MANAJEMEN TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN DI PONPES AL-FURQAN KOTA BANJARMASIN Oleh: Abdul Manaf٭ Abstrak Ponpes Al-Furqan adalah salah satu Ponpes yang cukup pesat perkembangannya di Kota Banjarmasin. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari cepatnya pembangunan sarana prasarana dan banyaknya minat dari masyarakat untuk memasukkan anak-anak mereka di sana. Hal ini tidak lepas dari peran penting Pimpinan Ponpes dalam memanajemen tenaga pendidik dan kependidikan. Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan yang diterapkan Ponpes ini meliputi: perencanaan dengan perekrutan secara pendekatan personal dan seleksi yang relevan dengan latar belakang pendidikan. Pengorganisasian dengan penempatan yang diatur secara langsung oleh Pimpinan Ponpes dan kepala sekolah, pembagian tugas kerja yang terjadwal, beban kerja yang bersifat tidak memaksa dan pemberian cuti bagi yang berhalangan. Penggerakan dengan pengembangan fisik dan non fisik yang dilaksanakan secara berkala dan kesejahteraan yang diberikan setiap tahun. Dan pengontrolan dengan penerapan kedisiplinan yang baik dan pemberhentian dilakukan jika melanggar kedisiplinan secara berulang. Selain itu juga faktor yang mempengaruhi pelaksanaan manajemen tenaga pendidik dan kependidikan meliputi: latar belakang pendidikan kepala sekolah, latar belakang tenaga pendidik dan kependidikan yang cukup berpengalaman serta keterampilan tenaga pendidik yang menguasai metode, bahan dan media pembelajaran. Kata Kunci: Rekrutmen, seleksi, penempatan, pembagian tugas, cuti, pengembangan, kedisiplinan dan pemberhentian A. Latar Belakang Masalah
٭
Dosen Fakultas Tarbiyah dengan Keahlian Profesi Keguruan.
91
92 Ta’lim Muta’allim, Vol. III Nomor 05 Tahun 2013 Bangsa Indonesia dewasa ini dihadapkan pada upaya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). Hal ini diharapkan dapat menjadikan insan yang berpengetahuan dan berwawasan luas sehingga dapat bersaing dengan bangsa lain dengan kata lain, bahwa bangsa Indonesia mau tidak mau harus lebih memperhatikan bidang pendidikan sebagai sarana ke arah tersebut. Karena mustahil Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan pembangunan di segala bidang dapat dicapai tanpa melalui pendidikan. Maju mundurnya suatu lembaga pendidikan (madrasah) sangat ditentukan oleh kepala madrasah. Kepala Madrasah memegang peranan penting dalam perkembangan madrasah. Oleh karena itu Kepala Madrasah harus memiliki jiwa kepemimpinan untuk memanajemen tenaga kependidikan dan tenaga pendidik. Untuk menjadi seorang kepala madrasah yang efektif Kepala Madrasah harus memiliki beberapa keterampilan seperti: Keterampilan teknis, meliputi pengetahuan khusus dan keahlian pada suatu kegiatan khusus yang berkaitan dengan fasilitas, yaitu dalam cara penggunaan alat, dan teknik pelaksanaan kegiatan. Keterampilan hubungan manusia, berkaitan dengan kerja sama dengan orang lain. Kemampuan untuk memberikan bantuan dan bekerjasama dengan orang lain, maupun kelompok untuk mencapai tujuan organisasi (madrasah yang lebih efisien dan efektif). Keterampilan membuat konsep, kemampuan untuk merangkum menjadi satu dalam bentuk gagasan atau ide-ide melihat organisasi sebagai suatu keseluruhan situasi yang relevan dengan organisasi itu. Keterampilan pendidikan dan pengajaran, meliputi penguasaan pengetahuan tentang belajar mengajar. Keterampilan kognitif, meliputi kemampuan dan pengetahuan yang bersifat intelektual.1 Sebagai kepala madrasah ia bertugas memanej berbagai aspek, seperti aspek kurikulum meliputi; pembuatan jadwal dan prosesnya, kalender akademik, pelaksanaan tes sub sumatif, beban tugas mengajar, hasil ujian nasional. Aspek kepegawaian 1Soebagio
Atmudiwiro, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: Ardadizya Zaya, 2000), h. 162-163.
189
140 Ta’lim Muta’allim, Vol. III Nomor 05 Tahun 2013 Gie, The Liang, Administrasi Perkantoran Modern, Yogyakarta: Liberty Offset, 1996. Sahertian, Piet A., Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan, Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 2000. Wahjosomidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003. Wursanto, IG, Dasar-Dasar Manajemen Personalia, Jakarta: Pustaka Dian, 1988, Cet. 2.
Abdul Manaf, Manajemen 93 Tenaga Pendidik dan Kependidikan … (pengembangan karier tenaga pendidik, kesejahteraan tenaga kependidikan, data kepegawaian). Aspek humas (hubungan dengan komite madrasah, hubungan dengan instansi terkait, hubungan dengan pengusaha, hubungan dengan madrasah lain, hubungan dengan tokoh masyarakat). Aspek kesiswaan (penerapan KTSP atau belum). Data siswa, organisasi siswa, buku induk, klepper, jengger dan mutasi. Aspek sarana dan prasarana (data sarana dan prasarana, laboratorium, perpustakaan, media pembelajaran, pemanfaatan sarana dan prasarana, daftar inventaris ruangan). Aspek keuangan (RAPBM, buku kas, BOM, BOS). Aspek perkantoran (surat menyurat, pengarsipan, tata persuratan, buku agenda masuk keluar ekspedisi, notulen rapat, dan buku tamu). Sesuai dengan UU 2003 Pasal 39 tentang Sistem Pendidikan Nasional; tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendekatan pada satuan pendidikan.2 Ada berbagai aspek yang harus di manajemen dengan baik oleh kepala madrasah guna perkembangan pendidikan yang dikelolanya. Terutama tenaga pendidik dan kependidikan merupakan komponen yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Tugas tenaga pendidik adalah melaksanankan kegiatan mengajar, meneliti, mengembangkan, mengelola, dan memberikan pelayanan teknis dalam bidang pendidikan. Keberhasilan suatu madrasah atau pendidikan ditentukan oleh adanya kemampuan, keterampilan dan tanggung jawab dalam pelaksanaan pendidikan itu sendiri. Tenaga pendidik atau guru yang profesional yaitu ia ahli dalam bidang yang diajarkannya, memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, memiliki rasa kesejawatan dan kode etik serta memandang tugasnya sebagai suatu karir hidup.3
2UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bandung: Citra Umbara, 2006, h. 27. 3Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Penerbit Rineka Cipta: 2000), h. 12.
94 Ta’lim Muta’allim, Vol. III Nomor 05 Tahun 2013 Dalam hal ini Kepala Madrasah harus benar-benar memanajemen tenaga pendidik atau guru dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. Kepala Madrasah dapat langsung membantu guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pengajar yang dicanangkan bagi murid-murid, bagi peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengajar dan memberikan bimbingan bagi guru dan yang mengalami kesulitan demi tercapainya tujuan yang akan dicapai. Pada umumnya tugas seorang pendidik membutuhkan landasan mental spritual dan tanggung jawab dalam mengelola madrasah, untuk itu maka Allah memberi petunjuk kepada manusia bahwa seorang pendidik mempunyai kemampuan untuk menunjukkan orang lain ke jalan yang lurus. Sebagaimana firmanNya dalam surah As-Syura ayat 52, yang berbunyi:
Dengan petunjuk Allah dalam firman-Nya tersebut di atas itulah pelaksanaan manajemen diperlukan dalam mengembangkan akhlakul karimah dan upaya untuk meningkatkan ilmu pengetahuan tentang kehidupan dunia dan akhirat yang sesuai dengan nilai-nilai ajaran agama di dalam setiap kehidupan manusia. Berdasarkan penjajakan sementara bahwa manajemen tenaga pendidik dan kependidikan yang terjadi di Pondok Pesantren Al-Furqan sangat selektif meskipun berstatus swasta yang berada pada Perserikatan Muhammadiyah. Ponpes AlFurqan kalau dilihat dari perkembangannya termasuk Ponpes yang sangat pesat perkembanganya di Kota Banjarmasin. Hal ini tidak terlepas dari peran vital manajemen tenaga pendidikan yang diterapkan oleh Pimpinan Ponpes sangat memperhatikan prinsipprinsip manajemen. Atas dasar prinsip manajemen tersebut dalam waktu hanya sekitar 6 tahunan Ponpes Al-Furqan berhasil
Abdul Manaf, Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan … DAFTAR PUSTAKA
139
Bafadal, Ibrahim, Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar, Jakarta: Bumi Aksara, 2003. Burhanuddin, Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1994. E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2004. Nawawi, Hadarawi, Administrasi Pendidikan, Jakarta: CV. Haji Masagung, 1993. IG. Wursanto, Buku Manajemen Kepegawaian 1, Yogyakarta: Kanisus, 1989. Purwanto, M. Ngalim, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999. Kunandar, Guru Profesional, Jagakarsa: Rajawali Pers Jagakarsa, 2007. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS), Bandung: Citra Umbara, 2003. Nurdin, Syapruddin, Guru Professional dan Implementasi Kurikulum, Jakarta: Quantum Teaching, 2006. Atmudiwiro, Soebagio, Manajemen Jakarta: Ardadizya Zaya, 2000.
Pendidikan
Indonesia,
Suparlan, M.Edy, Menjadi Guru Efektif, Yogyakarta: Hikayat, 2005.
138 Ta’lim Muta’allim, Vol. III Nomor 05 Tahun 2013 kependidikan yang latar belakang S1 sebanyak 11 orang dan yang berlatar belakang pendidikan SMU hanya 1 orang. Keterampilan guru di Ponpes Al-Furqan dalam menggunakan metode selalu bervariasi, menggunakan media atau alat pengajaran secara baik dan penguasaan bahan pelajaran dengan baik. K. Rekomendasi Dari hasil temuan penelitian tentang manajemen pendidik dan kependidikan di Ponpes Al-Furqan Kota Banjarmasin, maka masukan yang dapat diberikan sebagai berikut: 1. Kepada Pimpinan Ponpes Al-Furqan kiranya dalam perekrutan agar mempublikasikan di media masa untuk menjaring tenaga pendidik dan kependidikan yang profesional di bidangnya sehingga seleksi yang dilakukan lebih efektif dan efisien. 2. Kepada Pimpinan Ponpes Al-Furqan agar memberikan perhatian yang lebih terhadap kesejahteraan tenaga pendidik berupa tunjangan biaya mengajar selain gaji yang telah ditetapkan untuk lebih meningkatkan motivasi tenaga pendidik dalam mengajar.
Abdul Manaf, Manajemen 95 Tenaga Pendidik dan Kependidikan … membuka tingkat satuan pendidikan mulai dari MI/SD, MTs/SMP serta MA/SMA. Fenomena tentang manajemen tenaga pendidik dan kependidikan yang terjadi pada Ponpes Al-Furqan merupakan fenomena yang sangat menarik mengingat dalam waktu singkat rekrutmen tenaga pendidik dan kependidikan di ponpes tersebut bisa dilakukan secara cepat dan Ponpes Al-Furqan bisa berkembang secara maju dan pesat. Bertolak dari fenomena tersebut akhirnya kami dari penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dan menuangkan kedalam sebuah penelitian ilmiah dengan judul “Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan di Ponpes Al-Furqan Banjarmasin”. B. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman dalam pengertian judul di atas penulis memberikan batasan sebagai berikut: 1. Manajemen adalah sebagai proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien.4 2. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, yang dimaksud dengan tenaga pendidik adalah merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.5 Jadi, yang dimaksud dengan manajeman tenaga pendidik dan kependidikan dalam penenelitian ini meliputi: Perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengontrolan terhadap tenaga pendidik (guru) dan kependidikan (tenaga administrasi, pustakawan dan laboran).
4Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), h. 1. 5Suryo Subroto, Manajemen Pendidikan di Madrasah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 27.
96 Ta’lim Muta’allim, Vol. III Nomor 05 Tahun 2013 Secara lebih rinci rencana data yang akan digali dalam manajemen tenaga pendidik dan kependidikan pada Ponpes AlFurqan Kota Banjarmasin dengan indikator data sebagai berikut: No Data 1 Pelaksanaan manajemen tenaga pendidik dan kependidikan meliputi: 1. Perencanaan 1) Rekrutmen 2) Seleksi 2. Pengorganisasian a. Penempatan, b. Pembagian tugas kerja, c. Beban kerja dan cuti 3. Penggerakan a. Pengembangan b. Kesejahteraan 4. Pengontrolan a. Kedisiplinan b. Pemberhentian 2 Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan manajemen tenaga pendidik dan kependidikan, meliputi: 1. Latar belakang pendidikan kepala sekolah 2. Latar belakang pendidikan dan keterampilan guru 3 Data Penunjang meliputi: 1. Gambaran umum lokasi penelitian 2. Data tentang guru dan tata usaha 3. Sarana prasarana C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan penegasan judul di atas, maka penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana manajemen tenaga pendidik dan kependidikan di Ponpes Al-Furqan Banjarmasin? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi manajemen tenaga pendidik dan kependidikan di Ponpes Al-Furqan Banjarmasin?
Abdul Manaf, Manajemen 137 Tenaga Pendidik dan Kependidikan … 3) Beban kerja dan cuti, beban kerja tenaga pendidik bersertifikat pendidik 24 JTM dan beban kerja tenaga pendidik melaksanakan tugas keadministrasian. Sedangkan pemberian cuti untuk tenaga pendidik dan kependidikan seperti kawin selama seminggu dan cuti melahirkan selama 2 bulan. c. Penggerakan 1) Pengembangan, fisik dan non fisik dilakukan secara berkala setiap tahun, baik itu dari segi pembangunan sarana prasarana maupun pengembangan keterampilan tenaga pendidik dan kependidikan melalui studi banding, seminar dan pelatihan. 2) Kesejahteraan, dari segi gaji sudah sesuai dengan APBS/M dan setiap tahun diberikan bingkisan paket Ramadhan. d. Pengontrolan 1) Kedisiplinan, untuk tenaga pendidik berdasarkan kedisiplinan masuk kerja, masuk mengajar dan pulang kerja yang dilaksanakan dengan baik. Sedangkan kedisiplinan tenaga kependidikan berdasarkan masuk kerja dan pulang kerja dan selalu dipantau oleh Pimpinan Ponpes. 2) Pemberhentian, kebanyakan terjadinya pemberhentian karena melanggar kedisiplinan dari tenaga pendidik sedangkan pemberhentian tenaga kependidikan bersifat pengalihfungsian sebagai tenaga kependidikan. 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi manajemen tenaga pendidik dan kependidikan di Ponpes Al-Furqan Banjarmasin? a. Latar belakang pendidikan kepala sekolah Latar belakang pendidikan kepala sekolah hanya kepala sekolah SMA yang berlakang pendidikan S2 sedangkan kepala sekolah MI, MTs dan SMK masih berlatar belakang S1. b. Latar belakang pendidikan dan keterampilan guru Latar belakang pendidikan tenaga pendidik S2 sebanyak 15 orang, S1 sebanyak 99 orang, D3 sebanyak 1 orang, D2 sebanyak 3 orang, dan SMU sebanyak 2 orang. Sedangkan tenaga
136 Ta’lim Muta’allim, Vol. III Nomor 05 Tahun 2013 dan RPP yang sudah disiapkan oleh tenaga pendidik sebelum memberikan pelajaran kepada siswa. b) Menggunakan Media atau Alat Pengajaran Penunjang kelancaran proses belajar mengajar salah satunya adalah guru mahir dalam menggunakan media atau alat pengajaran. Dari data observasi yang penulis peroleh di Ponpes Al-Furqan media yang digunakan berupa gambar dan grafik sedangkan alat pengajaran berupa papan tulis dan buku paket. c) Menguasai Bahan Penguasaan bahan pelajaran bagi setiap guru sangat penting terutama pada tenaga pendidik Ponpes Al-Furqan yang dapat dikatakan tenaga pendidiknya cukup menguasai bahan pelajaran. Hal ini dibuktikan dari hasil observasi bahwa guru memberikan pelajaran dapat dengan mudah dipahami oleh siswa, selain itu juga buku pegangan yang dimiliki guru tidak hanya bersumber dari satu buku pegangan saja akan tetapi 3 atau 4 buku pegangan (buku paket). J. Simpulan Berdasarkan hasil analisis pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan di Ponpes AlFurqan Banjarmasin, meliputi: a. Perencanaan 1) Rekrutmen, Ponpes Al-Furqan melaksanakan rekrutmen secara pendekatan personal berdasarkan latar belakang pendidikan. 2) Seleksi, Ponpes Al-Furqan melaksanakan seleksi dengan cara tes wawancara dan melihat kinerja tenaga pendidik dan kependidikan selama beberapa tahun. b. Pengorganisasian 1) Penempatan, untuk tenaga pendidik dan kependidikan sudah sesuai berdasarkan latar belakang pendidikan dan kompetensinya. 2) Pembagian tugas kerja, untuk tenaga pendidik telah diatur dalam jadwal mengajar dan pembagian tugas kerja diatur kepala sekolah.
Abdul Manaf, Manajemen 97 Tenaga Pendidik dan Kependidikan … D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui tentang: 1. Manajemen terhadap tenaga pendidik dan kependidikan di Ponpes Al-Furqan Banjarmasin. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen tenaga pendidik dan kependidikan di Ponpes Al-Furqan Banjarmasin. E. Signifikansi Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan berguna: 1. Teoritis Sumbangan pemikiran tentang bagaimana manajemen terhadap tenaga pendidik/guru untuk menuju kearah pendidikan yang berkualitas baik dari segi input, proses dan output pendidikan. 2. Praktis a. Peluang bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut terutama pada madrasah lainnya. b. Memotivasi tenaga pendidik dan kependidikan untuk meningkatkan kegiatan manajemen secara maksimal. c. Khazanah bagi perpustakaan IAIN Antasari Banjarmasin. F. Metode Penelitian 1. Fokus dan Bentuk Penelitian Penelitian ini difokuskan pada manajemen tenaga pendidik dan kependidikan di Ponpes Al-Furqan Kota Banjarmasin. Di samping itu berbagai faktor lainya yang dianggap ikut mempengaruhi juga digali dalam penelitian ini. Penelitian ini dilakukan dalam bentuk penelitian lapangan (field Research) dengan pendekatan Diskriptif Kualitatif. 2. Objek dan Subjek Penelitian Yang menjadi objek penelitian ini adalah manajemen tenaga pendidik dan kependidikan pada ponpes Al-Furqan kota Banjarmasin serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Adapun yang menjadi Subjek penelitian ini adalah seluruh kepala sekolah dan tenaga pendidik dan kependidikan pada tingkat MI hingga SMA pada Ponpes Al-Furqan Kota Banjarmasin.
98 Ta’lim Muta’allim, Vol. III Nomor 05 Tahun 2013 3. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada di Ponpes Al-Furqan mulai dari tingkat MI, MTs, SMA dan SMK. 4. Teknik Pengumpulan Data Langkah awal pengumpulan data dilakukan dengan terlebih dahulu melaksanakan pengamatan pendahuluan sebagai persiapan untuk pedoman pengumpulan data lebih lanjut di lapangan. Setelah langkah persiapan telah dianggap cukup, termasuk pematangan pedoman observasi dan wawancara, selanjutnya dilakukan pengumpulan data. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode observasi dan wawancara mendalam. 5. Pemerikasaan Keabsahan Data Pemeriksaan keabsahan data dilakukan sebelum dilakukan langkah penafsiran data, dengan cara triangulasi (cek dan ricek) untuk menguji kebenaran hasil observasi dengan wawancara, reinterview dan melihat konsistensi data dari waktu ke waktu. Kegiatan ini berlangsung selama penelitian dari pengumpulan data sampai penarikan kesimpulan. 6. Penafsiran Data dan Analisis Data Langkah penafsiran data dan analisis data dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data. Jadi selama dilakukan pengamatan yang rinci dan wawancara yang mendalam hingga dilakukan cek dan ricek terhadap data yang ada terus dilakukan hingga data dianggap jenuh Selanjutnya dilakukan penyusunan hasil analisis dengan metode induktif ke deduktif secara diskriptif analiktik dan menjadi teori substantif. 7. Waktu dan Jadwal Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dari bulan Mei sampai Juli 2012, mulai dari penyusunan desain operasional, pengumpulan dan pengolahan data, analisis data hingga penulisan laporan penelitian.
Abdul Manaf, Manajemen 135 Tenaga Pendidik dan Kependidikan … kependidikan tersebut sesuai dengan bidang studinya boleh dikatakan pengalihfungsian tersebut sangat tepat, tetapi jika latar belakangnya tidak sesuai maka hal tersebut akan merugikan siswa dan akan terjadi ketimpangan dalam proses pembelajaran serta berakibat siswa kurang dapat memahami setiap pembelajaran yang diberikan oleh tenaga kependidikan tersebut. 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan a. Latar Belakang Pendidikan Kepala Madrasah Berdasarkan hasil dokumentasi tentang latar belakang pendidikan kepala sekolah menunjukkan bahwa hanya kepala sekolah SMA yang berlatar belakang pendidikan S2 dan jurusan yang diambil pun sesuai dengan jabatan kepala sekolah yang dipegang yaitu manajemen pendidikan. Sedang latar belakang pendidikan MI, MTs dan SMK masih berlatar belakang pendidikan S1. b. Latar Belakang Pendidikan dan Keterampilan Guru 1) Latar Belakang Pendidikan Tenaga Pendidik dan Kependidikan Berdasarkan hasil dokumentasi mengenai latar belakang pendidikan guru dapat dianalisis bahwa di Ponpes Al-Furqan latar belakang pendidikan tenaga pendidik untuk yang S2 sebanyak 15 orang, S1 sebanyak 99 orang, D3 sebanyak 1 orang, D2 sebanyak 3 orang, dan SMU sebanyak 2 orang. Sedangkan tenaga kependidikan yang latar belakang S1 sebanyak 11 orang dan yang berlatar belakang pendidikan SMU hanya 1 orang. 2)
Keterampilan Guru a) Menggunakan Metode Dari observasi dan wawancara mengenai keterampilan tenaga pendidik Ponpes Al-Furqan dapat dianalisis bahwa tenaga pendidik dalam memberikan pelajaran menggunakan metode yang bervariasi dan metode yang digunakan berpedoman dari silabus
134 Ta’lim Muta’allim, Vol. III Nomor 05 Tahun 2013 2) Pemberhentian a) Tenaga Pendidik Dari hasil wawancara Pimpinan Ponpes Al-Furqan dan Kepala Sekolah mengenai pemberhentian tenaga pendidik dapat dianalisis bahwa pemberhentian yang dilakukan oleh Pimpinan Ponpes terbagi dua: ada yang bersifat sementara dan permanen. pemberhentian yang bersifat sementara adalah pemberhentian yang dilakukan hanya memberikan efek jera dengan tidak memberi bidang studi pada semester tahun berikutnya, sedangkan yang bersifat permanen adalah pemberhentian yang diberikan dengan tidak diperbolehkan mengajar di Ponpes Al-Furqan. Pemberhentian tenaga pendidik ini tidak akan terjadi kalau seandainya tenaga pendidik disiplin dalam menjalankan tugasnya seperti kedisiplinan masuk kerja. Kebijakan yang diambil oleh Pimpinan Ponpes Al-Furqan ini untuk kelancaran proses belajar mengajar ditambah lagi tenaga pendidik merupakan perangkat proses belajar. Jika tenaga pendidik melalaikan tugasnya maka proses belajar mengajar terhambat dan bahkan tidak dapat berjalan dengan baik. Wewenang dalam memberhentikan tenaga pendidik yang kurang disiplin diputuskan oleh Pimpinan Ponpes dengan meninjau kinerja tenaga pendidik dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pengajar dan kesalahan yang dilakukan secara berulang sehingga dimungkinkan tidak ada jalan keluarnya selain diberhentikan. b) Tenaga Kependidikan Pemberhentian pada tenaga kependidikan di Ponpes AlFurqan tidak secara permanen dan bahkan tidak pernah terjadi karena pemberhentian hanya sifatnya pengalihan fungsi tugas kerja menjadi tenaga pendidik. Menurut penulis, pemberhentian ini dapat dikatakan bukan pemberhentian tetapi pemberdayaan tenaga kependidikan dengan memanfaatkannya untuk ditugaskan ke tenaga pendidik. Kalau dicermati kebijakan Pimpinan Ponpes ini dalam pengalihfungsian tenaga kependidikan menjadi tenaga pendidik harus meninjau kompetensinya dalam mengajar dan melihat latar belakang pendidikannya. Jika latar belakang pendidikan tenaga
Abdul Manaf, Manajemen 99 Tenaga Pendidik dan Kependidikan … G. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Latar Belakang Berdirinya Ponpes Al-Furqan Latar belakang berdirinya lembaga pendidikan Pondok Pesantren Modern Al-Furqan ini berawal dari Muhammadiyah di Banjarmasin pada saat itu (tahun 2004) belum memiliki lembaga pendidikan tingkat lanjutan pertama yang berkualitas dan bisa diandalkan untuk menampung lulusan Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah dan Sekolah-sekolah Dasar Muhammadiyah yang berkualitas. Di samping itu diyakini pula anak-anak orang Muhammadiyah dan para simpatisan akan tertarik masuk ke Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah yang mata pelajaran agamanya lebih banyak dari sekolah umum baik negeri maupun swasta yang notabene madrasah dimaksud bermutu. 2. Sejarah Berdirinya Ponpes Al-Furqan Lembaga pendidikan Al-Furqan ini mulai dibangun pada tanggal 16 September 2004, di atas lahan kurang lebih 25 m x 18 m (luasnya kurang lebih 450 m). Tanah tersebut adalah tanah wakaf dari ibu Jubaidah dengan ukuran 15 x 18,5 m dan kemudian dibeli dari ibu Jubaidah dengan ukuran kurang lebih 10 x 17,5 m yang terletak di Jl. Sultan Adam Komplek Kadar Permai 2 Ujung. Lembaga ini pada awalnya hanya untuk Tsanawiyah Al-Furqan dan Play Group, namun Play Groupnya hanya berlangsung 1 tahun kemudian diserahkan ke TK Ar-Rahim beserta sebagian peralatannya. Hal ini terjadi karena ingin mencari tenaga profesional yang mampu mengelolanya dengan baik. Lembaga pendidikan Al-Furqan dibangun oleh Panitia Pembangunan dan Lembaga Pendidikan yang dibentuk oleh pengurus Muhammadiyah Cabang Banjarmasin 3 yang ketua cabangnya pada waktu itu adalah Bapak H. Tajudin Noor dan Sekretaris Bapak Drs. Sarbaini, M.Pd, sedangkan Ketua Panitia Pembangunan adalah Drs. H. Murhan Zuhri, M.Ag, Sekretaris Harnadi dan Bendahara Dra. Hj. Sukmawati Darlan. Lembaga ini diresmikan pada tanggal 26 Rabiul Akhir 1426 H/4 Juni 2005 M oleh Pjs. Walikota Banjarmasin yang waktu itu diwakilkan oleh Kabag. Kesra Ibu Dra. H. Rahmah Nurlias dan pengajian tafsir disampaikan oleh Dr. Khairudin.
100 Ta’lim Muta’allim, Vol. III Nomor 05 Tahun 2013 Sedangkan kegiatan proses belajar mengajar dimulai pada tahun ajaran 2005/2006 dengan jumlah murid Madrasah Tsanawiyah 29 orang sebanyak satu kelas dan Play Group 13 orang juga sebanyak satu kelas. Pada tahun ajaran 2006/2007 dibuka Madrasah Ibtidaiyah. Dibukanya Madrasah ini karena cukup banyaknya masyarakat yang datang dan ingin menyekolahkan anak mereka di Madrasah Ibtidaiyah. Jumlah murid yang mengikuti pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah pada tahun ajaran ini sebanyak 54 orang. Jumlah tersebut kami pandang cukup fantastis, karena pada saat itu banyak SDN/SDS dan MIS di Banjarmasin yang cukup sulit untuk mendapat murid sebanyak itu, oleh karena cukup banyaknya SDN yang kekurangan murid maka hal tersebut menurut informasi yang kami dengar menjadi salah satu pertimbangan Pemerintah Daerah melakukan marger terhadap sejumlah SDN di Banjarmasin, sedangkan MI tetap seadanya. 3. Perubahan Ke Ponpes Al-Furqan Melihat perkembangan MI dan MTs Al-Furqan yang cukup menggembirakan, dan Muhammadiyah di Kalimantan Selatan baru memilik sebuah pondok pesantren yaitu pondok pesantren “Al-Amin” di Alabio, maka timbullah gagasan dari Panitia Pembangunan dan Pengembangan untuk menjadikan lembaga ini menjadi Pondok Pesantren dengan membeli lahan di Jl. Cemara Ujung, kemudian di atas lahan tersebut dimulai pembangunan fisiknya pada tanggal 21 Nopember 2011 (belum pakai tiang), tapi sudah pakai tongkat dan bisa dipasang lantai. Di atas bangunan ini pada tanggal 5 April 2007 dilaksanakan Tabligh Akbar dalam rangka menghimpun dana pembangunan dan sekaligus pemancangan tiang bangunan. Tabligh Akbar dilakukan oleh Bapak Prof. Dr. H. M.Amin Rais, MA dan pemancangan tiang dilakukan oleh Gubernur Kalimantan Selatan H. Rudi Arifin. Gagasan Panitia Pembangunan untuk menjadi lembaga pendidikan Al-Furqan menjadi Pondok Pesantren mendapat dukungan dari Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banjarmasin 3 yang dipimpin oleh Ir. H. Saiful Muntaher serta para pimpinan-
Abdul Manaf, Manajemen 133 Tenaga Pendidik dan Kependidikan … kerja. Penegakan disiplin ini selalu dipantau oleh Pimpinan Ponpes yang secara rutin setiap hari berada di Ponpes dan sekaligus mengawasi kinerja tenaga pendidik. Pimpinan Ponpes juga secara rutin lebih awal datang untuk memberikan tegur sapa kepada tenaga pendidik. Bagi tenaga pendidik yang tidak disiplin akan diberikan sanksi yang tegas oleh Pimpinan Ponpes Al-Furqan berupa teguran, peringatan dan bahkan pemberian sanksi tidak diperbolehkan mengajar pada semester berikutnya dan bagi yang berulangkali melakukan tidak disiplin maka akan diberikan hukuman yang lebih berat berupa pemberhentian atau pengembalian untuk PNS ke lembaga dimana tenaga pendidik berasal. Dengan disiplin yang selalu diterapkan di Ponpes AlFurqan berdampak positif terhadap kemajuan Ponpes Al-Furqan, misalnya tidak terjadi kekosongan jam mengajar karena tenaga pendidik selalu tepat waktu sebelum pelajaran dimulai dan pulangnya juga tepat waktu. Dengan demikian, penegakan disiplin yang dilaksanakan di Ponpes Al-Furqan secara tegas dijalankan oleh Pimpinan Ponpes kepada tenaga pendidik dengan dibarengi rasa keperdulian yang diberikan Pimpinan Ponpes kepada tenaga pendidik yang menjalankannya dengan baik dan bagi yang melanggar secara berulang diberikan sanksi yang berat berupa pemberhentian secara tidak hormat. b) Tenaga Kependidikan Kedisiplinan yang harus dipatuhi oleh tenaga pendidik berlaku pula bagi tenaga kependidikan, bedanya kedisiplinan yang harus diperhatikan untuk tenaga kependidikan hanya masuk kerja dan pulang kerja karena jam kerjanya lebih daripada tenaga pendidik. Tetapi kebanyakan tenaga kependidikan merangkap juga sebagai tenaga pendidik. Kedisiplinan tenaga kependidikan tersebut menurut Pimpinan Ponpes Al-Furqan akan diberlakukan hal yang sama dengan tenaga pendidik.
132 Ta’lim Muta’allim, Vol. III Nomor 05 Tahun 2013 penyesuaian gaji dengan APBS/M, memberikan keamanan dan kenyamanan terhadap pemutusan kerja, secara rutin memberikan bingkisan paket Ramadhan setiap tahun. Selain itu, tenaga pendidik belum bersertifikat pendidik diberikan kebebasan mengajar di luar Ponpes asal tidak melanggar jam mengajar di Ponpes. Menurut penulis kendala yang umum dihadapi oleh sekolah swasta yang baru berdiri seperti Ponpes Al-Furqan adalah masalah minimnya keuangan karena banyak dikonsentrasikan ke arah pembangunan sarana dan prasarana belajar sebagai penunjang kelancaran proses belajar mengajar sehingga kesejahteraan gaji tenaga pendidik belum dapat dioptimalkan. b) Tenaga Kependidikan Dari hasil wawancara dengan Pinpinan Ponpes, kepala sekolah dan tenaga kependidikan dapat dianalisis bahwa kesejahteraan yang diberikan Pimpinan Ponpes Al-Furqan terhadap tenaga kependidikan sama dengan kesejahteraan yang diberikan kepada tenaga pendidik. Bedanya tenaga kependidikan diberikan beban tugas tambahan dengan menjadi tenaga pendidik. e. Pengontrolan 1) Kedisiplinan a) Tenaga Pendidik Kedisiplinan dapat berjalan dengan baik jika dibarengi keperdulian antar sesama tenaga pendidik terhadap kediplinan tersebut dan faktor penegak kedisiplinan berawal dari pimpinan yang melaksanakannya serta kedisiplinan harus disepakati bersama dan bersifat tidak memaksa. Hal ini senada dengan pernyataan IG Wursanto dalam bukunya Dasar-Dasar Manajemen Personalia merumuskan “Disiplin merupakan suatu bentuk ketaatan dan pengendalian diri yang rasional, sadar penuh, tidak memaksakan perasaan sehingga tidak emosional”.8 Penegakan kedisiplinan tenaga pendidik pada Ponpes AlFurqan berawal dari masuk kerja, masuk mengajar dan pulang 8IG
Wursanto, Dasar-Dasar Manajemen Personalia, (Jakarta: Pustaka Dian, 1988), Cet. 2, h. 146.
Abdul Manaf, Manajemen 101 Tenaga Pendidik dan Kependidikan … pimpinan Cabang di Kota Banjarmasin, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Banjarmasin, Pimpinan Daerah Muhammadiyah se Kalimantan Selatan, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Selatan, serta Pimpinan Aisyiah dari Cabang sampai dengan Wilayah Kalimantan Selatan serta ORTOM-ORTOM yang berada di lingkungan Organisasi Muhammadiyah dan Aisyiah disamping para anggota dan simpatisan Muhammadiyah. Dalam rangka untuk mempersiapkan sistem pendidikan yang akan dilaksanakan, maka Ketua Panitia Pembangunan dan Pengembangan atas persetujuan mengadakan studi banding ke Pondok Pesantren “Imam Syuhada” di Blimbing Surakarta. Setelah segalanya dianggap lumayan siap, maka pada tahun ajaran 2007/2008 semester genap murid Madrasah Tsanawiyah yang sebelumnya belajar di Jl. Sultan Adam Komplek Kadar Permai 2 di Pindah ke Komplek Pondok Pesantren Jl.Cemara Ujung No. 37. Dari studi banding tersebut ada satu hal yang disarankan oleh Pimpinan Pondok Imam Syuhada yaitu “Pendidikan jangan dipisah” maksudnya “jangan sampai pagi MTs, MA, atau SMK pagi, sore harinya “Diniyah”, karena menurut hasil studi banding mereka santri kadang-kadang memperhatikan satu program saja, umpama waktu pagi banyak muridnya, sedangkan sore harinya sedikit. Sehubungan dengan hal tersebut maka di Ponpes AlFurqan menerapkan sistem Pendidikan dan Pengajaran yang setiap hari bercampur baur antara Kurikulum Pendidikan yang ditetapkan Pemerintah dengan pondok dan belajarnya dari pukul 07.45 s/d 16.15 Wita, disamping adanya mabit secara bergiliran yaitu malam Jumat, Sabtu dan malam Ahad. Hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan ilmu pengetahuan, terutama pengetahuan Agama Islam, pembinaan Akhlak serta keterampilan keagaamaan para santri dan santriwati serta pengalamanya. Lembaga Pendidikan Al-Furqan resmi menjadi Pondok Pesantren “Al-Furqan” pada tanggal 11 Jumadil Tsani 1429H/15 Juni 2008. Peresmian dilakukan oleh Gubernur Kalimantan Selatan yang diwakili oleh Sekda Provinsi Kalimantan Selatan
102 Ta’lim Muta’allim, Vol. III Nomor 05 Tahun 2013 yaitu Bapak Drs. H. Muhlis Gafuri dan pada hari itu juga dilaksanakan Tabligh Akbar yang disampaikan oleh Bapak Prof. Dr. H. M. Amin Rais, MA. 4. Visi dan Misi Ponpes Al-Furqan a. Visi Terwujudnya manusia yang bertakwa, berakhlak mulia, berilmu, terampil dan mampu mengaktualisasikan diri dalam kehidupan masyarakat sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. b. Misi 1) Menciptakan lembaga yang Islami dan Berkualitas. 2) Menyiapkan kurikulum yang mampu memenuhi kebutuhan anak didik dan masyarakat. 3) Menyediakan tenaga pendidik dan kependidikan yang profesional dan memiliki kompetensi dibidangnya. 4) Menyelenggarakan proses pembelajaran yang menghasilkan lulusan berprestasi. 5. Pimpinan Ponpes Al-Furqan Kota Banjarmasin Pimpinan Pondok Pesantren berdasarkan SK Pimpinan Daerah Kota Banjarmasin Nomor: 54/KEP/III.4/D/2009 sebagai berikut: a. Dewan Penasehat 1) Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banjarmasin 3 2) Dikdasmen PCM Banjarmasin 3 3) DR.H.Karyono Ibnu Ahmad 4) Drs.H.Abidin Ja’far, Lc.MA 5) Drs.H.M.Ramli 6) H.Anwar Hadimi, SE 7) H.Baihaqi, HMS 8) Abdul Baqi Qastalani,S.Ag 9) Drs.H.Sarbaini, M.Pd 10) DR.Ahmad Khairuddin, M.Ag 11) Ir.H.Akhsan Zuzaimah
Abdul Manaf, Manajemen 131 Tenaga Pendidik dan Kependidikan … menunjukkan bahwa pembangunan sarana prasarana terutama untuk ruang belajar yang dimiliki sebanyak 26 buah. MI sebanyak 16 buah, MTs 14 buah, SMA 3 buah dan SMK 3 buah. Selain itu, penambahan sarana prasarana penunjang seperti ruang perpustakaan, komputer dan laboratorium serta ditambah pembangunan yang sedang dikerjakan adalah mabit atau tempat penginapan siswa yang ingin memondok. Jadi dalam jangka waktu 7 tahun perkembangan fisik yang dimiliki oleh Ponpes Al-Furqan cukup lengkap dan menunjang dalam proses pembelajaran. Pembangunan fisik tersebut tidak lepas dari sumbangan siswa baru untuk dana pembangunan sehingga percepatan pembangunan dapat dimungkinkan akan bertambah setiap tahunnya. b) Non Fisik (1) Tenaga Pendidik Upaya Pimpinan Ponpes Al-Furqan dalam pengembangan yang bersifat non fisik seperti pengembangan keterampilan tenaga pendidik telah dilakukan seperti studi banding dan mengadakan seminar serta pelatihan-pelatihan keterampilan mengajar. Dalam pengembangan keterampilan ini Pimpinan Ponpes Al-Furqan lebih memprioritaskan kepada tenaga pendidik yang sudah bersertifikat pendidik karena tuntutan keprofesionalan tenaga pendidik yang sudah bersertifikat sangat dibutuhkan untuk membangun karakter yang berwawasan dan memiliki keterampilan dibidangnya. (2) Tenaga Kependidikan Pimpinan Ponpes Al-Furqan juga memberikan keterampilan profesional dalam bidang tenaga kependidikan dengan berupaya mengikutsertakan mereka studi banding serta mengirim mereka mengiktui pelatihan EMIS yang dilaksanakan oleh Kementerian Agama Kota Banjarmasin untuk menginput data siswa berbasis web. 2) Kesejahteraan a) Tenaga Pendidik Kesejahteraan yang diberikan oleh Pimpinan Ponpes AlFurqan kepada tenaga pendidik sementara ini hanya berupa
130 Ta’lim Muta’allim, Vol. III Nomor 05 Tahun 2013 Tatap Muka (JTM) dan maksimal adalah 40 JTM per pekan. Sedangkan Beban mengajar yang diberikan Pimpinan Ponpes AlFurqan kepada tenaga pendidik sudah sesuai dengan SK Dirjen yaitu minimal 24 JTM. Untuk cuti yang berlaku untuk PNS ada ketentuan yang diberikan tiap tahunnya yaitu 12 hari dan untuk cuti bersalin diberikan 1 bulan sebelum dan 2 bulan sedah bersalin. Sedangkan di Ponpes Al-Furqan untuk cuti kawin bisa dikategorikan cuti tahunan dan cuti bersalin hanya diberikan selama 2 bulan. Karena tenaga pendidik lebih banyak honorer maka keputusan yang diambil oleh Pimpinan Ponpes Al-Furqan menurut penulis sudah tepat. b) Tenaga Kependidikan Beban kerja yang ditetapkan Pimpinan Ponpes Al-Furqan kepada tenaga kependidikan lebih panjang waktunya dari tenaga pendidik yaitu dari jam 07.30 sampai 16.00 wita. Oleh sebab itu, Pimpinan Ponpes memberikan tambahan beban lain yaitu sebagai tenaga pendidik yang sewaktu-waktu menggantikan tenaga pendidik yang tidak bisa masuk. Sedangkan untuk cuti sama dengan tenaga pendidik untuk cuti kawin atau cuti bersalin. Dari keputusan yang diambil oleh Pimpinan Ponpes AlFurqan dengan memberikan beban kerja yang lebih panjang waktunya kepada tenaga kependidikan karena posisi mereka sebagai tenaga pembantu yang turut memberikan kelancaran dalam proses belajar mengajar, seperti TU membantu administrasi kepala sekolah dan guru, pustakawan melayani peminjaman buku di perpustakaan dan laboran membantu siswa praktek di laboratorium. d. Penggerakan 1) Pengembangan Dalam pengembangan ponpes al-Furqan dibagi dua, yaitu fisik dan non fisik. a) Fisik Perkembangan fisik Ponpes Al-Furqan dari tahun 2005 berdirinya sampai 2012 sekarang ini mengalami kemajuan yang siginifikan. Hal ini bisa dilihat dari hasil dokumentasi yang
Abdul Manaf, Manajemen 103 Tenaga Pendidik dan Kependidikan … 12) Drs.H.Suryani, MA 13) H.M.Sholeh Ali Said 14) Hj.Murjiah 15) Hj.Mutia Mochlan Aham b. Pengurus Harian 1. Direktur : Drs.H.Murhan Zuhri, M.Ag 2. Wakil Direktur : Muhammad Nadir,M.Pd.I 3. Sekretaris : Drs.H.Abdul Manaf.M,Pd 4. Wakil Sekretaris : Fahmi Riady,S.Th.I,M.Th.I 5. Bendahara : Maghfurah,SE 6. Wakil Bendahara : Wiwit Rahmawati,SE c. Bidang-Bidang 1. Bidang Kurikulum dan Pengembangan SDM a. Koordinator : H.M.Fauzi, SH. MSc b. Anggota-anggota : 1) Drs.H.Syamsuri Jingga 2) H.Rudiannoor,S.Pd.S.Pd.I 3) H.Mairijani, M.Ag 4) Hj.Fatimah, M.Hum 5) Noor Fuadi, M.Ag 2. Bidang Pembangunan a. Koordinator : Ir. H.Saiful Muntaher b. Anggota-anggota : 1) Ir.H.Anwar Effendie 2). Ir.H,Syafrudin, MS 3). Ir.H.Syeh Fachir, MT 3. Bidang Usaha dan Dana a. Koordinator : Taufikurrahman, S.Sos b. Anggota : 1) H.Lutfi Rahman, SS 2) Irwanmaidani Aham, SE 3) Harnadi, SH 4) Abdul Hamid Sarji 5) Mawardi Ibrahim 6) Fauzan Muttaqin, SS 7) M. Murjani 8) Drs.H.Gt.Yasni Iqbal 9) Khairul Anam, SH 10) Drs. Fachrurrazi
104 Ta’lim Muta’allim, Vol. III Nomor 05 Tahun 2013 11) Sukarlan SKM, M.Kes 12) H.Harsani Abu Bakar d. Kurikulum Yang Digunakan 1) Madrasah Ibtidaiyah dan Tsanawiyah menggunakan kurikulum Kemenag dan Pondok Pesantren yang dirancang sendiri (hasil MUSYAWARAH Pimpinan pondok, Ustadz dan Ustadzah serta Pimpinan Muhammadiyah Cabang Banjarmasin 3 Kota Banjarmasin dan Wilayah. 2) SMA dan SMK Farmasi menggunakan kurikulum Diknas dan Kurikulum pondok yang dirancang oleh pihak-pihak sebagaimana disebutkan di atas. 6. Siswa, Tenaga Pendidik dan Kependidikan Ponpes AlFurqan a. Santri (Siswa) Level Santri /Santriwati Jumlah Jumlah Pondok Lk Pr MI 292 210 502 MTS 285 235 520 SMA 15 8 23 SMK 23 20 43 Total 615 473 1088 b. Tenaga Pendidik (Guru) Level Ustadz/Ustadzah Pondok Lk Pr MI 14 19 MTS 15 19 SMA 16 9 SMK 14 9 Total 59 56
Jumlah 33 34 25 23 115
Abdul Manaf, Manajemen 129 Tenaga Pendidik dan Kependidikan … kerja. Kadang guru yang ditempatkan di MTs ditugaskan juga mengajar di MI berdasarkan kompetensinya akan tetapi tugas guru masih tetap dimana awalnya dia ditempatkan karena sifatnya hanya diperbantukan. Dalam pembagian tugas untuk tenaga pendidik sudah sesuai karena pembagian tugasnya diatur berdasarkan jadwal mengajar yang jelas dengan latar belakang pendidikannya. b) Tenaga Kependidikan Pembagian tugas untuk tenaga kependidikan langsung diserahkan kepada kepala sekolah untuk ditugaskan di sekolahnya. Pembagian tugas ini sudah jelas diberikan oleh kepala sekolah mengenai kerja tenaga kependidikan, misalnya staf tata usaha ditugaskan sebagai administrasi. Setiap tugas yang diberikan oleh kepala sekolah kepada tenaga pendidik kinerjanya selalu diawasi oleh Pimpinan Ponpes dan setiap tahun akan diadakan evaluasi terhadap kinerja tenaga kependidikan. 3) Beban Kerja dan Cuti a) Tenaga Pendidik Pimpinan Ponpes Al-Furqan telah membagi beban tenaga pendidik yang bersertifikat pendidik sebanyak 24 JTM sedangkan yang belum bersertifikat bisa mencapai 28 JTM. Bagi guru yang belum bersertifikat diperbolehkan mengajar di tempat lain. Pemberian cuti prosedur yang digunakan di Ponpes AlFurqan adalah guru yang ingin meminta izin cuti harus atas persertujuan kepala sekolah yang diajukan lagi ke Pimpinan Ponpes. Kemudian Pimpinan Ponpes mengatur kekosongan jam pelajaran yang ditinggalkan guru cuti tersebut dengan menempatkan guru yang serumpun bidang studinya. Masa cuti yang diberikan bervariasi sesuai ketentuan cuti yang diberikan seperti kawin hanya selama satu minggu dan cuti melahirkan selama 2 bulan. Menurut SK Dirjen Pendis No. 166 Tahun 2012 Tentang Pedoman Teknis Perhitungan Beban Kerja Guru RA/Madrasah: Beban kerja kumulatif minimal guru kelas atau guru mata pelajaran pada RA/Madrasah adalah 24 (dua puluh empat) jam
128 Ta’lim Muta’allim, Vol. III Nomor 05 Tahun 2013 suatu posisi tertentu yang menjadi bidang garapannya dalam organisasi tersebut sesuai dengan kompetensi yang dimiliki pegawai tersebut. Ada tiga proses penempatan tenaga pendidik yang dilaksanakan Ponpes Al-Furqan. Pertama, meninjau ulang kekosongan tenaga pendidik. Kedua, memberdayakan tenaga pendidik yang ada. Ketiga, memberdayakan dari tenaga pendidik yang baru. Kepala sekolah diberikan wewenang oleh Pimpinan Ponpes untuk menempatkan tenaga pendidik yang baru atau yang lama dengan berpedoman dengan latar belakang pendidikannya. Penempatan tenaga pendidik ini selalu berubah setiap tahunnya berdasarkan hasil rapat Pimpinan Ponpes Al-Furqan, kepala sekolah dan dewan guru. Perubahan penempatan tersebut agar tidak terjadi tumpang tindih pada penempatan tenaga pendidik. b) Tenaga Kependidikan Ponpes Al-Furqan dalam menempatkan tenaga kependidikan baru yang telah lulus seleksi dan wawancara diatur berdasarkan kebutuhan kepala sekolah jika sekolah dan yang menentukan penempatan ini adalah Pimpinan Ponpes yang berkoordinasi dengan kepala sekolah. Menurut penulis penempatan tenaga kependidikan baru yang diatur oleh Pimpinan Ponpes dan kepala sekolah haruslah melihat latar belakang pendidikan dan kompetensinya. Latar belakng pendidikan dan kompetensi tersebut akan memudahkan Pimpinan Ponpes menempatkan tenaga kependidikan sesuai dengan proporsinya sehingga tugas yang akan dilaksanakan selama bekerja tidak terjadi ketimpangan karena tenaga kependidikan telah mengetahui dan menguasai terhadap pekerjaannya. 2) Pembagian Tugas Kerja a) Tenaga Pendidik Di Ponpes Al-Furqan pembagian tugas bagi tenaga pendidik baru atau lama diatur dalam jadwal mengajar yang dibuat oleh sekolah. Setiap tahun pembagian tugas tenaga pendidik selalu berbeda karena menyesuaikan dengan tuntutan
Abdul Manaf, Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan … c. Tenaga Kependidikan (TU) Level Pondok Latar Belakang Jumlah Pendidikan S1 SMU MI 2 1 3 MTS 2 2 SMA 2 2 SMK 2 2 Total 8 1 9
105
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: 1) Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan MI Ponpes AlFurqan No
Nama
Jabatan
Jurusan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Sholihin, S.Pd Ahmad Ghazali, S.Pd Nurul Baiti, S.Pd.I Alia, S.Pd.I Abdul Majid, S.Sos Laily Isbandiyah, S.Ag Noor Arbayah, S.Pd.I Hamsyah, S.Pd Hafizatul Aulia, S.Si Nasrullah, S.H.I Siti Arianti, S.Pd.I Anida Rose, S.Sos Fajriah Hayaty, S.tp Noor Hadiansyah, S.H.I Saprudin, S.Pd.I Rudhy Supriadi, S.Pd Isnaniah, S.Pd Muttaqin, S.Pd Masrita, A.Ma Alin Saparingga, S.Pd.I Agustinawati, S.Pd Rahmawati, S.Pd.I Ida Laila, S.Pd.I Bustaniah, S.Pd Norhasanah, A.Ma Rahmat Ilahi Rusdi Abdul Fatah, S.Pd Fahrurrazi, S.Ag
Kamad Wakamad Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru
S1 B. Inggris S1 PAI Biologi S1 PAI S1 Adm. Negara S1 PAI S1 PAI S1 B. Inggris S1 MIPA S1 Muamalat S1 PAI S1 Adm. Negara S1 Pertanian S1 Muamalat S1 PAI S1 Biologi S1 B. Inggris S1 B. Inggris D2 PGSD/MI S1 PGMI S1 PGMI S1 Biologi S1 PAI S1 B. Indo D2 PGSD/MI SMU SMU JPOK S1 PAI
Bidang Studi Yang Diampu B. Inggris Guru Kelas Guru Kelas Guru Kelas Guru Kelas Guru Kelas Guru Kelas Guru Kelas Matematika Guru Kelas Guru Kelas Guru Kelas Guru Kelas Guru Kelas Quran H IPA B. Inggris B. Inggris Guru Kelas Guru Kelas Guru Kelas Matematika Akidah A Guru Kelas Guru Kelas B. Arab B. Arab Penjaskes Matematika
106 Ta’lim Muta’allim, Vol. III Nomor 05 Tahun 2013 30 31 32
Meriyanti, S.Pd Lusianinor Aning Winarsih, S.Pd
Kepala TU TU TU
S1 B. Indo SMU S1 Fisika
B. Indo IPA
Hasil Dokumentasi MI Ponpes Al-Furqan tahun ajaran 2012/2013 2) Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan MTs Ponpes AlFurqan No
Nama
Jabatan
Jurusan
1 2
Drs. H. Munawar, HR Maulida Rakhmi, S.Pd
S1 IPS S1 Kimia
3 4 5 6 7 8 9 10
Dra. Hj. Roswati Hasyim Drs. Hairuddin, M.Pd.I Rusliana, S.Pd Ida Norsanty, S.Pd Isna Puji Astuti, S.Pd Muhammad Noor, S.Pd M. Ali Fikri, M.Pd Suyatno, A.Md.Pd
Kamad Wakama d Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru
11
Guru
15 16
Muhammad Juhrani, S.Pd.I Ni’mah Fithria, SP Drs.A. Ramli Abdul Wahid, S.Pd.I, S.Ag Noor Inayah, S.Pd.I Roy Akhiranoor, S.Pd
17 18 19 20 21 22
Wiwit Rahmawati, SE Sulastri, S.Pd Noor Susanti, S.Pd M. Zainul Yasni, SH Rabiatul, S.Pd Harianto, S.Pd
Guru Guru Guru Guru Guru Guru
23 24 25 26 27
Dewi Nopa Hani, S.Pd Sayyidah Nafisah, S.Pd Sry Hartati, S.Pd.I Noor Hidayah, S.Pd Najmi, S.Th.I
Guru Guru Guru Guru Guru
28
Umi Mukarromah, S.Pd.I
Guru
12 13 14
Guru Guru Guru Guru Guru
S1 PAI S2 PAI S1 IPS S1 PKN S1 B. Indo S1 B. Inggris S2 Pend. MTK D3 Pend. Geografi S1 Pend. B. Arab S1 Ilmu Tanah S1 B. Inggris S1 B. Arab S1 PAI S1 Pend. B. Inggris S1 Akuntansi S1 Pend. B. Indo S1 BP-BK S1 Ilmu Hukum S1 Pend. B. Indo S1 Pend. B. Inggris S1 BP-BK S1 B. Inggris S1 BK-BP S1 Matematika S1 Perband. Agama S1 Pend. B. Arab
Bidang Studi Yang Diampu IPS Terpadu IPA Terpadu SKI AA, QH IPS Terpadu PKN B. Indo B. Inggris Matematika IPS T, Penjasorkes B. Arab TIK B. Inggris Quran Hadits SKI, BA, AA B. Inggris Al-Qur’an B. Indo BP-BK TIK B. Indo B. Inggris BP-BK B. Inggris BP-BK Matematika Kemuhammadiya han B. Arab
Abdul Manaf, Manajemen 127 Tenaga Pendidik dan Kependidikan … pendidik oleh Pimpinan Ponpes Al-Furqan karena harus melihat kinerjanya selama beberapa tahun, jika dianggap cukup bagus kinerjanya dalam mengajar maka akan diajukan ke Pimpinan Cabang, Daerah atau Wilayah sesuai dimana pelamar tadi ditugaskan untuk diberikan SK tenaga pendidik. Menurut Ibrahim Bafadal, dalam bukunya Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar, dalam penyeleksian tenaga pendidik ada lima tenik yang harus dilalui yaitu wawancara, pemeriksaan badan, biografis, dan teknik tes.7 Dalam hal ini penyeleksian yang dilakukan oleh Pimpinan Ponpes Al-Furqan hanya satu teknik yang digunakan yaitu teknik wawancara sedang empat teknik lainnya diabaikan. 2) Tenaga Kependidikan Penyeleksian tenaga kependidikan oleh Pimpinan Ponpes Al-Furqan dengan melihat kebutuhan sekolah. Setiap berkas yang masuk dilihat latar belakang pendidikannya dan akan dipanggil jika diperlukan dan diadakan tes wawancara. Kepala sekolah diikutsertakan juga dalam penyeleksian karena kepala sekolah yang nantinya menempatkan tenaga kependidikan yang lulus seleksi. Dari penyeleksian sampai diterimanya tenaga kependidikan peran serta Pimpinan Ponpes Al-Furqan dan kepala sekolah sangat dominan sekali menyeleksi setiap tenaga kependidikan yang akan ditugaskan di Ponpes Al-Furqan. Setiap pelamar yang diterima harus mengikuti prosedur terakhir yaitu wawancara. Wawancara berguna untuk mengetahui pengalaman kerja, minat, dan kecerdasan calon pelamar. c. Pengorganisasian 1) Penempatan a) Tenaga Pendidik Penempatan merupakan hal yang sangat penting dalam penyediaan pegawai suatu organisasi. Dimana pegawai yang lolos seleksi mendapat kuasa atas nama organisasi untuk menempati 7Ibrahim
Bafadal, Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 30.
126 Ta’lim Muta’allim, Vol. III Nomor 05 Tahun 2013 pendekatan secara personal. Tetapi dari sumber perekrutan berbeda dengan perekrutan tenaga pendidik. Perbedaan tersebut yaitu perekrutan tenaga kependidikan bersumber dari internal dan ekternal. Internal adalah dengan memberdayakan tenaga pendidik yang mau bersedia untuk ditugaskan sebagai tenaga kependidikan, sedangkan eksternal dengan cara merekrut dari tenaga pendidikan luar. Selain itu, pemberdayaan yang dilakukan bagi pelamar yang melamar bukan pada awal ajaran baru sehingga dapat dimanfaatkan untuk ditempatkan sebagai tenaga kependidikan dan ada juga yang langsung ditempatkan sebagai tenaga kependidikan. Menurut penulis langkah yang diambil oleh Pimpinan Ponpes dalam perekrutan tenaga kependidikan sudah tepat dalam mengadakan perekrutan dengan cara memberdayakan sumberdaya yang ada, kemudian kalau sumber daya manusia sudah penuh untuk diberdayakan maka perekrutan direkrut dari sumber tenaga pendidik eksternal. b. Seleksi 1) Tenaga Pendidik Setelah berkas terkumpul dan selanjutnya dilakukan seleksi. Dalam penyeleksian tergantung berapa banyak berkas yang masuk jika berkas yang masuk banyak maka penyeleksian dilihat dari kompetensi yang diperlukan. Jika hanya satu yang masuk maka Pimpinan Ponpes langsung memberikan putusan diterima tidaknya dengan juga melihat kompetensi tenaga pendidik yang sesuai dengan bidang studinya. Dalam penyeleksian terhadap berkas yang masuk Pimpinan Ponpes telah terlebih dahulu menyeleksi kelengkapan berkas sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan memeriksa latar belakang kompetensinya. Setelah penyeleksian maka tahap selanjutnya melaksanakan tes wawancara. Pimpinan Ponpes Al-Furqan dalam menyeleksi berkas pelamar tetap berpedoman dengan kompetensi pelamar dan setiap pelamar yang telah lulus seleksi maka diadakan wawancara, selanjutnya ditugaskan sesuai kompetensinya. Dalam hal ini setiap pelamar yang sudah ditugaskan tidak diberikan SK tenaga
Abdul Manaf, Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan …
107
29
Dina Maulida, S.Pd
Guru
30 31 32 33 34
Ma’mun, M.Pd.I M. Firausa Nuzula, S.Pd.I Pawit, S.Pd Rima Heryanti, SH, S.Pd Riza Pahlipi
Guru Guru Guru Guru Guru
35 36 37 38
Agustina Rahmah, S.Pd Nurul Huda, S.Pd Bahrul Ilmi Hj. Masruroh, S.Ag
Guru Guru Guru Guru
S1 Pend. B. Inggris S2 Pend. Islam S1 Tadris Mtk S1 Pend. Mtk S1 Ilmu Hukum Proses Kuliah S1 S1 Pend. Biologi S1 Pend. B. Indo D2 Mtk S1 PAI
B. Inggris
39 40 41
Guru Guru Guru
S1 IPS Ekonomi S1 Pend. Mtk S1 PS, Biologi
42
Novi Karina, S.Pd Amrullah Dienny Redha Rahmani, S.Si Khairatun Nisa, S.Pd
IPA Terpadu B. Indo TIK Kemuhammadiya han IPS Terpadu B. Arab, AA IPA T, Kesenian
S1 Biologi
IPA Terpadu
43
Muhammad Nasir, S.Pd
Guru & Kepala TU Guru & TU
S1 Penjasorkes
Penjasorkes
Fiqih, Kesenian Matematika Matematika TIK Fiqih
Hasil Dokumentasi MTs Ponpes Al-Furqan tahun Ajaran 2012/2013 3) Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMA Ponpes Al-Furqan No
Nama
1
Ma’mun, M.Pd.I
2
Drs. H. Abdul Manaf, M.Pd Aulia Indraswari, S.Pd Moh. Mufid, Lc Wahyudin, M.Pd Drs. A. Ramli Roy Akiranoor, S.Pd Isnani Puji Astuti, S.Pd Syafruddin Noor, S.Pd Achyat Nasrullah, S.Ag, S.Pd Hermi Purwanti, S.Pd M. Tus’a, S.Pd
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Jabatan
Jurusan
Kepsek
S2 MPI
Guru
S2 Manaj. Pend.
Bidang Studi Yang Diampu Akhlak, Tarikh, Tafsir, Ushul Fiqih, Musth. Hadits Al-Qur’an
Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru
S1 Pend. Mtk S1 PAI S2 Manaj. Pend. S1 Pend. B. Inggris S1 Pend. B. Inggris S1 Pend. B. Inggris S1 Pend. B. Indo S1 Pend. PKn
Matematika Akidah, Hadits B. Arab B. Inggris B. Inggris B. Indo B. Indo PKn
Guru Guru
S1 Pend. PKn S1 Pend. PKn
PKn TIK
108 Ta’lim Muta’allim, Vol. III Nomor 05 Tahun 2013 13 14 15 16 17 18 19 20 21
M. Rizali, S.Pd Abdul Fatah, S.Pd Masrudi, S.Pd Dra. Susilawati Prihartini Norliani, S.Pd Yohana, SE Suyatno, A.Md.Pd Noor Liana Waty, S.Pd Magfuroh, SE
22
Maimanah, S.Pd
Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru & TU Guru & TU
S1 Pend. IPS Sej. S1 Pend. Penjaskes S1 Pend. PKn S1 Pend. Sosiologi S1 Pend. Seni Tari S1 Pend. Akuntansi S1 Pend. Geografi S1 Pend. Geografi S1 Eko. Akuntansi
Sejarah Penjaskes Sosiologi Sosiologi Seni Budaya Ekonomi Geografi Geografi Ekonomi
S1 Pend. Kimia
Kimia
Hasil Dokumentasi SMA Ponpes Al-Furqan tahun Ajaran 2012/2013 4) Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMK Ponpes Al-Furqan No
Nama
1
Drs. H. Rustani
2
Makmun, S.Pd.I, M.Pd Ahyat Nasrullah, S.Pd Yuli Hastuti, M.Pd Abdul Fatah, S.Pd Drs. H. Abdul Manaf, M.Pd H. Mairijani, M.Ag Popong Norapipah, S.Farm, Apt Pawit, S.Pd Drs. H. Ramli Tus’a, S.Pd Maulida, S.Pd Miswiyati, S.Pd Hj. Ronna Mahda F, S.Pd Dra. Rahmi A. Jannah Ana mustainah, S.Farm, Apt Padli, S.Farm, Apt
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Bidang Studi Yang Diampu -
Jabatan
Jurusan
Kepsek Guru
S1 Adm. Negara S2 PAI
Guru
S1 PPKN
PPKN
Guru Guru Guru
B. Indo Penjaskes Al-Qur’an
Guru Guru
S2 Keguruan S1 Penjaskes S2 Manaj. Pend. S2 Syari’ah S1 Apoteker
Kemuhammadiyahan Ilmu Resep, F. Kologi
Guru Guru Guru Guru Guru Guru
S1 Pend. Mtk S1 B. Inggris S1 PMP-Kn S1 Pend. Kimia S1 Manajemen S1 Sejarah
Matematika B. Inggris KKPI Kimia, Fisika Biologi IPS
Guru
Kewirausahaan
Guru
S1 Ekonomi Perusahaan S1 Apoteker
Guru
S1 Farmasi
PAI
Resep, Kimia, Sinonim, Prak Resep Ilmu Resep, F. Kognosi, Ap.Sim, B. Latin
Abdul Manaf, Manajemen 125 Tenaga Pendidik dan Kependidikan … 1. Pelaksanaan Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan a. Perencanaan 1) Rekrutmen a) Tenaga Pendidik Dari penyajian data dapat dianalisis bahwa dalam perekrutan tenaga pendidik oleh Pimpinan Ponpes tidak diumumkan di media masa atau media cetak tetapi hanya dengan cara pendekatan personal. Hal ini dilakukan karena lembaga ini sudah banyak diketahui oleh masyarakat tentang keberadaannya. Menurut penulis teknik perekrutan tenaga pendidik yang dilakukan oleh Pimpinan Ponpes Al-Furqan bersifat didesentralisasikan karena pelamar yang sedikit yang terjadi di instansi-instansi yang relatif kecil, sedang kebutuhan-kebutuhan rekrutmen yang terbatas.6 Dan ini juga banyak terjadi pada sekolah-sekolah swasta yang notabene baru berkembang dan tidak banyak memerlukan biaya dan tenaga. Walaupun tidak diumumkan di media masa atau media cetak tetapi banyak pelamar yang berminat memasukkan lamarannya untuk menjadi tenaga pendidik bahkan berkas pelamar banyak yang ditampung dan akan dipanggil sewaktuwaktu kalau dibutuhkan. Hal ini menurut penulis karena pendekatan personal yang dilakukan oleh Pimpinan Ponpes yang rela meluangkan waktu dan tenaga demi merekrut ke setiap perguruan tinggi terutama lulusan S1 atau S2 yang kompeten di bidangnya. Perekrutan yang dilakukan oleh Pimpinan Ponpes cukup inovatif dengan menghemat biaya dan waktu bahkan sampai sekarang ini banyak pelamar yang masih belum dapat dipanggil karena sudah mencukupi. b) Tenaga Kependidikan Perekrutan tenaga kependidikan yang dilakukan oleh Pimpinan Ponpes sama dengan yang dilakukan pada tenaga pendidik yaitu perekrutan tidak diumumkan secara terbuka melalui media masa atau cetak, akan tetapi menggunakan 6Suwatno
dan Donni Juni Priansa, Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 71.
124 Ta’lim Muta’allim, Vol. III Nomor 05 Tahun 2013 menjelaskan materi baru yang masih belum pernah dipelajari, kemudian metode tanya jawab yang berguna memperkuat daya tangkap siswa terhadap pelajaran, sedangkan metode pemecahan masalah berguna untuk siswa dalam menghadapi masalah dan mampu mengatasinya. b) Menggunakan Media atau Alat Pengajaran Berdasarkan hasil observasi diperoleh informasi bahwa guru dalam penggunaan media atau alat pengajaran selalu menggunakan media atau alat pengajaran. Media yang sering digunakan adalah media gambar dan grafik, sedangkan alat pengajaran yang digunakan adalah papan tulis (whiteboard) sebagai media tulis dan buku paket. c) Menguasai Bahan Berdasarkan hasil observasi mengenai penguasaan bahan diperoleh data bahwa guru dalam memberikan pelajaran sudah dapat dikatakan menguasai dengan pelajaran. Dilihat dari guru menyampaikan sangat luwes dan mudah dimengerti oleh siswa. Materi yang disampaikan biasanya diarahkan kepada fakta yang ada di lingkungan sekitar atau isu-isu yang sedang banyak beredar di masyarakat. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang guru diperoleh informasi bahwa buku pedoman yang digunakan guru mereka sebanyak 3 atau 4 buku pedoman yang berbeda penerbit atau buku wawasan yang berhubungan dengan materi pelajaran. Dengan beberapa sumber yang berbeda setiap buku memberikan wawasan pengetahuan yang lebih dan dapat memperkaya pengetahuan siswa. I. Analisis Data Setelah penggalian dan pengumpulan data dengan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi maka akan dianalisis menggunakan metode kualitatif dengan teknik induktif, sebagai berikut:
Abdul Manaf, Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan … 18
109
Erwin Fakhrani, S. Farm, Apt Rina Cahya, SKM
Guru
S1 Apoteker
Resep Gelenika
Guru
IKM
Guru
25
Rabiatul Adawiyah, S.Pd Hikmah Yusida, SKM,S.Pd,M.PH Deinny Redha Rahmani, S.Si Burdah Makmun, S.Si,M.Farm, Apt Dewi Nopa Hana, S.Pd Sa’dah, S.Pd
S1 Ilmu Kes. Masy. S1 Bhs & Sastra Indonesia S2 Manaj. Jam. Kes. S1 MIPA
26
Huda, SE
19 20 21 22 23 24
Guru Guru Guru
B. Indo Adm. Kesehatan Seni Budaya UU Kes
Guru BK
S2 Farmasi Klinik S1 BK
Guru & TU TU
S1 Pend. B. Inggris S1 manajemen
B. Inggris, B. Arab
-
-
Hasil Dokumentasi MTs Ponpes Al-Furqan tahun Ajaran 2012/2013 7. Sarana dan Prasarana Ponpes Al-Furqan Luas tanah MI adalah 1.610 m dan luas tanah MTs, SMA, SMK kurang lebih 6.723 m. kurang lebih 4.200 m digunakan untuk bangunan, halaman, taman, dan kebun serta kolam sedangkan sisanya sekitar 2.523 m masih belum digunakan. Rencannya lahan tersebut akan dibangun masjid pondok berlantai 2 dan sisanya akan dibangun bangunan permanen berlantai tiga untuk SMK Farmasi dan jurusan lainnya. Rincian Bangunan/Ruangan: Level MI
Jenis Ruang Ruang Belajar Kantor Kepala Sekolah Kantor Tata Usaha Kantin Musholla Kamar Mandi WC
Jumlah 16 1 1 4 1 3 11
Satuan Enam belas Satu Satu Empat Satu Tiga Sebelas
MTs
Ruang Belajar Ruang Kepala Madrasah Ruang Wakil Kepala
14 1 1
Empat belas Satu Satu
110 Ta’lim Muta’allim, Vol. III Nomor 05 Tahun 2013
SMA
SMK
Ruang Guru Ruang UKS Ruang BP Ruang OSIS Kamar Mandi WC Ruang Belajar Ruang Kepala Sekolah Ruang Wakil Kepala Sekolah Ruang Guru Ruang Tata Usaha Kamar Mandi WC Ruang Belajar Lab Produk Ruang Kepala Sekolah Ruang Tata Usaha Ruang Guru Kamar Mandi WC
1 1 1 1 5 12 3 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 2
Satu Satu Satu Satu Lima Dua belas Tiga Satu Satu Satu Satu Satu Dua Tiga Satu Satu Satu Satu Satu Dua
Jumlah 1 1 1 1 5 1 1 5 1
Satuan Satu Satu Satu Satu Lima Satu Satu Lima Satu
Rincian Sarana: No 1
Jenis Sarana Lab Komputer Lab IPA Lab Bahasa Kebun Kolam Pondok Ruang Perpustakaan Ruang Serba Guna Kantin Pondok Koperasi Pondok
Nb: Bangunan yang sedang dan akan dilaksanakan dan diharapkan selesai sebelum tahun ajaran baru tahun ajaran 2012/2013 yaitu 6 lokal belajar, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang guru, dan 1 ruang serbaguna.
Abdul Manaf, Manajemen 123 Tenaga Pendidik dan Kependidikan … b. Latar Belakang Pendidikan dan Keterampilan Guru 1) Latar Belakang Pendidikan Tenaga Pendidik dan Kependidikan Berdasarkan hasil dokumentasi diketahui bahwa latar belakang pendidikan tenaga pendidik dan kependidikan Ponpes Al-Furqan diketahui untuk tingkat MI tenaga pendidik yang berlatar belakang S1 sebanyak 25 orang, D2 sebanyak 2 orang, SMU sebanyak 2 orang dan tenaga kependidikan yang berlatar belakang pendidikan S1 sebanyak 2 orang dan SMU sebanyak 1 orang. Untuk tingkat MTs tenaga pendidik yang berlatar belakang S2 sebanyak 2 orang, S1 sebanyak 38 orang, D3 sebanyak 1 orang dan D2 sebanyak 1 orang, sedangkan latar belakang tenaga kependidikan (TU) S1 sebanyak 3 orang. Untuk tingkat SMA yang berlatar belakang pendidikan S2 sebanyak 3 orang, S1 sebanyak 18 orang, D3 sebanyak 1 orang dan tenaga kependidikan (TU) S1 sebanyak 2 orang yang merangkap sekaligus tenaga pendidik. Untuk tingkat SMA latar belakang pendidikan tenaga pendidik S2 sebanyak 7 orang, S1 sebanyak 18 orang sedangkan tenaga kependidikan yang berlatar belakang pendidikan S1 sebanyak 2 orang. 2) Keterampilan Guru a) Menggunakan Metode Berdasarkan hasil observasi keterampilan guru menggunakan metode pembelajaran diperoleh data bahwa setiap guru dalam memberikan materi pelajaran di kelas menggunakan beberapa metode pembelajaran. Metode yang biasa digunakan adalah metode ceramah, metode tanya jawab, metode pemecahan masalah, metode pemberian tugas dan metode diskusi. Berdasarkan hasil wawancara dengan tenaga pendidik mengenai penggunaan metode pembelajaran diperoleh infornasi bahwa setiap guru dalam memberikan materi pelajaran selalu berpedoman dengan perangkat pembelajaran yaitu Silabus dan RPP. Setiap pembelajaran minimal menggunakan 2 atau 3 metode. Biasanya diawali dengan metode ceramah untuk
122 Ta’lim Muta’allim, Vol. III Nomor 05 Tahun 2013 Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah diperoleh informasi bahwa yang berwenang penuh dalam memberhentikan tenaga pendidik adalah Pimpinan Ponpes dengan melihat kesalahan-kesalahan yang dilakukan secara berulang oleh para tenaga pendidik. b) Tenaga Kependidikan Berdasarkan hasil wawancara dengan Pimpinan Ponpes Al-Furqan diperoleh informasi mengenai pemberhentian tenaga kependidikan selama ini belum ada karena pemberhentian biasanya dilakukan kepada tenaga kependidikan untuk ditempatkan ke penempatan yang lebih selayaknya seperti pemberhentian tenaga kependidikan yang sifat hanya pemindahan tugas sebagai tenaga pendidik atau guru. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah diperoleh data mengenai pemberhentian untuk tenaga kependidikan bukan sifatnya pemberhentian permanen akan tetapi ditempatkan ke tenaga pendidik. 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Manajemen Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan a. Latar Belakang Pendidikan Kepala Madrasah Berdasarkan hasil dokumentasi diketahui bahwa latar belakang pendidikan Kepala Madrasah Ponpes Al-Furqan: 1) Kepala Madrasah Ibtidaiyah: Bapak Sholihin, S.Pd, S1 Bahasa Inggris Fakultas FKIP Universitas Muhammadiyah Malang. 2) Kepala Madrasah Tsanawiyah: Bapak Drs. H. Munawar, HR, S1 IPS Koperasi. 3) Kepala SMA: Bapak Ma’mun, S.Pd.I, M.Pd.I, S2 Manajemen Pendidikan Agama Islam. 4) Kepala SMK Farmasi: Bapak Drs. H. Rustani, S1 Administrasi Negara.
Abdul Manaf, Manajemen 111 Tenaga Pendidik dan Kependidikan … H. Penyajian Data 1. Pelaksanaan Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan a. Perencanaan 1) Rekrutmen a) Tenaga Pendidik Berdasarkan hasil wawancara dengan Pimpinan Ponpes Al-Furqan diperoleh informasi bahwa Ponpes Al-Furqan merekrut tenaga pendidik dengan tidak diumumkan secara terbuka, baik melalui media massa atau media cetak. Akan tetapi perekrutan dilakukan secara pendekatan personal dari pihak Pimpinan Ponpes dan pihak Kepala Sekolah MI, MTs, SMA dan SMK terhadap tenaga pendidik yang mempunyai kompetensi dan sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Namun demikian karena lembaga ini sudah diketahui keberadaannya di masyarakat, walaupun tidak diumumkan secara terbuka, banyak lamaran yang masuk dari berbagai latar belakang pendidikan atau jurusan dan dipanggil apabila yang sesuai dengan kebutuhan. Pendekatan personal tersebut salah satunya adalah dengan cara menerima lulusan S1 dari berbagai perguruan tinggi negeri maupun swasta yang ada di Kota Banjarmasin dengan memberikan tawaran bekerja sebagai tenaga pendidik di Ponpes Al-Furqan, baik tingkat MI, MTs, SMA atau SMK. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah diperoleh data bahwa perekrutan tenaga pendidik dilakukan dengan cara menawarkan kepada lulusan S1 atau S2 perguruan tinggi yang ada di Banjarmasin. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang guru MTs diperoleh data bahwa perekrutan tenaga pendidik di Ponpes Al-Furqan salah satunya dengan cara melalui memasukkan lamaran ke Pimpinan Ponpes atau ke pihak kepala sekolah. b) Rekrutmen Tenaga Kependidikan Berdasarkan hasil wawancara dengan Pimpinan Ponpes Al-Furqan diperoleh data bahwa perekrutan tenaga kependidikan dilakukan dengan cara langsung kepada personal tidak melalui
112 Ta’lim Muta’allim, Vol. III Nomor 05 Tahun 2013 media dan ditempatkan diposisi yang membutuhkan seperti pustakawan, laboran, administrasi. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah diperoleh data bahwa perekrutan dilakukan dengan dua cara, yaitu merekrut sumber daya internal dan eksternal. Dari internal berupa mengangkat tenaga kependidikan dari kalangan guru yang mau bersedia dipekerjakan sebagai tenaga administrasi, pustakawan, laboran dan lain sebagainya. Sedangkan dari eksternal yaitu merekrut dari lulusan S1 jurusan administrasi pendidikan dari perguruan tinggi. Berdasarkan hasil wawancara dengan tenaga kependidikan diperoleh data bahwa perekrutan tenaga kependidikan salah satunya dengan cara merekrut pelamar tenaga pendidik yang melamar di tengah-tengah tahun ajaran untuk dipekerjakan sebagai administrasi dan ada juga yang langsung ditempatkan sebagai administrasi. 2) Seleksi a) Tenaga Pendidik Berdasarkan wawancara dengan Pimpinan Ponpes AlFurqan diperoleh data bahwa pelaksanaan seleksi terhadap pelamar tenaga pendidik dapat dilaksanakan jika si pelamar lebih dari satu orang dan si pelamar terlebih dahulu memenuhi prosedur pengajuan lamaran dengan menyerahkan persyaratan berkas yang terdiri dari: Surat Permohonan, Photocopy Ijazah S1, Akta IV dan Transkrip Nilai, Pas Photo (warna) 3 x 4 sebanyak 3 lembar, dan Kursus-kursus. Penyeleksian dilakukan oleh Pimpinan Ponpes atau kepala sekolah berdasarkan berkas yang masuk dengan melihat kompetensi si pelamar. Bagi pelamar tenaga pendidik yang baru diterima tidak langsung diberikan SK dari Pimpinan Ponpes atau dari kepala sekolah. Pemberian SK mengajar biasanya melalui proses yang bertahap dengan melihat dari kinerja tenaga pendidik tersebut. Untuk SK dari kepala sekolah rencananya diberikan satu tahun sekali, sedangkan SK dari Perserikatan Muhammadiyah diberikan dengan usulan dari Pimpinan Ponpes. Untuk tenaga pendidik MI di SK-kan oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah, MTs di SK-
Abdul Manaf, Manajemen 121 Tenaga Pendidik dan Kependidikan … Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah diperoleh data mengenai kedisiplinan yang dilaksanakan oleh Pimpinan Ponpes sangat membantu dalam proses belajar mengajar sehingga tidak terjadi kekosongan jam pelajaran karena tenaga pendidik selalu datang lebih awal sebelum pelajaran dilaksanakan serta pulang tepat waktu. Berdasarkan hasil wawancara dengan tenaga pendidik diperoleh informasi bahwa kedisiplinan yang diterapkan Pimpinan Ponpes bagi tenaga pendidik membantu para tenaga pendidik untuk mendisiplinkan diri mereka dan berguna juga dalam kelancaran proses belajar mengajar. b) Tenaga Kependidikan Berdasarkan hasil wawancara dengan Pimpinan Ponpes diperoleh data mengenai kedisiplinan yang diberikan kepada tenaga kependidikan yaitu berupa kedisiplinan masuk kerja dan pulang kerja. Bagi tenaga kependidikan yang dibebankan sebagai tenaga pendidik maka kedisiplinan yang harus diperhatikan sama dengan tenaga pendidik dan bagi yang melanggar kedisiplinan akan diberikan sanksi tegas berupa teguran, peringatan dan pemberhentian. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah diperoleh data mengenai kedisiplinan yang diberikan selain tenaga pendidik juga tenaga kependidikan harus memperhatikan masuk kerja dan pulang kerja. 2) Pemberhentian a) Tenaga Pendidik Berdasarkan hasil wawancara dengan Pimpinan Ponpes Al-Furqan diperoleh informasi bahwa selama ini pemberhentian lebih banyak diberikan kepada tenaga pendidik yang tidak serius dalam menerapkan kedisiplinan terutama dalam masuk kerja yang banyak ditemukan kasusnya. Hal ini diterapkan untuk menjaga kelancaran proses belajar mengajar. Pemberhentian diberikan bisa bersifat sementara yaitu dengan tidak memberikan tugas mengajar pada semester tahun berikutnya atau pemberhentian yang sifatnya permanen jika tenaga pendidik tidak mengindahkan kesalahan yang dilakukan secara berulang.
120 Ta’lim Muta’allim, Vol. III Nomor 05 Tahun 2013 pendidik tidak ada perbedaan, baik itu dalam hal keamanan, kenyamanan, dan gaji. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah diperoleh data mengenai kesejahteran tenaga kependidikan juga tidak membedakan dengan tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan lain. Selain diberikan kebebasan untuk dapat mengajar disamping diberikan tugas jadi tenaga kependidikan. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang tenaga kependidikan diperoleh data bahwa kesejahteraan yang telah diberikan oleh Ponpes lebih banyak pada perbaikan sarana prasarana dan cukup tanggap terhadap keperluan untuk tenaga kependidikan. d. Pengontrolan 1) Kedisiplinan a) Tenaga Pendidik Berdasarkan hasil wawancara dengan Pimpinan Ponpes Al-Furqan diketahui bahwa pelaksanaan kedisiplinan untuk para tenaga pendidik merupakan tanggung jawab utama kepala sekolah/madrasah, dan juga selalu dipantau oleh Pimpinan Ponpes Al-Furqan. Dalam hal ini Pimpinan Ponpes selalu bertugas dan meninjau keadaan Ponpes al-Furqan setiap hari. Dan juga Pimpinan Ponpes mengupayakan setiap tenaga pendidik selalu datang lebih pagi dari para siswa dengan menegur dan menyapa setiap tenaga pendidik yang terlambat datang. Kedisiplinan tersebut meliputi: jam masuk kerja, jam masuk mengajar, dan jam pulang kerja. Hukuman yang diberikan bagi tenaga pendidik yang kurang disiplin maupun melanggar kedisiplinan yang tidak sesuai dengan budaya pondok akan diberikan sanksi yang tegas seperti teguran dan peringatan, jika hal itu tidak dihiraukan maka diberikan sangsi yang lebih berat yaitu tidak diperbolehkan mengajar pada semester tahun berikutnya atau diberhentikan sama sekali. Sedang hukuman bagi tenaga pendidik yang berstatus PNS jika teguran dan peringatan tidak mempan maka sanksi yang lebih berat yaitu mengembalikan ke lembaga pendidikan yang menempatkan dia pertama kali.
Abdul Manaf, Manajemen 113 Tenaga Pendidik dan Kependidikan … kan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah, dan SMA dan SMK di SK-kan oleh pimpinan wilayah. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah diperoleh data bahwa kepala sekolah diberikan wewenang oleh Pimpinan Ponpes dalam menyeleksi berkas yang ingin ditempatkan sebagai tenaga pendidik di Ponpes Al-Furqan. Setelah penyeleksian dilakukan tes wawancara, selanjutnya diberikan tugas sesuai dengan kompetensinya. b) Tenaga Kependidikan Berdasarkan hasil wawancara dengan Pimpinan Ponpes Al-Furqan diperoleh data bahwa dalam menyeleksi tenaga kependidikan dilaksanakan oleh Pimpinan Ponpes Al-Furqan dan setelah dinyatakan lulus selanjutnya ditempatkan pada sekolah atau madrasah sesuai keperluannya. Penyeleksian pelamar berdasarkan berkas pelamar yang masuk ke kepala sekolah dengan melihat kebutuhan tenaga kependidikan, apakah masih memerlukan tenaga kependidikan ataukah tidak. Setiap berkas yang melamar tenaga kependidikan ditampung terlebih dahulu dan dipanggil bila dibutuhkan. Setelah diseleksi maka dilakukan tes, yaitu tes wawancara. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah diperoleh data bahwa kepala sekolah diikutsertakan untuk menyeleksi pelamar tenaga kependidikan. Tes yang diberikan biasanya hanya berupa tes wawancara sedangkan tes tertulis tidak. setelah dinyatakan diterima langsung ditugaskan. b. Pengorganisasian 1) Penempatan a) Tenaga Pendidik Berdasarkan hasil wawancara dengan Pimpinan Ponpes Al-Furqan diperoleh data bahwa dalam penempatan tenaga pendidik yang telah lulus tes dan diterima sebagai karyawan baru ketentuan penempatannya diserahkan langsung kepada pihak kepala sekolah MI, MTs, SMA, dan SMK yang memerlukannya untuk ditempatkan pada posisi yang kosong dengan tetap berpedoman dengan latar belakang pendidikan dan kompetensinya masing-masing.
114 Ta’lim Muta’allim, Vol. III Nomor 05 Tahun 2013 Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah diperoleh data bahwa dalam penempatan tenaga pendidik kepala sekolah meninjau kembali kebutuhan tenaga pendidik yang ada di sekolah terutama ketika tahun ajaran baru. Setelah terdapat kekosongan tenaga pendidik maka hal yang pertama dilakukan adalah dengan memberdayakan tenaga pendidik yang sudah ada. Apabila tidak mencukupi lagi maka dimasukanlah tenaga pendidik baru yang telah diterima tadi sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang guru diperoleh data bahwa penempatan tenaga pendidik untuk menempati kelas-kelas yang membutuhkan. Biasanya setiap tahun ajaran baru penempatan tenaga pendidik diatur berdasarkan hasil rapat Pimpinan Ponpes dengan kepala sekolah dan dewan guru. b) Tenaga Kependidikan Berdasarkan hasil wawancara dengan Pimpinan Ponpes Al-Furqan diperoleh data bahwa dalam penempatan tenaga kependidikan berbeda dengan penempatan tenaga pendidik. Penempatan tenaga kependidikan ditempatkan pada bagian sekolah yang membutuhkan, misalnya tenaga administrasi, pustakawan dan laboratorium. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah diperoleh data bahwa penempatan tenaga kependidikan yang baru diatur berdasarkan kebutuhan petugas pada sekolah. Berdasarkan hasil wawancara dengan tenaga kependidikan diperoleh data bahwa penempatan tenaga kependidikan ditentukan oleh Pimpinan Ponpes dengan kepala sekolah untuk memenuhi keperluan yang ada. 2) Pembagian Tugas Kerja a) Tenaga Pendidik Berdasarkan hasil wawancara dengan Pimpinan Ponpes Al-Furqan diperoleh data bahwa pembagian tugas kerja bagi tenaga pendidik diatur dalam pembagian jadwal mengajar yang disusun oleh pihak sekolah MI, MTs, SMA dan SMK. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah diperoleh data bahwa pembagian tugas untuk tenaga pendidik
Abdul Manaf, Manajemen 119 Tenaga Pendidik dan Kependidikan … Banjarmasin seperti pelatihan EMIS Pendis yaitu input data siswa lewat website resmi. 2) Kesejahteraan a) Tenaga Pendidik Berdasarkan hasil wawancara dengan Pimpinan Ponpes Al-Furqan diperoleh data bahwa dalam bidang kebutuhan badaniah pihak Ponpes belum secara maksimal memberikan kesejahteraan kepada para tenaga pendidik, seperti memberikan uang makan dan lain-lain. Yang dapat dilakukan sementara dengan memberikan honor/gaji tenaga pendidik sesuai dengan APBS/M dan membagikan bingkisan paket Ramadhan dari hasil usaha koperasi setiap tahun. Selanjutnya dalam hal keamanan kerja Pimpinan Ponpes menjamin setiap tenaga pendidik mendapat keamanan terhadap pemutusan kerja selama tidak melanggar norma dan tradisi. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah diperoleh data mengenai kesejahteran tenaga pendidik pihak sekolah telah mengusahakannya secara maksimal seperti kenyamanan dalam mengajar dan tidak ada paksaan bagi tenaga pendidik yang ingin mencari tambahan mengajar di luar sekolah asal tidak melanggar jam mengajar di Ponpes, terkecuali bagi guru yang sudah memiliki sertifikat pendidik karena sudah diberikan jam batas minimal 24 jam lebih dari 24 jam akan dibayar honornya. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang tenaga pendidik mengatakan bahwa dalam kesejahteraan yang telah diberikan oleh Ponpes Al-Furqan terhadap mereka selama ini berupa kenyaman dan keamanan terhadap pemutusan kerja dan motivasi yang tinggi dari Pimpinan Ponpes dengan selalu meninjau dan melihat keadaan tenaga pendidik serta tanggap memperbaiki sarana prasarana belajar mengajar di kelas maupun diluar kelas. b) Tenaga Kependidikan Berdasarkan hasil wawancara dengan Pimpinan Ponpes Al-Furqan diperoleh data bahwa kesejahteraan yang telah diberikan kepada tenaga kependidikan sama dengan tenaga
118 Ta’lim Muta’allim, Vol. III Nomor 05 Tahun 2013 b) Non Fisik (1) Tenaga Pendidik Berdasarkan hasil wawancara dengan Pimpinan Ponpes Al-Furqan diperoleh data bahwa pembangunan non fisik, seperti mengikutsertakan di berbagai pelatihan mengajar dan studi untuk guru dan setiap tahun diadakan studi banding ke pulau Jawa, yang sudah dilaksanakan studi banding pada Muallimin di Yogyakarta, Assalam di Solo, SD Muhammadiyah Pacang Surabaya dan Ponpes Gontor. Selain mengadakan studi banding, Pondok Pesantren (Ponpes) Modern Al-Furqan Banjarmasin mengadakan seminar salah satunya seminar Regional se Kalimantan pada 9 April 2011 yang lalu dengan tema “Pendidikan Islam di Era Global” dengan mendatangkan narasumber: (a) Dr. H. Imam Thalkhah, MA (Direktur Pendidikan Islam Kementerian Agama RI), (b) Dr. H. Muhadjir Effendi, M.AP (Rektor Universitas Muhammadiyah Malang), (c) Prof. Dr. H. Mujamil Qamar (Penulis dan Pakar Manajemen Pendidikan Islam). Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah diperoleh data bahwa pengembangan pelatihan dan keterampilan untuk tenaga pendidik sudah direncanakan setiap tahun untuk mengadakan pelatihan atau seminar. Hal ini ditekankan sekali bagi guru yang sudah sertifikasi untuk menambah wawasan dan pengetahuan mereka dalam bidang pendidikan. (2) Tenaga Kependidikan Berdasarkan hasil wawancara dengan Pimpinan Ponpes Al-Furqan diperoleh data bahwa pengembangan keterampilan untuk tenaga kependidikan bersamaan dengan pelatihan dan keterampilan yang diberikan kepada tenaga pendidik, salah satunya dengan studi banding ke Ponpes yang ada di pulau Jawa sebagai pengembangan wawasan pengetahuan dalam bidang keterampilan tenaga pendidik juga keterampilan tenaga kependidikan. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah diperoleh data mengenai pengembangan keterampilan yang sudah diberikan kepada tenaga kependidikan berupa pelatihan atau seminar baik itu diadakan oleh Kementerian Agama Kota
Abdul Manaf, Manajemen 115 Tenaga Pendidik dan Kependidikan … setiap tahunnya selalu berbeda, hal ini terjadi karena menyesuaikan tuntutan kerja yang sesuai dengan kompetensinya. Selain itu, pembagian tugas tenaga pendidik bisa ditempatkan berbeda sekolah, misalnya guru Madrasah Tsanawiyah bisa ditempatkan di SMA atau SMK untuk memenuhi kebutuhan guru dan untuk memberdayakan SDM yang ada. Akan tetapi pembagian tugas tenaga pendidik tidak merubah pada penempatan awal dimana guru ditugaskan. Berdasarkan hasil wawancara dengan tenaga pendidik diperoleh data bahwa mereka ditugaskan mengajar setiap tahun berbeda sekolah di MI, MTs, SMA atau SMK, tetapi hanya diminta mengajar sebagian mata pelajaran saja. Masih lebih banyak ditugaskan sesuai dengan SK awal penempatan. b) Tenaga Kependidikan Berdasarkan hasil wawancara dengan Pimpinan Ponpes Al-Furqan diperoleh data bahwa pembagian tugas untuk tenaga kependidikan diserahkan langsung ke pihak kepala sekolah yang memperkerjakannya setelah dikonsultasikan dengan Pimpinan Ponpes, dan kinerjanya selalu diawasi oleh Pimpinan Ponpes AlFurqan. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah diperoleh data bahwa pembagian tugas tenaga pendidik diberikan secara terperinci, yaitu mengenai keadministrasian sekolah, baik itu mengenai pendataan surat keluar masuk, pengarsipan dokumentasi sekolah dan lain-lain. Berdasarkan hasil wawancara dengan tenaga pendidik diperoleh data bahwa pembagian tugas tenaga kependidikan diatur oleh Pimpinan Ponpes dan setiap tahun dilakukan evaluasi tugas tenaga kependidikan. 3) Beban Kerja dan Cuti a) Tenaga Pendidik Berdasarkan hasil wawancara dengan Pimpinan Ponpes Al-Furqan diperoleh data bahwa beban kerja tenaga pendidik memiliki ketentuan sebagai berikut: 1) Bagi PNS dan non PNS (honor) yang sudah bersertifikat pendidik beban kerja mengajarnya sebanyak 24 jam pelajaran perminggu. 2) Bagi
116 Ta’lim Muta’allim, Vol. III Nomor 05 Tahun 2013 tenaga pendidik yang belum mempunyai sertifikat pendidik diberikan jam mengajar secara berimbang jumlah jamnya. Untuk beban kerja pendidik ini tidak dibebankan sama dengan tenaga kependidikan, Pimpinan Ponpes memberikan kelonggaran bagi guru yang tidak memiliki jam mengajar boleh tidak berada di sekolah, kecuali ada jam mengajar. Sedangkan cuti, sejak berdiri ponpes al-Furqan sampai sekarang (2005-2012) belum ada yang mengajukan cuti tahunan, kecuali hanya cuti atau izin melahirkan atau kawin diberikan sesuai ketentuan yang berlaku. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah diperoleh data bahwa untuk beban kerja tenaga pendidik melihat dari sudah bersertifikat pendidik dan yang belum bersertifikat pendidik. Untuk tenaga pendidik yang bersertifikat pendidik dibebankan untuk mengajar minimal 24 JTM, sedangkan yang tidak bersertifikat pendidik jumlah jam mengajarnya bervariasi bisa mencapai 28 JTM. Untuk cuti tenaga pendidik mengajukannya kepada kepala sekolah dan diajukan lagi kepada Pimpinan Ponpes untuk keputusan akhirnya. Kemudian untuk mengatasi kekosongan jam mengajar, kepala sekolah mengatur dan menugaskan guru yang serumpun bidang studinya sedangkan untuk cuti kawin selama satu minggu. Berdasarkan hasil wawancara dengan tenaga pendidik diperoleh data bahwa beban mengajar diatur oleh kepala sekolah dengan ketentuan yang sudah disepakati dalam hasil rapat dari Pimpinan Ponpes dan kepala sekolah. Minimal beban kerja yang sudah sertifikasi 24 JTM sedangkan yang belum sertifikasi dibawah 24 JTM. Sedangkan untuk cuti cara mengusulkannya melalui kepala sekolah biasanya diberikan jangka waktu cuti selama satu minggu untuk cuti kawin dan 2 bulan untuk cuti melahirkan. b) Tenaga Kependidikan Berdasarkan hasil wawancara dengan Pimpinan Ponpes diperoleh data bahwa beban kerja untuk tenaga kependidikan sama dengan jam belajar siswa, yaitu dari jam 07.30 sampai dengan 16.00 wita. Untuk mengisi kekosongan jam pelajaran biasanya tenaga kependidikan diberdayakan untuk mengisinya.
Abdul Manaf, Manajemen 117 Tenaga Pendidik dan Kependidikan … Dalam hal cuti jangka waktu diberikan izin sama dengan tenaga pendidik. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah diperoleh data mengenai beban kerja tenaga kependidikan sudah ditetapkan berdasarkan keputusan rapat bahwa untuk tenaga kependidikan beban kerjanya lebih panjang dari beban kerja tenaga pendidik. Sedangkan untuk cuti yang lebih berwenang menentukan adalah kepala sekolah dan dilaporkan kepada pimpinan ponpes. c. Penggerakan 1) Pengembangan Dalam pengembangan Ponpes al-Furqan dibagi dua, yaitu fisik dan non fisik. a) Fisik Berdasarkan hasil dokumentasi diperoleh data bahwa pengembangan fisik di Ponpes Modern Al-Furqan pada tahun ajaran 2012/2013 ini dibangun tempat mabit atau asrama siswa untuk bermalam, selain itu untuk tahun ajaran ini direncanakan pula pembangunan ruang kelas sebanyak 6 lokal, 1 lokal ruang guru, 1 perpustakaan dan 1 ruang serbaguna. Berdasarkan hasil wawancara dengan Pimpinan Ponpes diperoleh data bahwa Ponpes Al-Furqan memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai karena selalu dikembangkan setiap tahunnya salah satunya dengan membangun ruang kepala sekolah, ruang ruang wakil kepala sekolah, ruang dewan guru, ruang kepala tata usaha. Selain itu, pada tahun ajaran 2011/2012 dibangun juga sarana laboratorium IPA, laboratorium Bahasa, laboratorium komputer, ruang perpustakaan, ruang kantin, ruang koperasi, ruang serbaguna, UKS, lapangan olahraga, kebun, kolam ikan, dan lapangan indoor untuk bulu tangkis dan voli. Dan dalam waktu dekat ini halaman Ponpes yang juga sebagai lapangan olahraga dan kegiatan lain akan dipasang batako. Dana pembangunan bersumber ini dari dana sumbangan siswa baru.