,” jelas anak bungsu dari 10 bersaudara itu. Lukman memang bukan orang asing dalam dunia perzakatan Indonesia. Lukman pernah menjabat sebagai anggota Komisi Pengawas Badan Amil Zakat (BAZNAS) periode 2004-2007. Pada masa muda pun Lukman telah aktif di berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan kerap berinteraksi dengan masyarakat lapis bawah secara langsung. Sebagai Menteri Agama, Lukman pun senantiasa mendorong sinergi antarpemangku kepentingan perzakatan. Lukman paham betul agenda penguatan kelembagaan zakat, pengembangan jaringan dan program kerja BAZNAS, hingga pembentukan Unit Pengumpul
Zakat (UPZ) di lingkungan kementerian atau lembaga BUMN, BUMD serta UPZ masjid harus menjadi agenda prioritas bersama. “BAZNAS tidak dapat bekerja sendiri dalam arti terlepas atau melepaskan diri dari pemerintah dan tentu saja sebaliknya pemerintah tidak bisa mencapai tujuan pemberdayaan zakat tanpa peran aktif BAZNAS,” tegasnya. Ia mencontohkan pasca Instruksi Presiden RI No. 3/2014 tentang Optimalisasi Pengumpulan Zakat di Kementerian/Lembaga, Sekjen Lembaga Negara, Sekjen Komisi Negara, Pemda, BUMN, dan BUMD melalui BAZNAS, setiap instansi perlu mendorong dan memfasilitasi kebijakan teknis. “Kebijakan ini yang memungkinkan seluruh karyawan dan pegawai yang beragama Islam untuk membayar zakat atas gaji sesuai dengan mekanisme teknis pengumpulan zakat dan disetorkan kepada BAZNAS,” jelasnya.
66 | Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435 H-Muharram 1436 H
Lebih dari Sekadar Menggambarkan Makna Hadits
V OPINI
Kitabah
eby Surya Wibawa atau yang lebih dikenal dengan nama pena Vbi_Djenggotten ini sepertinya memang tak berniat sekadar memvisualisasi hadits-hadits Bukhari-Muslim dalam bentuk komik sehingga mudah dipahami. Veby sukses mengentalkan warna komiknya dengan ragam emosi yang menyentuh. Coba saja buka halaman 280. Ia mengajak pembaca memahami makna pemimpin dalam HR Muslim melalui kenangan sosok sang ayah, seorang mantan tentara, yang menghadapi langsung perang di tanah Timor Leste saat operasi Seroja 1975, namun hanya punya Vespa saat pensiun. Vespa itu yang selalu digunakan bapak mengantarnya hingga lulus kuliah. Vespa yang tak sempat dibanggakan sang penulis saat ayahnya masih hidup lantaran ia terlalu malu dengan suaranya yang mirip bajaj. Setitik gengsi yang ia sesali seumur hidup nya. Sebab, Vespa itulah bukti nyata implementasi kesabaran, kese derhanaan, kejujuran, ketangguhan, pengorbanan
Judul: 99 Pesan Nabi (Edisi Lengkap Komik Hadis Bukhari Muslim)
Tebal: 427 hlm Penerbit: Zahira
Tahun Terbit: Penulis: Agustus 2014 Vbi_ (Cetakan II) Djenggotten
serta pertanggung jawaban seorang pemimpin yang ditunjukkan bapaknya, baik sebagai perwira TNI maupun kepala rumah tangga. Sederhana dan menyentuh, dua hal ini menjadi bingkai utama kisah-kisah yang dikomikkan oleh Veby untuk menjelaskan sebuah hadits. Tak melulu mengharu biru, ada juga roman yang ia selipkan, entah melalui perjalanan asmara temannya Mataram , rumah tangga tokoh pelukis Mas Surojo atau bahkan rumah tangganya sendiri. Atau, Anda bisa tak berhenti menahan geli melihat kocaknya saat Ustaz Diro berdakwah, meski sang ustaz tak pernah bermaksud melucu. Veby pun sepertinya sengaja menjadikan sebagian besar visualisasinya berdasarkan pengalaman pribadinya, fenomena saat ini ataupun hikmah dari orang-orang sekelilingnya sebagai inspirasi komiknya. Ini tak hanya membuat proses memahami sebuah hadis menjadi sesuatu yang berat tetapi juga ngena. Suguhan ini memperlihatkan bagaimana pesan-pesan Nabi sebenarnya tak hanya begitu dekat dengan keseharian tetapi juga sangat relevan dengan realita saat ini. Namun sayang, pesan-pesan ini justru luput dari kesadaran kaum Muslimin. Kekuatan lain dari komik ini tentu saja karikatur tokoh-tokohnya yang orisinil dan menggemaskan. Karakter tokoh-tokohnya pun wajar, tidak berlebihan dan manusiawi. Hal-hal ini lebih dari cukup untuk membuat karya ini memang tak sekadar menggambarkan makna hadits. Selamat membaca.
Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435 H-Muharram 1436 H | 67
68 | Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435 H-Muharram 1436 H
Membangun Semangat Baru Zakat
S
enin, 20 Oktober 2014, resmi sudah estafet kepemimpinan nasional dari era SBYBoediono kepada era JokowiJK. Pergantian ini dilaksanakan dengan aman dan damai disertai tradisi baru bagi bangsa kita yang telah dipimpin oleh tujuh orang Presiden. Karena itu, tidak berlebihan kalau banyak kalangan yang membuat jargon “Presiden baru, semangat baru”. Semangat catatan baru yang diharapkan, tentu yang lebih baik, lebih bersih, dan lebih maju untuk membawa Indonesia lebih adil, lebih sejahtera, dan dalam ampunan Allah Swt. Pergantian Presiden RI tentu akan berpengaruh besar atas perkembangan pengelolaan zakat nasional. Zakat sebagai pranata negara, sejak lahirnya UU Zakat No.38/1999 hingga UU Zakat No. 23/2011, tidak bisa terlepas dari kepedulian dan kontribusi Presiden terhadap zakat. Ini sangat terasa pada masa sepuluh tahun kepemimpinan Bapak SBY. Sosialisasi dan edukasi zakat menjadi lebih efektif dengan hadir nya beliau dalam berbagai kegiatan perzakatan nasional. Beliau memberi contoh membayar zakat melalui amil (BAZNAS) secara reguler, dan menerbitkan Inpres tentang Optimalisasi Pengumpulan Zakat. Kita berharap, pada era Jokowii-JK, peran Pemerintah akan semakin kuat dan signifikan dalam pengembangan pengelolaan zakat nasional ini. Dalam UU Zakat dan pera turan pelaksanaannya, peran
Pemerintah tentu saja tidak ter gantikan karena setiap UU lahir dari persetujuan bersama antara DPR dan Pemerintah. Ada mimpi besar para pengelola zakat dan para muzaki dalam ketentuan peraturan perundang-undangan pengelolaan zakat yang belum terwujud sampai saat ini, yaitu zakat sebagai pengurang pajak. Ketika ketentuan ini diharapkan masuk dalam UU, maka kesadaran, kemauan, dan upaya yang sungguh-sung guh dari Pemerintah untuk mewujudkannya, merupakan syarat yang harus ada. Inilah salah satu pemahaman yang harus ada pada para pengelola zakat, muzaki, Pemerintah, dan DPR yang kemudian dibuktikan dengan menjadikannya agenda bersama. Dibandingkan dengan negaranegara lain, dalam kaitan zakat dengan pajak, regulasi dalam UU Zakat No. 23/2011 berada pada level ketiga, yaitu zakat sebagai pengurang penghasilan kena pajak. Zakat yang dibayarkan oleh wajib pajak dapat dikurangkan dari penghasilan yang dilaporkannya dalam surat pemberitahuan ta hunan (SPT) pajak. Level pertama ada di negara yang menjadikan zakat sebagai optional (pilihan) terhadap pajak, seperti di Kerajaan Saudi Arabia. Level kedua ada di negara yang undang-undangnya menetapkan zakat sebagai pe ngu rang pajak, dalam pengertian bahwa zakat yang telah dibayarkan oleh wajib pajak dapat dikurangkan dari kewajiban pajaknya. Contoh ne gara yang menerapkan ketentuan ini adalah Malaysia. Level regulasi tersebut ber dampak sangat signifikan terhadap jumlah zakat yang dibayarkan muzaki ke amil zakat dan budaya waktu pembayaran zakatnya. Pada level pertama, zakat yang dikelola amil zakat mencapai ribuan triliun rupiah dan puluhan triliun
Teten Kustiawan Direktur Pelaksana Baznas
rupiah di negara dengan aturan level kedua. Di Indonesia, zakat yang dikelola amil zakat resmi baru mencapai 1-2 triliun rupiah. Di sisi waktu pembayaran zakat juga terjadi perbedaan. Di negara dengan aturan level pertama, zakat dibayarkan sesuai jatuh tempo (haul) kewajiban zakatnya. Di negara dengan aturan level kedua, zakat ramai dibayarkan pada November dan Desember untuk diperhitungkan dengan SPT muzaki. Dan di Indonesia, zakat ramai dibayarkan pada Ramadhan. Berdasarkan kenyataan di atas, saya yakin, potensi zakat di Indonesia yang mencapai 3,4% dari produk domestik bruto (PDB) tidak akan terealisasi tanpa adanya stimulus minimal berupa zakat sebagai pengurang pajak. Karena itu, di era Presiden Jokowi ini, mari para pengelola zakat membangun semangat baru dalam pengelolaan zakat dengan menjadikan agenda bersama peningkatan level pengaturan UU pengelolaan zakat terkait zakat dengan pajak. Kita tidak cukup dengan membangun good amil governance dalam penge lola an zakat melainkan te rus bersinergi dengan agendaagenda bersama yang besar untuk terwujudnya pengelolaan zakat yang efektif dan efisien.
Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435-H Muharram 1436 H | 69
Muzaki Corner
Sudah
Berzakat? download aplikasi muzzaki corner
Notifikasi pembayaran langsung
Cetak BSZ dan Laporan Donasi
Monitoring Zakat
Konfirmasi Pembayaran Update Profil Muzaki
70 | Edisi | Oktober-November 2014 M | Dzulhijjah 1435 H-Muharram 1436 H