1MARET 2014
APA YANG ALLAH BERI UNTUK ANDA
Cetakan Tiap Terbitan: 45.944.000 DALAM 213 BAHASA
1 MARET 2014
․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․
Vol. 135, No. 5 March 1, 2014
Semimonthly INDONESIAN
MAJALAH INI, Menara Pengawal, memuliakan Allah Yehuwa, Penguasa alam semesta. Majalah ini menghibur orang dengan kabar baik bahwa Kerajaan surgawi Allah akan segera mengakhiri semua kejahatan dan mengubah bumi menjadi firdaus. Majalah ini membantu orang beriman kepada Yesus Kristus, yang telah mati agar kita bisa memperoleh kehidupan abadi dan yang kini memerintah sebagai Raja Kerajaan Allah. Jurnal ini terus terbit sejak 1879 dan tidak terkait dengan politik. Majalah ini berpaut pada Alkitab.
TOPIK UTAMA Apa yang Allah Beri untuk Anda 3 Hadirilah Acara Penting Ini 6 ․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․․
ARTIKEL LAIN Mendapat Kekuatan di Saat Lemah 7 Kerja Sama Antaragama—Cara Allah? 10 Menyebarkan Firman Allah di Spanyol Kuno 12 Pertanyaan Alkitab Dijawab 16
Maukah Anda mendapatkan lebih banyak informasi atau belajar Alkitab gratis di rumah? Kunjungi www.jw.org/id atau kirim permintaan Anda ke alamat di bawah ini. Untuk AMERIKA SERIKAT: Jehovah’s Witnesses 25 Columbia Heights Brooklyn, NY 11201-2483 Untuk HONGKONG: Jehovah’s Witnesses 4 Kent Road, Kowloon Tong Kowloon Untuk daftar alamat di negara lain, lihat www.jw.org/id/hubungi-kami. ˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙
BACA DI INTERNET | www.jw.org/id PERTANYAAN ALKITAB DIJAWAB —Apa yang Alkitab Katakan tentang Paskah? (Temukan di AJARAN ALKITAB > PERTANYAAN ALKITAB DIJAWAB)
Publikasi ini tidak diperjualbelikan, dan disediakan sebagai bagian dari pekerjaan pendidikan Alkitab sedunia yang didukung sumbangan sukarela. Kecuali disebutkan sumbernya, semua kutipan ayat diambil dari Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru. The Watchtower (ISSN 0043-1087) is published semimonthly by Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc.; L. Weaver, Jr., President; G. F. Simonis, Secretary-Treasurer; 25 Columbia Heights, Brooklyn, NY 11201-2483, and in Indonesia by Saksi-Saksi Yehuwa Indonesia, PO Box 2105, Jakarta 10001. Periodicals Postage Paid at Brooklyn, NY, and at additional mailing offices. POSTMASTER: Send address changes to Watchtower, 1000 Red Mills Road, Wallkill, NY 12589-3299. 5 2014 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania. Hak cipta dilindungi. Printed in Japan.
1 M ARE T 201 4
34567
UNDUH MAJALAH INI DALAM BERBAGAI FORMAT
APA YANG ALLAH BERI UNTUK ANDA
TOPIK UTAMA
Apa yang Allah Beri untuk Anda ”Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada [Yesus] tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”—Yohanes 3:16, Terjemahan Baru. Itu adalah salah satu ayat Alkitab yang paling dikenal dan paling sering dikutip. Kabarnya, tidak ada ayat lain yang ”sesingkat itu merangkumkan cara memperoleh keselamatan dan hubungan Allah dengan manusia”. Di negeri-negeri tertentu, ayat ini atau sekadar tulisan ”Yohanes 3:16” sering dipajang di acara-acara umum, ditempel di mobil, digambar di dinding, dan lain-lain. Kemungkinan besar, mereka yang memajang ayat itu yakin bahwa Allah mengasihi mereka dan mereka bisa hidup kekal. Bagaimana dengan Anda? Apa arti kasih Allah bagi Anda? Dan menurut Anda, apa yang telah Allah beri untuk Anda sebagai bukti kasih-Nya? ”BEGITU BESAR KASIH ALLAH AKAN DUNIA INI” Banyak orang mau mengakui bahwa Allah menciptakan alam semesta, bumi, dan manusia. Karena rancangan makhluk hidup sangat rumit, pasti ada Pribadi cerdas yang membuatnya. Sejumlah besar orang berterima kasih kepada Allah setiap hari atas pemberian-Nya berupa kehidupan. Mereka juga mengakui bahwa mereka benar-benar bergantung pada Allah, karena hanya Allah yang bisa menyediakan segala hal yang diperlukan untuk hidup, yaitu udara, air, makanan, dan lain-lain. Dengan demikian, mereka bisa terus hidup dan menikmati kehidupan. Kita tentu bersyukur kepada Allah atas semua itu, karena Dia-lah Pencipta dan Pemelihara kita. (Mazmur 104:10-28; 145: 15, 16; Kisah 4:24) Kita bisa menghargai kasih Allah kalau kita merenungkan semua yang telah Ia beri untuk menunjang kehidupan. Itu sesuai dengan kata-kata Paulus: ”[Allah] 1 MARET 2014
|
3
memberikan kehidupan dan napas dan segala sesuatu kepada semua orang. Sebab oleh dialah kita mempunyai kehidupan, kita bergerak, dan kita ada.”—Kisah 17:25, 28. Namun, Allah menunjukkan kasih-Nya dengan banyak cara lain, tidak hanya sekadar memenuhi kebutuhan jasmani kita. Allah juga membuat kita istimewa dengan memberi kita kesadaran akan kebutuhan rohani dan membantu kita memenuhinya. (Matius 5:3) Maka di masa depan, umat manusia yang taat dapat menjadi anggota keluarga Allah, ”anak-anak”-Nya.—Roma 8:19-21. Seperti yang dikatakan di Yohanes 3:16, Allah menunjukkan kasih-Nya dengan mengirim Putra-Nya ke bumi. Dengan demikian, Yesus dapat mengajar kita tentang Allahnya dan Bapaknya, serta mati demi kita. Namun, banyak orang tidak betul-betul paham mengapa Yesus perlu mati bagi manusia dan apa hubungan kematian Yesus dengan kasih Allah bagi kita. Mari kita perhatikan penjelasan Alkitab tentang mengapa Yesus harus mati dan apa makna kematiannya bagi kita. ”IA TELAH MENGARUNIAKAN ANAK-NYA YANG TUNGGAL” Semua manusia bisa sakit, tua, dan mati. Tetapi, bukan itu yang Allah Yehuwa maksudkan sejak semula. Ia memberi pasangan manusia pertama masa depan untuk hidup selamanya di firdaus di bumi. Namun ada syaratnya: Mereka harus taat kepada-Nya. Allah berkata bahwa jika mereka tidak mau, mereka pasti akan mati. (Kejadian 2:17) Adam ternyata melawan wewenang Allah, sehingga dia dan keturunannya harus mati. ”Dosa masuk ke dalam dunia melalui satu orang, dan dari dosa itu timbullah kematian. Akibatnya, kematian menjalar pada seluruh umat manusia, sebab semua orang sudah berdosa,” kata rasul Paulus.—Roma 5:12, Bahasa Indonesia Masa Kini. Namun, Allah adalah ”pencinta keadilan”. (Mazmur 37:28) Allah tentu tidak mengabaikan pelanggaran yang sengaja Adam lakukan. Namun, Ia juga tidak akan membuat semua manusia menderita dan mati karena pelanggaran satu orang. Dengan menerapkan prinsip hukum ’nyawa ganti nyawa’, Ia ber-
4
|
MENARA PENGAWAL
Yesus rela datang ke bumi untuk mati demi menghapus dosa dan kematian
tindak adil dan sekali lagi membuat manusia yang taat bisa hidup selamanya. (Keluaran 21:23) Kehidupan semacam itu telah Adam hilangkan. Pertanyaannya adalah, Bagaimana itu bisa diperoleh kembali? Jawabannya: Seseorang harus mengorbankan nyawanya, yakni nyawa manusia yang sempurna, yang sama nilainya dengan nyawa Adam. Jelaslah, karena tidak sempurna, keturunan Adam tidak sanggup melakukannya, tetapi Yesus sanggup. (Mazmur 49:6-9) Yesus dilahirkan tanpa noda dosa warisan, maka ia sempurna, sama seperti Adam pada mulanya. Karena itu, dengan menyerahkan nyawanya, Yesus menebus umat manusia dari perbudakan dosa. Dengan melakukan itu, ia menawarkan kesempatan kepada keturunan manusia yang pertama untuk menikmati kesempurnaan seperti yang dulu Adam dan Hawa miliki. (Roma 3:23, 24; 6:23) Itu adalah bukti kasih Allah yang sangat besar bagi
kita. Apakah ada yang perlu kita lakukan untuk mendapat manfaat? ”SETIAP ORANG YANG PERCAYA KEPADA-NYA” Kembali ke Yohanes 3:16, kita membaca kata-kata ”supaya setiap orang yang percaya kepada [Yesus] tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”. Ini berarti bahwa pemberian hidup yang kekal ada syaratnya. Jika ingin ”beroleh hidup yang kekal”, kita perlu percaya pada Yesus dan taat kepadanya. Anda mungkin bertanya-tanya, ’Apa yang harus dilakukan untuk taat? Bukankah Yesus mengatakan ”setiap orang yang percaya” akan hidup kekal?’ Ya, kepercayaan, atau iman, memang penting. Akan tetapi, dalam Alkitab, iman bukan sekadar percaya. Menurut sebuah kamus, kata dalam bahasa asli yang Yohanes gunakan mengandung arti ”bergantung pada sesuatu atau seseorang”. Jika seseorang ingin menyenangkan Allah, dia tidak akan sekadar mengakui Yesus sebagai Juru Selamat. Orang itu akan sungguh-sungguh berusaha melakukan apa yang Yesus ajarkan. Jika tidak ada tindakan, pengakuan apa pun tidak ada artinya. ”Iman tanpa perbuatan adalah mati,” kata Alkitab. (Yakobus 2:26) Dengan kata lain, seseorang yang percaya kepada Yesus perlu mempraktekkan kepercayaan dan imannya dalam kehidupan sehari-hari. Sewaktu menjelaskan hal ini, Paulus mengatakan, ”Kasih Kristus mendesak kami, sebab inilah yang telah kami putuskan, bahwa satu orang [Yesus] telah mati untuk semua . . . Dan ia telah mati untuk semua orang agar mereka yang hidup tidak lagi hidup bagi dirinya sendiri, tetapi bagi dia yang telah mati untuk mereka dan dibangkitkan.” (2 Korintus 5:14, 15) Jika kita benar-benar menghargai pengorbanan Yesus, kita akan membuat perubahan dalam kehidupan kita, dari hidup untuk diri sendiri menjadi hidup demi Yesus, yang telah mati untuk kita. Dengan kata lain, hal yang akan kita utamakan dalam kehidupan kita adalah melakukan apa yang Yesus ajarkan. Perubahan itu akan memengaruhi prinsip hidup kita, pilihan kita, dan segala sesuatu yang kita lakukan. Apa berkatnya jika kita benar-benar percaya dan hidup sesuai dengan iman kepada Yesus?
”TIDAK BINASA, MELAINKAN BEROLEH HIDUP YANG KEKAL” Bagian terakhir dari Yohanes 3:16 menyatakan janji Allah bagi orang-orang yang beriman pada tebusan dan hidup sesuai dengan hukum Allah. Allah ingin agar orang-orang itu ”tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal”. Namun, ada dua masa depan yang menanti mereka. Untuk kelompok pertama, Yesus menjanjikan hidup kekal di surga. Dia dengan jelas memberi tahu murid-muridnya bahwa dia akan menyiapkan tempat bagi mereka agar mereka bisa memerintah bersamanya. (Yohanes 14:2, 3; Filipi 3:20, 21) Orang-orang yang dibangkitkan untuk hidup di surga ”akan menjadi imam Allah dan Kristus, dan akan memerintah sebagai raja bersama dia selama [1.000] tahun itu”. —Penyingkapan (Wahyu) 20:6. Pengikut Kristus yang akan menerima hak istimewa itu jumlahnya terbatas. Yesus mengatakan, ”Janganlah takut, kawanan kecil, karena Bapakmu telah berkenan memberikan kerajaan itu kepadamu.” (Lukas 12:32) Berapa banyak ”kawanan kecil” itu nantinya? Penyingkapan 14:1, 4 mengatakan, ”Aku memandang, dan, lihat! Anak Domba [Yesus Kristus yang telah dibangkitkan] berdiri di Gunung Zion [di surga], dan bersama dia [ada 144.000] orang dan di dahi mereka tertulis nama dia dan nama Bapaknya. . . . Mereka ini dibeli dari antara umat manusia sebagai buah sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba.” Jika dibandingkan dengan miliaran orang yang pernah hidup di bumi ini, jumlah 144.000 memang hanya ”kawanan kecil”. Mereka dikatakan akan menjadi raja. Maka, mereka akan memerintah atas siapa? Yesus berbicara tentang kelompok kedua, yakni orang-orang yang akan menjadi rakyat dari Kerajaan surgawi itu. Seperti yang bisa kita baca di Yohanes 10:16, Yesus mengatakan, ”Aku memiliki dombadomba lain, yang bukan dari kandang ini; mereka juga harus aku bawa, dan mereka akan mendengarkan suaraku, dan mereka akan menjadi satu kawanan, satu gembala.” Domba-domba ini menantikan kehidupan kekal di bumi, masa depan yang dulu dimiliki Adam dan Hawa. Bagaimana kita tahu bahwa harapan mereka ada di bumi? 1 MARET 2014
|
5
Banyak ayat dalam Alkitab menggambarkan bahwa bumi akan menjadi Firdaus. Kalau Anda ingin membacanya sendiri, cobalah buka Alkitab Anda dan membaca ayat-ayat berikut: Mazmur 37:9-11; 46: 8, 9; 72:7, 8, 16; Yesaya 35:5, 6; 65:21-23; Matius 5:5; Yohanes 5:28, 29; Wahyu 21:4. Ayat-ayat itu menubuatkan bahwa perang, kelaparan, penyakit, dan kematian akan berakhir. Juga, dikatakan bahwa orangorang baik akan berbahagia karena bisa membangun rumah sendiri, menggarap tanah sendiri, dan membesarkan anak-anak dalam lingkungan yang damai. Apakah masa depan itu menarik bagi Anda? Kita punya alasan kuat untuk percaya bahwa janji-janji itu akan segera terwujud. Untuk mendapat keterangan lebih lanjut tentang nubuatnubuat itu, silakan baca pasal 3 buku Apa yang Sebenarnya Alkitab Ajarkan? yang diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa.
ALLAH TELAH BANYAK MEMBERI Jika Anda merenungkan semua hal yang Allah beri untuk Anda dan umat manusia, jelaslah bahwa Ia telah banyak memberi. Kita bisa hidup, berpikir, lumayan sehat, dan punya berbagai hal yang kita perlukan untuk tetap hidup. Lebih dari itu, Allah telah menyediakan tebusan melalui Yesus, yang mati demi kita. Melalui pemberian itu, kita bisa menerima berkat-berkat yang jauh lebih besar, seperti yang kita baca di Yohanes 3:16. Kehidupan abadi ini damai dan menyenangkan, karena bebas dari penyakit, perang, kelaparan, atau kematian. Pada saat itulah, kita akan menikmati kebahagiaan dan berkat yang tak ada habisnya. Entah Anda akan menerima berkat-berkat itu atau tidak, sepenuhnya bergantung pada Anda. Yang sekarang jadi pertanyaan, Apa yang Anda beri untuk Allah?
Hadirilah Acara Penting Ini Pada malam sebelum kematiannya, Yesus memerintahkan para pengikutnya yang setia untuk mengenang, atau memperingati, pengorbanannya. Dengan roti tak beragi dan anggur merah, ia memulai perayaan yang belakangan disebut Perjamuan Terakhir, atau Perjamuan Malam Tuan. Ia memerintahkan, ”Teruslah lakukan ini sebagai peringatan akan aku.”—Lukas 22:19. Setiap tahun, Saksi-Saksi Yehuwa di seluruh dunia memperingati kematian Yesus. Pada 2014, Peringatan itu jatuh pada Senin, 14 April, setelah matahari terbenam. Anda diundang untuk menghadirinya. Pada acara itu, Anda akan mendapatkan lebih banyak keterangan tentang makna kematian Yesus. Dalam acara ini, hadirin tidak akan dipungut biaya. Juga tidak ada kolekte. Orang yang memberi Anda majalah ini akan memberi tahu waktu dan tempat Peringatan itu akan diadakan di daerah Anda, atau Anda bisa mengetahuinya dari situs Web kami, jw.org. Silakan catat tanggalnya, dan semoga Anda tidak melewatkan acara yang penting ini.
6
|
MENARA PENGAWAL
KISAH HIDUP
Mendapat Kekuatan di Saat Lemah SEBAGAIMANA DICERITAKAN OLEH MAITE MORLANS
Siapa pun yang melihat saya tidak bakal menyangka bahwa saya kuat. Saya duduk di kursi roda dan berat saya hanya 29 kilogram. Meskipun tubuh saya makin lemah, kekuatan batin membuat saya bertahan. Inilah kisah saya tentang bagaimana kekuatan dan kelemahan menjadi bagian hidup saya. Bila membayangkan masa kecil, saya luh tahun, saya tidak mengerti. Tapi, saya tahu bahwa itu adalah kabar teringat akan masa indah di rumah buruk. kami di desa di bagian selatan Prancis. Dokter itu menyarankan agar saya diAyah membuatkan ayunan, dan saya rawat di sanatorium khusus anak-anak. suka sekali berlarian di taman. Pada Setibanya di bangunan yang menakut1966, ada Saksi-Saksi Yehuwa yang dakan itu, hati saya langsung ciut. Peraturtang ke rumah kami dan mengobrol annya ketat: Para biarawati memotong lama dengan Ayah. Tujuh bulan setelahrambut saya dan memakaikan baju senya, Ayah memutuskan untuk menjaragam yang kusam. Sambil menangis di Saksi. Tak lama kemudian, Ibu pun saya berpikir, ”Saya tidak bakal betah menjadi Saksi, dan mereka membesartinggal di sini.” kan saya dalam keluarga yang hangat. Kesehatan saya mulai bermasalah tiYEHUWA MENJADI NYATA dak lama setelah kami kembali ke SpaAyah dan Ibu sudah mengajari saya Umur empat tahun nyol, negeri asal orang tua saya. Tangan untuk melayani Yehuwa, jadi saya tidan pergelangan kaki saya mulai teradak mau ikut dalam berbagai ritual Kasa nyeri. Setelah dua tahun pergi ke batolik di sanatorium. Para biarawati tinyak dokter, kami bertemu dengan seorang ahli re- dak bisa mengerti mengapa saya menolak ikut. Saya matik terkenal, yang dengan serius mengatakan, memohon kepada Yehuwa agar tidak meninggalkan ”Sudah terlambat.” Ibu menangis. Di ruang yang su- saya, dan saya pun langsung merasakan perlindungram dan dingin itu, saya mendengar istilah-istilah an-Nya, bagaikan pelukan hangat dan kuat dari seaneh, seperti ”penyakit kronis autoimunitas” dan orang ayah yang penyayang. Orang tua saya diizinkan menjenguk saya setiap ”poliartritis juvenil”. Sebagai anak berumur sepuhari Sabtu. Mereka membawakan bacaan Alkitab Poliartritis juvenil adalah sejenis artritis kronis pada anak. agar iman saya tetap kuat. Biasanya, anak-anak tiSistem kekebalan tubuh menyerang dan merusak jaringan yang dak diperbolehkan membawa buku mereka sendiri, sehat. Akibatnya, sendi-sendi bengkak dan terasa sakit. 1 MARET 2014
|
7
tapi saya boleh menyimpan bacaan itu serta Alkitab, yang saya baca setiap hari. Kepada anak-anak perempuan lainnya, saya juga menceritakan harapan hidup kekal di bumi Firdaus, di mana tidak ada lagi orang sakit. (Penyingkapan [Wahyu] 21:3, 4) Meskipun kadang sedih dan kesepian, saya senang karena iman dan kepercayaan saya kepada Yehuwa makin kuat. Setelah enam bulan, para dokter mengizinkan saya pulang. Penyakit saya tidak membaik, tapi saya senang sekali bisa tinggal lagi bersama orang tua. Sendi-sendi saya berubah bentuk, dan terasa makin sakit. Meski fisik saya sangat lemah saat memasuki usia remaja, saya dibaptis pada umur 14 tahun. Saya bertekad melayani Bapak surgawi saya sebisa mungkin. Tapi kadang, saya merasa tidak dipedulikan Allah. Dalam doa, saya mengatakan, ”Kenapa saya begini? Tolong sembuhkan saya. Tidakkah Engkau lihat saya sangat menderita?” Masa remaja khususnya sangat berat. Saya harus menerima kenyataan bahwa saya tidak bakal sembuh. Mau tidak mau, saya membandingkan diri dengan teman-teman. Mereka begitu sehat dan menikmati hidup. Saya merasa tidak berarti, dan jadi suka menyendiri. Tapi, keluarga dan para sahabat mendukung saya. Saya punya sahabat sejati bernama Alicia, yang 20 tahun lebih tua dari saya. Ia membantu saya untuk tidak hanya memikirkan penyakit dan problem saya sendiri, tapi mulai memperhatikan orang lain. UPAYA MENGISI HIDUP DENGAN HAL BERGUNA Di umur 18 tahun, kondisi saya memburuk. Menghadiri pertemuan Kristen saja sudah sangat melelahkan. Tapi, saya memanfaatkan semua ”waktu luang” di rumah untuk mendalami Alkitab. Buku Ayub dan Mazmur membantu saya mengerti bahwa sekarang ini Allah Yehuwa memelihara kita khususnya secara rohani, dan bukan secara jasmani. Saya sering berdoa dan hasilnya, saya mendapat ”kuasa yang melampaui apa yang normal” dan ”kedamaian dari Allah, yang lebih unggul daripada segala akal”. —2 Korintus 4:7; Filipi 4:6, 7. Ketika berumur 22 tahun, saya dihadapkan pada kenyataan bahwa saya harus menggunakan kursi
8
|
MENARA PENGAWAL
roda seumur hidup. Saya takut orang hanya memandang saya sebagai wanita penyakitan di kursi roda. Ternyata, kursi roda justru membantu saya lebih mandiri, dan ”kutuk” itu berubah menjadi berkat. Sahabat saya, Isabel, menyarankan agar saya membuat rencana untuk menggunakan 60 jam dalam pelayanan bersamanya selama satu bulan. Mulanya, saya pikir itu mustahil. Tapi, saya memohon bantuan Yehuwa, dan dengan dukungan keluarga serta para sahabat, saya berhasil. Bulan yang sibuk itu berlalu dengan cepat, dan saya tidak takut atau malu lagi. Saya sangat menikmati pelayanan. Maka pada 1996, saya memutuskan untuk menjadi perintis biasa yang harus mencapai target jam tertentu setiap bulannya. Itu adalah keputusan terbaik sebab hubungan saya dengan Allah makin akrab dan fisik saya makin kuat. Dengan melakukan pelayanan, saya bisa menceritakan iman saya kepada banyak orang dan membantu beberapa di antaranya menjadi sahabat Allah. YEHUWA TERUS ”MEMELUK” SAYA Pada musim panas 2001, saya mengalami kecelakaan mobil yang parah dan kedua kaki saya patah. Di rumah sakit, sambil kesakitan saya berdoa dengan khusyuk dalam hati, ”Ya, Yehuwa, tolong jangan tinggalkan saya!” Persis setelah itu, seorang wanita di dekat saya bertanya, ”Kamu Saksi Yehuwa, ya?” Karena terlalu lemah untuk menjawab, saya hanya mengangguk. ”Saya kenal kalian! Saya sering baca majalah kalian,” ucapnya. Kata-katanya sangat menghibur saya. Bahkan dalam keadaan seperti ini, saya masih bisa memberikan kesaksian tentang Yehuwa. Benar-benar suatu kehormatan! Setelah agak membaik, saya bertekad memberikan lebih banyak kesaksian. Meski kedua kaki saya masih digips, saya meminta Ibu mendorong kursi roda berkeliling bangsal rumah sakit. Tiap hari, kami mengunjungi beberapa pasien, menanyakan kabar mereka, dan memberikan beberapa bacaan Alkitab. Meskipun ini membuat saya lelah, Yehuwa memberi saya kekuatan. Belakangan ini, rasa ngilunya makin menjadi-jadi, dan kematian Ayah menambah kesedihan saya. Tapi,
saya berupaya tetap positif. Caranya? Saya sebisa mungkin berada dekat sahabat dan kerabat sehingga tidak terlalu memikirkan problem saya. Dan, jika sedang sendirian, saya membaca, belajar Alkitab, atau menginjil lewat telepon. Saya juga menghargai hal-hal kecil, seperti angin semilir yang menerpa wajah atau harumnya bungabunga. Itu saja sudah membuat saya bersyukur. Rasa humor juga sangat manjur. Suatu hari saat menginjil, seorang teman yang mendorong kursi roda saya berhenti sejenak untuk membuat catatan. Tiba-tiba, kursi saya meluncur di jalan yang menurun, dan
Saya sering memejamkan mata lalu membuka ”jendela” dalam pikiran saya untuk melihat dunia baru yang Allah janjikan
Bersama orang tua, 2003
Saya bahagia saat menginjil lewat telepon
menabrak mobil yang diparkir. Kami berdua terkejut. Tapi, sewaktu kami melihat tidak ada hal serius yang terjadi, kami berdua tertawa geli. Ada banyak yang tidak bisa saya lakukan dalam hidup ini. Saya menyebutnya keinginan yang tertunda. Saya sering memejamkan mata lalu membuka ”jendela” dalam pikiran saya untuk melihat dunia baru yang Allah janjikan. (2 Petrus 3:13) Saya membayangkan diri saya sehat, berjalan ke sana kemari, dan menikmati hidup sepenuhnya. Saya mencamkan kata-kata Raja Daud, ”Berharaplah kepada Yehuwa; tabahlah dan hendaklah hatimu kuat.” (Mazmur 27:14) Meskipun tubuh saya makin rapuh, Yehuwa telah membuat saya kuat. Saya terus mendapat kekuatan di saat lemah. 1 MARET 2014
|
9
KERJA SAMA ANTARAGAMA Cara Allah? ”Agama mempersatukan atau memecah belah?” Pertanyaan itu diajukan kepada para pembaca harian The Sydney Morning Herald. Sebagian besar pembaca, sekitar 89 persen, berpendapat bahwa agama memecah belah. AL itu dibantah oleh para pendukung kerja sama antaragama. ”Mana ada agama yang tidak mengajarkan belas kasihan . . . , yang tidak peduli terhadap lingkungan . . . , yang tidak mengajarkan kebaikan hati,” kata Eboo Patel, pendiri Interfaith Youth Core. Memang, orang Buddha, Katolik, Protestan, Hindu, Islam, dan lainnya pernah bekerja sama untuk memerangi kemiskinan, membela hak asasi, mengupayakan pelarangan ranjau darat, atau menyoroti masalah lingkungan hidup. Berbagai kelompok agama telah berkumpul untuk membahas caranya mereka bisa saling memahami dan saling mendukung. Mereka merayakan ”persatuan” di antara mereka dengan upacara menyalakan lilin, festival, musik, doa, dan lain-lain. Apakah gabungan berbagai agama ini cara untuk mengatasi konflik antaragama? Apakah itu cara Allah untuk mewujudkan dunia yang lebih baik?
H
PERSATUAN—DENGAN KONSEKUENSI APA? Salah satu organisasi antaragama yang paling besar menyatakan bahwa anggota mereka berasal dari 200 agama lebih dan bahwa organisasi ini aktif di 76 negara. Tujuan mereka adalah ”menggalang kerja sama yang langgeng antaragama”. Tapi, teori lebih gampang daripada prakteknya. Sebagai contoh, menurut para pendirinya, kalimat dalam anggaran dasar mereka harus dibuat sehati-hati mungkin agar tidak menyinggung berbagai kelompok agama dan kepercayaan yang menandatangani dokumen itu. Satu alasannya adalah karena sebelumnya ada ketidaksepakatan mengenai apakah Allah perlu dicantumkan dalam anggaran dasar itu. Akhirnya, Allah sama sekali tidak disinggung atau disebut-sebut.
10
|
MENARA PENGAWAL
Jika Allah tidak dilibatkan, apa peranan agama dalam organisasi itu? Lalu, apa bedanya organisasi itu dengan badan amal atau organisasi sosial lainnya? Itu sebabnya organisasi tadi tidak menyebut dirinya lembaga keagamaan, tapi ”organisasi yang menggalang kerja sama”. APAKAH MENGUPAYAKAN KEBAIKAN SUDAH CUKUP? ”Semua agama utama mengajarkan hal yang pada dasarnya sama: kasih sayang, belas kasihan, dan pengampunan,” kata Dalai Lama, yang mendukung kerja sama antaragama. Ia menambahkan, ”Yang penting, sifat-sifat baik itu harus ditunjukkan dalam kehidupan sehari-hari.” Memang, sifat kasih, belas kasihan, dan suka mengampuni sangat penting. Yesus mengatakan,
Apakah Kebenaran Bersifat Relatif? Para pendukung kerja sama antaragama sering berpendapat bahwa kebenaran tidak hanya dimiliki satu agama. Malah menurut mereka, banyak problem dewasa ini justru disebabkan karena banyak agama merasa paling benar. Berbeda dengan pendapat itu, Yehuwa digambarkan sebagai ”Allah kebenaran”, dan Ia mengatakan tentang diri-Nya, ”Aku belum berubah.” (Mazmur 31:5; Maleakhi 3:6) Tentang Allah, Yesus mengatakan, ”Firmanmu adalah kebenaran.” (Yohanes 17:17) Kebenaran itu terdapat dalam Alkitab, buku yang diilhamkan Allah. Alkitab mengajar kita dan memperlengkapi kita ”untuk setiap pekerjaan yang baik”.—2 Timotius 3:16, 17.
Sebuah pertemuan antaragama, 2011. Apakah gabungan berbagai agama ini cara untuk mengatasi konflik antaragama?
Photo by Franco Origlia/Getty Images
”Segala sesuatu yang kamu ingin orang lakukan kepadamu, demikian juga harus kamu lakukan kepada mereka.” Belakangan, pernyataan ini dikenal sebagai Aturan Emas. (Matius 7:12) Tapi, apakah sekadar mengupayakan kebaikan sudah cukup? Mengenai banyak orang yang mengaku melayani Allah pada zamannya, rasul Paulus mengatakan, ”Aku memberikan kesaksian tentang mereka bahwa mereka mempunyai gairah untuk Allah; tetapi tidak menurut pengetahuan yang saksama.” Apa masalahnya? Menurut Paulus, ”karena tidak mengetahui keadilbenaran Allah”, mereka ”berupaya menetapkan keadilbenaran mereka sendiri”. (Roma 10:2, 3) Mereka tidak tahu apa yang Allah kehendaki dari mereka. Karena itu, gairah dan iman mereka sebenarnya sia-sia.—Matius 7: 21-23. APA KATA ALKITAB ”Berbahagialah yang suka damai,” kata Yesus. (Matius 5:9) Yesus menerapkan apa yang ia ajarkan. Ia menyampaikan berita perdamaian kepada orangorang dari berbagai agama dan menganjurkan mereka menjauhi kekerasan. (Matius 26:52) Mereka yang menyambut berita Yesus menikmati ikatan kasih yang tidak terpatahkan. (Kolose 3:14) Tapi, apakah Yesus ingin agar agama-agama saling bekerja sama demi perdamaian? Apakah ia ikut dalam kegiatan ibadat orang lain? Para pemimpin agama dari sekte Farisi dan Saduki menentang Yesus dengan sengit, bahkan berusaha membunuhnya. Apa reaksi Yesus? Ia memberi tahu murid-muridnya, ”Biarkanlah mereka. Mereka adalah penuntun buta.” (Matius 15:14) Yesus tidak mau bekerja sama dengan orang-orang seperti itu.
Belakangan, sebuah sidang jemaat Kristen dibentuk di kota Korintus di Yunani. Kota ini dikenal memiliki beragam agama dan kebudayaan. Bagaimana seharusnya sikap orang Kristen di lingkungan demikian? Rasul Paulus memperingatkan, ”Jangan memikul kuk secara tidak seimbang bersama orang-orang yang tidak percaya.” Mengapa? Paulus membantu mereka berpikir, ”Apakah ada keselarasan antara Kristus dan Belial [Setan]? Atau apakah orang yang setia mempunyai bagian bersama orang yang tidak percaya?” Lalu, ia menasihati, ”Karena itu keluarlah dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu.”—2 Korintus 6:14, 15, 17. Jelaslah, Alkitab tidak menyetujui kerja sama antaragama. Tapi, Anda mungkin ingin tahu, ’Jadi, bagaimana persatuan sejati bisa dicapai?’ MEMBANGUN PERSATUAN SEJATI Stasiun Ruang Angkasa Internasional adalah satelit canggih hasil kerja sama 15 negara. Seandainya negara-negara itu tidak sepakat soal cetak biru yang akan digunakan, proyek ini tentu tidak akan berhasil. Tapi, dapat dikatakan, seperti itulah situasi yang dihadapi gerakan kerja sama antaragama dewasa ini. Meskipun mereka menggembar-gemborkan kerja sama dan saling menghormati, mereka tidak punya standar yang sama untuk membangun iman. Akibatnya, isu-isu moral dan doktrin terus menyebabkan perpecahan.
Alkitab berisi standarAllah, yang bagaikan sebuah cetak biru. Bila diikuti, Alkitab bisa bermanfaat bagi hidup kita. Orang-orang yang mau menjalankannya bisa mengatasi prasangka ras dan agama, dan tahu caranya menjaga perdamaian dan persatuan. Allah menubuatkan, ”Aku akan memberikan perubahan kepada bangsabangsa ke suatu bahasa yang murni, supaya mereka semua berseru kepada nama Yehuwa, untuk melayani dia bahu-membahu.” Persatuan adalah hasil dari ”bahasa yang murni”, yakni standar Allah untuk ibadat.—Zefanya 3:9; Yesaya 2:2-4. Saksi-Saksi Yehuwa dengan hangat mengundang Anda ke Balai Kerajaan terdekat agar Anda bisa melihat sendiri perdamaian dan persatuan luar biasa yang ada di antara mereka.—Mazmur 133:1. 1 MARET 2014
|
11
Menyebarkan Firman Allah di Spanyol Kuno ”Apabila aku pergi ke Spanyol, dalam perjalanan ke sana, di atas segalanya aku berharap untuk bertemu denganmu, dan ditemani sampai sebagian dari perjalanan ke sana; tetapi terlebih dahulu aku ingin menikmati pergaulan denganmu.”—Roma 15:24. ASUL PAULUS menulis kata-kata itu kepada orang-orang Kristen di Roma pada kira-kira 56 Masehi (M). Entah Paulus jadi pergi ke Spanyol atau tidak, Alkitab tidak mengatakannya. Tetapi yang kita tahu, melalui upaya Paulus atau para misionaris Kristen lainnya, kabar baik dari Firman Allah, Alkitab, telah sampai ke Spanyol pada abad kedua M. Tak lama kemudian, jumlah orang Kristen semakin banyak di Spanyol. Maka, orang-orang di sana membutuhkan Alkitab dalam bahasa Latin. Kenapa? Karena hingga abad kedua, Spanyol dikuasai orang Romawi dan bahasa Latin sudah menjadi bahasa yang umum digunakan di seluruh Kekaisaran Romawi.
R
ALKITAB LATIN MEMENUHI KEBUTUHAN Orang Kristen di Spanyol pada masa itu membuat beberapa terjemahan Alkitab berbahasa Latin yang semuanya dikenal sebagai Vetus Latina Hispana. Ini sudah bertahun-tahun beredar di Spanyol sebelum Yerome pada awal abad kelima M selesai menerjemahkan Alkitab Vulgata berbahasa Latin yang terkenal itu. Terjemahan Yerome, yang ia buat di Betlehem, Palestina, mencapai Spanyol dalam waktu singkat. Lucinius, seorang pelajar Alkitab yang kaya raya, mendengar bahwa Yerome sedang menerjemahkan Alkitab ke bahasa Latin. Karena ingin segera mendapatkannya, Lucinius mengirim enam orang ke Betlehem untuk menyalin dan membawanya pulang ke Spanyol. Pada abad-abad setelahnya, Alkitab Vulgata
12
|
MENARA PENGAWAL
perlahan menggantikan Vetus Latina Hispana. Berkat Alkitab-Alkitab berbahasa Latin ini, orang Spanyol bisa membaca Alkitab dan memahami isinya. Namun, ketika Kekaisaran Romawi berakhir, timbullah kebutuhan baru. TERUKIR DI LEMPENGAN BATU Pada abad kelima, orang Visigot dan suku-suku Jerman lainnya menyerang Spanyol. Maka bahasa baru, yaitu bahasa Gotik, mulai dipakai di Spanyol dan daerah sekitarnya, kawasan yang disebut Semenanjung Iberia. Para penyerbu itu menganut suatu bentuk agama Kristen yang dikenal sebagai Arianisme, yang menolak doktrin Tritunggal. Mereka juga membawa terjemahan Alkitab mereka sendiri, yaitu Alkitab bahasa Gotik yang diterjemahkan Uskup Ulfilas. Pada akhir abad keenam, Alkitab ini tidak lagi digunakan di Spanyol karena Reccared, raja orang Visigot, pindah agama dari Arianisme ke Katolik. Ia menyita dan menghancurkan semua buku Arianisme, termasuk Alkitab yang diterjemahkan Ulfilas. Akibatnya, semua buku berbahasa Gotik lenyap dari Spanyol. Namun pada masa itu, Firman Allah terus tersebar di Spanyol. Selain bahasa Gotik, masih ada sebuah dialek Latin yang digunakan di Spanyol, yang berkembang menjadi rumpun bahasa Romans yang digunakan di Semenanjung Iberia. Berbagai dokumen tertua dalam dialek Latin ini dikenal sebagai lempengan-lempengan Visigot, karena ditulis di Ini termasuk bahasa Kastilia, Katalan, Galicia, dan Portugis.
lempengan batu. Itu berasal dari abad keenam dan ketujuh, dan beberapa berisi ayat-ayat dari Mazmur dan Injil. Salah satu lempeng berisi seluruh Mazmur ke-16. Lempengan batu berisi ayat Alkitab adalah bukti bahwa pada waktu itu rakyat jelata pun bisa membaca dan menyalin Firman Allah. Tampaknya, para guru menggunakan ayat-ayat Alkitab untuk mengajar murid-muridnya membaca dan menulis. Lempengan batu lebih murah dibanding lembaran kulit binatang (perkamen) yang digunakan para biarawan masa itu untuk menghasilkan Alkitab bergambar. Salah satu Alkitab bergambar yang bernilai tinggi disimpan di gereja San Isidoro di León, Spanyol. Itu berasal dari tahun 960 M, dan memiliki 516 lembaran yang berukuran sekitar 47 kali 34 sentimeter dan beratnya sekitar 18 kilogram. Yang lainnya, Alkitab Ripoll, yang berasal dari sekitar 1020 M, sekarang disimpan di Vatican Library. Itu adalah salah satu Alkitab yang paling banyak gambar dan hiasannya pada masa itu. Dalam pembuatan karya seni ini, seorang biarawan mungkin butuh satu hari hanya
untuk menggambar satu huruf pembuka, atau satu minggu untuk menyelesaikan sebuah judul halaman. Akan tetapi, Alkitab-Alkitab yang sangat indah itu tidak banyak membantu dalam menyebarkan Firman Allah. ALKITAB DALAM BAHASA ARAB Pada awal abad kedelapan, bahasa lain mulai digunakan di Spanyol karena orang Islam menyerang semenanjung itu. Di daerah-daerah yang dikuasai orang Islam, bahasa Arab lebih banyak digunakan daripada bahasa Latin. Maka, timbul kebutuhan akan terjemahan Alkitab dalam bahasa baru ini. Kemungkinan besar, banyak terjemahan Alkitab bahasa Arab, terutama Injil, beredar di Spanyol kuno. Tampaknya pada abad kedelapan, Uskup Juan dari Seville menerjemahkan seluruh isi Alkitab ke bahasa Arab. Sayangnya, kebanyakan terjemahan dalam bahasa Arab sekarang telah lenyap. Salah satu terjemahan Injil dalam bahasa Arab yang dibuat pada pertengahan abad kesepuluh disimpan di sebuah gereja di León, Spanyol.
Lempengan batu berisi ayat Alkitab dalam sebuah dialek Latin, abad keenam M Bagian dari Alkitab León yang banyak gambarnya. Alkitab-Alkitab semacam ini tidak banyak membantu dalam menyebarkan berita Firman Allah Terjemahan Injil dalam bahasa Arab, abad kesepuluh M
1 MARET 2014
|
13
Slate: Isabel Velázquez Soriano; Arabic Bible: Fotografía MAS - León (España)
Sejak abad kelima hingga kedelapan M, orang Spanyol bisa membaca Firman Allah berkat Alkitab bahasa Latin dan Arab
Raja Alfonso X mendukung penerjemahan Alkitab ke bahasa Spanyol Biblioteca Nacional, Madrid
ALKITAB BAHASA SPANYOL TERBIT Belakangan, bahasa Kastilia, atau Spanyol, mulai digunakan di Semenanjung Iberia. Bahasa baru ini ternyata berperan penting dalam menyebarkan Firman Allah. Terjemahan pertama ke bahasa Spanyol muncul dalam dokumen La Fazienda de Ultra Mar (Kisah-Kisah dari Seberang Lautan), yang ditulis pada awal abad ke-13. Karya ini berisi catatan perjalanan ke Israel, juga memuat bagian-bagian dari kelima buku pertama Alkitab, buku-buku lain dalam Perjanjian Lama, Injil, dan surat-surat dalam Perjanjian Baru. Para pemimpin gereja tidak senang dengan terjemahan ini. Pada 1234 sebuah pertemuan di Tarragona, yang dikenal dengan Konsili Tarragona, diputuskan bahwa semua Alkitab dalam bahasa setempat mana pun harus diserahkan kepada pemimpin gereja untuk dibakar. Untungnya, peraturan ini tidak menghentikan penerjemahan Alkitab. Raja Alfonso X (1252-1284), yang dianggap sebagai pelopor bahasa Spanyol tertulis, ingin agar Alkitab diterjemahkan ke bahasa Spanyol. Ia juga mendukung pekerjaan itu. Terjemahan bahasa Spanyol pada masa ini dikenal sebagai Alkitab Pra-Alfonso dan Alkitab Alfonso, yang muncul tidak lama setelahnya. Itu adalah terjemahan Alkitab yang paling dikenal luas pada masanya. Kedua terjemahan Alkitab ini berperan dalam mengukuhkan dan memperkaya bahasa Spanyol yang baru terbentuk itu. Mengenai Alkitab Pra-Alfonso, seorang pakar bernama Thomas Montgomery berkata, ”Penerjemah Alkitab ini menghasilkan karya yang mengagumkan. Isinya akurat dan bahasanya indah. . . . Bahasanya sederhana dan jelas, yang cocok untuk Alkitab bagi orang-orang yang tidak mahir berbahasa Latin.” Akan tetapi, Alkitab-Alkitab bahasa Spanyol itu diterjemahkan bukan dari bahasa aslinya, melainkan dari Vulgata, yang berbahasa Latin. Mulai abad ke-14, para cendekiawan Yahudi membuat beberapa terjemahan Perjanjian Lama dalam bahasa Spanyol langsung dari bahasa Ibrani. Di seluruh Eropa pada wakDewasa ini, bahasa Spanyol adalah bahasa ibu sekitar 540 juta orang.
14
|
MENARA PENGAWAL
Lembaran Alkitab Pra-Alfonso (kiri) dan Alkitab Alfonso (kanan) dari abad ke-13
tu itu, jumlah orang Yahudi paling banyak terdapat di Spanyol. Dan, para penerjemah Yahudi bisa mendapatkan naskah-naskah Ibrani yang bermutu untuk diterjemahkan. Salah satu contoh yang menonjol adalah Alkitab Alba, yang diselesaikan pada abad ke-15. Bangsawan Spanyol Luis de Guzmán menugasi Rabi Moisés Arragel untuk menerjemahkan Alkitab ke bahasa Spanyol castizo (murni). Ia memberi dua alasan mengapa ia meminta terjemahan baru ini. Pertama, ia mengatakan, ”Alkitab-Alkitab dalam rumpun bahasa Romans sangat menyimpang,” dan kedua, ”Orang seperti kita sangat butuh catatan pinggir untuk memahami ayat-ayat yang tidak jelas.” Permintaannya itu menunjukkan bahwa orang-orang pada masa itu sangat ingin membaca dan memahami Alkitab. Itu juga menunjukkan bahwa Alkitab dalam bahasa setempat sudah tersebar cukup luas di Spanyol. Berkat para penerjemah dan penyalin, kaum terpelajar di Spanyol kuno bisa membaca Alkitab daBaca artikel ”Nama Ilahi dan Upaya Alfonso de Zamora Menghasilkan Terjemahan yang Akurat”, dalam terbitan 1 Desember 2011 majalah ini.
”Orang Spanyol lebih banyak tahu isi Alkitab daripada orang Jerman atau Inggris sebelum Luther [menerjemahkan Alkitab].” —Sejarawan Juan Orts González
Alkitab Alba, terjemahan pertama dalam bahasa Spanyol castizo (murni), abad ke-15 M
lam bahasa mereka sendiri tanpa banyak kesulitan. Hasilnya, sejarawan Juan Orts González menyatakan bahwa ”orang Spanyol lebih banyak tahu isi Alkitab daripada orang Jerman atau Inggris sebelum Luther [menerjemahkan Alkitab]”. Akan tetapi, menjelang akhir abad ke-15, Inkuisisi Spanyol (dewan pengadilan Katolik Spanyol) melarang orang menerjemahkan dan memiliki Alkitab dalam bahasa setempat mana pun. Itulah masa paling suram dalam sejarah Alkitab di Spanyol. Larangan itu baru dicabut tiga abad kemudian. Selama masa sulit itu, beberapa penerjemah yang tak kenal takut menerjemahkan berbagai Alkitab bahasa Spanyol di luar negeri dan menyelundupkannya ke Spanyol. Sejarah Alkitab di Spanyol kuno menunjukkan bahwa para penentang telah berupaya keras menghambat penyebaran Firman Allah dengan berbagai cara. Meskipun demikian, mereka tidak sanggup membungkam firman Allah Yang Mahakuasa.—Mazmur 83:1; 94:20. Baca artikel ”Perjuangan Casiodoro De Reina untuk Sebuah Alkitab dalam Bahasa Spanyol”, dalam terbitan 1 Juni 1996 majalah ini.
Alkitab dalam Berbagai Bahasa Setempat di Spanyol Katalan Alkitab diterjemahkan ke bahasa Katalan pada abad ke-13. Salah satu versi, yang dikenal sebagai Alkitab Berima, menerjemahkan sebagian isi Alkitab dengan menggunakan rima, atau pengulangan bunyi. Tujuannya untuk membantu pembaca mengingat ayat. Pada abad yang sama, antara 1287 dan 1290, Jaume de Montjuich menerjemahkan Alkitab lengkap pertama ke bahasa Katalan atas perintah Raja Alfonso II dari Katalonia dan Aragon. Valencia Pada awal abad ke-15, Bonifacio Ferrer menerjemahkan Alkitab ke bahasa Valencia, dan itu dicetak pada 1478. Ini adalah Alkitab pertama yang dicetak di Spanyol. Sayangnya, karena keputusan Inkuisisi, Alkitab ini musnah, dan hanya halaman terakhirnya yang selamat. Halaman ini sekarang menjadi salah satu koleksi dari lembaga Hispanic Society of America di New York. Basque Pada 1571, Jean de Liçarrague menerjemahkan Perjanjian Baru ke bahasa Basque, berkat dukungan ratu dari Kerajaan Navarre. Karya Liçarrague menjadi dasar untuk membakukan tata bahasa Basque. Kabarnya, peran Liçarrague untuk Alkitab bahasa Basque sama dengan peran Yerome untuk Alkitab Latin dan peran Luther untuk Alkitab Jerman.
Upaya yang tak kenal lelah dari banyak cendekiawan membuat Alkitab tetap ada dan tersebar di Spanyol kuno. Para penerjemah masa kini telah mengikuti jejak pendahulu mereka yang menerjemahkan Alkitab ke bahasa Latin, Gotik, Arab, dan Spanyol. Hasilnya, jutaan orang berbahasa Spanyol sekarang bisa membaca Firman Allah dalam bahasa yang menyentuh hati mereka. 1 MARET 2014
|
15
PERTANYAAN ALKITAB DIJAWAB
Apa manfaat kematian Yesus bagi kita? Sewaktu Allah menciptakan manusia, Ia bermaksud agar mereka hidup abadi di bumi tanpa terkena penyakit atau mati. Namun, manusia pertama, Adam, kehilangan kesempatan itu karena ia tidak menaati Sang Pencipta. Sebagai keturunan Adam, kita mewarisi kematian darinya. (Roma 5:8, 12; 6:23) Allah Yehuwa mengutus Putra-Nya, Yesus, ke bumi untuk mati dan mendapatkan kembali apa yang Adam hilangkan.—Baca Yohanes 3:16. Berkat kematian Yesus, kita bisa mendapat pengampunan dosa dan bisa hidup abadi. Alkitab memberikan gambaran tentang kehidupan di bumi kelak sewaktu tidak ada lagi usia tua, penyakit, dan kematian.—Baca Yesaya 25:8; 33:24; Penyingkapan (Wahyu) 21:4, 5.
Bagaimana caranya memperingati kematian Yesus? Pada malam sebelum kematiannya, Yesus memerintahkan para pengikutnya untuk memperingati kematiannya dengan sebuah upacara sederhana. Dengan melakukannya setiap tahun, kita bisa merenungkan betapa besarnya kasih Yesus dan Yehuwa kepada umat manusia.—Baca Lukas 22:19, 20; 1 Yohanes 4:9, 10. Tahun ini, Peringatan kematian Yesus akan diadakan pada hari Senin, 14 April, setelah matahari terbenam. Anda diundang untuk menghadirinya bersama Saksi-Saksi Yehuwa di daerah Anda.—Baca Roma 1:11, 12.
Untuk keterangan lebih lanjut, lihat pasal 4 dan 5 buku ini, yang diterbitkan Saksi-Saksi Yehuwa Bisa diunduh di www.jw.org/id
Alkitab online dalam kira-kira 50 bahasa
Kunjungi www.jw.org/id, atau pindai kode
wp14 03/01-IN 131211
APA YANG Sebenarnya ALKITAB AJARKAN?
DAPATKAN JAWABAN BERBAGAI PERTANYAAN ALKITAB DI WEB
Unduhan gratis majalah ini dan berbagai terbitan sebelumnya
Berkat kematian Yesus, manusia bisa hidup abadi. Dalam benak Anda, seperti apakah kehidupan abadi di bumi itu?