MANUSKRIP UNIVERSITAS ESA UNGGUL
ANALISIS SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN DAN HUBUNGAN ASUPAN ENERGI DAN ZAT GIZI MAKRO DENGAN STATUS GIZI PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN DAARUL RAHMAN
OLEH : RIZKI WAHYU AMALIA 2014-32-141
PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2016
1
ANALISIS SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN DAN HUBUNGAN ASUPAN ENERGI DAN ZAT GIZI MAKRO DENGAN STATUS GIZI PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN DAARUL RAHMAN
JURNAL
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi
Rizki Wahyu Amalia 2014-32-141
PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2016
2
ANALISIS SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN DAN HUBUNGAN ASUPAN ENERGI DAN ZAT GIZI MAKRO DENGAN STATUS GIZI PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN DAARUL RAHMAN
Rizki Wahyu Amalia1, Rachmanida Nuzrina2, Tiurma Heryawanti Pakpahan2
1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul Jakarta Barat 2 Dosen Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul Jakarta Barat Email:
[email protected]
ABSTRAK Kualitas sumber daya manusia sangat penting bagi pembangunan. Faktor yang mempengaruhi kualitas sumber daya manusia antara lain adalah kesehatan dan status gizi yang optimal. Perlu upaya sedini mungkin untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, yaitu pada remaja. Pada remaja, masalah gizi yang sering terjadi adalah gizi kurang dan gizi lebih, tak terkecuali remaja yang terdapat di pondok. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh kecukupan energi dan zat gizi makro yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Upaya untuk mempertahankan status gizi santri di pondok pesantren agar tetap baik, perlu kiranya pondok pesantren perlu mempertahankan dan meningkatkan konsumsinya agar tetap adekuat pada proses penyelenggaraan makanannya. Tujuan dari penelitian ini adalah Mengetahui sistem penyelenggaraan makanan dan hubungan asupan energi dan zat gizi makro dengan status gizi pada santri di Pondok Pesantren Daarul Rahman. Penelitian menggunakan desain cross sectional dengan metode survey observational. Responden berjumlah 66 orang, menggunakan teknik pengambilan sampel jenuh dan sesuai dengan inklusi. Pengujian statistik menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian uji Chi-Square menunjukkan bahwa adanya hubungan antara asupan energi dan zat gizi makro dengan status gizi. Terdapat hubungan asupan energi dengan status gizi yaitu p=0,039 (p<0,05). Hubungan asupan protein dengan status gizi yaitu p= 0,045. Hubungan asupan lemak dengan status gizi yaitu p= 0,011. Hubungan karbohidrat dengan status gizi yaitu p= 0,010. Kata Kunci : Sistem penyelenggaraan makanan, asupan,energi, protein, lemak, karbohidrat, status gizi, remaja, pondok pesantren, daarul rahman.
1
ANALYSYS OF FOOD SERVICE SYSTEM AND THE CORRELATION OF ENERGY AND MACRO-NUTRIENTS INTAKE WITH NUTRITIONAL STATUS OF STUDENTS AT THE DAARUL RAHMAN BOARDING SCHOOL
Rizki Wahyu Amalia1, Rachmanida Nuzrina2, Tiurma Heryawanti Pakpahan2 1
2
Majoring Nutrition, Faculty of Health, Esa Unggul University Departement of Nutrition, Faculty of Health Sciences, Esa Unggul University Arjuna Utara No. 9, Kebon Jeruk, West Jakarta 11510
[email protected]
ABSTRACT The quality of human resources is essential for development. Factors affecting the quality of human resources , among others, health and optimal nutrition status. Necessary efforts as early as possible to improve the quality of human resources, which in adolescents . In adolescents, nutritional problems that often happens is that poor nutrition and over nutrition, not to mention teenagers who are in the boarding school. It can be influenced by energy sufficiency and macro nutrients that are not in accordance with the needs. Efforts to maintain the nutritional status of students in boarding school in good standing, it would need to boarding school needs to maintain and increase its consumption in order to remain adequate in the process of conducting food. The purpose of this study is To examine the implementation of the food service system and the correlation of energy and macronutrient intake and nutritional status the students at the Daarul Rahman boarding school. The study used cross sectional design method. Observational survey respondents amounted to 66 people, using sampling techniques in accordance with the saturated and inclusion . Statistical testing using Chi - Square test. From the statistical test using chi square test with a value of significance p<0.05 was obtained by the results: The results of Chi - Square test research shows that the correlation of energy and macro nutrients intake with nutritional status. An association was observed energy intake with nutritional status is, p = 0.039 (p<0.05 ). Correlation of protein intake with nutritional status is, p = 0.045 . Correlation of fat intake with nutritional status is, p = 0.011 . Correlation of carbohydrates with nutritional status is, p = 0.010 . Keywords : Food service, Intake, Energy, Protein, Fat, Carbohydrate, Nutritional Status, Adolescents, Boarding school, Daarul Rahman.
2
remaja, tidak terkecuali pada remaja
Pendahuluan Kualitas Sumber Daya Manusia
yang
menuntut
ilmu
di
Pondok
merupakan salah satu faktor utama
Pesantren. Santri di pondok pesantren
yang diperlukan dalam melaksanakan
pada dasarnya sama dengan anak didik
program pembangunan nasional. Untuk
disekolah
meningkatkan kualitas SDM tersebut,
berkembang dan mendapat perhatian
maka harus dilakukan upaya-upaya
khusus. Satu aspek yang mendukung
yang saling berkesinambungan. Dari
adalah pemenuhan kebutuhan energi
beberapa faktor yang mempengaruhi
dan zat gizi makro bagi santri dengan
kualitas SDM, faktor kesehatan dan
adanya
gizi
penting,
(Sutardji, 2007). Dari penyelenggaraan
dapat
tersebut sehingga santri mendapatkan
mengembangkan kapasitasnya secara
asupan energi dan zat gizi makro dan
maksimal apabila yang bersangkutan
memengaruhi status gizinya.
memegang
karena
orang
peranan tidak
akan
umum,
dimana
penyelenggaraan
harus
makanan
tidak memiliki status kesehatan dan gizi
Metode
yang optimal (Depkes,2001).
Salah
satu
upaya
yang
Penelitian ini dilakukan dari bulan
harus
April 2016 sampai Juni 2016. Jenis
dilaksanakan adalah peningkatan dan
penelitian
perbaikan gizi kesehatan pada remaja. Remaja
merupakan
salah
termasuk
penelitian
observasional dengan pendekatan cross
satu
sectional. Jumlah sampel sebanyak 66
sumber daya manusia yang harus
santri.
diperhatikan karena remaja merupakan
Teknik
dilakukan
generasi penerus bangsa yang berperan
pengambilan
dengan
data
menggunakan
dokumentasi, wawancara,dan observasi.
penting dalam pembangunan nasional
Instrumen
dimasa yang akan dating (Sediaoetama,
kuesioner
2000).
penelitian
digunakan
pengambilan
Berdasarkan data riset kesehatan
menggunakan
data
untuk karakteristik
responden, formulir Food Recall 2 x 24
dasar (2010), persentase asupan energi
jam,
dan zat gizi makro pada remaja di
kuisioner
wawancara
Indonesia dibawah angka kecukupan
sistem
gizi yang dianjurkan. Masalah gizi
dan
sebagai observasi
penyelenggaraan
pedoman analisis makanan,
timbangan dan microtoise, program
pada remaja dapat terjadi pada setiap
3
Nutri survey, buku catatan.pengamat
Input Penyelenggaraan Makanan
dan alat tulis, dan kamera digital.
Jumlah
tenaga
kerja
dalam
Analisa data yang dilakukan adalah
penyelenggaraan makanan di Pondok
univariat dan bivariat. Analisa univariat
Pesantren Daarul Rahman sebanyak 13
dilakukan terhadap data karakteristik
orang yang terdiri dari 5 perempuan
responden,
asupan
dan 8 laki-laki termasuk koordinator 1
asupan
orang. Tidak terdapat ahli gizi yang
karbohidrat, dan status gizi. Analisa
menangani kebutuhan makanan untuk
bivariat dalam penelitian ini untuk
santri. Rata-rata pendidikan terakhir
melihat hubungan asupan energi dan zat
tenaga kerja adalah sekolah menengah
gizi makro dengan status gizi pada
atas (SMA). Umur tenaga kerja mulai
santri di Pondok Pesantren Daarul
dari 23 tahun hingga 65 tahun. Tidak
Rahman.
terdapat jadwal shift yang terdapat di
protein,
asupan asupan
energi, lemak,
dapur sehingga semua tenaga kerja Hasil dan Pembahasan
saling bekerja sama dalam melakukan
Penyelenggaran Makanan di Pondok
tugasnya. Sumber dana yang digunakan
Pesantren Daarul Rahman
berasal
Pondok Pesantren Daarul Rahman
tradisional
dan
sebesar Rp. 280.000, sehingga rata-rata anggaran untuk para santri pertiap
Pesantren Daarul Rahman ditujukan
waktu makan Rp. 3.100. Terdapat
untuk melayani santri yang tinggal di Penyelenggaraan
beberapa rungan didalam dapur pondok
makanan
pesantren yaitu ruang penyimpanan
dikelola sendiri oleh pihak pondok pesantren
dan
penyelenggaraan
termasuk
beras,
kedalam
makanan
tujuannya
tidak
ruang
persiapan,
ruang
pengolahan, ruang pencucian bahan
non
makanan dan alat, serta loket untuk
komersial, penyelenggaraan makanan yang
pembayaran
santri untuk makan saja setiap bulannya
modern.
Penyelenggaraan makanan di Pondok
asrama.
surat
pendidikan (SPP) yang dibayarkan
merupakan pondok pesantren campuran antara
dari
pengambilan
mencari
makanan
untuk
para
santri.
keuntungan. Makanan yang disediakan adalah makanan lengkap setiap hari
Jarak antar ruangan tersebut tidak
sebanyak tiga kali yaitu makan pagi,
terlalu jauh sehingga alur kerja sudah
makan siang, dan makan malam. 4
efisien, mulai dari persiapan sampai
hari
dengan penyajian.
Kebayoran Baru. Transportasi yang
menu
dilihat
atau
hidangan
juga
antar
Penerimaan
Tidak ada
Perencanaan
dilakukan kembali pengecekan oleh koordinator dan tenaga dapur di ruang persiapan. Prinsip penggunaan bahan pada
maka-
Pesantren
Daarul
seluruh
Peng-
bahan makanan dilakukan tiga kali dalam sehari yaitu makan pagi, makan
penyelenggaraan makanan di Pondok
siang, dan makan malam, persiapan
Pesantren Daarul Rahman hanya beras
dilakukan > 1 jam sebelum diolah.
sistem
Pendistribusian
pembelian rekanan, untuk yang lainnya
pembantu
cara
pengambilan makanan yang terdapat
ke pasar oleh koordinator dan dibantu orang
dengan
desentralisasi, santri mengantri di loket
dilakukan pembelian secara langsung
2
perempuan
menu yang telah ditentukan. Persiapan
Pemesanan yang dilakukan pada
oleh
dapur
dan dilakukan sesuai dengan standar
tidak ada standar porsi.
menggunakan
tenaga
sebanyak 5 orang di ruang persiapan
dengan cara perkiraan saja dikarenakan
dengan
di
Persiapan bahan makanan oleh
hitungan kebutuhan makanan dilakukan
saja
makanan
sehari pakai dan habis.
Rahman
dilakukan oleh koordinator dan dibantu kepala dapur pada sore hari.
penyelenggaraan
Pondok Pesantren Daarul Rahman ini
nan pada penyelenggaran makanan di Pondok
makanan
sampai di Pondok Pesantren, dan
ada ketersediaan dana yang ada. kebutuhan
bahan
dilakukan setelah bahan-bahan tersebut
santri.
perwaktu makannya selain itu dilihat
Penghitungan
mobil
kering.
santri. Siklus menu yang digunakan
gizi
menggunakan
pasar
untuk bahan basah maupun bahan
agar tidak terjadi kebosanan pada
kebutuhan
di
Rahman. Tidak terdapat spesifikasi
koordinator dan dibuat secara bervariasi
perhitungan
WIB
operasional Pondok Pesantren Daarul
Perencanaan menu dilakukan oleh
kecocokan
20.00
digunakan
Proses Penyelenggaraan Makanan
ialah siklus menu 7 hari.
pukul
disisi kanan (santri laki-laki) dan sisi
dapur.
kiri dapur (santri perempuan)
Pembelian beras dilakukan sebulan
tenaga
sekali, Pembelian bahan makanan untuk
dapur
yang
juga
dan 4 menjadi
pramusaji, 2 orang untuk santri laki-laki
setiap harinya dilakukan pada malam
5
dan
2
orang
Menggunakan
untuk
menyediakan energi dan zat gizi yang
masing-masing santri. Makanan pokok
cukup untuk para siswanya meskipun
yaitu nasi, santri bebas mengambilnya
belum
sendiri. Namun, untuk lauk hewani,
kebutuhan.
nabati,
makan
disediakan di asrama tersebut dapat
pribadi
lauk
alat
perempuan.
dan
hidangan
terpenuhi
sesuai
dengan
sayur Analisis Hubungan Asupan Energi dan
diporsikan oleh pramusaji.
Zat Gizi Makro dengan Status Gizi Output Ketersediaan Energi dan Zat
Berdasarkan
Gizi Makro
Tabel
1,
dapat
diketahui bahwa responden sebanyak
Berdasarkan
penelitian
66 santri terdiri dari 36 responden
terlihat bahwa ketersediaan energi dan
berjenis kelamin laki-laki (54.5%), dan
zat gizi makro sehari yang disediakan
32 responden (45.5%) berjenis kelamin
pondok
hampir
perempuan. Sebagian besar responden
ketersediaan
memiliki usia 16 tahun, sebanyak 34
energi, protein, lemak, dan karbohidrat
responden (51.5%), usia 15 tahun
sebesar 1805 kkal, 48.1 g, 34.2 g, dan
sebanyak 23 responden (34.8%), dan 9
320 g. Rata-rata ketersediaan sudah
responden berusia 17 tahun (13.6%).
dapat memenuhi kebutuhan energi,
Asupan energi dari 66 responden
protein,
untuk
diperoleh hasil asupan energi asupan
kebutuhan santri wanita. Sedangkan
energi < 80 % sebanyak 33 orang
untuk santri laki-laki hanya karbohidrat
(50%).dan > 80 % sebanyak 33 orang
yang terpenuhi. Oleh karena itu, pihak
(50%).Asupan protein < 80% sebanyak
pondok
4 orang (6,1%) dan asupan protein >
terpenuhi.
santrinya
hasil
pesantren Rata-rata
dan
karbohidrat
pesantren untuk
sudah
mengizinkan
membeli
makanan
80 % sebanyak 62 orang (93.9%).
tambahan dari luar dengan peraturan
Asupan lemak < 80 % sebanyak 3
yang berlaku. Hal tersebut juga sebagai
orang (4.5 %) dan asupan lemak > 80
cara penambahan energi dan zat gizi
% sebanyak 63 orang (95.5%). hasil
untuk para santri. Hal ini serupa dengan
asupan karbohidrat <80% sebanyak 4
penelitian Kresic et al.(2007) di sebuah
orang (6.1 %) dan asupan karbohidrat >
asrama siswa di Kroasia dan Sutyawan
80% sebanyak 62 orang (93.9 %).
dan Budi Setiawan (2013). Menu yang
6
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Variabel Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Umur 15 tahun 16 tahun 17 tahun Asupan Energi < 80% >80% Asupan Protein < 80% >80% Asupan Lemak <80% >80% Asupan Karbohidrat <80% >80% Status Gizi Tidak Normal Normal Status gizi dari 66 responden
n
%
36 32
54.5 45.5
23 34 9
34.8 51.5 13.6
33 33
50 50
4 62
6.1 93.9
3 63
4.5 95.5
4 62
6.1 93.9
10 56
15.2 84.8 ini apabia berlangsung dalam
energi
bahwa santri dengan status gizi tidak
jangka waktu yang cukup lama maka
normal sebanyak 10 orang (15.2 %)
akan mengakibatkan menurunnya berat
yang terdiri dari status gizi gemuk 8
badan dan keadaan kekurangan zat gizi
orang dan status gizi kurus 2 orang.
yang lain. Penurunan berat badan yang
Status gizi normal sebanyak 56 orang
berlanjut akan menyebabkan keadaan
(84.8 %).
gizi
Berdasarkan Tabel 1 didapatkan
sudah
memenuhi
yang
akan
berakibat
terhambatnya proses tumbuh kembang.
asupan energi pada responden sebagian besar
kurang
Hasil penelitian Wright et al.
angka
(2006)
Kekurangan
protein
akan
kecukupan gizi yaitu > 80%. Menurut
berdampak terhadap pertumbuhan yang
Barton et al. (2000) kurangnya asupan
kurang
7
baik,
daya
tahan
tubuh
menurun,
lebih
rentan
terhadap
Selain itu, makanan lemak tinggi
penyakit, serta daya kreativitas dan
berkontribusi
daya kerja merosot. Asupan protein
obesitas
lebih dari dua kali jumlah yang
terhadap kanker.
dianjurkan
dapat
kejadian
kanker
jantung
koroner,
meningkatkan
timbulnya
dan meningkatknya
risiko
Asupan karbohidrat lebih banyak
penyakit
dikonsumsi karena sesuai dengan teori
sebagai
yang mengatakan bahwa karbohidrat
akibat tingginya asupan lemak jenuh
adalah merupakan penyedia energi
dan
kolestrol
tertentu,
terhadap
terutama
terdapat
pada
utama dan sumber makanan relatif lebih
Penelitian
yang
murah dibanding dengan zat gizi lain.
dilakukan oleh Chunming C. (2000)
Penyakit-penyakit yang berhubungan
berupaya untuk membatasi sebanyak
dengan
mungkin konsumsi asam lemak-trans
disebabkan
meningkatkan konsumsi asam lemak
metabolisme. Penyakit-penyakit yang
tidak jenuh jamak. Makanan tinggi
disebabkan karena ketidakseimbangan
lemak jenuh dan kolestrol berhubungan
antara konsumsi dengan kebutuhan
dengan
meningkatnya
energi misalnya penyakit kurang energi
penyakit
jantung
makanan
yang
hewani.
kejadian
koroner
dan
karbohidrat karena
ada gangguan
yang pada
protein (KEP) dan penyakit kegemukan
atresklorosis.
atau obesitas (Muniroh L. 2002).
Tabel 2 Hubungan Asupan Energi dan Zat Gizi Makro dengan Status Gizi Variabel
P Value
Asupan Energi dengan Status Gizi
0.039*
Asupan Protein dengan Status Gizi
0.045*
Asupan Lemak dengan Status Gizi
0.011*
Asupan Karbohidrat dengan Status Gizi
0.010*
*Terdapat hubungan yang signifikan Hasil analisis hubungan asupan
bahwa
energi dengan status gizi menunjukkan
terdapat
hubungan
yang
signifikan antara asupan energi dengan
8
status gizi. Hal ini dapat disebabkan
kronologis.
karena
kurang karena berbagai hal, maka
memiliki
sebagian asupan
besar
responden
asupan
energi
sudah
asupan protein akan digunakan untuk
mencukupi yaitu > 80% dan memiliki
memenuhi kebutuhan energi, sehingga
status gizi normal. Hal ini sejalan
mungkin protein tidak cukup tersedia
dengan signifikan antara asupan energi
untuk pembentukan jaringan baru atau
dengan status gizi. Hal ini sejalan
untuk
dengan
pernah
rusak. Hal ini dapat menyebabkan
dilakukan oleh Amelia (2013) yang
pengurangan laju pertumbuhan dan
menunjukkan bahwa terdapat hubungan
penurunan massa otot tubuh. Pola diet
antara asupan energi dengan status gizi
remaja
berdasarkan IMT/U pada siswa SMA.
membatasi
Hasil penelitian tersebut mayoritas
menyebabkan hal tersebut. Metabolis-
respondennya yang memiliki status gizi
me protein sangat sensitif terhadap
normal
yang
pembatasan energi, khususnya pada
memiliki asupan energinya baik yaitu
remaja yang masih tumbuh cepat
sebanyak 54 orang (74 %).
(Almatsier, 2011).
penelitian
adalah
energi
Apabila
yang
responden
memperbaiki
jaringan
yang
perempuan
yang
ingin
asupan
energi
dapat
Hasil analisis hubungan asupan
Hasil analisis hubungan asupan
protein dengan status gizi menunjukkan
lemak dengan status gizi menunjukkan
bahwa
bahwa
terdapat
hubungan
yang
terdapat
hubungan
yang
signifikan antara asupan protein dengan
signifikan antara asupan lemak dengan
status gizi. Penelitian ini sejalan dengan
sttaus gizi. . Hal ini sejalan dengan
Muchlisa (2013) yang mengatakan
penelitian yang telah dilakukan oleh
bahwa
yang
Restiani (2012) pada siswa Muhamma-
signifikan asupan protein dengan status
diyah 31 Jakarta Timur bahwa status
gizi. Hal ini dilihat dari jumlah remaja
gizi lebih, lebih banyak dialami oleh
putri dengan asupan protein yang baik
responden yang asupan lemaknnya
juga lebih banyak yang tergolong status
berlebih
gizi normal. Seperti halnya kebutuhan
dengan asupan lemak yang tidak lebih
energi,
remaja
(16.2 %). Hal tersebut juga didukung
berkorelasi lebih dekat dengan pola
oleh uji statistik menggunakan uji Chi-
pertumbuhan dibandingkan dengan usia
Square yang memperlihatkan adanya
terdapat
kebutuhan
hubungan
protein
9
juga
(75%)
dibandingkan
hubungan antara asupan lemak dengan
hubungan antara asupan karbohidrat
status gizi.
dengan status gizi.
Lemak merupakan penyumbang Kesimpulan dan Saran
energi terbesar yaitu sebanyak 9 kkal/g
Berdasarkan
atau 2,5 kali lebih banyak dibandingkan jumlah
energi
karbohidrat
yang
dan
Pesantren Daarul Rahman ditujukan
Dalam
untuk melayani santri yang tinggal
kehidupan sehari-hari lemak banyak
diasrama dan dikelola sendiri oleh
terdapat di dalam bahan makanan yang bersumber minyak
dari
hewani
banyak
menggoreng. manusia
Lemak
dalam
pihak pondok pesantren dan termasuk
sedangkan
digunakan
kedalam penyelenggaraan makanan non
untuk
komersial. Terdapat hubungan yang
dibutuhkan
jumlah
signifikan antara asupan energi dengan
tertentu.
status gizi, p = 0.038 (p < 0.05).
Kelebihan lemak akan disimpan oleh tubuh
sebagai
lemak
tubuh
Terdapat hubungan yang signifikan
yang
antara asupan protein dengan status
sewaktu diperlukan dapat digunakan
gizi, p = 0.045 (p < 0.05). Terdapat
(Sayogo, 2011).
hubungan
Hasil analisis hubungan asupan karbohidrat
dengan
status
signifikan
antara
dengan
penelitian
signifikan
antara
p=0.011 (p < 0.05). Terdapat hubungan yang
asupan
signifikan
antara
asupan
karbohidrat dengan status gizi, p=0.010
karbohidrat dengan status gizi. Hal ini sejalan
yang
asupan lemak dengan status gizi,
gizi
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
sistem
penyelenggaraan makanan di Pondok
dihasilkan
lemak.
penelitian,
(p < 0.05).
yang
Saran dari peneliti perlu adanya
dilakukan oleh Yohana et al.(2012)
ditetapkan standar porsi, standar resep,
bahwa status gizi lebih ,lebih banyak
dan
dialami oleh responden di SMPN 1
standar
bumbu
pada
penyelenggaraan makanan di Pondok
Kokap yang asupan karbohidratnya
Pesantren
berlebih dibandingkan dengan respon-
Daarul
Rahman.
Perlu
ditetapkan spesifikasi bahan kering dan
den yang asupan karbohidratnya ku-
bahan basah agar memperlancar proses
rang. Hal tersebut juga didukung oleh
pembelian. Perlu adanya evaluasi menu
uji statistik menggunakan uji Chi-
setahun
Square yang memperlihatkan adanya
sekali
dan
memperhatikan
teknik pengolahan seperti mengurangi 10
menu makanan yang digoreng agar
tories. Journal of Foodservice
mencegah asupan lemak berlebih.
Vol 28(3),156—165. Muniroh L.Penyakit Infeksi dan Status
Daftar Pustaka Almatsier, Sunita.(2011).Gizi Seimbang
Pertumbuhan Anak Usia 10-18 tahun di Kawasan Jawa Tengah.
dalam Daur Kehidupan. Jakarta:
(2012).
PT Gramedia Pustaka Utama.
Masyarakat
Amelia,F.(2013). Konsumsi Pangan, Pengetahuan
Gizi,
Allison.
Kutoarjo
High
Restantini, Sophia. (2003) .Penyeleng-
food
garaan makanan ditinjau dari
hospital
konsumi energi dan protein
patients.
terhadap status gizi santri putri
Journal of Clinical Nutrition,
usia 10-18 tahun (Studi
19(6), 445—9.
di
Pondok Pesantren Persis 85
Chunming C. (2000). Fat intake and
Banjar). Journal Nutrition Vol
nutritional status of children in
2(4); 128-137.
China. Am J Clin Nutr;72:1368-
Sayogo, Saputro. (2011). Asupan lemak
72.
Siswa
Departemen Kesehatan RI. (2011). Profil
Jawa
149.
Macdonald,&
(2000).
in
Purworejo,
Tengah. J Nutr ; Vol 8(3) 142-
wastage and low nutritional intakes
Vol
pada remaja di Asrama Madania
Provinsi
Vol 2; 112-122 Clares,
Indonesia.;
dan protein dengan status gizi
Jambi. Jurnal Gizi dan Pangan
Barton,Beigg
Gizi
Muchlisa.(2013).Korelasi asupan energi
Remaja di Kota Sungai Penuh Kerinci
Media
2(1):49-53.
Aktifitas
Fisik, dan Status Gizi pada
Kabupaten
Jurnal
Kesehatan
Sekolah
Menengah
Pertama (Studi Kasus di SMP
Indonesia.
238). Jurnal Gizi dan Pangan,
Jakarta: DEPKES RI.
Vol 1(3): 167-173.
Kresic, Simundic, Mandic, Kendel,&
Sutyawan,& Budi Setiawan. (2013).
Zezelj.(2008). Daily menus can
Penyelenggaraan
result in suboptimal nutrient
Makanan,
Daya Terima Makanan, dan
intakes, especially calcium, of
Tingkat Asupan Siswa Kelas
adolescents living in dormi-
Unggulan
11
SMA
1
Pemali
Bangka Belitung. Jurnal Gizi dan Pangan. Vol (8) 3; 207-214. Sutardji. (2007). Tingkat Konsumsi Energi dan Konsumsi Protein Serta
Hubungannya
dengan
Status Gizi Anak Asuh Usia 1018
Tahun.
Studi
Pada
Penyelenggaraan Makanan di Panti Asuhan Pamardi Putra Kabupaten Demak. Jurnal Gizi dan Pangan; Vol 2(4) 142-153 . Wright OR, Connelly L.B, & Capra S. (2006). Consumer evaluation of hospital
foodservice
quality:
anempirical investigation. International Journal of Health Care Quality
Assurance
Incor-
porating Leadership in Health Services, 19(2—3),181—194. Yohana,
Dwi
Hubungan
Ciptorini.
(2012).
Asupan
Energi
Protein Lemak dan Karbohidrat dengan Status Gizi Pelajar di SMPN 1 Kokap Kulon Progo Yogyakarta.
Jurnal
Media
Medika Muda Vol 4. No. 5
12